Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Skrip
1. ANALISISPENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT
MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPA)
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi)
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
Bima Sakti
NIM. C2A606099
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
2. 1.
Judul : ANALISIS PENGARUH MAOTIVASI TERHADAP MINAT
MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI
AKUNTANSI (PPAk) (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas
diponegoro)
2.
Latar Belakang
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha, terutama
pada era globalisasi yang tidak mungkin di hindarkan lagi, dan terlebih setelah di
sepakatinya pemberlakuan perdagangan bebas di kawasan Asia-Pasifik dalam
kerangka kerja sama Asia Pasifik Economic Cooperation (APEC) serta di tingkat
Asia yaitu Asean Free Trade Area (AFTA) yang akan semakin mengundang
masuknya para pekerja profesional asing untuk di Indonesia. Untuk menjawab
tantangan ini, di tuntut adanya peningkatan kualitas dan profesionalisme individu
agar dapat berkembang atau setidaknya mampu bertahan dalam situasi yang
kompetitif ini. Namun, sangat di sayangkan lulusan yang selama ini di harapkan
dapat menjawab tantangna tersebut di nilai masih belum memiliki kemampuan
yang cukup memadai, terutama dalam bersaing dalam profesional asing. Dilema
yang di hadapi oleh dunia usaha ini tentunya akan berujung pada pendidikan,
yaitu bagaimana dunia pendidikan bisa memenuhi keinginan masyarakat
pengguna jasa akuntan, baik dari segi pengadaan sarana, prasara, serta pelayanan
maupun cara untuk meningkatakan kualitas lulusannya.
Pendidikan akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu ekonomi yang di
ajarkan pada perguruan tinngi akhir-akhir ini sering kali mendapat sorotan dari
berbagai pihak. Praktisi akuntan di Indonesia khususnya
banyak yang
berpendapat bahwa lulusan akuntansi di awal memasuki dunia kerja di nilai belum
memiliki keahlian yang cukup memadai untuk duduk dalam posisi puncak
manajemen. Kurikulum yang berlaku selama ini juga di nilai belum
mencerminkan karakteristik pendidikan perguruan tinggi yang berkompeten
dalam membentuk sarjana yang handal. Keraguan atas keandalan pendidikan
akuntansi dalam menghasilakan tenaga akuntan yang profesional semula di
sebabkan oleh adanya tindakan diskriminatif dalam pemberian gelar akuntan oleh
3. perguruan tinggi tertentu. Hal ini berdasarkan atas UU No.34 tahun 1945 yang
menyatakan bahwa gelar akuntan di berikan kepada lulusan perguruan tinggi
negeri yang di tunjuk pemerintah dan atau perguruan negeri dan swasta yang
memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikannya.
Berdasarkan SK Mendikbud No.56/U/1999 tentang Pendidikan Profesi
Akuntan (PPA) yang di keluarkan tanggal 30 Maret 1999, tujuan PPAk
(Pendidikan Profesi Akuntan) adalah untuk menghasilkan lulusan yang menguasai
keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompetensi keprofesian
akuntansi. Dengan adanya surat keputusan ini, maka pendidikan tinggi akuntansi
akan memiliki dua jalur yaitu jalur pendidikan akademik dan jalur pendidikan
profesioanal. Seseorang yang telah lulus strata akuntansi dapat langsung bekerja
meneruskan ke jalur S-2 atau menempuh pendidikan profesi pada fakultas
ekonomi yang telah mendapat ijin dari Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan setelah mendapat rekomendasi dari IAI.
Surat Keputusan Mendikbud tersebut semakindi perkuat oleh SK
Mendiknas No. 179/U/2001 tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntan
(PPA) dan SK Mendiknas No. 180/P/2002 tentang pengangkatan panitia ahli
persamaan ijasah akuntan. Selanjutnya, pada tanggal 28 Maret 2002 di tanda
tangani Nota kesepahaman antara Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan Dirjen
Dikti Depdiknas mengenai pelaksanaan Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk).
Dengan demikian, pendidikan profesi akuntan di Indonesia dapat terealisasi
setelah sekian lama di tunggu oleh berbagai kalangan. Penyelenggara Pendidikan
Profesi Akuntan adalah Universitas, institute dan sekolah tinggi yang mendapat
ijin dari Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum
pendidikan profesi akuntan mencakup etika bisnis, dan profesi, seminar
perpajakan, praktik auditing dan lingkungan bisnis, pengetahuan pasar modal,
seminar akuntansi keuangan dan seminar akuntansi manajemen. Kurikulum PPAk
ini antara 20-40 SKS yang di tempuh antara 2 hingga 6 semester. Dengan
demikian, di harapkan para akuntan di Indonesia benar-benar profesional dan
mampu bersaing dengan para akuntan dari berbagai belahan dunia.
4. Beberapa peneliti terkait dengan Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
pernah di lakukan sebelumnya, misalnya penelitian Samiaji(2004) serta
Widyastuti, dkk (2004). Penelitian ini di lakukan dengan maksud untuk
mengetahui faktor apa yang yang paling berpengaruh terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi di lakukan (Samiaji
2004). Penelitian ini di lakukan dengan maksud untuk mengetahui faktor apa yang
paling berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk dan apakah
ada perbedaan minat antara mahasiswa SMPTN dan non reguler untuk mengikuti
untuk mengikuti PPAk. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi karir dan materi
PPAk merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap minat mahasiswa
untuk mengikuti PPAk dan minat mahasiswa SMPTN untuk mengikuti PPAk
lebih rendah dari minat mahasiswa non reguler.
Penelitian berikutnya adalah mengenai pengaruh motivasi terhadap minat
mahasiswa
akuntansi
untuk
mengikuti
Pendidikan
Profesi
Akuntan
(Widyastuti,dkk,2004). Penelitian ini di lakukan terhadap mahasiswa akuntansi di
Yogyakarta sama dengan sampel penelitian Samiaji, hanya saja ada penambahan
sedikit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi karir berpengaruh
paling signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk dan
mahasiswa tingkat akhir lebih berminat untuk mengikuti PPAk dari pada
mahasiswa tingkat awal.
Penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap
Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas diponegoro), merupakan replikasi
dari penelitian Widyastuti,dkk (2004). Peneliti bermaksud menguji kembali PPAk
di daerah yang berbeda yaitu di Universitas diponegoro.Perbedaan pokok
penelitian dengan penelitian sebelumnya terletak pada sampel penelitian. Sampel
peneliti terdahulu adalah mahasiswa akuntansi di yogyakarta, sedangkan peneliti
mengambil sampel mahasiswa jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
diponegoro. Selain itu di karenakan Universitas diponegoro adalah salah satu
perguruan tinggi di Semarang yang terbaik. Dan peneliti menambahkan satu
variabel independen yaitu motivasi sosial. Alasan peneliti menambahkan variabel
5. sosial karena kebanyakan dari lulusan akuntansi yang meneruskan ke PPAk hanya
karena adanya dorongan untuk memperoleh pengakuan dari pihak lain terhadap
eksistensinya. Sehingga peneliti ingin membuktikan dari kelima variabel
independen tersebut mana yang lebih mempengaruhi terhadap minat mengikuti
PPAk dan memberikan gambaran kepada pembaca untuk menentukan keputusan
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi.
3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan masalah di atas, maka pertanyaan – pertanyaan yang
akan di jawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ;
1. Apakah motivasi (kualitas, karier, ekonomi, gelar, dan sosial)
berpengaruh secara simultan terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
2. Apakah motivasi (kualitas, karier, ekonomi, gelar, dan sosial)
berpengaruh secara parsial terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini di lakukan
untuk ;
1. Mengetahui pengaruh motivasi (kualitas, karier, ekonomi, gelar, dan
sosial), secara simultan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
2. Mengetahui pengaruh motivasi (kualitas, karier, ekonomi, gelar,
sosial) secara parsial terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
b. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak
sebagai berikut ;
6. 1. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai gambaran
bagi mahasiswa jurusan akuntansi dalam menentukan keputusan untuk
mengikuti PPAk atau tidak
2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi akuntan
pendidik untuk lebih memperbaiki materi – materi kuliah yang di
ajarkan kepada mahasiswa, terutama materi – materi yang di ajarkan
dalam PPAk.
3. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan
penelitian lebih lanjut oleh peneliti berikutnya.
5.
Tinjauan Pustaka
5.1 Landasan Teori
5.1.1
Pendidikan Profesi Akuntan
Upaya untuk meningkatkan mutu lulusan mahasiswa jurusan akuntansi
serta mutu akuntan publik, juga untuk merespon perkembangan kebutuhan tenaga
profesional di bidang akuntansi melahirkan ide untuk melakukan perubahan dalam
pendidikan akuntansi. Argumen yang mendukung gagasan tersebut di dasarkan
pada pemikiran bahwa kebutuhan tenaga profesional tidak dapat lagi di penuhi
dengan progam pendidikan akuntan yang termaksud dalam UU No. 34 tahun
1945. Sebagaimana di ketahui bahwa untuk memperoleh gelar akuntan
berdasarkan versi undang – undang tersebut, secara umum dapat di lakukan
dengan mengikuti Ujian Nasional Akuntan (UNA) bagi mahasiswa lulusan
perguruan tinggi swasta atau langsung berijazah akuntan bila mengiluti
pendidikan pada perguruan tinggi negeri yang di akui oleh pemerintah.
Pemberlakuan UU No. 34 tahun 1945 menurut Suharto (1999)
menunjukkan adanya perlakuan yang tidak adil bagi PTN dan PTS yang tidak di
akui pemerintah dalam pemberian gelar akuntan. Diskriminasi pemberian gelar
akuntan kemudian menyebabkan di keluarkannya UU N0. 056/U/1999 tentang
Pendidikan Profesi Akuntan.
Dengan mereduksi SK Mendibud No. 056/U/1999 dapat di ketahui apa
sebenarnya yang di maksud dengan PPAk. Dalam pasal 1 (satu) SK Mendikbud
7. itu di kemukakan bahwa Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk). Dalam pasal 1 SK
Mendikbud itu di kemukakan bahwa Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) adalah
pendidikan tambahan pada jalur pendidikan setelah progam sarjana ilmu ekonomi
pada progam studi akuntansi dan bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
menguasi keahlian di bidang profesi akuntansi. Pendidikan ini dapat di
selenggarakan di Universitas, Institute dan Sekolah Tinggi setelah mendapat
rekomendasi dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sebagai salah satunya
organisasi profesi akuntan di Indonesia IAI membentuk Komite Evaluasi dan
Rekomendasi Pendidikan Profesi Akuntan (KERPRA) yang bertanggung jawab
kepada pengurus pusat IAI. Komite ini bertugas untuk menyiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pemberian rekomendasi kepada perguruan tinggi yang
dapat menyelenggarakan PPAk.
Selang beberapa periode, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan SK
No. 179/U/2001 tentang penyelenggaran Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) dan
SK No. 80/U/2001 tentang pengangkatan panitia ahli persamaan ijazah akuntan.
Kemudian pada tanggal 28 Maret 2002, di tanda tangani nota kesepahaman antara
IAI dan Dirjen Dikti Depdiknas, sehingga PPAk dapat terealisasi. Adapun jalur
Pendidikan Profesi akuntan terlihat pada gambar 1 berikut ;
Gambar 1. Sistem Pendidikan Tinggi dan Profesi Akuntan
8. Diknas
Profesi/IA I
Jalur
Profesi
Jalur
Akademik
D-1
Pendidikan
ProfesiAkuntan
(PPAk)
Pengawasan
Praktek
Akuntansi
S-1
D-2
Depkeu
S-2
D-3
Sertifikasi
S-3
Ijin Praktik
D-4
sumber
: Effendi, 2002
Gambar di atas menunjukkan adanya pemisahan antara jalur akademik dan
jalur profesi. Progam S-1 merupakan dasar untuk pendidikan S-2 dan S-3 pada
jalur Akademik. Demikian pula, progam S-1 merupakan dasar pendidikan profesi
akuntan. Mahasiswa lulusan S-1 dapat memilih salah satu atau jalur
menggabungkan keduanya. Sedangkan bagi lulusan D-3 untuk mengikuti PPA
harus alih jalur yaitu transfer ke S-1.
PPAk diikuti setelah progam sarjana ilmu ekonomi pada progam studi
akuntansi di selesaikan. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan ini tidak dapat
diikuti oleh mereka yang belum menempuh progam pendidikan sarjana dan hanya
dapat diikuti oleh mereka yang berasal dari Pendidikan Ilmu Ekonomi Akuntansi.
9. Menurut pasal 4 ayat (1) waktu yang di butuhkan untuk menyelesaikan
PPAk ini di tempuh antara dua sampai enam semester. Jadi, kurun waktu
penyelenggaraan PPAk berkisar antara satu hingga tiga tahun. Kurikulum nasional
pendidikan ini di tetapkan paling sedikit 20 SKS dan paling banyak 40 SKS
dengan materi kuliah etika bisnis, seminar perpajakan, praktik audit, lingkungan
bisnis, pengetahuan pasar modal, seminar akuntansi keuangan, dan seminar
akuntansi manajemen.
5.1.2
Pengertian Motivasi
Menurut Yasyin (1997), motivasi dapat di artikan sebagai alasan, atau
dorongan. Dorongan tersebut menggerakkan manusia untuk berprilaku dalam
upaya mencapai tujuan tertentu. (Indrawijaya, 2000) mendefinisikan motivasi
sebagai kekuatan yang di hasilkan dari keinginan individu untuk memnuhi
kebutuhan mencapai tujuan hidupnya. Sedangkan menurut Gibson, dkk (1996),
motivasi adlah kekuatan yang mendorong serta menggerakkan individu untuk
mencapai tujuannya. Dari berbagai pengertian di atas, dapat di ketahui bahwa
motivasi memiliki komponen utama yaitu, kebutuhan , dorongan, dan tujuan
(Siagan, 1989). Kebutuhan timbul dalam diri seorang apabila ia merasa ada
kekurangan dalam dirinya atau adanya ketidakseimbangan antara apa yang di
miliki dengan apa yang seyogyanya di miliki oleh yang bersangkutan. Dorongan
bermakna usaha pemenuhan kebutuhan secara terarah. Sedangkan tujuan
merupakan segala sesuatu yang mengurangi dorongan dan menghilangkan
kebutuhan atau setidaknya mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang.
Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) penting bagi mahasiswa jurusan
akuntansi, sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang
akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa
akuntansi, maka akan menumbuhkan motivasi dalam diri mahasiswa untuk
mengikuti PPAk. Dalam hal ini motivasi merupakan suatu tenaga yang
menggerakkan mahasiswa untuk berminat mengikuti PPAk, yang di harapkan
dapat mencapai tujuan yang di inginkan.
10. 5.1.3
Motivasi Kualitas
Elemen kualitas atau kompetensi merupakan hal yang sangat di perhatikan
dalam profesi akuntan, khususnya akuntan publik. Bahkan elemen ini di
masukkan dalam standart audit. Standart umum audit yang pertama menyatakan
bahwa “audit harus di laksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor”. Pencapaian
keahlian tersebut di mulai dengan pendidikan formal di tingkat Universitas yang
di perluas melalu pengalaman selanjutnya dalam praktek audit.
Munawir (Widyastuti, 2004) menyatakan bahwa kompetensi auditor di
pengaruhi oleh tiga faktor yaitu ;
1. Pendidikan formal,
2. Pelatihan teknis dalam bidang audit, dan
3. Pendidikan profesional yang berkelanjutan (continuining profesional
education) selama menjalani masa karier sebagai auditor.
Seorang auditor juga harus menguasai ilmu pengetahuan lain seperti,
ekonomi, moneter, manajemen, hukum, perpajakan, bahasa inggris, sistem
akuntansi, dan sebagainya. Dengan adanya pendidikan profsi akuntan pasca strata
satu, maka peningkatan kualitas profesi menjadi fokus utama yang di harapkan
akan berlangsung secara kontinu sesuai perkembangan kebutuhan masyrakat akan
jasa profesi akuntan.
5.1.4
Motivasi Karier
Karier dapat di definisikan sebagai semua pekerjaan atau jabatan
seseorang yang telah maupun sedang di lakoninya (Umar, 2003). Sedangkan
menurut Siagin (1989), karier dapat di artikan sebagai rangkaian sikap dan
perilaku yang berhubungan dengan pelayanan kerja seseorang sepanjang
kehidupan kerjanya. Gitman and Daniel (Widyastuti, 2004) menyatakan bahwa
keefektifan suatu karier tidak hanya di tentukan oleh individu saja tetapi juga oleh
organisasi itu sendiri, seperti tampak dalam tahapan berikut ini ;
1. Entry, yaitu tahap awal pada saat seseorang memasuki suatu lapangan
pekerjaan atau organisasi.
11. 2. Tahap pengembangan keahlian dan teknis.
3. Midcareer yearsmerupakan tahap di mana seseorang mengalami
kesuksesan dan peningkatan kerja.
4. Late career yaitu suatu tahap di mana kinerja seseorang sudah labil.
Menurut survey yang di lakukan oleh Accounting Principals,terhadap 230
perusahaan di amerika serikat, sekitar 70% profesional di bidang akuntansi dan
keuangan menyatakan bahwa alasan utama dalam pemilihan karier mereka adalah
karena adanya kesempatan promosi. Hal senada juga di ungkapkan Kennet (Eita,
2001) bahwa sebagian besar mahasiswa jurusan akuntansi adalah pragmasi dan
memilih jurusan akuntansi karena adanya kesempatan berkarier yang luas di
bidang akuntansi.
5.1.5
Motivasi Ekonomi
Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi,
dan kepuasan kerja karyawan adalah mealui pemberian imbalan (reward).
Imbalan dapat di definisikan sebagai sesuatu yang di terima karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka (Umar, 2003). Sedangkan munurut Gibson (1996)
imbalan (reward) merupakan suatu bentuk imbal balik dari organisasi terhadap
kinerja yang di capai oleh seseorang dan menjadi salah satu sistem pengendalian
manajemen. Untuk memastikan bahwa seluruh karyawan dapat mengarahkan
tindakannya
terhadap
pencapaian
tujuan
perusahaan,
maka
manajemen
memberikan berbagai penghargaan, termasuk di dalamnya financial reward atau
penghargaan financial. Menurut Siegel dan Marconi, penghargaan financial terdiri
dari penghargaan langsung dan tidak langsung.
Penghargaan langsung dapat berupa pembayaran dari gaji pokok, overtime
atau gaji lembur. Pembayaran untuk hari libur pembagian laba (profit sharing),
opsi saham, dan berbagai bentuk bonus berdasarkan kinerja lainnya (indrawijaya),
2000). Sedangkan penghargaan tidak langsung mencakup asuransi, tunjangan
kesehatan, progam pensiun, dan berbagai manfaat lainnya. Berdasarkan
penjelasan di atas, motivasi ekonomi merupakan suatu dorongan yang timbul
12. dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka
untuk mencapai penghargaan finansial yang di milikinya.
5.1.6
Motivasi Gelar
Seseorang berjuang sekuat tenaga untuk menyelesaikan pendidikan agar
mendapat gelar. Kemudian dengan gelar itu, selain dapat meningkatkan status
sosial, juga yang bpaling di harapkan adalah dapat mempermudah mencari kerja.
Motivasi gelar merupakan dorongan dalam diri untuk mendapatkan suatu
penghargaan, sehingga mendapat dari dunia luar dan adanya perubahan status
sosial.(dalam Widyastuti,2004)
Mahasiswa yang mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah
calon akuntan yang nantinya berhak mengikuti ujian Sertifikasi Akuntan Publik
(USAP) untuk mendapat gelar SE,Ak. Ujian ini merupakan syarat penting untuk
mendapatkan ijin praktik sebagai akuntan publik. Dengan mengikuti ujian ini, di
harapkan calon akuntan di masa depan tidak hanya mahir secara teknis namun
juga mahir secara profesional. Dengan demikian, lulusan PPAk nantinya akan
memiliki daya saing sebagai akuntan yang lebih tinggi di bandingkan dengan
sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi yang tidak mempunyai gelar atau predikat
akuntan (dalam widyastuti, 2004)
5.1.7
Motivasi Sosial
Secara umum manusia memiliki motivasi yang selalu berhubungan dengan
lingkungannya. Motivasi sosial di artikan sebagai suatu dorongan seseorang untuk
melakukan perbuatan dengan tujuan atau bernilai sosial, memperoleh pengakuan
maupun penghargaan dari lingkungan di mana seseorang berada. Motivasi sosial
berhubungan dengan keinginan seseorang untuk di akui eksistensinya. Apabila
motivasi sosial dalam dalam diri seorang tinggi, maka secara langsung akan
timbul minat untuk memperoleh penghargaan yang diinginkannya. Nilai – nilai
sosial di tunjukkan sebagai faktor yang menampakkan kemampuan seseorang di
masyarakat atau nilai seseorang yang dapat dilihat dari sudut pandang orangorang lain di lingkungannya. Manusia ingin mendapatkan pengakuan,
mempertahankan prastise, mendapatkan kebanggaan diri, memiliki kepuasan
13. batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain dan menjadi
keharmonisan.
Menurut Aristoteles , “seorang manusia adalah makhluk sosial, sering di
sebut zoon politicon, yaitu makhluk yang pada dasarnya ingin bergaul dengan
sesama manusia lainnya”. Status sebagai makhluk sosial, telah melekat pada
setiap manusia yang sejak lahir hingga meningal dunia tidak akan mampu hidup
sendirian dan akan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Apapun yang ia
lakukan tidak akan terpisah dari lingkungan masyarakat disekitarnya. Masyarakat
sekitar selalu memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa yang orang lain
miliki dan kerjakan. Di sisi lain, manusia telah memiliki potensidasar dalam
dirinya untuk mengembangkan pergaulannya menjadi lebih luas dan semakin luas
lagi, potensi dasar itu di antaranya rasa kasih sayang, kemampuan bekerja sama
dan rasa ingin di hormati, di akui dan di hargai.
Indikator motivasi sosial adalah sebagai berikut menurut Maslow (dalam
Ferdiansyah,2006)
a. Membantu masyarakat
Manusia sebagai makhluk sosial akan dengan sendirinya terdorong untuk
membantu orang lain, karena pada hakikatnya manusia akan saling
membutuhkan bantuan orang lain
b. Pengakuan dan penghargaan
Keinginan untuk di akui baik di mata keluarga, ataupun di mata masyarakat
luas akan mendorong seseorang untuk selalu berusaha mencapai tujuannya.
Ketika kerja kerasnya membuahkan hasil, maka orang tersebut tetap
mengharapkan penghargaan sebagai hadiah untuk semua jerih payahnya.
c. Memperluas hubungan sosial
Semakin jauh setiap individu melangkah dalam perjalanan hidupnya, maka ia
akan bertemu banyak orang yang berbeda dan dengan sendirinya akan
memperluas hubungan sosialnya pada akhirnya akan membantu dalam
pencapaian tujuannya.
d. Kepercayaan diri yang tinggi
14. Setelah seseorang mampu melangkah lebih maju dari orang lain, maka
kepercayaan dirinya akan meningkat
e. Kebanggaan
Kebanggaan yang muncul baik dari diri sendiri ataupun dari orang – orang
terdekat seperti keluarga, teman atau kerabat akan mampu mendorong
seseorang untuk terus berusaha mewujudkan cita – cita dalam hidupnya.
5.1.8
Minat
Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat
itu sendiri di harapkan dapat merefleksikan sikap atau perilaku seseorang di masa
yang akan datang. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dari variabel minat ini
adalah ;
1. Minat di anggap sebagai perantara faktor – faktor motivasional yang
mempunyai dampak pada suatu perilaku.
2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.
3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang di rencanakan sexeorang
untuk di lakukan.
Indrawijaya (2000) mendefinisikan minat sebagai keinginan yang di
dorong sesuatu, setelah melihat, mengamati, dan mempertimbangkan dengan
kebutuhannya.
Motivasi di awali dengan adanya faktor ektrinsik atau rangsangan dari
luar, dalam hal ini adalah pendidikan profesi akuntan. Adanya rangsangan dari
luar ini bermaksud untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Faktor ekstrinsik ini
akan melalui proses penilaian setelah di terima oleh seseorang. Proses penilaian
ini di pengaruhi oleh kepribadian, sikap, pengalaman, dan harapan seseorang dari
adanya PPAk ini. Selanjutnya, apa yang di terima tersebut di beri arti oleh orang
yang bersangkutan menurut minat dan keinginannya (faktor intrinsik). Minat ini
mendorong untuk mencari berbagai informasi mengenai PPAk agar dapat
mengembangkan berbagai alternatif tindakan, dan selanjutnya melakukan
pemilihan tindakan. Berdasarkan tindakan tersebut, ia kemudian melakukan
evaluasi yaitu dengan membandingkan hasil yang di capainya dengan tindakannya
15. sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas dapat di ketahui bahwa motivasi
menggerakkan jiwa dan jasmani seseorang untuk berminat terhadap segala
sesuatu.
5.2
Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Penelitian tentang pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi sebelumnya telah di lakukan
beberapa orang. Samiaji (2004) dan juga Widyastuti, dkk (2004) pernah
melakukan penelitian serupa mengenai minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk.
Samiaji (2004) meneliti tentang faktor – faktor yang mempengaruhi minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk yaitu, motivasi karier, motivasi ekonomi,
motivasi kualitasjuga materi pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah, motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi kualitas juga
materi pendidikan mempengaruhi mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk.
Selain itu samiaji bermaksud untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan minat
antara mahasiswa PTN dan PTS untuk mengikuti PPAk. Sampel dalam penelitian
tersebut adalah mahasiswa PTN dan PTS di Yogyakarta yaitu, mahasiswa UGM,
STIE YKPN, Atmajaya, dan UPN Veteran”. Hipotesis yang di ajukan di uji
dengan regresi dan uji beda dua rata-rata. Hasil penelitian ini memberikan
kesimpulan bahwa motivasi karir dan materi PPAk merupakan faktor yang paling
penting dalam motivasi mahasiswa untuk mengikuti PPAk dan minat mahasiswa
PTN lebih rendah di bandingkan dengan minat mahasiswa PTS.
Penelitian selanjutnya di lakukan oleh Widyastuiti, dkk (2004). Judul
penelitian ini adalah pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAk). Penelitian ini adalah
pengaruh motivasi terhadap mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan
profesi akuntansi (PPAk). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
motivasi mempengaruhi mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk dan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan minat antara mahasiswa tingkat awal dan
mahasiswa tingkat akhir untuk mengikuti PPAk. Sampel penelitian kedua ini
16. adalah mahasiswa tingkat akhir dari enam universitas di Yogyakarta, UGM, UII,
Atmajaya, STIE YPKPN, UPN Veteran dan Sanata Dharma. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel motivasi karier merupakan faktor yang paling
signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Terdapat
beberapa minat terhadap mahasiswa tingkat awal dengan mahasiswa tingkat akhir.
Hal ini dapat di sebabkan karena mahasiswa tingkat awal masih belum mengenal
dan memahami arti penting PPAk.
Perbedaan pokok penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
terletak pada objek penelitian. Dalam penelitian ini objek yang di gunakan adalah
mahasiswa Universitas diponegoro. Sedangkan persamaan penelitian terletak pada
tujuan penelitian yaitu, untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
5.3
Kerangka Konseptual
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yang meliputi motivasi
kualitas, motivasi karier, motivasi ekonomi. Sedangkan variabel dependennya
adalah minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk). Secara skematis model penelitian ini di tunjukkan pada gambar 1 sebagai
berikut ;
17. Gambar 2. Kerangka Konseptual.
Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk
Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
Variabel IndependenVariabel Dependen
Motivasi Kualitas
( X1 )
Motivasi Karier
( X2)
Keteranga
Motivasi Ekonomi
( X 3)
: Pen
Minat Mahasiswa
Akuntansi Untuk
Mengikuti PPA
(Y)
Motivasi Gelar
( X 4)
Motivasi Sosial
( X 5)
Keterangan
: Pengaruh Simultan
: Pengaruh Parsial
18. 5.4Hipotesis
Hipoteis merupakan proposisi yang di rumuskan dengan maksud untuk di
uji secara empiris sedangkan proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang
dapat de percaya, di sangkal, atau di uji kebenarannya, mengenai konsep atau
counstruct yang menjelaskan atau memprediksi fenomena – fenomena
(Indriyantoro, Supomo, 1999). Mengacu dari pengertian di atas dan peneliti
mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Motivasi (kualitas, karier, ekonomi, gelar, dan sosial) berpengaruh secara
simultan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
H2 : Motivasi (kualitas, karier, ekonomi, gelar, dan sosial) berpengaruh secara
parsial terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk).
6.
Metode Penelitian
6.1 Jenis dan Sumber Data
6.1.1
Jenis Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data subyek. Data
subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau
karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek
penelitian (responden).
6.1.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer secara
khusus di kumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian
(Indriantoro dan Supomo, 1999). Data utama dalam penelitian ini di peroleh
secara langsung dari sumber data, yaitu melalui penyebaran kuesioner pada
responden.
6.2
Populasi dan Sampel
19. Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteritik tertentu (Indriyantoro dan Supomo, 1999). Populasi
dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas diponegoro.
Sedangkan sampel yang di teliti di pilih dengan menggunakan metode
purposive random sampling, yaitu metode pemilihan sampel dengan kriteria
tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Indriyanto, Supomo, 1999), yaitu
mahasiswa tingkat akhir.
Adapun pertimbangan kriteria di atas adalah mahasiswa tingkat akhir
sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai
Pendidikan Profesi Akuntan dan memiliki gambaran mengenai perencanaan karier
atau perencanaan pasca kelulusan.
6.3
Metode Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data ini di gunakan untuk memperoleh data yang
akurat dan valid untuk dasar keberhasilan penelitian. Adapun pengumpulan data
yang akan di laksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Adalah metode pengambilan data yang di peroleh dari peneliti –
peneliti terdahulu, literatur atau buku – buku yang terkait dengan
permasalahan yang ada, sebagai tambahan dalam memahami dan mencari
solusi dari masalah yang di hadapi.
2. Wawancara
Adalah suatu teknik pengumpulan data yang efektif dan efisien, yang
di lakukan dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pihak –
pihak yang bersangkutan mengenai objek yang di teliti. Wawancara di
lakukan terhadap sampel mahasiswa.
3. Kuisioner
Adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan secara tertulis untuk di isi oleh responden.
20. 6.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
6.4.1
Identifikasi Varibel
Berdasarkan pokok permasalahan yang di ajukan, maka variabel yang akan
di analisa akan di kelompokkan sebagai berikut :
1. Variabel terikat atau dependent variabel (Y), adalah minat mahasiswa
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
2. Variabel bebas atau independent variables (X), adalah motivasi yang
mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntansi, terdiri dari :
X1
X2
: motivasi ekonomi
X4
: motivasi gelar
X5
a.
: motivasi karier
X3
6.4.2
:motivasi kualitas
: motivasi sosial
Definisi Operasional Variabel
Minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (Y). Minat
adalah keinginan seseorang yang di dorong oleh sesuatu, setelah melihat,
melihat, mengamati, membandingkan dan mempertimabngakn dengan
kebutuhannya (Indrawijaya, 2000).
b.
Motivasi kualitas (X1) adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang
untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kompetensinya dalam
melaksanakan tugasnya.
c.
Motivasi Karier (X2) adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang
untuk memiliki dan meningkatkan pribadinya dalam mencapai karier yang
baik.
d.
Motivasi Ekonomi (X3) adalah dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk
mencapai penghargaan finansial yang di inginkan.
e.
Motivasi Gelar (X4) adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang
untuk mendapatkan penghargaan dan perubahan status sosial.
21. f.
Motivasi Sosial (X5) adalah sebagai suatu dorongan seseorang untuk
melakukan perbuatan dengan tujuan atau bernilai sosial, memperoleh
pengakuan maupun penghargaan dari lingkungan di mana seseorang berada.
Penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai
instrument penelitian. Daftar pertanyaan di bagi menjadi 5 bagian, yaitu :
1.
Pertanyaan mengenai latar belakang responden, yang meliputi nama, jenis
kelamin, usia, IPK, dan tahun angkatan.
2.
Pertanyaan mengenai motivasi kualitas (10 item pertanyaan)
3.
Pertanyaan mengenai motivasi karier (10 item pertanyaan)
4.
Pertanyaan mengenai motivasi ekonomi (10 item pertanyaan)
5.
Pertanyaan mengenai motivasi gelar (3 item pertanyaan)
6.
Pertanyaan mengenai motivasi sosial (3 item pertanyaan)
7.
Pertanyaan
mengenai
minat
mahasiswa
akuntansi
untuk
mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (4 iten pertanyaan)
Skor responden dalam penelitian ini di ukur melalui jawaban atas
pertanyaan bagian dua hingga bagian akhir. Pengukuran dengan menggunakan
Skala Lickert 5 point, sebagai berikut :
1.
Sangat Tidak Setuju (STS)
: Skor 1
2.
Tidak Setuju (TS)
: Skor 2
3.
Kurang Setuju (KS)
: Skor 3
4.
Setuju (S)
: Skor 4
5.
Sangat Setuju (SS)
: Skor 5
6.5
Uji Kualitas Data
6.5.1
Uji Validitas
Untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
di katakan valid jika pertanyaan – pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatuyang akan di ukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
untuk mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul –
betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Imam Ghozali, 2001)
22. Kriteria yang di tetapkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
data adalah dengan menggunakan hasil pengujian dengan taraf signifikan kurang
dari 0,05. Jika hasil pengujian menunjukkan signifikasi kurang dari 0,05, maka
alat ukur tersebut di katakan valid (Imam Ghozali, 2001)
Adapun teknik korelasi yang di gunakan dalam uji validitas ini adalah
dengan menggunakann”Pearson’s Correlation Product Moment” yang di
nyatakan dalam rumus (Arikunto, 2002)
=
Di mana
:
rxy
x
: Nilai variabel terikat
n
6.5.2
: Koefisien korelasi
: Jumlah data
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner di katakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konstan
atau stabil dari waktu ke waktu (Imam Gozali, 2001)
Pengujian reliabilitas di lakukan dengan uji statistik Cronbanch Alpha.Uji
tersebut di maksudkan untuk membandingkan pertanyaan atau mengukur korelasi
antar jawaban pertanyaan. Konstruk atau variabel di katakan reliabel atau handal,
jika memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,60. (Nunnally, 1967 dalam Imam
Gozali, 2001)
Rumus Cronbanch Alpha untuk menghasilakan perkiraan keandalan
kuesioner yang di koreksi, pada umumnya menggunakan rumus (Supranto, 2001):
rcc
Di mana
rcc
:
:Perkiraan keandalan kuesioner yang telah di koreksi.
23. r12
: Koefisien korelasi dari kedua bagian skala yang di bagi menjadi
dua kuesioner yang sama
n
: Banyaknya butir dalam seluruh skala, di bagi oleh banyaknya
butir dalam setiap bagian.
6.6
Uji Asumsi Klasik
Dalam menggunakan model regresi dengan metode Ordinary Least Square
(OLS) perlu di perhatikan adanya kemungkinan – kemungkinan penyimpangan
asumsi klasik agar dapat memberikan Best Linear Unbiased Estimator (BLUE).
Karena pada hakikatnya apabila asumsi – asumsi dalam uji diagnostik ini tidak
terpenuhi, maka penaksir – penaksir yang di perbolehkan dengan prosedur OLS
akan menjadi tidak efisien.
6.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual error memiliki distributor normal ataukah
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal (Imam Ghozali,2001). Cara yang di gunakan menguji
normalitas data adalah :
Pada prinsipnya normalitas dapatdi deteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ghozali,
2001;110) :
-
Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
-
Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
6.6.2
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi di
temukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
24. baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika antar variabel
bebas saling berkolerasi maka variabel – variabel tersebut tidak ortogonal. Cara
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi menurut
Ghozali (2201), adalah sebagai berikut : Gejala multikolinearitas juga dapat di
lihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Apabila nilai
tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10, maka hal ini menunjukkan
adanya multikolinearitas.
6.6.3
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain adalah tetap, maka di sebut Homoskedastisitas dan sebaliknya jika berbeda di
sebut Heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Heteroskedastisitas, di antaranya yaitu :
Dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen), dengan dasar analisis (Ghozali, 2001 ; 105), sebagai berikut :
a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik – titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengindikasikan terdapat gejala heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
6.7
Tehnik Analisis Data
6.7.1
Regresi Linear Berganda
Dalam menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen, di gunakan model regresi linier berganda dengan Metode Ordinary
Least Square yang di nyatakan dengan fungsi sebagai berikut :
(J.Supranto, 2002 : 270)
25. Y = α + β1X1 + β2X2 + …… + βkXk + e
Di mana
Y
: Variabel terikat
α
: Konstanta
β1 ,…... βn
: Koefisien regresi
X1 ,.... Xk
: Variabel bebas
e
6.7.2
:
: residual error
Determinan R2
Koefisien determinan R2 di gunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinan R2 berada antara nol dan satu ( 0 < R2< 1 ). Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel independen menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Secara umum koefisien determinasi dalam data runtun waktu (time
series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
Formulasi umum yang di gunakan adalah (Supranto, 1997 : 289)
R2 =
R2
: Koefisien determinan
b1
: Koefisien korelasi
y
: variabel terikat
x.
: variabel bebas
6.7.3 Uji Hipotesis
Hipotesis yang telah di rumuskan dalam penelitian ini, akan di uji dengan
model regresi berganda. Persamaan statistik untuk model linear berganda adalah
seperti yang di jelaskan dalam teknik analisis.
6.7.3.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
26. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas/
independen yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama –
sama terhadap variabel terikat atau dependen.
Uji statistik F pada penelitian ini untuk menunjukkan apakah Motivasi
(karier, kualitas, ekonomi, gelar, dan sosial)
berpengaruh secara simultan
terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan
(PPAk).
Adapun tahapan pengujian adalah sebagai berikut :
a. Menentukan nilai F hitung dengan rumus (Gujarati, 1993 : 120) :
Di mana
:
F
: F hitung
R2
: Koefisien Determinasi
k
: Jumlah Variabel
n
: Jumlah Sampel
b. Menentukan Hipotesis
Ho = β1 = 0, Motivasi (karier, kualitas, ekonomi, gelar, dan sosial) tidak
berpengaruh secara simultan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
H0= βi ≠ 0, Motivasi (karir, kualitas, ekonomi, gelar, dan sosial)
berpengaruhsecarasimultanterhadapminatmahasiswa akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Provesi Akuntan (PPAk)
c. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang di harapkan adalah α = 5% atau confident
interval 95%
d. Membandingkan nilai F hitung dengan F table
Apabila F hitung< F tabel, maka Hodi terima dan Ha di tolak,
sedangkan
Apabila F hitung > F tabel, maka Ho di tolak sedangkan Ha diterima.
27. Gambar 3.Kriteria Uji Statistik F
Ho diterima
H1 diterima
F{α ; ( k ) ( n – k – 1 )}
6.7.3.2 Uji Signifikansi Parsial( Uji t )
Ujistatistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
Uji statistik t pada penelitian ini untuk menunjukkan secara parsial atau
individual, faktor Motivasi karier, kualitas dan ekonomi terhadap minat
mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
Adapun tahapan pengujian adalah sebagai berikut :
a. Menentukan nilai t hitung dengan rumus (Gujarati, 1993, 120) :
Di mana :
t0
: t hitung
b1
: Koefisien regresi parsial variabel
Bi0
: Koefisien regresi parsial populasi = 0
Sb1
: Standart error koefisien regresi
b. Merumuskan Hipotesis
28. H0 = β1 = 0, secara parsial Motivasi karier, kualitas, ekonomi, gelar,
dan sosial tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
H0 = β1 ≠ 0, secara parsial faktor Motivasi karier, kualitas, ekonomi,
gelar, dan sosial berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk).
c. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang di harapkan adalah α = 5% atau confident
interval 95%
d. Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel
Apabila t hutung< t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan
Apabila t hitung> t tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima.
Gambar 4.KriteriaUjiStatistik t
H0 di tolak
H0 di terima
H0 di tolak
T
α/2 ; n- k - 1
tα/2 ; n – k - 1
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, 1992, Prosedur Penelitian Suatun Pendekatan Statistik
Rineka Cipta, Jakarta
29. Assauri, Sofyan, 1996, Perubahan Akuntansi dan Perubahan Peran dan
Tanggung Jawab Akuntan, Semarang
Djarwanto Pangestu, 1993, Statistik Deskriptif, BPFE, Yogyakarta
Effendi Rohman, 2002, “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pendidikan
Profesi Akuntansi” JEAM Vol 1. 2002
Emita, Astami, “Faktor – faktor yang berpengaruh dalam Pe,ilihan Profesi
Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Jurusan
Akuntansi”, Kompak Edisi Januari 2001
Gujarati, Damodar, Ekonometrika Dasar, Erlangga. Jakarta, 1995
Indrawijaya, Adam I. Perilaku Organisasi, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2000
Indiantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE,
Yogyakarta, 1999.
Santoso Singgih, 2000, SPSS-Mengolah Data Statistik Secara Profesional.PT
Gramedia, Jakarta.
Supranto, J., 1991, Statistik Teori Dan Aplikasi, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
, 2000, Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 2, Erlangga, Jakarta
Widyastuti, S W., Juliana, K dan Sri Suryaningsum, “Pengaruh Motivasi
Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntan (PPAk)” Simposium Nasional Akuntansi VII, Bali, 2004
Windarti, Yayuk, “Kajian Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap Rencana
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi”, Kumpulan skripsi FE,
UNIBRAW, Malang, 2001.