SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
KAUSALITAS KOTA DAN WILAYAH
BELAKANGNYA
ANISA REDINA TRIJAYANTI
ANITA SILVIA DAMAYANTI
FIRMAN SAKSONO
Pengertian Kota dan Wilayah Belakangnya
WILAYAH
WILAYAH FORMAL
(FORMAL REGION)
WILAYAH FUNGSIONAL
(FUNCTIONAL REGION)
(NODAL REGION)
Formal Region
Wilayah/daerah
pesisir
Wilayah/daerah rawa
Wilayah/daerah
pertanian
Nodal Region
• Nodus atau inti yang
merupakan pusat
kota (city).
• Internal area
(hinterland),
adalah wilayah
sekitar kota yang
fungsinya memasok
kebutuhan harian
kota tersebut.
• Eksternal area,
adalah jalur
penghubung antara
kota wilayah
pemasok kebutuhan
kota tersebut.
• Ialah wilayah yang secara fungsional mempunyai
ketergantungan antara pusat (center) dan daerah
belakangnya (hinterland).
• Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus
penduduk, arus faktor produksi, arus barang dan jasa,
ataupun arus komunikasi dan arus transportasi. Dalam
konteks ini menurut Allen dan MacLellan (dalam
Sukirno, 1976), batasan wilayah nodal ditentukan oleh
sejauhmana pengaruh dari suatu pusat kegiatan
ekonomi terhadap kegiatan ekonomi di daerah lain
(Centre – Periphery).
• Wilayah nodal memperlihatkan hubungan saling
ketergantungan secara fungsional antar pusat dan
daerah belakangnya.
Contoh: Jabotabek (Jakarta sebagai centre; Bogor,
Tangerang, Bekasi; sebagai Hinterland)
AL
ALIRAN KLASIK
ALIRAN MODERN
Hinterland
suatu daerah yang
berbatasan dengan kota
dan baik secara langsung
maupun tidak langsung
mendapatkan pengaruh
dari kota, hinterland itu
sendiri biasanya berperan
sebagai pemasok sumber
daya baik alam maupun
manusia bagi kota tersebut.
Wilayah hinterland
biasanya berupa perdesaan.
Definisi Kausalitas
• Sebab-akibat
• Dibangun oleh adanya hubungan
• Keterkaitan dan ketergantungan
Interaksi Desa dan Kota
Pembangunan wilayah kota selalu berkaitan erat
dengan pembangunan daerah sekitarnya. Bahkan
sering terjadi “interface” antara keduanya.
Cara-cara kota mempengaruhi desa
INVASI KOTA
PENETRASI KOTA KE DESA
KO-OPERASi KOTA DAN DESA
EKSPANSI KOTA KE DESA
Sifat Hubungan Kota dan Desa
1. Hubungan Saling menguntungkan
2. Hubungan yang Merugikan
Nilai tukar yang tidak seimbang
Surplus wilayah pedesaan banyak terserap
ke kota
Alokasi dana pembangunan yang tidak
seimbang
(+) Wilayah sekitar
(-) Kota
Migrasi Desa-Kota
Kota sebagai pasar produk perdesaan.
Kota memberikan lapangan kerja bagi penduduk desa.
Ekonomi kota berkembang
(-) Wilayah sekitar
(+) Kota
Sistem Ekonomi Desa-Kota
Nilai tukar produk desa lebih rendah daripada produk kota.
Surplus dari desa mengalir ke kota.
Menikmati kemakmuran dari rendahnya nilai produk desa.
lkut menikmati subsidi produk desa
Surplus dari desa menggerakkan ekonomi kota.
(+) Wilayah Sekitar
(-) Kota
Migrasi penduduk desa masuk seklor informal kota.
Beban pelayanan kota bertambah.
(-) Wilayah Sekitar
(+) Kota
Tenaga produktif desa berkurang.
Beban pelayanan kota bertambah.
SIFAT HUBUNGAN PROSES HUBUNGAN
Bentuk-bentuk Kausalitas kota dan
wilayah belakangnya
GENERATIF
PARASITIF
ENCLAVE
GENERATIF
kota yang menjalankan bermacam-macam
fungsi, baik untuk dirinya sendiri atau untuk
daerah belakngnya, sehingga bersifat saling
menguntungkan/mengembangkan
SOLO
BARABAI
PARASITIF
kota yang tidak banyak berfungsi untuk
menolong daerah belakangnya dan bisa
mematikan berbagai usaha yang mulai
tumbuh di desa.
BANDUNG
ENKLATIF
Enclatif merupakan bentuk kota
yang tidak menguntungkan
wilayah
pedalaman/desa/hinterlandnya
bersifat enclape(tertutup).
Terjadi karena kota itu
berkembang tetapi tidak
mengharapkan input dari
daerah sekitarnya melainkan
dari luar
TembagaPura
Sawahlunto

Contenu connexe

Tendances

4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
MiracLe Min
 

Tendances (20)

Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap ProdusenContoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
 
Ukuran Distribusi Pendapatan
Ukuran Distribusi PendapatanUkuran Distribusi Pendapatan
Ukuran Distribusi Pendapatan
 
4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
4. kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio PerencanaanLaporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
 
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serangAnalisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serang
 
Bab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasiBab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasi
 
Teori pertumbuhan kota
Teori pertumbuhan kotaTeori pertumbuhan kota
Teori pertumbuhan kota
 
PPT MIGRASI PENDUDUK
PPT MIGRASI PENDUDUKPPT MIGRASI PENDUDUK
PPT MIGRASI PENDUDUK
 
konsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasikonsep region dan aplikasi regionalisasi
konsep region dan aplikasi regionalisasi
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
 
Pedoman Mereview Master Plan
Pedoman Mereview Master PlanPedoman Mereview Master Plan
Pedoman Mereview Master Plan
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
 
Barang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBarang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barang
 
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKANLAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
 
Sistem Manajemen Nasional
Sistem Manajemen NasionalSistem Manajemen Nasional
Sistem Manajemen Nasional
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
 

Similaire à Kausalitas kota dan wilayah belakangnya

Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptxInteraksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
IwanDenBaguseSaputra
 
Pengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasiPengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasi
zansuck
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
An'am Lach
 
Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakan
dandi rustandi
 

Similaire à Kausalitas kota dan wilayah belakangnya (20)

Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptxInteraksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
 
Geografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptxGeografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptx
 
Interaksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaInteraksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kota
 
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptxPPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
 
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
 
Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.ppt
Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.pptManajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.ppt
Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.ppt
 
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kotaC. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 
Pengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasiPengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasi
 
Urbanisasi
UrbanisasiUrbanisasi
Urbanisasi
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakan
 
URBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxURBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptx
 
DESA KOTA.pdf
DESA KOTA.pdfDESA KOTA.pdf
DESA KOTA.pdf
 
Mona maulida 1
Mona maulida 1Mona maulida 1
Mona maulida 1
 

Dernier

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Dernier (20)

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

Kausalitas kota dan wilayah belakangnya

  • 1. KAUSALITAS KOTA DAN WILAYAH BELAKANGNYA ANISA REDINA TRIJAYANTI ANITA SILVIA DAMAYANTI FIRMAN SAKSONO
  • 2. Pengertian Kota dan Wilayah Belakangnya WILAYAH WILAYAH FORMAL (FORMAL REGION) WILAYAH FUNGSIONAL (FUNCTIONAL REGION) (NODAL REGION)
  • 4. Nodal Region • Nodus atau inti yang merupakan pusat kota (city). • Internal area (hinterland), adalah wilayah sekitar kota yang fungsinya memasok kebutuhan harian kota tersebut. • Eksternal area, adalah jalur penghubung antara kota wilayah pemasok kebutuhan kota tersebut.
  • 5. • Ialah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (center) dan daerah belakangnya (hinterland). • Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, arus faktor produksi, arus barang dan jasa, ataupun arus komunikasi dan arus transportasi. Dalam konteks ini menurut Allen dan MacLellan (dalam Sukirno, 1976), batasan wilayah nodal ditentukan oleh sejauhmana pengaruh dari suatu pusat kegiatan ekonomi terhadap kegiatan ekonomi di daerah lain (Centre – Periphery). • Wilayah nodal memperlihatkan hubungan saling ketergantungan secara fungsional antar pusat dan daerah belakangnya. Contoh: Jabotabek (Jakarta sebagai centre; Bogor, Tangerang, Bekasi; sebagai Hinterland)
  • 7. Hinterland suatu daerah yang berbatasan dengan kota dan baik secara langsung maupun tidak langsung mendapatkan pengaruh dari kota, hinterland itu sendiri biasanya berperan sebagai pemasok sumber daya baik alam maupun manusia bagi kota tersebut. Wilayah hinterland biasanya berupa perdesaan.
  • 8. Definisi Kausalitas • Sebab-akibat • Dibangun oleh adanya hubungan • Keterkaitan dan ketergantungan
  • 9. Interaksi Desa dan Kota Pembangunan wilayah kota selalu berkaitan erat dengan pembangunan daerah sekitarnya. Bahkan sering terjadi “interface” antara keduanya. Cara-cara kota mempengaruhi desa INVASI KOTA PENETRASI KOTA KE DESA KO-OPERASi KOTA DAN DESA EKSPANSI KOTA KE DESA
  • 10. Sifat Hubungan Kota dan Desa 1. Hubungan Saling menguntungkan 2. Hubungan yang Merugikan Nilai tukar yang tidak seimbang Surplus wilayah pedesaan banyak terserap ke kota Alokasi dana pembangunan yang tidak seimbang
  • 11. (+) Wilayah sekitar (-) Kota Migrasi Desa-Kota Kota sebagai pasar produk perdesaan. Kota memberikan lapangan kerja bagi penduduk desa. Ekonomi kota berkembang (-) Wilayah sekitar (+) Kota Sistem Ekonomi Desa-Kota Nilai tukar produk desa lebih rendah daripada produk kota. Surplus dari desa mengalir ke kota. Menikmati kemakmuran dari rendahnya nilai produk desa. lkut menikmati subsidi produk desa Surplus dari desa menggerakkan ekonomi kota. (+) Wilayah Sekitar (-) Kota Migrasi penduduk desa masuk seklor informal kota. Beban pelayanan kota bertambah. (-) Wilayah Sekitar (+) Kota Tenaga produktif desa berkurang. Beban pelayanan kota bertambah. SIFAT HUBUNGAN PROSES HUBUNGAN
  • 12. Bentuk-bentuk Kausalitas kota dan wilayah belakangnya GENERATIF PARASITIF ENCLAVE
  • 13. GENERATIF kota yang menjalankan bermacam-macam fungsi, baik untuk dirinya sendiri atau untuk daerah belakngnya, sehingga bersifat saling menguntungkan/mengembangkan
  • 14. SOLO
  • 16. PARASITIF kota yang tidak banyak berfungsi untuk menolong daerah belakangnya dan bisa mematikan berbagai usaha yang mulai tumbuh di desa.
  • 18. ENKLATIF Enclatif merupakan bentuk kota yang tidak menguntungkan wilayah pedalaman/desa/hinterlandnya bersifat enclape(tertutup). Terjadi karena kota itu berkembang tetapi tidak mengharapkan input dari daerah sekitarnya melainkan dari luar