SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
1
Cakupan Kerja KLHK Digerus, LBP Menanggapi
Opini: Riza V. Tjahjadi
Biotani Bahari Indonesia
Sejak kwartal akhir 2016 silam saya menyaksikan bahwa issu sampah plastik di
lautan telah menjadi garapan kantor Kemenko Kemaritiman di kancah internasional.
Di mata saya ini dimulai dengan suatu acara simposium atau semacam itu digelar di
salah satu hotel bintang lima di pusat kota Jakarta. Saya dan beberapa sobat hadir
tetapi hanya untuk menyaksikan meja pameran kreasi daur ulang seorang teman.
Selang beberapa bulan berikut di kwartal pertama 2017 semakin santer bahwa issu
sampah plastik di lautan sudah digotong oleh kantor Kemenko Kemaritiman
menyongsong suatu konferensi internasional di lingkup PBB di New York. Nah, kali
2
ini suara yang mempertanyakan kewenangan kantor Kemenko Kemaritiman sudah
bermunculan. Kenapa bukan KLHK? Apa sudah adakah koordinasi, dsb.
Dua contoh di atas menegaskan cakupan kewenangan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkurang bebannya dalam pengelolaan sampah,
khususnya sampah plastik di lautan/ samudra. Sebaliknya kantor Kemenko
Kemaritiman semakin moncer dengan meluasnya aktivitas termasuk teken-meneken
perikatan legal dengan negara lain untuk proyek ini dan itu.
Masih tentang sampah, kali ini sempat mencuat kegalauan di kalangan pimpinan
KLHK terhadap ide pembentukan satu badan pengelolaan sampah nasional oleh
kantor Kemenko Perekonomian pada 29 Agustus silam - demi (katanya) percepatan
dalam pengelolaan sampah, dst. Pada minggu pertama September silam saya
bahkan mendengar langsung bahwa menteri KLHK sendiri yang akan menanyakan
sendiri mengenai ide itu kepada Menko Perekonomian. Tetapi hingga hari ini saya
tidak mendengar apapun kelanjutan kasus tersebut.
Dan, yang teranyar adalah lagi-lagi kantor Kemenko Perekonomian tanpa banyak
diketahui publik telah meneken Nota Kesepahaman (MOU) bersama WWF
Indonesia untuk merealisasikan pekerjaan pelaksanaan pengelolaan proyek (PMO)
terhadap Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial. Sempat heboh beberapa hari
silam, ternyata, pada hari Rabu 25 Oktober MOU itu dibatalkan bersama.
Dari uraian ringkas dan sama sekali tidak mendalam dapatlah saya katakan: Apa
yang terjadi tersebut menunjukkan gejala menguatnya peran dan fungsi sebagai
eksekutif. Sampai sejauh ini kecenderungan di atas memang belum saya
memperoleh gambaran dampak negatif pada publik, tetapi saya pertanyakan:
Apakah sudah terdapat kesepakatan yang jelas antara kantor Kemenko dan KLHK
dalam hal penyelenggaraan issu-issu yang secara legal dalam cakupan KLHK?
Lebih luas lagi, apakah fungsi koordinasi pada level kementerian koordinator kurang
dikedepankan daripada keeksekutifan (proyek), meskipun bila perlu (secara
spekulatif tanpa kekokohan legalnya) menggerus lahan kerja kementerian?
Nah..! Semoga akan ada gambaran yang jelas bagi publik. Dan... bagi internal
pegawai KLHK jangan cepat prejudice, juga jangan under estimate) tetapi pahami
persepsi saya akan kegesitan dan kelihaian penggerus bersama kompanyonnya.
Karena sesungguhnya saya tidak respek dengan implementasi kekuasaan yang
telah menyiptakan penggerusan "lahan kerja" tanpa kejelasan tuntas terhadap
pemegang amanah penyelenggaraan mengelola dan upayakan perlindungan
lingkungan hidup dan kehutanan yang baik bagi bangsa ini.
Ciledug 27 Oktober 2017
3
Menteri Koordinator Maritim dan Sumberdaya pada hari Kamis 2
November 2017 sore hari, memberikan tanggapan, di grup WA
Amphibi:
Selamat sore rekan-rekan yang saya hormati. Ijinkan saya sedikit menjelaskan
mengenai lingkup kewenangan saya sebagai Menko Maritim.
Banyak pertanyaan dan pernyataan kepada saya sepertinya saya mengurusi semua
pekerjaan yang seharusnya tanggungjawab orang lain. Dalam perjalanan Jakarta-
Kupang di atas ribuan kaki di atas pesawat, saya ingin berbagi kepada teman-teman
mengenai tugas sebagai Menko Maritim.
Tugas pokok sebagai menteri koordinator yaitu mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas kementerian yang ada dibawahnya. Dalam hal ini yang berada
di bawah koordinasi saya; Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata,
Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) dan Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP). Namun dalam menyelesaikan pembangunan di sektor-sektor
tersebut tidak mudah karena tidak terintegrasi dengan baik.
Solusi penyelesaian pembangunan harus dilakukan secara holistik karena itu saya
berkoordinasi dengan kementerian lain. Misalnya penanganan garam ternyata ada
problem lingkungan dan tanah karena itu saya menggandeng Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (LHK) Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR).
Begitu juga pengalaman menangani Mandalika. Meski pariwisata berada di bawah
koordinasi saya tapi ada persoalan sengketa tanah disana maka saya mengajak
Menteri ATR agar segera mendapatkan solusi. Kini Mandalika sudah dalam tahap
pembangunan dan nanti kita akan mempunyai Cruise Terminal di Pelabuhan Benoa.
Contoh lain adalah dalam penanganan LRT dan MRT. Selain koordinasi dengan
kementerian di bawah saya yaitu Kementerian Perhubungan, kami juga harus
berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR), Lingkungan Hidup, Keuangan, ATR dan Pemda. Kemarin, 28 Oktober saya
meresmikan jalur penerbangan Garuda Singapore ke Danau Toba untuk akses turis
mancanegara kesana, saya berkoordinasi dengan Menteri BUMN dan Garuda.
4
Bapak-Ibu dan teman-teman selain menangani Mandalika yang tertunda
penanganannya hampir 29 tahun pemerintah juga menyelesaikan proyek
pembangunan tertunda lainnya seperti Suwung lokasi pembangunan waste energy,
Flight Information Region (FIR) yang hampir dilupakan orang karena 45 tahun tidak
ditangani, juga reklamasi yang tidak selesai sejak jaman Pak Suharto. Kini semua
dalam taraf pembangunan dan diharapkan segera selesai dengan baik. Selain itu
untuk kedepan pemerintah akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
yang sedang dirancang di Cikarang, Kerawang dan Bekasi.
Pilihan kepada daerah-daerah tersebut karena hampir 60% indusrti ada disana
sehingga tidak perlu membangun kawasan baru, hemat biaya untuk para tenaga
kerja terutama transportasi, pembangunan harus efektif dan berguna bagi
masyarakat serta untuk kepentingan nasional.
Masih banyak lagi pembangunan yang harus diselesaikan melalui lintas
kementerian. Kita tidak bisa berhasil jika terus mengedepankan ego sektoral. Jadi,
kita harus bekerjasama dengan semua pihak.
Saya berharap Bapak-Ibu dan teman-teman kini paham bahwa tidak ada niat dari
saya maupun kementerian lain ingin mengambil alih urusan pihak lain, semua yang
kami lakukan semata-mata untuk kepentingan nasional.
Terimakasih.
5
Lampiran
dst
6
7
8
9
10
11
Kemenko Perekonomniam Batalkan bersama
WWF Indonesia Tentang PMO PS

Contenu connexe

Similaire à Lbp menanggapi; cakupan kerja klhk digerus

Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publikSampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publikBiotani & Bahari Indonesia
 
K1 risalah mp_iv_ts_2011-2012_risalah_raker_komisi_i_dg_menkominfo
K1 risalah mp_iv_ts_2011-2012_risalah_raker_komisi_i_dg_menkominfoK1 risalah mp_iv_ts_2011-2012_risalah_raker_komisi_i_dg_menkominfo
K1 risalah mp_iv_ts_2011-2012_risalah_raker_komisi_i_dg_menkominfofraksi balkon
 
BRAFOPMK Edisi Desember 2022
BRAFOPMK Edisi Desember 2022BRAFOPMK Edisi Desember 2022
BRAFOPMK Edisi Desember 2022MajalahBRAFOPMK
 
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)LinaFebriani
 
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdfapril23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdfBiotani & Bahari Indonesia
 
Energi terbarukan PLTSa< pantauan & promosi
Energi terbarukan PLTSa< pantauan & promosiEnergi terbarukan PLTSa< pantauan & promosi
Energi terbarukan PLTSa< pantauan & promosiBiotani & Bahari Indonesia
 

Similaire à Lbp menanggapi; cakupan kerja klhk digerus (13)

Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
 
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publikSampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
Sampah Jakarta, Peluang Pengelolaannya bagi Swasta; diskusi publik
 
K1 risalah mp_iv_ts_2011-2012_risalah_raker_komisi_i_dg_menkominfo
K1 risalah mp_iv_ts_2011-2012_risalah_raker_komisi_i_dg_menkominfoK1 risalah mp_iv_ts_2011-2012_risalah_raker_komisi_i_dg_menkominfo
K1 risalah mp_iv_ts_2011-2012_risalah_raker_komisi_i_dg_menkominfo
 
BRAFOPMK Edisi Desember 2022
BRAFOPMK Edisi Desember 2022BRAFOPMK Edisi Desember 2022
BRAFOPMK Edisi Desember 2022
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2023.pdf
 
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
 
SuaraMakaraRevisi
SuaraMakaraRevisiSuaraMakaraRevisi
SuaraMakaraRevisi
 
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2022.pdf
 
plastik n sampah plastik pantau juni 21
plastik n sampah plastik pantau juni 21plastik n sampah plastik pantau juni 21
plastik n sampah plastik pantau juni 21
 
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdfapril23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
april23 Plastik n Sampah Pantauan april 2023.pdf
 
perencanaan pariwisata
perencanaan pariwisataperencanaan pariwisata
perencanaan pariwisata
 
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juli 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2022.pdf
 
Energi terbarukan PLTSa< pantauan & promosi
Energi terbarukan PLTSa< pantauan & promosiEnergi terbarukan PLTSa< pantauan & promosi
Energi terbarukan PLTSa< pantauan & promosi
 

Plus de Biotani & Bahari Indonesia

Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdfPlastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdfBiotani & Bahari Indonesia
 
Plastik n Sampah Pantauan Agst 2022 revisi.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agst  2022 revisi.pdfPlastik n Sampah Pantauan Agst  2022 revisi.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agst 2022 revisi.pdfBiotani & Bahari Indonesia
 

Plus de Biotani & Bahari Indonesia (20)

Plastik n Sampah Pantauan April 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan April 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan April 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Februari 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdfPlastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Januari 2024.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Desember 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan November 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan November 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan November 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan November 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan September 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agustus 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juli 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Mei 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Jan 2023.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Des 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Des  2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Des  2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Des 2022.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Nov2022.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdfPlastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Okt 2022 - Copy (2).pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Sept 2022 (1).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Sept  2022 (1).pdfPlastik n Sampah Pantauan Sept  2022 (1).pdf
Plastik n Sampah Pantauan Sept 2022 (1).pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Agst 2022 revisi.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agst  2022 revisi.pdfPlastik n Sampah Pantauan Agst  2022 revisi.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Agst 2022 revisi.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Juni 2022.pdf
 
Mei pantau plastik sampah.pdf
Mei pantau plastik sampah.pdfMei pantau plastik sampah.pdf
Mei pantau plastik sampah.pdf
 
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdfPlastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Maret 2022.pdf
 

Lbp menanggapi; cakupan kerja klhk digerus

  • 1. 1 Cakupan Kerja KLHK Digerus, LBP Menanggapi Opini: Riza V. Tjahjadi Biotani Bahari Indonesia Sejak kwartal akhir 2016 silam saya menyaksikan bahwa issu sampah plastik di lautan telah menjadi garapan kantor Kemenko Kemaritiman di kancah internasional. Di mata saya ini dimulai dengan suatu acara simposium atau semacam itu digelar di salah satu hotel bintang lima di pusat kota Jakarta. Saya dan beberapa sobat hadir tetapi hanya untuk menyaksikan meja pameran kreasi daur ulang seorang teman. Selang beberapa bulan berikut di kwartal pertama 2017 semakin santer bahwa issu sampah plastik di lautan sudah digotong oleh kantor Kemenko Kemaritiman menyongsong suatu konferensi internasional di lingkup PBB di New York. Nah, kali
  • 2. 2 ini suara yang mempertanyakan kewenangan kantor Kemenko Kemaritiman sudah bermunculan. Kenapa bukan KLHK? Apa sudah adakah koordinasi, dsb. Dua contoh di atas menegaskan cakupan kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkurang bebannya dalam pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik di lautan/ samudra. Sebaliknya kantor Kemenko Kemaritiman semakin moncer dengan meluasnya aktivitas termasuk teken-meneken perikatan legal dengan negara lain untuk proyek ini dan itu. Masih tentang sampah, kali ini sempat mencuat kegalauan di kalangan pimpinan KLHK terhadap ide pembentukan satu badan pengelolaan sampah nasional oleh kantor Kemenko Perekonomian pada 29 Agustus silam - demi (katanya) percepatan dalam pengelolaan sampah, dst. Pada minggu pertama September silam saya bahkan mendengar langsung bahwa menteri KLHK sendiri yang akan menanyakan sendiri mengenai ide itu kepada Menko Perekonomian. Tetapi hingga hari ini saya tidak mendengar apapun kelanjutan kasus tersebut. Dan, yang teranyar adalah lagi-lagi kantor Kemenko Perekonomian tanpa banyak diketahui publik telah meneken Nota Kesepahaman (MOU) bersama WWF Indonesia untuk merealisasikan pekerjaan pelaksanaan pengelolaan proyek (PMO) terhadap Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial. Sempat heboh beberapa hari silam, ternyata, pada hari Rabu 25 Oktober MOU itu dibatalkan bersama. Dari uraian ringkas dan sama sekali tidak mendalam dapatlah saya katakan: Apa yang terjadi tersebut menunjukkan gejala menguatnya peran dan fungsi sebagai eksekutif. Sampai sejauh ini kecenderungan di atas memang belum saya memperoleh gambaran dampak negatif pada publik, tetapi saya pertanyakan: Apakah sudah terdapat kesepakatan yang jelas antara kantor Kemenko dan KLHK dalam hal penyelenggaraan issu-issu yang secara legal dalam cakupan KLHK? Lebih luas lagi, apakah fungsi koordinasi pada level kementerian koordinator kurang dikedepankan daripada keeksekutifan (proyek), meskipun bila perlu (secara spekulatif tanpa kekokohan legalnya) menggerus lahan kerja kementerian? Nah..! Semoga akan ada gambaran yang jelas bagi publik. Dan... bagi internal pegawai KLHK jangan cepat prejudice, juga jangan under estimate) tetapi pahami persepsi saya akan kegesitan dan kelihaian penggerus bersama kompanyonnya. Karena sesungguhnya saya tidak respek dengan implementasi kekuasaan yang telah menyiptakan penggerusan "lahan kerja" tanpa kejelasan tuntas terhadap pemegang amanah penyelenggaraan mengelola dan upayakan perlindungan lingkungan hidup dan kehutanan yang baik bagi bangsa ini. Ciledug 27 Oktober 2017
  • 3. 3 Menteri Koordinator Maritim dan Sumberdaya pada hari Kamis 2 November 2017 sore hari, memberikan tanggapan, di grup WA Amphibi: Selamat sore rekan-rekan yang saya hormati. Ijinkan saya sedikit menjelaskan mengenai lingkup kewenangan saya sebagai Menko Maritim. Banyak pertanyaan dan pernyataan kepada saya sepertinya saya mengurusi semua pekerjaan yang seharusnya tanggungjawab orang lain. Dalam perjalanan Jakarta- Kupang di atas ribuan kaki di atas pesawat, saya ingin berbagi kepada teman-teman mengenai tugas sebagai Menko Maritim. Tugas pokok sebagai menteri koordinator yaitu mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas kementerian yang ada dibawahnya. Dalam hal ini yang berada di bawah koordinasi saya; Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun dalam menyelesaikan pembangunan di sektor-sektor tersebut tidak mudah karena tidak terintegrasi dengan baik. Solusi penyelesaian pembangunan harus dilakukan secara holistik karena itu saya berkoordinasi dengan kementerian lain. Misalnya penanganan garam ternyata ada problem lingkungan dan tanah karena itu saya menggandeng Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR). Begitu juga pengalaman menangani Mandalika. Meski pariwisata berada di bawah koordinasi saya tapi ada persoalan sengketa tanah disana maka saya mengajak Menteri ATR agar segera mendapatkan solusi. Kini Mandalika sudah dalam tahap pembangunan dan nanti kita akan mempunyai Cruise Terminal di Pelabuhan Benoa. Contoh lain adalah dalam penanganan LRT dan MRT. Selain koordinasi dengan kementerian di bawah saya yaitu Kementerian Perhubungan, kami juga harus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Lingkungan Hidup, Keuangan, ATR dan Pemda. Kemarin, 28 Oktober saya meresmikan jalur penerbangan Garuda Singapore ke Danau Toba untuk akses turis mancanegara kesana, saya berkoordinasi dengan Menteri BUMN dan Garuda.
  • 4. 4 Bapak-Ibu dan teman-teman selain menangani Mandalika yang tertunda penanganannya hampir 29 tahun pemerintah juga menyelesaikan proyek pembangunan tertunda lainnya seperti Suwung lokasi pembangunan waste energy, Flight Information Region (FIR) yang hampir dilupakan orang karena 45 tahun tidak ditangani, juga reklamasi yang tidak selesai sejak jaman Pak Suharto. Kini semua dalam taraf pembangunan dan diharapkan segera selesai dengan baik. Selain itu untuk kedepan pemerintah akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sedang dirancang di Cikarang, Kerawang dan Bekasi. Pilihan kepada daerah-daerah tersebut karena hampir 60% indusrti ada disana sehingga tidak perlu membangun kawasan baru, hemat biaya untuk para tenaga kerja terutama transportasi, pembangunan harus efektif dan berguna bagi masyarakat serta untuk kepentingan nasional. Masih banyak lagi pembangunan yang harus diselesaikan melalui lintas kementerian. Kita tidak bisa berhasil jika terus mengedepankan ego sektoral. Jadi, kita harus bekerjasama dengan semua pihak. Saya berharap Bapak-Ibu dan teman-teman kini paham bahwa tidak ada niat dari saya maupun kementerian lain ingin mengambil alih urusan pihak lain, semua yang kami lakukan semata-mata untuk kepentingan nasional. Terimakasih.
  • 6. 6
  • 7. 7
  • 8. 8
  • 9. 9
  • 10. 10
  • 11. 11 Kemenko Perekonomniam Batalkan bersama WWF Indonesia Tentang PMO PS