Merupakan karya tulis yang berisi posisi strategik PT Semen Indonesia pada industri semen Indonesia dan Asia serta melihat kinerja keuangan industri melalui peer comparison rasio keuangan
Analisis strategik dan perbandingan rasio keuangan pt semen indonesia pada industri semen indonesia dan asia
1. Analisis Strategik dan Perbandingan Rasio Keuangan
PT Semen Indonesia pada Industri Semen Indonesia dan Asia
Disusun Oleh :
Benita Lenora Natidya
benita.lenora@live.com
Jurusan Manajemen (2010)
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
0
2. Analisis Strategik dan Perbandingan Rasio Keuangan PT Semen Indonesia
pada Industri Semen Indonesia dan Asia
A. Analisis Strategik PT Semen Indonesia
A.1. Evaluasi Posisi Semen Indonesia dalam Lingkungan Eksternal (Industri)
Analisis Five Forces atau Lima Kekuatan Utama adalah analisis yang dilakukan untuk
mengevaluasi posisi industri semen dalam lima kekuatan utama yang terdapat di lingkungan
eksternal perusahaan.
1. Posisi Kompetitif Pembeli
Pembeli dari semen pada industri semen di Indonesia adalah bisnis atau
perusahaan yang sudah bekerjasama menjadi partner distribusi semen dan
menyalurkannya kepada konsumen akhir (business to business) dan langsung
membeli semen dari perusahaan. Partner distribusi ini kemudian menyalurkan semen
kepada konsumen akhir baik berupa unit bisnis atau klien individu. Berikut adalah
analisis bargaining power pembeli :
a. Switching cost buyer terhadap produk semen cenderung tinggi karena karakteristik
produk semen tidak identik satu sama lain dan jenis produk yang ditawarkan oleh
tiap perusahaan semen juga cenderung memiliki perbedaan baik dari segi kualitas,
harga dan karakteristik. Selain itu buyer sudah menjalin kesepakatan kerja sama
jangka panjang dan untuk melanggar kesepakatan itu tentu akan ada biaya atau
konsekuansi yang harus dibayar.
b. Jumlah pembeli juga cenderung banyak atau sifatnya terfragmentasi sehingga
pembeli cenderung tidak memiliki bargaining power yang tinggi.
c. Permintaan pasar terhadap produk semen juga tinggi di mana permintaannya
bersifat inelastik.
d. Pembeli (buyer) juga memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk melakukan
integrasi vertical backward yaitu mengakuisisi perusahaan semen karena ukuran
perusahaan/produsen yang jauh lebih besar.
2. Posisi Kompetitif Produk Substitusi
Sampai saat ini, baik di Indonesia maupun Asia, belum ditemukan produk
substitusi semen yang lebih superior. Meskipun ada beberapa pendapat yang
mengemukakan beberapa produk substitusi seperti Pulverished Fueled Ash (Fly Ash)
dan Ground Granulated Blast-furnace Slag (GGBS), namun semen masih merupakan
produk utama yang digunakan untuk merekatkan bahan bangunan.
3. Posisi Kompetitif Supplier
Bargaining power supplier cukup kecil karena dengan kapasitas produksi
perusahaan dalam industri semen maka supplier akan sangat tergantung pada
perusahaan dan sifat supplier tentunya adalah terfragmentasi.
1
3. 4. Posisi Kompetitif dari Potensi Pemain Baru Memasuki Pasar
Industri semen merupakan salah satu industri terbesar di Indonesia dan Asia, dan
sifat industrinya terkonsolidasi, artinya adalah ada sekitar 3-4 perusahaan di industri
yang menguasai sebagian besar market share sehingga untuk memasuki industri maka
dibutuhkan kapasitas modal yang sangat besar dan akan sangat sulit memasuki
industri yang sifatnya sudah terkonsolidasi. Namun di sisi lain, pertumbuhan
permintaan semen yang semakin besar setiap tahunnya di Indonesia menjadi pemanis
bagi pemain baru untuk memasuki pasar sehingga potensi pemain baru memasuki
pasar berada pada tingkat moderately high.
5. Posisi Kompetitif dari Pesaing dalam Industri
Posisi SI dalam industri semen di Indonesia adalah market leader dengan pangsa
pasar sebesar 42,22% diikuti oleh Indocement TP (31,25%) dan Holcim Indonesia
(15,85%). Sedangkan untuk industri semen Asia, posisi SI adalah sebagai market
follower di mana meskipun tidak ada data mengenai pangsa pasar perusahaan semen
di Asia namun diketahui bahwa negara China merupakan salah satu produsen semen
terbesar di dunia dan beberapa perusahaan semen China masuk ke dalam 20
perusahaan semen terbesar di dunia yaitu CNBM, Anhui Conch, Sinoma, Shanshui,
Huaxin dan Tianrui. Setelah China, negara dengan perusahaan semen terbesar dalam
daftar 20 perusahaan semen terbesar di dunia adalah Taiwan (Taiwan Cement) dan
India (Ultra Tech dan Jaypee), (Lechtenberg, 2012).
Sifat persaingan antara industri semen Indonesia dan Asia sangatlah berbeda.
Industri semen Asia lebih kompetitif dibandingkan di Indonesia, di mana permintaan
semen di Indonesia semakin meningkat pesat dan menjadi peluang bagi tiap
perusahaan semen di Indonesia dan jumlah perusahaan dalam industri semen
Indonesia jauh lebih sedikit dibandingkan di Asia. Di sisi lain, ukuran dan kapabilitas
produksi perusahaan di Indonesia dan Asia, khususnya China sangatlah jauh berbeda.
SI sendiri memiliki visi menjadi perusahaan semen terkemuka di Asia Tenggara dan
hal ini memiliki prospek yang sangat baik karena SI memiliki ukuran dan kapabilitas
yang sangat kompetitif untuk ukuran perusahaan semen di Asia Tenggara dan juga
pertumbuhan konsumsi semen di Asia Tenggara seperti di Vietnam, Indonesia, dan
Thailand sangat menjanjikan, di mana pemerintah akan meningkatkan pengeluaran
untuk pembangunan jalan, rel kereta api, pelabuhan dan bandara (Nguyen, 2013).
Berikut ini adalah kesimpulan analisis Five Forces Industri Semen Indonesia
Force / Kekuatan
Bargaining Power Level
Buyer/Customer
Low
Produk Substitusi
Very Low
Supplier
Low
New Enthrants Potential
Moderately High
Competitor/Rival
High
2
4. A.2. Stretegic Group Mapping
1. Peta Grup Strategik : Posisi Komperatif Pasar dari Perusahaan Semen di Indonesia
Tinggi
Semen
Indonesia
Distribusi /
Performa/
Reputasi
Indocement
Tunggal P
Holcim
Rendah
Bosowa
Sedikit
Banyak
Variasi Produk
Keterangan :
Ukuran lingkaran digambarkan proporsional dengan total pendapatan perusahaan
Peta grup strategik terdiri atas anggota industri dengan pendekatan kompetitif yang
memiliki kemiripan atau persamaan, terutama antara 3 perusahaan semen terbesar yaitu
Semen Indonesia, Holcim dan Indocement yang sama-sama memiliki tujuan strategik yaitu
perkembangan dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Adapun sumbu horizontal
mencerminkan jumlah variasi produk semen di mana Semen Indonesia memiliki jumlah
variasi produk terbanyak yaitu 11 produk. Sedangkan sumbu vertikal melambangkan
kapabilitas masing-masing perusahaan dalam industri untuk menyalurkan (distribusi)
produknya dan juga performa serta reputasi masing-masing perusahaan.
Tujuan dari peta grup strategik di atas adalah menentukan pesaing terdekat baik dari
segi kemampuan untuk menghasilkan serta menciptakan penawaran varian produk serta
kapabilitas dalam menyalurkan produknya ke seluruh Indonesia. Dari peta di atas dapat
dilihat bahwa karena memang pada dasarnya sifat industri semen yang terkonsolidasi maka
tidak banyak perusahaan yang terdapat di dalam peta tersebut dan posisi satu sama lain tidak
3
5. terlalu berdekatan dan dari peta di atas maka pesaing terdekat Semen Indonesia adalah
Indocement Tunggal Prakarsa dan untuk di masa depan akan sangat penting bagi SI untuk
memprediksi atau memperkirakan langkah strategik apakah yang akan diambil oleh
Indocement, di mana menurut penulis fokus Indocement di masa depan adalah peningkatan
kapasitas produksi untuk mengimbangi pertumbuhan permintaan semen di Indonesia.
2. Peta Grup Strategik : Posisi Komperatif Pasar dari Perusahaan Semen di Asia
Dalam menciptakan peta grup di bawah ini, penulis mengidentifikasikan beberapa
prusahaan pada industri semen di Asia yang memiliki posisi di pasar dan pendekatan
kompetitif yang serupa atau hampir sama.
Luas/
Tinggi
CNBM
Geographical
Coverage/
Performance/
Reputation
CR
Ce
m
en
t
BBMG
Anhui
Conch
Shanshui
SCC
Sempit/
Rendah
VI
SI
VICEM
Rendah
Tinggi
Capacity Growth / Earning Growth
Keterangan :
a. Ukuran lingkaran digambarkan proporsional dengan total pendapatan perusahaan (US$)
b. SI = Semen Indonesia
S
e
m
e
n
I
n
d
4
o
n
e
6. c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
SCC = Siam Cement Company (Thailand)
VICEM = Vietnam Cement Industry Corporation
CNBM = China National Building Material
Anhui Conch (China)
CR = China Resources Cement
BBMG = Beijing Building Material Group Co.
Shansui = China Shanshui Cement Group Limited
Dalam menyusun peta strategik di atas ada beberapa pertimbangan yang diambil
penulis berdasarkan pada berbagai informasi pendukung. Adapun sumbu vertikal dan
horizontal karena perbedaan karakteristik pasar, persaingan dan pemain dalam industri.
Adapun sumbu datar atau horizontal mengukur potensi pertumbuhan kapasitas produksi dan
pendapapatan. Dari peta di atas dapat dilihat bahwa tiga perusahaan semen di Asia Tenggara
(SI, Siam, dan VICEM) memiliki potensi pertumbuhan kapasitas produksi dan pendapatan,
khususnya SI, dibandingkan lima perusahaan semen asal China. Semen Indonesia diyakini
akan memiliki pertumbuhan kapasitas dan pendapatan karena meskipun Indonesia bukanlah
negara dengan industri semen terbesar di Asia Tenggara namun peningkatan GDP per kapita
penduduk hingga tiga kali lipat dalam beberapa tahun belakangan ini dan merupakan
pertumbuhan GDP terbesar di antara negara Asia lainnya. Selain peningkatan pertumbuhan
GDP, belanja pemerintah untuk peningkatan infrastuktur negara juga akan menjamin
pertumbuhan konsumsi semen di Indonesia serta ekspansi yang akan dilakukan SI ke depan
termasuk wacana untuk memasuki industri semen Myanmar.
Di sisi lain, menurut China Galaxy International (International, 2013) dalam
menganalisis industri semen China, pada tahun sebelumnya yaitu 2012, China mengalami
overkapasitas semen di mana supply lebih banyak dibandingkan demand dan dengan
mempertimbangkan konsumsi semen per kapita pada tahun 2013 sendiri sudah mencapai
1.500 kg, nilai yang sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya meskipun
dipercaya industri semen China belum akan memasuki tingkat permintaan keseimbangan,
namun walaupun mengalami pertumbuhan kapasitas ataupun pendapatan signifikan maka
penulis mengestimasi sumbernya adalah permintaan ekspor (luar negeri). Pertumbuhan
industri semen sendiri diekspektasikan akan mengalami pertumbuhan pesat di Asia Tenggara
akibat pertumbuhan ekonomi (GDP per kapita juga bertumbuh), kebutuhan pembangunan
infrastruktur pemerintah dan adanya kecenderungan permintaan semen masih lebih banyak
dibandingkan dengan penawarannya.
Adapun urutan tingkat pertumbuhan kapasitas dan pendapatan perusahaan semen di
China didapatkan melalui hasil analisis China Galaxy International dengan urutan Anhui
Conch > BBMG > CR > CNBM > Shansui (International, 2013). Anhui diekspektasi akan
mengalami pertumbuhan lebih besar karena pertumbuhan EPS yang tinggi dan juga karena
neraca keseimbangan yang solid. Urutan terakhir adalah Shansui yang disebabkan oleh
sahamnya yang diperdagankan di bawah nilai buku (undervalue) dan juga memiliki
pertumbuhan EPS terendah.
Sumbu vertikal atau tegak menjelaskan tingkat cakupan geografis yang dilayani
perusahaan beserta performa dan reputasi. Pada umunya perusahaan semen China memiliki
5
7. cakupan geografis yang lebih luas karena negara China sendiri sangatlah luas dan cakupan
tujuan ekspor semen China juga sudah memasuki banyak negara, bahkan dapat dikatakan
industri semen China menguasai kurang lebih 50% pasar dunia. Oleh karena itu posisi
perusahaan semen China secara vertikal lebih tinggi dibandingkan perusahaan semen Asia
Tenggara. Adapaun urutan dari cakupan letak geografis perusahaan semen China didapatkan
penulis setelah mengolah informasi analisis sektor semen China oleh China Galaxy
International.
Pada industri semen Asia Tenggara, Siam Cement Company memiliki cakupan
geografis yang paling luas karena harga semen Thailand sangatlah rendah dibanding negara
lain (setelah China dan Turki) dan akibatnya banyak permintaan ekspor dari berbagai negara.
Demikian halnya dengan perusahaan Semen Indonesia sebagai maket leader industri semen
di Indonesia yang juga sudah melakukan ekspor ke berbagai negara dan saat ini memiliki visi
untuk menjadi perusahaan semen terkemuka di Asia Tenggara. Dan di urutan terakhir adalah
VICEM (market leader industri semen Vietnam) dengan cakupan geografis terendah.
Dari peta di atas dapat disimpulkan bahwa pesaing terdekat SI adalah SCC dan
VICEM. Oleh karena itu SI harus dapat mengestimasi dan mengantisipasi gerakan strategis
dari kedua perusahaan tersebut. SCC sendiri sudah memiliki rencana untuk melakukan
ekspansi ke Indonesia karena industri semen Indonesia yang masih berkembang (berada pada
tahapan growth pada siklus industri) dan penulis berpendapat bahwa pertumbuhan industri
semen domestik ini juga tetap harus dilayani dan dipenuhi karena apabila tidak maka pemain
baru akan selalu berusaha memasuki pasar selama keuntungan atau pertumbuhan itu masih
ada.
Di sisi lain, perusahaan VICEM meskipun tidak sebesar SCC, juga merupakan
kompetitor yang harus diperhitungkan oleh SI mengingat Vietnam adalah negara dengan
industri semen terbesar di Asia Tenggara meskipun pertumbuhannya tidak sepesat Indonesia
dan VICEM sebagai market leader menguasai sebagian besar industri semen Vietnam.
A.3. Key Success Factors Industri Semen
Setelah menggambar peta strategik di atas dan menentukan pesaing terdekat dari PT
Semen Indonesia, maka langkah berikutnya adalah menentukan Key Success Factors pada
industri semen, baik di Indonesia maupun di Asia. KSF merupakan elemen strategi, atribut
produk, kabilitas kompetitif, atau aset intangible yang memberikan dampak sangat besar
terhadap kesuksesan perusahaan di masa depan (Gamble & Thompson, 2011). KSF’s sangat
penting karena menentukan kesuksesan kompetitif perusahaan di pasar dan juga sangat
diperlukan untuk melakukan penilaian kekuatan kompetitif perusahaan dalam industri.
Berikut ini adalah KSF pada industri semen Indonesia dan Asia :
6
8. a. Utilisasi Kapasitas Produksi
Poin ini berlaku baik bagi industri semen di Indonesia dan Asia dan memiliki bobot
atau pengaruh yang sangat besar.
b. Efisiensi Energi
Efisiensi energi sangat penting dilakukan karena salah satu faktor penentu yang
memiliki kontribusi sangat besar terhadap Cost of Goods Sold (COGS) semen
adalah penggunaan energi.
c. Market Closeness
Pengangkutan semen membutuhkan alat transportasi yang besar karena berat
produk yang terbilang sanagt tinggi. Hal ini menyebabkan biaya pengangkutan juga
semakin tinggi dan berdampak pada harga semen di pasar. Hasil studi menunjukkan
bahwa jarak antara pabrik terhadap buyer atau customer yang feasible adalah 200
km (J. Sarazzin/Lafarge/OECD Meeting – February 19, 2002, BidAbabd). Oleh
karena itu semakin dekat jarak pabrik atau perusahaan terhadap buyer atau customer
maka akan semakin baik.
d. Memiliki merek yang terkenal dan reputasi yang baik (Brand Recognition)
Perusahaan yang memiliki brand recognition yang tinggi akan cenderung memiliki
market share yang tinggi juga. Oleh karena itu sangat penting untuk memiliki brand
recognition yang lebih tinggi dibandingkan pesaing.
e. Kualitas atau Performa Produk
Salah satu faktor penting lainnya dalam menentukan posisi kekuatan kompetitif
perusahaan dalam industri adalah kapabilitas menghasilkan produk yang berkualitas
dan memimiliki performa yang baik.
f. Manajemen Risiko
Kapabilitas manajemen peusahaan dalam mengelola risiko sangatlah dibutuhkan
bagi kesuksesan perusahaan dan minimalisasi risiko akan juga berperan penting
dalam menentukan nilai perusahaan.
g. Relative Cost Position
Posisi relatif harga produk perusahaan dibandingkan pesaing sangat penting dalam
menentukan kesuksesan perusahaan di pasar terutama pada industri dengan
persaingan harga yang ketat.
h. Financial Resources
Financial resources atau capital sangatlah penting bagi perusahaan pada industri
yang berada pada tahapan pertumbuhan, memiliki risiko bisnis yang cukup tinggi
dan bersifat capital-intensive.
i. Memiliki Balance Sheet yang Solid dan Kuat
Hal ini juga penting karena berkaitan dengan poin sebelumnya. Industri semen
memiliki karakteristik risiko yang berbeda dengan industri lain dan tidak dapat
dikatakan sama. Perusahaan yang memiliki balance sheet yang solid akan lebih
mampu dalam meminimalisisr risiko, khususnya risiko keuangan.
Berikut ini adalah tabel hasil penilaian kekuatan kompetitif beberapa perusahaan
semen di Indonesia dan Asia :
7
10. B. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan Semen di Indonesia dan Asia
1. Peer Comparison Rasio Keuangan Industri Semen di Indonesia Tahun 2013
Company
Equity Rating
PER
PEG Ratio
Semen Indonesia
Buy
16,48
12,912
Indocement TP
Buy
15,65
2,12
Holcim Indonesia
Hold
17,09
2,3112
Sumber : Bloomberg
Keterangan :
*) Bagian yang diarsir kuning merupakan nilai rasio tertinggi
5 Year Div
Growth
2,47%
19,70%
2,12%
62,27%
1,60%
-
Price/Book Price/Sale Div Yield
4,639
3,636
2,111
3,789
4,287
1,893
Dari hasil perbandingan rasio keuangan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa secara
finansial (yang direpresentasikan dengan rasio keuangan) Semen Indonesia merupakan
perusahaan dengan kinerja keuangan yang paling baik di antara ketiga perusahaan di atas. Hal
ini dapat dilihat dengan nilai rasio PEG (12,912) dan jauh melebihi nilai rasio PEG
pesaingnya. Artinya adalah pasar sangat menghargai saham Semen Indonesia (SMGR)
melampaui pesaing-pesaingnya. Selain itu hal yang juga sangat penting dan mendukung hasil
rasio PEG adalah nilai Price/Book Semen Indonesia yang cukup tinggi sebesar 4,639 dan
juga melebihi nilai Price/Book pesaingnya. Dari hasil kedua rasio di atas menunjukkan
bahwa nilai pasar saham Semen Indonesia sangat tinggi dan nilai saham mewakili nilai
perusahaan sehingga dapat disimpulkan pasar menilai PT Semen Indonesia sangat tinggi
nilainya.
2. Peer Comparison Rasio Keuangan Industri Semen di Asia Tahun 2013
Company
Equity Rating
Semen Indonesia
Siam Cement Company
CNBM*
Anhui Conch
BBMG
CR Cement*
Shanshui*
Buy
Buy
Hold
Buy
Buy
Buy
Hold
PER
16,48
13,889
6,453
13,491
11,259
12,778
5,5381
PEG Ratio
12,912
0,676
0,665
0,32
0,651
6,257
Price/Book Price/Sale Div Yield
4,639
3,146
1,077
1,779
2,317
1,634
0,617
3,789
1,145
0,333
1,803
1,272
1,348
0,382
2,47%
2,93%
2,55%
1,52%
2,01%
1,89%
8,23%
5 Year Div
Growth
19,70%
0,78%
56,98%
55,45%
-
Sumber : Bloomberg
Keterangan :
*) Ekuitas yang terdaftar pada Hong Kong Stock Exchange
**) Rasio keuangan VICEM tidak dimuat di tabel di atas karena saham VICEM merupakan joint stock
***) Bagian yang diarsir kuning merupakan nilai rasio tertinggi
Setelah melakukan peer comparison rasio keuangan industri semen di Indonesia,
penulis kemudian melakukan hal serupa di industri semen Asia. Adapun hasil dari peer
comparison tersebut cukup mengejutkan, di mana ternyata Semen Indonesia juga menjadi
perusahaan dengan kinerja keuangan terbaik di Asia, bahkan mengalahkan perusahaanperusahaan asal China yang sudah mendominasi pasar semen dunia sebelumnya. Hal ini
9
11. semakin mendukung analisis strategik sebelumnya bahwa Semen Indonesia akan menjadi
perusahaan persemenan terkemuka bukan hanya di Asia Tenggara, melainkan juga di Asia.
Dari hasil tabel di atas dapat dilihat Semen Indonesia menjadi perusahaan yang paling
unggul dalam empat rasio keuangan yaitu PER, PEG Ratio, Price/Book dan Price/Sale. Nilai
PEG Ratio dan Price/Book Ratio yang tinggi sama-sama menunjukkan nilai pasar saham
Semen Indonesia yang sangat tinggi nilainya, bahkan overvalue dan artinya nilai pasar
perusahaan Semen Indonesia juga sangat tinggi. Selain itu nilai PER dan Price/Sales yang
tinggi juga menunjukkan bahwa perusahaan juga sangat mampu menghasilkan kas atau
pemasukan yang cukup tinggi dari penjualan saham.
C. Posisi dan Tindakan Strategik Semen Indonesia di Masa Depan
Setelah melihat analisis di atas (analisis strategik dan rasio keungan), maka kita dapat
menentukan posisi dan geliat semen Indonesia di masa depan. Visi Semen Indonesia adalah
menjadi persemenan terkemuka dan Asia Tenggara. Saat ini Semen Indonesia sudah menjadi
maket leader di Indonesia dan sedang dalam proses menjadi market leader di Asia Tenggara
di mana pada saat ini SI sudah menjadi perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara
berdasarkan kapasitas terpasang, dan bukan lagi menjadi market follower di tingkat Asia
melainkan market challenger. Pesaing terdekat di Asia Tenggara adalah Siam Cement
Company. Adapun keunggulan SCC adalah mampu menawarkan harga pada tingkat yang
rendah setelah China dan Turki. Akan tetapi penulis melihat SI akan mampu mengalahkan
SCC, di mana saat ini SI sudah mampu menawarkan produk semen dengan nilai (kualitas)
yang lebih baik pada tingkat harga lebih rendah dari ekspektasi pembeli (best-cost provider).
Selain itu penulis mengekspektasikan akan ada perubahan di industi semen Asia
Tenggara di mana Indonesia akan menggantikan posisi Vietnam sebagai negara dengan
industri semen terbesar karena melihat adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya
kebangkitan ekonomi penduduk kelas menengah dan tentu akan melipatgandakan konsumsi
semen negara. Oleh karena itu, dengan adanya pertumbuhan konsumsi semen terbesar, bukan
saja di Asia Tenggara, bahkan di Asia (mengingat industri semen China telah mengalami
overkapasitas dan laju pertumbuhannya mulai menurun), maka sudah tentu akan
meningkatkan posisi SI tidak hanya di Asia Tenggara, melainkan juga di Asia.
Apabila kita melihat hasil penilaian kekuatan kompetitif industri semen di Asia, maka
kita dapat melihat bahwa kekuatan kompetitif Semen Indonesia bukan hanya mengalahkan
Siam Cement Group dan VICEM, melainkan juga sebuah perusahaan semen asal China yaitu
China Shanshui Cement Group Ltd. Hal ini sangat mungkin terjadi di masa depan mengingat
penetrasi pasar internasional yang sudah dilakukan dan akan diakukan di masa depan oleh SI,
juga industri semen Indonesia terus bertumbuh, namun di sisi lain industri semen China
hampir mencapai maturity. Hal ini juga didukung oleh hasil peer comparison industri semen
di Asia, di mana Semen Indonesia merupakan perusahaan dengan kinerja keuangan terbaik di
Asia.
Berikut ini adalah estimasi posisi Semen Indonesia pada industri semen di Indonesia
dan Asia dalam jangka waktu 5 tahun ke depan :
10
12. Posisi
1
2
3
4
5
6
7
8
Industri Semen di Indonesia
Semen Indonesia
Indocement Tunggal Prakarsa
Holcim Indonesia
Semen Bosowa
Industri Semen di Asia
Anhui Conch
China National Building Material (CNBM)
Beijing Building Material Group (BBMG)
China Resources Cement (CR)
Semen Indonesia (SI)
Siam Cement Company (SCC)
China Shanshui Cement Group Limited
Vietnam Cement Industry Corporation
(VICEM)
Oleh karena itu tindakan stategik yang selama ini sudah dilakukan oleh Semen
Indonesia sudah sangat tepat. Penulis juga melihat bahwa tindakan strategik yang sesuai
untuk memasuki pasar inernasional adalah akuisisi, pembangunan pabrik, ataupun aliansi
strategik di pasar asing. Ketiga strategi ini dirasa paling tepat karena salah satu KSF pada
industri semen adalah market closeness di mana perusahaan atau pabrik harus berada pada
jarak yang cukup dekat dengan customer.
Refrensi :
Gamble, J., & Thompson, A. (2011). Essentials of Strategic Management. New York: McGraw-Hill
Irwin.
International, C. G. (2013, June 10). China Cement Sector. Retrieved January 21, 2014, from
chinastock: http://www.chinastock.com.hk/ewebeditor/uploadfile/20130610114902548.pdf
Lechtenberg, M. (2012, December 17). magazine articles. Retrieved January 21, 2014, from
globalcement:
http://www.globalcement.com/magazine/articles/741-top-20-global-cementcompanies
Nguyen, A. (2013, October 25). News. Retrieved January 22, 2014, from bloomberg:
http://www.bloomberg.com/news/2013-10-25/siam-cement-using-cash-pile-to-accelerategrowth-southeast-asia.html
11