SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  4
Télécharger pour lire hors ligne
Sumadi, Seni dan Cara Interpretasi




                            SENI DAN CARA INTERPRETASI
                           DALAM PENELITIAN KUALITATIF
                                               ∗)
                                       Sumadi



          Abstrak : Pada kajian bidang sosial yang ada hanyalah interpretasi, karena di dalam
          kehidupan sosial yang ada hanyalah sekumpulan dokumen, kesan, catatan lapangan,
          dan data, serta informasi. Peneliti kualitatif menghadapi tugas yang sulit dan
          menantang dalam upaya merasionalisasikan apa yang telah dipelajari atau diteliti di
          lapangan, untuk selanjutnya dikomunikasikan kepada orang lain. Peneliti kualitatif
          memerlukan kemampuan menginterpretasikan data-data tersebut dan memerlukan
          seni serta kebijakan dalam menginterpretasikan sehingga deskripsi/cerita lapangan
          dapat dipahami orang lain.
          Kata Kunci : Seni, cara, interpretasi, penelitian kualitatif
           PBIBA

I. Pendahuluan                                                keterampilan dalam menginterpretasikan
         Tugas peneliti kualitatif adalah                     gejala yang tampak tersebut.
memindahkan informasi lapangan menuju                                  Pada ilmu eksakta masalah
teks dan akhirnya sampai kepada pembaca.                      interpretasi bukan merupakan masalah lagi,
Teks. menurut John Van Maanen ,                               karena gejala eksakta merupakan sesuatu
merupakan cerita lapangan. Itulah maka                        yang pasti dan baku sehingga tidak
interpretasi sangat memerlukan cerita dan                     memerlukan interpretasi lagi. Hal tersebut
narasi yang menyata-kan sesuatu yang                          berbeda dalam ilmu social, karena banyak
terjadi atau yang sedang terjadi.                             krisis yang dihadapi para ahli ilmu sosial
                                                              dalam menginterpretasikan suatu gejala atau
         Peneliti bertugas mengkomunikasikan                  fenomena sosial yang ada. Ilmuwan sosial
hasil penelitiannya kepada orang lain. Jadi                   kadang menginterpretasikan berbeda terhadap
peneliti merupakan seorang komunikator                        gejala atau fenomena yang sama. Krisis itu
dimana hasil penelitian merupakan massage                     meliputi : (1) Adanya latar belakang
yang disampaikan kepada pembaca. Sebagai                      paradigma ilmu sosial yang berbeda antara
komunikator yang baik peneliti kualitatif                     tradisi positivistik dan postpositivistik yang
harus dapat menyajikan pesan penelitiannya                    saling bertentangan. Begitu juga antara
supaya mudah diinterpretasi oleh pembacanya                   kaum strukturalistik dengan
atau dapat membuat pembaca mengerti.                          poststrukturalistik. Latar belakang tersebut
                                                              memengaruhi proses interpretasi terhadap
B. Krisis Interpretasi Dalam Ilmu Sosial                      fenomena yang ada. (2) Adanya komunitas
         Pe ne l i t i kua l i t a t i f be r t uga s         ilmu sosial yang menetapkan kriteria
menerjemahkan tentang apa yang diteliti ke                    sendiri-sendiri dalam menilai tentang
dalam teks, dan mengomunikasikan kepada                       memadai atau tidaknya interpretasi yang
pembaca. Dengan kemampuan                                     diberikan. Hal ini akan menimbulkan
                                                              perbedaan dalam menetapkan benar atau
menginterpretasikan apa yang berada di                        tidaknya interpretasi tersebut. (3) Krisis
balik fenomena yang ada, peneliti berusaha                    dapat diatasi hanya dari dalam komunitas
menunjukkan makna atau arti di balik gejala                   ilmu sosial itu sendiri. (4) Kriteria evaluasi
yang nampak. Untuk itu, maka diperlukan                       akan tergantung pada isu-isu (permasalahan)

)
     Sumadi adalah dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unirow Tuban


                                                         141                                            141
Prospektus, Tahun IX Nomor 2, Oktober 2011



moral, praktik, estetik, politik, dan pribadi     D. Masalah Penulisan
dalam menghasilkan teks-teks yang                          Menulis bukan merupakan pekerjaan
mengartikulasikan perspektif tentang              yang mudah. Banyak permasalahan yang
kondisi manusia dan kemajuannya. (5) Krisis       dihadapi para penulis, terutama para penulis
karena keterbatasan metode penulisan dan          pemula. Di samping dia menghadapi
pola kerja lapangan pada para ilmuwan sosial.     permasalahan internal, terutama masalah
C. Temuan Lapangan Ke Teks Dan Ke                 data lapangan yang harus diinterpretasi, dia
   Pembaca                                        pun harus menghadapi permasalahan
         Perpindahan dari lapangan ke teks        eksternal yang berhubungan dengan para
dan ke pembaca merupakan suatu proses             pembacanya.
yang kompleks dan reflektif. Peneliti                      Ada empat permasalahan penulisan
membuat suatu teks lapangan yang terdiri          yang kesemuanya saling kait-mengait secara
dari catatan dan dokumen lapangan. Dari           erat. Pertama, permasalahan sense making
teks lapangan kemudian peneliti membuat           (penalaran), yang berkaitan dengan bagaimana
teks, catatan, dan interpretasi penelitian atas   penulis membuat pembaca paham atau
dasar catatan-catatan lapangan (field notes),     mengerti. Ini berarti berkaitan dengan cara
dan kemudian peneliti membuat teks riset          penyampaian dalam tulisan. Bagaimana
sebagai dokumen interpretasi kerja. Dokumen       menyajikan perpindahan dari catatan lapangan
kerja ini berisi upaya awal penulis untuk         ke dalam tulisan sehingga dapat dimengerti
merasionalkan apa yang telah dipelajari           oleh pembaca.
(expiencing experietice). Kemudian penulis                 Kedua, permasalahan representasi
membuat teks quasi publik, dan akhirnya           yaitu berkaitan dengan presentasi diri.
mentransformasikannya ke dalam suatu              Maksudnya, kehadiran orang lain dikaitkan
dokumen publik, yang memuat pemahaman             secara langsung dengan kehadiran penulis
penulis sendiri.                                  sendiri di dalam teks. Hadirnya peran orang
         Proses tersebut di atas merupakan        lain dalam teks merupakan suatu versi dari
proses baca dan tulis, karena baca dan tulis      diri peneliti sendiri. Jadi, peneliti yang
adalah inti atau sentral dari interpretasi, di    berbicara tentang orang lain, tetapi sebenarnya
mana interpretasi selalu melibatkan konstruksi    menceritakan pengalaman sendiri.
bacaan suatu kejadian di lapangan baik oleh                Ketiga, permasalahan legitimasi,
penulis sendiri maupun oleh pembaca.              yang berkaitan dengan epistimologi
         Interprestasi yang baik ialah yang       atau kebenaran dari informasi yang
dapat membawa peneliti maupun pembaca             disampaikan oleh penulis. Publik pembaca
kepada inti masalah, sehingga makna               akan selalu melegitimasi hasil bacaan yang
dibalik fenomena itu dapat dipahami dalam         disajikan oleh penulis, sesuai latar belakang
kehidupan manusia. Jadi, interpretasi lebih       kriteria paradigma yang dianut para
mengarah ke seni, bukan suatu rumus yang
                                                  pembaca. Hal ini akan memengaruhi
baku dan tidak bersifat mekanis, tetapi dapat
dipelajari melalui suatu tindakan atau            penetapan validitas dan reliabilitas serta
kegiatan penelitian kualitatif yang nyata.        generalisabilitas bacaan yang dibaca.
         Interprestasi biasanya sebagai suatu              Keempat, permasalahan desire atau
storytelling yang selalu menempel pada            keinginan. Problem ini berkaitan dengan
suatu perspektif interpretatif, dan sebagai       pembuatan keputusan tentang apa yang akan
espoused theory. Ada sejumlah paradigma           dan ingin ditulis. Ada atau tidaknya
dan perspektif yang memberikan sejumlah           kemauan untuk menulis merupakan problem
sumbangan kepada penulis, serta merupakan         penulisan yang utama, karena tanpa adanya
sesuatu yang dapat dipakai dan dilepas oleh       kemauan, maka tidak akan ada usaha untuk
penulis dengan menyesuaikan style yang            menulis.
dianut dalam menulis.


                                                                                             142
Sumadi, Seni dan Cara Interpretasi



E. Model Penulis Dan Interpreter                             Pertama, pemahaman terhadap makna
          Karya tulis yang baik tidak terlepas      yang tersembunyi dibalik fenomena yang
dari sosok penulisnya. Dalam menulis hasil          tampak merupakan sasaran utama dari
penelitian kualitatif diperlukan keberanian         proyek penulisan. Menguraikan suatu misteri,
mengungkap gejala dan makna yang                    dengan menemukan dan memahami apa
terselubung di balik gejala tersebut. Kadang        yang sebelumnya tersembunyi dan tidak
penulis harus menyatakan dengan objektif            jelas merupakan tugas utama dari suatu
walaupun bagi dirinya sendiri dapat                 penulisan.
berakibat sangat membahayakan, dan kadang                    Kedua, penulis kemudian masuk ke
pe nul i s ha r us be r s e mbunyi da l am          inti pengalaman, dengan membuka makna-
mengungkapkan kenyataan yang pahit dan              makna yang dalam, simbolis dan tahan lama
bahaya bagi dirinya. Jadi, dalam hal ini ada        bagi orang-orang yang dilibatkan. Penulis
dua macam model penulis.                            secara akurat menggambarkan suatu realitas
Pertama, penulis yang memiliki keberanian,          yang tersembunyi melalui teks yang
yang biasanya mengungkapkan secara apa              ditulisnya. Teks tersebut merupakan tulisan
adanya, dan mendudukkan dirinya pada                yang menyampaikan kebenaran, namun juga
tempat yang dianggap benar meskipun hal             merupakan suatu hubungan yang kompleks
itu sangat bahaya bagi dirinya.                     antara kebenaran, realita dan teks itu
                                                    sendiri.
Kedua, adalah penulis yang unik dan
terisolasi. Penulis ini pertama-tama mengalami,              Ketiga, etnografi memunyai tugas
merasakan, dan memikirkan, setelah                  memberikan kesan tentang adanya
memperoleh pengalaman, dia kemudian                 representasi tertulis suatu budaya. Apa yang
menulis dengan menyertakan sosok lain               ditulis dalam etnografi merupakan
dalam cerita atau tulisannya.                       interpretasi budaya. Tujuannya adalah untuk
                                                    menciptakan kondisi yang memungkinkan
          Interpretasi merupakan proses yang        pembaca, melalui penulis, berbicara dengan
produktif dengan menetapkan berbagai makna          siapa saja yang telah diteliti. Dan,
dari suatu kejadian atau gejala, objek,             interpretasi juga dapat menciptakan kondisi
pengalaman atau teks. Makna, interpretasi,          pemahaman yang otentik, mendalam, dan
dan representasi sangat berkaitan satu dengan       emosional.
yang lainnya. Menulis merupakan seni
menemukan, di mana penulis menjelaskan
saat-saat pengalamannya, dan dengan
kekuatan intelegensi, dan keterampilan                            Daftar Pustaka
sastranya, serta lewat bahasa yang jelas dan
spesifik dia mampu menghidupkan cerita
yang disampaikan kepada pembaca.                    Alfian (ed), Segi-segi Sosial Budaya
          Sedangkan tipe interpreter ada dua              Masyarakat Aceh. Hasil-Hasil
ya i t u : ( 1) Inte r pr e t e r l oka l ya ng           Penelitian Metode "Grounded
menginterpretasi sesuatu fenomena atas                    Research", Jakarta, LP3ES. 1977
dasar konsep-koncep yang dekat dengan               Anselm Strauss & Juliet Corbin, Grounded
pengalaman sendiri dan (2) Interpreter                    Theory Methodology An Overview
ilmiah yang menginterpretasikan fenomena                  dalam Norman K. Denzin &
berdasarkan terminologi yang jauh dari                    Yvonna S. Lincoln (ed), Handbook
pengalaman sendiri, yakni dangan kata-kata                of Qualitative Research, London,
yang maknanya terdapat didalam teori.                     Sage Publication, 1994, hal. 273 -
F. Proses Penulisan                                       285


                                                  143                                       143
Prospektus, Tahun IX Nomor 2, Oktober 2011



Bogdan, R.C., & Biklen, S.K. (1982),            Spradley, James P., Participant Observation.
       Qualitative Research for Education:              New York, Holt, Rinehart and
       An Introduction to Theory and                    Winston, 1982.
       Methods, Boston: Allyn and Bacon.
       Inc.
Harper Douglas, On the Authority of the
       Image. Visual Methods at the
       Crossroads, dalam Handbook of
       Qualitative Research, Edited by
       Norman K. Densin, .Yvonna S.
       Lincoln, Sage Publications, Inc.,
       Thousand Oaks-California: 1994.




Imron Arifin. (1994), Penelitian Kualitatif
        dalam Ilmu-ilmu Sosial dan
        Keagamaan, Malang: Kalimasada
        Press.
Lincoln, Y.S., & Guba, E.G. (1985),
        Naturalistic Inquiry, Beverly Hills:
        Sage Publication.
M. Jehoda, M. Deutsch, and S.W. Cook,
        Research Methods in Social Relations,
        The Dryden Press, New York, 1958.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian_
        Kualitatif, Bandung : PT. Remaja
        Rosdakarya, 1990.
Nasir. Moh, Metode Penelitian. Ghalia
       Indonesia, Jakarta, 1983
Norman K. Densin & Yvonna S. Lincoln,
        Handbook of Qualitative Research,
        Sage Publishers, Inc., London, 1994.
Spradley, J. (1979), The Ethnographic
        Interview. New York : Holt, Rhinehart
        & Winston.




                                                                                           144

Contenu connexe

Tendances

3. ki kd b.indo sma wajib
3. ki kd b.indo sma wajib3. ki kd b.indo sma wajib
3. ki kd b.indo sma wajibAlowisyusBahy1
 
Bab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganBab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganIbnu Khoiry
 
Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6Rinisutopo
 
Vol 1 no_1_desember_2014_1_hasyim_ali_imran-55850-2142_519
Vol 1 no_1_desember_2014_1_hasyim_ali_imran-55850-2142_519Vol 1 no_1_desember_2014_1_hasyim_ali_imran-55850-2142_519
Vol 1 no_1_desember_2014_1_hasyim_ali_imran-55850-2142_519STISIPWIDURI
 
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]Robiatuladawiyah64
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Marliena An
 
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasiTema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasieli priyatna laidan
 
Apresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnalApresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnalbuwarnisutopo
 
Teknik Penulisan Karangan
Teknik Penulisan KaranganTeknik Penulisan Karangan
Teknik Penulisan KaranganReni Ringgarna
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_hasyim_ali_imran-fd3a1-2142_525
Insani vol 2_no_2_des_2015_hasyim_ali_imran-fd3a1-2142_525Insani vol 2_no_2_des_2015_hasyim_ali_imran-fd3a1-2142_525
Insani vol 2_no_2_des_2015_hasyim_ali_imran-fd3a1-2142_525STISIPWIDURI
 
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1Raden Mas Fatah
 
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiahUnsur kebahasaan dalam karya ilmiah
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiahMutiara Anggraini
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikUwes Chaeruman
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 

Tendances (19)

3. ki kd b.indo sma wajib
3. ki kd b.indo sma wajib3. ki kd b.indo sma wajib
3. ki kd b.indo sma wajib
 
Analisis wacana
Analisis wacanaAnalisis wacana
Analisis wacana
 
Bab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganBab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karangan
 
Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6
 
Vol 1 no_1_desember_2014_1_hasyim_ali_imran-55850-2142_519
Vol 1 no_1_desember_2014_1_hasyim_ali_imran-55850-2142_519Vol 1 no_1_desember_2014_1_hasyim_ali_imran-55850-2142_519
Vol 1 no_1_desember_2014_1_hasyim_ali_imran-55850-2142_519
 
Tema 1 kd 3.5 dan 4.5 anekdot
Tema 1 kd 3.5 dan 4.5 anekdotTema 1 kd 3.5 dan 4.5 anekdot
Tema 1 kd 3.5 dan 4.5 anekdot
 
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya
 
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasiTema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
Tema 3 kd 3.1 dan 4.1 teks observasi
 
Apresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnalApresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnal
 
Teknik Penulisan Karangan
Teknik Penulisan KaranganTeknik Penulisan Karangan
Teknik Penulisan Karangan
 
Insani vol 2_no_2_des_2015_hasyim_ali_imran-fd3a1-2142_525
Insani vol 2_no_2_des_2015_hasyim_ali_imran-fd3a1-2142_525Insani vol 2_no_2_des_2015_hasyim_ali_imran-fd3a1-2142_525
Insani vol 2_no_2_des_2015_hasyim_ali_imran-fd3a1-2142_525
 
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
Materi kuliah pengantar kajian sastra ii, 'pendekatan dalam pengkajian sastra' 1
 
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiahUnsur kebahasaan dalam karya ilmiah
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
3 program tahunan
3  program tahunan3  program tahunan
3 program tahunan
 
Tema 2 kd 3.5 dan 4.5 eksposisi
Tema 2 kd 3.5 dan 4.5 eksposisiTema 2 kd 3.5 dan 4.5 eksposisi
Tema 2 kd 3.5 dan 4.5 eksposisi
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 

Similaire à SEI DAN INTERPRETASI

Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindotaufiq99
 
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriPenelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriHeri Indra Gunawan
 
CRITICAL_BOOK_REVIEW_CBR_Filsafat_Ilmu[1].docx
CRITICAL_BOOK_REVIEW_CBR_Filsafat_Ilmu[1].docxCRITICAL_BOOK_REVIEW_CBR_Filsafat_Ilmu[1].docx
CRITICAL_BOOK_REVIEW_CBR_Filsafat_Ilmu[1].docxYescaflorensiaHarefa
 
Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)Dara Azizi
 
presentasi publik
presentasi publikpresentasi publik
presentasi publikHasrul Azis
 
Pert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.ppt
Pert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.pptPert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.ppt
Pert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.pptArsyulMunir1
 
Interpretasi 2 (tnp)
Interpretasi 2 (tnp)Interpretasi 2 (tnp)
Interpretasi 2 (tnp)oyyim_ut
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Ismail Bisri
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika erikadwiyana
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorikaHubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorikaerikadwiyana
 
Isi makalah memahami kaidah kebahasaan dari teks "Utopia Rakyat Bonjeur"
Isi makalah memahami kaidah kebahasaan dari teks "Utopia Rakyat Bonjeur"Isi makalah memahami kaidah kebahasaan dari teks "Utopia Rakyat Bonjeur"
Isi makalah memahami kaidah kebahasaan dari teks "Utopia Rakyat Bonjeur"Arief Mulyanto
 

Similaire à SEI DAN INTERPRETASI (20)

Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindo
 
kualitatif
kualitatifkualitatif
kualitatif
 
BAB 1 TEKS AKADEMIK.pptx
BAB 1 TEKS AKADEMIK.pptxBAB 1 TEKS AKADEMIK.pptx
BAB 1 TEKS AKADEMIK.pptx
 
Makalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorikaMakalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorika
 
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriPenelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
 
Faktor2
Faktor2Faktor2
Faktor2
 
CRITICAL_BOOK_REVIEW_CBR_Filsafat_Ilmu[1].docx
CRITICAL_BOOK_REVIEW_CBR_Filsafat_Ilmu[1].docxCRITICAL_BOOK_REVIEW_CBR_Filsafat_Ilmu[1].docx
CRITICAL_BOOK_REVIEW_CBR_Filsafat_Ilmu[1].docx
 
Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)Analisis wacara kritis (pasca)
Analisis wacara kritis (pasca)
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
presentasi publik
presentasi publikpresentasi publik
presentasi publik
 
Pert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.ppt
Pert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.pptPert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.ppt
Pert. 5 - Etika Publikasi Ilmiah abcd.ppt
 
Interpretasi 2 (tnp)
Interpretasi 2 (tnp)Interpretasi 2 (tnp)
Interpretasi 2 (tnp)
 
Metode Kualitatif
Metode KualitatifMetode Kualitatif
Metode Kualitatif
 
Metode Kualitatif
Metode KualitatifMetode Kualitatif
Metode Kualitatif
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
 
Makalah Penulisan Karangan
Makalah Penulisan KaranganMakalah Penulisan Karangan
Makalah Penulisan Karangan
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorikaHubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Isi makalah memahami kaidah kebahasaan dari teks "Utopia Rakyat Bonjeur"
Isi makalah memahami kaidah kebahasaan dari teks "Utopia Rakyat Bonjeur"Isi makalah memahami kaidah kebahasaan dari teks "Utopia Rakyat Bonjeur"
Isi makalah memahami kaidah kebahasaan dari teks "Utopia Rakyat Bonjeur"
 

SEI DAN INTERPRETASI

  • 1. Sumadi, Seni dan Cara Interpretasi SENI DAN CARA INTERPRETASI DALAM PENELITIAN KUALITATIF ∗)  Sumadi Abstrak : Pada kajian bidang sosial yang ada hanyalah interpretasi, karena di dalam kehidupan sosial yang ada hanyalah sekumpulan dokumen, kesan, catatan lapangan, dan data, serta informasi. Peneliti kualitatif menghadapi tugas yang sulit dan menantang dalam upaya merasionalisasikan apa yang telah dipelajari atau diteliti di lapangan, untuk selanjutnya dikomunikasikan kepada orang lain. Peneliti kualitatif memerlukan kemampuan menginterpretasikan data-data tersebut dan memerlukan seni serta kebijakan dalam menginterpretasikan sehingga deskripsi/cerita lapangan dapat dipahami orang lain. Kata Kunci : Seni, cara, interpretasi, penelitian kualitatif PBIBA I. Pendahuluan keterampilan dalam menginterpretasikan Tugas peneliti kualitatif adalah gejala yang tampak tersebut. memindahkan informasi lapangan menuju Pada ilmu eksakta masalah teks dan akhirnya sampai kepada pembaca. interpretasi bukan merupakan masalah lagi, Teks. menurut John Van Maanen , karena gejala eksakta merupakan sesuatu merupakan cerita lapangan. Itulah maka yang pasti dan baku sehingga tidak interpretasi sangat memerlukan cerita dan memerlukan interpretasi lagi. Hal tersebut narasi yang menyata-kan sesuatu yang berbeda dalam ilmu social, karena banyak terjadi atau yang sedang terjadi. krisis yang dihadapi para ahli ilmu sosial dalam menginterpretasikan suatu gejala atau Peneliti bertugas mengkomunikasikan fenomena sosial yang ada. Ilmuwan sosial hasil penelitiannya kepada orang lain. Jadi kadang menginterpretasikan berbeda terhadap peneliti merupakan seorang komunikator gejala atau fenomena yang sama. Krisis itu dimana hasil penelitian merupakan massage meliputi : (1) Adanya latar belakang yang disampaikan kepada pembaca. Sebagai paradigma ilmu sosial yang berbeda antara komunikator yang baik peneliti kualitatif tradisi positivistik dan postpositivistik yang harus dapat menyajikan pesan penelitiannya saling bertentangan. Begitu juga antara supaya mudah diinterpretasi oleh pembacanya kaum strukturalistik dengan atau dapat membuat pembaca mengerti. poststrukturalistik. Latar belakang tersebut memengaruhi proses interpretasi terhadap B. Krisis Interpretasi Dalam Ilmu Sosial fenomena yang ada. (2) Adanya komunitas Pe ne l i t i kua l i t a t i f be r t uga s ilmu sosial yang menetapkan kriteria menerjemahkan tentang apa yang diteliti ke sendiri-sendiri dalam menilai tentang dalam teks, dan mengomunikasikan kepada memadai atau tidaknya interpretasi yang pembaca. Dengan kemampuan diberikan. Hal ini akan menimbulkan perbedaan dalam menetapkan benar atau menginterpretasikan apa yang berada di tidaknya interpretasi tersebut. (3) Krisis balik fenomena yang ada, peneliti berusaha dapat diatasi hanya dari dalam komunitas menunjukkan makna atau arti di balik gejala ilmu sosial itu sendiri. (4) Kriteria evaluasi yang nampak. Untuk itu, maka diperlukan akan tergantung pada isu-isu (permasalahan) ) Sumadi adalah dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unirow Tuban 141 141
  • 2. Prospektus, Tahun IX Nomor 2, Oktober 2011 moral, praktik, estetik, politik, dan pribadi D. Masalah Penulisan dalam menghasilkan teks-teks yang Menulis bukan merupakan pekerjaan mengartikulasikan perspektif tentang yang mudah. Banyak permasalahan yang kondisi manusia dan kemajuannya. (5) Krisis dihadapi para penulis, terutama para penulis karena keterbatasan metode penulisan dan pemula. Di samping dia menghadapi pola kerja lapangan pada para ilmuwan sosial. permasalahan internal, terutama masalah C. Temuan Lapangan Ke Teks Dan Ke data lapangan yang harus diinterpretasi, dia Pembaca pun harus menghadapi permasalahan Perpindahan dari lapangan ke teks eksternal yang berhubungan dengan para dan ke pembaca merupakan suatu proses pembacanya. yang kompleks dan reflektif. Peneliti Ada empat permasalahan penulisan membuat suatu teks lapangan yang terdiri yang kesemuanya saling kait-mengait secara dari catatan dan dokumen lapangan. Dari erat. Pertama, permasalahan sense making teks lapangan kemudian peneliti membuat (penalaran), yang berkaitan dengan bagaimana teks, catatan, dan interpretasi penelitian atas penulis membuat pembaca paham atau dasar catatan-catatan lapangan (field notes), mengerti. Ini berarti berkaitan dengan cara dan kemudian peneliti membuat teks riset penyampaian dalam tulisan. Bagaimana sebagai dokumen interpretasi kerja. Dokumen menyajikan perpindahan dari catatan lapangan kerja ini berisi upaya awal penulis untuk ke dalam tulisan sehingga dapat dimengerti merasionalkan apa yang telah dipelajari oleh pembaca. (expiencing experietice). Kemudian penulis Kedua, permasalahan representasi membuat teks quasi publik, dan akhirnya yaitu berkaitan dengan presentasi diri. mentransformasikannya ke dalam suatu Maksudnya, kehadiran orang lain dikaitkan dokumen publik, yang memuat pemahaman secara langsung dengan kehadiran penulis penulis sendiri. sendiri di dalam teks. Hadirnya peran orang Proses tersebut di atas merupakan lain dalam teks merupakan suatu versi dari proses baca dan tulis, karena baca dan tulis diri peneliti sendiri. Jadi, peneliti yang adalah inti atau sentral dari interpretasi, di berbicara tentang orang lain, tetapi sebenarnya mana interpretasi selalu melibatkan konstruksi menceritakan pengalaman sendiri. bacaan suatu kejadian di lapangan baik oleh Ketiga, permasalahan legitimasi, penulis sendiri maupun oleh pembaca. yang berkaitan dengan epistimologi Interprestasi yang baik ialah yang atau kebenaran dari informasi yang dapat membawa peneliti maupun pembaca disampaikan oleh penulis. Publik pembaca kepada inti masalah, sehingga makna akan selalu melegitimasi hasil bacaan yang dibalik fenomena itu dapat dipahami dalam disajikan oleh penulis, sesuai latar belakang kehidupan manusia. Jadi, interpretasi lebih kriteria paradigma yang dianut para mengarah ke seni, bukan suatu rumus yang pembaca. Hal ini akan memengaruhi baku dan tidak bersifat mekanis, tetapi dapat dipelajari melalui suatu tindakan atau penetapan validitas dan reliabilitas serta kegiatan penelitian kualitatif yang nyata. generalisabilitas bacaan yang dibaca. Interprestasi biasanya sebagai suatu Keempat, permasalahan desire atau storytelling yang selalu menempel pada keinginan. Problem ini berkaitan dengan suatu perspektif interpretatif, dan sebagai pembuatan keputusan tentang apa yang akan espoused theory. Ada sejumlah paradigma dan ingin ditulis. Ada atau tidaknya dan perspektif yang memberikan sejumlah kemauan untuk menulis merupakan problem sumbangan kepada penulis, serta merupakan penulisan yang utama, karena tanpa adanya sesuatu yang dapat dipakai dan dilepas oleh kemauan, maka tidak akan ada usaha untuk penulis dengan menyesuaikan style yang menulis. dianut dalam menulis. 142
  • 3. Sumadi, Seni dan Cara Interpretasi E. Model Penulis Dan Interpreter Pertama, pemahaman terhadap makna Karya tulis yang baik tidak terlepas yang tersembunyi dibalik fenomena yang dari sosok penulisnya. Dalam menulis hasil tampak merupakan sasaran utama dari penelitian kualitatif diperlukan keberanian proyek penulisan. Menguraikan suatu misteri, mengungkap gejala dan makna yang dengan menemukan dan memahami apa terselubung di balik gejala tersebut. Kadang yang sebelumnya tersembunyi dan tidak penulis harus menyatakan dengan objektif jelas merupakan tugas utama dari suatu walaupun bagi dirinya sendiri dapat penulisan. berakibat sangat membahayakan, dan kadang Kedua, penulis kemudian masuk ke pe nul i s ha r us be r s e mbunyi da l am inti pengalaman, dengan membuka makna- mengungkapkan kenyataan yang pahit dan makna yang dalam, simbolis dan tahan lama bahaya bagi dirinya. Jadi, dalam hal ini ada bagi orang-orang yang dilibatkan. Penulis dua macam model penulis. secara akurat menggambarkan suatu realitas Pertama, penulis yang memiliki keberanian, yang tersembunyi melalui teks yang yang biasanya mengungkapkan secara apa ditulisnya. Teks tersebut merupakan tulisan adanya, dan mendudukkan dirinya pada yang menyampaikan kebenaran, namun juga tempat yang dianggap benar meskipun hal merupakan suatu hubungan yang kompleks itu sangat bahaya bagi dirinya. antara kebenaran, realita dan teks itu sendiri. Kedua, adalah penulis yang unik dan terisolasi. Penulis ini pertama-tama mengalami, Ketiga, etnografi memunyai tugas merasakan, dan memikirkan, setelah memberikan kesan tentang adanya memperoleh pengalaman, dia kemudian representasi tertulis suatu budaya. Apa yang menulis dengan menyertakan sosok lain ditulis dalam etnografi merupakan dalam cerita atau tulisannya. interpretasi budaya. Tujuannya adalah untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan Interpretasi merupakan proses yang pembaca, melalui penulis, berbicara dengan produktif dengan menetapkan berbagai makna siapa saja yang telah diteliti. Dan, dari suatu kejadian atau gejala, objek, interpretasi juga dapat menciptakan kondisi pengalaman atau teks. Makna, interpretasi, pemahaman yang otentik, mendalam, dan dan representasi sangat berkaitan satu dengan emosional. yang lainnya. Menulis merupakan seni menemukan, di mana penulis menjelaskan saat-saat pengalamannya, dan dengan kekuatan intelegensi, dan keterampilan Daftar Pustaka sastranya, serta lewat bahasa yang jelas dan spesifik dia mampu menghidupkan cerita yang disampaikan kepada pembaca. Alfian (ed), Segi-segi Sosial Budaya Sedangkan tipe interpreter ada dua Masyarakat Aceh. Hasil-Hasil ya i t u : ( 1) Inte r pr e t e r l oka l ya ng Penelitian Metode "Grounded menginterpretasi sesuatu fenomena atas Research", Jakarta, LP3ES. 1977 dasar konsep-koncep yang dekat dengan Anselm Strauss & Juliet Corbin, Grounded pengalaman sendiri dan (2) Interpreter Theory Methodology An Overview ilmiah yang menginterpretasikan fenomena dalam Norman K. Denzin & berdasarkan terminologi yang jauh dari Yvonna S. Lincoln (ed), Handbook pengalaman sendiri, yakni dangan kata-kata of Qualitative Research, London, yang maknanya terdapat didalam teori. Sage Publication, 1994, hal. 273 - F. Proses Penulisan 285 143 143
  • 4. Prospektus, Tahun IX Nomor 2, Oktober 2011 Bogdan, R.C., & Biklen, S.K. (1982), Spradley, James P., Participant Observation. Qualitative Research for Education: New York, Holt, Rinehart and An Introduction to Theory and Winston, 1982. Methods, Boston: Allyn and Bacon. Inc. Harper Douglas, On the Authority of the Image. Visual Methods at the Crossroads, dalam Handbook of Qualitative Research, Edited by Norman K. Densin, .Yvonna S. Lincoln, Sage Publications, Inc., Thousand Oaks-California: 1994. Imron Arifin. (1994), Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan, Malang: Kalimasada Press. Lincoln, Y.S., & Guba, E.G. (1985), Naturalistic Inquiry, Beverly Hills: Sage Publication. M. Jehoda, M. Deutsch, and S.W. Cook, Research Methods in Social Relations, The Dryden Press, New York, 1958. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian_ Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1990. Nasir. Moh, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983 Norman K. Densin & Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research, Sage Publishers, Inc., London, 1994. Spradley, J. (1979), The Ethnographic Interview. New York : Holt, Rhinehart & Winston. 144