Teks tersebut membahas berbagai penyakit sistem peredaran darah termasuk hipertensi. Secara singkat, hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang merupakan faktor risiko utama untuk berbagai komplikasi kesehatan seperti stroke dan serangan jantung. Hipertensi dapat dibedakan menjadi primer dan sekunder, serta diklasifikasikan berdasarkan tingkat tekanan darahnya.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
1.
2. TUGAS BIOLOGI
Penyakit Pada Sistem
Peredaran Darah
DISUSUN OLEH :
Aprita Ma’ruf (01)
Anugrah Awaliah (7)
Nur Hayati (10)
Nurul Khaeriya Ulfa ( )
Nur Indri Suci Utami (29)
Suti Nur Husni (25 )
Reza Aprianto Putri ( 20)
3. Berbagai Penyakit Pada Sistem
Peredaran Darah
Anemia
Leukemia
Hipertensi
Hipotensi
Komplikasi
4.
5. C. PENYEBAB DARI LEUKIMIA :
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun
diketahui beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi
leukemia, seperti:
a) Radiasi
o Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
o Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita
leukemia
o Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom
Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
b) Faktor leukemogenik
o terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat
memengaruhi frekuensi leukemia:
o Racun lingkungan seperti benzena
o Bahan kimia industri seperti insektisida
o Obat untuk kemoterapi
6. c) Epidemiologi
Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki
kloroma di sekitar orbita mata
Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai
penderita berumur 20-40 tahun
Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang
ditemui LLK.
d) Herediter
Penderita sindrom Down memiliki insidensi
leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang
normal.
e) Virus
Virus dapat menyebabkan leukimia seperti
retrovirus, virus leukimia feline, HTLV-1 pada
dewasa.
7. D. DIAGNOSIS :
Pemeriksaan fisik – dokter akan memeriksa pembengkakan di kelenjar
getah bening, limfa, limpa dan hati.
Tes darah – laboratorium akan memeriksa jumlah sel-sel darah.
Leukemia menyebabkan jumlah sel-sel darah putih meningkat sangat
tinggi, dan jumlah trombosit dan hemoglobin dalam sel-sel darah
merah menurun. Pemeriksaan laboratorium juga akan meneliti darah
untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda kelainan pada hati
dan/atau ginjal.
Biopsi – dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang pinggul
atau tulang besar lainnya. Ahli patologi kemudian akan memeriksa
sampel di bawah mikroskop, untuk mencari sel-sel kanker. Cara ini
disebut biopsi, yang merupakan cara terbaik untuk mengetahui
apakah ada sel-sel leukemia di dalam sumsum tulang.
Sitogenetik – laboratorium akan memeriksa kromosom sel dari sampel
darah tepi, sumsum tulang, atau kelenjar getah bening.
Processus Spinosus – dengan menggunakan jarum yang panjang dan
tipis, dokter perlahan-lahan akan mengambil cairan cerebrospinal
(cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang).
Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit dan dilakukan dengan
anestesi lokal. Pasien harus berbaring selama beberapa jam
setelahnya, agar tidak pusing. Laboratorium akan memeriksa cairan
apakah ada sel-sel leukemia atau tanda-tanda penyakit lainnya.
Sinar X pada dada – sinar X ini dapat menguak tanda-tanda penyakit
di dada.
8.
9. Hipertensi
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga
denganhipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darahdi arteri
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari
biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah
melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung
berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah
normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–
140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi
terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi
sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti
tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang
mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10%
kasus lainnya (hipertensi sekunder).
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard
(serangan jantung),gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma
aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan
peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih
pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol
tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun
demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya
hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup.
10. Klasifikasi
∞ Dewasa
Pada orang berusia 18 tahun ke atas, hipertensi didefinisikan sebagai
pengukuran tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang terus-menerus melebihi
nilai normal yang dapat diterima (saat ini sistolik 139 mmHg, diastolik 89 mmHg:
lihat tabel — Klasifikasi (JNC7)). Bila pengukuran diperoleh dari pemantauan
ambulatori 24 jam atau pemantauan di rumah, digunakan batasan yang lebih
rendah (sistolik 135 mmHg atau diastolik 85 mmHg). Beberapa pedoman
internasional terbaru tentang hipertensi juga telah membuat kategori di bawah
kisaran hipertensi untuk menunjukkan risiko yang berkelanjutan pada tekanan
darah yang lebih tinggi dari kisaran normal. JNC7 (2003) menggunakan istilah
pra-hipertensi untuk tekanan darah dalam kisaran sistolik 120–139 mmHg
dan/atau diastolik 80–89 mmHg, sedangkan Pedoman ESH-ESC (2007) dan BHS
IV (2004) menggunakan kategori optimal, normal, dan normal tinggi untuk
membagi tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan diastolik di bawah 90 mmHg.
Hipertensi juga digolongkan lagi sebagai berikut: JNC7 membedakan hipertensi
derajat I, hipertensi derajat II, dan hipertensi sistolik terisolasi. Hipertensi sistolik
terisolasi mengacu pada peningkatan tekanan sistolik dengan tekanan diastolik
normal dan umumnya terjadi pada kelompok usia lanjut. Pedoman ESH-ESC
(2007) dan BHS IV (2004), mendefinisikan hipertensi derajat ketiga (derajat III)
untuk orang dengan tekanan darah sistolik di atas 179 mmHg atau tekanan
diastolik di atas 109 mmHg. Hipertensi tergolong “resisten” bila [[Obat
farmasi|obat-obatan] tidak mengurangi tekanan darah menjadi normal.
11. ∞ Neonatus dan bayi
Hipertensi pada neonatus jarang terjadi, dan
hanya terjadi pada sekitar 0,2 sampai 3% neonatus.
Tekanan darah tidak diukur secara rutin pada bayi
baru lahir yang sehat. Hipertensi lebih umum terjadi
pada bayi baru lahir berisiko tinggi. Berbagai faktor,
seperti usia gestasi, usia pascakonsepsi, dan berat
badan lahir perlu dipertimbangkan ketika
memutuskan apakah tekanan darah termasuk normal
pada neonatus.
12. Tanda dan Gejala
Hipertensi jarang menunjukkan gejala, dan
pengenalannya biasanya melalui skrining, atau saat mencari
penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak
berkaitan. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi
melaporkan sakit kepala (terutama di bagian belakang kepala
dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau
desis di dalam telinga), gangguan penglihatan ataupingsan.
Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika
terdeteksi adanya retinopati hipertensi pada pemeriksaan fundus
optik di belakang mata dengan
menggunakan oftalmoskop. Biasanya beratnya perubahan
retinopati hipertensi dibagi atas tingkat I-IV, walaupun jenis
yang lebih ringan mungkin sulit dibedakan antara satu dan
lainnya. Hasil oftalmoskopi juga dapat memberi petunjuk
berapa lama seseorang telah mengalami hipertensi
13. ∞
Anak dan remaja
Hipertensi cukup umum terjadi pada anak dan remaja (2–
9% bergantung pada usia, jenis kelamin, dan etnisitas) dan
dikaitkan dengan risiko jangka panjang mengalami kesehatan yang
buruk. Rekomendasi saat ini adalah agar anak di atas usia tiga tahun
diperiksa tekanan darahnya kapanpun mereka melakukan
kunjungan atau pemeriksaan rutin. Tekanan darah tinggi baru
dipastikan setelah kunjungan berulang sebelum menyatakan
seorang anak mengalami hipertensi. Tekanan darah meningkat
seiring usia pada masa kanak-kanak, dan pada anak, hipertensi
didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang
pada tiga atau lebih waktu yang berbeda, sama dengan atau lebih
tinggi dari persentil ke-95 yang sesuai untuk jenis kelamin, usia,
dan tinggi badan anak. Pra-hipertensi pada anak didefinisikan
sebagai rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih besar
atau sama dengan persentil ke-90, tapi lebih kecil dari persentil ke95. Pada remaja, diusulkan bahwa hipertensi dan pra-hipertensi
didiagnosis dan digolongkan dengan menggunakan kriteria dewasa.
14.
Hipertensi sekunder
Beberapa tanda dan gejala
tambahan dapat
menunjukkan hipertensi
sekunder, yaitu hipertensi
akibat penyebab yang jelas
sepertipenyakit ginjal
atau penyakit endokrin.
Contohnya, obesitas pada
dada dan perut, intoleransi
glukosa, wajah bulat seperti
bulan (moon facies), "punuk
kerbau" (buffalo hump),
dan striae ungu
menandakan Sindrom
Cushing.
Penyakittiroid dan akromega
li juga dapat menyebabkan
hipertensi dan mempunyai
gejala dan tanda yang khas.
Bising perut mungkin
mengindikasikan stenosis arteri
renalis(penyempitan arteri yang
mengedarkan darah ke ginjal).
Berkurangnya tekanan darah di
kaki atau lambatnya atau
hilangnya denyut arteri
femoralis mungkin
menandakan koarktasio
aorta (penyempitan aorta sesaat
setelah meninggalkan jantung).
Hipertensi yang sangat
bervariasi dengan sakit kepala,
palpitasi, pucat, dan
berkeringat harus segera
menimbulkan kecurigaan ke
arahfeokromositoma.
15. Krisis hipertensi
Peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi (sistolik lebih
atau sama dengan 180 atau diastolik lebih atau sama dengan 110,
kadang disebut hipertensi maligna atau akselerasi) sering disebut
sebagai "krisis hipertensi." Tekanan darah di atas tingkat ini memiliki
risiko yang tinggi untuk terjadinya komplikasi. Orang dengan
tekanan darah pada kisaran ini mungkin tidak memiliki gejala, tetapi
lebih cenderung melaporkan sakit kepala (22% dari kasus) dan
pusing dibandingkan dengan populasi umum. Gejala lain krisis
hipertensi mencakup berkurangnya penglihatan atau sesak napas
karena gagal jantung atau rasa lesu karena gagal ginjal. Kebanyakan
orang dengan krisis hipertensi diketahui memiliki tekanan darah
tinggi, tetapi pemicu tambahan mungkin menyebabkan peningkatan
secara tiba-tiba.
"Hipertensi emergensi", sebelumnya disebut sebagai
"hipertensi maligna", terjadi saat terdapat bukti kerusakan langsung
pada satu organ atau lebih sebagai akibat meningkatnya tekanan
darah. Kerusakan ini bisa mencakup ensefalopati hipertensi,
disebabkan oleh pembengkakan dan gangguan fungsi otak, dan
ditandai oleh sakit kepala dan gangguan kesadaran (kebingungan
atau rasa kantuk).
16. Papiledema retina dan perdarahan fundus serta eksudat adalah tanda
lain kerusakan organ target. Nyeri dada dapat merupakan tanda
kerusakan otot jantung (yang bisa berlanjut menjadi serangan
jantung) atau kadang diseksi aorta, robeknya dinding dalam aorta.
Sesak napas, batuk, dan ekspektorasi dahak bernoda darah adalah ciri
khas edema paru. Kondisi ini adalah pembengkakan jaringan paru
akibat gagal ventrikel kiri, ketidakmampuan ventrikel kiri jantung
untuk memompa cukup darah dari paru-paru ke sistem arteri.
Penurunan fungsi ginjal secara cepat (cedera ginjal akut/acute
kidney injury) dan anemia hemolitik mikroangiopati (penghancuran
sel-sel darah) juga mungkin terjadi. Pada situasi ini, harus dilakukan
penurunan tekanan darah secara cepat untuk menghentikan
kerusakan organ yang sedang terjadi. Sebaliknya, tidak ada bukti
bahwa tekanan darah perlu diturunkan secara cepat dalam keadaan
hipertensi emergensi bila tidak ada bukti kerusakan organ target.
Penurunan tekanan darah yang terlalu agresif bukan berarti tidak ada
risiko. Penggunaan obat-obatan oral untuk menurunkan tekanan
darah secara bertahap selama 24 sampai 48 jam dianjurkan dalam
17. Kehamilan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada sekitar 810% kehamilan. Kebanyakan wanita hamil yang mengalami
hipertensi memiliki kondisi hipertensi primer yang sudah ada
sebelumnya. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan dapat
merupakan tanda awal dari pre-eklampsia, suatu kondisi
serius yang muncul setelah melewati pertengahan masa
kehamilan, dan dalam beberapa minggu setelah
melahirkan. Diagnosa preeklampsia termasuk peningkatan
tekanan darah dan adanya protein di dalam urin.
Preeklampsia muncul pada sekitar 5% kehamilan dan
bertanggung jawab atas sekitar 16% dari semua kematian
ibu secara global. Preeklampsia juga menyebabkan risiko
kematian bayi meningkat hingga dua kali lipat. Biasanya
preeklampsia tidak menunjukkan gejala dan keadaan ini
terdeteksi pada pemeriksaan rutin. Bila terjadi preeklampsia,
gejala yang paling umum adalah sakit kepala, gangguan
penglihatan (sering dalam bentuk “kilatan cahaya”), muntah,
nyeri epigastrium, dan edema (bengkak). Terkadang
preeklampsia bisa berkembang menjadi kondisi yang
mengancam nyawa yang disebut eklampsia. Eklampsia adalah
suatu hipertensi emergensi dan menyebabkan beberapa
komplikasi berat, seperti hilangnya penglihatan,
pembengkakan otak, kejang tonik-klonik atau konvulsi, gagal
ginjal, edema paru, dan koagulasi intravaskular
diseminata (gangguan pembekuan darah)
18. Bayi dan anak
Gagal tumbuh, kejang, iritabilitas, kurang
energi, dan kesulitan bernafas bisa
dikaitkan dengan hipertensi pada bayi
baru lahir dan bayi usia muda. Pada bayi
yang lebih besar dan anak, hipertensi bisa
menyebabkan sakit kepala, iritabilitas
tanpa penyebab yang jelas, lesu, gagal
tumbuh, pandangan kabur, mimisan,
dan kelumpuhan wajah.
19.
20. Hipotensi
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotensi) adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawah
angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. nilai
normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan,
berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara
umumadalah 120/80 mmHg
Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai
tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80
mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang
menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu
dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya.
Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan
beberapa faktor yang memungkinkan memicu menurunnya
tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih
banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat
(lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan
berlebihan (abnormal) maka tekanan darah akan mencapai
ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.
22. - Tekanan darah mungkin turun mendadak karena perubahan posisi
tubuh, biasanya saat sedang berdiri dari posisi duduk atau dari posisi
berbaring. Orang yang mengalami perasaan seperti mau pingsan,
pusing dan pandangan kabur setiap kali ia berdiri dari posisi duduk
atau dari posisi berbaring
- Pada hipotensi postural, tekanan darah turun karena jantung tidak
memompa cukup darah sehingga terjadi kekurangan oksigen di otak
rasa pusing bahkan pingsan.
- Orang lanjut usia biasanya mengalami hipotensi postural,
khususnya mereka yang berusia diatas 60 tahun.
- Namun hipotensi ini juga dapat terjadi pada orang muda, tanpa
bahaya tertentu karena sirkulasi darah yang kurang lancar akibat
terlalu lama duduk atau jongkok. Dehidrasi, temperatur panas,
kehamilan, saat-saat badan capek juga dapat menyebabkan hipotensi
postural.
- Obat-obat yang ditelan untuk mengontrol hipertensi (tekanan darah
tinggi) seperti beta blocker dan diuretic juga dapat menjadi salah satu
penyebab hipotensi.
24. Hipotensi postprandial adalah turunnya tekanan darah secara
mendadak setelahmengkonsumsi makanan.
Setelah makan, darah mengalir cepat ke saluran pencernaan,
dan untuk mengkompensasi penurunan mendadak dalam pembuluh,
laju detak jantung meningkat dan beberapa pembuluh darah
menyempit. Ini merupakan respon yang otomatis, namun bagi
sebagian orang dengan kelainan syarat tertentu seperti pada penderita
penyakit Parkinson, tubuhnya tidak dapat segera mengatasi aliran
darah mendadak ke perut. Akibatnya orang tersebut akan mengalami
pusing dan kadang-kadang pingsan.
Seseorang yang mengalami hipotensi postprandial harus
makan makanan dalam porsi-porsi yang sedikit supaya tidak memicu
terjadinya penurunan tekanan darah secara mendadak.
Kadang-kadang pengobatan hipertensi juga dapat
menyebabkan hipotensi postprandial, sehingga dosis obat hipertensi
perlu dikurangi agar kondisi tubuh membaik.
26. Dalam kondisi normal, jika anda berdiri atau berjalan
selama jangka waktu tertentu, gaya gravitasi menarik darah
ke ujung-ujung bagian bawah tubuh anda, yang
menyebabkan tekanan darah turun. Tubuh
mengkompensasinya dengan meningkatkan laju detak
jantung dan memompa lebih banyak darah untuk
mensuplai otak dan organ-organ lainnya. Pada sebagian
orang suplai darah tidak dapat terpenuhi karena adanya
masalah komunikasi pada sistem syaraf yang
menyampaikan perintah dari otak kepada jantung, sehingga
jantung tidak segera meningkatkan laju detaknya dan
terjadilah ketidak-seimbangan sirkulasi darah dan
menyebabkan pusing bahkan pingsan.
28. Sering pusing
Sering menguap
Penglihatan terkadang kurang jelas
(berkunangkunang) terutama sehabis duduk
lama lalu berjalan
Berkeringat dingin
Rasa cepat lelah
Terkadang pingsan berulang
Pemeriksaan fisik : detak / denyut nadi
teraba lemah, pucat
29.
30. Dehidrasi.
Efek samping obat : alkohol, anxiolytic, beberapa
antidepresan, diuretik, obat jantung & anti
hipertensi, analgesik.
Masalah jantung seperti perubahan irama jantung
(aritmia), serangan jantung, gagal jantung.
Kejutan emosional : syok yang disebabkan oleh
infeksi yang parah, stroke, anafilaksis (reaksi alergi
yang mengancam nyawa) dan trauma hebat.
Pendarahan yang berat
31. Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah
o Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga
10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan
degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat
o Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam
o Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal
3x seminggu dapat membantu mengurangi timbulnya gejala
o Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis
o Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan
apabila gejala hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu
aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan memberikan
vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan
bagi penderita.
o Hipotensi akut yang disebabkan oleh syok adalah kedaruratan medis.
Anda mungkin akan diberi transfusi darah intravena, obat-obatan
untuk meningkatkan tekanan darah dan kekuatan jantung
32. Sekali lagi harus dipahami bahwa tekanan darah
rendah artinya suplai darah tidak maksimal
keseluruh bagian tubuh. Haemoglobin (Hb) rendah
adalah berarti bahwa kandungan Hb sebagai zat
pengikat oxygen dalam darah memiliki kadar
rendah yang akibatnya penderita bisa pucat
(anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai
darah ke otak kurang), merasa cepat lelah dan
sebagainya.
33.
34. Pengertian Komplikasi
Komplikasi merupakan hadirnya penyakit
yang baru, sebagai tambahan pada penyakit yang
sebelumnya sudah ada. Komplikasi sebetlunya
bukan merupakan nama suatu penyakit,
melainkan gabungan dari beberapa penyakit yang
bersarang pada tubuh secara bersamaan. Sebagian
dari penderita komplikasi sulit untuk
disembuhkan, karena biasanya diakibatkan oleh
penanganan yang lambat.
35. Penyebab Terjadinya
Komplikasi
Penggunaan obat kimia yang
beracun.
Daya tahan tubuh yang rendah.
Ketidakmampuan pembuluh darah
dalam menetralisir semua penyakit.
Adanya penyakit yang menjalar ke
seluruh tubuh.
36. Gejala Yang Sering Ditmbulkan
Ketika Mendapati Komplikasi
Adanya kelainan pada jantung.
Hipertensi (tekanan darah tinggi).
Mengalami kebutaan.
Adanya gangguan pada pencernaan.
Adanya gangguan pada rongga mulut.
Mudah terinfeksi oleh virus, bakteri, dan
jamur.
Hipoglikemia.