Dokumen tersebut membahas dua kasus analisis anggaran keuntungan parsial untuk perencanaan usahatani. Kasus pertama membandingkan teknologi baru untuk tanaman kedelai dengan metode lama. Kasus kedua membandingkan penanaman jagung hibrida dengan jagung manis. Kedua kasus mempertimbangkan produksi, biaya benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja untuk menentukan keuntungan dan keputusan terbaik.
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
1. ANGGARAN KEUNTUNGAN PARSIAL
1. Pemerintah
memperkenalkan suatu teknologi baru
untuk tanaman kedelai. Penerapan teknologi ini dapat
meningkatkan produksi sebesar 10%, sekaligus akan
menghemat tenaga kerja sebesar 10%, tetapi
kebutuhan benih meningkat sebesar 15%. Data biaya
dan produksi usahatani kedelai sebelum menerapkan
teknologi tersebut sbb :
- Produksi
: 1,6 ton, harga Rp 6.000,-/kg
- Benih
: Rp 300.000,- Pupuk
: Rp 850.000,- Tenaga kerja : Rp 4.000.000,- Obat-obatan : Rp 400.000,- Biaya lain
: Rp 200.000,-
2. Diminta :
a. Buatlah analisis anggaran keuntungan parsial untuk
penggantian teknologi tsb
b. Bagaimana keputusan anda, apakah akan menerapkan
teknologi tsb?
3. 2. Seorang
petani akan mengganti tanaman jagung
hibrida
dengan
jagung
manis
karena
umur
pertanamannya lebih pendek dan kebutuhan benihnya
lebih sedikit, tetapi produksinya lebih banyak. Namun
di sisi lain biayanya lebih mahal karena harus
menggunakan sarana produksi dan tenaga kerja yang
lebih banyak. Berikut catatan produksi dan sarana
produksi beserta harganya untuk kedua tanaman tsb :
TABEL ...
Diminta :
Buatlah analisis anggaran keuntungan parsial untuk
memutuskan penggantian tanaman di atas. Apakah
petani dapat menggantikan pertanaman tsb?
4. Jagung Hibrida
Keterangan
Produksi
Satuan
Rp / satuan
Jagung Manis
Satuan
10.000 kg
Rp / satuan
8.000 kg
2.000,-
2.500,-
25 kg
28.000 ,-
10 kg
180.000,-
- Pupuk urea
200 kg
2.000,-
250 kg
2.000,-
- Pupuk TSP
150 kg
2.000,-
200 kg
2.000,-
- Pupuk KCL
80 kg
2.000,-
100 kg
2.000,-
3 lt
2 kg
90.000,45.000,-
4 lt
5 kg
90.000,45.000,-
250 HKP
30.000,-
300 HKP
30.000,-
Sarana produksi :
- Benih
- Pestisida : cair
padat
- Tenaga kerja
5. PERENCANAAN JANGKA PANJANG
1. Seorang petani memiliki sebidang lahan kering seluas 1
Ha.
Petani tersebut bermaksud mengusahakan
tanaman kopi karena sedang baik pasarnya. Untuk
mencegah kegagalan di kemudian hari, ia menyusun
perencanaan sbb :
TABEL ...
Pertanyaan :
a. Jika suku bunga yang berlaku di bank saat ini
sebesar 22% per tahun, berapakah besarnya NPV
(Net Present Value), Gross B/C ratio dan Net B/C
ratio usahatani kopi tsb ?
b. Apakah usahatani kopi tsb layak / menguntungkan ?
6. Biaya (Rp 000)
Nilai Produk
(Rp 000)
Tahun
Investasi
Tenaga Kerja
Saprodi
1
16.110
1.460
2.290
-
2
2.880
1.250
2.080
-
3
1.900
1.200
2.030
-
4
-
620
1.450
9.450
5
-
620
1.450
10.550
6
-
620
1.450
11.550
7
-
620
1.450
12.600
8
-
620
1.450
16.800
Discount factor 22% adalah sbb :
Tahun 1 = 0,820
Tahun 5 = 0,370
Tahun 2 = 0,672
Tahun 6 = 0,303
Tahun 3 = 0,551
Tahun 7 = 0,249
Tahun 4 = 0,451
Tahun 8 = 0,204
7. 2. Seorang
petani merencanakan akan menanamkan
modalnya untuk kegiatan usahatani lada. Usaha ini
diperkirakan berumur selama 6 tahun.
Besarnya biaya investasi pada awal memulai usaha
sebesar Rp 20.000.000,- / Ha, sementara lada baru
menghasilkan pada tahun ke-3 sampai tahun ke-6. Untuk
mendapatkan penerimaan sebelum tanaman lada
menghasilkan (tahun ke-1 dan tahun ke-2), petani tsb
menanam tanaman palawija yang ditumpangsarikan
dengan tanaman lada yaitu kacang tanah dengan
penerimaan sebesar Rp 2.000.000,- per tahun.
Biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun ke-1
adalah Rp 8.500.000,- ; tahun ke-2 adalah Rp 7.250.000,- ;
sedangkan tahun ke-3 sampai tahun ke-6 sebesar Rp
6.250.000,-. Hasil produksi lada setiap tahun adalah sama,
yaitu Rp 22.5000.000,- per tahun.
8. • Discount factor 18% adalah sbb :
Tahun ke-
Df
1
0,847
2
0,718
3
0,609
4
0,516
5
0,437
6
0,370
Pertanyaan :
a. Hitunglah NPV, Net B/C dan Gross B/C pada tingkat
discount rate 18%
b. Dari hasil yang diperoleh, bagaimana keputusan atas
perencanaan tsb?