SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
PERHIASAN-PERHIASAN
MASA MAJAPAHIT

BETSY EDITH CHRISTIE
0906521713

UNIVERSITAS INDONESIA
2011
PERHIASAN-PERHIASAN
MASA MAJAPAHIT
Paper ini secara khusus menjelaskan mengenai temuan berupa perhiasan-perhiasan
masa Majapahit. Namun, sebelumnya akan dipaparkan mengenai Kerajaan Majapahit dan
Situs Trowulan. Kerajaan Majapahit berdiri pada awal abad XIV-XV. Pendirian kerajaan
tersebut sebenarnya telah direncanakan oleh Raden Wijaya yang ingin melanjutkan
kemegahan Singhasari yang akan runtuh ketika dipimpin oleh Krtanagara, mertua Raden
Wijaya. Sebagai langkah awal, Raden Wijaya dan kawan-kawannya membuka hutan yang di
dalam Pararaton disebut sebagai “alasing wong Trik...” (hutannya orang Trik) berdasarkan
anjuran Arya Wiraraja, penguasa Madura. Rencana Raden Wijaya untuk membangun
Kerajaan Majapahit tersebut didukung dengan kehadiran tentara Mongol (Cina) pada akhir
tahun 1293 yang ingin menghukum Raja Jawa yang dianggap menghina utusan Kaisar
Kubhlai Khan yaitu Krtanagara (Munandar, 2006: 27).
Namun, Krtanagara telah gugur ketika menahan serangan tentara Glangglang yang
dipimpin Jayakatwang. Dikatakan bahwa terdapat kemungkinan adanya ketidakpahaman
pada tentara Mongol, sehingga Raden Wijaya dan kawan-kawannya memberi arahan untuk
menyerang Raja Jawa pada masa itu yaitu Jayakatwang yang telah berkedudukan di Kadiri.
Hasil dari pertempuran tersebut adalah dapat dikalahkannya Kadiri dan penawanan atas
Jayakatwang. Selanjutnya, Raden Wijaya pun memukul mundur tentara Mongol untuk
kembali ke daerah asalnya (Munandar, 2006: 27).
Di dalam pemberitaan diketahui bahwa Raden Wijaya memerintah pada 1293-1309.
Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh sahabatnya
yang merupakan rekan seperjuangan di dalam mendirikan Kerajaan Majapahit. Pada awal dan
akhir pemerintahan, kerajaan Majapahit dipenuhi dengan masalah politik internal. Tahap
pembentukan

kemegahan

terjadi

pada

masa

pemerintahan

Jayanagara

dan

Tribuwonottunggadewijayawisnuwarddani. Sedangkan, puncak kejayaan kerajaan ada pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanagara (1350-1389)
(Munandar, 2006: 27-28)
Kerajaan Majapahit yang bercorak agama Hindu-Buddha dan merupakan kerajaan
terbesar pada masa Indonesia Kuna, mulai mengalami keruntuhan setelah peninggalan
Hayam Wuruk. Di mana pada masa itu terus terjadi peperangan yang dinamakan dengan
Paregrek (1401-1406). Kerajaan semakin runtuh karena para raja yang kemudian pun tidak
mampu untuk mengangkat kerajaan untuk kembali berjaya. Akhirnya, pada awal abad XVI,
Kerajaan Majapahit runtuh karena adanya masalah keluarga (Munandar, 2006: 28-29).
Di dalam pemberitaan mengenai Kerajaan Majapahit, terdapat pula berita Cina yang
ditulis oleh Ma-Huan mengenai keadaan masyarakat Majapahit pada abad XV. Dikatakan
bahwa penduduk Majapahit pada masa itu 200-300 keluarga. Penduduk tersebut dibagi
menjadi 3 golongan yaitu orang-orang Islam yang datang dari Barat dan memiliki mata
pencarian di ibukota, orang-orang Cina yang beragama Islam bekerja sebagai niagawan dan
bertempat tinggal di ibukota dan kota pelabuhan, dan penduduk pribumi yang masih
menyembah berhala (beragama Hindu-Buddha) dan suka memelihara anjing. Pada masa
tersebut kesenian yang populer adalah bentuk cerita Wayang Beber yang kisahnya dilukiskan
pada selembar kain panjang. Penduduk pun pada masa itu telah mengenal tulis menulis
menggunakan daun kajang sebagai kertas dan pisau tajam sebagai pena. Perdagangan pun
telah dikenal pada masa itu. Hal ini diketahui dengan adanya pengunaan uang kepeng untuk
membeli barang seperti barang-barang Cina yaitu porselin dan kain sutera
(Munandar, 2006: 29-31).
Pada masa Kerajaan Majapahit pun diketahui terdapat kitab hukum dan perundangundangan. Di dalam prasasti Bendasari dan Trowulan yang berangka tahun 1358 dan
dikeluarkan pada pemerintahan Rajasanagara terdapat kitab hukum yang dinamakan Kutara
Manawa. Kitab tersebut berisi hukum pidana dan perdata misalnya ketentuan denda, delapan
macam pembunuhan (astadusta), dan jual beli (adol-atuku) (Munandar, 2006: 32).
Berbicara mengenai Kerajaan Majapahit maka tidak akan lepas dengan Situs
Trowulan. Situs Trowulan dikatakan terletak diantara Canggu dan Japan. Canggu sendiri
merupakan sebuah desa di tepi Sungai Brantas, Mojokerto dan di sebelah selatannya terdapat
Trowulan. Sedangkan, Japan dahulu merupakan kabupaten dengan pusat kotanya adalah
Penarip, daerah Mojokerto. Namun, dengan adanya keputusan pemerintah Hindia Belanda
No. 14 tanggal 12 September 1838, pusatnya dipindahkan dan sekarang menjadi Mojokerto.
Trowulan sebenarnya merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto. Trowulan sendiri berasal dari kata Antahwulan tempat Pratista (arca perwujudan)
Jayanegara setelah wafat. Ibukota Majapahit dikatakan di Trowulan karena adanya
penyebutan Antahwulan di dalam kraton pada Kitab Nagarakrtagama
(Sumarno, dkk., 2007: 97).
Pada awal paper telah dikemukakan bahwa akan dibahas secara khusus mengenai
perhiasan-perhiasan masa Majapahit, maka selanjutnya akan dibahas mengenai temuan
berupa perhiasan-perhiasan tersebut. Seperti diketahui bahwa Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional telah melakukan penelitian sejak 1976 namun belum pernah menemukan perhiasan
dengan keadaan utuh. Temuan berupa perhiasan tersebut biasa ditemukan berupa fragmen
kawat atau benda lain dengan ukuran sangat kecil. Namun, diketahui pula bahwa di sekitar
Nglinguk banyak ditemukan kowi kecil (foto 1) yang digunakan untuk melelehkan emas
dengan diameter sekitar 5 cm. Perhiasan Majapahit sendiri terbagi menjadi 3 kelompok:
temuan dari Dusun Nglinguk, Trowulan, Dusun Bedok, Sooko, dan dari daerah lain di Jawa
Timur (Hardiati, 2006: 127).

Foto 1. Kowi
(Sumber: Hardiati, 2006: 126)

Temuan dari Dusun Nglinguk terdiri dari 9 buah yaitu 2 gelang, 2 rantai kalung (satu
diantaranya dengan liontin), dan masing-masing 1 buah cepuk bertutup, cepuk, tutup cepuk,
wadah, dan fragmen rantai. Pada temuan tersebut tidak ditemukan banyak pola hias. Namun
pada cepuk terdapat hiasan berupa kelopak bunga padma dan rangkaian bulatan
(Hardiati, 2006: 127-128).
Sedangkan temuan dari Dusun Bedok, Sooko yaitu cepuk perunggu besi berisi bendabenda emas: anting-anting, gelang lengan, fragmen liontin, dan hiasan hulu pedang. Hiasan
hulu pedang (foto 2) berukuran tinggi 6 cm dan berbentuk bulat, berlubang ditengah sebagai
tempat dimasukkannya hulu pedang. Pada bagian atas terdapat hiasan deretan segitiga seperti
antefix besar dan kecil. Pada antefix besar terdapat hiasan pola sulur sedangkan pada antefix
kecil terdapat hiasan berupa rumah panggung, candi, dan burung. Di bawah deretan antefix
terdapat relief yang menggambarkan rusa, sapi, dan kambing. Di bawah bagian relief terdapat
deretan antefix dengan ukuran lebih kecil. Selanjutnya, pada bagian dasar terdapat deretan 12
buah batu kemerahan yang masing-masing diberi bingkai dengan dua tonjolan
(Hardiati, 2006: 128).
Foto 2. Hiasan Hulu Pedang
(Sumber: Hardiati, 2006: 128)

Selain itu, terdapat pula temuan dari Jawa Timur (abad XII-XV) berupa anting-anting,
hiasan dada atau rambut, kalung, rantai selempang dada, dan jempang (penutup alat kelamin
anak perempuan). Pada anting-anting terdapat dua tipe bentuk yaitu bulatan dan memanjang.
Pada anting-anting dengan bentuk bulatan terdapat hiasan relief pola sulur dan deretan
bulatan. Terdapat pula, anting-anting dengan hiasan pola sulur yang memanjang dengan
lengkungan-lengkungan. Dikemukakan pula bahwa terdapat anting-anting yang berhiaskan
kepala raksasa. Berikut adalah anting dengan hiasan kepala raksasa dengan mulut terbuka
(foto 3) yang di dalamnya terdapat batu berwarna hijau (Hardiati, 2006: 128-129).

Foto 3. Anting-Anting
(Sumber: Hardiati, 2006: 128)

Selanjutnya, terdapat pula mengenai koleksi yang ada di Museum Nasional Jakarta
dengan nomor inventaris 6816 dan 6914. Koleksi dengan nomor inventaris 6816 (foto 4)
memiliki relief yang menggambarkan dewa Surya menaiki kuda dan dikelilingi lingkaran
yang mengeluarkan sinar dalam bentuk segitiga yang memiliki ujung runcing. Motif
lingkaran tersebut biasa disebut dengan “sinar majapahit”. Motif tersebut sering pula
ditemukan pada arca maupun relief candi abad XIV-XV. Di bawah relief dewa Surya tersebut
terdapat relief sangkha bersayap yang pada sisi kanan dan kirinya diapit oleh kepala naga
dengan mulut terbuka dan menunjukkan gigi. Pada sebagian tempat di atas maupun bawah
terdapat lekukan bekas batu permata yang telah hilang (Hardiati, 2006: 129-130).

Foto 4. Hiasan
(Sumber: Hardiati, 2006: 129)

Koleksi berikutnya adalah dengan nomor inventaris 6914 (foto 5). Koleksi ini
memiliki relief yang menggambarkan salah satu adegan di dalam cerita Ramayana. Pada
relief tersebut terdapat dua ekor kera yang berjalan di atas air dengan membawa batu karang
di atas kepala (Hardiati, 2006: 130).

Foto 5. Hiasan
(Sumber: Hardiati, 2006: 130)

Di sebelah barat Trowulan yaitu Mojoagung ditemukan pula dua buah kalung dengan
bentuk kawat atau tali polos. Kalung tersebut berbentuk bulat penuh dan pipih. Kalung ini
tidak memiliki hiasan atau polos. Selain itu, terdapat pula kalung berbentuk pilinan kawat
atau disebut dengan kalung untiran (foto 6). Untiran sendiri berasal dari kata untir yang di
dalam bahasa Jawa berarti pilin. Kalung ini memiliki rongga. Pada bagian tengah, terdapat
pasak yang dapat dibuka sehingga kedua bagiannya dapat terpisah (Hardiati, 2006: 131).
Foto 6. Kalung Untiran
(Sumber: Hardiati, 2006: 131)

Selain itu, terdapat pula temuan di Besuki berupa sebuah bandul yang terbuat dari
lembaran emas yang berbentuk seperti daun (foto 7). Pada bagian atas bandul terdapat hiasan
berupa pola sulur dengan batu-batu permata yang sekarang hanya bersisa satu saja berupa
batu berwarna hijau. Gantungan berbentuk seperti daun bulat menjadi hiasan pada bandul
yang dikaitkan ke bandul dengan menggunakan kawat emas (Hardiati, 2006: 131-132).

Foto 7. Bandul Kalung
(Sumber: Hardiati, 2006: 131)

Di Tulungagung dijumpai pula temuan yang dibentuk dari rangkaian kawat emas
berbentuk angka delapan yang dipipihkan (foto 8). Pada bagian ujung terdapat jumbai
berbentuk kuncup teratai sedangkan pada pangkal terdapat kait berbentuk huruf S yang dapat
dimasukkan ke mata kait yang berbentuk belah ketupat (Hardiati, 2006: 132)
Foto 8. Rantai Emas
(Sumber: Hardiati, 2006: 132)

Terdapat pula hiasan lain yaitu jempang. Jempang adalah seperti bandul lebar
berbentuk hati yang digunakan untuk menutupi alat kelamin anak perempuan. Di sisi lain,
para wanita yang melakukan pertapaan juga menggunakan jempang sebagai lambang
kesucian. Pada umumnya, dikatakan bahwa jempang berhiaskan relief cerita misalnya Sri
Tanjung (foto 9) dan Arjunawiwaha (foto 10) (Hardiati, 2006: 132-133).

Foto 9. Jempang yang ada di Madiun, Jawa timur
(Sumber: Hardiati, 2006: 132)

Foto 10. Jempang yang ada di Jepara
(Sumber: Hardiati, 2006: 133)
Selain itu, terdapat pula jempang dari Bondowoso. Jempang tersebut memiliki relief
yang menggambarkan seorang wanita yang duduk dan seorang anak yang berbaring
dipangkuannya. Pada bagian atas, terdapat kait yang dibentuk dari rangkaian bunga
berkelopak empat (foto 11) (Hardiati, 2006: 133). Dari ketiga contoh diatas maka dapat
diketahui bahwa terdapat persamaan pada jempang yaitu terdapat pola hias berupa sulur yang
mengelilingi tokoh cerita. Akan tetapi, sulur tersebut distilir sehingga bentuknya agak lebar
(Hardiati, 2006: 133-134).

Foto 11. Jempang yang ada di Bondowoso
(Sumber: Hardiati, 2006: 133)

Di dalam berbicara mengenai perhiasan-perhiasan masa Majapahit penting pula untuk
dibahas mengenai teknik pembuatan. Pada umumnya teknik yang digunakan dalam
pembuatan emas adalah cor yaitu penuangan logam cair dan penempaan yaitu menempa
lembaran tipis dengan palu atau kayu. Di dalam proses penempaan pun terdapat variasi yang
dikenal dengan istilah repousse. Teknik tersebut dilakukan dengan menempelkan lembaran
emas pada batu atau logam lain yang sudah bermotif lalu dipukul-pukul sehingga berbentuk
relief cembung pada lembaran tersebut. Untuk memperkuat proses tersebut digunakan pula
perunggu. Sedangkan diantara emas dan perunggu diisi dengan tanah liat halus yang tidak
dibakar. Pada tahap akhir pembuatan terdapat proses penyempurnaan. Salah satu proses
penyempurnaan adalah dengan cara poles (Hardiati, 2006: 134-135). Demikianlah pemaparan
mengenai perhiasan-perhiasan Majapahit, menurut hemat saya dengan adanya temuantemuan lepas tersebut dan mengacu kepada pendapat Handriati maka dapat diketahui bahwa
perhiasan-perhiasan tersebut merupakan perhiasan badan.
DAFTAR PUSTAKA

Hardiati, Endang Sri. “Perhiasan” dalam Majapahit: Trowulan.
Jakarta: Indonesian Heritage Society, 2006. 124-135.
Munandar, Agus Aris. “Kerajaan Majapahit” dalam Majapahit: Trowulan.
Jakarta: Indonesian Heritage Society, 2006. 26-33.
Sumarno, Aris, dkk. Mutiara-Mutiara Majapahit. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata, 2007. 97.

Contenu connexe

Tendances

Budaya Mantu Banyumasan
Budaya Mantu BanyumasanBudaya Mantu Banyumasan
Budaya Mantu BanyumasanLia Letifah
 
Sejarah hubungan dengan india
Sejarah hubungan dengan indiaSejarah hubungan dengan india
Sejarah hubungan dengan indiaSMAN 1 LAMONGAN
 
Sejarah singkat eradaban cina kuno
Sejarah singkat eradaban cina kunoSejarah singkat eradaban cina kuno
Sejarah singkat eradaban cina kunoCahya Panduputra
 
National movement in india
National movement in indiaNational movement in india
National movement in indiaVinod Kumar
 
Tugas sejarah- Sunan Gunung Jati
Tugas sejarah- Sunan Gunung JatiTugas sejarah- Sunan Gunung Jati
Tugas sejarah- Sunan Gunung JatiSafira Safitri
 
Kerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau HolingKerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau HolingMohamad Nur Faizi
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitVionitaVf
 
Pemanfaatan potensi keayaan alam wilayah indonesia
Pemanfaatan potensi keayaan alam wilayah indonesiaPemanfaatan potensi keayaan alam wilayah indonesia
Pemanfaatan potensi keayaan alam wilayah indonesiaJNE
 

Tendances (20)

Kerajaan tarumanegara
Kerajaan tarumanegaraKerajaan tarumanegara
Kerajaan tarumanegara
 
Budaya Mantu Banyumasan
Budaya Mantu BanyumasanBudaya Mantu Banyumasan
Budaya Mantu Banyumasan
 
Zaman megalitikum
Zaman megalitikumZaman megalitikum
Zaman megalitikum
 
rummendei pdf.pdf
rummendei pdf.pdfrummendei pdf.pdf
rummendei pdf.pdf
 
Teori Brahmana
Teori BrahmanaTeori Brahmana
Teori Brahmana
 
Kerajaan Kutai.ppt
Kerajaan Kutai.pptKerajaan Kutai.ppt
Kerajaan Kutai.ppt
 
Sejarah hubungan dengan india
Sejarah hubungan dengan indiaSejarah hubungan dengan india
Sejarah hubungan dengan india
 
Kerajaan kalingga
Kerajaan kalinggaKerajaan kalingga
Kerajaan kalingga
 
Sejarah singkat eradaban cina kuno
Sejarah singkat eradaban cina kunoSejarah singkat eradaban cina kuno
Sejarah singkat eradaban cina kuno
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
Makalah ham marsinah
Makalah ham  marsinahMakalah ham  marsinah
Makalah ham marsinah
 
National movement in india
National movement in indiaNational movement in india
National movement in india
 
Tugas sejarah- Sunan Gunung Jati
Tugas sejarah- Sunan Gunung JatiTugas sejarah- Sunan Gunung Jati
Tugas sejarah- Sunan Gunung Jati
 
Kesultanan cirebon
Kesultanan cirebonKesultanan cirebon
Kesultanan cirebon
 
Sejarah Kerajaan Kutai
Sejarah Kerajaan KutaiSejarah Kerajaan Kutai
Sejarah Kerajaan Kutai
 
Kerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau HolingKerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau Holing
 
Second carnatic war
Second carnatic warSecond carnatic war
Second carnatic war
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit
 
Kerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islamKerajaan mataram islam
Kerajaan mataram islam
 
Pemanfaatan potensi keayaan alam wilayah indonesia
Pemanfaatan potensi keayaan alam wilayah indonesiaPemanfaatan potensi keayaan alam wilayah indonesia
Pemanfaatan potensi keayaan alam wilayah indonesia
 

Similaire à Perhiasan Majapahit

PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM HINDU BUDHA DI INDONESIA
PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM HINDU BUDHA DI INDONESIAPENINGGALAN KERAJAAN ISLAM HINDU BUDHA DI INDONESIA
PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM HINDU BUDHA DI INDONESIAMamiKholiah
 
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesiaAnima Anima
 
Kerajaan Kediri
Kerajaan KediriKerajaan Kediri
Kerajaan KediriRus Mala
 
Kerajaan Singasari
Kerajaan SingasariKerajaan Singasari
Kerajaan Singasariilmal
 
Mataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kuno
Mataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kunoMataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kuno
Mataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kunoMcinvie
 
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)Muhamad Tsani Farhan
 
kerajaan singasari.pptx
kerajaan singasari.pptxkerajaan singasari.pptx
kerajaan singasari.pptxBagusEbi
 
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdfsejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdfabangSifakbocil01
 
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptxTUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptxXtizie1123
 
Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha
Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-BudhaPeninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha
Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-BudhaEuodia Prastika
 
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesiaPerkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesiaayu larissa
 
TATANAN POLITIK DAN BIROKRASI KERAJAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA Kehidupan ...
TATANAN POLITIK DAN BIROKRASI KERAJAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA Kehidupan ...TATANAN POLITIK DAN BIROKRASI KERAJAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA Kehidupan ...
TATANAN POLITIK DAN BIROKRASI KERAJAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA Kehidupan ...Sintia Rahmawati
 
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan MajapahitKerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan MajapahitGrace N. Roselina
 
Masuknya hindu budha ke indonesia
Masuknya hindu budha ke indonesiaMasuknya hindu budha ke indonesia
Masuknya hindu budha ke indonesiaSci-Five
 

Similaire à Perhiasan Majapahit (20)

PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM HINDU BUDHA DI INDONESIA
PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM HINDU BUDHA DI INDONESIAPENINGGALAN KERAJAAN ISLAM HINDU BUDHA DI INDONESIA
PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM HINDU BUDHA DI INDONESIA
 
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
 
Kerajaan Kediri
Kerajaan KediriKerajaan Kediri
Kerajaan Kediri
 
Kerajaan Singasari
Kerajaan SingasariKerajaan Singasari
Kerajaan Singasari
 
Mataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kuno
Mataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kunoMataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kuno
Mataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kuno
 
Kerajaan majapahit
Kerajaan majapahitKerajaan majapahit
Kerajaan majapahit
 
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
 
kerajaan singasari.pptx
kerajaan singasari.pptxkerajaan singasari.pptx
kerajaan singasari.pptx
 
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdfsejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
 
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptxTUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
TUGAS KELOMPOK SEJARAH _X-TKRO 2.pptx
 
Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha
Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-BudhaPeninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha
Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Budha
 
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesiaPerkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia
 
TATANAN POLITIK DAN BIROKRASI KERAJAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA Kehidupan ...
TATANAN POLITIK DAN BIROKRASI KERAJAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA Kehidupan ...TATANAN POLITIK DAN BIROKRASI KERAJAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA Kehidupan ...
TATANAN POLITIK DAN BIROKRASI KERAJAAN HINDU – BUDDHA DI INDONESIA Kehidupan ...
 
Keajaan singosari
Keajaan singosariKeajaan singosari
Keajaan singosari
 
Sejarahju2
Sejarahju2Sejarahju2
Sejarahju2
 
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan MajapahitKerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan Majapahit
 
Mataram
MataramMataram
Mataram
 
Kerajaan singasari
Kerajaan singasariKerajaan singasari
Kerajaan singasari
 
Masuknya hindu budha ke indonesia
Masuknya hindu budha ke indonesiaMasuknya hindu budha ke indonesia
Masuknya hindu budha ke indonesia
 
Periodisasi kasusastraan Bali
Periodisasi kasusastraan BaliPeriodisasi kasusastraan Bali
Periodisasi kasusastraan Bali
 

Plus de Betsy Edith Christie

Pemukiman etnis cina di medan pada awal abad ke 19 sampai awal abad ke-20 bet...
Pemukiman etnis cina di medan pada awal abad ke 19 sampai awal abad ke-20 bet...Pemukiman etnis cina di medan pada awal abad ke 19 sampai awal abad ke-20 bet...
Pemukiman etnis cina di medan pada awal abad ke 19 sampai awal abad ke-20 bet...Betsy Edith Christie
 
Pengantar Manajemen Sumber Daya Budaya
Pengantar Manajemen Sumber Daya BudayaPengantar Manajemen Sumber Daya Budaya
Pengantar Manajemen Sumber Daya BudayaBetsy Edith Christie
 
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa PrasejarahTeknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa PrasejarahBetsy Edith Christie
 
Sistem Religi pada Masa Perundagian
Sistem Religi pada Masa PerundagianSistem Religi pada Masa Perundagian
Sistem Religi pada Masa PerundagianBetsy Edith Christie
 
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)Betsy Edith Christie
 

Plus de Betsy Edith Christie (11)

Pemukiman etnis cina di medan pada awal abad ke 19 sampai awal abad ke-20 bet...
Pemukiman etnis cina di medan pada awal abad ke 19 sampai awal abad ke-20 bet...Pemukiman etnis cina di medan pada awal abad ke 19 sampai awal abad ke-20 bet...
Pemukiman etnis cina di medan pada awal abad ke 19 sampai awal abad ke-20 bet...
 
Metode Arkeologi II
Metode Arkeologi IIMetode Arkeologi II
Metode Arkeologi II
 
Metode Arkeologi II
Metode Arkeologi IIMetode Arkeologi II
Metode Arkeologi II
 
Cultural resource management
Cultural resource managementCultural resource management
Cultural resource management
 
Pengantar Manajemen Sumber Daya Budaya
Pengantar Manajemen Sumber Daya BudayaPengantar Manajemen Sumber Daya Budaya
Pengantar Manajemen Sumber Daya Budaya
 
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa PrasejarahTeknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
 
Sistem Religi pada Masa Perundagian
Sistem Religi pada Masa PerundagianSistem Religi pada Masa Perundagian
Sistem Religi pada Masa Perundagian
 
Resume kebudayaan baduy
Resume kebudayaan baduyResume kebudayaan baduy
Resume kebudayaan baduy
 
Kepemimpinan kristen (ltm3)
Kepemimpinan kristen (ltm3)Kepemimpinan kristen (ltm3)
Kepemimpinan kristen (ltm3)
 
Berpacaran yang benar (ltm 2)
Berpacaran yang benar (ltm 2)Berpacaran yang benar (ltm 2)
Berpacaran yang benar (ltm 2)
 
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
Potensi besar dalam diri manusia (ltm4)
 

Dernier

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Dernier (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Perhiasan Majapahit

  • 1. PERHIASAN-PERHIASAN MASA MAJAPAHIT BETSY EDITH CHRISTIE 0906521713 UNIVERSITAS INDONESIA 2011
  • 2. PERHIASAN-PERHIASAN MASA MAJAPAHIT Paper ini secara khusus menjelaskan mengenai temuan berupa perhiasan-perhiasan masa Majapahit. Namun, sebelumnya akan dipaparkan mengenai Kerajaan Majapahit dan Situs Trowulan. Kerajaan Majapahit berdiri pada awal abad XIV-XV. Pendirian kerajaan tersebut sebenarnya telah direncanakan oleh Raden Wijaya yang ingin melanjutkan kemegahan Singhasari yang akan runtuh ketika dipimpin oleh Krtanagara, mertua Raden Wijaya. Sebagai langkah awal, Raden Wijaya dan kawan-kawannya membuka hutan yang di dalam Pararaton disebut sebagai “alasing wong Trik...” (hutannya orang Trik) berdasarkan anjuran Arya Wiraraja, penguasa Madura. Rencana Raden Wijaya untuk membangun Kerajaan Majapahit tersebut didukung dengan kehadiran tentara Mongol (Cina) pada akhir tahun 1293 yang ingin menghukum Raja Jawa yang dianggap menghina utusan Kaisar Kubhlai Khan yaitu Krtanagara (Munandar, 2006: 27). Namun, Krtanagara telah gugur ketika menahan serangan tentara Glangglang yang dipimpin Jayakatwang. Dikatakan bahwa terdapat kemungkinan adanya ketidakpahaman pada tentara Mongol, sehingga Raden Wijaya dan kawan-kawannya memberi arahan untuk menyerang Raja Jawa pada masa itu yaitu Jayakatwang yang telah berkedudukan di Kadiri. Hasil dari pertempuran tersebut adalah dapat dikalahkannya Kadiri dan penawanan atas Jayakatwang. Selanjutnya, Raden Wijaya pun memukul mundur tentara Mongol untuk kembali ke daerah asalnya (Munandar, 2006: 27). Di dalam pemberitaan diketahui bahwa Raden Wijaya memerintah pada 1293-1309. Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh sahabatnya yang merupakan rekan seperjuangan di dalam mendirikan Kerajaan Majapahit. Pada awal dan akhir pemerintahan, kerajaan Majapahit dipenuhi dengan masalah politik internal. Tahap pembentukan kemegahan terjadi pada masa pemerintahan Jayanagara dan Tribuwonottunggadewijayawisnuwarddani. Sedangkan, puncak kejayaan kerajaan ada pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanagara (1350-1389) (Munandar, 2006: 27-28) Kerajaan Majapahit yang bercorak agama Hindu-Buddha dan merupakan kerajaan terbesar pada masa Indonesia Kuna, mulai mengalami keruntuhan setelah peninggalan Hayam Wuruk. Di mana pada masa itu terus terjadi peperangan yang dinamakan dengan Paregrek (1401-1406). Kerajaan semakin runtuh karena para raja yang kemudian pun tidak
  • 3. mampu untuk mengangkat kerajaan untuk kembali berjaya. Akhirnya, pada awal abad XVI, Kerajaan Majapahit runtuh karena adanya masalah keluarga (Munandar, 2006: 28-29). Di dalam pemberitaan mengenai Kerajaan Majapahit, terdapat pula berita Cina yang ditulis oleh Ma-Huan mengenai keadaan masyarakat Majapahit pada abad XV. Dikatakan bahwa penduduk Majapahit pada masa itu 200-300 keluarga. Penduduk tersebut dibagi menjadi 3 golongan yaitu orang-orang Islam yang datang dari Barat dan memiliki mata pencarian di ibukota, orang-orang Cina yang beragama Islam bekerja sebagai niagawan dan bertempat tinggal di ibukota dan kota pelabuhan, dan penduduk pribumi yang masih menyembah berhala (beragama Hindu-Buddha) dan suka memelihara anjing. Pada masa tersebut kesenian yang populer adalah bentuk cerita Wayang Beber yang kisahnya dilukiskan pada selembar kain panjang. Penduduk pun pada masa itu telah mengenal tulis menulis menggunakan daun kajang sebagai kertas dan pisau tajam sebagai pena. Perdagangan pun telah dikenal pada masa itu. Hal ini diketahui dengan adanya pengunaan uang kepeng untuk membeli barang seperti barang-barang Cina yaitu porselin dan kain sutera (Munandar, 2006: 29-31). Pada masa Kerajaan Majapahit pun diketahui terdapat kitab hukum dan perundangundangan. Di dalam prasasti Bendasari dan Trowulan yang berangka tahun 1358 dan dikeluarkan pada pemerintahan Rajasanagara terdapat kitab hukum yang dinamakan Kutara Manawa. Kitab tersebut berisi hukum pidana dan perdata misalnya ketentuan denda, delapan macam pembunuhan (astadusta), dan jual beli (adol-atuku) (Munandar, 2006: 32). Berbicara mengenai Kerajaan Majapahit maka tidak akan lepas dengan Situs Trowulan. Situs Trowulan dikatakan terletak diantara Canggu dan Japan. Canggu sendiri merupakan sebuah desa di tepi Sungai Brantas, Mojokerto dan di sebelah selatannya terdapat Trowulan. Sedangkan, Japan dahulu merupakan kabupaten dengan pusat kotanya adalah Penarip, daerah Mojokerto. Namun, dengan adanya keputusan pemerintah Hindia Belanda No. 14 tanggal 12 September 1838, pusatnya dipindahkan dan sekarang menjadi Mojokerto. Trowulan sebenarnya merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Trowulan sendiri berasal dari kata Antahwulan tempat Pratista (arca perwujudan) Jayanegara setelah wafat. Ibukota Majapahit dikatakan di Trowulan karena adanya penyebutan Antahwulan di dalam kraton pada Kitab Nagarakrtagama (Sumarno, dkk., 2007: 97). Pada awal paper telah dikemukakan bahwa akan dibahas secara khusus mengenai perhiasan-perhiasan masa Majapahit, maka selanjutnya akan dibahas mengenai temuan berupa perhiasan-perhiasan tersebut. Seperti diketahui bahwa Pusat Penelitian Arkeologi
  • 4. Nasional telah melakukan penelitian sejak 1976 namun belum pernah menemukan perhiasan dengan keadaan utuh. Temuan berupa perhiasan tersebut biasa ditemukan berupa fragmen kawat atau benda lain dengan ukuran sangat kecil. Namun, diketahui pula bahwa di sekitar Nglinguk banyak ditemukan kowi kecil (foto 1) yang digunakan untuk melelehkan emas dengan diameter sekitar 5 cm. Perhiasan Majapahit sendiri terbagi menjadi 3 kelompok: temuan dari Dusun Nglinguk, Trowulan, Dusun Bedok, Sooko, dan dari daerah lain di Jawa Timur (Hardiati, 2006: 127). Foto 1. Kowi (Sumber: Hardiati, 2006: 126) Temuan dari Dusun Nglinguk terdiri dari 9 buah yaitu 2 gelang, 2 rantai kalung (satu diantaranya dengan liontin), dan masing-masing 1 buah cepuk bertutup, cepuk, tutup cepuk, wadah, dan fragmen rantai. Pada temuan tersebut tidak ditemukan banyak pola hias. Namun pada cepuk terdapat hiasan berupa kelopak bunga padma dan rangkaian bulatan (Hardiati, 2006: 127-128). Sedangkan temuan dari Dusun Bedok, Sooko yaitu cepuk perunggu besi berisi bendabenda emas: anting-anting, gelang lengan, fragmen liontin, dan hiasan hulu pedang. Hiasan hulu pedang (foto 2) berukuran tinggi 6 cm dan berbentuk bulat, berlubang ditengah sebagai tempat dimasukkannya hulu pedang. Pada bagian atas terdapat hiasan deretan segitiga seperti antefix besar dan kecil. Pada antefix besar terdapat hiasan pola sulur sedangkan pada antefix kecil terdapat hiasan berupa rumah panggung, candi, dan burung. Di bawah deretan antefix terdapat relief yang menggambarkan rusa, sapi, dan kambing. Di bawah bagian relief terdapat deretan antefix dengan ukuran lebih kecil. Selanjutnya, pada bagian dasar terdapat deretan 12 buah batu kemerahan yang masing-masing diberi bingkai dengan dua tonjolan (Hardiati, 2006: 128).
  • 5. Foto 2. Hiasan Hulu Pedang (Sumber: Hardiati, 2006: 128) Selain itu, terdapat pula temuan dari Jawa Timur (abad XII-XV) berupa anting-anting, hiasan dada atau rambut, kalung, rantai selempang dada, dan jempang (penutup alat kelamin anak perempuan). Pada anting-anting terdapat dua tipe bentuk yaitu bulatan dan memanjang. Pada anting-anting dengan bentuk bulatan terdapat hiasan relief pola sulur dan deretan bulatan. Terdapat pula, anting-anting dengan hiasan pola sulur yang memanjang dengan lengkungan-lengkungan. Dikemukakan pula bahwa terdapat anting-anting yang berhiaskan kepala raksasa. Berikut adalah anting dengan hiasan kepala raksasa dengan mulut terbuka (foto 3) yang di dalamnya terdapat batu berwarna hijau (Hardiati, 2006: 128-129). Foto 3. Anting-Anting (Sumber: Hardiati, 2006: 128) Selanjutnya, terdapat pula mengenai koleksi yang ada di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris 6816 dan 6914. Koleksi dengan nomor inventaris 6816 (foto 4) memiliki relief yang menggambarkan dewa Surya menaiki kuda dan dikelilingi lingkaran yang mengeluarkan sinar dalam bentuk segitiga yang memiliki ujung runcing. Motif lingkaran tersebut biasa disebut dengan “sinar majapahit”. Motif tersebut sering pula ditemukan pada arca maupun relief candi abad XIV-XV. Di bawah relief dewa Surya tersebut terdapat relief sangkha bersayap yang pada sisi kanan dan kirinya diapit oleh kepala naga
  • 6. dengan mulut terbuka dan menunjukkan gigi. Pada sebagian tempat di atas maupun bawah terdapat lekukan bekas batu permata yang telah hilang (Hardiati, 2006: 129-130). Foto 4. Hiasan (Sumber: Hardiati, 2006: 129) Koleksi berikutnya adalah dengan nomor inventaris 6914 (foto 5). Koleksi ini memiliki relief yang menggambarkan salah satu adegan di dalam cerita Ramayana. Pada relief tersebut terdapat dua ekor kera yang berjalan di atas air dengan membawa batu karang di atas kepala (Hardiati, 2006: 130). Foto 5. Hiasan (Sumber: Hardiati, 2006: 130) Di sebelah barat Trowulan yaitu Mojoagung ditemukan pula dua buah kalung dengan bentuk kawat atau tali polos. Kalung tersebut berbentuk bulat penuh dan pipih. Kalung ini tidak memiliki hiasan atau polos. Selain itu, terdapat pula kalung berbentuk pilinan kawat atau disebut dengan kalung untiran (foto 6). Untiran sendiri berasal dari kata untir yang di dalam bahasa Jawa berarti pilin. Kalung ini memiliki rongga. Pada bagian tengah, terdapat pasak yang dapat dibuka sehingga kedua bagiannya dapat terpisah (Hardiati, 2006: 131).
  • 7. Foto 6. Kalung Untiran (Sumber: Hardiati, 2006: 131) Selain itu, terdapat pula temuan di Besuki berupa sebuah bandul yang terbuat dari lembaran emas yang berbentuk seperti daun (foto 7). Pada bagian atas bandul terdapat hiasan berupa pola sulur dengan batu-batu permata yang sekarang hanya bersisa satu saja berupa batu berwarna hijau. Gantungan berbentuk seperti daun bulat menjadi hiasan pada bandul yang dikaitkan ke bandul dengan menggunakan kawat emas (Hardiati, 2006: 131-132). Foto 7. Bandul Kalung (Sumber: Hardiati, 2006: 131) Di Tulungagung dijumpai pula temuan yang dibentuk dari rangkaian kawat emas berbentuk angka delapan yang dipipihkan (foto 8). Pada bagian ujung terdapat jumbai berbentuk kuncup teratai sedangkan pada pangkal terdapat kait berbentuk huruf S yang dapat dimasukkan ke mata kait yang berbentuk belah ketupat (Hardiati, 2006: 132)
  • 8. Foto 8. Rantai Emas (Sumber: Hardiati, 2006: 132) Terdapat pula hiasan lain yaitu jempang. Jempang adalah seperti bandul lebar berbentuk hati yang digunakan untuk menutupi alat kelamin anak perempuan. Di sisi lain, para wanita yang melakukan pertapaan juga menggunakan jempang sebagai lambang kesucian. Pada umumnya, dikatakan bahwa jempang berhiaskan relief cerita misalnya Sri Tanjung (foto 9) dan Arjunawiwaha (foto 10) (Hardiati, 2006: 132-133). Foto 9. Jempang yang ada di Madiun, Jawa timur (Sumber: Hardiati, 2006: 132) Foto 10. Jempang yang ada di Jepara (Sumber: Hardiati, 2006: 133)
  • 9. Selain itu, terdapat pula jempang dari Bondowoso. Jempang tersebut memiliki relief yang menggambarkan seorang wanita yang duduk dan seorang anak yang berbaring dipangkuannya. Pada bagian atas, terdapat kait yang dibentuk dari rangkaian bunga berkelopak empat (foto 11) (Hardiati, 2006: 133). Dari ketiga contoh diatas maka dapat diketahui bahwa terdapat persamaan pada jempang yaitu terdapat pola hias berupa sulur yang mengelilingi tokoh cerita. Akan tetapi, sulur tersebut distilir sehingga bentuknya agak lebar (Hardiati, 2006: 133-134). Foto 11. Jempang yang ada di Bondowoso (Sumber: Hardiati, 2006: 133) Di dalam berbicara mengenai perhiasan-perhiasan masa Majapahit penting pula untuk dibahas mengenai teknik pembuatan. Pada umumnya teknik yang digunakan dalam pembuatan emas adalah cor yaitu penuangan logam cair dan penempaan yaitu menempa lembaran tipis dengan palu atau kayu. Di dalam proses penempaan pun terdapat variasi yang dikenal dengan istilah repousse. Teknik tersebut dilakukan dengan menempelkan lembaran emas pada batu atau logam lain yang sudah bermotif lalu dipukul-pukul sehingga berbentuk relief cembung pada lembaran tersebut. Untuk memperkuat proses tersebut digunakan pula perunggu. Sedangkan diantara emas dan perunggu diisi dengan tanah liat halus yang tidak dibakar. Pada tahap akhir pembuatan terdapat proses penyempurnaan. Salah satu proses penyempurnaan adalah dengan cara poles (Hardiati, 2006: 134-135). Demikianlah pemaparan mengenai perhiasan-perhiasan Majapahit, menurut hemat saya dengan adanya temuantemuan lepas tersebut dan mengacu kepada pendapat Handriati maka dapat diketahui bahwa perhiasan-perhiasan tersebut merupakan perhiasan badan.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Hardiati, Endang Sri. “Perhiasan” dalam Majapahit: Trowulan. Jakarta: Indonesian Heritage Society, 2006. 124-135. Munandar, Agus Aris. “Kerajaan Majapahit” dalam Majapahit: Trowulan. Jakarta: Indonesian Heritage Society, 2006. 26-33. Sumarno, Aris, dkk. Mutiara-Mutiara Majapahit. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2007. 97.