SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
Télécharger pour lire hors ligne
Halaman 1
dari 22
TUTORIAL EKSTRAKSI
DEM DARI CITRA STEREO
Halaman 2
dari 22
TUTORIAL EKSTRAKSI DEM DARI CITRA
STEREO
Digital Elevation Model, selain dapat dibuat dari data kontur atau titik ketinggian melalui proses
interpolasi, dapat juga dibuat dari citra satelit stereo melalui proses ekstraksi dem stereoskopis. DEM
sendiri dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan seperti pembuatan peta lereng, peta aspek,
menghitung volume galian, perencanaan BTS, pembuatan kontur dan lain – lain.
Untuk membuat DEM dari citra stereo, diperlukan software yang mendukung fungsi tersebut.
Beberapa software yang sudah mendukung untuk pembuatan DEM dari citra stereo antara lain
ENVI, ERDAS IMAGINE, PCI Geomatica, dan SOCET SET.
Adapun jenis sensor citra satelit yang sudah mendukung pencitraan stereo antara lain ALOS
PRISM, ASTER, CARTOSAT-1, FORMOSAT-2, GeoEye-1, IKONOS, KOMPSAT-2, OrbView-3,
Quickbird, WorldView-1, dan SPOT 1-7. Mekanisme perekaman stereo-nya bisa along track stereo
viewing atau across track stereo viewing. Along track merupakan mekanisme perekaman stereo
spontan sepanjang track satelit. Perekaman along track biasanya dilakukan oleh satelit yang
mempunyai dua atau lebih sensor stereo yang merekam permukaan bumi dari berbagai sudut.
Contoh sensor yang menerapkan along track stereo viewing antara lain ASTER, ALOS PRISM,
SPOT HRS, CARTOSAT-1, FORMOSAT-2. Adapun perekaman across track merupakan
mekanisme perekaman stereo lintas track. Perekaman across track dilakukan menggunakan satu
sensor tapi dari lintasan orbit yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Contoh sensor yang
mendukung across track stereo viewing antara lain IKONOS, Quickbird, SPOT 5 HRG, OrbView,
dan GeoEye.
Perekaman Across Track (kiri) dan Along Track (kanan)
Proses ekstraksi DEM memerlukan sebuah pasangan citra stereo, informasi hubungan pasangan citra
stereo dan informasi hubungan geometris sensor dan permukaan bumi. Informasi ini disimpan dalah
sebuah file yang disebut RPC (Rational Polynomial Coefficient) file. RPC ini digunakan untuk
menurunkan Tie Points dan menghitung hubungan geometris pasangan citra stereo. Untuk citra
Halaman 3
dari 22
yang menggunakan format HDF seperti ASTER dan LANDSAT, informasi RPC tersimpan dalam
File HDF. Sedangkan untuk format lain biasanya disimpan dalam file terpisah.
Untuk praktek ekstraksi DEM dari citra stereo ini, kita akan menggunakan citra ASTER Stereo
Level 1A yang merekam daerah Bandung Barat. File citra mempunyai ekstensi .DAT. File JPG
merupakan preview citra, sedangkan file BRS dan TXT merupakan metadata umum citra.
ENVI DEM Extraction Wizard
Dalam tutorial ini, software yang akan digunakan adalah software ENVI. Software ENVI
merupakan salah satu software yang mendukung ekstraksi DEM dari citra satelit stereo melalui
salah satu modulnya, yaitu DEM Extraction Wizard. Proses Ekstraksi DEM sendiri merupakan
beberapa tahap yang memerlukan setting banyak parameter pada setiap langkah. Langkah yang
dilakukan dalam DEM extraction wizard adalah sebagai berikut :
Editing DEM hasil
Keluaran DEM dan Pengujian Hasil ekstraksi
Penspesifikasian Parameter
Input TP
Input GCP
Input Citra Stereo
.
Halaman 4
dari 22
Input Citra Stereo
Proses ekstraksi DEM dimulai dengan input pasangan citra stereo yang mempunyai informasi RPC.
Citra ASTER mempunyai pasangan band stereo, yaitu Band 3 N (nadir) dan Band 3 B (Backward).
.
1. Dari Menu ENVI® Classic pilih File > Open External File > EOS > ASTER.
2. Pilih file dengan ekstensi DAT lalu klik Open. The Available Bands List akan muncul.
.
Halaman 5
dari 22
3. Dari menu utama ENVI, pilih Topographic > DEM Extraction > DEM Extraction
Wizard > New.
4. Klik tombol Select Stereo Image. Pilihan Select Left Stereo Pair Image akan muncul.
Pilih ASTER VNIR Band3N dan klik OK. Pilihan The Select Right Stereo Pair Image
muncul. Pilih ASTER VNIR Band3B dan klik OK. ENVI akan mengestimasi
ketinggian minimum dan maksimum dari area cakupan citra berdasarkan
informasi RPC.
7. Klik Next untuk melanjutkan.
.
Halaman 6
dari 22
Mendefinisikan Ground Control Points
Pada langkah kedua ini,anda akan mendefinisikan GCP sebagai referensi koordinat citra dan sumber
data elevasi. Pilihan penggunaan GCP ada tiga macam,
l No GCPs. Pilihan ini tidak menggunakan GCP sebagai referensi koordinat dan
ketinggian, sehingga DEM yang dihasilkan merupakan DEM relatif yang mana
ketinggiannya hanya merupakan ketinggian estimasi dari muka air laut dan koordinat
horisontalnya hanya merupakan estimasi dari parameter RPC. DEM relatif biasanya
tidak akurat dan hanya bisa digunakan untuk pemetaan kualitatif.
l Define GCPs Interactively. Menu ini memungkinkan kita untuk memasukkan GCP secara
manual, sehingga kita bisa memasukkan informasi ketinggian absolut sesuai datum yang
digunakan, dan koordinat dari hasil survei lapangan, sehingga koordinat dan ketinggian
yang dihasilkan merupakan ketinggian absolut yang dihitung dari Datum pemetaan dan
bukan muka air laut rata – rata.
l Read GCPs From File. Pilihan ini untuk memasukkan GCP dari file GCP eksisting yang
pernah atau sudah dibuat sebelumnya.
.
Halaman 7
dari 22
Dalam praktek kali ini kita akan membuat DEM absolut. .
1. Klik Define GCPs Interactively . Jendela GCP Input akan muncul diserta tampilan citra
stereo. Atur tampilan agar seperti gambar di bawah.
Pastikan posisi kursor antara Band 3N dan Band 3B di Zoom Window benar – benar sama.
2. Klik Tombol untuk memasukkan data dalam format derajat menit detik. Masukkan
angka seperti gambar di bawah. Kemudian klik Add.
Halaman 8
dari 22
2. Untuk memasukkan GCP kedua, atur tampilan agar seperti gambar di bawah
3. Masukkan nilai koordinat seperti gambar di bawah, kemudian klik Add.
Halaman 9
dari 22
4. Atur Posisi seperti gambar di bawah untuk GCP ketiga.
5. Masukkan GCP seperti gambar di bawah kemudian klik Add.
Halaman 10
dari 22
6. Untuk GCP ke empat, atur seperti gambar di bawah.
7. Masukkan Koordinat GCP seperti gambar di bawah kemudian klik Add. Kemudian Klik NEXT.
Halaman 11
dari 22
Mendefinisikan Tie Points
Tie point merupakan titik titik yang menghubungkan antara pasangan citra stereo. Tie Points
diperlukan untuk mendefinisikan geometri epipolar dan membuat citra epipolar yang nanti akan
menjadi dasar dalam ekstraksi DEM. Ada tiga pilihan pendefinisian Tie Points.
l Generate Tie Points Automatically. ENVI dapat menurunkan tie points secara otomatis, sesuai
dengan parameter pemandu yang kita tentukan.
l Define Tie Points Interactively. Pilihan ini untuk mendefinisikan tie points secara manual.
l Read Tie Points From File. Mengambil Tie Points dari file yang sudah dibuat sebelumnya.
1. Klik Generate Tie Points Automatically. Ekstraksi Tie Points secara otomatis
memerlukan empat parameter.
l Jumlah Tie Points yang akan diekstrak.
l Search Window Size dan Moving Window Size. Search Window adalah luasan
jendela pencarian tie points, sedangkan moving window adalah luasan area
pencarian tie points yang sesuai dalam search window.
l Region Elevation adalah elevasi rata rata dari area cakupan citra. Nilai ini diestimasi
dari informasi RPC
Note: meningkatkan jumlah tie points, Search Window Size, dan atau Moving Window
Size akan meningkatkan waktu pemrosesan, tapi hasilnya biasanya akan lebih baik,
akurat dan lebih dapat dipercaya.
2. Tingkatkan jumlah Search Window Size ke 101
3. tingkatkan jumlah Moving Window Size ke 19, (yang lebih besar dari resolusi spasial ASTER
sebesar 15 meter.
4. Pastikan Examine and Edit Tie Points di set ke Yes sehingga kita bisa mengeevaluasi hasil
estimasi tie points sudah akurat apa belum dan mengeditnya. Klik Next untuk melanjutkan,
ekstraksi Tie Points biasanya memerlukan waktu beberapa menit.
Halaman 12
dari 22
Editing Tie Points
Begitu proses estimasi Tie Points diselesaikan, langkah 5 dari 9 step ekstraksi DEM akan
menampilkan kedua citra stereo dan juga tie points yang dihasilkan untuk diperbaiki apabila nilai
kesalahannya besar. Tombol Reset digunakan untuk kembali ke tahap sebelumnya.
1. Hasil ekstraksi Tie Points akan ditampilkan di View. Lihat pada kolom Y Paralaks. Y Paralaks
adalah parameter yang menentukan kesesuaian antara citra Band 3N dan Band 3B pada sumbu Y.
Nilai Y paralaks sebesar 6 berarti masih ada perbedaan posisi sebesar 6 piksel antara Band 3N dan
3B kearah sumbu Y. Perbedaan 6 piksel ini cukup besar yang menyebabkan hasil ekstraksi DEM
tidak akan sempurna. Oleh karena itu Tie Points yang dihasilkan harus diedit atau ditambah agar Y
paralaks bisa menurun nilainya mendekati 0.
2. Kita akan menguji lebih dulu Tie Points yang dihasilkan apakah sudah akurat apa belum. Klik
tombol Likely Error Ranking. Tombol ini akan menampilkan list Tie Points yang
mempunyai kemungkinan ketidakakuratan posisi yang besar dan menyebabkan Y
Paralaks-nya menjadi besar. Tapi untuk memastikan error apa tidak, perlu dilihat
langsung di citra, klik Pada Tie Points yang mempunyai nilai error paling besar, titik
tersebut akan ditampilkan di view citra. Lihat secara menyeluruh apakah posisi titik
di citra kanan dan kiri sudah sama atau belum. Kalau sudah sama pindah ke titik lain
karena ada kemungkinan titik lain yang menyebabkan titik sebelumnya memiliki
nilai error yang besar.
Tips : Hapus Tie Points yang diplot di daerah berpenutup awan, karena biasanya Tie Points
yang terletak di awan yang menyebabkan Nilai Y Paralaks yang besar.
Halaman 13
dari 22
5. Apabila ditemukan titik yang posisinya tidak sama antara citra kanan dan kiri, betulkan
dengan menggeser salah satu titik di citra di Zoom Window, kemudian klik Update. Anda
bisa juga menggunakan Auto Predict untuk memprediksi posisi yang benar. Jika anda
memilih untuk menghapus titik tersebut klik Delete.
6. Lanjutkan Proses editing Tie Points sampai Nilai Y Paralaks di bawah 1, seperti gambar di bawah,
kemudian klik Next.
Halaman 14
dari 22
Menghitung Geometri Epipolar dan Citra Epipolar
Dari hasil input Tie Points, ENVI akan menghitung geometri epipolar dan membuat citra
epipolar yang digunakan untuk mengekstrak DEM. Citra epipolar mendeskripsikan hubungan
antar piksel dari pasangan stereo (dikenal dengan beda paralaks), sehingga citra epipolar bisa
dilihat secara tiga dimensi menggunakan kacamata anaglyph (kacamata tiga dimensi seperti
yang biasa digunakan untuk menyaksikan pertunjukan tiga dimensi di bioskop).
1. Pada step 6 ini anda diminta memasukkan nama dan lokasi penyimpanan citra epipolar.
2. Setelah itu anda bisa mengatur Epipolar Reduction Factor, dimana parameter ini akan
menentukan resolusi spasial dari DEM hasil ekstraksi. Misalnya untuk ASTER, maksimal
resolusi yang bisa dihasilkan adalah 15 meter sesuai denganr resolusi citranya. Apabila
anda ingin menurunkan resolusi DEMnya menjadi 30 meter, maka di parameter Epipolar
Reduction Factor diisi dengan nilai 2.
3. Examine Epipolar Results digunakan untuk melihat citra epipolar secara tiga dimensi menggunakan
kacamata anaglyph (kacamata 3D). Pilihannya ada dua, yaitu RGB=left, right, right, dan RGB= Right, lef
left. Pilih kombinasi yang sesuai dengan warna kacamata 3D (biasanya digunakan yang RGB=Left,
Right, Right) .
4. Klik Next.
Halaman 15
dari 18
Penspesifikasian Output DEM
Setelah citra epipolar dibuat, langka berikutnya adalah penspesifikasian Keluaran DEM seperti
resolusi spasial DEM, proyeksi peta yang digunakan, dan lain – lain.
.
l Klik Toggle Button untuk mengubah dari Easting dan Northing (UTM) menjadi lintang bujur
(Geografis)
l Klik Change Proj untuk mengubah proyeksi dan unit proyeksi.
l Edit X Pixel Size dan Y Pixel Size untuk mengubah resolusi piksel.
l Edit Output X Size dan Output Y Size untuk mengatur keluaran dimensi raster DEM hasil.
l TOmbol Options memungkinkan untuk mengubah beberapa parameter tambahan, biarkan saja dalam
kondisi default.
l Klik Next untuk melanjutkan.
Halaman 16
dari 18
Penspesifikasian Parameter Ekstraksi DEM
Langkah ke delapan dikhususkan untuk menspesifikasikan parameter ekstraksi DEM, dimana disini diatur
mengenai korelasi minimal antara dua titik dari pasangan stereo, nilai background dari hasil DEM, edge
trimming, ukuran moving window, relief cakupan citra, detail medan, tipe data keluaran dan lokasi
penyimpanan
l Parameter Minimum Correlation adalah batas koefisien korelasi yang digunakan untuk
menentukan apakah pasangan titik yang ditemukan dalam moving window/kernel dianggap
matching atau tidak. Jika matching berarti nilai paralaks dari pasangan titik itu akan
diambil dan dikonversi menjadi nilai ketinggian, jika tidak akan dianggap sebagai nilai
error (no data).
l Edge Trimming imengindikasikan luasan pemotongan sisi DEM keluaran dari area overlap antara
pasangan citra.
l Moving Window Size menentukan luasan area pencarian untuk menghitung korelasi antar pasangan
piksel dari citra stereo. Makin detil resolusi spasial, ukuran moving window harus lebih besar agar
kenampakan yang kecil dapat diidentifikasi.
l Dari list drop down Terrain Relief anda dapat memilih tipe medan yang merepresentasikan dari area
cakupan citra stereo anda. Low untuk area relatif datar dan landau, DEM akan dibuat dengan
mempertimbangkan efek smoothing untuk mengurangi waktu kalkulasi. Moderate merupakan pilihan
default yang merupakan pilihan umum untuk segala jenis medan. High dipilih jika cakupan citra
didominasi medan bergunung dan curam. Untuk pilihan High ini maka adanya kenampakan topografis
dengan perbedaan relief yang besar (seperti patahan/sesar) tidak akan di smoothing.
l DEkstraksi DEM menggunakan metode image matching untuk menemukan kenampakan
yang sama antara citra kiri dan citra kanan dari pasangan stereo. Penggunaan parameter
Terrain Detail menentukan seberapa presisi medan direpresentasikan dalam DEM hasil. Untuk
digunakan dalam skala kecil pilih level 1 yang paling kasar. Sedangkan apabila DEM akan digunakan
untuk pemetaan skala besar (sejauh yang bisa didukung data ASTER DEM) gunakan level 5 atau level
detil maksimum..
l Parameter Output Data Type memungkinkan operator untuk memilih output DEM apakah nilai
ketinggian dalam Integer (default, nilai bulat seperti 1 meter, 2 meter dsb) atau Floating Point.
(decimal).
l Samakan parameter seperti gambar di bawah kemudia klik Next.
Halaman 17
dari 18
Menguji dan Mengedit Hasil Ekstraksi
Setelah DEM selesai dibuat, tahapan berikutnya adalah melihat hasil DEM, mengidentifikasi area
yang masih terdapat kesalahan, mengganti area yang salah dengan data dari DEM lain apabila tidak
bisa diperbaiki, dan solusi lainnya. Kesalahan dalam ekstraksi DEM biasanya disebabkan antara
lain, sebaran GCP dan TP yang kurang bagus. Semakin banyak GCP dan TP yang digunakan dan
semakin tersebar, hasil ekstraksi akan semakin baik dan akurat. Selain itu, kesalahan bisa juga
disebabkan karena kegagalan moving window dalam mencari titik – titik dari pasangan citra yang
mempunyai nilai korelasi tinggi (kenampakan yang sama). Kesalahan ini muncul disebabkan antara
lain koefisien korelasi yang diseting terlalu tinggi atau ukuran moving window yang kurang besar
sehingga kenampakan yang sama pada kedua citra sulit ditemukan. Jika DEM yang dihasilkan
kurang memuaskan, coba ulangi proses ekstraksi dengan mengklik tombol Previous. Coba ulangi
proses dengan menambah GCP dan TP atau mengubah parameter ekstraksi seperti Koefisien
Korelasi dan Ukuran Moving Window.
Untuk kesalahan hasil ekstraksi yang disebabkan tutupan awan pada dasarnya tidak bisa dikoreksi
karena untuk kenampakan awan biasanya nilai kecerahannya relatif sama, sehingga ENVI tidak
akan dapat mencari titik titik yang sama dari pasangan citra (Koefisien korelasinya sangat rendah).
Oleh karena itu untuk daerah tutupan awan tidak direkomendasikan untuk dijadikan GCP dan TP.
Selain itu pada hasil ekstraksi DEM pada daerah tertutup awan tidak bisa diperbaiki oleh karena itu
harus diganti dengan data lain atau interpolasi dari daerah sebelahnya. Proses ini dapat dilakukan di
DEM editing Tool.
1. Klik Load DEM Result To Display With Editing Tool
Halaman 18
dari 18
Menggunakan DEM Editing Tool
DEM editing tool adalah modul ENVI yang digunakan untuk mengedit DEM hasil ekstraksi dari
citra stereo. Solusi yang tersedia antara lain penggantian nilai ketinggian yang dianggap salah
dengan nilai rata – rata piksel di sebelahnya, penggantian dengan nilai tertentu yang ditentukan
operator, dan dengan cara interpolasi tetangga (bisa menggunakan smoothing algorithm, median
filter algorithm, spot removal algorithm, thin plate spline algorithm, dan triangulate algorithm).
1. Buat Polygon ROI dengan cara klik kanan mouse di dalam Image Window untuk menentukan
titik awal ROI poligon, kemudian lanjutkan dengan titik yang lain untuk mendefinisikan
polygon ROI. Untuk menyelesaikan pembuatan satu ROI Poligon klik kiri mouse.
2. Menggunakan DEM editing tool, anda bisa mengganti nilai piksel pada area yang ditutup
ROI dengan pilihan yang ada pada Method di kolom Edit Pixel Values. Pilihannya bisa
dari Replace with value, Replace with mean, smooth, median filter, spot removal, thin
plate spline interpolation, dan triangulate interpolation). Klik Save Changes untuk
menyimpan perubahan.
3. Klik Finish di DEM Extraction Wizard, klik Save apabila anda ingin menyimpan seluruh
rangkaian proses, termasuk konfigurasi GCP dan TP yang sudah diinput. Selain itu ada
baiknya GCP yang ada juga di backup di file terpisah sebagai backup.
Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software

Contenu connexe

Tendances

Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
Modul Agisoft Photoscan Tingkat LanjutModul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjutbramantiyo marjuki
 
SOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol GeodesiSOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol GeodesiAvrilina Hadi
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Wachidatin N C
 
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGISTutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGISLastri Mei Liska Harahap
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiAnindya N. Rafitricia
 
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFIPERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFIarsa faiz
 
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSpatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSally Indah N
 
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasiKoreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasifikrul islamy
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
KALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNER
KALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNERKALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNER
KALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNERaulia rachmawati
 
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeKoreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeAzmi Rahman
 
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah PesisirRuang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah PesisirLuhur Moekti Prayogo
 
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaras Kun Rahmanti Putri
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauhjasa16
 

Tendances (20)

Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
Modul Agisoft Photoscan Tingkat LanjutModul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
 
SOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol GeodesiSOF Jaring Kontrol Geodesi
SOF Jaring Kontrol Geodesi
 
pci geomatica
pci geomaticapci geomatica
pci geomatica
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
 
Pemodelan 3 d photo modeler scanner
Pemodelan 3 d   photo modeler scannerPemodelan 3 d   photo modeler scanner
Pemodelan 3 d photo modeler scanner
 
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGISTutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFIPERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
PERBEDAAN PETA LAUT DAN PETA TOPOGRAFI
 
Ib acc 17 juni 2017 (1)
Ib acc 17 juni 2017 (1)Ib acc 17 juni 2017 (1)
Ib acc 17 juni 2017 (1)
 
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSpatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
 
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasiKoreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
Koreksi geometrik peta (arc gis) registrasi
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
KALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNER
KALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNERKALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNER
KALIBRASI KAMERA MENGGUNAKAN SOFTWARE PHOTOMODELLER SCANNER
 
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeKoreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
 
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah PesisirRuang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
 
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauh
 
Gis (surface analysis)
Gis (surface analysis)Gis (surface analysis)
Gis (surface analysis)
 
Membuat Layout Peta
Membuat Layout PetaMembuat Layout Peta
Membuat Layout Peta
 
komposit warna
komposit warnakomposit warna
komposit warna
 

En vedette

Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Softwarebramantiyo marjuki
 
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) bramantiyo marjuki
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesiabramantiyo marjuki
 
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...bramantiyo marjuki
 
Analisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria Analysis
Analisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria AnalysisAnalisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria Analysis
Analisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria Analysisbramantiyo marjuki
 
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF IndonesiaReport Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesiabramantiyo marjuki
 
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM (SIGI-PU) U...
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM  (SIGI-PU) U...APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM  (SIGI-PU) U...
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM (SIGI-PU) U...bramantiyo marjuki
 
Membuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISMembuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISbramantiyo marjuki
 
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...bramantiyo marjuki
 
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Bantenbramantiyo marjuki
 
Evaluasi Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
Evaluasi Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota SemarangEvaluasi Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
Evaluasi Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarangbramantiyo marjuki
 
Modul Quantum GIS 1.8 Pusdata Kementerian PU
Modul Quantum GIS 1.8 Pusdata Kementerian PUModul Quantum GIS 1.8 Pusdata Kementerian PU
Modul Quantum GIS 1.8 Pusdata Kementerian PUbramantiyo marjuki
 
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...bramantiyo marjuki
 
modul pelatihan pengolahan data spasial menggunakan quantum gis
modul pelatihan pengolahan data spasial menggunakan quantum gismodul pelatihan pengolahan data spasial menggunakan quantum gis
modul pelatihan pengolahan data spasial menggunakan quantum gisMohd. Yunus
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016bramantiyo marjuki
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Practica Modelo digital de terreno con envi
Practica Modelo digital de terreno con enviPractica Modelo digital de terreno con envi
Practica Modelo digital de terreno con enviGLIDER AGUILAR MORI
 

En vedette (19)

Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
 
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia
 
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan ...
 
Analisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria Analysis
Analisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria AnalysisAnalisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria Analysis
Analisa Rencana Trase Jalan menggunakan Multi Criteria Analysis
 
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF IndonesiaReport Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
 
Modul gps Garmin oregon 550
Modul gps Garmin oregon 550Modul gps Garmin oregon 550
Modul gps Garmin oregon 550
 
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM (SIGI-PU) U...
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM  (SIGI-PU) U...APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM  (SIGI-PU) U...
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM (SIGI-PU) U...
 
Membuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISMembuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGIS
 
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
 
Modul qgis
Modul qgisModul qgis
Modul qgis
 
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
 
Evaluasi Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
Evaluasi Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota SemarangEvaluasi Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
Evaluasi Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
 
Modul Quantum GIS 1.8 Pusdata Kementerian PU
Modul Quantum GIS 1.8 Pusdata Kementerian PUModul Quantum GIS 1.8 Pusdata Kementerian PU
Modul Quantum GIS 1.8 Pusdata Kementerian PU
 
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
 
modul pelatihan pengolahan data spasial menggunakan quantum gis
modul pelatihan pengolahan data spasial menggunakan quantum gismodul pelatihan pengolahan data spasial menggunakan quantum gis
modul pelatihan pengolahan data spasial menggunakan quantum gis
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Practica Modelo digital de terreno con envi
Practica Modelo digital de terreno con enviPractica Modelo digital de terreno con envi
Practica Modelo digital de terreno con envi
 

Similaire à Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software

Laporan Praktikum Cropping Citra
Laporan Praktikum Cropping CitraLaporan Praktikum Cropping Citra
Laporan Praktikum Cropping CitraSally Indah N
 
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapperMembuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapperMartin M. Baihaqi
 
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2Tutus Kusuma
 
Aplikasi fotogrametri jarak dekat untuk pemodelan 3D
Aplikasi fotogrametri jarak dekat untuk pemodelan 3DAplikasi fotogrametri jarak dekat untuk pemodelan 3D
Aplikasi fotogrametri jarak dekat untuk pemodelan 3DAnindya N. Rafitricia
 
Drive_Test_Analysis_DTA_4G_LTE.docx
Drive_Test_Analysis_DTA_4G_LTE.docxDrive_Test_Analysis_DTA_4G_LTE.docx
Drive_Test_Analysis_DTA_4G_LTE.docxLibaBali
 
Petunjuk pengolahan traverse tps800
Petunjuk pengolahan traverse tps800Petunjuk pengolahan traverse tps800
Petunjuk pengolahan traverse tps800Gabriel A
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
 
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...bramantiyo marjuki
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scanppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scanNona Zesifa
 
Tutorial master-cam
Tutorial master-camTutorial master-cam
Tutorial master-camirwaniin
 
tutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doctutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .docJimyMotalisa
 
Contoh format tugas makalah
Contoh format tugas makalahContoh format tugas makalah
Contoh format tugas makalahsamoedra
 
Makalah penggunaan software-geometer-s-sketchpad
Makalah penggunaan software-geometer-s-sketchpadMakalah penggunaan software-geometer-s-sketchpad
Makalah penggunaan software-geometer-s-sketchpadmurdikah
 
Membuat cincin dengan 3 ds max
Membuat cincin dengan 3 ds maxMembuat cincin dengan 3 ds max
Membuat cincin dengan 3 ds maxYulie Nezawa
 

Similaire à Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software (20)

Laporan Praktikum Cropping Citra
Laporan Praktikum Cropping CitraLaporan Praktikum Cropping Citra
Laporan Praktikum Cropping Citra
 
Membuat Data Spasial
Membuat Data SpasialMembuat Data Spasial
Membuat Data Spasial
 
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapperMembuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
Membuat Proyeksi Peta dengan Global mapper
 
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
AutoCAD LD, Surveying Module - Day#2
 
Aplikasi fotogrametri jarak dekat untuk pemodelan 3D
Aplikasi fotogrametri jarak dekat untuk pemodelan 3DAplikasi fotogrametri jarak dekat untuk pemodelan 3D
Aplikasi fotogrametri jarak dekat untuk pemodelan 3D
 
Drive_Test_Analysis_DTA_4G_LTE.docx
Drive_Test_Analysis_DTA_4G_LTE.docxDrive_Test_Analysis_DTA_4G_LTE.docx
Drive_Test_Analysis_DTA_4G_LTE.docx
 
Petunjuk pengolahan traverse tps800
Petunjuk pengolahan traverse tps800Petunjuk pengolahan traverse tps800
Petunjuk pengolahan traverse tps800
 
Tugasfotogrametri
TugasfotogrametriTugasfotogrametri
Tugasfotogrametri
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
 
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
 
tutorial Er mapper
tutorial Er mappertutorial Er mapper
tutorial Er mapper
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scanppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
 
Laporan rektifikasi
Laporan rektifikasiLaporan rektifikasi
Laporan rektifikasi
 
LN s07-machine vision-s2
LN s07-machine vision-s2LN s07-machine vision-s2
LN s07-machine vision-s2
 
Tutorial master-cam
Tutorial master-camTutorial master-cam
Tutorial master-cam
 
03311540000005 pja tugas2
03311540000005 pja tugas203311540000005 pja tugas2
03311540000005 pja tugas2
 
tutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doctutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doc
 
Contoh format tugas makalah
Contoh format tugas makalahContoh format tugas makalah
Contoh format tugas makalah
 
Makalah penggunaan software-geometer-s-sketchpad
Makalah penggunaan software-geometer-s-sketchpadMakalah penggunaan software-geometer-s-sketchpad
Makalah penggunaan software-geometer-s-sketchpad
 
Membuat cincin dengan 3 ds max
Membuat cincin dengan 3 ds maxMembuat cincin dengan 3 ds max
Membuat cincin dengan 3 ds max
 

Plus de bramantiyo marjuki

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintbramantiyo marjuki
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingbramantiyo marjuki
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practicesbramantiyo marjuki
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...bramantiyo marjuki
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID bramantiyo marjuki
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagerybramantiyo marjuki
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?bramantiyo marjuki
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017bramantiyo marjuki
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utarabramantiyo marjuki
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALIbramantiyo marjuki
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...bramantiyo marjuki
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practicesbramantiyo marjuki
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus Districtbramantiyo marjuki
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesiabramantiyo marjuki
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Managementbramantiyo marjuki
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...bramantiyo marjuki
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, bramantiyo marjuki
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...bramantiyo marjuki
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahunbramantiyo marjuki
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regenerationbramantiyo marjuki
 

Plus de bramantiyo marjuki (20)

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagery
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Management
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata,
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
 

Dernier

Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Dernier (12)

Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

Tutorial ASTER Imagery DEM Extraction Using ENVI Software

  • 1. Halaman 1 dari 22 TUTORIAL EKSTRAKSI DEM DARI CITRA STEREO
  • 2. Halaman 2 dari 22 TUTORIAL EKSTRAKSI DEM DARI CITRA STEREO Digital Elevation Model, selain dapat dibuat dari data kontur atau titik ketinggian melalui proses interpolasi, dapat juga dibuat dari citra satelit stereo melalui proses ekstraksi dem stereoskopis. DEM sendiri dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan seperti pembuatan peta lereng, peta aspek, menghitung volume galian, perencanaan BTS, pembuatan kontur dan lain – lain. Untuk membuat DEM dari citra stereo, diperlukan software yang mendukung fungsi tersebut. Beberapa software yang sudah mendukung untuk pembuatan DEM dari citra stereo antara lain ENVI, ERDAS IMAGINE, PCI Geomatica, dan SOCET SET. Adapun jenis sensor citra satelit yang sudah mendukung pencitraan stereo antara lain ALOS PRISM, ASTER, CARTOSAT-1, FORMOSAT-2, GeoEye-1, IKONOS, KOMPSAT-2, OrbView-3, Quickbird, WorldView-1, dan SPOT 1-7. Mekanisme perekaman stereo-nya bisa along track stereo viewing atau across track stereo viewing. Along track merupakan mekanisme perekaman stereo spontan sepanjang track satelit. Perekaman along track biasanya dilakukan oleh satelit yang mempunyai dua atau lebih sensor stereo yang merekam permukaan bumi dari berbagai sudut. Contoh sensor yang menerapkan along track stereo viewing antara lain ASTER, ALOS PRISM, SPOT HRS, CARTOSAT-1, FORMOSAT-2. Adapun perekaman across track merupakan mekanisme perekaman stereo lintas track. Perekaman across track dilakukan menggunakan satu sensor tapi dari lintasan orbit yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Contoh sensor yang mendukung across track stereo viewing antara lain IKONOS, Quickbird, SPOT 5 HRG, OrbView, dan GeoEye. Perekaman Across Track (kiri) dan Along Track (kanan) Proses ekstraksi DEM memerlukan sebuah pasangan citra stereo, informasi hubungan pasangan citra stereo dan informasi hubungan geometris sensor dan permukaan bumi. Informasi ini disimpan dalah sebuah file yang disebut RPC (Rational Polynomial Coefficient) file. RPC ini digunakan untuk menurunkan Tie Points dan menghitung hubungan geometris pasangan citra stereo. Untuk citra
  • 3. Halaman 3 dari 22 yang menggunakan format HDF seperti ASTER dan LANDSAT, informasi RPC tersimpan dalam File HDF. Sedangkan untuk format lain biasanya disimpan dalam file terpisah. Untuk praktek ekstraksi DEM dari citra stereo ini, kita akan menggunakan citra ASTER Stereo Level 1A yang merekam daerah Bandung Barat. File citra mempunyai ekstensi .DAT. File JPG merupakan preview citra, sedangkan file BRS dan TXT merupakan metadata umum citra. ENVI DEM Extraction Wizard Dalam tutorial ini, software yang akan digunakan adalah software ENVI. Software ENVI merupakan salah satu software yang mendukung ekstraksi DEM dari citra satelit stereo melalui salah satu modulnya, yaitu DEM Extraction Wizard. Proses Ekstraksi DEM sendiri merupakan beberapa tahap yang memerlukan setting banyak parameter pada setiap langkah. Langkah yang dilakukan dalam DEM extraction wizard adalah sebagai berikut : Editing DEM hasil Keluaran DEM dan Pengujian Hasil ekstraksi Penspesifikasian Parameter Input TP Input GCP Input Citra Stereo
  • 4. . Halaman 4 dari 22 Input Citra Stereo Proses ekstraksi DEM dimulai dengan input pasangan citra stereo yang mempunyai informasi RPC. Citra ASTER mempunyai pasangan band stereo, yaitu Band 3 N (nadir) dan Band 3 B (Backward). . 1. Dari Menu ENVI® Classic pilih File > Open External File > EOS > ASTER. 2. Pilih file dengan ekstensi DAT lalu klik Open. The Available Bands List akan muncul.
  • 5. . Halaman 5 dari 22 3. Dari menu utama ENVI, pilih Topographic > DEM Extraction > DEM Extraction Wizard > New. 4. Klik tombol Select Stereo Image. Pilihan Select Left Stereo Pair Image akan muncul. Pilih ASTER VNIR Band3N dan klik OK. Pilihan The Select Right Stereo Pair Image muncul. Pilih ASTER VNIR Band3B dan klik OK. ENVI akan mengestimasi ketinggian minimum dan maksimum dari area cakupan citra berdasarkan informasi RPC. 7. Klik Next untuk melanjutkan.
  • 6. . Halaman 6 dari 22 Mendefinisikan Ground Control Points Pada langkah kedua ini,anda akan mendefinisikan GCP sebagai referensi koordinat citra dan sumber data elevasi. Pilihan penggunaan GCP ada tiga macam, l No GCPs. Pilihan ini tidak menggunakan GCP sebagai referensi koordinat dan ketinggian, sehingga DEM yang dihasilkan merupakan DEM relatif yang mana ketinggiannya hanya merupakan ketinggian estimasi dari muka air laut dan koordinat horisontalnya hanya merupakan estimasi dari parameter RPC. DEM relatif biasanya tidak akurat dan hanya bisa digunakan untuk pemetaan kualitatif. l Define GCPs Interactively. Menu ini memungkinkan kita untuk memasukkan GCP secara manual, sehingga kita bisa memasukkan informasi ketinggian absolut sesuai datum yang digunakan, dan koordinat dari hasil survei lapangan, sehingga koordinat dan ketinggian yang dihasilkan merupakan ketinggian absolut yang dihitung dari Datum pemetaan dan bukan muka air laut rata – rata. l Read GCPs From File. Pilihan ini untuk memasukkan GCP dari file GCP eksisting yang pernah atau sudah dibuat sebelumnya.
  • 7. . Halaman 7 dari 22 Dalam praktek kali ini kita akan membuat DEM absolut. . 1. Klik Define GCPs Interactively . Jendela GCP Input akan muncul diserta tampilan citra stereo. Atur tampilan agar seperti gambar di bawah. Pastikan posisi kursor antara Band 3N dan Band 3B di Zoom Window benar – benar sama. 2. Klik Tombol untuk memasukkan data dalam format derajat menit detik. Masukkan angka seperti gambar di bawah. Kemudian klik Add.
  • 8. Halaman 8 dari 22 2. Untuk memasukkan GCP kedua, atur tampilan agar seperti gambar di bawah 3. Masukkan nilai koordinat seperti gambar di bawah, kemudian klik Add.
  • 9. Halaman 9 dari 22 4. Atur Posisi seperti gambar di bawah untuk GCP ketiga. 5. Masukkan GCP seperti gambar di bawah kemudian klik Add.
  • 10. Halaman 10 dari 22 6. Untuk GCP ke empat, atur seperti gambar di bawah. 7. Masukkan Koordinat GCP seperti gambar di bawah kemudian klik Add. Kemudian Klik NEXT.
  • 11. Halaman 11 dari 22 Mendefinisikan Tie Points Tie point merupakan titik titik yang menghubungkan antara pasangan citra stereo. Tie Points diperlukan untuk mendefinisikan geometri epipolar dan membuat citra epipolar yang nanti akan menjadi dasar dalam ekstraksi DEM. Ada tiga pilihan pendefinisian Tie Points. l Generate Tie Points Automatically. ENVI dapat menurunkan tie points secara otomatis, sesuai dengan parameter pemandu yang kita tentukan. l Define Tie Points Interactively. Pilihan ini untuk mendefinisikan tie points secara manual. l Read Tie Points From File. Mengambil Tie Points dari file yang sudah dibuat sebelumnya. 1. Klik Generate Tie Points Automatically. Ekstraksi Tie Points secara otomatis memerlukan empat parameter. l Jumlah Tie Points yang akan diekstrak. l Search Window Size dan Moving Window Size. Search Window adalah luasan jendela pencarian tie points, sedangkan moving window adalah luasan area pencarian tie points yang sesuai dalam search window. l Region Elevation adalah elevasi rata rata dari area cakupan citra. Nilai ini diestimasi dari informasi RPC Note: meningkatkan jumlah tie points, Search Window Size, dan atau Moving Window Size akan meningkatkan waktu pemrosesan, tapi hasilnya biasanya akan lebih baik, akurat dan lebih dapat dipercaya. 2. Tingkatkan jumlah Search Window Size ke 101 3. tingkatkan jumlah Moving Window Size ke 19, (yang lebih besar dari resolusi spasial ASTER sebesar 15 meter. 4. Pastikan Examine and Edit Tie Points di set ke Yes sehingga kita bisa mengeevaluasi hasil estimasi tie points sudah akurat apa belum dan mengeditnya. Klik Next untuk melanjutkan, ekstraksi Tie Points biasanya memerlukan waktu beberapa menit.
  • 12. Halaman 12 dari 22 Editing Tie Points Begitu proses estimasi Tie Points diselesaikan, langkah 5 dari 9 step ekstraksi DEM akan menampilkan kedua citra stereo dan juga tie points yang dihasilkan untuk diperbaiki apabila nilai kesalahannya besar. Tombol Reset digunakan untuk kembali ke tahap sebelumnya. 1. Hasil ekstraksi Tie Points akan ditampilkan di View. Lihat pada kolom Y Paralaks. Y Paralaks adalah parameter yang menentukan kesesuaian antara citra Band 3N dan Band 3B pada sumbu Y. Nilai Y paralaks sebesar 6 berarti masih ada perbedaan posisi sebesar 6 piksel antara Band 3N dan 3B kearah sumbu Y. Perbedaan 6 piksel ini cukup besar yang menyebabkan hasil ekstraksi DEM tidak akan sempurna. Oleh karena itu Tie Points yang dihasilkan harus diedit atau ditambah agar Y paralaks bisa menurun nilainya mendekati 0. 2. Kita akan menguji lebih dulu Tie Points yang dihasilkan apakah sudah akurat apa belum. Klik tombol Likely Error Ranking. Tombol ini akan menampilkan list Tie Points yang mempunyai kemungkinan ketidakakuratan posisi yang besar dan menyebabkan Y Paralaks-nya menjadi besar. Tapi untuk memastikan error apa tidak, perlu dilihat langsung di citra, klik Pada Tie Points yang mempunyai nilai error paling besar, titik tersebut akan ditampilkan di view citra. Lihat secara menyeluruh apakah posisi titik di citra kanan dan kiri sudah sama atau belum. Kalau sudah sama pindah ke titik lain karena ada kemungkinan titik lain yang menyebabkan titik sebelumnya memiliki nilai error yang besar. Tips : Hapus Tie Points yang diplot di daerah berpenutup awan, karena biasanya Tie Points yang terletak di awan yang menyebabkan Nilai Y Paralaks yang besar.
  • 13. Halaman 13 dari 22 5. Apabila ditemukan titik yang posisinya tidak sama antara citra kanan dan kiri, betulkan dengan menggeser salah satu titik di citra di Zoom Window, kemudian klik Update. Anda bisa juga menggunakan Auto Predict untuk memprediksi posisi yang benar. Jika anda memilih untuk menghapus titik tersebut klik Delete. 6. Lanjutkan Proses editing Tie Points sampai Nilai Y Paralaks di bawah 1, seperti gambar di bawah, kemudian klik Next.
  • 14. Halaman 14 dari 22 Menghitung Geometri Epipolar dan Citra Epipolar Dari hasil input Tie Points, ENVI akan menghitung geometri epipolar dan membuat citra epipolar yang digunakan untuk mengekstrak DEM. Citra epipolar mendeskripsikan hubungan antar piksel dari pasangan stereo (dikenal dengan beda paralaks), sehingga citra epipolar bisa dilihat secara tiga dimensi menggunakan kacamata anaglyph (kacamata tiga dimensi seperti yang biasa digunakan untuk menyaksikan pertunjukan tiga dimensi di bioskop). 1. Pada step 6 ini anda diminta memasukkan nama dan lokasi penyimpanan citra epipolar. 2. Setelah itu anda bisa mengatur Epipolar Reduction Factor, dimana parameter ini akan menentukan resolusi spasial dari DEM hasil ekstraksi. Misalnya untuk ASTER, maksimal resolusi yang bisa dihasilkan adalah 15 meter sesuai denganr resolusi citranya. Apabila anda ingin menurunkan resolusi DEMnya menjadi 30 meter, maka di parameter Epipolar Reduction Factor diisi dengan nilai 2. 3. Examine Epipolar Results digunakan untuk melihat citra epipolar secara tiga dimensi menggunakan kacamata anaglyph (kacamata 3D). Pilihannya ada dua, yaitu RGB=left, right, right, dan RGB= Right, lef left. Pilih kombinasi yang sesuai dengan warna kacamata 3D (biasanya digunakan yang RGB=Left, Right, Right) . 4. Klik Next.
  • 15. Halaman 15 dari 18 Penspesifikasian Output DEM Setelah citra epipolar dibuat, langka berikutnya adalah penspesifikasian Keluaran DEM seperti resolusi spasial DEM, proyeksi peta yang digunakan, dan lain – lain. . l Klik Toggle Button untuk mengubah dari Easting dan Northing (UTM) menjadi lintang bujur (Geografis) l Klik Change Proj untuk mengubah proyeksi dan unit proyeksi. l Edit X Pixel Size dan Y Pixel Size untuk mengubah resolusi piksel. l Edit Output X Size dan Output Y Size untuk mengatur keluaran dimensi raster DEM hasil. l TOmbol Options memungkinkan untuk mengubah beberapa parameter tambahan, biarkan saja dalam kondisi default. l Klik Next untuk melanjutkan.
  • 16. Halaman 16 dari 18 Penspesifikasian Parameter Ekstraksi DEM Langkah ke delapan dikhususkan untuk menspesifikasikan parameter ekstraksi DEM, dimana disini diatur mengenai korelasi minimal antara dua titik dari pasangan stereo, nilai background dari hasil DEM, edge trimming, ukuran moving window, relief cakupan citra, detail medan, tipe data keluaran dan lokasi penyimpanan l Parameter Minimum Correlation adalah batas koefisien korelasi yang digunakan untuk menentukan apakah pasangan titik yang ditemukan dalam moving window/kernel dianggap matching atau tidak. Jika matching berarti nilai paralaks dari pasangan titik itu akan diambil dan dikonversi menjadi nilai ketinggian, jika tidak akan dianggap sebagai nilai error (no data). l Edge Trimming imengindikasikan luasan pemotongan sisi DEM keluaran dari area overlap antara pasangan citra. l Moving Window Size menentukan luasan area pencarian untuk menghitung korelasi antar pasangan piksel dari citra stereo. Makin detil resolusi spasial, ukuran moving window harus lebih besar agar kenampakan yang kecil dapat diidentifikasi. l Dari list drop down Terrain Relief anda dapat memilih tipe medan yang merepresentasikan dari area cakupan citra stereo anda. Low untuk area relatif datar dan landau, DEM akan dibuat dengan mempertimbangkan efek smoothing untuk mengurangi waktu kalkulasi. Moderate merupakan pilihan default yang merupakan pilihan umum untuk segala jenis medan. High dipilih jika cakupan citra didominasi medan bergunung dan curam. Untuk pilihan High ini maka adanya kenampakan topografis dengan perbedaan relief yang besar (seperti patahan/sesar) tidak akan di smoothing. l DEkstraksi DEM menggunakan metode image matching untuk menemukan kenampakan yang sama antara citra kiri dan citra kanan dari pasangan stereo. Penggunaan parameter Terrain Detail menentukan seberapa presisi medan direpresentasikan dalam DEM hasil. Untuk digunakan dalam skala kecil pilih level 1 yang paling kasar. Sedangkan apabila DEM akan digunakan untuk pemetaan skala besar (sejauh yang bisa didukung data ASTER DEM) gunakan level 5 atau level detil maksimum.. l Parameter Output Data Type memungkinkan operator untuk memilih output DEM apakah nilai ketinggian dalam Integer (default, nilai bulat seperti 1 meter, 2 meter dsb) atau Floating Point. (decimal). l Samakan parameter seperti gambar di bawah kemudia klik Next.
  • 17. Halaman 17 dari 18 Menguji dan Mengedit Hasil Ekstraksi Setelah DEM selesai dibuat, tahapan berikutnya adalah melihat hasil DEM, mengidentifikasi area yang masih terdapat kesalahan, mengganti area yang salah dengan data dari DEM lain apabila tidak bisa diperbaiki, dan solusi lainnya. Kesalahan dalam ekstraksi DEM biasanya disebabkan antara lain, sebaran GCP dan TP yang kurang bagus. Semakin banyak GCP dan TP yang digunakan dan semakin tersebar, hasil ekstraksi akan semakin baik dan akurat. Selain itu, kesalahan bisa juga disebabkan karena kegagalan moving window dalam mencari titik – titik dari pasangan citra yang mempunyai nilai korelasi tinggi (kenampakan yang sama). Kesalahan ini muncul disebabkan antara lain koefisien korelasi yang diseting terlalu tinggi atau ukuran moving window yang kurang besar sehingga kenampakan yang sama pada kedua citra sulit ditemukan. Jika DEM yang dihasilkan kurang memuaskan, coba ulangi proses ekstraksi dengan mengklik tombol Previous. Coba ulangi proses dengan menambah GCP dan TP atau mengubah parameter ekstraksi seperti Koefisien Korelasi dan Ukuran Moving Window. Untuk kesalahan hasil ekstraksi yang disebabkan tutupan awan pada dasarnya tidak bisa dikoreksi karena untuk kenampakan awan biasanya nilai kecerahannya relatif sama, sehingga ENVI tidak akan dapat mencari titik titik yang sama dari pasangan citra (Koefisien korelasinya sangat rendah). Oleh karena itu untuk daerah tutupan awan tidak direkomendasikan untuk dijadikan GCP dan TP. Selain itu pada hasil ekstraksi DEM pada daerah tertutup awan tidak bisa diperbaiki oleh karena itu harus diganti dengan data lain atau interpolasi dari daerah sebelahnya. Proses ini dapat dilakukan di DEM editing Tool. 1. Klik Load DEM Result To Display With Editing Tool
  • 18. Halaman 18 dari 18 Menggunakan DEM Editing Tool DEM editing tool adalah modul ENVI yang digunakan untuk mengedit DEM hasil ekstraksi dari citra stereo. Solusi yang tersedia antara lain penggantian nilai ketinggian yang dianggap salah dengan nilai rata – rata piksel di sebelahnya, penggantian dengan nilai tertentu yang ditentukan operator, dan dengan cara interpolasi tetangga (bisa menggunakan smoothing algorithm, median filter algorithm, spot removal algorithm, thin plate spline algorithm, dan triangulate algorithm). 1. Buat Polygon ROI dengan cara klik kanan mouse di dalam Image Window untuk menentukan titik awal ROI poligon, kemudian lanjutkan dengan titik yang lain untuk mendefinisikan polygon ROI. Untuk menyelesaikan pembuatan satu ROI Poligon klik kiri mouse. 2. Menggunakan DEM editing tool, anda bisa mengganti nilai piksel pada area yang ditutup ROI dengan pilihan yang ada pada Method di kolom Edit Pixel Values. Pilihannya bisa dari Replace with value, Replace with mean, smooth, median filter, spot removal, thin plate spline interpolation, dan triangulate interpolation). Klik Save Changes untuk menyimpan perubahan. 3. Klik Finish di DEM Extraction Wizard, klik Save apabila anda ingin menyimpan seluruh rangkaian proses, termasuk konfigurasi GCP dan TP yang sudah diinput. Selain itu ada baiknya GCP yang ada juga di backup di file terpisah sebagai backup.