SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
Télécharger pour lire hors ligne
UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN HIDUP: 
1.Undang-Undang No.23 Tahun 1993, Tentang Pokok- Pokok Kesehatan. 
2.Undang-Undang No.23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 
3.Undang-Undang N0.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan Dan Permukiman 
4.Undang-Undang N0.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman 
5.Peraturan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
SAMPAH(Solid Waste) 
DEFINISI-DEFINISI SAMPAH 
Sampah adalahlimbah padat yang terdiri-dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagidan harus dikelola agar tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat, mencemari lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. (Departemen PU, Direktorat PLP, 1991). 
Sampah adalah limbah buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau tidak digunakan lagi. (Tchobanouglous, Theisen dan Vigil, 1993). 
Sampah adalah merupakan limbah yang berasal dari aktivitas manusia yang tidak terpakai baik organik maupun aorganik yang apabila tidak dikelola akan mengganggu kesehatan manusia dan menimbulkan dampak lingkungan (Keputusan Mentri Lingkungan Hidup, nomor: Kep.37/Men/ LH/ 7/ 1995).
Klasifikasi Sampah 
Sampah dapat digolongkan menjadi beberapa golongan menurut sumber, tipe, dan sifatnya: 
1.Penggolongan Sampah Berdasarkan Sumbarnya: 
Berdasarkan sumbernya (Tchobanouglous, Theisen dan Vigil, 1993) 
Mengemukakanbahwa sampah berasal dari aktivits manusia, fasilitas umum dan lokasi produksi dapat yang diklasifikasikan menjadi bebepa katogori, antara lain: 
1.1. Daerah PermukimanBerdasasarkan dari aktivitas rumah tangga lainnya, maka jenis sampah yang dihasilkan sampah basah dan sampah kering. Dengan bervariasinya kondisi permukiman untuk mempermudah operasi pengelolaan persampahan permukiman, maka dibedakan atas: 
a.Rumah teratur, dengan kriteria: Rumah yang ada tersusun rapi dan teratur di lengkapi dengan infrastruktur. Jalan yang dapat dilalui kendaraan pengumpul.
Kondisi rumah umumnya permanen. Kepadatan penduduk relatif kurang padat (<50 jiwa/Ha). 
b. Rumah tidak teratur, dengan kriteria: Rumah tersusun tidak rapi dan tidak teratur. Jalan relatif sempitKondisi rumah umumnya tidak permanenPenghasilan masyarakat umumnya relatif rendahKepadatan penduduk relatif padat (>50 jiwa/Ha) 
1.2. Daerah Komersial. 
Berasal dari pasar, pertokoan, penginapan/perhotelan, rumah makan/ restoran dan lain- lain. Jenis sampah yang dihasilkan bervariasi tergantung dari jenis kegiatan. 
1.3. Daerah Institusi 
Berasal dari sampah perkantoran, sekolah, fasiltas kesehatan dan lainnya. Umumnya sampah dari sumber ini lebih banyak dari jenis sampah kering. 
1.4. Sarana Umum. 
Berasal dari jalan dan trotoar, area terbuka/taman, pantai dan tempat rekreasi lainnya. Umumnya sampah dari sumer ini lebih banyak dari sampah kering.
1.5. Industri 
Berasal dari industri berat maupun ringan. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya tergantung dari pabrik/ industri itu sendiri atau bahan baku yang digunakannya. 
1.6. Pertanian 
Berasal dari sisa-sisa pertanian melipuiti perkebunan, perikanan dan peternakan. Sampah didominasi dari sisa-sisa hasil hasil kehgiatan berupa sampah organik dan non organik serta memiliki sampah B3 dari bahan kimia yang digunakan. 
2. Penggolongan Sampah BerdasarkanTipenya Berdasarkan tipenya sampah dapat digolongkan menjadi beberapa bagian (Peavy, 1985), yaitu: 
Sampah basah, sampah kering, sampah lembut, sampah bangunan, sampah jalan, sampah spesial, sampah pengelolaan air/ limbah, sampah B3, sampah industri.
3. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya. 
Menurut sumbernya (Hadiwiyoto, 1993), sampah dapat digolongkan dalam beberapa golongan menutur sifatnya: 
3.1. Sampah organik 
3.2. Sampah nonorganik 
Sampah organikadalah sampah yang dapat terurai dalam waktu yang tidak terlalu lama. 
Misalnya: Sampah sayuran ----mengalami pembusukan ----menjadi tanah. 
Contoh: Daun/ rumput, kayu, buah, sisa makanan, kertas, dll. 
Sampah Anorganikadalah sampah yang dapat terurai dalam waktu yang sangat lama. 
Misalnya: Plastik ------menjadi tanah. 
Contoh: Plastik, logam,kayu, Kain. Kaca,Karet, dll.
KARAKTERISTIK SAMPAH 
Karakteristik sampah adalah sifat-sifat sampah yang meliputi sifat fisik, kimiawi, dan biologinya. 
3.1. Karakter Fisik 
Komponen yang diperlukan dalam menentukan karekteristik sampah adalah mencangkup: 
a. Komponen Individual 
Contoh sampel diambil pada saringan yang tertahan pada saringan 50 mm, dipilih komponennya seperti: kertas, plastik, logam,kayu, kain, karet, makanan dan lain-lain. 
b. Berat Jenis Sampah 
Berat jenis sampah dapat dipengaruhi oleh keadaan geografis, iklim dan musim. 
Berat (kg) 
BJ (kg/liter) = 
Volume sampah
c. Kelembaban: 
Kelembaban sampah dinyatakan sebagai berat awal per berat kering, yaitu: 
a -b 
Kelembaban (%) = x 100 % 
a 
a= berat awal sampah (kg) 
b= berat sampah setelah dikeringkan (kg)
TIMBULAN SAMPAH 
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam masalah timbulan sampahadalah: 
1. Faktor Yang Mempengaruhi Timbulan Sampah. 
Adapun faktor yang mempengaruhi Timbulan Sampah adalah: Letak geografis(wilayah penggunungan, wilayah bantaran sungai, wilayah datar) Klimatologis(musim hujan, musim panas) Frekuensi pengumpulan sampah(2 x sehari, 1 kali 2 hari) Karakteristik populasi(jumlah penduduk dan penyebarannya) Kebiasaan masyarakat(pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan sampah/kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah). 
2. Metode Perhitungan Timbulan Sampah. 
Kuantitas dan komponen sampah merupakan faktor penting dalam perencanaan dan 
operasional sampah. Perhitungan jumlah perhitungan sampah dapat dilakukan dengan 
cara (Peavy,1985) yaitu: 
a. Analisa Cara Beban. 
Pada metode ini,kuantitas dan komponen sampah ditentukan dengan menghitung 
Volumedan komposisi fisik setiap beban sampah dalam priode waktu tertentu. Total 
massa dan distribusi setiap komposisi ditentukan dengan menggunakan rata-rata data 
densitas setiapkatagori.
b. Analisa Volume 
Metode ini hampir sama dengan di atas dengan penambahan perhitungan massa setiap beban. Jika densitas sampah tidak dianalis secara terpisah setiap katagorinya, maka penentuan distribusi massa`berdasarkan komposisi berupa nilai densitas. 
3. Besaran Timbulan Sampah 
Dalam SK-SNI -0401993-03 ditetapkan suatu spesifikasi timbulan sampah untuk kota sedang dan kota kecil di Indonesia adalah sebagai berikut: 
a. Komponen-komponen sumber sampah.
NOKomponnenSatuanVolume Berat 
sumber sampah (ltr)(kg) 
1.Rumah permanenPer orang/hari2,25-2,500,350-0,400 
2.Rumah semi permanenPer orang/hari2,00-2,250,300-0,350 
3.Rumah non permanenPer orang/hari1,75-2,000,250-0,300 
4.KontorPer orang/hari0,50-0,750,250-0,300 
5.Toko/rukuPer orang/hari2,50-3,000,150-0,350 
6.SekolahPer orang/hari0,10-0,150,010-0,020 
7.Jalan arteri sekunderPer orang/hari0,10-0,150,020-0,025 
8.Jalan lokalPer orang/hari0,05-0,100,005-0,025 
9.PasarPer orang/hari0,20-0,600,100-0,300 
b. Klasifikasi Kota 
Besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota seperti pada tabel di bawah ini: 
SatuanVolumeBerat 
NoKlasifikasi(L/org/hari) 
1Kota Sedang2,75-3,250,700-0,80 
2Kota Kecil2,50-2,750,625-0,70
Keterangan: 
Kota sedang adalah kota yang mempunyai kota dengan jumlah penduduk 100.000 
< P < 500.000 jiwa. 
Kota kecil adalah kota yang mempunyai kota dengan jumlah penduduk < 100.000 jiwa. 
TEKNIK OPERASIONAL SAMPAHTeknik operasional sampah meliputi: PerwadahanPengumpulanPengangkutanPengolahanPembuangan AkhirHubungan antara kegiatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Skema operasonal Pengelolaan Sampah 
Timbulan Sampah 
Pemilahan, pewadahan, dan pengolahan di sumber 
Pengumpulan 
Pemilahan dan pengolahan 
Pemindahan 
Pengangkutan 
Pembuangan Akhir 
TPS 
Transferdepo 
Dump Truk/ Arm Roll 
TPA 
Gerobak/pick up/ motor 
Bin, kantong, dllRumah, Pasar, kantor,dll
PERWADAHAN 
Perwadahan merupakan tahap awal dalam pengelolaan sampah. Pada tahap ini sebenarnya sudah terjadi pemilahan jenis sampah yaitu jenis sampah basah dan kering untuk mempermudah dalam pengolahannya. Faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan perwadahan sampah (Peavy,1985): Jenis sarana perwadahan yang digunakanPemilihan lokasi penempatan saranaKeindahan dan kesehatan lingkunganModel pengumpulan yang digunakan. 
Untuk jenis dan kapasitas sampah wadah yang digunakan tergantung dengan karakteristik sampah, volume timbulan, frekuensi timbulan dan area yang digunakan sebagai lokasi penempatan wadah. 
Sarana perwadahan sampah harus memenuhi syarat sebagai berikut (SK SNI T-13-1990 F) Konstruksi kuat dan tidak mudah rusak, dan kedap air. Mudah untuk diperbaiki jika rusakEkonomis dan mudah diperolehMudah dan cepat untuk dikosongkan 
Jenis wadah: kantong plastik, bin, bak batako, dan lain-lain. Sebaiknya sudah ada pemisahan antara sampah basah dan kering.
PENGUMPULAN SAMPAH 
Kegiatan pengumpulan sampahini adalah suatu kegiatan pengumpulan timbulan sampah dari proses perwadahan yang telah dilakukan dalam proses sebelumnya (perwadahan) untuk dikumpulkan pada suatu tempat pengumpulan sementara (TPS) atau langsung ketempat pembuangan akhir (TPA).Faktor yang penting dalam kegiatan pengumpulan sampah adalah sistem dan pola pengumpulan. 
Jenisnya: gerobak, mobil pick up, dll. 
1. SISTEM PENGUMPULAN 
a. Sistem Individual (door to door) 
Sistem ini dilakukan dengan cara petugas mendatangi dari rumah kerumah dengan membawa gerobak atau mobil pick up. Kemudian dikumpulkan di TPS terdekat. 
b. Sistem Komunal. 
Sistem ini pengumpulan dilakukan sendiri oleh masing-masing rumah tangga ketempat yang telah disediakan. Tempat yang telah disediakan berupa TPS (kontainer, maupun pasangan bak tetap bataco).
POLA PENGUMPULAN 
Dapat dibedakan menjadi pola individual langsung dan pola individual tak langsung, pola komunal langsung dan pola komunal tak lansung sera pola penyapuan jalan. 
a.Pola Pengumpulan individual Langsung 
adalah pengumpulan sampah dari sumbernya yang diangkut ke 
TPA tanpa melalui proses pemilahan secara individual/ perorangan. 
b. Pola individual tak lansung. 
adalah dimana sampah diangkut ke TPS, kemudian diangkut ke 
TPA secara perorangan. 
c. Pola komunal tak langsung. 
adalah sampah diangkut darititik perwadahan secara komunal ke TPS, dan kemudian dibawa 
ke TPA secara kelompok. 
d. Pola pengumpulan komunal langsung 
adalah pola pengumpulan sampah secara komunal yang 
dikumpulkan dan langsung dibawa ke TPA tanpa proses 
pengolahan secara kelompok. 
e. Pola penyapuan jalan 
Yaitu pola pengumpulan sampah yang dilakukan dengan 
penyapuan, misal penyapuan jalan.
PEMINDAHAN SAMPAH 
Pemindahan sampah adalah proses pengelolaan sampah setelah dilakukan pengumpulan sampah. 
Pemindahan sampah dapat dibedakan menjadi tiga kelompok (SK.SNI T-13-1990 F). 
a.Transfer Stasion 1 
adalah merupakan tempat pertemuan peralatan 
pengumpul dengan peralatan pengangkut sampah dan 
dapat digunakan sbg. Penyimpan alat, bengkel sederhana 
dan kantor pengendali, memerlukan luas 200 m2. 
b. Transfer Stasion 2 
merupakan tempat pertemuan peralatan pengumpul 
dengan peralatan pengangkut sebelum dilakukan pemindahan 
dan dapat digunakan sbg. Parkir gerobak. Luas lokasi yg dibutuhkan 
60 m2-200 m2 
b. Transfer Stasion 3 
merupakan tempat pertemuan peralatan pengumpul dengan 
kontainer (6 –10 m3 ) atau merupak lokasi pertemuan kontainer 
komunal 1-10 m3. Lokasi yang dibutuhkan 10-20 m2
PENGANGKUTAN SAMPAH 
Adalah kegiatan membawa sampah yang telah dikumpulkan di TPS dan dipindahkan ke peralatan pengangkut, kemudian dibawa ke TPA. 
a. Sistem Pemindahan Transfer Depo 
Yaitu kendaraan pengangkut sampah berangkat langsung dari pool menuju lokasi pemindahan/ transfer depountuk mengangkut sampah ke lokasi TPA, yang selanjutnya kembali ke TPS untuk ritasi selanjutnya. Lihat Gbr. Dibawah ini. 
Pool kendaraan 
Transfer depo 1,2..TPA
b. Sistem Pengosongan Kontainer 
Sistem pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer dapat dibedakan dengan 2 cara: 
1. Hauled Container System (HCS), yaitu sistem kontainer angkat/tidak tetap.Terbuat dari Baja yang dilengkapi dengan kait dan roll. 
2. Stasionary Container System (SCS), sistem kontainer tetap.Terbuat dari beton atau pasangan batu bata, dll yang tidak bisa dipin- pindahkan. 
1. Sistem Kontainer Angkat (HCS) 
Ada 3 pola sistem kontainer angkat/ Tidak Tetap, yaitu: 
1.a. Sitem Pengosongan kontainer Cara Angkat 1. 
Pada sistem ini kendaraan tanpa kontainer keluar dari pool menuju lokasi kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke TPA. Kontainer kosong kemudian dikembalikan ke lokasi TPS semula dan kendaraan menuju kontainer isi berikutnya untuk melakukan kegiatan hal yang sama. 
Lihat gambar dibawah ini.
Cara angkat 1 
TPAisi 
kosong 
Pool/Garasi 
TPS 1 
TPS 2 
TPS 3
1.b. Sitem Pengosongan kontainer Cara Angkat 2. 
Pada sistem ini kendaraan tanpa kontainer keluar dari pool menuju lokasi kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke TPA. Kontainer kosong kemudian dibawa ke lokasi berikutnya untuk ditukar dengan kontainer isi dan diangkut ke TPA, dan begitu seterusnya sampai ritasi terakhir. Lihat Gbr. 
TPA 
isi 
kosong 
Pool/garasi 
TPS.1 
TPS.2 
TPS 3
1.c. Sitem Pengosongan kontainer Cara Angkat 3. 
Pada sistem ini kendaraan dengankontainer keluar dari pool menuju lokasi kontainer isi pertama dengan membawa kontainer kosong untuk ditempatkan kelokasi TPS pertama dan ditukar dengan kontainer isi diangkut ke TPA, dan begitu seterusnya sampai keritasi terakhir. Lihat Gbr. 
TPA 
isi 
kosong 
pool 
1 
2 
3
Waktu Dan Jumlah Ritasi Kendaraan Pengangkut Sampah dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Tcobanogluos,1993): 
Thcs = Phcs + h+ S ………………………………. 2.3 
Dimana: 
T hcs = Waktu pertrip (jam/trip) 
P hcs = Waktu yang diperlukan untuk menuju lokasi kontainer berikutnya setelah 
meletakkan kontainer kosong dilokasi sebelumnya, waktu 
untuk mengambil kontainer penuh, dan waktu untuk 
mengembalikan kontainer kosong (jam). 
h = Waktu yag diperlukan menuju lokasi yang akan diangkut 
kontainernya (jam) 
S = Waktu menunggu dan membongkar di TPA (jam). 
Untuk hauled container system, nilai Phcs dan S relatif konstan tetapi waktu di TPS –TPA tergantung pada kecepatan dan jarak. Dari suatu analisa terhadap dari sejumlah kecepatan dan jarak TPS –TPA beberapa kendaraan sampah, nilai h dapat ditentukan dengan persamaan sbb:
h = a + bx 
Dimana: 
a = Emperical hauled time constant (jam/trip) 
b= Emperical hauled time constant (jam/trip) 
x= Jarak rata-rata lokasi constan/TPS-TPA (km/trip) 
Substitusi persamaan 2.3 ke persamaan 2.4, maka diperoleh persamaan: 
Phcs = pc + uc + dbc…………………………… 2.5 
dimana: 
Pc = waktu mengambil kontainer penuh (jam/trip) 
uc = waktu mletakkan kontainer kosong (jam/trip) 
dbc= waktu rata-rata antara kontainer (jam/trip) 
Jumlah trip perhari yang dapat dilakukan setiap kendaraan dihitung dgn persamaan sbb: 
Nd = { (1-w) H-(t1 –t2) } / Thcs …………………….. 2.6 
Dimana: 
Nd = Jumlah trip perhari 
H = waktu kerja perhari 
t1 = waktu dari pool ke lokasi kontainer pertama (jam).
t2 = waktu dari lokasi kontainer pertama (jam) 
Thcs = Waktu pertrip (jam) 
W = Faktor waktu non produktif mencangkup waktu untuk 
cheking pagi dan sore, perbaikan dan hal-hal tak terdiga. 
2. Sistem kontainer Tetap (Stasionary Container System/SCS). 
Sistim pengangkutan sampah dimana kontainer yang digunakan adalah kontainer tetap. Kendaraan keluar dari pool menuju lokasi TPS pertama untuk memindahkan sampah ke truk pengangkut, jika belum penuh kendaraan pengangkut menuju lokasi TPS yang kedua, dan begitu seterusnya sampai kendaraan penuh. Setelah truk penuh langsung menuju ke TPA untuk membongkar muatan. Hal tersebut dapat dilhat pada gambar dibawahn ini.
Sistem pengosongan dengan SCS (stasionery container system) 
TPA 
isi 
kosong 
1 
2 
3
a.Pengumpulan Mekanis 
Waktu pertrip dapat dihitung dalam persamaan: 
Tscs = Pscs + s + bx ………………………………………………….2.7 
P scs= C1 + Uc + (np) (dbc) …………………………………………2.8 
Dimana: 
Pscs = waktu yang diperlukan untuk memuat sampah dari lokasi pertama ke lokasi terakhir. 
C1 = Jumlah kontainer dikosongkan pertrip (kontainer/trip) 
Uc = Waktu rata-rata untuk mengosongkan kontainer (jam/kontainer) 
np = Jumlah kontainer pertrip (lokasi/trip) 
Dbc = waktu rata-rata antara lokasi kontainer (jam/lokasi) 
C1 = vr / cf 
Dimana: 
v =volume alat angkut (m3/trip) 
r = rasio kompeksi 
c = volume kontainer (m3/kontainer) 
f = weight kontainer utizalition factor. 
Dengan diperoleh jumlah trip perhari (dibulatkan), waktu yang 
sebenarnya dibutuhkan adalah: 
H = { (t1-t2) + Nd . T scs } / ( 1 -w ) …………………………….. 2.10
Dimana : 
t1= waktu tempuh dari pool (garasi) ke kontainer 1. (jam) 
t2 = waktu tempuh dari TPA ke pool (jam) 
b.Pengumpulan Manual 
Jika digunakan pengumpulan manual, maka jumlah lokasi dalam 1 trip 
dengan persamaan: 
Nd = 60 Pscs . n /tp ………………………………………………… 2.11 
Dimana: 
Nd = jumlah lokasi per trip 
60 = faktor koefisien jam ke menit 
N = Jumlah pengumpul (orang) 
tp= waktu pengambilan perlokasi 
Jumlah volume sampah yang dapat terangkut/ trip dapat dihitung 
dengan persamaan: 
v (m3) = (Vp. Np) / ( r ) ……………………………………………..2.12 
Dimana: 
V = volume yg dpt dikumpulkan pertrip (m3) 
Vp = Vol.sampah terkumpul perlokasi TPS (m3) 
NP= Jlm.lokasi TPS, 
r = faktor kepdatan.

Contenu connexe

Tendances

Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
PPT Pengolahan Sampah Perkotaan
PPT Pengolahan Sampah PerkotaanPPT Pengolahan Sampah Perkotaan
PPT Pengolahan Sampah PerkotaanAzzah Fizda
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Joy Irman
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Instansi
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Joy Irman
 
Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan SampahJoy Irman
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)Joy Irman
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Joy Irman
 
Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatInoy Trisnaini
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan PersampahanPeraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan PersampahanJoy Irman
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
 
Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampahPengelolaan sampah
Pengelolaan sampahSiti Aisyah
 
Penyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihPenyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihguestcb0db
 

Tendances (20)

Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
PPT Pengolahan Sampah Perkotaan
PPT Pengolahan Sampah PerkotaanPPT Pengolahan Sampah Perkotaan
PPT Pengolahan Sampah Perkotaan
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3
 
PPT Pengelolaan sampah
PPT Pengelolaan sampahPPT Pengelolaan sampah
PPT Pengelolaan sampah
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
 
Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan Sampah
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
 
Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor Lalat
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan PersampahanPeraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
 
Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampahPengelolaan sampah
Pengelolaan sampah
 
Penyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihPenyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersih
 

Similaire à Limbah Padat

Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifPerencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifRafi Perdana Setyo
 
Peran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penangananPeran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penangananmuhsyahdam
 
Laporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuliLaporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopulimuhbaskoro
 
Presentation1 proker
Presentation1 prokerPresentation1 proker
Presentation1 prokerrizky nofri
 
Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...
Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...
Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...Penataan Ruang
 
Makalah ekologi
Makalah ekologiMakalah ekologi
Makalah ekologiArdianti
 
Deskripsi teori sampah
Deskripsi teori sampahDeskripsi teori sampah
Deskripsi teori sampahSisi Yanti
 
LAPORAN TIMBULAN SAMPAH
LAPORAN TIMBULAN SAMPAHLAPORAN TIMBULAN SAMPAH
LAPORAN TIMBULAN SAMPAHFaraAffandi
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik'Dimas Keren
 

Similaire à Limbah Padat (20)

Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifPerencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
 
Landasan teori sampah
Landasan teori sampahLandasan teori sampah
Landasan teori sampah
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Peran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penangananPeran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penanganan
 
Laporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuliLaporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuli
 
Presentation1 proker
Presentation1 prokerPresentation1 proker
Presentation1 proker
 
Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...
Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...
Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...
 
Makalah ekologi
Makalah ekologiMakalah ekologi
Makalah ekologi
 
Deskripsi teori sampah
Deskripsi teori sampahDeskripsi teori sampah
Deskripsi teori sampah
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
LAPORAN TIMBULAN SAMPAH
LAPORAN TIMBULAN SAMPAHLAPORAN TIMBULAN SAMPAH
LAPORAN TIMBULAN SAMPAH
 
Makalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampahMakalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampah
 
Makalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampahMakalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampah
 
Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampahPengelolaan sampah
Pengelolaan sampah
 
Pertemuan 09
Pertemuan 09Pertemuan 09
Pertemuan 09
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
 

Plus de Nurul Angreliany

Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Teknik Penulisan Karya Tulis IlmiahTeknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Teknik Penulisan Karya Tulis IlmiahNurul Angreliany
 
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJTata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJNurul Angreliany
 
Pengantar Penilaian Kinerja dan SKHK JF PPBJ
Pengantar Penilaian Kinerja dan SKHK JF PPBJPengantar Penilaian Kinerja dan SKHK JF PPBJ
Pengantar Penilaian Kinerja dan SKHK JF PPBJNurul Angreliany
 
SKHK Pengembangan Profesi & Penunjang
SKHK Pengembangan Profesi & PenunjangSKHK Pengembangan Profesi & Penunjang
SKHK Pengembangan Profesi & PenunjangNurul Angreliany
 
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJTata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJNurul Angreliany
 
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)Nurul Angreliany
 
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4Nurul Angreliany
 
Materi 9 pengadaan khusus - versi 4
Materi 9   pengadaan khusus - versi 4Materi 9   pengadaan khusus - versi 4
Materi 9 pengadaan khusus - versi 4Nurul Angreliany
 
Materi 8 pelaksanaan pbj melalui penyedia - versi 4 (1)
Materi 8   pelaksanaan pbj melalui penyedia - versi 4 (1)Materi 8   pelaksanaan pbj melalui penyedia - versi 4 (1)
Materi 8 pelaksanaan pbj melalui penyedia - versi 4 (1)Nurul Angreliany
 
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
Materi 7   pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4Materi 7   pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4Nurul Angreliany
 
Materi 6 persiapan pbj - versi 4
Materi 6   persiapan pbj - versi 4Materi 6   persiapan pbj - versi 4
Materi 6 persiapan pbj - versi 4Nurul Angreliany
 
Materi 5 perencanaan pengadaan - versi 4
Materi 5   perencanaan pengadaan - versi 4Materi 5   perencanaan pengadaan - versi 4
Materi 5 perencanaan pengadaan - versi 4Nurul Angreliany
 
Materi 4 pbj secara elektronik, sdm dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,...
Materi 4   pbj secara elektronik, sdm dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,...Materi 4   pbj secara elektronik, sdm dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,...
Materi 4 pbj secara elektronik, sdm dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,...Nurul Angreliany
 
Materi 3 pelaku pbj- versi 4
Materi 3   pelaku pbj- versi 4Materi 3   pelaku pbj- versi 4
Materi 3 pelaku pbj- versi 4Nurul Angreliany
 
Materi 2 tujuan, kebijakan, prinsip, dan etika pbj - versi 4
Materi 2   tujuan,  kebijakan, prinsip, dan etika pbj -  versi 4Materi 2   tujuan,  kebijakan, prinsip, dan etika pbj -  versi 4
Materi 2 tujuan, kebijakan, prinsip, dan etika pbj - versi 4Nurul Angreliany
 
Materi 1 ketentuan umum - versi 4
Materi 1   ketentuan umum - versi 4Materi 1   ketentuan umum - versi 4
Materi 1 ketentuan umum - versi 4Nurul Angreliany
 

Plus de Nurul Angreliany (20)

Pengantar Pengadaan
Pengantar PengadaanPengantar Pengadaan
Pengantar Pengadaan
 
Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Teknik Penulisan Karya Tulis IlmiahTeknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
 
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJTata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
 
Pengantar Penilaian Kinerja dan SKHK JF PPBJ
Pengantar Penilaian Kinerja dan SKHK JF PPBJPengantar Penilaian Kinerja dan SKHK JF PPBJ
Pengantar Penilaian Kinerja dan SKHK JF PPBJ
 
SKHK JF PPBJ - Ahli Madya
SKHK JF PPBJ - Ahli MadyaSKHK JF PPBJ - Ahli Madya
SKHK JF PPBJ - Ahli Madya
 
SKHK Pengembangan Profesi & Penunjang
SKHK Pengembangan Profesi & PenunjangSKHK Pengembangan Profesi & Penunjang
SKHK Pengembangan Profesi & Penunjang
 
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJTata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
Tata Cara Penilaian Angka Kredit JF PPBJ
 
SKHK JF PPBJ - Ahli Muda
SKHK JF PPBJ  - Ahli MudaSKHK JF PPBJ  - Ahli Muda
SKHK JF PPBJ - Ahli Muda
 
SKHK JF PPBJ Ahli Pertama
SKHK JF PPBJ Ahli PertamaSKHK JF PPBJ Ahli Pertama
SKHK JF PPBJ Ahli Pertama
 
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
Materi 1. Integritas dan Profesionalisme Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ)
 
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
 
Materi 9 pengadaan khusus - versi 4
Materi 9   pengadaan khusus - versi 4Materi 9   pengadaan khusus - versi 4
Materi 9 pengadaan khusus - versi 4
 
Materi 8 pelaksanaan pbj melalui penyedia - versi 4 (1)
Materi 8   pelaksanaan pbj melalui penyedia - versi 4 (1)Materi 8   pelaksanaan pbj melalui penyedia - versi 4 (1)
Materi 8 pelaksanaan pbj melalui penyedia - versi 4 (1)
 
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
Materi 7   pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4Materi 7   pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4
 
Materi 6 persiapan pbj - versi 4
Materi 6   persiapan pbj - versi 4Materi 6   persiapan pbj - versi 4
Materi 6 persiapan pbj - versi 4
 
Materi 5 perencanaan pengadaan - versi 4
Materi 5   perencanaan pengadaan - versi 4Materi 5   perencanaan pengadaan - versi 4
Materi 5 perencanaan pengadaan - versi 4
 
Materi 4 pbj secara elektronik, sdm dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,...
Materi 4   pbj secara elektronik, sdm dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,...Materi 4   pbj secara elektronik, sdm dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,...
Materi 4 pbj secara elektronik, sdm dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,...
 
Materi 3 pelaku pbj- versi 4
Materi 3   pelaku pbj- versi 4Materi 3   pelaku pbj- versi 4
Materi 3 pelaku pbj- versi 4
 
Materi 2 tujuan, kebijakan, prinsip, dan etika pbj - versi 4
Materi 2   tujuan,  kebijakan, prinsip, dan etika pbj -  versi 4Materi 2   tujuan,  kebijakan, prinsip, dan etika pbj -  versi 4
Materi 2 tujuan, kebijakan, prinsip, dan etika pbj - versi 4
 
Materi 1 ketentuan umum - versi 4
Materi 1   ketentuan umum - versi 4Materi 1   ketentuan umum - versi 4
Materi 1 ketentuan umum - versi 4
 

Dernier

MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataDAVIDSTEVENSONSIMBOL
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 

Dernier (14)

MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 

Limbah Padat

  • 1. UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN HIDUP: 1.Undang-Undang No.23 Tahun 1993, Tentang Pokok- Pokok Kesehatan. 2.Undang-Undang No.23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3.Undang-Undang N0.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan Dan Permukiman 4.Undang-Undang N0.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman 5.Peraturan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
  • 2. SAMPAH(Solid Waste) DEFINISI-DEFINISI SAMPAH Sampah adalahlimbah padat yang terdiri-dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagidan harus dikelola agar tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat, mencemari lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. (Departemen PU, Direktorat PLP, 1991). Sampah adalah limbah buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau tidak digunakan lagi. (Tchobanouglous, Theisen dan Vigil, 1993). Sampah adalah merupakan limbah yang berasal dari aktivitas manusia yang tidak terpakai baik organik maupun aorganik yang apabila tidak dikelola akan mengganggu kesehatan manusia dan menimbulkan dampak lingkungan (Keputusan Mentri Lingkungan Hidup, nomor: Kep.37/Men/ LH/ 7/ 1995).
  • 3. Klasifikasi Sampah Sampah dapat digolongkan menjadi beberapa golongan menurut sumber, tipe, dan sifatnya: 1.Penggolongan Sampah Berdasarkan Sumbarnya: Berdasarkan sumbernya (Tchobanouglous, Theisen dan Vigil, 1993) Mengemukakanbahwa sampah berasal dari aktivits manusia, fasilitas umum dan lokasi produksi dapat yang diklasifikasikan menjadi bebepa katogori, antara lain: 1.1. Daerah PermukimanBerdasasarkan dari aktivitas rumah tangga lainnya, maka jenis sampah yang dihasilkan sampah basah dan sampah kering. Dengan bervariasinya kondisi permukiman untuk mempermudah operasi pengelolaan persampahan permukiman, maka dibedakan atas: a.Rumah teratur, dengan kriteria: Rumah yang ada tersusun rapi dan teratur di lengkapi dengan infrastruktur. Jalan yang dapat dilalui kendaraan pengumpul.
  • 4. Kondisi rumah umumnya permanen. Kepadatan penduduk relatif kurang padat (<50 jiwa/Ha). b. Rumah tidak teratur, dengan kriteria: Rumah tersusun tidak rapi dan tidak teratur. Jalan relatif sempitKondisi rumah umumnya tidak permanenPenghasilan masyarakat umumnya relatif rendahKepadatan penduduk relatif padat (>50 jiwa/Ha) 1.2. Daerah Komersial. Berasal dari pasar, pertokoan, penginapan/perhotelan, rumah makan/ restoran dan lain- lain. Jenis sampah yang dihasilkan bervariasi tergantung dari jenis kegiatan. 1.3. Daerah Institusi Berasal dari sampah perkantoran, sekolah, fasiltas kesehatan dan lainnya. Umumnya sampah dari sumber ini lebih banyak dari jenis sampah kering. 1.4. Sarana Umum. Berasal dari jalan dan trotoar, area terbuka/taman, pantai dan tempat rekreasi lainnya. Umumnya sampah dari sumer ini lebih banyak dari sampah kering.
  • 5. 1.5. Industri Berasal dari industri berat maupun ringan. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya tergantung dari pabrik/ industri itu sendiri atau bahan baku yang digunakannya. 1.6. Pertanian Berasal dari sisa-sisa pertanian melipuiti perkebunan, perikanan dan peternakan. Sampah didominasi dari sisa-sisa hasil hasil kehgiatan berupa sampah organik dan non organik serta memiliki sampah B3 dari bahan kimia yang digunakan. 2. Penggolongan Sampah BerdasarkanTipenya Berdasarkan tipenya sampah dapat digolongkan menjadi beberapa bagian (Peavy, 1985), yaitu: Sampah basah, sampah kering, sampah lembut, sampah bangunan, sampah jalan, sampah spesial, sampah pengelolaan air/ limbah, sampah B3, sampah industri.
  • 6. 3. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya. Menurut sumbernya (Hadiwiyoto, 1993), sampah dapat digolongkan dalam beberapa golongan menutur sifatnya: 3.1. Sampah organik 3.2. Sampah nonorganik Sampah organikadalah sampah yang dapat terurai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Misalnya: Sampah sayuran ----mengalami pembusukan ----menjadi tanah. Contoh: Daun/ rumput, kayu, buah, sisa makanan, kertas, dll. Sampah Anorganikadalah sampah yang dapat terurai dalam waktu yang sangat lama. Misalnya: Plastik ------menjadi tanah. Contoh: Plastik, logam,kayu, Kain. Kaca,Karet, dll.
  • 7. KARAKTERISTIK SAMPAH Karakteristik sampah adalah sifat-sifat sampah yang meliputi sifat fisik, kimiawi, dan biologinya. 3.1. Karakter Fisik Komponen yang diperlukan dalam menentukan karekteristik sampah adalah mencangkup: a. Komponen Individual Contoh sampel diambil pada saringan yang tertahan pada saringan 50 mm, dipilih komponennya seperti: kertas, plastik, logam,kayu, kain, karet, makanan dan lain-lain. b. Berat Jenis Sampah Berat jenis sampah dapat dipengaruhi oleh keadaan geografis, iklim dan musim. Berat (kg) BJ (kg/liter) = Volume sampah
  • 8. c. Kelembaban: Kelembaban sampah dinyatakan sebagai berat awal per berat kering, yaitu: a -b Kelembaban (%) = x 100 % a a= berat awal sampah (kg) b= berat sampah setelah dikeringkan (kg)
  • 9. TIMBULAN SAMPAH Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam masalah timbulan sampahadalah: 1. Faktor Yang Mempengaruhi Timbulan Sampah. Adapun faktor yang mempengaruhi Timbulan Sampah adalah: Letak geografis(wilayah penggunungan, wilayah bantaran sungai, wilayah datar) Klimatologis(musim hujan, musim panas) Frekuensi pengumpulan sampah(2 x sehari, 1 kali 2 hari) Karakteristik populasi(jumlah penduduk dan penyebarannya) Kebiasaan masyarakat(pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan sampah/kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah). 2. Metode Perhitungan Timbulan Sampah. Kuantitas dan komponen sampah merupakan faktor penting dalam perencanaan dan operasional sampah. Perhitungan jumlah perhitungan sampah dapat dilakukan dengan cara (Peavy,1985) yaitu: a. Analisa Cara Beban. Pada metode ini,kuantitas dan komponen sampah ditentukan dengan menghitung Volumedan komposisi fisik setiap beban sampah dalam priode waktu tertentu. Total massa dan distribusi setiap komposisi ditentukan dengan menggunakan rata-rata data densitas setiapkatagori.
  • 10. b. Analisa Volume Metode ini hampir sama dengan di atas dengan penambahan perhitungan massa setiap beban. Jika densitas sampah tidak dianalis secara terpisah setiap katagorinya, maka penentuan distribusi massa`berdasarkan komposisi berupa nilai densitas. 3. Besaran Timbulan Sampah Dalam SK-SNI -0401993-03 ditetapkan suatu spesifikasi timbulan sampah untuk kota sedang dan kota kecil di Indonesia adalah sebagai berikut: a. Komponen-komponen sumber sampah.
  • 11. NOKomponnenSatuanVolume Berat sumber sampah (ltr)(kg) 1.Rumah permanenPer orang/hari2,25-2,500,350-0,400 2.Rumah semi permanenPer orang/hari2,00-2,250,300-0,350 3.Rumah non permanenPer orang/hari1,75-2,000,250-0,300 4.KontorPer orang/hari0,50-0,750,250-0,300 5.Toko/rukuPer orang/hari2,50-3,000,150-0,350 6.SekolahPer orang/hari0,10-0,150,010-0,020 7.Jalan arteri sekunderPer orang/hari0,10-0,150,020-0,025 8.Jalan lokalPer orang/hari0,05-0,100,005-0,025 9.PasarPer orang/hari0,20-0,600,100-0,300 b. Klasifikasi Kota Besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota seperti pada tabel di bawah ini: SatuanVolumeBerat NoKlasifikasi(L/org/hari) 1Kota Sedang2,75-3,250,700-0,80 2Kota Kecil2,50-2,750,625-0,70
  • 12. Keterangan: Kota sedang adalah kota yang mempunyai kota dengan jumlah penduduk 100.000 < P < 500.000 jiwa. Kota kecil adalah kota yang mempunyai kota dengan jumlah penduduk < 100.000 jiwa. TEKNIK OPERASIONAL SAMPAHTeknik operasional sampah meliputi: PerwadahanPengumpulanPengangkutanPengolahanPembuangan AkhirHubungan antara kegiatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
  • 13. Skema operasonal Pengelolaan Sampah Timbulan Sampah Pemilahan, pewadahan, dan pengolahan di sumber Pengumpulan Pemilahan dan pengolahan Pemindahan Pengangkutan Pembuangan Akhir TPS Transferdepo Dump Truk/ Arm Roll TPA Gerobak/pick up/ motor Bin, kantong, dllRumah, Pasar, kantor,dll
  • 14. PERWADAHAN Perwadahan merupakan tahap awal dalam pengelolaan sampah. Pada tahap ini sebenarnya sudah terjadi pemilahan jenis sampah yaitu jenis sampah basah dan kering untuk mempermudah dalam pengolahannya. Faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan perwadahan sampah (Peavy,1985): Jenis sarana perwadahan yang digunakanPemilihan lokasi penempatan saranaKeindahan dan kesehatan lingkunganModel pengumpulan yang digunakan. Untuk jenis dan kapasitas sampah wadah yang digunakan tergantung dengan karakteristik sampah, volume timbulan, frekuensi timbulan dan area yang digunakan sebagai lokasi penempatan wadah. Sarana perwadahan sampah harus memenuhi syarat sebagai berikut (SK SNI T-13-1990 F) Konstruksi kuat dan tidak mudah rusak, dan kedap air. Mudah untuk diperbaiki jika rusakEkonomis dan mudah diperolehMudah dan cepat untuk dikosongkan Jenis wadah: kantong plastik, bin, bak batako, dan lain-lain. Sebaiknya sudah ada pemisahan antara sampah basah dan kering.
  • 15. PENGUMPULAN SAMPAH Kegiatan pengumpulan sampahini adalah suatu kegiatan pengumpulan timbulan sampah dari proses perwadahan yang telah dilakukan dalam proses sebelumnya (perwadahan) untuk dikumpulkan pada suatu tempat pengumpulan sementara (TPS) atau langsung ketempat pembuangan akhir (TPA).Faktor yang penting dalam kegiatan pengumpulan sampah adalah sistem dan pola pengumpulan. Jenisnya: gerobak, mobil pick up, dll. 1. SISTEM PENGUMPULAN a. Sistem Individual (door to door) Sistem ini dilakukan dengan cara petugas mendatangi dari rumah kerumah dengan membawa gerobak atau mobil pick up. Kemudian dikumpulkan di TPS terdekat. b. Sistem Komunal. Sistem ini pengumpulan dilakukan sendiri oleh masing-masing rumah tangga ketempat yang telah disediakan. Tempat yang telah disediakan berupa TPS (kontainer, maupun pasangan bak tetap bataco).
  • 16. POLA PENGUMPULAN Dapat dibedakan menjadi pola individual langsung dan pola individual tak langsung, pola komunal langsung dan pola komunal tak lansung sera pola penyapuan jalan. a.Pola Pengumpulan individual Langsung adalah pengumpulan sampah dari sumbernya yang diangkut ke TPA tanpa melalui proses pemilahan secara individual/ perorangan. b. Pola individual tak lansung. adalah dimana sampah diangkut ke TPS, kemudian diangkut ke TPA secara perorangan. c. Pola komunal tak langsung. adalah sampah diangkut darititik perwadahan secara komunal ke TPS, dan kemudian dibawa ke TPA secara kelompok. d. Pola pengumpulan komunal langsung adalah pola pengumpulan sampah secara komunal yang dikumpulkan dan langsung dibawa ke TPA tanpa proses pengolahan secara kelompok. e. Pola penyapuan jalan Yaitu pola pengumpulan sampah yang dilakukan dengan penyapuan, misal penyapuan jalan.
  • 17. PEMINDAHAN SAMPAH Pemindahan sampah adalah proses pengelolaan sampah setelah dilakukan pengumpulan sampah. Pemindahan sampah dapat dibedakan menjadi tiga kelompok (SK.SNI T-13-1990 F). a.Transfer Stasion 1 adalah merupakan tempat pertemuan peralatan pengumpul dengan peralatan pengangkut sampah dan dapat digunakan sbg. Penyimpan alat, bengkel sederhana dan kantor pengendali, memerlukan luas 200 m2. b. Transfer Stasion 2 merupakan tempat pertemuan peralatan pengumpul dengan peralatan pengangkut sebelum dilakukan pemindahan dan dapat digunakan sbg. Parkir gerobak. Luas lokasi yg dibutuhkan 60 m2-200 m2 b. Transfer Stasion 3 merupakan tempat pertemuan peralatan pengumpul dengan kontainer (6 –10 m3 ) atau merupak lokasi pertemuan kontainer komunal 1-10 m3. Lokasi yang dibutuhkan 10-20 m2
  • 18. PENGANGKUTAN SAMPAH Adalah kegiatan membawa sampah yang telah dikumpulkan di TPS dan dipindahkan ke peralatan pengangkut, kemudian dibawa ke TPA. a. Sistem Pemindahan Transfer Depo Yaitu kendaraan pengangkut sampah berangkat langsung dari pool menuju lokasi pemindahan/ transfer depountuk mengangkut sampah ke lokasi TPA, yang selanjutnya kembali ke TPS untuk ritasi selanjutnya. Lihat Gbr. Dibawah ini. Pool kendaraan Transfer depo 1,2..TPA
  • 19. b. Sistem Pengosongan Kontainer Sistem pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer dapat dibedakan dengan 2 cara: 1. Hauled Container System (HCS), yaitu sistem kontainer angkat/tidak tetap.Terbuat dari Baja yang dilengkapi dengan kait dan roll. 2. Stasionary Container System (SCS), sistem kontainer tetap.Terbuat dari beton atau pasangan batu bata, dll yang tidak bisa dipin- pindahkan. 1. Sistem Kontainer Angkat (HCS) Ada 3 pola sistem kontainer angkat/ Tidak Tetap, yaitu: 1.a. Sitem Pengosongan kontainer Cara Angkat 1. Pada sistem ini kendaraan tanpa kontainer keluar dari pool menuju lokasi kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke TPA. Kontainer kosong kemudian dikembalikan ke lokasi TPS semula dan kendaraan menuju kontainer isi berikutnya untuk melakukan kegiatan hal yang sama. Lihat gambar dibawah ini.
  • 20. Cara angkat 1 TPAisi kosong Pool/Garasi TPS 1 TPS 2 TPS 3
  • 21. 1.b. Sitem Pengosongan kontainer Cara Angkat 2. Pada sistem ini kendaraan tanpa kontainer keluar dari pool menuju lokasi kontainer isi pertama untuk mengangkut sampah ke TPA. Kontainer kosong kemudian dibawa ke lokasi berikutnya untuk ditukar dengan kontainer isi dan diangkut ke TPA, dan begitu seterusnya sampai ritasi terakhir. Lihat Gbr. TPA isi kosong Pool/garasi TPS.1 TPS.2 TPS 3
  • 22. 1.c. Sitem Pengosongan kontainer Cara Angkat 3. Pada sistem ini kendaraan dengankontainer keluar dari pool menuju lokasi kontainer isi pertama dengan membawa kontainer kosong untuk ditempatkan kelokasi TPS pertama dan ditukar dengan kontainer isi diangkut ke TPA, dan begitu seterusnya sampai keritasi terakhir. Lihat Gbr. TPA isi kosong pool 1 2 3
  • 23. Waktu Dan Jumlah Ritasi Kendaraan Pengangkut Sampah dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Tcobanogluos,1993): Thcs = Phcs + h+ S ………………………………. 2.3 Dimana: T hcs = Waktu pertrip (jam/trip) P hcs = Waktu yang diperlukan untuk menuju lokasi kontainer berikutnya setelah meletakkan kontainer kosong dilokasi sebelumnya, waktu untuk mengambil kontainer penuh, dan waktu untuk mengembalikan kontainer kosong (jam). h = Waktu yag diperlukan menuju lokasi yang akan diangkut kontainernya (jam) S = Waktu menunggu dan membongkar di TPA (jam). Untuk hauled container system, nilai Phcs dan S relatif konstan tetapi waktu di TPS –TPA tergantung pada kecepatan dan jarak. Dari suatu analisa terhadap dari sejumlah kecepatan dan jarak TPS –TPA beberapa kendaraan sampah, nilai h dapat ditentukan dengan persamaan sbb:
  • 24. h = a + bx Dimana: a = Emperical hauled time constant (jam/trip) b= Emperical hauled time constant (jam/trip) x= Jarak rata-rata lokasi constan/TPS-TPA (km/trip) Substitusi persamaan 2.3 ke persamaan 2.4, maka diperoleh persamaan: Phcs = pc + uc + dbc…………………………… 2.5 dimana: Pc = waktu mengambil kontainer penuh (jam/trip) uc = waktu mletakkan kontainer kosong (jam/trip) dbc= waktu rata-rata antara kontainer (jam/trip) Jumlah trip perhari yang dapat dilakukan setiap kendaraan dihitung dgn persamaan sbb: Nd = { (1-w) H-(t1 –t2) } / Thcs …………………….. 2.6 Dimana: Nd = Jumlah trip perhari H = waktu kerja perhari t1 = waktu dari pool ke lokasi kontainer pertama (jam).
  • 25. t2 = waktu dari lokasi kontainer pertama (jam) Thcs = Waktu pertrip (jam) W = Faktor waktu non produktif mencangkup waktu untuk cheking pagi dan sore, perbaikan dan hal-hal tak terdiga. 2. Sistem kontainer Tetap (Stasionary Container System/SCS). Sistim pengangkutan sampah dimana kontainer yang digunakan adalah kontainer tetap. Kendaraan keluar dari pool menuju lokasi TPS pertama untuk memindahkan sampah ke truk pengangkut, jika belum penuh kendaraan pengangkut menuju lokasi TPS yang kedua, dan begitu seterusnya sampai kendaraan penuh. Setelah truk penuh langsung menuju ke TPA untuk membongkar muatan. Hal tersebut dapat dilhat pada gambar dibawahn ini.
  • 26. Sistem pengosongan dengan SCS (stasionery container system) TPA isi kosong 1 2 3
  • 27. a.Pengumpulan Mekanis Waktu pertrip dapat dihitung dalam persamaan: Tscs = Pscs + s + bx ………………………………………………….2.7 P scs= C1 + Uc + (np) (dbc) …………………………………………2.8 Dimana: Pscs = waktu yang diperlukan untuk memuat sampah dari lokasi pertama ke lokasi terakhir. C1 = Jumlah kontainer dikosongkan pertrip (kontainer/trip) Uc = Waktu rata-rata untuk mengosongkan kontainer (jam/kontainer) np = Jumlah kontainer pertrip (lokasi/trip) Dbc = waktu rata-rata antara lokasi kontainer (jam/lokasi) C1 = vr / cf Dimana: v =volume alat angkut (m3/trip) r = rasio kompeksi c = volume kontainer (m3/kontainer) f = weight kontainer utizalition factor. Dengan diperoleh jumlah trip perhari (dibulatkan), waktu yang sebenarnya dibutuhkan adalah: H = { (t1-t2) + Nd . T scs } / ( 1 -w ) …………………………….. 2.10
  • 28. Dimana : t1= waktu tempuh dari pool (garasi) ke kontainer 1. (jam) t2 = waktu tempuh dari TPA ke pool (jam) b.Pengumpulan Manual Jika digunakan pengumpulan manual, maka jumlah lokasi dalam 1 trip dengan persamaan: Nd = 60 Pscs . n /tp ………………………………………………… 2.11 Dimana: Nd = jumlah lokasi per trip 60 = faktor koefisien jam ke menit N = Jumlah pengumpul (orang) tp= waktu pengambilan perlokasi Jumlah volume sampah yang dapat terangkut/ trip dapat dihitung dengan persamaan: v (m3) = (Vp. Np) / ( r ) ……………………………………………..2.12 Dimana: V = volume yg dpt dikumpulkan pertrip (m3) Vp = Vol.sampah terkumpul perlokasi TPS (m3) NP= Jlm.lokasi TPS, r = faktor kepdatan.