SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  41
1. Mola hidatidosa / hamil anggur (TM I & II)
2. Solusio Plasenta (TM III)
Komplikasi dan Penyulit
Kehamilan Trimester II dan III
Eneng Pitriani
Sutarsih
Muslimah
Nurfitri R
Lucia Tiara O
Hana Rahmiani
Mola hidatidosa (hamil anggur)
adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak
wajar di mana tidak ditemukan janin dan hampir
seluruh vili korealis mengalami perubahan
berupa degenerasi hidrofik.
Secara makroskopik, : berupa gelembung-gelembung
putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1
atau 2 cm.
Mikroskopik Jaringan Mola Hidatidosa
Gelembung Mola (Sejumlah vili
chorialis memiliki pajang sekitar 3 cm)
Insidensi : ditemukan pada wanita dalam masa reproduksi dan
multiparitas. Kejadian kehamilan mola hidatidosa di
rumah sakit besar Indonesia berkisar 1 dari 80 kehamilan.
Sedangkan di negara barat prevalensinya adalah 1 : 200 atau
2000 kehamilan
Klasifikasi
Lengkap :apabila vili hidropik, tidak ada janin dan
membran, kromosom maternalhaploid dan paternal
2 haploid.
Parsial: apabila janin tidak teridentifikasi, campuran
villi hidropik dan normal,kromosom paternal diploid.
Invasif :apabila korioadenoma destruen, menginvasi
miometrium, terdiagnosis 6 bulan pasca evakuasi
mola.
Molahidatidosa parsial
Mola invasif
Etiologi dan Faktor Predisposisi
faktor predisposisnya antara lain :
- faktor ovum (ovum patologik sehingga
mati, terlambat dikeluarkan),
- imunoselektif trofoblas,
- sosioekonomi rendah,
- paritas tinggi,
- umur hamil ibu di atas 45 tahun,
- kekurangan protein,
- infeksi virus dan
-faktor kromosom yang belum jelas.
penyebab belum
diketahui secara pasti,
Tanda dan Gejala
• Perdarahan antara bulan pertama sampai ke tujuh
dengan rata-rata 12-14 minggu. (Sifat :bisa intermiten,
sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga
menyebabkan syok atau kematian)
• mual, muntah, pusing yang lebih sering dan lebih
hebat.
• besar uterus lebih besar dari umur kehamilan dan
disertai pengularan hormon endokrin.
• kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar
adalah yang perkembangan jaringan trofoblas nya tidak
begitu aktif →perlu dipikirkan kemungkinan adanya
jenis dying mole.
Diagnosis
Adanya mola hidatidosa harus dicurigai bila ada
perempuan dengan amenora, perdarahan pervaginam,
gejala kehamilan yang berlebihan, uterus yang lebih besar
dari tuanya kehamilan dan tidak ditemukan tenda
kehamilan pasti seperti balotemen, teraba kerangka janin
dan detak jantung anak.
Untuk memperkuat diagnosis :
• pemeriksaan kadar hCG dalam darah atau urin,(HCG me↑)
• USG, menunjukkan gambaran yang khas, badai salju (snow
flake pattern) atau gambaran seperti sarang lebah (honey
comb).
Diagnosis yang paling tepat bila telah keluarnya
gelembung mola. Namun, bila kita menunggu sampai
gelembung mola keluar biasanya sudah terlambat
karena pengeluaran gelembung umunya disertai
perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien
menurun. Terbaik ialah bila dapat mendiagnosis mola
sebelum keluar.
• Pada TM I gambaran tidak spesifik, sehingga sulit
dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion,
abortus inkompletus, atau mioma uteri.
• Pada TM II gambaran lebih spesifik. Kavum uteri berisi masa
ekogenik bercampur bagian-bagian anekoik vesicular
berdiameter antara 5-10 mm. Gambaran tersebut dapat
dibayangkan seperti gambaran sarang lebah (honey comb)
atau badai salju (snow storm).
Hasil USG Kasus Mola Hidatidosa
Patofisiologi
beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan
patogenesis dari penyakit trofoblas :
1. Teori missed abortion
Embrio mati pada kehamilan 3-5 minggu
→terjadi gangguan peredaran darah →
penimbunan cairan masenkim dari villi →
terbentuklah gelembung-gelembung.
2. Teori neoplasma dari Park
Sel-sel trofoblas adalah abnormal dan memiliki
fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi
cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga
timbul gelembung.
3. Studi dari Hertig
Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa
mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi
cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak
adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan
ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus
menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan
trofoblas berproliferasi dan melakukan fungsinya
selama pembentukan cairan.
Komplikasi
• preeklampsia (eklampsia)
• tirotoksikosis.
• emboli sel trofoblas ke paru-paru →emboli paru-
paru akut → kematian .
• Kasus mola dengan kista lutein
• Mola hidatidosa memiliki resiko tinggi untuk
terjadi keganasan (koriokarsinoma).
Hasil Rotgen Paru-paru
menunjukkan satu sisi dengan
bayangan seperti badai salju (snow
strom) atau menunjukkan emboli
trofoblastik
Koriokarsinoma
penanganan mola hidatidosa dapat terdiri atas 4 tahap
1. Perbaikan keadaan umum
• transfusi darah : memperbaiki syok atau anemia
& menghilangkan / mengurangi penyulit seperti
preeklampsia atau tirotoksikosis.
• waktu mengeluarkan mola dengan kuratage
didahului pemasangan infus dan uterotonika (10
UI oksitosin dlm 500 ml RL ,40-60 tetes /menit) ,
sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi
perdarahan.
2. Pengeluaran jaringan mola (dilihat dari usia penderita
dan paritas)
• (kuratage/vakum kuratage)
• Histerektomi (bila umur tua & paritas ↑)
3. Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)
Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas, perlu
diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)
Methotraxate (MTX) atau Actinomycin D( perlu
perawatan dan pengawasan di RS)
4. Pemeriksaan tindak lanjut
Tes hCG harus mencapai nilai N 8 minggu setelah
evakuasi.(pengawasan 1 tahun) , Untuk tidak
mengacaukan pemeriksaan selama periode ini pasien
dianjurkan untuk tidak hamil dulu
Pemeriksaan yang dilakukan pada pengawasan post-
mola hidatidosa adalah:
1. Melakukan PD dengan pedoman “Trias Acosta Sison :
HBSE”, yaitu :
• History : Post-mola hidatidosa
• Post-abortus : Postpartum
• Bleeding : Terjadi perdarahan
berkelanjutan
• Softness : Perlunakan rahim
• Enlargement : Pembesaran rahim
2. Pemeriksaan hormone.
3. Pemeriksaan foto toraks.
4. Mencari metastase
Prognosis
Sebagian dari pasien mola akan segera sehat
kembali setelah jaringannya dikeluarkan, tetapi
ada sekelompok perempuan yang kemudian
menderita degenerasi keganasan menjadi
koriokarsinoma.
Solusio Plasenta
• terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal
plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada
lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni
sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku pada
kehamilan dengan masa gestasi > 22 minggu atau berat
janin > 500 gram.
Insidensi :
Slava dalam penelitiannya melaporkan
insidensi solusio plasenta di dunia adalah 1%
dari seluruh kehamilan.
Perbedaan antara Perdarahan Keluar dan
Tersembunyi
Solusio Plasenta
Klasifikasi
1. Solusio plasenta ringan
• Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25 %
atau <1/6 bagian.
• Jml darah yg keluar biasanya < 250 ml.
(seperti haid dari sedikit sampai seperti
menstruasi yang banyak.)
• Gejala perdarahan sukar dibedakan dari
plasenta previa kecuali warna darah yang
kehamilan.
• Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.
2. Solusio plasenta sedang
• Luas plasenta yang terlepas >25 %, tetapi
belum mencapai separuhnya (50 %).
• Jml darah keluar > 250 ml tetapi belum
mencapai 1.000 ml.
• Umumnya pertumpahan darah terjadi ke luar
dan ke dalam bersama-sama.
• Gejala sudah jelas seperti nyeri pada perut
yang terus-menerus, DJJ cepat, hipotensi, dan
takikardia.
3. Solusio plasenta berat
• Luas plasenta yang terlepas > 50 %
• jml darah yg keluar mencapai 1.000 ml atau
lebih.
• Pertumpahan darah bisa terjadi ke luar dank e
dalam bersama-sama.
• Tanda klinis jelas, KU buruk disertai syok, dan
hampir semua janinnya telah meninggal.
• Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang
ditandai pada oliguri biasanya telah ada.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
• Sebab primer :tidak diketahui
Faktor Resiko Solusio Plasenta
Pernah solusio plasenta
Ketuban pecah preterm/korioamnionitis
Sindroma pre-eklampsia
Hipertensi kronik
Merokok/nikotin
Merokok + hipertensi kronik atau pre-eklampsia
Pecandu kokain
Mioma di belakang plasenta
Gangguan sistem pembekuan darah berupa single-gene mutation/trombofilia
Acquired antiphospholipid autoantibodies
Trauma abdomen dalam kehamilan
Plasenta sirkumvalata
5 kategori populasi perempuan yang berisiko tinggi
untuk solusio plasenta :
1. kategori sosioekonomi
2. kategori fisik
3. Kategori kelainan pada rahim
4. Kategori penyakit ibu
5. kategori sebab iatrogenic
Tanda dan Gejala
• perdarahan berwarna tua (80 % kasus),
• nyeri perut
• uterus tegang terus-menerus mirip his partus
prematurus.
Tanda dan gejala solusio plasenta ringan :
• Plasenta yang terlepas < ¼ luasnya
• nyeri pada perut masih ringan dan darah yang keluar masih
sedikit, sehingga belum keluar melalui vagina.
• Nyeri yang belum terasa menyulitkan membedakannya dengan
plasenta previa kecuali darah yang keluar berwarna merah segar
pada plasenta previa.
• pada palpasi sedikit terasa nyeri lokal pada tempat terbentuk
hematom
Tanda dan gejala solusio plasenta sedang
• Terlepasnya plasenta > 1/4, tetapi belum mencapai 2/3
bagian.
• nyeri dan tegang pada perut yang terus-menerus sehingga
bagian janin sulit dipalpasi
• DJJ biasanya telah menunjukkan gawat janin,
• perdarahan yang keluar lebih banyak dan berwarna hitam
• takikardia, hipotensi, kulit dingin dan keringatan, oliguria
mulai ada,
• kadar fibrinogen berkurang antara 150 sampai 250
mg/100ml
• kelainan pembekuan darah dan gangguan fungsi ginjal
sudah mulai ada.
• Rasa nyeri datangnya akut kemudian menetap timbul
seperti pada his yang normal.
• pucat karena mulai ada syok
Tanda dan gejala solusio plasenta berat
• Perut sangat nyeri dan tegang serta keras seperti
papan
• perdarahan yang berwarna hitam
• Fundus uteri lebih tinggi daripada yang seharusnya
• inspeksi rahim kelihatan membulat dan kulit di
atasnya kencang dan berkilat.
• DJJ tidak terdengar lagi akibat gengguan anatomik
dan fungsi dari plasenta.
• KU diserai syok
• Kadar fibrinogen darah yaitu < 150 % dan telah ada
trombositopenia.
Diagnosis
1. Anamnesa :
• perdarahan (nyeri, spontan atau karena trauma, diikuti
pe↓ s/d terhentinya gerakan janin dalam rahim)
2. Pemeriksaan
• Pemfis umum : KU tidak sesuai dengan jumlah perdarahan,
TD me ↓, nadi dan pernapasan me↑, anemis.
• Pem. khusus : palpasi abdomen (perut tegang terus-
menerus, nyeri saat dipalpasi, bagian janin sukar
ditentukan), auskultasi (DJJ bervariasi dari asfiksia ringan
sampai berat), PD (terdapat pembukaan, ketuban tegang
dan menonjol).
3. Pem. penunjang : USG (dijumpai pendarahan antara plasenta
dan dinding abdomen), color Doppler (tidak terdapat sirkulasi
darah yang aktif).
Solusio Plasenta Plasenta Previa
Kejadian Hamil tua inpartu Hamil tua
Anamnesis Mendadak
Terdapat trauma
Perdarahan dengan nyeri
Perdarahan tanpa disadari
Tanpa trauma
Perdarahan tanpa nyeri
Keadaan umum Tidak sesuai dengan
perdarahan
Anamnesis, tekanan darah,
frekuensi nadi dan pernafasan
tidak sesuai dengan
perdarahan
Dapat disertai
preeklampsi/eklampsi
Sesuai dengan perdarahan yang
tampak
Tidak disertai
preeklampsi/eklampsi
Palpasi abdomen Tegang, nyeri
Bagian janin sulit diraba
Lembek tanpa ras nyeri
Bagian janin mudah teraba
Denyut jantung
janin
Asfiksia sampai mati
Bergantung pada lepasnya
plasenta
Asfiksia
Meninggal bila Hb <5 gr%
PD Ketuban tegang menonjol Jaringan plasenta
Perbedaan antara Plasenta Normal, Solusio Plasenta
(Abrusio Plasenta),
dan Plasenta Previa.
Komplikasi
• Koagulopati, anemia, syok hipovolemik,
insufiensi fungsi plasenta, gangguan pembekuan
darah, gagal ginjal mendadak, dan uterus
Couvelaire
• Kematian janin,
• kelahiran premature
• kematian perinatal
komplikasi yang paling sering
terjadi
Penanganan
• persalinan u/ solusio plasenta : pervaginam atau SC,
• bidan : merujuk segera
dalam melakukan rujukan bidan dapat memberikan
pertolongan darurat antara lain :
- pemasangan infuse,
- TANPA melakukan PD,
- mendampingi saat menuju tempat rujukan,
- mempersiapkan donor dari keluarga atau
masyarakat,
- menyertakan keterangan tentang apa yang telah
dilakukan untuk memberikan pertolongan
pertama.
Prognosis
• Solusio plasenta mempunyai pronogsis yang buruk
baik bagi bumil maupun janin jika dibandingkan
dengan plasenta previa.
• Solusio plasenta ringan: masih punya prognosis
yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada
kematian dan morbiditasnya rendah.
• Solusio plasenta sedang : mempunyai prognosis
yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena
mortalitas dan morbiditas perinatal yang tinggi di
samping morbiditas ibu, yang lebih berat.
• Solusio plasenta berat mempunyai prognosis paling
buruk baik terhadap ibu apalagi pada janinnya.
Perdarahan Keluar Perdarahan Tersembunyi
Perbedaan antara Plasenta Normal dan Solusio
Plasenta (Placental abruption)
Solusio Plasenta (Placental Abrution)
Uterus dengan Gelembung-gelembung mola
Ibu hamil anggur (mola hidatidosa) dengan
uterus dengan Gelembung-gelembung mola
Gelembung-gelembung mola

Contenu connexe

Tendances

The Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: PregnancyThe Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: Pregnancy
Rahmah Fitria
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
Yohanita Tengku
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
Pradasary
 

Tendances (20)

Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliah
 
The Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: PregnancyThe Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: Pregnancy
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik tergangguKehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terganggu
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 
Partus lama
Partus lamaPartus lama
Partus lama
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
BENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARABENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARA
 

En vedette (20)

Ppt molahidatidosa
Ppt molahidatidosaPpt molahidatidosa
Ppt molahidatidosa
 
Mola hydatidosa
Mola hydatidosaMola hydatidosa
Mola hydatidosa
 
Mola hidatidosa
Mola hidatidosaMola hidatidosa
Mola hidatidosa
 
Hamil anggur oleh Triana Novitasari
Hamil anggur oleh Triana NovitasariHamil anggur oleh Triana Novitasari
Hamil anggur oleh Triana Novitasari
 
Pp mola
Pp molaPp mola
Pp mola
 
Mola hidatidosa
Mola hidatidosaMola hidatidosa
Mola hidatidosa
 
Ppt ektopik
Ppt ektopikPpt ektopik
Ppt ektopik
 
4 mola hidatidosa
4 mola hidatidosa4 mola hidatidosa
4 mola hidatidosa
 
Asuhan kebidanan pada mola hidatidosa
Asuhan kebidanan pada mola hidatidosaAsuhan kebidanan pada mola hidatidosa
Asuhan kebidanan pada mola hidatidosa
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
 
Eklamsi
EklamsiEklamsi
Eklamsi
 
PPT KET
PPT KETPPT KET
PPT KET
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Presentasi aborsi
Presentasi aborsiPresentasi aborsi
Presentasi aborsi
 
Daftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidananDaftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidanan
 
Pre eklamsia/Eklamsia Pada Masa Nifas
Pre eklamsia/Eklamsia Pada Masa NifasPre eklamsia/Eklamsia Pada Masa Nifas
Pre eklamsia/Eklamsia Pada Masa Nifas
 
Pre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & EklampsiaPre Eklampsia & Eklampsia
Pre Eklampsia & Eklampsia
 
Kehamilan Ektopik
Kehamilan EktopikKehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik
 
preeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsiapreeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsia
 

Similaire à mola hidatidosa

Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasenta
Nova Ci Necis
 
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdfpdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
MidarMan
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
resty79
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetri
naroi munthe
 
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdfMK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
Yuyunyagustina
 

Similaire à mola hidatidosa (20)

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasenta
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
Rangkuman akbid paramata raha
Rangkuman akbid paramata rahaRangkuman akbid paramata raha
Rangkuman akbid paramata raha
 
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdfpdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
pdfslide.tips_ppt-mola-hidatidosappt.pdf
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
 
Perdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptx
Perdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptxPerdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptx
Perdarahan Hamil Muda - Alfitra Salam.pptx
 
Askeb iv
Askeb ivAskeb iv
Askeb iv
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetri
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
 
Pendarahan pada hamil tua
Pendarahan pada hamil tuaPendarahan pada hamil tua
Pendarahan pada hamil tua
 
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdfMK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
PPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINAPPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINA
 
Mola Hidatosa - BST.pdf
Mola Hidatosa - BST.pdfMola Hidatosa - BST.pdf
Mola Hidatosa - BST.pdf
 
Askep nina ket
Askep nina ketAskep nina ket
Askep nina ket
 

Dernier

Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 

Dernier (20)

Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 

mola hidatidosa

  • 1. 1. Mola hidatidosa / hamil anggur (TM I & II) 2. Solusio Plasenta (TM III) Komplikasi dan Penyulit Kehamilan Trimester II dan III Eneng Pitriani Sutarsih Muslimah Nurfitri R Lucia Tiara O Hana Rahmiani
  • 2. Mola hidatidosa (hamil anggur) adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan berupa degenerasi hidrofik. Secara makroskopik, : berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.
  • 3. Mikroskopik Jaringan Mola Hidatidosa Gelembung Mola (Sejumlah vili chorialis memiliki pajang sekitar 3 cm)
  • 4. Insidensi : ditemukan pada wanita dalam masa reproduksi dan multiparitas. Kejadian kehamilan mola hidatidosa di rumah sakit besar Indonesia berkisar 1 dari 80 kehamilan. Sedangkan di negara barat prevalensinya adalah 1 : 200 atau 2000 kehamilan Klasifikasi Lengkap :apabila vili hidropik, tidak ada janin dan membran, kromosom maternalhaploid dan paternal 2 haploid. Parsial: apabila janin tidak teridentifikasi, campuran villi hidropik dan normal,kromosom paternal diploid. Invasif :apabila korioadenoma destruen, menginvasi miometrium, terdiagnosis 6 bulan pasca evakuasi mola.
  • 6. Etiologi dan Faktor Predisposisi faktor predisposisnya antara lain : - faktor ovum (ovum patologik sehingga mati, terlambat dikeluarkan), - imunoselektif trofoblas, - sosioekonomi rendah, - paritas tinggi, - umur hamil ibu di atas 45 tahun, - kekurangan protein, - infeksi virus dan -faktor kromosom yang belum jelas. penyebab belum diketahui secara pasti,
  • 7. Tanda dan Gejala • Perdarahan antara bulan pertama sampai ke tujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. (Sifat :bisa intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian) • mual, muntah, pusing yang lebih sering dan lebih hebat. • besar uterus lebih besar dari umur kehamilan dan disertai pengularan hormon endokrin. • kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar adalah yang perkembangan jaringan trofoblas nya tidak begitu aktif →perlu dipikirkan kemungkinan adanya jenis dying mole.
  • 8. Diagnosis Adanya mola hidatidosa harus dicurigai bila ada perempuan dengan amenora, perdarahan pervaginam, gejala kehamilan yang berlebihan, uterus yang lebih besar dari tuanya kehamilan dan tidak ditemukan tenda kehamilan pasti seperti balotemen, teraba kerangka janin dan detak jantung anak. Untuk memperkuat diagnosis : • pemeriksaan kadar hCG dalam darah atau urin,(HCG me↑) • USG, menunjukkan gambaran yang khas, badai salju (snow flake pattern) atau gambaran seperti sarang lebah (honey comb).
  • 9. Diagnosis yang paling tepat bila telah keluarnya gelembung mola. Namun, bila kita menunggu sampai gelembung mola keluar biasanya sudah terlambat karena pengeluaran gelembung umunya disertai perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien menurun. Terbaik ialah bila dapat mendiagnosis mola sebelum keluar. • Pada TM I gambaran tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri. • Pada TM II gambaran lebih spesifik. Kavum uteri berisi masa ekogenik bercampur bagian-bagian anekoik vesicular berdiameter antara 5-10 mm. Gambaran tersebut dapat dibayangkan seperti gambaran sarang lebah (honey comb) atau badai salju (snow storm).
  • 10. Hasil USG Kasus Mola Hidatidosa
  • 11. Patofisiologi beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblas : 1. Teori missed abortion Embrio mati pada kehamilan 3-5 minggu →terjadi gangguan peredaran darah → penimbunan cairan masenkim dari villi → terbentuklah gelembung-gelembung. 2. Teori neoplasma dari Park Sel-sel trofoblas adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung.
  • 12. 3. Studi dari Hertig Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblas berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan.
  • 13. Komplikasi • preeklampsia (eklampsia) • tirotoksikosis. • emboli sel trofoblas ke paru-paru →emboli paru- paru akut → kematian . • Kasus mola dengan kista lutein • Mola hidatidosa memiliki resiko tinggi untuk terjadi keganasan (koriokarsinoma).
  • 14. Hasil Rotgen Paru-paru menunjukkan satu sisi dengan bayangan seperti badai salju (snow strom) atau menunjukkan emboli trofoblastik Koriokarsinoma
  • 15. penanganan mola hidatidosa dapat terdiri atas 4 tahap 1. Perbaikan keadaan umum • transfusi darah : memperbaiki syok atau anemia & menghilangkan / mengurangi penyulit seperti preeklampsia atau tirotoksikosis. • waktu mengeluarkan mola dengan kuratage didahului pemasangan infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dlm 500 ml RL ,40-60 tetes /menit) , sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan.
  • 16. 2. Pengeluaran jaringan mola (dilihat dari usia penderita dan paritas) • (kuratage/vakum kuratage) • Histerektomi (bila umur tua & paritas ↑) 3. Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas, perlu diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) Methotraxate (MTX) atau Actinomycin D( perlu perawatan dan pengawasan di RS) 4. Pemeriksaan tindak lanjut Tes hCG harus mencapai nilai N 8 minggu setelah evakuasi.(pengawasan 1 tahun) , Untuk tidak mengacaukan pemeriksaan selama periode ini pasien dianjurkan untuk tidak hamil dulu
  • 17. Pemeriksaan yang dilakukan pada pengawasan post- mola hidatidosa adalah: 1. Melakukan PD dengan pedoman “Trias Acosta Sison : HBSE”, yaitu : • History : Post-mola hidatidosa • Post-abortus : Postpartum • Bleeding : Terjadi perdarahan berkelanjutan • Softness : Perlunakan rahim • Enlargement : Pembesaran rahim 2. Pemeriksaan hormone. 3. Pemeriksaan foto toraks. 4. Mencari metastase
  • 18. Prognosis Sebagian dari pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan, tetapi ada sekelompok perempuan yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma.
  • 19. Solusio Plasenta • terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi > 22 minggu atau berat janin > 500 gram. Insidensi : Slava dalam penelitiannya melaporkan insidensi solusio plasenta di dunia adalah 1% dari seluruh kehamilan.
  • 20. Perbedaan antara Perdarahan Keluar dan Tersembunyi
  • 22. Klasifikasi 1. Solusio plasenta ringan • Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25 % atau <1/6 bagian. • Jml darah yg keluar biasanya < 250 ml. (seperti haid dari sedikit sampai seperti menstruasi yang banyak.) • Gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warna darah yang kehamilan. • Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.
  • 23. 2. Solusio plasenta sedang • Luas plasenta yang terlepas >25 %, tetapi belum mencapai separuhnya (50 %). • Jml darah keluar > 250 ml tetapi belum mencapai 1.000 ml. • Umumnya pertumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama. • Gejala sudah jelas seperti nyeri pada perut yang terus-menerus, DJJ cepat, hipotensi, dan takikardia.
  • 24. 3. Solusio plasenta berat • Luas plasenta yang terlepas > 50 % • jml darah yg keluar mencapai 1.000 ml atau lebih. • Pertumpahan darah bisa terjadi ke luar dank e dalam bersama-sama. • Tanda klinis jelas, KU buruk disertai syok, dan hampir semua janinnya telah meninggal. • Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai pada oliguri biasanya telah ada.
  • 25. Etiologi dan Faktor Predisposisi • Sebab primer :tidak diketahui Faktor Resiko Solusio Plasenta Pernah solusio plasenta Ketuban pecah preterm/korioamnionitis Sindroma pre-eklampsia Hipertensi kronik Merokok/nikotin Merokok + hipertensi kronik atau pre-eklampsia Pecandu kokain Mioma di belakang plasenta Gangguan sistem pembekuan darah berupa single-gene mutation/trombofilia Acquired antiphospholipid autoantibodies Trauma abdomen dalam kehamilan Plasenta sirkumvalata
  • 26. 5 kategori populasi perempuan yang berisiko tinggi untuk solusio plasenta : 1. kategori sosioekonomi 2. kategori fisik 3. Kategori kelainan pada rahim 4. Kategori penyakit ibu 5. kategori sebab iatrogenic
  • 27. Tanda dan Gejala • perdarahan berwarna tua (80 % kasus), • nyeri perut • uterus tegang terus-menerus mirip his partus prematurus. Tanda dan gejala solusio plasenta ringan : • Plasenta yang terlepas < ¼ luasnya • nyeri pada perut masih ringan dan darah yang keluar masih sedikit, sehingga belum keluar melalui vagina. • Nyeri yang belum terasa menyulitkan membedakannya dengan plasenta previa kecuali darah yang keluar berwarna merah segar pada plasenta previa. • pada palpasi sedikit terasa nyeri lokal pada tempat terbentuk hematom
  • 28. Tanda dan gejala solusio plasenta sedang • Terlepasnya plasenta > 1/4, tetapi belum mencapai 2/3 bagian. • nyeri dan tegang pada perut yang terus-menerus sehingga bagian janin sulit dipalpasi • DJJ biasanya telah menunjukkan gawat janin, • perdarahan yang keluar lebih banyak dan berwarna hitam • takikardia, hipotensi, kulit dingin dan keringatan, oliguria mulai ada, • kadar fibrinogen berkurang antara 150 sampai 250 mg/100ml • kelainan pembekuan darah dan gangguan fungsi ginjal sudah mulai ada. • Rasa nyeri datangnya akut kemudian menetap timbul seperti pada his yang normal. • pucat karena mulai ada syok
  • 29. Tanda dan gejala solusio plasenta berat • Perut sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan • perdarahan yang berwarna hitam • Fundus uteri lebih tinggi daripada yang seharusnya • inspeksi rahim kelihatan membulat dan kulit di atasnya kencang dan berkilat. • DJJ tidak terdengar lagi akibat gengguan anatomik dan fungsi dari plasenta. • KU diserai syok • Kadar fibrinogen darah yaitu < 150 % dan telah ada trombositopenia.
  • 30.
  • 31. Diagnosis 1. Anamnesa : • perdarahan (nyeri, spontan atau karena trauma, diikuti pe↓ s/d terhentinya gerakan janin dalam rahim) 2. Pemeriksaan • Pemfis umum : KU tidak sesuai dengan jumlah perdarahan, TD me ↓, nadi dan pernapasan me↑, anemis. • Pem. khusus : palpasi abdomen (perut tegang terus- menerus, nyeri saat dipalpasi, bagian janin sukar ditentukan), auskultasi (DJJ bervariasi dari asfiksia ringan sampai berat), PD (terdapat pembukaan, ketuban tegang dan menonjol). 3. Pem. penunjang : USG (dijumpai pendarahan antara plasenta dan dinding abdomen), color Doppler (tidak terdapat sirkulasi darah yang aktif).
  • 32. Solusio Plasenta Plasenta Previa Kejadian Hamil tua inpartu Hamil tua Anamnesis Mendadak Terdapat trauma Perdarahan dengan nyeri Perdarahan tanpa disadari Tanpa trauma Perdarahan tanpa nyeri Keadaan umum Tidak sesuai dengan perdarahan Anamnesis, tekanan darah, frekuensi nadi dan pernafasan tidak sesuai dengan perdarahan Dapat disertai preeklampsi/eklampsi Sesuai dengan perdarahan yang tampak Tidak disertai preeklampsi/eklampsi Palpasi abdomen Tegang, nyeri Bagian janin sulit diraba Lembek tanpa ras nyeri Bagian janin mudah teraba Denyut jantung janin Asfiksia sampai mati Bergantung pada lepasnya plasenta Asfiksia Meninggal bila Hb <5 gr% PD Ketuban tegang menonjol Jaringan plasenta
  • 33. Perbedaan antara Plasenta Normal, Solusio Plasenta (Abrusio Plasenta), dan Plasenta Previa.
  • 34. Komplikasi • Koagulopati, anemia, syok hipovolemik, insufiensi fungsi plasenta, gangguan pembekuan darah, gagal ginjal mendadak, dan uterus Couvelaire • Kematian janin, • kelahiran premature • kematian perinatal komplikasi yang paling sering terjadi
  • 35. Penanganan • persalinan u/ solusio plasenta : pervaginam atau SC, • bidan : merujuk segera dalam melakukan rujukan bidan dapat memberikan pertolongan darurat antara lain : - pemasangan infuse, - TANPA melakukan PD, - mendampingi saat menuju tempat rujukan, - mempersiapkan donor dari keluarga atau masyarakat, - menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama.
  • 36. Prognosis • Solusio plasenta mempunyai pronogsis yang buruk baik bagi bumil maupun janin jika dibandingkan dengan plasenta previa. • Solusio plasenta ringan: masih punya prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan morbiditasnya rendah. • Solusio plasenta sedang : mempunyai prognosis yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena mortalitas dan morbiditas perinatal yang tinggi di samping morbiditas ibu, yang lebih berat. • Solusio plasenta berat mempunyai prognosis paling buruk baik terhadap ibu apalagi pada janinnya.
  • 38. Perbedaan antara Plasenta Normal dan Solusio Plasenta (Placental abruption)
  • 40. Uterus dengan Gelembung-gelembung mola Ibu hamil anggur (mola hidatidosa) dengan uterus dengan Gelembung-gelembung mola