SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
BAB 3
            RESPON SISTEM BERDERAJAT –KEBEBASAN- SATU
                     TERHADAP PEMBEBANAN HARMONIS



Pada bab ini akan dibahas gerak dari struktur yang dimodalisasi sebagai sistem derajat –
kebebasan- satu (one-degree-off-freedom) yang dipengaruhi secara harmonis yaitu, struktur yang
dibebani gaya atau perpindahan yang besarnya diyatakan oleh fungsi sinus dan cosinus dari
waktu. Dari bentuk pengaruh ini mengakibatkan suatu gerak yang paling penting dalam
mempelajai dinamika vibrasi, demikian juga penggunaan dalam dinamika sruktur. Sruktur paling
sering dibebani oleh aksi dinamika dari mesin-mesin rotasi, yang menghasilkan pengaruh
harmonis akibat adanya eksentrisitas dari massa yang berotasi, yang dapat diabaikan dari mesin
itu. Selanjutnya, walaupun pengaruh itu bukan fungsi harmonis, respns dri sruktur dapat dicari
dengan menggunakan Metoda Fourier yang merupakan superposisi dari respns diri (individual
respons) dengan komponen harmonis dari pegaruh luar. Pendekatan ini akan dibahas pada Bab 5.


3.1.    PENGARUH             HARMONIS                    TAK           TEREDAM   (UNDAMPED
       HARMONIS EXCITATION)
Gaya F(t) yang berkerja pada osilator sederhana (simple oscillator) pada gambar 3.1 dianggap

harmonis dengan besar Fo sin ϖ t , dimana Fo adalah amplitude puncak dan model struktur
sebagai system derajat-kebebasan-tunggal
ϖ t adalah frekwensi dari gaya dalam radial per detik. Persamaan defferensial diperoleh dari
penjumlahan semua gaya dalam diagram free body Gambar 3.1 (b), yaitu :
                                     mÿ + ky = Fo sin ϖ t                            (3.1)
Solusi dari pers. (3.1) dapat diyatakan sebagai,
                                      y ( t ) = yc ( t ) + y p ( t )                 (3.2)

Dimana y c ( t ) adalah solusi komplementer (complementary solition) yang memenuhi persamaan

homogen, yaitu pers. (3.1) di mana bagian kiri sama dengan nol dan y p ( t ) adalah solusi
partikulir (particular solition) yang di dasarkan pada solusi yang memenuhi persamaan
differensial tak homogen, pers. (3.1). Solusi komplementer (complementary solusition) y c ( t )
adalah
                                   y c ( t ) = A cos ω t + B sin ω t                         (3.3)

Di mana ω t = k m

Melihat bentuk dari fungsi gaya pers. (3.1) disarankan uuk melihat solusi partikulir (particular
solition) seperti
                                          y p ( t ) = Y sin ϖ t                              (3.4)
Dimana Y adalah harga puncak (peak value) dari solusi partikulir (particular solition) subtitusi
pers. (3.4) kedalam pers. (3.1) dan hilangkan faktor yang sama, didapatkan
                                        − mϖ 2Y + kY = F0

Atau
                                              F0     F k
                                      Y=            = 0 2                                    (3.5)
                                           k − mϖ 2
                                                     1− r
Di mana r menyatakan ratio (ratio frekuensi) dari frekuensi gaya yang berkerja pada frekuensi
natural getaran dari sistem (natural frequency of system) yaitu,

                                                                                             (3.6)

Kombinasi pers. (3.3) dan pers. (3.5) menghasilkan

                                                                                             (3.7)

Jika kondisi awal (initial conditions) pada waktu t = 0 diambil nol (                        ), maka
kosatanta integrasi yang didapat dari pers. (3.7) adalah



Jika disubsitusikan pada pers. (3.7) memberikan

                                                                                             (3.8)

Seperti terlihat pada pers. (3.8) bahwa respons diberikan oleh superposisi dari dua bagian
harmonis dengan frekuensi yang berdeda. Hasil geraknya tidak harmonis,namun dalam praktek,
gaya redaman selalu mincul dan mengakibatkan adanya bagian terakhir itu, yaitu hilangnya
bagian getaran bebasdari pers. (3.8). oleh sebab itu              bagian ini dikatakan adanya respons
transien/respons sementara (transient response). Bagian fekuensi paksa (forcing frequency)
pada pers. (3.8) adalah

                                                                                       (3.9)

Dan dinamakan respons keadaan tetap (steady state response). Jelas dari pers. (3.8) bahwa
dalam keadaaan tak terredam, pengaruh transien (sementara) tidak hilang dan repons akan
diberikan pers. (3.8). juga terlihat dari pers. (3.8) atau pers. (3.9) bahwa bila fekuensi paksa
(forcing frequency) sama dengan frekuensi natural (r = 1,0), amplitude dari gerak menjadi besar
tak terhingga. Suatu sistem diberi pengaruh luar dengan frekuensi yang selaras dengan frekuensi
natural disebut ber-resonansi. Pada kondisi ini amplitude akan bertambah bertahap menjadi tak
hhingga besarnya. Namun bahan yang biasanya dipakai dalam praktek mempunyai limit
kekakuan dan pada kondisi sebenarnya struktur akan runtuh jauh sebelum tercapainya amplitudo
maxsimum.


3.2.    PENGARUH HARMONIS TEREDAM (DAMPED HARMONIC
       EXCITATION)
Perhatikan keadaan system derajad-kebebasan- satu (one-degree-of freedom) pada Gambar 3.2.
yang yang bergetar dibawah pengaruh redaman liat (viscous damping). Persamaan differensial
didapat dengan menyamakan jumlah gaya-gaya dari diagram free body Gambar 3.2 (b) dengan 0,
jadi
                                                                                       (3.10)
Solusi lengkap dari persamaan itu terdiri dari dari solusi komplementer              dan solusi

partikuler         solusi komplementer yang diberikan untuk keadaan redaman subkritis

(underdamped)             oleh pers. (2.15) sebagaiξ


Solusi partikuler didapat dengan mengsubsitusikan           yang pada keadaan ini dianggap
mempunyai bentuk
                                                                                       (3.11)
Keadaaan pers. (3.10) dan samakan koefisien dari fungsi sinus dan cosines.
Kita mengikuti cara Euler, yaitu
(3.12)
Untuk saran ini, pembaca harus menyadari bahwa pers. (3.10) dapat ditulis sebagai,
                                                                                        (3.13)
Dengan pengertian bahwa hanya komponen imajener dari                     yaitu komponen gaya

           yang berkerja dan tentu saja respons akan hanya terdiri dari bagian imajiner dari
seluruh jawaban persamaan (3.13) yang mempunyai komponen riel dan komponen imajiner, dan
melupakan komponen riel.




Adalah beralasan untuk mengharapkan solusi partikuler dari pers. (3.13) berbentuk subtitusi pers.
(3.14) kedalam pers. (3.13) memberikan
                                                                                        (3.14)
Atau



Dan

                                                                                        (3.15)

Dengan menggunakan bentuk koordinat polar, bilangan kompleks penyebut dar pers. (3.15)
dapat ditulis sebagai




Atau

                                                                                        (3.16)

Dimana

                                                                                        (3.17)

Respons untuk gaya             (komponen imajiner dari         ) adalah komponen imajiner dari
pers. (3.16) yaitu,
(3.18)

Atau
                                                                                      (3.19)
Dimana



Adalah amplotudo dari gerak keadaan tetap (steady-state motion). Persamaan (3.18) dan (3.17)
dapat ditulis dengan baik sekali dalam bentuk rasio tampa dimensi seperti
                                                                                      (3.20)


Dan




Dimana rumus terlihat sebagai lendutan statis dari pegas diatas mana bekerja gaya rumus rasio
redaman rumus dan rasio frekuensi rumus
Respons total didapat dari penjumlahan solusi komplementer (respons transien) dari pers. (2.15)
dan solusi partikuler (respons keadaaan tetap/steady-state) dari per. (3.20) adalah




Pembaca harus memperhatikan bahwa kostanta integrasi A dan B harus di evaluasi dari kondisi
awal dengan menggunakan respons total yang diberikan pers. (3.22) dan tidak dari hanya
komponen transien dari respons yang diberikan pers. (2.15).
Dengan mempelajari komponen transier dari respons, terlihat bahwa munculnya faktor
exponensial rumus menyebabkan komponen ini hilang dan tertingggal hanya gerak keadaan tetap
(steady state motion) yang diberikan oleh pers. (3.20).
Ratio dari amplitude keadaan tetap (stady state amplitude) rumus dan lendutan statis rumus
seperti yang didefinisikan sebelumnya, dikenal sebagai faktor pembesaran dinamis (dynamic
magnification factor) bervariasi dengan ratio frekuensi r dan ratio redaman ξ. Plot parameteris
(parametric plots) dari faktor pembesaran dinamis terlihat pada Gambar 3.3. sudut Fasa (phasa
angel) θ juga bervariasi dengan besaran yang sama seperti Gambar 3.4. perlu diperhatikan pada
Gambar 3.3. bahwa untuk sistem dengan redaman kecil, amplitudo puncak mencapai nilai ratio
frekuensi yang sangat dekat dengan satu yaitu, faktor pembesaran dinamis yang besarnya
mencapai nilai maxsimum pada kondisi resonansi (r = 1).


Gambar




Juga dapt dilihat dri pers. (3.23) bahwa pada saat resonansi, faktor pembesaran dinamis
berbanding terbalik dengan rasio redaman, yaitu




Meskipun faktor pembesaran dinamis yang dievaluasikan pada saat resonansi mendekati harga
maksimumnya, tapi tidak merupakan respon maksimum untuk system terredam. Namun untuk
besaran redaman, perbedaan antara haraga pendekatan dari pers. (3.24) dan harga maksimum
sebenarnya, dapat diabaikan.


Contoh 3.1. sebuah balok pada tengah bentangnya memikul sebuah mesin dengan berat W =
16.000 lb. balok ini terbuat dari dua profil standar S8 X 23 dengan bentang bersih L = 12 ft dan
dengan momen inersia penampang total I = 2 X 64,2 = 128,4 in4. Motor berotasi pada 300 rpm
(putaran per detik). Dengan ketidak seimbangan rotornya sebesar W’ =40 lb pada jari-jari e0 =
10 in. Berapa besar amplitude dari respons keadaan tetap (steady state response) jika redaman
liat ( viscous damping) dianggap ekivalen dengan 10% redaman kritis?
System dinamis ini dapat dimodelisasikan sebagai osilator terrendam. Distribusi massa balok
diabaikan, dibandingkan dengan massa yang besar dari mesin,Gambar 3.5 dan Gambar 3.6,
secara bersama merupakan diagram skematis dari sistem mesin balok dan model yang
digunakan. Gaya pada tengah bentang balok, dilendutkan sebesar satu unit besaran (yaitu,
koefisien kekakuan) yang bentuknya adalah,




Frekuensi natural dari sistem (mengabaikan massa dari balok) adalah




Frekuensi gaya




Dan ratio frekuensi




Sesuai dengan Gambar 3.6. ambil m sebagai massa total dari m’ massa yang berotasi tak
seimbang dan, bila y adalah perpindahan vertical dari massa yang berotari (m - m’ ) dari posisi
keseimbangan, perpindahan Y1 dari massa m’ seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.6. adalah


Persamaan gerak didapat dari penjumlah gaya-gaya sepanjang arah vertikal dari diagram free
body. Gambar 3.6 (b) dimana gaya-gaya inersia dari masa tak berotasi dan massa tak seimbang
juga terlihat dengan jelas. Penjumlahan ini menjadi.


Subtitusikan y1 dari pers. (a) memberikan


Dan dengan penyesuaiyan kembali didapat
Persamaan ini sama dengan bentuk persamaan gerak untuk osilator teredam yang dipengaruhi
   secara harmonis oleh gaya yang beramplitudo.


   Dengan mengsubtusikan angka-angka yang sesuai dengan contoh ini didapat


   Amplitude dari gerak keadaan tetap didapat dari pers. (3.20) yaitu.




   Contoh 3.2. Sebuah kerangka baja pada Gambar 3.7 memikil sebuah merin rotasi yang
   mengakibat gaya horizontal pada bidang balaok sebesar F(t) = 200 sin 5,3t, lb. dianggap
   redaman sebesar 5% redaman kritis. Tertentu,
(a) Amplitude keadaan tetap dari getaran dan
(b) Tegangan dinamis maxsimum pada kolom dengan anggapan balok sangat kaku.




   Struktur ini dapat di modeli sebagai osilator teredam untuk analisa dinamis, seperti pada Gambar
   3.7(b). parameter-parameter pada model ini dihitung sebagai berikut.




   Kemudian amplitudo keadaan tetap dari pers. (3.20) adalah




   Dan gaya geser maxsimum pada kolom




   Momen lentur maximum pada kolom adalah
Dan tegangan maximum




Dimana I/c adalah modulus penampang.


EVALUASI REDAMAN PADA SAAT RESONNSI (AVALUATION OF
DAMPING AT RESONANCE)
       3.1METODA          “BAND        WIDTH”       (   HALF       POWER)        UNRUK
          EVALUASI REDAMAN (BANDWIDTH/HALFPOWER METHOD
          TO EVALUATE DAMPING)
       3.2RESPON DARI GERAKAN PENYOKONG (RESPONSE TO
          SUPROT MOTION)
       3.3PENYALURAN GAYA KE PONDASI (FORCE TRANSMITTED
          TO THE FOUNDDATION)




Kita telah melihat pada Bab II bahwa lengkung pengungrangan (decay curve) dari getaran bebas
memungkinkan evaluasi redaman dari system berdrajad-kebebasan-satu dengan menghitung
pengurangan logaritmis (logarithmic decrement) seperti pada pers. (2.28). cara lain untuk
menentukan redaman, didasarkan pada oservasi respons keadaan tetap harmonis (steady state
harmonic response).
Yang memerlukan pengaruh harmonis suatu sruktur dalam daerah getaran yang dekat dengan
kondisi resonansi. Dengan menggunakan gaya harmonis rumus yang berharga dekat dengan
frekuensi, lengkungan dari resonansi dari struktur dapat di-plot dan menghasilkan amplitudo
perpindahan sebagai fungsi dari frekuensi yang digunakan. Bentuk spesifik dari lengkung
respons struktur terrendam ini terlihat pada Gambar 3.8.
Terlihat dari pers. (3.24) bahwa pada saat resonansi, ratio redaman diberikan oleh




Dimana rumus adalah faktor pembesaran dinamis yang dievaluasi pada saat resonansi. Dalam
praktek, ratio redaman ξ ditentukan dari evaluasi faktor pembesaran dinamis pada amplitudo
maxsimum, yaitu.




Dimana




Dan rumus adalah amplitudo maxsimum. Kesalahan yang didapat dalam evaluasi ratio redaman
ξ dengan menggunakan pendekatan pers. (3.26), tidak terlalu penting pada struktur biasa. Metoda
menentukan ratio redaman ini hanya memerlukan alat yang sederhana untuk menggetarkan
struktur mendekati frekuensi resonansi dan mengubah (transducer) untuk pengukuran amplitudo,
namun dalam evaluasi perpindahan satatis akan timbul rumus masalah biasanya sulit untuk
memberikan beban statis untuk struktur.
Pengujian sutu lengkung respons pada Gambar 3.3. menunjukkan bahwa bentuk dari lengkung
ini dikonrol oleh besarnya redaman yang terjadi dalam sistem; khususnya, “bandwidth” adalah
perbedaan antara dua frekuensi sehubungan dengan respons amplitudo yang sama, yang
dihubungkankan dengan redaman dalam suatu sistem. Sutu bentuk lengkung amplitudo dari sutu
frekuensi didapat dari exsperimen untuk struktur teredam biasa, seperti pada Gambar 3.6. Dalam
evaluasi adalah tepat bila mengukur bandwith pada rumus kali amplitudo resonansi yang
diberikan pers. (3.24) yaitu,
Yang diselesaikan dengan mengkuadrankan kedua sisi yang menghasilkan ratio frekuensi.




Atau dengan menghasilkan rumus pada bagian akar




Akhirnya ratio redaman diberikan hampir mendekati setengah perbedaan antara ratio frekuensi
dari kedua “halfpower”, yaitu




Atau




Sabab




Contoh 3.3. data espelimental untuk respons frekuensi dari sistem derajad-kebebasan-satu di-
plot pada Gambar 3.9. amplitudo puncak adalah 0,1134 in, sebab itu amplitudo pada “halfpower”
sama dengan




Frekuensi pada amplitudo ini didapat dari Gambar 3.6. adalah.




Ratio redaman dihitung dari pers. (3.27) adalah
Banyak keadaan aktual dimana pondasi atau penyokong struktur bergerak bervariasi menurut
waktu. Struktur dipengaruhi oleh gerakkan tanah akibat gempa bumi atau pengaruh lain seperti
ledakan atau aksi dinamis dari mesin merupakan contoh dimana penyokong (support) harus ikut
dipertimbangkan dalam analisa respons dinamis. Perhatikan Gambar 3.10, keadaan dimana
penyokong dari sebuah model sederhana dipengaruhi gerak harmonis yang diberikankan oleh
peryataan




Dimana adalah rumus amplitudo maxsimum dan adlah rumus frekuensi dari gerak penyokong.
Persamaan differensial dari gerak didapat dengan menyamakan jumlah gaya-gaya (termasuk
gaya inersia) dengan 0 sehubungan dengan diagram free body pada Gambar 3.10(b). jumlah
gaya-gaya pada arah horizontal memberikan




Subtusikan pers. (3.28) kedalam pers. (3.29) dan sesuikan, didapat,




Dua bagian harmonis dari frekuensi rumus disebelah kanan persamaan dapat dikombinasikan
dan pers. (3.30) dapat ditulis sebagai




Dimana




Dan




Terlihat bahwa pers.(3.31) adalah persamaan differensial untuk osilator yang dipengaruhi gaya
harmonis rumus dan mempunyai bentuk yang sama dengan pers. (3.10). akibatnya, solusi
keadaan tetap (steady state) dari pers. (3.31) daprat seperti per. (3.20) kecuali keduanya
penambahan sudut β pada fungsi sinus, yaitu




Atau subtitusi rumus dari pers. (3.23)




Persamaan(3.35) adalah peryataan gambaran relative dari gerakan penyokong terhadap osilator.
Ini adalah masalah penting dalam osilator getaran dimana peralatan harus dilindungi terhadap
getaran keras dari struktur penyokong. Derajad dari isolator relative dikenal sebagai
transmisibilitas (transmissibility) dan didefinisikan sebagai ratio amplitudo dari gerak isolator Y
dan amplitude rumus dari gerak penyokong. Dari pers. (3.35), transmissibilitas (transmissibility)
Tr diberikan oleh


Rumus
Gambar


Suatu plot dari transmisibilitas sebagai fungsi dari ratio frekuensi dan ratio terendam, terlihat
pada Gambar 3.11. Lengkungan pada gambar ini mirip dengan lengkungan pada Gambar 3.3.
yang menyatakan respons frekuensi dari isolator terendam. Perbedaan utama adalah bahwa
semua lengkungan pada Gambar 3.11 melewati suatu titik yang sama pada ratio frekuensi rumus.
Dapat dilihat pada Gambar 3.11 bahwa redaman cenderung untuk mengurangi efektifitas isolator
getaran untuk frekuensi yang lebih besar dari ratio, yaitu untuk r lebih besar dari rumus
Persamaan (3.34) memberikan respons absolute dari isolator terendam pada gerak harmonis dari
dasar (base). Alternatif lain adalah, menyelesaikan persamaan diferensial pers. (3.29) dalam
besaran dari gerak relatif antara massa m dan penyokong (support), yang diberikan oleh




Kemudian disubtitusikan kedalam pers. (3.29) memberikan
Dimanan rumus dapatdapat diartikan sebagai gaya efektif yang bekerja pada massa osilator, dan
perpindahannya dinyatakan oleh koordinat u.
Dengan menggunakan pers. (3.28)untuk mendapatkan rumus dan disubtitusikan kedalam pers.
(3.38) memberikan,




Kemudian pers. (3.39) adalah sama bentuknya dengan pers. (3.10) dengan rumus selanjutnya,
dari pers. (3.20)respon keadaan tetap (steady state) dalam besaran gerak relative, diberikan oleh




Atau subtitusi




Didapat




Dimana diberikan dalam pers. (3.21)
Contoh 3.4. Jika kerangka pada contoh 3.2 Gambar 3.7 dipengaruhi gerakan tanag sinusoidal
rumus tentukan: (a)transmisibilitas dari gerak balok, (b) gaya geser maximum pada kolom
penyokong, dan (c) tegangan maximum pada kolom parameter-parameter dari sistem ini




Transmisibilitas dari pers. (3.36) adalah




Perpindahan relative maxsimum U dari pers. (3.41) adalah




Kemudian gaya geser maksimum U dari pers. (3.41) adalah




Momen lentur maxsimum




Dan tegangannya




Dimana rumus adalah modulus penampang.
Pada bagian sebelumnya telah kita bicarakan respons struktur terhadap gerakan harmonis pada
pondasinya. Sedangkan pada bagian ini akan dibicarakan masalah yang serupa dari isolator
getaran. Misalnya adalah mencari gaya yang disalurkan kepondasi. Tinjau isolator teredam
dengan gaya harmonis rumus yang berkerja pada massanya seperti pada Gambar 3.2. persamaan
diferensil dari gerak ini adalah




Dengan solusi keadaan tetap (steady state)




Dimana
Dan




Gaya tersalaur kepenyokong melalui pegas rumus dan elemen redaman rumus . Sekarang gaya
total yang tersalur adalah




Diferensial pers. (3.19) dan subtitusi kedalam pers. (3.34) memberikan




Atau




Di mana


Dan
Kemudian dari pers. (3.42) dan (3.45), gaya maximum rumus yang tersalur kepondasi adalah




Transmisibilitas Tr didefinisikan sebagai ratio dari amplitudo gaya yang disalurkan kepondasi
dan amplitudo gaya yang berkerja. Jadi dari pers. (3.48)




Sangat menarik untuk dicatat bahwa baik transmisibilitas dari gerak pondasi kestruktur pers.
(3.36) ataupun transmisibilitas dari gaya pada struktur ke pondasi pers. (3.49) memberikan
fungsi yang sama. Jadi lengkungan transmisibilitas pada Gambar 3.11 menyatakan kedua bentuk
transmisibilitas itu. Suatu peryataaan untuk fasa sudut total (total phase angel) φ pada pers.
(3.45) dapat ditentukan dengan mengambil fungsi tangen dari kdua anggota pers. (3.47), jadi




Kemudian subtitusi dan secara bersamaan dari pers. (3.21) dan (3.46), didapat
Dinamika Struktur

Contenu connexe

Tendances

Bab 4. balok sederhana statis tak tentu
Bab 4. balok sederhana statis tak tentuBab 4. balok sederhana statis tak tentu
Bab 4. balok sederhana statis tak tentuYoon Tua Simbolon
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat beratAhmad Wiratama
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasidwidam
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2tekpal14
 
Daya dukung tanah berlapis 1
Daya dukung tanah berlapis 1Daya dukung tanah berlapis 1
Daya dukung tanah berlapis 1aanqwerty
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersiatekpal14
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-iiHaqie Sipil
 

Tendances (20)

Metode cross
Metode crossMetode cross
Metode cross
 
Bab 4. balok sederhana statis tak tentu
Bab 4. balok sederhana statis tak tentuBab 4. balok sederhana statis tak tentu
Bab 4. balok sederhana statis tak tentu
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat
 
Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Daya dukung tanah berlapis 1
Daya dukung tanah berlapis 1Daya dukung tanah berlapis 1
Daya dukung tanah berlapis 1
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
 
Contoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapakContoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapak
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
 

En vedette

Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Lala Sgl
 
Tugas dinamika israaa
Tugas dinamika israaaTugas dinamika israaa
Tugas dinamika israaamadeserver
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1555
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Dionisius Kristanto
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiJunaida Wally
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipilgaffarudin
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenIqlal Suriansyah
 
Sedimentasi dan Batuan Sedimen
Sedimentasi dan Batuan SedimenSedimentasi dan Batuan Sedimen
Sedimentasi dan Batuan SedimenEno Lidya
 

En vedette (20)

Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-
 
Tugas dinamika israaa
Tugas dinamika israaaTugas dinamika israaa
Tugas dinamika israaa
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
 
jembatan
jembatanjembatan
jembatan
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Abutment jembatan
Abutment jembatanAbutment jembatan
Abutment jembatan
 
Tipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatanTipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatan
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
 
Perbandingan
PerbandinganPerbandingan
Perbandingan
 
Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3
 
126 182-1-pb
126 182-1-pb126 182-1-pb
126 182-1-pb
 
Sedimentasi dan Batuan Sedimen
Sedimentasi dan Batuan SedimenSedimentasi dan Batuan Sedimen
Sedimentasi dan Batuan Sedimen
 
Download Buku
Download BukuDownload Buku
Download Buku
 

Similaire à Dinamika Struktur

Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikbestricabebest
 
DERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptxDERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptxAndikMotto
 
Pemodelan endang n dermi
Pemodelan endang n dermiPemodelan endang n dermi
Pemodelan endang n dermi33335
 

Similaire à Dinamika Struktur (7)

Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
DERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptxDERET FOURIER.pptx
DERET FOURIER.pptx
 
Model matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motorModel matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motor
 
Pemodelan endang n dermi
Pemodelan endang n dermiPemodelan endang n dermi
Pemodelan endang n dermi
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
Mekanika print
Mekanika printMekanika print
Mekanika print
 
Atom hidrogen-final-doc2
Atom hidrogen-final-doc2Atom hidrogen-final-doc2
Atom hidrogen-final-doc2
 

Dinamika Struktur

  • 1. BAB 3 RESPON SISTEM BERDERAJAT –KEBEBASAN- SATU TERHADAP PEMBEBANAN HARMONIS Pada bab ini akan dibahas gerak dari struktur yang dimodalisasi sebagai sistem derajat – kebebasan- satu (one-degree-off-freedom) yang dipengaruhi secara harmonis yaitu, struktur yang dibebani gaya atau perpindahan yang besarnya diyatakan oleh fungsi sinus dan cosinus dari waktu. Dari bentuk pengaruh ini mengakibatkan suatu gerak yang paling penting dalam mempelajai dinamika vibrasi, demikian juga penggunaan dalam dinamika sruktur. Sruktur paling sering dibebani oleh aksi dinamika dari mesin-mesin rotasi, yang menghasilkan pengaruh harmonis akibat adanya eksentrisitas dari massa yang berotasi, yang dapat diabaikan dari mesin itu. Selanjutnya, walaupun pengaruh itu bukan fungsi harmonis, respns dri sruktur dapat dicari dengan menggunakan Metoda Fourier yang merupakan superposisi dari respns diri (individual respons) dengan komponen harmonis dari pegaruh luar. Pendekatan ini akan dibahas pada Bab 5. 3.1. PENGARUH HARMONIS TAK TEREDAM (UNDAMPED HARMONIS EXCITATION) Gaya F(t) yang berkerja pada osilator sederhana (simple oscillator) pada gambar 3.1 dianggap harmonis dengan besar Fo sin ϖ t , dimana Fo adalah amplitude puncak dan model struktur sebagai system derajat-kebebasan-tunggal ϖ t adalah frekwensi dari gaya dalam radial per detik. Persamaan defferensial diperoleh dari penjumlahan semua gaya dalam diagram free body Gambar 3.1 (b), yaitu : mÿ + ky = Fo sin ϖ t (3.1) Solusi dari pers. (3.1) dapat diyatakan sebagai, y ( t ) = yc ( t ) + y p ( t ) (3.2) Dimana y c ( t ) adalah solusi komplementer (complementary solition) yang memenuhi persamaan homogen, yaitu pers. (3.1) di mana bagian kiri sama dengan nol dan y p ( t ) adalah solusi partikulir (particular solition) yang di dasarkan pada solusi yang memenuhi persamaan
  • 2. differensial tak homogen, pers. (3.1). Solusi komplementer (complementary solusition) y c ( t ) adalah y c ( t ) = A cos ω t + B sin ω t (3.3) Di mana ω t = k m Melihat bentuk dari fungsi gaya pers. (3.1) disarankan uuk melihat solusi partikulir (particular solition) seperti y p ( t ) = Y sin ϖ t (3.4) Dimana Y adalah harga puncak (peak value) dari solusi partikulir (particular solition) subtitusi pers. (3.4) kedalam pers. (3.1) dan hilangkan faktor yang sama, didapatkan − mϖ 2Y + kY = F0 Atau F0 F k Y= = 0 2 (3.5) k − mϖ 2 1− r Di mana r menyatakan ratio (ratio frekuensi) dari frekuensi gaya yang berkerja pada frekuensi natural getaran dari sistem (natural frequency of system) yaitu, (3.6) Kombinasi pers. (3.3) dan pers. (3.5) menghasilkan (3.7) Jika kondisi awal (initial conditions) pada waktu t = 0 diambil nol ( ), maka kosatanta integrasi yang didapat dari pers. (3.7) adalah Jika disubsitusikan pada pers. (3.7) memberikan (3.8) Seperti terlihat pada pers. (3.8) bahwa respons diberikan oleh superposisi dari dua bagian harmonis dengan frekuensi yang berdeda. Hasil geraknya tidak harmonis,namun dalam praktek, gaya redaman selalu mincul dan mengakibatkan adanya bagian terakhir itu, yaitu hilangnya bagian getaran bebasdari pers. (3.8). oleh sebab itu bagian ini dikatakan adanya respons
  • 3. transien/respons sementara (transient response). Bagian fekuensi paksa (forcing frequency) pada pers. (3.8) adalah (3.9) Dan dinamakan respons keadaan tetap (steady state response). Jelas dari pers. (3.8) bahwa dalam keadaaan tak terredam, pengaruh transien (sementara) tidak hilang dan repons akan diberikan pers. (3.8). juga terlihat dari pers. (3.8) atau pers. (3.9) bahwa bila fekuensi paksa (forcing frequency) sama dengan frekuensi natural (r = 1,0), amplitude dari gerak menjadi besar tak terhingga. Suatu sistem diberi pengaruh luar dengan frekuensi yang selaras dengan frekuensi natural disebut ber-resonansi. Pada kondisi ini amplitude akan bertambah bertahap menjadi tak hhingga besarnya. Namun bahan yang biasanya dipakai dalam praktek mempunyai limit kekakuan dan pada kondisi sebenarnya struktur akan runtuh jauh sebelum tercapainya amplitudo maxsimum. 3.2. PENGARUH HARMONIS TEREDAM (DAMPED HARMONIC EXCITATION) Perhatikan keadaan system derajad-kebebasan- satu (one-degree-of freedom) pada Gambar 3.2. yang yang bergetar dibawah pengaruh redaman liat (viscous damping). Persamaan differensial didapat dengan menyamakan jumlah gaya-gaya dari diagram free body Gambar 3.2 (b) dengan 0, jadi (3.10) Solusi lengkap dari persamaan itu terdiri dari dari solusi komplementer dan solusi partikuler solusi komplementer yang diberikan untuk keadaan redaman subkritis (underdamped) oleh pers. (2.15) sebagaiξ Solusi partikuler didapat dengan mengsubsitusikan yang pada keadaan ini dianggap mempunyai bentuk (3.11) Keadaaan pers. (3.10) dan samakan koefisien dari fungsi sinus dan cosines. Kita mengikuti cara Euler, yaitu
  • 4. (3.12) Untuk saran ini, pembaca harus menyadari bahwa pers. (3.10) dapat ditulis sebagai, (3.13) Dengan pengertian bahwa hanya komponen imajener dari yaitu komponen gaya yang berkerja dan tentu saja respons akan hanya terdiri dari bagian imajiner dari seluruh jawaban persamaan (3.13) yang mempunyai komponen riel dan komponen imajiner, dan melupakan komponen riel. Adalah beralasan untuk mengharapkan solusi partikuler dari pers. (3.13) berbentuk subtitusi pers. (3.14) kedalam pers. (3.13) memberikan (3.14) Atau Dan (3.15) Dengan menggunakan bentuk koordinat polar, bilangan kompleks penyebut dar pers. (3.15) dapat ditulis sebagai Atau (3.16) Dimana (3.17) Respons untuk gaya (komponen imajiner dari ) adalah komponen imajiner dari pers. (3.16) yaitu,
  • 5. (3.18) Atau (3.19) Dimana Adalah amplotudo dari gerak keadaan tetap (steady-state motion). Persamaan (3.18) dan (3.17) dapat ditulis dengan baik sekali dalam bentuk rasio tampa dimensi seperti (3.20) Dan Dimana rumus terlihat sebagai lendutan statis dari pegas diatas mana bekerja gaya rumus rasio redaman rumus dan rasio frekuensi rumus Respons total didapat dari penjumlahan solusi komplementer (respons transien) dari pers. (2.15) dan solusi partikuler (respons keadaaan tetap/steady-state) dari per. (3.20) adalah Pembaca harus memperhatikan bahwa kostanta integrasi A dan B harus di evaluasi dari kondisi awal dengan menggunakan respons total yang diberikan pers. (3.22) dan tidak dari hanya komponen transien dari respons yang diberikan pers. (2.15). Dengan mempelajari komponen transier dari respons, terlihat bahwa munculnya faktor exponensial rumus menyebabkan komponen ini hilang dan tertingggal hanya gerak keadaan tetap (steady state motion) yang diberikan oleh pers. (3.20).
  • 6. Ratio dari amplitude keadaan tetap (stady state amplitude) rumus dan lendutan statis rumus seperti yang didefinisikan sebelumnya, dikenal sebagai faktor pembesaran dinamis (dynamic magnification factor) bervariasi dengan ratio frekuensi r dan ratio redaman ξ. Plot parameteris (parametric plots) dari faktor pembesaran dinamis terlihat pada Gambar 3.3. sudut Fasa (phasa angel) θ juga bervariasi dengan besaran yang sama seperti Gambar 3.4. perlu diperhatikan pada Gambar 3.3. bahwa untuk sistem dengan redaman kecil, amplitudo puncak mencapai nilai ratio frekuensi yang sangat dekat dengan satu yaitu, faktor pembesaran dinamis yang besarnya mencapai nilai maxsimum pada kondisi resonansi (r = 1). Gambar Juga dapt dilihat dri pers. (3.23) bahwa pada saat resonansi, faktor pembesaran dinamis berbanding terbalik dengan rasio redaman, yaitu Meskipun faktor pembesaran dinamis yang dievaluasikan pada saat resonansi mendekati harga maksimumnya, tapi tidak merupakan respon maksimum untuk system terredam. Namun untuk besaran redaman, perbedaan antara haraga pendekatan dari pers. (3.24) dan harga maksimum sebenarnya, dapat diabaikan. Contoh 3.1. sebuah balok pada tengah bentangnya memikul sebuah mesin dengan berat W = 16.000 lb. balok ini terbuat dari dua profil standar S8 X 23 dengan bentang bersih L = 12 ft dan dengan momen inersia penampang total I = 2 X 64,2 = 128,4 in4. Motor berotasi pada 300 rpm (putaran per detik). Dengan ketidak seimbangan rotornya sebesar W’ =40 lb pada jari-jari e0 = 10 in. Berapa besar amplitude dari respons keadaan tetap (steady state response) jika redaman liat ( viscous damping) dianggap ekivalen dengan 10% redaman kritis?
  • 7. System dinamis ini dapat dimodelisasikan sebagai osilator terrendam. Distribusi massa balok diabaikan, dibandingkan dengan massa yang besar dari mesin,Gambar 3.5 dan Gambar 3.6, secara bersama merupakan diagram skematis dari sistem mesin balok dan model yang digunakan. Gaya pada tengah bentang balok, dilendutkan sebesar satu unit besaran (yaitu, koefisien kekakuan) yang bentuknya adalah, Frekuensi natural dari sistem (mengabaikan massa dari balok) adalah Frekuensi gaya Dan ratio frekuensi Sesuai dengan Gambar 3.6. ambil m sebagai massa total dari m’ massa yang berotasi tak seimbang dan, bila y adalah perpindahan vertical dari massa yang berotari (m - m’ ) dari posisi keseimbangan, perpindahan Y1 dari massa m’ seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.6. adalah Persamaan gerak didapat dari penjumlah gaya-gaya sepanjang arah vertikal dari diagram free body. Gambar 3.6 (b) dimana gaya-gaya inersia dari masa tak berotasi dan massa tak seimbang juga terlihat dengan jelas. Penjumlahan ini menjadi. Subtitusikan y1 dari pers. (a) memberikan Dan dengan penyesuaiyan kembali didapat
  • 8. Persamaan ini sama dengan bentuk persamaan gerak untuk osilator teredam yang dipengaruhi secara harmonis oleh gaya yang beramplitudo. Dengan mengsubtusikan angka-angka yang sesuai dengan contoh ini didapat Amplitude dari gerak keadaan tetap didapat dari pers. (3.20) yaitu. Contoh 3.2. Sebuah kerangka baja pada Gambar 3.7 memikil sebuah merin rotasi yang mengakibat gaya horizontal pada bidang balaok sebesar F(t) = 200 sin 5,3t, lb. dianggap redaman sebesar 5% redaman kritis. Tertentu, (a) Amplitude keadaan tetap dari getaran dan (b) Tegangan dinamis maxsimum pada kolom dengan anggapan balok sangat kaku. Struktur ini dapat di modeli sebagai osilator teredam untuk analisa dinamis, seperti pada Gambar 3.7(b). parameter-parameter pada model ini dihitung sebagai berikut. Kemudian amplitudo keadaan tetap dari pers. (3.20) adalah Dan gaya geser maxsimum pada kolom Momen lentur maximum pada kolom adalah
  • 9. Dan tegangan maximum Dimana I/c adalah modulus penampang. EVALUASI REDAMAN PADA SAAT RESONNSI (AVALUATION OF DAMPING AT RESONANCE) 3.1METODA “BAND WIDTH” ( HALF POWER) UNRUK EVALUASI REDAMAN (BANDWIDTH/HALFPOWER METHOD TO EVALUATE DAMPING) 3.2RESPON DARI GERAKAN PENYOKONG (RESPONSE TO SUPROT MOTION) 3.3PENYALURAN GAYA KE PONDASI (FORCE TRANSMITTED TO THE FOUNDDATION) Kita telah melihat pada Bab II bahwa lengkung pengungrangan (decay curve) dari getaran bebas memungkinkan evaluasi redaman dari system berdrajad-kebebasan-satu dengan menghitung pengurangan logaritmis (logarithmic decrement) seperti pada pers. (2.28). cara lain untuk menentukan redaman, didasarkan pada oservasi respons keadaan tetap harmonis (steady state harmonic response).
  • 10. Yang memerlukan pengaruh harmonis suatu sruktur dalam daerah getaran yang dekat dengan kondisi resonansi. Dengan menggunakan gaya harmonis rumus yang berharga dekat dengan frekuensi, lengkungan dari resonansi dari struktur dapat di-plot dan menghasilkan amplitudo perpindahan sebagai fungsi dari frekuensi yang digunakan. Bentuk spesifik dari lengkung respons struktur terrendam ini terlihat pada Gambar 3.8. Terlihat dari pers. (3.24) bahwa pada saat resonansi, ratio redaman diberikan oleh Dimana rumus adalah faktor pembesaran dinamis yang dievaluasi pada saat resonansi. Dalam praktek, ratio redaman ξ ditentukan dari evaluasi faktor pembesaran dinamis pada amplitudo maxsimum, yaitu. Dimana Dan rumus adalah amplitudo maxsimum. Kesalahan yang didapat dalam evaluasi ratio redaman ξ dengan menggunakan pendekatan pers. (3.26), tidak terlalu penting pada struktur biasa. Metoda menentukan ratio redaman ini hanya memerlukan alat yang sederhana untuk menggetarkan struktur mendekati frekuensi resonansi dan mengubah (transducer) untuk pengukuran amplitudo, namun dalam evaluasi perpindahan satatis akan timbul rumus masalah biasanya sulit untuk memberikan beban statis untuk struktur. Pengujian sutu lengkung respons pada Gambar 3.3. menunjukkan bahwa bentuk dari lengkung ini dikonrol oleh besarnya redaman yang terjadi dalam sistem; khususnya, “bandwidth” adalah perbedaan antara dua frekuensi sehubungan dengan respons amplitudo yang sama, yang dihubungkankan dengan redaman dalam suatu sistem. Sutu bentuk lengkung amplitudo dari sutu frekuensi didapat dari exsperimen untuk struktur teredam biasa, seperti pada Gambar 3.6. Dalam evaluasi adalah tepat bila mengukur bandwith pada rumus kali amplitudo resonansi yang diberikan pers. (3.24) yaitu,
  • 11. Yang diselesaikan dengan mengkuadrankan kedua sisi yang menghasilkan ratio frekuensi. Atau dengan menghasilkan rumus pada bagian akar Akhirnya ratio redaman diberikan hampir mendekati setengah perbedaan antara ratio frekuensi dari kedua “halfpower”, yaitu Atau Sabab Contoh 3.3. data espelimental untuk respons frekuensi dari sistem derajad-kebebasan-satu di- plot pada Gambar 3.9. amplitudo puncak adalah 0,1134 in, sebab itu amplitudo pada “halfpower” sama dengan Frekuensi pada amplitudo ini didapat dari Gambar 3.6. adalah. Ratio redaman dihitung dari pers. (3.27) adalah
  • 12. Banyak keadaan aktual dimana pondasi atau penyokong struktur bergerak bervariasi menurut waktu. Struktur dipengaruhi oleh gerakkan tanah akibat gempa bumi atau pengaruh lain seperti ledakan atau aksi dinamis dari mesin merupakan contoh dimana penyokong (support) harus ikut dipertimbangkan dalam analisa respons dinamis. Perhatikan Gambar 3.10, keadaan dimana penyokong dari sebuah model sederhana dipengaruhi gerak harmonis yang diberikankan oleh peryataan Dimana adalah rumus amplitudo maxsimum dan adlah rumus frekuensi dari gerak penyokong. Persamaan differensial dari gerak didapat dengan menyamakan jumlah gaya-gaya (termasuk gaya inersia) dengan 0 sehubungan dengan diagram free body pada Gambar 3.10(b). jumlah gaya-gaya pada arah horizontal memberikan Subtusikan pers. (3.28) kedalam pers. (3.29) dan sesuikan, didapat, Dua bagian harmonis dari frekuensi rumus disebelah kanan persamaan dapat dikombinasikan dan pers. (3.30) dapat ditulis sebagai Dimana Dan Terlihat bahwa pers.(3.31) adalah persamaan differensial untuk osilator yang dipengaruhi gaya harmonis rumus dan mempunyai bentuk yang sama dengan pers. (3.10). akibatnya, solusi
  • 13. keadaan tetap (steady state) dari pers. (3.31) daprat seperti per. (3.20) kecuali keduanya penambahan sudut β pada fungsi sinus, yaitu Atau subtitusi rumus dari pers. (3.23) Persamaan(3.35) adalah peryataan gambaran relative dari gerakan penyokong terhadap osilator. Ini adalah masalah penting dalam osilator getaran dimana peralatan harus dilindungi terhadap getaran keras dari struktur penyokong. Derajad dari isolator relative dikenal sebagai transmisibilitas (transmissibility) dan didefinisikan sebagai ratio amplitudo dari gerak isolator Y dan amplitude rumus dari gerak penyokong. Dari pers. (3.35), transmissibilitas (transmissibility) Tr diberikan oleh Rumus Gambar Suatu plot dari transmisibilitas sebagai fungsi dari ratio frekuensi dan ratio terendam, terlihat pada Gambar 3.11. Lengkungan pada gambar ini mirip dengan lengkungan pada Gambar 3.3. yang menyatakan respons frekuensi dari isolator terendam. Perbedaan utama adalah bahwa semua lengkungan pada Gambar 3.11 melewati suatu titik yang sama pada ratio frekuensi rumus. Dapat dilihat pada Gambar 3.11 bahwa redaman cenderung untuk mengurangi efektifitas isolator getaran untuk frekuensi yang lebih besar dari ratio, yaitu untuk r lebih besar dari rumus Persamaan (3.34) memberikan respons absolute dari isolator terendam pada gerak harmonis dari dasar (base). Alternatif lain adalah, menyelesaikan persamaan diferensial pers. (3.29) dalam besaran dari gerak relatif antara massa m dan penyokong (support), yang diberikan oleh Kemudian disubtitusikan kedalam pers. (3.29) memberikan
  • 14. Dimanan rumus dapatdapat diartikan sebagai gaya efektif yang bekerja pada massa osilator, dan perpindahannya dinyatakan oleh koordinat u. Dengan menggunakan pers. (3.28)untuk mendapatkan rumus dan disubtitusikan kedalam pers. (3.38) memberikan, Kemudian pers. (3.39) adalah sama bentuknya dengan pers. (3.10) dengan rumus selanjutnya, dari pers. (3.20)respon keadaan tetap (steady state) dalam besaran gerak relative, diberikan oleh Atau subtitusi Didapat Dimana diberikan dalam pers. (3.21)
  • 15. Contoh 3.4. Jika kerangka pada contoh 3.2 Gambar 3.7 dipengaruhi gerakan tanag sinusoidal rumus tentukan: (a)transmisibilitas dari gerak balok, (b) gaya geser maximum pada kolom penyokong, dan (c) tegangan maximum pada kolom parameter-parameter dari sistem ini Transmisibilitas dari pers. (3.36) adalah Perpindahan relative maxsimum U dari pers. (3.41) adalah Kemudian gaya geser maksimum U dari pers. (3.41) adalah Momen lentur maxsimum Dan tegangannya Dimana rumus adalah modulus penampang.
  • 16. Pada bagian sebelumnya telah kita bicarakan respons struktur terhadap gerakan harmonis pada pondasinya. Sedangkan pada bagian ini akan dibicarakan masalah yang serupa dari isolator getaran. Misalnya adalah mencari gaya yang disalurkan kepondasi. Tinjau isolator teredam dengan gaya harmonis rumus yang berkerja pada massanya seperti pada Gambar 3.2. persamaan diferensil dari gerak ini adalah Dengan solusi keadaan tetap (steady state) Dimana Dan Gaya tersalaur kepenyokong melalui pegas rumus dan elemen redaman rumus . Sekarang gaya total yang tersalur adalah Diferensial pers. (3.19) dan subtitusi kedalam pers. (3.34) memberikan Atau Di mana Dan
  • 17. Kemudian dari pers. (3.42) dan (3.45), gaya maximum rumus yang tersalur kepondasi adalah Transmisibilitas Tr didefinisikan sebagai ratio dari amplitudo gaya yang disalurkan kepondasi dan amplitudo gaya yang berkerja. Jadi dari pers. (3.48) Sangat menarik untuk dicatat bahwa baik transmisibilitas dari gerak pondasi kestruktur pers. (3.36) ataupun transmisibilitas dari gaya pada struktur ke pondasi pers. (3.49) memberikan fungsi yang sama. Jadi lengkungan transmisibilitas pada Gambar 3.11 menyatakan kedua bentuk transmisibilitas itu. Suatu peryataaan untuk fasa sudut total (total phase angel) φ pada pers. (3.45) dapat ditentukan dengan mengambil fungsi tangen dari kdua anggota pers. (3.47), jadi Kemudian subtitusi dan secara bersamaan dari pers. (3.21) dan (3.46), didapat