2. Bibliografi Lazarus
Richard S. Lazarus, Ph.D., telah menjadi
professor psikologi di Universitas California,
Berkeley, sejak 1957. Setalah mendapatkan
gelar doktornya tahun 1948 dari Universitas
Pittsburgh, dia mengajar pada Universitas
Johns Hopkins dan Universitas Clark dimana
dia sebagai pemimpin dari pelatihan klinis. Dia
telah mempublikasikan dengan luas berbagai
issu dalam kepribadian dan psikologi klinis.
Dia telah menjadi pelopor dalam teori stres
dan penelitian, dengan bukunya tahun 1966
yang berjudul “Psychological Stress and the
Coping Process”, dan olehnya penelitian
psikologisosial berpengaruh selama tahun
1960-an
3. Pedoman Analisis dan Evaluasi Teori
Berdasarkan Kriteria Fawcett
Antecendent (sesuatu) yang mendahului
pengetahuan dari keperawatan dan adjunctive
(tambahan) disiplin yang digunakan dalam
pengembangan teori?
Konsep Profesor Lazarus dari appraisal, berasal pada
karya Magda Arnold, dan sebelum itu, Nicomachean
Ethics karya Aristoteles, pada akhirnya menjadi alasan
utama untuk terapi kognitif-perilaku, yang menjadi
salah satu pendekatan utama untuk perawatan
psikologis dimulai pada 1970-an.
4. Teori dijelaskan dengan baik? Apakah ruang
lingkup teori?
Teori ini dijelaskan dengan baik, dimana teori
Lazarus menjelaskan ruang lingkup teori yang
terdiri atas :
1. Hubungan manusia-lingkungan
2. Stres Psikologik
3. Penilaian stressor : cognitif apprasial dan stress
appraisal
4. Koping
5. Strategi Koping
5. Gambaran konsep dan proporsi
teori tersebut
Model Coping
Person Event
Environment Appraisals
Relationship
Person
Environment
Primary
Appraisal
Secondary
Appraisal
Irrelevant
Benign
positive
Stressful
Harm-loss
Threat
Challenge
Confrontatif
coping
Seeking sosial
support
Planful problem
solving
Self-control
Distancing
Positive
reappraisal
Escape/avoidance
6. Hubungan Manusia-Lingkungan
Lazarus menyatakan bahwa stres
merupakan hubungan antara individu
dengan lingkungan yang oleh individu
membebani atau melebihi kekuatannya dan
mengancam kesehatannya
7. Menurut Lazarus dan Folkman (1984), menjelaskan
bahwa stres memiliki tiga bentuk yaitu :
1. Stimulus
2. Respon
a. Fisiologis
b. Psikoligis
3. Proses
8. Stress Psikologik
Stres muncul dari transaksi/hubungan (keadaan saling
mempengaruhi) antara manusia dan lingkungannya.
Stres psikologis yang terjadi ketika kebutuhan tidak
sebanding dengan sumber yang tersedia/kemampuan
(internal dan eksternal) individu yang dipersepsikan
sebagai stres oleh individu tersebut.
9. Penilaian Kognitif (Cognitif
Apprasial)
Merupakan suatu proses mental yang digunakan
individu untuk menilai suatu kejadian berdasarkan 2
(dua) hal yaitu bagaimana signifikannya terhadap
kesejahteraan individu tersebut, apakah
tuntutan/kejadian tersebut mengancam nyawa dan
apakah sumber kekuatan (koping) tersedia untuk
memenuhi tuntutan/kejadian tersebut.
10. Bentuk utama penilaian kognitif
individu yaitu
1. Penilaian primer (Primary Appraisal)
Adalah proses penilaian terhadap
signifikannya terhadap kesejahteraan,
kesehatan, keamanan, individu tersebut,
kenyamanan dan kebaikan individu.
Merupakan proses penentuan makna dari
suatu peristiwa yang dialami oleh individu
11. Bentuk utama penilaian kognitif
individu yaitu
2. Penilaian sekunder (Secondary Appraisal)
Adalah proses penilaian antara manusia
dengan lingkungannya terhadap
kemampuan dalam diri kita/ketersediaan
sumber dan pilihan sumber-sumber koping
untuk menanggulangi stres.
12. Bentuk-bentuk evaluasi sebagai
hasil dari proses penilaian primer
dan sekunder antara lain :
Penilaian Tidak Relevan: terjadi ketika kejadian
yang dinilai dianggap tidak penting bagi
kesejahteraan individu saat itu.
Penilaian Positif : terjadi ketika individu menilai
kejadian memiliki nilai positif dan
menyenangkan.
Penilaian Stres: terjadi ketika individu
mengevaluasi kejadian memiliki dampak
negatif bagi kesejahteraannya pada saat ini dan
di masa yang akan datang.
13. Ada 3 bentuk penilaian stres yaitu
1. Harm,
2. Treat
3. Challenge.
14. Factor yang mempengaruhi stress appraisal yaitu
High demands : Kejadian yang melibatkan
tuntutan yang sangat tinggi dan
mendesak sehingga menyebakan
ketidaknyamanan.
Life transition: Kehidupan yang memiliki
perubahan dan membutuhkan tuntutan
kebutuhan yang baru.
Timing : Merupakan batas waktu dalam
perencanaan. Bila kita sudah merencanakan
sesuatu yang besar dalam kehidupan kita dan
timingnya meleset akan menyebabkan stres.
15. Factor yang mempengaruhi stress appraisal yaitu
Ambiquity : Ketidak jelasan akan situasi
yang terjadi
Disirability : Kejadian yang terjadi diluar dugaan
Controlability : Apakah seseorang mempunyai
kemampuan mengubah atau menghilangkan
stresor.
16. Koping
Koping merupakan usaha yang dilakukan
seseorang untuk mengatur lingkungan dari
tuntutan/kebutuhan internal yang tidak
sebanding dengan kemampuan individu
17. Strategi/ Model Koping
Problem Focused Solving (Koping yang berfokus pada
masalah)
Confrontatif Coping
Seeking Sosial Support
Planful Problem Solving
Emotional Focused Coping (Koping yang berfokus pada
emosional)
Self-control
Distancing
Posittive reappraisal.
Acepting
Escape/avoidance
responsibility
18. Philosophical claims yang menjadi dasar dari
teori tersebut? Apakah mereka menjelaskan
secara eksplisit?
Konsep stres telah ada selama berabad-abad, tetapi
baru-baru ini Lazarus telah mengkonseptualisasikan
secara sistematis dan menjadi subjek penelitian.
Perang Dunia II dan Perang Korea memberikan
dorongan untuk menekankan penelitian karena
signifikansinya pada pertempuran militer. Kemudian
diakui bahwa stres merupakan aspek yang tak
terelakkan dari kehidupan dan bahwa apa yang
membuat perbedaan dalam fungsi manusia adalah
bagaimana orang mengatasi stres tersebut
19. Internal Consistency yang menjadi dasar dari teori tersebut
dibahas dalam kaitannya dengan kejelasan konsep,
konsistensi bahasa, dan konsistensi struktur dari teori
tersebut?
Teori Stress, Appraisal, and Coping memenuhi kiriteria
konsistensi internal dengan kejelasan konsep yang
digunakan, konsistensi bahasa, dan konsistensi
struktur dari teori tersebut. Terdapat kecocokan
antara konteks (philosophical claims dan conceptual
model) dan konten konsep (pernyataan yang dapat
dibuktikan, dijelaskan, atau didiskusikan
[propositions]) dari teori.
20. Parsimony dari teori tersebut?
Teori Lazarus memiliki beberapa kelebihan antara lain
model dan konsep teori ini dapat digunakan pada berbagai
disiplin ilmu yang berkaitan atau berhubungan dengan
manusia, memberikan gambaran yang mendalam tentang
konsep stress dan koping, menjelaskan pengertian stress dan
penyebabnya secara jelas, menjelaskan secara cermat
bagaimana penilaian terhadap stress dapat dilakukan,
menjelaskan mekanisme koping yang dapat digunakan oleh
seseorang ketika ia menghadapi stress, memberi kemudahan
bagi perawat dalam memahami pasien, dengan segala
kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki, ketika
mereka dirawat di RS yang secara umum diketahui hal
tersebut dapat menimbulkan stres.
21. Testability teori dalam kaitannya dengan
observability dan terukurnya konsep?
Berdasarkan Testability teori dalam kaitannya dengan
observability dan terukurnya konsep maka dapat
disimpulkan ada Testability dimana Konsep Lazarus bisa
diaplikasikan dalam teori keperawatan dimana dengan
melakukan pendekatan teori Lazarus ini maka konsep
stres manusia bisa mengalami penurunan dimana
kesembuhan dalam suatu penyakit atau masalah bukan
hanya dari pengobatan atau tindakan dalam medis namun
juga dipengaruhi psikologi manusia itu sendiri itulah
sebabnya teori Lazarus ini perlu dikembangkan. Watson
dalam bukunya juga memetik hasil penemuan Lazarus
sehingga ada sebuah penggabungan antara stres dan
spiritual. Dengan adanya spritual maka konsep stres
seseorang akan mengalami penurunan.
22. Adakah empirical adequacy telah dibahas
dalam kaitannya dengan kesesuaian dengan
empirical evidene?
Dalam penulisan teori ini sudah banyak di buktikan
oleh para ilmuwan dalam mengelesaikan
permasalahan stres dan koping dan teori ini banyak
juga dipakai di bergagai profesi lain selain psikologi
yang berhubungan dengan manusia yaitu :
Kedokteran, keperawatan, ekonomi, pendidikan,
hukum dan lain-lain. Tetapi teori ini masih banyak
menggunakan kata-kata yang sulit dimengerti dan
memiliki istilah yang memerlukan pemahaman yang
khusus dalam mengartikan dan menerapkan teori
lazarus ini.
23. Kecukupan pragmatis dari teori
untuk praktik klinis telah dibahas?
Sebagai mana di ketahui bahwa Teori Lazarus bukanlah teori
tentang keperawatan melainkan teori tentang psikologis dari
berbagai kritik tentang teori lazarus menyebutkan bahwa Teori
Lazarus di pakai hanya secara eksplisit dalam proses
keperawatan. Ada sebuah penelitian menyebutkan bahwa emosi
sebagai respon dari perubahan Faal tubuh di kemukakan oleh
Schachter namun Lazarus mengkritik bahwa respon tersebut
bersifat sementara ketika emosi seseorang membaik maka
respon tersebut menghilang maka itu tidak dapat di jadikan
dasar untuk menentukan diagnosa atau masalah-masalah
keperawatan. Kemudian diakui bahwa stres merupakan aspek
yang tak terelakkan dari kehidupan dan bahwa apa yang
membuat perbedaan dalam fungsi manusia adalah bagaimana
orang mengatasi dengan itu. Teori lazarus lebih cenderung di
pergunakan pada pasien dengan masalah gangguan jiwa sebagai
dasar pengembangan proses keperawatan.
24. Case
Ny A , (35 Tahun) dirawat di rumah sakit dengan
keluhan nyeri di daerah payudara, adanya pembengkakan
dan benjolan bersifat immobile. Berdasarkan hasil biopsy
yang dilakukan maka, dokter mendiagnosa pasien
menderita Ca Mamae stadium III sehingga perlu di
lakukan tindakan operasi mastektomi. Pasien adalah
seorang Ibu Rumah Tangga . Pasien memiliki seorang
suami dan dua orang anak, dimana satu yang sudah
bersekolah dan satu masih balita. Penghasilan dalam
keluarga didapatkan dari pekerjaan suami sebagai tukang
becak mesin dan dibantu dengan penghasilan sang istri
kadang kadang menerima cucian setrikaan dari tetangga.
25. Klien adalah seorang yang rajin dan gigih dalam
bekerja tetapi dalam perawatan diri pasien kurang dimana
pasien sering lupa makan dan istirahat yang kurang.
Keluarga pasien adalah keluarga yang harmonis dan
memiliki keimanan yang kuat. Setiap ada permasalahan
maka sistem komunikasi yang ada dalam keluarga adalah
musyawarah mencapai mufakat. Setelah dirawat di rumah
sakit maka pasien tidak dapat bekerja, pasien merasa sedih,
karena tidak dapat bekerja. Pasien juga merasa risau
dengan biaya yang dibutuhkan pada perawatan di RS,
karena kondisi ekonomi keluarganya kurang memadai.
Pasien tidak pernah menyangka kalau ia akan mengalami
penyakit ini dan harus dirawat dirumah sakit, menurutnya
penyakitnya ini cukup diberi obat dan ia diperbolehkan
untuk pulang kerumahnya.
26. Pasien merasa dirinya telah gagal menjadi seorang
ibu bagi anak-anaknya (apalagi dengan anaknya yang
masih balita) dan merasa bersalah serta merasa tidak
berguna karena tidak dapat membantu suami untuk
menafkahi keluarga. Pasien menjadi pendiam dan
kurang kooperatif dengan perawat. Setelah beberapa
lama perawat mencoba untuk membantu Ibu tersebut
untuk tidak terlalu memikirkan masalahanya dan
bekerjasama dengan keluarganya untuk merawatnya.
Suami dan anak anak pasien secara rutin mengunjungi
pasien dan memberikan dorongan moril atau mental
kepada pasien, hal tersebut menyebabkan
timbulnya semangat pasien.
27. Pasien mencoba merenungkan kenapa cobaan
tersebut menimpa dirinya. Dia berdoa dan meminta
kekuatan pada Tuhan sehingga pasien menjadi tenang
dan mampu menjalani perawatan dengan baik. Pasien
mulai kooperatif dan mencoba berduskusi dengan
perawat dan orang disekitarnya tentang kondisi
penyakitnya.
28. Dari kasus diatas maka dapat dibahas sesuai dengan
konsep stres dan koping menurut Model Lazarus, yaitu :
1. Stress
Stres bersumber karena penyakit Ca Mamae stadium
III yang dialami pasien dimana pasien harus dilakukan
tindakan mastektomi yang mengakibatkan pasien
merasa tertekan, sedih, serta menganggap dirinya
gagal sebagai seorang ibu dan istri. Hal tersebut
memperburuk kondisi fisik dan penyakit pasien.
29. 2. Stress Appraisal
Pada kasus diatas dapat dikaji bahwa ada beberapa
faktor yang menyebabkan klien merasa stres.
Demands
Dimana kondisi penyakit menuntut pasien harus dirawat
dan operasi membutuhkan biaya sedangkan kondisi
ekonomi kurang, pasien merasa sedih, risau, tertekan.
Life Transitions
Terjadinya perubahan dalam diri pasien dimana dia yang
seharusnya bekerja menjadi dirawat dan kondisi tersebut
membutuhkan banyak tuntutan biaya.
Timing
Pasien yang telah merencanakan pekerjaanya menjadi
terganggu dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya
karena sakit.
30. Ambliguity
Pasien tidak memiliki kejelasan berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk perawatan penyakitnya.
Disirability
Pasien tidak pernah menyangka kalau ia akan
mengalami penyakit ini dan tidak menyangka kalau ia
harus menjalani pengobatan yang membutuhkan
biaya yang banyak.
Controlability
Pasien mempunyai kemampuan untuk mengubah
atau menghilangkan stressor dengan rajin berdoa dan
mendapat dukungan dari suami dan anaknya.
31. 3. Penilaian Stres
Primary Appraisal
Kondisi penyakit dianggap sebagai kegagalan dalam
menjalankan perannya sebagai seorang ibu bagi anak-
anaknya (apalagi dengan anaknya yang masih balita) dan
merasa bersalah serta merasa tidak berguna karena tidak
dapat membantu suami untuk menafkahi keluarga dan
menurut pasien kondisinya malah semakin menambah
beban keluarga. Pasien merasa tertekan dan hal tersebut
memperburuk kondisi penyakitnya.
Secondary appraisal
Sumber daya yang dimiliki oleh pasien adalah
keharmonisan dalam keluarga dan keimanan yang kuat.
Suami dan anak pasien rajin berkunjung dan memberi
dorongan mental pada pasein.
32. Bentuk stres yang dialami oleh Ny.A adalah threat
dimana akan dilakukan masektomi dan tidak bisa
membantu suaminya dalam menafkahi keluarganya
yang mengakibatkan pasien merasa tertekan, sedih,
serta menganggap dirinya gagal sebagai seorang ibu
dan istri
33. 4.Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang digunakan oleh pasien dalam
menghadapi stress adalah:
Positive Reaprasial
Dengan cara berdoa memohon kesembuhan kepada
Tuhan Yang Maha Esa
Acepting Responsibility
Dengan mencoba menerima suatu penyakitnya.
5.Out Put Koping
Pasien merasa tenang menjalani perawatan dirumah
sakit.