SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  93
Télécharger pour lire hors ligne
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 1
MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN DICK & CAREY
Dick Walter, Carey Lou dan Carey James. 2001.
The Systematic Design Of Instruction. Addison-Wesley Educational Publishers. New York.
Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang desain pembelajaran sebagai
sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Pada
kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan sebagai model pendekatan
sistem. Dipertegas oleh Dick, Carey, dan Carey (2001) bahwa pendekatan sistem
selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran
(Instructional Systems Development /ISD). Jika berbicara masalah desain maka masuk
ke dalam proses, dan jika menggunakan istilah instructional design (ID) mengacu
kepada instructional system development (ISD) yaitu tahapan analisis, desain,
pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Instructional desain inilah payung bidang
(Dick, Carey, dan Carey, 2001).
Komponen model Dick, Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar,
materi, dan lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal
meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor (pembelajar), materi, dan lingkungan
pembelajaran (Ditjen PMPTK PNF, 2006). Semua berinteraksi dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila melihat komponen
bekerja dengan memuaskan atau tidak maka perlu mengembangkan format evaluasi
(Dick, Carey, dan Carey, 2001). Jika dari hasil evaluasi menunjukkan unjuk kerja
pebelajar tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Komponen model Dick, Carey, dan Carey dipengaruhi oleh Condition of
Learning hasil penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan pertama kali pada tahun
1965. Condition of learning ini berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi
cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan secara eklektic (Dick, Carey, dan Carey,
2001).Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh Gagne (Bostock, 1996) yaitu
1) instructional events, 2) types of learning outcomes, 3) internal conditions and external
conditions.Ketiganya merupakan masukan yang penting dalam memulai kegiatan
desain pembelajaran.
Komponen dan tahapan model Dick, Carey, dan Carey lebih kompleks jika
dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain seperti Morrison, Ross, & Kemp
(2001). Walaupun model Morrison, Ross, & Kemp juga memandang desain
pembelajaran sebagai sebuah sistem, tetapi sedikit berbeda. Mereka menyebutkan
desain pembelajaran sebagai metode yang sistematistetapi bukan pendekatan
sitematis.Tahapan yang diguanakan yaituperencanaan, pengembangan, evaluasi, dan
management proses. Sedangkan komponen dasar sistem meliputi learners, objectives,
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 2
methods,dan evaluation yang selanjutnya dikembangkan menjadi 9 (sembilan) rencana
desain pembelajaran.
Pada umumnya, tahap pertama dalam desain pembelajaran adalah analisis
untuk mengetahui kebutuhan dalam pembelajaran, dan mengidentifikasi masalah-
masalah apa yang akan dipecahkan. Model Dick, Carey, dan Carey menerapkan
tahapan ini, dengan demikian pengembangan yang dilakukan berbasis kebutuhan dan
pemecahan masalah. Produk yang direkomendasikan dalam model ini yaitu sebuah
produk yang dapat digunakan untuk belajar mandiri (Nasution, 1995; Dick, Carey, dan
Carey, 2001; Heinich, Molenda, Russel, & Smadino, 2002). Model ini juga
memungkinkan warga belajar menjadi aktif berinteraksi karena menetapkan strategi
dan tipe pembelajaran yang berbasis lingkungan. Dengan bentuk pembelajaran yang
berbasis lingkungan, yang disesuaikan dengan konteks dan setting lingkungan sekitar
atau disebut juga sebagai situational approach oleh Canale & Swain (1980)
memungkinkan pebelajar bahasa (sebagaimana dinyatkan oleh Sadtono, 1987) dapat
mengoptimalkan kompetensi komunikatif.
Seperti yang diuraikan sebelumnya, tahapan model pengembangan sistem
pembelajaran (Instructional Systems Develovment / ISD) Dick, Carey, dan Carey (2001)
terdiri dari 10 tahapan. Tahapan tersebut dapat dicermati sebagaimana dalam gambar
2.2. Khusus tahapan ke 10 tidak dimasukkan dalam gambar, karena itu landasan teori
penelitian ini dikembangkan berdasarkan 9 tahapan. Berikut dijelaskan tahapan
pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey, and Carey:
1. Analisis Kebutuhan Untuk Menentukan Tujuan
Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama
yang dilakukan untuk menentukan apa yang anda inginkan setelah warga belajar
melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian
tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan
warga belajar dalam praktek pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-
orang yang bekerja dalam bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang
aktual.
2. Melakukan Analisis Pembelajaran
Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah
menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran
adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry
behavior (perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai
pembelajaran.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 3
3. Menganalisis Warga Belajar Dan Lingkungannya
Analisis pararel terhadap warga belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan
konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-
keterampilan warga belajar yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap
ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan
tempat keterampilan diterapkan.Langkah ini adalah langkah awal yang penting dalam
strategi pembelajaran.
4. Merumuskan Tujuan Khusus
Menuliskan tujuan unjuk kerja (tujuan pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan
pembelajaran dan pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus
tentang apa yang dapat dilakukan oleh warga belajar setelah mereka menerima
pembelajaran. Pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran.
Analisis pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan
yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja.
5. Mengembangkan instrumen penilaian,
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk evaluasi untuk
mengukur kemampuan warga belajar melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan
utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran
dengan untuk apa melakukan penilaian.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian
informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan
mengikuti kegiatan selanjutnya.Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil
penelitian, karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan
karakteristik warga belajar yang menerima pembelajaran.Prinsip-prinsip inilah yang
digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif.
7. Mengembangkan Materi Pembelajaran
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi
petunjuk untuk warga belajar, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran
meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP,
videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan
materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan
sumber belajar yang ada disekitar perancang.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 4
8. Merancang & Mengembangkan Evaluasi Formatif
Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah
instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data.Data-data
yang diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan
pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji
perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field
evaluation).
9. Merevisi pembelajaran
Data yang diperoleh dari evaluasi formative dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk
memecahkan kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam mencapai tujuan.Bukan
hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran
agar lebih efektif.
10. Mengembangkan Evaluasi Sumatif
Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10 (sepuluh)
tidak dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick &
Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 5
Langkah 1
ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI TUJUAN PEMBELAJARAN
(Assessing Need to Identify Instructional Goal(s))
A. Latar Belakang
Mungkin hal yang paling kritis dalam proses desain Pembelajaran adalah
mengidentifikasi tujuan Pembelajaran. Pada perancangan desain Pembelajaran yang
sistematika merekomendasikan untuk menggunakan pendekatan teknologi kinerja, di
mana tujuan Pembelajaran didasarkan pada analisis kinerja, penilaian kebutuhan dari
permasalahan yang ada. Tidak ada solusi yang mudah dan tunggal perlu ada proses
yang sistematis untuk memecahkan masalah secara efektif.
B. Konsep Pengembangan
Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama
yang dilakukan untuk menentukan apa yang inginkan setelah warga belajar
melaksanakan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang
ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek
pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam
bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual.
Dick and Carrey menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk menentukan
apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Komponen-komponen tujuan menurut Degeng (1989), Uno (1993) adalah audience,
behavioral, conditions, dan degree atau yang lebih mudah dikenal dengan sebutan
ABCD.
Secara garis besar proses untuk mendapatkan informasi tentang tujuan yang
diharapkan maka dilakukan Analisa awal dan akhir (Front-End Analysis) atau secara
spesifik terdiri dari: Performance Analysis, Need Assessment, Job Analysis, Practical
experience with learning difficulties of student dan Some other requirement for new
instruction.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 6
1. Analisis Kinerja (Performance Analysis)
Maksud dari studi performance analysis adalah untuk mendapatkan informasi pada
masing masing komponen dalam model tersebut supaya menjawab persoalan-
persoalan dan mengidentifikasi kemungkinan solusi yang diambil. Jika solusi tersebut
diterapkapkan pada ketrampilan yang baru atau memperbaharui/membangkitkan
ketrampilan yang lama kemudian direncakan untuk mendesain pembelajaran yang akan
dibuat.
2. Penilaian Kebutuhan (Need Assessment)
Penilaian kebutuhan adalah sebuah pengamatan yang dilakukan untuk melihat atau
mengkaji antara harapan dan kenyataan.Ada tiga komponen dalam logika penilaian
kebutuhan, Komponen pertama menetapkan suatu standar atau tujuan yang disebut
sebagai status yang diinginkan.
3. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
Job Analysis (Analisa pekerjaan) adalah sebuah proses pengumpulan, menganalisis,
dan mensintesis deskripsi tentang apa yang dilakukan orang dalam pekerjaan mereka.
Proses analisis pekerjaan dimulai menginventarisir pekerjaan yang biasa dilakukan oleh
pekerjaan, kemudian digolongkan dalam kategori tugas-tugas yang memerlukan solusi
dengan menggunakan Pembelajaran.
4. Memperjelas Tujuan Pembelajaran (Clarifying Instructional Goals)
Pada proses mengumpulkan informasi tujuan terkadang terdapat beberapa pernyataan
tujuan yang samar atau tidak jelas tujuan. Sering muncul tujuan yang sulit diukur seperti
mengandung kata “menghargai”, “memiliki kesadaran dan seterusnya. Pada konteks ini
perancang harus melakukan beberapa prosedur untuk memperjelas tujuan yang samar
tadi.
5. Pembelajar, Lingkungan dan Alat (Learner, Context and Tools)
Sedangkan aspek yang paling penting dari sebuah tujuan Pembelajaran adalah
deskripsi dari apa yang pelajar akan dapat melakukannya, deskripsi yang tidak lengkap
tanpa indikasi (l) siapa pelajar, (2) di mana mereka akan menggunakan keterampilan ,
dan (3) alat-alat yang akan tersedia.
6. Kriteria dalam Menetapkan Tujuan Pembelajaran (Criteria for Establishing
Instructional Goals)
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 7
Kadang-kadang proses penetapan tujuan yang tidak sepenuhnya rasional, yaitu tidak
mengikuti proses penilaian kebutuhan sistematis. Faktor lain misalnya pertimbangan
politik dan ekonomi serta teknis atau yang akademis.
C. Hasil Pengembangan Mengenali Tujuan Pembelajaran (Identify Instructional
Goals)
Untuk mengenali tujuan Pembelajaran pendidikan seni budaya yang akan diberlakukan
di sekolah menengah pertama kelas VII dilakukan beberapa analisis, antara lain :
1. Daftar Tujuan hasil analisis tujuan.
Hasil Analisis dari Kepala Sekolah :
1. Anak mampu menyanyikan lagu wajib nasional
2. Anak mengenal lagu-lagu daerah NTT
3. Anak mampu menyanyikan lagu daerah NTT
4. Anak mampu menyanyikan lagu bebas
5. Anak mampu memainkan salah satu alat musik
6. Anak mampu menggambar
7. Anak mampu menari tarian daerah seperti likurai, tebe, ja‟i, gawi, dll
8. Anak mampu membuat seni kriya
9. Anak mengenal hasil karya seni NTT
10.Anak mencintai seni NTT
11.Pemerintah perlu membantu pengadaan sarana dan prasarana kesenian, antara
lain : Pakaian adat NTT, alat musik tradisional NTT, dan CD musik lagu-lagu
khas NTT
Guru Kesenian :
1. Anak mampu menyanyikan lagu wajib nasional
2. Anak mengenal lagu-lagu daerah
3. Anak mampu menyanyikan lagu daerah NTT
4. Anak mampu menyanyikan lagu bebas
5. Anak mampu memainkan salah satu alat musik
6. Anak mampu menggambar
7. Anak mampu menari tarian daerah
8. Anak mampu membuat seni kriya
9. Anak mengenal hasil karya seni NTT
10.Anak mencintai seni NTT
11.Sekolah perlu menyediakan sarana-prasarana kesenian
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 8
Pembelajar :
1. Anak menghendaki bisa menggambar
2. Anak menghendaki bisa menyanyi terutama lagu-lagu pop
3. Anak menghendaki bisa mengenal menari
4. Anak menghendaki bisa menggambar
5. Anak menghendaki bisa menggambar
2. Need Assessment
Langkah kedua adalah mengadakan penilaian kebutuhan untuk kegiatan
pembelajaran Pendidikan Seni dan Budaya di SMP Giovani Kupang dengan hasil
sebagai berikut :
1. Pendidikan Seni merupakan mata pelajaran untuk menyalurkan bakat dan
minat, mengembangkan kreatifitas dalam karya seni peserta didik SMP Giovani
Kupang.
2. Pendidikan Seni dan Budaya memberikan bekal pada seluruh peserta didik
dalam hal ketrampilan dalam berkarya yang akan berguna bagi dirinya sendiri
setelah peserta didik lulus dari lembaga.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas , SMP Giovani Kupang sebagai lembaga
pendidikan perlu memasukkan pendidikan seni dalam kurikulum.
3. Job Analysis
Secara umum lulusan dari Lembaga pendidikan menengah pertama belum memiliki
ketrampilan yang cukup terutama ketrampilan kriya yang akan menjadi salah satu
bekal ketrampilan dalam hidupnya di masyarakat. Dari fakta tersebut di atas perlu
peningkatan kemampuan peserta didik, yaitu dengan menerapkan ketrampilan seni
kriya pada mata pelajaran pendidikan seni budaya.
4. Memperjelas Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus (1) jelas, pernyataan umum hasil pelajar (2) berkaitan
dengan Identifikasi masalah dan penilaian kebutuhan, dan (3) dapat dicapai dengan
pembelajaran daripada beberapa cara yang lebih efisien seperti meningkatkan motivasi
karyawan.
Apa tujuan pembelajaran?
Tujuan pembelajaran yang dikehendaki adalah untuk memberikan ketrampilan seni
kriya agar bermanfaat ketika diterapkan di masyarakat.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 9
Apa hubungan antara tujuan dan penilaian kebutuhan belajar?
Tujuan pembelajaran secara langsung terkait dengan penilaian kebutuhan ketrampilan
seni kriya. Hal ini juga berhubungan langsung dengan bukti bahwa ketrampilan seni
kriya sangat berkorelasi dengan mutu lulusan,
Apakah instruksi cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan?
Mengembangkan keterampilan seni kriya dengan pembelajaran dan praktek praktek
secara langsung.
Siapa pembelajarnya?
Pebelajar adalah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Giovani Kupang yang
telah setuju untuk menerima pembelajaran ketrampilan seni kriya.
Dalam konteks apa keahlian akan dia gunakan?
Pebelajar akan menggunakan keterampilan seni kriya mereka dalam masyarakat, untuk
diaplikasikan sesuai dengan fungsinya.
5. Kriteria untuk menetapkan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran ketrampilan seni kriya dirancang dengan menggunakan kriteria
ini.
Apakah tujuan pembelajaran yang dapat diterima oleh administrator?
Dalam hal ini, tim desain mewawancarai lembaga pendidikan, dan personel yang ada
untuk menentukan persepsi mereka akan pentingnya dan kelayakan untuk penerapan
ketrampilan. Desainer juga mewawancarai beberapa personil siswa untuk
berpartisipasi dalam penerapan ketrampilan seni kriya. Tanggapan positif tentang
kemungkinan instruksi diterima dari semua diwawancarai.
Apakah ada sumber daya yang memadai (waktu, uang, dan personil) untuk
mengembangkan instruksi?
Sekolah menyediakan dana yang cukup untuk pengembangan Pembelajaran dan
untuk mengembangkan bahan-bahan yang diperlukan.
Apakah isi stabil?
Isi dan keterampilan yang mendasari kerja praktik kelompok sangat stabil.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 10
Apakah pelajar tersedia?
Pebelajar tersedia, yaitu siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran baik secara teori maupun praktik.
Ini menunjukkan bahwa penetapan tujuan pembelajaran dan perbaikan dapat menjadi
panjang, proses kompleks yang mencakup banyak aspek dalam identifikasi masalah,
analisis kinerja, penilaian kebutuhan, dan pernyataan dari tujuan pembelajaran yang
jelas.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 11
Langkah ke-2
MELAKUKAN ANALISIS PEMBELAJARAN
(Conduct Instructional Analysis)
A. Latar Belakang
Analisis Pembelajaran merupakan langkah kedua dari desain Pembelajaran model Dick
and Carey. Tujuan utama dari analisis Pembelajaran adalah menentukan komponen
utama dari tujuan pembelajaran serta mengidentifikasi keterampilan bawahan dari
setiap langkah untuk mencapai tujuan Pembelajaran tersebut.Komponen utama dari
tujuan Pembelajaran berisi langkah-langkah yang pebelajar harus mampu lakukan
untuk mencapai tujuan Pembelajaran.Langkah kedua dari analisis Pembelajaran
analisis keterampilan bawahan sampai menemukan perilaku masukan.
B. Konsep Analisis Pembelajaran.
Secara umum analisis Pembelajaran ada dua langkah, yaitu analisis tujuan (goal
analysis) dan analisis keterampilan bawahan (subordinat skill analysis). Sebuah
Analisis Tujuan adalah suatu analisis untuk menghasilkan langkah-langkah utama
dalam mencapai tujuan pembelajaran dan Analisis Keterampilan Bawahan adalah
sebuah analisis keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk mencapai tujuan sampai
pada keterampilan paling dasar (paling murni) serta ditentukannya sebuah garis entry
behaviors.
Langkah utama adalah langkah-langkah keterampilan yang diperlukan oleh pembelajar
untuk dapat menguasai tujuan pembelajaran.Keterampilan bawahan adalah
keterampilan yang secara sendiri mungkin tidak penting tetapi secara keseluruhan
sebagai merupakan keterampilan-keterampilan yang secara berurutan untuk mencapai
keterampilan yang lebih tinggi atau keterampilan super-ordinat. Garis perilaku masukan
(entry behavior) adalah garis yang menjadi batas antara keterampilan yang akan
diajarkan dengan keterampilan yang sudah dikuasai oleh pebelajar sebelum melakukan
pembelajaran.
1. Analisis Tujuan
Analisis Tujuan mencakup dua langkah mendasar.Yang pertama adalah
mengelompokkan tujuan menurut empat ranah belajar gagne (1979), yaitu sikap,
keterampilan intelek, informasi verbal dan keterampilan psikomotor. Langkah kedua
adalah memeriksa secara tepat apa yang akan dikerjakan oleh pebelajar apa apabila ia
berbuat untuk mencapai tujuan tersebut ini disebut dengan prosedur menganalisa
tujuan.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 12
Paragraf berikut akan menjelaskan empat rana belajar gagne dan menentukan langkah-
langkah umum dalam mencapai sebuah tujuan.
a. Informasi Verbal.
Informasi Verbal adalah kapabilitas seseorang untuk mengungkapkan informasi, fakta,
atau label yang tersimpan dalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun
tertulis.Dalam informasi verbal tidak ada manipulasi simbolik, tidak ada penyelesaian
masalah atau juga tidak ada aturan penerapan.Informasi verbal hanya menyimpan
informasi itu dan menariknya kembali untuk dites. . Teknik analisa Pembelajaran yang
digunakan bagi informasi verbal disebut analisa rumpun (cluster analysis).
Contohnya : mengenal bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kartu ucapan.
b. Keterampilan Intelektual.
Keterampilan intelektual adalah keterampilan yang memerlukan aktivitas kognitif yang
khas dalam arti bahwa pelajar harus dapat memecahkan masalah atau melakukan
suatu kegiatan dengan informasi atau contoh yang tidak dijumpai
sebelumnya.Keterampilan intelektual terdiri dari tiga macam, yaitu membentuk konsep,
menerapkan aturan, dan memecahkan masalah.Analisa yang digunakan untuk
mendapatkan keterampilan bawahan intelektual menggunakan pendekatan hierarki.
Contohnya : mampu menentukan letak titik yang menjadi perpotongan antara kedua titik
yang saling berpotongan dalam bidang gambar.
c. Keterampilan Psikomotor.
Keterampilan psikomotorik adalah keterampilan yang harus dikuasai pebelajar yang
memerlukan aktivitas motorik (tindakan otot atau fisik), dengan atau tanpa
perlengkapan, walaupun harus disertai dengan tindakan mental / kognitif untuk
mencapai tujuan tertentu.Analisa yang digunakan untuk mengenali keterampilan
psikomotor adalah analisa prosedural.
Contohnya : Mampu menempel accesoris pada media yang akan dijadikan kartu
ucapan.
d. Sikap.
Tujuan sikap adalah tujuan yang mengharuskan pebelajar memilih mengerjakan
sesuatu, atau keputusan tertentu untuk bertindak dalam keadaan tertentu.Misalnya, kita
ingin orang-orang memilih menjadi pegawai yang baik, memilih memelihara lingkungan,
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 13
memilih makanan yang bergizi, dan sebagainya. Ciri Tujuan sikap yang lain ialah
bahwa tujuan itu barangkali tidak akan tercapai pada akhir Pembelajaran. Itu kerap kali
merupakan tujuan jangka panjang yang sangat penting, tetapi sangat sulit menilainya
dalam jangka pendek.
Tujuan sikap terkadang menyertai tujuan kemampuan intelektual atau keterampilan
psikomotorik, atau informasi verbal.
e. Strategi Kognitif
Strategi kognitif adalah meta processes yang digunakan untuk mengatur cara kita
berpikir tentang hal-hal dan memastikan belajar kita sendiri, mengingat dan berpikir
serta belajar teknik berpikir, cara menganalisis masalah, ancangan untuk memecahkan
masalah. Cara mengingat nama, cara mengirit bensin. Keterampilan berada lebih tinggi
dibandingkan dengan keterampilan intelek. Karena pada strategi kognitif kita sudah
menggunakan keterampilan intelek untuk mencari cara dalam memecahkan masalah.
f. Prosedur Menganalisis Tujuan
Prosedur menganalisis tujuan adalah daftar langkah-langkah spesifik yang akan
dilakukan pebelajar saat mewujudkan tujuan Pembelajaran. Setiap langkah ini
dinyatakan dalam sebuah kotak seperti ditunjukkan pada diagram alur di bawah ini:
Seorang pebelajar yang ingin menguasai tujuan Pembelajaran harus mengerjakan
langkah-langkah tersebut. Setelah melakukan langkah 1, para pelajar akan kemudian
melakukan langkah 2, lalu 3, 4, dan 5. Setelah melakukan langkah 5, proses akan
lengkap, dan jika dilakukan dengan benar, akan dianggap sebagai demonstrasi kinerja
tujuan.
Jika dalam pencapaian tujuan itu ada keputusan yang harus diambil, misalnya pada
langkah 3, maka langkah 3 ditunjukkan dalam kotak wajik. Dengan adanya alternatif
maka prosedur sekarang menjadi dua jalur, yaitu : 1, 2, 3, 4 dan 5 atau mengambil jalur
alternatif sesuai keputusan yang diambil, yaitu : 1, 2, 3, 6 dan 7. Oleh karenanya pada
kontek ini tidak semua langkah harus dikerjakan.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 14
Dalam rangka menganalisis tujuan Pembelajaran tidak semudah yang dibayangkan,
kadang kita sulit sekali mendefinisikan langkah-langkah pencapaian tujuan.Namun
secara umum langkah itu minimal 3 atau 5 dan paling banyak 15 langkah. Jika kurang
dari 3 maka perlu dianalisa ulang dan jika lebih dari 15 juga perlu dianalisa ulang
mungkin terlalu detil.
Pada kasus lain, jika ada langkah balikan maka perlu kita buat garis putus-putus
sebagai tanda arus balik/revisi. Dan jika dalam penulisan tidak cukup dalam satu baris
maka kita bisa memutus dan menyambung di bagian bawah.
a. Analisis Sub-Step
Dalam mengidentifikasi terkadang dalam satu langkah kita perlu membuat sub langkah
yang mewakili langkah tersebut. Misal pada langkah 2 kita membuat sub langkah 2.1,
2.2 dan 2.3 serta pada langkah 5 juga dibuat sub langkah 5.1 dan 5.2.
2. Analisis Keterampilan Bawahan
Hasil dari analisa tujuan berupa langkah-langkah yang ditulis dalam kotak-kotak yang
diberi nomor urut dan disusun secara horizontal dari kiri ke kanan.Nomor urut pada
kotak merupakan urutan langkah keterampilan dalam mencapai tujuan Pembelajaran.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 15
Selanjutnya kita akan melakukan mengidentifikasi keterampilan bawahan. Keterampilan
bawahan adalah semua keterampilan yang mendukung tercapainya keterampilan-
keterampilan pada langkah-langkah hasil analisa tujuan.
Keterampilan bawahan seringkali melibatkan beberapa domain belajar, identifikasi
keterampilan bawahan sampai pada keterampilan paling bawah dan
murni.Keterampilan bawahan tersebut bisa berbentuk konsep, teori, aturan, pengertian,
definisi, hukum, atau fakta.Terkadang secara sendiri keterampilan bawahan tidak begitu
berarti tetapi dalam rangka mendukung tercapainya keterampilan diatas (super-ordinat)
sangatlah berfungsi. Tanpa keterampilan itu mungkin tujuan Pembelajaran tidak akan
tercapai. Keterampilan bawahan dalam peta analisis ditempat pada kotak-kotak di
bawah kotak-kotak langkah-langkah analisis tujuan.
Bagan diatas menggambar posisi keterampilan bawahan dalam peta
analisa.Keterampilan pada langkah 1, langkah 2, langkah 3, langkah 4 dan langkah 5
merupakan keterampilan super-ordinat.Keterampilan bawahan pada langkah 1
merupakan hasil analisis hierarki.Keterampilan bawahan pada langkah 2 merupakan
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 16
hasil analisis rumpun.Dan Keterampilan bawahan pada langkah 3 merupakan hasil
analisa prosedural. Analisa keterampilan bawahan ini akan dibahas berikut.
a. Analisis Hierarki
Analisa hierarkis digunakan untuk menganalisis langkah-langkah individu dalam analisis
tujuan intelektual atau psikomotorik. Setelah kita mengidentifikasi seluruh keterampilan-
keterampilan bawahan yang mendukung tercapainya tujuan.. Kemudian keterampilan-
keterampilan bawahan ditulis kotak-kotak untuk memudahkan dalam penyusunan
dalam peta konsep yang akan dibuat.
Pendekatan dengan analisa hierarki adalah sebuah analisa yang memperhatikan
bahwa keterampilan-keterampilan disusun dari keterampilan tertinggi sampai pada titik
keterampilan terendah.Ada satu hal yang harus dipertimbangkan bahwa keterampilan
bawahan merupakan syarat untuk keterampilan di atas.Hal ini yang merupakan ciri dari
analisa hierarki.
Setelah anda merasa puas sudah mengidentifikasikan semua sub-keterampilan yang
diperlukan pebelajar untuk dapat menguasai tujuan Pembelajaran anda, anda
kemudian memeriksa hasil analisa anda, dan membeberkannya dalam satu peta
analisa.
Dalam mendiagramkan analisa hierarki digunakan cara kebiasaan berikut:
1) Tujuan akhir Pembelajaran diletakkan di dalam kotak di puncak susunan hierarki.
2) Semua keterampilan intelek subordinat diperlihatkan di dalam kotak-kotak yang
dihubungkan dengan garis-garis yang berasal dari kotak-kotak atas dan
bawahnya.
3) Keterampilan-keterampilan informasi verbal dan sikap dihubungkan dengan garis-
garis mendatar, sebagaimana juga diperlihatkan dalam. bagian-bagian berikutnya.
4) Anak-anak panah harus menunjukkan bahwa alur keterampilan arahnya ke atas
menuju ke tujuan akhir.
5) Rumusan semua keterampilan subordinat harus menggunakan kata kerja yang
menunjukkan apa yang pebelajar harus mampu lakukan. Hindari rumusan yang
hanya menggunakan kata benda.
6) Dalam kenyataan sebenarnya, hierarki tidak perlu simetri. Bentuknya bisa segala
macam.Tidak ada “satu” wujud penampakan hierarki yang benar.
Adalah penting untuk memeriksa kembali analisa anda beberapa kali, untuk
memastikan bahwa anda telah mengenali semua keterampilan bawahan yang
diperlukan pebelajar bagi menguasai tujuan Pembelajaran.Pada tahap ini anda harus
kembali menempuh prosedur langkah mundur, dari keterampilan yang tertinggi, paling
kompleks dalam hierarki anda ke keterampilan yang terendah, paling sederhana yang
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 17
diperlukan oleh pebelajar-pebelajar anda. Ini akan memungkinkan anda menentukan
apakah anda sudah memasukkan semua keterampilan bawahan yang perlu.
b. Analisis Prosedural
Analisa prosedural ialah satu teknik yang digunakan untuk mengenali langkah-langkah
keterampilan bawahan dalam analisis untuk tujuan intelektual atau keterampilan
psikomotorik.Setelah keterampilan bawahan atau lebih pas mungkin rincian
keterampilan untuk mencapai keterampilan diatas.Keterampilan ini lebih merupakan
rincian langkah untuk mencapai tujuan diatasnya, setiap langkah ibawahnya bukan
merupakan syarat untuk langkah selanjutnya. Analisa prosedural merupakan jenis
analisis subskills seperti terlihat di bawah
Langkah 1 sampai 5 adalah langkah-langkah asli dalam analisis Pembelajaran.Langkah
2.1 adalah langkah bawahan dari langkah 2 seperti halnya dalam hubungan hierarki
khas. Langkah 4.1, 4.2, dan 4.3 adalah subskills dari langkah 4 dan merupakan
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 18
langkah prosedural dari langkah 4. Langkah 4.2.1 adalah langkah hierarkis dari langkah
4.2. Kotak-kotak keterampilan bawahan dalam analisa prosedural disusun sejajar
dimulai dari sebelah kanan sebagai keterampilan paling bawah atau prosedur pertama.
c. Analisis Rumpun
Analisa rumpun (cluster analysis) biasa digunakan pada tujuan informasi verbal. Analisa
rumpun lebih berfungsi mengidentifikasi kategori atau komponen-komponen utama dari
tujuan informasi verbal yang akan dicapai. Setiap kategori dalam informasi verbal
tersebut hampir tidak memiliki hubungan baik secara hierarki maupun prosedural, tetapi
mungkin hanya memiliki kemiripan atau memiliki fungsi sama dalam pencapaian tujuan
yang dianalisa. Contohnya : tujuan menuliskan nama-nama profinsi di pulau sumatra
Langkah yang harus dilakukan dalam analisa rumpun adalah menempatkan kotak-kotak
keterampilan bawahan hasil Identifikasi pada posisi yang sama seperti pada analisis
prosedural tetapi bukan, hubungannya dengan keterampilan super-ordinat seperti
dalam analisis hierarki tetapi bukan.
d. Perilaku Masukan
Proses analisis Pembelajaran juga berfungsi membantu perancang mengidentifikasi
Pembelajaran tentang apa yang sudah harus tahu atau mampu lakukan pembelajar
sebelum mereka mulai belajar, keahlian ini disebut sebagai perilaku masukan.
Prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku masukan secara langsung
berkaitan dengan proses analisis keterampilan bawahan. Anda tahu bahwa dengan
analisis hirarkis Anda bertanya, “Apa yang pembelajar perlu tahu dalam rangka untuk
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 19
mempelajari keterampilan ini?”Jawaban atas pertanyaan ini adalah satu atau lebih
keterampilan bawahan. Jika Anda melanjutkan proses ini dengan masing-masing
berturut-turut set keterampilan bawahan, bagian bawah hirarki akan berisi keterampilan
yang sangat dasar.
Asumsikan Anda memiliki peta analisis Pembelajaran yang begitu lengkap.Ini mewakili
berbagai keahlian yang dibutuhkan untuk mengambil pelajar dari tingkat yang paling
dasar pemahaman sampai tujuan Pembelajaran Anda.Jika mayoritas peserta didik
sudah menguasai beberapa keterampilan dasar yang ada pada peta analisis sebelum
memulai Pembelajaran maka, maka diatas keterampilan tersebut dibuat garis putus-
putus. Garis putus-putus tersebut adalah garis entry behaviors (perilaku masukan)
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 20
Semua keterampilan dalam peta analisis adalah bagian yang akan kita belajarkan
sedangkan yang dibawah garis disebut perilaku masukan tidak perlu di belajarkan,
karena sudah dikuasai oleh pembelajar.
e. Sifat Kesementaraan
Dalam perancangan sebuah material kurikulum terkadang hanya diperuntukkan bagi
pebelajar-pebelajar yang tercerdas dalam populasi sasaran. Keadaan ini tercermin
dalam analisa Pembelajaran garis entry behaviors terlalu tinggi, yang menunjukkan
bahwa pebelajar-pebelajar populasi sasaran sudah memiliki sebagian besar
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 21
keterampilan yang ada pada peta. Kalau tingkah laku masukan yang dianggap sudah
ada itu ternyata belum dikuasai oleh sebagian besar populasi sasaran, maka material
Pembelajaran itu kehilangan fungsinya bagi banyak pebelajar. Tanpa persiapan yang
memadai untuk menguasai keterampilan masukan, usaha-usaha para pebelajar
menjadi tidak berdaya guna dan materialnya tidak berhasil guna.
Kesalahan kedua terjadi apabila garis putus-putus itu ditarik terlalu rendah pada bagan
analisa Pembelajaran. Dalam keadaan ini praduganya ialah pebelajar-pebelajar sedikit
saja atau sama sekali tidak memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan Pembelajaran. Kesalahan seperti ini bisa berakibat fatal dari sudut
pengembangan material Pembelajaran yang sebenarnya tidak diperlukan para
pebelajar, dan dari sudut waktu yang diperlukan bagi para pebelajar untuk mempelajari
hal-hal guna mencapai tujuan yang sebenarnya sudah mereka kuasai.
1. Simpulan
Proses tujuan analisis dimulai hanya setelah Anda memiliki pernyataan yang jelas dari
tujuan Pembelajaran. Langkah-langkah dalam proses analisis tujuan adalah :
1. Mengklasifikasikan tujuan menjadi salah satu dari empat wilayah belajar, yaitu
sikap, keterampilan intelektual, informasi verbal dan keterampilan psikomotorik.
2. Mengidentifikasi langkah-langkah utama yang harus dilakukan peserta didik
untuk mencapai tujuan. Produk awal Anda harus dipandang sebagai draft dan
harus tunduk pada evaluasi dan perbaikan.
3. Mengidentifikasi keterampilan bawahan dari semua langkah-langkah utama
dalam pencapaian tujuan. Langkah ini harus sampai kepada keterampilan yang
paling dasar dan murni.
4. Melakukan analisis keterampilan bawahan terhadap langkah-langkah utama.
1) Analisis klaster dilakukan pada langkah informasi verbal.
2) Analisis hirarkis dilakukan pada keterampilan intelektual dan psikomotorik.
3) Analisis prosedural dilakukan pada keterampilan intelektual dan
psikomotorik.
1. Proses analisis kadang perlu diulang – proses step-down digunakan sampai
Anda percaya bahwa tidak ada keterampilan bawahan lebih lanjut masih harus
diidentifikasi.
2. Mengidentifikasi perilaku masukan yang akan dituntut dari peserta didik dengan
menggambar sebuah garis titik-titik di bawah ini keterampilan-keterampilan yang
akan diajarkan dan di atas orang-orang yang tidak diajarkan. Keterampilan yang
diidentifikasi dalam analisis yang tidak akan diajarkan yang disebut sebagai
perilaku masukan.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 22
Akhir dari analisis ini sampai dihasilkan sebuah peta analisis atau peta konsep seperti
pada gambar
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 23
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 24
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 25
Langkah ke – 3
MENGANALISIS PEMBELAJAR DAN LINGKUNGAN
(Analyze Learner and Context)
A. Latar Belakang
Kenyataan di lapangan banyak ditemui adanya ketidakcocokan antara Pembelajaran
dengan kemampuan pebelajar, dengan lingkungan tempat belajar dan dengan
lingkungan setelah pembelajar menggunakan keterampilan. Oleh karena itu perancang
tidak hanya menganalisis dan menentukan apa yang akan diajarkan, tetapi juga
menganalisis karakteristik dari peserta didik, konteks di mana belajar akan dilakukan,
dan konteks di mana keterampilan pada akhirnya akan digunakan. Untuk keperluan ini
kita melakukan analisis pembelajar dan analisis konteks.
Alasan lain bagi perancang untuk menganalisis pembelajar dan konteks adalah bahwa
analisis ini tidak dapat dilakukan dalam satu kantor. Desainer harus berbicara dengan
pembelajar, instruktur, dan manajer; mereka harus mengunjungi ruang kelas, fasilitas
pelatihan, dan peserta didik tempat kerja untuk menentukan keadaan di mana peserta
didik akan mendapatkan dan menggunakan keterampilan baru mereka. Seperti pada
langkah 2 analisa Pembelajaran dan analisa pebelajar dan konteks sering digunakan
secara simultan sebagai satu kesatuan, sehingga informasi dikumpulkan dari setiap
komponen
B. Konsep Pengembangan
Untuk melakukan analisis pembelajar dan konteks ada tiga analisis yang dilakukan,
yaitu analisis pembelajar, analisis konteks performansi dan analisis konteks learning.
1. Menganalisis Pembelajar (Analyze Learner)
Sebelum kita membahas analisis pembelajar, baik kita tahu dulu siapa pembelajar
dalam desain yang akan dibuat. Pembelajar disini kadang disebut sebagai populasi
target atau kelompok sasaran. Mari kita mulai dengan mempertimbangkan bahwa
pebelajar mendapatkan seperangkat Pembelajaran. Kita akan mengacu pada pebelajar
ini sebagai target population yaitu mereka adalah orang-orang yang akan dikenai
Pembelajaran secara tepat.
Informasi yang berguna yang akan didapat meliputi (1). Entry behaviour (Perilaku awal),
(2).Pengetahuan awal tentang topik tertentu, (3).Sikap terhadap isi dan sistem
penyampaian, (4).Motivasi belajar, (5).Tingkat pendidikan dan kemampuan,
(6).Pembelajaran yang disukai, (7).Sikap terhadap pengelolaan pemberian
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 26
Pembelajaran, dan (8).Karakteristik kelompok. Paragraf berikut akan membahas secara
lengkap informasi tersebut.
1) Perilaku Masukan.
Perilaku masukan maksudnya anggota populasi sasaran harus telah menguasai
keterampilan tertentu sebelum proses Pembelajaran dimulai. Pada peta konsep
perilaku masukan berada di bawah garis entry behaviors.
2) Pengetahuan Sebelumnya Tentang Topik.
Menekankan pentingnya menentukan apa yang peserta didik sudah tahu tentang topik
yang akan diajarkan secara parsial. Mereka membangun pengetahuan baru dengan
membangun pemahaman mereka sebelumnya, sehingga hal ini sangat penting bagi
desainer untuk menentukan jangkauan dan sifat pengetahuan sebelumnya.
3) Sikap Terhadap Isi dan Sistem Penyampaian.
Sikap atau kesan pebelajar terhadap isi materi dan bagaimana akan disajikan akan
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Harapan populasi tentang cara
penyampaian materi akan menimbulkan motivasi.
4) Motivasi Akademik.
Tingkat motivasi pebelajar merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai
pembelajaran yang sukses. Ketika pebelajar mempunyai tingkat motivasi atau interest
yang rendah terhadap topik tertentu, pembelajaran hampir tidak terjadi.Keller (1987)
mengembangkan sebuah model motivasi ARCS (perhatian, relevansi, kepercayaan dan
kepuasan) yang diperlukan dalam kesuksesan belajar tersebut.
5) Pendidikan Dan Tingkat Kemampuan.
Menentukan tingkat prestasi dan kemampuan umum pebelajar. Informasi ini akan
membantu mendapatkan gambaran jenis pengalaman pembelajaran yang mereka
alami dan mungkin kemampuan mereka dalam mengatasi masalah terhadap
pendekatan baru dan berbeda dalam pembelajaran.
6) Pembelajaran yang disukai.
Temukan keterampilan belajar dan kesukaan serta minat pebelajar untuk mendapatkan
model pembelajaran yang sesuai. Dengan kata lain, apakah pebelajar menyukai
pendekatan ceramah atau diskusi dalam belajar atau apakah mereka mengalami
pendekatan belajar yang lain seperti studi kasus, pembelajaran berbasis masalah, kelas
seminar atau pembelajaran mandiri melalui web site.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 27
7) Sikap Terhadap Organisasi Pelatihan / Pendidikan
Populasi sasaran yang mempunyai sikap positif dan konstruktif terhadap organisasi
yang menyediakan belajar.Beberapa penelitian telah mengindikasikan bahwa sikap-
sikap yang menunjang terhadap kesuksesan pembelajaran adalah berkaitan dengan
keterampilan baru yang dapat diterapkan di tempat kerja.
8) Karakteristik Kelompok.
Analisa pebelajar secara benar akan menghasilkan dua jenis informasi tambahan yang
dapat mempengaruhi dalam merancang pembelajaran. Pertama, tingkat keragaman
populasi pebelajar.Kedua, interaksi langsung yang terjadi pada populasi pebelajar. Hal
ini untuk mendapatkan dan mengembangkan kesan terhadap apa yang mereka ketahui
dan bagaimana perasaan mereka.
Semua Variabel pembelajar ini akan digunakan untuk memilih dan mengembangkan
tujuan Pembelajaran, dan mereka akan sangat mempengaruhi berbagai komponen dari
strategiPembelajaran. Mereka akan membantu para desainer mengembangkan strategi
motivasi untuk Pembelajaran dan akan menyarankan berbagai jenis contoh yang dapat
digunakan untuk mengilustrasikan poin, cara-cara di mana belajar dapat (atau tidak)
akan disajikan, dan cara untuk membuat praktek keterampilan yang relevan bagi
pembelajar.
Mengumpulkan Data untuk Analisis Learner
Pengumpulan data tentang pembelajar dilakukan dengan melakukan wawancara
terstruktur dengan manajer, instruktur, dan peserta didik dengan pola survei dan
kuesioner. Bisa juga dengan mengelola pretest untuk mengetahun perilaku masukan
pembelajar.
Keluaran Hasil dari analisis pebelajar termasuk deskripsi tentang peserta didik (1) entry
sebelumnya perilaku dan pengetahuan tentang topik, (2) sikap terhadap konten dan
potensi sistem pengiriman, (3) motivasi akademik, (4) sebelum pencapaian dan tingkat
kemampuan, (5) belajar preferensi, (6) umum sikap terhadap organisasi memberikan
pelatihan, dan (7) karakteristik kelompok.
1. 2. Analisis Konteks Performansi (Analysis of Performance Context)
Analisis Kontek Performasi adalah analisa untuk mengetahui lingkungan pebelajar
dimana akan menerapkan keterampilan tersebut. Berdasarkan perspektif konstruktif,
analisa konteks yang dilakukan secara benar dapat membantu para perancang dalam
menciptakan elemen-elemen yang tepat dalam lingkungan belajar dan membantu
pebelajar dalam mengembangkan konsep yang optimal untuk belajar dan mengingat.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 28
1). Pengelolaan atau Dukungan Supervisor
Kita harus belajar tentang pengorganisasian yang mendukung terhadap pengharapan
pebelajar untuk menerima keterampilan-ketrampilan tersebut.Penelitian menegaskan
bahwa satu indikator kuat dalam penggunaan keterampilan baru tersebut adalah
pengaturan (disebut Transfer of training) yang harus diterima oleh pebelajar.
2). Aspek Fisik
Aspek fisik dimana keterampilan tersebut akan diterapkan adalah apakah mereka
menggunakannya berdasarkan perlengkapan, fasilitas, peralatan, waktu, atau sumber-
sumber yang lain ?Data-data ini dapat digunakan untuk merancang sebuah
pembelajaran sehingga keterampilan tersebut dapat diterapkan pada lingkungan atau
situasi yang mirip dengan tempat kerja.
3). Aspek Sosial
Pemahaman terhadap konteks sosial seperti bekerja sendiri atau merupakan anggota
tim? Apakah pebelajar bekerja secara mandiri atau apakah mereka bekerja
mempresentasikan konsep atau idenya dalam pertemuan staf atau supervisor ?
4). Keterampilan Yang Relevan Dengan Tempat Kerja.
Untuk memastikan bahwa keterampilan baru yang akan diterima oleh pebelajar sesuai
dengan kebutuhan yang sudah diidentifikasi, kita seharusnya memprediksikan
keterampilan-ketrampilan yang relevan yang akan dipelajari oleh pebelajar tersebut
dengan situasi tempat mereka bekerja.
Pengumpulan Data untuk Pelaksanaan Analisis Konteks
Pengumpulan data dilakukan dengan kunjungan langsung ke lokasi yang tujuannya
mengumpulkan data dari para pebelajar dan pengelola yang potensial dan mengamati
lingkungan kerja, dimana keahlian-keahlian baru akan digunakan. Rangkaian prosedur
pengumpulan data dasar ini mencakup wawancara dan observasi.
Hasil utama penelitian pada tahap ini adalah (1) suatu deskripsi lingkungan fisik dan
organisasi, dimana keahlian tersebut digunakan, dan (2) rangkaian faktor khusus yang
memudahkan atau bercampur dengan pemanfaatan keahlian baru oleh para pebelajar..
1. 3. Analisis Konteks Pembelajaran (Analysis of Learning Environment)
Terdapat dua aspek untuk analisis konteks pembelajaran, yaitu menentukan apa dan
bagaimana seharusnya. Apa di sini adalah suatu tinjauan kondisi yang mana instruksi
tersebut terjadi. Hal ini mungkin hanya terjadi di satu lokasi, seperti suatu pusat
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 29
pelatihan bersama, atau salah satu dari banyaknya lokasi yang dihadiri oleh seorang
klien.Bagaimana seharusnya di sini dapat berupa fasilitas, perlengkapan, dan sumber
yang cukup mendukung instruksi yang diinginkan.
Dalam analisis konteks pembelajaran, fokusnya meliputi unsur-unsur berikut ini:
1). Penyesuaian lokasi dengan Kebutuhan Pembelajaran
Dalam pernyataan sasaran pembelajaran yang dirancang pada tahap awal model ini,
peralatan dan item pendukung lainnya juga diperlukan untuk menunjukkan sasaran
yang disusun.Apakah lingkungan pembelajaran yang Anda kunjungi mencakup
sasaran-sasaran ini?Dapatkah lingkungan tersebut sesuai dengan sasaran yang ada?
2. Penyesuaian Lokasi untuk Mendorong Lokasi Kerja.
Persoalan lain adalah penyesuaian lingkungan pelatihan dengan lingkungan kerja.
Dalam lingkungan pelatihan, suatu upaya yang harus dilakukan untuk mendorong
faktor-faktor dari lingkungan kerja yang secara kritis memang untuk ditampilkan.Apakah
hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan dalam konteks pelatihan yang telah
dirancang?Apakah yang harus diubah atau ditambahkan?
3). Penyesuaian untuk Pendekatan Penyampaian
Susunan kebutuhan peralatan dari pernyataan sasaran menunjukkan bagaimana
seharusnya berkaitan dengan konteks pembelajaran, dan juga, konteks pelaksanaan.
4). Batasan-batasan Lokasi Pembelajaran yang Mempengaruhi Rancangan dan
Penyampaian.
Seorang instruktur mengajar dua puluh hingga dua puluh empat pebelajar dalam suatu
ruang kelas yang masih menggunakan metode pelatihan bersama.Pendidikan umum
sendiri dipimpin oleh guru dengan dua puluh hingga dua puluh empat pebelajar.
Meskipun demikian, sejumlah pendekatan pembelajaran-mandiri dan fasilitas telah
tersedia, dan lebih banyak instruksi akan disampaikan pada suatu komputer kerja yang
mencakup sistem pendukung pelaksanaan elektronik. Ketika sistem-sistem ini menjadi
lebih mampu dan tersedia untuk penggunaan pelatihan, maka prinsip-prinsip rancangan
sistematis akan menjadi lebih diterapkan, bahkan untuk pengembangan instruksi yang
efisien dan efektif.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 30
Pengumpulan Data untuk Analisis Konteks Pembelajaran
Dalam banyak cara, analisis konteks pembelajaran bersifat sama terhadap lokasi kerja.
Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengenali fasilitas dan batasan yang ada dari
lokasi tersebut.
Prosedur yang diikuti dalam menganalisa konteks pembelajaran adalah untuk
merencanakan wawancara dengan instruktur, pengelola lokasi, dan pebelajar, jika
memungkinkan.Begitu juga dengan analisis konteks pelaksanaan, maka rangkaian
pertanyaan wawancara juga harus disiapkan.
Hasil-hasil pokok dari analisis konteks pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1)
sebuah deskripsi tentang sejauh mana tingkat lokasi yang digunakan untuk
menyampaikan pelatihan dengan keahlian yang diperlukan untuk beralih ke lokasi kerja,
dan (2) sebuah susunan batasan yang akan menjadi implikasi-implikasi penting untuk
proyek.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 31
No Kategori informasi Sumber Data Diskripsi Karakteristik Pebelajar
1 Entry Behavior Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Pebelajar sudah mampu menggunakan jarum ,
menggunakan gunting , memotong kain, menjahit,
mencari bahan kain strimin.
2 Sikap terhadap Materi
dan sistem penyajian
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Pebelajar sudah mengetahui dan menyukai pembuatan
sulaman dan praktik membuatnya.
3 Motivasi Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Pebelajar memiliki motivasi yang tinggi terhadap materi
pembuatan sulaman.
4 Pendidikan dan Tingkat
Kemampuan
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Interview
Pembelajarnya adalah murid yang sudah duduk di
kelas VII SMP Negeri 2 Mojokerto.
Kemampuan pebelajar agak beragam mengenai materi
pembuatan sulaman.
5 Gaya Belajar Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Pebelajar lebih suka diberikan demonstrasi pembuatan
sulaman.
6 Sikap terhadap Lembaga Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Pebelajar pada umumnya bersikap positif terhadap
lembaga.
7 Karakteristik Kelompok
Umum
Pembelajaran langsung
Ujian
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
Heterogernitas: Pebelajar memiliki latar belakang yang
berbeda. Rata-rata usia peserta didik 11 tahun – 13
tahun.
Ukuran : Jumlah pebelajar kelas VII berjumlah 32
orang.
Kesan Menyeluruh: Pebelajar memiliki kesan yang baik
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 32
1. C. Hasil Pengembangan
1. Analisis pebelajar
2. Analisis Konteks Performansi
No Kategori informasi Sumber Data Karakteristik Pebelajar
1 Dukungan Kepala Sekolah Pembelajaran langsung Penghargaan: Kepala sekolah memberikan
reward pada pebelajar. Bentuknya berupa
reinforcement, set ifikat atau piagam.
2 Aspek fisik dari performansi
tempat
Pengalaman pribadi pebelajar Sekolah menyiapkan fasilitas, sarana
prasarana, waktu untuk pebelajar. Pebelajar
bertanggungjawab untuk menyiapkan
seluruhnya.
3 Aspek sosial Pengalaman pribadi pebelajar Interaksi: Pebelajar langsung belajar dilokasi
yang berbeda dan didukung oleh kelompok
kerja atau keluarga atau kawannya yang tahu
materi pembuatan sulaman.
4 Aspek relevansi skills to
workplace. (.5)
Pengalaman pribadi pebelajar Identifikasi Kebutuhan: Pebelajar
membutuhkan Identifikasi kebutuhan yang
diperlukan untuk pembuatan sulaman.
Aplikasi: Pebelajar mengidentifikasi bahan dan
alat yang dibutuhkan untuk membuat sulaman.
Aplikasi yang akan datang: Pebelajar dapat
membuat dan memprodusikan sulaman untuk
mengembangkan kreatifitas, produktifitas, dan
aspek ekonomis.
untuk menyelesaikan tugas dan penilaian.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 33
3. Analisis Konteks Pembelajaran
1.
No Kategori informasi Sumber Data Karakteristik Pebelajar
1 Lokasi/ tempat Belajar Pengalaman pribadi pebelajar Pebelajar melengkapi tugas belajar dari rumah
. Pebelajar mengerjakan tugasnya dari
pengalaman yang berbeda dalam pembuatan
sulaman.
2 Kesesuaian kebutuhan
pembelajaran
Pengalaman pribadi pebelajar Strategi pembelajaran: Pebelajar melengkapi
tugas belajar dari rumah . Pebelajar
mengerjakan tugasnya dari pengalaman yang
berbeda dalam pembuatan sulaman.
Waktu: Pertemuan 3 kali X 40 menit.
Peserta : 32 orang
Lokasi : SMP Negeri 2 Mojokerto
3 Kesesuaian kebutuhan
pebelajar
Pengalaman pribadi pebelajar Lokasi: SMP Negeri 2 Mojokerto
Kenyamanan: Pebelajar merasa nyaman/
senang belajar di sekolah
Ruang: Kelas VII
Pelengkapan: Gunting, jarum, benang, kain
strimin..
4 Kelayakan tempat belajar Pengalaman pribadi pebelajar Karakteristik Pengawas : Pebelajar mengatur
dirinya sendiri dalam proses belajar .
Karakteristik Fisik: Tempat belajarnya baik.
Karakteristik sosial: Hubungan / komunikasi
antar siswa dan guru baik
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 34
Langkah ke-4
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
( Write Instructional Goal )
A. Latar Belakang
Komponen yang paling terkenal dalam model desain pembelajaran adalah menulis
tujuan performansi, atau sering disebut dengan behavioral objectives (tujuan perilaku).
Robert Mager (1962). Tujuan penulisan tujuan performansi adalah untuk menjawab
pernyataan tentang kemampuan apa yang akan dilakukan pebelajar ketika mengikuti
dan menyelesaikan proses pembelajaran.
Ketika guru dilatih untuk merumuskan tujuan intruksional khusus, terhadap dua
kesulitan utama yang dihadapi ketika proses mendefinisikan tujuan tidak termasuk
dalam komponen yang integral pada model desain pembelajaran. Pertama, tanpa
sebuah model yang jelas para guru menemui kesulitan untuk menentukan bagaimana
memperoleh tujuan pembelajaran.Meskipun para pengajar dapat menguasai
mekanisme penulisan tujuan, tidak ada konsep dasar yang dapat mengarahkan dalam
mendapatkan tujuan. Sebagai hasilnya beberapa guru kembali kepada isi yang terdapat
dalam teks books untuk mengidentifikasi topik-topik yang akan mereka tulis sebagai
behavioral objectives. Kedua, mungkin lebih sebagai kritikan adalah apa yang dilakukan
dengan tujuan tersebut setelah ditulis oleh para guru. Tujuan ini hanya sebatas tulisan
yang hanya berfungsi sebagai dokumen administrasi bagi seorang guru.
B. Konsep Pengembangan
1. Tujuan Performansi (Performance Objective)
Tujuan Performansi adalah sebuah gambaran detail tentang apa yang akan dapat
dilakukan oleh pebelajar setelah menyelesaikan pembelajaran. Titik pertama mengacu
pada 3 istilah yang sering digunakan ketika mendeskripsikan performance pebelajar.
Robert Mager 1975 pertama kali mengunakan istilah behavioral objectives
,performance objectives dan instructional objectives. Anda seharusnya tidak memiliki
pengertian yang keliru mengenai instructional objectives.Instructional objectives
menggambarkan jenis pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang akan dipelajari oleh
pebelajar.
Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya tujuan pembelajaran mendeskripsikan
mengenai apa yang akan dapat dilakukan oleh pebelajar ketika mereka menyelesaikan
materi pembelajaran. Hal ini mendeskrpsikan situasi nyata, situasi belajar diluar,
dimana pebelajar akan menggunakan keterampilan dan pengetahuan tersebut. Ketika
tujuan intruksional umum di ubah dalam Tujuan Kinerja disebut sebagai terminal
objektif. Terminal objektif mendeskripsikan secara jelas apa yang akan dapat dilakukan
oleh pebelajar ketika pebelajar menyelesaikan satu unit pembelajaran.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 35
Performance objective diperoleh dari keterampilan dalam analisis intruksional.Satu atau
lebih objective seharusnya ditulis dalam setiap skill yang di identifikasi dalam analisis
pembelajaran.Kadang-kadang penulisan objektif tersebut di indetifikasikan sebagai
entry behavior (sikap awal) karena objektif merupakan dasar pengembangan tes item
untuk menentukan apakah pelajar memilki entry behavior seperti yang telah kita
asumsikan.
2. Komponen Tujuan.
Bagaimana objektif ditulis sebagai goal statement, langkah-langkah dalam tujuan,
subordinat skill dan entry behavior ?karya Robert Mager selanjutnya dijadikan sebagai
standar dalam pengembangan objektif, model tersebut merupakan pernyataan yang
meliputi tiga komponen utama, yaitu : kemampuan yang diukur, kondisi yang menjadi
syarat, dan kriteria penilaian.
1). Derivations of Behaviors (Prilaku)
Dalam penyusunan tujuan diperlukan kata kerja operasional yang terukur dari masing
masing ranah ( Kognitif, psikomotor, dan afektif). Penulisan tujuan ini harus mampu
mengungkapkan jenis perilaku yang dirumuskan melalui proses identifikasi dalam
analisis pembelajaran.
Keterampilan intelektual dapat dijelaskan dengan kata kerja operasional seperti
mengidentifikasi, mengklasifikasi, menunjukkan, atau menghasilkan. Kata kerja ini
mengacu pada kegiatan khusus seperti sebagai pengelompokan objek serupa,
membedakan satu hal dari yang lain, atau memecahkan masalah.( Golas, dan Keller ,
2004) Gagne tidak menggunakan kata kerja seperti tahu, mengerti, atau menghargai
karena kata kerja itu sulit untuk diukur.
Tujuan performansi yang berhubungan dengan keterampilan psikomotorik dapat
dilakukan dengan memilih kata kerja yang dinyatakan dalam bentuk perilaku
(misalnya, berlari, melompat, menari , atau mengemudi).
Ketika tujuan melibatkan aspek sikap, pelajar biasanya diharapkan untuk memilih
alternatif tertentu. Di sisi lain, hal itu mungkin melibatkan pelajar membuat pilihan dari di
antara berbagai kegiatan.
2). Derivations of Conditions (Kondisi)
Komponen kedua dari tujuan menetapkan kondisi-kondisi tertentu yang menjadi bagian
dari tujuan tersebut.Kondisi mengacu pada lingkungan dan sumber-sumber yang
tersedia pada saat tujuan ditetapkan. Dalam pemilihan kondisi yang tepat
mempertimbangkan baik perilaku yang di capai maupun karakteristik populasi target
anda juga membedakan fungsi-fungsi dari kondisi tersebut, fungsi tersebut meliputi :
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 36
a. Syarat-syarat yang disediakan dimana siswa akan mengunakannya dalam
mendapatkan informasi (stimulus).
b. Karakteristik dari sumber-sumber materi yang di perlukan untuk mengerjakan
tugas. Beberapa sumber materi sebagai berikut;
 Ilustrasi seperti table, grafik,
 Materi tertulis seperti; artikel surat kabar, story,
 Objek secara fisik seperti batu, daun, mesin atau alat
 Materi referensi, kamus, teks book, data base, web
c. Cakupan dan kompleksitas tugas, menyesuaikan dengan kemampuan dan
pengalaman siswa.
d. Konteks yang relevan dengan dunia nyata adalah untuk membantu transfer
pengetahuan dan penampilan dari pengajaran kedalam kinerja.
3). Derivations of Criteria
Bagian akhir dari objektif adalah kriteria dalam memutuskan keterampilan performance
yang dapat diterima.dalam menetapkan kriteria yang logis, anda harus
mempertimbangkan tugas yang dilaksanakan. Beberapa tugas intelectual skill dan
verbal information hanya mempunyai satu respon yang dianggap benar.Beberapa tugas
intelectual skill dan verbal information tidak menghasilkan jawaban tunggal dan respon
siswa yang bervariasi.
3. Langkah Penulisan Tujuan.
Disamping menentukan tujuan dan seperangkat pembelajaran yang sesuai dengan
analisis konteks, para desainer seharusnya mereview pernyataan tujuan sebelum
menetapkan tujuan. Langkah-langkah dalam menulis tujuan adalah sebagai berikut :
1. Edit tujuan untuk merefleksikan performance konteks.
2. Tulis terminal objective yang mencerminkan konteks learning environment.
3. Tulis tujuan untuk setiap langkah dalam analisis tujuan jika tidak terdapat substep.
4. Tulis tujuan untuk setiap substep.
5. Tulis tujuan untuk seluruh subordinate skill.
6. Tulis tujuan untuk entry behaviour jika terdapat siswa yang tidak memiliki
kompetensi yang tercakup dalam entry behavior.
4. Evaluasi Tujuan.
Cara yang baik untuk mengevaluasi kelayakan kejelasan dan tujuan yang telah ditulis
adalah untuk membangun sebuah item tes yang akan digunakan untuk mengukur
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 37
peserta didik dalam pencapaian tugas. Jika tidak dapat menghasilkan barang logis
sendiri, maka tujuan harus dipertimbangkan kembali.
Cara lain untuk mengevaluasi kejelasan tujuan adalah dengan meminta seorang rekan
untuk membangun tes item yang sama dan sebangun dengan perilaku dan kondisi
yang ditentukan. Jika item tidak diproduksi sangat mirip dengan salah satu yang ada
dalam pikiran, maka tujuan tidak cukup jelas untuk berkomunikasi .
Di juga harus mengevaluasi kriteria yang telah ditetapkan dalam tujuan.Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan kriteria untuk mengevaluasi contoh-contoh yang ada
kinerja yang diinginkan atau respons.
Sementara tujuan menulis, perancang harus sadar bahwa pernyataan-pernyataan ini
kriteria yang akan digunakan untuk mengembangkan penilaian untuk pengajaran.
Perancang mungkin lagi memeriksa kejelasan dan kelayakan tujuan dengan bertanya,
“Bisakah desain item atau tugas yang menunjukkan apakah seorang pelajar dapat
berhasil melakukan apa yang digambarkan dalam tujuan?”Jika sulit membayangkan
bagaimana hal ini dapat dilakukan dalam fasilitas yang ada dan lingkungan, maka
tujuan harus dipertimbangkan kembali.
Saran bermanfaat lainnya adalah sebaiknya tidak ia enggan untuk menggunakan dua
atau bahkan tiga kalimat untuk secara memadai menggambarkan tujuan Tidak ada
persyaratan untuk membatasi tujuan ke satu kalimat. Diasumsikan bahwa siswa akan
mempelajari bahan-bahan sebelum melakukan keterampilan.
C. Hasil Pengembangan
Tujuan Istructional : Mengapresiasi karya seni rupa
No Keterampilan Subordinat Tujuan Performansi
1.1 Siswa dapat
mengekspresikan karya
seni rupa
1. Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa
dapat mengumpulkan bahan yang sesuai untuk
pembuatan kartu ucapan.
1.2 Siwa dapat membuat
karya seni kriya berupa
kartu ucapan dengan
memanfaatkan barang
bekas dilingkungannya
2. Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan
bebrapa alat untuk membuat seni kriya.
3. Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa
dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk
pembuatan kartu ucapan.
4. Melalui eksplorasi tentang bahan bahan
bekas siswa dapat menuliskan macam-macam
bahan bekas untuk membuat karya seni kriya.
5. Dengan mengamati beberapa contoh pola /
desain yang disiapkan guru siswa dapat
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 38
membuat desain kartu ucapan.
6. Dengan latihan menbuat pola kartu ucapan
siswa dapat membuat bagian-bagian kartu
ucapan.
7. Melalui kerja kelompok siswa dapat
mrenggabubgkan bagian-bagian pola kartu
ucapan.
8. Melalui kerja kelompok siswa dapat
menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 39
Langkah ke-5
MENGEMBANGKAN INSTRUMENT PENILAIAN
( Develop Assessment Instruments )
A. Latar Belakang
Konsep baru dalam pengukuran proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar
(learned-centered) adalah penilaian yang berpusat pada pembelajar (learner-centered
assessment ). Definisi learner-centered assessment sejajar dengan definisi tradisional
test acuan patokan, sebagai element inti dari pembelajaran yang didesain secara
sistematis. Tipe test ini penting untuk mengevaluasi perkembangan pebelajar dan
kualitas pembelajaran. Hasil dari tes acuan patokan memberikan indikasi instuktur
seberapa baik pebelajar mampu mencapai setiap tujuan pembelajaran, dan
mengindikasikan komponen mana dari pembelajaran yang bisa berjalan dengan baik,
dan komponen mana yang perlu direvisi.Selain itu juga, tes acuan patokan
memungkinkan pebelajar untuk merefleksikan diri dengan mengaplikasikan kriteria
untuk menilai hasil kerja mereka sendiri.
Berhubungan dengan hal tersebut di atas perlu dibahas bagaimana menyusun dan
membangun aspek penilaian dalam pembelajaran yang mencakup semua jenis
kegiatan yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah
menyelesaikan unit pembelajaran.
B. Konsep Pengembangan
Pengembangan tes muncul di point ini dan bukannya di setelah pembelajaran karena
tes harus sesuai dengan tujuan performance.Performance yang ingin dicapai dalam
tujuan harus sesuai dengan performance yang ingin dicapai dalam tes atau penugasan.
Penilaian acuan patokan terbentuk dari item-item atau tugas-tugas performance yang
langsung mengukur ketrampilan yang dideskripsikan dalam satu atau lebih tujuan
performance.
1. Empat Tipe Tes yang dapat digunakan.
a. Entry behaviors test
Tes ini diberikan kepada pebelajar sebelum memulai pembelajaran. Tes ini berguna
untuk mengukur ketrampilan syarat atau ketrampilan yang harus sudah dikuasai
sebelum pembelajaran dimulai. Keterampilan syarat akan muncul di bawah garis entry
behavior.
b. Pretest
Tes ini dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengetahui apakah pebelajar sudah
menguasai beberapa atau semua ketrampilan yang akan diajarkan. Tujuannya adalah
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 40
untuk efisiensi.Jika semua ketrampilan sudah dikuasai maka tidak perlu ada
pembelajaran.Namun jika hanya sebagian materi yang sudah dikuasai maka data tes ini
memungkinkan desainer untuk lebih efisien. Mungkin hanya review atau pengingat
yang dibutuhkan.
Biasanya pretest dan entry behavior test dijadikan satu. Hasil dari tes entry behavior
dapat digunakan desainer untuk mengetahui apakah pebelajar siap memulai
pembelajaran, sedangkan dari hasil pretest desainer dapat memutuskan apakah
pembelajaran akan menjadi terlalu mudah untuk pebelajar.
c. Practice test
Tujuan tes ini adalah untuk membuat pebelajar lebih aktif berpartisipasi selama
pembelajaran. Tes ini memungkinkan pebelajar untuk menampilkan pengetahuan dan
ketrampilan baru dan untuk refleksi diri sampai level berapa ketrampilan dan
pengetahuan mereka. Tes ini berisi ketrampilan yang lebih sedikit dan lebih fokus pada
materi per pertemuan daripada per unit.Hasil tes ini digunakan instruktur untuk
memberikan feedback dan untuk memonitor pembelajaran.
d. Posttest
Tes ini paralel dengan pretes.Sama dengan pretes, posttest mengukur tujuan
pembelajaran.Postest harus menilai semua objektif dan terutama fokus pada objektif
terakhir.Namun jika waktu tidak memungkinkan, maka hanya tujuan akhir dan
ketrampilan penting saja yang diujikan.
Postest mungkin digunakan untuk menilai performance pebelajar dan untuk memberi
kredit karena telah menyelesaikan program.Tujuan yang terutama dari tes ini adalah
agar desainer dapat mengidentifikasi area pembelajaran yang tidak bisa dilakukan
dengan baik. Jika pebelajar gagal dalam tes, desainer harus dapat mengidentifikasi
dalam proses pembelajaran yang mana tidak dimengerti oleh siswa.
Test Type Designers decicion Objectives Typically
Tested
Tes entry
behavior
 Apakah siswa siap
mengikuti pembelajaran?
 Apakah siswa telah
memiliki ketrampilan
prasarat?
 Ketrampilan prasarat atau
keterampilan yang
ditandai dalam analisis
pembelajaran
Pretest  Apakah pembelajar
menguasai materi
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 41
sebelumnya ?
 Ketrampilan manakah
yang sebelumnya
dikuasai ?
 Bagaimana dapat efesian
mengembangkan
pembelajaran ?
 Objek akhir
 Langkah utama dari
analisis tujuan
Practice test  Apakah siswa memiliki
pengetahuan dan
ketrampilan?
 Apakah kesalahan dan
miskonsepsi mereka
bentuk?
 Apakah pembelajaran
cukup kluster?
 Apakah langkah
pembelajaran cukup bagi
pembelajar?
 Pengetahuan dan
ketrampilan sub objek
tanpa tujuan
 Tipe skop pada pelajaran
Posttest  Apakah pembelajar telah
mencapai tujuan?
 Apaka pembelajaran lebih
efektif pada setisp
lsngkah ketrampilan
subordinate?
 Apakah pembelajaran
perlu direvisi?
 Apakah pembelajar
menguasai ketrampilan
dan sikap ?
 Tujuan akhir
 Langkah utama dan
ketrampilan subordinate
2. Mendesain Tes
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 42
Pertimbangan pertama adalah menyesuaikan bidang pelajaran dengan item atau tipe
tugas penilaian.Verbal information biasanya di tes dengan objectif tes.Tes bentuk
objektif meliputi format seperti jawaban singkat, jawaban alternatif, mencocokkan, dan
pilihan ganda.
Objektif untuk intelektual skill lebih kompleks dan biasanya menggunakan model
objektif, kreasi produk atau pertunjukan langsung.
Penilaian untuk ranah afektif juga kompleks. Biasanya tidak ada cara langsung untuk
mengukur tingkah laku seseorang. Penilaian di ranah ini biadanya dilakukan dengan
observasi.
Penilaian ranah psikomotor biasanya dilakukan dengan mendemonstrasikan
tugas.Untuk melihat apakah setiap langkah telah dilakukan dengan baik oleh pebelajar,
guru membuat check-list atau rating-scale.
1. 3. Menentukan Level Penguasaan
Peneliti yang meneliti sistem penguasaan pelajaran menyarankan bahwa penguasaan
equivalent dengan level keberhasilan yang diharapkan dari pebelajar yang terbaik.
Metode untuk menentukan level penguasaan menggunakan acuan norma.
Pendekatan yang kedua, bisa digunakan cara statistik. Jika desainer ingin memastikan
bahwa pebelajar benar-benar mengerti ketrampilan sebelum mereka melanjutkan tahap
pembelajaran selanjutnya, maka kemungkinan-kemungkinan harus disediakan untuk
menampilkan ketrampilan sehingga hampir tidak mungkin keberhasilan menjadi hasil
utama.Jika menggunakan soal pilihan ganda sangat mudah untuk menghitung
probabilitas kesempatan keberhasilan. Dengan tipe soal yang lain, lebih sulit dilakukan
penghitungan tapi lebih mudah untuk meyakinkan orang lain bahwa keberhasilan bukan
sekedar kesempatan saja
4. Menulis Item Tes
Ada empat kategori tes yang berkualitas, yaitu:
a. Berpusat pada Tujuan (Goal-Centered Criteria)
Soal tes dan penugasan harus sesuai dengan tujuan utama pembelajaran.Soal dan
penugasan harus sesuai dengan perilaku termasuk konsep dan action.Untuk
menyesuaikan jawaban soal tes dengan perilaku yang diharapkan dalam tujuan,
desainer harus mempertimbangkan tugas belajar atau kata kerja yang ditunjukkan
dalam tujuan.Butir soal harus mengukur perilaku yang sesungguhnya yang
dideskripsikan dalam tujuan.
b. Berpusat pada Pebelajar (Learner-Centered Criteria)
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 43
Tes item dan penilaian tugas harus disesuaikan dengan kharakteristik dan kebutuhan
siswa, meliputi kosa kata, bahasa, tingkat kompleksitas tugas, motivasi siswa, dan
tingkat ketertarikan siswa, pengalaman siswa, dan latar belakang siswa serta
kebutuhan khusus siswa.
c. Berpusat pada Kontek (Context-Centered Criteria)
Dalam membuat tes item dan penilaian tugas, desainer harus mempertimbangkan
seting kinerja dan juga lingkungan belajar atau lingkungan kelas. Tes item dan tugas
harus realistis atau relevan dengan seting kinerja. Kriteria ini membantu untuk
memastikan transfer pengetahuan dan skill dari belajar ke dalam lingkungan kinerja.
d. Berpusat pada Penilaian (Assessment-Centered Criteria)
Siswa akan merasa cemas selama assessment, penyusunan tes item dan penilaian
tugas yang baik dapat menghilangkan rasa cemas siswa. Cetakan tes yang berkualitas
meliputi kebahasaan baik, pengucapan dan tanda baca tepat dan tulisan jelas, petunjuk
jelas, sumber materi dan pertanyaan jelas.Kriteria ini membantu siswa untuk melakukan
dengan tenang.
1. Seting Penguasaan Kriteria
Terdapat beberapa saran yang dapat membantu anda dalam menentukan berapa
banyak tes item pilihan yang diperlukan. Jika tes item memerlukan sebuah format
respon yang memungkinkan siswa dapat menebak jawaban dengan benar anda dapat
memasukkan beberapa tes item paralel untuk tujuan yang sama jika kemungkinan
menebak jawaban yang benar kecil kemungkinan, anda dapat memutuskan satu atau
dua item untuk menentukan kemampuan siswa
1. Jenis-jenis Item
Pertanyaan penting lainnya adalah jenis tes item atau penilaian tugas apa yang paling
baik dalam menilai kinerja siswa? Perilaku tertentu dalam objektif memberikan point-
point penting terhadap jenis item atau tugas yang dapat digunakan untuk menguji
perilaku.
Contoh, jika point penting yang ditanyakan kepada siswa adalah mengingat fakta, maka
tanyakan kepada siswa tersebut dengan jawaban siswa yang menyatakan fakta-fakta
daripada memberikan pertanyaan yang meminta reaksi siswa seperti pada pertanyaan
pilihan ganda.gunakan objektif sebagai guide, dalam menyeleksi jenis tes item yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan kinerja tertentu yang
terdapat dalam objektif. Setiap jenis test items mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Untuk meyeleksi jenis tes items yang baik dari
beberapa format test item yang ada, pertimbangkan beberapa faktor seperti faktor
waktu yang diperlukan oleh siswa dalam memberikan respon, waktu penilaian yang
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 44
diperlukan untuk menganalisis dan memutuskan jawaban, suasana ujian, dan
kemungkinan dalam menebak jawaban yang benar.
1. Menulis Petunjuk
Test harus terdapat petunjuk yang jelas, singkat. Permulaan tes biasanya
menyebabkan kecemasan pada siswa yang akan dinilai. Oleh karena itu tes
seharusnya mengurangi keraguan pada pikiran siswa mengenai apa yang akan mereka
kerjakan dalam menyelesaikan test.
Dibawah ini informasi petunjuk test yang biasanya ditemukan dalam test :
a. Judul test seharusnya memberikan kesan kepada siswa mengenai content atau isi
daripada kata-kata sederhana seperti Pretest atau Test I
b. Pernyataan singkat yang menerangkan objective atau performance yang diujikan.
c. Siswa diberitahu untuk menebak jawaban jika mereka tidak yakin dengan jawaban
yang benar.
d. Petunjuk khusus seharusnya diucapkan dengan benar.
e. Siswa diberitahu agar menulis nama mereka atau identitas mereka.
f. Siswa seharusnya diberitahu mengenai penggunaan perlengkapan khusus dalam
menyelesaikan test seperti penggunan pensil, lembar jawaban mesin, teks-teks tertentu
atau perlengkapan khusus lainnya.
1. Mengevaluasi Test dan Item Test.
Arah dan uji test item untuk tes objektif harus diujicobakan terlebih dulu sebelum
digunakan untuk evaluasi formatif. Agar tidak terjadi kesalahan pada instrumen tes ,
perancang harus memastikan hal hal berikut:
1. arah tes jelas, sederhana, dan mudah diikuti;
2. masing-masing item tes jelas dan menyampaikan kepada peserta didik yang
dimaksud dipembentukan atau stimulus;
3. kondisi-kondisi dimana dibuat tanggapan yang realistis;
4. metode respon jelas bagi peserta didik; dan
5. ruang yang tepat, waktu, dan peralatan yang tersedia .
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 45
Test item yang tidak terjawab oleh sebagian besar pelajar harus dianalisis, direvisi,
atau bahkan diganti sebelum tes diberikan lagi. Ketika membangun item tes, dan tes
pada umumnya, perancang harus diingat bahwa tes mengukur kecukupan
(l) pengujian itu sendiri,
(2) bentuk tanggapan,
(3) bahan-bahan pengajaran,
(4) lingkungan pengajaran dan situasi, dan
(5) pencapaian pelajar.
C. Hasil Pengembangan
Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang
Sub Ketrampilan Intelektual
No Ketrampilan Tujuan Performance Test Item
1 Melalui eksplorasi tentang bahan
bahan bekas siswa dapat
menuliskan macam-macam
bahan bekas untuk membuat
karya seni kriya.
Tuliskan macam-macam
bahan yang dapat
digunakan dalam
membuat karya seni
kriya !
2 Melalui diskusi siswa dapat
menyebutkan bebrapa alat untuk
membuat seni kriya.
Tuliskan 4 alat untuk
membuat karya seni
kriya!
Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang
Sub Ketrampilan Psikomotor
No Ketrampilam Tujuan Performance Test Item
1 Dengan menyiapkan bahan dan
alat siswa dapat mengumpulkan
bahan yang sesuai untuk
pembuatan kartu ucapan.
Kumpulkan bebrapa
bahan untuk membuat
kartu ucapan minimal 10
macam !
2 Dengan menyiapkan alat dan
bahan siswa dapat memilih
bahan dan alat yang sesuai
untuk pembuatan kartu ucapan.
Siapkan alat-alat yang
digunakan untuk
pembvuatan kartu
ucapan minimal 4 buah!
3 Dengan mengamati beberapa
contoh pola / desain yang
Buatlah contoh pola/
desain kartu ucapan
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 46
disiapkan guru siswa dapat
membuat desain kartu ucapan.
pada kertas gambar !
4 Dengan latihan mebuat pola
kartu ucapan siswa dapat
membuat bagian-bagian kartu
ucapan.
Buatlah bagian-bagian
pola sesuai dengan
kartu ucapan .
5 Melalui kerja kelompok siswa
dapat mrenggabubgkan bagian-
bagian pola kartu ucapan.
Gabungkan bagian-
bagian pola untun
membentuk kartu
ucapan!
6 Melalui kerja kelompok siswa
dapat menyelesaikan proses
pembuatan kartu ucapan
Buatlah finishing
pembuatan kartu ucapan
!.
Tujuan Pembelajaran
1.Siswa dapat mengapresiasikan karya seni rupa daerah.
2. Siswa dapat mengekspresikan diri karya seni rupa, musik, seni tari, dan seni teater.
2.1 Siswa dapat membuat karya seni kriya
2.2 Siswa dapat membuat kartu ucapan dengan memanfaatkan barang bekas
dari lingkungan sekitar.
Tabel Keputusan Perancang
No Test Type Keputusan Perancang
1 Tes entry
behavior
Apakah siswa siap mengikuti pembelajaran?
Apakah siswa telah memiliki ketrampilan prasyarat?
2 Pretest Apakah pembelajar menguasai materi sebelumnya ?
Ketrampilan manakah yang sebelumnya dikuasai ?
Bagaimana dapat efesien mengembangkan pembelajaran
?
3 Practice test Apakah siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan?
Apakah kesalahan dan miskonsepsi mereka bentuk?
Apakah pembelajaran cukup kluster?
Apakah langkah pembelajaran cukup bagi pembelajar?
4 Posttest Apakah pembelajar telah mencapai tujuan?
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 47
Apakah pembelajaran lebih efektif pada setiap langkah
ketrampilan subordinate?
Apakah pembelajaran perlu direvisi?
Apakah pembelajar menguasai ketrampilan dan sikap ?
Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang
Tes Entry Behavior, Pretes, Practise Tes, dan Post tes
No Test Type Jenis Soal/ Pertanyaan
1 Tes entry
behavior
Apakah siswa telah memiliki ketrampilan prasyarat?
a. Apakah siswa sudah dapat memotong/ menggunting ?
b. Apakah siswa sudah dapat melipat ?
c. Apakah siswa sudah dapat menggulung kertas ?
2 Pretest Apakah pembelajar menguasai materi sebelumnya ?
a. Apakah siswa sudah dapat membuat kartu ucapan ?
b. Apakah siswa sudah pernah membuat kartu ucapan?
Ketrampilan manakah yang sebelumnya dikuasai
a. Bagian manakah yang sulit dalam pebuatan kartu
ucapan?
b. Apa kesulitan dalam pembuatan kerangka?
c. Apa kesulitan dalam pembuatan bagian tambahan /
Asesoris ?
d. Apa kesulitan dalam pewarnaan dan finishing?
3 Practice
test
Apakah siswa memiliki pengetahuan dan
ketrampilan?
a. Bahan bahan apa yang dibutuhkan dalam pembuatan
kartu ucapan?
b. Alat-alat apa yang dibutuhkan dalam pembuatan kartu
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 48
ucapan?
c.Bagaimana cara membuat kerangka kartu ucapan ?
d. Bagaimana cara menggabungkan kerangka dengan
aksesoris?
e. Bagaimana cara kartu ucapan mewarnai dengan
tepat?
4 Posttest Apakah pembelajar telah mencapai tujuan?
a. Tuliskan bahan-bahan yang diperlukan dalam
pembuatan kartu ucapan !
b.Tuliskan alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan
kartu ucapan !
c.Buatlah kerangka pembuatan kartu ucapan!
d. Buatlah kartu ucapan yang sudah melalui proses
finishing!
Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang
Sub Ketrampilan Intelektual
No Ketrampilan Tujuan Performance Test Item
1 2.1 Melalui eksplorasi tentang
bahan bahan bekas siswa
dapat menuliskan macam-
macam bahan bekas untuk
membuat karya seni kriya.
Tuliskan macam-macam
bahan yang dapat
digunakan dalam
membuat karya seni
kriya !
2 2.1 Melalui diskusi siswa dapat
menyebutkan bebrapa alat
untuk membuat seni kriya.
Tuliskan 4 alat untuk
membuat karya seni
kriya!
Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang
Sub Ketrampilan Psikomotor
No Ketrampilam Tujuan Performance Test Item
1 2.1 Dengan menyiapkan bahan
dan alat siswa dapat
Kumpulkan bebrapa
bahan untuk membuat
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 49
mengumpulkan bahan yang
sesuai untuk pembuatan kartu
ucapan.
kartu ucapan minimal
10 macam !
2 2.1 Dengan menyiapkan alat dan
bahan siswa dapat memilih
bahan dan alat yang sesuai
untuk pembuatan kartu
ucapan.
Siapkan alat-alat yang
digunakan untuk
pembuatan kartu
ucapan minimal 4
buah!
3 2.2 Dengan mengamati beberapa
contoh pola / desain yang
disiapkan guru siswa dapat
membuat desain kartu ucapan.
Buatlah contoh pola/
desain kartu ucapan
pada kertas gambar !
4 2.2 Dengan latihan membuat
pola kartu ucapan siswa
dapat membuat bagian-
bagian kartu ucapan.
Buatlah bagian-
bagian pola sesuai
dengan kartu ucapan .
5 2.2 Melalui kerja kelompok siswa
dapat menggabungkan
bagian-bagian pola kartu
ucapan.
Gabungkan bagian-
bagian pola untuk
membentuk kartu
ucapan!
6 2.2 Melalui kerja kelompok siswa
dapat menyelesaikan proses
pembuatan kartu ucapan
Buatlah finishing
pembuatan kartu
ucapan !.
Frekuensi Instrumen untuk Evaluasi Tingkah Laku / Sikap
Nama : Tanggal :
Jumlah yang diobservasi : Total :
ASPEK YES NO
A. Pendekatan Kustomer
1. Tersenyum
2. Inisiatif untuk menyapa
3. Komentar individu
4. Meminta izin
5. Pelayanan
6. Perhatian pada semua aspek
7. Lain-lain
B. Selama Kegiatan
1. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
2. Meminta klarifikasi informasi
3. Menyiapkan bentuk permintaan
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 50
4. Melengkapi formar
5. Menjelaskan perubahan
6. Menjelaskan urutan material
7. Lain lain
C. Kesimpulan
1. Menemukan pelayanan keseluruhan
2. Ucapan terimakasih
3. Menanggapi komentar
4. Membuat kesimpulan
5. Lain-lain
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 51
Langkah ke-6
MENGEMBANGKAN STRATEGIPEMBELAJARAN
( Develop Instructional Strategy )
A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan para pengajar beraneka ragam. Ada pengajar
yang memulai kegiatannya dengan menunggu pertanyaan dari siswa, ada yang aktif
memulai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, ada pula yang mulai dengan
memberikan penjelasan tentang materi yang akan diuraikan, dan ada yang memulai
mengulangi penjelasan tentang materi yang lalu. Selanjutnya ada yang melanjutkan
dengan kegiatan menjawab pertanyaan siswa, membentuk kelompok diskusi atau
menggunakan program lain. Istilah startegi pembelajaran menyatakan berbagai jenis
aktivitas belajar mengajar, seperti diskusi kelompok, membaca, studi kasus,
perkuliahan, simulasi computer, lembar kerja, proyek kelompok kerjasama, dll.
B. Konsep Pengembangan
1. Menyeleksi Sistem Penyampaian
Sistem penyampaian merupakan bagian dari strategi pembelajaran, sistem
penyampaian juga merupakan asumsi bahwa desainer terlibat dalam pengembangan
strategi pembelajaran. Dalam kasus lain memilih system pembelajaran dapat juga
berupa level, level bidang studi, ataupun level kurikulum. Berikut ini beberapa contoh
system penyampaian yang umum dalam melaksanakan pembelajaran.
 Model tradisional
 Korespondensi
 Kuliah kelompok besar yang diikuti dengan Tanya jawab.
 Belajar jarak jauh dengan video tape atau siaran.
 Video conference interaktif dua arah
 Pembelajaran berbasis computer
 Pembelajaran berbasis web menggunakan internet atau intranet
 Program belajar mandiri dengan bantuan modul atau paket pembelajaran.
 Kombinasi system kebiasaan, kombinasi dan unik.
Dalam proses desain pembelajaran yang ideal, hal pertama yang dipertimbangkan
adalah tujuan, karakteristik pembelajar, konteks dan performa pembelajaran, tujuan
khusus, assessment (penilaian), dan memilih system penyampaian yang terbaik. Dan
untuk mencapai memilih sistem penyampaian yang terbaik, semua komponen di atas
harus dipertimbangkan:
1) Review analisis pembelajaran dan mengidentifikasi tujuan khusus
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 52
2) Merencanakan dan mempelajari komponen pembelajaran
3) Memilih kelompok siswa yang paling efektif
4) Menspesifikasi bahan dan media efektif
5) Menentukan tujuan dari materi pelajaran dan menggabungkan pemilihan media.
6) Menyeleksi atau mengembangkan system penyampaian terbaik.
2. Menyusun Isi Materi dan Mengelompokkan Pembelajaran
a. Merangkai Isi
Langkah pertama dalam mengembangkan strategi pembelajaran adalah
mengidentifikasi rangkaian pembelajaran dan pengaturan isi. Hal ini bisa mulai dari
level skill yang paling bawah yaitu skill yang tepat di atas garis entri behavior kemudian
naik terus mengikuti hierarki sampai ke yang paling tinggi. Rangkaian pembelajaran
cenderung merupakan kombinasi dari bawah ke atas atau dari kiri ke kanan.yaitu,
subordinat skill langkah 1 diajarkan pertama kali, kemudian langkah 1, lalu yang
berikutnya sub ordinat skill langkah 2,kemudian langkah ke 2 itu sendiri. Rangkaian ini
berlangsung terus sampai semua langkah di ajarkan.
b. Pengelompokkan Pembelajaran
Satu rangkaian yang besar adalah pendekatan program pembelajaran linear yang
cenderung merubah semua informasi ke dalam unit-unit kecil dan meminta respon terus
menerus dari pembelajar, aktivitas dasar, atau anda ingin menampilkan informasi
tersebut ke dalam bentuk beberapa tujuan terlebih dahulu pada berbagai aktivitas
pebelajar. Anda harus mempertimbangkan 5 faktor dalam menentukan jumlah informasi
yang akan ditampilkan (atau ukuran „kelompok‟), yaitu :
 Level usia pebelajar
 Kompleksitas materi
 Jenis-jenis pembelajaran
 Variasi aktivitas.
 Jumlah waktu tersedia.
3. Komponen Belajar dalam Strategi Pembelajaran
Konsep dasar dalam strategi pembelajaran adalah peristiwa pembelajaran yang
dideskripsikan dalam condition of learning Gagne (1970). Dalam pandangan psikologi
kognitif ada 9 event yang menghadirkan efektivitas mengajar eksternal yang
mendukung mental proses pembelajaran internal, yaitu : Memperoleh perhatian,
Menginformasikan tujuan pembelajaran, Menstimulasi ingatan dan prasyarat
pembelajaran, Menampilkan materi-materi, Menyediakan bimbingan pembelajaran,
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 53
Menimbulkan performa, Memberikan feed back, Menilai kinerja, Memperkaya ingatan
dan mentransfer.
Dalam strategi pengajaran ada lima komponen utama:
1. Kegiatan pra pembelajaran ( pendahuluan )
1. Perhatian dan Motivasi Pebelajar
2. Menjelaskan Tujuan
3. Menjelaskan dan Memastikan Pengetahuan PraSyarat
1. Isi presentasi / Penyajian Informasi
1. Uraian Materi
2. Contoh
3. Partisipasi pembelajar
4.
1. Praktek
2. Umpan Balikan
3. Penilaian
1. Tes Perilaku Masukan
2. PreTest
3. PosTest
4. Kegiatan Tindak lanjut
1. Remediasi (review)
2. Pengayaan
Adapun uraian dari kelima komponen tersebut sebagai berikut :
1. Kegiatan pra pembelajaran (pendahuluan) ; sebelum memulai pembelajaran
formal anda harus mempertimbangkan 3 faktor yaitu: motivasi pembelajar,
menginformasikan apa yang akan harus mereka pelajari, memastikan bahwa
mereka sudah mempunyai pengetahuan prasyarat sebelum memulai
pembelajaran
2. Isi presentasi/ penyajian materi; disini anda harus menentukan dengan tepat
informasi konsep aturan dan prinsip-prinsip apa yang perlu diberikan pada
pembelajar. Ini merupakan penjelasan dasar dari unit-unit yang ada di dalamnya.
Kesalahan utama yang sering terjadi dalam langkah ini adalah menyampaikan
terlalu banyak informasi, khsususnya informasi yang tidak ada hubungannya
dengan tujuan. Tidak hanya penting untuk mendefenisikan konsep-konsep baru,
tetapi juga menjelaskan hubungan antar konsep-konsep tersebut. Anda juga
perlu menentukan tipe dan jumlah contoh yang akan diberikan pada setiap
konsep.
3. Partisipasi pebelajar; merupakan pemberian aktivitas yang berhubungan
langsung dengan tujuan. Pebelajar harus diberi kesempatan untuk
mempraktekkan apa yang diinginkan, dan mampu dilakukan oleh mereka.
Pembelajar seharusnya tidak hanya mampu mempraktekkan tetapi mereka juga
harus memberi feed back.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 54
4. Penilaian (assessment); empat kriteria dasar di dalam penilaian sudah
digambarkan didalam chapter 7, tes entry behavior, pre test, tes praktek, dan
post test. Fungsi utama dari tes tersebut sudah digambarkan, tetapi disini
sebagai seorang desainer anda harus memutuskan dengan tepat apa strategi
anda. Pertama anda harus tahu bagaimana menggunakan tes praktek, lalu anda
harus bisa memutuskan hal-hal berikut ini.
5. Kegiatan Tindak lanjut adalah kegiatan review keseluruhan dari strategi untuk
menentukan apakah memori/materi pembelajaran dan transfer perlu untuk
diberikan. Pertanyaan ini bisa dijawab dengan mengulang kembali analisis
konteks kinerja.
4. Komponen Belajar Untuk Pebelajar Dengan Level Kemampuan Dengan
Kedewasaan yang Berbeda.
Aspek pertama yang perlu diperhatikan adalah mengingat bahwa komponen belajar itu
ditujukan untuk memandu proses intelektual pembelajar melalui aktivitas dan mental
yang membantu pembelajaran. Idealnya adalah semua pembelajar harus mampu
mengatur proses intelektual mereka seperti menjadi pebelajar yang mandiri.
1) Komponen Belajar Untuk Berbagai macam Outcome (Hasil).
Komponen dasar belajar untuk berbagai hasil pembelajaran dalam strategi
pembelajaran adalah intelektual skill, informasi verbal, skill motorik dan perilaku.
 Intelektual skill;
Seorang desainer harus menyadari dua hal yaitu cara pebelajar mengorganisir
pengetahuan yang diterima dalam memori dan keterbatasan kemampuan mereka untuk
mengingat materi baru. Strategi yang digunakan harus mencakup cara-cara bagaimana
pebelajar dapat menghubungkan materi baru yang didapatkan dengan pengetahuan
yang sudah ada dalam memori.
 Informasi verbal;
Prosedur yang direkomendasikan oleh Gagne untuk membantu siswa mengatur
informasi baru adalah dengan memberikan outline atau tabel yang merangkum
informasi ini.
 Skill motorik;
Apa implikasi dari deskripsi pembelajaran skill motorik yang menampilkan isi, contoh,
praktek dan umpan balik (feed back) ?Implikasi yang sangat nyata adalah persyaratan
dari beberapa presentasi visual dari skill, sudah pasti video atau film bisa digunakan
untuk melihat gerak tetapi sering foto dan gambar juga bisa digunakan, Kategori isi dan
contoh dalam strategi biasanya dalam bentuk deskripsi verbal yang diikuti dengan
ilustrasi.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 55
 Perilaku
Perilaku terdiri dari tiga komponen: perasaan, sikap, dan pemahaman kognitif.
Perasaan bisa dideskripsikan sebagai hal yang menyenagkan atau tidak
menyenangkan yang diekspresikan melalui kecenderungan kita untuk mendekati atau
menghindari sebuah situasi.Sikap, harus mendemonstrasikan kondisi yang
menggambarkan tujuan performa.
2) Komponen Belajar untuk Strategi Pembelajaran Konstruktivisme
Pendekatan belajar dalam presepektif konstrutivisme lebih menekankan pada,
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pebelajar (siswa).Dalam strategi
konstruktivisme pembelajaran didesain dan dikelola sedemikian rupa, sehingga
pembelajaran dapat menggali secara optimal potensi yang dimiliki oleh pebelajar
(siswa). Komponen belajar untuk strategi pembelajaran konstruktivesme sama dengan
komponen terdahulu, tapi pada pendahuluan atau dalam deskripsi lebih menekankan
keterlibatan siswa dalam memberikan gambaran yang objektif yang disesuaikan
dengan kehidupan sehari-hari. Demikian juga dalam partisipasi siswa mempunyai porsi
yang lebih besar dan umpan balik dapat dilakukan pada proses tersebut..Berikut bagan
komponen belajar konstruktivisme.
C. Hasil Pengembangan
KOMPONEN-KOMPONEN PRAPENGAJARAN, PENGETESAN DAN TINDAK
LANJUT DARI STRATEGI PEMBELAJARAN
Aktivitas Kegiatan Prapembelajaran
Motivasi:
Menjelaskan kepada siswa tentang keindahan-keindahan dalam seni rupa dan
memberikan ilustrasi serta contoh-contoh hasil karya seni rupa yang memiliki nilai
estetika, ekonomis dan dapat menambah wawasan serta melatih siswa untuk
mencintai khasanah budaya nusantara melalui karya seni rupa.
Tujuan
1.1. Melalui eksplorasi tentang bahan bahan bekas siswa dapat menuliskan
macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya.
1.2 Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bebrapa alat untuk membuat
seni kriya.
2.1 Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa dapat mengumpulkan bahan
yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.
2.2 Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa dapat memilih bahan dan alat
yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.
2.3 Dengan mengamati beberapa contoh pola / desain yang disiapkan guru
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 56
siswa dapat membuat desain kartu ucapan.
2.4 Dengan latihan membuat pola kartu ucapan siswa dapat membuat
bagian-bagian kartu ucapan.
2.5 Melalui kerja kelompok siswa dapat mrenggabungkan bagian-bagian
pola kartu ucapan.
2.6 Melalui kerja kelompok siswa dapat menyelesaikan proses pembuatan
kartu ucapan
PENGETESAN
Batas Kriteria Ketuntasan Minimal : 65
Yaitu, siswa yang memperoleh nilai di bawah 65 berarti dianggap belum
menguasai material pembelajaran.
1. Tingkah Laku Masukan
Untuk menetahui ketrampilan mana yang sudah dikuasai siswa, maka perlu
dilakukan Tes Tingkah Laku Masukan, dengan mengujikan beberapa soal, yang
berkaitan dengan sejumlah ketrampilan subordinat yang telah disusun.
Ketrampilan-ketrampilan yang sudah dikuasai akan diletakkan di bawah garis
entry behavior, sedangkan yang belum dikuasai di atas garis entry behavior dan
perlu disiapkan material pembelajarannya. Jika hanya beberapa siswa yang tidak
menguasai ketrampilan subordinat, maka siswa tersebut diberi tugas mandiri
untuk menguasai ketrampilan yang belum dikuasai tersebut. Namun jika semua
siswa belum menguasai semua ketrampilan subordinat, maka ditetapkan tidak
ada garis entry behavior.
2. Pra-Tes
Dilakukan sebelum memulai pembelajaran, yaitu menguji beberapa soal tentang
ketrampilan subordinat yang berada di atas garis entry behavior
Pasca Tes
Dilakukan setelah semua material pembelajaran disampaikan.
KEGIATAN TINDAK LANJUT
Remedial
Bagi siswa yang belum mencapai batas minimal yang telah ditetapkan, akan
diberikan remedial (dibimbing lagi tentang materi yang belum dikuasai atau
dengan tutor sebaya dan diahiri dengan tes ahir).
Bagi siswa yang telah mencapai batas minimal kelulusan, maka yang
bersangkutan akan diberi pengayaan materi, berkaitan dengan kreasi-kreasi seni
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 57
rupa yang lain (membuat pigura, kartu lebaran dan lain-lain).
Isi Presentasi dan Aktivitas Partisipasi Belajar
Tujuan 1.1.Melalui eksplorasi tentang bahan bahan bekas siswa dapat
menuliskan macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya.
Isi Presentasi
Pebelajar menuliskan macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni
kriya.
Contoh
Kertas koran, kertas HVS, Kertas Folio, Kertas asturo, Kertas buffalo, Kertas
gambar, Kertas emas, lidi, daun kering, bunga kering ,bungkus makanan, klise,
bulu unggas, ranting, pelepah daun kelapa dll
Partisipasi siswa
1. Siswa mencari dan mengumpulkan bahan-bahan bekas untuk membuat karya
seni kriya di lingkungan tempat belajar.
Praktik
Siswa mengumpulkan bahasa bekas di lingkungan sekolah.
Umpan balik
1. Tunjukkan bahan bekas yang sudah dikumpulkan oleh pebelajar.
2. Sebutkan nama-nama bahan yang digunakan dalam pembuatan seni kriya.
Tujuan 1.2 Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bebrapa alat untuk
membuat seni kriya.
Isi Presentasi
1.Siswa membuat kelompok diskusi maksimal 5orang.
2. Siswa berdiskusi untuk membahas tentang alat-alat yang digunakan untuk
membuat seni kriya.
Contoh
Pisau, Cutter, gunting, lem, mistar, jangka, palu, paku, gergaji, paku payung dll
Partisipasi siswa
1. Siswa mengumpulkan alat-alat untuk membuat seni kriya.
Praktik
Siswa mengumpulkan alat-alat untuk membuat seni kriya
Umpan balik
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 58
1. Tunjukkan alat-alat untuk membuat seni kriya.
2. Menyebutkan nama- nama alat untuk membuat seni kriya
Tujuan 2.1 Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa dapat mengumpulkan
bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan
Isi Presentasi
Siswa dapat mengumpulkan, mengelompokkan, memilih bahan yang sesuai
untuk pembuatan kartu ucapan
Contoh
Siswa mengumpulkan, mengelompokkan, memilih bahan yang sesuai untuk
pembuatan kartu ucapan
Partisipasi siswa
1. Siswa mengumpulkan, bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan
2. Siswa mengelompokkan bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan
3. Siswa memilih bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan
Praktik
Siswa mengumpulkan, mengelompokkan, memilih bahan yang sesuai untuk
pembuatan kartu ucapan
Umpan balik
1. Kumpulkan bahan-bahan untuk membuat seni kriya.
2. Pilihlah bahan-bahan untuk membuat seni kriya.
3. Kelompokkan bahan-bahan untuk membuat seni kriya.
Tujuan 2.2 Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa dapat memilih bahan dan
alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.
Isi Presentasi
Siswa dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu
ucapan.
Contoh
Siswa memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu
ucapan.Seperti kertas, koran, kertas buffalo, kertas gambar, kertas emas, pisau,
gunting, lem, curter, penggaris, paku payung, palu dll.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 59
Partisipasi siswa
1. Siswa memilih, bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan
2. Siswa memilih alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan
Praktik
Siswa memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu
ucapan.Seperti kertas, koran, kertas buffalo, kertas gambar, kertas emas, pisau,
gunting, lem, curter, penggaris, paku payung, palu dll.
Umpan balik
1. Pilihlah bahan-bahan untuk membuat seni kriya.
2. Pilihlah alat-alat untuk membuat seni kriya.
Tujuan 2.3 Dengan mengamati beberapa contoh pola / desain yang disiapkan
guru siswa dapat membuat desain kartu ucapan.
Isi Presentasi
siswa dapat membuat desain kartu ucapan.
Contoh
siswa membuat desain kartu ucapan dengan berbagai variasi contoh yang
disiapkan oleh guru.
Partisipasi siswa
1. Siswa mengamati berbagai contoh desain kartu ucapan
2. Siswa membuat berbagai contoh desain kartu ucapan
Praktik
Siswa membuat berbagai contoh desain kartu ucapan
Umpan balik
1. Tunjukkan hasil pembuatan desain kartu ucapan yang dibuatnya
Tujuan 2.4 Dengan latihan membuat pola kartu ucapan siswa dapat membuat
bagian-bagian kartu ucapan.
Isi Presentasi
Siswa membuat bagian-bagian kartu ucapan, bagian frame/ kerangka, bagian
pelengkap/ assesoris.
Contoh
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 60
Bagian-bagian kartu ucapan:
a. bagian frame/ kerangka,
b. bagian pelengkap/ assesoris.
Partisipasi siswa
1. Siswa berlatih membuat bagian-bagian kartu ucapan:
a. bagian frame/ kerangka,
b. bagian pelengkap/ assesoris.
Praktik
Siswa membuat bagian-bagian kartu ucapan, bagian frame/ kerangka, bagian
pelengkap/ assesoris.
Umpan balik
1. Tunjukkan bagian-bagian kartu ucapan yang dibuatnya.
2. Tunjukkan kerangka kartu ucapan yang dibuatnya
Tunjukkan bagian pelengkap kartu ucapan yang dibuatnya
Tujuan 2.5 Melalui kerja kelompok siswa dapat mrenggabungkan bagian-
bagian pola kartu ucapan.
Isi Presentasi
Siswa menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan.
Contoh
1.Siapkan kerangka utama pembuatan kartu ucapan!
2.Gabungkan kerangka utama dengan pelengkap/ assesoris.
Partisipasi siswa
Siswa menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan . Bagian kerangka/
pokok dan pelengkap digabungkan satu sama lain.
Praktik
Siswa praktik menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan . Bagian
kerangka/ pokok dan pelengkap digabungkan satu sama lain.
Umpan balik
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 61
1. Tunjukkan bagian-bagian kartu ucapan yang dibuatnya.
2. Gabungkan/ tempelkan bagian utama dengan bagian pelengkap
Tujuan 2.6 Melalui kerja kelompok siswa dapat menyelesaikan proses
pembuatan kartu ucapan
Isi Presentasi
Siswa menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan serta proses finishing.
Contoh
1. Siswa bekerja kelompok menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan ,
merapikan, memperbaiki dan finising.
Partisipasi siswa
Siswa berpartisipasi dalam menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan
serta proses finishing
Praktik
Siswa praktik menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan serta proses
finishing kartu ucapan.
Umpan balik
1. Tunjukkan hasil pembuatan kartu ucapan yang dibuat pebelajar.
2. Kumpulkan hasil kerja pembuatan kartu ucapan .
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN
ANALISIS KEBUTUHAN

Contenu connexe

Tendances

Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Dewi Kurnia
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxHasanCkp
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranrizka_pratiwi
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran Dwi Karyani
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
The Grass-Roots Model
The Grass-Roots ModelThe Grass-Roots Model
The Grass-Roots Modelnoviantasari
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranLilis indah Kurniawati
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitaTjoetnyak Izzatie
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumSifa Siti Mukrimah
 
pembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdpembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdendang zr
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Soal Universitas Terbuka
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxsatrioFajarP
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfMeilanieGitchuu
 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikFitri Yusmaniah
 

Tendances (20)

Analisis Instruksional
Analisis InstruksionalAnalisis Instruksional
Analisis Instruksional
 
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
The Grass-Roots Model
The Grass-Roots ModelThe Grass-Roots Model
The Grass-Roots Model
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
 
Template MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docxTemplate MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docx
 
pembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdpembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sd
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
 
Lembar observasi Kelas
Lembar observasi KelasLembar observasi Kelas
Lembar observasi Kelas
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi MEI.pdf
 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 

Similaire à ANALISIS KEBUTUHAN

Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...Dedy Wiranto
 
Model-model Penelitian Pengembangan
Model-model Penelitian PengembanganModel-model Penelitian Pengembangan
Model-model Penelitian PengembanganYamanto Isa
 
Model pengembangan menurut dick
Model pengembangan menurut dickModel pengembangan menurut dick
Model pengembangan menurut dickKhaidir Rahman N
 
Model pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addieModel pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addietrysnokoe
 
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaranDesmon Kamaludin Sihaloho
 
Makalah model addie
Makalah model addieMakalah model addie
Makalah model addieEvi Masyur
 
Desain Teknologi Pembelajaran
Desain Teknologi PembelajaranDesain Teknologi Pembelajaran
Desain Teknologi Pembelajarannana
 
Bella Rizkia_VI D_032118056_PPT MOdel Perencanaan Pembelajaran
Bella Rizkia_VI D_032118056_PPT MOdel Perencanaan Pembelajaran Bella Rizkia_VI D_032118056_PPT MOdel Perencanaan Pembelajaran
Bella Rizkia_VI D_032118056_PPT MOdel Perencanaan Pembelajaran bellarizkia46
 
TUGAS FINAL SEMINAR AKHIRUDDIN.pptx
TUGAS FINAL SEMINAR AKHIRUDDIN.pptxTUGAS FINAL SEMINAR AKHIRUDDIN.pptx
TUGAS FINAL SEMINAR AKHIRUDDIN.pptxakhiruddin96
 
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...Anis Lee Xie
 
Model pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addieModel pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addietrysnokoe
 
Model pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addieModel pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addietrysnokoe
 
Presentasi Kel. 2 Dick & Carey.pptx
Presentasi Kel. 2 Dick & Carey.pptxPresentasi Kel. 2 Dick & Carey.pptx
Presentasi Kel. 2 Dick & Carey.pptxDeasyIrawati2
 
4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaran4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaranpetraalam
 
4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaran4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaranKary Adi
 

Similaire à ANALISIS KEBUTUHAN (20)

Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...
 
Model-model Penelitian Pengembangan
Model-model Penelitian PengembanganModel-model Penelitian Pengembangan
Model-model Penelitian Pengembangan
 
Rancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaranRancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaran
 
Model pengembangan menurut dick
Model pengembangan menurut dickModel pengembangan menurut dick
Model pengembangan menurut dick
 
Model pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addieModel pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addie
 
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
 
Makalah model addie
Makalah model addieMakalah model addie
Makalah model addie
 
Desain Teknologi Pembelajaran
Desain Teknologi PembelajaranDesain Teknologi Pembelajaran
Desain Teknologi Pembelajaran
 
Bella Rizkia_VI D_032118056_PPT MOdel Perencanaan Pembelajaran
Bella Rizkia_VI D_032118056_PPT MOdel Perencanaan Pembelajaran Bella Rizkia_VI D_032118056_PPT MOdel Perencanaan Pembelajaran
Bella Rizkia_VI D_032118056_PPT MOdel Perencanaan Pembelajaran
 
TUGAS FINAL SEMINAR AKHIRUDDIN.pptx
TUGAS FINAL SEMINAR AKHIRUDDIN.pptxTUGAS FINAL SEMINAR AKHIRUDDIN.pptx
TUGAS FINAL SEMINAR AKHIRUDDIN.pptx
 
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
 
Model pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addieModel pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addie
 
Model pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addieModel pembelajaran-addie
Model pembelajaran-addie
 
Dellyani 1002474
Dellyani 1002474Dellyani 1002474
Dellyani 1002474
 
Presentasi Kel. 2 Dick & Carey.pptx
Presentasi Kel. 2 Dick & Carey.pptxPresentasi Kel. 2 Dick & Carey.pptx
Presentasi Kel. 2 Dick & Carey.pptx
 
4.perencanaan desain pembelajaranff
4.perencanaan desain pembelajaranff4.perencanaan desain pembelajaranff
4.perencanaan desain pembelajaranff
 
4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaran4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaran
 
7cpengembangan model-pembelajaran
7cpengembangan model-pembelajaran7cpengembangan model-pembelajaran
7cpengembangan model-pembelajaran
 
Desain kelompok 2
Desain kelompok 2Desain kelompok 2
Desain kelompok 2
 
4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaran4.perencanaan desain pembelajaran
4.perencanaan desain pembelajaran
 

Plus de EDUCATIONAL TECHNOLOGY (20)

Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
 
Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
Artikel paulina jd
Artikel paulina jdArtikel paulina jd
Artikel paulina jd
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 

Dernier

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Dernier (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

ANALISIS KEBUTUHAN

  • 1. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 1 MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN DICK & CAREY Dick Walter, Carey Lou dan Carey James. 2001. The Systematic Design Of Instruction. Addison-Wesley Educational Publishers. New York. Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan sebagai model pendekatan sistem. Dipertegas oleh Dick, Carey, dan Carey (2001) bahwa pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development /ISD). Jika berbicara masalah desain maka masuk ke dalam proses, dan jika menggunakan istilah instructional design (ID) mengacu kepada instructional system development (ISD) yaitu tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Instructional desain inilah payung bidang (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Komponen model Dick, Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor (pembelajar), materi, dan lingkungan pembelajaran (Ditjen PMPTK PNF, 2006). Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila melihat komponen bekerja dengan memuaskan atau tidak maka perlu mengembangkan format evaluasi (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Jika dari hasil evaluasi menunjukkan unjuk kerja pebelajar tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Komponen model Dick, Carey, dan Carey dipengaruhi oleh Condition of Learning hasil penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1965. Condition of learning ini berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan secara eklektic (Dick, Carey, dan Carey, 2001).Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh Gagne (Bostock, 1996) yaitu 1) instructional events, 2) types of learning outcomes, 3) internal conditions and external conditions.Ketiganya merupakan masukan yang penting dalam memulai kegiatan desain pembelajaran. Komponen dan tahapan model Dick, Carey, dan Carey lebih kompleks jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain seperti Morrison, Ross, & Kemp (2001). Walaupun model Morrison, Ross, & Kemp juga memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem, tetapi sedikit berbeda. Mereka menyebutkan desain pembelajaran sebagai metode yang sistematistetapi bukan pendekatan sitematis.Tahapan yang diguanakan yaituperencanaan, pengembangan, evaluasi, dan management proses. Sedangkan komponen dasar sistem meliputi learners, objectives,
  • 2. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 2 methods,dan evaluation yang selanjutnya dikembangkan menjadi 9 (sembilan) rencana desain pembelajaran. Pada umumnya, tahap pertama dalam desain pembelajaran adalah analisis untuk mengetahui kebutuhan dalam pembelajaran, dan mengidentifikasi masalah- masalah apa yang akan dipecahkan. Model Dick, Carey, dan Carey menerapkan tahapan ini, dengan demikian pengembangan yang dilakukan berbasis kebutuhan dan pemecahan masalah. Produk yang direkomendasikan dalam model ini yaitu sebuah produk yang dapat digunakan untuk belajar mandiri (Nasution, 1995; Dick, Carey, dan Carey, 2001; Heinich, Molenda, Russel, & Smadino, 2002). Model ini juga memungkinkan warga belajar menjadi aktif berinteraksi karena menetapkan strategi dan tipe pembelajaran yang berbasis lingkungan. Dengan bentuk pembelajaran yang berbasis lingkungan, yang disesuaikan dengan konteks dan setting lingkungan sekitar atau disebut juga sebagai situational approach oleh Canale & Swain (1980) memungkinkan pebelajar bahasa (sebagaimana dinyatkan oleh Sadtono, 1987) dapat mengoptimalkan kompetensi komunikatif. Seperti yang diuraikan sebelumnya, tahapan model pengembangan sistem pembelajaran (Instructional Systems Develovment / ISD) Dick, Carey, dan Carey (2001) terdiri dari 10 tahapan. Tahapan tersebut dapat dicermati sebagaimana dalam gambar 2.2. Khusus tahapan ke 10 tidak dimasukkan dalam gambar, karena itu landasan teori penelitian ini dikembangkan berdasarkan 9 tahapan. Berikut dijelaskan tahapan pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey, and Carey: 1. Analisis Kebutuhan Untuk Menentukan Tujuan Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan apa yang anda inginkan setelah warga belajar melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang- orang yang bekerja dalam bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual. 2. Melakukan Analisis Pembelajaran Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior (perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai pembelajaran.
  • 3. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 3 3. Menganalisis Warga Belajar Dan Lingkungannya Analisis pararel terhadap warga belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan- keterampilan warga belajar yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan.Langkah ini adalah langkah awal yang penting dalam strategi pembelajaran. 4. Merumuskan Tujuan Khusus Menuliskan tujuan unjuk kerja (tujuan pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran dan pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus tentang apa yang dapat dilakukan oleh warga belajar setelah mereka menerima pembelajaran. Pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran. Analisis pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja. 5. Mengembangkan instrumen penilaian, Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk evaluasi untuk mengukur kemampuan warga belajar melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dengan untuk apa melakukan penilaian. 6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya.Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang menerima pembelajaran.Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif. 7. Mengembangkan Materi Pembelajaran Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi petunjuk untuk warga belajar, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang.
  • 4. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 4 8. Merancang & Mengembangkan Evaluasi Formatif Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data.Data-data yang diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation). 9. Merevisi pembelajaran Data yang diperoleh dari evaluasi formative dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam mencapai tujuan.Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif. 10. Mengembangkan Evaluasi Sumatif Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10 (sepuluh) tidak dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.
  • 5. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 5 Langkah 1 ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI TUJUAN PEMBELAJARAN (Assessing Need to Identify Instructional Goal(s)) A. Latar Belakang Mungkin hal yang paling kritis dalam proses desain Pembelajaran adalah mengidentifikasi tujuan Pembelajaran. Pada perancangan desain Pembelajaran yang sistematika merekomendasikan untuk menggunakan pendekatan teknologi kinerja, di mana tujuan Pembelajaran didasarkan pada analisis kinerja, penilaian kebutuhan dari permasalahan yang ada. Tidak ada solusi yang mudah dan tunggal perlu ada proses yang sistematis untuk memecahkan masalah secara efektif. B. Konsep Pengembangan Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan apa yang inginkan setelah warga belajar melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual. Dick and Carrey menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Komponen-komponen tujuan menurut Degeng (1989), Uno (1993) adalah audience, behavioral, conditions, dan degree atau yang lebih mudah dikenal dengan sebutan ABCD. Secara garis besar proses untuk mendapatkan informasi tentang tujuan yang diharapkan maka dilakukan Analisa awal dan akhir (Front-End Analysis) atau secara spesifik terdiri dari: Performance Analysis, Need Assessment, Job Analysis, Practical experience with learning difficulties of student dan Some other requirement for new instruction.
  • 6. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 6 1. Analisis Kinerja (Performance Analysis) Maksud dari studi performance analysis adalah untuk mendapatkan informasi pada masing masing komponen dalam model tersebut supaya menjawab persoalan- persoalan dan mengidentifikasi kemungkinan solusi yang diambil. Jika solusi tersebut diterapkapkan pada ketrampilan yang baru atau memperbaharui/membangkitkan ketrampilan yang lama kemudian direncakan untuk mendesain pembelajaran yang akan dibuat. 2. Penilaian Kebutuhan (Need Assessment) Penilaian kebutuhan adalah sebuah pengamatan yang dilakukan untuk melihat atau mengkaji antara harapan dan kenyataan.Ada tiga komponen dalam logika penilaian kebutuhan, Komponen pertama menetapkan suatu standar atau tujuan yang disebut sebagai status yang diinginkan. 3. Analisis Pekerjaan (Job Analysis) Job Analysis (Analisa pekerjaan) adalah sebuah proses pengumpulan, menganalisis, dan mensintesis deskripsi tentang apa yang dilakukan orang dalam pekerjaan mereka. Proses analisis pekerjaan dimulai menginventarisir pekerjaan yang biasa dilakukan oleh pekerjaan, kemudian digolongkan dalam kategori tugas-tugas yang memerlukan solusi dengan menggunakan Pembelajaran. 4. Memperjelas Tujuan Pembelajaran (Clarifying Instructional Goals) Pada proses mengumpulkan informasi tujuan terkadang terdapat beberapa pernyataan tujuan yang samar atau tidak jelas tujuan. Sering muncul tujuan yang sulit diukur seperti mengandung kata “menghargai”, “memiliki kesadaran dan seterusnya. Pada konteks ini perancang harus melakukan beberapa prosedur untuk memperjelas tujuan yang samar tadi. 5. Pembelajar, Lingkungan dan Alat (Learner, Context and Tools) Sedangkan aspek yang paling penting dari sebuah tujuan Pembelajaran adalah deskripsi dari apa yang pelajar akan dapat melakukannya, deskripsi yang tidak lengkap tanpa indikasi (l) siapa pelajar, (2) di mana mereka akan menggunakan keterampilan , dan (3) alat-alat yang akan tersedia. 6. Kriteria dalam Menetapkan Tujuan Pembelajaran (Criteria for Establishing Instructional Goals)
  • 7. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 7 Kadang-kadang proses penetapan tujuan yang tidak sepenuhnya rasional, yaitu tidak mengikuti proses penilaian kebutuhan sistematis. Faktor lain misalnya pertimbangan politik dan ekonomi serta teknis atau yang akademis. C. Hasil Pengembangan Mengenali Tujuan Pembelajaran (Identify Instructional Goals) Untuk mengenali tujuan Pembelajaran pendidikan seni budaya yang akan diberlakukan di sekolah menengah pertama kelas VII dilakukan beberapa analisis, antara lain : 1. Daftar Tujuan hasil analisis tujuan. Hasil Analisis dari Kepala Sekolah : 1. Anak mampu menyanyikan lagu wajib nasional 2. Anak mengenal lagu-lagu daerah NTT 3. Anak mampu menyanyikan lagu daerah NTT 4. Anak mampu menyanyikan lagu bebas 5. Anak mampu memainkan salah satu alat musik 6. Anak mampu menggambar 7. Anak mampu menari tarian daerah seperti likurai, tebe, ja‟i, gawi, dll 8. Anak mampu membuat seni kriya 9. Anak mengenal hasil karya seni NTT 10.Anak mencintai seni NTT 11.Pemerintah perlu membantu pengadaan sarana dan prasarana kesenian, antara lain : Pakaian adat NTT, alat musik tradisional NTT, dan CD musik lagu-lagu khas NTT Guru Kesenian : 1. Anak mampu menyanyikan lagu wajib nasional 2. Anak mengenal lagu-lagu daerah 3. Anak mampu menyanyikan lagu daerah NTT 4. Anak mampu menyanyikan lagu bebas 5. Anak mampu memainkan salah satu alat musik 6. Anak mampu menggambar 7. Anak mampu menari tarian daerah 8. Anak mampu membuat seni kriya 9. Anak mengenal hasil karya seni NTT 10.Anak mencintai seni NTT 11.Sekolah perlu menyediakan sarana-prasarana kesenian
  • 8. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 8 Pembelajar : 1. Anak menghendaki bisa menggambar 2. Anak menghendaki bisa menyanyi terutama lagu-lagu pop 3. Anak menghendaki bisa mengenal menari 4. Anak menghendaki bisa menggambar 5. Anak menghendaki bisa menggambar 2. Need Assessment Langkah kedua adalah mengadakan penilaian kebutuhan untuk kegiatan pembelajaran Pendidikan Seni dan Budaya di SMP Giovani Kupang dengan hasil sebagai berikut : 1. Pendidikan Seni merupakan mata pelajaran untuk menyalurkan bakat dan minat, mengembangkan kreatifitas dalam karya seni peserta didik SMP Giovani Kupang. 2. Pendidikan Seni dan Budaya memberikan bekal pada seluruh peserta didik dalam hal ketrampilan dalam berkarya yang akan berguna bagi dirinya sendiri setelah peserta didik lulus dari lembaga. Berkaitan dengan hal tersebut diatas , SMP Giovani Kupang sebagai lembaga pendidikan perlu memasukkan pendidikan seni dalam kurikulum. 3. Job Analysis Secara umum lulusan dari Lembaga pendidikan menengah pertama belum memiliki ketrampilan yang cukup terutama ketrampilan kriya yang akan menjadi salah satu bekal ketrampilan dalam hidupnya di masyarakat. Dari fakta tersebut di atas perlu peningkatan kemampuan peserta didik, yaitu dengan menerapkan ketrampilan seni kriya pada mata pelajaran pendidikan seni budaya. 4. Memperjelas Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran harus (1) jelas, pernyataan umum hasil pelajar (2) berkaitan dengan Identifikasi masalah dan penilaian kebutuhan, dan (3) dapat dicapai dengan pembelajaran daripada beberapa cara yang lebih efisien seperti meningkatkan motivasi karyawan. Apa tujuan pembelajaran? Tujuan pembelajaran yang dikehendaki adalah untuk memberikan ketrampilan seni kriya agar bermanfaat ketika diterapkan di masyarakat.
  • 9. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 9 Apa hubungan antara tujuan dan penilaian kebutuhan belajar? Tujuan pembelajaran secara langsung terkait dengan penilaian kebutuhan ketrampilan seni kriya. Hal ini juga berhubungan langsung dengan bukti bahwa ketrampilan seni kriya sangat berkorelasi dengan mutu lulusan, Apakah instruksi cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan? Mengembangkan keterampilan seni kriya dengan pembelajaran dan praktek praktek secara langsung. Siapa pembelajarnya? Pebelajar adalah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Giovani Kupang yang telah setuju untuk menerima pembelajaran ketrampilan seni kriya. Dalam konteks apa keahlian akan dia gunakan? Pebelajar akan menggunakan keterampilan seni kriya mereka dalam masyarakat, untuk diaplikasikan sesuai dengan fungsinya. 5. Kriteria untuk menetapkan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran ketrampilan seni kriya dirancang dengan menggunakan kriteria ini. Apakah tujuan pembelajaran yang dapat diterima oleh administrator? Dalam hal ini, tim desain mewawancarai lembaga pendidikan, dan personel yang ada untuk menentukan persepsi mereka akan pentingnya dan kelayakan untuk penerapan ketrampilan. Desainer juga mewawancarai beberapa personil siswa untuk berpartisipasi dalam penerapan ketrampilan seni kriya. Tanggapan positif tentang kemungkinan instruksi diterima dari semua diwawancarai. Apakah ada sumber daya yang memadai (waktu, uang, dan personil) untuk mengembangkan instruksi? Sekolah menyediakan dana yang cukup untuk pengembangan Pembelajaran dan untuk mengembangkan bahan-bahan yang diperlukan. Apakah isi stabil? Isi dan keterampilan yang mendasari kerja praktik kelompok sangat stabil.
  • 10. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 10 Apakah pelajar tersedia? Pebelajar tersedia, yaitu siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran baik secara teori maupun praktik. Ini menunjukkan bahwa penetapan tujuan pembelajaran dan perbaikan dapat menjadi panjang, proses kompleks yang mencakup banyak aspek dalam identifikasi masalah, analisis kinerja, penilaian kebutuhan, dan pernyataan dari tujuan pembelajaran yang jelas.
  • 11. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 11 Langkah ke-2 MELAKUKAN ANALISIS PEMBELAJARAN (Conduct Instructional Analysis) A. Latar Belakang Analisis Pembelajaran merupakan langkah kedua dari desain Pembelajaran model Dick and Carey. Tujuan utama dari analisis Pembelajaran adalah menentukan komponen utama dari tujuan pembelajaran serta mengidentifikasi keterampilan bawahan dari setiap langkah untuk mencapai tujuan Pembelajaran tersebut.Komponen utama dari tujuan Pembelajaran berisi langkah-langkah yang pebelajar harus mampu lakukan untuk mencapai tujuan Pembelajaran.Langkah kedua dari analisis Pembelajaran analisis keterampilan bawahan sampai menemukan perilaku masukan. B. Konsep Analisis Pembelajaran. Secara umum analisis Pembelajaran ada dua langkah, yaitu analisis tujuan (goal analysis) dan analisis keterampilan bawahan (subordinat skill analysis). Sebuah Analisis Tujuan adalah suatu analisis untuk menghasilkan langkah-langkah utama dalam mencapai tujuan pembelajaran dan Analisis Keterampilan Bawahan adalah sebuah analisis keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk mencapai tujuan sampai pada keterampilan paling dasar (paling murni) serta ditentukannya sebuah garis entry behaviors. Langkah utama adalah langkah-langkah keterampilan yang diperlukan oleh pembelajar untuk dapat menguasai tujuan pembelajaran.Keterampilan bawahan adalah keterampilan yang secara sendiri mungkin tidak penting tetapi secara keseluruhan sebagai merupakan keterampilan-keterampilan yang secara berurutan untuk mencapai keterampilan yang lebih tinggi atau keterampilan super-ordinat. Garis perilaku masukan (entry behavior) adalah garis yang menjadi batas antara keterampilan yang akan diajarkan dengan keterampilan yang sudah dikuasai oleh pebelajar sebelum melakukan pembelajaran. 1. Analisis Tujuan Analisis Tujuan mencakup dua langkah mendasar.Yang pertama adalah mengelompokkan tujuan menurut empat ranah belajar gagne (1979), yaitu sikap, keterampilan intelek, informasi verbal dan keterampilan psikomotor. Langkah kedua adalah memeriksa secara tepat apa yang akan dikerjakan oleh pebelajar apa apabila ia berbuat untuk mencapai tujuan tersebut ini disebut dengan prosedur menganalisa tujuan.
  • 12. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 12 Paragraf berikut akan menjelaskan empat rana belajar gagne dan menentukan langkah- langkah umum dalam mencapai sebuah tujuan. a. Informasi Verbal. Informasi Verbal adalah kapabilitas seseorang untuk mengungkapkan informasi, fakta, atau label yang tersimpan dalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun tertulis.Dalam informasi verbal tidak ada manipulasi simbolik, tidak ada penyelesaian masalah atau juga tidak ada aturan penerapan.Informasi verbal hanya menyimpan informasi itu dan menariknya kembali untuk dites. . Teknik analisa Pembelajaran yang digunakan bagi informasi verbal disebut analisa rumpun (cluster analysis). Contohnya : mengenal bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kartu ucapan. b. Keterampilan Intelektual. Keterampilan intelektual adalah keterampilan yang memerlukan aktivitas kognitif yang khas dalam arti bahwa pelajar harus dapat memecahkan masalah atau melakukan suatu kegiatan dengan informasi atau contoh yang tidak dijumpai sebelumnya.Keterampilan intelektual terdiri dari tiga macam, yaitu membentuk konsep, menerapkan aturan, dan memecahkan masalah.Analisa yang digunakan untuk mendapatkan keterampilan bawahan intelektual menggunakan pendekatan hierarki. Contohnya : mampu menentukan letak titik yang menjadi perpotongan antara kedua titik yang saling berpotongan dalam bidang gambar. c. Keterampilan Psikomotor. Keterampilan psikomotorik adalah keterampilan yang harus dikuasai pebelajar yang memerlukan aktivitas motorik (tindakan otot atau fisik), dengan atau tanpa perlengkapan, walaupun harus disertai dengan tindakan mental / kognitif untuk mencapai tujuan tertentu.Analisa yang digunakan untuk mengenali keterampilan psikomotor adalah analisa prosedural. Contohnya : Mampu menempel accesoris pada media yang akan dijadikan kartu ucapan. d. Sikap. Tujuan sikap adalah tujuan yang mengharuskan pebelajar memilih mengerjakan sesuatu, atau keputusan tertentu untuk bertindak dalam keadaan tertentu.Misalnya, kita ingin orang-orang memilih menjadi pegawai yang baik, memilih memelihara lingkungan,
  • 13. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 13 memilih makanan yang bergizi, dan sebagainya. Ciri Tujuan sikap yang lain ialah bahwa tujuan itu barangkali tidak akan tercapai pada akhir Pembelajaran. Itu kerap kali merupakan tujuan jangka panjang yang sangat penting, tetapi sangat sulit menilainya dalam jangka pendek. Tujuan sikap terkadang menyertai tujuan kemampuan intelektual atau keterampilan psikomotorik, atau informasi verbal. e. Strategi Kognitif Strategi kognitif adalah meta processes yang digunakan untuk mengatur cara kita berpikir tentang hal-hal dan memastikan belajar kita sendiri, mengingat dan berpikir serta belajar teknik berpikir, cara menganalisis masalah, ancangan untuk memecahkan masalah. Cara mengingat nama, cara mengirit bensin. Keterampilan berada lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan intelek. Karena pada strategi kognitif kita sudah menggunakan keterampilan intelek untuk mencari cara dalam memecahkan masalah. f. Prosedur Menganalisis Tujuan Prosedur menganalisis tujuan adalah daftar langkah-langkah spesifik yang akan dilakukan pebelajar saat mewujudkan tujuan Pembelajaran. Setiap langkah ini dinyatakan dalam sebuah kotak seperti ditunjukkan pada diagram alur di bawah ini: Seorang pebelajar yang ingin menguasai tujuan Pembelajaran harus mengerjakan langkah-langkah tersebut. Setelah melakukan langkah 1, para pelajar akan kemudian melakukan langkah 2, lalu 3, 4, dan 5. Setelah melakukan langkah 5, proses akan lengkap, dan jika dilakukan dengan benar, akan dianggap sebagai demonstrasi kinerja tujuan. Jika dalam pencapaian tujuan itu ada keputusan yang harus diambil, misalnya pada langkah 3, maka langkah 3 ditunjukkan dalam kotak wajik. Dengan adanya alternatif maka prosedur sekarang menjadi dua jalur, yaitu : 1, 2, 3, 4 dan 5 atau mengambil jalur alternatif sesuai keputusan yang diambil, yaitu : 1, 2, 3, 6 dan 7. Oleh karenanya pada kontek ini tidak semua langkah harus dikerjakan.
  • 14. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 14 Dalam rangka menganalisis tujuan Pembelajaran tidak semudah yang dibayangkan, kadang kita sulit sekali mendefinisikan langkah-langkah pencapaian tujuan.Namun secara umum langkah itu minimal 3 atau 5 dan paling banyak 15 langkah. Jika kurang dari 3 maka perlu dianalisa ulang dan jika lebih dari 15 juga perlu dianalisa ulang mungkin terlalu detil. Pada kasus lain, jika ada langkah balikan maka perlu kita buat garis putus-putus sebagai tanda arus balik/revisi. Dan jika dalam penulisan tidak cukup dalam satu baris maka kita bisa memutus dan menyambung di bagian bawah. a. Analisis Sub-Step Dalam mengidentifikasi terkadang dalam satu langkah kita perlu membuat sub langkah yang mewakili langkah tersebut. Misal pada langkah 2 kita membuat sub langkah 2.1, 2.2 dan 2.3 serta pada langkah 5 juga dibuat sub langkah 5.1 dan 5.2. 2. Analisis Keterampilan Bawahan Hasil dari analisa tujuan berupa langkah-langkah yang ditulis dalam kotak-kotak yang diberi nomor urut dan disusun secara horizontal dari kiri ke kanan.Nomor urut pada kotak merupakan urutan langkah keterampilan dalam mencapai tujuan Pembelajaran.
  • 15. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 15 Selanjutnya kita akan melakukan mengidentifikasi keterampilan bawahan. Keterampilan bawahan adalah semua keterampilan yang mendukung tercapainya keterampilan- keterampilan pada langkah-langkah hasil analisa tujuan. Keterampilan bawahan seringkali melibatkan beberapa domain belajar, identifikasi keterampilan bawahan sampai pada keterampilan paling bawah dan murni.Keterampilan bawahan tersebut bisa berbentuk konsep, teori, aturan, pengertian, definisi, hukum, atau fakta.Terkadang secara sendiri keterampilan bawahan tidak begitu berarti tetapi dalam rangka mendukung tercapainya keterampilan diatas (super-ordinat) sangatlah berfungsi. Tanpa keterampilan itu mungkin tujuan Pembelajaran tidak akan tercapai. Keterampilan bawahan dalam peta analisis ditempat pada kotak-kotak di bawah kotak-kotak langkah-langkah analisis tujuan. Bagan diatas menggambar posisi keterampilan bawahan dalam peta analisa.Keterampilan pada langkah 1, langkah 2, langkah 3, langkah 4 dan langkah 5 merupakan keterampilan super-ordinat.Keterampilan bawahan pada langkah 1 merupakan hasil analisis hierarki.Keterampilan bawahan pada langkah 2 merupakan
  • 16. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 16 hasil analisis rumpun.Dan Keterampilan bawahan pada langkah 3 merupakan hasil analisa prosedural. Analisa keterampilan bawahan ini akan dibahas berikut. a. Analisis Hierarki Analisa hierarkis digunakan untuk menganalisis langkah-langkah individu dalam analisis tujuan intelektual atau psikomotorik. Setelah kita mengidentifikasi seluruh keterampilan- keterampilan bawahan yang mendukung tercapainya tujuan.. Kemudian keterampilan- keterampilan bawahan ditulis kotak-kotak untuk memudahkan dalam penyusunan dalam peta konsep yang akan dibuat. Pendekatan dengan analisa hierarki adalah sebuah analisa yang memperhatikan bahwa keterampilan-keterampilan disusun dari keterampilan tertinggi sampai pada titik keterampilan terendah.Ada satu hal yang harus dipertimbangkan bahwa keterampilan bawahan merupakan syarat untuk keterampilan di atas.Hal ini yang merupakan ciri dari analisa hierarki. Setelah anda merasa puas sudah mengidentifikasikan semua sub-keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk dapat menguasai tujuan Pembelajaran anda, anda kemudian memeriksa hasil analisa anda, dan membeberkannya dalam satu peta analisa. Dalam mendiagramkan analisa hierarki digunakan cara kebiasaan berikut: 1) Tujuan akhir Pembelajaran diletakkan di dalam kotak di puncak susunan hierarki. 2) Semua keterampilan intelek subordinat diperlihatkan di dalam kotak-kotak yang dihubungkan dengan garis-garis yang berasal dari kotak-kotak atas dan bawahnya. 3) Keterampilan-keterampilan informasi verbal dan sikap dihubungkan dengan garis- garis mendatar, sebagaimana juga diperlihatkan dalam. bagian-bagian berikutnya. 4) Anak-anak panah harus menunjukkan bahwa alur keterampilan arahnya ke atas menuju ke tujuan akhir. 5) Rumusan semua keterampilan subordinat harus menggunakan kata kerja yang menunjukkan apa yang pebelajar harus mampu lakukan. Hindari rumusan yang hanya menggunakan kata benda. 6) Dalam kenyataan sebenarnya, hierarki tidak perlu simetri. Bentuknya bisa segala macam.Tidak ada “satu” wujud penampakan hierarki yang benar. Adalah penting untuk memeriksa kembali analisa anda beberapa kali, untuk memastikan bahwa anda telah mengenali semua keterampilan bawahan yang diperlukan pebelajar bagi menguasai tujuan Pembelajaran.Pada tahap ini anda harus kembali menempuh prosedur langkah mundur, dari keterampilan yang tertinggi, paling kompleks dalam hierarki anda ke keterampilan yang terendah, paling sederhana yang
  • 17. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 17 diperlukan oleh pebelajar-pebelajar anda. Ini akan memungkinkan anda menentukan apakah anda sudah memasukkan semua keterampilan bawahan yang perlu. b. Analisis Prosedural Analisa prosedural ialah satu teknik yang digunakan untuk mengenali langkah-langkah keterampilan bawahan dalam analisis untuk tujuan intelektual atau keterampilan psikomotorik.Setelah keterampilan bawahan atau lebih pas mungkin rincian keterampilan untuk mencapai keterampilan diatas.Keterampilan ini lebih merupakan rincian langkah untuk mencapai tujuan diatasnya, setiap langkah ibawahnya bukan merupakan syarat untuk langkah selanjutnya. Analisa prosedural merupakan jenis analisis subskills seperti terlihat di bawah Langkah 1 sampai 5 adalah langkah-langkah asli dalam analisis Pembelajaran.Langkah 2.1 adalah langkah bawahan dari langkah 2 seperti halnya dalam hubungan hierarki khas. Langkah 4.1, 4.2, dan 4.3 adalah subskills dari langkah 4 dan merupakan
  • 18. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 18 langkah prosedural dari langkah 4. Langkah 4.2.1 adalah langkah hierarkis dari langkah 4.2. Kotak-kotak keterampilan bawahan dalam analisa prosedural disusun sejajar dimulai dari sebelah kanan sebagai keterampilan paling bawah atau prosedur pertama. c. Analisis Rumpun Analisa rumpun (cluster analysis) biasa digunakan pada tujuan informasi verbal. Analisa rumpun lebih berfungsi mengidentifikasi kategori atau komponen-komponen utama dari tujuan informasi verbal yang akan dicapai. Setiap kategori dalam informasi verbal tersebut hampir tidak memiliki hubungan baik secara hierarki maupun prosedural, tetapi mungkin hanya memiliki kemiripan atau memiliki fungsi sama dalam pencapaian tujuan yang dianalisa. Contohnya : tujuan menuliskan nama-nama profinsi di pulau sumatra Langkah yang harus dilakukan dalam analisa rumpun adalah menempatkan kotak-kotak keterampilan bawahan hasil Identifikasi pada posisi yang sama seperti pada analisis prosedural tetapi bukan, hubungannya dengan keterampilan super-ordinat seperti dalam analisis hierarki tetapi bukan. d. Perilaku Masukan Proses analisis Pembelajaran juga berfungsi membantu perancang mengidentifikasi Pembelajaran tentang apa yang sudah harus tahu atau mampu lakukan pembelajar sebelum mereka mulai belajar, keahlian ini disebut sebagai perilaku masukan. Prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku masukan secara langsung berkaitan dengan proses analisis keterampilan bawahan. Anda tahu bahwa dengan analisis hirarkis Anda bertanya, “Apa yang pembelajar perlu tahu dalam rangka untuk
  • 19. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 19 mempelajari keterampilan ini?”Jawaban atas pertanyaan ini adalah satu atau lebih keterampilan bawahan. Jika Anda melanjutkan proses ini dengan masing-masing berturut-turut set keterampilan bawahan, bagian bawah hirarki akan berisi keterampilan yang sangat dasar. Asumsikan Anda memiliki peta analisis Pembelajaran yang begitu lengkap.Ini mewakili berbagai keahlian yang dibutuhkan untuk mengambil pelajar dari tingkat yang paling dasar pemahaman sampai tujuan Pembelajaran Anda.Jika mayoritas peserta didik sudah menguasai beberapa keterampilan dasar yang ada pada peta analisis sebelum memulai Pembelajaran maka, maka diatas keterampilan tersebut dibuat garis putus- putus. Garis putus-putus tersebut adalah garis entry behaviors (perilaku masukan)
  • 20. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 20 Semua keterampilan dalam peta analisis adalah bagian yang akan kita belajarkan sedangkan yang dibawah garis disebut perilaku masukan tidak perlu di belajarkan, karena sudah dikuasai oleh pembelajar. e. Sifat Kesementaraan Dalam perancangan sebuah material kurikulum terkadang hanya diperuntukkan bagi pebelajar-pebelajar yang tercerdas dalam populasi sasaran. Keadaan ini tercermin dalam analisa Pembelajaran garis entry behaviors terlalu tinggi, yang menunjukkan bahwa pebelajar-pebelajar populasi sasaran sudah memiliki sebagian besar
  • 21. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 21 keterampilan yang ada pada peta. Kalau tingkah laku masukan yang dianggap sudah ada itu ternyata belum dikuasai oleh sebagian besar populasi sasaran, maka material Pembelajaran itu kehilangan fungsinya bagi banyak pebelajar. Tanpa persiapan yang memadai untuk menguasai keterampilan masukan, usaha-usaha para pebelajar menjadi tidak berdaya guna dan materialnya tidak berhasil guna. Kesalahan kedua terjadi apabila garis putus-putus itu ditarik terlalu rendah pada bagan analisa Pembelajaran. Dalam keadaan ini praduganya ialah pebelajar-pebelajar sedikit saja atau sama sekali tidak memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Pembelajaran. Kesalahan seperti ini bisa berakibat fatal dari sudut pengembangan material Pembelajaran yang sebenarnya tidak diperlukan para pebelajar, dan dari sudut waktu yang diperlukan bagi para pebelajar untuk mempelajari hal-hal guna mencapai tujuan yang sebenarnya sudah mereka kuasai. 1. Simpulan Proses tujuan analisis dimulai hanya setelah Anda memiliki pernyataan yang jelas dari tujuan Pembelajaran. Langkah-langkah dalam proses analisis tujuan adalah : 1. Mengklasifikasikan tujuan menjadi salah satu dari empat wilayah belajar, yaitu sikap, keterampilan intelektual, informasi verbal dan keterampilan psikomotorik. 2. Mengidentifikasi langkah-langkah utama yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai tujuan. Produk awal Anda harus dipandang sebagai draft dan harus tunduk pada evaluasi dan perbaikan. 3. Mengidentifikasi keterampilan bawahan dari semua langkah-langkah utama dalam pencapaian tujuan. Langkah ini harus sampai kepada keterampilan yang paling dasar dan murni. 4. Melakukan analisis keterampilan bawahan terhadap langkah-langkah utama. 1) Analisis klaster dilakukan pada langkah informasi verbal. 2) Analisis hirarkis dilakukan pada keterampilan intelektual dan psikomotorik. 3) Analisis prosedural dilakukan pada keterampilan intelektual dan psikomotorik. 1. Proses analisis kadang perlu diulang – proses step-down digunakan sampai Anda percaya bahwa tidak ada keterampilan bawahan lebih lanjut masih harus diidentifikasi. 2. Mengidentifikasi perilaku masukan yang akan dituntut dari peserta didik dengan menggambar sebuah garis titik-titik di bawah ini keterampilan-keterampilan yang akan diajarkan dan di atas orang-orang yang tidak diajarkan. Keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis yang tidak akan diajarkan yang disebut sebagai perilaku masukan.
  • 22. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 22 Akhir dari analisis ini sampai dihasilkan sebuah peta analisis atau peta konsep seperti pada gambar
  • 23. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 23
  • 24. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 24
  • 25. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 25 Langkah ke – 3 MENGANALISIS PEMBELAJAR DAN LINGKUNGAN (Analyze Learner and Context) A. Latar Belakang Kenyataan di lapangan banyak ditemui adanya ketidakcocokan antara Pembelajaran dengan kemampuan pebelajar, dengan lingkungan tempat belajar dan dengan lingkungan setelah pembelajar menggunakan keterampilan. Oleh karena itu perancang tidak hanya menganalisis dan menentukan apa yang akan diajarkan, tetapi juga menganalisis karakteristik dari peserta didik, konteks di mana belajar akan dilakukan, dan konteks di mana keterampilan pada akhirnya akan digunakan. Untuk keperluan ini kita melakukan analisis pembelajar dan analisis konteks. Alasan lain bagi perancang untuk menganalisis pembelajar dan konteks adalah bahwa analisis ini tidak dapat dilakukan dalam satu kantor. Desainer harus berbicara dengan pembelajar, instruktur, dan manajer; mereka harus mengunjungi ruang kelas, fasilitas pelatihan, dan peserta didik tempat kerja untuk menentukan keadaan di mana peserta didik akan mendapatkan dan menggunakan keterampilan baru mereka. Seperti pada langkah 2 analisa Pembelajaran dan analisa pebelajar dan konteks sering digunakan secara simultan sebagai satu kesatuan, sehingga informasi dikumpulkan dari setiap komponen B. Konsep Pengembangan Untuk melakukan analisis pembelajar dan konteks ada tiga analisis yang dilakukan, yaitu analisis pembelajar, analisis konteks performansi dan analisis konteks learning. 1. Menganalisis Pembelajar (Analyze Learner) Sebelum kita membahas analisis pembelajar, baik kita tahu dulu siapa pembelajar dalam desain yang akan dibuat. Pembelajar disini kadang disebut sebagai populasi target atau kelompok sasaran. Mari kita mulai dengan mempertimbangkan bahwa pebelajar mendapatkan seperangkat Pembelajaran. Kita akan mengacu pada pebelajar ini sebagai target population yaitu mereka adalah orang-orang yang akan dikenai Pembelajaran secara tepat. Informasi yang berguna yang akan didapat meliputi (1). Entry behaviour (Perilaku awal), (2).Pengetahuan awal tentang topik tertentu, (3).Sikap terhadap isi dan sistem penyampaian, (4).Motivasi belajar, (5).Tingkat pendidikan dan kemampuan, (6).Pembelajaran yang disukai, (7).Sikap terhadap pengelolaan pemberian
  • 26. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 26 Pembelajaran, dan (8).Karakteristik kelompok. Paragraf berikut akan membahas secara lengkap informasi tersebut. 1) Perilaku Masukan. Perilaku masukan maksudnya anggota populasi sasaran harus telah menguasai keterampilan tertentu sebelum proses Pembelajaran dimulai. Pada peta konsep perilaku masukan berada di bawah garis entry behaviors. 2) Pengetahuan Sebelumnya Tentang Topik. Menekankan pentingnya menentukan apa yang peserta didik sudah tahu tentang topik yang akan diajarkan secara parsial. Mereka membangun pengetahuan baru dengan membangun pemahaman mereka sebelumnya, sehingga hal ini sangat penting bagi desainer untuk menentukan jangkauan dan sifat pengetahuan sebelumnya. 3) Sikap Terhadap Isi dan Sistem Penyampaian. Sikap atau kesan pebelajar terhadap isi materi dan bagaimana akan disajikan akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Harapan populasi tentang cara penyampaian materi akan menimbulkan motivasi. 4) Motivasi Akademik. Tingkat motivasi pebelajar merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai pembelajaran yang sukses. Ketika pebelajar mempunyai tingkat motivasi atau interest yang rendah terhadap topik tertentu, pembelajaran hampir tidak terjadi.Keller (1987) mengembangkan sebuah model motivasi ARCS (perhatian, relevansi, kepercayaan dan kepuasan) yang diperlukan dalam kesuksesan belajar tersebut. 5) Pendidikan Dan Tingkat Kemampuan. Menentukan tingkat prestasi dan kemampuan umum pebelajar. Informasi ini akan membantu mendapatkan gambaran jenis pengalaman pembelajaran yang mereka alami dan mungkin kemampuan mereka dalam mengatasi masalah terhadap pendekatan baru dan berbeda dalam pembelajaran. 6) Pembelajaran yang disukai. Temukan keterampilan belajar dan kesukaan serta minat pebelajar untuk mendapatkan model pembelajaran yang sesuai. Dengan kata lain, apakah pebelajar menyukai pendekatan ceramah atau diskusi dalam belajar atau apakah mereka mengalami pendekatan belajar yang lain seperti studi kasus, pembelajaran berbasis masalah, kelas seminar atau pembelajaran mandiri melalui web site.
  • 27. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 27 7) Sikap Terhadap Organisasi Pelatihan / Pendidikan Populasi sasaran yang mempunyai sikap positif dan konstruktif terhadap organisasi yang menyediakan belajar.Beberapa penelitian telah mengindikasikan bahwa sikap- sikap yang menunjang terhadap kesuksesan pembelajaran adalah berkaitan dengan keterampilan baru yang dapat diterapkan di tempat kerja. 8) Karakteristik Kelompok. Analisa pebelajar secara benar akan menghasilkan dua jenis informasi tambahan yang dapat mempengaruhi dalam merancang pembelajaran. Pertama, tingkat keragaman populasi pebelajar.Kedua, interaksi langsung yang terjadi pada populasi pebelajar. Hal ini untuk mendapatkan dan mengembangkan kesan terhadap apa yang mereka ketahui dan bagaimana perasaan mereka. Semua Variabel pembelajar ini akan digunakan untuk memilih dan mengembangkan tujuan Pembelajaran, dan mereka akan sangat mempengaruhi berbagai komponen dari strategiPembelajaran. Mereka akan membantu para desainer mengembangkan strategi motivasi untuk Pembelajaran dan akan menyarankan berbagai jenis contoh yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan poin, cara-cara di mana belajar dapat (atau tidak) akan disajikan, dan cara untuk membuat praktek keterampilan yang relevan bagi pembelajar. Mengumpulkan Data untuk Analisis Learner Pengumpulan data tentang pembelajar dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur dengan manajer, instruktur, dan peserta didik dengan pola survei dan kuesioner. Bisa juga dengan mengelola pretest untuk mengetahun perilaku masukan pembelajar. Keluaran Hasil dari analisis pebelajar termasuk deskripsi tentang peserta didik (1) entry sebelumnya perilaku dan pengetahuan tentang topik, (2) sikap terhadap konten dan potensi sistem pengiriman, (3) motivasi akademik, (4) sebelum pencapaian dan tingkat kemampuan, (5) belajar preferensi, (6) umum sikap terhadap organisasi memberikan pelatihan, dan (7) karakteristik kelompok. 1. 2. Analisis Konteks Performansi (Analysis of Performance Context) Analisis Kontek Performasi adalah analisa untuk mengetahui lingkungan pebelajar dimana akan menerapkan keterampilan tersebut. Berdasarkan perspektif konstruktif, analisa konteks yang dilakukan secara benar dapat membantu para perancang dalam menciptakan elemen-elemen yang tepat dalam lingkungan belajar dan membantu pebelajar dalam mengembangkan konsep yang optimal untuk belajar dan mengingat.
  • 28. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 28 1). Pengelolaan atau Dukungan Supervisor Kita harus belajar tentang pengorganisasian yang mendukung terhadap pengharapan pebelajar untuk menerima keterampilan-ketrampilan tersebut.Penelitian menegaskan bahwa satu indikator kuat dalam penggunaan keterampilan baru tersebut adalah pengaturan (disebut Transfer of training) yang harus diterima oleh pebelajar. 2). Aspek Fisik Aspek fisik dimana keterampilan tersebut akan diterapkan adalah apakah mereka menggunakannya berdasarkan perlengkapan, fasilitas, peralatan, waktu, atau sumber- sumber yang lain ?Data-data ini dapat digunakan untuk merancang sebuah pembelajaran sehingga keterampilan tersebut dapat diterapkan pada lingkungan atau situasi yang mirip dengan tempat kerja. 3). Aspek Sosial Pemahaman terhadap konteks sosial seperti bekerja sendiri atau merupakan anggota tim? Apakah pebelajar bekerja secara mandiri atau apakah mereka bekerja mempresentasikan konsep atau idenya dalam pertemuan staf atau supervisor ? 4). Keterampilan Yang Relevan Dengan Tempat Kerja. Untuk memastikan bahwa keterampilan baru yang akan diterima oleh pebelajar sesuai dengan kebutuhan yang sudah diidentifikasi, kita seharusnya memprediksikan keterampilan-ketrampilan yang relevan yang akan dipelajari oleh pebelajar tersebut dengan situasi tempat mereka bekerja. Pengumpulan Data untuk Pelaksanaan Analisis Konteks Pengumpulan data dilakukan dengan kunjungan langsung ke lokasi yang tujuannya mengumpulkan data dari para pebelajar dan pengelola yang potensial dan mengamati lingkungan kerja, dimana keahlian-keahlian baru akan digunakan. Rangkaian prosedur pengumpulan data dasar ini mencakup wawancara dan observasi. Hasil utama penelitian pada tahap ini adalah (1) suatu deskripsi lingkungan fisik dan organisasi, dimana keahlian tersebut digunakan, dan (2) rangkaian faktor khusus yang memudahkan atau bercampur dengan pemanfaatan keahlian baru oleh para pebelajar.. 1. 3. Analisis Konteks Pembelajaran (Analysis of Learning Environment) Terdapat dua aspek untuk analisis konteks pembelajaran, yaitu menentukan apa dan bagaimana seharusnya. Apa di sini adalah suatu tinjauan kondisi yang mana instruksi tersebut terjadi. Hal ini mungkin hanya terjadi di satu lokasi, seperti suatu pusat
  • 29. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 29 pelatihan bersama, atau salah satu dari banyaknya lokasi yang dihadiri oleh seorang klien.Bagaimana seharusnya di sini dapat berupa fasilitas, perlengkapan, dan sumber yang cukup mendukung instruksi yang diinginkan. Dalam analisis konteks pembelajaran, fokusnya meliputi unsur-unsur berikut ini: 1). Penyesuaian lokasi dengan Kebutuhan Pembelajaran Dalam pernyataan sasaran pembelajaran yang dirancang pada tahap awal model ini, peralatan dan item pendukung lainnya juga diperlukan untuk menunjukkan sasaran yang disusun.Apakah lingkungan pembelajaran yang Anda kunjungi mencakup sasaran-sasaran ini?Dapatkah lingkungan tersebut sesuai dengan sasaran yang ada? 2. Penyesuaian Lokasi untuk Mendorong Lokasi Kerja. Persoalan lain adalah penyesuaian lingkungan pelatihan dengan lingkungan kerja. Dalam lingkungan pelatihan, suatu upaya yang harus dilakukan untuk mendorong faktor-faktor dari lingkungan kerja yang secara kritis memang untuk ditampilkan.Apakah hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan dalam konteks pelatihan yang telah dirancang?Apakah yang harus diubah atau ditambahkan? 3). Penyesuaian untuk Pendekatan Penyampaian Susunan kebutuhan peralatan dari pernyataan sasaran menunjukkan bagaimana seharusnya berkaitan dengan konteks pembelajaran, dan juga, konteks pelaksanaan. 4). Batasan-batasan Lokasi Pembelajaran yang Mempengaruhi Rancangan dan Penyampaian. Seorang instruktur mengajar dua puluh hingga dua puluh empat pebelajar dalam suatu ruang kelas yang masih menggunakan metode pelatihan bersama.Pendidikan umum sendiri dipimpin oleh guru dengan dua puluh hingga dua puluh empat pebelajar. Meskipun demikian, sejumlah pendekatan pembelajaran-mandiri dan fasilitas telah tersedia, dan lebih banyak instruksi akan disampaikan pada suatu komputer kerja yang mencakup sistem pendukung pelaksanaan elektronik. Ketika sistem-sistem ini menjadi lebih mampu dan tersedia untuk penggunaan pelatihan, maka prinsip-prinsip rancangan sistematis akan menjadi lebih diterapkan, bahkan untuk pengembangan instruksi yang efisien dan efektif.
  • 30. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 30 Pengumpulan Data untuk Analisis Konteks Pembelajaran Dalam banyak cara, analisis konteks pembelajaran bersifat sama terhadap lokasi kerja. Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengenali fasilitas dan batasan yang ada dari lokasi tersebut. Prosedur yang diikuti dalam menganalisa konteks pembelajaran adalah untuk merencanakan wawancara dengan instruktur, pengelola lokasi, dan pebelajar, jika memungkinkan.Begitu juga dengan analisis konteks pelaksanaan, maka rangkaian pertanyaan wawancara juga harus disiapkan. Hasil-hasil pokok dari analisis konteks pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1) sebuah deskripsi tentang sejauh mana tingkat lokasi yang digunakan untuk menyampaikan pelatihan dengan keahlian yang diperlukan untuk beralih ke lokasi kerja, dan (2) sebuah susunan batasan yang akan menjadi implikasi-implikasi penting untuk proyek.
  • 31. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 31 No Kategori informasi Sumber Data Diskripsi Karakteristik Pebelajar 1 Entry Behavior Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar sudah mampu menggunakan jarum , menggunakan gunting , memotong kain, menjahit, mencari bahan kain strimin. 2 Sikap terhadap Materi dan sistem penyajian Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar sudah mengetahui dan menyukai pembuatan sulaman dan praktik membuatnya. 3 Motivasi Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar memiliki motivasi yang tinggi terhadap materi pembuatan sulaman. 4 Pendidikan dan Tingkat Kemampuan Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Interview Pembelajarnya adalah murid yang sudah duduk di kelas VII SMP Negeri 2 Mojokerto. Kemampuan pebelajar agak beragam mengenai materi pembuatan sulaman. 5 Gaya Belajar Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar lebih suka diberikan demonstrasi pembuatan sulaman. 6 Sikap terhadap Lembaga Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar pada umumnya bersikap positif terhadap lembaga. 7 Karakteristik Kelompok Umum Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Heterogernitas: Pebelajar memiliki latar belakang yang berbeda. Rata-rata usia peserta didik 11 tahun – 13 tahun. Ukuran : Jumlah pebelajar kelas VII berjumlah 32 orang. Kesan Menyeluruh: Pebelajar memiliki kesan yang baik
  • 32. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 32 1. C. Hasil Pengembangan 1. Analisis pebelajar 2. Analisis Konteks Performansi No Kategori informasi Sumber Data Karakteristik Pebelajar 1 Dukungan Kepala Sekolah Pembelajaran langsung Penghargaan: Kepala sekolah memberikan reward pada pebelajar. Bentuknya berupa reinforcement, set ifikat atau piagam. 2 Aspek fisik dari performansi tempat Pengalaman pribadi pebelajar Sekolah menyiapkan fasilitas, sarana prasarana, waktu untuk pebelajar. Pebelajar bertanggungjawab untuk menyiapkan seluruhnya. 3 Aspek sosial Pengalaman pribadi pebelajar Interaksi: Pebelajar langsung belajar dilokasi yang berbeda dan didukung oleh kelompok kerja atau keluarga atau kawannya yang tahu materi pembuatan sulaman. 4 Aspek relevansi skills to workplace. (.5) Pengalaman pribadi pebelajar Identifikasi Kebutuhan: Pebelajar membutuhkan Identifikasi kebutuhan yang diperlukan untuk pembuatan sulaman. Aplikasi: Pebelajar mengidentifikasi bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat sulaman. Aplikasi yang akan datang: Pebelajar dapat membuat dan memprodusikan sulaman untuk mengembangkan kreatifitas, produktifitas, dan aspek ekonomis. untuk menyelesaikan tugas dan penilaian.
  • 33. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 33 3. Analisis Konteks Pembelajaran 1. No Kategori informasi Sumber Data Karakteristik Pebelajar 1 Lokasi/ tempat Belajar Pengalaman pribadi pebelajar Pebelajar melengkapi tugas belajar dari rumah . Pebelajar mengerjakan tugasnya dari pengalaman yang berbeda dalam pembuatan sulaman. 2 Kesesuaian kebutuhan pembelajaran Pengalaman pribadi pebelajar Strategi pembelajaran: Pebelajar melengkapi tugas belajar dari rumah . Pebelajar mengerjakan tugasnya dari pengalaman yang berbeda dalam pembuatan sulaman. Waktu: Pertemuan 3 kali X 40 menit. Peserta : 32 orang Lokasi : SMP Negeri 2 Mojokerto 3 Kesesuaian kebutuhan pebelajar Pengalaman pribadi pebelajar Lokasi: SMP Negeri 2 Mojokerto Kenyamanan: Pebelajar merasa nyaman/ senang belajar di sekolah Ruang: Kelas VII Pelengkapan: Gunting, jarum, benang, kain strimin.. 4 Kelayakan tempat belajar Pengalaman pribadi pebelajar Karakteristik Pengawas : Pebelajar mengatur dirinya sendiri dalam proses belajar . Karakteristik Fisik: Tempat belajarnya baik. Karakteristik sosial: Hubungan / komunikasi antar siswa dan guru baik
  • 34. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 34 Langkah ke-4 MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN ( Write Instructional Goal ) A. Latar Belakang Komponen yang paling terkenal dalam model desain pembelajaran adalah menulis tujuan performansi, atau sering disebut dengan behavioral objectives (tujuan perilaku). Robert Mager (1962). Tujuan penulisan tujuan performansi adalah untuk menjawab pernyataan tentang kemampuan apa yang akan dilakukan pebelajar ketika mengikuti dan menyelesaikan proses pembelajaran. Ketika guru dilatih untuk merumuskan tujuan intruksional khusus, terhadap dua kesulitan utama yang dihadapi ketika proses mendefinisikan tujuan tidak termasuk dalam komponen yang integral pada model desain pembelajaran. Pertama, tanpa sebuah model yang jelas para guru menemui kesulitan untuk menentukan bagaimana memperoleh tujuan pembelajaran.Meskipun para pengajar dapat menguasai mekanisme penulisan tujuan, tidak ada konsep dasar yang dapat mengarahkan dalam mendapatkan tujuan. Sebagai hasilnya beberapa guru kembali kepada isi yang terdapat dalam teks books untuk mengidentifikasi topik-topik yang akan mereka tulis sebagai behavioral objectives. Kedua, mungkin lebih sebagai kritikan adalah apa yang dilakukan dengan tujuan tersebut setelah ditulis oleh para guru. Tujuan ini hanya sebatas tulisan yang hanya berfungsi sebagai dokumen administrasi bagi seorang guru. B. Konsep Pengembangan 1. Tujuan Performansi (Performance Objective) Tujuan Performansi adalah sebuah gambaran detail tentang apa yang akan dapat dilakukan oleh pebelajar setelah menyelesaikan pembelajaran. Titik pertama mengacu pada 3 istilah yang sering digunakan ketika mendeskripsikan performance pebelajar. Robert Mager 1975 pertama kali mengunakan istilah behavioral objectives ,performance objectives dan instructional objectives. Anda seharusnya tidak memiliki pengertian yang keliru mengenai instructional objectives.Instructional objectives menggambarkan jenis pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang akan dipelajari oleh pebelajar. Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya tujuan pembelajaran mendeskripsikan mengenai apa yang akan dapat dilakukan oleh pebelajar ketika mereka menyelesaikan materi pembelajaran. Hal ini mendeskrpsikan situasi nyata, situasi belajar diluar, dimana pebelajar akan menggunakan keterampilan dan pengetahuan tersebut. Ketika tujuan intruksional umum di ubah dalam Tujuan Kinerja disebut sebagai terminal objektif. Terminal objektif mendeskripsikan secara jelas apa yang akan dapat dilakukan oleh pebelajar ketika pebelajar menyelesaikan satu unit pembelajaran.
  • 35. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 35 Performance objective diperoleh dari keterampilan dalam analisis intruksional.Satu atau lebih objective seharusnya ditulis dalam setiap skill yang di identifikasi dalam analisis pembelajaran.Kadang-kadang penulisan objektif tersebut di indetifikasikan sebagai entry behavior (sikap awal) karena objektif merupakan dasar pengembangan tes item untuk menentukan apakah pelajar memilki entry behavior seperti yang telah kita asumsikan. 2. Komponen Tujuan. Bagaimana objektif ditulis sebagai goal statement, langkah-langkah dalam tujuan, subordinat skill dan entry behavior ?karya Robert Mager selanjutnya dijadikan sebagai standar dalam pengembangan objektif, model tersebut merupakan pernyataan yang meliputi tiga komponen utama, yaitu : kemampuan yang diukur, kondisi yang menjadi syarat, dan kriteria penilaian. 1). Derivations of Behaviors (Prilaku) Dalam penyusunan tujuan diperlukan kata kerja operasional yang terukur dari masing masing ranah ( Kognitif, psikomotor, dan afektif). Penulisan tujuan ini harus mampu mengungkapkan jenis perilaku yang dirumuskan melalui proses identifikasi dalam analisis pembelajaran. Keterampilan intelektual dapat dijelaskan dengan kata kerja operasional seperti mengidentifikasi, mengklasifikasi, menunjukkan, atau menghasilkan. Kata kerja ini mengacu pada kegiatan khusus seperti sebagai pengelompokan objek serupa, membedakan satu hal dari yang lain, atau memecahkan masalah.( Golas, dan Keller , 2004) Gagne tidak menggunakan kata kerja seperti tahu, mengerti, atau menghargai karena kata kerja itu sulit untuk diukur. Tujuan performansi yang berhubungan dengan keterampilan psikomotorik dapat dilakukan dengan memilih kata kerja yang dinyatakan dalam bentuk perilaku (misalnya, berlari, melompat, menari , atau mengemudi). Ketika tujuan melibatkan aspek sikap, pelajar biasanya diharapkan untuk memilih alternatif tertentu. Di sisi lain, hal itu mungkin melibatkan pelajar membuat pilihan dari di antara berbagai kegiatan. 2). Derivations of Conditions (Kondisi) Komponen kedua dari tujuan menetapkan kondisi-kondisi tertentu yang menjadi bagian dari tujuan tersebut.Kondisi mengacu pada lingkungan dan sumber-sumber yang tersedia pada saat tujuan ditetapkan. Dalam pemilihan kondisi yang tepat mempertimbangkan baik perilaku yang di capai maupun karakteristik populasi target anda juga membedakan fungsi-fungsi dari kondisi tersebut, fungsi tersebut meliputi :
  • 36. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 36 a. Syarat-syarat yang disediakan dimana siswa akan mengunakannya dalam mendapatkan informasi (stimulus). b. Karakteristik dari sumber-sumber materi yang di perlukan untuk mengerjakan tugas. Beberapa sumber materi sebagai berikut;  Ilustrasi seperti table, grafik,  Materi tertulis seperti; artikel surat kabar, story,  Objek secara fisik seperti batu, daun, mesin atau alat  Materi referensi, kamus, teks book, data base, web c. Cakupan dan kompleksitas tugas, menyesuaikan dengan kemampuan dan pengalaman siswa. d. Konteks yang relevan dengan dunia nyata adalah untuk membantu transfer pengetahuan dan penampilan dari pengajaran kedalam kinerja. 3). Derivations of Criteria Bagian akhir dari objektif adalah kriteria dalam memutuskan keterampilan performance yang dapat diterima.dalam menetapkan kriteria yang logis, anda harus mempertimbangkan tugas yang dilaksanakan. Beberapa tugas intelectual skill dan verbal information hanya mempunyai satu respon yang dianggap benar.Beberapa tugas intelectual skill dan verbal information tidak menghasilkan jawaban tunggal dan respon siswa yang bervariasi. 3. Langkah Penulisan Tujuan. Disamping menentukan tujuan dan seperangkat pembelajaran yang sesuai dengan analisis konteks, para desainer seharusnya mereview pernyataan tujuan sebelum menetapkan tujuan. Langkah-langkah dalam menulis tujuan adalah sebagai berikut : 1. Edit tujuan untuk merefleksikan performance konteks. 2. Tulis terminal objective yang mencerminkan konteks learning environment. 3. Tulis tujuan untuk setiap langkah dalam analisis tujuan jika tidak terdapat substep. 4. Tulis tujuan untuk setiap substep. 5. Tulis tujuan untuk seluruh subordinate skill. 6. Tulis tujuan untuk entry behaviour jika terdapat siswa yang tidak memiliki kompetensi yang tercakup dalam entry behavior. 4. Evaluasi Tujuan. Cara yang baik untuk mengevaluasi kelayakan kejelasan dan tujuan yang telah ditulis adalah untuk membangun sebuah item tes yang akan digunakan untuk mengukur
  • 37. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 37 peserta didik dalam pencapaian tugas. Jika tidak dapat menghasilkan barang logis sendiri, maka tujuan harus dipertimbangkan kembali. Cara lain untuk mengevaluasi kejelasan tujuan adalah dengan meminta seorang rekan untuk membangun tes item yang sama dan sebangun dengan perilaku dan kondisi yang ditentukan. Jika item tidak diproduksi sangat mirip dengan salah satu yang ada dalam pikiran, maka tujuan tidak cukup jelas untuk berkomunikasi . Di juga harus mengevaluasi kriteria yang telah ditetapkan dalam tujuan.Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria untuk mengevaluasi contoh-contoh yang ada kinerja yang diinginkan atau respons. Sementara tujuan menulis, perancang harus sadar bahwa pernyataan-pernyataan ini kriteria yang akan digunakan untuk mengembangkan penilaian untuk pengajaran. Perancang mungkin lagi memeriksa kejelasan dan kelayakan tujuan dengan bertanya, “Bisakah desain item atau tugas yang menunjukkan apakah seorang pelajar dapat berhasil melakukan apa yang digambarkan dalam tujuan?”Jika sulit membayangkan bagaimana hal ini dapat dilakukan dalam fasilitas yang ada dan lingkungan, maka tujuan harus dipertimbangkan kembali. Saran bermanfaat lainnya adalah sebaiknya tidak ia enggan untuk menggunakan dua atau bahkan tiga kalimat untuk secara memadai menggambarkan tujuan Tidak ada persyaratan untuk membatasi tujuan ke satu kalimat. Diasumsikan bahwa siswa akan mempelajari bahan-bahan sebelum melakukan keterampilan. C. Hasil Pengembangan Tujuan Istructional : Mengapresiasi karya seni rupa No Keterampilan Subordinat Tujuan Performansi 1.1 Siswa dapat mengekspresikan karya seni rupa 1. Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa dapat mengumpulkan bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. 1.2 Siwa dapat membuat karya seni kriya berupa kartu ucapan dengan memanfaatkan barang bekas dilingkungannya 2. Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bebrapa alat untuk membuat seni kriya. 3. Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. 4. Melalui eksplorasi tentang bahan bahan bekas siswa dapat menuliskan macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya. 5. Dengan mengamati beberapa contoh pola / desain yang disiapkan guru siswa dapat
  • 38. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 38 membuat desain kartu ucapan. 6. Dengan latihan menbuat pola kartu ucapan siswa dapat membuat bagian-bagian kartu ucapan. 7. Melalui kerja kelompok siswa dapat mrenggabubgkan bagian-bagian pola kartu ucapan. 8. Melalui kerja kelompok siswa dapat menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan
  • 39. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 39 Langkah ke-5 MENGEMBANGKAN INSTRUMENT PENILAIAN ( Develop Assessment Instruments ) A. Latar Belakang Konsep baru dalam pengukuran proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar (learned-centered) adalah penilaian yang berpusat pada pembelajar (learner-centered assessment ). Definisi learner-centered assessment sejajar dengan definisi tradisional test acuan patokan, sebagai element inti dari pembelajaran yang didesain secara sistematis. Tipe test ini penting untuk mengevaluasi perkembangan pebelajar dan kualitas pembelajaran. Hasil dari tes acuan patokan memberikan indikasi instuktur seberapa baik pebelajar mampu mencapai setiap tujuan pembelajaran, dan mengindikasikan komponen mana dari pembelajaran yang bisa berjalan dengan baik, dan komponen mana yang perlu direvisi.Selain itu juga, tes acuan patokan memungkinkan pebelajar untuk merefleksikan diri dengan mengaplikasikan kriteria untuk menilai hasil kerja mereka sendiri. Berhubungan dengan hal tersebut di atas perlu dibahas bagaimana menyusun dan membangun aspek penilaian dalam pembelajaran yang mencakup semua jenis kegiatan yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan unit pembelajaran. B. Konsep Pengembangan Pengembangan tes muncul di point ini dan bukannya di setelah pembelajaran karena tes harus sesuai dengan tujuan performance.Performance yang ingin dicapai dalam tujuan harus sesuai dengan performance yang ingin dicapai dalam tes atau penugasan. Penilaian acuan patokan terbentuk dari item-item atau tugas-tugas performance yang langsung mengukur ketrampilan yang dideskripsikan dalam satu atau lebih tujuan performance. 1. Empat Tipe Tes yang dapat digunakan. a. Entry behaviors test Tes ini diberikan kepada pebelajar sebelum memulai pembelajaran. Tes ini berguna untuk mengukur ketrampilan syarat atau ketrampilan yang harus sudah dikuasai sebelum pembelajaran dimulai. Keterampilan syarat akan muncul di bawah garis entry behavior. b. Pretest Tes ini dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengetahui apakah pebelajar sudah menguasai beberapa atau semua ketrampilan yang akan diajarkan. Tujuannya adalah
  • 40. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 40 untuk efisiensi.Jika semua ketrampilan sudah dikuasai maka tidak perlu ada pembelajaran.Namun jika hanya sebagian materi yang sudah dikuasai maka data tes ini memungkinkan desainer untuk lebih efisien. Mungkin hanya review atau pengingat yang dibutuhkan. Biasanya pretest dan entry behavior test dijadikan satu. Hasil dari tes entry behavior dapat digunakan desainer untuk mengetahui apakah pebelajar siap memulai pembelajaran, sedangkan dari hasil pretest desainer dapat memutuskan apakah pembelajaran akan menjadi terlalu mudah untuk pebelajar. c. Practice test Tujuan tes ini adalah untuk membuat pebelajar lebih aktif berpartisipasi selama pembelajaran. Tes ini memungkinkan pebelajar untuk menampilkan pengetahuan dan ketrampilan baru dan untuk refleksi diri sampai level berapa ketrampilan dan pengetahuan mereka. Tes ini berisi ketrampilan yang lebih sedikit dan lebih fokus pada materi per pertemuan daripada per unit.Hasil tes ini digunakan instruktur untuk memberikan feedback dan untuk memonitor pembelajaran. d. Posttest Tes ini paralel dengan pretes.Sama dengan pretes, posttest mengukur tujuan pembelajaran.Postest harus menilai semua objektif dan terutama fokus pada objektif terakhir.Namun jika waktu tidak memungkinkan, maka hanya tujuan akhir dan ketrampilan penting saja yang diujikan. Postest mungkin digunakan untuk menilai performance pebelajar dan untuk memberi kredit karena telah menyelesaikan program.Tujuan yang terutama dari tes ini adalah agar desainer dapat mengidentifikasi area pembelajaran yang tidak bisa dilakukan dengan baik. Jika pebelajar gagal dalam tes, desainer harus dapat mengidentifikasi dalam proses pembelajaran yang mana tidak dimengerti oleh siswa. Test Type Designers decicion Objectives Typically Tested Tes entry behavior  Apakah siswa siap mengikuti pembelajaran?  Apakah siswa telah memiliki ketrampilan prasarat?  Ketrampilan prasarat atau keterampilan yang ditandai dalam analisis pembelajaran Pretest  Apakah pembelajar menguasai materi
  • 41. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 41 sebelumnya ?  Ketrampilan manakah yang sebelumnya dikuasai ?  Bagaimana dapat efesian mengembangkan pembelajaran ?  Objek akhir  Langkah utama dari analisis tujuan Practice test  Apakah siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan?  Apakah kesalahan dan miskonsepsi mereka bentuk?  Apakah pembelajaran cukup kluster?  Apakah langkah pembelajaran cukup bagi pembelajar?  Pengetahuan dan ketrampilan sub objek tanpa tujuan  Tipe skop pada pelajaran Posttest  Apakah pembelajar telah mencapai tujuan?  Apaka pembelajaran lebih efektif pada setisp lsngkah ketrampilan subordinate?  Apakah pembelajaran perlu direvisi?  Apakah pembelajar menguasai ketrampilan dan sikap ?  Tujuan akhir  Langkah utama dan ketrampilan subordinate 2. Mendesain Tes
  • 42. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 42 Pertimbangan pertama adalah menyesuaikan bidang pelajaran dengan item atau tipe tugas penilaian.Verbal information biasanya di tes dengan objectif tes.Tes bentuk objektif meliputi format seperti jawaban singkat, jawaban alternatif, mencocokkan, dan pilihan ganda. Objektif untuk intelektual skill lebih kompleks dan biasanya menggunakan model objektif, kreasi produk atau pertunjukan langsung. Penilaian untuk ranah afektif juga kompleks. Biasanya tidak ada cara langsung untuk mengukur tingkah laku seseorang. Penilaian di ranah ini biadanya dilakukan dengan observasi. Penilaian ranah psikomotor biasanya dilakukan dengan mendemonstrasikan tugas.Untuk melihat apakah setiap langkah telah dilakukan dengan baik oleh pebelajar, guru membuat check-list atau rating-scale. 1. 3. Menentukan Level Penguasaan Peneliti yang meneliti sistem penguasaan pelajaran menyarankan bahwa penguasaan equivalent dengan level keberhasilan yang diharapkan dari pebelajar yang terbaik. Metode untuk menentukan level penguasaan menggunakan acuan norma. Pendekatan yang kedua, bisa digunakan cara statistik. Jika desainer ingin memastikan bahwa pebelajar benar-benar mengerti ketrampilan sebelum mereka melanjutkan tahap pembelajaran selanjutnya, maka kemungkinan-kemungkinan harus disediakan untuk menampilkan ketrampilan sehingga hampir tidak mungkin keberhasilan menjadi hasil utama.Jika menggunakan soal pilihan ganda sangat mudah untuk menghitung probabilitas kesempatan keberhasilan. Dengan tipe soal yang lain, lebih sulit dilakukan penghitungan tapi lebih mudah untuk meyakinkan orang lain bahwa keberhasilan bukan sekedar kesempatan saja 4. Menulis Item Tes Ada empat kategori tes yang berkualitas, yaitu: a. Berpusat pada Tujuan (Goal-Centered Criteria) Soal tes dan penugasan harus sesuai dengan tujuan utama pembelajaran.Soal dan penugasan harus sesuai dengan perilaku termasuk konsep dan action.Untuk menyesuaikan jawaban soal tes dengan perilaku yang diharapkan dalam tujuan, desainer harus mempertimbangkan tugas belajar atau kata kerja yang ditunjukkan dalam tujuan.Butir soal harus mengukur perilaku yang sesungguhnya yang dideskripsikan dalam tujuan. b. Berpusat pada Pebelajar (Learner-Centered Criteria)
  • 43. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 43 Tes item dan penilaian tugas harus disesuaikan dengan kharakteristik dan kebutuhan siswa, meliputi kosa kata, bahasa, tingkat kompleksitas tugas, motivasi siswa, dan tingkat ketertarikan siswa, pengalaman siswa, dan latar belakang siswa serta kebutuhan khusus siswa. c. Berpusat pada Kontek (Context-Centered Criteria) Dalam membuat tes item dan penilaian tugas, desainer harus mempertimbangkan seting kinerja dan juga lingkungan belajar atau lingkungan kelas. Tes item dan tugas harus realistis atau relevan dengan seting kinerja. Kriteria ini membantu untuk memastikan transfer pengetahuan dan skill dari belajar ke dalam lingkungan kinerja. d. Berpusat pada Penilaian (Assessment-Centered Criteria) Siswa akan merasa cemas selama assessment, penyusunan tes item dan penilaian tugas yang baik dapat menghilangkan rasa cemas siswa. Cetakan tes yang berkualitas meliputi kebahasaan baik, pengucapan dan tanda baca tepat dan tulisan jelas, petunjuk jelas, sumber materi dan pertanyaan jelas.Kriteria ini membantu siswa untuk melakukan dengan tenang. 1. Seting Penguasaan Kriteria Terdapat beberapa saran yang dapat membantu anda dalam menentukan berapa banyak tes item pilihan yang diperlukan. Jika tes item memerlukan sebuah format respon yang memungkinkan siswa dapat menebak jawaban dengan benar anda dapat memasukkan beberapa tes item paralel untuk tujuan yang sama jika kemungkinan menebak jawaban yang benar kecil kemungkinan, anda dapat memutuskan satu atau dua item untuk menentukan kemampuan siswa 1. Jenis-jenis Item Pertanyaan penting lainnya adalah jenis tes item atau penilaian tugas apa yang paling baik dalam menilai kinerja siswa? Perilaku tertentu dalam objektif memberikan point- point penting terhadap jenis item atau tugas yang dapat digunakan untuk menguji perilaku. Contoh, jika point penting yang ditanyakan kepada siswa adalah mengingat fakta, maka tanyakan kepada siswa tersebut dengan jawaban siswa yang menyatakan fakta-fakta daripada memberikan pertanyaan yang meminta reaksi siswa seperti pada pertanyaan pilihan ganda.gunakan objektif sebagai guide, dalam menyeleksi jenis tes item yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan kinerja tertentu yang terdapat dalam objektif. Setiap jenis test items mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk meyeleksi jenis tes items yang baik dari beberapa format test item yang ada, pertimbangkan beberapa faktor seperti faktor waktu yang diperlukan oleh siswa dalam memberikan respon, waktu penilaian yang
  • 44. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 44 diperlukan untuk menganalisis dan memutuskan jawaban, suasana ujian, dan kemungkinan dalam menebak jawaban yang benar. 1. Menulis Petunjuk Test harus terdapat petunjuk yang jelas, singkat. Permulaan tes biasanya menyebabkan kecemasan pada siswa yang akan dinilai. Oleh karena itu tes seharusnya mengurangi keraguan pada pikiran siswa mengenai apa yang akan mereka kerjakan dalam menyelesaikan test. Dibawah ini informasi petunjuk test yang biasanya ditemukan dalam test : a. Judul test seharusnya memberikan kesan kepada siswa mengenai content atau isi daripada kata-kata sederhana seperti Pretest atau Test I b. Pernyataan singkat yang menerangkan objective atau performance yang diujikan. c. Siswa diberitahu untuk menebak jawaban jika mereka tidak yakin dengan jawaban yang benar. d. Petunjuk khusus seharusnya diucapkan dengan benar. e. Siswa diberitahu agar menulis nama mereka atau identitas mereka. f. Siswa seharusnya diberitahu mengenai penggunaan perlengkapan khusus dalam menyelesaikan test seperti penggunan pensil, lembar jawaban mesin, teks-teks tertentu atau perlengkapan khusus lainnya. 1. Mengevaluasi Test dan Item Test. Arah dan uji test item untuk tes objektif harus diujicobakan terlebih dulu sebelum digunakan untuk evaluasi formatif. Agar tidak terjadi kesalahan pada instrumen tes , perancang harus memastikan hal hal berikut: 1. arah tes jelas, sederhana, dan mudah diikuti; 2. masing-masing item tes jelas dan menyampaikan kepada peserta didik yang dimaksud dipembentukan atau stimulus; 3. kondisi-kondisi dimana dibuat tanggapan yang realistis; 4. metode respon jelas bagi peserta didik; dan 5. ruang yang tepat, waktu, dan peralatan yang tersedia .
  • 45. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 45 Test item yang tidak terjawab oleh sebagian besar pelajar harus dianalisis, direvisi, atau bahkan diganti sebelum tes diberikan lagi. Ketika membangun item tes, dan tes pada umumnya, perancang harus diingat bahwa tes mengukur kecukupan (l) pengujian itu sendiri, (2) bentuk tanggapan, (3) bahan-bahan pengajaran, (4) lingkungan pengajaran dan situasi, dan (5) pencapaian pelajar. C. Hasil Pengembangan Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang Sub Ketrampilan Intelektual No Ketrampilan Tujuan Performance Test Item 1 Melalui eksplorasi tentang bahan bahan bekas siswa dapat menuliskan macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya. Tuliskan macam-macam bahan yang dapat digunakan dalam membuat karya seni kriya ! 2 Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bebrapa alat untuk membuat seni kriya. Tuliskan 4 alat untuk membuat karya seni kriya! Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang Sub Ketrampilan Psikomotor No Ketrampilam Tujuan Performance Test Item 1 Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa dapat mengumpulkan bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. Kumpulkan bebrapa bahan untuk membuat kartu ucapan minimal 10 macam ! 2 Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. Siapkan alat-alat yang digunakan untuk pembvuatan kartu ucapan minimal 4 buah! 3 Dengan mengamati beberapa contoh pola / desain yang Buatlah contoh pola/ desain kartu ucapan
  • 46. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 46 disiapkan guru siswa dapat membuat desain kartu ucapan. pada kertas gambar ! 4 Dengan latihan mebuat pola kartu ucapan siswa dapat membuat bagian-bagian kartu ucapan. Buatlah bagian-bagian pola sesuai dengan kartu ucapan . 5 Melalui kerja kelompok siswa dapat mrenggabubgkan bagian- bagian pola kartu ucapan. Gabungkan bagian- bagian pola untun membentuk kartu ucapan! 6 Melalui kerja kelompok siswa dapat menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan Buatlah finishing pembuatan kartu ucapan !. Tujuan Pembelajaran 1.Siswa dapat mengapresiasikan karya seni rupa daerah. 2. Siswa dapat mengekspresikan diri karya seni rupa, musik, seni tari, dan seni teater. 2.1 Siswa dapat membuat karya seni kriya 2.2 Siswa dapat membuat kartu ucapan dengan memanfaatkan barang bekas dari lingkungan sekitar. Tabel Keputusan Perancang No Test Type Keputusan Perancang 1 Tes entry behavior Apakah siswa siap mengikuti pembelajaran? Apakah siswa telah memiliki ketrampilan prasyarat? 2 Pretest Apakah pembelajar menguasai materi sebelumnya ? Ketrampilan manakah yang sebelumnya dikuasai ? Bagaimana dapat efesien mengembangkan pembelajaran ? 3 Practice test Apakah siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan? Apakah kesalahan dan miskonsepsi mereka bentuk? Apakah pembelajaran cukup kluster? Apakah langkah pembelajaran cukup bagi pembelajar? 4 Posttest Apakah pembelajar telah mencapai tujuan?
  • 47. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 47 Apakah pembelajaran lebih efektif pada setiap langkah ketrampilan subordinate? Apakah pembelajaran perlu direvisi? Apakah pembelajar menguasai ketrampilan dan sikap ? Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang Tes Entry Behavior, Pretes, Practise Tes, dan Post tes No Test Type Jenis Soal/ Pertanyaan 1 Tes entry behavior Apakah siswa telah memiliki ketrampilan prasyarat? a. Apakah siswa sudah dapat memotong/ menggunting ? b. Apakah siswa sudah dapat melipat ? c. Apakah siswa sudah dapat menggulung kertas ? 2 Pretest Apakah pembelajar menguasai materi sebelumnya ? a. Apakah siswa sudah dapat membuat kartu ucapan ? b. Apakah siswa sudah pernah membuat kartu ucapan? Ketrampilan manakah yang sebelumnya dikuasai a. Bagian manakah yang sulit dalam pebuatan kartu ucapan? b. Apa kesulitan dalam pembuatan kerangka? c. Apa kesulitan dalam pembuatan bagian tambahan / Asesoris ? d. Apa kesulitan dalam pewarnaan dan finishing? 3 Practice test Apakah siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan? a. Bahan bahan apa yang dibutuhkan dalam pembuatan kartu ucapan? b. Alat-alat apa yang dibutuhkan dalam pembuatan kartu
  • 48. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 48 ucapan? c.Bagaimana cara membuat kerangka kartu ucapan ? d. Bagaimana cara menggabungkan kerangka dengan aksesoris? e. Bagaimana cara kartu ucapan mewarnai dengan tepat? 4 Posttest Apakah pembelajar telah mencapai tujuan? a. Tuliskan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan kartu ucapan ! b.Tuliskan alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan kartu ucapan ! c.Buatlah kerangka pembuatan kartu ucapan! d. Buatlah kartu ucapan yang sudah melalui proses finishing! Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang Sub Ketrampilan Intelektual No Ketrampilan Tujuan Performance Test Item 1 2.1 Melalui eksplorasi tentang bahan bahan bekas siswa dapat menuliskan macam- macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya. Tuliskan macam-macam bahan yang dapat digunakan dalam membuat karya seni kriya ! 2 2.1 Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bebrapa alat untuk membuat seni kriya. Tuliskan 4 alat untuk membuat karya seni kriya! Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang Sub Ketrampilan Psikomotor No Ketrampilam Tujuan Performance Test Item 1 2.1 Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa dapat Kumpulkan bebrapa bahan untuk membuat
  • 49. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 49 mengumpulkan bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. kartu ucapan minimal 10 macam ! 2 2.1 Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. Siapkan alat-alat yang digunakan untuk pembuatan kartu ucapan minimal 4 buah! 3 2.2 Dengan mengamati beberapa contoh pola / desain yang disiapkan guru siswa dapat membuat desain kartu ucapan. Buatlah contoh pola/ desain kartu ucapan pada kertas gambar ! 4 2.2 Dengan latihan membuat pola kartu ucapan siswa dapat membuat bagian- bagian kartu ucapan. Buatlah bagian- bagian pola sesuai dengan kartu ucapan . 5 2.2 Melalui kerja kelompok siswa dapat menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan. Gabungkan bagian- bagian pola untuk membentuk kartu ucapan! 6 2.2 Melalui kerja kelompok siswa dapat menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan Buatlah finishing pembuatan kartu ucapan !. Frekuensi Instrumen untuk Evaluasi Tingkah Laku / Sikap Nama : Tanggal : Jumlah yang diobservasi : Total : ASPEK YES NO A. Pendekatan Kustomer 1. Tersenyum 2. Inisiatif untuk menyapa 3. Komentar individu 4. Meminta izin 5. Pelayanan 6. Perhatian pada semua aspek 7. Lain-lain B. Selama Kegiatan 1. Mendengarkan dengan penuh perhatian 2. Meminta klarifikasi informasi 3. Menyiapkan bentuk permintaan
  • 50. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 50 4. Melengkapi formar 5. Menjelaskan perubahan 6. Menjelaskan urutan material 7. Lain lain C. Kesimpulan 1. Menemukan pelayanan keseluruhan 2. Ucapan terimakasih 3. Menanggapi komentar 4. Membuat kesimpulan 5. Lain-lain
  • 51. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 51 Langkah ke-6 MENGEMBANGKAN STRATEGIPEMBELAJARAN ( Develop Instructional Strategy ) A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran yang dilakukan para pengajar beraneka ragam. Ada pengajar yang memulai kegiatannya dengan menunggu pertanyaan dari siswa, ada yang aktif memulai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, ada pula yang mulai dengan memberikan penjelasan tentang materi yang akan diuraikan, dan ada yang memulai mengulangi penjelasan tentang materi yang lalu. Selanjutnya ada yang melanjutkan dengan kegiatan menjawab pertanyaan siswa, membentuk kelompok diskusi atau menggunakan program lain. Istilah startegi pembelajaran menyatakan berbagai jenis aktivitas belajar mengajar, seperti diskusi kelompok, membaca, studi kasus, perkuliahan, simulasi computer, lembar kerja, proyek kelompok kerjasama, dll. B. Konsep Pengembangan 1. Menyeleksi Sistem Penyampaian Sistem penyampaian merupakan bagian dari strategi pembelajaran, sistem penyampaian juga merupakan asumsi bahwa desainer terlibat dalam pengembangan strategi pembelajaran. Dalam kasus lain memilih system pembelajaran dapat juga berupa level, level bidang studi, ataupun level kurikulum. Berikut ini beberapa contoh system penyampaian yang umum dalam melaksanakan pembelajaran.  Model tradisional  Korespondensi  Kuliah kelompok besar yang diikuti dengan Tanya jawab.  Belajar jarak jauh dengan video tape atau siaran.  Video conference interaktif dua arah  Pembelajaran berbasis computer  Pembelajaran berbasis web menggunakan internet atau intranet  Program belajar mandiri dengan bantuan modul atau paket pembelajaran.  Kombinasi system kebiasaan, kombinasi dan unik. Dalam proses desain pembelajaran yang ideal, hal pertama yang dipertimbangkan adalah tujuan, karakteristik pembelajar, konteks dan performa pembelajaran, tujuan khusus, assessment (penilaian), dan memilih system penyampaian yang terbaik. Dan untuk mencapai memilih sistem penyampaian yang terbaik, semua komponen di atas harus dipertimbangkan: 1) Review analisis pembelajaran dan mengidentifikasi tujuan khusus
  • 52. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 52 2) Merencanakan dan mempelajari komponen pembelajaran 3) Memilih kelompok siswa yang paling efektif 4) Menspesifikasi bahan dan media efektif 5) Menentukan tujuan dari materi pelajaran dan menggabungkan pemilihan media. 6) Menyeleksi atau mengembangkan system penyampaian terbaik. 2. Menyusun Isi Materi dan Mengelompokkan Pembelajaran a. Merangkai Isi Langkah pertama dalam mengembangkan strategi pembelajaran adalah mengidentifikasi rangkaian pembelajaran dan pengaturan isi. Hal ini bisa mulai dari level skill yang paling bawah yaitu skill yang tepat di atas garis entri behavior kemudian naik terus mengikuti hierarki sampai ke yang paling tinggi. Rangkaian pembelajaran cenderung merupakan kombinasi dari bawah ke atas atau dari kiri ke kanan.yaitu, subordinat skill langkah 1 diajarkan pertama kali, kemudian langkah 1, lalu yang berikutnya sub ordinat skill langkah 2,kemudian langkah ke 2 itu sendiri. Rangkaian ini berlangsung terus sampai semua langkah di ajarkan. b. Pengelompokkan Pembelajaran Satu rangkaian yang besar adalah pendekatan program pembelajaran linear yang cenderung merubah semua informasi ke dalam unit-unit kecil dan meminta respon terus menerus dari pembelajar, aktivitas dasar, atau anda ingin menampilkan informasi tersebut ke dalam bentuk beberapa tujuan terlebih dahulu pada berbagai aktivitas pebelajar. Anda harus mempertimbangkan 5 faktor dalam menentukan jumlah informasi yang akan ditampilkan (atau ukuran „kelompok‟), yaitu :  Level usia pebelajar  Kompleksitas materi  Jenis-jenis pembelajaran  Variasi aktivitas.  Jumlah waktu tersedia. 3. Komponen Belajar dalam Strategi Pembelajaran Konsep dasar dalam strategi pembelajaran adalah peristiwa pembelajaran yang dideskripsikan dalam condition of learning Gagne (1970). Dalam pandangan psikologi kognitif ada 9 event yang menghadirkan efektivitas mengajar eksternal yang mendukung mental proses pembelajaran internal, yaitu : Memperoleh perhatian, Menginformasikan tujuan pembelajaran, Menstimulasi ingatan dan prasyarat pembelajaran, Menampilkan materi-materi, Menyediakan bimbingan pembelajaran,
  • 53. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 53 Menimbulkan performa, Memberikan feed back, Menilai kinerja, Memperkaya ingatan dan mentransfer. Dalam strategi pengajaran ada lima komponen utama: 1. Kegiatan pra pembelajaran ( pendahuluan ) 1. Perhatian dan Motivasi Pebelajar 2. Menjelaskan Tujuan 3. Menjelaskan dan Memastikan Pengetahuan PraSyarat 1. Isi presentasi / Penyajian Informasi 1. Uraian Materi 2. Contoh 3. Partisipasi pembelajar 4. 1. Praktek 2. Umpan Balikan 3. Penilaian 1. Tes Perilaku Masukan 2. PreTest 3. PosTest 4. Kegiatan Tindak lanjut 1. Remediasi (review) 2. Pengayaan Adapun uraian dari kelima komponen tersebut sebagai berikut : 1. Kegiatan pra pembelajaran (pendahuluan) ; sebelum memulai pembelajaran formal anda harus mempertimbangkan 3 faktor yaitu: motivasi pembelajar, menginformasikan apa yang akan harus mereka pelajari, memastikan bahwa mereka sudah mempunyai pengetahuan prasyarat sebelum memulai pembelajaran 2. Isi presentasi/ penyajian materi; disini anda harus menentukan dengan tepat informasi konsep aturan dan prinsip-prinsip apa yang perlu diberikan pada pembelajar. Ini merupakan penjelasan dasar dari unit-unit yang ada di dalamnya. Kesalahan utama yang sering terjadi dalam langkah ini adalah menyampaikan terlalu banyak informasi, khsususnya informasi yang tidak ada hubungannya dengan tujuan. Tidak hanya penting untuk mendefenisikan konsep-konsep baru, tetapi juga menjelaskan hubungan antar konsep-konsep tersebut. Anda juga perlu menentukan tipe dan jumlah contoh yang akan diberikan pada setiap konsep. 3. Partisipasi pebelajar; merupakan pemberian aktivitas yang berhubungan langsung dengan tujuan. Pebelajar harus diberi kesempatan untuk mempraktekkan apa yang diinginkan, dan mampu dilakukan oleh mereka. Pembelajar seharusnya tidak hanya mampu mempraktekkan tetapi mereka juga harus memberi feed back.
  • 54. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 54 4. Penilaian (assessment); empat kriteria dasar di dalam penilaian sudah digambarkan didalam chapter 7, tes entry behavior, pre test, tes praktek, dan post test. Fungsi utama dari tes tersebut sudah digambarkan, tetapi disini sebagai seorang desainer anda harus memutuskan dengan tepat apa strategi anda. Pertama anda harus tahu bagaimana menggunakan tes praktek, lalu anda harus bisa memutuskan hal-hal berikut ini. 5. Kegiatan Tindak lanjut adalah kegiatan review keseluruhan dari strategi untuk menentukan apakah memori/materi pembelajaran dan transfer perlu untuk diberikan. Pertanyaan ini bisa dijawab dengan mengulang kembali analisis konteks kinerja. 4. Komponen Belajar Untuk Pebelajar Dengan Level Kemampuan Dengan Kedewasaan yang Berbeda. Aspek pertama yang perlu diperhatikan adalah mengingat bahwa komponen belajar itu ditujukan untuk memandu proses intelektual pembelajar melalui aktivitas dan mental yang membantu pembelajaran. Idealnya adalah semua pembelajar harus mampu mengatur proses intelektual mereka seperti menjadi pebelajar yang mandiri. 1) Komponen Belajar Untuk Berbagai macam Outcome (Hasil). Komponen dasar belajar untuk berbagai hasil pembelajaran dalam strategi pembelajaran adalah intelektual skill, informasi verbal, skill motorik dan perilaku.  Intelektual skill; Seorang desainer harus menyadari dua hal yaitu cara pebelajar mengorganisir pengetahuan yang diterima dalam memori dan keterbatasan kemampuan mereka untuk mengingat materi baru. Strategi yang digunakan harus mencakup cara-cara bagaimana pebelajar dapat menghubungkan materi baru yang didapatkan dengan pengetahuan yang sudah ada dalam memori.  Informasi verbal; Prosedur yang direkomendasikan oleh Gagne untuk membantu siswa mengatur informasi baru adalah dengan memberikan outline atau tabel yang merangkum informasi ini.  Skill motorik; Apa implikasi dari deskripsi pembelajaran skill motorik yang menampilkan isi, contoh, praktek dan umpan balik (feed back) ?Implikasi yang sangat nyata adalah persyaratan dari beberapa presentasi visual dari skill, sudah pasti video atau film bisa digunakan untuk melihat gerak tetapi sering foto dan gambar juga bisa digunakan, Kategori isi dan contoh dalam strategi biasanya dalam bentuk deskripsi verbal yang diikuti dengan ilustrasi.
  • 55. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 55  Perilaku Perilaku terdiri dari tiga komponen: perasaan, sikap, dan pemahaman kognitif. Perasaan bisa dideskripsikan sebagai hal yang menyenagkan atau tidak menyenangkan yang diekspresikan melalui kecenderungan kita untuk mendekati atau menghindari sebuah situasi.Sikap, harus mendemonstrasikan kondisi yang menggambarkan tujuan performa. 2) Komponen Belajar untuk Strategi Pembelajaran Konstruktivisme Pendekatan belajar dalam presepektif konstrutivisme lebih menekankan pada, pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pebelajar (siswa).Dalam strategi konstruktivisme pembelajaran didesain dan dikelola sedemikian rupa, sehingga pembelajaran dapat menggali secara optimal potensi yang dimiliki oleh pebelajar (siswa). Komponen belajar untuk strategi pembelajaran konstruktivesme sama dengan komponen terdahulu, tapi pada pendahuluan atau dalam deskripsi lebih menekankan keterlibatan siswa dalam memberikan gambaran yang objektif yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Demikian juga dalam partisipasi siswa mempunyai porsi yang lebih besar dan umpan balik dapat dilakukan pada proses tersebut..Berikut bagan komponen belajar konstruktivisme. C. Hasil Pengembangan KOMPONEN-KOMPONEN PRAPENGAJARAN, PENGETESAN DAN TINDAK LANJUT DARI STRATEGI PEMBELAJARAN Aktivitas Kegiatan Prapembelajaran Motivasi: Menjelaskan kepada siswa tentang keindahan-keindahan dalam seni rupa dan memberikan ilustrasi serta contoh-contoh hasil karya seni rupa yang memiliki nilai estetika, ekonomis dan dapat menambah wawasan serta melatih siswa untuk mencintai khasanah budaya nusantara melalui karya seni rupa. Tujuan 1.1. Melalui eksplorasi tentang bahan bahan bekas siswa dapat menuliskan macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya. 1.2 Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bebrapa alat untuk membuat seni kriya. 2.1 Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa dapat mengumpulkan bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. 2.2 Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. 2.3 Dengan mengamati beberapa contoh pola / desain yang disiapkan guru
  • 56. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 56 siswa dapat membuat desain kartu ucapan. 2.4 Dengan latihan membuat pola kartu ucapan siswa dapat membuat bagian-bagian kartu ucapan. 2.5 Melalui kerja kelompok siswa dapat mrenggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan. 2.6 Melalui kerja kelompok siswa dapat menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan PENGETESAN Batas Kriteria Ketuntasan Minimal : 65 Yaitu, siswa yang memperoleh nilai di bawah 65 berarti dianggap belum menguasai material pembelajaran. 1. Tingkah Laku Masukan Untuk menetahui ketrampilan mana yang sudah dikuasai siswa, maka perlu dilakukan Tes Tingkah Laku Masukan, dengan mengujikan beberapa soal, yang berkaitan dengan sejumlah ketrampilan subordinat yang telah disusun. Ketrampilan-ketrampilan yang sudah dikuasai akan diletakkan di bawah garis entry behavior, sedangkan yang belum dikuasai di atas garis entry behavior dan perlu disiapkan material pembelajarannya. Jika hanya beberapa siswa yang tidak menguasai ketrampilan subordinat, maka siswa tersebut diberi tugas mandiri untuk menguasai ketrampilan yang belum dikuasai tersebut. Namun jika semua siswa belum menguasai semua ketrampilan subordinat, maka ditetapkan tidak ada garis entry behavior. 2. Pra-Tes Dilakukan sebelum memulai pembelajaran, yaitu menguji beberapa soal tentang ketrampilan subordinat yang berada di atas garis entry behavior Pasca Tes Dilakukan setelah semua material pembelajaran disampaikan. KEGIATAN TINDAK LANJUT Remedial Bagi siswa yang belum mencapai batas minimal yang telah ditetapkan, akan diberikan remedial (dibimbing lagi tentang materi yang belum dikuasai atau dengan tutor sebaya dan diahiri dengan tes ahir). Bagi siswa yang telah mencapai batas minimal kelulusan, maka yang bersangkutan akan diberi pengayaan materi, berkaitan dengan kreasi-kreasi seni
  • 57. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 57 rupa yang lain (membuat pigura, kartu lebaran dan lain-lain). Isi Presentasi dan Aktivitas Partisipasi Belajar Tujuan 1.1.Melalui eksplorasi tentang bahan bahan bekas siswa dapat menuliskan macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya. Isi Presentasi Pebelajar menuliskan macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya. Contoh Kertas koran, kertas HVS, Kertas Folio, Kertas asturo, Kertas buffalo, Kertas gambar, Kertas emas, lidi, daun kering, bunga kering ,bungkus makanan, klise, bulu unggas, ranting, pelepah daun kelapa dll Partisipasi siswa 1. Siswa mencari dan mengumpulkan bahan-bahan bekas untuk membuat karya seni kriya di lingkungan tempat belajar. Praktik Siswa mengumpulkan bahasa bekas di lingkungan sekolah. Umpan balik 1. Tunjukkan bahan bekas yang sudah dikumpulkan oleh pebelajar. 2. Sebutkan nama-nama bahan yang digunakan dalam pembuatan seni kriya. Tujuan 1.2 Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bebrapa alat untuk membuat seni kriya. Isi Presentasi 1.Siswa membuat kelompok diskusi maksimal 5orang. 2. Siswa berdiskusi untuk membahas tentang alat-alat yang digunakan untuk membuat seni kriya. Contoh Pisau, Cutter, gunting, lem, mistar, jangka, palu, paku, gergaji, paku payung dll Partisipasi siswa 1. Siswa mengumpulkan alat-alat untuk membuat seni kriya. Praktik Siswa mengumpulkan alat-alat untuk membuat seni kriya Umpan balik
  • 58. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 58 1. Tunjukkan alat-alat untuk membuat seni kriya. 2. Menyebutkan nama- nama alat untuk membuat seni kriya Tujuan 2.1 Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa dapat mengumpulkan bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan Isi Presentasi Siswa dapat mengumpulkan, mengelompokkan, memilih bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan Contoh Siswa mengumpulkan, mengelompokkan, memilih bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan Partisipasi siswa 1. Siswa mengumpulkan, bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan 2. Siswa mengelompokkan bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan 3. Siswa memilih bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan Praktik Siswa mengumpulkan, mengelompokkan, memilih bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan Umpan balik 1. Kumpulkan bahan-bahan untuk membuat seni kriya. 2. Pilihlah bahan-bahan untuk membuat seni kriya. 3. Kelompokkan bahan-bahan untuk membuat seni kriya. Tujuan 2.2 Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. Isi Presentasi Siswa dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan. Contoh Siswa memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.Seperti kertas, koran, kertas buffalo, kertas gambar, kertas emas, pisau, gunting, lem, curter, penggaris, paku payung, palu dll.
  • 59. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 59 Partisipasi siswa 1. Siswa memilih, bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan 2. Siswa memilih alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan Praktik Siswa memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.Seperti kertas, koran, kertas buffalo, kertas gambar, kertas emas, pisau, gunting, lem, curter, penggaris, paku payung, palu dll. Umpan balik 1. Pilihlah bahan-bahan untuk membuat seni kriya. 2. Pilihlah alat-alat untuk membuat seni kriya. Tujuan 2.3 Dengan mengamati beberapa contoh pola / desain yang disiapkan guru siswa dapat membuat desain kartu ucapan. Isi Presentasi siswa dapat membuat desain kartu ucapan. Contoh siswa membuat desain kartu ucapan dengan berbagai variasi contoh yang disiapkan oleh guru. Partisipasi siswa 1. Siswa mengamati berbagai contoh desain kartu ucapan 2. Siswa membuat berbagai contoh desain kartu ucapan Praktik Siswa membuat berbagai contoh desain kartu ucapan Umpan balik 1. Tunjukkan hasil pembuatan desain kartu ucapan yang dibuatnya Tujuan 2.4 Dengan latihan membuat pola kartu ucapan siswa dapat membuat bagian-bagian kartu ucapan. Isi Presentasi Siswa membuat bagian-bagian kartu ucapan, bagian frame/ kerangka, bagian pelengkap/ assesoris. Contoh
  • 60. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 60 Bagian-bagian kartu ucapan: a. bagian frame/ kerangka, b. bagian pelengkap/ assesoris. Partisipasi siswa 1. Siswa berlatih membuat bagian-bagian kartu ucapan: a. bagian frame/ kerangka, b. bagian pelengkap/ assesoris. Praktik Siswa membuat bagian-bagian kartu ucapan, bagian frame/ kerangka, bagian pelengkap/ assesoris. Umpan balik 1. Tunjukkan bagian-bagian kartu ucapan yang dibuatnya. 2. Tunjukkan kerangka kartu ucapan yang dibuatnya Tunjukkan bagian pelengkap kartu ucapan yang dibuatnya Tujuan 2.5 Melalui kerja kelompok siswa dapat mrenggabungkan bagian- bagian pola kartu ucapan. Isi Presentasi Siswa menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan. Contoh 1.Siapkan kerangka utama pembuatan kartu ucapan! 2.Gabungkan kerangka utama dengan pelengkap/ assesoris. Partisipasi siswa Siswa menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan . Bagian kerangka/ pokok dan pelengkap digabungkan satu sama lain. Praktik Siswa praktik menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan . Bagian kerangka/ pokok dan pelengkap digabungkan satu sama lain. Umpan balik
  • 61. BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 61 1. Tunjukkan bagian-bagian kartu ucapan yang dibuatnya. 2. Gabungkan/ tempelkan bagian utama dengan bagian pelengkap Tujuan 2.6 Melalui kerja kelompok siswa dapat menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan Isi Presentasi Siswa menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan serta proses finishing. Contoh 1. Siswa bekerja kelompok menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan , merapikan, memperbaiki dan finising. Partisipasi siswa Siswa berpartisipasi dalam menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan serta proses finishing Praktik Siswa praktik menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan serta proses finishing kartu ucapan. Umpan balik 1. Tunjukkan hasil pembuatan kartu ucapan yang dibuat pebelajar. 2. Kumpulkan hasil kerja pembuatan kartu ucapan .