3. Konsep Dasar
Konsep dasar pendekatan Gestalt
adalah kesadaran, dan sasaran utama
Gestalt adalah pencapaian kesadaran.
• Terapi Gestalt berfokus pada apa dan bagaimananya
tingkah laku dan pengalaman disini dan sekarang
dengan memadukan bagian-bagian yang terpecah
dan tak diketahui.
• Asumsi dasar terapi Gestalt adalah bahwa individu-
individu mampu menangani sendiri masalah-masalah
hidupnya secara efektif.
4. Hakikat Manusia
• Manusia merupakan keseluruhan yang terdiri dari badan,emosi, pikiran,
sensasi dan persepsi yang semuanya mempunyai fungsi dan saling
berhubungan.
• Manusia merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami
dalam kaitannya dengan lingkungannya.
• Manusia berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi,
persepsi, dan pemikirannya.
• Manusia melalui kesadaran dapat memilih dan bertanggung
jawab terhadap tindakan perilakunya.
5. Hakikat Konseling
konseling diarahkan bukan pada analisis, melainkan pada
integrasi yang berjalan selangkah demi selangkah samapi klien
menjadi cukup kuat menunjang pertumbuhan pribadinya sendiri.
6. Tujuan Konseling
Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien
agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan
maupun kenyataan yang harus dihadapi.
Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah
dapat berubah dari ketergantungan terhadap
lingkungan/orang lain, menjadi percaya pada diri, dapat
berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kebermaknaan
hidupnya.
7. Karakteristik Pendekatan Gestalt
Konseling bersifat aktif, konfrontatif, yang menekankan apa
dan bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-
hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya. Konselor
tidak membuat penafsiran terhadap tingkah laku klien tetapi
mengembangkan cara-cara membuat penafsiran sendiri. Klien
mengenal dan menemukan urusan yang tidak terselesaikan
yang menghambat fungsi dirinya sekarang.
8. Peran dan Fungsi Konselor
Peran konselor dalam proses konseling:
• Mengajak konseli berpikir untuk sekarang.
• Konselor memfokuskan pada perasaan,kesadaran, bahasa tubuh, dan
hambatan yang dialami konseli untuk mencapai kesadaran.
• Konselor mendorong konseli untuk dapat melihat kenyataanya yang
ada pada dirinya dan mau mencoba menghadapinya dengan
menggunakan perasaan secara penuh.
• Konselor membantu konseli untuk melakukan transisi dari
ketergantungan dunia luar. Serta membantu konseli menemukan
pusat diri dan konseli bisa menolak lingkungan yang tidak baik.
9. Lanjutan...
Fungsi konselor:
• Konselor membantu klien untuk menganalisis dan memahami
apa yang ada/terjadi sekarang ini dan bagaimana berbuat
sekarang ini.
• Konselor lebih menekankan untuk mengintregasi perhatian dan
kesadaran klien, yang dimaksud dengan perhatian disini adalah
mendengarkan apa yang diangan-angankan atau apa yang tidak
disenangi sedangkan apa yang dimaksud dengan kesadaran
adalah apa yang sedang dialaminya menyentuh pribadinya dan
dunianya.
10. Hubungan Konselor dengan Konseli
Hubungan yang ditekankan dalam proses konseling gestalt adalah
hubungan yang unik yang mereka sebut “saya dan kamu” hubungan ini
menuntut konselor dan klien untuk sepenuhnya menghayati keadaan pada
tataran “disini dan sekarang”. Konselor bekerja dengan tulus denga menyadari
sepenuhnya perasaan, pengalaman, dan persepsi mereka sendiri, serta
membangun iklim yang dapat mendorong klien mengembangkan kepercayaan,
kesadaran, dan kesediaan untuk mencoba cara-cara baru dalam merasa, berpikir,
dan bertindak.
13. Kelebihan dan Keterbatasan
Kelebihan:
1. Menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau
yang relevan ke saat sekarang.
2. Memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-
pesan tubuh.
3. Menolak mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak
berubah.
4. Meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan
penafsiran penafsiran sendiri.
5. Menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan
14. Lanjutan...
Keterbatasan:
1. Tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh.
2. Cenderung anti intelektual dalam arti kurang memperhitungkan
faktor-faktor kognitif.
3. Menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi
mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
4. Para klien sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik
Gestalt karena merasa dianggap bodoh.
15. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
• Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis.
• Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan
tingkah lakunya.
• Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang
• Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
16. Contoh Kasus
Sebagai contoh, klien adalah seorang ibu yang terlalu keras mendidik anak
perempuannya yang berusia 13 tahun. Aturan keras dari ibu membuat anak
merasa ketakutan, cemas dan trauma bahkan beberapa hari tidak pulang
kerumah yang tanpa sepengetahuan ibunya ternyata anaknya menginap di
rumah nenek. Suaminya yang merasa kecewa dan kewalahan terhadap sikap
istrinya yang keras itu akhirnya meminta cerai. Latar bekang yang membuat
istrinya keras seperti itu adalah didikan dari orang tua sang istri yang terlalu
keras dari kecil sampai remaja. Istri sebenarnya merasa “sakit hati” dengan
perlakuan itu dan sangat dendam. Dan didikan keras itulah yang
diteruskannya kepada putrinya.