Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
4. Telinga luar
Daun telinga ( Pinna)
Dibentuk oleh tulang rawan dan otot
serta ditutup oleh kulit
Bentuknya dengan berbagai tonjolan
dan cekungan (terlihat pada
gambar), dengan panjang sekitar 2,5
cm menyebabkan resonansi bunyi
3500 Hz
Fungsi: untuk mengetahui lokasi
bunyi dari arah depan-belakang dan
membedakan tinggi-rendah bunyi
5. Liang telinga
Mempunyai panjang 2,5-3 cm dan
diameter sekitar 0,75 cm
1/3 bagian luar: tulang rawan
2/3 bagian dalam: tulang keras yang
bersatu dengan tulang tengkorak
Seluruh liang telinga diliputi kulit
Hanya bagian tulang rawan yang
mengandung folikel rambut dan
kelenjar serumen
Fungsi: meneruskan energi bunyi
dari daun telinga ke telinga tengah
Telinga luar
Tulang
rawan
Tulang
keras
7. Otot pada Telinga Tengah
Otot stapedius berorigo pada eminensia piramidalis dan berinsersio pada leher
stapes
Jika terdapat bunyi yang keras, 70 dB di atas ambang dengar, otot ini akan
berkontraksi menarik dasar tulang stapes ke arah luar dari tingkap lonjong yang
dapat mengurangi intensitas bunyi yang masuk ke dalam koklea
Otot tensor timpani
berinsersio pada
lengan maleus
Origo otot tensor
timpani berasal dari
dinding depan kavum
timpani
Kontraksi otot ini
menyebabkan MT
lebih tegang
sehingga energi
bunyi dapat
dipantulkan
8. Telinga Tengah
Meneruskan energi akustik yang berasal
dari telinga luar ke dalam koklea
Amplifikasi (penguatan) bunyi melalui
mekanisme system ossicular chain,
perbedaan luas penampang antara
membran timpani dan tingkap lonjong
serta oleh bentuk kerucut membran
timpani
Meneruskan energi akustik yang berasal
dari telinga luar ke dalam koklea
Amplifikasi (penguatan) bunyi melalui
mekanisme system ossicular chain,
perbedaan luas penampang antara
membran timpani dan tingkap lonjong
serta oleh bentuk kerucut membran
timpani
Fungsi
penguatan energi suara
s/d 22 kali yang meningkatkan gain
sebesar 25-30 dB
9. Telinga dalam
• Merupakan saluran tulang yang
bergelung 2,5 lingkaran seperti
rumah siput
• Terbagi atas 3 bagian: skala
vestibuli, skala media dan skala
timpani
• Skala media atau duktus koklearis
mempunyai penampang segitiga
dan dasarnya adalah membran
basilaris yang menjadi landasan
dari organ korti
Koklea
10. Organ Korti
Mengandung sel-sel reseptor bunyi yaitu sel rambut dalam (1 lapis)
dan sel rambut luar (3 lapis)
Setiap sel memiliki silia yang menembus suatu lapisan kenyal
membran tektoria
11. Fungsi Pendengaran
Komunikasi
• Penting
untuk
seorang
anak belajar
berbicara
gangguan
fungsi
pendengara
Proteksi
• Melindungi
diri dari
sesuatu hal
yang
berbahaya
Emosi
• Misalnya
kenikmatan
dan stress
• Seorang
penderita
tuli saraf
nada tinggi
tidak akan
12. Fisiologi Pendengaran
Ditangkapnya suara
oleh daun telinga
dalam bentuk
gelombang suara
Menggetarkan
membran timpani dan
menggerakan tulang
pendengaran
(Amplifikasi)
Proses
transduksi
Proses
transmisi
Proses
Konduksi
Proses mendengar
diawali dengan
Diteruskan
oleh liang
telinga
13. Energi akustik dari telinga tengah menggerakkan
membran Reissner dan cairan endolimfa skala
media menimbulkan pergerakan membran
basilaris
Gerakan gelombang membran basilaris oleh bunyi
frekuensi tinggi mempunyai pergeseran
maksimum pada bagian basal koklea, tidak dapat
mencapai bagian apikal
Rangsang bunyi frekuensi rendah pergeseran
maksimum lebih ke arah apikal, dapat melewati
bagian basal maupun apikal membran basilaris
Proses
Transduksi
14. Ion kalsium memacu vesikel yang berisi neurotransmiter, bergabung dengan
membran sel rambut
Neurotransmiter dilepas ke ruang sinaps dan menghasilkan potensial aksi yang
diteruskan ke serabut saraf VIII menuju nukleus koklearis
Rangsang mekanik pada
membran basilaris dan
tektoria menyebabkan
defleksi stereosilia sel
rambut dan membuka
saluran transduksi pada
ujung stereosilia
menyebabkan ion kalium
masuk ke dalam sel
Saluran ion kalsium pada
dasar sel terbuka dan ion ini
masuk ke dalam sel
15. Impuls listrik dari nervus
auditorius diteruskan ke
nukleus koklearis, berjalan ke
nukleus olivarius kontralateral
dan sebagian diteruskan ke
lemniskus lateralis menuju
kolikulus inferior
Selanjutnya, impuls diteruskan
ke korteks auditorius (Korteks
pendengaran)
Korteks pendengaran primer
terletak di area 41 Brodmann,
yang terletak di girus temporalis
superior
Mesensefalon
Medulla
Oblongata
Transmisi dan Prosesing
Prosesing
Transmisi
17. Kelainan Kongenital
Mikrotia
Deformitas pinna berukuran
kecil
Biasanya berhubungan
dengan atresia liang telinga
dan kelainan tulang
pendengaran
Terapi: rekonstruksi dengan
menggunakan graft kartilago
18. Mikrotia dan Atresia liang telinga
Kelainan Kongenital
Daun telinga lebih kecil, biasa disertai dg
atresia dan kel.tlg pendengaran
Jarang kel telinga dlm perkembangan
embrio beda
Etio : unknown
Pemeriksaan : audiometri & radiologik
Th : rekonstruksi
Atresia bilateral à ABD
Op : kanaloplasti usia 5-7 th
Atresia unilateral stlh dewasa
19. Kelainan Kongenital
Sinus preaurikular
Biasanya terletak anterior dari crus Helix/
depan tragus
Bentuk bulat atau lonjong, seujung pensil
Muara sinus sekret dari kel.sebasea
Dapat terjadi inflamasi dengan edema dan
sekret mukopurulen
Keluhan: obstruksi, infeksi selulitis fasial
Pem : fistulorafi
Terapi: sinusektomi bila infeksi berulang
20. Herediter
Lokasi : depan tragus
Bentuk bulat atau lonjong, seujung pensil
Muara fistula à sekret dari kel.sebasea
Keluhan : obstruksi, infeksi à selulitis fasial
Pem : fistulorafi
Thy :
bila infeksi berulang à operasi
22. Kelainan Kongenital
Prominent Ear
(Bat’s Ear)
Daun telinga tidak normal,
lebih lebar, lebih berdiri
Fgs pendengaran normal
Lipatan antiheliks tidak
ada atau minimal
Terapi: koreksi
pembedahan
24. Trauma
Hematoma pinna
Definisi: Penumpukan darah atau serum darah antara
perikondrium dan tulang rawan daun telinga bagian muka
Etiologi : Trauma (petinju, angkat berat, tidur dg daun telinga
terlipat)
27. Infeksi dan Inflamasi
Perikondritis
Infeksi dari tlg rawan dan
perikondrium daun telinga
Etiologi: Trauma akibat kecelakaan,
operasi daun telinga yg terinfeksi,
komplikasi pesudokista
Kuman tersering: Pseudomonas
pyocyanea
Pembengkakan pada pinna,
kemerahan dan nyeri diikuti demam
28. Terapi Perikondritis
Segera dengan antibiotik broad
spektrum
Jika ada sekret hapusan kultur
tes sensitivitas
Penyebab tersering:
Pseudomonas aeruginosa
(gram negatif)
aminoglikosida
Jika terbentuk abses
subperikondrial, abses harus
diinsisi dan didrainase
Komplikasi : Cauliflower ear
Infeksi dan Inflamasi
29. Infeksi dan Inflamasi
Herpes Zoster
Mengenai pinna dan
regio preaurikular
Dapat berhubungan
dengan paresis fasialis
Terapi: antivirus seperti
asiklovir dan steroid oral
30. Pseudokista
Benjolan di daun telinga
Kumpulan cairan kekuningan di antara prikondrium dan
tulang rawan telinga
Tanpa nyeri dan tanpa diketahui etio
Th : keluarkan secara steril cegah perikondritis balut
tekan dg gips perikondrium melekat lagi dg tl rawan
cegah kekambuhan
31. Infeksi dan Inflamasi
Kista Sebasea
Biasanya ditemukan di
belakang telinga, pada
sulkus postaural
Terapi: ekstirpasi kista
34. Lain-Lain
Keloid pada lobulus
Lebih banyak pada kulit
hitam
Tingkat rekurensi tinggi
Terapi:eksisi diikuti
radioterapi atau injeksi
triamsinolon lokal
mengurangi rekurensi
37. Benda hidup atau mati
Organik non organik
Anak kecil : manik manik, kacang hijau,
mainan, karet penghapus, batere
Dewasa : cotton bud tertinggal,
potongan korek api, serangga kecil à
usaha mengeluarkan à terdorong ke dlm
Benda asing / corpus alienum
39. Hati hati : trauma mt
Benda hidup à matikan dulu à keluarkan
dengan pinset atau irigasi
Batere à jgn dibasahi à korosif
Benda besar à kait serumen
Benda kecil à cunam atau pengait
Benda asing / corpus alienum
41. SERUMEN
Produksi gl.sebasea dan
serumenifera
1/3 luar liang telinga
Konsistensi cair dan keras,
hingga spt batu
Sebagai proteksi
Keluar sendiri scr migrasi
(individual)
Bila prod >> àSerumen
Prop / Impacted serumen
47. Definisi
Radang pars kartilago 1/3 luar CAE
sumbatan pilosebacea
Berawal dari folikulitis dan meluas hingga
membentuk abses kecil (furunkel)
Biasanya lanjutan dari trauma pada liang
telinga akibat dikorek
48. Etiologi dan Patofisiologi
Kuman tersering:
Staphylococcus
aureus
Obstruksi unit
apopilosebaseaLap subkutan folikel
rambut, gld sebasea,
gld seruminosa
50. Gejala dan Tanda
Tanda (Trias: gatal, korek, sakit)
Furunkel di liang telinga
Hiperemis, edema
Nyeri tarik bagian telinga luar
Nyeri tekan pada tragus
51. Terapi
Liang telinga dibersihkan dengan hati
hati
Pemasangan tampon kassa yang
dioleskan krem steroid dan antibiotik
ke liang telinga
Antibiotik dan analgetik oral
Bila tidak pecah 24-48 jam dilakukan
insisi furunkel dengan anestesi lokal
54. Faktor Predisposisi
Sering berenang
Iklim hangat dan lembab
Liang telinga sempit dan berambut
Adanya eksostosis pada kanal
Trauma atau benda asing pada kanal
Adanya serumen prop
Penggunaan alat bantu dengar
Diabetes/ immunocompromise
55. Stadium Penyakit
Stadium preinflamasi:
Telinga terpapar faktor predisposisi (panas,
kelembapan, maserasi, tidak adanya serumen,
pH alkali) edema stratum corneum dan oklusi
apopilosebasea
Gejala: pruritus dan rasa penuh pada telinga
Tanda: edema ringan
58. Stadium Penyakit
Stadium inflamasi akut: derajat berat
Obliterasi lumen
Sekret purulen
Kulit konka eritema
dan bersisik
Infeksi meluas ke
jaringan lunak
sekitar dan
limfonodi servikal
59. Stadium Penyakit
Stadium inflamasi kronis
bila inflamasi menetap lebih dari 3 bulan
Penebalan kulit liang telinga
Pengelupasan kulit liang
telinga
Perubahan kulit daun
telinga:
-Eczema
-Likenifikasi
-Ulserasi superfisial
60. Gejala dan Tanda
Gejala:
Otalgia
Tidak adanya jaringan subkutan dibawah kulit liang
telinga, proses radang akan menyebabkan tekanan yang
kuat pada ujung-ujung saraf
Mungkin juga terasa nyeri jika menggerakkan rahang
Otorea
Pruritus
Telinga terasa penuh
Penurunan pendengaran
Riwayat telinga kemasukan air
Riwayat kebiasaan mengorek telinga
61. Gejala dan Tanda
Tanda:
Nyeri tekan pinna dan kanal
Eritema kanal
Edema kanal
Debris purulen
Pembesaran limfonodi periaurikular dan servikal
anterior
63. Tatalaksana
Liang telinga dibersihkan dengan hati-hati dengan
H2O2 3%
Pasang tampon telinga yang telah diolesi dengan
antibiotik dan antiseptik secara berkala tiap 2 hari
Antibiotika topikal (kombinasi dengan steroid)
dipakai secara hati-hati karena dapat alergi atau
mungkin dapat menyebabkan tumbuh jamur yang
berlebihan
Analgetik oral
Antibiotik oral untuk kasus berat
65. Infeksi berat dan progresif à hanya kulit àsubkutis, tl≠
rawan, tulang sekitarà kondritis, ossteitis, osteomielitis tl
temporal
Sebab : Pseudomonas aeruginosa
Terutama pada:
* orang tua dg diabetes mellitus
Definisi dan Etiologi
66. Gejala Klinis
• Awal berupa cellulitis pada liang telinga OE
persisten, tapi lebih sering muncul mendadak
dgn gejala infeksi liang telinga minimal
libatkan saraf kranial (VII, VIII, IX, X, XI)
• GEJALA :
Gatal liang telinga, segera diikuti nyeri, sekret
yg banyak, pembengkakan liang telinga.
Nyeri smkn hebat à liang telinga tertutup
jar.granulasi, saraf fasial terkena à paresis atau
paralisis fasialis
68. Tanda Klinis
Inspeksi : tanda2 infeksi pada liang telinga dan
jaringan periauricular
Otoskopi :
ulserasi pada dasar liang telinga
jaringan granulasi pada dasar osseocartilaginous
junction, tampak tulang kecoklatan
sekret purulen
70. Tatalaksana
Pseudomonas aeruginosa à antibiotika oral gol
quinolon dosis tinggi
Kasus berat : antibiotika parenteral kombinasi
aminoglikosid selama 6-8 minggu
debridemant
Barza M. Use of quinolones for treatment of ear and eye infections. Eur J Clin Microbiol Infect Dis.
1991;10:296-303.
71. Herpes Zoster Oticus
Infeksi virus varisela zoster
Menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial
reaktivasi Varicella Zoster virus (VZV) àdormant pada sel
ganglion, melibatkan n.VII &/ VIII à Ramsay Hunt Syndrome
75. Etiologi
Etiologi: Aspergillus (80%), Candida,
Phycomycetes, Rhizopus, Actinomyces,
Penicillium
Patogenesis: faktor predisposisi sama
dengan otitis eksterna bakteri
Lebih sering pada pasien diabetes melitus
atau immunocompromised
76. Gejala dan Tanda
Gejala:
Pruritus
Rasa penuh pada telinga
Otorea
Otalgia
Penurunan pendengaran (akibat akumulasi
debris mikotik)
Pernah menggunakan antibiotik topikal tapi
tidak sembuh
77. Gejala dan Tanda
Tanda: pada otoskopi ditemukan mycelia, debris
jamur berwarna putih, abu-abu atau hitam, kanal
eritem
94. Terapi stadium oklusi
Tujuan membuka kembali tuba
EUSTACHIUS à TEK NEGATIF telinga
tengah hilang
• Biasa obat tetes hidung : efedrin hcl
• Antibiotika
95. Terapi stadium hiperemis
Antibiotika, obat tetes hidung, analgetika
• Dianjurkan gol penisilin atau ampisilin
• Minimal 7 hari
Terapi stadium supurasi
Selain antibiotika, idealnya dilakukan
miringotomi, bila m.timpani utuh.
MIRINGOTOMI à kuadran posterior-inferior
96. Terapi stadium perforasi
obat cuci telinga H2O2 3% slm 3-5 hari
antibiotika adekuat
Bila tdk tjd resolusi à antibiotika sp 3 minggu
Bila lebih 3 minggu sekret msh byk à telah tjd
mastoiditis à Otitis media supuratif subakut
Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar
lebih dari 2 bln à OMSK
101. Jenis OMSK
Benign/ mukosa /
aman
Maligna/ tulang /
bahaya
kolesteatoma
Aktivitas
sekret Aktif
Tenang
102. Remember what I said:
Unsafe perforations are
a)In the attic or
b)In the posterior region
c)Or involve the eardrum margin
Anything else is generally safe.
i.e.
a)In the anterior region or
b)In the inferior region
c)AND NOT INVOLVING THE
EARDRUM MARGIN
112. Otitis Media Non-Supuratif
Otitis media serosa, otitis media musinosa, otitis
media efusi, otitis media sekretoria, otitis media
mukoid (glue ear)
Terdapatnya sekret non-purulen di telinga
tengah, sedangkan membran timpani utuh:
- cairan encer OM serosa
- mukoid OM mukoid (glue ear)
121. OMS kronik (glue ear)
Gejala klinis tuli lebih menonjol
(40-50db) sering pada anak
Otoskopi Membran telinga retraksi, suram, kuning
kemerahan/ abu-abu
124. TUBA TERBUKA ABNORMAL
• MYOKLONUS PALATAL
• PALATOSKISIS
• OBSTRUKSI TUBA : radang di nasofaring,
radang adenoid, tampon, tumor nasofaring
– Gejala dini : terbentuk cairan di tt (otitis media
serosa)
– Ingat : dewasa à OM serosa kronis unilateral à
KNF
Gangguan Fungsi Tuba
125. Barotrauma
Perubahan tek tiba tiba di luar tt (pswt /
menyelam) à tuba gagal membuka à tek
negatif di telinga tengah à cairan keluar
dari pemb darah kapiler mukosa.
• Normal : tertutup
• Terbuka à menelan, mengunyah, menguap
Notes :
DM à intolerans glukosa, mikroangiopati pada CAE, p↑ pH serumen pada pasien diabetes....
Sebab sebenarnya masih ???? Ga ada yg tahu... à pasien HIV ada yg tdk intolerans glukosa....hehhehehehhhhhhhhhhhhhheeeee
Mampus ngantuk >,<