SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
BARANG PUBLIK DAN BARANG PRIVAT
A. Barang Publik (Public Goods) dan Barang Privat (Private Goods)
Secara umum barang publik biasa dipahami sebagai sesuatu yang dapat dinikmati atau
dibutuhkan oleh semua orang. Suatu barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat
dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk mendapatkannya. Barang publik adalah barang yang apabial dikonsumsi oleh individu
tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik memiliki
sifat non-rival dan non-eksklusif. Ini berarti konsumsi atas barang tersebut oleh sutu individu tidak
akan mengurangi jumlah barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya dan non-
eksklusif berarti semua orang berhak menikamti manfaat dari barang tersebut. Contoh barang
publik ini diantaranya udara, cahaya matahari, papan marka jalan, lampu lalu lintas, pertahanan
nasional, pemerintahan dan sebagainya. Akan sulit untuk menentukan siapa saja yang boleh
menggunakan papan marka jalan misalnya, karena keberadaannya memang untuk konsumsi semua
orang. Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu
tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik sempurna (pure
public goods) adalah barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap
seluruh anggota masyarakat. Barang publik hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang
publik adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki
oleh satu bagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebih kecil) dan hanya berhak digunakan
secara umum oleh komunitas tersebut.
Sedangkan Barang privat adalah barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana
titik temu antara produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Sebagian besar barang yang
kita konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh satu konsumen
pada satu waktu. Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue miliknya, orang lain tidak dapat
melakukan hal serupa. Eksklusivitas kepemilikan menjadi faktor pembeda utama barang privat
dengan barang publik.
Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :
1) Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau
menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar calon
konsumen dalam mengkonsumsi barang ini.
2) Excludable consumption, dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka yang
memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar atau tidak
memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang tersebut (excludable).
Contohnya, pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membeli atau membayar,
sementara mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati pakaian tersebut.
3) Scarcity, yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan ketersediaan inilah
yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya.
Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-sifatnya
tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya. Efisiensi inilah yang
menarik minat sektor swasta dan menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah barang
yang diproduksi oleh sektor swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat berlaku
sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan barang privat untuk tujuan-
tujuan tertentu.
Perbedaan barang publik denagn barang yang lain:
1. Noneksklusivitas. Salah satu sifat yang membedakan barang publik dengan barang lain adalah
apakah orang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang
pribadi, pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan. Pertahanan nasional merupakan contoh
standar. Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap orang di suatu negara tersebut
diuntungkan, apakah dia membayar atau tidak. Barang noneksklusif ini dapat dilawan dengan
barang konsumsi pribadi yang eksklusif, seperti mobil atau film dimana pengecualian-
pengecualian merupakan suatu masalah sederhana. Mereka yang tidak membayar barang pribadi
tersebut tidak menerima jasa yang dijanjikan oleh barang tersebut.
2. Nonrivalitas. Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang-barang publik adalah nonrivalitas.
Barang-barang nonrivalitas adalah barang dimana manfaatnya dapat diberikan bagi pengguna
tambahan dengan biaya marjinal nol. Pada sebagian besar barang, tambahan jumlah konsumsi
membutuhkan sejumlah biaya produksi marjinal. Misalkan tambahan pemirsa pada satu saluran
televisi tidak akan menambah biaya meskipun tindakan ini menyebabkan terjadinya tambahan
konsumsi. Konsumsi oleh tambahan pengguna dari barang semacam itu adalah
nonrivalitas/nonpersaingan sehingga tambahan konsumsi tersebut membutuhkan biaya marjinal
sosial dari produksi sebesar nol, konsumsi tersebut tidak mengurangi kemampuan orang lain untuk
mengkonsumsi.
Macam-macam Barang Publik
Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang terkait dengan penggunaannya, yaitu :
1) Non-rivalry. Berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan
mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang
dapat mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang diperoleh orang
lain. Contoh, dalam kondisi normal, apabila kita menikmati udara bersih dan sinar matahari, orang-
orang di sekitar kita pun tetap dapat mengambil manfaat yang sama.
2)Non-excludable. Berarti bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat
menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut. Dalam konteks pasar,
maka baik mereka yang membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut.
Contoh, masyarakat membayar pajak kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan jasa kepolisian, dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya terbatas
pada yang membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat mengambil menfaat atas
jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan (excludable) dalam mengambil
manfaat atas barang publik.
B. Macam-macam Barang
1. Barang pribadi adalah barang-barang yang ekskludabel dan rival. Contoh: Es Cendol. Es cendol
jelas bersifat ekskludabel karena kita bisa mencegah orang lain dari mengkonsumsinya. Es cendol
juga bersifat rival karena, jika hanya ada satu es cendol, dan ada seseorang yang mengkonsumsinya
maka orang lain tidak bisa mengkonsumsinya.
2. Barang publik adalah barang-barang yang tidak ekskludabel dan juga tidak rival. Artinya siapa
saja tidak bisa mencegah untuk memanfaatkan barang ini, dan konsumsi seseorang atas barang ini
tidak mengurangi peluang orang lain melakukan hal yang sama. Contoh: pertahanan suatu negara
aman karena mampu melawan setiap serangan dari negara lain, maka siapa saja di negara itu tidak
bisa dicegah untuk menikmati rasa aman, peluang bagi orang lain untuk turut menikmati keamanan
sama sekali tidak berkurang.
3. Sumber daya milik bersama (common resources) adalah barang-barang yang tidak ekskludabel,
namun rival. Contoh: ikan laut. Tidak ada seseorang yang melarang menangkap ikan laut, atau
meminta bayaran kepada nelayan atas ikan-ikan yang mereka tangkap. Namun ada saat seseorang
melakukannya, maka jumlah ikan di laut berkurang, sehingga kesempatan orang lain melakukan
hal yang sama menjadi berkurang.
4. Adapula barang yang ekskludabel, namun tidak memiliki rival. Barang seperti ini muncul
dalam situasi monopoli ilmiah, yaitu produksi yang dikuasai oleh satu perusahaan. Contoh: Jasa
pemadam kebakaran suatu kota kecil. Sangatlah mudah mencegah seseorang menikmati jasa ini.
Petugas kebakaran dapat membiarkan sebuah rumah terbakar begitu saja. Namun jasa
perlindungan kebakaran ini tidaklah bersifat rival, karena kebakaran rumah tidak terjadi setiap
saat, dan setiap rumah memperoleh perlindungan yang sama. Petugas pemadam kebakaran lebih
sering menunggu daripada beraksi memadamkan kebakaran, sehingga melindungi sebuah rumah
tambahan tidak akan mengurangi kualitas perlindungan mereka pada rumah-rumah lain. Dengan
kata lain, begitu pemerintah kota membuat anggaran untuk jasa pemadam kebakaran, maka
tambahan untuk melindungi tambahan satu rumah baru sangatlah kecil.
C. Barang Publik yang Penting
1. Pertahanan Nasional. Jika suatu negara berhasil dipertahankan, tidak ada seorang pun yang bisa
dicegah untuk menikmati manfaatnya. Ketika seseorang menikmati manfaatnya, manfaat yang
dirasakan oleh orang lain tidak akan berkurang. Oleh sebab itu, pertahanan nasional tidak bersifat
ekskludabel maupun rival.
2. Penelitian ilimu pengetahuan. Jika seorang matematikawan menemukan sebuah teorima baru,
maka teorima tersebut akan masuk kedalam ilmu pengetahuan yang boleh dimanfaatkan siapa saja
secara gratis. Karena pengetahuan adalah barang publik, maka perusahaan-perusahaan swasta
yang mencari keuntungan cenderung untuk menumpang gratis pada pengetahuan yang ditemukan
oleh pihak lain, dan hasilnya, perusahan-perusahaan ini mengalokasikan sumber-sumber daya
yang terlalu sedikit untuk menciptakan pengetahuan baru. Dengan hak paten, penemuannya bisa
menikmati sendiri sebagian besar manfaatnya sampai batas waktu tertentu. Sebaliknya, seorang
matematikawan tidak dapat mematenkan teorimanya karena pengetahuan umum seperti itu dapat
digunakan oleh siapa saja dengan gratis. Dengan kata lain, berkat adanya undang-undang hak
paten, pengetahuan spesifik dan teknis sifatnya ekskludabel, sedangkan pengetahuan umum tidak
bisa dijadikan ekskludabel.
3. Pengentasan Kemiskinan. Sistem kesejahteraan bersama memberikan sedikit uang kepada
keluarga miskin. Begitu juga, program makanan murah ditujukan untuk mengurangi biaya
pembelian makanan bagi keluarga miskin berbagai program tempat tinggal dari pemerintah
membuat harga tempat tinggal lebih terjangkau. Program-program anti kemiskinan ini dibiayai
oleh pajak yang dipungut permerintah dari keluarga atau individu yang sukses secara finansial.
D. Sumber Daya Milik Bersama
Sama halnya dengan barang publik, sumber daya milik bersama tidak ekskludabel, yaitu
sumber-sumber daya ini tersedia secara gratis bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya.
Namun, tidak seperti barang publik, sumber daya milik bersama berifat rival, yaitu
pemanfaatannya oleh seorang akan mengurangi peluang orang lain untuk melakukan hal serupa.
Maka, sumber daya milik bersama menimbulkan masalah baru. Setelah barang jenis ini disediakan,
para pembuatan kebijakan perlu mempertimbangkan seberapa banyak barang jenis ini
dimanfaatkan.
Sumber Daya Milik Bersama yang Penting, yaitu:
1. Air dan Udara Bersih. Pasar tidak mampu melindungi lingkungan hidup dengan baik. Polusi
merupakan eksternalitas negatif yang dapat diatasi oleh pemerintah dengan regulasi atau
pemberlakuan pajak atas kegiatan-kegiatan yang menghasilkan polusi.
2. Jalan yang padat. Jalan bisa merupakan barang publik atau sumber daya milik bersama. Jika
jalan raya tidak padat, maka pemanfaatannya oleh seseorang tidak akan mempengaruhi orang lain.
Pada kasus ini, jalan raya bukan barang rival, dan karenanya jalan raya dalam keadaan padat, jalan
raya menjadi semakin padat, dan orang-orang lain harus mengendarai kendaraan yang lebih
lambat. Pada kasus ini, jalan raya adalah sumber daya milik bersama.
E. Free Riders dalam Penyediaan Barang Publik
Free riders adalah permasalahan yang muncul dalam penyediaan barang publik terkait
dengan kedua sifatnya, yaitu Non-rivalry dan Non-excludable. Free riders ini adalah mereka yang
ikut menikmati barang publik tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara sebenarnya ada
pihak lain yang berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut. Contohnya adalah
mereka yang tidak membayar pajak tadi, tapi ikut menikmati jasa-jasa atau barang-barang yang
diadakan atas biaya pajak. Contoh lain, sebuah jalan desa dibangun dengan kerja bakti. Free rider
adalah mereka yang tidak ikut kerja bakti, tetapi kemudian ikut menggunakan jalan desa tersebut.
Penyebab sektor bisnis gagal dalam menyediakan barang publik, yaitu:
Dilihat dari sifatnya yang non-excludable, bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak
ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut, sektor
swasta tentu akan menyerahkan pada pihak lain untuk mengadakan barang publik karena terlalu
tidak efisien bagi mereka. Hal ini kemudian menimbulkan penafsiran bahwa barang publik adalah
barang yang harus disediakan oleh pemerintah. Hal ini tidak selamanya benar. Karena
penggunaannya yang untuk publik, maka pada hakikatnya, publiklah yang juga harus
menyediakannya. Sektor swasta biasanya kemudian mengembangkan cara-caranya sendiri untuk
mengatasi efek eksternalitas dan free rider yang dapat menimbulkan inefisiensi tersebut. Contoh:
sistem jalan toll, sehingga hanya mereka yang membayar yang dapat menggunakan jalan tersebut.
7
Pemerintah pun pada hakikatnya hanya dapat terwujud karena diadakan oleh publik. Pihak
pemerintah pun mengadakan barang publik dengan meminta kontribusi dari publik, diantaranya
dengan pajak. Selain itu, sering kali juga pemerintah dapat bertindak sebagai fasilitator penyedia
barang publik untuk kemudian hanya masyarakat tertentu yang bisa menikmatinya, atau untuk
meningaktkan efisiensi produksinya kemudian bekerja sama dengan sektor swasta dengan batasan-
batasan tertentu. Contohnya penyediaan tenaga listrik atau pengolahan air bersih, yang hanya dapat
dinikmati oleh mereka yang membayar untuk itu, atau membangun jalan dan jembatan juga dari
pajak, dan sebagainya. Bisa saja kemudian masyarakat sendiri yang menyedaikan barang publik
untuk pemenuhan kebutuhannya, misalnya dengan kerja bakti dan sebagainya.
Simpulan
Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi individu tertentu tidak akan
mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut, bersifat non-rival dan non-eksklusif.
Macam barang publik menurut penggunaannya, ayitu non-rivalry dan non-excludable. Barang
publik yang penting yaitu pertahanan nasional, penelitian ilmu pengetahuan dan pengentasan
kemiskinan. Dalam penyediaan barang publik tercipta adanya free riders adalah orang yang ikut
menikmati barang publik tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara ada pihak lain yang
berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut.
Saran
Akhirnya pemenuhan barang publik adalah dilakukan oleh pemerintah melalui keputusan
politik. Cara penentuan tersebut hendaknya dapat ditempuh melalui proses otoriter atau monopoli
oleh pemimpin politik, dan proses voting yang melibatkan wakil rakyat. Dalam proses monopoli,
pemerintah hendaknya dapat mengetahui kebutuhan masyarakat, kemudian pemerintah harus
menyusun daftar kebutuahn barang publik serat melaksanakan pemenuhannya dan menetapkan
pajak kepada warga negaranya.
Selanjutnya, walaupun penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam membuat
makalah ini, namun tak ada gading yang tak retak, karena itu kritik dan saran yang membangun
sangatlah penyusun harapkan dari semua pihak, demi menyempurnakan penyusunan makalah
selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001. Ekonomika Publik. Yogyakarta: BPFE.
http://ana-ekonomi.blogspot.com/2010/07/konsep-barang-publik.html
http://arti-sai.blogspot.com/2010/10/pengertian-barang-publik-dan-barang.html

Contenu connexe

Tendances

Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBIndra Yu
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesiaErlita Marcelia II
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAAry Efendi
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksPuja Lestari
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...bennyagussetiono
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiSugeng Budiharsono
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Proses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemenProses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemenUni Azza Aunillah
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalTrisnadi Wijaya
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)M Abdul Aziz
 

Tendances (20)

Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka Indeks
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Modul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitasModul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitas
 
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Proses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemenProses pengawasan dalam manajemen
Proses pengawasan dalam manajemen
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Makalah Sewa Guna Usaha
Makalah Sewa Guna UsahaMakalah Sewa Guna Usaha
Makalah Sewa Guna Usaha
 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
 

Similaire à Barang publik dan barang privat

Bagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publikBagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publikAchmad Ridha
 
Barang publik DIV STAN Kelas 8B BPKP 2013/2014
Barang publik DIV STAN Kelas 8B BPKP 2013/2014Barang publik DIV STAN Kelas 8B BPKP 2013/2014
Barang publik DIV STAN Kelas 8B BPKP 2013/2014Mulyadi Yusuf
 
Pertemuan 3 Kebijakan Barang Publik (eko Pubik).pptx
Pertemuan 3 Kebijakan Barang Publik (eko Pubik).pptxPertemuan 3 Kebijakan Barang Publik (eko Pubik).pptx
Pertemuan 3 Kebijakan Barang Publik (eko Pubik).pptxCeiSlamet
 
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptxPengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptxAnisNur14
 
Keuangan publik
Keuangan publikKeuangan publik
Keuangan publikAry Efendi
 
Alat Pemuas Kebutuhan.ppt
Alat Pemuas Kebutuhan.pptAlat Pemuas Kebutuhan.ppt
Alat Pemuas Kebutuhan.pptDodoAnwar2
 
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN UNTUK KULIAH ANAK KULIAH
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN UNTUK KULIAH ANAK KULIAHHUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN UNTUK KULIAH ANAK KULIAH
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN UNTUK KULIAH ANAK KULIAHAndamSariPurnamaSult
 
EKONOMI MIKRO 1.pptx
EKONOMI MIKRO 1.pptxEKONOMI MIKRO 1.pptx
EKONOMI MIKRO 1.pptxmelatiputri28
 
Perlindungan Konsumen
Perlindungan KonsumenPerlindungan Konsumen
Perlindungan KonsumenDediFPrasetya
 
JTW109 Kelas Minggu Intensif @ 5 Mac 2023.pptx
JTW109 Kelas Minggu Intensif @ 5 Mac 2023.pptxJTW109 Kelas Minggu Intensif @ 5 Mac 2023.pptx
JTW109 Kelas Minggu Intensif @ 5 Mac 2023.pptxFynasShukri
 

Similaire à Barang publik dan barang privat (20)

Bagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publikBagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publik
 
Bagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publikBagian iv-teori-barang-publik
Bagian iv-teori-barang-publik
 
Barang publik DIV STAN Kelas 8B BPKP 2013/2014
Barang publik DIV STAN Kelas 8B BPKP 2013/2014Barang publik DIV STAN Kelas 8B BPKP 2013/2014
Barang publik DIV STAN Kelas 8B BPKP 2013/2014
 
Pertemuan 3 Kebijakan Barang Publik (eko Pubik).pptx
Pertemuan 3 Kebijakan Barang Publik (eko Pubik).pptxPertemuan 3 Kebijakan Barang Publik (eko Pubik).pptx
Pertemuan 3 Kebijakan Barang Publik (eko Pubik).pptx
 
Fungsi pemerintah
Fungsi pemerintahFungsi pemerintah
Fungsi pemerintah
 
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptxPengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
Pengantar Ilmu Ekonomi_Eksternalitas, Public Goods, and Common Resource.pptx
 
Keuangan publik
Keuangan publikKeuangan publik
Keuangan publik
 
Alat pemuas kebutuhan
Alat pemuas kebutuhanAlat pemuas kebutuhan
Alat pemuas kebutuhan
 
Alat pemuas kebutuhan
Alat pemuas kebutuhanAlat pemuas kebutuhan
Alat pemuas kebutuhan
 
Alat Pemuas Kebutuhan.ppt
Alat Pemuas Kebutuhan.pptAlat Pemuas Kebutuhan.ppt
Alat Pemuas Kebutuhan.ppt
 
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN UNTUK KULIAH ANAK KULIAH
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN UNTUK KULIAH ANAK KULIAHHUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN UNTUK KULIAH ANAK KULIAH
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN UNTUK KULIAH ANAK KULIAH
 
EKONOMI MIKRO 1.pptx
EKONOMI MIKRO 1.pptxEKONOMI MIKRO 1.pptx
EKONOMI MIKRO 1.pptx
 
Konsep dasar ekonomi
Konsep dasar ekonomiKonsep dasar ekonomi
Konsep dasar ekonomi
 
BAB III
BAB IIIBAB III
BAB III
 
Perlindungan Konsumen
Perlindungan KonsumenPerlindungan Konsumen
Perlindungan Konsumen
 
Jurnal Barang Publik
Jurnal Barang PublikJurnal Barang Publik
Jurnal Barang Publik
 
_ilmu_ekonomi
_ilmu_ekonomi_ilmu_ekonomi
_ilmu_ekonomi
 
JTW109 Kelas Minggu Intensif @ 5 Mac 2023.pptx
JTW109 Kelas Minggu Intensif @ 5 Mac 2023.pptxJTW109 Kelas Minggu Intensif @ 5 Mac 2023.pptx
JTW109 Kelas Minggu Intensif @ 5 Mac 2023.pptx
 
Teori_Barang_Publik_Kelompok_4.pptx
Teori_Barang_Publik_Kelompok_4.pptxTeori_Barang_Publik_Kelompok_4.pptx
Teori_Barang_Publik_Kelompok_4.pptx
 
Pengertian haki
Pengertian hakiPengertian haki
Pengertian haki
 

Barang publik dan barang privat

  • 1. BARANG PUBLIK DAN BARANG PRIVAT A. Barang Publik (Public Goods) dan Barang Privat (Private Goods) Secara umum barang publik biasa dipahami sebagai sesuatu yang dapat dinikmati atau dibutuhkan oleh semua orang. Suatu barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya. Barang publik adalah barang yang apabial dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif. Ini berarti konsumsi atas barang tersebut oleh sutu individu tidak akan mengurangi jumlah barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya dan non- eksklusif berarti semua orang berhak menikamti manfaat dari barang tersebut. Contoh barang publik ini diantaranya udara, cahaya matahari, papan marka jalan, lampu lalu lintas, pertahanan nasional, pemerintahan dan sebagainya. Akan sulit untuk menentukan siapa saja yang boleh menggunakan papan marka jalan misalnya, karena keberadaannya memang untuk konsumsi semua orang. Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik sempurna (pure public goods) adalah barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat. Barang publik hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang publik adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebih kecil) dan hanya berhak digunakan secara umum oleh komunitas tersebut. Sedangkan Barang privat adalah barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana titik temu antara produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Sebagian besar barang yang kita konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh satu konsumen pada satu waktu. Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue miliknya, orang lain tidak dapat melakukan hal serupa. Eksklusivitas kepemilikan menjadi faktor pembeda utama barang privat dengan barang publik.
  • 2. Sifat-sifat barang privat tersebut adalah : 1) Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar calon konsumen dalam mengkonsumsi barang ini. 2) Excludable consumption, dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar atau tidak memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang tersebut (excludable). Contohnya, pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membeli atau membayar, sementara mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati pakaian tersebut. 3) Scarcity, yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan ketersediaan inilah yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya. Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-sifatnya tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya. Efisiensi inilah yang menarik minat sektor swasta dan menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah barang yang diproduksi oleh sektor swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat berlaku sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan barang privat untuk tujuan- tujuan tertentu. Perbedaan barang publik denagn barang yang lain: 1. Noneksklusivitas. Salah satu sifat yang membedakan barang publik dengan barang lain adalah apakah orang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang pribadi, pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan. Pertahanan nasional merupakan contoh standar. Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap orang di suatu negara tersebut diuntungkan, apakah dia membayar atau tidak. Barang noneksklusif ini dapat dilawan dengan barang konsumsi pribadi yang eksklusif, seperti mobil atau film dimana pengecualian- pengecualian merupakan suatu masalah sederhana. Mereka yang tidak membayar barang pribadi tersebut tidak menerima jasa yang dijanjikan oleh barang tersebut.
  • 3. 2. Nonrivalitas. Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang-barang publik adalah nonrivalitas. Barang-barang nonrivalitas adalah barang dimana manfaatnya dapat diberikan bagi pengguna tambahan dengan biaya marjinal nol. Pada sebagian besar barang, tambahan jumlah konsumsi membutuhkan sejumlah biaya produksi marjinal. Misalkan tambahan pemirsa pada satu saluran televisi tidak akan menambah biaya meskipun tindakan ini menyebabkan terjadinya tambahan konsumsi. Konsumsi oleh tambahan pengguna dari barang semacam itu adalah nonrivalitas/nonpersaingan sehingga tambahan konsumsi tersebut membutuhkan biaya marjinal sosial dari produksi sebesar nol, konsumsi tersebut tidak mengurangi kemampuan orang lain untuk mengkonsumsi. Macam-macam Barang Publik Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang terkait dengan penggunaannya, yaitu : 1) Non-rivalry. Berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang dapat mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang diperoleh orang lain. Contoh, dalam kondisi normal, apabila kita menikmati udara bersih dan sinar matahari, orang- orang di sekitar kita pun tetap dapat mengambil manfaat yang sama. 2)Non-excludable. Berarti bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka yang membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut. Contoh, masyarakat membayar pajak kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan jasa kepolisian, dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya terbatas pada yang membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat mengambil menfaat atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan (excludable) dalam mengambil manfaat atas barang publik.
  • 4. B. Macam-macam Barang 1. Barang pribadi adalah barang-barang yang ekskludabel dan rival. Contoh: Es Cendol. Es cendol jelas bersifat ekskludabel karena kita bisa mencegah orang lain dari mengkonsumsinya. Es cendol juga bersifat rival karena, jika hanya ada satu es cendol, dan ada seseorang yang mengkonsumsinya maka orang lain tidak bisa mengkonsumsinya. 2. Barang publik adalah barang-barang yang tidak ekskludabel dan juga tidak rival. Artinya siapa saja tidak bisa mencegah untuk memanfaatkan barang ini, dan konsumsi seseorang atas barang ini tidak mengurangi peluang orang lain melakukan hal yang sama. Contoh: pertahanan suatu negara aman karena mampu melawan setiap serangan dari negara lain, maka siapa saja di negara itu tidak bisa dicegah untuk menikmati rasa aman, peluang bagi orang lain untuk turut menikmati keamanan sama sekali tidak berkurang. 3. Sumber daya milik bersama (common resources) adalah barang-barang yang tidak ekskludabel, namun rival. Contoh: ikan laut. Tidak ada seseorang yang melarang menangkap ikan laut, atau meminta bayaran kepada nelayan atas ikan-ikan yang mereka tangkap. Namun ada saat seseorang melakukannya, maka jumlah ikan di laut berkurang, sehingga kesempatan orang lain melakukan hal yang sama menjadi berkurang. 4. Adapula barang yang ekskludabel, namun tidak memiliki rival. Barang seperti ini muncul dalam situasi monopoli ilmiah, yaitu produksi yang dikuasai oleh satu perusahaan. Contoh: Jasa pemadam kebakaran suatu kota kecil. Sangatlah mudah mencegah seseorang menikmati jasa ini. Petugas kebakaran dapat membiarkan sebuah rumah terbakar begitu saja. Namun jasa perlindungan kebakaran ini tidaklah bersifat rival, karena kebakaran rumah tidak terjadi setiap saat, dan setiap rumah memperoleh perlindungan yang sama. Petugas pemadam kebakaran lebih sering menunggu daripada beraksi memadamkan kebakaran, sehingga melindungi sebuah rumah tambahan tidak akan mengurangi kualitas perlindungan mereka pada rumah-rumah lain. Dengan kata lain, begitu pemerintah kota membuat anggaran untuk jasa pemadam kebakaran, maka tambahan untuk melindungi tambahan satu rumah baru sangatlah kecil.
  • 5. C. Barang Publik yang Penting 1. Pertahanan Nasional. Jika suatu negara berhasil dipertahankan, tidak ada seorang pun yang bisa dicegah untuk menikmati manfaatnya. Ketika seseorang menikmati manfaatnya, manfaat yang dirasakan oleh orang lain tidak akan berkurang. Oleh sebab itu, pertahanan nasional tidak bersifat ekskludabel maupun rival. 2. Penelitian ilimu pengetahuan. Jika seorang matematikawan menemukan sebuah teorima baru, maka teorima tersebut akan masuk kedalam ilmu pengetahuan yang boleh dimanfaatkan siapa saja secara gratis. Karena pengetahuan adalah barang publik, maka perusahaan-perusahaan swasta yang mencari keuntungan cenderung untuk menumpang gratis pada pengetahuan yang ditemukan oleh pihak lain, dan hasilnya, perusahan-perusahaan ini mengalokasikan sumber-sumber daya yang terlalu sedikit untuk menciptakan pengetahuan baru. Dengan hak paten, penemuannya bisa menikmati sendiri sebagian besar manfaatnya sampai batas waktu tertentu. Sebaliknya, seorang matematikawan tidak dapat mematenkan teorimanya karena pengetahuan umum seperti itu dapat digunakan oleh siapa saja dengan gratis. Dengan kata lain, berkat adanya undang-undang hak paten, pengetahuan spesifik dan teknis sifatnya ekskludabel, sedangkan pengetahuan umum tidak bisa dijadikan ekskludabel. 3. Pengentasan Kemiskinan. Sistem kesejahteraan bersama memberikan sedikit uang kepada keluarga miskin. Begitu juga, program makanan murah ditujukan untuk mengurangi biaya pembelian makanan bagi keluarga miskin berbagai program tempat tinggal dari pemerintah membuat harga tempat tinggal lebih terjangkau. Program-program anti kemiskinan ini dibiayai oleh pajak yang dipungut permerintah dari keluarga atau individu yang sukses secara finansial. D. Sumber Daya Milik Bersama Sama halnya dengan barang publik, sumber daya milik bersama tidak ekskludabel, yaitu sumber-sumber daya ini tersedia secara gratis bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya. Namun, tidak seperti barang publik, sumber daya milik bersama berifat rival, yaitu pemanfaatannya oleh seorang akan mengurangi peluang orang lain untuk melakukan hal serupa. Maka, sumber daya milik bersama menimbulkan masalah baru. Setelah barang jenis ini disediakan, para pembuatan kebijakan perlu mempertimbangkan seberapa banyak barang jenis ini dimanfaatkan.
  • 6. Sumber Daya Milik Bersama yang Penting, yaitu: 1. Air dan Udara Bersih. Pasar tidak mampu melindungi lingkungan hidup dengan baik. Polusi merupakan eksternalitas negatif yang dapat diatasi oleh pemerintah dengan regulasi atau pemberlakuan pajak atas kegiatan-kegiatan yang menghasilkan polusi. 2. Jalan yang padat. Jalan bisa merupakan barang publik atau sumber daya milik bersama. Jika jalan raya tidak padat, maka pemanfaatannya oleh seseorang tidak akan mempengaruhi orang lain. Pada kasus ini, jalan raya bukan barang rival, dan karenanya jalan raya dalam keadaan padat, jalan raya menjadi semakin padat, dan orang-orang lain harus mengendarai kendaraan yang lebih lambat. Pada kasus ini, jalan raya adalah sumber daya milik bersama. E. Free Riders dalam Penyediaan Barang Publik Free riders adalah permasalahan yang muncul dalam penyediaan barang publik terkait dengan kedua sifatnya, yaitu Non-rivalry dan Non-excludable. Free riders ini adalah mereka yang ikut menikmati barang publik tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara sebenarnya ada pihak lain yang berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut. Contohnya adalah mereka yang tidak membayar pajak tadi, tapi ikut menikmati jasa-jasa atau barang-barang yang diadakan atas biaya pajak. Contoh lain, sebuah jalan desa dibangun dengan kerja bakti. Free rider adalah mereka yang tidak ikut kerja bakti, tetapi kemudian ikut menggunakan jalan desa tersebut. Penyebab sektor bisnis gagal dalam menyediakan barang publik, yaitu: Dilihat dari sifatnya yang non-excludable, bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut, sektor swasta tentu akan menyerahkan pada pihak lain untuk mengadakan barang publik karena terlalu tidak efisien bagi mereka. Hal ini kemudian menimbulkan penafsiran bahwa barang publik adalah barang yang harus disediakan oleh pemerintah. Hal ini tidak selamanya benar. Karena penggunaannya yang untuk publik, maka pada hakikatnya, publiklah yang juga harus menyediakannya. Sektor swasta biasanya kemudian mengembangkan cara-caranya sendiri untuk mengatasi efek eksternalitas dan free rider yang dapat menimbulkan inefisiensi tersebut. Contoh: sistem jalan toll, sehingga hanya mereka yang membayar yang dapat menggunakan jalan tersebut. 7
  • 7. Pemerintah pun pada hakikatnya hanya dapat terwujud karena diadakan oleh publik. Pihak pemerintah pun mengadakan barang publik dengan meminta kontribusi dari publik, diantaranya dengan pajak. Selain itu, sering kali juga pemerintah dapat bertindak sebagai fasilitator penyedia barang publik untuk kemudian hanya masyarakat tertentu yang bisa menikmatinya, atau untuk meningaktkan efisiensi produksinya kemudian bekerja sama dengan sektor swasta dengan batasan- batasan tertentu. Contohnya penyediaan tenaga listrik atau pengolahan air bersih, yang hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membayar untuk itu, atau membangun jalan dan jembatan juga dari pajak, dan sebagainya. Bisa saja kemudian masyarakat sendiri yang menyedaikan barang publik untuk pemenuhan kebutuhannya, misalnya dengan kerja bakti dan sebagainya. Simpulan Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut, bersifat non-rival dan non-eksklusif. Macam barang publik menurut penggunaannya, ayitu non-rivalry dan non-excludable. Barang publik yang penting yaitu pertahanan nasional, penelitian ilmu pengetahuan dan pengentasan
  • 8. kemiskinan. Dalam penyediaan barang publik tercipta adanya free riders adalah orang yang ikut menikmati barang publik tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara ada pihak lain yang berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut. Saran Akhirnya pemenuhan barang publik adalah dilakukan oleh pemerintah melalui keputusan politik. Cara penentuan tersebut hendaknya dapat ditempuh melalui proses otoriter atau monopoli oleh pemimpin politik, dan proses voting yang melibatkan wakil rakyat. Dalam proses monopoli, pemerintah hendaknya dapat mengetahui kebutuhan masyarakat, kemudian pemerintah harus menyusun daftar kebutuahn barang publik serat melaksanakan pemenuhannya dan menetapkan pajak kepada warga negaranya. Selanjutnya, walaupun penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam membuat makalah ini, namun tak ada gading yang tak retak, karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah penyusun harapkan dari semua pihak, demi menyempurnakan penyusunan makalah selanjutnya. 9
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001. Ekonomika Publik. Yogyakarta: BPFE. http://ana-ekonomi.blogspot.com/2010/07/konsep-barang-publik.html http://arti-sai.blogspot.com/2010/10/pengertian-barang-publik-dan-barang.html