SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
Télécharger pour lire hors ligne
RENCANADISEMINASI HASILPENELITIAN
(RDHP)
IDENTIFIKASICALON LOKASI, KOORDINASI,
BIMBINGAN DAN DUKUNGAN
TEKNOLOGIUPSUSPJK DAN
KOMODITASUTAMAKEMENTAN
Dr. Priatna Sasmita, M.Si
DAN PENGEMBANGAN
BALAIPENGKAJIANTEKNOLOGIPERTANIANSUMATERA SELATAN
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan
dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan
Komoditas Utama Kementan
2. UnitKerja : BPTPSumatera Selatan
3. AlamatUnitKerja : JL.Irian KM,6,5 Sumatera Selatan 38119
4. Sumber Dana : DIPA BPTPSumatera SelatanTA. 2016
5. Status Kegiatan(L/B) : Lanjutan(L)
6. PenanggungJawab
a. Nama : Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si
7.
b. Pangkat/Golongan :
c. Jabatan : Lokasi
:
Pembina/IV.b
Kepala BPTP Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan
8. Agroekosistem : Lahan sawah/lahan kering
9. TahunMulai : 2015
10. Tahun Selesai : 2018
11. Output Tahunan
12. OutputTahunan : 1. Kelancaran informasi sistem pelaporan luas
tambah tanam padi, jagung, kedelai dan
laporan target target tanam padi, jagung, dan
kedelai.
2. Pendampingan kelompok tani dan stakeholder
dalam menerapkan inovasi teknologi padi,
jagung, kedelai, bawang merah dan sapi
potong.
3. Display/demplot inovasi teknologi komoditas
bawang merah.
2
KoordinatorProgram,
Budi Raharjo, S.TP, M.Si
NIP.196300 198903 2 002
PenanggungJawabRDHP,
Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si
NIP.19641104 199203 1 001
Mengetahui,
Kepala Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian
Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA
NIP. 19680415 199203 1 001
Kepala BPTPSumatera Selatan,
Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si
NIP. 19641104 199203 1 001
3
RINGKASAN
1. Judul : Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan
Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas
Utama Kementan.
2. Unitkerja : BPTPSumatera Selatan
3. Lokasi : Provinsi Sumatera Selatan
4. Agroekosistem : Lahan Sawah Irigasi dan lahan kering
5. Status (L/B) : Lanjutan (L)
6. Tujuan 1. Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data
pelaporan kegiatan UPSUS;
2. Mendampingi penerapan inovasi teknologi
dalam bentuk penyiapan dan penyediaan materi
inovasi teknologi;
3. Membuat display/demplotsebagai media
pendukung novasi teknologi budidaya bawang
merah;
7. Keluaran : 1. Kinerja pelaporan luas tambah tanam (LTT)
padi, jagung, dan kedelai.
2. Keragaan materi pendampingan inovasi
teknologi.
3. Display/demplot inovasi teknologi budidaya
komoditas bawang merah.
8. Hasil/pencapaian : -
9. Prakiraan Manfaat : 1. Teridentifikasinyaluas tambah tanam padi,
jagung, kedelai.
2. Pemahamaan teknologi bagistakeholders dan
petani tentang inovasi teknologi komoditas padi,
jagung, kedelai, bawang merah dan sapi potong.
3. Meningkatkan produktivitas dan produksi
komoditas bawang merah di Provinsi Sumatera
Selatan.
10. Prakiraan Dampak : 1. Perencanaan target penanaman padi, jagung,
dan kedelai provinsi Sumatera Selatan.
2. Penerapan inovasi teknologi komoditas padi,
jagung, kedelai, dan bawang merah.
3. Dapat dijadian alternatif pilihan komoditas yang
4
berpeluang dan menguntungkan bagi petani di
Provinsi Sumatera Selatan.
11. Prosedur : Prosedur pelaksanaan kegiatan pengawalan adalah:
1) Melakukan koordinasi dalam kerjasama
pelaksanaan UPSUS dengan stakeholders terkait, 2)
Menjadi narasumberkelompok tani dalam
menerapkan inovasi teknologi komoditas strategis
Kementandi Kab/Kota ; 3) Display penerapan inovasi
teknologi melalui penerapan budidaya spesifik lokasi
komoditas strategis Kementan; 4) Pertemuan
penyampaian materi inovasi teknologi komoditas
strategis Kementan.
Kegiatanidentifikasicalon lokasi,koordinasi,
bimbingandandukunganteknologiUPSUSPJK,dankom
oditas utamaKementandiProvinsiSumatera
Selatanmeliputi persiapan,pelaksanaan, evaluasi
danpelaporan kegiatan
12. Jangka Waktu 1 tahun(2018).
5
SUMMARY
1. Title : Identification of Location Candidate, Coordination,
Guidance and Support Technology of UPSUS PJK and
Major Commodities Kementan.
2. Institusion : AIATSumatera Selatan
3. Location : Sumatera SelatanProvince
4. Agroecosystem : WetlandIrrigation and Dryland
5. Status (N/C) : Continue
6. Objective : 1. Streamline the smoothness of data collection UPSUS
activity reporting;
2. Accompanying the application of technological
innovations in the form of preparation and material
provision of technological innovation;
3. Make display / demonstration plots as a supporting
medium innovation cultivation technology of
shallots;
7. Output 1. Performance-added comprehensive reporting
planting (LTT) of rice, corn, and soybeans.
2. Performance of material assistance technological
innovation.
3. Display / demonstration plot cultivation technology
innovation shallots.
8. Result/Achievement : -
9. Expected benefit : 1. Identification of potential for cultivation of rice,
maize, and soybean.
2. Understand of technology for the stakeholders and
farmers on technology innovation paddy, corn,
soybean, and shallots.
3. Increasing the productivity and production of
shallots in Sumatera Selatan Province.
6
10. Expected Impact : 1. Planning target of planting rice, corn, and soybeans
in province of Sumatera Selatan.
2. The application of technology innovation paddy,
corn, soybean, and shallots.
3. One of more alternative of choice commodities in
province of Sumatera Selatan.
11. Methodology : Implementation procedural escorts are : 1) To
coordinate the implementation UPSUS cooperation with
relevant stakeholders, 2) Being a guest speaker farmer
groups in implementing technological innovations
Kementan strategic commodity in the district/city; 3)
Display technology innovation through the application
of site-specific farming Kementan strategic
commodities; 4) Meeting the delivery of material
technology innovation strategic commodities Ministry
of Agriculture .
Event identification of candidate sites, coordination,
guidance and support UPSUS CAD technology, and
major commodities Ministry of Agriculture in the
province of Sumatera Selatan cover preparation,
implementation, evaluation and reporting activities.
12. Duration : 1year(2018).
7
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertanianmempunyaiperanstrategisdalampembangunan
nasional.Peranstrategisbidang pertaniandalampembangunannasionaladalahsebagai
penghasilpangan,penyedialapangan kerja,penyediabahanbakubagi agroindustri,penghasil
devisanegara,danpasarpotensialprodukdalamnegeri. Peran pertanian
sebagaipenghasilpangan baiknabatimaupun hewanimutlak
diperlukanuntuksaatinimaupundimasa-masamendatang.Permintaan bahan pangan
terusmeningkatsejalan dengan peningkatan jumlah penduduk(Handewi danAdang,2014).
Pangan,air,udara,dan energimerupakan kebutuhan mendasar bagi
keberlangsunganhidupmanusia(AnantadanArifin,2014;HandewidanAdang,2014). Pangan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki,
sehinggapemenuhankebutuhanakanpangan merupakanbagiandari hakazazi perorangan
yangdijaminolehnegara.Pangan adalahsesuatuyangberasaldari sumber hayatiproduk
pertanian,perkebunan,kehutanan,perikanan,peternakan, perairan, dan air yang
diperuntukkansebagaimakanan atau minuman bagi konsumsimanusia.Kedaulatan
pangan harusmenjadipijakan utamaprogram pembangunan
pertanian,khususnyauntukmenghadapimulaiberlakunyaera MasyarakatEkonomi
Asean2016(MatSyukur, 2014).
Kedaulatanpangan adalahhaknegaradanbangsayangsecara mandiri menentukan
kebijakan pangan yangmenjamin hakatas pangan bagirakyatdan yangmemberikan
hakbagimasyarakatuntukmenentukan sistem pangan yang
sesuaidenganpotensisumberdayalokal(lahan, air,sumberdayamanusia,
teknologi,kelembagaan danbudaya).Pencapaiantargetkedaulatan pangan dibayangi-
bayangioleh beberapaancamandan permasalahan biofisikyangharus diantisipasidan
ditanggulangi.Selainalihfungsilahanpertanianproduktif,
perubahaniklimsebagaiderivasidaripemanasanglobal,ancamanseriuslain
yangdihadapiadalahdegradasisumberdayalahan,airdanlingkungan (erosi, longsor,
pencemaran), serta meluasnya lahan terdegradasi dan
terlantar.Ketersediaaninovasiteknologiyangdinamismerupakansalahsatukunciuntuk
mengatasi berbagaitantangandan permasalahan pertanian di Indonesia.
8
Undang-Undang No 18Tahun 2012tentangPangan mengamanatkan
untukmemenuhikebutuhanpangan sampaidengan tingkatperseorangan,yang
tercermindaritersedianyapanganyangcukup, baikjumlahmaupunmutunya, aman,
beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan
denganagama,keyakinan,danbudayamasyarakat,untukdapathidup sehat,
aktif,danproduktif secaraberkelanjutan.Sebagainegara agrarisdengan keberagaman
sumberdayahayati,Indonesia mempunyaipotensisangatbesar
untukmemproduksipangandalamjumlahyang cukup.Selainitu,Indonesiajuga
mempunyaiberanekaragampanganlokaluntukmendukungdiversifikasi pangan nasional
(Handewi dan Adang,2014).
KabinetKerja telah menetapkan Swasembada Berkelanjutan Padidan
JagungsertaSwasembadaKedelaiharusdicapaidalamwaktu3(tiga) tahun.
Adapuntargetproduksiyangharusdicapaipadatahun2016adalahproduksi padi 73,40 ton
dengan pertumbuhan 2,21%/tahun, jagung 20,33 juta ton denganpertumbuhan
5,57%/tahun dankedelai1,50jutatondengan pertumbuhan60,81%/tahun. Berdasarkan
target Dirjend Hortikultura tahun 2016, target produksi bawang merah sebanyak 1,291
juta ton, sehingga terjadi kelebihan sebesar 449.321 ton dari kebutuhan tahun 2016
sebanyak 880.179 ton. Pada tahun 2015, produksi daging sapi nasional mencapai
523.927 ton, sementara kebutuhan daging sapi sebesar 590.000 ton dan kebutuhan ini
diperkirakan akan meningkat menjadi 640.000 ton pada tahun 2016 (Dirjen Peternakan,
2015).
Pada tahun 2017, Kementerian Pertanian tetap bertekad untuk meningkatkan
target produksi walaupun anggaran yang terbatas (berkurang dari tahun sebelumnya).
Komoditas padi, pada tahun 2016 dengan total luas tanam mencapai 7,6 juta ha,
produksi ditargetkan pada tahun 2017 dinaikkan hingga 78 juta ton. Komoditas
jagung,pada tahun 2017ditargetkan sebesar 22,40 juta ton. Demikian juga bawang
merah yang pada 2016 ditargetkan sebesar 1,17 juta ton, pada tahun 2017naik menjadi
1,33 juta ton(Andhika Prasetyo, 2016.).Pada tahun 2018, produktivitas diharapkan terus
menngkat atau paling tidak sama sepeti tahun sebelumnya (2017).
Permasalahansubstantifyang dihadapi dalam percepatan pencapaianswasembada
pangan antara lain:(1) alih fungsidan fragmentasi lahan pertanian;(2)rusaknya
infrastruktur/jaringan irigasi; (3)semakinberkurangnyadan mahalnyaupah
tenagakerjapertanianserta kurangnya peralatan mekanisasi pertanian;(4) masih
tingginya susuthasil (losses); (5) belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih
sesuai rekomendasi spesifiklokasi serta belum memenuhi enam tepat;(6) lemahnya
9
permodalanpetanipetani;(7)hargakomoditaspangan jatuhdansulit memasarkanhasil
padasaatpanen raya.
Kementerian Pertaniantelah menetapkan upaya khususpencapaian
swasembadaberkelanjutan padidan jagungsertaswasembadakedelaimelalui kegiatan
rehabilitasijaringan irigasitersier dankegiatan pendukunglainnya, antara
lain:pengembangan jaringan irigasi,optimasilahan,Gerakan Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (GP-PTT), Optimasi Perluasan Areal Tanam
KedelaimelaluiPeningkatanIndeksPertanaman(PAT-
PIPKedelai),PerluasanArealTanamJagung(PATJagung),
penyediaansaranadanprasaranapertanian (benih,pupuk,pestisidadan
alatmesinpertanian)dan pengawalan/pendampingan.
Badan LitbangPertanian telah melakukandua pendekatandalam
melaksanakantugasyangdiembannya,yaituscientificrecognitiondanimpact
recognition.BalaiPengkajianTeknologiPertanian(BPTP)sebagai unitpelaksana teknisBadan
LitbangPertaniandidaerah,melaluipelaksanaanfungsiinformasi, komunikasidan
diseminasi(3-Si)diharapkanmenjadirodapenggerakdalam
mempercepatdanmemperluaspemanfaatanberbagaiinovásipertanianhasil
litkajiolehpengguna(pelakuutamadan pelakuusahasektorpertanian).Untuk itu,
perlustrategi atau mekanisme yangefisien dan efektif.
Upayakhusus pencapaianswasembadaberkelanjutanpadi danjagung serta
swasembada kedelai di Provinsi Sumatera Selatandilaksanakan di 10
kabupaten/kotamelaluikegiatanpengembangan jaringanirigasi,optimasilahan, Gerakan
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), Optimasi
PerluasanaArealTanamKedelaimelaluiPeningkatanIndeksPertanaman (PAT-
PIPKedelai),PerluasanArealTanamJagung(PATJagung),penyediaansarana
danprasaranapertanian(benih,pupuk,pestisidadanalatmesin pertanian)dan
pengawalan/pendampingan. Kegiatan upayakhusustersebutdilakukan melalui proses
pemberdayaan dalam bentuk pengawalan, pendampingan dan
pengawasanolehTNI,peneliti,PerguruanTinggidanPenyuluhPertanian dengan
memperhatikanaspekteknis,sosial,budaya,ekonomi,danlingkungan spesifik
lokasidiProvinsiSumatera Selatan. Disampingproses pengawalan,pendampingandan
pengawasan, jugadilaksanakanpemantauan,evaluasi, danpelaporandalam rangka
mengetahui kinerja pelaksanaan kegiatan.
10
1.2. Dasar Pertimbangan
Upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan padidan jagung serta
swasembada kedelai di Provinsi Sumatera Selatandilaksanakan di 10
kabupaten/kota.Pada tahun 2015 sasaran produksi padi Nasional sebesar 73,44 juta ton,
sedangkan sasaran produksi padi, jagung dan kedelai di Propinsi Sumatera Selatan
berturut-turut sebesar 688.140 Ton GKG, 143,557 Ton pipilan kering dan 8.846 Tonbiji
kering (Distan Propinsi Sumatera Selatan, 2015).
Seiring dengan sasaran produksi PJK tersebut di Provinsi Sumatera Selatan
memiliki lahan sawah seluas 94.595 ha dengan Produktivitas padi di Provinsi Sumatera
Selatan masih relatif rendah yaitu 4,3 t/ha dan bahkan rata-rata produktivitas padi di
Kabupaten Sumatera Selatan Selatan dan Kabupaten Sumatera Selatan Utara masih
kurang dari 4 ton/ha (BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2013).
Peluang untuk meningkatkan produksi padi di Provinsi Sumatera Selatan masih
dapat ditingkatkan melalui bimbingan kepada stakeholders dan dukungan teknologi yang
dihasilkan Litbang pertanian seperti intensifikasi dan efisiensi penggunaan lahan.
Intensifikasi dilakukan dengan penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT)
padi, jagung dan kedelai, sedangkan efisiensi penggunaan lahan dilaksanakan melalui
peningkatan indeks pertanaman (IP). Dengan pendekatan PTT tahun 2013, hasil padi
sawah di Provinsi Sumatera Selatan dapat mencapai 7,5 t GKG/ha.
Kebijakan peningkatan ketahanan pangan Kementerian Pertanian, selain
komoditas padi, jagung, kedelai, juga bawang merah dan daging sapi. Bawang merah,
sebagai komoditas yang berkontribusi dalam inflasi merupakan komoditas yang perlu
dipetimbangkan sebagai komoditas prioritas. Pada tahun 2015, sasaran produksi bawang
merah sebesar 1.195.235 ton termasuk untuk benih bawang merah sekitar 102.900 ton
(Kementerian Pertanian, 2005). Sedangkan sasaran produksi pada tahun 2016
meningkat menjadi 1.220.583 (2,12%).
BalaiPengkajianTeknologiPertanian(BPTP)sebagai unitpelaksana teknisBadan
LitbangPertaniandidaerah,diharapkanmenjadirodapenggerakdalam
mempercepatdanmemperluaspemanfaatanberbagaiinovásipertanianhasil
litkajiolehpengguna(pelakuutamadan pelakuusahasektorpertanian).Untuk itu,
perlustrategi atau mekanisme yangefisien dan efektifmelalui proses pemberdayaan
dalam bentuk pengawalan, pendampingan dan display. Disampingproses
pengawalan,pendampingandan display tersebut, jugadilaksanakanpemantauan,evaluasi,
danpelaporandalam rangka mengetahui kinerja pelaksanaan kegiatan.
11
1.3 Tujuan
Tujuan kegiatan 2018 adalah:
1. Mendampingi, memonitor, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan UPSUS;
2. Narasumber kegiatan padi, jagung, kedelai, bawang merah;
3. Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya
bawang merah;
1.4 Keluaranyang diharapkan
Keluaran tahun 2018 :
1. Penyampaian informasi sistem pelaporan luas tambah tanam padi, jagung, dan
kedelai serta target tanam padi, jagung, dan kedelai;
2. Pendampingan kelompok tani dan stakeholdersdalam menerapkan inovasi teknologi
Komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah, dan sapi potong;
3. Demplot/displaypenerapan inovasi teknologi budidaya komoditas bawang merah;
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat yang diharapkan:
1. Teridentifikasinyaluas tambah tanam penanaman padi, jagung, dankedelai.
2. Meningkatkan pengetahuan stakeholders dan petani tentang inovasi teknologi
komoditas padi, jagung, kedelai, dan bawang merah.
3. Meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas bawang merah di Provinsi
Sumatera Selatan.
Dampakyangdiharapkan diantaranya adalah:
1. Perencanaan target penanaman padi dalam satu musim tanam yang tepat bagi
provinsi Sumatera Selatan.
2. Dapat dijadian alternatif pilihan komoditas yang berpeluang dan menguntungkan
bagi petani di Provinsi Sumatera Selatan.
12
II.TINJAUANPUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
Berdasarkan fenomena tingginya risiko gejolak harga dan pasokan pangan di
pasar internasional, maka adalah tidak bijaksana jika Indonesia sebagainegara dengan
jumlah penduduklebihdari244 jutajiwa harus menyandarkanpasokan
panganpokoknya,padapasarinternasional.Sebagai negaraagrarisdan
maritimyangbesar,sudah selayaknyajikaIndonesia mempunyai kemandirian dalam
penyediaan bahan pangan pokokbagisebagian besar penduduknya.Keberhasilan
peningkatan produksimenjadi penunjang keberhasilan dariupaya
untukmencapaikatahanan dan kedaulatan pangan masyarakat.Keberhasilan peningkatan
produksi komoditas pertanian ikut menunjangkeberhasilan diversifikasi konsumsi
pangan.
Peningkatan produksi pertanian memerlukan dukungan sumberdaya
lahan.Tanpaperluasanlahan,makaupayapeningkatanproduksipangan hanya
tertumpupadainovasi teknologiataupeningkatanproduktivitas.Bilahanya
tertumpupadapeningkatanproduktivitas,padatitiktertentu,produksi pangan tidakakan
mampu memenuhikebutuhan panganyangterus meningkatseiring denganpertambahan
jumlah penduduk.
Indonesiadenganluasdaratansekitar188, 20jutahamemiliki sumberdaya lahan
yangsangatbervariasi. Keragaman karakteristiksumberdaya lahan dan iklim merupakan
potensi yangdapatdimanfaatkan untukmemproduksi komoditaspertanian unggulan
dimasing-masingdaerah sesuaidengankondisi agroekosistemnya (Handewidan
Adang,2014).Indonesia mempunyailahan sawah seluas8,18 jutaha dan masih
mempunyaipotensi untukperluasan lahan sawah seluas 7,31 juta ha (Ditjen PSP,2012).
Untukmencapaiketahananpangan dan kedaulatanpangan,Indonesia
membutuhkanpembangunanpertaniandenganparadigmayang berbedadan melibatkan
banyakpihak.Paradigmapertanian untukpembangunan menekankan pembangunan
pertanian yangmengemban 10fungsi,yaitu:(1). Pengembangan sumberdaya
insani,(2).Ketahanan pangan,(3).Penguatan ketahanan
penghidupankeluarga(4).Basis(potensial)ketahananenergi(5).Pengentasankemiskinanda
n pemerataanpembangunan,(6).Jasalingkungan alam,(7).Basis untukpengembangan
bioindustri,(8).Penciptaaniklimyangkondusifbagi
pembangunan,(9).Penguatandayatahanperekonomian(economicresilient), dan(10).
Sumber pertumbuhan berkualitas.
13
Secaraumum,peningkatankualitaskehidupan masyarakatakandiiringi dengan
peningkatan kesadaran terhadappenyelamatan dan pelestarian
lingkungan.Komponendarikualitaskehidupan terdiriatasangkaharapan hidup,
incomeataupendapatandanpendidikan.Kondisiiniberdampak terhadap
peningkatanpermintaanprodukpertanian(pangan,pakan,energidanserat) dari aspek
kuantitas dan kualitas tanpa mengabaikan proses produksi yang ramah lingkungandan
berkelanjutan.
Ketersediaaninovasiteknologiyang dinamismerupakansalahsatukunci
untukmengatasiberbagaitantangandan permasalahanpertaniandiIndonesia. Ketersediaan
inovasi teknologi saja tidaklah cukup, karena inovasi teknologi harusdidiseminasikan
dandiadopsiolehpengguna,khususnyapetani,agar dapatmemberikan
dampakpositifterhadappembangunanpertanian.Untukitu
perluketerpaduanantarasubsistempenciptaan(generating system),
penyampaian(deliverysystem),danpenerimaan(receiving system)teknologi harus
terwujuddalam sistem inovasipertanian (Balitbangtan,2012).
KementerianPertanian telah menetapkan upaya khususpencapaian
swasembadaberkelanjutan padidan jagungsertaswasembadakedelaimelalui kegiatan
rehabilitasijaringan irigasitersier dankegiatan pendukunglainnya, antara
lain:pengembangan jaringan irigasi,optimasilahan,Gerakan Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (GP-PTT), Optimasi Perluasan Areal Tanam
KedelaimelaluiPeningkatan IndeksPertanaman (PAT-PIPKedelai),Perluasan
ArealTanamJagung(PATJagung), penyediaansaranadanprasaranapertanian
(benih,pupuk,pestisidadan alatmesinpertanian)dan pengawalan/pendampingan.
Dukungan teknologi yang akan diberikan yaitu teknologi PTT PJK yaitu
komponen dasar dan komponen pilihan. Komponen teknologi dasar yaitu teknologi
yang sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi. Sedangkan kKomponen
teknologi pilihanyaitu teknologi yang disesuaikan dengan kondisi, kemauan dan
kemampuan petani setempat.
Pendampingan merupakan bagian dari kegiatan pengembangan dan diseminasi
inovasi teknologi dengan proses komunikasi timbal balik, dimana para pelaku
menyediakan sekaligus juga menerima informasi dan teknologi serta adanya
kesepahaman dan kesepakatan bersama. Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi
oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat antara laian; 1)
bermanfaat bagi petani secara nyata, 2) lebih unggul dibandingkan dengan teknologi
yang telah sudah ada, 3) sudah tersedianya bahan, sarana, alat mesin, modal dan
14
tenaga untuk mengadopsi teknologi, 4) memberikan nilai tambah dan keuntungan
ekonomi, 5) meningkatkan efisiensi dalam berproduksi, 6) bersifat ramah lingkungan
dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian (Kartono, 2009).
Keputusan petani untuk menerima atau menolak teknologi baru bukan tindakan
sekali jadi, melainkan merupakan proses yang terdiri dari serangkaian tindakan dalam
jangka waktu tertentu. Karena itulah maka adopsi suatu inovasi teknologi berlangsung
secara bertahap dan berdasarkan konsep tersebut, maka model percepatan adopsi
akan terbangun oleh peubah-peubah yang berhubungan dengan proses menarik
perhatian, menumbuhkan minat, membangkitkan hasrat sehingga akhirnya
memutuskan untuk menerapkan inovasi. Menurut Tjiptopranoto (2000) dalam
penerapan teknologi yang akan dikembangkan harus disesuaikan dengan potensi
sumberdaya setempat dengan biaya murah dan mudah untuk diterapkan, akan tetapi
dapat memberikan kenaikan hasil dengan cepat. Hal ini menjadi aspek penting untuk
keberlanjutan penerapan teknologi maupun sistem usahatani yang dianjurkan dan
dengan demikian diharapkan petani mampu mengadopsi dan menerapkan teknologi
dimaksud dalam usahataninya, sehingga pendapatan menjadi meningkat.
Pada tahun 2015 sasaran produksi padi Nasional sebesar 73,44 juta ton,
sedangkan sasaran produksi padi, jagung dan kedelai di Propinsi Sumatera Selatan
berturut-turut sebesar 688.140 Ton GKG, 143,557 Ton pipilan kering dan 8.846 Ton biji
kering (Distan Propinsi Sumatera Selatan, 2015). Seiring dengan sasaran produksi PJK
tersebut di Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan sawah seluas 94.595 ha dengan
Produktivitas padi di Provinsi Sumatera Selatan masih lebih rendah dibandingkan
dengan produktivitas nasional yang sudah mencapai 5,05 t GKG/ha. Produktivitas padi
sawah rata-rata 4,408 ton/ha, (BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2013). Produktivitas
padi ini masih terbuka ditingkatkan melalui pendekatan Gerakan Penerapan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP2T2) dan peningkatan Indeks Pertanaman (IP).
Dengan pendekatan PTT tahun 2013, hasil padi sawah di Provinsi Sumatera Selatan
dapat mencapai 7,5 t GKG/ha.
2.2. Hasil Pengkajian Terdahulu
Kegiatan Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan
Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan dilaksanakan selama tiga tahun
(dari tahun 2015 – 2017). Kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2015 yaitu:
Kegiatan yang sudah dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2015 adalah sebagai berikut:
15
1. Mempelajari dan mengetahui bahwa lokasi kegiatan UPSUS PJK dalam mendukung
swasembada pangan tahun 2015 tersebar di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi
Sumatera Selatan yang terdiri dari GP-PTT PJK (padi seluas 10.000 ha, jagung
1.500 ha, kedelai 8.500 ha), optimasi lahan 18.950 ha, RJIT 38.500 ha, mekanisasi
pertanian (pompa air 64 buah, TR-2 189 unit, combineharvester kecil 42 unit,
vertical dryer 12 unit, corn shiller 60 unit, power threser 20 unit, RMU 23 unit).
2. Koordinasi kegiatan UPSUS PJK di Provinsi Sumatera Selatan antara BPTP Sumatera
Selatan dan stakeholders di tingkat regional dan nasional sebanyak 48 kali.
3. Pendampingan dalam bentuk:
a. Sosialisasi dan apresiasi di tingkat provinsidan 10 Kab/Kota dengan jumlah
peserta 900 orang.
b. Penyediaan dan diseminasi varietas unggul dan teknologi tepat guna spesifik
lokasi melalui display seluas 18 ha.
c. Temu lapang tanam dan panen bersama di tingkat provinsidan 10 Kab/Kota
dengan jumlah peserta 1.225 orang.
d. Narasumber dan fasilitator di tingkat provinsidan 10 Kab/Kota
e. Penyampaian adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui siaran TVRI dan
narasumber di 10 Kab/Kota.
f. Penyediaandanpenyebarluaskan benih/bibit untuk display sebanyak 460 kg.
g. Monitoring dan supervisi penerapan varietas unggul dan inovasi teknologi tepat
guna spesifik lokasi;
h. Persiapan dan penyebarluasan materi penyuluhan berupa Buku Inovasi
Teknologi sebanyak 270 buah, Katam Terpadu MK 400 buah, Katam Terpadu
MH 80 buah, VCD 20 set dan Caplak Roda 20 buah.
i. Menempatkan penyuluh/peneliti di 10 Kab/Kota sebagai LO untuk membina
dan mengawal penerapan teknologi di Kab/Kota.
j. Monitoring laporan mingguan: Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Sumatera
Selatan Utara dan Mukomuko dari bulan Januari s.d bulan Desember 2015.
4. Peningkatan Indeks Pertanaman (IP)di Provinsi Sumatera Selatan belum dapat
dicapai secara optimal sebagai dampak terjadinya kemarau panjang.Sedangkan
produktivitas padi terjadi peningkatan dari 4.48 t/ha menjadi 4.78 t/ha.
5. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas dan petani dalam penerapan
inovasi teknologi budidaya padi spesifik lokasi yaitu pengetahuan petugas
meningkat sebesar 83,05% dari 17,70 menjadi 32,40, dan petani sebesar 61,72%
dari 12,12 menjadi 19,60 (Dedi Sugandi. 2015).
16
Kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2016.
Kegiatan yang sudah dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2016 adalah sebagai berikut:
1. Koordinasikegiatan UPSUS PJK di Provinsi Sumatera Selatan antara BPTP Sumatera
Selatan dan stakeholders di tingkat regional dan nasional sebanyak 60 kali.
2. Bimbingan Teknologi dilakukan dari Bulan Januari-November 2016 sebanyak 38
kali dengan jumlah peserta sebanyak 1.443 orang.
3. Dukungan teknologi melalui display:
a. Display jagung seluas 45.333 m2
di Desa Yogya Baru Kecamatan kerkap
Kabupaten Sumatera Selatan utara dengan petani kooperator sebanyak 8
orang. Inovasi teknologi yang diterapkan yaitu varietas Bisi 18, Bima Uri 19,
dan Bima uri 20. Sistem tanam yang digunakan adalah sistem tanam tegel
dengan jarak tanam 70 x 20 cm dengan 1 benih per lubangdan sistem tanam
jajar legowo dengan jarak tanam [(40 x 20) x 100 cm ]. Hasil yang diperoleh
masing-masingsistem tanam seperti Tabel 1:
Tabel 1. Produktivitas jagung pada sistem tanam tegel dan jajar legowo
No Varietas Sistem Tanam Produktivitas(t/ha)
1. Bisi 18 Tegel 11,90
Jajar Legowo 12,46
2 Bima URI 19 Tegel 8,98
Jajar Legowo 11,26
3 Bima URI 20 Tegel 9,40
Jajar Legowo 12,32
b. Kedelai seluas 10.000 m2
di Desa Tenong Luar Kecamatan Bermani Ulu Raya
Kabupaten Rejang Lebong dengan 3 orang petani kooperator. Inovasi teknlogi
yang diterapkan yaitu Varietas Anjasmoro dengan sistem tanam tegel dengan
jarak tanam 40 x 20 cm dan jajar legowo dengan jarak tanam [(20 x 20) x 60
cm] dengan 2 benih per lubang. Hasil yang diperoleh masing-masing sistem
tanam yaitu: 1) sistem tanam tegel sebesar 1,9 t/ha, dan 2) sistem tanam jajar
legowo 2,4 t/ha.
c. Bawang Merah seluas 3.644,2 m2
yang dilakukan pada 2 lokasi masing-
masing:
1) Di Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang seluas
2.830 m2
. Inovasi teknologi yang diterapkan yaitu varietas Bima Brebes dan
varietas Maja Cipanas. Hasil yang diperoleh masing-masing sebesar: a)
17
Varietas Bima Brebes sebesar 9,20 t/ha dan b) Varietas Maja Cipanas 8,67
t/ha.
2) Di Desa Karang Jaya Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang
Lebong seluas 814,2 m2
. Inovasi teknologi yang diterapkan yaitu varietas Maja
Cipanas. Hasil yang diperoleh sebesar: 21,111 t/ha.
4. Meda cetak yang disebarkan berupa: a) Leaflet Jagung, Kedelai, dan Bawang
Merah masing-masing sebanyak 250 eksemplar, b) Banner sebanyak 3 buah
masing-masing tentang Jagung, Kedelai, dan Bawang Merah. Sebagian besar
bahan cetak ini disebarkan pada saat acara Gelar Inovasi Teknologi dan Lounching
Produk Pertanian Bioindustri di Kabupaten Seluma tanggal 09 November 2016
(Ahmad Damiri. 2016).
18
III. PROSEDUR
3.1. Pendekatan/Kerangka Pemikiran
Kegiatan UPSUSPJK diProvinsiSumatera Selatan dilakukan melalui
serangkaiankegiatan lapanganidentifikasiluas tambah tanam padi,koordinasi, bimbingan
dandukungan inovasiteknologiUPSUS PJKkomoditas utama Kementerian Pertanian
serta display dengan maksud untukmendukungupayakhususpeningkatan
produktivitasdan produksi padi,jagungdankedelai, bawang merah, dan sapi potongdi
Provinsi Sumatera Selatan.
Upaya khususpencapaian swasembada berkelanjutan padidan
jagungsertaswasembadakedelaidiProvinsiSumatera Selatandilaksanakandi 10
kabupaten/kotamelaluikegiatan pengembangan jaringan irigasi,optimasi lahan,Gerakan
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu(GP-PTT), Optimasi
PerluasanaArealTanamKedelaimelaluiPeningkatanIndeks Pertanaman(PAT-PIP
Kedelai),PerluasanArealTanamJagung(PAT Jagung),penyediaansaranadan
prasaranapertanian(benih,pupuk, pestisidadanalatmesin
pertanian)danpengawalan/pendampinganyang fokuspadaidentifikasi
calonlokasi,pelaksanaankoordinasi, bimbingan, monitoring,evaluasi,
danpelaporansertapemberian dukunganteknologi.
KegiatanUPSUSPJKdi ProvinsiSumatera Selatandilakukanmelaluiproses
pemberdayaan dalam bentukpengawalan,pendampingan dan pengawasan
olehTNI,peneliti, PerguruanTinggi danPenyuluhPertaniandengan
memperhatikanaspekteknis,sosial,budaya, ekonomi,danlingkungan
spesifiklokasidiProvinsiSumatera Selatan.
Dukunganteknologibudidayapadispesifiklokasimelaluidisplay padi seluas 10 ha.
Display padi merupakan lahan percontohan yang berperan sebagaikelasbelajar
bagianggotakelompoktanipadi.Melalui percontohan yangmelibatkan
petanisebagaikooperator,diharapkan akan terjadiprosespembelajarankepadapetanipadi
disekitarwilayahdisplay. Dengan cara ini,pengetahuan dan ketrampilan
petanitentanginovasi
teknologibudidayapadiakandapatditiru/diadopsi.Adanyaprosesadopsiini,diharapkanakan
menstimulasipenerapanteknologiolehpetanidi kawasan displaypaditersebut.
Pada tahap-tahap kegiatan display padi, dilakukan diseminasi inovasi
teknologimelaluipertemuan petanidengan melibatkan langsung stakeholdersseperti
19
Dinas Pertanian, BP4K, POPT, Petugas lapangan. Dengan
adanyapertemuaninidiharapkankondisipertanamanpadatahap pertumbuhan tanaman
dapatmenjadibahan pembelajaran bagianggota kelompoktani,baikbagusmaupun
kurangbaiknyakondisipertanaman. Semua kondisi ini menjadi titikpenting dalam
mempelajari pertumbuuhan tanaman.Apabila
kondisitanamankurangbaik,dapatdipelajaripenyebab kurangbaiknya
pertumbuhangunapemecahan permasalahanyangditemui
danmenjadimasukanbagipetani lain.
3.2. RuangLingkup Kegiatan
Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS
1. Identifikasi informasi pengiriman data masing-masing komoditas padi, jagung, dan
kedelai dari kabupaten Mukomuko, Sumatera Selatan Utara, Rejang Lebong, dan
Lebong.
2. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/kota terkait luas
tambah tanam padi, jagung, dan kedelai tahun 2018.
3. Koordinasi ke Dinas Pertanian terkait laporan harian luas tambah tanam padi,
jagung, dan kedelai.
4. Koordinasi dengan penanggung jawab UPSUS Provinsi Sumatera Selatan terkait
target luas tambah tanam Provinsi Sumatera Selatan.
5. Meneruskan pengiriman informasi data luas tambah tanam harian padi, jagung,
dan kedelai dari Kabupaten (khususnya kabupaten Mukomuko, Sumatera Selatan
Utara, Rejang Lebong, dan Lebong) ke Pusat (Penanggung jawab UPSUS Provinsi
Sumatera Selatan).
6. Koordinasi kelancaran pengiriman informasi data luas tambah tanam padi, jagung,
dan kedelai dari kabupaten Mukomuko, Sumatera Selatan Utara, Rejang Lebong,
dan Lebong.
Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan bawang merah
1. Menjadi narasumber terhadap komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah,
dan Katam Terpadu. Peran sebagai narasumber berdasarkan permintaan kelompok
tani maupun stakeholder provinsi dan kabupaten.
2. Menjadi narasumber pada sosialisasi, temu lapang display/demplot bawang merah.
3. Penyebaran media cetak berupa informasi bawang merah.
Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya jagung,
kedelai, dan bawang merah
20
1. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang atau Rejang
Lebonguntuk pelaksanaan display/demplot bawang merah.
2. Identifikasi lokasi yang cocok untuk penanaman bawang merah. Lokasi
display/demplot berada pada kawasan bawang merah atau lokasi
penanaman hortikultura.
3. Menerapkakan display/demplot bawang merah.
4. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang atau Rejang
Lebong untupelaksanaan display/demplot bawang merah.
5. Identifikasi lokasi yang cocok untuk penanaman display/demplot bawang
merah.
6. Menerapkakan display/demplot seluas 0, 5 ha.
3.3Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan
Bahan-bahan yangdigunakan dalam pelaksanaan kegiatan
identifikasicalonlokasi,koordinasi,bimbingandandukungan teknologi UPSUS, PJK, dan
Komoditas Utama Kementan di Provinsi Sumatera Selatanadalah:
Bahan:
Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS
1. Data luas baku sawah masing-masing kabupaten/kota Provinsi Sumatera Selatan,
2. Data target tanam padi, jagung, dan kedelaiProvinsi Sumatera Selatan,
3. Data luas tanam harian padi, jagung, dan kedelai
Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, bawang merah, sapi
potong
1. Materi pendampingan untuk komoditas padi, jagung, kedelai, danbawang merah.
2. Media cetak berupa informasi teknologi budidaya bawang merah.
3. Komputer dan LCD Projector
Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya jagung,
kedelai, dan bawang merah
1. Benih varietas bawang merah.
2. Saprodi pupuk (N, P, dan K), pestisida (herbisida, insektisida,fungisida).
3. Bahanlainnyauntukmendukungpelaksanaankegiatan(papanmerek, papan informasi
teknologi, dan juknis inovasi teknologi).
4. Terpal,tali, timbangan, alat panen,meteran, mistar, papan lapangan, kertas, pena
dll.
21
Metode:
Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS
1. Melakukan pertemuan dengan Dinas Pertanian disetiap kabupaten dibawah
koordinasi BPTP Sumatera Selatan. Pertemuan pada setiap kabupaten diupayakan
dihadiri oleh petugas pertanian kecamatan masing-masing kecamatan pada setiap
Kabupaten.
2. Menjelaskan peran masing-masing petugas pertanian kecamatan dan Dinas
Pertanian Kabupaten terhadap pengumpulan data dan pengiriman data luas
tambah tanam.
3. Berkoordinasi dengan koordinator provinsi untuk menjelaskan kepada Dinas
kabupaten/kota tentang peran masing-masing.
Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai,dan bawang merah
1. Menyiapkan materi terkait komoditas padi, jagung, dan bawang merah. Materi
yang disiapkan dalam bentuk power point, karena pada saat diundang sebagai
narasumber, biasanya dilakukan pada ruang pertemuan.
2. Penyampai materi dikoordinasikan di dalam tim UPSUS dan didampingi oleh
petugas LO kabupaten lokasi pelaksanaan kegiatan. Penyampai materi dapat juga
dilakukan oleh petugas LO kabupaten pelaksana kegiatan atau LO dari lokasi lain.
3. Setiap selesai pelaksanan penyampaian materi, petugas yang menyampaikan
materi membuat laporan pelaksanaannya dengan data minimal yang dikumpulkan
yaitu; a) nama kegiatan, b) tempat pelaksanan kegiatan, c) waktu pelaksanaan, d)
komposisi peserta, dan e) jumlah peserta yang hadir.
Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya bawang
merah
1. Mengumpulkan petani kooperator dan petugas lapang untuk menjelaskan inovasi
teknologi yang akan diterapkan pada display/demplot yang akan dilakukan.
2. Melakukan diskusi dengan petani kooperator dan petugas lapang terkait inovasi
teknlogi yang akan diterapkan, sehingga petani kooperator dan petugas lapang
mengetahui dengan jelas pelaksanaan display/demplot.
3. Agar petani kooperator dan petugas lapang lebih paham terhadap kegiatan yang
akan dilakukan, semua petani kooperator dan petugas lapang dibekali dengan
juknis pelaksanaan kegiatan.
22
4. Pada tahap perkembangan tanaman, petani kooperator dan petugas lapang dapat
menyampaikan informasinya melalui telpon bila tim UPSUS sedang tidak
berkunjung.
5. Untuk mengetahui kondisi pertumbuhan terkait data yang diperlukan, tim UPSUS
melakukan pengamatan dan pengambilan data.
6. Agar informasi pelaksanaan display/demplot ini tersebar di lingkup ptani sekitar
dan petugas terkait, dilakukan sosialisasi kegiatan atau temu lapang. Untuk temu
lapang, bila hanya memungkinkan sekali pelaksanaannya selama kegiatan
berlangsung, dilakukan pada saat panen.
Parameter Yang Diukur:
Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS
1. Realisasi luas tambah tanam terhadap target masing-masing kabupaten.
2. Realisasi luas tambah tanam terhadap target bulan Oktober – Maret 2017/2018.
3. Realisasi luas tambah tanam terhadap target bulan April – September 2018.
Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan bawang merah
1. Jumlah pendampingan yang dilakukan dalam satu tahun
2. Jumlah peserta yang hadir dari total pendampingan yang dilakukan
3. Respon petani terhadap materi inovasi teknologi yang disampaikan
Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya bawang
merah
1. Komponen pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil komoditas bawang merah.
Analisis Data:
Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS
1. Data yang dikumpulkan dianalisis secara tabulasi.
Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan bawang merah
Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan interval kelas dan dilanjutkan
dengan uji c-square. Item pada setiap pernyataan dibagi menjadi 5 skor yaitu: 1
(sangat setuju), 2 (setuju), 3 (cukup), 4 (Tidak setuju), 5 (Sangat tidak setuju)
menurut Nasution dan Barizi dalam Rentha, T (2007).
Penentuan interval kelas untuk masing-masing indikator yaitu:
NR = NST – NSR dan PI = NR : JIK
Dimana NR : Nilai Range PI : Panjang Interval
NST : Nilai Skor Tertinggi JIK : Jumlah Interval Kelas
23
NSR : Nlai Skor Terrendah
Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya bawang
merah
Data yang dikumpulkan yaitu data pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman),
komponen hasil (berat basah/rumpun, berat kering/rumpun, jumlah umbi/rumpun,
diameter umbi), dan produktivitas.
Data dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut dengan
DMRT untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.
3.4. Roadmap Diseminasi
Kegiatan Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan
Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan telah dilaksanakan sejak tahun
2015 dengan kegiatan: 1)Pengumpulan data pelaporan kegiatan luas tambah tanam, 2)
Pendampingan penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, bawang merah, dan
sapi potong, dan 3) Dukungan teknologi melalui penerapan Display/demplot inovasi
teknologi tumpangsarijagung-kedelai dan bawang merah. Roadmap kegiatan disajikan
pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Roadmap kegiatan Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan
Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan telah
dilaksanakan sejak tahun 2015
Tahun/Kabupaten
2015 2016 2017 2018
1. Pelaporan luas
tambah tanam
padi
2. Narasumber
pendampingan
inovasi teknologi
padi
3. Display/Demplot
padi pada 10
kabupaten/kota
1. Pelaporan luas
tambah tanam padi,
jagung, kedelai
2. Narasumber
pendampingan
inovasi teknologi
padi, jagung, kedelai,
dan sapi potong
3. Display/Demplot
jagung di Kabupaten
Sumatera Selatan
Utara, kedelai di
Kabupaten Rejang
Lebong, dan bawang
merah di Kabupaten
Kepahiang dan
Kabupaten Rejang
Lebong
1. Pelaporan luas
tambah tanam padi,
jagung, kedelai
2. Narasumber
pendampingan
inovasi teknologi
padi, jagung,
kedelai, dan sapi
potong
3. Display/Demplot
tumpangsari jagung-
kedelai di Kabupaten
Sumatera Selatan
Selatan dan bawang
merah di Kabupaten
Kepahiang
1. Pelaporan luas
tambah tanam padi,
jagung, kedelai
2. Narasumber
pendampingan
inovasi teknologi
padi, jagung,
kedelai, dan bawang
merah
3. Display/Demplot
inivasi teknlogi
budidaya bawang
merah di Kabupaten
Kepahiang atau
Rejang Lebong
24
IV. ANALISIS RESIKO
AnalisisresikodalamKegiatan Idetifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan
Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementansangat membantu
dalam pencapaian dan pelaksanaan kegiatan.
Untukdapatmengantisipasiberbagairesikoyangmungkindihadapi dalam
pelaksanaankegiatansertapenyebabdandampaknyatelahdisusun daftardan
analisispenangananresikoberdasarkantahapankegiatan,strategi,penyebab dandampak
baiksecara antisipatif maupun responsif (Tabel 3).
Tabel3. Daftarresiko pelaksanaankegiatanIdetifikasi Calon Lokasi, Koordinasi,
Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama
Kementantahun2017.
No Resiko Penyebab Dampak
1 Pelaporan luas tambah
tanam padi, jagung,
kedelai terhambat
- Data lapangan tidak
dikirim
- Pergantian
petugaspelaporan
- Data laporan harian
banyak yang kosong
- Data tidak sesuai
target
2 Pendampingan inovasi
teknologi padi, jagung,
kedelai, dan sapi potong
tidak berjalan dengan
baik
- Kurangnya undangan
sebagai pemateri pada
pertemuan
- Kurang tersebarnya
informasi inovasi
teknologi
3 Display/Demplot inovasi
teknologi budidaya
bawang merahdi
Kabupaten
Kepahiangatau Rejang
Lebong
Tidak diterima petani
- Tidak paham cara
pengelolaan tanaman
- Demplot/display untuk
penyebaran inovasi
teknologi budidaya
bawang merah tidak
terlaksana
Tabel 4. DaftarpenangananresikodalampelaksanaankegiatanIdetifikasi Calon Lokasi,
Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas
Utama Kementan tahun2017.
No. Resiko Penyebab Penanganan
1 Pelaporan luas tambah
tanam padi, jagung,
kedelai terhambat
- Data lapangan tidak
dikirim
- Pergantian
petugaspelaporan
- Mengintensifkan
koordinasi dengan
stakeholdersditingkat
kabupaten
2 Pendampingan inovasi
teknologi padi, jagung,
kedelai, dan sapi potong
tidak berjalan dengan
baik
- Kurangnya undangan
sebagai pemateri pada
pertemuan
- Penyebaran media
cetak Inovasi teknologi
budidaya
25
3 Display/Demplot
tumpangsari jagung-
kedelai di Kabupaten
Sumatera Selatan
Selatan dan bawang
merah di Kabupaten
Kepahiang
Tidak diterima petani
(terutama tumpangsari
jgung-kedelai)
- Tidak paham cara
pengelolaan tanaman
- Pendampingan untuk
penjelasan teknis dan
kunjungan yang lebih
intensif
26
V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA
5.1. Tenaga yang Terlibat Dalam Kegiatan
TenagayangterlibatdalamkegiatanIdentifikasi CalonLokasi,Koordinasi,
Bimbingandan DukunganTeknologiUpsus PJK,dan Komoditas Utama Kementan di
Provinsi Sumatera SelatanTahun 2017 terdiri atas peneliti,penyuluh,teknisi dankeuangan
denganlatarbelakang pendidikanyangberagamantaralainbidangagronomi,
sosialekonomi,Pascapanen, Hama Penyakit, dan administrasi (Tabel 5).
Tabel5. Tenagapelaksana kegiatanIdetifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan
Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan
No Nama/NIP
Jabatan
Fungsional/
Bidang
Keahlian
Jabatan
dalam
Kegiatan
Uraian Tugas
Alokasi
Waktu
(Jam/
minggu)
1 Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si Peneliti/
Pemulia
Penanggungja
wab
1. Mengkoordinir anggota
timdalam
pelaksanaankegiatan
2. Membuat
perencanaandan
mengevaluasi kegiatan
3. Melaporkan hasil
kegiatankepada
Kepala Balaisecara
Periodik
15
2 Ir. NP. Sri Ratmini, MP Peneliti/
Kesuburan
Tanah
Anggota
Tim
1. Membantu meng
koordinir anggota
timdalam
pelaksanaankegiatan
2. Membantu membuat
perencanaandan
mengevaluasi kegiatan
3. Sebagai LO Kab. BU
10
3 Ir. Tumarlan, MP Peneliti/
Budidaya
Tanaman
Anggota
Tim
1. Membantu meng
koordinir anggota
timdalam pelaksanaan
kegiatan
2. Membantu Membuat
perencanaandan
mengevaluasi
kegiatan
3. Sebagai LO Kab. RL
10
4 Susilawati, SP, M.Si Penyuluh/
Sosial
Ekonomi
Anggota
Tim
1. Membantu
perencanaandan
pelaksanaankegiatan
2. Membantukegiatan
teknis dilapangan
3. Sebagai LO Kab.
Lebong
10
5 Ir. Dedeh Hadiyanti, M.Si Penyuluh/
Budidaya
Tanaman
Anggota
tim
1. Membantu
perencanaandan
pelaksanaan
kegiatan
2. Membantukegiatan teknis
dilapangan
3. Sebagai LO Kab.
Mukomuko
10
27
Tabel 5. Lanjutan
No Nama/NIP
Jabatan
Fungsional/
Bidang
Keahlian
Jabatan
dalam
Kegiatan
Uraian Tugas
Alokasi
Waktu
(Jam/
minggu)
7 Budi Raharjo, S.TP, M.Si Peneliti/
Pasca Panen
Anggota
tim
1. Membantu perencana
an keuangan
2. Membant pengawasan
kegiatan di lapangn
5
8 Ir. Suparwoto Peneliti/
Budidaya
Tanaman
Anggota
tim
1. Membantu perencana
an teknis
2. Membant pengawasan
kegiatan di lapangn
5
9 Ir. Kgs. Khodir Peneliti/
Pasca Panen
Anggota
tim
1.Membantu perencana an
teknis
2.Membant pengawasan
kegiatan di lapangn
5
10 Johanes Amirullah, SP, M.Si Peneliti/
Sosial
Ekonomi
Anggota
tim
1. Membantu perencana
an teknis
2. Membant pengawasan
kegiatan di lapangn
5
5.2. Jangka Waktu Kegiatan
Kegiatan berlangsung selama tiga tahun sejak tahun 2015 sampai tahun 2018.
Saat ini (tahun 2018) merupakan tahun terakhir kegiatan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Damiri. 2016. Laporan Akhir.Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan Dan
Dukungan Teknologi UpsusPJK, ASP, ATP,dankomoditas utama kementerian
pertanian.
AnantaA.danE.N. Arifin.2014.SystemAnalysisFoodsecurityinsustainable
development:Acase of.Indonesia.ProsidingInternasional:Appliedfor Sustainable
Agriculture.Balitbangtan.Kementerian Pertanian.Jakarta.
Andhika Prasetyo. 2016.Target Ambisius Produksi Pangan Strategis. Media Indonesia.
http://ogiro45oi.blog.mediaindonesia.com/news/read/67060/target-ambisius-
produksi-pangan-strategis/2016-09-15[08 Januari 2017]
Badan Litbang Pertanian. 2011. Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian
Nomor142/Kpts/OT.160/I/5/2011tentangUnit PengelolaBenihSumber.
BadanLitbangPertanian.Jakarta.
Balitbangtan. 2012. Pedoman Spektrum Diseminasi Multi Chanel
(SDMC).Balibangtan.Kementerian Pertanian.Jakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. 2013. Provinsi Sumatera Selatan dalam
Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Sumatera Selatan. Sumatera Selatan 402 p.
Dedi Sugandi. 2015. Laporan Akhir.Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan Dan
Dukungan Teknologi UpsusPJK, ASP, ATP,dankomoditas utama kementerian
pertanian.
Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Selatan. 2015. Rekapitulasi Sasaran Indikatif Luas
Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Pangan Per
Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015.
DitjenPSP. 2012. HasilauditlahansawahdiIndonesia.
DitjenSaranadanPrasarana.Kementerian Pertanian.Jakarta.
Handewi P. dan A. Adang. 2014. Analisis kebutuhan sumberdaya pertanian
terkaitpermintaanpangan dan energinasional.ProsidingNasional: Pendekatan
AnalisisSistem MendukungPertanian Berkelanjutan. Balitbangtan.Kementerian
Pertanian.Jakarta.
HendriadiA.dan R.Hendayana.2014.Perspektif Pengembangan Kawasan Pertanian
Bioindustri berrbasis sumberdaya lokal.ProsidingNasional: Pendekatan
AnalisisSistem MendukungPertanian Berkelanjutan. Balitbangtan.Kementerian
Pertanian.Jakarta.
KementerianPertanian. 2013.StrategiIndukPembangunanPertanian(SIPP)2016-
2045.KementerianPertanian.Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2005.Proyeksi Kebutuhan Bawang Merah Tahun 2015-
2025Ditjen Bina Produksi Hortikultura. https://www.google.co.id /search?
sclient=psy-
ab&site=&source=hp&q=produksi+bawang+merah&btnK=Penelusuran+Google
#q=produksi+bawang+merah+2015[17 Februari 2016].
29
MatSyukur.2014.Tantanganpembangunanpertanianke depandalam mewujudkan
kedaulatan pangan.ProsidingNasional:Pendekatan Analisis Sistem Mendukung
PertanianBerkelanjutan.Balitbangtan. Kementerian Pertanian.Jakarta.
Rentha, T. 2007. Identifikasi Prilaku, Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah
Irigasi Teknis Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga Pupuk di Desa Bedilan
Kecamatan Belitung OKU Timur (Skripsi S1). Universitas Sriwijaya Palembang
SuryanaAdansumedi.2014.Valuechaininsecuringfoodsupplyanddemand.ProsidingInternasi
onal:AppliedforSustainableAgriculture.Balitbangtan. Kementerian
Pertanian.Jakarta.
Tjitropranoto, P. 2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian. Balai
Pusat Pengkajian Teknologi Pertanian. Bogor.

Contenu connexe

Tendances

Analisis pemodelan spasial pengembangan wilayah pesisir
Analisis pemodelan spasial pengembangan wilayah pesisirAnalisis pemodelan spasial pengembangan wilayah pesisir
Analisis pemodelan spasial pengembangan wilayah pesisir
Monita Rossy
 
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten munaLaporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Togar Simatupang
 
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buahPkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
Wildan Ashshidiqi
 

Tendances (19)

Rktm kerjasama kspp
Rktm kerjasama ksppRktm kerjasama kspp
Rktm kerjasama kspp
 
Succes Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima TaniSucces Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima Tani
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTANMODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
MODEL PENYULUHAN DI FOOD ESTATE SECARA BERKELANJUTAN
 
Analisis pemodelan spasial pengembangan wilayah pesisir
Analisis pemodelan spasial pengembangan wilayah pesisirAnalisis pemodelan spasial pengembangan wilayah pesisir
Analisis pemodelan spasial pengembangan wilayah pesisir
 
Metode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMetode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa Wilayah
 
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
 
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten munaLaporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
 
Paparan posyantek 2 revisi
Paparan posyantek 2 revisiPaparan posyantek 2 revisi
Paparan posyantek 2 revisi
 
E book orasi purna tugas rhy
E book orasi purna tugas rhyE book orasi purna tugas rhy
E book orasi purna tugas rhy
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
 
Upja alsintan
Upja alsintanUpja alsintan
Upja alsintan
 
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangPola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
 
Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014
Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014
Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014
 
Dukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasi
Dukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasiDukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasi
Dukungan inovasi kelembagaan dalam mempercepat diseminasi
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
 
Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan
Rancang Bangun Model Pembangunan PeternakanRancang Bangun Model Pembangunan Peternakan
Rancang Bangun Model Pembangunan Peternakan
 
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buahPkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
 
Kebijakan posluhdes 2018
Kebijakan posluhdes 2018Kebijakan posluhdes 2018
Kebijakan posluhdes 2018
 

Similaire à Rdhp upsus 2018

Technology development of horticultural production perhorti
Technology development of horticultural production perhortiTechnology development of horticultural production perhorti
Technology development of horticultural production perhorti
Arjunawiwaha Pandawa
 
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
Hamdan In'ami
 

Similaire à Rdhp upsus 2018 (20)

Rktm lab diseminasi
Rktm lab diseminasiRktm lab diseminasi
Rktm lab diseminasi
 
Rdhp upbs jagung 2018
Rdhp upbs jagung 2018Rdhp upbs jagung 2018
Rdhp upbs jagung 2018
 
Pk 2016 ok
Pk 2016 okPk 2016 ok
Pk 2016 ok
 
Rdhp peningkatan komunikasi 2018 01 final-1
Rdhp peningkatan komunikasi 2018 01 final-1Rdhp peningkatan komunikasi 2018 01 final-1
Rdhp peningkatan komunikasi 2018 01 final-1
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
Rptp anjak 2018
Rptp anjak 2018Rptp anjak 2018
Rptp anjak 2018
 
Technology development of horticultural production perhorti
Technology development of horticultural production perhortiTechnology development of horticultural production perhorti
Technology development of horticultural production perhorti
 
Rktm kp karang agung
Rktm kp karang agungRktm kp karang agung
Rktm kp karang agung
 
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptxDINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
 
Proposal ipn rap dairi rev 1 (2)-1
Proposal ipn rap dairi rev 1  (2)-1Proposal ipn rap dairi rev 1  (2)-1
Proposal ipn rap dairi rev 1 (2)-1
 
Rktm sosialisasi, temu informasi dan pameran
Rktm sosialisasi, temu informasi dan pameranRktm sosialisasi, temu informasi dan pameran
Rktm sosialisasi, temu informasi dan pameran
 
Lakip bptp sumsel 2011
Lakip bptp sumsel 2011Lakip bptp sumsel 2011
Lakip bptp sumsel 2011
 
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Alih Tanaman Jeruk_GTR.pdf
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Alih Tanaman Jeruk_GTR.pdfPengaruh Perubahan Iklim terhadap Alih Tanaman Jeruk_GTR.pdf
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Alih Tanaman Jeruk_GTR.pdf
 
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi InovasiDampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi Inovasi
 
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumsel
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumselMateri paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumsel
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumsel
 
3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new
3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new
3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new
 
RENSTRA LITABMAS 2014
RENSTRA LITABMAS 2014RENSTRA LITABMAS 2014
RENSTRA LITABMAS 2014
 
Fishackathon-Rekayasa Teknologi untuk Petani
Fishackathon-Rekayasa Teknologi untuk PetaniFishackathon-Rekayasa Teknologi untuk Petani
Fishackathon-Rekayasa Teknologi untuk Petani
 
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
 
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
 

Plus de BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN

Plus de BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN (20)

daftar-aset-2021.pdf
daftar-aset-2021.pdfdaftar-aset-2021.pdf
daftar-aset-2021.pdf
 
PENCEGAHAN COVID-19.pdf
PENCEGAHAN COVID-19.pdfPENCEGAHAN COVID-19.pdf
PENCEGAHAN COVID-19.pdf
 
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdfMITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
 
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdfEVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
 
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdfSurat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
 
simak bmn.pdf
simak bmn.pdfsimak bmn.pdf
simak bmn.pdf
 
Laporan Keuangan 2021.pdf
Laporan Keuangan 2021.pdfLaporan Keuangan 2021.pdf
Laporan Keuangan 2021.pdf
 
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdfNOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
 
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdfNOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
 
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdfSURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
 
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdfRealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
 
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdfRealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
 
STATISTIK LAP KEU 2022.pdf
STATISTIK LAP KEU 2022.pdfSTATISTIK LAP KEU 2022.pdf
STATISTIK LAP KEU 2022.pdf
 
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdfREKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
 
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdfJUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
 
Agenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdfAgenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdf
 
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdfSURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
 
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdfDaftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
 
SE Larangan Mudik.pdf
SE Larangan Mudik.pdfSE Larangan Mudik.pdf
SE Larangan Mudik.pdf
 
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
 

Rdhp upsus 2018

  • 1. RENCANADISEMINASI HASILPENELITIAN (RDHP) IDENTIFIKASICALON LOKASI, KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGIUPSUSPJK DAN KOMODITASUTAMAKEMENTAN Dr. Priatna Sasmita, M.Si DAN PENGEMBANGAN BALAIPENGKAJIANTEKNOLOGIPERTANIANSUMATERA SELATAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018
  • 2. 1 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan 2. UnitKerja : BPTPSumatera Selatan 3. AlamatUnitKerja : JL.Irian KM,6,5 Sumatera Selatan 38119 4. Sumber Dana : DIPA BPTPSumatera SelatanTA. 2016 5. Status Kegiatan(L/B) : Lanjutan(L) 6. PenanggungJawab a. Nama : Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si 7. b. Pangkat/Golongan : c. Jabatan : Lokasi : Pembina/IV.b Kepala BPTP Sumatera Selatan Provinsi Sumatera Selatan 8. Agroekosistem : Lahan sawah/lahan kering 9. TahunMulai : 2015 10. Tahun Selesai : 2018 11. Output Tahunan 12. OutputTahunan : 1. Kelancaran informasi sistem pelaporan luas tambah tanam padi, jagung, kedelai dan laporan target target tanam padi, jagung, dan kedelai. 2. Pendampingan kelompok tani dan stakeholder dalam menerapkan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, bawang merah dan sapi potong. 3. Display/demplot inovasi teknologi komoditas bawang merah.
  • 3. 2 KoordinatorProgram, Budi Raharjo, S.TP, M.Si NIP.196300 198903 2 002 PenanggungJawabRDHP, Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si NIP.19641104 199203 1 001 Mengetahui, Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA NIP. 19680415 199203 1 001 Kepala BPTPSumatera Selatan, Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si NIP. 19641104 199203 1 001
  • 4. 3 RINGKASAN 1. Judul : Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan. 2. Unitkerja : BPTPSumatera Selatan 3. Lokasi : Provinsi Sumatera Selatan 4. Agroekosistem : Lahan Sawah Irigasi dan lahan kering 5. Status (L/B) : Lanjutan (L) 6. Tujuan 1. Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS; 2. Mendampingi penerapan inovasi teknologi dalam bentuk penyiapan dan penyediaan materi inovasi teknologi; 3. Membuat display/demplotsebagai media pendukung novasi teknologi budidaya bawang merah; 7. Keluaran : 1. Kinerja pelaporan luas tambah tanam (LTT) padi, jagung, dan kedelai. 2. Keragaan materi pendampingan inovasi teknologi. 3. Display/demplot inovasi teknologi budidaya komoditas bawang merah. 8. Hasil/pencapaian : - 9. Prakiraan Manfaat : 1. Teridentifikasinyaluas tambah tanam padi, jagung, kedelai. 2. Pemahamaan teknologi bagistakeholders dan petani tentang inovasi teknologi komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah dan sapi potong. 3. Meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas bawang merah di Provinsi Sumatera Selatan. 10. Prakiraan Dampak : 1. Perencanaan target penanaman padi, jagung, dan kedelai provinsi Sumatera Selatan. 2. Penerapan inovasi teknologi komoditas padi, jagung, kedelai, dan bawang merah. 3. Dapat dijadian alternatif pilihan komoditas yang
  • 5. 4 berpeluang dan menguntungkan bagi petani di Provinsi Sumatera Selatan. 11. Prosedur : Prosedur pelaksanaan kegiatan pengawalan adalah: 1) Melakukan koordinasi dalam kerjasama pelaksanaan UPSUS dengan stakeholders terkait, 2) Menjadi narasumberkelompok tani dalam menerapkan inovasi teknologi komoditas strategis Kementandi Kab/Kota ; 3) Display penerapan inovasi teknologi melalui penerapan budidaya spesifik lokasi komoditas strategis Kementan; 4) Pertemuan penyampaian materi inovasi teknologi komoditas strategis Kementan. Kegiatanidentifikasicalon lokasi,koordinasi, bimbingandandukunganteknologiUPSUSPJK,dankom oditas utamaKementandiProvinsiSumatera Selatanmeliputi persiapan,pelaksanaan, evaluasi danpelaporan kegiatan 12. Jangka Waktu 1 tahun(2018).
  • 6. 5 SUMMARY 1. Title : Identification of Location Candidate, Coordination, Guidance and Support Technology of UPSUS PJK and Major Commodities Kementan. 2. Institusion : AIATSumatera Selatan 3. Location : Sumatera SelatanProvince 4. Agroecosystem : WetlandIrrigation and Dryland 5. Status (N/C) : Continue 6. Objective : 1. Streamline the smoothness of data collection UPSUS activity reporting; 2. Accompanying the application of technological innovations in the form of preparation and material provision of technological innovation; 3. Make display / demonstration plots as a supporting medium innovation cultivation technology of shallots; 7. Output 1. Performance-added comprehensive reporting planting (LTT) of rice, corn, and soybeans. 2. Performance of material assistance technological innovation. 3. Display / demonstration plot cultivation technology innovation shallots. 8. Result/Achievement : - 9. Expected benefit : 1. Identification of potential for cultivation of rice, maize, and soybean. 2. Understand of technology for the stakeholders and farmers on technology innovation paddy, corn, soybean, and shallots. 3. Increasing the productivity and production of shallots in Sumatera Selatan Province.
  • 7. 6 10. Expected Impact : 1. Planning target of planting rice, corn, and soybeans in province of Sumatera Selatan. 2. The application of technology innovation paddy, corn, soybean, and shallots. 3. One of more alternative of choice commodities in province of Sumatera Selatan. 11. Methodology : Implementation procedural escorts are : 1) To coordinate the implementation UPSUS cooperation with relevant stakeholders, 2) Being a guest speaker farmer groups in implementing technological innovations Kementan strategic commodity in the district/city; 3) Display technology innovation through the application of site-specific farming Kementan strategic commodities; 4) Meeting the delivery of material technology innovation strategic commodities Ministry of Agriculture . Event identification of candidate sites, coordination, guidance and support UPSUS CAD technology, and major commodities Ministry of Agriculture in the province of Sumatera Selatan cover preparation, implementation, evaluation and reporting activities. 12. Duration : 1year(2018).
  • 8. 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanianmempunyaiperanstrategisdalampembangunan nasional.Peranstrategisbidang pertaniandalampembangunannasionaladalahsebagai penghasilpangan,penyedialapangan kerja,penyediabahanbakubagi agroindustri,penghasil devisanegara,danpasarpotensialprodukdalamnegeri. Peran pertanian sebagaipenghasilpangan baiknabatimaupun hewanimutlak diperlukanuntuksaatinimaupundimasa-masamendatang.Permintaan bahan pangan terusmeningkatsejalan dengan peningkatan jumlah penduduk(Handewi danAdang,2014). Pangan,air,udara,dan energimerupakan kebutuhan mendasar bagi keberlangsunganhidupmanusia(AnantadanArifin,2014;HandewidanAdang,2014). Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki, sehinggapemenuhankebutuhanakanpangan merupakanbagiandari hakazazi perorangan yangdijaminolehnegara.Pangan adalahsesuatuyangberasaldari sumber hayatiproduk pertanian,perkebunan,kehutanan,perikanan,peternakan, perairan, dan air yang diperuntukkansebagaimakanan atau minuman bagi konsumsimanusia.Kedaulatan pangan harusmenjadipijakan utamaprogram pembangunan pertanian,khususnyauntukmenghadapimulaiberlakunyaera MasyarakatEkonomi Asean2016(MatSyukur, 2014). Kedaulatanpangan adalahhaknegaradanbangsayangsecara mandiri menentukan kebijakan pangan yangmenjamin hakatas pangan bagirakyatdan yangmemberikan hakbagimasyarakatuntukmenentukan sistem pangan yang sesuaidenganpotensisumberdayalokal(lahan, air,sumberdayamanusia, teknologi,kelembagaan danbudaya).Pencapaiantargetkedaulatan pangan dibayangi- bayangioleh beberapaancamandan permasalahan biofisikyangharus diantisipasidan ditanggulangi.Selainalihfungsilahanpertanianproduktif, perubahaniklimsebagaiderivasidaripemanasanglobal,ancamanseriuslain yangdihadapiadalahdegradasisumberdayalahan,airdanlingkungan (erosi, longsor, pencemaran), serta meluasnya lahan terdegradasi dan terlantar.Ketersediaaninovasiteknologiyangdinamismerupakansalahsatukunciuntuk mengatasi berbagaitantangandan permasalahan pertanian di Indonesia.
  • 9. 8 Undang-Undang No 18Tahun 2012tentangPangan mengamanatkan untukmemenuhikebutuhanpangan sampaidengan tingkatperseorangan,yang tercermindaritersedianyapanganyangcukup, baikjumlahmaupunmutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan denganagama,keyakinan,danbudayamasyarakat,untukdapathidup sehat, aktif,danproduktif secaraberkelanjutan.Sebagainegara agrarisdengan keberagaman sumberdayahayati,Indonesia mempunyaipotensisangatbesar untukmemproduksipangandalamjumlahyang cukup.Selainitu,Indonesiajuga mempunyaiberanekaragampanganlokaluntukmendukungdiversifikasi pangan nasional (Handewi dan Adang,2014). KabinetKerja telah menetapkan Swasembada Berkelanjutan Padidan JagungsertaSwasembadaKedelaiharusdicapaidalamwaktu3(tiga) tahun. Adapuntargetproduksiyangharusdicapaipadatahun2016adalahproduksi padi 73,40 ton dengan pertumbuhan 2,21%/tahun, jagung 20,33 juta ton denganpertumbuhan 5,57%/tahun dankedelai1,50jutatondengan pertumbuhan60,81%/tahun. Berdasarkan target Dirjend Hortikultura tahun 2016, target produksi bawang merah sebanyak 1,291 juta ton, sehingga terjadi kelebihan sebesar 449.321 ton dari kebutuhan tahun 2016 sebanyak 880.179 ton. Pada tahun 2015, produksi daging sapi nasional mencapai 523.927 ton, sementara kebutuhan daging sapi sebesar 590.000 ton dan kebutuhan ini diperkirakan akan meningkat menjadi 640.000 ton pada tahun 2016 (Dirjen Peternakan, 2015). Pada tahun 2017, Kementerian Pertanian tetap bertekad untuk meningkatkan target produksi walaupun anggaran yang terbatas (berkurang dari tahun sebelumnya). Komoditas padi, pada tahun 2016 dengan total luas tanam mencapai 7,6 juta ha, produksi ditargetkan pada tahun 2017 dinaikkan hingga 78 juta ton. Komoditas jagung,pada tahun 2017ditargetkan sebesar 22,40 juta ton. Demikian juga bawang merah yang pada 2016 ditargetkan sebesar 1,17 juta ton, pada tahun 2017naik menjadi 1,33 juta ton(Andhika Prasetyo, 2016.).Pada tahun 2018, produktivitas diharapkan terus menngkat atau paling tidak sama sepeti tahun sebelumnya (2017). Permasalahansubstantifyang dihadapi dalam percepatan pencapaianswasembada pangan antara lain:(1) alih fungsidan fragmentasi lahan pertanian;(2)rusaknya infrastruktur/jaringan irigasi; (3)semakinberkurangnyadan mahalnyaupah tenagakerjapertanianserta kurangnya peralatan mekanisasi pertanian;(4) masih tingginya susuthasil (losses); (5) belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih sesuai rekomendasi spesifiklokasi serta belum memenuhi enam tepat;(6) lemahnya
  • 10. 9 permodalanpetanipetani;(7)hargakomoditaspangan jatuhdansulit memasarkanhasil padasaatpanen raya. Kementerian Pertaniantelah menetapkan upaya khususpencapaian swasembadaberkelanjutan padidan jagungsertaswasembadakedelaimelalui kegiatan rehabilitasijaringan irigasitersier dankegiatan pendukunglainnya, antara lain:pengembangan jaringan irigasi,optimasilahan,Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), Optimasi Perluasan Areal Tanam KedelaimelaluiPeningkatanIndeksPertanaman(PAT- PIPKedelai),PerluasanArealTanamJagung(PATJagung), penyediaansaranadanprasaranapertanian (benih,pupuk,pestisidadan alatmesinpertanian)dan pengawalan/pendampingan. Badan LitbangPertanian telah melakukandua pendekatandalam melaksanakantugasyangdiembannya,yaituscientificrecognitiondanimpact recognition.BalaiPengkajianTeknologiPertanian(BPTP)sebagai unitpelaksana teknisBadan LitbangPertaniandidaerah,melaluipelaksanaanfungsiinformasi, komunikasidan diseminasi(3-Si)diharapkanmenjadirodapenggerakdalam mempercepatdanmemperluaspemanfaatanberbagaiinovásipertanianhasil litkajiolehpengguna(pelakuutamadan pelakuusahasektorpertanian).Untuk itu, perlustrategi atau mekanisme yangefisien dan efektif. Upayakhusus pencapaianswasembadaberkelanjutanpadi danjagung serta swasembada kedelai di Provinsi Sumatera Selatandilaksanakan di 10 kabupaten/kotamelaluikegiatanpengembangan jaringanirigasi,optimasilahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), Optimasi PerluasanaArealTanamKedelaimelaluiPeningkatanIndeksPertanaman (PAT- PIPKedelai),PerluasanArealTanamJagung(PATJagung),penyediaansarana danprasaranapertanian(benih,pupuk,pestisidadanalatmesin pertanian)dan pengawalan/pendampingan. Kegiatan upayakhusustersebutdilakukan melalui proses pemberdayaan dalam bentuk pengawalan, pendampingan dan pengawasanolehTNI,peneliti,PerguruanTinggidanPenyuluhPertanian dengan memperhatikanaspekteknis,sosial,budaya,ekonomi,danlingkungan spesifik lokasidiProvinsiSumatera Selatan. Disampingproses pengawalan,pendampingandan pengawasan, jugadilaksanakanpemantauan,evaluasi, danpelaporandalam rangka mengetahui kinerja pelaksanaan kegiatan.
  • 11. 10 1.2. Dasar Pertimbangan Upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan padidan jagung serta swasembada kedelai di Provinsi Sumatera Selatandilaksanakan di 10 kabupaten/kota.Pada tahun 2015 sasaran produksi padi Nasional sebesar 73,44 juta ton, sedangkan sasaran produksi padi, jagung dan kedelai di Propinsi Sumatera Selatan berturut-turut sebesar 688.140 Ton GKG, 143,557 Ton pipilan kering dan 8.846 Tonbiji kering (Distan Propinsi Sumatera Selatan, 2015). Seiring dengan sasaran produksi PJK tersebut di Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan sawah seluas 94.595 ha dengan Produktivitas padi di Provinsi Sumatera Selatan masih relatif rendah yaitu 4,3 t/ha dan bahkan rata-rata produktivitas padi di Kabupaten Sumatera Selatan Selatan dan Kabupaten Sumatera Selatan Utara masih kurang dari 4 ton/ha (BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2013). Peluang untuk meningkatkan produksi padi di Provinsi Sumatera Selatan masih dapat ditingkatkan melalui bimbingan kepada stakeholders dan dukungan teknologi yang dihasilkan Litbang pertanian seperti intensifikasi dan efisiensi penggunaan lahan. Intensifikasi dilakukan dengan penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi, jagung dan kedelai, sedangkan efisiensi penggunaan lahan dilaksanakan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP). Dengan pendekatan PTT tahun 2013, hasil padi sawah di Provinsi Sumatera Selatan dapat mencapai 7,5 t GKG/ha. Kebijakan peningkatan ketahanan pangan Kementerian Pertanian, selain komoditas padi, jagung, kedelai, juga bawang merah dan daging sapi. Bawang merah, sebagai komoditas yang berkontribusi dalam inflasi merupakan komoditas yang perlu dipetimbangkan sebagai komoditas prioritas. Pada tahun 2015, sasaran produksi bawang merah sebesar 1.195.235 ton termasuk untuk benih bawang merah sekitar 102.900 ton (Kementerian Pertanian, 2005). Sedangkan sasaran produksi pada tahun 2016 meningkat menjadi 1.220.583 (2,12%). BalaiPengkajianTeknologiPertanian(BPTP)sebagai unitpelaksana teknisBadan LitbangPertaniandidaerah,diharapkanmenjadirodapenggerakdalam mempercepatdanmemperluaspemanfaatanberbagaiinovásipertanianhasil litkajiolehpengguna(pelakuutamadan pelakuusahasektorpertanian).Untuk itu, perlustrategi atau mekanisme yangefisien dan efektifmelalui proses pemberdayaan dalam bentuk pengawalan, pendampingan dan display. Disampingproses pengawalan,pendampingandan display tersebut, jugadilaksanakanpemantauan,evaluasi, danpelaporandalam rangka mengetahui kinerja pelaksanaan kegiatan.
  • 12. 11 1.3 Tujuan Tujuan kegiatan 2018 adalah: 1. Mendampingi, memonitor, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan UPSUS; 2. Narasumber kegiatan padi, jagung, kedelai, bawang merah; 3. Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya bawang merah; 1.4 Keluaranyang diharapkan Keluaran tahun 2018 : 1. Penyampaian informasi sistem pelaporan luas tambah tanam padi, jagung, dan kedelai serta target tanam padi, jagung, dan kedelai; 2. Pendampingan kelompok tani dan stakeholdersdalam menerapkan inovasi teknologi Komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah, dan sapi potong; 3. Demplot/displaypenerapan inovasi teknologi budidaya komoditas bawang merah; 1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak Manfaat yang diharapkan: 1. Teridentifikasinyaluas tambah tanam penanaman padi, jagung, dankedelai. 2. Meningkatkan pengetahuan stakeholders dan petani tentang inovasi teknologi komoditas padi, jagung, kedelai, dan bawang merah. 3. Meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas bawang merah di Provinsi Sumatera Selatan. Dampakyangdiharapkan diantaranya adalah: 1. Perencanaan target penanaman padi dalam satu musim tanam yang tepat bagi provinsi Sumatera Selatan. 2. Dapat dijadian alternatif pilihan komoditas yang berpeluang dan menguntungkan bagi petani di Provinsi Sumatera Selatan.
  • 13. 12 II.TINJAUANPUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Berdasarkan fenomena tingginya risiko gejolak harga dan pasokan pangan di pasar internasional, maka adalah tidak bijaksana jika Indonesia sebagainegara dengan jumlah penduduklebihdari244 jutajiwa harus menyandarkanpasokan panganpokoknya,padapasarinternasional.Sebagai negaraagrarisdan maritimyangbesar,sudah selayaknyajikaIndonesia mempunyai kemandirian dalam penyediaan bahan pangan pokokbagisebagian besar penduduknya.Keberhasilan peningkatan produksimenjadi penunjang keberhasilan dariupaya untukmencapaikatahanan dan kedaulatan pangan masyarakat.Keberhasilan peningkatan produksi komoditas pertanian ikut menunjangkeberhasilan diversifikasi konsumsi pangan. Peningkatan produksi pertanian memerlukan dukungan sumberdaya lahan.Tanpaperluasanlahan,makaupayapeningkatanproduksipangan hanya tertumpupadainovasi teknologiataupeningkatanproduktivitas.Bilahanya tertumpupadapeningkatanproduktivitas,padatitiktertentu,produksi pangan tidakakan mampu memenuhikebutuhan panganyangterus meningkatseiring denganpertambahan jumlah penduduk. Indonesiadenganluasdaratansekitar188, 20jutahamemiliki sumberdaya lahan yangsangatbervariasi. Keragaman karakteristiksumberdaya lahan dan iklim merupakan potensi yangdapatdimanfaatkan untukmemproduksi komoditaspertanian unggulan dimasing-masingdaerah sesuaidengankondisi agroekosistemnya (Handewidan Adang,2014).Indonesia mempunyailahan sawah seluas8,18 jutaha dan masih mempunyaipotensi untukperluasan lahan sawah seluas 7,31 juta ha (Ditjen PSP,2012). Untukmencapaiketahananpangan dan kedaulatanpangan,Indonesia membutuhkanpembangunanpertaniandenganparadigmayang berbedadan melibatkan banyakpihak.Paradigmapertanian untukpembangunan menekankan pembangunan pertanian yangmengemban 10fungsi,yaitu:(1). Pengembangan sumberdaya insani,(2).Ketahanan pangan,(3).Penguatan ketahanan penghidupankeluarga(4).Basis(potensial)ketahananenergi(5).Pengentasankemiskinanda n pemerataanpembangunan,(6).Jasalingkungan alam,(7).Basis untukpengembangan bioindustri,(8).Penciptaaniklimyangkondusifbagi pembangunan,(9).Penguatandayatahanperekonomian(economicresilient), dan(10). Sumber pertumbuhan berkualitas.
  • 14. 13 Secaraumum,peningkatankualitaskehidupan masyarakatakandiiringi dengan peningkatan kesadaran terhadappenyelamatan dan pelestarian lingkungan.Komponendarikualitaskehidupan terdiriatasangkaharapan hidup, incomeataupendapatandanpendidikan.Kondisiiniberdampak terhadap peningkatanpermintaanprodukpertanian(pangan,pakan,energidanserat) dari aspek kuantitas dan kualitas tanpa mengabaikan proses produksi yang ramah lingkungandan berkelanjutan. Ketersediaaninovasiteknologiyang dinamismerupakansalahsatukunci untukmengatasiberbagaitantangandan permasalahanpertaniandiIndonesia. Ketersediaan inovasi teknologi saja tidaklah cukup, karena inovasi teknologi harusdidiseminasikan dandiadopsiolehpengguna,khususnyapetani,agar dapatmemberikan dampakpositifterhadappembangunanpertanian.Untukitu perluketerpaduanantarasubsistempenciptaan(generating system), penyampaian(deliverysystem),danpenerimaan(receiving system)teknologi harus terwujuddalam sistem inovasipertanian (Balitbangtan,2012). KementerianPertanian telah menetapkan upaya khususpencapaian swasembadaberkelanjutan padidan jagungsertaswasembadakedelaimelalui kegiatan rehabilitasijaringan irigasitersier dankegiatan pendukunglainnya, antara lain:pengembangan jaringan irigasi,optimasilahan,Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), Optimasi Perluasan Areal Tanam KedelaimelaluiPeningkatan IndeksPertanaman (PAT-PIPKedelai),Perluasan ArealTanamJagung(PATJagung), penyediaansaranadanprasaranapertanian (benih,pupuk,pestisidadan alatmesinpertanian)dan pengawalan/pendampingan. Dukungan teknologi yang akan diberikan yaitu teknologi PTT PJK yaitu komponen dasar dan komponen pilihan. Komponen teknologi dasar yaitu teknologi yang sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi. Sedangkan kKomponen teknologi pilihanyaitu teknologi yang disesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani setempat. Pendampingan merupakan bagian dari kegiatan pengembangan dan diseminasi inovasi teknologi dengan proses komunikasi timbal balik, dimana para pelaku menyediakan sekaligus juga menerima informasi dan teknologi serta adanya kesepahaman dan kesepakatan bersama. Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat antara laian; 1) bermanfaat bagi petani secara nyata, 2) lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah sudah ada, 3) sudah tersedianya bahan, sarana, alat mesin, modal dan
  • 15. 14 tenaga untuk mengadopsi teknologi, 4) memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi, 5) meningkatkan efisiensi dalam berproduksi, 6) bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian (Kartono, 2009). Keputusan petani untuk menerima atau menolak teknologi baru bukan tindakan sekali jadi, melainkan merupakan proses yang terdiri dari serangkaian tindakan dalam jangka waktu tertentu. Karena itulah maka adopsi suatu inovasi teknologi berlangsung secara bertahap dan berdasarkan konsep tersebut, maka model percepatan adopsi akan terbangun oleh peubah-peubah yang berhubungan dengan proses menarik perhatian, menumbuhkan minat, membangkitkan hasrat sehingga akhirnya memutuskan untuk menerapkan inovasi. Menurut Tjiptopranoto (2000) dalam penerapan teknologi yang akan dikembangkan harus disesuaikan dengan potensi sumberdaya setempat dengan biaya murah dan mudah untuk diterapkan, akan tetapi dapat memberikan kenaikan hasil dengan cepat. Hal ini menjadi aspek penting untuk keberlanjutan penerapan teknologi maupun sistem usahatani yang dianjurkan dan dengan demikian diharapkan petani mampu mengadopsi dan menerapkan teknologi dimaksud dalam usahataninya, sehingga pendapatan menjadi meningkat. Pada tahun 2015 sasaran produksi padi Nasional sebesar 73,44 juta ton, sedangkan sasaran produksi padi, jagung dan kedelai di Propinsi Sumatera Selatan berturut-turut sebesar 688.140 Ton GKG, 143,557 Ton pipilan kering dan 8.846 Ton biji kering (Distan Propinsi Sumatera Selatan, 2015). Seiring dengan sasaran produksi PJK tersebut di Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan sawah seluas 94.595 ha dengan Produktivitas padi di Provinsi Sumatera Selatan masih lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas nasional yang sudah mencapai 5,05 t GKG/ha. Produktivitas padi sawah rata-rata 4,408 ton/ha, (BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2013). Produktivitas padi ini masih terbuka ditingkatkan melalui pendekatan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP2T2) dan peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Dengan pendekatan PTT tahun 2013, hasil padi sawah di Provinsi Sumatera Selatan dapat mencapai 7,5 t GKG/ha. 2.2. Hasil Pengkajian Terdahulu Kegiatan Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan dilaksanakan selama tiga tahun (dari tahun 2015 – 2017). Kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2015 yaitu: Kegiatan yang sudah dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 adalah sebagai berikut:
  • 16. 15 1. Mempelajari dan mengetahui bahwa lokasi kegiatan UPSUS PJK dalam mendukung swasembada pangan tahun 2015 tersebar di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan yang terdiri dari GP-PTT PJK (padi seluas 10.000 ha, jagung 1.500 ha, kedelai 8.500 ha), optimasi lahan 18.950 ha, RJIT 38.500 ha, mekanisasi pertanian (pompa air 64 buah, TR-2 189 unit, combineharvester kecil 42 unit, vertical dryer 12 unit, corn shiller 60 unit, power threser 20 unit, RMU 23 unit). 2. Koordinasi kegiatan UPSUS PJK di Provinsi Sumatera Selatan antara BPTP Sumatera Selatan dan stakeholders di tingkat regional dan nasional sebanyak 48 kali. 3. Pendampingan dalam bentuk: a. Sosialisasi dan apresiasi di tingkat provinsidan 10 Kab/Kota dengan jumlah peserta 900 orang. b. Penyediaan dan diseminasi varietas unggul dan teknologi tepat guna spesifik lokasi melalui display seluas 18 ha. c. Temu lapang tanam dan panen bersama di tingkat provinsidan 10 Kab/Kota dengan jumlah peserta 1.225 orang. d. Narasumber dan fasilitator di tingkat provinsidan 10 Kab/Kota e. Penyampaian adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui siaran TVRI dan narasumber di 10 Kab/Kota. f. Penyediaandanpenyebarluaskan benih/bibit untuk display sebanyak 460 kg. g. Monitoring dan supervisi penerapan varietas unggul dan inovasi teknologi tepat guna spesifik lokasi; h. Persiapan dan penyebarluasan materi penyuluhan berupa Buku Inovasi Teknologi sebanyak 270 buah, Katam Terpadu MK 400 buah, Katam Terpadu MH 80 buah, VCD 20 set dan Caplak Roda 20 buah. i. Menempatkan penyuluh/peneliti di 10 Kab/Kota sebagai LO untuk membina dan mengawal penerapan teknologi di Kab/Kota. j. Monitoring laporan mingguan: Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Sumatera Selatan Utara dan Mukomuko dari bulan Januari s.d bulan Desember 2015. 4. Peningkatan Indeks Pertanaman (IP)di Provinsi Sumatera Selatan belum dapat dicapai secara optimal sebagai dampak terjadinya kemarau panjang.Sedangkan produktivitas padi terjadi peningkatan dari 4.48 t/ha menjadi 4.78 t/ha. 5. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas dan petani dalam penerapan inovasi teknologi budidaya padi spesifik lokasi yaitu pengetahuan petugas meningkat sebesar 83,05% dari 17,70 menjadi 32,40, dan petani sebesar 61,72% dari 12,12 menjadi 19,60 (Dedi Sugandi. 2015).
  • 17. 16 Kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2016. Kegiatan yang sudah dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2016 adalah sebagai berikut: 1. Koordinasikegiatan UPSUS PJK di Provinsi Sumatera Selatan antara BPTP Sumatera Selatan dan stakeholders di tingkat regional dan nasional sebanyak 60 kali. 2. Bimbingan Teknologi dilakukan dari Bulan Januari-November 2016 sebanyak 38 kali dengan jumlah peserta sebanyak 1.443 orang. 3. Dukungan teknologi melalui display: a. Display jagung seluas 45.333 m2 di Desa Yogya Baru Kecamatan kerkap Kabupaten Sumatera Selatan utara dengan petani kooperator sebanyak 8 orang. Inovasi teknologi yang diterapkan yaitu varietas Bisi 18, Bima Uri 19, dan Bima uri 20. Sistem tanam yang digunakan adalah sistem tanam tegel dengan jarak tanam 70 x 20 cm dengan 1 benih per lubangdan sistem tanam jajar legowo dengan jarak tanam [(40 x 20) x 100 cm ]. Hasil yang diperoleh masing-masingsistem tanam seperti Tabel 1: Tabel 1. Produktivitas jagung pada sistem tanam tegel dan jajar legowo No Varietas Sistem Tanam Produktivitas(t/ha) 1. Bisi 18 Tegel 11,90 Jajar Legowo 12,46 2 Bima URI 19 Tegel 8,98 Jajar Legowo 11,26 3 Bima URI 20 Tegel 9,40 Jajar Legowo 12,32 b. Kedelai seluas 10.000 m2 di Desa Tenong Luar Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong dengan 3 orang petani kooperator. Inovasi teknlogi yang diterapkan yaitu Varietas Anjasmoro dengan sistem tanam tegel dengan jarak tanam 40 x 20 cm dan jajar legowo dengan jarak tanam [(20 x 20) x 60 cm] dengan 2 benih per lubang. Hasil yang diperoleh masing-masing sistem tanam yaitu: 1) sistem tanam tegel sebesar 1,9 t/ha, dan 2) sistem tanam jajar legowo 2,4 t/ha. c. Bawang Merah seluas 3.644,2 m2 yang dilakukan pada 2 lokasi masing- masing: 1) Di Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang seluas 2.830 m2 . Inovasi teknologi yang diterapkan yaitu varietas Bima Brebes dan varietas Maja Cipanas. Hasil yang diperoleh masing-masing sebesar: a)
  • 18. 17 Varietas Bima Brebes sebesar 9,20 t/ha dan b) Varietas Maja Cipanas 8,67 t/ha. 2) Di Desa Karang Jaya Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong seluas 814,2 m2 . Inovasi teknologi yang diterapkan yaitu varietas Maja Cipanas. Hasil yang diperoleh sebesar: 21,111 t/ha. 4. Meda cetak yang disebarkan berupa: a) Leaflet Jagung, Kedelai, dan Bawang Merah masing-masing sebanyak 250 eksemplar, b) Banner sebanyak 3 buah masing-masing tentang Jagung, Kedelai, dan Bawang Merah. Sebagian besar bahan cetak ini disebarkan pada saat acara Gelar Inovasi Teknologi dan Lounching Produk Pertanian Bioindustri di Kabupaten Seluma tanggal 09 November 2016 (Ahmad Damiri. 2016).
  • 19. 18 III. PROSEDUR 3.1. Pendekatan/Kerangka Pemikiran Kegiatan UPSUSPJK diProvinsiSumatera Selatan dilakukan melalui serangkaiankegiatan lapanganidentifikasiluas tambah tanam padi,koordinasi, bimbingan dandukungan inovasiteknologiUPSUS PJKkomoditas utama Kementerian Pertanian serta display dengan maksud untukmendukungupayakhususpeningkatan produktivitasdan produksi padi,jagungdankedelai, bawang merah, dan sapi potongdi Provinsi Sumatera Selatan. Upaya khususpencapaian swasembada berkelanjutan padidan jagungsertaswasembadakedelaidiProvinsiSumatera Selatandilaksanakandi 10 kabupaten/kotamelaluikegiatan pengembangan jaringan irigasi,optimasi lahan,Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu(GP-PTT), Optimasi PerluasanaArealTanamKedelaimelaluiPeningkatanIndeks Pertanaman(PAT-PIP Kedelai),PerluasanArealTanamJagung(PAT Jagung),penyediaansaranadan prasaranapertanian(benih,pupuk, pestisidadanalatmesin pertanian)danpengawalan/pendampinganyang fokuspadaidentifikasi calonlokasi,pelaksanaankoordinasi, bimbingan, monitoring,evaluasi, danpelaporansertapemberian dukunganteknologi. KegiatanUPSUSPJKdi ProvinsiSumatera Selatandilakukanmelaluiproses pemberdayaan dalam bentukpengawalan,pendampingan dan pengawasan olehTNI,peneliti, PerguruanTinggi danPenyuluhPertaniandengan memperhatikanaspekteknis,sosial,budaya, ekonomi,danlingkungan spesifiklokasidiProvinsiSumatera Selatan. Dukunganteknologibudidayapadispesifiklokasimelaluidisplay padi seluas 10 ha. Display padi merupakan lahan percontohan yang berperan sebagaikelasbelajar bagianggotakelompoktanipadi.Melalui percontohan yangmelibatkan petanisebagaikooperator,diharapkan akan terjadiprosespembelajarankepadapetanipadi disekitarwilayahdisplay. Dengan cara ini,pengetahuan dan ketrampilan petanitentanginovasi teknologibudidayapadiakandapatditiru/diadopsi.Adanyaprosesadopsiini,diharapkanakan menstimulasipenerapanteknologiolehpetanidi kawasan displaypaditersebut. Pada tahap-tahap kegiatan display padi, dilakukan diseminasi inovasi teknologimelaluipertemuan petanidengan melibatkan langsung stakeholdersseperti
  • 20. 19 Dinas Pertanian, BP4K, POPT, Petugas lapangan. Dengan adanyapertemuaninidiharapkankondisipertanamanpadatahap pertumbuhan tanaman dapatmenjadibahan pembelajaran bagianggota kelompoktani,baikbagusmaupun kurangbaiknyakondisipertanaman. Semua kondisi ini menjadi titikpenting dalam mempelajari pertumbuuhan tanaman.Apabila kondisitanamankurangbaik,dapatdipelajaripenyebab kurangbaiknya pertumbuhangunapemecahan permasalahanyangditemui danmenjadimasukanbagipetani lain. 3.2. RuangLingkup Kegiatan Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS 1. Identifikasi informasi pengiriman data masing-masing komoditas padi, jagung, dan kedelai dari kabupaten Mukomuko, Sumatera Selatan Utara, Rejang Lebong, dan Lebong. 2. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/kota terkait luas tambah tanam padi, jagung, dan kedelai tahun 2018. 3. Koordinasi ke Dinas Pertanian terkait laporan harian luas tambah tanam padi, jagung, dan kedelai. 4. Koordinasi dengan penanggung jawab UPSUS Provinsi Sumatera Selatan terkait target luas tambah tanam Provinsi Sumatera Selatan. 5. Meneruskan pengiriman informasi data luas tambah tanam harian padi, jagung, dan kedelai dari Kabupaten (khususnya kabupaten Mukomuko, Sumatera Selatan Utara, Rejang Lebong, dan Lebong) ke Pusat (Penanggung jawab UPSUS Provinsi Sumatera Selatan). 6. Koordinasi kelancaran pengiriman informasi data luas tambah tanam padi, jagung, dan kedelai dari kabupaten Mukomuko, Sumatera Selatan Utara, Rejang Lebong, dan Lebong. Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan bawang merah 1. Menjadi narasumber terhadap komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah, dan Katam Terpadu. Peran sebagai narasumber berdasarkan permintaan kelompok tani maupun stakeholder provinsi dan kabupaten. 2. Menjadi narasumber pada sosialisasi, temu lapang display/demplot bawang merah. 3. Penyebaran media cetak berupa informasi bawang merah. Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya jagung, kedelai, dan bawang merah
  • 21. 20 1. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang atau Rejang Lebonguntuk pelaksanaan display/demplot bawang merah. 2. Identifikasi lokasi yang cocok untuk penanaman bawang merah. Lokasi display/demplot berada pada kawasan bawang merah atau lokasi penanaman hortikultura. 3. Menerapkakan display/demplot bawang merah. 4. Koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang atau Rejang Lebong untupelaksanaan display/demplot bawang merah. 5. Identifikasi lokasi yang cocok untuk penanaman display/demplot bawang merah. 6. Menerapkakan display/demplot seluas 0, 5 ha. 3.3Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan Bahan-bahan yangdigunakan dalam pelaksanaan kegiatan identifikasicalonlokasi,koordinasi,bimbingandandukungan teknologi UPSUS, PJK, dan Komoditas Utama Kementan di Provinsi Sumatera Selatanadalah: Bahan: Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS 1. Data luas baku sawah masing-masing kabupaten/kota Provinsi Sumatera Selatan, 2. Data target tanam padi, jagung, dan kedelaiProvinsi Sumatera Selatan, 3. Data luas tanam harian padi, jagung, dan kedelai Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, bawang merah, sapi potong 1. Materi pendampingan untuk komoditas padi, jagung, kedelai, danbawang merah. 2. Media cetak berupa informasi teknologi budidaya bawang merah. 3. Komputer dan LCD Projector Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya jagung, kedelai, dan bawang merah 1. Benih varietas bawang merah. 2. Saprodi pupuk (N, P, dan K), pestisida (herbisida, insektisida,fungisida). 3. Bahanlainnyauntukmendukungpelaksanaankegiatan(papanmerek, papan informasi teknologi, dan juknis inovasi teknologi). 4. Terpal,tali, timbangan, alat panen,meteran, mistar, papan lapangan, kertas, pena dll.
  • 22. 21 Metode: Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS 1. Melakukan pertemuan dengan Dinas Pertanian disetiap kabupaten dibawah koordinasi BPTP Sumatera Selatan. Pertemuan pada setiap kabupaten diupayakan dihadiri oleh petugas pertanian kecamatan masing-masing kecamatan pada setiap Kabupaten. 2. Menjelaskan peran masing-masing petugas pertanian kecamatan dan Dinas Pertanian Kabupaten terhadap pengumpulan data dan pengiriman data luas tambah tanam. 3. Berkoordinasi dengan koordinator provinsi untuk menjelaskan kepada Dinas kabupaten/kota tentang peran masing-masing. Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai,dan bawang merah 1. Menyiapkan materi terkait komoditas padi, jagung, dan bawang merah. Materi yang disiapkan dalam bentuk power point, karena pada saat diundang sebagai narasumber, biasanya dilakukan pada ruang pertemuan. 2. Penyampai materi dikoordinasikan di dalam tim UPSUS dan didampingi oleh petugas LO kabupaten lokasi pelaksanaan kegiatan. Penyampai materi dapat juga dilakukan oleh petugas LO kabupaten pelaksana kegiatan atau LO dari lokasi lain. 3. Setiap selesai pelaksanan penyampaian materi, petugas yang menyampaikan materi membuat laporan pelaksanaannya dengan data minimal yang dikumpulkan yaitu; a) nama kegiatan, b) tempat pelaksanan kegiatan, c) waktu pelaksanaan, d) komposisi peserta, dan e) jumlah peserta yang hadir. Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya bawang merah 1. Mengumpulkan petani kooperator dan petugas lapang untuk menjelaskan inovasi teknologi yang akan diterapkan pada display/demplot yang akan dilakukan. 2. Melakukan diskusi dengan petani kooperator dan petugas lapang terkait inovasi teknlogi yang akan diterapkan, sehingga petani kooperator dan petugas lapang mengetahui dengan jelas pelaksanaan display/demplot. 3. Agar petani kooperator dan petugas lapang lebih paham terhadap kegiatan yang akan dilakukan, semua petani kooperator dan petugas lapang dibekali dengan juknis pelaksanaan kegiatan.
  • 23. 22 4. Pada tahap perkembangan tanaman, petani kooperator dan petugas lapang dapat menyampaikan informasinya melalui telpon bila tim UPSUS sedang tidak berkunjung. 5. Untuk mengetahui kondisi pertumbuhan terkait data yang diperlukan, tim UPSUS melakukan pengamatan dan pengambilan data. 6. Agar informasi pelaksanaan display/demplot ini tersebar di lingkup ptani sekitar dan petugas terkait, dilakukan sosialisasi kegiatan atau temu lapang. Untuk temu lapang, bila hanya memungkinkan sekali pelaksanaannya selama kegiatan berlangsung, dilakukan pada saat panen. Parameter Yang Diukur: Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS 1. Realisasi luas tambah tanam terhadap target masing-masing kabupaten. 2. Realisasi luas tambah tanam terhadap target bulan Oktober – Maret 2017/2018. 3. Realisasi luas tambah tanam terhadap target bulan April – September 2018. Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan bawang merah 1. Jumlah pendampingan yang dilakukan dalam satu tahun 2. Jumlah peserta yang hadir dari total pendampingan yang dilakukan 3. Respon petani terhadap materi inovasi teknologi yang disampaikan Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya bawang merah 1. Komponen pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil komoditas bawang merah. Analisis Data: Mengefektifkan kelancaran pengumpulan data pelaporan kegiatan UPSUS 1. Data yang dikumpulkan dianalisis secara tabulasi. Mendampingi penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan bawang merah Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan interval kelas dan dilanjutkan dengan uji c-square. Item pada setiap pernyataan dibagi menjadi 5 skor yaitu: 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3 (cukup), 4 (Tidak setuju), 5 (Sangat tidak setuju) menurut Nasution dan Barizi dalam Rentha, T (2007). Penentuan interval kelas untuk masing-masing indikator yaitu: NR = NST – NSR dan PI = NR : JIK Dimana NR : Nilai Range PI : Panjang Interval NST : Nilai Skor Tertinggi JIK : Jumlah Interval Kelas
  • 24. 23 NSR : Nlai Skor Terrendah Memberikan dukungan teknologi melalui penerapan inovasi teknologi budidaya bawang merah Data yang dikumpulkan yaitu data pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman), komponen hasil (berat basah/rumpun, berat kering/rumpun, jumlah umbi/rumpun, diameter umbi), dan produktivitas. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut dengan DMRT untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. 3.4. Roadmap Diseminasi Kegiatan Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan telah dilaksanakan sejak tahun 2015 dengan kegiatan: 1)Pengumpulan data pelaporan kegiatan luas tambah tanam, 2) Pendampingan penerapan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, bawang merah, dan sapi potong, dan 3) Dukungan teknologi melalui penerapan Display/demplot inovasi teknologi tumpangsarijagung-kedelai dan bawang merah. Roadmap kegiatan disajikan pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Roadmap kegiatan Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan telah dilaksanakan sejak tahun 2015 Tahun/Kabupaten 2015 2016 2017 2018 1. Pelaporan luas tambah tanam padi 2. Narasumber pendampingan inovasi teknologi padi 3. Display/Demplot padi pada 10 kabupaten/kota 1. Pelaporan luas tambah tanam padi, jagung, kedelai 2. Narasumber pendampingan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan sapi potong 3. Display/Demplot jagung di Kabupaten Sumatera Selatan Utara, kedelai di Kabupaten Rejang Lebong, dan bawang merah di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong 1. Pelaporan luas tambah tanam padi, jagung, kedelai 2. Narasumber pendampingan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan sapi potong 3. Display/Demplot tumpangsari jagung- kedelai di Kabupaten Sumatera Selatan Selatan dan bawang merah di Kabupaten Kepahiang 1. Pelaporan luas tambah tanam padi, jagung, kedelai 2. Narasumber pendampingan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan bawang merah 3. Display/Demplot inivasi teknlogi budidaya bawang merah di Kabupaten Kepahiang atau Rejang Lebong
  • 25. 24 IV. ANALISIS RESIKO AnalisisresikodalamKegiatan Idetifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementansangat membantu dalam pencapaian dan pelaksanaan kegiatan. Untukdapatmengantisipasiberbagairesikoyangmungkindihadapi dalam pelaksanaankegiatansertapenyebabdandampaknyatelahdisusun daftardan analisispenangananresikoberdasarkantahapankegiatan,strategi,penyebab dandampak baiksecara antisipatif maupun responsif (Tabel 3). Tabel3. Daftarresiko pelaksanaankegiatanIdetifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementantahun2017. No Resiko Penyebab Dampak 1 Pelaporan luas tambah tanam padi, jagung, kedelai terhambat - Data lapangan tidak dikirim - Pergantian petugaspelaporan - Data laporan harian banyak yang kosong - Data tidak sesuai target 2 Pendampingan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan sapi potong tidak berjalan dengan baik - Kurangnya undangan sebagai pemateri pada pertemuan - Kurang tersebarnya informasi inovasi teknologi 3 Display/Demplot inovasi teknologi budidaya bawang merahdi Kabupaten Kepahiangatau Rejang Lebong Tidak diterima petani - Tidak paham cara pengelolaan tanaman - Demplot/display untuk penyebaran inovasi teknologi budidaya bawang merah tidak terlaksana Tabel 4. DaftarpenangananresikodalampelaksanaankegiatanIdetifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan tahun2017. No. Resiko Penyebab Penanganan 1 Pelaporan luas tambah tanam padi, jagung, kedelai terhambat - Data lapangan tidak dikirim - Pergantian petugaspelaporan - Mengintensifkan koordinasi dengan stakeholdersditingkat kabupaten 2 Pendampingan inovasi teknologi padi, jagung, kedelai, dan sapi potong tidak berjalan dengan baik - Kurangnya undangan sebagai pemateri pada pertemuan - Penyebaran media cetak Inovasi teknologi budidaya
  • 26. 25 3 Display/Demplot tumpangsari jagung- kedelai di Kabupaten Sumatera Selatan Selatan dan bawang merah di Kabupaten Kepahiang Tidak diterima petani (terutama tumpangsari jgung-kedelai) - Tidak paham cara pengelolaan tanaman - Pendampingan untuk penjelasan teknis dan kunjungan yang lebih intensif
  • 27. 26 V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA 5.1. Tenaga yang Terlibat Dalam Kegiatan TenagayangterlibatdalamkegiatanIdentifikasi CalonLokasi,Koordinasi, Bimbingandan DukunganTeknologiUpsus PJK,dan Komoditas Utama Kementan di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2017 terdiri atas peneliti,penyuluh,teknisi dankeuangan denganlatarbelakang pendidikanyangberagamantaralainbidangagronomi, sosialekonomi,Pascapanen, Hama Penyakit, dan administrasi (Tabel 5). Tabel5. Tenagapelaksana kegiatanIdetifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK dan Komoditas Utama Kementan No Nama/NIP Jabatan Fungsional/ Bidang Keahlian Jabatan dalam Kegiatan Uraian Tugas Alokasi Waktu (Jam/ minggu) 1 Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si Peneliti/ Pemulia Penanggungja wab 1. Mengkoordinir anggota timdalam pelaksanaankegiatan 2. Membuat perencanaandan mengevaluasi kegiatan 3. Melaporkan hasil kegiatankepada Kepala Balaisecara Periodik 15 2 Ir. NP. Sri Ratmini, MP Peneliti/ Kesuburan Tanah Anggota Tim 1. Membantu meng koordinir anggota timdalam pelaksanaankegiatan 2. Membantu membuat perencanaandan mengevaluasi kegiatan 3. Sebagai LO Kab. BU 10 3 Ir. Tumarlan, MP Peneliti/ Budidaya Tanaman Anggota Tim 1. Membantu meng koordinir anggota timdalam pelaksanaan kegiatan 2. Membantu Membuat perencanaandan mengevaluasi kegiatan 3. Sebagai LO Kab. RL 10 4 Susilawati, SP, M.Si Penyuluh/ Sosial Ekonomi Anggota Tim 1. Membantu perencanaandan pelaksanaankegiatan 2. Membantukegiatan teknis dilapangan 3. Sebagai LO Kab. Lebong 10 5 Ir. Dedeh Hadiyanti, M.Si Penyuluh/ Budidaya Tanaman Anggota tim 1. Membantu perencanaandan pelaksanaan kegiatan 2. Membantukegiatan teknis dilapangan 3. Sebagai LO Kab. Mukomuko 10
  • 28. 27 Tabel 5. Lanjutan No Nama/NIP Jabatan Fungsional/ Bidang Keahlian Jabatan dalam Kegiatan Uraian Tugas Alokasi Waktu (Jam/ minggu) 7 Budi Raharjo, S.TP, M.Si Peneliti/ Pasca Panen Anggota tim 1. Membantu perencana an keuangan 2. Membant pengawasan kegiatan di lapangn 5 8 Ir. Suparwoto Peneliti/ Budidaya Tanaman Anggota tim 1. Membantu perencana an teknis 2. Membant pengawasan kegiatan di lapangn 5 9 Ir. Kgs. Khodir Peneliti/ Pasca Panen Anggota tim 1.Membantu perencana an teknis 2.Membant pengawasan kegiatan di lapangn 5 10 Johanes Amirullah, SP, M.Si Peneliti/ Sosial Ekonomi Anggota tim 1. Membantu perencana an teknis 2. Membant pengawasan kegiatan di lapangn 5 5.2. Jangka Waktu Kegiatan Kegiatan berlangsung selama tiga tahun sejak tahun 2015 sampai tahun 2018. Saat ini (tahun 2018) merupakan tahun terakhir kegiatan.
  • 29. 28 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Damiri. 2016. Laporan Akhir.Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan Dan Dukungan Teknologi UpsusPJK, ASP, ATP,dankomoditas utama kementerian pertanian. AnantaA.danE.N. Arifin.2014.SystemAnalysisFoodsecurityinsustainable development:Acase of.Indonesia.ProsidingInternasional:Appliedfor Sustainable Agriculture.Balitbangtan.Kementerian Pertanian.Jakarta. Andhika Prasetyo. 2016.Target Ambisius Produksi Pangan Strategis. Media Indonesia. http://ogiro45oi.blog.mediaindonesia.com/news/read/67060/target-ambisius- produksi-pangan-strategis/2016-09-15[08 Januari 2017] Badan Litbang Pertanian. 2011. Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian Nomor142/Kpts/OT.160/I/5/2011tentangUnit PengelolaBenihSumber. BadanLitbangPertanian.Jakarta. Balitbangtan. 2012. Pedoman Spektrum Diseminasi Multi Chanel (SDMC).Balibangtan.Kementerian Pertanian.Jakarta. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. 2013. Provinsi Sumatera Selatan dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Sumatera Selatan. Sumatera Selatan 402 p. Dedi Sugandi. 2015. Laporan Akhir.Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan Dan Dukungan Teknologi UpsusPJK, ASP, ATP,dankomoditas utama kementerian pertanian. Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Selatan. 2015. Rekapitulasi Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Pangan Per Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015. DitjenPSP. 2012. HasilauditlahansawahdiIndonesia. DitjenSaranadanPrasarana.Kementerian Pertanian.Jakarta. Handewi P. dan A. Adang. 2014. Analisis kebutuhan sumberdaya pertanian terkaitpermintaanpangan dan energinasional.ProsidingNasional: Pendekatan AnalisisSistem MendukungPertanian Berkelanjutan. Balitbangtan.Kementerian Pertanian.Jakarta. HendriadiA.dan R.Hendayana.2014.Perspektif Pengembangan Kawasan Pertanian Bioindustri berrbasis sumberdaya lokal.ProsidingNasional: Pendekatan AnalisisSistem MendukungPertanian Berkelanjutan. Balitbangtan.Kementerian Pertanian.Jakarta. KementerianPertanian. 2013.StrategiIndukPembangunanPertanian(SIPP)2016- 2045.KementerianPertanian.Jakarta. Kementerian Pertanian. 2005.Proyeksi Kebutuhan Bawang Merah Tahun 2015- 2025Ditjen Bina Produksi Hortikultura. https://www.google.co.id /search? sclient=psy- ab&site=&source=hp&q=produksi+bawang+merah&btnK=Penelusuran+Google #q=produksi+bawang+merah+2015[17 Februari 2016].
  • 30. 29 MatSyukur.2014.Tantanganpembangunanpertanianke depandalam mewujudkan kedaulatan pangan.ProsidingNasional:Pendekatan Analisis Sistem Mendukung PertanianBerkelanjutan.Balitbangtan. Kementerian Pertanian.Jakarta. Rentha, T. 2007. Identifikasi Prilaku, Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Irigasi Teknis Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga Pupuk di Desa Bedilan Kecamatan Belitung OKU Timur (Skripsi S1). Universitas Sriwijaya Palembang SuryanaAdansumedi.2014.Valuechaininsecuringfoodsupplyanddemand.ProsidingInternasi onal:AppliedforSustainableAgriculture.Balitbangtan. Kementerian Pertanian.Jakarta. Tjitropranoto, P. 2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian. Balai Pusat Pengkajian Teknologi Pertanian. Bogor.