SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  51
TEKS AYAT
            


            
TERJEMAH AYAT
   Katakanlah kepada orang laki-laki yang
    beriman: "Hendaklah mereka menahan
    pandangannya, dan memelihara
    kemaluannya; yang demikian itu adalah
    lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
    Allah Maha Mengetahui apa yang
    mereka perbuat“.
TERJEMAH
AYAT
    Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
     mereka menahan pandangannya, dan memelihara
     kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
     perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.
     Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
     dadanya, dan janganlah menampakkan
     perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah
     mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra
     mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-
     saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki
     mereka, atau putra-putra saudara perempuan
     mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang
     mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
     mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
     yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
     mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan
     yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu
     sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
     supaya kamu beruntung.
MAKNA MUFRADAT
   (                      ), yakni hendaknya mereka menahan
    pandangannya dari pandangan yang tidak halal.
   (                   ), yakni hendaknya mereka memelihara
    kemaluannya dari sesuatu yang tidak halal melakukannya.
   Perbedaan antara (                         ) dengan memakai
    ( ) dan (                       ) dengan tidak memakai ( )
    adalah bahwa dalam memandang ada keleluasaan,
    karena boleh memandang selain antara pusat dan lutut
    wanita mahram, wajah dan kedua telapak tangan wanita
    lain, kedua telapak kakinya menurut salah satu dua
    riwayat. Sementara dalam hal memelihara kemaluan tidak
    ada keleluasaan, sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-
    Kasysyaf. Cukuplah perbedaannya adalah bahwa
    dibolehkan memandang kecuali yang dikecualikan,
    dilarang jima’ kecuali yang dikecualikan . Maksudnya
    adalah dasar dalam kemaluan adalah dilarang, dan dalam
    memandang adalah boleh.
MAKNA
MUFRADAT
 Didahulukannya menahan pandangan dari
  pada memelihara kemaluan karena
  memandang dapat membawa pada
  perzinahan.
 (     ) : lebih baik dan lebih suci.
 (                           ) : sesungguhnya
  Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
  perbuat dalam hal pandangan dan
  kemaluan, lalu Dia membalas apa yang
  mereka lakukan.
MAKNA
MUFRADAT
    (                        ) : Hendaklah mereka
     (wanita yang beriman) menahan
     pandangannya, maka karenanya mereka tidak
     memandang laki-laki yang tidak halal bagi mereka.
    (                   ) : dan memelihara
     kemaluannya dengan memeliharanya dari zina.
     Yakni dengan memelihara kemaluan dari perbuatan
     yang tidak dihalalkan.
    (     ) : menampakkan.
    (       ) : perhiasannya seperti pakaian dan
     celupan. Atau mereka tidak menampakkan tempat-
     tempat (anggota badan) perhiasan kepada orang
     yang tidak halal untuk ditampakkan.
MAKNA
MUFRADAT
    (           ) kecuali yang (biasa) nampak
     daripadanya ketika melakukan sesuatu seperti
     pakaian dan cincin, karena dalam menutupinya ada
     kesulitan. Pendapat lain mengatakan bahwa yang
     dimaksud itu adalah wajah dan telapak tangan. Jadi
     boleh melihatnya bagi laki-laki lain jika tidak timbul
     fitnah, menurut salah satu dua pendapat, karena ia
     bukan aurat. Pendapat lain mengatakan haram
     melihat wajah, karena wajah itu tempat timbulnya
     fitnah. Baidhawi berkata : Yang nampak adalah
     bahwa ini dalam shalat, bukan dalam
     memandang, karena seluruh badan wanita yang
     merdeka adalah aurat . Tidak halal bagi selain
     suami dan mahram melihatnya kecuali dalam
     keadaan darurat seperti dalam
     pengobatan, pengajaran, transaksi, dan kesaksian.
MAKNA
MUFRADAT
    (                                 / Dan hendaklah
     mereka menutupkan kain kudung ke dadanya).
     Yakni hendaknya mereka menutupi
     kepala, leher, dada dengan kudung. (      ) adalah
     yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya.
     Sedangkan (        ) adalah bentuk jama’ dari (    )
     , yaitu pembukaan di atas baju, yang bisa
     menampakkan sebagian dada.
    (                 / dan janganlah menampakkan
     perhiasannya,) , perhiasan yang tersembunyi, atau
     tempat-tempat dipakainya perhiasan, yaitu selain
     wajah dan dua telapak tangan. Ini disebutkan dua
     kali untuk menjelaskan kepada siapa boleh
     menampakkan perhiasan dan kepada siapa tidak
     boleh menampakkannya.
MAKNA
MUFRADAT
    (               /kecuali kepada suami mereka).
     (    ) bentuk jama’ dari (      ) , yaitu suami. Karena
     mereka adalah yang dituju dari perhiasan itu.
     Mereka boleh melihat seluruh tubuh isterinya,
     sekalipun kemaluan, tapi makruh.
    (                          / atau ayah mereka, atau
     ayah suami mereka) … sampai firman-Nya (
                       / atau budak-budak yang mereka
     miliki) . Ini untuk menghilangkan kesulitan karena
     banyknya berbaur dan bergaul, dan karena sedikit
     timbulnya fitnah dari pihak mereka. Sebab tabiat
     manusia tidak mau menyentuh kerabatnya. Oleh
     karena itu mereka boleh melihatnya kecuali antara
     pusat dan lutut. Mereka haram melihat antara pusat
     dan lutut kecuali suami.
MAKNA
MUFRADAT
    Firman Allah (        / atau wanita-wanita
     Islam) mengecualikan wanita-wanita kafir.
     Maka menurut jumhur ulama wanita-wanita
     Islam tidak boleh membuka auratnya di
     hadapan wanita-wanita kafir, karena mereka
     tidak merasa berat memberikan sifat-sifat
     mereka kepada laki-laki. Ulama madzhab
     Hambali membolehkannya, karena yang
     dimaksud adalah jenis wanita, bukan
     seluruhnya.
MAKNA
MUFRADAT
  (                    ) : atau budak-budak yang
   mereka miliki.
  (                                        / atau
   pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
   keinginan (terhadap wanita)). (      ) yaitu
   kebutuhan/keinginan terhadap wanita. Tentang
   orang yang dikebiri ada perbedaan pendapat.
  (                                               )
   : atau anak-anak yang belum mengerti tentang
   aurat wanita untuk jima’, karena mereka masih
   kecil dan belum baligh. Kepada mereka boleh
   menampakkan perhiasan selain antara pusat
   dan lutut. (     ) isim jenis, bentuk mufrad
   (tunggal) dalam posisi jama’.
MAKNA
MUFRADAT
  (                                                  / Dan
     janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
     perhiasan yang mereka sembunyikan). Yaitu gelang
     kaki yang bergerincing yang menimbulkan perhatian dan
     kecenderungan laki-laki. Ini lebih kuat dari pada larangan
     menampakkan perhiasan, dan lebih menunjukkan
     larangan meninggikan suara.
    (                                      /Dan bertobatlah
     kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
     beriman) dari yang pandangan yang dilarang yang telah
     kamu lakukan.
    (               / supaya kamu beruntung), yakni
     beruntung dengan kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan
     selamat dari dosa dengan diterimanya taubat.
    Dalam ayat ini ada dominasi laki-laki terhadap wanita.
SEBAB NUZUL AYAT
   Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari
    Muqatil, ia berkata : Jabir bin Abdullah
    menyampaikan berita kepada kami bahwa
    Asma binti Martsad berada di kebun kurma
    miliknya. Wanita-wanita berdatangan
    masuk padanya dalam keadaan tidak
    memakai sarung, sehingga gelang kaki
    mereka nampak kelihatan, dada dan
    pinggang mereka juga kelihatan. Asma
    berkata : Alangkah buruknya ini. Lalu
    turunlah ayat (
              ).
SEBAB NUZUL
AYAT
    Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ali –semoga Allah
     memuliakannya- bahwa seorang laki-laki di zaman
     Rasulullah saw melewati salah satu jalan di Madinah. Ia
     melihat seorang wanita, dan wanita itu pun melihatnya.
     Setan membisikkan kepada keduanya bahwa masing-
     masing memandang yang lain semata-mata karena
     mengaguminya. Ketika laki-laki itu berjalan ke samping
     kebun dalam keadaan memandangi wanita itu, dia
     membentur dinding kebun dan hidungnya pecah. Ia
     berkata : Saya tidak akan membasuh darah ini sampai
     saya mendatangi Rasulullah saw dan memberitahukannya
     keadaanku. Lalu laki-laki itu mendatangi beliau dan
     menceritakan kisahnya. Nabi saw bersabda : “Ini adalah
     siksaan dosamu”. Dan Allah menurunkan ayat : (
                                    ) dst.
SEBAB NUZUL
AYAT
    Ibnu Jarir meriwayatkan dari Hadhrami
     bahwa seorang wanita memakai dua
     gelang kaki dari perak, dan memakai gelang
     dari batu aki , lalu dia melewati pada satu
     kaum, ia memukulkan kakinya, gelang kaki
     itu menimpa pada gelang batu aki sehingga
     bersuara. Lalu Allah menurunkan ayat : (
                             )
MUNASABAH AYAT
   Ayat ini jelas hubungannya dengan ayat sebelumnya,
    karena masuk ke rumah merupakan dugaan melihat aurat.
    Oleh karena itu Allah memerintahkan orang-orang yang
    beriman laki-laki dan wanita untuk menahan
    pandangannya dalam bentuk hukum yang umum yang
    mencakup orang yang minta izin untuk masuk rumah
    orang lain dan yang lainnya. Orang yang minta izin masuk
    rumah orang lain wajib menahan pandangan ketika
    meminta izin dan masuk rumah, untuk mencegah dari
    pelanggaran melakukan yang diharamkan. Begitu juga
    wanita wajib tidak menampakkan perhiasannya kepada
    siapa pun kecuali kepada mahramnya, karena dalam hal
    itu akan menimbulkan fitnah yang mendorong terjatuh
    pada yang haram. Seperti memandang yang merupakan
    jalan menuju perzinahan. Berkumpulnya hukum
    memandang dan hijab akan menutup jalan lahirnya
    kerusakan.
TAFSIR/PENJELASAN AYAT
   (                                 /Katakanlah
    kepada orang laki-laki yang beriman:
    "Hendaklah mereka menahan
    pandangannya). Yakni katakan wahai
    Muhammad kepada hamba-hamba-Ku yang
    mukmin : tahanlah pandangan kalian dari yang
    diharamkan Allah atas kalian. Janganlah kalian
    memandang kecuali pandangan yang
    dibolehkan kepada kalian. Ungkapan dengan
    (        ) merupakan isyarat bahwa sifat
    orang-orang yang beriman adalah segera
    melaksanakan perintah Allah. Yang dimaksud
    dengan menahan pandangan adalah bukan
    memejamkan mata, tetapi menundukkan
    pandangan karena malu.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Min dalam lafaz (             ) menunjukkan
     sebagian, yakni hendaknya mereka menahan
     sebagian pandangan mereka, maka pandangan
     mereka jatuh pada yang diharamkan. Ketika itu
     maksudnya mencela orang yang banyak
     memandang pada yang haram, sebagaimana
     disebutkan dalam sebab nuzul ayat yang
     diriwayatkan oleh Ibnu Mardaweih. Untuk
     membedakan perintah antara menahan
     pandangan dan memelihara kemaluan adalah
     bahwa pada dasarnya dalam kemaluan itu
     haram kecuali yang dikecualikan. Sedangkan
     dalam pandangan, maka pada dasarnya adalah
     boleh kecuali yang dikecualikan sebagaimana
     telah dijelaskan.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Jika pandangan itu jatuh pada yang diharamkan
     tanpa disengaja, maka wajib memejamkan mata
     dan segera memalingkan pandangan. Sesuai
     dengan hadits yang diriwayatkan Imam
     Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’I dari
     Jarir bin Abdullah al-Bajali ra, ia berkata : Saya
     bertanya kepada Nabi saw tentang pandangan
     secara tiba-tiba, lalu beliau memerintahkanku untuk
     memalingkan pandanganku.
    Abu Daud meriwayatkan dari Buraidah, ia berkata :
     Rasulullah saw bersabda kepada Ali: “Wahai
     Ali, janganlah pandangan itu diikuti dengan
     pandangan kedua, karena pandangan pertama
     untukmu, sedangkan pandangan kedua bukan
     untukmu”.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Said
     al-Khudri, ia berkata, Rasulullah saw
     bersabda : “Jauhilah olehmu duduk di
     jalanan”, para sahabat bertanya : Kami mesti
     duduk di jalanan untuk bicara-bicara. Lalu
     Rasulullah saw bersabda : “Jika kalian tidak
     mau, maka berikanlah hak jalan”. Mereka
     bertanya : Apa itu hak jalan wahai
     Rasulullah? Beliau menjawab :”Menahan
     pandangan, tidak mengganggu, menjawab
     salam, memerintahkan yang baik, dan
     mencegah kemunkaran”.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Sebab perintah menahan pandangan adalah
     menutup jalan menuju
     kerusakan, menghalangi sampainya pada
     dosa, karena pandangan merupakan jalan
     menuju perzinahan. Sebagian ulama salaf
     berkata : “Pandangan adalah bagaikan anak
     panah beracun bagi hati”. Oleh karena itu
     dalam ayat ini Allah mengumpulkan antara
     perintah memelihara kemaluan dengan
     perintah memelihara pandangan yang dapat
     mendorong perbuatan yang dilarang
     sesungguhnya, yaitu zina. Allah berfirman :
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    (                  /dan memelihara
     kemaluannya), yakni dari melakukan
     perbuatan keji seperti zina, homosexual, dan
     dari melihatnya seseorang pada perbuatan
     keji tersebut. Sebagaimana hadits yang
     diriwayatkan Imam Ahmad dan
     Ashabussunan :”
                                /jagalah auratmu
     kecuali dari isterimu dan budak yang
     kamu miliki”.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Allah berfirman menjelaskan hikmah dua
     perintah di atas : (             /yang
     demikian itu adalah lebih suci bagi mereka).
     Yakni menahan pandangan dan memelihara
     kemaluan adalah lebih baik , lebih mensucikan
     hati, dan lebih membersihkan agama mereka.
     Sebagaimana dikatakan : Barangsiapa menjaga
     pandangannya, maka Allah akan memberikan
     cahaya pada mata hatinya, atau ke dalam
     hatinya. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu
     Umamah ra dari Nabi saw, beliau bersabda :
     “Tidaklah ada seorang muslim pun yang
     memandang kecantikan wanita, kemudian ia
     menahan pandangannya, kecuali Allah akan
     menggantikan baginya ibadah yang ia
     merasakan kenikmatannya”.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    (      ) adalah yang merupakan isim tafdhil
     (kata yang menunjukkan lebih) menunjukkan
     secara lebih bahwa menahan pandangan
     dan memelihara kemaluan dapat
     mensucikan jiwa dari kotoran kehinaan.
     Tafdhil di sini hanya dalam perkiraan, atau
     dengan memandang dugaan mereka bahwa
     dalam melihat itu bermanfaat.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
   (           /sesungguhnya Allah Maha
    Mengetahui apa yang mereka perbuat). Yakni
    sesungguhnya Allah mengetahui secara sempurna semua
    perbuatan yang mereka lakukan, tidak ada yang
    tersembunyi sedikitpun. Ini merupakan ancaman dan janji,
    sebagaimana Allah berfirman : (
                     / Dia mengetahui (pandangan) mata yang
    khianat dan apa yang disembunyikan oleh
    hati.[QS.Ghafir:19]). Dia mengetahui curi-curi pandangan
    dan seluruh anggota badan. (        ) yang berasal dari kata
    (       ) yaitu pengetahuan yang kuat yang sampai pada
    batin segala sesuatu. Imam Bukhari meriwayatkan dalam
    kitab shahihnya dalam ta’liqnya dan Imam Muslim dari Abu
    Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Ditulis
    bagi manusia bagiannya dari zina, tidak diragukan lagi ia
    mengetahui hal itu, zina dua mata adalah melihat, zina
    lisan adalah mengucapkan, zina dua telinga adalah
    mendengar, zina dua tangan adalah memegang, zina dua
    kaki adalah melangkah, jiwa berangan dan menginginkan,
    kemaluan membuktikan atau mendustakannya”.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Berbeda dengan kebiasaan firman Allah yang pada
     umumnya panggilan terhadap wanita masuk pada
     panggilan terhadap laki-laki, Allah SWT memerintahkan
     kepada kaum mukmin wanita untuk menahan pandangan
     dan memelihara kemaluan sebagaimana Allah
     memerintahkan kepada kaum laki-laki, sebagai penguat
     terhadap yang diperintahkan, dan menjelaskan sebagian
     hukum yang khusus bagi kaum wanita, yaitu larangan
     menampakkan perhiasan, hijab, larangan terhadap yang
     mengundang perhatian terhadap perhiasan. Allah
     berfirman (
               / Katakanlah kepada wanita yang beriman:
     "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
     memelihara kemaluannya, ). Yakni katakan wahai Rasul
     juga kepada wanita mukmin : tahanlah pandangan kamu
     dari yang diharamkan Allah, yaitu memandang kepada
     selain suami kamu, dan peliharalah kemaluanmu dari zina
     dan semacamnya seperti perbuatan lesbian
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Oleh karena itu wanita sama sekali tidak boleh melihat
     laki-laki lain dengan syahwat atau tidak dengan syahwat
     menurut pendapat banyak ulama berdasarkan hadits yang
     diriwayatkan Abu Daud dan Tirmidzi dari Ummu Salamah
     bahwa beliau bersama Maimunah berada di sisi Rasulullah
     saw, lalu datanglah Ibnu Ummi Maktum dan masuk. (kata
     Ummu Salamah) Hal itu setelah Allah memerintahkan hijab
     kepada kami. Rasulullah saw bersabda : “Berhijablah
     kamu berdua darinya”. Ummu salamah berkata : bukankah
     dia (Ibnu Ummi Maktum) itu buta, tidak melhat dan tidak
     mengenal kami? Rasulullah saw menjawab : “Apakah
     kamu berdua buta, bukankah kamu berdua melihatnya”?
    Dalam kitab al-Muwaththa’ dari Aisyah bahwa beliau
     memakai hijab dari seorang buta, lalu beliau ditanya : dia
     itu tidak melihat anda. Beliau menjawab : Tetapi saya
     melihatnya.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Sekelompok ulama yang lain membolehkan wanita
     memandang laki-laki lain tanpa syahwat selain antara lutut
     dan pusat. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Bukhari
     dan Muslim bahwa Rasulullah saw pernah melihat orang-
     orang Habasyah (Etiopia) sedang bermain tombak pendek
     pada hari raya di dalam masjid, sedangkan Aisyah Ummul
     Mukminin melihat mereka di belakang beliau, beliau
     menghalanginya dari mereka sampai ia bosan dan pulang.
     Ini pendapat yang paling mudah di zaman sekarang ini.
    Ulama kelompok kedua ini berpendapat bahwa perintah
     memakai hijab dari Ibnu Ummi Maktum menunjukkan pada
     sunnah. Demikian juga berhijabnya Aisyah ra dari seorang
     buta adalah tindakan kehati-hatian beliau. Ini dikuatkan
     dengan masih terusnya wanita pergi keja ke pasar, ke
     mesjid, dan bepergian dengan memakai cadar sehingga
     laki-laki tidak melihatnya. Sedangkan laki-laki tidak
     diperintahkan memakai cadar agar tidak dilihat wanita. Ini
     merupakan dalil berbedanya hukum antara laki-laki dan
     wanita.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
   Kemudian Allah SWT menyebutkan beberapa
    hukum khusus bagi wanita, yaitu :
 1. (                                 / dan
    janganlah mereka menampakkan
    perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
    daripadanya). Maksudnya : janganlah mereka
    menampakkan perhiasan bagi orang lain
    sedikitpun ketika memakai perhiasan.
    Perhiasan adalah segala bentuk perhiasan
    yang dipakai. Oleh karena itu menampakkan
    tempat dipakainya perhiasannya lebih utama
    untuk dilarang. Atau maksudnya : janganlah
    mereka menampakkan tempat-tempat
    perhiasan. Yang disebutkan perhiasan tapi
    yang dimaksud adalah tempatnya. Pengertian
    ini berdasarkan firman Allah (             ).
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Pengertian kedua ini lebih utama, sebab perhiasan itu
     sendiri bukan yang dimaksud dari larangan. Apapun
     maknanya, yang jelas ada hubungan kuat antara
     perhiasan dan tempatnya. Yang dimaksud adalah larangan
     menampakkan bagian-bagian tubuh yang menjadi tempat
     perhiasan, seperti dada, telinga, leher, pergelangan
     tangan, lengan, dan betis.
    Adapun yang dimaksud dengan (                   ) adalah
     wajah, dua telapak tangan dan cincin, sebagaimana
     diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan jamaah. Pendapat ini
     pendapat yang masyhur menurut jumhur. Pendapat ini
     didukung hadits yang diriwayatkan Abu Daud dari Aisyah
     ra bahwa Asma binti Abu Bakar masuk ke rumah Nabi
     saw dengan memakai kain tipis, lalu beliau berpaling
     darinya dan berkata : “Wahai Asma, sesunggunya wanita
     apabila telah haidh tidak pantas terlihat kecuali ini”, beliau
     mengisyaratkan pada wajah dan kedua telapak tangannya.
     Ini adalah hadits mursal.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
  Berdasarkan ini, ulama-ulama madzhab
   Hanafi, Maliki, dan Syafi’I dalam satu
   riwayatnya berkata : sesungguhnya wajah dan
   dua telapak tangan tidak termasuk aurat. Jadi
   yang dimaksud dengan (                 ) adalah
   yang nampak sesuai dengan adat kebiasaan.
  Diriwayatkan dari Abu Hudzaifah ra bahwa dua
   telapak kaki juga bukan termasuk aurat, karena
   lebih sulit menutupnya dari pada menutup dua
   telapak tangan, terutama penduduk kampung.
  Diriwayatkan juga dari Abu Yusuf bahwa hasta
   tidak termasuk aurat , karena terdapat kesulitan
   dalam menutupnya.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Imam Ahmad dan Syafi’I dalam salah satu
     pendapatnya yang paling benar berpendapat
     bahwa tubuh wanita merdeka seluruhnya adalah
     aurat, berdasarkan hadits-hadits yang lalu tentang
     pandangan yang tiba-tiba dan haramnya
     pandangan berikutnya. Dan juga berdasarkan
     hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu
     Abbas bahwa Nabi saw pada hari lebaran adha
     membonceng Fadhl bin Abbas di belakangnya, lalu
     Fadhl melihat wanita yang bersih dari suku
     Khasy’amiyah ketika bertanya kepada beliau. Nabi
     saw memegang dagunya dan memalingkan
     wajahnya dari melihatnya.
    Jadi yang dimaksud dengan firman Allah (
          ) adalah yang nampak sendiri bukan dengan
     sengaja.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
    Pendapat yang kuat menurut fiqh dan syara’ adalah
     bahwa wajah dan kedua telapak tangan tidak
     termasuk aurat jika tidak terjadi fitnah. Jika
     dikhawatirkan timbul fitnah, terjadi desakan, dan
     banyak kefasikan, maka wajib menutup wajah.
     Adapun dalil-dalil pendapat kedua dimaksudkan
     sebagai kehati-hatian, khawatir timbul fitnah, dan
     melepaskan diri dari godaan setan. Menurut syara’
     dalam keadaan terpaksa boleh melihat wanita lain
     seperti dalam
     khitbah, kesaksian, pengadilan, transaksi, pengobat
     an, dan pendidikan. Dalam kondisi ini semua boleh
     melihat wajah dan kedua telapak tangan saja. Juga
     dokter laki-laki jika tidak ada dokter wanita boleh
     melihat tempat penyakit untuk pengobatan.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
 2.   (                                 / Dan hendaklah
      mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,). Yakni
      hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke atas
      bagian dada untuk menutupi rambut, leher, dan dada.
              di sini maksudnya menurunkan, menjatuhkan dan
      menutupi.          jama’ dari    , yaitu sesuatu yang
      digunakan wanita untuk menutupi kepalanya.
      jama’ dari       , yaitu pembukaan di bagian atas baju
      yang bisa menampakkan sebagian leher. Ini merupakan
      perintah yang bersifat bimbingan untuk menutup sebagian
      tempat perhiasan dalam wanita. Imam Bukhari
      meriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : Semoga Allah
      merahmati wanita-wanita muhajirin yang pertama ketika
      Allah menurunkan ayat (                                )
      mereka menyobek kain sarungnya untuk menutupi
      kepalanya.
TAFSIR/PENJELASAN
AYAT
 3.   (
                        / dan janganlah menampakkan
      perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau
      ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-
      putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau
      saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra
      saudara laki-laki mereka). Yakni janganlah mereka
      menampakkan perhiasannya yang tersembunyi kecuali
      kepada suami mereka, karena mereka yang dimaksud
      untuk bersenang-senang dan melihat; atau bapak-bapak
      dan kakek-kakek si wanita; atau bapak suami, atau anak
      laki-laki isteri; atau anak laki-laki suami; atau saudara laki-
      laki dan saudara perempuan; atau anak saudara laki-laki;
      atau anak laki-laki saudara perempuan sekandung, atau
      sebapak, atau seibu.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
  Mereka semua adalah mahram, seorang wanita
  boleh menampakkan perhiasannya kepada mereka
  tanpa dandanan. Mereka adalah kerabat dari
  keturunan, yaitu 5 macam. Di antara mereka ada
  dua orang dari kerabat lantaran hubungan
  perkawinan, yaitu bapak suami dan anak suami.
  Tetapi dalam ayat ini tidak disebut mahram karena
  keturunan dari pihak paman,karena paman
  disamakan dengan bapak. Demikian juga tidak
  disebutkan mahram karena hubungan
  persusuan, tetapi hadits
  menyebutkannya, sebagaimana diriwayatkan oleh
  Imam Ahmad,Bukhari, Muslim, Abu
  Daud, Nasa’I, Ibnu Majah dari Aisyah : “Haram
  kerabat karena persusuan sebagaimana haramnya
  kerabat karena keturunan”.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   (
                          / atau wanita-wanita
    Islam, atau budak-budak yang mereka
    miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
    mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
    anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
    wanita). Mereka jenis lain yang wanita boleh
    menampakkan perhiasannya selain antara pusat
    dan lututnya. Yaitu : wanita-wanita
    Islam, budak, pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
    mempunyai syahwat/keinginan terhadap
    wanita, dan anak-anak kecil yang belum mengerti
    tentang aurat wanita karena usianya yang masih
    kecil dan belum pernah memperhatikan tentang
    masalah sex.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang
    wanita, budak, pelayan laki-laki, dan anak-anak.
   Jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
    para wanita adalah wanita seagama, bukan wanita ahli
    dzimmah. Oleh karena itu, wanita muslimah tidak boleh
    menampakkan tubuhnya selain wajah dan telapak tangan
    di hadapan wanita kafir, agar si wanita kafir itu tidak
    menjelaskan sifatnya kepada suaminya atau yang lain.
    Jadi wanita kafir itu baginya seperti laki-laki lain.
    Sedangkan wanita muslimah juga haram menjelaskan sifat
    wanita muslimah lain kepada suaminya atau laki-laki lain.
    Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
    Muslim bahwa Rasulullah saw bersabda : “Janganlah
    seorang wanita berbaur dengan wanita lain, lalu dia
    menjelaskan sifatnya kepada suaminya seolah-olah dia
    meliahtnya“.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   Dalil jumhur ulama adalah hadits yang diriwayatkan Said
    bin Mansur, Ibnu al-Mundzir, dan Baihaqi dalam kitab
    Subnannya dari Umar bin Khattab, bahwa ia menulis surat
    kepada Abu Ubaidah bin al-Jarrah ra : “Ada berita sampai
    kepadaku bahwa wanita-wanita muslimah masuk ke kamar
    kecil bersama wanita-wanita musyrik, berita ini datang dari
    kamu, maka tidak halal bagi seorang wanita yang beriman
    kepada Allah dan hari akhir auratnya dilihat kecuali oleh
    (wanita) penganut agamanya”.
   Sekelompok ulama, di antaranya ulama madzhab Hanbali
    berpendapat bahwa yang dimaksud dengan wanita-wanita
    itu adalah wanita muslimah dan wanita kafir secara umum.
    Maka idhafah dalam firman Allah () adalah untuk
    menyerupai, yakni dari jenis mereka. Jadi aurat wanita
    bagi wanita lain secara mutlak adalah antara pusat dan
    lutut saja.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   Adapun yang dimaksud dengan (                     / budak-
    budak yang mereka miliki,), menurut kebanyakan ulama
    adalah mencakup laki-laki dan wanita. Maka boleh bagi
    wanita menampakkan selain antara pusat dan lututnya
    kepada budaknya, baik laki-laki maupun wanita. Dalil
    mereka adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
    Ahmad, Abu Daud, Ibnu Mardaweih, Baihaqi dari Anas ra
    bahwa Nabi saw datang membawa budak pada Fatimah
    untuk dihadiahkan kepadanya. Fatimah memakai baju
    yang pabila ditutupkan ke kepalanya, tidak sampai ke
    kakinya, dan apabila ditutupkan ke kakinya tidak sampai
    ke kepalanya. Ketika Nabi saw melihat yang terjadi, beliau
    bersabda : “Tidak apa-apa, ini bapakmu dan budakmu”.
   Segolongan ulama berpendapat bahwa budak itu khusus
    budak wanita, karena budak laki-laki sama dengan laki-laki
    merdeka dalam pengharaman.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   Adapun (                           /pelayan laki-laki yang
    tidak mempunyai keinginan terhadap wanita) adalah
    mereka yang melayani orang-orang untuk mendapatkan
    kelebihan makanan tanpa mempunyai keinginan dan
    kecenderungan terhadap wanita.
   Para ulama berbeda pendapat tentang mereka. Ada
    pendapat yang mengatakan bahwa mereka adalah laki-laki
    tua yang syhwatnya sudah habis, atau orang yang tolol
    yang tidak mengerti sedikitpun tentang masalah
    wanita, atau orang yang dipasektomi, atau pelayan orang
    hanya untuk mencari makan, atau banci. Pendapat yang
    dapat dijadikan patokan adalah setiap laki-laki yang tidak
    punya keinginan terhadap wanita, tidak dikhawatirkan
    timbul fitnah, dan tidak menjelaskan sifat wanita kepada
    laki-laki lain.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’I
    meriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata : Ada
    seorang laki-laki banci masuk ke rumah isteri-
    isteri Nabi saw, mereka menganggapnya
    termasuk yang tidak punya keinginan terhadap
    wanita, lalu Nabi saw masuk sedangkan si laki-
    laki itu sedang menjelaskan sifat seorang
    wanita : apabila si wanita itu menghadap, ia
    menghadap dengan empat, dan apabila
    membelakangi, ia membelakangi dengan
    delapan. Lalu Rasulullah saw bersabda : “Saya
    melihat orang ini mengetahui apa yang ada di
    sini, jangan sekali-kali ia masuk kepada kalian”.
    Beliau pun mengusirnya dari rumah.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   Adapun anak-anak adalah mereka yang belum
    mengerti tentang keadaan dan aurat wanita, dan
    belum nampak pada mereka kecenderungan sex
    yang kuat karena usianya yang kecil. Apabila anak-
    anak itu masih kecil belum memahami hal itu tidak
    mengapa masuk ke tempat wanita. Adapun anak
    remaja atau mendekati remaja sebelum baligh yang
    bisa menceritakan apa yang ia lihat, maka tidak
    boleh masuk ke tempat wanita. Dalilnya adalah
    wajibnya si anak meminta izin ketika masuk rumah
    pada tiga waktu yang dijelaskan Allah dalam al-
    Qur’an (QS. An-Nur:59).
   Kelompok ulama lain berpendapat bahwa wanita
    tidak haram menampakkan perhiasanya terhadap
    anak kecil kecuali anak itu mempunyai kerinduan
    terhadap wanita, baik sudah remaja ataupun belum.
    Kebolehan di sini lebih luas dari pada pendapat
    pertama.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
    Kemudian Allah melarang sesuatu yang
     menyebabkan timbulnya fitnah, firman-Nya : (
                                               / Dan
     janganlah mereka memukulkan kakinya agar
     diketahui perhiasan yang mereka
     sembunyikan). Yakni seorang wanita tidak boleh
     memukulkan kedua kakinya dalam berjalan supaya
     orang-orang mengetahui suara gelang
     kakinya, karena itu merupakan dugaan timbulnya
     fitnah dan kerusakan, mengundang
     perhatian, membangkitkan gejolak syahwat, dan
     berburuk sangka bahwa wanita itu tukang berbuat
     kefasikan. Jadi memperdengarkan suara perhiasan
     sama dengan menampakkannya, bahkan lebih
     dahsyat, sedangkan tujuannya adalah menutupi.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   Ini mencakup semua yang akan membawa pada
    fitnah dan kerusakan, seperti menggerakkan
    tangan yang ada gelangnya, menggerakkan tali
    rambut, memakai parfum dan perhiasan ketika
    keluar rumah sehingga laki-laki mencium baunya
    dan terpesona denganperhiasannya. Abu Daud,
    Tirmidzi, dan Nasa’I meriwayatkan dari Abu Musa
    al-’Asy’ari ra dari Nabi saw, beliau bersabda :
    “Setiap mata berzina, dan wanita apabila memakai
    parfum lalu melewati majlis laki-laki, maka ia itu
    begitu dan begitu”. Maksudnya berzina.
   Abu Daud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu
    Hurairah ra, ia berkata : Saya mendengar
    Rasulullah saw bersabda : “Allah tidak menerima
    shalat seorang wanita yang memakai wangi-
    wangian untuk pergi ke mesjid sehingga ia pulang,
    lalu ia mandi seperti mandi junub”.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   Lam pada firman Allah (        ) adalah lam akibat
    atau menjadi. Jadi memukulkan kaki di hadapan
    laki-laki lai dilarang secara mutlak, baik dengan
    tujuan memberitahukan atau tidak. Karena akibat
    memukulkan kaki yang ada gelangnya dan
    semacamnya (sepatu yang tumitnya tinggi) orang
    mengetahui perhiasan yang disembunyikan, lalu
    terjadilah fitnah terhadapnya.
   Madzhab hanafi dalam larangan ini mengambil
    dalil bahwa suara wanita aurat, karena jika
    memperdengarkan suara gelang kakinya saja
    dilarang, maka memperdengarkan suaranya lebih
    utama untuk dilarang. Yang jelas bahwa suara
    wanita bukan auarat apabila tidak menimbulkan
    fitnah. Dalilnya adalah bahwa isteri-isteri Nabi saw
    meriwayatkan hadits kepada laki-laki lain.
TAFSIR/PENJELASAN
       AYAT
   (                                                       / Dan
    bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
    orang yang beriman supaya kamu beruntung.). Yakni
    kembalilah untuk taat kepada Allah wahai orang-orang
    yang beriman semua, laksanakanlah sifat dan akhlak
    terpuji yang diperintahkan-Nya, tinggalkanlah yang
    dilarang Allah seperti tidak menahan pandangan, tidak
    memelihara kemaluan, masuk rumah orang lain tanpa
    izin, sifat dan akhlak jahiliyah yang tercela, niscaya kamu
    akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
   Mereka dipanggil dengan sifat iman untuk mengingatkan
    bahwa keimanan yang benar akan membawa pemiliknya
    pada ketundukan, taubat dan istighfar , karena taubat
    menyebabkan keberuntungan dan kebahagiaan.
PELAJARAN YANG TERKANDUNG
DALAM AYAT
 1. Wajib menahan pandangan dari dari laki-laki
    atau wanita yang tidak halal.
 2. Wajib memelihara kemaluan dari peglihatan
    orang yang tidak halal dan dari perbuatan keji.
 3. menahan pandangan dan memelihara
    kemaluan adalah yang paling suci dalam
    agama dan lebih jauh dari dosa.
 4. Aurat ada 4 macam :
      a.   Aurat laki-laki bersama laki-laki. Boleh melihat
           seluruh tubuhnya kecuali antara pusat dan lututnya.
PELAJARAN YANG TERKANDUNG DALAM
AYAT
   b. Aurat wanita bersama wanita. Yaitu seperti laki
      bersama laki-laki. Wanita kafir tidak seperti wanita
      muslimah menurut pendapat yang paling kuat. Jadi
      ia tidak boleh melihat badan wanita muslimah.
   c. Aurat wanita bersama laki-laki. Jika wanita itu
      wanita lain maka seluruh tubuhnya aurat kecuali
      wajah dan kedua telapak tangan.
   d. Aurat laki-laki bersama wanita. Jika laki-laki itu laki-
      laki lain, maka auratnya bersama wanita adalah
      antara pusat dan lututnya. Menurut satu
      pendapat, auratnya adalah seluruh tubuhnya seperti
      wanita di hadapan laki-laki lain kecuali wajah dan
      kedua telapak tangannya. Pendapat pertama
      adalah pendapat yang paling benar.
PELAJARAN YANG TERKANDUNG
DALAM AYAT
  5. Wanita wajib menutup rambut, leher dan
     dadanya.
  6. Wanita tidak boleh menampakkan
     perhiasannya kecuali di hadapan laki-laki
     yang dikecualikan pada ayat di atas.
  7. Wanita haram melakukan sesuatu yang
     dapat menimbulkan fitnah, seperti
     menghentakkan sepatu atau
     sandal, berdandan dan memakai wangi-
     wangian.
  8. Seorang mukmin laki-laki dan wanita wajib
     bertaubat , sebab manusia tidak lepas dari
     sifat lupa dan lalai dalam melaksnakan hak-
     hak Allah swt.

Contenu connexe

Tendances

Bahaya Harta Haram
Bahaya Harta HaramBahaya Harta Haram
Bahaya Harta HaramErwin Wahyu
 
Tarikh tasyri' nota sejarah perundangan islam
Tarikh tasyri' nota sejarah perundangan islamTarikh tasyri' nota sejarah perundangan islam
Tarikh tasyri' nota sejarah perundangan islamYu Diey
 
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
Mencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffahMencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffah
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffahMush'ab Abdurrahman
 
HADIS : HALAL DAN HARAM SEM 2
HADIS : HALAL DAN HARAM SEM 2HADIS : HALAL DAN HARAM SEM 2
HADIS : HALAL DAN HARAM SEM 2anuar2u
 
Berbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tuaBerbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tuayusbarina
 
73. syakhsiyah islam
73. syakhsiyah islam73. syakhsiyah islam
73. syakhsiyah islamAhmad Harmoko
 
Beriman kepada qada’ dan qadar
Beriman kepada qada’ dan qadarBeriman kepada qada’ dan qadar
Beriman kepada qada’ dan qadarAbu eL IQram
 
Pilar –pilar pengokoh integritas pengemban dakwah
Pilar –pilar pengokoh integritas pengemban dakwahPilar –pilar pengokoh integritas pengemban dakwah
Pilar –pilar pengokoh integritas pengemban dakwahFenti 000
 
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAMSEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAMAina Zambry
 
Ma’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islamMa’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islamSuseno Suseno
 
Makna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi SyahadatMakna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi SyahadatErwin Wahyu
 

Tendances (20)

Bahaya Harta Haram
Bahaya Harta HaramBahaya Harta Haram
Bahaya Harta Haram
 
Tarikh tasyri' nota sejarah perundangan islam
Tarikh tasyri' nota sejarah perundangan islamTarikh tasyri' nota sejarah perundangan islam
Tarikh tasyri' nota sejarah perundangan islam
 
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
Mencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffahMencintai  dan mengikuti  rasul saw secara kâffah
Mencintai dan mengikuti rasul saw secara kâffah
 
Kenapa kita harus berdakwah
Kenapa kita harus berdakwahKenapa kita harus berdakwah
Kenapa kita harus berdakwah
 
Rukun islam
Rukun islamRukun islam
Rukun islam
 
Kebersihan diri
Kebersihan diriKebersihan diri
Kebersihan diri
 
HADIS : HALAL DAN HARAM SEM 2
HADIS : HALAL DAN HARAM SEM 2HADIS : HALAL DAN HARAM SEM 2
HADIS : HALAL DAN HARAM SEM 2
 
Berbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tuaBerbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tua
 
73. syakhsiyah islam
73. syakhsiyah islam73. syakhsiyah islam
73. syakhsiyah islam
 
Adab dalam kehidupan harian
Adab dalam kehidupan harianAdab dalam kehidupan harian
Adab dalam kehidupan harian
 
Puasa1
Puasa1Puasa1
Puasa1
 
Beriman kepada qada’ dan qadar
Beriman kepada qada’ dan qadarBeriman kepada qada’ dan qadar
Beriman kepada qada’ dan qadar
 
Fiqh aulawiyat
Fiqh aulawiyatFiqh aulawiyat
Fiqh aulawiyat
 
Pakaian Muslimah
Pakaian MuslimahPakaian Muslimah
Pakaian Muslimah
 
Pilar –pilar pengokoh integritas pengemban dakwah
Pilar –pilar pengokoh integritas pengemban dakwahPilar –pilar pengokoh integritas pengemban dakwah
Pilar –pilar pengokoh integritas pengemban dakwah
 
Ppt iman kepada qadha dan qadar
Ppt iman kepada qadha dan qadarPpt iman kepada qadha dan qadar
Ppt iman kepada qadha dan qadar
 
Dakwah Islam
Dakwah IslamDakwah Islam
Dakwah Islam
 
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAMSEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
 
Ma’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islamMa’rifatul dienul islam
Ma’rifatul dienul islam
 
Makna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi SyahadatMakna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi Syahadat
 

Similaire à 08. memelihara pandangan dan kehormatan

Fiqh Halal wal Haram: Pengenalan kepada AURAT
Fiqh Halal wal Haram: Pengenalan kepada AURATFiqh Halal wal Haram: Pengenalan kepada AURAT
Fiqh Halal wal Haram: Pengenalan kepada AURATAna MuSafir
 
Risalah jumaat 012 aurat kita maruah kita
Risalah jumaat 012 aurat kita maruah kitaRisalah jumaat 012 aurat kita maruah kita
Risalah jumaat 012 aurat kita maruah kitaAhmad Junaidi Mohd Said
 
3 dari 6 penjamin surga.pptx
3 dari 6 penjamin surga.pptx3 dari 6 penjamin surga.pptx
3 dari 6 penjamin surga.pptxAirellTufliado
 
dokumen.tips_ppt-busana-islam.pptx
dokumen.tips_ppt-busana-islam.pptxdokumen.tips_ppt-busana-islam.pptx
dokumen.tips_ppt-busana-islam.pptxKustiatulMustofsiroh
 
Wanita atau pun isteri muslim
Wanita atau pun isteri muslimWanita atau pun isteri muslim
Wanita atau pun isteri muslimhassand bindin
 
Cara Berpakaian Seorang Muslimah - Media Dakwah Indonesia.pptx
Cara Berpakaian Seorang Muslimah - Media Dakwah Indonesia.pptxCara Berpakaian Seorang Muslimah - Media Dakwah Indonesia.pptx
Cara Berpakaian Seorang Muslimah - Media Dakwah Indonesia.pptxArdiMuluk1
 
B’gaul nyar’i
B’gaul nyar’iB’gaul nyar’i
B’gaul nyar’iHeru Khoir
 
Pendidikan Agama Islam kelas X : Keutamaan Tata Cara Berpakaian Sesuai Syaria...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Keutamaan Tata Cara Berpakaian Sesuai Syaria...Pendidikan Agama Islam kelas X : Keutamaan Tata Cara Berpakaian Sesuai Syaria...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Keutamaan Tata Cara Berpakaian Sesuai Syaria...RiriCesar RiriCesar
 
Cara Berpakaian Seorang Muslim
Cara Berpakaian Seorang MuslimCara Berpakaian Seorang Muslim
Cara Berpakaian Seorang MuslimWandi Budiman
 
Pertemuan 6 busana muslim
Pertemuan 6 busana muslimPertemuan 6 busana muslim
Pertemuan 6 busana muslimyadilia
 
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptxgesang2
 
Etika berpakaian wanita muslimah dalam al quran dan hadits
Etika berpakaian wanita muslimah dalam al quran dan haditsEtika berpakaian wanita muslimah dalam al quran dan hadits
Etika berpakaian wanita muslimah dalam al quran dan haditsRisou Kun
 

Similaire à 08. memelihara pandangan dan kehormatan (20)

Tugas agama islam
Tugas agama islamTugas agama islam
Tugas agama islam
 
Batas pergaulan
Batas pergaulanBatas pergaulan
Batas pergaulan
 
Berbusana Muslim
Berbusana MuslimBerbusana Muslim
Berbusana Muslim
 
Fiqh Halal wal Haram: Pengenalan kepada AURAT
Fiqh Halal wal Haram: Pengenalan kepada AURATFiqh Halal wal Haram: Pengenalan kepada AURAT
Fiqh Halal wal Haram: Pengenalan kepada AURAT
 
Tabarruj
TabarrujTabarruj
Tabarruj
 
Risalah jumaat 012 aurat kita maruah kita
Risalah jumaat 012 aurat kita maruah kitaRisalah jumaat 012 aurat kita maruah kita
Risalah jumaat 012 aurat kita maruah kita
 
3 dari 6 penjamin surga.pptx
3 dari 6 penjamin surga.pptx3 dari 6 penjamin surga.pptx
3 dari 6 penjamin surga.pptx
 
dokumen.tips_ppt-busana-islam.pptx
dokumen.tips_ppt-busana-islam.pptxdokumen.tips_ppt-busana-islam.pptx
dokumen.tips_ppt-busana-islam.pptx
 
AGAMA ISLAM--TATA KRAMA DALAM HIDUP
AGAMA ISLAM--TATA KRAMA DALAM HIDUPAGAMA ISLAM--TATA KRAMA DALAM HIDUP
AGAMA ISLAM--TATA KRAMA DALAM HIDUP
 
Wanita atau pun isteri muslim
Wanita atau pun isteri muslimWanita atau pun isteri muslim
Wanita atau pun isteri muslim
 
Tafsir surat al adzab
Tafsir surat al adzabTafsir surat al adzab
Tafsir surat al adzab
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Cara Berpakaian Seorang Muslimah - Media Dakwah Indonesia.pptx
Cara Berpakaian Seorang Muslimah - Media Dakwah Indonesia.pptxCara Berpakaian Seorang Muslimah - Media Dakwah Indonesia.pptx
Cara Berpakaian Seorang Muslimah - Media Dakwah Indonesia.pptx
 
B’gaul nyar’i
B’gaul nyar’iB’gaul nyar’i
B’gaul nyar’i
 
Tabarruj
TabarrujTabarruj
Tabarruj
 
Pendidikan Agama Islam kelas X : Keutamaan Tata Cara Berpakaian Sesuai Syaria...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Keutamaan Tata Cara Berpakaian Sesuai Syaria...Pendidikan Agama Islam kelas X : Keutamaan Tata Cara Berpakaian Sesuai Syaria...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Keutamaan Tata Cara Berpakaian Sesuai Syaria...
 
Cara Berpakaian Seorang Muslim
Cara Berpakaian Seorang MuslimCara Berpakaian Seorang Muslim
Cara Berpakaian Seorang Muslim
 
Pertemuan 6 busana muslim
Pertemuan 6 busana muslimPertemuan 6 busana muslim
Pertemuan 6 busana muslim
 
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
11. Pergaulan Pria & Wanita dlm Islam.pptx
 
Etika berpakaian wanita muslimah dalam al quran dan hadits
Etika berpakaian wanita muslimah dalam al quran dan haditsEtika berpakaian wanita muslimah dalam al quran dan hadits
Etika berpakaian wanita muslimah dalam al quran dan hadits
 

Plus de asnin_syafiuddin

02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukumasnin_syafiuddin
 
01. pendahuluan ushul fiqh
01. pendahuluan  ushul fiqh01. pendahuluan  ushul fiqh
01. pendahuluan ushul fiqhasnin_syafiuddin
 
Perbaharui hidupmu dengan puasa
Perbaharui hidupmu dengan puasaPerbaharui hidupmu dengan puasa
Perbaharui hidupmu dengan puasaasnin_syafiuddin
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhanasnin_syafiuddin
 
02 perkawinan pria muslim dengan wanita non muslim
02 perkawinan pria muslim dengan wanita non muslim02 perkawinan pria muslim dengan wanita non muslim
02 perkawinan pria muslim dengan wanita non muslimasnin_syafiuddin
 
13. larangan makan harta orang lain secara batil
13. larangan makan harta orang lain secara batil13. larangan makan harta orang lain secara batil
13. larangan makan harta orang lain secara batilasnin_syafiuddin
 
10. memenuhi akad dan janji
10. memenuhi akad dan janji10. memenuhi akad dan janji
10. memenuhi akad dan janjiasnin_syafiuddin
 
makanan dan minuman (tafsir ahkam)
makanan dan minuman (tafsir ahkam)makanan dan minuman (tafsir ahkam)
makanan dan minuman (tafsir ahkam)asnin_syafiuddin
 
02. mengenal jin dan syaithan
02. mengenal jin dan syaithan02. mengenal jin dan syaithan
02. mengenal jin dan syaithanasnin_syafiuddin
 

Plus de asnin_syafiuddin (14)

01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan
 
02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum
 
01. pendahuluan ushul fiqh
01. pendahuluan  ushul fiqh01. pendahuluan  ushul fiqh
01. pendahuluan ushul fiqh
 
Perbaharui hidupmu dengan puasa
Perbaharui hidupmu dengan puasaPerbaharui hidupmu dengan puasa
Perbaharui hidupmu dengan puasa
 
Ramadhan dan perubahan
Ramadhan dan perubahanRamadhan dan perubahan
Ramadhan dan perubahan
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan
 
02 perkawinan pria muslim dengan wanita non muslim
02 perkawinan pria muslim dengan wanita non muslim02 perkawinan pria muslim dengan wanita non muslim
02 perkawinan pria muslim dengan wanita non muslim
 
13. larangan makan harta orang lain secara batil
13. larangan makan harta orang lain secara batil13. larangan makan harta orang lain secara batil
13. larangan makan harta orang lain secara batil
 
12. utang dan gadai
12. utang dan gadai12. utang dan gadai
12. utang dan gadai
 
11. riba
11. riba11. riba
11. riba
 
10. memenuhi akad dan janji
10. memenuhi akad dan janji10. memenuhi akad dan janji
10. memenuhi akad dan janji
 
makanan dan minuman (tafsir ahkam)
makanan dan minuman (tafsir ahkam)makanan dan minuman (tafsir ahkam)
makanan dan minuman (tafsir ahkam)
 
02. mengenal jin dan syaithan
02. mengenal jin dan syaithan02. mengenal jin dan syaithan
02. mengenal jin dan syaithan
 
01. iman kepada malaikat
01. iman kepada malaikat01. iman kepada malaikat
01. iman kepada malaikat
 

08. memelihara pandangan dan kehormatan

  • 1.
  • 2. TEKS AYAT  
  • 3. TERJEMAH AYAT  Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat“.
  • 4. TERJEMAH AYAT  Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara- saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
  • 5. MAKNA MUFRADAT  ( ), yakni hendaknya mereka menahan pandangannya dari pandangan yang tidak halal.  ( ), yakni hendaknya mereka memelihara kemaluannya dari sesuatu yang tidak halal melakukannya.  Perbedaan antara ( ) dengan memakai ( ) dan ( ) dengan tidak memakai ( ) adalah bahwa dalam memandang ada keleluasaan, karena boleh memandang selain antara pusat dan lutut wanita mahram, wajah dan kedua telapak tangan wanita lain, kedua telapak kakinya menurut salah satu dua riwayat. Sementara dalam hal memelihara kemaluan tidak ada keleluasaan, sebagaimana disebutkan dalam tafsir al- Kasysyaf. Cukuplah perbedaannya adalah bahwa dibolehkan memandang kecuali yang dikecualikan, dilarang jima’ kecuali yang dikecualikan . Maksudnya adalah dasar dalam kemaluan adalah dilarang, dan dalam memandang adalah boleh.
  • 6. MAKNA MUFRADAT Didahulukannya menahan pandangan dari pada memelihara kemaluan karena memandang dapat membawa pada perzinahan. ( ) : lebih baik dan lebih suci. ( ) : sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat dalam hal pandangan dan kemaluan, lalu Dia membalas apa yang mereka lakukan.
  • 7. MAKNA MUFRADAT  ( ) : Hendaklah mereka (wanita yang beriman) menahan pandangannya, maka karenanya mereka tidak memandang laki-laki yang tidak halal bagi mereka.  ( ) : dan memelihara kemaluannya dengan memeliharanya dari zina. Yakni dengan memelihara kemaluan dari perbuatan yang tidak dihalalkan.  ( ) : menampakkan.  ( ) : perhiasannya seperti pakaian dan celupan. Atau mereka tidak menampakkan tempat- tempat (anggota badan) perhiasan kepada orang yang tidak halal untuk ditampakkan.
  • 8. MAKNA MUFRADAT  ( ) kecuali yang (biasa) nampak daripadanya ketika melakukan sesuatu seperti pakaian dan cincin, karena dalam menutupinya ada kesulitan. Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud itu adalah wajah dan telapak tangan. Jadi boleh melihatnya bagi laki-laki lain jika tidak timbul fitnah, menurut salah satu dua pendapat, karena ia bukan aurat. Pendapat lain mengatakan haram melihat wajah, karena wajah itu tempat timbulnya fitnah. Baidhawi berkata : Yang nampak adalah bahwa ini dalam shalat, bukan dalam memandang, karena seluruh badan wanita yang merdeka adalah aurat . Tidak halal bagi selain suami dan mahram melihatnya kecuali dalam keadaan darurat seperti dalam pengobatan, pengajaran, transaksi, dan kesaksian.
  • 9. MAKNA MUFRADAT  ( / Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya). Yakni hendaknya mereka menutupi kepala, leher, dada dengan kudung. ( ) adalah yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya. Sedangkan ( ) adalah bentuk jama’ dari ( ) , yaitu pembukaan di atas baju, yang bisa menampakkan sebagian dada.  ( / dan janganlah menampakkan perhiasannya,) , perhiasan yang tersembunyi, atau tempat-tempat dipakainya perhiasan, yaitu selain wajah dan dua telapak tangan. Ini disebutkan dua kali untuk menjelaskan kepada siapa boleh menampakkan perhiasan dan kepada siapa tidak boleh menampakkannya.
  • 10. MAKNA MUFRADAT  ( /kecuali kepada suami mereka). ( ) bentuk jama’ dari ( ) , yaitu suami. Karena mereka adalah yang dituju dari perhiasan itu. Mereka boleh melihat seluruh tubuh isterinya, sekalipun kemaluan, tapi makruh.  ( / atau ayah mereka, atau ayah suami mereka) … sampai firman-Nya ( / atau budak-budak yang mereka miliki) . Ini untuk menghilangkan kesulitan karena banyknya berbaur dan bergaul, dan karena sedikit timbulnya fitnah dari pihak mereka. Sebab tabiat manusia tidak mau menyentuh kerabatnya. Oleh karena itu mereka boleh melihatnya kecuali antara pusat dan lutut. Mereka haram melihat antara pusat dan lutut kecuali suami.
  • 11. MAKNA MUFRADAT  Firman Allah ( / atau wanita-wanita Islam) mengecualikan wanita-wanita kafir. Maka menurut jumhur ulama wanita-wanita Islam tidak boleh membuka auratnya di hadapan wanita-wanita kafir, karena mereka tidak merasa berat memberikan sifat-sifat mereka kepada laki-laki. Ulama madzhab Hambali membolehkannya, karena yang dimaksud adalah jenis wanita, bukan seluruhnya.
  • 12. MAKNA MUFRADAT  ( ) : atau budak-budak yang mereka miliki.  ( / atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)). ( ) yaitu kebutuhan/keinginan terhadap wanita. Tentang orang yang dikebiri ada perbedaan pendapat.  ( ) : atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita untuk jima’, karena mereka masih kecil dan belum baligh. Kepada mereka boleh menampakkan perhiasan selain antara pusat dan lutut. ( ) isim jenis, bentuk mufrad (tunggal) dalam posisi jama’.
  • 13. MAKNA MUFRADAT  ( / Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan). Yaitu gelang kaki yang bergerincing yang menimbulkan perhatian dan kecenderungan laki-laki. Ini lebih kuat dari pada larangan menampakkan perhiasan, dan lebih menunjukkan larangan meninggikan suara.  ( /Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman) dari yang pandangan yang dilarang yang telah kamu lakukan.  ( / supaya kamu beruntung), yakni beruntung dengan kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan selamat dari dosa dengan diterimanya taubat.  Dalam ayat ini ada dominasi laki-laki terhadap wanita.
  • 14. SEBAB NUZUL AYAT  Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil, ia berkata : Jabir bin Abdullah menyampaikan berita kepada kami bahwa Asma binti Martsad berada di kebun kurma miliknya. Wanita-wanita berdatangan masuk padanya dalam keadaan tidak memakai sarung, sehingga gelang kaki mereka nampak kelihatan, dada dan pinggang mereka juga kelihatan. Asma berkata : Alangkah buruknya ini. Lalu turunlah ayat ( ).
  • 15. SEBAB NUZUL AYAT  Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ali –semoga Allah memuliakannya- bahwa seorang laki-laki di zaman Rasulullah saw melewati salah satu jalan di Madinah. Ia melihat seorang wanita, dan wanita itu pun melihatnya. Setan membisikkan kepada keduanya bahwa masing- masing memandang yang lain semata-mata karena mengaguminya. Ketika laki-laki itu berjalan ke samping kebun dalam keadaan memandangi wanita itu, dia membentur dinding kebun dan hidungnya pecah. Ia berkata : Saya tidak akan membasuh darah ini sampai saya mendatangi Rasulullah saw dan memberitahukannya keadaanku. Lalu laki-laki itu mendatangi beliau dan menceritakan kisahnya. Nabi saw bersabda : “Ini adalah siksaan dosamu”. Dan Allah menurunkan ayat : ( ) dst.
  • 16. SEBAB NUZUL AYAT  Ibnu Jarir meriwayatkan dari Hadhrami bahwa seorang wanita memakai dua gelang kaki dari perak, dan memakai gelang dari batu aki , lalu dia melewati pada satu kaum, ia memukulkan kakinya, gelang kaki itu menimpa pada gelang batu aki sehingga bersuara. Lalu Allah menurunkan ayat : ( )
  • 17. MUNASABAH AYAT  Ayat ini jelas hubungannya dengan ayat sebelumnya, karena masuk ke rumah merupakan dugaan melihat aurat. Oleh karena itu Allah memerintahkan orang-orang yang beriman laki-laki dan wanita untuk menahan pandangannya dalam bentuk hukum yang umum yang mencakup orang yang minta izin untuk masuk rumah orang lain dan yang lainnya. Orang yang minta izin masuk rumah orang lain wajib menahan pandangan ketika meminta izin dan masuk rumah, untuk mencegah dari pelanggaran melakukan yang diharamkan. Begitu juga wanita wajib tidak menampakkan perhiasannya kepada siapa pun kecuali kepada mahramnya, karena dalam hal itu akan menimbulkan fitnah yang mendorong terjatuh pada yang haram. Seperti memandang yang merupakan jalan menuju perzinahan. Berkumpulnya hukum memandang dan hijab akan menutup jalan lahirnya kerusakan.
  • 18. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  ( /Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya). Yakni katakan wahai Muhammad kepada hamba-hamba-Ku yang mukmin : tahanlah pandangan kalian dari yang diharamkan Allah atas kalian. Janganlah kalian memandang kecuali pandangan yang dibolehkan kepada kalian. Ungkapan dengan ( ) merupakan isyarat bahwa sifat orang-orang yang beriman adalah segera melaksanakan perintah Allah. Yang dimaksud dengan menahan pandangan adalah bukan memejamkan mata, tetapi menundukkan pandangan karena malu.
  • 19. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Min dalam lafaz ( ) menunjukkan sebagian, yakni hendaknya mereka menahan sebagian pandangan mereka, maka pandangan mereka jatuh pada yang diharamkan. Ketika itu maksudnya mencela orang yang banyak memandang pada yang haram, sebagaimana disebutkan dalam sebab nuzul ayat yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardaweih. Untuk membedakan perintah antara menahan pandangan dan memelihara kemaluan adalah bahwa pada dasarnya dalam kemaluan itu haram kecuali yang dikecualikan. Sedangkan dalam pandangan, maka pada dasarnya adalah boleh kecuali yang dikecualikan sebagaimana telah dijelaskan.
  • 20. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Jika pandangan itu jatuh pada yang diharamkan tanpa disengaja, maka wajib memejamkan mata dan segera memalingkan pandangan. Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’I dari Jarir bin Abdullah al-Bajali ra, ia berkata : Saya bertanya kepada Nabi saw tentang pandangan secara tiba-tiba, lalu beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku.  Abu Daud meriwayatkan dari Buraidah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda kepada Ali: “Wahai Ali, janganlah pandangan itu diikuti dengan pandangan kedua, karena pandangan pertama untukmu, sedangkan pandangan kedua bukan untukmu”.
  • 21. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri, ia berkata, Rasulullah saw bersabda : “Jauhilah olehmu duduk di jalanan”, para sahabat bertanya : Kami mesti duduk di jalanan untuk bicara-bicara. Lalu Rasulullah saw bersabda : “Jika kalian tidak mau, maka berikanlah hak jalan”. Mereka bertanya : Apa itu hak jalan wahai Rasulullah? Beliau menjawab :”Menahan pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam, memerintahkan yang baik, dan mencegah kemunkaran”.
  • 22. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Sebab perintah menahan pandangan adalah menutup jalan menuju kerusakan, menghalangi sampainya pada dosa, karena pandangan merupakan jalan menuju perzinahan. Sebagian ulama salaf berkata : “Pandangan adalah bagaikan anak panah beracun bagi hati”. Oleh karena itu dalam ayat ini Allah mengumpulkan antara perintah memelihara kemaluan dengan perintah memelihara pandangan yang dapat mendorong perbuatan yang dilarang sesungguhnya, yaitu zina. Allah berfirman :
  • 23. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  ( /dan memelihara kemaluannya), yakni dari melakukan perbuatan keji seperti zina, homosexual, dan dari melihatnya seseorang pada perbuatan keji tersebut. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ashabussunan :” /jagalah auratmu kecuali dari isterimu dan budak yang kamu miliki”.
  • 24. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Allah berfirman menjelaskan hikmah dua perintah di atas : ( /yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka). Yakni menahan pandangan dan memelihara kemaluan adalah lebih baik , lebih mensucikan hati, dan lebih membersihkan agama mereka. Sebagaimana dikatakan : Barangsiapa menjaga pandangannya, maka Allah akan memberikan cahaya pada mata hatinya, atau ke dalam hatinya. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Umamah ra dari Nabi saw, beliau bersabda : “Tidaklah ada seorang muslim pun yang memandang kecantikan wanita, kemudian ia menahan pandangannya, kecuali Allah akan menggantikan baginya ibadah yang ia merasakan kenikmatannya”.
  • 25. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  ( ) adalah yang merupakan isim tafdhil (kata yang menunjukkan lebih) menunjukkan secara lebih bahwa menahan pandangan dan memelihara kemaluan dapat mensucikan jiwa dari kotoran kehinaan. Tafdhil di sini hanya dalam perkiraan, atau dengan memandang dugaan mereka bahwa dalam melihat itu bermanfaat.
  • 26. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  ( /sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat). Yakni sesungguhnya Allah mengetahui secara sempurna semua perbuatan yang mereka lakukan, tidak ada yang tersembunyi sedikitpun. Ini merupakan ancaman dan janji, sebagaimana Allah berfirman : ( / Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.[QS.Ghafir:19]). Dia mengetahui curi-curi pandangan dan seluruh anggota badan. ( ) yang berasal dari kata ( ) yaitu pengetahuan yang kuat yang sampai pada batin segala sesuatu. Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya dalam ta’liqnya dan Imam Muslim dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Ditulis bagi manusia bagiannya dari zina, tidak diragukan lagi ia mengetahui hal itu, zina dua mata adalah melihat, zina lisan adalah mengucapkan, zina dua telinga adalah mendengar, zina dua tangan adalah memegang, zina dua kaki adalah melangkah, jiwa berangan dan menginginkan, kemaluan membuktikan atau mendustakannya”.
  • 27. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Berbeda dengan kebiasaan firman Allah yang pada umumnya panggilan terhadap wanita masuk pada panggilan terhadap laki-laki, Allah SWT memerintahkan kepada kaum mukmin wanita untuk menahan pandangan dan memelihara kemaluan sebagaimana Allah memerintahkan kepada kaum laki-laki, sebagai penguat terhadap yang diperintahkan, dan menjelaskan sebagian hukum yang khusus bagi kaum wanita, yaitu larangan menampakkan perhiasan, hijab, larangan terhadap yang mengundang perhatian terhadap perhiasan. Allah berfirman ( / Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, ). Yakni katakan wahai Rasul juga kepada wanita mukmin : tahanlah pandangan kamu dari yang diharamkan Allah, yaitu memandang kepada selain suami kamu, dan peliharalah kemaluanmu dari zina dan semacamnya seperti perbuatan lesbian
  • 28. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Oleh karena itu wanita sama sekali tidak boleh melihat laki-laki lain dengan syahwat atau tidak dengan syahwat menurut pendapat banyak ulama berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Daud dan Tirmidzi dari Ummu Salamah bahwa beliau bersama Maimunah berada di sisi Rasulullah saw, lalu datanglah Ibnu Ummi Maktum dan masuk. (kata Ummu Salamah) Hal itu setelah Allah memerintahkan hijab kepada kami. Rasulullah saw bersabda : “Berhijablah kamu berdua darinya”. Ummu salamah berkata : bukankah dia (Ibnu Ummi Maktum) itu buta, tidak melhat dan tidak mengenal kami? Rasulullah saw menjawab : “Apakah kamu berdua buta, bukankah kamu berdua melihatnya”?  Dalam kitab al-Muwaththa’ dari Aisyah bahwa beliau memakai hijab dari seorang buta, lalu beliau ditanya : dia itu tidak melihat anda. Beliau menjawab : Tetapi saya melihatnya.
  • 29. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Sekelompok ulama yang lain membolehkan wanita memandang laki-laki lain tanpa syahwat selain antara lutut dan pusat. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah saw pernah melihat orang- orang Habasyah (Etiopia) sedang bermain tombak pendek pada hari raya di dalam masjid, sedangkan Aisyah Ummul Mukminin melihat mereka di belakang beliau, beliau menghalanginya dari mereka sampai ia bosan dan pulang. Ini pendapat yang paling mudah di zaman sekarang ini.  Ulama kelompok kedua ini berpendapat bahwa perintah memakai hijab dari Ibnu Ummi Maktum menunjukkan pada sunnah. Demikian juga berhijabnya Aisyah ra dari seorang buta adalah tindakan kehati-hatian beliau. Ini dikuatkan dengan masih terusnya wanita pergi keja ke pasar, ke mesjid, dan bepergian dengan memakai cadar sehingga laki-laki tidak melihatnya. Sedangkan laki-laki tidak diperintahkan memakai cadar agar tidak dilihat wanita. Ini merupakan dalil berbedanya hukum antara laki-laki dan wanita.
  • 30. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Kemudian Allah SWT menyebutkan beberapa hukum khusus bagi wanita, yaitu : 1. ( / dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya). Maksudnya : janganlah mereka menampakkan perhiasan bagi orang lain sedikitpun ketika memakai perhiasan. Perhiasan adalah segala bentuk perhiasan yang dipakai. Oleh karena itu menampakkan tempat dipakainya perhiasannya lebih utama untuk dilarang. Atau maksudnya : janganlah mereka menampakkan tempat-tempat perhiasan. Yang disebutkan perhiasan tapi yang dimaksud adalah tempatnya. Pengertian ini berdasarkan firman Allah ( ).
  • 31. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Pengertian kedua ini lebih utama, sebab perhiasan itu sendiri bukan yang dimaksud dari larangan. Apapun maknanya, yang jelas ada hubungan kuat antara perhiasan dan tempatnya. Yang dimaksud adalah larangan menampakkan bagian-bagian tubuh yang menjadi tempat perhiasan, seperti dada, telinga, leher, pergelangan tangan, lengan, dan betis.  Adapun yang dimaksud dengan ( ) adalah wajah, dua telapak tangan dan cincin, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan jamaah. Pendapat ini pendapat yang masyhur menurut jumhur. Pendapat ini didukung hadits yang diriwayatkan Abu Daud dari Aisyah ra bahwa Asma binti Abu Bakar masuk ke rumah Nabi saw dengan memakai kain tipis, lalu beliau berpaling darinya dan berkata : “Wahai Asma, sesunggunya wanita apabila telah haidh tidak pantas terlihat kecuali ini”, beliau mengisyaratkan pada wajah dan kedua telapak tangannya. Ini adalah hadits mursal.
  • 32. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Berdasarkan ini, ulama-ulama madzhab Hanafi, Maliki, dan Syafi’I dalam satu riwayatnya berkata : sesungguhnya wajah dan dua telapak tangan tidak termasuk aurat. Jadi yang dimaksud dengan ( ) adalah yang nampak sesuai dengan adat kebiasaan.  Diriwayatkan dari Abu Hudzaifah ra bahwa dua telapak kaki juga bukan termasuk aurat, karena lebih sulit menutupnya dari pada menutup dua telapak tangan, terutama penduduk kampung.  Diriwayatkan juga dari Abu Yusuf bahwa hasta tidak termasuk aurat , karena terdapat kesulitan dalam menutupnya.
  • 33. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Imam Ahmad dan Syafi’I dalam salah satu pendapatnya yang paling benar berpendapat bahwa tubuh wanita merdeka seluruhnya adalah aurat, berdasarkan hadits-hadits yang lalu tentang pandangan yang tiba-tiba dan haramnya pandangan berikutnya. Dan juga berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw pada hari lebaran adha membonceng Fadhl bin Abbas di belakangnya, lalu Fadhl melihat wanita yang bersih dari suku Khasy’amiyah ketika bertanya kepada beliau. Nabi saw memegang dagunya dan memalingkan wajahnya dari melihatnya.  Jadi yang dimaksud dengan firman Allah ( ) adalah yang nampak sendiri bukan dengan sengaja.
  • 34. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Pendapat yang kuat menurut fiqh dan syara’ adalah bahwa wajah dan kedua telapak tangan tidak termasuk aurat jika tidak terjadi fitnah. Jika dikhawatirkan timbul fitnah, terjadi desakan, dan banyak kefasikan, maka wajib menutup wajah. Adapun dalil-dalil pendapat kedua dimaksudkan sebagai kehati-hatian, khawatir timbul fitnah, dan melepaskan diri dari godaan setan. Menurut syara’ dalam keadaan terpaksa boleh melihat wanita lain seperti dalam khitbah, kesaksian, pengadilan, transaksi, pengobat an, dan pendidikan. Dalam kondisi ini semua boleh melihat wajah dan kedua telapak tangan saja. Juga dokter laki-laki jika tidak ada dokter wanita boleh melihat tempat penyakit untuk pengobatan.
  • 35. TAFSIR/PENJELASAN AYAT 2. ( / Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,). Yakni hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke atas bagian dada untuk menutupi rambut, leher, dan dada. di sini maksudnya menurunkan, menjatuhkan dan menutupi. jama’ dari , yaitu sesuatu yang digunakan wanita untuk menutupi kepalanya. jama’ dari , yaitu pembukaan di bagian atas baju yang bisa menampakkan sebagian leher. Ini merupakan perintah yang bersifat bimbingan untuk menutup sebagian tempat perhiasan dalam wanita. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : Semoga Allah merahmati wanita-wanita muhajirin yang pertama ketika Allah menurunkan ayat ( ) mereka menyobek kain sarungnya untuk menutupi kepalanya.
  • 36. TAFSIR/PENJELASAN AYAT 3. ( / dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra- putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka). Yakni janganlah mereka menampakkan perhiasannya yang tersembunyi kecuali kepada suami mereka, karena mereka yang dimaksud untuk bersenang-senang dan melihat; atau bapak-bapak dan kakek-kakek si wanita; atau bapak suami, atau anak laki-laki isteri; atau anak laki-laki suami; atau saudara laki- laki dan saudara perempuan; atau anak saudara laki-laki; atau anak laki-laki saudara perempuan sekandung, atau sebapak, atau seibu.
  • 37. TAFSIR/PENJELASAN AYAT Mereka semua adalah mahram, seorang wanita boleh menampakkan perhiasannya kepada mereka tanpa dandanan. Mereka adalah kerabat dari keturunan, yaitu 5 macam. Di antara mereka ada dua orang dari kerabat lantaran hubungan perkawinan, yaitu bapak suami dan anak suami. Tetapi dalam ayat ini tidak disebut mahram karena keturunan dari pihak paman,karena paman disamakan dengan bapak. Demikian juga tidak disebutkan mahram karena hubungan persusuan, tetapi hadits menyebutkannya, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad,Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasa’I, Ibnu Majah dari Aisyah : “Haram kerabat karena persusuan sebagaimana haramnya kerabat karena keturunan”.
  • 38. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  ( / atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita). Mereka jenis lain yang wanita boleh menampakkan perhiasannya selain antara pusat dan lututnya. Yaitu : wanita-wanita Islam, budak, pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai syahwat/keinginan terhadap wanita, dan anak-anak kecil yang belum mengerti tentang aurat wanita karena usianya yang masih kecil dan belum pernah memperhatikan tentang masalah sex.
  • 39. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang wanita, budak, pelayan laki-laki, dan anak-anak.  Jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan para wanita adalah wanita seagama, bukan wanita ahli dzimmah. Oleh karena itu, wanita muslimah tidak boleh menampakkan tubuhnya selain wajah dan telapak tangan di hadapan wanita kafir, agar si wanita kafir itu tidak menjelaskan sifatnya kepada suaminya atau yang lain. Jadi wanita kafir itu baginya seperti laki-laki lain. Sedangkan wanita muslimah juga haram menjelaskan sifat wanita muslimah lain kepada suaminya atau laki-laki lain. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah saw bersabda : “Janganlah seorang wanita berbaur dengan wanita lain, lalu dia menjelaskan sifatnya kepada suaminya seolah-olah dia meliahtnya“.
  • 40. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Dalil jumhur ulama adalah hadits yang diriwayatkan Said bin Mansur, Ibnu al-Mundzir, dan Baihaqi dalam kitab Subnannya dari Umar bin Khattab, bahwa ia menulis surat kepada Abu Ubaidah bin al-Jarrah ra : “Ada berita sampai kepadaku bahwa wanita-wanita muslimah masuk ke kamar kecil bersama wanita-wanita musyrik, berita ini datang dari kamu, maka tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir auratnya dilihat kecuali oleh (wanita) penganut agamanya”.  Sekelompok ulama, di antaranya ulama madzhab Hanbali berpendapat bahwa yang dimaksud dengan wanita-wanita itu adalah wanita muslimah dan wanita kafir secara umum. Maka idhafah dalam firman Allah () adalah untuk menyerupai, yakni dari jenis mereka. Jadi aurat wanita bagi wanita lain secara mutlak adalah antara pusat dan lutut saja.
  • 41. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Adapun yang dimaksud dengan ( / budak- budak yang mereka miliki,), menurut kebanyakan ulama adalah mencakup laki-laki dan wanita. Maka boleh bagi wanita menampakkan selain antara pusat dan lututnya kepada budaknya, baik laki-laki maupun wanita. Dalil mereka adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, Ibnu Mardaweih, Baihaqi dari Anas ra bahwa Nabi saw datang membawa budak pada Fatimah untuk dihadiahkan kepadanya. Fatimah memakai baju yang pabila ditutupkan ke kepalanya, tidak sampai ke kakinya, dan apabila ditutupkan ke kakinya tidak sampai ke kepalanya. Ketika Nabi saw melihat yang terjadi, beliau bersabda : “Tidak apa-apa, ini bapakmu dan budakmu”.  Segolongan ulama berpendapat bahwa budak itu khusus budak wanita, karena budak laki-laki sama dengan laki-laki merdeka dalam pengharaman.
  • 42. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Adapun ( /pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita) adalah mereka yang melayani orang-orang untuk mendapatkan kelebihan makanan tanpa mempunyai keinginan dan kecenderungan terhadap wanita.  Para ulama berbeda pendapat tentang mereka. Ada pendapat yang mengatakan bahwa mereka adalah laki-laki tua yang syhwatnya sudah habis, atau orang yang tolol yang tidak mengerti sedikitpun tentang masalah wanita, atau orang yang dipasektomi, atau pelayan orang hanya untuk mencari makan, atau banci. Pendapat yang dapat dijadikan patokan adalah setiap laki-laki yang tidak punya keinginan terhadap wanita, tidak dikhawatirkan timbul fitnah, dan tidak menjelaskan sifat wanita kepada laki-laki lain.
  • 43. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’I meriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata : Ada seorang laki-laki banci masuk ke rumah isteri- isteri Nabi saw, mereka menganggapnya termasuk yang tidak punya keinginan terhadap wanita, lalu Nabi saw masuk sedangkan si laki- laki itu sedang menjelaskan sifat seorang wanita : apabila si wanita itu menghadap, ia menghadap dengan empat, dan apabila membelakangi, ia membelakangi dengan delapan. Lalu Rasulullah saw bersabda : “Saya melihat orang ini mengetahui apa yang ada di sini, jangan sekali-kali ia masuk kepada kalian”. Beliau pun mengusirnya dari rumah.
  • 44. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Adapun anak-anak adalah mereka yang belum mengerti tentang keadaan dan aurat wanita, dan belum nampak pada mereka kecenderungan sex yang kuat karena usianya yang kecil. Apabila anak- anak itu masih kecil belum memahami hal itu tidak mengapa masuk ke tempat wanita. Adapun anak remaja atau mendekati remaja sebelum baligh yang bisa menceritakan apa yang ia lihat, maka tidak boleh masuk ke tempat wanita. Dalilnya adalah wajibnya si anak meminta izin ketika masuk rumah pada tiga waktu yang dijelaskan Allah dalam al- Qur’an (QS. An-Nur:59).  Kelompok ulama lain berpendapat bahwa wanita tidak haram menampakkan perhiasanya terhadap anak kecil kecuali anak itu mempunyai kerinduan terhadap wanita, baik sudah remaja ataupun belum. Kebolehan di sini lebih luas dari pada pendapat pertama.
  • 45. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Kemudian Allah melarang sesuatu yang menyebabkan timbulnya fitnah, firman-Nya : ( / Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan). Yakni seorang wanita tidak boleh memukulkan kedua kakinya dalam berjalan supaya orang-orang mengetahui suara gelang kakinya, karena itu merupakan dugaan timbulnya fitnah dan kerusakan, mengundang perhatian, membangkitkan gejolak syahwat, dan berburuk sangka bahwa wanita itu tukang berbuat kefasikan. Jadi memperdengarkan suara perhiasan sama dengan menampakkannya, bahkan lebih dahsyat, sedangkan tujuannya adalah menutupi.
  • 46. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Ini mencakup semua yang akan membawa pada fitnah dan kerusakan, seperti menggerakkan tangan yang ada gelangnya, menggerakkan tali rambut, memakai parfum dan perhiasan ketika keluar rumah sehingga laki-laki mencium baunya dan terpesona denganperhiasannya. Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa’I meriwayatkan dari Abu Musa al-’Asy’ari ra dari Nabi saw, beliau bersabda : “Setiap mata berzina, dan wanita apabila memakai parfum lalu melewati majlis laki-laki, maka ia itu begitu dan begitu”. Maksudnya berzina.  Abu Daud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : “Allah tidak menerima shalat seorang wanita yang memakai wangi- wangian untuk pergi ke mesjid sehingga ia pulang, lalu ia mandi seperti mandi junub”.
  • 47. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  Lam pada firman Allah ( ) adalah lam akibat atau menjadi. Jadi memukulkan kaki di hadapan laki-laki lai dilarang secara mutlak, baik dengan tujuan memberitahukan atau tidak. Karena akibat memukulkan kaki yang ada gelangnya dan semacamnya (sepatu yang tumitnya tinggi) orang mengetahui perhiasan yang disembunyikan, lalu terjadilah fitnah terhadapnya.  Madzhab hanafi dalam larangan ini mengambil dalil bahwa suara wanita aurat, karena jika memperdengarkan suara gelang kakinya saja dilarang, maka memperdengarkan suaranya lebih utama untuk dilarang. Yang jelas bahwa suara wanita bukan auarat apabila tidak menimbulkan fitnah. Dalilnya adalah bahwa isteri-isteri Nabi saw meriwayatkan hadits kepada laki-laki lain.
  • 48. TAFSIR/PENJELASAN AYAT  ( / Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang- orang yang beriman supaya kamu beruntung.). Yakni kembalilah untuk taat kepada Allah wahai orang-orang yang beriman semua, laksanakanlah sifat dan akhlak terpuji yang diperintahkan-Nya, tinggalkanlah yang dilarang Allah seperti tidak menahan pandangan, tidak memelihara kemaluan, masuk rumah orang lain tanpa izin, sifat dan akhlak jahiliyah yang tercela, niscaya kamu akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.  Mereka dipanggil dengan sifat iman untuk mengingatkan bahwa keimanan yang benar akan membawa pemiliknya pada ketundukan, taubat dan istighfar , karena taubat menyebabkan keberuntungan dan kebahagiaan.
  • 49. PELAJARAN YANG TERKANDUNG DALAM AYAT 1. Wajib menahan pandangan dari dari laki-laki atau wanita yang tidak halal. 2. Wajib memelihara kemaluan dari peglihatan orang yang tidak halal dan dari perbuatan keji. 3. menahan pandangan dan memelihara kemaluan adalah yang paling suci dalam agama dan lebih jauh dari dosa. 4. Aurat ada 4 macam : a. Aurat laki-laki bersama laki-laki. Boleh melihat seluruh tubuhnya kecuali antara pusat dan lututnya.
  • 50. PELAJARAN YANG TERKANDUNG DALAM AYAT b. Aurat wanita bersama wanita. Yaitu seperti laki bersama laki-laki. Wanita kafir tidak seperti wanita muslimah menurut pendapat yang paling kuat. Jadi ia tidak boleh melihat badan wanita muslimah. c. Aurat wanita bersama laki-laki. Jika wanita itu wanita lain maka seluruh tubuhnya aurat kecuali wajah dan kedua telapak tangan. d. Aurat laki-laki bersama wanita. Jika laki-laki itu laki- laki lain, maka auratnya bersama wanita adalah antara pusat dan lututnya. Menurut satu pendapat, auratnya adalah seluruh tubuhnya seperti wanita di hadapan laki-laki lain kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Pendapat pertama adalah pendapat yang paling benar.
  • 51. PELAJARAN YANG TERKANDUNG DALAM AYAT 5. Wanita wajib menutup rambut, leher dan dadanya. 6. Wanita tidak boleh menampakkan perhiasannya kecuali di hadapan laki-laki yang dikecualikan pada ayat di atas. 7. Wanita haram melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan fitnah, seperti menghentakkan sepatu atau sandal, berdandan dan memakai wangi- wangian. 8. Seorang mukmin laki-laki dan wanita wajib bertaubat , sebab manusia tidak lepas dari sifat lupa dan lalai dalam melaksnakan hak- hak Allah swt.