Dokumen tersebut merangkum materi perkuliahan tentang depresiasi dan metode penyusutan yang meliputi:
1. Pengertian depresiasi dan penyebabnya
2. Metode penyusutan seperti garis lurus, unit produksi, jumlah angka tahun, dan tarif tetap atas nilai buku
3. Contoh perhitungan penyusutan menggunakan berbagai metode tersebut
1. SEMESTER I
1
Selasa, 30 Oktober 2012
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU
PERKULIAHAN-7
Matematika ekonomi
Depresiasi
3. Deskripsi Singkat
• Dalam perkuliahan ini, anda akan mempelajari tentang
pengertian depresiasi
• Bagian akhir perkuliahan akan membahas metode
penyusutan yang meliputi metode garis lurus, metode unit
produksi, metode jumlah angka tahun, dan metode tarif tetap
atas nilai buku.
3
4. Bahan Bacaan
Buku Wajib
• Dumariy, 2003, Matematika Terapan untuk Bisnis dan
Ekonomi, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
• Habieb dan aziz, 2008, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Penerbit
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Referensi Lain
• D. Sriyono, 2008, Matematika Ekonomi dan Keuangan, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
• Suprian Atmaja Saputra, 2002, Matematika Ekonomi 1, PT. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
4
5. tugas
1. Koperasi usaha pinggir jalan “Sartika” membeli sebuah bus dengan harga
perolehan Rp. 200.000.000, umur ekonomis ditaksir 10 tahun, nilai sisa dari
bus tersebut Rp. 25.000.000, penyusutan ditentukan atas dasar
kemampuan jelajah bus 8.00.000 kilometer, jika pada tahun 2002 jarak
tempuh 1.00.000 km, tahun 2003 jarak tempuh 120.000 km, tahun 2004
jarak tempuh 140.000 km dan tahun 2005 jarak tempuh 160.000 km.
tentukan :
a. Penyusutan per kilometer
b. Penyusutan selama 4 tahun
c. Nilai baku
2. Dengan metode garis lurus, tentukan nilai buku dari data pada tabel
dibawah ini :
5
Kategori Harga Perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis
a
b
c
d
12.000.000
40.000.000
7.000.000
25.000.000
1.000.000
6.000.000
8.00.000
3.000.000
10
8
15
10
6. DEPRESIASI
• Dalam perusahaan pemerintah maupun swasta, penyusutan merupakan
masalah yang penting untuk diperhatikan, karena aktiva (harta) memiliki umur
ekonomis dan ketika umur ekonomis dianggap habis, perusahaan tersebut
harus memiliki aktiva baru. Cadangan penyusutan tersebut sebagai investasi
untuk membeli aktiva yang baru, walaupun perusahaan harus menambah uang
kas (tunai).
Pengertian Depresiasi
• Penyusutan adalah berkurangnya nilai dari suatu benda (aktiva) karena faktor
fisik maupun faktor fungsional. Sebab-sebab penyusutan dapat diurutkan
sebagai berikut :
1. Faktor fisik, yaitu harta tetap (aktiva tetap) berkurang nilainya karena
kerusakan, usia dan digunakan.
2. Faktor fungsional, yaitu aktiva tetap sudah tidak mampu lagi untuk memproduksi
sesuai standar perusahaan.
Biaya penyusutan di perusahaan ditentukan beberapa hal berikut :
1. Harga perolehan, yaitu harga yang muncul karena memperoleh aktiva tetap
2. Umur ekonomis, yaitu umur dari aktiva tetap yang dapat dipakai sampai tidak
bisa terpakai lagi
3. Nilai sisa, yaitu nilai aktiva tetap yang umur ekonomisnya sudah habis. 6
7. Metode penyusutan
Metode Garis Lurus (straight line method)
• Metode perhitungan dimana jumlah biaya penyusutan setiap periode
jumlahnya sama.
Rumus :
Contoh :
1. Harga perolehan sebuah mesin cuci merk “Sharp” Rp. 5.000.000,- nilai
sisanya Rp. 1.200.000 dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun, tentukan
depresiasi dari mesin tersebut dengan metode garis lurus ?
Jawab :
D = Rp. 760.000/per tahun
7
8. • Dalam 1 tahun dagang bahwa pembelian maupun penjualan aktiva
tetap, pada :
Tanggal 1 s/d 15, dihitung sejak tanggal 1 awal bulan perolehan aktiva;
Tanggal 16 s/d 31, dihitung sejak tanggal 1 bulan berikutnya.
2. Jika mesin cuci (pada contoh 1) dibeli pada tanggal 20 April, maka tentukan
depresiasi untuk tahun pertama.
Jawab :
• Masa depresiasi 1 tahun (1 januari s/d 31 desember) 20 april-31
desember, maka dihitung untuk depresiasi 1 mei-31 desember, adalah 8
bulan, jadi besar depresiasi tahun pertama adalah ;
D = Rp. 760.000/per tahun
Depresiasi tahun 1 = 8/12 x Rp. 760.000,= Rp. 506.666,6667,-
3. Dari 2 contoh diatas, berapa nilai buku untuk tahun pertama ?
Jawab :
• Nilai buku = Harga perolehan – Depresiasi
= Rp. 5.000.000 – Rp. 506.666,6667 = Rp. 4.493.333,333,-
8
9. Metode Unit Produksi (unit of production)
• Metode penyusutan yang digunakan pada pemakaian alat sangat bervariasi
dari tahun ke tahun.
Rumus :
Contoh :
1. Koperasi mahasiswa UNISLA, membeli mesin fotocopy setengah harga
perolehan Rp. 25.000.000, nilai sisa (residu) Rp. 4.000.000, apabila mesin
ini digunakan selama 4.000 jam tahun pertama, 6.000 jam tahun kedua,
dan 5.000 jam tahun ketiga. Hitunglah depresiasi untuk ketiga tahun
tersebut dengan menggunakan metode unit produksi dan takaran usia
ekonomis 40.000 jam ?
Jawab :
• Depresiasi per unit
D = Rp. 525/per tahun
9
10. • Dalam 1 tahun dagang bahwa pembelian maupun penjualan aktiva
tetap, pada :
Tahun 1 : Rp. 525 x 4.000 = Rp. 2.100.000
Tahun 2 : Rp. 525 x 6.000 = Rp. 3.150.000
Tahun 3 : Rp. 525 x 5.000 = Rp. 2.625.000 +
Depresiasi untuk 3 tahun = Rp. 7.875.000,-
2. Pada contoh 1, tentukan berapa nilai bukunya ?
Jawab :
• Nilai buku = Harga perolehan – Depresiasi
= Rp. 25.000.000 – Rp. 7.875.000 = Rp. 17.125.000,-
10
11. Metode Jumlah Angka Tahun (sum of the year digit method)
• Besarnya penyusutan dengan metode ini ditandai dengan beban
penyusutan yang semakin berkurang/menurun dari periode ke periode.
Dalam metode jumlah angka tahun perlu diperhatikan :
Umur ekonomis aktiva ditandai dengan bilangan 1, 2, 3 dan seterusnya
Jumlah dari angka-angka dibuat sebagai penyebut
Untuk tahun pertama pembilang angka yang paling besar dan selanjutnya
semakin kecil
Rumus : Keterangan :
S = jumlah angka tahun
E = umur ekonomis
Contoh :
1. CV. 888 membeli mobil untuk kendaraan operasional sebesar
Rp. 100.000.000, umur ekonomis ditaksir 8 tahun dan nilai sisa
Rp. 20.000.000, dengan menggunakan metode jumlah angka
tahun, tentukan :
a. Jumlah angka tahun
b. Besarnya depresiasi 2 tahun pertama
c. Nilai buku 11
12. Jawab :
a. Jumlah angka tahun
b. Besar depresiasi 2 tahun pertama;
Jumlah yang terkena depresiasi,
Rp. 100.000.000 – Rp. 20.000.000 = Rp. 80.000.000,-
Depresiasi tahun 1 = 8/36 x Rp. 80.000.000 = Rp. 17.777.777,8
Depresiasi tahun 2 = 7/36 x Rp. 80.000.000 = Rp. 15.555.555,56 +
Akumulusi = Rp. 33.333.333,36,-
c. Nilai buku
Rp. 100.000.000 – Rp. 33.333.333, 36 = Rp. 66.666.666,64,-
12
13. Metode Tarif Tetap Atas Nilai Buku
1. Metode saldo menurun (declining balance method)
• Metode penyusutan dimana jumlah penyusutan didasari atas persentase
tertentu dari nilai buku.
Rumus : T = tarif (prosen)
E = umur ekonomis
S = nilai sisa
P = harga perolehan
Contoh :
1. Koperasi mahasiswa UNISLA membeli sebuah mesin fotocopy “Canon”
dengan harga Rp.25.000.000, ongkos kirim Rp. 200.000, diperkirakan nilai
sisa Rp. 4.200.000, jika umur ekonomisnya 3 tahun, tentukan besar
penyusutan tiap periode, jika pembelian dilakukan pada 20 Agustus XX ?
Jawab :
P = Rp. 25.000.000 + Rp. 200.000 = Rp. 25.200.000,-
S = Rp. 4.200.000, E = 3
13
14. Jawab :
T = 0,45 = 45%
• Penyusutan tahun 1 = 4 bulan, (20 Agust – 31 Des = 1 Sept – 31 Des)
4/12 x 45% x Rp. 25.200.000 = Rp. 3.780.000,-
• Penyusutan tahun 2 = 1 tahun (12 bulan)
45% x (25.200.000 - 3.780.000) = Rp. 9.369.000,-
• Penyusutan tahun 3 = 1 tahun (12 bulan)
45% (25.200.000 – 13.419.000) = Rp. 5.301.450,-
2. Metode Saldo Menurun Ganda (double declining method)
• Pada metode saldo menurun ganda penyusutan dari periode ke periode
berikutnya selalu menurun (awal periode lebih besar). Dalam metode ini
tidak dikenal adanya nilai sisa dan dasar perhitungan diambil dari metode
garis lurus dikalikan dengan dua dan dikalikan dengan nilai bauku dari
aktiva tersebut.
14
15. Contoh :
1. Suatu mesin pada tanggal 10 januari Rp. 20.000.000, mesin mempunyai
umur ekonomis 10 tahun dan nilai sisa Rp. 2.000.000, dengan
menggunakan metode saldo menurun ganda. Hitunglah nilai bukunya pada
akhir tahun ketiga ?
Jawab :
= 100%/10 x 2 = 20% per tahun = 0,2
Catatan :
• Nilai buku awal tahun 1 = harga perolehan, jadi nilai buku akhir tahun
ke-3 adalah Rp. 10.240.000,-
15
Tahun Nilai Buku Awal
(Rupiah)
Tarif Depresiasi
(Rupiah)
Nilai Buku Akhir
(Rupiah)
1
2
3
200.000.000
16.000.000
12.800.000
20%
20%
20%
4.000.000
3.200.000
2.560.000
16.000.000
12.800.000
10.240.000