SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  128
KULIAH OTOLOGI
dr. Yanti Fitri Yasa, Sp.THT-KL
Anatomi Telinga
Telinga luar
Telinga tengah
Telinga dalam
Anatomi Telinga
Telinga luar
Daun telinga ( Pinna)
Dibentuk oleh tulang rawan dan otot
serta ditutup oleh kulit
Bentuknya dengan berbagai tonjolan
dan cekungan (terlihat pada
gambar), dengan panjang sekitar 2,5
cm menyebabkan resonansi bunyi
3500 Hz
Fungsi: untuk mengetahui lokasi
bunyi dari arah depan-belakang dan
membedakan tinggi-rendah bunyi
Liang telinga
Mempunyai panjang 2,5-3 cm dan
diameter sekitar 0,75 cm
1/3 bagian luar: tulang rawan
2/3 bagian dalam: tulang keras yang
bersatu dengan tulang tengkorak
Seluruh liang telinga diliputi kulit
Hanya bagian tulang rawan yang
mengandung folikel rambut dan
kelenjar serumen
Fungsi: meneruskan energi bunyi
dari daun telinga ke telinga tengah
Telinga luar
Tulang
rawan
Tulang
keras
Membran
timpani
Tulang pendengaran
Maleus, inkus, stapes
Pars flasida
• Superior
• Lebih tipis
• Dua lapisan
Pars tensa
• Inferior
• Lebih tebal
• Tiga lapis
Telinga Tengah
Otot pada Telinga Tengah
Otot stapedius berorigo pada eminensia piramidalis dan berinsersio pada leher
stapes
Jika terdapat bunyi yang keras, 70 dB di atas ambang dengar, otot ini akan
berkontraksi menarik dasar tulang stapes ke arah luar dari tingkap lonjong yang
dapat mengurangi intensitas bunyi yang masuk ke dalam koklea
Otot tensor timpani
berinsersio pada
lengan maleus
Origo otot tensor
timpani berasal dari
dinding depan kavum
timpani
Kontraksi otot ini
menyebabkan MT
lebih tegang
sehingga energi
bunyi dapat
dipantulkan
Telinga Tengah
Meneruskan energi akustik yang berasal
dari telinga luar ke dalam koklea
Amplifikasi (penguatan) bunyi melalui
mekanisme system ossicular chain,
perbedaan luas penampang antara
membran timpani dan tingkap lonjong
serta oleh bentuk kerucut membran
timpani
Meneruskan energi akustik yang berasal
dari telinga luar ke dalam koklea
Amplifikasi (penguatan) bunyi melalui
mekanisme system ossicular chain,
perbedaan luas penampang antara
membran timpani dan tingkap lonjong
serta oleh bentuk kerucut membran
timpani
Fungsi
penguatan energi suara
s/d 22 kali yang meningkatkan gain
sebesar 25-30 dB
Telinga dalam
• Merupakan saluran tulang yang
bergelung 2,5 lingkaran seperti
rumah siput
• Terbagi atas 3 bagian: skala
vestibuli, skala media dan skala
timpani
• Skala media atau duktus koklearis
mempunyai penampang segitiga
dan dasarnya adalah membran
basilaris yang menjadi landasan
dari organ korti
Koklea
Organ Korti
Mengandung sel-sel reseptor bunyi yaitu sel rambut dalam (1 lapis)
dan sel rambut luar (3 lapis)
Setiap sel memiliki silia yang menembus suatu lapisan kenyal
membran tektoria
Fungsi Pendengaran
Komunikasi
• Penting
untuk
seorang
anak belajar
berbicara
gangguan
fungsi
pendengara
Proteksi
• Melindungi
diri dari
sesuatu hal
yang
berbahaya
Emosi
• Misalnya
kenikmatan
dan stress
• Seorang
penderita
tuli saraf
nada tinggi
tidak akan
Fisiologi Pendengaran
Ditangkapnya suara
oleh daun telinga
dalam bentuk
gelombang suara
Menggetarkan
membran timpani dan
menggerakan tulang
pendengaran
(Amplifikasi)
Proses
transduksi
Proses
transmisi
Proses
Konduksi
Proses mendengar
diawali dengan
Diteruskan
oleh liang
telinga
Energi akustik dari telinga tengah menggerakkan
membran Reissner dan cairan endolimfa skala
media menimbulkan pergerakan membran
basilaris
Gerakan gelombang membran basilaris oleh bunyi
frekuensi tinggi mempunyai pergeseran
maksimum pada bagian basal koklea, tidak dapat
mencapai bagian apikal
Rangsang bunyi frekuensi rendah pergeseran
maksimum lebih ke arah apikal, dapat melewati
bagian basal maupun apikal membran basilaris
Proses
Transduksi
Ion kalsium memacu vesikel yang berisi neurotransmiter, bergabung dengan
membran sel rambut
Neurotransmiter dilepas ke ruang sinaps dan menghasilkan potensial aksi yang
diteruskan ke serabut saraf VIII menuju nukleus koklearis
Rangsang mekanik pada
membran basilaris dan
tektoria menyebabkan
defleksi stereosilia sel
rambut dan membuka
saluran transduksi pada
ujung stereosilia
menyebabkan ion kalium
masuk ke dalam sel
Saluran ion kalsium pada
dasar sel terbuka dan ion ini
masuk ke dalam sel
Impuls listrik dari nervus
auditorius diteruskan ke
nukleus koklearis, berjalan ke
nukleus olivarius kontralateral
dan sebagian diteruskan ke
lemniskus lateralis menuju
kolikulus inferior
Selanjutnya, impuls diteruskan
ke korteks auditorius (Korteks
pendengaran)
Korteks pendengaran primer
terletak di area 41 Brodmann,
yang terletak di girus temporalis
superior
Mesensefalon
Medulla
Oblongata
Transmisi dan Prosesing
Prosesing
Transmisi
Kelainan Daun Telinga
(Pinna)
Kelainan Kongenital
Mikrotia
Deformitas pinna berukuran
kecil
Biasanya berhubungan
dengan atresia liang telinga
dan kelainan tulang
pendengaran
Terapi: rekonstruksi dengan
menggunakan graft kartilago
Mikrotia dan Atresia liang telinga
Kelainan Kongenital
 Daun telinga lebih kecil, biasa disertai dg
atresia dan kel.tlg pendengaran
 Jarang kel telinga dlm perkembangan
embrio beda
 Etio : unknown
 Pemeriksaan : audiometri & radiologik
 Th : rekonstruksi
Atresia bilateral à ABD
Op : kanaloplasti usia 5-7 th
Atresia unilateral stlh dewasa
Kelainan Kongenital
Sinus preaurikular
Biasanya terletak anterior dari crus Helix/
depan tragus
 Bentuk bulat atau lonjong, seujung pensil
 Muara sinus sekret dari kel.sebasea
Dapat terjadi inflamasi dengan edema dan
sekret mukopurulen
 Keluhan: obstruksi, infeksi selulitis fasial
 Pem : fistulorafi
Terapi: sinusektomi bila infeksi berulang
 Herediter
 Lokasi : depan tragus
 Bentuk bulat atau lonjong, seujung pensil
 Muara fistula à sekret dari kel.sebasea
 Keluhan : obstruksi, infeksi à selulitis fasial
 Pem : fistulorafi
 Thy :
 bila infeksi berulang à operasi
Kelainan Kongenital
Hillocks (Lobulus
asesoris)
Biasanya ditemukan
anterior dari tragus
Terapi: eksisi (alasan
kosmetik)
Kelainan Kongenital
Prominent Ear
(Bat’s Ear)
Daun telinga tidak normal,
lebih lebar, lebih berdiri
Fgs pendengaran normal
Lipatan antiheliks tidak
ada atau minimal
Terapi: koreksi
pembedahan
Trauma
Avulsi pinna dengan
skin loss
Trauma
Hematoma pinna
Definisi: Penumpukan darah atau serum darah antara
perikondrium dan tulang rawan daun telinga bagian muka
Etiologi : Trauma (petinju, angkat berat, tidur dg daun telinga
terlipat)
Trauma
Hematoma pinna
Terapi: keluarkan secara steril untuk mencegah infeksi
perikondritis
Aspirasi, insisi dan drainase
Trauma
Hematoma pinna
Komplikasi : cauliflower
Infeksi dan Inflamasi
Perikondritis
Infeksi dari tlg rawan dan
perikondrium daun telinga
Etiologi: Trauma akibat kecelakaan,
operasi daun telinga yg terinfeksi,
komplikasi pesudokista
Kuman tersering: Pseudomonas
pyocyanea
Pembengkakan pada pinna,
kemerahan dan nyeri diikuti demam
Terapi Perikondritis
 Segera dengan antibiotik broad
spektrum
 Jika ada sekret hapusan kultur
tes sensitivitas
 Penyebab tersering:
Pseudomonas aeruginosa
(gram negatif)
aminoglikosida
 Jika terbentuk abses
subperikondrial, abses harus
diinsisi dan didrainase
 Komplikasi : Cauliflower ear
Infeksi dan Inflamasi
Infeksi dan Inflamasi
Herpes Zoster
Mengenai pinna dan
regio preaurikular
Dapat berhubungan
dengan paresis fasialis
Terapi: antivirus seperti
asiklovir dan steroid oral
Pseudokista
 Benjolan di daun telinga
 Kumpulan cairan kekuningan di antara prikondrium dan
tulang rawan telinga
 Tanpa nyeri dan tanpa diketahui etio
 Th : keluarkan secara steril cegah perikondritis balut
tekan dg gips perikondrium melekat lagi dg tl rawan
cegah kekambuhan
Infeksi dan Inflamasi
Kista Sebasea
Biasanya ditemukan di
belakang telinga, pada
sulkus postaural
Terapi: ekstirpasi kista
Tumor
Karsinoma sel basal
Terdapat ulkus pada heliks
Terapi: reseksi luas
Metabolik
Tophi Gout
pada heliks
Lain-Lain
Keloid pada lobulus
Lebih banyak pada kulit
hitam
Tingkat rekurensi tinggi
Terapi:eksisi diikuti
radioterapi atau injeksi
triamsinolon lokal
mengurangi rekurensi
Kelainan Liang Telinga
(Meatus Akustikus Eksterna)
Benda asing / corpus alienum
 Benda hidup atau mati
 Organik non organik
 Anak kecil : manik manik, kacang hijau,
mainan, karet penghapus, batere
 Dewasa : cotton bud tertinggal,
potongan korek api, serangga kecil à
usaha mengeluarkan à terdorong ke dlm
Benda asing / corpus alienum
Benda asing / corpus alienum
 Hati hati : trauma mt
 Benda hidup à matikan dulu à keluarkan
dengan pinset atau irigasi
 Batere à jgn dibasahi à korosif
 Benda besar à kait serumen
 Benda kecil à cunam atau pengait
Benda asing / corpus alienum
Benda asing / corpus alienum
SERUMEN
 Produksi gl.sebasea dan
serumenifera
 1/3 luar liang telinga
 Konsistensi cair dan keras,
hingga spt batu
 Sebagai proteksi
 Keluar sendiri scr migrasi
(individual)
 Bila prod >> àSerumen
Prop / Impacted serumen
SERUMEN
SERUMEN
Thy : sesuai
konsistensi
Keras à pengait
Tetesi carbogliserin
10%
Irigasi à bila tak ada
perforasi mt
SERUMEN
Peradangan dari kulit liang telinga
Otitis Eksterna
Definisi
 Berdasarkan bentuk lesi:
Otitis eksterna sirkumskripta Otitis
eksterna difusa
 Berdasarkan penyebab:
Bakteri, virus, jamur
Klasifikasi
Otitis Eksterna Sirkumskripta
(Furunkulosis)
Definisi
Radang pars kartilago 1/3 luar CAE
sumbatan pilosebacea
Berawal dari folikulitis dan meluas hingga
membentuk abses kecil (furunkel)
Biasanya lanjutan dari trauma pada liang
telinga akibat dikorek
Etiologi dan Patofisiologi
Kuman tersering:
Staphylococcus
aureus
Obstruksi unit
apopilosebaseaLap subkutan folikel
rambut, gld sebasea,
gld seruminosa
Gejala dan Tanda
Gejala:
Nyeri telinga yang terlokalisir
Pruritus
Penurunan pendengaran (bila lesi menutup
kanal)
Gejala dan Tanda
Tanda (Trias: gatal, korek, sakit)
Furunkel di liang telinga
Hiperemis, edema
Nyeri tarik bagian telinga luar
Nyeri tekan pada tragus
Terapi
 Liang telinga dibersihkan dengan hati
hati
 Pemasangan tampon kassa yang
dioleskan krem steroid dan antibiotik
ke liang telinga
 Antibiotik dan analgetik oral
 Bila tidak pecah 24-48 jam dilakukan
insisi furunkel dengan anestesi lokal
Otitis Eksterna Difusa
(Swimmer’s Ear)
Etiologi
Kuman tersering: Pseudomonas aeruginosa
Kuman Lain: Proteus mirabilis, Basillus
piosianius, streptococci, enterobacter
Faktor Predisposisi
Sering berenang
Iklim hangat dan lembab
Liang telinga sempit dan berambut
Adanya eksostosis pada kanal
Trauma atau benda asing pada kanal
Adanya serumen prop
Penggunaan alat bantu dengar
Diabetes/ immunocompromise
Stadium Penyakit
Stadium preinflamasi:
Telinga terpapar faktor predisposisi (panas,
kelembapan, maserasi, tidak adanya serumen,
pH alkali) edema stratum corneum dan oklusi
apopilosebasea
Gejala: pruritus dan rasa penuh pada telinga
Tanda: edema ringan
Stadium Penyakit
Stadium inflamasi akut: derajat ringan
Eritema dan
edema ringan
kanal
Sekret jernih
pada kanal
Stadium Penyakit
Stadium inflamasi akut: derajat sedang
Kanal lebih
edema dengan
eksudat yang
lebih banyak
Stadium Penyakit
Stadium inflamasi akut: derajat berat
Obliterasi lumen
Sekret purulen
Kulit konka eritema
dan bersisik
Infeksi meluas ke
jaringan lunak
sekitar dan
limfonodi servikal
Stadium Penyakit
Stadium inflamasi kronis
bila inflamasi menetap lebih dari 3 bulan
Penebalan kulit liang telinga
Pengelupasan kulit liang
telinga
Perubahan kulit daun
telinga:
-Eczema
-Likenifikasi
-Ulserasi superfisial
Gejala dan Tanda
Gejala:
Otalgia
Tidak adanya jaringan subkutan dibawah kulit liang
telinga, proses radang akan menyebabkan tekanan yang
kuat pada ujung-ujung saraf
Mungkin juga terasa nyeri jika menggerakkan rahang
Otorea
Pruritus
Telinga terasa penuh
Penurunan pendengaran
Riwayat telinga kemasukan air
Riwayat kebiasaan mengorek telinga
Gejala dan Tanda
Tanda:
Nyeri tekan pinna dan kanal
Eritema kanal
Edema kanal
Debris purulen
Pembesaran limfonodi periaurikular dan servikal
anterior
Pemeriksaan Tambahan
Laboratorium darah
Kultur (untuk kasus refrakter)
Dibuat hapusan kultur dan sensitivitas
kuman
Tatalaksana
Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati dengan
H2O2 3%
Pasang tampon telinga yang telah diolesi dengan
antibiotik dan antiseptik secara berkala tiap 2 hari
Antibiotika topikal (kombinasi dengan steroid)
dipakai secara hati-hati karena dapat alergi atau
mungkin dapat menyebabkan tumbuh jamur yang
berlebihan
Analgetik oral
Antibiotik oral untuk kasus berat
Otitis Eksterna Maligna
Infeksi berat dan progresif à hanya kulit àsubkutis, tl≠
rawan, tulang sekitarà kondritis, ossteitis, osteomielitis tl
temporal
Sebab : Pseudomonas aeruginosa
Terutama pada:
* orang tua dg diabetes mellitus
Definisi dan Etiologi
Gejala Klinis
• Awal berupa cellulitis pada liang telinga OE
persisten, tapi lebih sering muncul mendadak
dgn gejala infeksi liang telinga minimal
libatkan saraf kranial (VII, VIII, IX, X, XI)
• GEJALA :
Gatal liang telinga, segera diikuti nyeri, sekret
yg banyak, pembengkakan liang telinga.
Nyeri smkn hebat à liang telinga tertutup
jar.granulasi, saraf fasial terkena à paresis atau
paralisis fasialis
Otitis Eksterna Maligna
Tanda Klinis
 Inspeksi : tanda2 infeksi pada liang telinga dan
jaringan periauricular
 Otoskopi :
 ulserasi pada dasar liang telinga
 jaringan granulasi pada dasar osseocartilaginous
junction, tampak tulang kecoklatan
 sekret purulen
Komplikasi
 Otitis media
 Mastoiditis
 Osteomyelitis
 Meningitis
 Defisit saraf kranialis
Tatalaksana
Pseudomonas aeruginosa à antibiotika oral gol
quinolon dosis tinggi
Kasus berat : antibiotika parenteral kombinasi
aminoglikosid selama 6-8 minggu
debridemant
Barza M. Use of quinolones for treatment of ear and eye infections. Eur J Clin Microbiol Infect Dis.
1991;10:296-303.
Herpes Zoster Oticus
Infeksi virus varisela zoster
Menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial
reaktivasi Varicella Zoster virus (VZV) àdormant pada sel
ganglion, melibatkan n.VII &/ VIII à Ramsay Hunt Syndrome
Herpes Zoster Oticus
Gejala dan Tanda
 Tampak lesi vesikel pada kulit daerah muka sktr liang
telinga
 Otalgia
 Kdg disertai paralisis otot wajah
 Berat à ggn pendengaran SNHL (sensori neural hearing
loss)
Thy : sesuai tata;aksana herpes zoster
Otomikosis
Etiologi
Etiologi: Aspergillus (80%), Candida,
Phycomycetes, Rhizopus, Actinomyces,
Penicillium
Patogenesis: faktor predisposisi sama
dengan otitis eksterna bakteri
Lebih sering pada pasien diabetes melitus
atau immunocompromised
Gejala dan Tanda
Gejala:
Pruritus
Rasa penuh pada telinga
Otorea
Otalgia
Penurunan pendengaran (akibat akumulasi
debris mikotik)
Pernah menggunakan antibiotik topikal tapi
tidak sembuh
Gejala dan Tanda
Tanda: pada otoskopi ditemukan mycelia, debris
jamur berwarna putih, abu-abu atau hitam, kanal
eritem
Penatalaksanaan
Preparasi KOH kultur fungi
Terapi
 Ear toilet complete removal
 Antifungal topikal
 Nonspesifik: thimerosal (Merthiolate), gentian violet
 Spesifik: clotrimazole drop, nystatin, ketoconazol,
itraconazole
Kelainan Telinga Tengah
OTITIS MEDIA
Otitis media
Supuratif
OMA OMSK
Tipe Aman Tipe Bahaya
Non Supuratif
Akut/ Barotrauma Kronis/ OM Serosa/
Glue Ear
OTITIS MEDIA
AKUT
OTITIS MEDIA
AKUT
Patogenesis
Steril Silia, enzim, antibodi
Multifaktor
Infeksi, gangguan imunologi, alergi,
lingkungan, faktor sosial, gangguan
fungsi tuba Eustachius
Anak Dewasa
<
Patogenesis
Patogenesis
INFANT ADULT
EUSTACHIAN
TUBE
Patogenesis
Kuman penyebab
Steptokokus beta hemolitikus
Stafilokokus aureus
Pneumokokus
Hemofilus influenza
Kuman penyebab
Steptokokus beta hemolitikus
Stafilokokus aureus
Pneumokokus
Hemofilus influenza
Faktor
Predisposisi
Infeksi saluran nafas atas
STADIUM OMA
1. Oklusi tuba; retraksi
STADIUM OMA
2. Hiperemis; pembuluh darah melebar
STADIUM OMA
3. Supurasi; bulging
STADIUM OMA
4. Perforasi; ruptur
STADIUM OMA
5. Resolusi; sekret (-)
Gejala OMA
1. Otalgia
2. Otorea
3. Demam
4. Gelisah dan
sukar tidur
5. Kejang
6. Anoreksia
7. Gangguan pendengaran
8. Vomitting
9. Diare
10. Riwayat ISPA sebelumnya
Terapi
Dekongestan
tetes hidung
Antibiotik Analgetik
MiringotomiCuci telinga
TERAPI
Berdasarkan Stadium
- Std Oklusi: - Dekongestan
- Std Presupurasi: - Antibiotik,
dekongestan dan analgetik
- Std Supurasi: - Antibiotik
- Miringotomi
- Std Perforasi: - H2O2 3%
- Antibiotik
- Std Resolusi: - Antibiotik
Terapi stadium oklusi
Tujuan membuka kembali tuba
EUSTACHIUS à TEK NEGATIF telinga
tengah hilang
• Biasa obat tetes hidung : efedrin hcl
• Antibiotika
Terapi stadium hiperemis
Antibiotika, obat tetes hidung, analgetika
• Dianjurkan gol penisilin atau ampisilin
• Minimal 7 hari
Terapi stadium supurasi
Selain antibiotika, idealnya dilakukan
miringotomi, bila m.timpani utuh.
MIRINGOTOMI à kuadran posterior-inferior
Terapi stadium perforasi
obat cuci telinga H2O2 3% slm 3-5 hari
antibiotika adekuat
Bila tdk tjd resolusi à antibiotika sp 3 minggu
Bila lebih 3 minggu sekret msh byk à telah tjd
mastoiditis à Otitis media supuratif subakut
Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar
lebih dari 2 bln à OMSK
Komplikasi
SEBELUM ADA ANTIBIOTIKA à ABSES
SUBPERIOSTEAL à KOMPLIKASI BERAT
(MENINGITIS DAN ABSES OTAK)
OTITIS MEDIA
SUPURATIF
KRONIS
OTITIS MEDIA
SUPURATIF
KRONIS
OMSK/ OMP/ CONGEK
Infeksi kronis telinga tengah, perforasi membran
timpani, otorea
Infeksi kronis telinga tengah, perforasi membran
timpani, otorea
3 minggu – 2 bulan Subakut
> 2 bulan OMSK
Definisi
Klasifikasi
Atik
Marginal
Sentral
Lokasi
perforasi
Jenis OMSK
Benign/ mukosa /
aman
Maligna/ tulang /
bahaya
kolesteatoma
Aktivitas
sekret Aktif
Tenang
Remember what I said:
Unsafe perforations are
a)In the attic or
b)In the posterior region
c)Or involve the eardrum margin
Anything else is generally safe.
i.e.
a)In the anterior region or
b)In the inferior region
c)AND NOT INVOLVING THE
EARDRUM MARGIN
Tanda klinis OMSK Tipe Aman
Perforasi sentral
Kolesteatom (-)
Tanda klinik tipe bahaya
Perforasi marginal, atik
Fistula/ abses
retroaurikuler
Polip/ granulasi
Kolesteatom telinga
tengah
Sekret / pus berbau khas
Rontgen: bayangan
kolesteatom (destruksi
tulang)
Terapi
Ditujukan terhadap:
Perforasi permanen
Fokal infeksi
Jaringan patologis irreversible
Gizi dan higienis kurang
Terapi
OMSK Benigna
Konservatif
Operatif
H2O2 3%
Tetes telinga
antibiotik-fokal
infeksi
Perforasi permanen > 2 bulan
Miringoplasti Timpanoplasti
OMSK Maligna Operatif mastoidektomi
(simple, radical, modified)
Komplikasi
Intrakranial
1. Abses ekstradural
2. Abses subdural (empiema)
3. Tromboflebitis sinus sigmoudeus/sinus
lateral
4. Meningitis
5. Abses otak
6. Hidrosefalus otitis
Komplikasi
Dalam tulang temporal
1. Paralisis fasial
2. Labirinitis
Acute mastoiditis with sub-periosteal abscess
PROSES PERKEMBANGAN
BICARA & BAHASA
PERANAN FUNGSI PENDENGARAN
KOMUNIKASI VERBAL
Komplikasi
Delayed Speech
OTITIS MEDIA
NON-SUPURATIF
OTITIS MEDIA
NON-SUPURATIF
Otitis Media Non-Supuratif
Otitis media serosa, otitis media musinosa, otitis
media efusi, otitis media sekretoria, otitis media
mukoid (glue ear)
Terdapatnya sekret non-purulen di telinga
tengah, sedangkan membran timpani utuh:
- cairan encer OM serosa
- mukoid OM mukoid (glue ear)
OMS AkutOMS Akut
Definisi
Inflamasi pada telinga tengah dan adanya penumpukan
cairan di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh
Patogenesis
Adenoiditis
Sumbing
palatum
KNF
BarotraumaSinusitisRinitis
Defisiensi
imunologi
Alergi
Gangguan
fungsi tuba
Etiologi
Faktor
penyebab
Barotrau
ma
Virus Alergi Idiopatik
Gejala klinis
Gangguan
pendengaran
Rasa
tersumbat
Ada cairan
Nyeri
ditelinga
Tinitus Vertigo
Tanda klinis
Otoskopi
• Membran timpani
retraksi
• Gambaran
gelembung udara
Garpu Tala
•Tuli konduktif
Terapi
Miringotomi, gromet tube
Konservatif
Dekongestan,
antihistamin
1
Operatif2
OMS KRONIS
(Glue Ear)
OMS KRONIS
(Glue Ear)
OMS kronik (glue ear)
Gejala klinis tuli lebih menonjol
(40-50db) sering pada anak
Otoskopi Membran telinga retraksi, suram, kuning
kemerahan/ abu-abu
OMS kronik (glue ear)
1
• Terapi konservatif
• Vasokonstriktor lokal
• Antihistamin
2
• Operatif:
• Grommet tube
• Fokal infeksi
Gangguan Fungsi Tuba
Fungsi tuba:
Ventilasi
• perasat valsava
• perasat toynbee
drainase
proteksi
TUBA TERBUKA ABNORMAL
• MYOKLONUS PALATAL
• PALATOSKISIS
• OBSTRUKSI TUBA : radang di nasofaring,
radang adenoid, tampon, tumor nasofaring
– Gejala dini : terbentuk cairan di tt (otitis media
serosa)
– Ingat : dewasa à OM serosa kronis unilateral à
KNF
Gangguan Fungsi Tuba
Barotrauma
Perubahan tek tiba tiba di luar tt (pswt /
menyelam) à tuba gagal membuka à tek
negatif di telinga tengah à cairan keluar
dari pemb darah kapiler mukosa.
• Normal : tertutup
• Terbuka à menelan, mengunyah, menguap
Barotrauma
Gejala :
• Kurang dengar
• Autofoni
• Perasaan ada air dlm telinga
• Kdg tinitus dan vertigo
Barotrauma
Terapi
• Konservatif à dekongestan lokal atau
perasat valsava
• Bila cairan menetap : miringotomi
• Kalau perlu pasat pipa ventilasi
(grommet)
Pencegahan
Mengunyah permen
Perasat valsava
TERIMA KASIH
semoga bermanfaat

Contenu connexe

Tendances

206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1homeworkping7
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCoassTHT
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCoassTHT
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah Putu Wijaya Kandhi
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISKharima SD
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 

Tendances (20)

Omsk
OmskOmsk
Omsk
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Pengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomiPengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomi
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 

En vedette

Organ Telinga
Organ TelingaOrgan Telinga
Organ Telinga97vania
 
STRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGA
STRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGASTRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGA
STRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGAMuhammad Nasrullah
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaranmateri-x2
 
Kelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & traumaKelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & traumadadadony
 
2. penyakit kelainan faring
2. penyakit kelainan faring2. penyakit kelainan faring
2. penyakit kelainan faringfikri asyura
 
Ppt faal pendengaran
Ppt faal pendengaranPpt faal pendengaran
Ppt faal pendengaranAfifah Lee
 
Indera Pendengaran (Telinga)
Indera Pendengaran (Telinga)Indera Pendengaran (Telinga)
Indera Pendengaran (Telinga)Nathan Wijaya
 
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakanPengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakanunsri
 
Otitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronikOtitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronikAtikah Fatmawati
 
Penyakit Meniere
Penyakit MenierePenyakit Meniere
Penyakit MeniereAntox Utomo
 
Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]
Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]
Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]fikri asyura
 
Metabolisme protein 3
Metabolisme protein 3Metabolisme protein 3
Metabolisme protein 3fikri asyura
 
Simpati (modul empati dan motivasi)
Simpati (modul empati dan motivasi)Simpati (modul empati dan motivasi)
Simpati (modul empati dan motivasi)fikri asyura
 

En vedette (20)

Organ Telinga
Organ TelingaOrgan Telinga
Organ Telinga
 
STRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGA
STRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGASTRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGA
STRUKTUR & FISIOLOGI - TELINGA
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
Sistem pendengaran
Sistem pendengaranSistem pendengaran
Sistem pendengaran
 
Kelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & traumaKelainan kongenital & trauma
Kelainan kongenital & trauma
 
2. penyakit kelainan faring
2. penyakit kelainan faring2. penyakit kelainan faring
2. penyakit kelainan faring
 
Ppt faal pendengaran
Ppt faal pendengaranPpt faal pendengaran
Ppt faal pendengaran
 
indera pendengaran
indera pendengaranindera pendengaran
indera pendengaran
 
Indera Pendengaran (Telinga)
Indera Pendengaran (Telinga)Indera Pendengaran (Telinga)
Indera Pendengaran (Telinga)
 
Ear Anatomy
Ear AnatomyEar Anatomy
Ear Anatomy
 
Istilah keperwatan
Istilah keperwatanIstilah keperwatan
Istilah keperwatan
 
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakanPengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakan
 
Otitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronikOtitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronik
 
Penyakit Meniere
Penyakit MenierePenyakit Meniere
Penyakit Meniere
 
Hormon 2
Hormon 2Hormon 2
Hormon 2
 
Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]
Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]
Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]
 
Virologi
VirologiVirologi
Virologi
 
Proses kehidupan
Proses kehidupanProses kehidupan
Proses kehidupan
 
Metabolisme protein 3
Metabolisme protein 3Metabolisme protein 3
Metabolisme protein 3
 
Simpati (modul empati dan motivasi)
Simpati (modul empati dan motivasi)Simpati (modul empati dan motivasi)
Simpati (modul empati dan motivasi)
 

Similaire à Kuliah otologi (1)

Ringkasan Materi Telinga
Ringkasan Materi TelingaRingkasan Materi Telinga
Ringkasan Materi TelingaIvana Carissa
 
Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Thary's Phyup
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorakSofyan Dwi Nugroho
 
Anfis sis pendengaran
Anfis sis pendengaran Anfis sis pendengaran
Anfis sis pendengaran Yusuf Aruke
 
Sistem Koordinasi manusia (Telinga)
Sistem Koordinasi manusia (Telinga)Sistem Koordinasi manusia (Telinga)
Sistem Koordinasi manusia (Telinga)Vella Asbanu
 
otitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxotitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxZulAme
 
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaAnatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaNova Mandasari
 
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptGANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptPrazhCzar
 
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.pptWahyujawaI
 
Indera Pendengar/Telinga SMP
Indera Pendengar/Telinga SMPIndera Pendengar/Telinga SMP
Indera Pendengar/Telinga SMPPutri Larasantang
 
THT-KL.pptx
THT-KL.pptxTHT-KL.pptx
THT-KL.pptxCandraMY
 
Ipa8 kd11-mekanisme mendengar pada manusia dan hewan
Ipa8 kd11-mekanisme mendengar pada manusia dan hewanIpa8 kd11-mekanisme mendengar pada manusia dan hewan
Ipa8 kd11-mekanisme mendengar pada manusia dan hewanSMPK Stella Maris
 
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007WaQhyoe Arryee
 

Similaire à Kuliah otologi (1) (20)

Materi Psikologi Faal Pertemuan 5
Materi Psikologi Faal Pertemuan 5Materi Psikologi Faal Pertemuan 5
Materi Psikologi Faal Pertemuan 5
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
Ringkasan Materi Telinga
Ringkasan Materi TelingaRingkasan Materi Telinga
Ringkasan Materi Telinga
 
Indera manusia telinga (biologi)
Indera manusia telinga (biologi)Indera manusia telinga (biologi)
Indera manusia telinga (biologi)
 
Telinga
TelingaTelinga
Telinga
 
Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
Anfis sis pendengaran
Anfis sis pendengaran Anfis sis pendengaran
Anfis sis pendengaran
 
Sistem Koordinasi manusia (Telinga)
Sistem Koordinasi manusia (Telinga)Sistem Koordinasi manusia (Telinga)
Sistem Koordinasi manusia (Telinga)
 
otitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptxotitismediaakut-170326050829.pptx
otitismediaakut-170326050829.pptx
 
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt omaAnatomi telinga tengah ruptur mt oma
Anatomi telinga tengah ruptur mt oma
 
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptGANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
 
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
 
Indera Pendengar/Telinga SMP
Indera Pendengar/Telinga SMPIndera Pendengar/Telinga SMP
Indera Pendengar/Telinga SMP
 
THT-KL.pptx
THT-KL.pptxTHT-KL.pptx
THT-KL.pptx
 
Ipa8 kd11-mekanisme mendengar pada manusia dan hewan
Ipa8 kd11-mekanisme mendengar pada manusia dan hewanIpa8 kd11-mekanisme mendengar pada manusia dan hewan
Ipa8 kd11-mekanisme mendengar pada manusia dan hewan
 
Tinitus
Tinitus Tinitus
Tinitus
 
Anatomi telinga luar & tengah
Anatomi telinga luar & tengahAnatomi telinga luar & tengah
Anatomi telinga luar & tengah
 
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
 
INDERA PENDENGARAN KEL.2.pptx
INDERA PENDENGARAN KEL.2.pptxINDERA PENDENGARAN KEL.2.pptx
INDERA PENDENGARAN KEL.2.pptx
 

Plus de fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

Dernier

FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 

Dernier (20)

FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 

Kuliah otologi (1)

Notes de l'éditeur

  1. Notes : DM à intolerans glukosa, mikroangiopati pada CAE, p↑ pH serumen pada pasien diabetes.... Sebab sebenarnya masih ???? Ga ada yg tahu... à pasien HIV ada yg tdk intolerans glukosa....hehhehehehhhhhhhhhhhhhheeeee Mampus ngantuk &amp;gt;,&amp;lt;