SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  51
Hadits Mutawatir
Anggota:
1. Angelika Rizki N. P. (06/XIA2)
2. Fatimah Azzahra (10/XIA2)
3. Nida Iftina Majida (14/XIA2)
4. Roisatul Khoiriyyati (19/XIA2)
5. Sabila Ainun Hasan (20/XIA2)
6. Ummu Khonsa (23/XIA2)
Ditinjau dari segi jumlah perawi yang
meriwayatkan maka hadits terbagi dalam dua
bagian
1. Hadits Mutawatir
2. HaditsAhad
HADITS
MUTAWATTIR
Pengertian
Bahasa
Istilah
Macam
Mutawatir
Lafdhy
Mutawatir
Ma’nawy
Mutawatir AmaliHukum
Nilai
Pendapat ulama
Korelasi
Kitab-kitab
Syarat / Kriteria
PENGERTIAN
~BAHASA : mutawatir isim fa’il dari at-tawatur memilki makna yang
sama dengan mutataabi’ (‫املتتابع‬) yang artinya beriringan, berturut-turut
atau beruntun.
~ISTILAH :
‫ا‬َ‫م‬ُ‫ﻩ‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬َ‫ﺭ‬ُ‫ل‬ْ‫ي‬َِ‫َت‬ ُ‫ع‬َْ‫َج‬‫ﺍﻟ‬‫ء‬‫َﺎﺩﺓ‬‫ﻌ‬َ‫و‬َ‫ت‬‫ﺍ‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ى‬‫ﺍ‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬
‫ﺍ‬ ِ‫ﻝ‬ََّ‫ﻭ‬َ‫ﺍ‬‫د‬ِ‫ن‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ﺍ‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َل‬ُ‫ﻩ‬
Hadits mutawatir ialah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi
yang menurut adat, mustahil mereka sepakat untuk berdusta, mulai awal
sampai akhir mata rantai sanad,pada setiap tabaqat (generasi).
Mahmud at-Tahhan dalam bukunya Tafsir fii Mustalah al-Hadits,
menyatakan:
ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ة‬َ‫اد‬َ‫الع‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ُِ‫َت‬ ‫ثر‬َ‫ك‬‫د‬َ‫د‬َ‫ع‬ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ار‬َ‫م‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬
“Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi secara tradisi”
Menurut Abuu Ya’laa al-Muusilli at-Tamimi, hadits mutawatir adalah:
َْ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ٌ‫ر‬َ‫ب‬َ‫خ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ِ‫ر‬ِ‫ت‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َْ‫اْل‬َ‫ف‬َ‫ب‬ ٌ‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫َخ‬‫أ‬ ٍ‫س‬ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ِف‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫غ‬َ‫ل‬
َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ة‬َ‫اد‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ُِ‫َت‬ ‫ا‬ً‫غ‬َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ا‬
“Suatu hadits hasil tanggapan dari panca indera, yang diriwayatkan
oleh sejumlah rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka
berkumpul dan bersepakat dusta”
Dalam ilmu Hadits maksudnya ialah hadits yang
diriwayatkan dengan banyak sanad yang
berlainan rawi-rawinya serta mustahil mereka itu
dapat berkumpul jadi satu untuk berdusta
mengadakan hadits itu.
1.Diriwayatkan Oleh Banyak Perawi
Para perawi hadits mutawatir syaratnya harus berjumlah
banyak. Para ulama hadits mempunyai perbedaan
pendapat tentang menentukan seberapa banyak perawi
yang harus meriwayatkan sebuah hadits sehingga
dikatakan sebagai hadits mutawatir. Dalam hal ini para
ulama’ berbeda pendapat tentang berapa jumlah perawi
minimalnya, ada yang mengatakan minimal 4, 5, 10, 12,
20, 40, dan ada yang mengatakan minimal 70 orang.
Imam As-Suyuthi memilih yang pertama, yakni 10 orang.
SYARAT/KRITERIA
• Abu Bakar al-Sairy menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan
oleh 40 sahabat secara marfu’
• Ibnu Shalkah berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh
62 sahabat, termasuk didalamnya adalah 10 sahabat yang
dijamin masuk Surga.
• Ibrahim al-Haraby dan Abu Bakar al-Bazariy berpendapat
bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 450 sahabat.
• Abu Qasim ibn Manduh berpendapat bahwa hadits ini
diriwayatkan oleh lebih dari 80 (delapan puluh) sahabat.
• Sebagian lagi mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh
lebih dari 100 (seratus) bahkan 200 (duaratus) sahabat.
• Zainuddin Al-Iraqi, hadits ini (selafadz) telah diriwayatkan lebih
dari 70 orang shahabat, tapi yang semakna dengan hadits ini
diriwayatkan oleh 200 orang sahabat sebagaimana yang
dikatakan Imam An-Nawawi.
2.Adanya Keseimbangan Antar Perawi Pada
Thabaqat Pertama Dengan Thabaqat Berikutnya
Artinya jika salah satu dari tingkatan tersebut ada
yang tidak mencapai jumlah minimal yang
ditetapkan, maka sanad tersebut tidak dikatagorikan
sanad mutawatir, tetapi disebut sanad ahad.
3.Mustahil Bersepakat Bohong
Berdasarkan jumlah perawi yang banyak, maka periwayatan
suatu hadits ini secara logika sangat sulit untuk bersepakat
berbohong dalam periwayatannya, karena mengingat bahwa
hadits yang diriwayatkan tersebut dalam jumlah yang
banyak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kuantitas
bukan merupakan suatu hal yang mutlak ketika hadits
dikatakan mutawatir atau bukan, karena realitas yang ada
sekarang ini para periwayat haditspun masih ada
kemungkinan untuk berbohong dalam periwayatannya.
4. Berdasarkan Tanggapan Pancaindera
Maksudnya adalah berita yang disampaikan itu merupakan hasil dari
sesuatu yang didengar dengan telinga, dilihat dengan mata, dan bukan
merupakan hasil yang disandarkan pada logika atau akal belaka.
Sehingga, apabila berita tersebut merupakan hasil dari pemikiran atau
logika suatu peristiwa dan bukan merupakan hasil istinbath, maka hadits
tersebut tidak dapat dikatakatan sebagai hadits mutawatir. Hadits itu
berdasarkan tanggapan pancaindera, misalnya ungkapan periwayatan :
‫مسعنا‬= Kami mendengar (dari Rasulullah bersabda begini)
‫اينا‬‫ر‬‫او‬‫ملسنا‬ = Kami sentuh atau Kami melihat (Rasulullah melakukan
begini dan seterusnya)
Mutawatir Lafdhy1
Yang dimaksud dengan hadits mutawatir lafdzhi menurut Mahmud at-
Tahhan ialah :
َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬‫ﺍ‬َ‫ر‬َ‫ت‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬ِ‫ﺭ‬ ْ‫ﺕ‬ٍ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ي‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬ِ‫ح‬ٍ‫د‬
“Hadits mutawatir lafzhi ialah hadits yang kemutawatiran perawinya
masih dalam satu lafal”
Menurut Ibnu Sholah yang pendapatnya diikuti Imam An-Nawawi bahwa
hadits mutawatir lafdzi sedikit sekali jumlahnya dan sulit diberikan
MACAM
Menurut Zainuddin Al-Iraqi, hadits ini (selafadz) telah
diriwayatkan lebih dari 70 orang shahabat, tapi yang semakna dengan
hadits ini diriwayatkan oleh 200 orang sahabat sebagaimana yang
dikatakan Imam An-Nawawi.
Jadi jika ditemukan sejumlah besar perawi hadits berkumpul
untuk meriwayatkan dengan berbagai jalan, yang menurut adat
kebiasaan mustahil mereka bersepakat untuk berbuat dusta, maka nilai
yang terkandung di dalamnya termasuk “ilmu yakin” artinya meyakinkan
bagi kita bahwa hadits tersebut telah di sandarkan kepada yang
menyabdakannya, yaitu Rasulullah saw.
Keterangan:
1) Hadits ini diriwayatkan orang dari jalan seratus sahabat Nabi
SAW.
Dalam men-sikapi hadits ini, para ahli berbeda-beda dalam
memberikan komentar, diantaranya ialah:
• Abu Bakar al-Sairy menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan
oleh 40 sahabat secara marfu’
• Ibnu Shalkah berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh
62 sahabat, termasuk didalamnya adalah 10 sahabat yang
dijamin masuk Surga.
• Ibrahim al-Haraby dan Abu Bakar al-Bazariy
berpendapat bahwa hadit ini diriwayatkan oleh 450
sahabat.
• Abu Qasim ibn Manduh berpendapat bahwa hadits ini
diriwayatkan oleh lebih dari 80 (delapan puluh) sahabat.
• Sebagian lagi mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan
oleh lebih dari 100 (seratus) bahkan 200 (duaratus)
sahabat.
2) Lafadz yang orang ceritakan hampir semua
bersamaan dengan contoh tersebut tersebut, diantaranya
ada yang berbunyi begini :
(Ibnu Majah)
Dan ada lagi begini :
(Hakim)
Maknanya semua sama. Perbedaan lafadz itu timbulnya boleh jadi
karena Nabi mengucapkannya beberapa kali.
3) Dari ketiga contoh itu, tahulah kita bahwa
yang dinamakan Mutawatir Lafdzi tidak mesti
lafadznya semua sama betul-betul.
4) Hadits tersebut diriwayatkan oleh
berpuluh-puluh imam ahli hadits, diantaranya:
Bukhari, Muslim, Darimy, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Tarmidzi, Ath-Tajalisy, Abu Hanifah,
Thabarani dan Hakim.
Gambaran sanadnya dari 10 imam yang tersebut, kalau kita susun akan terdapat
begini :
Al-bukhari
(1)
Musa
Abu ‘Awanah
Abu Hushain
Abu Shalih
Abu Hurairah
Muslim
(2)
‘Ali Ibn Al-hidjr
‘Ali Ibn Musir
Muhammad Ibn Qais
‘Ali Ibn Rabi’ah
Al-mughirah
Ad-Darimy
(3)
Muhammad Ibn Isa
Haitsam
Abu Zubair
Zabir
Abu Dawud
(4)
‘Amr Ibn ‘Aun
Musaddad
Wabrah
‘Amir
‘Abdullah Ibn Az-
zubair
Az-zubair
Ibnu Majah
(5)
Muhammad Ibn Ramh
Al-laits
Ibnu Shihab
Anas
At-Tirmidzi
(6)
Abu Hisyam
Abu Bakar Ibn
Ajjaz
‘Ashim
Zirr
Ibnu Mas’ud
Ath-Thajalisy
(7)
Abdurrahman
Abi Zinad
Amir Ibn Sa’ied
Utsman
Abu Hanifah
(8)
‘Athijah
Abi Sa’ied Al-
khudri
Ath-Thabarani
(9)
Abu Ishaq
Ibrahim
Nubaith Ibn
Syarieth
Al-hakim
(10)
Abul Fad-l Ibn
Al-husain
Muhammad Ibn A.
Wahhab
Ja’far Ibn ‘Aun
Abu Hajjan
Jazid Ibn Hajjan
Zaid Ibn Arqam
5) Cobalah perhatikan 10 gambaran sanad di atas, diantara rawi-rawinya tidak ada
seorang pun yang sama, semua berlainan.
6) Selain dari hadits tersebut, ada banyak lagi
yang temasuk dalam mutawatir lafdzi,
sebagaimana kata imam Sayuti
Berikut ini disebutkan enam haditst :
َ‫و‬َ‫ف‬ ْ
ِ‫ِت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫م‬ َ‫ع‬َِ‫مس‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫م‬َ‫ا‬ ُ‫هللا‬ َ‫ر‬َ‫ض‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ظ‬ِ‫ف‬َ‫ح‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫اه‬َ‫ع‬(‫اه‬‫و‬‫ر‬
‫الرتميذي‬)
Artinya : Mudah-mudahan Allah akan berbuat
baik kepada orang yang mendengar sabdaku,
lalu ia peliharanya dan menjaganya serta
menyampaikannya (kepada manusia) (HR.
Turmudzi)
(HR. Nasai)
Lanjutan arti
(HR. Thabarani)
( َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫م‬ َ‫َل‬ْ‫س‬ِْ‫اْل‬‫ا‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫غ‬ُ‫يعوده‬َ‫س‬َ‫و‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫غ‬‫ا‬(‫الدارمي‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬
Artinya : Sesungguhnya agama Islam itu timbul dengan keadaan asing
dan akan kembali dengan asing (juga) (HR. Darimi)
( ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ق‬ِ‫ل‬ُ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ٌ‫ر‬َّ‫س‬َ‫ي‬ُ‫م‬ ٌ‫ل‬ُ‫ك‬(‫البخاري‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬
Artinya : Tiap-tiap orang dimudahkan kepada apa yang sudah ditakdirkan
baginya (HR. Bukhari)
7) Mutawatir Lafdzi ini sebenarnya tidak termasuk dalam
pembelajaran ilmu haditst, karena rawi-rawi yang menceritakan
haditst itu tidak perlu diperiksa dan dibahas lagi, sebab tida syarat
Mutawatir 37 sudah memadai untuk menetapkan keyakinan kita
akan benarnya dari Nabi SAW.
2 Mutawatir Ma’nawy
ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬َ‫ر‬َ‫ات‬َ‫و‬َ‫ات‬َ‫م‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ه‬ِ‫ظ‬
“hadits yang mutawatir maknanya, bukan lafalnya”.
Hadits mutawatir yang berasal dari beberapa hadits yang
diriwayatkan dengan lafadz berbeda tetapi apabila dikumpulkan
mempunyai makna umum yang sama.
Ada pula yang mengatakan :
ِ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ ٌ‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ َ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ُ‫ه‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬
َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ف‬َ‫اد‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬ُ‫ع‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ُ‫و‬َ‫و‬ُْ‫م‬ َ‫ع‬ِ‫ائ‬َ‫ق‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ً‫ة‬َ‫ف‬ِ‫ل‬َ‫ت‬
ُ‫م‬ ٍ‫ر‬ْ‫َم‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫ك‬َِ‫رت‬ْ‫ش‬َ‫ت‬ٍَّ‫ّي‬َ‫ع‬
“hadits yang dinukilkan oleh sejumlah orang yang mustahil mereka
sepakat berdusta atau karena kebetulan. Mereka menukilkan
dalam berbagai bentuk, tetapi dalam satu masalah atau
mempunyai titik persamaan”
Contoh(1):
Hadits-hadits tentang mengangkat tangan ketika berdoa:
(HR. Bukhari Muslim)
(H.R. Bukhari)
Menurut penelitian al-Syuyuti Hadits yang semakna dengan
hadits ini telah diriwayatkan dari Nabi sekitar 100 macam
hadits tentang mengangkat tangan ketika berdo’a dalam
berbagai kesempatan. Dan setiap hadits tersebut berbeda
kasusnya dari hadits yang lain. Sedangkan setiap kasus
belum mencapai derajat mutawatir. Namun bisa menjadi
mutawatir karena adanya beberapa jalan dan persamaan
antara hadits-hadits tersebut, yaitu tentang mengangkat
tangan ketika berdo’a.
3 Mutawatir Amaly
Perbuatan dan pengamalan syari’ah islamiyah yang dilakukan Nabi
SAW secara terbuka atau terang-terangan yang kemudian
disaksikan dan diikuti oleh para sahabat. Pendapat para ulama
yang mengatakan bahwa:
َ‫ت‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َ‫ض‬‫اال‬ِ‫ب‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫الد‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬ِ‫ل‬ُ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬َْ‫ْي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َْ‫ْي‬َ‫ب‬َ‫ر‬ِ‫ات‬َ‫و‬َّ ِ‫َِّب‬‫ن‬‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ر‬َ‫َم‬‫أ‬ ْ‫َو‬‫أ‬
“Sesuatu yang diketahui dengan mudah bahwa ia dari agama dan
telah mutawatir dikalangan umat muslim (orang islam) bahwa Nabi
SAW mengajarkannya atau menyuruhnya atau selain itu”.
Contoh:
Hadits yang menjelaskan tentang shalat baik waktu maupun
rakaatnya, tentang haji, tentang zakat dan lain-lain.
Contoh(2):
Salat maghrib tiga rakaat.
Keterangan :
1. Satu riwayat menerangkan, bahwa dalam hadlar (negeri sendiri) nabi
sembahyang tiga rakaat.
2. Satu riwayat menunjukkan, bahwa dalam safar nabi sembahyang maghrib tiga
rakaat.
3. Satu riwayat membayangkan bahwa di Mekkah nabi sembahyang maghrib tiga
rakaat.
4. Satu riwayat mengatakan nabi sembahyang maghrib di
Madinah tiga rakaat.
5. Satu riwayat mengabarkan, bahwa sahabat sembahyang
maghrib tiga rakaat., diketahui oleh nabi. Dll.
~Semua cerita tersebut ceritanya berlainan, tetapi maksudnya satu
yakni menunjukkan dan menetapkan bahwa sembahyang maghrib
itu tiga rakaat~
Mayoritas ulama’ berpendapat bahwa keyakinan yang diperoleh dari
hadits mutawatir, sama kedudukannya dengan keyakinan yang diperoleh
melalui kesaksian langsung dengan panca indra. , oleh karena itu ia
berfaidah sebagai ilmu dharuri (pengetahuan yang mesti diterima),
sehingga membawa keyakinan yang qat’i. oleh karena itu petunjuk yang
diperoleh dari hadits mutawatir wajib dilaksanakan.
HUKUM
Haditst mutawatir itu mengandung nilai “dlaruriy”. Yakni suatu
keharusan bagi manusia untuk mengakui kapasitas kebenaran
suatu haditst, seperti halnya seseorang yang telah menyaksikan
suatu kejadian dengan mata kepala sendiri. Semua haditst
mutawatir bernilai maqbul (dapat diterima sebagai dasar hukum)
dan tidak perlu lagi diselidiki keadaan perawinya.
NILAI
Contoh Secara Umum
Di kalangan para ulama’ terdapat berbagai macam pendapat mengenai hadits
mutawatir ini. Mereka berbeda-beda dalam memberikan tanggapan, sesuai dengan
disiplin ilmu yang mereka miliki, diantaranya adalah :
1.Ahli hadits mutaqaddimin, tidak terlalu mendalam dalam memberikan bahasan,
sebab hadits mutawatir itu pada hakikatnya tidak dimasukkan ke dalam pembahasan
masalah-masalah, seperti:
a.Ilmu Isnad yaitu ilmu matarantai sanad, artinya sebuah disiplin ilmu yang hanya
membahas masalah shahih dan tidaknya, diamalkan dan tidaknya suatu hadits.
b.Ilmu Rijal Al-Hadits, artinya semua pihak yang terkait dengan persoalan
periwayatan hadits dan metode penyampaiannya.
PENDAPATULAMA
Oleh sebab itu, jika status hadits itu mutawatir, maka kebenaran didalamnya
wajib diyakini dan semua isi yang terkandung didalamnya wajib diamalkan,
sekalipun diantara para perawinya orang kafir.
2. Ahli hadits mutaakhirin dan ahli Ushul berpendapat bahwa hadits dapat
disebut dengan mutawatir jika memiliki kriteria-kriteria atau syarat-syarat
sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
Korelasi hadits Mutawatir dengan kualitas hadits
Sebagian ulama mengatakan bahwa hadits mutawatir hanya dikaji dari segi
jumlah perawinya saja dan tidak tertuju pada kajian kualitas dari perawi
tersebut. Sehingga hadits mutawatir tidak termasuk ke dalam pembahasan
ilmu hadits, ini disebabkan bahwa ilmu hadits menilai shahih atau tidaknya
suatu hadits dilihat dari para perawi dan cara penyampaian periwayatannya.
Sedangkan dalam hadits mutawatir, kualitas pribadi para perawinya tidak
dijadikan acuan atau sasaran pembahasan. Dengan demikian, maka hadits
mutawatir tidak membutuhkan kajian tentang isnad dikarenakan yang
dibutuhkan hadits mutawatir hanya jumlah atau kuantitas bukan kualitas
perawinya.
KORELASI
Ada beberapa riwayat yang ditunjukkan untuk membuktikan bahwa hadits
mutawatir tidak berdasarkan pada kualitas perawi, yaitu riwayat tentang
hadits berdusta atas nama Nabi :
َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬ ‫ربي‬َ‫الغ‬ ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ‫د‬َّ‫م‬َُ‫م‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫وح‬َ‫ع‬ ْ‫ّي‬َ‫ص‬ُ‫ح‬ ْ ِ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ة‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ع‬ ْ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ ‫ا‬‫اِب‬ ْ‫ن‬
ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ِ‫أِب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ح‬ِ‫ال‬َ‫ص‬‫ص‬‫لى‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫وسلم‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬َ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ك‬
ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ق‬َ‫م‬ ْ‫أ‬َّ‫و‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫د‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫ت‬ُ‫م‬ َّ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ِ‫ر‬‫َّا‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬
“Imam Muslim menyatakan, telah menyampaikan kepada kami (dengan
menggunakan metode sama) dari Muhammad bin Ubaid al-Ghobiri, telah
menyampaikan kepada kami dari Abu ‘Awanah dari Husain dari Abi Salih
dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa
berdusta atas namaku secara sengaja, maka bersiap-siaplah menduduki
kedudukannya di dalam neraka” (HR. Muslim)
Hadits tersebut merupakan hadits mutawatir dan berstatus shahih.
Sebagian ulama telah mengumpulkan hadits-hadits mutawatir dalam sebuah kitab
tersendiri. Diantara kitab-kitab tersebut adalah :
• Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Akbar Al-Mutawatirah, karya As-Suyuthi. Dalam
kitab tersebut, As Suyuthi menyusun bab demi bab dan setiap hadits diterangkan
sanad-sanadnya yang dipakai oleh pentakhrijnya.
• Qathf Al-Azhar, karya As-Suyuthi, ringkasan dari kitab diatas.
• Al-La’ali’ Al-Mutanasirah fi Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Abu Abdillah
Muhammad bin Thulun Ad-Dimasyqi.
KITAB
• Nazm Al-Mutanasirah min Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya
Muhammad bin Ja’far Al-Kattani.
• thaf Dzawil Fadha’il al-Musythahirah bi Maa Waqaa’ min Ziyadah
‘Alaa al-AzharAl-Mutanasirah min Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya
ustadz Syeikh Abdul ‘Aziz al-Ghammari.
• Luqt al-Liaalii Al-Mutanasirah fi Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Abii
al-Faidh Muhammad Murtadhaa al-Husainii az-Zubaidii al-Misri.

Contenu connexe

Tendances

Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Marhamah Saleh
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Fakhri Cool
 
1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar
Fakhri Cool
 
Inkar sunnah, sejarah dan bantahan terhadapnya
Inkar sunnah, sejarah dan bantahan terhadapnyaInkar sunnah, sejarah dan bantahan terhadapnya
Inkar sunnah, sejarah dan bantahan terhadapnya
makhrusvikers
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Via Dewi Syahara
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
LontongSayoer
 

Tendances (20)

Ppt ski-bani-umayyah
Ppt ski-bani-umayyahPpt ski-bani-umayyah
Ppt ski-bani-umayyah
 
ILMU QIRA'AT
ILMU QIRA'ATILMU QIRA'AT
ILMU QIRA'AT
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)
 
Tafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wilTafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wil
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
Qawaid fiqh pt 1
Qawaid fiqh  pt 1Qawaid fiqh  pt 1
Qawaid fiqh pt 1
 
1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar1. pengertian hadits khabar dan atsar
1. pengertian hadits khabar dan atsar
 
Inkar sunnah, sejarah dan bantahan terhadapnya
Inkar sunnah, sejarah dan bantahan terhadapnyaInkar sunnah, sejarah dan bantahan terhadapnya
Inkar sunnah, sejarah dan bantahan terhadapnya
 
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Hadits Ahad
Hadits AhadHadits Ahad
Hadits Ahad
 
Al Mutazilah
Al MutazilahAl Mutazilah
Al Mutazilah
 
Takhrij Hadits
Takhrij HaditsTakhrij Hadits
Takhrij Hadits
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 

Similaire à Hadits mutawattir (without background)

Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009
Bocah Nakal
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
caturwibowo83
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbih
Muhsin Hariyanto
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Riana Arum
 
Agama hadits
Agama haditsAgama hadits
Agama hadits
Intandea
 

Similaire à Hadits mutawattir (without background) (20)

hadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptxhadits mutawatir dan ahad.pptx
hadits mutawatir dan ahad.pptx
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
Hadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoifHadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoif
 
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuudasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
dasar-dasar pengetahuan tentang Hadits Nabiuuuuuu
 
UQ MATERI 10.pdf
UQ  MATERI 10.pdfUQ  MATERI 10.pdf
UQ MATERI 10.pdf
 
Isi ulumul hadist
Isi ulumul hadistIsi ulumul hadist
Isi ulumul hadist
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
 
MAKALAH HADIST.doc
MAKALAH HADIST.docMAKALAH HADIST.doc
MAKALAH HADIST.doc
 
Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009
 
Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009Ulumul hadis2009
Ulumul hadis2009
 
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis,Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
Musthalat Fi Al Hadis, Kodifikasi Hadis, Hadis Ditinjau dari Kuantitas dan Ku...
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbih
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Hadits ahad
Hadits ahadHadits ahad
Hadits ahad
 
Qiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ahQiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ah
 
Agama hadits
Agama haditsAgama hadits
Agama hadits
 

Plus de Azzahra Azzahra (9)

ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
 
Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia
Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia
Sejarah Kerajaan Aceh Indonesia
 
SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al Ayyubi
SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al AyyubiSKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al Ayyubi
SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) Sholahuddin Al Ayyubi
 
ikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodar
ikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodarikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodar
ikhlas dan ridla kepada qodlo' dan qodar
 
PELUANG
PELUANGPELUANG
PELUANG
 
Utsman bin Affan
Utsman bin AffanUtsman bin Affan
Utsman bin Affan
 
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
Koloid (dalam kehidupan sehari hari)
 
Akidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaianAkidah akhlaq - adab berpakaian
Akidah akhlaq - adab berpakaian
 
Bartholomeus Dias
Bartholomeus DiasBartholomeus Dias
Bartholomeus Dias
 

Dernier

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Dernier (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 

Hadits mutawattir (without background)

  • 2. Anggota: 1. Angelika Rizki N. P. (06/XIA2) 2. Fatimah Azzahra (10/XIA2) 3. Nida Iftina Majida (14/XIA2) 4. Roisatul Khoiriyyati (19/XIA2) 5. Sabila Ainun Hasan (20/XIA2) 6. Ummu Khonsa (23/XIA2)
  • 3. Ditinjau dari segi jumlah perawi yang meriwayatkan maka hadits terbagi dalam dua bagian 1. Hadits Mutawatir 2. HaditsAhad
  • 5. PENGERTIAN ~BAHASA : mutawatir isim fa’il dari at-tawatur memilki makna yang sama dengan mutataabi’ (‫املتتابع‬) yang artinya beriringan, berturut-turut atau beruntun. ~ISTILAH : ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ﻩ‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬َ‫ﺭ‬ُ‫ل‬ْ‫ي‬َِ‫َت‬ ُ‫ع‬َْ‫َج‬‫ﺍﻟ‬‫ء‬‫َﺎﺩﺓ‬‫ﻌ‬َ‫و‬َ‫ت‬‫ﺍ‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ى‬‫ﺍ‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬ ‫ﺍ‬ ِ‫ﻝ‬ََّ‫ﻭ‬َ‫ﺍ‬‫د‬ِ‫ن‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ﺍ‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َل‬ُ‫ﻩ‬ Hadits mutawatir ialah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang menurut adat, mustahil mereka sepakat untuk berdusta, mulai awal sampai akhir mata rantai sanad,pada setiap tabaqat (generasi).
  • 6. Mahmud at-Tahhan dalam bukunya Tafsir fii Mustalah al-Hadits, menyatakan: ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ة‬َ‫اد‬َ‫الع‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ُِ‫َت‬ ‫ثر‬َ‫ك‬‫د‬َ‫د‬َ‫ع‬ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ار‬َ‫م‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ “Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi secara tradisi” Menurut Abuu Ya’laa al-Muusilli at-Tamimi, hadits mutawatir adalah: َْ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ٌ‫ر‬َ‫ب‬َ‫خ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ِ‫ر‬ِ‫ت‬ ‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َْ‫اْل‬َ‫ف‬َ‫ب‬ ٌ‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫َخ‬‫أ‬ ٍ‫س‬ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ِف‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫غ‬َ‫ل‬ َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ة‬َ‫اد‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ُِ‫َت‬ ‫ا‬ً‫غ‬َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ا‬ “Suatu hadits hasil tanggapan dari panca indera, yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta”
  • 7. Dalam ilmu Hadits maksudnya ialah hadits yang diriwayatkan dengan banyak sanad yang berlainan rawi-rawinya serta mustahil mereka itu dapat berkumpul jadi satu untuk berdusta mengadakan hadits itu.
  • 8. 1.Diriwayatkan Oleh Banyak Perawi Para perawi hadits mutawatir syaratnya harus berjumlah banyak. Para ulama hadits mempunyai perbedaan pendapat tentang menentukan seberapa banyak perawi yang harus meriwayatkan sebuah hadits sehingga dikatakan sebagai hadits mutawatir. Dalam hal ini para ulama’ berbeda pendapat tentang berapa jumlah perawi minimalnya, ada yang mengatakan minimal 4, 5, 10, 12, 20, 40, dan ada yang mengatakan minimal 70 orang. Imam As-Suyuthi memilih yang pertama, yakni 10 orang. SYARAT/KRITERIA
  • 9. • Abu Bakar al-Sairy menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 40 sahabat secara marfu’ • Ibnu Shalkah berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 62 sahabat, termasuk didalamnya adalah 10 sahabat yang dijamin masuk Surga. • Ibrahim al-Haraby dan Abu Bakar al-Bazariy berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 450 sahabat.
  • 10. • Abu Qasim ibn Manduh berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 80 (delapan puluh) sahabat. • Sebagian lagi mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 100 (seratus) bahkan 200 (duaratus) sahabat. • Zainuddin Al-Iraqi, hadits ini (selafadz) telah diriwayatkan lebih dari 70 orang shahabat, tapi yang semakna dengan hadits ini diriwayatkan oleh 200 orang sahabat sebagaimana yang dikatakan Imam An-Nawawi.
  • 11. 2.Adanya Keseimbangan Antar Perawi Pada Thabaqat Pertama Dengan Thabaqat Berikutnya Artinya jika salah satu dari tingkatan tersebut ada yang tidak mencapai jumlah minimal yang ditetapkan, maka sanad tersebut tidak dikatagorikan sanad mutawatir, tetapi disebut sanad ahad.
  • 12. 3.Mustahil Bersepakat Bohong Berdasarkan jumlah perawi yang banyak, maka periwayatan suatu hadits ini secara logika sangat sulit untuk bersepakat berbohong dalam periwayatannya, karena mengingat bahwa hadits yang diriwayatkan tersebut dalam jumlah yang banyak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kuantitas bukan merupakan suatu hal yang mutlak ketika hadits dikatakan mutawatir atau bukan, karena realitas yang ada sekarang ini para periwayat haditspun masih ada kemungkinan untuk berbohong dalam periwayatannya.
  • 13. 4. Berdasarkan Tanggapan Pancaindera Maksudnya adalah berita yang disampaikan itu merupakan hasil dari sesuatu yang didengar dengan telinga, dilihat dengan mata, dan bukan merupakan hasil yang disandarkan pada logika atau akal belaka. Sehingga, apabila berita tersebut merupakan hasil dari pemikiran atau logika suatu peristiwa dan bukan merupakan hasil istinbath, maka hadits tersebut tidak dapat dikatakatan sebagai hadits mutawatir. Hadits itu berdasarkan tanggapan pancaindera, misalnya ungkapan periwayatan : ‫مسعنا‬= Kami mendengar (dari Rasulullah bersabda begini) ‫اينا‬‫ر‬‫او‬‫ملسنا‬ = Kami sentuh atau Kami melihat (Rasulullah melakukan begini dan seterusnya)
  • 14. Mutawatir Lafdhy1 Yang dimaksud dengan hadits mutawatir lafdzhi menurut Mahmud at- Tahhan ialah : َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬‫ﺍ‬َ‫ر‬َ‫ت‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬ِ‫ﺭ‬ ْ‫ﺕ‬ٍ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ي‬‫َﺍ‬‫ﻭ‬ِ‫ح‬ٍ‫د‬ “Hadits mutawatir lafzhi ialah hadits yang kemutawatiran perawinya masih dalam satu lafal” Menurut Ibnu Sholah yang pendapatnya diikuti Imam An-Nawawi bahwa hadits mutawatir lafdzi sedikit sekali jumlahnya dan sulit diberikan MACAM
  • 15. Menurut Zainuddin Al-Iraqi, hadits ini (selafadz) telah diriwayatkan lebih dari 70 orang shahabat, tapi yang semakna dengan hadits ini diriwayatkan oleh 200 orang sahabat sebagaimana yang dikatakan Imam An-Nawawi. Jadi jika ditemukan sejumlah besar perawi hadits berkumpul untuk meriwayatkan dengan berbagai jalan, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka bersepakat untuk berbuat dusta, maka nilai yang terkandung di dalamnya termasuk “ilmu yakin” artinya meyakinkan bagi kita bahwa hadits tersebut telah di sandarkan kepada yang menyabdakannya, yaitu Rasulullah saw.
  • 16.
  • 17. Keterangan: 1) Hadits ini diriwayatkan orang dari jalan seratus sahabat Nabi SAW. Dalam men-sikapi hadits ini, para ahli berbeda-beda dalam memberikan komentar, diantaranya ialah: • Abu Bakar al-Sairy menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 40 sahabat secara marfu’ • Ibnu Shalkah berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 62 sahabat, termasuk didalamnya adalah 10 sahabat yang dijamin masuk Surga.
  • 18. • Ibrahim al-Haraby dan Abu Bakar al-Bazariy berpendapat bahwa hadit ini diriwayatkan oleh 450 sahabat. • Abu Qasim ibn Manduh berpendapat bahwa hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 80 (delapan puluh) sahabat. • Sebagian lagi mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 100 (seratus) bahkan 200 (duaratus) sahabat.
  • 19. 2) Lafadz yang orang ceritakan hampir semua bersamaan dengan contoh tersebut tersebut, diantaranya ada yang berbunyi begini :
  • 21. Dan ada lagi begini : (Hakim) Maknanya semua sama. Perbedaan lafadz itu timbulnya boleh jadi karena Nabi mengucapkannya beberapa kali.
  • 22. 3) Dari ketiga contoh itu, tahulah kita bahwa yang dinamakan Mutawatir Lafdzi tidak mesti lafadznya semua sama betul-betul. 4) Hadits tersebut diriwayatkan oleh berpuluh-puluh imam ahli hadits, diantaranya: Bukhari, Muslim, Darimy, Abu Dawud, Ibnu Majah, Tarmidzi, Ath-Tajalisy, Abu Hanifah, Thabarani dan Hakim.
  • 23. Gambaran sanadnya dari 10 imam yang tersebut, kalau kita susun akan terdapat begini : Al-bukhari (1) Musa Abu ‘Awanah Abu Hushain Abu Shalih Abu Hurairah Muslim (2) ‘Ali Ibn Al-hidjr ‘Ali Ibn Musir Muhammad Ibn Qais ‘Ali Ibn Rabi’ah Al-mughirah Ad-Darimy (3) Muhammad Ibn Isa Haitsam Abu Zubair Zabir Abu Dawud (4) ‘Amr Ibn ‘Aun Musaddad Wabrah ‘Amir ‘Abdullah Ibn Az- zubair Az-zubair Ibnu Majah (5) Muhammad Ibn Ramh Al-laits Ibnu Shihab Anas At-Tirmidzi (6) Abu Hisyam Abu Bakar Ibn Ajjaz ‘Ashim Zirr Ibnu Mas’ud Ath-Thajalisy (7) Abdurrahman Abi Zinad Amir Ibn Sa’ied Utsman Abu Hanifah (8) ‘Athijah Abi Sa’ied Al- khudri Ath-Thabarani (9) Abu Ishaq Ibrahim Nubaith Ibn Syarieth Al-hakim (10) Abul Fad-l Ibn Al-husain Muhammad Ibn A. Wahhab Ja’far Ibn ‘Aun Abu Hajjan Jazid Ibn Hajjan Zaid Ibn Arqam 5) Cobalah perhatikan 10 gambaran sanad di atas, diantara rawi-rawinya tidak ada seorang pun yang sama, semua berlainan.
  • 24. 6) Selain dari hadits tersebut, ada banyak lagi yang temasuk dalam mutawatir lafdzi, sebagaimana kata imam Sayuti Berikut ini disebutkan enam haditst : َ‫و‬َ‫ف‬ ْ ِ‫ِت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫م‬ َ‫ع‬َِ‫مس‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫م‬َ‫ا‬ ُ‫هللا‬ َ‫ر‬َ‫ض‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ظ‬ِ‫ف‬َ‫ح‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫اه‬َ‫ع‬(‫اه‬‫و‬‫ر‬ ‫الرتميذي‬) Artinya : Mudah-mudahan Allah akan berbuat baik kepada orang yang mendengar sabdaku, lalu ia peliharanya dan menjaganya serta menyampaikannya (kepada manusia) (HR. Turmudzi)
  • 25.
  • 27.
  • 29.
  • 30. ( َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫م‬ َ‫َل‬ْ‫س‬ِْ‫اْل‬‫ا‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫غ‬ُ‫يعوده‬َ‫س‬َ‫و‬ً‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫غ‬‫ا‬(‫الدارمي‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ Artinya : Sesungguhnya agama Islam itu timbul dengan keadaan asing dan akan kembali dengan asing (juga) (HR. Darimi) ( ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ق‬ِ‫ل‬ُ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ٌ‫ر‬َّ‫س‬َ‫ي‬ُ‫م‬ ٌ‫ل‬ُ‫ك‬(‫البخاري‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ Artinya : Tiap-tiap orang dimudahkan kepada apa yang sudah ditakdirkan baginya (HR. Bukhari)
  • 31. 7) Mutawatir Lafdzi ini sebenarnya tidak termasuk dalam pembelajaran ilmu haditst, karena rawi-rawi yang menceritakan haditst itu tidak perlu diperiksa dan dibahas lagi, sebab tida syarat Mutawatir 37 sudah memadai untuk menetapkan keyakinan kita akan benarnya dari Nabi SAW.
  • 32. 2 Mutawatir Ma’nawy ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬َ‫ر‬َ‫ات‬َ‫و‬َ‫ات‬َ‫م‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ه‬ِ‫ظ‬ “hadits yang mutawatir maknanya, bukan lafalnya”. Hadits mutawatir yang berasal dari beberapa hadits yang diriwayatkan dengan lafadz berbeda tetapi apabila dikumpulkan mempunyai makna umum yang sama.
  • 33. Ada pula yang mengatakan : ِ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ ٌ‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ َ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ُ‫ه‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬ُ‫ط‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬َ‫ك‬ َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ف‬َ‫اد‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬ُ‫ع‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ُ‫و‬َ‫و‬ُْ‫م‬ َ‫ع‬ِ‫ائ‬َ‫ق‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ً‫ة‬َ‫ف‬ِ‫ل‬َ‫ت‬ ُ‫م‬ ٍ‫ر‬ْ‫َم‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫ك‬َِ‫رت‬ْ‫ش‬َ‫ت‬ٍَّ‫ّي‬َ‫ع‬ “hadits yang dinukilkan oleh sejumlah orang yang mustahil mereka sepakat berdusta atau karena kebetulan. Mereka menukilkan dalam berbagai bentuk, tetapi dalam satu masalah atau mempunyai titik persamaan”
  • 34. Contoh(1): Hadits-hadits tentang mengangkat tangan ketika berdoa: (HR. Bukhari Muslim)
  • 36. Menurut penelitian al-Syuyuti Hadits yang semakna dengan hadits ini telah diriwayatkan dari Nabi sekitar 100 macam hadits tentang mengangkat tangan ketika berdo’a dalam berbagai kesempatan. Dan setiap hadits tersebut berbeda kasusnya dari hadits yang lain. Sedangkan setiap kasus belum mencapai derajat mutawatir. Namun bisa menjadi mutawatir karena adanya beberapa jalan dan persamaan antara hadits-hadits tersebut, yaitu tentang mengangkat tangan ketika berdo’a.
  • 37. 3 Mutawatir Amaly Perbuatan dan pengamalan syari’ah islamiyah yang dilakukan Nabi SAW secara terbuka atau terang-terangan yang kemudian disaksikan dan diikuti oleh para sahabat. Pendapat para ulama yang mengatakan bahwa: َ‫ت‬َ‫و‬ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َ‫ض‬‫اال‬ِ‫ب‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫الد‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬ِ‫ل‬ُ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬َْ‫ْي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َْ‫ْي‬َ‫ب‬َ‫ر‬ِ‫ات‬َ‫و‬َّ ِ‫َِّب‬‫ن‬‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ر‬َ‫َم‬‫أ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ “Sesuatu yang diketahui dengan mudah bahwa ia dari agama dan telah mutawatir dikalangan umat muslim (orang islam) bahwa Nabi SAW mengajarkannya atau menyuruhnya atau selain itu”.
  • 38. Contoh: Hadits yang menjelaskan tentang shalat baik waktu maupun rakaatnya, tentang haji, tentang zakat dan lain-lain.
  • 39. Contoh(2): Salat maghrib tiga rakaat. Keterangan : 1. Satu riwayat menerangkan, bahwa dalam hadlar (negeri sendiri) nabi sembahyang tiga rakaat. 2. Satu riwayat menunjukkan, bahwa dalam safar nabi sembahyang maghrib tiga rakaat. 3. Satu riwayat membayangkan bahwa di Mekkah nabi sembahyang maghrib tiga rakaat.
  • 40. 4. Satu riwayat mengatakan nabi sembahyang maghrib di Madinah tiga rakaat. 5. Satu riwayat mengabarkan, bahwa sahabat sembahyang maghrib tiga rakaat., diketahui oleh nabi. Dll. ~Semua cerita tersebut ceritanya berlainan, tetapi maksudnya satu yakni menunjukkan dan menetapkan bahwa sembahyang maghrib itu tiga rakaat~
  • 41. Mayoritas ulama’ berpendapat bahwa keyakinan yang diperoleh dari hadits mutawatir, sama kedudukannya dengan keyakinan yang diperoleh melalui kesaksian langsung dengan panca indra. , oleh karena itu ia berfaidah sebagai ilmu dharuri (pengetahuan yang mesti diterima), sehingga membawa keyakinan yang qat’i. oleh karena itu petunjuk yang diperoleh dari hadits mutawatir wajib dilaksanakan. HUKUM
  • 42. Haditst mutawatir itu mengandung nilai “dlaruriy”. Yakni suatu keharusan bagi manusia untuk mengakui kapasitas kebenaran suatu haditst, seperti halnya seseorang yang telah menyaksikan suatu kejadian dengan mata kepala sendiri. Semua haditst mutawatir bernilai maqbul (dapat diterima sebagai dasar hukum) dan tidak perlu lagi diselidiki keadaan perawinya. NILAI
  • 44.
  • 45.
  • 46. Di kalangan para ulama’ terdapat berbagai macam pendapat mengenai hadits mutawatir ini. Mereka berbeda-beda dalam memberikan tanggapan, sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki, diantaranya adalah : 1.Ahli hadits mutaqaddimin, tidak terlalu mendalam dalam memberikan bahasan, sebab hadits mutawatir itu pada hakikatnya tidak dimasukkan ke dalam pembahasan masalah-masalah, seperti: a.Ilmu Isnad yaitu ilmu matarantai sanad, artinya sebuah disiplin ilmu yang hanya membahas masalah shahih dan tidaknya, diamalkan dan tidaknya suatu hadits. b.Ilmu Rijal Al-Hadits, artinya semua pihak yang terkait dengan persoalan periwayatan hadits dan metode penyampaiannya. PENDAPATULAMA
  • 47. Oleh sebab itu, jika status hadits itu mutawatir, maka kebenaran didalamnya wajib diyakini dan semua isi yang terkandung didalamnya wajib diamalkan, sekalipun diantara para perawinya orang kafir. 2. Ahli hadits mutaakhirin dan ahli Ushul berpendapat bahwa hadits dapat disebut dengan mutawatir jika memiliki kriteria-kriteria atau syarat-syarat sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
  • 48. Korelasi hadits Mutawatir dengan kualitas hadits Sebagian ulama mengatakan bahwa hadits mutawatir hanya dikaji dari segi jumlah perawinya saja dan tidak tertuju pada kajian kualitas dari perawi tersebut. Sehingga hadits mutawatir tidak termasuk ke dalam pembahasan ilmu hadits, ini disebabkan bahwa ilmu hadits menilai shahih atau tidaknya suatu hadits dilihat dari para perawi dan cara penyampaian periwayatannya. Sedangkan dalam hadits mutawatir, kualitas pribadi para perawinya tidak dijadikan acuan atau sasaran pembahasan. Dengan demikian, maka hadits mutawatir tidak membutuhkan kajian tentang isnad dikarenakan yang dibutuhkan hadits mutawatir hanya jumlah atau kuantitas bukan kualitas perawinya. KORELASI
  • 49. Ada beberapa riwayat yang ditunjukkan untuk membuktikan bahwa hadits mutawatir tidak berdasarkan pada kualitas perawi, yaitu riwayat tentang hadits berdusta atas nama Nabi : َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫ح‬ ‫ربي‬َ‫الغ‬ ‫د‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ‫د‬َّ‫م‬َُ‫م‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫َّث‬‫د‬َ‫وح‬َ‫ع‬ ْ‫ّي‬َ‫ص‬ُ‫ح‬ ْ ِ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ة‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ع‬ ْ‫و‬ُ‫َب‬‫أ‬ ‫ا‬‫اِب‬ ْ‫ن‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ِ‫أِب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ح‬ِ‫ال‬َ‫ص‬‫ص‬‫لى‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫وسلم‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬َ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ك‬ ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ق‬َ‫م‬ ْ‫أ‬َّ‫و‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫د‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫ت‬ُ‫م‬ َّ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ِ‫ر‬‫َّا‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ “Imam Muslim menyatakan, telah menyampaikan kepada kami (dengan menggunakan metode sama) dari Muhammad bin Ubaid al-Ghobiri, telah menyampaikan kepada kami dari Abu ‘Awanah dari Husain dari Abi Salih dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa berdusta atas namaku secara sengaja, maka bersiap-siaplah menduduki kedudukannya di dalam neraka” (HR. Muslim) Hadits tersebut merupakan hadits mutawatir dan berstatus shahih.
  • 50. Sebagian ulama telah mengumpulkan hadits-hadits mutawatir dalam sebuah kitab tersendiri. Diantara kitab-kitab tersebut adalah : • Al-Azhar Al-Mutanatsirah fi Al-Akbar Al-Mutawatirah, karya As-Suyuthi. Dalam kitab tersebut, As Suyuthi menyusun bab demi bab dan setiap hadits diterangkan sanad-sanadnya yang dipakai oleh pentakhrijnya. • Qathf Al-Azhar, karya As-Suyuthi, ringkasan dari kitab diatas. • Al-La’ali’ Al-Mutanasirah fi Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Abu Abdillah Muhammad bin Thulun Ad-Dimasyqi. KITAB
  • 51. • Nazm Al-Mutanasirah min Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Muhammad bin Ja’far Al-Kattani. • thaf Dzawil Fadha’il al-Musythahirah bi Maa Waqaa’ min Ziyadah ‘Alaa al-AzharAl-Mutanasirah min Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya ustadz Syeikh Abdul ‘Aziz al-Ghammari. • Luqt al-Liaalii Al-Mutanasirah fi Al-Hadits Al-Mutawatirah, karya Abii al-Faidh Muhammad Murtadhaa al-Husainii az-Zubaidii al-Misri.