Secara kebahasaan, salaf adalah suatu masa yang mendahului masa-masa yang berikutnya.
Secara terminologis, salaf adalah tiga kurun atau tiga abad pertama dalam Islam.
1. MUHAMMAD IDRUS RAMLI
Dalam Halaqah Nasional
KIAI PONDOK PESANTREN AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
Di Pondok Pesantren al-Qur’an al-Falah
Nagreg Bandung, 15 Desember 2012
SALAFI DAN SALAFIYAH BAGIAN
DARI SEBUAH PROPAGANDA
2. DEFINISI SALAF
Secara kebahasaan, salaf adalah suatu
masa yang mendahului masa-masa yang
berikutnya.
Secara terminologis, salaf adalah tiga
kurun atau tiga abad pertama dalam
Islam.
ْنَع ُهْنَع ُهللا َيِضَر ِهللا ِدْبَع ْنَعَع ُهللا ىَّلَص ِي َِّبنالَالَق َمَّلَسَو ِهْيَل
َي َينِذَّلا َُُّث ِِنْرَق َِّاسنال ُرْيَخُلَي َينِذَّلا َُُّث ْمُهَونُلُيءََِي َُُّث ْمُهَون
َِي ْمِهِدََحأ ُةَادَهَش ُقِبْسَت ٌامَوَْقأَتَادَهَش ُهُينَِيَو ُهَينُه
3. GENERASI TERBAIK
ِي َِّبنال ْنَع ُهْنَع ُهللا َيِضَر ِهللا ِدْبَع ْنَعَالَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَصِِنْرَق َِّاسنال ُرْيَخ
ُهَونُلَي َينِذَّلا َُُّث ْمُهَونُلَي َينِذَّلا َُُّثَهَش ُقِبْسَت ٌامَوَْقأ ُيءََِي َُُّث ْمُهَينَِي ْمِهِدََحأ ُةَاد
ُهَتَادَهَش ُهُينَِيَو(ومسلم البخاري رواه)
“Sebaik-baik manusia adalah generasi
yang sekurun denganku, kemudian
generasi berikutnya, kemudian generasi
berikutnya. Kemudian datang suatu
generasi, dimana kesaksian salah seorang
mereka mendahului sumpahnya, dan
sumpahnya mendahului kesaksiannya.”
4. SALAFI SEBUAH PROPAGANDA
Akhir-akhir ini, mengapa term
Salaf, Salafi dan gerakan Salafiyah
menjadi propaganda kelompok
tertentu?
Pertarungan ideologi, antara
gerakan Wahabi melawan
mayoritas umat Islam, telah
menggunakan berbagai
pendekatan
5. PENDEKATAN DALAM DAKWAH
KAUM WAHABI
Politik dan Militer
• Serangan kaum Wahabi terhadap umat Islam di
Jazirah Arab
• Berdirinya kerajaan Saudi Arabia
Ekonomi
• Pemberian santunan kepada yang tidak mampu
• Bea siswa kepada mahasiswa Wahabi
Propaganda
• Media, website dan penerbitan yang melimpah
• Jargon dan slogan (Salaf, Ahli Hadits, Ahlul Atsar dll)
6. PENDEKATAN GERAKAN
WAHABI DI INDONESIA
NO METODE
PENDEKATAN
POSISI
WAHABI
POSISI
NU
1 POLITIK KUAT LEMAH
2 EKONOMI KUAT LEMAH
3 MEDIA KUAT LEMAH
4 SLOGAN DAN
JARGON
KUAT LEMAH
7. PROPAGANDA GERAKAN
WAHABI
Mengapa gerakan Wahabi
menggunakan propaganda nama Salafi
dan Salafiyah?
Setelah berbagai propaganda gagal
menaikkan reputasi kaum Wahabi di
mata dunia Islam, kaum Wahabi
menggunakan beberapa jargon dan
slogan sebagai simbol pergerakan
mereka; seperti al-Muwahhidun,
Ahlussunnah Wal-Jama’ah, Salafi dan
Salafiyah, Ahli Hadits, dan ahlul-atsar
9. AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
Pada awalnya, gerakan Wahabi
membawa nama Ahlussunnah Wal-
Jama’ah sebagai label pergerakan
mereka, dengan bernaung di
bawah madzhab Hanbali.
Akan tetapi, kaum Wahabi gagal
membawa label Ahlussunnah Wal-
Jama’ah sebagai simbol gerakan
mereka, karena dua hal:
10. AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
Pertama, Ahlussunnah Wal-Jama’ah di
dunia Islam, terutama di luar negara
Saudi Arabia telah identik dengan
pengikut Asy’ari-Maturidi
Kedua, seluruh ulama di luar kaum
Wahabi, seperti ulama Hanafi, Maliki,
Syafi’i, Maliki, Hanbali, dan bahkan ulama
Syiah, Zaidiyah dan Ibadhiyah sepakat
menganggap Wahabi sebagai bagian dari
kaum Khawarij.
11. Pengikut Ibnu Abdil Wahhab
(kaum Wahabi), Khawarij masa
sekarang. (6/ 413).
WAHABI MENURUT ULAMA
HANAFIYAH, KHAWARIJ
12. Kaum Khawarij, mereka yang
mendistori penafsiran al-
Qur’an dan Sunnah, karenanya
mereka halalkan darah dan
harta kaum Muslimin, mereka
adalah satu golongan di tanah
Hijaz yang bernama Wahabi
(3/307)
WAHABI MENURUT ULAMA
MALIKIYAH, KHAWARIJ
13. Sekian banyak hadits yang menjelaskan tentang
Khawarij menegaskan bahwa sesungguhnya Ibnu
Abdil Wahhab dan pengikutnya termasuk
Khawarij, ciri-ciri mereka; dari Najd, dari arah
Timur Kota Madinah dan mencukur rambut
WAHABI MENURUT ULAMA
SYAFI’IYAH, KHAWARIJ
14. Hadits-hadits tentang Khawarij
diberlakukan oleh para ulama terhadap
mereka yang melawan Khalifah Ali dan
kelompoknya, tetapi Khawarij masa
sekarang (Wahabi), sama dengan Khawarij
masa lalu dalam sifat-sifat-nya.
WAHABI MENURUT ULAMA
HANABILAH, KHAWARIJ
16. SALAFI DAN SALAFIYAH
Kapan propaganda nama Salafi dan
Salafiyah lahir?
Pada tiga kurun pertama dalam Islam,
dan kurun-kurun berikutnya, tidak
dikenal jargon, slogan atau madzhab
yang bernama Salafi dan Salafiyah.
Mayoritas umat Islam, cukup dengan
nama Ahlussunnah Wal-Jama’ah,
dengan berbagai madzhabnya.
17. SALAFI DAN SALAFIYAH
Pada paruh kedua abad ke-19 Masehi,
pasca pendudukan Inggris di Mesir, lahir
gerakan pembaharuan yang dipelopori
oleh tokoh-tokoh modernis seperti
Muhammad Abduh, Jamaluddin al-
Afghani, Rasyid Ridha, Adurrahman al-
Kawakibi dll.
Sebagai sebuah gerakan pembaharuan,
kaum modernis merasa perlu untuk
mengeksploitasi jargon atau slogan
propaganda untuk menarik simpati masa
18. SALAFI DAN SALAFIYAH
Jargon Salafi dan Salafiyah, adalah
alternatif terbaik mereka, dalam
menerjemahkan gerakan kembali kepada
ajaran kaum Salaf, dan membersihkan
ajaran Islam dari berbagai bid’ah, waham
dan khurafat.
Hanya saja, kaum modernis tersebut
terjebak dalam slogan murni, dan justru
terjerumus dalam bid’ah-bid’ah baru
dalam pandangan dan ajaran mereka.
19. SALAFI DAN SALAFIYAH
Pada masa tersebut, kaum Wahabi
merasa jenuh dengan label Wahabi yang
terkesan negatif dalam pandangan dunia
Islam
Mereka pun akhirnya tertarik dengan
nama Salafi dan Salafiyah, sebagai label
baru bagi pergerakan mereka, yang
dipertemukan oleh isu dan propaganda
yang sama dengan kaum modernis,
yaitu sama-sama memerangi bid’ah,
waham dan khurafat.
20. SALAFI DAN SALAFIYAH
Strategi ini menemukan banyak
kendala yang cukup serius, seperti:
Nama gerakan Salafi dan Salafiyah
tidak dikenal pada masa-masa
sebelumnya
Nama al-firqah al-najiyah dalam
hadits-hadits Nabi saw, justru
bernama al-Jama’ah, al-sawad al-
a’zham, ma ana ‘alaihi wa ashhabi
dan lain-lain.
22. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Hadits adalah: apa saja yang
disandarkan kepada Nabi saw, meliputi
perbuatan, ucapan maupun pengakuan
Atsar adalah: apa saja yang dinisbatkan
kepada kaum salaf (sahabat, tabi’in dan
penerusnya), meliputi ucapan,
perbuatan maupun pengakuan.
Kaum Wahabi, mengklaim sebagai
representasi ahli hadits dan ahlul atsar,
karena mereka merasa paling konsisten
dengan hadits Nabi saw dan atsar salaf
23. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Klaim kaum Wahabi,
bahwa hanya mereka
sebagai representasi ahli
hadits dan ahli atsar,
menghadapi dua
kendala yang sangat
serius:
24. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Pertama, Ahli hadits tidak memiliki
paradigma tertentu yang menyatukan mereka
dalam satu madzhab, baik dalam hal fiqih,
maupun akidah.
Pembacaan terhadap kitab-kitab rijal al-
hadits akan menyimpulkan bahwa Ahli
hadits, ada yang mengikuti aliran
Ahlussunnah, Khawarij, Syiah, Mu’tazilah,
dan lain-lain dalam bidang akidah; dan ada
yang mengikuti madzhab Hanafi, Maliki,
Syafi’i, Hanbali dan lain-lain dalam bidang
fiqih.
25. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Kedua, pembacaan yang mendalam
terhadap kitab-kitab biografi ahli
hadits, seperti Tadzkirah al-Huffazh
karya al-Dzahabi dan Thabaqat al-
Huffazh karya al-Suyuthi, akan
menyimpulkan, bahwa mayoritas ahli
hadits, dalam bidang akidah mengikuti
madzhab al-Asy’ari (90 %), dan dalam
bidang fiqih mengikuti madzhab al-
Syafi’i (85 %).
26. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Sebagai solusi dari kedua
kendala serius tersebut, ada
beberapa strategi yang
dilakukan oleh kaum Wahabi,
untuk membangun reputasi
bahwa mereka benar-benar
representasi ahli hadits dan
ahlul atsar;
27. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Pertama, menetralisir ke-Asy’ari-yan
para ulama ahli hadits yang mengikuti
madzhab al-Asy’ari.
Seperti mengatakan bahwa al-Baihaqi,
al-Nawawi, Ibnu Hajar dan lain-lain,
bukan pengikut madzhab al-Asy’ari,
hanya saja sebagian pendapat mereka
sama dengan al-Asy’ari
Strategi ini selain ditolak oleh internal
Wahabi sendiri, juga bertentangan
dengan fakta dan realita sejarah.
28. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Kedua, menolak peran hadits dha’if
dalam segala hal, baik ahkam maupun
fadhail al-a’mal.
Strategi ini dipelopori oleh Syaikh al-
Albani dan murid-muridnya
Strategi ini sangat lemah, karena para
ulama ahli hadits sejak generasi salaf
menerima peran hadits dha’if dalam
fadhail al-a’mal, dan bahkan dalam
ahkam.
29. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Para ulama panutan kaum Wahabi,
sebelum generasi Syaikh al-Albani,
seperti para cucu pendiri Wahabi,
menerima peran hadits-hadits dha’if
dalam kitab-kitab mereka
Syaikh Ibnu Taimiyah, Ibnu
Qayyimil Jauziyyah dan
pengikutnya, banyak menyebarkan
hadits dha’if dan palsu dalam kitab-
kitab mereka
30. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Ketiga, mengacaukan kitab-kitab akidah
yang ditulis oleh para ulama ahli hadits
pengikut madzhab al-Asy’ari, seperti kitab-
kitab al-Baihaqi, al-Dani, Ibnu Hajar dan
lain-lain
Dengan cara menerbitkan dan memberi
catatan kaki yang justru berlawanan
dengan akidah penulis kitab tersebut.
Akan tetapi ketika penulis kitab tersebut,
memaparkan dalil-dalil akidah
Ahlussunnah, sang pen-tahqiq tidak
memberinya komentar
31. AHLI HADITS DAN AHLUL ATSAR
Keempat, menyebarkan riwayat dan
kitab palsu tentang akidah mereka
(hasyawiyah dan mujassimah) dan
dinisbatkan kepada para ulama salaf
dan ahli hadits, seperti:
Akidah al-Imam al-Syafi’i
Al-Radd ‘ala al-Jahamiyyah, Ahmad
bin Hanbal
Kitab al-Ru’yah dan Akhbar al-Shifat,
al-Imam al-Daraquthni
33. POSISI AL-IMAM AHMAD BIN HANBAL
(PENDIRI MADZHAB HANBALI)
Al-Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri
madzhab Hanbali, adalah tokoh
fenomenal yang diklaim oleh semua
aliran kaum Ahlussunnah
Semua kelompok Ahlussunnah,
Asy’ari-Maturidi di satu pihak, dan
ghulat al-hanabilah (mujassimah,
hasyawiyah) di pihak lain, sama-
sama mengklaim mengikuti akidah
Ahmad bin Hanbal
34. POSISI AL-IMAM AHMAD BIN HANBAL
(PENDIRI MADZHAB HANBALI)
ْوُبَا ُظِافَْْلا ُامَمِْاْل َالَقَْيِاهَش ِنْب ٍصْفَح:
ِب اَيِلُب ِانَ
ِاْلَص ِنَالُجَرْعَج ،ٍءْوُس ٍابَحْصَأُنْب ٌرَف
َبْنَح ُنْب ُدََْْحأَو ٍدَّمَُُمٍل
“Dua tokoh yang shaleh, reputasinya
dirusak oleh para pengikut yang buruk,
yaitu Ja’far bin Muhammad dan
Ahmad bin Hanbal.”
35. AHMAD BIN HANBAL
MUNAZZIHAH MUJASSIMAH
Ibnu ‘Aqil
Rizqullah al-
Tamimi
Ibnul Jauzi
Al-Barbahari
Abu Ya’la al-
Farra’
Ibnu Baththah
37. DUA SAYAP MADZHAB HANBALI
PERBEDAAN KESAMAAN
Berbeda dalam hal
akidah, seperti
tentang ta’wil
ayat-ayat dan
hadits-hadits
mutasyabihat,
menetapkan sifat
khabariyah dan
tema akidah
lainnya
Sama-sama
mengikuti ajaran
tashawuf,
mengakui dan
melakukan ziarah
kubur, istighatsah,
tawasul dan
tabaruk dengan
orang shaleh yang
sudah wafat
38. IBNU TAIMIYAH MERADIKALISASI
AKIDAH MADZHAB HANBALI
Ibnu Taimiyah adalah satu-satunya tokoh yang
merubah haluan madzhab Hanbali menjadi
lebih ekstrim, terutama dalam:
Pertama, mendukung sayap ghulat al-
hanabilah yang cenderung tajsim dan
mengikuti aliran Karramiyah
Kedua, membunuh suara sayap fudhala’ al-
hanabilah yang diwakili oleh kelompok Ibnu
al-Jauzi, yang beraliran munazzihah
Ketiga, mengharamkan ziarah makam Nabi saw
dan wali, istighatsah, tawasul dan tabaruk
dengan orang shaleh yang sudah wafat dan lain-
lain, dan fatwa-fatwa yang keluar dari madzhab
39. IBNU TAIMIYAH MERADIKALISASI
AKIDAH MADZHAB HANBALI
Tapi meski demikian, Ibnu Taimiyah
tidak sepenuhnya melarang semua
tradisi kaum shufi
Ibnu Taimiyah masih membolehkan
membaca al-Qur’an di kuburan,
menghadiahkan pahala bacaan al-
Qur’an dan ibadah lainnya kepada
orang mati, dzikir bersama, tahlilan,
maulid Nabi saw dan lain-lain
40. RADIKALISASI MADZHAB HANBALI
DI TANGAN PENDIRI WAHABI
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri
Wahabi, melakukan radikalisasi ajaran madzhab
Hanbali versi Ibnu Taimiyah dengan beberapa
langkah
Pertama, persoalan hukum kuburan seperti
ziarah, istighatsah, tawasul dan tabaruk yang
diharamkan oleh Ibnu Taimiyah, dinaikkan status
hukumnya menjadi syirik akbar dan murtad
Kedua, beragam tradisi Islami yang dibolehkan
oleh Ibnu Taimiyah seperti membaca al-Qur’an di
kuburan, tahlilan, dzikir bersama, maulid Nabi
saw, dan semacamnya, dinaikkan status
hukumnya menjadi bid’ah dan haram