Pentingnya Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas oleh Polri
1. Pendahuluan
Trend ‘long term’ naik, tetapi
data tahunan turun dan naik
secara signifikan.
Statement Kapolri: Fakta? atau Data bermasalah???
• “Data kecelakaan lalu lintas
yang ada harus betul-betul
akurat, karena bila data
kecelakaan tidak
benar, tidak akan pernah
ada solusi yang betul-betul
(tepat) untuk menjawab
permasalahan itu”. ~200%
(Rakernis Lantas, 27 Feb ~300%
2012)
2. Tujuan Workshop Sistem Pendataan
Kecelakaan Lalu Lintas
• Memahami Komponen-komponen sistem data
kecelakaan lalu lintas yang diperlukan utk membangun
sistem data yang SUKSES.
• Memahami sistem data kecelakaan yang komperhensif
merupakan kunci (utk melakukan) evaluasi
keberhasilan unit-unit kerja di bidang keselamatan
jalan.
• Mempersiapkan strategi, program dan kegiatan sebagai
langkah kongkrit peningkatan kualitas pendataan laka
melalui langkah awal “internal assessment” sistem
pendataan di lingkungan kerja masing-masing
3. Mengapa Data Harus Benar?
• Data Kecelakaan terpublikasi secara
internasional
4. Data Kita Diamati Banyak Pihak
Pihak/Pemangku Program terkait
Kepentingan
UN WHO, World Bank Global Status Report for Death
Bappenas Perencanaan pembangunan, Review Program K/L dan
perhitungan rasio GDP dan Biaya Laka
Kemen PU Laik fungsi jalan dan perbaikan Blackspot
Kemen Kes Rekam medis dan Country Status Report for Death
Kemen Hub Peningkatan Sarana prasarana jalan, Jaringan lalu lintas,
keselamatan angkutan umum dan laik fungsi Kendaraan
Universitas, Pemerhati, Pakar Penelitian dan Pengembangan
dan Peneliti
Asuransi Resiko dan Pembiayaan
Masyarakat dan Media Informasi Publik dan Edukasi
7. 3 LANGKAH AWAL
PENYEMPURNAAN PENDATAAN
KECELAKAAN LALU LINTAS
• Menetapkan Metodologi dan SOP Pendataan
Kecelakaan Lalu Lintas
• Peningkatan Pengetahuan dan Komitmen
Personil Polri terhadap Keselamatan Jalan
• Peningkatan Sarana dan Prasarana serta
Sistem Informasi Kecelakaan Lalu Lintas
8. 1. Metodologi dan SOP
Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas
a. Formulir pendataan sebagai instrument utama pengumpulan
data harus mengakomodir kepentingan berbagai stake holder
dalam perencaan dan penentuan kebijakan keselamatan jalan.
Gunakan contributory factor system yg dimodifikasi.
b. waktu pelaporan rekapitulasi kecelakaan dapat memberikan
keleluasaan pemeriksaan rinci setiap formulir (3-6 bulan)
c. Validasi rekapitulasi data dr Unit hingga Korlantas
d. Penggunaan Cross reference dan surveilance form
e. Estimasi deviasi data berdasarkan growth rate, perbandingan
rata-rata pertumbuhan dan simpangan (seluruh unit/sat/dit).
f. Membuat SOP setiap langkah yang harus dilakukan
9. Metodologi (Valid dan Contributory factors
Reliable) system (CFS)
UK DfT (2005) memperkenalkan CFS
1. Filosofi dasar sebuah metodologi yg terdiri dari 77 faktor yang dapat
adalah untuk mendapatkan dijadikan 6 kategori yaitu:
kepercayaan dan kredibilitas atas 1. Road environment contributed
data dan analisisnya 2. Vehicle defects
2. Given (2008) “Methodology consists 3. Injudicious action, Driver/rider
of the actions to be taken in the error or reaction, Impairment
study and the reasons for these or distraction, Behaviour or
actions”. inexperience
3. Marshal et.al. (1990) instrument 4. Vision affected by external
pengumpulan data, peran factors
pengumpul data, pengelompokan 5. Pedestrian only factors and
data, dan menghubung-hubungkan 6. Special codes.
data sehingga diperoleh suatu
kesimpulan
10. Sistem Informasi Kecelakaan BAGAN PEMROSESAN
Lalu Lintas DATA LAKA SEBAGAI
BASIS PERENCANAAN
SistemPendataan kecelakaanlalulintasmerupakan
sebuahprosespengumpulandanpengolahandata
yang memungkinkananalisismenyeluruh(an
aggregate level analysis) danmemfasilitasiprogram
berbasisanalisisdata. Sekurang-kurangnya adaempat
sistemdasardalampengoperasian sisteminformasi
kecelakaan lalulintas(UN WHO, 2005), yaitu:
1. Sistempelaporandanpendataan lakalantas
(Entry, filing and recording system)
2. Sistempenyimpanandanpenggunaan kembali
(retrieval)
3. Sistemanalisis
4. Sistemdisseminasi(distribusi/ pengiriman)
Sisteminformasikecelakaanharusmenyediakan
keluaran(output) yang reliable dantepatwaktuuntuk
membantupengambilankeputusan yang tepatdi
bidangkeselamatan jalan(to facilitate evidence-based
decisions).
11. 2. Peningkatan Pengetahuan dan Komitmen
Personil Polri terhadap Keselamatan Jalan
a. Polisi Lalu Lintas adalah petugas paling ideal dalam pendataan
laka lantas. Tersebar di seluruh Indonesia, mendatangi hampir
semua TKP laka dan menangangi perkara sejal awal kejadian.
b. Peran Polisi selaku kordinator kegiatan pencegahan laka. Tidak
hanya Pro-justitia, tapi jg Pro-engineering, sehingga memerlukan
pengetahuan ttg Keselamatan jalan. Utk itu perlu dididik dan
dilatih ttg Keselamatan jalan.
c. Mewujudkan komitmen dalam diri setiap personil. Mulai dari
Pimpinan hingga petugas lapangan. Komitmen utk: hilangkan
dark number, tidak salah gunakan wewenang, dan menjamin
keselamatan pengguna jalan melalui program keselamatan jalan
berbasis analisis data.
12. 3. Peningkatan Sarana dan Prasarana serta Sistem
Informasi Kecelakaan Lalu Lintas
a. Peralatan rekam jejak kecelakaan, referensi lokasi dan
waktu tertentu. Beberapa peralatan yang harus
diupayakan ketersediaannya di semua tingkatan
pendataan kecelakaan antara lain adalah: Accident
Kit, Camera (digital) GPS dan Laptop.
b. Peralatan harus dalam keadaan siap pakai setiap saat.
c. Data yang dikumpulkan di-input ke dalam Sistem
Informasi Laka Lantas (saat ini menggunakan Web
Based – Portal) melalui sebuah formulir elektronik.
d. Sistem Informasi Laka tidak hanya menampung
data, tetapi harus dapat memberikan umpan balik yg
diinginkan (Expert System) pada setiap level pengguna
13. Kebijakan Strategis Korlantas
Pendataan kecelakaan harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
Pengembangan IRSMS yang sedang berlangsung harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam
penyempurnaan system pendataan kecelakaan.
Sehingga kebijakan-kebijakan yang akan diambil dapat
dipertanggungjawabkan, memiliki bukti yang
kuat, terukur pelaksanaan dan manfaatnya bagi
masyarakat.
Disamping itu, data kecelakaan Polri menjadi basis
perumusan program-program keselamatan pada
instansi terkait.
14.
15. Integrated Road Safety Management
System (IRMS) 2
Data
● traffic crash systems; Kecelakaan
● emergency medical/injury surveillance
systems;
● driver licensing and driver history Tilang SIM
systems;
● vehicle registration systems; and
● roadway inventory systems. Registrasi
Kendaraan
16. IRMS2
3 Manfaat Sistem Informasi
Kecelakaan yang Terintegrasi
•Untuk formulasi Kebijakan
•Untuk Prioritas Penanganan
•Untuk Evaluasi Hasil Penanganan
18. Polisi harus menunjukkan bahwa
data kecelakaan yang dikumpulkan
telah:
1. Mampu menggambarkan “magnitude” kecelakaan yang
terjadi terutama yang mengakibatkan korbanjiwa
2. Data Kecelakaan tersedia di semua tingkatan dan
tersedia secara detail (Pro Engineering) otomatis bagi
pihak yang membutuhkannya dalam rangka
meningkatkan kualitas keselamatan jalan
3. Dapat diperbandingkan
19. Studi Kasus Kecelakaan Sepeda Motor
• Berapa jumlah laka yang melibatkan sepeda
motor?
• Berapa jumlah korban MD Sepeda Motor?
• Usia korban sepeda motor?
• Apa modus tipe tabrakan Sepeda motor?
• Pengendara sebagai Penyebab laka
(pelaku/tersangka) tanpa SIM
Dimana kita dapatkan data ini?
20. KESIMPULAN
1. Perlu ditetapkan metodologi yang tepat dalam pendataan
kecelakaan lalu lintas yang menjamin validitas dan reliabilitas data
kecelakaan. Demikian pula formulir pendataan harus dapat
mengakomodir kepentingan para stake holder untuk menegaskan
kembali peran Polisi sebagai satu-satunya pengumpul data yang
professional.
2. Polisi Lalu Lintas adalah petugas paling ideal dalam pendataan
laka lantas. Oleh karena itu Polisi Lalu Lintas harus memiliki
komitmen dan pengetahuan tentang keselamatan jalan
khususnya berkaitan dengan fungsi data kecelakaan lalu lintas
dalam perumusan perencanaan dan kebijakan keselamatan jalan.
21. KESIMPULAN
3. Sarana prasarana yang dimiliki saat ini belum maksimal dalam
mendatakan seluruh kecelakaan lalu lintas yang terjadi dengan
akurat dan lengkap. Upaya untuk melengkapi sarana prasarana
akan terus dilakukan, terutama yang berkaitan dengan
pembangunan sistem informasi kecelakaan lalu lintas. Bukan
hanya penyedian komputer atau jaringan saja, tetapi penyiapan
dan penyedian database agar dapat dilakukan analisis secara
manual maupun menggunakan aplikasi analisis data (seperti
MAAP atau GIS Map).
22. KESIMPULAN
4. Pemisahan system referensi kecelakaan (Nomor Laka) dari system
referensi laporan polisi (Nomor LP) sehingga tidak membebani
petugas dalam mengisi nomor polisi yang harus diikuti oleh
administrasi penyidikan. Dalam hal perkara kecelakaan lalu lintas
akan dikirim ke Pengadilan maka formulir lengkap pendataan
kecelakaan ditambah dengan bukti surat, keterangan saksi-
saksi, keterangan ahli sudah dapat diterima oleh pengadilan.
5. Menjadikan Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas sebagai salah satu
key performance index pada setiap level kesatuan. Selanjutnya
diikuti dengan audit program atau kegiatan yang dilaksanakan dan
keterkaitannya dengan hasil analisis data kecelakaan lalu lintas
sebagai bagian dari program peningkatan kualitas keselamatan
jalan.