3. Pengertian Studi Islam Dalam Pendekatan Historis
1. Pengertian Pendekatan
Pendekatan adalah cara pandang atau
paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu
yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
4. 2.Pengertian Historis
Menurut Etimologis
Sejarah (historis) Berasal dari bahasa arab
Syajarotun, Yang berarti pohon. Dunia barat mengenal
dengan kata historie (Belanda) histoire (prancis) dan
history (inggris). Bahasa ini berasal dari kata istoria
(yunani) Yang berarti masa lampau umat manusia.
Sejarah bisa dikatakan tarikh yang berarti
pemberitahuan waktu dan kadangkala suatu
masa/peristiwa.
5. Menurut Terminologis
Historis adalah suatu ilmu yang didalamnya
dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan
unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan
pelaku dari peristiwa tersebut.
6. Jadi . . .
Pendekatan historis adalah meninjau suatu
permasalahan dari sudut peninjauan sejarah, dan
menjawab permasalahan, serta menganalisisnya dengan
menggunakan metode analisis sejarah.
Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak
dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa
sebabnya, dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
7. Mengapa Harus Dengan Pendekatan Historis
Pendekatan Historis ini amat dibutuhkan dalam
memahami agama. Begitu juga dengan Islam karena
agama itu sendiri turun dalam situasi yang kongkret
bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar
pemikiran bahwa sejarah dapat meyajikan gambaran
tentang unsur-unsur yang mendukung timbulnya suatu
lembaga. Pendekatan sejarah bertujuan untuk
menentukan inti karakter agama dengan meneliti sumber
klasik sebelum dicampuri yang lain.
8. Dalam menggunakan data historis maka akan dapat
menyajikan secara detail dari situasi sejarah tentang
sebab akibat dari suatu persoalan agama.
9. Untuk Siapa Studi Islam Dalam Pendekatan Historis
Melalui pendekatan sejarah ini, seseorang diajak untuk
memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan
suatu peristiwa. Disini seseorang tidak akan memahami agama
keluar dari konsep historisnya, karena pemahaman demikian itu
akan menyesatkan orang yang memahaminya. Misalnya seseorang
yang ingin memahami Al-Qur’an secara benar maka ia harus
mempelajari sejarah turunnya Al-Qur’an atau kejadian-kejadian
yang mengiringi turunnya Al-Qur’an.
Dengan pendekatan historis ini masyarakat diharapkan
mampu memahami nilai sejarah adanya agama Islam. Sehingga
terbentuk manusia yang sadar akan historisitas keberadaan islam
dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
10. Bagaimana Prosedur Studi Islam Dalam Pendekatan
Historis
Menurut Kuntowijoyo Dalam bukunya “Pendekatan Sejarah” Pendekatan
sejarah pada hakikatnya merupakan upaya melihat masa lalu melalui masa kini.
Berikut metode pendekatan sejarah:
1. Pemilihan topik. Pada konteks studi islam bisa berarti pemilihan fenomena
keislaman dan permasalahan keagamaan.
2. Pengumpulan sumber. Seperti dokumen tertulis, artefak, sumber lisan, dll.
Pada konteks studi islam bisa berarti pengumpulan nash Al-Quran maupun
sunnah yang berkaitan dengan topik
3. Verifikasi. Pembuktian, kritik sejarah, keabsahan sumber, otentisitasnya, dll.
Pada konteks studi Islam bisa berarti pembacaan asbabun nuzul maupun
asbabul wurud nash yang berkaitan dengan topik
4. Interpretasi. Analisa dan penafsiran. Penafsiran masalah topik
5. Penulisan. Kesimpulan. Hasil penafsiran untuk diterapakan.
11. Dengan metode yang tidak jauh berbeda, Fazlur
Rahman menggunakan metode double movement (gerak
ganda). Sebuah metode melihat situasi sekarang, kembali pada
masa nabi dan kembali ke masa ini. Sedangkan
Prof. Khoiruddin Nasution menyimpulkannya ke dalam
metode diakronik, sinkronik dan sistem nilai.
12. Kapan Pendekatan Historis Digunakan
Ketika menggunakan pendekatan sejarah melalui lima teori :
1. Iddealisme approach adalah seorang peneliti yang
berusaha memahami dan menafsirkan fakta sejarah
dengan mempercayai secara penuh fakta yang ada tampa
keraguan
2. Reductionalist approach adalah seorang peneliti yang
berusaha memahami dan menafsirkan fakta sejarah
dengan penuh keraguan
3. Diakronik adalah penelusuran sejarah dan
perkembangan satu fenomena yang sedang diteliti
13. 4. Sinkronik adalah kontekstualisasi atau sosiologis
kehidupan yang mengitari fenomena yang sedang
diteliti
5. Teori adalah penelitian yang menelusuri latar
belakang dan perkembangan fenomena yang
lengkap dengan sejarah sosio-historis dan nilai
budaya yang mengitarinya
14. Contoh Studi Islam Dalam Pendekatan Historis
Contoh penerapan pendekatan historis dapat dilakukan pada studi
sumber Islam atau studi Al-Quran maupun Sunnah.
1. Fenomena orang mabuk shalat. Terdapat landasan normatif dalam
Al-Quran “janganlah kamu mendekati shalat, sedang kamu mabuk”.
Melalui teks tersebut terdapat makna bahwa jika sesorang sedang mabuk
janganlah ia shalat hingga ia sadar. Namun juga berkesan bahwa di luar
shalat boleh mabuk. Jelas keliru. Ayat tersebut mesti dipahamai melalui
pendekatan historis asbabun nuzul-nya. Ayat itu merupakan rangkaian
pengharaman khamr. Awalnya khamr hanya disebutkan banyak
madharatnya saja dibanding dengan manfaatnya. Lalu dipertegas oleh
ayat di atas bahwa janganlah shalat ketika mabuk dan diakhiri dengan
pengharaman khamr di ayat lain. Maka, dengan pendekatan historis ayat,
tidak akan ada misinterpretasi makna dalam memahami sebuah ayat.
15. Contoh Studi Islam Dalam Pendekatan Historis
2. Buku yang paling awal di tulis oleh kaum muslimin
adalah Kitab Allah. Awalnya mereka sempat ragu-
ragu untuk menuliskannya. Pembunuhan besar-
besaran pada para penghafal Al-Qur’an pada saat
terjadinya perang Riddah (perang melawan orang-
orang murtad) dan perang melawan nabi palsulah
yang membuat mereka menuliskan kitab Allah. Hal
itu di karenakan adanya rasa khawatir kitab Allah
akan lenyap dan dilupakan.
16. Contoh Studi Islam Dalam Pendekatan Historis
3. Keraguan yang lebih besar terjadi tatkala akan dilakukan
penulisan hadist-hadist Rasulullah. Hadist-hadist
Rasulullah itu tidak dituliskan karena khawatir bercampur
baur dengan Al-Qur’an. Abu Bakar telah memerintahkan
manusia saat ini untuk tidak meriwayatkan sesuatu dari
Rasulullah. Umar kemudian melanjutkan tradisi Abu
Bakar. Penulisan hadist ini tidak dimulai kecuali pada
pertengahan abad ke-2 Hijriyah atau pertengahan abad ke-8
Masehi.