SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
EBOLA 
Virus disease 
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)
Pendahuluan 
Ebola (EVD= Ebola Virus Disease), sebelumnya dikenal 
sebagai Demam Berdarah Ebola, adalah, penyakit 
yang sering fatal, parah pada manusia. Virus ini 
ditularkan kepada orang-orang dari hewan liar dan 
menyebar dalam populasi manusia melalui penularan 
dari manusia ke manusia. Virus Ebola menyebabkan, 
penyakit serius akut yang sering fatal jika tidak 
diobati. Penyakit virus Ebola (EVD) pertama kali 
muncul pada tahun 1976 dalam 2 wabah simultan, 
satu di Nzara, Sudan, dan yang lainnya di Yambuku, 
Republik Demokratik Kongo. Yang terakhir terjadi di 
sebuah desa di dekat Sungai Ebola, yang sampai 
sekarang penyakit ini mengambil namanya.
Epidemiologi 
Wabah saat ini di Afrika barat, (kasus pertama dilaporkan Maret 
2014), adalah yang terbesar dan paling kompleks wabah Ebola 
sejak virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Ada 
lebih banyak kasus dan kematian dalam wabah ini dari semua 
yang lain digabungkan. Hal ini juga menyebar di antara negara-negara 
mulai di Guinea kemudian menyebar di perbatasan darat 
ke Sierra Leone dan Liberia, melalui udara (1 wisatawan saja) ke 
Nigeria, dan darat (1 wisatawan) ke Senegal. 
Yang paling parah negara, Guinea, Sierra Leone dan Liberia 
memiliki sistem kesehatan yang sangat lemah, kurang sumber 
daya manusia dan infrastruktur, setelah baru saja muncul dari 
periode panjang konflik dan ketidakstabilan. Pada tanggal 8 
Agustus, WHO Direktur Jenderal menyatakan wabah ini 
Kesehatan Darurat Masyarakat Peduli Internasional. 
Terpisah, terkait wabah Ebola dimulai di Boende, Equateur, 
bagian terisolasi dari Republik Demokratik Kongo.
Virus Penyebab 
Keluarga virus Filoviridae 
mencakup 3 genera: 
Cuevavirus, Marburgvirus, dan 
Ebolavirus. Ada 5 spesies yang 
telah diidentifikasi: Zaire, 
Bundibugyo, Sudan, Reston 
dan Tai Forest. Pertama 3, 
Bundibugyo Ebolavirus, Zaire 
Ebolavirus, dan Sudan 
Ebolavirus telah dikaitkan 
dengan wabah besar di Afrika. 
Virus yang menyebabkan 
wabah 2014 Afrika barat milik 
spesies Zaire.
Penularan 
Diperkirakan bahwa 
kelelawar buah dari keluarga 
Pteropodidae adalah host 
alami Ebola virus. Ebola 
masuk ke dalam populasi 
manusia melalui kontak 
dekat dengan darah, sekresi, 
organ atau cairan tubuh 
lainnya dari hewan yang 
terinfeksi seperti simpanse, 
gorila, kalong, monyet, 
kijang hutan dan landak 
ditemukan sakit atau mati di 
hutan hujan.
Ebola kemudian menyebar melalui manusia ke manusia 
penularan melalui kontak langsung (melalui kulit 
rusak atau selaput lendir) dengan darah, sekresi, 
organ atau cairan tubuh lain dari orang yang 
terinfeksi, dan dengan permukaan dan bahan 
(misalnya tempat tidur, pakaian) terkontaminasi 
cairan. 
Petugas kesehatan telah sering terinfeksi saat merawat 
pasien yang diduga atau dikonfirmasi EVD. Hal ini 
terjadi melalui kontak dekat dengan pasien ketika 
tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang 
tidak ketat dipraktekkan
 Upacara pemakaman di 
mana pelayat memiliki 
kontak langsung dengan 
tubuh orang yang meninggal 
juga dapat berperan dalam 
transmisi Ebola. 
 Orang-orang tetap menular 
selama darah mereka dan 
cairan tubuh, termasuk 
semen dan air susu ibu, 
mengandung virus. Pria yang 
telah sembuh dari penyakit 
ini masih bisa menularkan 
virus melalui air mani hingga 
7 minggu setelah sembuh 
dari penyakit.
Gejala penyakit virus Ebola 
Masa inkubasi, yaitu, interval 
waktu dari infeksi dengan virus 
untuk timbulnya gejala adalah 2- 
21 hari. Manusia tidak menular 
sampai mereka mengalami 
gejala. Gejala pertama adalah 
tiba-tiba mengalami kelelahan 
demam, nyeri otot, sakit kepala 
dan sakit tenggorokan.
Ini diikuti dengan muntah, 
diare, ruam, gejala gangguan 
fungsi ginjal dan hati, dan 
dalam beberapa kasus, baik 
internal maupun eksternal 
perdarahan (misalnya 
mengalir dari gusi, darah 
dalam tinja).
Temuan Laboratorium termasuk sel darah dan trombosit jumlah putih yang 
rendah dan peningkatan enzim hati.
Diagnosis 
Ini bisa sulit untuk membedakan EVD dari penyakit menular 
lainnya seperti malaria, demam tifoid dan meningitis. 
Konfirmasi bahwa gejala disebabkan oleh infeksi virus Ebola 
yang dibuat menggunakan penyelidikan sebagai berikut: 
 antibodi-capture enzyme-linked Immunosorbent Assay 
(ELISA) 
 Tes deteksi antigen-capture 
 Tes netralisasi serum 
 Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) 
assay 
 mikroskop elektron 
 isolasi virus dengan kultur sel.
Pengobatan dan vaksinasi 
Mendukung perawatan rehidrasi dengan fluids-oral 
atau intravena dan pengobatan gejala yang 
spesifik, meningkatkan kelangsungan hidup. Belum 
ada pengobatan yang terbukti tersedia untuk 
Ebola. Namun, berbagai perawatan potensial 
termasuk produk darah, terapi kekebalan tubuh 
dan terapi obat saat ini sedang dievaluasi. Tidak 
ada lisensi vaksin yang tersedia, tapi 2 vaksin 
potensial menjalani pengujian keselamatan 
manusia.
Pencegahan dan pengendalian 
Pengendalian wabah yang baik bergantung pada 
penerapan paket intervensi, yaitu manajemen kasus, 
pengawasan dan pelacakan kontak, layanan 
laboratorium yang baik, penguburan aman dan 
mobilisasi sosial. Keterlibatan masyarakat merupakan 
kunci sukses mengendalikan wabah. Meningkatkan 
kesadaran faktor risiko untuk infeksi Ebola dan 
langkah-langkah perlindungan yang dapat dilakukan 
oleh individu adalah cara yang efektif untuk 
mengurangi penularan dari manusia. Pesan 
pengurangan risiko harus fokus pada beberapa 
faktor:
 Mengurangi risiko penularan satwa liar ke 
manusia dari kontak dengan kelelawar yang 
terinfeksi atau monyet/kera dan konsumsi daging 
mentah mereka. Hewan yang mati harus ditangani 
dengan sarung tangan dan pakaian pelindung yang 
sesuai lainnya. Produk-produk hewani (darah dan 
daging) harus dimasak dengan matang sebelum 
dikonsumsi.
 Mengurangi risiko penularan dari manusia ke 
manusia dari kontak langsung atau dekat dengan 
orang dengan gejala Ebola, terutama dengan 
cairan tubuh mereka. Sarung tangan dan alat 
pelindung diri yang sesuai harus dipakai saat 
merawat pasien yang sakit di rumah. Mencuci 
tangan secara teratur diperlukan setelah 
mengunjungi pasien di rumah sakit, serta setelah 
merawat pasien di rumah.
 Tindakan penanggulangan Wabah termasuk 
penguburan cepat dan aman dari orang mati, 
mengidentifikasi orang yang mungkin telah 
melakukan kontak dengan seseorang yang 
terinfeksi Ebola, memantau kesehatan kontak 
selama 21 hari, pentingnya memisahkan sehat 
dari sakit untuk mencegah penularan lebih lanjut, 
pentingnya kebersihan dan menjaga lingkungan 
yang bersih.
Mengontrol infeksi di fasilitas 
pelayanan kesehatan 
Petugas kesehatan harus selalu berhati-hati standar ketika merawat pasien, 
terlepas dari dugaan diagnosis mereka. Ini termasuk kebersihan tangan 
dasar, kebersihan pernapasan, penggunaan alat pelindung diri (untuk 
memblokir percikan atau kontak lainnya dengan bahan yang terinfeksi), 
praktik injeksi yang aman dan praktek penguburan aman. 
Petugas kesehatan merawat pasien yang diduga atau dikonfirmasi virus 
Ebola harus menerapkan langkah-langkah pengendalian infeksi ekstra 
untuk mencegah kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien dan 
permukaan yang terkontaminasi atau bahan seperti pakaian dan selimut. 
Ketika kontak dekat (dalam 1 meter) dari pasien dengan pekerja EBV, 
layanan kesehatan harus memakai pelindung wajah (pelindung wajah 
atau masker bedah dan kacamata), bersih, tidak steril gaun lengan 
panjang, dan sarung tangan (sarung tangan steril untuk beberapa 
prosedur). 
Pekerja laboratorium juga beresiko. Sampel yang diambil dari manusia dan 
hewan untuk penyelidikan infeksi Ebola harus ditangani oleh staf terlatih 
dan diproses, dilengkapi di laboratorium sesuai.
Referensi 
WHO: Ebola Virus Disease. 
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs103/en. 
Diakses 16-Oktober-2014.

Contenu connexe

Tendances

Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiLestari Moerdijat
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiJoni Iswanto
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS NajMah Usman
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Encepal Cere
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiVivi Yunisa
 
Sars dan-mers-cov power point
Sars dan-mers-cov power pointSars dan-mers-cov power point
Sars dan-mers-cov power pointtristyanto
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1tristyanto
 
Konsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakitKonsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakitzrago
 
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYARIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYANgulya Imroatul
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMansurudin Rafa
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahrickygunawan84
 

Tendances (20)

Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
Ppt DBD
Ppt DBDPpt DBD
Ppt DBD
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 
Persentasi vaksin
Persentasi vaksinPersentasi vaksin
Persentasi vaksin
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksi
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
 
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
Power Point Demam Berdarah Dengue (DBD)
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Sars dan-mers-cov power point
Sars dan-mers-cov power pointSars dan-mers-cov power point
Sars dan-mers-cov power point
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
 
Konsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakitKonsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakit
 
Morfologi virus
Morfologi virusMorfologi virus
Morfologi virus
 
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYARIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 

En vedette (7)

Virus ebola
Virus ebolaVirus ebola
Virus ebola
 
Ebola ppt
Ebola pptEbola ppt
Ebola ppt
 
Ebola final project paper
Ebola final project paperEbola final project paper
Ebola final project paper
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
 
Ebola presentation
Ebola presentationEbola presentation
Ebola presentation
 
Ebola virus
Ebola virus Ebola virus
Ebola virus
 
Ebola virus
Ebola virusEbola virus
Ebola virus
 

Similaire à Ebola

Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahYoga AriKumoro
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahrestina_11
 
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptxpdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx9BGitaSherinaSimanju
 
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptxpdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx9BGitaSherinaSimanju
 
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...AlbarFirdaus
 
environment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public healthenvironment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public healthNatalie Ulza
 
PPT Zoonosis dan Peran Mahasiswa 17 November 2020.pptx
PPT Zoonosis dan Peran Mahasiswa 17 November 2020.pptxPPT Zoonosis dan Peran Mahasiswa 17 November 2020.pptx
PPT Zoonosis dan Peran Mahasiswa 17 November 2020.pptxdiana315387
 
Vektor mari wes
Vektor mari wesVektor mari wes
Vektor mari wesLia Puz
 
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxkajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxNURUL AIRIN DZILWANI
 
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014Ditjen P2P Kemenkes
 

Similaire à Ebola (20)

tragedi bhopal
tragedi bhopaltragedi bhopal
tragedi bhopal
 
Wabah ebola
Wabah ebolaWabah ebola
Wabah ebola
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiah
 
Sistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiahSistematika penulisan karya ilmiah
Sistematika penulisan karya ilmiah
 
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptxpdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
 
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptxpdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
pdfslide.net_ppt-penyakit-ebola.pptx
 
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
 
Pnemonia Wuhan by dr ely.pptx
Pnemonia Wuhan by dr ely.pptxPnemonia Wuhan by dr ely.pptx
Pnemonia Wuhan by dr ely.pptx
 
Virus ebola
Virus ebolaVirus ebola
Virus ebola
 
environment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public healthenvironment pollution topic 1-public health
environment pollution topic 1-public health
 
triad epid HIV.docx
triad epid HIV.docxtriad epid HIV.docx
triad epid HIV.docx
 
Pencegahan hiv AKPER PEMKAB MUNA
Pencegahan hiv AKPER PEMKAB MUNA Pencegahan hiv AKPER PEMKAB MUNA
Pencegahan hiv AKPER PEMKAB MUNA
 
1 o penyakit yang menyebabkan wabah
1 o penyakit yang menyebabkan wabah1 o penyakit yang menyebabkan wabah
1 o penyakit yang menyebabkan wabah
 
PPT Zoonosis dan Peran Mahasiswa 17 November 2020.pptx
PPT Zoonosis dan Peran Mahasiswa 17 November 2020.pptxPPT Zoonosis dan Peran Mahasiswa 17 November 2020.pptx
PPT Zoonosis dan Peran Mahasiswa 17 November 2020.pptx
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Power Point tiara dian maharani
Power Point tiara dian maharaniPower Point tiara dian maharani
Power Point tiara dian maharani
 
Vektor mari wes
Vektor mari wesVektor mari wes
Vektor mari wes
 
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxkajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
 
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
 

Plus de Ariyanto Harsono

Pediatric Sjogren syndrome
Pediatric Sjogren syndromePediatric Sjogren syndrome
Pediatric Sjogren syndromeAriyanto Harsono
 
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma AlergiAriyanto Harsono
 
Steven Johnson Syndrome-TEN
Steven Johnson Syndrome-TENSteven Johnson Syndrome-TEN
Steven Johnson Syndrome-TENAriyanto Harsono
 
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asmaRisiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asmaAriyanto Harsono
 
Immunomodulation Induced by Echinacea
Immunomodulation Induced by Echinacea Immunomodulation Induced by Echinacea
Immunomodulation Induced by Echinacea Ariyanto Harsono
 
Juvenile idiopathic arthritis
Juvenile idiopathic arthritisJuvenile idiopathic arthritis
Juvenile idiopathic arthritisAriyanto Harsono
 
Best practice of allergen immunotherapy
Best practice of allergen immunotherapyBest practice of allergen immunotherapy
Best practice of allergen immunotherapyAriyanto Harsono
 
Best practice of Allergen Immunotherapy
Best practice of Allergen ImmunotherapyBest practice of Allergen Immunotherapy
Best practice of Allergen ImmunotherapyAriyanto Harsono
 
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensiKuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensiAriyanto Harsono
 
Penanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis AtopikPenanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis AtopikAriyanto Harsono
 
Health economics perspective in allergy prevention in children
Health economics perspective in allergy prevention in childrenHealth economics perspective in allergy prevention in children
Health economics perspective in allergy prevention in childrenAriyanto Harsono
 
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergiFormula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergiAriyanto Harsono
 
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virus
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virusRespons imun pada bayi dan anak terhadap virus
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virusAriyanto Harsono
 
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.Ariyanto Harsono
 

Plus de Ariyanto Harsono (20)

Pediatric Sjogren syndrome
Pediatric Sjogren syndromePediatric Sjogren syndrome
Pediatric Sjogren syndrome
 
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
 
Steven Johnson Syndrome-TEN
Steven Johnson Syndrome-TENSteven Johnson Syndrome-TEN
Steven Johnson Syndrome-TEN
 
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asmaRisiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
 
Immunomodulation Induced by Echinacea
Immunomodulation Induced by Echinacea Immunomodulation Induced by Echinacea
Immunomodulation Induced by Echinacea
 
Vernal conjunctivitis
Vernal conjunctivitisVernal conjunctivitis
Vernal conjunctivitis
 
Rheumatic Fever
Rheumatic FeverRheumatic Fever
Rheumatic Fever
 
Juvenile idiopathic arthritis
Juvenile idiopathic arthritisJuvenile idiopathic arthritis
Juvenile idiopathic arthritis
 
Takayasu arteritis
Takayasu arteritisTakayasu arteritis
Takayasu arteritis
 
Sleroderma
SlerodermaSleroderma
Sleroderma
 
Best practice of allergen immunotherapy
Best practice of allergen immunotherapyBest practice of allergen immunotherapy
Best practice of allergen immunotherapy
 
Best practice of Allergen Immunotherapy
Best practice of Allergen ImmunotherapyBest practice of Allergen Immunotherapy
Best practice of Allergen Immunotherapy
 
Atopic dermatitis update
Atopic dermatitis  updateAtopic dermatitis  update
Atopic dermatitis update
 
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensiKuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
 
Penanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis AtopikPenanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis Atopik
 
Health economics perspective in allergy prevention in children
Health economics perspective in allergy prevention in childrenHealth economics perspective in allergy prevention in children
Health economics perspective in allergy prevention in children
 
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergiFormula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
 
Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
 
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virus
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virusRespons imun pada bayi dan anak terhadap virus
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virus
 
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
 

Dernier

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Dernier (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Ebola

  • 1. EBOLA Virus disease Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)
  • 2. Pendahuluan Ebola (EVD= Ebola Virus Disease), sebelumnya dikenal sebagai Demam Berdarah Ebola, adalah, penyakit yang sering fatal, parah pada manusia. Virus ini ditularkan kepada orang-orang dari hewan liar dan menyebar dalam populasi manusia melalui penularan dari manusia ke manusia. Virus Ebola menyebabkan, penyakit serius akut yang sering fatal jika tidak diobati. Penyakit virus Ebola (EVD) pertama kali muncul pada tahun 1976 dalam 2 wabah simultan, satu di Nzara, Sudan, dan yang lainnya di Yambuku, Republik Demokratik Kongo. Yang terakhir terjadi di sebuah desa di dekat Sungai Ebola, yang sampai sekarang penyakit ini mengambil namanya.
  • 3. Epidemiologi Wabah saat ini di Afrika barat, (kasus pertama dilaporkan Maret 2014), adalah yang terbesar dan paling kompleks wabah Ebola sejak virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Ada lebih banyak kasus dan kematian dalam wabah ini dari semua yang lain digabungkan. Hal ini juga menyebar di antara negara-negara mulai di Guinea kemudian menyebar di perbatasan darat ke Sierra Leone dan Liberia, melalui udara (1 wisatawan saja) ke Nigeria, dan darat (1 wisatawan) ke Senegal. Yang paling parah negara, Guinea, Sierra Leone dan Liberia memiliki sistem kesehatan yang sangat lemah, kurang sumber daya manusia dan infrastruktur, setelah baru saja muncul dari periode panjang konflik dan ketidakstabilan. Pada tanggal 8 Agustus, WHO Direktur Jenderal menyatakan wabah ini Kesehatan Darurat Masyarakat Peduli Internasional. Terpisah, terkait wabah Ebola dimulai di Boende, Equateur, bagian terisolasi dari Republik Demokratik Kongo.
  • 4. Virus Penyebab Keluarga virus Filoviridae mencakup 3 genera: Cuevavirus, Marburgvirus, dan Ebolavirus. Ada 5 spesies yang telah diidentifikasi: Zaire, Bundibugyo, Sudan, Reston dan Tai Forest. Pertama 3, Bundibugyo Ebolavirus, Zaire Ebolavirus, dan Sudan Ebolavirus telah dikaitkan dengan wabah besar di Afrika. Virus yang menyebabkan wabah 2014 Afrika barat milik spesies Zaire.
  • 5. Penularan Diperkirakan bahwa kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae adalah host alami Ebola virus. Ebola masuk ke dalam populasi manusia melalui kontak dekat dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari hewan yang terinfeksi seperti simpanse, gorila, kalong, monyet, kijang hutan dan landak ditemukan sakit atau mati di hutan hujan.
  • 6. Ebola kemudian menyebar melalui manusia ke manusia penularan melalui kontak langsung (melalui kulit rusak atau selaput lendir) dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi, dan dengan permukaan dan bahan (misalnya tempat tidur, pakaian) terkontaminasi cairan. Petugas kesehatan telah sering terinfeksi saat merawat pasien yang diduga atau dikonfirmasi EVD. Hal ini terjadi melalui kontak dekat dengan pasien ketika tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang tidak ketat dipraktekkan
  • 7.  Upacara pemakaman di mana pelayat memiliki kontak langsung dengan tubuh orang yang meninggal juga dapat berperan dalam transmisi Ebola.  Orang-orang tetap menular selama darah mereka dan cairan tubuh, termasuk semen dan air susu ibu, mengandung virus. Pria yang telah sembuh dari penyakit ini masih bisa menularkan virus melalui air mani hingga 7 minggu setelah sembuh dari penyakit.
  • 8. Gejala penyakit virus Ebola Masa inkubasi, yaitu, interval waktu dari infeksi dengan virus untuk timbulnya gejala adalah 2- 21 hari. Manusia tidak menular sampai mereka mengalami gejala. Gejala pertama adalah tiba-tiba mengalami kelelahan demam, nyeri otot, sakit kepala dan sakit tenggorokan.
  • 9. Ini diikuti dengan muntah, diare, ruam, gejala gangguan fungsi ginjal dan hati, dan dalam beberapa kasus, baik internal maupun eksternal perdarahan (misalnya mengalir dari gusi, darah dalam tinja).
  • 10. Temuan Laboratorium termasuk sel darah dan trombosit jumlah putih yang rendah dan peningkatan enzim hati.
  • 11. Diagnosis Ini bisa sulit untuk membedakan EVD dari penyakit menular lainnya seperti malaria, demam tifoid dan meningitis. Konfirmasi bahwa gejala disebabkan oleh infeksi virus Ebola yang dibuat menggunakan penyelidikan sebagai berikut:  antibodi-capture enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA)  Tes deteksi antigen-capture  Tes netralisasi serum  Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) assay  mikroskop elektron  isolasi virus dengan kultur sel.
  • 12. Pengobatan dan vaksinasi Mendukung perawatan rehidrasi dengan fluids-oral atau intravena dan pengobatan gejala yang spesifik, meningkatkan kelangsungan hidup. Belum ada pengobatan yang terbukti tersedia untuk Ebola. Namun, berbagai perawatan potensial termasuk produk darah, terapi kekebalan tubuh dan terapi obat saat ini sedang dievaluasi. Tidak ada lisensi vaksin yang tersedia, tapi 2 vaksin potensial menjalani pengujian keselamatan manusia.
  • 13. Pencegahan dan pengendalian Pengendalian wabah yang baik bergantung pada penerapan paket intervensi, yaitu manajemen kasus, pengawasan dan pelacakan kontak, layanan laboratorium yang baik, penguburan aman dan mobilisasi sosial. Keterlibatan masyarakat merupakan kunci sukses mengendalikan wabah. Meningkatkan kesadaran faktor risiko untuk infeksi Ebola dan langkah-langkah perlindungan yang dapat dilakukan oleh individu adalah cara yang efektif untuk mengurangi penularan dari manusia. Pesan pengurangan risiko harus fokus pada beberapa faktor:
  • 14.  Mengurangi risiko penularan satwa liar ke manusia dari kontak dengan kelelawar yang terinfeksi atau monyet/kera dan konsumsi daging mentah mereka. Hewan yang mati harus ditangani dengan sarung tangan dan pakaian pelindung yang sesuai lainnya. Produk-produk hewani (darah dan daging) harus dimasak dengan matang sebelum dikonsumsi.
  • 15.  Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia dari kontak langsung atau dekat dengan orang dengan gejala Ebola, terutama dengan cairan tubuh mereka. Sarung tangan dan alat pelindung diri yang sesuai harus dipakai saat merawat pasien yang sakit di rumah. Mencuci tangan secara teratur diperlukan setelah mengunjungi pasien di rumah sakit, serta setelah merawat pasien di rumah.
  • 16.  Tindakan penanggulangan Wabah termasuk penguburan cepat dan aman dari orang mati, mengidentifikasi orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi Ebola, memantau kesehatan kontak selama 21 hari, pentingnya memisahkan sehat dari sakit untuk mencegah penularan lebih lanjut, pentingnya kebersihan dan menjaga lingkungan yang bersih.
  • 17. Mengontrol infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan Petugas kesehatan harus selalu berhati-hati standar ketika merawat pasien, terlepas dari dugaan diagnosis mereka. Ini termasuk kebersihan tangan dasar, kebersihan pernapasan, penggunaan alat pelindung diri (untuk memblokir percikan atau kontak lainnya dengan bahan yang terinfeksi), praktik injeksi yang aman dan praktek penguburan aman. Petugas kesehatan merawat pasien yang diduga atau dikonfirmasi virus Ebola harus menerapkan langkah-langkah pengendalian infeksi ekstra untuk mencegah kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien dan permukaan yang terkontaminasi atau bahan seperti pakaian dan selimut. Ketika kontak dekat (dalam 1 meter) dari pasien dengan pekerja EBV, layanan kesehatan harus memakai pelindung wajah (pelindung wajah atau masker bedah dan kacamata), bersih, tidak steril gaun lengan panjang, dan sarung tangan (sarung tangan steril untuk beberapa prosedur). Pekerja laboratorium juga beresiko. Sampel yang diambil dari manusia dan hewan untuk penyelidikan infeksi Ebola harus ditangani oleh staf terlatih dan diproses, dilengkapi di laboratorium sesuai.
  • 18. Referensi WHO: Ebola Virus Disease. www.who.int/mediacentre/factsheets/fs103/en. Diakses 16-Oktober-2014.