SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  62
Company
2011
LOGO




          Pajak Penghasilan
               Pasal 23


                      Distributed by
           http://anindya-auditor.blogspot.com
Point Presentasi


               Dasar Hukum


                  Pemotong PPh Pasal 23


                    Objek PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
                   Tarif


               Pengecualian
Dasar Hukum


1.   Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan

2.   PMK Nomor 251/PMK.03/2008 tentang Penghasilan atas Jasa Keuangan
     yang Dilakukan oleh Badan Usaha yang Berfungsi sebagai Penyalur
     Pinjaman dan/atau Pembiayaan yang tidak Dilakukan Pemotongan Pajak
     Penghasilan Pasal 23

3.   PMK Nomor 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa Lain sebagaimana
     dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor
     36 Tahun 2008

4.   Per Dirjen Pajak Nomor PER-33/PJ/2009 tentang Perlakuan Pajak
     Penghasilan atas Penghasilan berupa Royalti dari Hasil Karya Sinematografi

5.   Kep Dirjen Pajak Nomor KEP-395/PJ./2001 tentang Pengenaan Pajak
     Penghasilan atas Hadiah dan Penghargaan
Penjelasan


1.   Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-35/PJ/2010
     tentang Pengertian Sewa dan Penghasilan Lain sehubungan
     dengan Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, dan
     Jasa Konsultan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1)
     huruf c UU Nomor 36 Tahun 2008;

2.   Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-53/PJ/2009
     tentang Jumlah Bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
     Ayat (1) Huruf c angka 2 UU Nomor 36 Tahun 2008

3.   Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-58/PJ/2009
     tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
     Per-33/PJ/2009 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas
     Penghasilan berupa Royalti dari Hasil Karya Sinematografi
Bagan PPh Pasal 23
PPh Pasal 23 ??
           Pajak penghasilan yang dipotong oleh
            Badan pemerintah, Subjek Pajak dalam
             negeri, Penyelenggara kegiatan, BUT
               atau Orang Pribadi yang ditunjuk
                   sebagai pemotong PPh atas
             penghasilan bunga selain bunga dari
               bank, dividen, royalti, sewa selain
              tanah dan/atau bangunan, imbalan
            atas jasa tertentu, serta jasa lain yang
                diatur dengan Peraturan Menteri
                           Keuangan
10 August 2011
PPh Pasal 23

Dasar Hukum               Peraturan Perpajakan

                         WP Badan DN
Pemotong                 Orang Pribadi yang ditunjuk
                         dan OP usaha pembukuan
                         (khusus sewa)


                          WP OP DN: Passive Income
Yang dipotong             WP Badan DN: Passive +
                          Active Income


Objek Pajak              Passive Income: WPBdan +
                         WPOP DN
                         Active Income : WP Badan

Sifat                     Tidak Final            Next
Yang Membedakan dengan PPh Pasal 22

  PASAL 22                        PASAL 23




• Impor
• Pembelian                   • Pembayaran Jasa
• Penjualan     OBJEK PAJAK    • Passive Income
  Barang




                               Semua WP Bdn
 WP Badan        PEMOTONG
                              WP OP Pembukuan
  Tertentu                    WP OP yg ditunjuk




 Lebih Sempit                    Lebih Luas
Pemotong


1.   badan pemerintah;
2.   subjek pajak badan dalam negeri;
3.   penyelenggara kegiatan;
4.   bentuk usaha tetap;
5.   perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
6.   Orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong

.
KEP-50/PJ./1994

Pasal 1

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1994 yang selanjutnya disebut sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal
23, adalah :
a. Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)
    kecuali PPATtersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang
    melakukan pekerjaan bebas;
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
    pembukuan.
Pasal 2
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 Wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran berupa
sewa.
Pasal 3
Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan
sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, yang telah
terdaftar sebagai Wajib Pajak.
Objek PPh Pasal 23

a. Passive Income:
   1) dividen  Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh
       (kecuali dividen yg diterima orang pribadi
       dipotong PPh Final Pasal 17 ayat (2c));
   2) bunga;  Pasal 4 ayat (1) huruf f UU PPh
   3) royalti;  Pasal 4 ayat (1) huruf h UU PPh
   4) hadiah dan penghargaan, selain yang dipotong PPh
       Pasal 21
b. Sewa dan penghasilan lain sehubungan
   dengan penggunaan harta
c. Jasa tertentu;
Objek PPh Pasal 23 (Lanjutan)

c. Jasa tertentu:
  1) jasa teknik;
  2) jasa manajemen;
  3) jasa konstruksi (mulai 1 Januari 2008
     dikenai PPh Final Pasal 4 ayat (2));
  4) jasa konsultan; dan
  5) jasa lain selain jasa yang telah dipotong
     PPh Pasal 21.
SAAT TERHUTANG PPh PASAL 23
                 Cfm. UU No. 36 tahun 2008




•Pada saat dibayarkan
•Disediakan untuk dibayarkan
•Telah jatuh tempo pembayarannya

tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.




                                                     10 August 2011
www.themegallery.com


     Saat terutangnya Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah pada saat
     pembayaran, saat disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen) dan jatuh tempo (seperti: bunga
     dan sewa), saat yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur (seperti: royalti, imbalan
     jasa teknik atau jasa manajemen atau jasa lainnya).

     Yang dimaksud dengan "saat disediakan untuk dibayarkan":

     a. untuk perusahaan yang tidak go public, adalah saat dibukukan sebagai utang dividen yang akan
     dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen diumumkan atau ditentukan dalam Rapat Umum
     Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Demikian pula apabila perusahaan yang bersangkutan dalam
     tahun berjalan membagikan dividen sementara (dividen interim), maka Pajak Penghasilan Pasal 23
     Undang-Undang Pajak Penghasilan terutang pada saat diumumkan atau ditentukan dalam Rapat
     Direksi atau pemegang saham sesuai dengan Anggaran Dasar perseroan yang bersangkutan.

     b. untuk perusahaan yang go public, adalah pada tanggal penentuan kepemilikan pemegang saham
     yang berhak atas dividen (recording date). Dengan perkataan lain pemotongan Pajak Penghasilan
     atas dividen sebagaimana diatur dalam Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan baru dapat
     dilakukan setelah para pemegang saham yang berhak "menerima atau memperoleh" dividen
     tersebut diketahui, meskipun dividen tersebut belum diterima secara tunai.

     Yang dimaksud dengan "saat jatuh tempo pembayaran" adalah saat kewajiban untuk melakukan
     pembayaran yang didasarkan atas kesepakatan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis dalam
     kontrak atau perjanjian atau faktur.

                                                                                           Company Logo
PELAKSANAAN PEMOTONGAN PPh PASAL 23




                  PRINSIP DESENTRALISASI :
DI T4 TERJADINYA PEMBAYARAN ATAU TERUTANGNYA
    OBJEK PPh 23/26; (KANTOR PUSAT ATAU CABANG)
                KEWAJIBAN PEMOTONG :
•   MEMOTONG PPh 23/26 Sesuai Saat Terutang PPh 23/26 dgn
    membuat BUKTI PEMOTONGAN;
•   MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PPh 23/26 Kepada
    PENERIMA PENGHASILAN
•   MENYETOR PPh 23/26 Dg. SSP P.l. Tgl 10 Bulan Berikut setelah
    Bulan Saat Terutang PPh 23/26;
•   MELAPOR PPh 23/26 Dg. SPT Masa P.l. Tgl 20 Bulan Berikut
    setelah Bulan Saat Terutang PPh 23/26 ;




                                                             10 August 2011
TARIF PEMOTONGAN PPH 23



   DIVIDEN, BUNGA,                    15% x Jumlah Bruto
   ROYALTI, HADIAH


    SEWA, JS TEKNIK,
JS MANAJ, JS KONSTRUKSI,
     JS KONSULTAN
                                       2% x Jumlah bruto
       JASA LAIN




                                          DIATUR DG
                                          PERMenkeu
DIKENAKAN TARIF 15%
DARI PENGHASILAN BRUTO




       BUNGA
      DEVIDEN
      ROYALTI
      HADIAH

                         10 August 2011
Pasal 23




                  PPh Final
       BUNGA



                 Bukan Objek
                   PPh 23



10 August 2011
Dipotong PPh 23

 Bunga pinjaman dari Badan ke Badan,
  dari Badan ke Orang Pribadi.




10 August 2011
Dipotong PPh Final


                 Bunga yang dibayarkan oleh Bank
                  Kecuali :
                  - Tidak lebih Rp 7.500.000,-
                  - Bank yang ditunjuk pemilikan RS,
                    RSS, Rusun Sederhana
                 Bunga Simpanan Koperasi
                  Kecuali :
                  - Bunga tidak lebih Rp 240.000/bl
                  Bunga Obligasi
10 August 2011
Tidak Dipotong PPh 23

 Bunga yang diterima oleh Bank
 Bunga yang dibayar atau terutang kepada
  badan usaha atas jasa keuangan yang
  berfungsi sebagai penyalur pinjaman
  dan/atau pembiayaan
 Bunga Sewa Guna Usaha dengan hak
  opsi



10 August 2011
BUNGA
Pengertian Bunga Termasuk Premium, Diskonto, dan
Jaminan Pengembalian Utang.



  Denda Keterlambatan Bayar Termasuk
     Pengertian Bunga
     (S-480/PJ.313/2001)
     Bunga Yang diperhitungkan dalam Penjualan
    cicilan bukan termasuk bunga, karena termasuk
     dalam bagian harga jual (S-75/PJ.32/1998)
DIVIDEN          15% Ph Bruto




Merupakan Bagian Laba yang Diperoleh Pemegang
Saham atau pemegang polis asuransi.

1. Pengertian Sangat Luas, Dalam Bentuk Apapun.
2. UU Pajak Dapat Menetapkan adanya Dividen
   Terselubung.
3. Bagian laba yang dibayarkan kepada karyawan
   bukan dividen.



           Tidak Boleh Dibiayakan Di PPh Badan
Beberapa Bentuk Dividen sbgmn. penjelasan Psl 4 ayat 1 (g)
    1. Pembayaran kembali karena likuidasi yang
       melebihi jumlah modal disetor.
    2. Pemberian Saham bonus tanpa penyetoran.
       Termasuk saham bonus dari kapitalisasi agio.
    3. Pembayaran kembali modal disetor, jika dalam
       tahun-tahun lampau diperoleh keuntungan,
       kecuali sbg akibat pengecilan modal dasar yang
       dilakukan secara sah.
    4. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan
       pribadi pemegang saham yang dibebankan
       sebagai biaya perusahaan.
    Contoh Dividen Terselubung:
    Pembayaran Bunga Pinjaman Kepada Pemegang
    Saham Yang melebihi kewajaran
DIVIDEN / SHU / PEMBAGIAN LABA


                                YANG DITERIMA OLEH


 • PERSEROAN TERBATAS                        KOPERASI/
                                             ANGGOTA
                                                            ANGGOTA     Dividen,
 • BADAN USAHA MILIK NEGARA                                  PK(tdk
 • BADAN USAHA MILIK DAERAH                  KOPERASI                     SHU
                                                           bersaham),
                                             Badan
                                                         PERKUMPULAN,
                                                                          yang
             DENGAN SYARAT:                              PERSEKUTUAN,   diterima
                                                             FIRMA,       oleh
                                                          KONGSI, KIK    orang
1. KEPEMILIKAN SAHAM MIN. 25%
2. MEMPUNYAI USAHA AKTIF                                                 pribadi
   DILUAR KEPEMILIKAN SAHAM




BERASAL DARI CADANGAN LABA DITAHAN




                       TIDAK DIPOTONG PPH 23                            Final
PENGENAAN PPh Pasal 23
           ATAS DIVIDEN

                                      SUDAH
   BELUM
                                       Tbk
    Tbk
                                    (Go Public)
 (Go Public)

TERHUTANG SAAT            TERHUTANG SAAT PENENTUAN
DIUMUMKAN RUPS               HAK (RECORDING DATE)

 WPDN BADAN DG.SYARAT ttt. TIDAK TERUTANG PAJAK
 WP ORANG PRIBADI DN TERUTANG PAJAK 10 % Final
      WP LUAR NEGERI TERUTANG PAJAK 20 %

         PAJAK PENGHASILAN TIDAK BOLEH
          DITANGGUNG PEMBERI DEVIDEN

  PEMBERI DEVIDEN MENERBITKAN BUKTI POTONG
  DAN MENYETORKAN PAJAK TGL 10 BULAN BERIKUT
ROYALTI

                  15% Ph Bruto



IMBALAN SEHUBUNGAN DG PENGGUNAAN HAK ATAS:

1.   HAK ATAS HARTA TAK BERWUJUD ( hak pengarang, paten,
     merek dagang, rahasia perusahaan )
2.   HAK ATAS HARTA BERWUJUD YG MEMPUNYAI NILAI
     INTELEKTUAL ( hak atas alat industri, komersial, ilmu
     pengetahuan )
3.   INFORMASI YG BELUM DIUNGKAPKAN SECARA UMUM, DENGAN
     CIRI: INFORMASI TELAH TERSEDIA SHG TDK PERLU RISET,
     pengalaman di bidang industri
Karya Sinematografi yang merupakan media
 komunikasi massa gambar gerak (moving images)
 antara lain meliputi: film dokumenter, film iklan,
 reportase atau film cerita yang dibuat dengan
 skenario, dan film kartun.
Karya sinematografi dapat dibuat dalam pita seluloid,
 pita video, piringan video, cakram optik dan/atau
 media lain yang memungkinkan untuk dipertunjukkan
 di bioskop, di layar lebar atau ditayangkan di televisi
 atau di media lainnya.
Karya serupa itu dibuat oleh perusahaan pembuat
 film, stasiun televisi atau perorangan;
Pemanfaatan hasil Karya Sinematografi dapat dilakukan melalui
suatu perjanjian penggunaan hasil Karya Sinematografi, yaitu:
                                                                           Bukan
                                                                           Royalti
  a. dengan pemindahan seluruh hak cipta tanpa persyaratan tertentu,
      termasuk tanpa ada kewajiban pembayaran kompensasi di kemudian
      hari;

  b. dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya
                                                                           Royalti
      Sinematografi kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau
      memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya, dengan
      persyaratan tertentu seperti penggunaan Karya Sinematografi untuk
      jangka waktu atau wilayah tertentu;
                                                                           Royalti
  c, dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya
      Sinematografi kepada pihak lain untuk mengumumkan ciptaannya
      dengan menggunakan pola bagi hasil antara pemegang hak cipta dan
      pengusaha bioskop; atau
                                                                          Bukan
  d. dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya              Royalti
      Sinematografi kepada pihak lain tanpa hak untuk mengumumkan
      dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya.
Pemanfaatan hasil Karya Sinematografi dapat dilakukan melalui
suatu perjanjian penggunaan hasil Karya Sinematografi, yaitu:


  b. dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Sinematografi kepada
      pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak
      terkaitnya, dengan persyaratan tertentu seperti penggunaan Karya Sinematografi
      untuk jangka waktu atau wilayah tertentu;


  PPh 23 = 15% X jumlah bruto atas royalti (seluruh penghasilan yang diterima
  atau diperoleh pemegang hak cipta)
  PPh 26 = 20% X jumlah bruto / Tarif Tax Treaty


  c, dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Sinematografi kepada
      pihak lain untuk mengumumkan ciptaannya dengan menggunakan pola bagi hasil
      antara pemegang hak cipta dan pengusaha bioskop; atau


  PPh 23 = 15% X (10% jumlah bagi hasil)
  PPh 26 = 20% X (10% jumlah bagi hasil) / Tax Treaty
HADIAH




          UNDIAN               LOMBA /           BUKAN OBJEK
                           PENGHARGAAN /
         25% FINAL           SEHUB. JASA          Diberikan ke semua
                                                  pembeli/konsumen
                                                   akhir tanpa diundi

• Bagi WP OP dikenakan PPh pasal 21 dengan
  tarif pasal 17 dari Ph. Bruto
• Bagi WP Badan / BUT dikenakan PPh Pasal 23
  sebesar 15% dari Ph Bruto
• Bagi WP LN selain BUT dikenakan PPh Pasal 26
  sebesar 20% dari Ph Bruto ( Final ) atau P3B
PMK NOMOR 244/PMK.03/2008 TENTANG
JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 23 AYAT (1) HURUF C UU
                                  PPh



      Imbalan sehubungan dengan jasa lain selain jasa yang
       telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana
       dimaksud dalam Pasal 21, sebagaimana dimaksud
       dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-
       Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
       Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah
       terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
       2008, , dipotong Pajak Penghasilan sebesar 2% (dua
       persen) dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak
       Pertambahan Nilai.




10 August 2011
Jenis Jasa lain

                                           PPh 23 =2% X Ph Bruto
a)   Jasa penilai (appraisal);
b)   Jasa aktuaris;
c)   Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
d)   Jasa perancang (design);
e)   Jasa pengeboran di bidang penambangan migas, kecuali yang
     dilakukan oleh BUT;
f)   Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
g)   Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan
     selain migas;
h)   Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
i)   Jasa penebangan hutan;
j)   Jasa pengolahan limbah;
k)   Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
l)   Jasa perantara dan/atau keagenan;
m)   Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang
     dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
n)   Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
     KSEI
Jenis Jasa lain

                                              PPh 23 =2% X Ph Bruto
o) Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
p) Jasa mixing film;
q) Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan,
   pemeliharaan dan perbaikan;
r) Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
   AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
   ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
   sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
s) Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
   telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/ atau
   bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
   lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
   sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
t) Jasa maklon;
u) Jasa penyelidikan dan keamanan;
v) Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
Jenis Jasa lain

                                           PPh 23 =2% X Ph Bruto
    w) Jasa pengepakan;
    x) Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media
        luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi;
    y) Jasa pembasmian hama;
    z) Jasa kebersihan atau cleaning service;
    aa) Jasa katering atau tata boga.




.
SE Nomor SE - 35/PJ/2010

Sewa dan penghasilan lain sehubungan
 dengan penggunaan harta merupakan
 penghasilan yang diterima atau diperoleh
 sehubungan dengan kesepakatan untuk
 memberikan hak menggunakan harta
 selama jangka waktu tertentu baik dengan
 perjanjian tertulis maupun tidak tertulis
 sehingga harta tersebut hanya dapat
 digunakan oleh penerima hak selama
 jangka waktu yang telah disepakati.
SE Nomor SE - 35/PJ/2010



 Jasa teknik merupakan pemberian jasa dalam bentuk pemberian
  informasi yang berkenaan dengan pengalaman dalam bidang industri,
  perdagangan dan ilmu pengetahuan yang dapat meliputi :

  - pemberian informasi dalam pelaksanaan suatu proyek tertentu, seperti
  pemetaan dan/atau pencarian dengan bantuan gelombang seismik;

  - pemberian informasi dalam pembuatan suatu jenis produk tertentu,
  seperti pemberian informasi dalam bentuk gambar-gambar, petunjuk
  produksi, perhitungan-perhitungan dan sebagainya; atau

  - pemberian informasi yang berkaitan dengan pengalaman di bidang
  manajemen, seperti pemberian informasi melalui pelatihan atau seminar
  dengan peserta dan materi yang telah ditentukan oleh pengguna jasa.
SE Nomor SE - 35/PJ/2010



Jasa manajemen merupakan pemberian
 jasa dengan ikut serta secara langsung
 dalam pelaksanaan atau pengelolaan
 manajemen.
SE Nomor SE - 35/PJ/2010


Jasa konsultan merupakan pemberian
 advice (petunjuk, pertimbangan, atau
 nasihat) profesional dalam suatu bidang
 usaha, kegiatan, atau pekerjaan yang
 dilakukan oleh tenaga ahli atau
 perkumpulan tenaga ahli, yang tidak
 disertai dengan keterlibatan langsung para
 tenaga ahli tersebut dalam
 pelaksanaannya.
JASA MAKLON


     Semua pemberian jasa dlm rangka proses
     penyelesaian suatu barang tertentu yg :
     1. proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak
     pemberi jasa (sub kon)
     2. spesifikasi,bhn baku dan barang setengah jadi
     dan atau bahan penolong yg akan diproses sebagian
     atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa
     3. kepemilikan atas barang jadi berada pada
     pengguna jasa.
.


     Pengertian jasa maklon harus memenuhi ketiga unsur
     tersebut.

10 August 2011
JASA EVENT ORGANIZER


  kegiatan usaha yang dilakukan oleh
  pengusaha jasa penyelenggara kegiatan
  meliputi antara lain penyelenggaraan
  pameran, konvensi, pagelaran musik,
  pesta, seminar, peluncuran produk,
  konferensi pers, dan kegiatan lain yang
  memanfaatkan jasa penyelenggara
  kegiatan.

10 August 2011
Jumlah Bruto

Seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa
pun, tidak termasuk:

a. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
   sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib
   Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan
   pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna Jasa;
   Dengan bukti :
   kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan
   dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan;



b. pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material;
   dengan bukti :
   faktur pembelian barang atau material;
Jumlah Bruto

Seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa
pun, tidak termasuk:



c. pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya
di bayarkan kepada pihak ketiga;
   Dengan bukti :
faktur tagihan dari pihak ketiga disertai dengan perjanjian tertulis;


d. pembayaran penggantian biaya (reimbursement) Yaitu penggantian
pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak
kedua kepada pihak ketiga.
  dengan bukti :
faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah dibayarkan oleh pihak
kedua kepada pihak ketiga

Kecuali :
a. atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering; atau
b. dalam hal penghasilan yang dibayarkan telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.
PT Sumber Tenaga merupakan perusahaan
 penyedia tenaga kerja. PT Sumber Tenaga
 mendapat kontrak dari PT Maju Terus untuk
 menyediakan tenaga kerja pemasaran sebanyak
 20 orang dengan mendapat imbalan jasa sebesar
 Rp20.000.000,-     Tenaga     kerja    tersebut
 selanjutnya menjadi pegawai PT Maju Terus.



   Atas pembayaran yang dilakukan PT Maju Terus
    kepada PT Sumber Tenaga dipotong PPh Pasal
    23 oleh PT Maju Terus sebesar:
    2% x Rp20.000.000,- = 400.000,-
                                               Contoh 1
PT Aman Jaya merupakan perusahaan penyedia
 tenaga kerja untuk keamanan (satpam). PT Aman
 Jaya mendapat kontrak penyediaan tenaga kerja
 satpam sebanyak 20 orang dari PT Dwi Makmur.
 Tenaga kerja satpam tersebut tetap merupakan
 pegawai PT Aman Jaya. Dalam kontrak disepakati
 bahwa pembayaran atas penyerahan jasa oleh PT
 Aman Jaya terdiri dari gaji untuk 20 orang satpam per
 bulan sebesar Rp 20.000.000,- dan imbalan atas jasa
 penyediaan satpam per bulan sebesar Rp 2.000.000,-.
Rincian tagihan PT Aman Jaya kepada PT Dwi
 Makmur :
   Pembayaran gaji 20 orang satpam Rp 20.000.000,-
   Imbalan Jasa Rp 2.000.000,-


                                                      Contoh 2
Atas pembayaran yang dilakukan PT Dwi Makmur
 kepada PT Aman Jaya dipotong PPh Pasal 23
 oleh PT Dwi Makmur sebesar:
 2% x Rp2.000.000,- = Rp 40.000,-
Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas rincian
 tagihan di atas maka jumlah bruto sebagai dasar
 pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar Rp
 22.000.000,- sehingga PPh Pasal 23 yang harus
 dipotong oleh PT Dwi Makmur atas pembayaran
 kepada PT Aman Jaya adalah sebesar:
 2% x Rp. 22.O00.000, - = Rp440.000,-



                                                Contoh 2
PT Megah (pihak pertama) melakukan kontrak dengan PT
Satu Sarana selaku perusahaan agen periklanan (pihak
kedua) untuk membuat iklan sekaligus memasang iklan
pada perusahaan media (pihak ketiga). Nilai kontrak yang
telah disepakati adalah sebesar Rp 103.000.000.-

Rincian tagihan PT Satu Sarana kepada PT Megah adalah:
1) pembelian material untuk pembuatan iklan ……………………….. Rp15.000.000,-
2) jasa konsultan (terkait pembuatan dan pemasangan iklan) .. Rp 5.000.000,-
3) fee agen …………………………………………………………………………………..Rp
3.000.000,-
4) biaya pemasangan iklan ke perusahaan media.................. Rp 80.000.000,-




                                                                                  Contoh 3
 Pemotongan PPh Pasal 23 yang dilakukan PT Satu Sarana
  atas pembayaran Jasa pemasangan iklan kepada
  perusahaan media adalah sebesar:
  2% x Rp80.000.000,- = Rp1.600.000,-

 Pemotongan PPh Pasal 23 yang dilakukan PT Megah atas
  pembayaran jasa konsultasi dan jasa keagenan kepada PT
  Satu Sarana adalah sebesar:
  1) 2% x Rp 5.OO0.OOO,- = Rp 100.000,- untuk jasa konsultasi;
  dan
  2) 2% x Rp 3.000.000,- = Rp 60.000,- untuk jasa keagenan

 Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan di
  atas maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh
  Pasal 23 adalah sebesar Rp103.000.000,- sehingga PPh
  Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Megah atas
  pembayaran kepada PT Satu Sarana adalah sebesar:
  2% x Rp 103.000.000.00 = Rp 2.060.000.-

                                                             Contoh 3
 PT Terang mengikat kontrak dengan PT Garmindo untuk
  pembuatan seragam kantor PT Terang berdasarkan model
  dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh PT Terang.
  Dalam kontrak disepakati bahwa PT Terang akan
  menyediakan bahan baku utama berupa kain dan PT
  Garmindo akan menyediakan bahan tambahan. Imbalan
  yang disepakati atas kontrak tersebut adalah sebesar
  Rp25.000.000,- tidak termasuk biaya bahan tambahan. PT
  Garmindo mengeluarkan biaya sebesar Rp5.000.000,-
  untuk bahan tambahan.
 Rincian tagihan PT Garmindo kepada PT Terang:
  Biaya untuk bahan tambahan …             Rp 5.000.000,-
  Imbalan jasa maklon ............. Rp 25.000.000,-




                                                        Contoh 4
Atas pembayaran yang dilakukan PT
 Terang kepada PT Garmindo dipotong
 PPh Pasal 23 oleh PT Terang sebesar:
 2% x Rp 25.000.000,- = Rp 500.000,-
Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas
 rincian tagihan di atas maka jumlah bruto
 sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 23
 adalah sebesar Rp30.000.000,- sehingga
 PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh
 PT Terang atas pembayaran kepada PT
 Garmindo adalah sebesar:
 2% x Rp 30.000.000,- = Rp 600.000,-
                                             Contoh 4
Untuk acara pembukaan cabang baru, PT Abadi
 meminta CV Sedap yang bergerak di bidang
 pengadaan catering untuk menyediakan makanan
 yang terdiri dari makanan pembuka, makanan utama,
 dan makanan penutup untuk sekitar 500 orang.
 Kontrak yang disepakati untuk pengadaan catering
 tersebut adalah Rp20.000.000,-

   Atas pembayaran yang dilakukan PT Abadi
    kepada CV Sedap dipotong PPh Pasal 23 oleh
    PT Abadi sebesar:
    2% x Rp 20.000.000,- = Rp 400.OOO,-


                                                     Contoh 5
Pengecualian


1.   penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
2.   sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan leasing
     dengan hak opsi;
3.   dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f dan
     dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud
     dalam Pasal 17 ayat (2c)
4.   bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf i;
5.   sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada
     anggotanya;
6.   penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas
     jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau
     pembiayaan**




.
**PMK-251/PMK.03/2008
                    Jasa Keuangan yang Dikecualikan
                     dari Pemotongan PPh Pasal 23




1. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 23.
2. Penghasilan jasa keuangan berupa bunga atau imbalan lain
   yang diberikan atas penyaluran pinjaman dan/atau pemberian
   pinjaman, termasuk pembiayaan berbasis syariah.
3. Badan usaha:
    a. Perusahaan pembiayaan di luar bank dan lembaga
       keuangan bukan bank (khusus didirikan dan mendapat ijin
       Menkeu)
    b. BUMN/BUMD yang khusus didirikan memberikan sarana
       pembiayaan bagi UMKM, koperasi, termasuk PT PNM.
Soal 23-1
 Adinda adalah pemilik saham di PT. ABC sebanyak 10.000
  lembar saham. Pada akhir tahun 2006 PT. ABC membagikan
  deviden sebesar Rp 5.000,- per lembar saham. Berapa nilai
  bersih deviden yang diterima oleh Adinda ??

  soal 23-2
 PT. Ingin Maju mempunyai pinjaman kepada PT. DEF sebesar Rp
  1 M dengan tingkat suku bunga 15%/tahun dan pinjaman kepada
  Bank Rente sebesar Rp 500 juta dengan tingkat suku bunga
  12%/tahun, berapa total PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh
  PT. Ingin Maju ??

  soal 23-3
 PT. Utama dalam melaksanakan pembukuannya menggunakan
  jasa dari KAP Cermat dan Rekan dengan nilai imbalan Rp 100
  juta per tahun, ketika melakukan pembayaran PPh apa dan
  berapa yang harus dipotong oleh PT. Utama ??
      10 August 2011
23-4
 PT. GHI membayar tagihan katering (belum termasuk PPN) kepada
  CV Sari Rasa dengan perincian sebagai berikut :
    Material/bahan baku makanan sebesar Rp 3 juta.
    Jasa Memasak/Katering sebesar Rp 1 juta
  Berapa PPh yang harus dipotong PT. GHI ??

  23-5
 Pemeriksaan pajak PT. JKL tahun 2005 oleh KPP Bekasi, diketahui
  terdapat pembayaran bunga atas pinjaman kepada PT. MNO
  sebesar Rp 250 juta yang tidak dipotong PPh pasal 23 oleh PT.
  JKL, berapa PPh pasal 23 yang harus dibayar oleh PT. JKL (
  sesuai dengan SKP yang diterbitkan KPP Bekasi ) ??

  23-6
 PT. Penerbit Gramedia membayar royalty kepada Tn. Pengarang
  atas penerbitan buku- bukunya senilai Rp 30 juta, berapa PPh
  Pasal 23 yang harus dipotong PT. Penerbit Gramedia dan
  bagaimana cara penyetorannya ??
     10 August 2011
23-7
 PT. Rokok Kretek menyelenggarakan lomba merancang iklan
  untuk produknya, dengan hadiah pertama seperangkat komputer
  jinjing lengkap dengan printernya senilai Rp 30 juta, dan hadiah
  kedua sebuah PC senilai Rp 10 juta, pemenang pertama adalah
  Iwan (mahasiswa PTS) dan pemenang kedua adalah CV Endika
  (perusahaan periklanan), aspek perpajakan apa yang harus
  dilakukan oleh Pt. Roko Kretek ??

  23-8
 PT. STU menyewa mesin photo copy dari PT. Astra Graphia, untuk
  tahun 2009 ini nilai sewa adalah sebesar Rp 75 juta, berapa PPh
  yang harus dipotong oleh PT. STU ??

  23-9
 PT. Mondar Mandir adalah perusahaan persewaan mobil,
  mendekati lebaran ordernya meningkat signifikan, untuk itu PT.
  Mondar Mandir menyewa beberapa mobil tambahan kepada CV.
  Rental Mobil selama satu bulan dengan total nilai sewa sebesar Rp
  15 juta, Aspek perpajakan apa yang harus diperhatikan oleh PT.
      10 August 2011
  Mondar Mandir ??
23-10
Bagaimana aspek PPh Pemotongan Pemungutan atas
transaksi – transaksi berikut :

 PT. Milki Way mendapat deviden dari PT. Nextel, anak
  perusahaannya, sebesar Rp 500 juta, kepemilikan saham
  PT. Milky Way sebesar 45% dan tidak mempunyai usaha
  aktif diluar investor.

 PT. Honsa menggunakan jasa PT. Monex untuk
  mengiklankan produknya di TV dan Radio dengan nilai
  kontrak Rp 400 juta.



10 August 2011
Baca

SE-08/PJ.22/1989 tanggal 31 Januari
 1989 tentang Pematrapan PPh Pasal
 23/26 Hasil Penelitian SPT PPh

SE-10/PJ.313/1992 tentang Hubungan
 PPh Pasal 23/26 Dengan Biaya
 Perusahaan



   10 August 2011
10 August 2011
10 August 2011

Contenu connexe

Tendances

34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
Sefri Yunita
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Adi Jauhari
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
Ayi Suwandi
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
citra Joni
 
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docxJelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
WahidiyahNrl
 

Tendances (20)

34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara PerpajakanKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus Kas
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
 
Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
19. pph pasal 25
19. pph pasal 2519. pph pasal 25
19. pph pasal 25
 
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docxJelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
 
Pph 21
Pph 21Pph 21
Pph 21
 
4.bea materai
4.bea materai4.bea materai
4.bea materai
 
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanKebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 

Similaire à PPh 23

Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
puspa
 
Materi lokakarya mahasiswa FISIP
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Materi lokakarya mahasiswa FISIP
Materi lokakarya mahasiswa FISIP
Neea Niio
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Sidik Abdullah
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Sidik Abdullah
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
IputuEka
 

Similaire à PPh 23 (20)

Tugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajakTugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajak
 
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
 
PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23
PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23 PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23
PERBEDAAN PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 23
 
PPh Pasal 23
PPh Pasal 23PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
 
Mengenal pph pasal 23
Mengenal pph pasal 23Mengenal pph pasal 23
Mengenal pph pasal 23
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
 
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang Keuangan
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang KeuanganMateri lokakarya mahasiswa FISIP Tentang Keuangan
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang Keuangan
 
Materi lokakarya mahasiswa FISIP
Materi lokakarya mahasiswa FISIP Materi lokakarya mahasiswa FISIP
Materi lokakarya mahasiswa FISIP
 
6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx
 
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptxkelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoni
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
PPh Pasal 23
PPh Pasal 23PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
 
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.pptPERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
 
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Meysi Resyanti, Suryanih, Institut STIAMI
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
 
akuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutakuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungut
 
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23
 

PPh 23

  • 1. Company 2011 LOGO Pajak Penghasilan Pasal 23 Distributed by http://anindya-auditor.blogspot.com
  • 2. Point Presentasi Dasar Hukum Pemotong PPh Pasal 23 Objek PPh Pasal 23 PPh Pasal 23 Tarif Pengecualian
  • 3. Dasar Hukum 1. Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan 2. PMK Nomor 251/PMK.03/2008 tentang Penghasilan atas Jasa Keuangan yang Dilakukan oleh Badan Usaha yang Berfungsi sebagai Penyalur Pinjaman dan/atau Pembiayaan yang tidak Dilakukan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 3. PMK Nomor 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa Lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 4. Per Dirjen Pajak Nomor PER-33/PJ/2009 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penghasilan berupa Royalti dari Hasil Karya Sinematografi 5. Kep Dirjen Pajak Nomor KEP-395/PJ./2001 tentang Pengenaan Pajak Penghasilan atas Hadiah dan Penghargaan
  • 4. Penjelasan 1. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-35/PJ/2010 tentang Pengertian Sewa dan Penghasilan Lain sehubungan dengan Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, dan Jasa Konsultan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) huruf c UU Nomor 36 Tahun 2008; 2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-53/PJ/2009 tentang Jumlah Bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf c angka 2 UU Nomor 36 Tahun 2008 3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-58/PJ/2009 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-33/PJ/2009 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas Penghasilan berupa Royalti dari Hasil Karya Sinematografi
  • 6. PPh Pasal 23 ?? Pajak penghasilan yang dipotong oleh Badan pemerintah, Subjek Pajak dalam negeri, Penyelenggara kegiatan, BUT atau Orang Pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong PPh atas penghasilan bunga selain bunga dari bank, dividen, royalti, sewa selain tanah dan/atau bangunan, imbalan atas jasa tertentu, serta jasa lain yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan 10 August 2011
  • 7. PPh Pasal 23 Dasar Hukum Peraturan Perpajakan WP Badan DN Pemotong Orang Pribadi yang ditunjuk dan OP usaha pembukuan (khusus sewa) WP OP DN: Passive Income Yang dipotong WP Badan DN: Passive + Active Income Objek Pajak Passive Income: WPBdan + WPOP DN Active Income : WP Badan Sifat Tidak Final Next
  • 8. Yang Membedakan dengan PPh Pasal 22 PASAL 22 PASAL 23 • Impor • Pembelian • Pembayaran Jasa • Penjualan OBJEK PAJAK • Passive Income Barang Semua WP Bdn WP Badan PEMOTONG WP OP Pembukuan Tertentu WP OP yg ditunjuk Lebih Sempit Lebih Luas
  • 9. Pemotong 1. badan pemerintah; 2. subjek pajak badan dalam negeri; 3. penyelenggara kegiatan; 4. bentuk usaha tetap; 5. perwakilan perusahaan luar negeri lainnya; 6. Orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong .
  • 10. KEP-50/PJ./1994 Pasal 1 Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 yang selanjutnya disebut sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23, adalah : a. Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) kecuali PPATtersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas; b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan. Pasal 2 Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran berupa sewa. Pasal 3 Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak.
  • 11. Objek PPh Pasal 23 a. Passive Income: 1) dividen  Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh (kecuali dividen yg diterima orang pribadi dipotong PPh Final Pasal 17 ayat (2c)); 2) bunga;  Pasal 4 ayat (1) huruf f UU PPh 3) royalti;  Pasal 4 ayat (1) huruf h UU PPh 4) hadiah dan penghargaan, selain yang dipotong PPh Pasal 21 b. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta c. Jasa tertentu;
  • 12. Objek PPh Pasal 23 (Lanjutan) c. Jasa tertentu: 1) jasa teknik; 2) jasa manajemen; 3) jasa konstruksi (mulai 1 Januari 2008 dikenai PPh Final Pasal 4 ayat (2)); 4) jasa konsultan; dan 5) jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21.
  • 13. SAAT TERHUTANG PPh PASAL 23 Cfm. UU No. 36 tahun 2008 •Pada saat dibayarkan •Disediakan untuk dibayarkan •Telah jatuh tempo pembayarannya tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu. 10 August 2011
  • 14. www.themegallery.com Saat terutangnya Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah pada saat pembayaran, saat disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen) dan jatuh tempo (seperti: bunga dan sewa), saat yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur (seperti: royalti, imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau jasa lainnya). Yang dimaksud dengan "saat disediakan untuk dibayarkan": a. untuk perusahaan yang tidak go public, adalah saat dibukukan sebagai utang dividen yang akan dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen diumumkan atau ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Demikian pula apabila perusahaan yang bersangkutan dalam tahun berjalan membagikan dividen sementara (dividen interim), maka Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan terutang pada saat diumumkan atau ditentukan dalam Rapat Direksi atau pemegang saham sesuai dengan Anggaran Dasar perseroan yang bersangkutan. b. untuk perusahaan yang go public, adalah pada tanggal penentuan kepemilikan pemegang saham yang berhak atas dividen (recording date). Dengan perkataan lain pemotongan Pajak Penghasilan atas dividen sebagaimana diatur dalam Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan baru dapat dilakukan setelah para pemegang saham yang berhak "menerima atau memperoleh" dividen tersebut diketahui, meskipun dividen tersebut belum diterima secara tunai. Yang dimaksud dengan "saat jatuh tempo pembayaran" adalah saat kewajiban untuk melakukan pembayaran yang didasarkan atas kesepakatan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis dalam kontrak atau perjanjian atau faktur. Company Logo
  • 15. PELAKSANAAN PEMOTONGAN PPh PASAL 23 PRINSIP DESENTRALISASI : DI T4 TERJADINYA PEMBAYARAN ATAU TERUTANGNYA OBJEK PPh 23/26; (KANTOR PUSAT ATAU CABANG) KEWAJIBAN PEMOTONG : • MEMOTONG PPh 23/26 Sesuai Saat Terutang PPh 23/26 dgn membuat BUKTI PEMOTONGAN; • MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PPh 23/26 Kepada PENERIMA PENGHASILAN • MENYETOR PPh 23/26 Dg. SSP P.l. Tgl 10 Bulan Berikut setelah Bulan Saat Terutang PPh 23/26; • MELAPOR PPh 23/26 Dg. SPT Masa P.l. Tgl 20 Bulan Berikut setelah Bulan Saat Terutang PPh 23/26 ; 10 August 2011
  • 16. TARIF PEMOTONGAN PPH 23 DIVIDEN, BUNGA, 15% x Jumlah Bruto ROYALTI, HADIAH SEWA, JS TEKNIK, JS MANAJ, JS KONSTRUKSI, JS KONSULTAN 2% x Jumlah bruto JASA LAIN DIATUR DG PERMenkeu
  • 17. DIKENAKAN TARIF 15% DARI PENGHASILAN BRUTO BUNGA DEVIDEN ROYALTI HADIAH 10 August 2011
  • 18. Pasal 23 PPh Final BUNGA Bukan Objek PPh 23 10 August 2011
  • 19. Dipotong PPh 23 Bunga pinjaman dari Badan ke Badan, dari Badan ke Orang Pribadi. 10 August 2011
  • 20. Dipotong PPh Final Bunga yang dibayarkan oleh Bank Kecuali : - Tidak lebih Rp 7.500.000,- - Bank yang ditunjuk pemilikan RS, RSS, Rusun Sederhana Bunga Simpanan Koperasi Kecuali : - Bunga tidak lebih Rp 240.000/bl  Bunga Obligasi 10 August 2011
  • 21. Tidak Dipotong PPh 23 Bunga yang diterima oleh Bank Bunga yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan Bunga Sewa Guna Usaha dengan hak opsi 10 August 2011
  • 22. BUNGA Pengertian Bunga Termasuk Premium, Diskonto, dan Jaminan Pengembalian Utang.  Denda Keterlambatan Bayar Termasuk Pengertian Bunga (S-480/PJ.313/2001) Bunga Yang diperhitungkan dalam Penjualan  cicilan bukan termasuk bunga, karena termasuk dalam bagian harga jual (S-75/PJ.32/1998)
  • 23. DIVIDEN 15% Ph Bruto Merupakan Bagian Laba yang Diperoleh Pemegang Saham atau pemegang polis asuransi. 1. Pengertian Sangat Luas, Dalam Bentuk Apapun. 2. UU Pajak Dapat Menetapkan adanya Dividen Terselubung. 3. Bagian laba yang dibayarkan kepada karyawan bukan dividen. Tidak Boleh Dibiayakan Di PPh Badan
  • 24. Beberapa Bentuk Dividen sbgmn. penjelasan Psl 4 ayat 1 (g) 1. Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal disetor. 2. Pemberian Saham bonus tanpa penyetoran. Termasuk saham bonus dari kapitalisasi agio. 3. Pembayaran kembali modal disetor, jika dalam tahun-tahun lampau diperoleh keuntungan, kecuali sbg akibat pengecilan modal dasar yang dilakukan secara sah. 4. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang dibebankan sebagai biaya perusahaan. Contoh Dividen Terselubung: Pembayaran Bunga Pinjaman Kepada Pemegang Saham Yang melebihi kewajaran
  • 25. DIVIDEN / SHU / PEMBAGIAN LABA YANG DITERIMA OLEH • PERSEROAN TERBATAS KOPERASI/ ANGGOTA ANGGOTA Dividen, • BADAN USAHA MILIK NEGARA PK(tdk • BADAN USAHA MILIK DAERAH KOPERASI SHU bersaham), Badan PERKUMPULAN, yang DENGAN SYARAT: PERSEKUTUAN, diterima FIRMA, oleh KONGSI, KIK orang 1. KEPEMILIKAN SAHAM MIN. 25% 2. MEMPUNYAI USAHA AKTIF pribadi DILUAR KEPEMILIKAN SAHAM BERASAL DARI CADANGAN LABA DITAHAN TIDAK DIPOTONG PPH 23 Final
  • 26. PENGENAAN PPh Pasal 23 ATAS DIVIDEN SUDAH BELUM Tbk Tbk (Go Public) (Go Public) TERHUTANG SAAT TERHUTANG SAAT PENENTUAN DIUMUMKAN RUPS HAK (RECORDING DATE) WPDN BADAN DG.SYARAT ttt. TIDAK TERUTANG PAJAK WP ORANG PRIBADI DN TERUTANG PAJAK 10 % Final WP LUAR NEGERI TERUTANG PAJAK 20 % PAJAK PENGHASILAN TIDAK BOLEH DITANGGUNG PEMBERI DEVIDEN PEMBERI DEVIDEN MENERBITKAN BUKTI POTONG DAN MENYETORKAN PAJAK TGL 10 BULAN BERIKUT
  • 27. ROYALTI 15% Ph Bruto IMBALAN SEHUBUNGAN DG PENGGUNAAN HAK ATAS: 1. HAK ATAS HARTA TAK BERWUJUD ( hak pengarang, paten, merek dagang, rahasia perusahaan ) 2. HAK ATAS HARTA BERWUJUD YG MEMPUNYAI NILAI INTELEKTUAL ( hak atas alat industri, komersial, ilmu pengetahuan ) 3. INFORMASI YG BELUM DIUNGKAPKAN SECARA UMUM, DENGAN CIRI: INFORMASI TELAH TERSEDIA SHG TDK PERLU RISET, pengalaman di bidang industri
  • 28. Karya Sinematografi yang merupakan media komunikasi massa gambar gerak (moving images) antara lain meliputi: film dokumenter, film iklan, reportase atau film cerita yang dibuat dengan skenario, dan film kartun. Karya sinematografi dapat dibuat dalam pita seluloid, pita video, piringan video, cakram optik dan/atau media lain yang memungkinkan untuk dipertunjukkan di bioskop, di layar lebar atau ditayangkan di televisi atau di media lainnya. Karya serupa itu dibuat oleh perusahaan pembuat film, stasiun televisi atau perorangan;
  • 29. Pemanfaatan hasil Karya Sinematografi dapat dilakukan melalui suatu perjanjian penggunaan hasil Karya Sinematografi, yaitu: Bukan Royalti a. dengan pemindahan seluruh hak cipta tanpa persyaratan tertentu, termasuk tanpa ada kewajiban pembayaran kompensasi di kemudian hari; b. dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Royalti Sinematografi kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya, dengan persyaratan tertentu seperti penggunaan Karya Sinematografi untuk jangka waktu atau wilayah tertentu; Royalti c, dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Sinematografi kepada pihak lain untuk mengumumkan ciptaannya dengan menggunakan pola bagi hasil antara pemegang hak cipta dan pengusaha bioskop; atau Bukan d. dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Royalti Sinematografi kepada pihak lain tanpa hak untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya.
  • 30. Pemanfaatan hasil Karya Sinematografi dapat dilakukan melalui suatu perjanjian penggunaan hasil Karya Sinematografi, yaitu: b. dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Sinematografi kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya, dengan persyaratan tertentu seperti penggunaan Karya Sinematografi untuk jangka waktu atau wilayah tertentu; PPh 23 = 15% X jumlah bruto atas royalti (seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh pemegang hak cipta) PPh 26 = 20% X jumlah bruto / Tarif Tax Treaty c, dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Sinematografi kepada pihak lain untuk mengumumkan ciptaannya dengan menggunakan pola bagi hasil antara pemegang hak cipta dan pengusaha bioskop; atau PPh 23 = 15% X (10% jumlah bagi hasil) PPh 26 = 20% X (10% jumlah bagi hasil) / Tax Treaty
  • 31. HADIAH UNDIAN LOMBA / BUKAN OBJEK PENGHARGAAN / 25% FINAL SEHUB. JASA Diberikan ke semua pembeli/konsumen akhir tanpa diundi • Bagi WP OP dikenakan PPh pasal 21 dengan tarif pasal 17 dari Ph. Bruto • Bagi WP Badan / BUT dikenakan PPh Pasal 23 sebesar 15% dari Ph Bruto • Bagi WP LN selain BUT dikenakan PPh Pasal 26 sebesar 20% dari Ph Bruto ( Final ) atau P3B
  • 32. PMK NOMOR 244/PMK.03/2008 TENTANG JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 23 AYAT (1) HURUF C UU PPh  Imbalan sehubungan dengan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, , dipotong Pajak Penghasilan sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. 10 August 2011
  • 33. Jenis Jasa lain PPh 23 =2% X Ph Bruto a) Jasa penilai (appraisal); b) Jasa aktuaris; c) Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan; d) Jasa perancang (design); e) Jasa pengeboran di bidang penambangan migas, kecuali yang dilakukan oleh BUT; f) Jasa penunjang di bidang penambangan migas; g) Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas; h) Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara; i) Jasa penebangan hutan; j) Jasa pengolahan limbah; k) Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services) l) Jasa perantara dan/atau keagenan; m) Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI; n) Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI
  • 34. Jenis Jasa lain PPh 23 =2% X Ph Bruto o) Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara; p) Jasa mixing film; q) Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan; r) Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi; s) Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/ atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi; t) Jasa maklon; u) Jasa penyelidikan dan keamanan; v) Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
  • 35. Jenis Jasa lain PPh 23 =2% X Ph Bruto w) Jasa pengepakan; x) Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi; y) Jasa pembasmian hama; z) Jasa kebersihan atau cleaning service; aa) Jasa katering atau tata boga. .
  • 36. SE Nomor SE - 35/PJ/2010 Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta merupakan penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan kesepakatan untuk memberikan hak menggunakan harta selama jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian tertulis maupun tidak tertulis sehingga harta tersebut hanya dapat digunakan oleh penerima hak selama jangka waktu yang telah disepakati.
  • 37. SE Nomor SE - 35/PJ/2010  Jasa teknik merupakan pemberian jasa dalam bentuk pemberian informasi yang berkenaan dengan pengalaman dalam bidang industri, perdagangan dan ilmu pengetahuan yang dapat meliputi : - pemberian informasi dalam pelaksanaan suatu proyek tertentu, seperti pemetaan dan/atau pencarian dengan bantuan gelombang seismik; - pemberian informasi dalam pembuatan suatu jenis produk tertentu, seperti pemberian informasi dalam bentuk gambar-gambar, petunjuk produksi, perhitungan-perhitungan dan sebagainya; atau - pemberian informasi yang berkaitan dengan pengalaman di bidang manajemen, seperti pemberian informasi melalui pelatihan atau seminar dengan peserta dan materi yang telah ditentukan oleh pengguna jasa.
  • 38. SE Nomor SE - 35/PJ/2010 Jasa manajemen merupakan pemberian jasa dengan ikut serta secara langsung dalam pelaksanaan atau pengelolaan manajemen.
  • 39. SE Nomor SE - 35/PJ/2010 Jasa konsultan merupakan pemberian advice (petunjuk, pertimbangan, atau nasihat) profesional dalam suatu bidang usaha, kegiatan, atau pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga ahli atau perkumpulan tenaga ahli, yang tidak disertai dengan keterlibatan langsung para tenaga ahli tersebut dalam pelaksanaannya.
  • 40. JASA MAKLON Semua pemberian jasa dlm rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yg : 1. proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (sub kon) 2. spesifikasi,bhn baku dan barang setengah jadi dan atau bahan penolong yg akan diproses sebagian atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa 3. kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa. . Pengertian jasa maklon harus memenuhi ketiga unsur tersebut. 10 August 2011
  • 41. JASA EVENT ORGANIZER kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa penyelenggara kegiatan. 10 August 2011
  • 42. Jumlah Bruto Seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun, tidak termasuk: a. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna Jasa; Dengan bukti : kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan; b. pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material; dengan bukti : faktur pembelian barang atau material;
  • 43. Jumlah Bruto Seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun, tidak termasuk: c. pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya di bayarkan kepada pihak ketiga; Dengan bukti : faktur tagihan dari pihak ketiga disertai dengan perjanjian tertulis; d. pembayaran penggantian biaya (reimbursement) Yaitu penggantian pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga. dengan bukti : faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga Kecuali : a. atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering; atau b. dalam hal penghasilan yang dibayarkan telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.
  • 44. PT Sumber Tenaga merupakan perusahaan penyedia tenaga kerja. PT Sumber Tenaga mendapat kontrak dari PT Maju Terus untuk menyediakan tenaga kerja pemasaran sebanyak 20 orang dengan mendapat imbalan jasa sebesar Rp20.000.000,- Tenaga kerja tersebut selanjutnya menjadi pegawai PT Maju Terus.  Atas pembayaran yang dilakukan PT Maju Terus kepada PT Sumber Tenaga dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Maju Terus sebesar: 2% x Rp20.000.000,- = 400.000,- Contoh 1
  • 45. PT Aman Jaya merupakan perusahaan penyedia tenaga kerja untuk keamanan (satpam). PT Aman Jaya mendapat kontrak penyediaan tenaga kerja satpam sebanyak 20 orang dari PT Dwi Makmur. Tenaga kerja satpam tersebut tetap merupakan pegawai PT Aman Jaya. Dalam kontrak disepakati bahwa pembayaran atas penyerahan jasa oleh PT Aman Jaya terdiri dari gaji untuk 20 orang satpam per bulan sebesar Rp 20.000.000,- dan imbalan atas jasa penyediaan satpam per bulan sebesar Rp 2.000.000,-. Rincian tagihan PT Aman Jaya kepada PT Dwi Makmur :  Pembayaran gaji 20 orang satpam Rp 20.000.000,-  Imbalan Jasa Rp 2.000.000,- Contoh 2
  • 46. Atas pembayaran yang dilakukan PT Dwi Makmur kepada PT Aman Jaya dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Dwi Makmur sebesar: 2% x Rp2.000.000,- = Rp 40.000,- Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan di atas maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar Rp 22.000.000,- sehingga PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Dwi Makmur atas pembayaran kepada PT Aman Jaya adalah sebesar: 2% x Rp. 22.O00.000, - = Rp440.000,- Contoh 2
  • 47. PT Megah (pihak pertama) melakukan kontrak dengan PT Satu Sarana selaku perusahaan agen periklanan (pihak kedua) untuk membuat iklan sekaligus memasang iklan pada perusahaan media (pihak ketiga). Nilai kontrak yang telah disepakati adalah sebesar Rp 103.000.000.- Rincian tagihan PT Satu Sarana kepada PT Megah adalah: 1) pembelian material untuk pembuatan iklan ……………………….. Rp15.000.000,- 2) jasa konsultan (terkait pembuatan dan pemasangan iklan) .. Rp 5.000.000,- 3) fee agen …………………………………………………………………………………..Rp 3.000.000,- 4) biaya pemasangan iklan ke perusahaan media.................. Rp 80.000.000,- Contoh 3
  • 48.  Pemotongan PPh Pasal 23 yang dilakukan PT Satu Sarana atas pembayaran Jasa pemasangan iklan kepada perusahaan media adalah sebesar: 2% x Rp80.000.000,- = Rp1.600.000,-  Pemotongan PPh Pasal 23 yang dilakukan PT Megah atas pembayaran jasa konsultasi dan jasa keagenan kepada PT Satu Sarana adalah sebesar: 1) 2% x Rp 5.OO0.OOO,- = Rp 100.000,- untuk jasa konsultasi; dan 2) 2% x Rp 3.000.000,- = Rp 60.000,- untuk jasa keagenan  Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan di atas maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar Rp103.000.000,- sehingga PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Megah atas pembayaran kepada PT Satu Sarana adalah sebesar: 2% x Rp 103.000.000.00 = Rp 2.060.000.- Contoh 3
  • 49.  PT Terang mengikat kontrak dengan PT Garmindo untuk pembuatan seragam kantor PT Terang berdasarkan model dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh PT Terang. Dalam kontrak disepakati bahwa PT Terang akan menyediakan bahan baku utama berupa kain dan PT Garmindo akan menyediakan bahan tambahan. Imbalan yang disepakati atas kontrak tersebut adalah sebesar Rp25.000.000,- tidak termasuk biaya bahan tambahan. PT Garmindo mengeluarkan biaya sebesar Rp5.000.000,- untuk bahan tambahan.  Rincian tagihan PT Garmindo kepada PT Terang: Biaya untuk bahan tambahan … Rp 5.000.000,- Imbalan jasa maklon ............. Rp 25.000.000,- Contoh 4
  • 50. Atas pembayaran yang dilakukan PT Terang kepada PT Garmindo dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Terang sebesar: 2% x Rp 25.000.000,- = Rp 500.000,- Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan di atas maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar Rp30.000.000,- sehingga PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Terang atas pembayaran kepada PT Garmindo adalah sebesar: 2% x Rp 30.000.000,- = Rp 600.000,- Contoh 4
  • 51. Untuk acara pembukaan cabang baru, PT Abadi meminta CV Sedap yang bergerak di bidang pengadaan catering untuk menyediakan makanan yang terdiri dari makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup untuk sekitar 500 orang. Kontrak yang disepakati untuk pengadaan catering tersebut adalah Rp20.000.000,-  Atas pembayaran yang dilakukan PT Abadi kepada CV Sedap dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Abadi sebesar: 2% x Rp 20.000.000,- = Rp 400.OOO,- Contoh 5
  • 52. Pengecualian 1. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank; 2. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan leasing dengan hak opsi; 3. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) 4. bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf i; 5. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya; 6. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan** .
  • 53. **PMK-251/PMK.03/2008 Jasa Keuangan yang Dikecualikan dari Pemotongan PPh Pasal 23 1. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 23. 2. Penghasilan jasa keuangan berupa bunga atau imbalan lain yang diberikan atas penyaluran pinjaman dan/atau pemberian pinjaman, termasuk pembiayaan berbasis syariah. 3. Badan usaha: a. Perusahaan pembiayaan di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank (khusus didirikan dan mendapat ijin Menkeu) b. BUMN/BUMD yang khusus didirikan memberikan sarana pembiayaan bagi UMKM, koperasi, termasuk PT PNM.
  • 54. Soal 23-1  Adinda adalah pemilik saham di PT. ABC sebanyak 10.000 lembar saham. Pada akhir tahun 2006 PT. ABC membagikan deviden sebesar Rp 5.000,- per lembar saham. Berapa nilai bersih deviden yang diterima oleh Adinda ?? soal 23-2  PT. Ingin Maju mempunyai pinjaman kepada PT. DEF sebesar Rp 1 M dengan tingkat suku bunga 15%/tahun dan pinjaman kepada Bank Rente sebesar Rp 500 juta dengan tingkat suku bunga 12%/tahun, berapa total PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT. Ingin Maju ?? soal 23-3  PT. Utama dalam melaksanakan pembukuannya menggunakan jasa dari KAP Cermat dan Rekan dengan nilai imbalan Rp 100 juta per tahun, ketika melakukan pembayaran PPh apa dan berapa yang harus dipotong oleh PT. Utama ?? 10 August 2011
  • 55. 23-4  PT. GHI membayar tagihan katering (belum termasuk PPN) kepada CV Sari Rasa dengan perincian sebagai berikut :  Material/bahan baku makanan sebesar Rp 3 juta.  Jasa Memasak/Katering sebesar Rp 1 juta Berapa PPh yang harus dipotong PT. GHI ?? 23-5  Pemeriksaan pajak PT. JKL tahun 2005 oleh KPP Bekasi, diketahui terdapat pembayaran bunga atas pinjaman kepada PT. MNO sebesar Rp 250 juta yang tidak dipotong PPh pasal 23 oleh PT. JKL, berapa PPh pasal 23 yang harus dibayar oleh PT. JKL ( sesuai dengan SKP yang diterbitkan KPP Bekasi ) ?? 23-6  PT. Penerbit Gramedia membayar royalty kepada Tn. Pengarang atas penerbitan buku- bukunya senilai Rp 30 juta, berapa PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT. Penerbit Gramedia dan bagaimana cara penyetorannya ?? 10 August 2011
  • 56. 23-7  PT. Rokok Kretek menyelenggarakan lomba merancang iklan untuk produknya, dengan hadiah pertama seperangkat komputer jinjing lengkap dengan printernya senilai Rp 30 juta, dan hadiah kedua sebuah PC senilai Rp 10 juta, pemenang pertama adalah Iwan (mahasiswa PTS) dan pemenang kedua adalah CV Endika (perusahaan periklanan), aspek perpajakan apa yang harus dilakukan oleh Pt. Roko Kretek ?? 23-8  PT. STU menyewa mesin photo copy dari PT. Astra Graphia, untuk tahun 2009 ini nilai sewa adalah sebesar Rp 75 juta, berapa PPh yang harus dipotong oleh PT. STU ?? 23-9  PT. Mondar Mandir adalah perusahaan persewaan mobil, mendekati lebaran ordernya meningkat signifikan, untuk itu PT. Mondar Mandir menyewa beberapa mobil tambahan kepada CV. Rental Mobil selama satu bulan dengan total nilai sewa sebesar Rp 15 juta, Aspek perpajakan apa yang harus diperhatikan oleh PT. 10 August 2011 Mondar Mandir ??
  • 57. 23-10 Bagaimana aspek PPh Pemotongan Pemungutan atas transaksi – transaksi berikut :  PT. Milki Way mendapat deviden dari PT. Nextel, anak perusahaannya, sebesar Rp 500 juta, kepemilikan saham PT. Milky Way sebesar 45% dan tidak mempunyai usaha aktif diluar investor.  PT. Honsa menggunakan jasa PT. Monex untuk mengiklankan produknya di TV dan Radio dengan nilai kontrak Rp 400 juta. 10 August 2011
  • 58.
  • 59.
  • 60. Baca SE-08/PJ.22/1989 tanggal 31 Januari 1989 tentang Pematrapan PPh Pasal 23/26 Hasil Penelitian SPT PPh SE-10/PJ.313/1992 tentang Hubungan PPh Pasal 23/26 Dengan Biaya Perusahaan 10 August 2011