Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh turgor terhadap pembukaan dan penutupan stomata pada daun adam hawa. Hasilnya menunjukkan bahwa stomata akan terbuka ketika turgor tinggi akibat larutan air, tetapi akan menutup ketika turgor rendah akibat larutan sukrosa hipertonik. Turgor yang tinggi menyebabkan stomata terbuka, sebaliknya turgor rendah menyebabkan penutupan stomata.
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (mawar)
1. PRAKTIKUM III
Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan Menutupnya Stomata
24 Desember 2015
I. Tujuan :
1. Untuk membuktikan bahwa apabila turgo sel penutup tinggi, stomata
akan membuka. Apabila turgo sel rendah, stoma akan menutup.
2. Untuk mengetahui pengaruh turgor terhadap prilaku stomata pada daun
adam hawa.
II. Dasar Teori
Pada epidermis terdapat lubang kecil yang dibatasi oleh dua sel khusus,
yang disebut sel penutup. Sel penutup dengan lubangnya disebut stoma. Pada
beberapa tumbuhan, stoma ada yang mempunyai tetangga. Stoma ini secara
morfologi berbeda dari sel epidermis lainnya. Pada umumnya stomata terdapat
pada daun. Stomata pada umumnya membuka saat matahari terbit dan menutup
saat hari gelap. ( Heddy dan Abidin, 1996 : 122 ).
Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat perubahan
kadar air dalam sel tumbuhan. Tekanan turgor sel tanaman akan mempengaruhi
aktivitas fisiologis antara lain pengembangan daun, bukaan stomata, fotosintesis,
dan pertumbuhan akar. Pada pembukaan stomata, stomata akan membuka jika
2. kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan
oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Tekanan turgor akan meningkat
seiring dengan peningkatan kadar air. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya
akan selalu dari sel yang mempunyai potensial air lebih tinggi ke potensial air
yang lebih rendah ( Lena, 2009 : 86 ).
Penguapan adalah suatu proses pergerakan molekul-molekul zat cair dari
permukaan zat cair tersebut ke udara bebas. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan
sebagian besar melalui permukaan daun di sebut sebagai transpirasi. Besarnya uap
yang ditranspirasikan di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dari
dalam dan faktor luar ( Utamirubiyanto, 2009 : 97 ).
3. III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Mikroskop
2. Petridish
3. Kaca benda dan kaca penutup
4. Alat tulis
5. Silet
B. Bahan
1. Daun adam hawa (Rheo discolor)
2. Larutan sukrosa 10 %
3. Aquadest secukupnya
4. IV. Cara Kerja
1. Dibuat sayatan epidermis bagian bawah daun Rhoe discolor dan
letakkan diatas kaca objek yang telah ditetesi dengan air aquadest,
lalu tutup dengan menggunakan kaca penutup.
2. Diamati dibawah mikroskop apakah stomata dalam keadaan terbuka
atau tertutup.
3. Diambil dan diamati dibawah mikroskop, ganti air dengan larutan
sukrosa 10 % dengan cara meneteskan pada salah satu sisi kaca
penutup, lalu hisap dengan kertas hisap pada sisi lain.
4. Dicoba perhatikan stomatanya perubahan apa yang terjadi.
6. VI. Pembahasan
Sebagian besar proses transpirasi pada tanaman lewat stomata. Stomata
adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel
epidermis khusus yang disebut sel penutup. Stoma merupakan celah yang dibatasi
oleh dua sel penjaga. Sel penjaga mempunyai penebalan dinding khusus (bagian
tertentu menebal sedangkan bagian lainnya tidak menebal) dan di dalam selnya
terdapat kloroplas. Stomata berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara
pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan
pernafasan (respirasi). Stomata bagian terbesar berada pada permukaan bawah
daun yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara yang ada dalam
jaringan daun dan di udara. Lubang stomata ini merupakan jalan utama untuk
transpirasi, mengingat epidermis bawah dan atas dilapisi oleh lilin sebagai lapisan
kutikula yang mengandung bahan lemak dan merupakan penghalang untuk
transpirasi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada daun Rhoe discolor, stomata
yang yang terbuka setelah diamati dengan menggunakan mikroskop dan diberi
perlakuan air berjumlah 12 buah dengan total stomata berjumlah 13 buah dengan
persentase sebesar 92,30% dan stomata yang menutup berjumlah 1 buah dengan
persentase sebesar 7,69%. Stomata yang terbuka karena pada saat potensial air
pada sel penutup meningkat (kadar air di luar lebih tinggi dari pada kadar air di
dalam sel sehingga air di luar akan masuk). Dengan meningkatnya potensial air di
dalam sel, maka tekanan turgor di dalam sel semakin besar dan stomata akan
terbuka.
7. Kemudian pada pengamatan yang kedua, dengan menggunakan preparat
yang sama, larutan sukrosa 10% ditambahkan sehingga diperoleh hasil jumlah
stomata yang membuka mengalami perubahan dari 12 buah menjadi 4 buah
dengan presentase 30,76% dan stomata yang tertutup berjumlah 9 dengan
presentase 69,23%. Terlihat bahwa presentase nilai stomata yang terbuka
mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena larutan sukrosa bersifat
hipertonis dari pada cairan sel penjaga, sehingga menyebabkan terjadinya
peristiwa osmosis yaitu keluarnya air dari dalam vakuola sel penjaga ke sel
tetangga dan kemampuan tekanan turgor dalam sel penjaga menurun sehingga
menyebabkan stomata tertutup.
Selanjutnya pada pengamatan ketiga, menggunakan preparat yang sama
yang ditambahkan dengan air sehingga diperoleh hasil jumlah stomata yang
membuka mengalami peningkatan dari 4 buah menjadi 8 buah dengan presentase
61,58, sedangkan stomata yang tertutup berjumlah 5 buah dengan presentase
38,46%. Terlihat bahwa stomata kembali mengalami peningkatan ketika
ditambahkan dengan air, hal ini disebabkan karena air memiliki tekanan zat
pelarut yang rendah, pada saat potensial air pada sel penutup meningkat (kadar
air di luar lebih tinggi dari pada kadar air di dalam sel sehingga air di luar akan
masuk). Dengan meningkatnya potensial air di dalam sel, maka tekanan turgor di
dalam sel semakin besar dan stomata akan terbuka.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya
stomata. Antara lain kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya,
dan ketersediaan air.
8. VII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Fisiologi Tumbuhan ini yaitu:
1. Jumlah stomata yang diberi larutan sukrosa 10% membuka lebih sedikit
dibandingkan dengan stomata yang diberi air dengan presentase 92,30%
pada perlakuan air, sedangkan pada perlakuan sukrosa 10% menurun
menjadi 30,76% dan kembali meningkat pada perlakuan air yaitu sebesar
61,58%.
2. Membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel
penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata
membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata
menutup.
9. VIII. Daftar Pustaka
Heddy dan Abidin, 1996, Biologi Edisi III, Erlangga, Jakarta.
Lena, 2009, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Utamirubiyanto, 2009, Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
FMIPA UM, Malang.