SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
KECAMATAN SRAGI
DESA KEDUNGJARAN
PERATURAN DESA KEDUNGJARAN
NO 5 TAHUN 2017
TENTANG
POLIKLINIK KESEHATAN DESA ( PKD )
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
KECAMATAN SRAGI
DESA KEDUNGJARAN
PERATURAN DESA KEDUNGJARAN
NO 5 TAHUN 2017
TENTANG
POLIKLINIK KESEHATAN DESA ( PKD )
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
Menimbang : 1. Bahwa Pemerintah Desa berkewajiban meningkatkan Derajat Kesehatan atas
Masyarakat di Desanya.
2. Bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di desanya,
maka Pemerintah Desa perlu menyediakan fasilitas tempat dan Tenaga
Kesehatan untuk sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa.
3. Bahwa untuk melaksanakan perihal yang dimaksud di huruf a dan b perlu
dibuat sebuah Peraturan Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 111 Tahun
2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529 / Menkes /
SK / X / 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif;
6. Peraturan Menteri Desa No. 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga;
8. Permen Desa Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Prioritas Penggunaan Dana
Desa tahun 2017
9. Peraturan Desa No. 12 Tahun 2015 Tentang Mobil Siaga;
10. Peraturan Desa Kedungjaran No. 2 Tahun 2017 Tentang Kesehatan Desa.
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KEDUNGJARAN
Dan
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA KEDUNGJARAN TENTANG POLIKLINIK
KESEHATAN DESA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan di
hormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa;
4. Kepala Desa adalah Kepala Pemerintahan di Desa
5. Lembaga Desa adalah seluruh Lembaga atau Organisasi yang ada di Desa seperti LPMD,
KPMD, TP PKK, Karang Taruna, RT/RW dan lain sebagainya.
6. Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lainnya yang selanjutnya disingkat BPD,
adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
7. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang–undangan yang dibuat oleh BPD bersama
Kepala Desa;
8. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah kerja Pemerintah
Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT (Rukun
Tetangga) di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
9. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui
musyawarah masyarakat yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
10. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
11. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan dan
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dan atau pelatihan di
bidang kesehatan, memiliki ijasah dan atau sertifikasi tertentu yang mengabdikan diri di
bidang kesehatan sesuai keahlian dan kompetensi yang dimiliki.
12. Tenaga Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita yang selanjutnya disebut
KIBBLA adalah setiap orang yang mempunyai kompetensi dalam melakukan layanan
KIBBLA baik secara langsung maupun tidak langsung yang bekerja pada sarana
pelayanan kesehatan Pemerintah, swasta maupun mandiri.
13. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan dan dikelola oleh tenaga kesehatan.
14. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
15. Rumah Sakit adalah tempat pelayanan kesehatan rujukan dan spesialistik.
16. Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disebut PKD adalah Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
17. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu adalah salah satu bentuk upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang selanjutnya disebut KIA untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
18. Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan di desa dan diwajibkan tinggal serta bertugas
melayani masyarakat di wilayah kerjanya.
19. Bidan Praktek Swasta adalah tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan kebidanan
bagi wanita hamil,persalinan normal, nifas,bayi, balita,dan KB.
20. Pengobatan adalah tindakan pengobatan yang diberikan oleh Dokter atau jika berhalangan
didelegasikan kepada perawat atau Bidan yang ditunjuk untuk menjalankan pengobatan,
perawatan dan lain-lainnya yang ada hubungannya dengan kesehatan.
21. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain,dengan bantuan
atau tanpa bantuan.
22. Masa nifas adalah masa paska persalinan sampai 42 hari.
23. Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus didalam
tubuhnya.
24. Ibu bersalin adalah wanita yang mengalami proses persalinan.
25. Ibu nifas adalah wanita yang mengalami proses pasca persalinan.
26. Ibu hamil resiko tinggi adalah ibu dengan kehamilan yang beresiko yang ditentukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes.
27. Komplikasi kehamilan dan persalinan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan / atau bayi.
28. Situasi kegawatdaruratan atau emergensi adalah situasi yang tidak dikehendaki,
mendadak,dan berkembang secara cepat,sehingga menimbulkan bahaya yang mengancam
keselamatan.
29. Neonatal adalah anak usia 0 hari sampai dengan 28 hari.
30. Bayi adalah anak usia 0 bulan sampai dengan 11 bulan 29 hari.
31. Anak balita adalah anak usia 12 bulan sampai dengan 59 bulan.
32. Pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan,
kelompok dan masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
33. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinu,dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
34. Tokoh Masyarakat adalah orang yang memiliki pengaruh di masyarakat, baik karena
hartanya, keilmuanya, jabatanya sehingga menjadikan tolak ukur bagi masyarakat lain
dalam menentukan sesuatu.
35. Hak dan Kewajiban adalah sesuatu yang harus diterima dan dikerjakan.
36. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi yang selanjutnya
disingkat P4K adalah program kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan Desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan
yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil.
37. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah - masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
38. Lembaga Masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
39. Forum Kesehatan Desa (FKD) adalah wadah partisipasi bagi masyarakat dalam
mengembangkan pembangunan kesehatan di tingkat desa.
40. Ambulans Desa adalah alat transportasi dari masyarakat sesuai kesepakatan bersama
yang dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk ke
tempat rujukan.
41. Jaminan Persalinan (Jampersal ) adalah jaminan pembiayaan persalinan yang meliputi
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB
pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.
BAB II
AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Azas Pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa Kedungjaran adalah Cepat, Tepat dan Terjangkau.
a. Cepat, bisa memberikan pelayanan secara cepat kepada masyarakat yang membutuhkan,
dan cepat apabila memang ada kebijakan ketika harus dirujuk berdasar analisa medis
secukupnya.
b. Tepat, dengan tenaga kesehatan dari Instansi terkait ( Dinas Kesehatan / Puskesmas ) dan
Kader Kesehatan yang juga terlatih akan memberikan Pelayanan Kesehatan yang tepat
sesuai kebutuhan masyarakat.
c. Terjangkau, dengan Poliklinik Kesehatan Desa yang ada di Desa maka Pelayanan
Kesehatan mudah dijangkau dan Murah karena milik Desa yang mengedepankan azas
kemanusiaan dan Sosial.
(2) Maksud dari Poliklinik Kesehatan Desa adalah Terwujudnya masyarakat sehat yang peduli,
tanggap, dan mampu mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi.
(3) Tujuan dari Poliklinik Kesehatan Desa adalah :
a. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan.
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan) dan
kader kesehatan.
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB) serta faktorfaktor risikonya (termasuk status gizi dan ibu hamil yang
berisiko).
BAB III
BENTUK, MANFAAT DAN LAYANAN
Bagian kesatu
Bentuk Poliklinik Kesehatan Desa
Pasal 3
(1) Poliklinik Kesehatan Desa adalah sebuah Fasilitas berbentuk Gedung atau Tempat dengan
dilengkapi Sarana Pemeriksaan,Tenaga Kesehatan dibantu Kader Kesehatan Masyarakat dan
Farmasi Obat sederhana.
(2) Poliklinik Kesehatan Desa adalah Sebuah Bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa.
Bagian kedua
Manfaat Poliklinik Kesehatan Desa
Pasal 4
(1) Manfaat Bagi Masyarakat Desa
a. Sebagai Lembaga Deteksi dini terhadap Permasalahan kesehatan di desa, sehingga bisa ditangani
dan diselesaikan dengan cepat sesuai kondisi, potensi dan kemampuan yang ada.
b. Tempat untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar seperti :
- Kesehatan Ibu Anak / Keluarga Berencana,
- Peningkatan gizi masyarakat khususnya balita dan maternal,
- Imunisasi termasuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
- Upaya mewujudkan lingkungan sehat,
- Pengobatan sederhana termasuk trauma,
- Penyediaan obat-obat esensial)
- Pengetahuan dan keterampilan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
- Kesiapsiagaan serta penanggulangan masalah kesehatan.
c. Sarana / Wahana Masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan.
(2) Bagi Tenaga Kesehatan / Bidan
a. Tenaga kesehatan (bidan) dapat mengaktualisasikan dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya.
b. Tenaga kesehatan (bidan) dapat lebih mudah memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat.
c. Tenaga kesehatan (bidan) mendapatkan informasi secara cepat tentang permasalahan kesehatan di
masyarakat dan upaya kesehatan bagi masyarakat.
(3) Bagi Kader kesehatan
a. Kader kesehatan mendapatkan informasi lebih awal di bidang kesehatan.
b. Kader kesehatan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada di wilayahnya.
c. Kader dapat menjadi teladan bagi masyarakat desanya
(4) Bagi Puskesmas
a. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
b. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan yang berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yang
meliputi pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
c. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi
setempat.
Bagian ketiga
Layanan yang diberikan Poliklinik Kesehatan Desa
Pasal 5
Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa yang dilaksanakan di PKD adalah:
(1) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas
a. Pemeriksaan kehamilan, meliputi :
- pemeriksaan tinggi fundus uteri,
- pengukuran lingkar lengan atas,
- pengukuran tinggi badan,
- penimbangan berat badan,
- pengukuran tekanan darah serta
- pendeteksian dini tanda-tanda bahaya pada kehamilan melalui Program Perencanaan
Persalinan dan Penanganan Komplikasi (P4K).
b. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah tetanus pada saat proses persalinan.
c. Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah timbulnya anemia/kurang darah.
d. Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan serta KB setelah persalinan.
e. Penyelenggaraan kelas ibu hamil.
f. Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
g. Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi.
h. Kunjungan ibu nifas.
i. Rujukan ke Puskemas/rumah sakit untuk kasus kehamilan/ persalinan/nifas yang tidak dapat
ditangani di PKD
(2) Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui
a. Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi yang benar.
b. Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah persalinan.
c. Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan bayi dan anak balita.
(3) Pelayanan kesehatan untuk anak
a. Perawatan bayi baru lahir.
b. Pemeriksaan kesehatan anak.
c. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita.
d. Pemberian lima imunisasi dasar lengkap.
e. Penyuluhan gizi pada anak.
f. Penanganan permasalahan kesehatan pada anak.
(4) Penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama :
- penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB),
- penyakit tidak menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil
yang berisiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama :
- penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB,
- penyakit tidak menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan melalui metode
simulasi.
d. Rujukan ke Puskemas / rumah sakit untuk kasus Penyakit yang tidak dapat ditangani di PKD
(5) Penanganan Trauma Ringan Pada Kecelakaan.
(6) Konsultasi Kesehatan Umum.
(7) Laboratorium Kesehatan Sederhana seperti :
- Periksa Gula Darah
- Periksa Kolesterol
- Periksa Asam Urat
- dll
BAB VI
TEMPAT, SARANA, WAKTU PELAYANAN
Pasal 6
(1) Pemerintah Desa wajib dan bertanggung jawab menyediakan Tempat yang digunakan untuk
Pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa dengan syarat :
a. Tanah/lahan yang tidak bermasalah atau bukan lahan sengketa
b. Ketersediaan lahan di tengah pemukiman warga atau setidaknya Mudah dijangkau oleh
masyarakat (transportasi)
c. Keamanan petugas kesehatan terjamin
d. Tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
e. Adanya kesepakatan dalampembangunan PKD yang didasari oleh musyawarah masyarakat desa
Pasal 7
(1) Tempat Pelayanan Poliklinik Desa harus memenuhi Syarat minimum berupa :
a. Luas ruangan/bangunan disesuaikan ketersediaan lahan sambil memperhatikan kebutuhan minimal
pelayanan/ kegiatan dan hal-hal yang berkaitan pemenuhan kebutuhan, baik perempuan maupun
laki-laki, termasuk ibu hamil, usia lanjut, dan penyandang cacat.
b. Jumlah ruangan dan kebutuhan sarana disesuaikan dengan jenis pelayanan/kegiatan yang
dilaksanakan.
c. Denah tata ruang Rancangan tata ruang/bangunan PKD disesuaikan dengan fungsi sarana
pelayanan kesehatan dan memperhatikan pemenuhan kebutuhan, baik perempuan maupun laki-
laki, termasuk ibu hamil, usia lanjut, dan penyandang cacat.
(2) Tempat Pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa sekurang-kurangnya harus memiliki ruangan atau tempat
yang ada dapat berfungsi sebagai:
a. Tempat pendaftaran
b. Tempat tunggu
c. Ruang pemeriksaan
d. Ruang tindakan (persalinan)
e. Ruang rawat inap persalinan
f. Ruang petugas
g. Tempat konsultasi (gizi, sanitasi, dll)
h. Tempat obat
i. Ruang Laktasi
j. Kamar mandi dan toilet
Pasal 8
(1) Poliklinik Kesehatan Desa sekurang-kurangnya harus Memiliki Peralatan Kesehatan yang memadai
seperti :
a. Peralatan medis sesuai dengan jenis pelayanannya
b. Peralatan non medis, seperti sarana pencatatan, meubelair, sarana komunikasi, sarana Transportasi,
Media Komunikasi Informasi Edukasi dll.
(2) Pemenuhan peralatan PKD dapat dilaksanakan melalui:
a. Pemanfaatan alat yang telah ada di Polindes.
b. Swadaya masyarakat di bawah pengawasan dan pembinaan Puskesmas.
c. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta di bawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat.
d. Pengadaan alat PKD dengan fasilitasi Pemerintah ( Desa, Daerah atau Pusat ).
Pasal 9
(1) Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan PKD sesuai dengan jenis pelayanan yang
diselenggarakan, yang penetapannya berkoordinasi dengan Puskesmas setempat.
(2) Penyediaan obat PKD dapat dilaksanakan dengan:
a. Swadaya masyarakat di bawah pengawasan dan pembinaan Puskesmas.
b. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta dengan pengawasan dan pembinaan Dinas Kesehatan
setempat.
c. Fasilitasi pemerintah (Pusat atau Daerah) melalui Puskesmas.
d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes ).
e. Sumber pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat.
Pasal 10
(1) Jadwal Hari dan Jam Pelayanan PKD ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) Keputusan kepala Desa diambil atas dasar Musyawarah dengan mempertimbangkan
kebutuhan masyarakat dan ketersediaan tenaga kesehatan.
BAB V
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PELAKSANA PKD
Pasal 11
Untuk menjalankan Poliklinik Kesehatan Desa,melalu Musyawarah Desa Kepala Desa wajib
membentuk Susunan Pengurus atau Pelaksana PKD yang terdiri dari sekurang-kurangnya :
(1) Pembina, Pengawas dan Penanggungjawab yang dijabat secara berurutan oleh Camat, Kepala
Puskesmas dan Kepala Desa.
(2) Pengurus Harian yang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,Sekretaris, Bendahara dan
Pengurus Bidang sesuai Kebutuhan.
(3) Untuk mengisi Pengurus Harian dipilih secara Mufakat dalam Musyawarah Desa.
(4) Pengurus PKD disahkan dalam Surat Keputusan Kepala Desa.
Pasal 12
(1) Tugas dan Tanggungjawab Bidan:
a. Memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
b. Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular
dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan
faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
c. Melakukan penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, serta penyakit tidak menular dan faktor-faktor risikonya (termasuk kurang
gizi).
d. Melaksanakan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana serta kegawatdaruratan kesehatan
melalui metode simulasi.
e. Melakukan pencatatan pelaporan terkait pelayanan kesehatan dasar yang diberikan.
(2) Kader Kesehatan:
a. Membantu Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat.
b. Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular
dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan
faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
c. Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan PKD.
d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan.
(3) Petugas Puskesmas Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di PKD minimum satu
kali dalam seminggu. Peran petugas Puskesmas sebagai berikut.
a. Memberikan bimbingan dan pembinaan kader kesehatan dan tenaga kesehatan dalam
penyelenggaraan PKD.
b. Menyelenggarakan pelatihan atau penyegaran atau orientasi bagi kader kesehatan dan tenaga
kesehatan PKD.
c. Melakukan analisis hasil kegiatan PKD, menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai dengan kebutuhan PKD bekerja sama dengan Forum Desa.
d. Menerima konsultasi/rujukan dalam menangani berbagai kasus kesehatan yang tidak dapat
ditanggulangi oleh pelaksana PKD.
e. Mendukung pemenuhan/pengadaan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan PKD (jika diperlukan).
f. Melakukan konsultasi kepada Dinas Kesehatan setempat mengenai permasalahan yang dihadapi di
PKD baik dari segi tenaga, peralatan dan sarana lain serta dana.
BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 13
(1) Sumber Biaya Pembiayaan PKD berasal dari berbagai sumber, antara lain:
a. Masyarakat, berupa :
- luran pengguna/pengunjung PKD.
- luran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
- Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat.
- Mobilisasi dana sosial lainnya.
b. Swasta/dunia usaha peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang pembiayaan
PKD. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai
sukarelawan PKD.
c. Hasil Usaha Pengelola dan kader kesehatan PKD dapat melakukan usaha mandiri, yang hasilnya
disumbangkan untuk biaya pengelolaan PKD.
d. Pemerintah Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan, yakni
berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana PKD.
e. Aanggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes )
(2) Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana
a. Pemanfaatan Dana Dana yang diperoleh PKD, digunakan untuk membiayai kegiatan PKD, antara
lain untuk:
- Biaya operasional PKD.
- Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan.
- Modal usaha.
b. Pengelolaan Dana Pengelolaan dana dilakukan oleh pengelola dan kader kesehatan PKD.
c. Dana harus disimpan di tempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil.
d. Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader kesehatan yang
ditunjuk.
e. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara bertanggung jawab.
(3) Penetapan tarif pelayanan di PKD dilakukan melalui musyawarah masyarakat desa dengan
mempertimbangkan :
- Minimal Kebutuhan obat perkunjungan berdasar fasilitasi Puskesmas,
- Prinsip yang perlu dipegang adalah bahwa besaran tarif tidak membebani masyarakat dan
dapat digunakan untuk operasional PKD.
- Berdasar Azas Sosial Kemanusiaan Pemerintah Desa wajib membebaskan biaya Pelayanan
bagi warga tak mampu.
- Besaran Tarif ditetapkan dengan Surat Keputusan kepala Desa.
BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 14
(1) Pembinaan PKD dilaksanakan secara terpadu dengan lintas sektor.
(2) Pembinaan teknis kesehatan dilakukan oleh Puskesmas, sedangkan hal-hal non-teknis kesehatan
dilakukan oleh Pemerintahan Desa, Forum Desa Siaga Aktif dan lintas sektor di tingkat Kecamatan.
(3) Pembinaan PKD meliputi peningkatan pengetahuan baik petugas kesehatan, kader kesehatan,
pembinaan administrasi, termasuk pengelolaan keuangan.
(4) Pembinaan ini ditujukan untuk keberlangsungan operasional dan berfungsinya PKD.
(5) Pembinaan tersebut ditujukan pada pengelolaan sumberdaya PKD, yang terdiri dari dana, sarana
penunjang, dan sumberdaya manusia.
Pasal 15
Adapun Bentuk Pembinaan PKD di Desa adalah sebagai berikut.
(1) Kepala Desa berkewajiban untuk :
a. Memberikan produk hukum guna kelancaran operasional PKD.
b. Menggalang Kader kesehatan dan tenaga PKK.
c. Mengupayakan infrastruktur PKD.
d. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan swasta.
e. Menggalang dan mengalokasikan dana anggaran desa untuk pengembangan PKD serta desa dan
kelurahan siaga aktif.
f. Memasukkan perencanaan PKD yang termasuk dalam perencanaan pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif dalam musyawarah rencana pembangunan desa.
g. Membahas secara musyawarah bersama dengan warga, Forum Desa Siaga Aktif serta pemangku
kepentingan terkait dalam kegiatan musyawarah masyarakat desa.
h. Melaksanakan pembinaan administrasi.
(2) Tim Penggerak PKK berkewajiban untuk :
a. Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan PKD.
b. Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan dan memanfaatkan Poskedes.
c. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalammendukung kegiatan PKD. c. Tokoh Masyarakat
d. Menggali sumberdaya untuk kesinambungan dan kelangsungan penyelenggaraan PKD.
e. Menaungi dan membina PKD.
f. Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan Posksedes.
(3) Petugas Puskesmas berkewajiban untuk :
a. Melaksanakan monitoring, pembinaan, dan evaluasi berkaitan dengan teknis medis (pelatihan,
supervisi, dsb).
b. Melaksanakan advokasi kepada pejabat dan kelompok potensial lainnya.
c. Menggalang informasi kesehatan dari hasil pelaporan.
d. Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila diperlukan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
(1) Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini, baik mengenai pelaksanaan
pasal-pasal maupun Kebijakan khusus akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa yang
ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa dan atau Keputusan Kepala Desa.
(2) Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
(3) Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan perundangan Peraturan Desa ini
dengan penempatan dalam lembaran Berita Desa Kedungjaran Kecamatan Sragi Kabupaten
Pekalongan.
Di Keluarkan di Kedungjaran
Pada tanggal 15 Januari 2017
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
S A R I D J O
Diundangkan di Kedungjaran
Pada tanggal 15 Januari 2017
Pj. SEKRETARIS DESA KEDUNGJARAN
WASDARI
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
KECAMATAN SRAGI
DESA KEDUNGJARAN
Sekretariat : Jl. Raya Sragi Bojong KM 2 No.3 Kedungjaran 51155
SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGJARAN
NOMOR : 2 / I / 2017
TENTANG
PEMBENTUKAN POLIKLINIK KESEHATAN DESA
DESA KEDUNGJARAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
Menimbang : a. Bahwa Pemerintah Desa berkewajiban meningkatkan Derajat Kesehatan
atas Masyarakat di Desanya.
b. Bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
desanya, maka Pemerintah Desa perlu menyediakan fasilitas tempat dan
Tenaga Kesehatan untuk sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat
desa.
c. Bahwa untuk melaksanakan perihal yang dimaksud di huruf a dan b perlu
diambil Keputusan Kepala Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 111 Tahun
2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529 / Menkes /
SK / X / 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif;
6. Peraturan Menteri Desa No. 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga;
8. Permen Desa Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Prioritas Penggunaan Dana
Desa tahun 2017
9. Peraturan Desa No. 12 Tahun 2015 Tentang Mobil Siaga;
10. Peraturan Desa Kedungjaran No. 2 Tahun 2017 Tentang Kesehatan Desa.
11. Peraturan Desa Kedungjaran No. 5 Tahun 2017 Tentang Poliklinik
Kesehatan Desa.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Menyediakan Sebidang Tanah dengan Bangunan di atasnya di Jl. Raya Sragi –
Bojong RT 001 RW 001 Desa Kedungjaran Kecamatan Sragi Kabupaten
Pekalongan Jawa Tengah untuk Poliklinik Kesehatan Desa.
Kedua : Menyiapkan Kader Kesehatan guna ditugaskan di Poliklinik Kesehatan Desa.
Ketiga : Menyiapkan Tenaga Kesehatan guna melayani Pelayanan Kesehatan kepada
Masyarakat di Poliklinik Kesehatan Desa Kedungjaran.
Keempat : Menyiapkan Peralatan dan Obat-obatan baik secara mandiri maupun
berkoordinasi dengan Instansi terkait.
Kelima : Membentuk Pengurus Organisasi Poliklinik Kesehatan Desa dengan Tugas dan
kewajiban sesuai Peraturan yang berlaku.
Keenam : Segala biaya yang timbul akibat dikeluarkannya Keputusan ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Kedungjaran (APBDes).
Kedelapan : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Kedungjaran
Pada Tanggal : 17 Januari 2017
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
SARIDJO
Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan
2. Camat Sragi
3. Kepala Puskesmas Sragi
4. Bidan Desa
5. Kader Kesehatan
6. Arsip
Lampiran 1 : Keputusan Kepala Desa
Nomor : 2 / I / 2017
Tanggal : 17 Januari 2017
SUSUNAN PENGURUS
POLIKLINIK KESEHATAN DESA
DESA KEDUNGJARAN KECAMATAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN
NO
KEDUDUKAN
DALAM ORGANISASI
JABATAN
DALAM KEDINASAN
NAMA
1 Pembina Camat Sragi Drs. H. Hasanudin
2 Pengawas Kepala Puskesmas I Sragi Dr. Asit
3 Penanggungjawab Kepala Desa Desa Kedungjaran Saridjo
4 Ketua Ketua BPD Desa Kedungjaran Suud
5 Sekretaris Sekretaris Desa Kedungjaran Wasdari
6 Bendahara Bendahara Desa Kedungjaran Agus Tamtomo
7 Kader Kesehatan Kader PKK Desa Kedungjaran Anik
8 Bidan Desa Bidan dari Puskesmas I Sragi Indah
9 Humas Perangkat Desa Ridhowi
10 Perlengkapan Perangkat Desa Prawiro Raharjo
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
SARIDJO
Lampiran 2 : Keputusan Kepala Desa
Nomor : 2 / I / 2017
Tanggal : 17 Januari 2017
JADWAL DAN TARIF LAYANAN
POLIKLINIK KESEHATAN DESA
DESA KEDUNGJARAN KECAMATAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN
A. JADWAL LAYANAN
NO HARI JAM LAYANAN PETUGAS JAGA
1. Senin 08.00 – 12.00 Wibb
2. Selasa Libur
3. Rabu 08.00 – 12.00 Wibb
4. Kamis Libur
5. Jumat Libur
6. Sabtu 08.00 – 12.00 Wibb
7. Minggu Libur
B. TARIF LAYANAN
NO JENIS LAYANAN Biaya KETERANGAN
1. Periksa Rp. 5.000,-
2. Imunisasi Rp. 5.000,-
3. Cek Gula Darah Rp. 7.000,-
4. Cek Kolestoral Rp.15.000,-
5. Cek Asam Urat Rp.17.500,-
6. KB -
7. Mobil Siaga Gratis
KEPALA DESA KEDUNGJARAN
SARIDJO

Contenu connexe

Tendances

TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Siti Sahati
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Dokter Tekno
 

Tendances (20)

Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupati
 
Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...
Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...
Standar dan Instrumen Akreditasi Puskesmas edisi II, versi tahun 2019, dr.sam...
 
Bab 1 admen
Bab 1 admenBab 1 admen
Bab 1 admen
 
Materi uji kompetensi asdma
Materi uji kompetensi asdmaMateri uji kompetensi asdma
Materi uji kompetensi asdma
 
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 
Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022
 
Kota sehat
Kota sehatKota sehat
Kota sehat
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
 
Sop pengelolaan umpan balik secara langsung dari pengguna layanan
Sop pengelolaan umpan balik secara langsung dari pengguna layananSop pengelolaan umpan balik secara langsung dari pengguna layanan
Sop pengelolaan umpan balik secara langsung dari pengguna layanan
 
Kader Pembangunan Manusia (kpm)
Kader Pembangunan Manusia (kpm)Kader Pembangunan Manusia (kpm)
Kader Pembangunan Manusia (kpm)
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 2/5)
 
06 mei 2021, sambutan bupati acara rembuk stunting 2021
06 mei 2021, sambutan bupati acara rembuk stunting 202106 mei 2021, sambutan bupati acara rembuk stunting 2021
06 mei 2021, sambutan bupati acara rembuk stunting 2021
 
Pmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasi
Pmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasiPmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasi
Pmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasi
 
Sambutan bupati temu kerja batas wilayah desa
Sambutan bupati temu kerja batas wilayah desaSambutan bupati temu kerja batas wilayah desa
Sambutan bupati temu kerja batas wilayah desa
 
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
 
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan DesaPeran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
 
Tupoksi sotk baru
Tupoksi sotk baruTupoksi sotk baru
Tupoksi sotk baru
 
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATANPENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
 

Similaire à Perdes no. 5 tahun 2017 tentang pkd

Pedoman desa siaga
Pedoman desa siagaPedoman desa siaga
Pedoman desa siaga
Anggit T A W
 
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdfpmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
MutiahNuraini2
 
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdfpmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
SahlanJerfatin
 
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmasPermenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Ika Kusumawati
 
Buletin perdesaan-sehat-2-perdesaansehat-com
Buletin perdesaan-sehat-2-perdesaansehat-comBuletin perdesaan-sehat-2-perdesaansehat-com
Buletin perdesaan-sehat-2-perdesaansehat-com
Lalu Suhaedi
 
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANTUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
risdiana21
 

Similaire à Perdes no. 5 tahun 2017 tentang pkd (20)

Perdes no. 6 tahun 2017 tentang kibbla
Perdes no. 6 tahun 2017 tentang kibblaPerdes no. 6 tahun 2017 tentang kibbla
Perdes no. 6 tahun 2017 tentang kibbla
 
Dinkes omom
Dinkes omomDinkes omom
Dinkes omom
 
Buku omom
Buku omomBuku omom
Buku omom
 
Pedoman desa siaga
Pedoman desa siagaPedoman desa siaga
Pedoman desa siaga
 
Laporan promkes fix
Laporan promkes fixLaporan promkes fix
Laporan promkes fix
 
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdfpmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
 
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdfpmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
 
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdfpmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
 
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.docx
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.docxpmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.docx
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.docx
 
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdfpmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
 
Pleno modul 2 blok 5 b
Pleno modul 2 blok 5 bPleno modul 2 blok 5 b
Pleno modul 2 blok 5 b
 
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmasPermenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
 
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pmsMakalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
 
Materi posyandu
Materi posyanduMateri posyandu
Materi posyandu
 
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019.tentang puskesmas pdf
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019.tentang puskesmas pdfPermenkes Nomor 43 Tahun 2019.tentang puskesmas pdf
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019.tentang puskesmas pdf
 
Buletin perdesaan-sehat-2-perdesaansehat-com
Buletin perdesaan-sehat-2-perdesaansehat-comBuletin perdesaan-sehat-2-perdesaansehat-com
Buletin perdesaan-sehat-2-perdesaansehat-com
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidan
 
Kmk 369 bidan
Kmk 369 bidanKmk 369 bidan
Kmk 369 bidan
 
Buku pedoman Posyandu Prima.pdf
Buku pedoman Posyandu Prima.pdfBuku pedoman Posyandu Prima.pdf
Buku pedoman Posyandu Prima.pdf
 
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANTUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
 

Plus de ari saridjo

Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desaLaporan penyelenggaraan pemerintahan desa
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
ari saridjo
 

Plus de ari saridjo (20)

Sk lpmd th 2017 2021
Sk lpmd th 2017 2021Sk lpmd th 2017 2021
Sk lpmd th 2017 2021
 
Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019
Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019
Rekap dprd provinsi kedungjaran th 2019
 
Rekap pilpres kedungjaran
Rekap pilpres kedungjaranRekap pilpres kedungjaran
Rekap pilpres kedungjaran
 
Rekap dpd ri kedungjaran
Rekap dpd ri kedungjaranRekap dpd ri kedungjaran
Rekap dpd ri kedungjaran
 
Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019
Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019
Rekapitulasi dpr ri kedungjaran 2019
 
Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019
Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019
Rekap dprd kabupaten kedungjaran 2019
 
Lpj pembangunan pagar makam des1
Lpj pembangunan pagar makam des1Lpj pembangunan pagar makam des1
Lpj pembangunan pagar makam des1
 
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desaPerdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
 
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaPerdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
 
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaPerdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
 
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaPerdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
 
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa 2017
 
Data kemiskinan
Data kemiskinanData kemiskinan
Data kemiskinan
 
Apbdes kedungjaran 2018
Apbdes kedungjaran 2018Apbdes kedungjaran 2018
Apbdes kedungjaran 2018
 
Rpd dana desa tahun 2018
Rpd dana desa tahun 2018Rpd dana desa tahun 2018
Rpd dana desa tahun 2018
 
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidupPerdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
Perdes no. 7 tahun 2017 tentang lingkungan hidup
 
Pengurus RAPI 35 Kab. Pekalongan
Pengurus RAPI 35 Kab. PekalonganPengurus RAPI 35 Kab. Pekalongan
Pengurus RAPI 35 Kab. Pekalongan
 
Ad art pengnas_rapi_2016
Ad art pengnas_rapi_2016Ad art pengnas_rapi_2016
Ad art pengnas_rapi_2016
 
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desaLaporan penyelenggaraan pemerintahan desa
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa
 
Warga dusun i
Warga dusun iWarga dusun i
Warga dusun i
 

Dernier

Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
rosintauli1
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
ariniastuti020
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
ariniastuti020
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
DocApizz
 

Dernier (15)

Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
 

Perdes no. 5 tahun 2017 tentang pkd

  • 1. PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN KECAMATAN SRAGI DESA KEDUNGJARAN PERATURAN DESA KEDUNGJARAN NO 5 TAHUN 2017 TENTANG POLIKLINIK KESEHATAN DESA ( PKD )
  • 2. PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN KECAMATAN SRAGI DESA KEDUNGJARAN PERATURAN DESA KEDUNGJARAN NO 5 TAHUN 2017 TENTANG POLIKLINIK KESEHATAN DESA ( PKD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KEDUNGJARAN Menimbang : 1. Bahwa Pemerintah Desa berkewajiban meningkatkan Derajat Kesehatan atas Masyarakat di Desanya. 2. Bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di desanya, maka Pemerintah Desa perlu menyediakan fasilitas tempat dan Tenaga Kesehatan untuk sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa. 3. Bahwa untuk melaksanakan perihal yang dimaksud di huruf a dan b perlu dibuat sebuah Peraturan Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529 / Menkes / SK / X / 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif; 6. Peraturan Menteri Desa No. 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga; 8. Permen Desa Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2017 9. Peraturan Desa No. 12 Tahun 2015 Tentang Mobil Siaga; 10. Peraturan Desa Kedungjaran No. 2 Tahun 2017 Tentang Kesehatan Desa. Dengan Persetujuan Bersama BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KEDUNGJARAN Dan KEPALA DESA KEDUNGJARAN
  • 3. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DESA KEDUNGJARAN TENTANG POLIKLINIK KESEHATAN DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan : 1. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan di hormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 4. Kepala Desa adalah Kepala Pemerintahan di Desa 5. Lembaga Desa adalah seluruh Lembaga atau Organisasi yang ada di Desa seperti LPMD, KPMD, TP PKK, Karang Taruna, RT/RW dan lain sebagainya. 6. Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lainnya yang selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 7. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang–undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa; 8. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah kerja Pemerintah Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT (Rukun Tetangga) di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa. 9. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa. 10. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 11. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan dan memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dan atau pelatihan di bidang kesehatan, memiliki ijasah dan atau sertifikasi tertentu yang mengabdikan diri di bidang kesehatan sesuai keahlian dan kompetensi yang dimiliki. 12. Tenaga Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita yang selanjutnya disebut KIBBLA adalah setiap orang yang mempunyai kompetensi dalam melakukan layanan KIBBLA baik secara langsung maupun tidak langsung yang bekerja pada sarana pelayanan kesehatan Pemerintah, swasta maupun mandiri. 13. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan dan dikelola oleh tenaga kesehatan. 14. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 15. Rumah Sakit adalah tempat pelayanan kesehatan rujukan dan spesialistik. 16. Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disebut PKD adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. 17. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang selanjutnya disebut KIA untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. 18. Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan di desa dan diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya. 19. Bidan Praktek Swasta adalah tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan kebidanan bagi wanita hamil,persalinan normal, nifas,bayi, balita,dan KB.
  • 4. 20. Pengobatan adalah tindakan pengobatan yang diberikan oleh Dokter atau jika berhalangan didelegasikan kepada perawat atau Bidan yang ditunjuk untuk menjalankan pengobatan, perawatan dan lain-lainnya yang ada hubungannya dengan kesehatan. 21. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain,dengan bantuan atau tanpa bantuan. 22. Masa nifas adalah masa paska persalinan sampai 42 hari. 23. Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya. 24. Ibu bersalin adalah wanita yang mengalami proses persalinan. 25. Ibu nifas adalah wanita yang mengalami proses pasca persalinan. 26. Ibu hamil resiko tinggi adalah ibu dengan kehamilan yang beresiko yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes. 27. Komplikasi kehamilan dan persalinan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan / atau bayi. 28. Situasi kegawatdaruratan atau emergensi adalah situasi yang tidak dikehendaki, mendadak,dan berkembang secara cepat,sehingga menimbulkan bahaya yang mengancam keselamatan. 29. Neonatal adalah anak usia 0 hari sampai dengan 28 hari. 30. Bayi adalah anak usia 0 bulan sampai dengan 11 bulan 29 hari. 31. Anak balita adalah anak usia 12 bulan sampai dengan 59 bulan. 32. Pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok dan masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. 33. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu,dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. 34. Tokoh Masyarakat adalah orang yang memiliki pengaruh di masyarakat, baik karena hartanya, keilmuanya, jabatanya sehingga menjadikan tolak ukur bagi masyarakat lain dalam menentukan sesuatu. 35. Hak dan Kewajiban adalah sesuatu yang harus diterima dan dikerjakan. 36. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi yang selanjutnya disingkat P4K adalah program kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan Desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil. 37. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah - masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. 38. Lembaga Masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. 39. Forum Kesehatan Desa (FKD) adalah wadah partisipasi bagi masyarakat dalam mengembangkan pembangunan kesehatan di tingkat desa. 40. Ambulans Desa adalah alat transportasi dari masyarakat sesuai kesepakatan bersama yang dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk ke tempat rujukan. 41. Jaminan Persalinan (Jampersal ) adalah jaminan pembiayaan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. BAB II AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Azas Pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa Kedungjaran adalah Cepat, Tepat dan Terjangkau. a. Cepat, bisa memberikan pelayanan secara cepat kepada masyarakat yang membutuhkan, dan cepat apabila memang ada kebijakan ketika harus dirujuk berdasar analisa medis secukupnya. b. Tepat, dengan tenaga kesehatan dari Instansi terkait ( Dinas Kesehatan / Puskesmas ) dan Kader Kesehatan yang juga terlatih akan memberikan Pelayanan Kesehatan yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat. c. Terjangkau, dengan Poliklinik Kesehatan Desa yang ada di Desa maka Pelayanan Kesehatan mudah dijangkau dan Murah karena milik Desa yang mengedepankan azas kemanusiaan dan Sosial.
  • 5. (2) Maksud dari Poliklinik Kesehatan Desa adalah Terwujudnya masyarakat sehat yang peduli, tanggap, dan mampu mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi. (3) Tujuan dari Poliklinik Kesehatan Desa adalah : a. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan. b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan) dan kader kesehatan. c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta faktorfaktor risikonya (termasuk status gizi dan ibu hamil yang berisiko). BAB III BENTUK, MANFAAT DAN LAYANAN Bagian kesatu Bentuk Poliklinik Kesehatan Desa Pasal 3 (1) Poliklinik Kesehatan Desa adalah sebuah Fasilitas berbentuk Gedung atau Tempat dengan dilengkapi Sarana Pemeriksaan,Tenaga Kesehatan dibantu Kader Kesehatan Masyarakat dan Farmasi Obat sederhana. (2) Poliklinik Kesehatan Desa adalah Sebuah Bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Bagian kedua Manfaat Poliklinik Kesehatan Desa Pasal 4 (1) Manfaat Bagi Masyarakat Desa a. Sebagai Lembaga Deteksi dini terhadap Permasalahan kesehatan di desa, sehingga bisa ditangani dan diselesaikan dengan cepat sesuai kondisi, potensi dan kemampuan yang ada. b. Tempat untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar seperti : - Kesehatan Ibu Anak / Keluarga Berencana, - Peningkatan gizi masyarakat khususnya balita dan maternal, - Imunisasi termasuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, - Upaya mewujudkan lingkungan sehat, - Pengobatan sederhana termasuk trauma, - Penyediaan obat-obat esensial) - Pengetahuan dan keterampilan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), - Kesiapsiagaan serta penanggulangan masalah kesehatan. c. Sarana / Wahana Masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. (2) Bagi Tenaga Kesehatan / Bidan a. Tenaga kesehatan (bidan) dapat mengaktualisasikan dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya. b. Tenaga kesehatan (bidan) dapat lebih mudah memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat. c. Tenaga kesehatan (bidan) mendapatkan informasi secara cepat tentang permasalahan kesehatan di masyarakat dan upaya kesehatan bagi masyarakat. (3) Bagi Kader kesehatan a. Kader kesehatan mendapatkan informasi lebih awal di bidang kesehatan. b. Kader kesehatan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya. c. Kader dapat menjadi teladan bagi masyarakat desanya (4) Bagi Puskesmas a. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. b. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yang meliputi pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. c. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
  • 6. Bagian ketiga Layanan yang diberikan Poliklinik Kesehatan Desa Pasal 5 Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa yang dilaksanakan di PKD adalah: (1) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas a. Pemeriksaan kehamilan, meliputi : - pemeriksaan tinggi fundus uteri, - pengukuran lingkar lengan atas, - pengukuran tinggi badan, - penimbangan berat badan, - pengukuran tekanan darah serta - pendeteksian dini tanda-tanda bahaya pada kehamilan melalui Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan Komplikasi (P4K). b. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah tetanus pada saat proses persalinan. c. Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah timbulnya anemia/kurang darah. d. Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan serta KB setelah persalinan. e. Penyelenggaraan kelas ibu hamil. f. Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). g. Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi. h. Kunjungan ibu nifas. i. Rujukan ke Puskemas/rumah sakit untuk kasus kehamilan/ persalinan/nifas yang tidak dapat ditangani di PKD (2) Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui a. Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi yang benar. b. Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah persalinan. c. Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan bayi dan anak balita. (3) Pelayanan kesehatan untuk anak a. Perawatan bayi baru lahir. b. Pemeriksaan kesehatan anak. c. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita. d. Pemberian lima imunisasi dasar lengkap. e. Penyuluhan gizi pada anak. f. Penanganan permasalahan kesehatan pada anak. (4) Penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama : - penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), - penyakit tidak menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko. b. Penanggulangan penyakit, terutama : - penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, - penyakit tidak menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi). c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi. d. Rujukan ke Puskemas / rumah sakit untuk kasus Penyakit yang tidak dapat ditangani di PKD (5) Penanganan Trauma Ringan Pada Kecelakaan. (6) Konsultasi Kesehatan Umum. (7) Laboratorium Kesehatan Sederhana seperti : - Periksa Gula Darah - Periksa Kolesterol - Periksa Asam Urat - dll BAB VI TEMPAT, SARANA, WAKTU PELAYANAN Pasal 6 (1) Pemerintah Desa wajib dan bertanggung jawab menyediakan Tempat yang digunakan untuk Pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa dengan syarat : a. Tanah/lahan yang tidak bermasalah atau bukan lahan sengketa b. Ketersediaan lahan di tengah pemukiman warga atau setidaknya Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi)
  • 7. c. Keamanan petugas kesehatan terjamin d. Tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya e. Adanya kesepakatan dalampembangunan PKD yang didasari oleh musyawarah masyarakat desa Pasal 7 (1) Tempat Pelayanan Poliklinik Desa harus memenuhi Syarat minimum berupa : a. Luas ruangan/bangunan disesuaikan ketersediaan lahan sambil memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/ kegiatan dan hal-hal yang berkaitan pemenuhan kebutuhan, baik perempuan maupun laki-laki, termasuk ibu hamil, usia lanjut, dan penyandang cacat. b. Jumlah ruangan dan kebutuhan sarana disesuaikan dengan jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. c. Denah tata ruang Rancangan tata ruang/bangunan PKD disesuaikan dengan fungsi sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan pemenuhan kebutuhan, baik perempuan maupun laki- laki, termasuk ibu hamil, usia lanjut, dan penyandang cacat. (2) Tempat Pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa sekurang-kurangnya harus memiliki ruangan atau tempat yang ada dapat berfungsi sebagai: a. Tempat pendaftaran b. Tempat tunggu c. Ruang pemeriksaan d. Ruang tindakan (persalinan) e. Ruang rawat inap persalinan f. Ruang petugas g. Tempat konsultasi (gizi, sanitasi, dll) h. Tempat obat i. Ruang Laktasi j. Kamar mandi dan toilet Pasal 8 (1) Poliklinik Kesehatan Desa sekurang-kurangnya harus Memiliki Peralatan Kesehatan yang memadai seperti : a. Peralatan medis sesuai dengan jenis pelayanannya b. Peralatan non medis, seperti sarana pencatatan, meubelair, sarana komunikasi, sarana Transportasi, Media Komunikasi Informasi Edukasi dll. (2) Pemenuhan peralatan PKD dapat dilaksanakan melalui: a. Pemanfaatan alat yang telah ada di Polindes. b. Swadaya masyarakat di bawah pengawasan dan pembinaan Puskesmas. c. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta di bawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat. d. Pengadaan alat PKD dengan fasilitasi Pemerintah ( Desa, Daerah atau Pusat ). Pasal 9 (1) Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan PKD sesuai dengan jenis pelayanan yang diselenggarakan, yang penetapannya berkoordinasi dengan Puskesmas setempat. (2) Penyediaan obat PKD dapat dilaksanakan dengan: a. Swadaya masyarakat di bawah pengawasan dan pembinaan Puskesmas. b. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta dengan pengawasan dan pembinaan Dinas Kesehatan setempat. c. Fasilitasi pemerintah (Pusat atau Daerah) melalui Puskesmas. d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes ). e. Sumber pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat. Pasal 10 (1) Jadwal Hari dan Jam Pelayanan PKD ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (2) Keputusan kepala Desa diambil atas dasar Musyawarah dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dan ketersediaan tenaga kesehatan.
  • 8. BAB V TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PELAKSANA PKD Pasal 11 Untuk menjalankan Poliklinik Kesehatan Desa,melalu Musyawarah Desa Kepala Desa wajib membentuk Susunan Pengurus atau Pelaksana PKD yang terdiri dari sekurang-kurangnya : (1) Pembina, Pengawas dan Penanggungjawab yang dijabat secara berurutan oleh Camat, Kepala Puskesmas dan Kepala Desa. (2) Pengurus Harian yang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,Sekretaris, Bendahara dan Pengurus Bidang sesuai Kebutuhan. (3) Untuk mengisi Pengurus Harian dipilih secara Mufakat dalam Musyawarah Desa. (4) Pengurus PKD disahkan dalam Surat Keputusan Kepala Desa. Pasal 12 (1) Tugas dan Tanggungjawab Bidan: a. Memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat b. Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko. c. Melakukan penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta penyakit tidak menular dan faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi). d. Melaksanakan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana serta kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi. e. Melakukan pencatatan pelaporan terkait pelayanan kesehatan dasar yang diberikan. (2) Kader Kesehatan: a. Membantu Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat. b. Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko. c. Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan PKD. d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan. (3) Petugas Puskesmas Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di PKD minimum satu kali dalam seminggu. Peran petugas Puskesmas sebagai berikut. a. Memberikan bimbingan dan pembinaan kader kesehatan dan tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan PKD. b. Menyelenggarakan pelatihan atau penyegaran atau orientasi bagi kader kesehatan dan tenaga kesehatan PKD. c. Melakukan analisis hasil kegiatan PKD, menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan PKD bekerja sama dengan Forum Desa. d. Menerima konsultasi/rujukan dalam menangani berbagai kasus kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh pelaksana PKD. e. Mendukung pemenuhan/pengadaan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan PKD (jika diperlukan). f. Melakukan konsultasi kepada Dinas Kesehatan setempat mengenai permasalahan yang dihadapi di PKD baik dari segi tenaga, peralatan dan sarana lain serta dana. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 13 (1) Sumber Biaya Pembiayaan PKD berasal dari berbagai sumber, antara lain: a. Masyarakat, berupa : - luran pengguna/pengunjung PKD. - luran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat. - Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat. - Mobilisasi dana sosial lainnya. b. Swasta/dunia usaha peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang pembiayaan PKD. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan PKD. c. Hasil Usaha Pengelola dan kader kesehatan PKD dapat melakukan usaha mandiri, yang hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan PKD. d. Pemerintah Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana PKD. e. Aanggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes )
  • 9. (2) Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana a. Pemanfaatan Dana Dana yang diperoleh PKD, digunakan untuk membiayai kegiatan PKD, antara lain untuk: - Biaya operasional PKD. - Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan. - Modal usaha. b. Pengelolaan Dana Pengelolaan dana dilakukan oleh pengelola dan kader kesehatan PKD. c. Dana harus disimpan di tempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil. d. Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader kesehatan yang ditunjuk. e. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara bertanggung jawab. (3) Penetapan tarif pelayanan di PKD dilakukan melalui musyawarah masyarakat desa dengan mempertimbangkan : - Minimal Kebutuhan obat perkunjungan berdasar fasilitasi Puskesmas, - Prinsip yang perlu dipegang adalah bahwa besaran tarif tidak membebani masyarakat dan dapat digunakan untuk operasional PKD. - Berdasar Azas Sosial Kemanusiaan Pemerintah Desa wajib membebaskan biaya Pelayanan bagi warga tak mampu. - Besaran Tarif ditetapkan dengan Surat Keputusan kepala Desa. BAB VII PEMBINAAN Pasal 14 (1) Pembinaan PKD dilaksanakan secara terpadu dengan lintas sektor. (2) Pembinaan teknis kesehatan dilakukan oleh Puskesmas, sedangkan hal-hal non-teknis kesehatan dilakukan oleh Pemerintahan Desa, Forum Desa Siaga Aktif dan lintas sektor di tingkat Kecamatan. (3) Pembinaan PKD meliputi peningkatan pengetahuan baik petugas kesehatan, kader kesehatan, pembinaan administrasi, termasuk pengelolaan keuangan. (4) Pembinaan ini ditujukan untuk keberlangsungan operasional dan berfungsinya PKD. (5) Pembinaan tersebut ditujukan pada pengelolaan sumberdaya PKD, yang terdiri dari dana, sarana penunjang, dan sumberdaya manusia. Pasal 15 Adapun Bentuk Pembinaan PKD di Desa adalah sebagai berikut. (1) Kepala Desa berkewajiban untuk : a. Memberikan produk hukum guna kelancaran operasional PKD. b. Menggalang Kader kesehatan dan tenaga PKK. c. Mengupayakan infrastruktur PKD. d. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan swasta. e. Menggalang dan mengalokasikan dana anggaran desa untuk pengembangan PKD serta desa dan kelurahan siaga aktif. f. Memasukkan perencanaan PKD yang termasuk dalam perencanaan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dalam musyawarah rencana pembangunan desa. g. Membahas secara musyawarah bersama dengan warga, Forum Desa Siaga Aktif serta pemangku kepentingan terkait dalam kegiatan musyawarah masyarakat desa. h. Melaksanakan pembinaan administrasi. (2) Tim Penggerak PKK berkewajiban untuk : a. Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan PKD. b. Menggerakkan masyarakat untuk mengelola, menyelenggarakan dan memanfaatkan Poskedes. c. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalammendukung kegiatan PKD. c. Tokoh Masyarakat d. Menggali sumberdaya untuk kesinambungan dan kelangsungan penyelenggaraan PKD. e. Menaungi dan membina PKD. f. Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan Posksedes. (3) Petugas Puskesmas berkewajiban untuk : a. Melaksanakan monitoring, pembinaan, dan evaluasi berkaitan dengan teknis medis (pelatihan, supervisi, dsb). b. Melaksanakan advokasi kepada pejabat dan kelompok potensial lainnya. c. Menggalang informasi kesehatan dari hasil pelaporan. d. Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila diperlukan.
  • 10. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 (1) Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini, baik mengenai pelaksanaan pasal-pasal maupun Kebijakan khusus akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa dan atau Keputusan Kepala Desa. (2) Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. (3) Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan perundangan Peraturan Desa ini dengan penempatan dalam lembaran Berita Desa Kedungjaran Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan. Di Keluarkan di Kedungjaran Pada tanggal 15 Januari 2017 KEPALA DESA KEDUNGJARAN S A R I D J O Diundangkan di Kedungjaran Pada tanggal 15 Januari 2017 Pj. SEKRETARIS DESA KEDUNGJARAN WASDARI
  • 11. PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN KECAMATAN SRAGI DESA KEDUNGJARAN Sekretariat : Jl. Raya Sragi Bojong KM 2 No.3 Kedungjaran 51155 SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGJARAN NOMOR : 2 / I / 2017 TENTANG PEMBENTUKAN POLIKLINIK KESEHATAN DESA DESA KEDUNGJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KEDUNGJARAN Menimbang : a. Bahwa Pemerintah Desa berkewajiban meningkatkan Derajat Kesehatan atas Masyarakat di Desanya. b. Bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di desanya, maka Pemerintah Desa perlu menyediakan fasilitas tempat dan Tenaga Kesehatan untuk sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa. c. Bahwa untuk melaksanakan perihal yang dimaksud di huruf a dan b perlu diambil Keputusan Kepala Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529 / Menkes / SK / X / 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif; 6. Peraturan Menteri Desa No. 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga; 8. Permen Desa Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2017 9. Peraturan Desa No. 12 Tahun 2015 Tentang Mobil Siaga; 10. Peraturan Desa Kedungjaran No. 2 Tahun 2017 Tentang Kesehatan Desa. 11. Peraturan Desa Kedungjaran No. 5 Tahun 2017 Tentang Poliklinik Kesehatan Desa. MEMUTUSKAN Menetapkan : Kesatu : Menyediakan Sebidang Tanah dengan Bangunan di atasnya di Jl. Raya Sragi – Bojong RT 001 RW 001 Desa Kedungjaran Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah untuk Poliklinik Kesehatan Desa. Kedua : Menyiapkan Kader Kesehatan guna ditugaskan di Poliklinik Kesehatan Desa. Ketiga : Menyiapkan Tenaga Kesehatan guna melayani Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat di Poliklinik Kesehatan Desa Kedungjaran.
  • 12. Keempat : Menyiapkan Peralatan dan Obat-obatan baik secara mandiri maupun berkoordinasi dengan Instansi terkait. Kelima : Membentuk Pengurus Organisasi Poliklinik Kesehatan Desa dengan Tugas dan kewajiban sesuai Peraturan yang berlaku. Keenam : Segala biaya yang timbul akibat dikeluarkannya Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Kedungjaran (APBDes). Kedelapan : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya Ditetapkan di : Kedungjaran Pada Tanggal : 17 Januari 2017 KEPALA DESA KEDUNGJARAN SARIDJO Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan 2. Camat Sragi 3. Kepala Puskesmas Sragi 4. Bidan Desa 5. Kader Kesehatan 6. Arsip
  • 13. Lampiran 1 : Keputusan Kepala Desa Nomor : 2 / I / 2017 Tanggal : 17 Januari 2017 SUSUNAN PENGURUS POLIKLINIK KESEHATAN DESA DESA KEDUNGJARAN KECAMATAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN NO KEDUDUKAN DALAM ORGANISASI JABATAN DALAM KEDINASAN NAMA 1 Pembina Camat Sragi Drs. H. Hasanudin 2 Pengawas Kepala Puskesmas I Sragi Dr. Asit 3 Penanggungjawab Kepala Desa Desa Kedungjaran Saridjo 4 Ketua Ketua BPD Desa Kedungjaran Suud 5 Sekretaris Sekretaris Desa Kedungjaran Wasdari 6 Bendahara Bendahara Desa Kedungjaran Agus Tamtomo 7 Kader Kesehatan Kader PKK Desa Kedungjaran Anik 8 Bidan Desa Bidan dari Puskesmas I Sragi Indah 9 Humas Perangkat Desa Ridhowi 10 Perlengkapan Perangkat Desa Prawiro Raharjo KEPALA DESA KEDUNGJARAN SARIDJO
  • 14. Lampiran 2 : Keputusan Kepala Desa Nomor : 2 / I / 2017 Tanggal : 17 Januari 2017 JADWAL DAN TARIF LAYANAN POLIKLINIK KESEHATAN DESA DESA KEDUNGJARAN KECAMATAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN A. JADWAL LAYANAN NO HARI JAM LAYANAN PETUGAS JAGA 1. Senin 08.00 – 12.00 Wibb 2. Selasa Libur 3. Rabu 08.00 – 12.00 Wibb 4. Kamis Libur 5. Jumat Libur 6. Sabtu 08.00 – 12.00 Wibb 7. Minggu Libur B. TARIF LAYANAN NO JENIS LAYANAN Biaya KETERANGAN 1. Periksa Rp. 5.000,- 2. Imunisasi Rp. 5.000,- 3. Cek Gula Darah Rp. 7.000,- 4. Cek Kolestoral Rp.15.000,- 5. Cek Asam Urat Rp.17.500,- 6. KB - 7. Mobil Siaga Gratis KEPALA DESA KEDUNGJARAN SARIDJO