1. Teori pers media massa terdiri dari teori otoriter, liberal, tanggung jawab sosial, dan Soviet totalitarian. Teori otoriter menekankan pengawasan media oleh negara untuk mendukung kebijakan pemerintah, sementara teori liberal memberikan kebebasan berpendapat kepada media tetapi tidak ada tanggung jawab sosial. Teori tanggung jawab sosial mewajibkan media untuk bertanggung jawab kepada masyarakat. Teori Soviet totalitarian menjadikan media
1. RESUME TEORI PERS MEDIA MASSA
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Politik Media Massa
Aqsathya Mega Yuniko (1201120122)
Ekonomi Politik Media Massa D
MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI INFORMATIKA
UNIVERSITAS TELKOM
2014
2. Teori pers
1. Teori otoriter
Merupakan teori yang paling tua, lahir pada abad 16 dan 17 di Inggris. Menurut teori ini
media massa memiliki tujuan utama mendukung dan mengembangkan kebijaksanaan
pemerintah yang sedang berkuasa, dan untuk mengabdi kepada negara. Pada masa ini mesin
cetak harus memperoleh izin dan dalam beberapa kondisi harus mendapat hak pemakaian
khusus dati kerajaan atau pemerintah agar bisa digunakan dalam penerbitan. Melalui
penerapan hak khusus, lisensi, sensor langsung, dan peraturan yang diterapkan sendiri dalam
tubuh serikat pemilik mesin cetak, individu dijauhkan dari kemungkinan mengkritik
pemerintah yang berkuasa, namun tetap dianggap sebagai alat untuk menyebarkan kebijakan
pemerintah. Teori ini masih mengekang pers dan tidak membebaskan masyarakat untuk
mengungkapkan pendapatnya.
Efek positif teori otoriter:
1. Konflik dalam masyarakat cenderung berkurang karena adanya pengawasan
hal-hal yang dianggap dapat menggoncangkan masyarakat
2. Mudah membentuk penyeragaman/integritas dan konsensus yang diharapkan
khususnya secara umum pada negara sedang membangun yang memerlukan
kestabilan.
3. Akan terjadi negara yang aman dan damai karena pengawasan media sangat di control
oleh negara karena negara mempunyai kekuasaan yang absolute.
4. Negara akan memiliki kestabilan ekonomi.
Efek negatif teori otoriter:
1. Adanya penekanan terhadap keinginan untuk bebas mengemukakan
pendangan/ pendapat
2. Mudah terjadi pembredelan penerbitan media yang cenderung
menghancurkan suasana kerja dan lapangan penghasilan yang telah mapan.
3. Tidak adanya kreatifitas dalam bekerja.
4. Kesempatan media untuk eksis dalam dunianya sangat kecil,karena Negara sangat
mengontrol pergerakan media massa.
Contoh : Dalam otoritarian, hak untuk memiliki media massa dikeluarkan atas izin
pemerintah melalui yang namanya hak “paten”. Hak paten ini bisa didapatkan apabila kita
memiliki kedekatan dengan penguasa atau pemerintah. Hal ini malah akan menimbulkan
3. yang namanya KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) karena hanya kerabat dan anggota
keluarga dari penguasa atau pemerintahlah yang bisa memiliki media massa. Ini pernah
terjadi di Indonesia ketika zaman orde baru, dimana media massa banyak dimiliki oleh
kerabat dan anggota keluarga Soeharto/cendana. Seperti TPI yang dulu dimiliki oleh Siti
Hardijanti Rukmana, anak pertama Soeharto.
2. Teori liberal
Teori pers ini berkembang sebagai dampak Dari masa pencerahan dan teori umum
tentang rasionalitas serta hak-hak alamiah dan berusaha melawan pandangan otoriter. sistem
ini dipraktikan di Inggris setelah tahun 1668. Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa
manusia pada hakikatnya dilahirkansebagai mahluk bebas yang dikendalikan oleh rasio dan
akalnya, memiliki hak secara alamiah untuk mengejar kebenaran dan mengembangkan
potensinya apabila diberikan iklim kebebasan memberikan pendapat. Pada masanya, media
pers diberi ke bebasan berkarya dan bersifat swasta. Siapapun yang memiliki uang dapat
menerbitkan menerbitkan media. Tujuan dan fungsi media massa menurut paham liberalisme
adalah memberi penerangan, menghibur, menjual, namun yang terutama adalah menemukan
kebenaran dan mengawasi pemerintah serta mengecek atau mengontrol pemerintah. Media
dilarang menyiarkan pencemaran nama baik atau penghinaan, menampilkan pornografi, tidak
sopan, dqn melawan pemerintah. Apabila melanggar akan diproses kejalur hukum.
Prinsip Dasar:
Manusia pada hakikatnya dilahirkan sebagai makhluk bebas yang dikendalikan oleh
ratio atau akalnya.
Kebahagiaan dan kesejahteraan individu merupakan tujuan dari manusia, masyarakat,
dan negara. Manusia sebagai makhluk yang menggunakan akalnya mempunyai
kemampuan untuk mengatur dunia sekelilingnya dan dapat mengambil keputusan-
keputusan yang sesuai dengan kepentingannya.
Negara merupakan alat yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk mencapai tujuan.
Negara menyediakan lingkungan bagi masyarakat dan perseorangan sehingga mereka
dapat menggunakan kemampuannya sendiri untuk mencapai tujuan. Apabila negara
gagal dalam mencapai tujuan tersebut maka dianggap sebagai penghalang dan boleh
diubah.
4. Kemampuan berpikir manusia adalah pemberian Tuhan yang sama halnya dengan
pemberian kejahatan dan kebaikan. Dengan kemampuan tersebut manusia dapat
memecahkan permasalahan sehingga makna pemberian Tuhan memudar dan
kemampuan manusia memecahkan persoalan menjadi lebih menonjol.
Efek positif teori liberal:
Kehidupan media massa sangat terjamin,media massa bisa eksis karma media dapat
menyuarakan argument – argumentnya.
Kreatifitas sangat tersalurkan karena media tidak di “setir” oleh Negara.
Masyarakat akan mendapatkan pengetahuan dikarenakan media massa menjadi
fasilitator.
Kepemilikan media cenderung mudah karena untuk memiliki media tidak perlu lagi
lisensi atau perijinan dari Negara yang bersangkutan.
Media cenderung bebas membuat suatu berita asalkan tidak mengandung
pelecehan,pornografi dan kerendahan moral.
Efek negatif teori liberal:
Masyarakat yang tidak punya dalam arti miskin dangat di diskriminasikan.
Kaum – Kaum kapitalis sangat merajalela karena dalm teori ini yang mampulah yang
bisa maju dan berkembang.
Tidak adanya tanggung jawab dari media dari berita berita yang telah disajikan dan
pemerintah tidak bisa berbuat banyak.
Keamanan kurang terjamin
Kestabilan ekonomi sangat kecil dikarena kestabilan ekonomi di pegang oleh setiap
individu bukan pemerintahan atau Negara.
Contoh: Dalam libertarian semua orang berhak mendirikan media massa asalkan
mereka memiliki modal. Sehingga praktek KKN sulit dilakukan. Dan orang yang memiliki
kemampuan mencari untung yang kuatlah yang akan bertahan. Proses persaingan yang kuat
dan bersih inilah yang akan membuat negara menjadi maju. Karena semua orang berusaha
untuk menjadi terbaik dalam setiap usahanya.
5. 3. Teori tanggung jawab sosial
Teori ini di kembangkan khusus di Amerika Serikat pada abad ke-20 sebagai protes
terhadap kebebasan mutlak dari teori libertarian yang telah menyebabkan kemerosotan moral
masyarakat. Teori ini berasal dari tulisan W.E. Hocking, yang merupakan hasil rumusan
Komisi Kebebasan Pers yang diikuti oleh para jurnalistik tentang kode etik media, yang
kemudian dikenal sebagai Komisi Hutchins. Dasar pemikiran teori ini adalah kebebasan pers
harus disertai tanggung jawab kepada masyarakat. Teori ini sering dianggap sebagai suatu
bentuk revisi terhadap teori-teori sebelumnya yang menganggap bahwa tanggung jawab pers
terhadap masyarakat sangat kurang.
Teori tanggung jawab sosial mengatakan bahwa setiap orang yang memiliki sesuatu yang
penting untuk dikemukakan harus diberikan hak dalam forum, dan jika media dianggap tidak
memenuhi kewajibannya, maka ada pihak yang harus memaksanya. Dibawah teori ini, media
di kontrol oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen, kode etik profesional, dan, dalam
hal penyiaran, dikontrol oleh badan pengatur mengingat keterbatasan teknis pada jumlah
saluran frekuensi yang tersedia (Siebert, Peterson, dan Schramm, 1956)
Pada dasarnya fungsi pers dibawah teori tanggungjawab social sama dengan fungsi pers
dalam teori Libertarian. Digambarkan ada enam tugas pers :
1. Melayani sistem politik dengan menyediakan informasi, diskusi dan perdebatan
tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.
2. Memberi penerangan kepada masyarakat, sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat
mengatur dirinya sendiri.
3. Menjadi penjaga hak-hak perorangan dengan bertindak sebagai anjing penjaga yang
mengawasi pemerintah.
4. Melayani system ekonomi dengan mempertemukan pembeli dan penjual barang atau
jasa melalui medium periklanan,
5. Menyediakan hiburan
6. mengusahakan sendiri biaya financial, demikian rupa sehingga bebas dari tekanan-
tekanan orang yang punya kepentingan.
Kelebihan sistem pers tanggungjawab sosial :
Masyarakat bebas mengeluarkan pendapat atau mencari kebenaran yang
bertanggungjawab sehingga tidak ada pihak yang dirugikan baik pemerintah maupun
masyarakat itu sendiri.
6. Antara hak masyarakat dan pemerintah bisa seimbang.
Kekurangan sistem pers tanggungjawab sosial :
Pemerintah bisa saja menggunakan lembaga atau organisasi yang mengontrol sistem
penyiaran sebagai kedok untuk mencapai kepentingannya.
Ekspresi yang ingin dituangkan oleh masyarakat masih dibatasi oleh peraturan yang
ada sehingga tidak semua bentuk ekspresi dapat dipublikasikan melalui media.
Contohnya saja gambar yang berbau porno, menurut seniman itu seni tetapi bagi
orang lain itu pornografi yang tidak patut dipublikasikan sehingga media tidak boleh
menyiarkannya.
Contoh: dalam teori tanggung jawab sosial masyarakat mempunyai hak untuk memprotes
bahkan menghukum pers/media massa yang merugikan masyarakat. sebagai contoh di
Indonesia seperti sekarang ini. Masyarakat bisa memprotes atau menghukum media massa
yang membuat pemberitaan atau acara yang tidak baik. Protes itu bisa dilakukan secara
langsung dengan melayangkan surat protes kepada media massa yang bersangkutan, atau
dengan melapor kepada lembaga yang bersangkutan seperti dewan pers dan KPI. Jadi, peran
media, negara, dan masyarakat saling berkesinambungan untuk kemajuan negara.
4. Teori Soviet Totalitarian
Teori ini lahir di Uni soviet, kemudian berkembang di negara-negara komunis Eropa
Timur. Falsafah yang mendasarinya adalah ajaran Marxisme, Leninisme, Stalinisme, dan
pembauran pikiran-pikiran Hegel dengan cara berpikir Rusia abad 19. Tujuan utama teori ini
adalah membantu suksesnya dan berlangsungnya sistem sosial Soviet, khususnya
keberlangsungan diktator partai. Dalam hal ini, media massa merupakan alat pemerintah
(partai) dan merupakan bagian integral dari negara. Ini berarti media massa harus tunduk
pada pemerintah dan dikontrol dengan pengawasan ketat oleh pemerintah atau partai. Media
massa dilarang melakukan kritik terhadap tujuan dan kebijakan partai. Kerena media massa
sepenuhnya menjadi milik pemerintah, maka yang berhak menggunakannya anggota partai
yang setia dan ortodoks (Siebert, Peterson dan Scharmm dalam Severin & Tankard, 1992:
286-290)
Prinsip dari teori Pers Komunis:
o Media seyogyanya melayani kepentingan dari dan berada di bawah pengendalian
kelas pekerja
7. o Media seyogyanya tidak dimiliki secara pribadi
o Media harus melakukan fungsi positif bagi masyarakat dengan: sosialisasi terhadap
norma yang diinginkan; pendidikan; informasi; motivasi; mobilisasi
o Di dalam tugas menyeluruhnya bagi masyarakat, media seyogyganya tanggap
terhadap keinginan dan kebutuhan audiensnya
o Masyarakat berhak melakukan sensor dan tindakan hukum lainnya untuk mencegah,
atau menghukum setelah terjadinya peristiwa, publikasi anti masyarakat
o Media perlu menyediakan pandangan yang purna (complete) dan objektif tentang
masyarakat dan dunia, dalam batas-batas prinsip marxisme-leninisme
o Wartawan adalah ahli yang bertanggung jawab yang tujuan dan cita-citanya
seyogyanya serupa dengan kepentingan terbaik masyarakat
o Media hendaknya mendukung gerakan progresif di dalam dan di luar negeri
Kelebihan Teori Soviet Totalitarian:
Pers diijinkan melakukan kritik tetapi ada patokan yang jelas. Wartawan boleh
mengkritik orang termasuk yang ada di birokrasi tingkat tinggi, tetapi tidak boleh
mengkritik institusi.
Sistem soviet tidak mengenal motif mencari keuntungan dari komunikasi massa,
karenanya yang dihargai bukan pendapatan tetapi efeknya dalam masyarakat.
Kekurangan Teori Soviet Totalitarian:
Apabila pers akan mengkritik harus melalui ijin para pemimpin partai.
Media massa menjadi alat dalam kegiatan negara yang tidak boleh pemilikan swasta
sebagaimana halnya industri berat.
Paham ini berdasarkan pandangan bahwa pers bebas tidak untuk memperdagangkan
informasi, tetapi untuk mendidik massa dan mengorganisasikan mereka dibawah
bimbingan tunggal partai untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Contoh: soviet hadir agar memperjuangkan nasib rakyat terutama kaum proletar agar
bisa sejahtera, dan tujuan akhir mereka adalah masyarakat tanpa kelas. Karena apabila
masyarakat sudah dikelas-kelaskan akan menimbulkan kecemburuan sosial
dan chaosdimasyarakat. Dan ini akan menimbulkan perang yang tiada akhir. Jadi, apabila
negara ingin aman dan rakyat sejahtera maka soviet komunis ini cocok untuk diterapkan,
khususnya di negara-negara berkembang.
8. Daftar Pustaka
Ardianto, Drs. Elvinaro dkk. 2007. KOMUNIKASI MASSA Suau Pengantar Edisi Revisi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Kartika karman: http://kartikakarman.blogspot.com/?view=snapshot Kamis, 30 Oktober 2014
20:28
Metta Widyaningrum: http://diarymee.blogspot.com/2009/07/teori-pers-tanggungjawab-
sosial-tori.html Kamis, 30 Oktober 2014 20:15
Unek-Unek: http://tulas-tulis.blogspot.com/2008/05/empat-teori-pers-teori-pers-
otoritarian.html Kamis, 30 Oktober 2014 20:30
Severin. Werner J & James W. Tankard, Jr. 2009. TEORI KOMUIKASI: SEJARAH,
METODE, & TERAPAN DIDALAM MEDIA MASSA, Edisi kelima. Jakarta: Prenada
Media Group