Tugas Online 8, Manajemen Pemasaran RS, Diahwati Kustianingsih, Pasca Sarjana...
Similaire à Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Paska Sarjana MARS, Universitas Esa Unggul, Angkatan 7, 2019
Similaire à Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Paska Sarjana MARS, Universitas Esa Unggul, Angkatan 7, 2019 (20)
Tugas online 8, Anita Theresia Junianty, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Paska Sarjana MARS, Universitas Esa Unggul, Angkatan 7, 2019
1. PROPOSAL
REGULASI SISTEM APLIKASI ANDROID
ANTRIAN E-PUSKESMAS
KECAMATAN MENTENG KOTA ADMINISTRASI
JAKARTA PUSAT
NAMA : dr. Anita Theresia Yunianti
NIM : 20180309147
DOSEN PENGAMPU:
1. Dr. Hasyim Ahmad, SE, M.Ed, MM
2. Erlina P. Mahadewi, SE, MM, MBL
Program Studi : Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS)
Mata Kuliah : ARS 103 – Manajemen Pemasaran Rumah Sakit
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2019
2. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan bagian yang penting bagi masyarakat karena dengan kesehatan yang
maksimal maka seseorang akan dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik dan dapat menciptakan
kehidupan yang nyaman. Untuk itu diperlukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang merupakan
tujuan utama dalam penyelenggaran pelayanan publik yang merupakan sebuah konsep digunakan dalam
memberikan pelayanan kesehatan seperti pelayanan preventif dan promotif dengan sasaran perorangan,
keluarga serta kelompok masyarakat. Ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan
dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistim pelayanan kcsehatan di Indonesia. Sebagai
sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelayartan kesehatan masyarakat, yang bertanggung jawab dalatn menyelenggarakan
pelayanan medis.
Hal ini menjadikan puskesmas era globalisasi seperti di bidang teknologi dan kesehatan, maka
sebagai pelayanan kesehatan puskesma berupaya melakukan terobosan inovasi dalam memberikan
pelayanannya. Pelayanan yang inovatif dan menguntungkan masyarakat sebagai pengguna jasa akan lebih
diminati masyarakat. Unsur-unsur yang membentuk layanan berkualitas merupakan perpaduan dari kualitas
yang dicerminkan oleh perilaku atau sikap pribadi yang berinteraksi dengan para pengguna ketrampilan
atau keahlian yang merupakan penguasaan unsur-unsur dan komponen-komponen dasar dalam pelayanan
dapat dikatakan pelayanan adalah berkaitan dengan proses.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (Permenkes 75, 2014)
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul
Azwar, 1996).
Dalam meningkatkan mutu pelayanan puskesmas mempunyai dua komponen, yaitu pemenuhan
terhadap standar mutu yang telah ditetapkan dan pemenuhan akan kepuasan pelanggan. Puskesmas juga
harus memberikan pelayanan kesehatan yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Perbaikan kualitas jasa
pelayanan kesehatan dapat dimulai dengan mengevaluasi setiap unsur yang berperan dalam membentuk
kepuasan pasien
3. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan yang sehat
(Permenkes 75, 2014). Dalam upaya meningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pasien, maka diperlukan
peningkatan puskesmas pelayanan di Puskesmas kecamatan, yang lebih dekat dengan masyarakat. Untuk
menunjang jaminan kesehatan nasional (JKN) pada 2019, pemerintah daerah Jakarta Pusat memiliki 8
puskesmas kecamatan dan Puskesmas Kecamatan Menteng berada di wilayah Jakarta Pusat.
Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Menteng adalah menyelenggarakan peningkatan dan
pemerataan pelayanan kesehatan perorangan, menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian kesehatan
masyarakat, menyelenggarakan pelayanan gawat darurat dan bencana, menyelenggarakan peningkatan
manajemen pelayanan kesehatan dan menyelenggarakan advokasi dalam mewujudkan lingkungan sehat
melalui pembangunan berwawasan kesehatan.
Untuk tercapainya visi dan misi Puskesmas Menteng dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat diperlukan upaya salah satunya adalah pendaftaran pasien.
Dalam menyelenggarakan upaya pendaftaran pasien di Puskesmas Menteng perlu ada inovasi untuk
menunjang pelayanan antrian loket yang bermutu sesuai dengan perubahan zaman.
Dalam aspek meningkatkan pelayanan sistem antrian loket pendaftaran yang bermutu maka
Puskesmas Menteng berupaya untuk melakukan inovasi perbaikan. Dikarenakan pada era BPJS Kesehatan
saat ini, hampir semua fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan mengalami
peningkatan angka kunjungan berobat pasien rawat jalan dan pasien gawat darurat. Antrian yang terlalu
panjang dan lama untuk mendapatkan pelayanan sangat mengganggu kenyamanan pasien. Rata-rata lama
waktu menunggu sangat tergantung pada tingkat kecepatan pelayanan pendaftaran pasien di loket.
Tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian panjang. Jika tidak diantisipasi
sejak dini maka angka kunjungan yang banyak, dapat mengakibatkan ruang tunggu pelayanan tidak
kondusif dan dapat mengakibatkan pasien tidak tertangani dengan efesien dan efektif.
Sistem antrian manual atau konvensional mewajibkan pasien datang ke puskesmas dan mengambil
nomor antrian untuk pendaftaran. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penumpukan pasien berobat.
Karena mereka harus datang lebih awal untuk mengambil nomor antrian. Dimana rata-rata jumlah
kunjungan rawat jalan Puskesmas Menteng per hari adalah 600 pasien terbagi antara 450 pasien untuk
pelayanan pagi dan 150 untuk pasien pelayanan 24 jam beserta instalasi gawat darurat. Banyaknya
kunjungan tersebut, membuat kualitas pelayanan menurun dikarenakan waktu tunggu pasien meningkat
satu sampai tiga jam, mengakibatkan padat merayap ruang tunggu pasien (front office).
Dengan inovasi terbaru untuk waktu pengantrian loket di Puskesmas Kecamatan Menteng, akan
memberi kemudahan pendaftaran bagi para pasien yang datang melalui sebuah alat canggih berupa mesin
4. e-Antrian Infokes (e-puskesmas) yang menjadi sistem informasi pendaftaran, dengan menggabungkan
fungsi pendaftaran pasien mandiri. Sistim Informasi Puskesmas Kecamatan Menteng (e-puskesmas), dan
Primary Care (Pcare) yang terkoneksi langsung dengan BPJS Kesehatann dan dapat di akses langsung oleh
keluarga pasien atau pasien itu sendiri.
Harapannya sistem e-puskesmas mempermudah masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan
di Puskesmas Kecamatan Menteng. Dikarenakan di masa era BPJS, Puskesmas sudah mirip rumah sakit
dalam hal pelayanan, maka dibutuhkan efesiensi dan efektif dengan sistem online untuk memudahkan
pelayanan, sehingga pasien tidak perlu mengantri panjang.
Melalui mesin multifungsi tersebut, pasien yang datang cukup menekan tombol yang dapat diakses
langsung oleh pasien untuk proses pendaftaran tanpa harus mengantri lagi di loket pendaftaran, aplikasinya
cukup sederhana dengan menu tombol klik saja setelah mendaftarkan diri secara online dan terakhir tinggal
klik maka jenis pelayanan yang diinginkan pasien secara online terkoneksi bisa langsung menunggu
didepan poli yang dituju untuk mendapatkan giliran pelayanan dengan mudah mendaftar secara langsung
menggunakan android untuk reservasi pendaftaran online.
Dengan menghadirkan fitur pendaftaran pasien dengan berbagai cara, seperti pendaftaran online
lewat Web atau Android, atau datang langsung. Semuanya tercatat dan terjadwal dengan baik, sehingga
mudah di monitor dalam aplikasi sistem informasi manajemen puskesmas kecamatan Menteng.
Dengan sistem ini, mesin juga akan langsung mengintegrasikan data diri sesuai data
kependudukannya dan langsung mengintegrasikan data peserta tersebut ke BPJS Kesehatan dan server
pelayanan pasien. Setelah data masuk, pasien dengan tampilan menu guna mengakses layanan kesehatan di
poli yang diinginkan.
Kecepatan dan kemudahan layanan tidak hanya dinikmati pasien di loket pendaftaran. Pasien yang
terdaftar dapat menceritakan keluhan saat ini, dan tidak lagi harus banyak menyampaikan riwayat
penyakitnya. Aplikasi e-puskesmas terdapat tampilan riwayat kesehatan yang dapat memberitahukan
riwayat penyakit sebelumnya. Dokter akan mencatat hasil pemeriksaan dalam data base di sistem. Data ini
otomatis tersimpan dalam sistem dan dapat diakses dengan mudah.
Setelah mendapat layanan pemeriksaan medik pasien bisa langsung menuju apotek. Dokter
mengirim resep obat yang dibutuhkan pasien melalui aplikasi e-puskesmas langung terintergrasi oleh
system, apoteker akan meracik obat sebelum pasien tiba di ruang tunggu apotek. Tanpa menyerahkan resep
obat dari dokter, pasien akan menerima obat di apotek.
Berdasarkan pada uraian diatas, maka penulis menganggap perlu ada regulasi dan inovasi untuk mengkaji
lebih lanjut penelitian mengenai bagaimana penerapan e-Puskesmas di puskesmas dengan ”REGULASI
SISTEM APLIKASI ANDROID ANTRIAN E-PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG KOTA
ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT”
5. TINJAUAN TEORITIK
Konsep Teori Inovasi
Menurut West dan Far (Ancok 2012: 34) inovasi adalah pengenalan dan penerapan dengan sengaja
gagasan, proses, produk dan prosedur yang baru pada unit yang menerapkannya, yang dirancang untuk
memberikan keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi dan masyarakat luas.
Sedangkan menurut Evert M.Rogers (Suwarno, 2008 : 9) mendefinisikan bahwa inovasi adalah
suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disdari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh
seseorang atau kelompok untuk diadopsi
Secara umum inovasi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian. Menurut Damanpour (Suwarno,
2008:9), inovasi organisasi sebagai gagasan atau perilaku baru dalam organisasi sebagai gagasan produk
atau jasa yang baru, teknologi yang baru, teknologi proses, system struktur dan administrasi baru atau
recana baru bagi anggota organisasi.
Dalam penerapannya inovasi memiliki atribut yang melekat didalam inovasi tersebut. Atribut
inovasi yang dimaksud menurut Rogers (Suwarno, 2008:16-18) Antara lain sebagai berikut:
a) Relative advantage atau keuntungan relative, sebuah inovasi harus mempunyai keunggilan
dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan
yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain;
b) Compability atau kesesuaian, inova juga mempunyai sifat kompatibel atau sesai dengan
inovasi yang digantikannya. Hal ini dimaksudnkan agar inovasi yang lama tidak serta merta
dibuang begitu saja, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian proses transisi ke
inovasi terbaru. Selain itu juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses
pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat.
c) Complexity atau kerumitan, dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingat
kerumitan yang boleh menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya.
Namun dengan demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan
lebih baik,maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting
d) Triability atau kemungkinan dicoba, inovasi hanya bias diterima apabila telah teruji dan
terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama.
6. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase uji coba, dimana setiap orang atau
pihak mempunyai kesempatan untuk mengguji kualtas dari sebuah inovasi.
e) Observability atatu kemudahan diamati, sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi
bagaiman ia bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Aspek penting lainnya dalam kajian inovasi adalah berkenaan dengan level inovasi yang
mencerminkan variasi besarnya dampak yang ditimbulkan oleh inovasi yang berlansung
Aspek penting lainnya dalam kajian inovais dalah berkenanan dengan level inovasi yang
mencerminkan variasi besarnya dampak yang ditimbulkan oleh inovasi yang berlangsung. Kategori level
inovasi dijelaskan oleh Mulgan and Albury (Muluk, 2008: 46) berentang mulai dari inkremental, radikal
sampai tansformasi. Dan dilihat dari prosesnya, inovasi jug adapt dibedakan dalam dua kategori, yaitu
(Muluk, 2008:48):
a) Sustaining innovation merupakan proses inovasi yang membawa perubahan baru namun
dengan tetap mendasarkan diri pada kondisi pelayanan dan system yang sedang berjalan
atau produk yang sudah ada.
b) Distcontinues innovation (inovasi terputus), merupaka proses inovasi yang membawa
perubahan yang sama sekali baru dan tidak lagi berdasar pada kondisi yang sudah ada
sebelumnya.
Konsep Teori Antrian
Sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayanan suatu antrian yang mengatur
kedatangan pelanggan dan pemrosesan masalahnya. Pelanggan yang tiba dapat bersifat tetap atau tidak
tetap untuk memperoleh pelayanan. Apabila pelanggan yang tiba dapat langsung masuk kedalam sistem
pelayanan maka pelanggan tersebut langsung dilayani, sebaliknya jika harus menunggu maka mereka harus
membentuk antrian hingga tiba waktu pelayanan (Hilier L. 2008. Introduction to Operations Research, jilid
2. Penerbit Andi. Yogyakarta). Dimana elemen-elemen dasar model antrian bergantung pada faktor sebaran
kedatangan, barisan antri, mekanisme pelayanan, waktu pelayanan, dan sumber pelayanan (Hilier L. 2008.
Introduction to Operations Research, jilid 2. Penerbit Andi. Yogyakarta))
Teori antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A.K.Erlang yang melakukan eksperimen
tentang fluktuasi perminaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu
peralatan penyambungan telepon secara otomatis.
7. Teori antrian yang merupakan studi probabilistic kejadian garis tunggu, yakni suatu garis tunggu
dari pasien yang memerlukan layanan dari system yang ada. Antrian terjadi di karena adanya keterbatasan
sumber pelayanan, yang umumnya berkaitan dengan keterbatasan server. Hal ini bisa menjadi kerugian dari
organisasi untuk memberikan pelayanan public yang maksimal menurut Sinalungga (2008:238),
Menurut Siagian (1987), antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerluan
layanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas pelayanan). Sedangkan menurut Hillier dan Lieberman
adalah sebgai berikut system pelayanan komersial, system pelayanan bisnis industry, system pelayanan
transportasi dan system pelayanan sosial.
Sedangkan menurut Heizer dan Render (2006:658), antrian adalah ilmu pengetahuan tentang
bentuk antrian dan merupakan orang-orang atau barang dalam barisan yang sedang menunggu untuk
dilayani atau meliputi bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya
agar dapat melayani pelanggan dengan efisien.
Menurut Heizer dan Render(2006:659) terdapat tiga komponen karakteristik system antrian:
1. Karateristik kedatangan atau masukan system. Sumber input yang mendatangkan pelanggan
bagi sebuah system pelayanan memiliki karakteristik utama, seperti ukuran populasi, perilaku
kedatangan dan pola kedatangan.
2. Disiplin antrian. Merupakan aturan antrian yang mengacu pada peraturan pelanggan yang ada
dalam barisan untuk menerima pelayanan yang terdiri dari:
Last Come First Served (LCFS) yaitu system antrian pelanggan yang datang terakhir akan
dilayani lebih dahulu
Service in Random Order (SIRO) yaitu panggilan didasrakan pada peluang secar acak,
tidak peduli siapa dulu yang tiba untuk dilayani.
Shortest Operation Times (SOT), merupakan system pelayanan yang membutuhkan waktu
pelayanan tersingkat mendapat pelayanan pertama
Proses antrian secara umum dikategorikan menjadi empat struktur dasar menurut fasilitas
pelayanan, yaitu:
1. Model Single Chanel-Single Phase
Single channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas
pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan individu.
8. 2. Model Single Channel –Multi Phase
Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam
phase)
3. Multi Channel- Single Phase
System Multi Channel – Single Phase terjadi kapan sja dimana ada dua atau lebih fasilitas
pelayanan dialiri oleh antrian tunggal
9. 4. Multi Channel – Multi Phase
Sebagai contoh sistm Multi Channel – Multi Phase adalah pelayanan kepada pasien di rumah sakit,
mulai dari pendaftaran, diagnose, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini
mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).
Konsep Pelayanan
Konsep Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan
kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. Sedangkan menurut
Levey dan Loomba (1973),pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Menurut Permenkes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatanperorangan, keluarga, kelompok dan atupun
masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang ditemukan banyak macamnya, ini ditentukan oleh:
1. Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi.
2. Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi dari padanya.
Pendapat Kotler tentang pelayanan dalam ( Lukman 2000:8), pelayanan adalah setiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
10. terikat pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya Sampara Lukman (2000:8) berpendapat, pelayanan
adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan
orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat dibedakan
atas dua, yaitu:
1. Pelayanan kedokteran : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalalam
kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan
utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama
untuk perseorangan dan keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok kesehatanmasyarakat (public health service) ditandai dengan cara pengorganisasian
yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan
masyarakat.
Menurut Endar Sugiarto (2002:36), pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan,tamu, klien, pasien penumpang, dan lain-lain) yang
tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun yang dilayani
Menurut Wyckof (dalam Purnama 2006:19) memberikan pengertian pelayanan sebagai tingkat
kesempurnaan yang diharapkan dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan
konsumen
Konsep e-Puskesmas
E-Puskesmas merupakan aplikasi untuk layanan kesehatan yang dikembangkan untuk memberikan
pelayanan dasar kepada masyarakat. Aplikasi tersebut merupakan bagian dari modul aplikasi
dikembangkan pemerintah Kota DKI Jakarta dengan PT. Telkom Indonesia. Dengan e-Puskesmas,
pencatatan dan pendataan pasien dilakukan secara elektronik dan memudahkan Dinas Kesehatan dalam
memonitor data kesehatan masyarakat. Aplikasi ePuskesmas merupakan wujud dari penerapan teknologi
informasi dan komunikasi yang mampu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam memberikan
pelayanan yang prima kepada pasien.
11. Manfaat Aplikasi Layanan e-Puskesmas
1. Efisiensi dan efektifitas dalam terobosan untuk percepatan pengelolaan kegiatan pelayanan
kesehatan yang berbasis teknologi kesehatan mulai dari proses pendaftaran, pemeriksaan,
pemberian resep, dan pelaporan puskesmas.
2. Membantu dalam mengolah dan pencatatan data pelayanan sehari-hari mulai dari data pasien,
rekam medik, obat, rujukan dan lain-lain.
3. Memberikan kemudahan pemerintah dalam hal ini managemen puskesmas sebagai pelaksana
pelayanan kesehatan dasar akan mudah untuk memonitor data kesehatan dan meng-update
informasi masyarakat yang berbasis system.
Pengertian Efisiensi menurut Susilo adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana penyelesaian suatu
pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan dengan penuh kemampuan yang dimiliki. Sedangkan
menurut Lubis, Pengertian Efisiensi adalah suatu proses internal atau sumber daya yang diperlukan oleh
organisasi untuk menghasilkan satu satuan output. Oleh sebab itu efisiensi dapat diukur sebagai ratio output
terhadap input.
Rahardjo Adisasmita mengungkapkan Pengertian Efisiensi merupakan komponen-komponen input
yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya dapat dihitung penggunaannya dan tidak berdampak pada
pemborosan atau pengeluaran yang tidak berarti.Adapun teori efektifitas pemerintahan menurut Ndraha
(2005:163) mengemukakan: efektifitas yang didefinisikan seara abstrak sebagai tingkat pencapaian tujuan,
diukur dengan rumus hasil dibagi (per) tujuan. Tujuan yang bermula pada visi yang bersifat abstrak itu
dapat dideduksi sampai menjadi kongkrit, yaitu sasaran (strategi)
Menurut Radiant Victor Imbar (2012), Sistem informasi berbasis web memberikan kemudahan dalam
hal pendaftaran pasien baru, kecepatan dalam pengaksesan data pasien lama yang akan kembali berobat
atau menjalani perawatan, melihat data dokter yang bertugas pada poliklinik tersebut dengan cepat.
12. Halaman Tampilan E-Puskesmas
E-Puskesmas merupakan aplikasi internet yang berkaitan dengan jenis pelayanan jasa dalam bentuk
pelayanan kesehatan. Dengan tujuan untuk meningkatkan akses efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan
medis yang sangat membantu masyarakt untuk medapatkan fasilitas pelayanan dengan kemajuan teknologi
sehingga masyarakat dengan mudah mengakses layanan kesehatan. Menurut Loudon (2007:15)
mengemukakan bahwa "Sistem Informasi (informasion System) secara teknis dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan komponen yang saling berhubungan mengumpulkan atau mendapatkan, memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan
dalam suatu organisasi".
14. TUJUAN
1) Dapat meningkat pelayanan kesehatan dasar prima yang efisien dan efektif berbasis system
informasi dan teknologi.
2) Dapat mengukur waktu kunjungan pasien mulai dari pendaftaran, kedatangan, pemeriksaan,
pengambilan obat dan pemeriksaan lainnya.
SASARAN
1) Memberikan gambaran mengenai tingkat keberhasilan model antrian loket pendaftaran di
Puskesmas Kecamatan Menteng dengan menggunakan aplikasi e-puskesmas.
2) Sebagai bahan pertimbangan apabila sistem yang dipakai saat ini kurang optimal
3) Sebagai salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pasien untuk mendapatkan layanan terbaik
yang efesien dan efektif.
4) Memberikan informasi dan kerjasama bagian loket dengan bagian rekam medis demi terciptanya
keberhasilan inovasi antrian loket pendaftaran efesien dan efektif.
METODE
a. People
Penelitian dilakukan di wilayah kecamatan Menteng kepada pegawai bagian loket antrian
pendaftaran, Kepala Puskesmas Kecamatan Menteng, pegawai yang mengoperasikan e-Puskesmas
di Puskesmas Menteng seperti dokter, perawat juga masyarakat (pasien) yang datang berkunjung
ke Puskesmas Kecamatan Menteng
b. Proses
Proses dilakukan di Puskesmas Kecamatan Menteng Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah
dengan pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data primer dan
sekunder yaitu :
1. Data Primer yaitu:
a. Wawancara
Wawancara yaitu suatu cara untuk mendapatkan dan mengumpulkan data melalui
tanya jawab dan dialog atau diskusi dengan informan yang dianggap mengetahui
banyak tentang obyek dan masalah penelitian. Informan disini adalah pegawai
antrian loket pendaftaran, Kepala Puskesmas Kecamatan Menteng, dokter,
perawat dan juga masyarakat yang datang berkunjung.
15. 2. Data Sekunder seperti:
a. Pengumpulan Dokumen
Dokumen dikumpulkan dengan melakukan penelusuri beberapa dokumen yang
berkaitan dengan objek penelitian guna mendapatkan data sekunder yang
berhubungan dengan buku, Undang-Undang, Jurnal, artikel dan dokumen -
dokumen tentang e-Puskesmas.
b. Observasi
Observasi terhadap pengamatan secara langsung dengan sistematis terhadap
gejala-gejala yang hendak diteliti. Observasi merupakan proses yang suatu proses
yang tersusun dari proses biologis dan Psikologis. Dua diantaranya yang terpenting
yaitu proses pengamatan dan ingatan. Penulis melakukan pengamatan di lokasi
penelitian guna memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal
yang diteliti terkait dengan penerapan e-Puskesmas Menteng
c. Teknologi
Sistem Informatika Teknologi yang dipakai adalah media sosial seperti aplikasi android melalui
website untuk system e-Puskesmas Kecamatan Menteng.
16. DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D. 2012. Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. Penerbit Erlangga.
Heizer, J. dan Render, B. 2006. Manajemen Operasi, Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat
Hilier L. 2008. Introduction to Operations Research, jilid 2. Penerbit Andi. Yogyakarta
Kotler, Philip, Gary Armstrong. 2008. Prinsip – prinsip Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid 1 dan 2. Jakarta
: Erlangga
Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid 1 dan 2. Jakarta :
Erlangga
Levey, Samuel & Loomba, Paul N. 1973. Helath care administration a managerial prespective. Phil: J.P.
Lippineett Comp.
Ndraha, (2005:163) Ilmu Pemerintahan Baru, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Muluk, Khairul M. R. 2008. Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi Pemerintah Daerah.
Malang:Bayumedia Publishing
Pengadilan, Alih Bahasa : A.B. Susanto, Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat
Purnama, Nursya’bani. 2006. Manajemen Kualitas. Edisi Pertama. Yogyakarta : EKONISIA
Sampara Lukman. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta : STIA LAN Press.
Siagian, P. 1987. Penelitian Operasional : Teori dan Praktek. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi di Sektor Publik. Jakarta. STIA-LANPress
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-11%20Cindy_KMP%20V1%20N1%20Jan-
April%202013.pdf