SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
KOLIMATOR
Disusun Oleh :
1. Arif Fahmi
2. Moh. Shofi Nur Utami
3. Sheila Amelia
Collimator Gamma Camera
• Gamma rays from radioactive source within the body emitted in
all directions
• Operating principle: absorptive collimation
only gamma rays travelling in certain directions go through and
reach the detector, the others are absorbed in the septa
• Made usually from tungsten (Z=82; 𝜌 = 11.3 gr/cm3) or lead to
provide high absorption probability
Gambar 1. Tampang lintang kolimator (Powsner, 2006)
• Kolimator merupakan susunan lubang
(hole) dan sekat (septum) yang didesain
dengan suatu model geometri tertentu.
• Hexagonally-based ‘honeycomb’
geometry
Gambar 2. Contoh tiga bentuk kolimator yang
digunakan pada multi-hole collimators (Bailey
et all., 2014)
Without a collimator in front of the
crystal, the image would be indistinct
(Powsner, 2006)
Gambar 3. Anger Camera tanpa kolimator (Powsner, 2006)
Fungsi kolimator :
Pengarah dan pemilah
berkas Sinar gamma
yang mengarah
(menuju) permukaan
detektor. Kolimator
dipasang/ditempatkan
pada permukaan
detektor (antara pasien
yang akan diperiksa
dan detektor)
Six basic designs :
1. Parallel-hole
2. Converging
3. Diverging
4. Pinhole
5. Slanthole
6. Fan-beam
Parallel hole collimator:
• Merupakan jenis kolimator yang sering digunakan (general-
purpose imaging) berbagai jenis/type gamma camera.
• Tidak menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran (image
distortions).
• Modifikasi (perubahan) ukurang lubang, ketebalan kisi/septa,
dan tinggi-rendah septa (kisi) akan menyebabkan perubahan
sensitivitas dan resolusi spatial dari gamma camera.
Parallel hole collimator:
• Untuk meningkatkan resolusi,
dipilih diameter holes (lubang)
yang lebih kecil atau ukuran
septa/kisi lebih tinggi sehingga
lubang lebih dalam, TETAPI akan
berakibat penurunan sensitivitas.
• Untuk meningkatkan sensitivitas
ukuran lubang dipilih yang lebih
lebar atau lebih dangkal, TETAPI
kepampuan resolusi spatial
gamma camera akan menurun.
Converging Collimator:
• Seperti halnya kolimator pinhole, image
yang dihasilkan mengalami pembesaran
(magnifikasi) tetapi tidak terjadi
inverted.
• Jenis kolimator ini sudah jarang
digunakan akibat adanya pesatnya
perkembangan teknologi gamma
camera.
Diverging collimator:
• Penggunaan Jenis kolimator diverging
menyebabkan ukuran image obyek
mengecil (minified image).
• Sering digunakan apabila obyek
berukuran besar (mis. Paru-paru), Atau
untuk pemeriksaan whole body image.
• Penggunaan kolimator jenis ini akan
menyebabkan penurunan resolusi spatial.
Pinhole collimator:
• Ukuran Image yang dihasilkan mengalami
pembesaran dan inverted (terbalik)
• Sering digunakan untuk imejing obyek
yang berukuran kecil (mis. Kelenjar Tiroid
dan sendi panggul)
• Karena hanya single hole, menghasilkan
derajat sensitivitas yang tidak terlalu
baik.
Slanthole Collimator
Fan-beam collimator
Perihal penting yang harus di ketahui tentang Kolimator :(1)
 terbuat dari timbal atau tungsten
 Bentuk lubang (Holes) bulat, triangular atau hexagonal.
 Dinding antar lubang (kisi) dikenal sebagai septa.
 Kolimator Parallel hole menghasilkan image dengan ukuran dan
bentuk yang sama dengan obyek pemeriksaan walaupun jarak
obyek pemeriksaan berubah.
 Resolusi Kamera akan menurun apabila jarak obyek ke kolimator
bertambah. .
Perihal penting yang harus di ketahui tentangKolimator : (2)
• Kolimator converging menghasilkan pembesaran image yang
derajad pembesaranya dipengaruhi oleh jarak dan luas
permukaan detektor..
• Kolimator diverging menghasilkan pengecilan image yang
pengecilanya dipengaruhi oleh jarak dan luas permukaan
detektor..
• Kolimator Pinhole menghasilkan pembesran image dan
inverted.
Effect if increasing collimator to object
distance
Colllimator Spatial
Resolution*
Efficiency Field Size Magnification
Paralelhole ↓ constant constant Constant (m=1.0)
Converging ↓ ↑ ↓ ↑ (m>1 at collimator
surface)
Diverging ↓ ↓ ↑ ↓ (m<1 at collimator
surface)
pinhole ↓ ↓ ↑ ↓ (m largest near pinhole)
TERIMA KASIH
TANYA & JAWAB
1.

Contenu connexe

Tendances

ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografiNona Zesifa
 
Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricNona Zesifa
 
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposiRadiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposiNona Zesifa
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontrasIch Bin Fandy
 
Teknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiTeknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiNona Zesifa
 
Benda asing triangulasai
Benda asing triangulasaiBenda asing triangulasai
Benda asing triangulasaiIch Bin Fandy
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)Nona Zesifa
 
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Putri Nugraheni
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Nona Zesifa
 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariNona Zesifa
 

Tendances (20)

Faktor Geometrik
Faktor GeometrikFaktor Geometrik
Faktor Geometrik
 
Mammografi
MammografiMammografi
Mammografi
 
7@pet dan spect
7@pet dan spect7@pet dan spect
7@pet dan spect
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
 
Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 Pediatric
 
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposiRadiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontras
 
Teknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiTeknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 Tomografi
 
Gamma kamera
Gamma kameraGamma kamera
Gamma kamera
 
Appendicografi
AppendicografiAppendicografi
Appendicografi
 
Benda asing triangulasai
Benda asing triangulasaiBenda asing triangulasai
Benda asing triangulasai
 
Radiologi
RadiologiRadiologi
Radiologi
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
 
C arm ppt
C arm pptC arm ppt
C arm ppt
 
MRI
MRIMRI
MRI
 
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
 
Makalah c arm
Makalah c armMakalah c arm
Makalah c arm
 
Gamma Camera Imaging
Gamma Camera ImagingGamma Camera Imaging
Gamma Camera Imaging
 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
 

Plus de Arif Fahmi

Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
Refreshing Manajemen Risiko.pptx
Refreshing Manajemen Risiko.pptxRefreshing Manajemen Risiko.pptx
Refreshing Manajemen Risiko.pptxArif Fahmi
 
PANCASILA NTB.pdf
PANCASILA NTB.pdfPANCASILA NTB.pdf
PANCASILA NTB.pdfArif Fahmi
 
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptxSejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptxArif Fahmi
 
Ppt elektron-Linac
Ppt elektron-LinacPpt elektron-Linac
Ppt elektron-LinacArif Fahmi
 
GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)
GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)
GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)Arif Fahmi
 

Plus de Arif Fahmi (6)

Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
Refreshing Manajemen Risiko.pptx
Refreshing Manajemen Risiko.pptxRefreshing Manajemen Risiko.pptx
Refreshing Manajemen Risiko.pptx
 
PANCASILA NTB.pdf
PANCASILA NTB.pdfPANCASILA NTB.pdf
PANCASILA NTB.pdf
 
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptxSejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
Sejarah dan Perkembangan USG (1).pptx
 
Ppt elektron-Linac
Ppt elektron-LinacPpt elektron-Linac
Ppt elektron-Linac
 
GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)
GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)
GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)
 

Dernier

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 

Dernier (9)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 

Kolimator gamma kamera

  • 1. KOLIMATOR Disusun Oleh : 1. Arif Fahmi 2. Moh. Shofi Nur Utami 3. Sheila Amelia
  • 2. Collimator Gamma Camera • Gamma rays from radioactive source within the body emitted in all directions • Operating principle: absorptive collimation only gamma rays travelling in certain directions go through and reach the detector, the others are absorbed in the septa • Made usually from tungsten (Z=82; 𝜌 = 11.3 gr/cm3) or lead to provide high absorption probability
  • 3. Gambar 1. Tampang lintang kolimator (Powsner, 2006) • Kolimator merupakan susunan lubang (hole) dan sekat (septum) yang didesain dengan suatu model geometri tertentu. • Hexagonally-based ‘honeycomb’ geometry Gambar 2. Contoh tiga bentuk kolimator yang digunakan pada multi-hole collimators (Bailey et all., 2014)
  • 4. Without a collimator in front of the crystal, the image would be indistinct (Powsner, 2006) Gambar 3. Anger Camera tanpa kolimator (Powsner, 2006)
  • 5. Fungsi kolimator : Pengarah dan pemilah berkas Sinar gamma yang mengarah (menuju) permukaan detektor. Kolimator dipasang/ditempatkan pada permukaan detektor (antara pasien yang akan diperiksa dan detektor)
  • 6. Six basic designs : 1. Parallel-hole 2. Converging 3. Diverging 4. Pinhole 5. Slanthole 6. Fan-beam
  • 7. Parallel hole collimator: • Merupakan jenis kolimator yang sering digunakan (general- purpose imaging) berbagai jenis/type gamma camera. • Tidak menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran (image distortions). • Modifikasi (perubahan) ukurang lubang, ketebalan kisi/septa, dan tinggi-rendah septa (kisi) akan menyebabkan perubahan sensitivitas dan resolusi spatial dari gamma camera.
  • 8. Parallel hole collimator: • Untuk meningkatkan resolusi, dipilih diameter holes (lubang) yang lebih kecil atau ukuran septa/kisi lebih tinggi sehingga lubang lebih dalam, TETAPI akan berakibat penurunan sensitivitas. • Untuk meningkatkan sensitivitas ukuran lubang dipilih yang lebih lebar atau lebih dangkal, TETAPI kepampuan resolusi spatial gamma camera akan menurun.
  • 9. Converging Collimator: • Seperti halnya kolimator pinhole, image yang dihasilkan mengalami pembesaran (magnifikasi) tetapi tidak terjadi inverted. • Jenis kolimator ini sudah jarang digunakan akibat adanya pesatnya perkembangan teknologi gamma camera.
  • 10. Diverging collimator: • Penggunaan Jenis kolimator diverging menyebabkan ukuran image obyek mengecil (minified image). • Sering digunakan apabila obyek berukuran besar (mis. Paru-paru), Atau untuk pemeriksaan whole body image. • Penggunaan kolimator jenis ini akan menyebabkan penurunan resolusi spatial.
  • 11. Pinhole collimator: • Ukuran Image yang dihasilkan mengalami pembesaran dan inverted (terbalik) • Sering digunakan untuk imejing obyek yang berukuran kecil (mis. Kelenjar Tiroid dan sendi panggul) • Karena hanya single hole, menghasilkan derajat sensitivitas yang tidak terlalu baik.
  • 14. Perihal penting yang harus di ketahui tentang Kolimator :(1)  terbuat dari timbal atau tungsten  Bentuk lubang (Holes) bulat, triangular atau hexagonal.  Dinding antar lubang (kisi) dikenal sebagai septa.  Kolimator Parallel hole menghasilkan image dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan obyek pemeriksaan walaupun jarak obyek pemeriksaan berubah.  Resolusi Kamera akan menurun apabila jarak obyek ke kolimator bertambah. .
  • 15. Perihal penting yang harus di ketahui tentangKolimator : (2) • Kolimator converging menghasilkan pembesaran image yang derajad pembesaranya dipengaruhi oleh jarak dan luas permukaan detektor.. • Kolimator diverging menghasilkan pengecilan image yang pengecilanya dipengaruhi oleh jarak dan luas permukaan detektor.. • Kolimator Pinhole menghasilkan pembesran image dan inverted.
  • 16. Effect if increasing collimator to object distance Colllimator Spatial Resolution* Efficiency Field Size Magnification Paralelhole ↓ constant constant Constant (m=1.0) Converging ↓ ↑ ↓ ↑ (m>1 at collimator surface) Diverging ↓ ↓ ↑ ↓ (m<1 at collimator surface) pinhole ↓ ↓ ↑ ↓ (m largest near pinhole)