Dokumen tersebut membahas tentang tata letak daun pada batang tumbuhan, yang terdiri dari tiga jenis pola utama yaitu folia spara (satu daun per buku), folia opposida (dua daun berhadapan per buku), dan folia verticillata (lebih dari dua daun per buku). Dokumen juga menjelaskan istilah-istilah terkait seperti buku-buku batang, ruas, dan rumus daun."
2. Phyllotaxis atau tata letak daun adalah aturan tata letak daun
pada batang.
Pada batang dewasa, daun tampak tersusun dalam pola tertntu
dan berulang-ulang. Susunan daun pada batang tersebut disebut
duduk daun atau filotaksis.
Pengertian
3.
4. Tata letak Daun Pada Batang
(Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)
Buku –buku batang (nodus)
Bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun. Bagian ini
seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan
melingkar batang sebagai suatu cincin
Contohnya : Bambu (Bambusa sp) , tebu (Saccharum officinarum)
Ruas (internodium)
Bagian batang diantara 2 buku-buku
5. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang
harus ditentukan dahuli berapa jumlah daun yang terdapat pada
satu buku_buku batang, yang kemungkinannya adalah :
a. Pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja
b. Pada setiap buku-buku batang terdapat 2 daun yang
berhadap-hadapan
c. Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari 2 daun
6. Pada setiap buku-buku hanya terdapat
satu daun saja
1. Folia Spara
Pada pola yang pertama, di
mana pada satu buku
batang duduk hanya satu
tanggkai daun. Maka
dikenal sebagai pola daun
duduk tersebar(folia
spara). Biasanya daun
tersusun bersalang-seling.
Susunan tangkai daun
dapat berselang –selang
teratur atau tidak teratur.
imperata cylindrica
7. Duduk daun folia spara juga berlaku untuk
daunmajemuk menyirip.contonya yaitu:
Pterocarpus indicus Averhoa belimbi
9. Pada setiap buku-buku batang terdapat 2
daun yang berhadap-hadapan
2. Folia Opposida
Pada pola kedua, setiap buku daun diduduki
dua tangkai daun. Pada pola ini daun duduk
berpasang-pasangan atau berhadap-hadapan
sehingga disebut juga Folia Opposida.
Rhizophora mucronata
11. Ada juga beberapa daun
memiliki Folia Opposida
yang saling bersilangan
antara dengan satu buku
dengan buku yang
lainnya. Misalnya pada
buku pertama , ketiga,
kelima , dan seterusnya
posisi daun saling
berhadapan. Pada buku
kedua, keempat , kelima
posisi daun yang
berhadapan memutar
900 dari posisi daun yang
berada pada di atas dan
di bawahnya tersebut.
Morinda citrifolia L
12. Pada setiap buku-buku batang
terdapat lebih dari 2 daun
3. Folia Verticillata
Pada pola yang ketiga, pada
setiap daun terdapat tiga atau
lbih daun yang duduk di sana.
Pola seperti ini dinamankan
sebagai daun yang berkarang
Folia Verticillata. Pada
beberapa buku determinasi
tumbuhan , pola berkarang
sering di sebut karang daun.
Contoh daun berkarng dengan
tiga daun dengan satu buku
dapat ditemukan pada :
Oleander (Nerium olender)
13. Sedangkan tumbuhan berkarang lebih dari tiga
daun pada satu buku dapat ditemukan pada :
1. alamanda (Allamanda cathartica L.)
Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih
2 daun
14. a. Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun
berjejal-jejal diatas tanah, lidah buaya (aloe vera)
Istilah- Istilah Dalam Phyllotaxis
15. b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-
jejal itu terdapat pada ujung batang,
contohnya pada pohon kelapa (Cocos nucifera
L.) dan bermacam –macam palma lainnya.
16. Pada cabang-cabang yang mendatar atau
serong keatas, daun-daun dengan tata letak
tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada
suatu bidang datar, dan membentuk suatu
pola seperti mosaik (pola karpet). Susunan
daun yang demikian itu disebut mosaik daun.
17. Dalam membentuk mozaik daun, pengisian bidang datar dapat
terjadi karena salah satu atau kedua hal berikut:
a.Pangkal daun (petiolus) terputar 90◦, sehingga seluruh daun
terletak dalam satu bidang datar. Pengisian bidang datar dengan
cara memutar pangkal daun ini umum terjadi pada tumbuhan
dengan duduk daun distika, dimana daun terletak dalam dua baris
panjang sepanjang cabang/ranting yang tumbuh plagiotrop.
b.Petiolus yang tidak sama panjang. Beberapa daun memiliki
petiolus yang pendek, sedangkan beberapa daun lainnya memiliki
petiolus yang lebih panjang. Perbedaan panjang petiolus ini
menyebabkan sebagian daun lebih menjorok ke arah luar (lebih
jauh dari cabang/rantingnya) dan sebagian lagi dekat dengan
cabang/rantingnya
18. Bagan (skema) dan diagram tata letak
daun
Untuk memberikan penjelasan mengenai tata letak daun pada
tanaman dapat dilakakukan dengan :
1. Membuat bagan atau skema letaknya
2. Membuat diagramnya
19. Rumus daun atau Divergensi.
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan
daun pertama tadi mengelilingi batang a kali, dan
jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b,
maka perbandingan kedua bilangan tadi akan
merupakan pecahan a/b.
20. Ketentuan Rumus Daun:
- Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.)
merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat
diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang
ada di depannya, dan penyebutnya merupakan hasil
penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di depannya, atau
- Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang
pembilangnya merupakan selisih antara penyebut dan
pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah
jumlah penyebut suku di depanya dengan pembilang suku itu
sendiri.
21. Manfaat dari deret Fibonacci dalam rumus daun:
Deret Fibonacci ini menunjukkan rumus tata letak daun suatu
tanaman, setiap tanaman pasti mempunyai rumus daun yang
berbeda sesuai dengan tata letak daun yang terdapat dalam
batang, karena itu deret Fibonacci ini dapat digunakan sebagai
tanda pengenal tumbuhan yang membedakan antara tanaman
yang satu dengan tanaman yang lainnya.
Contoh untuk semua tanaman yang sejenis misalnya pohon srikaya
pasti akan memilki rumus daun yang selamanya akan sama
meskipun tumbuh pada lingkungan yang berbeda.
22. Rumus daun hanya dapat dihitung apabila dalam tiap buku
batang hanya terdapat satu daun. Untuk tanaman yang dalam
tiap buku batang terdapat dua helai daun atau bahkan lebih,
tidak dapat ditentukan rumusan daunnya. Hal ini dikarenakan
susunan duduk daun yang terlalau rumit dan sulit menentukan
putaran daun yang saling tegak lurus.
23. 1. Diagram tata letak daun
Untuk membuat diagramnya, batang tumbuhan harus dipandang sebagai
kerucut yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-
lingkaran sempurna.
Jika diproyeksikan pada suatu bidang datar, maka buku-buku batang akan
menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan puncak batang akan
menjadi titik pusat semua lingkaran tadi.
Contoh :
Tata letak daun menurut rumus 2/5.
27. 2. Bagan tata letak daun
Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar
membujur ortostikortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-
daun digambar sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil.
Pada bagan akan terlihat misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka
daun-daun nomor 1, 6, 11, dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan
terletak pada ortostik yang sama
28. Spirostik dan Parastik
Garis-garis ortostik yang biasanya lurus ke atas, dapat mengalami perubahan-
perubahan arah karena pengaruh bermacam faktor. Garis-garis ortostik dapat
menjadi garis spiral yang tampak melingkari batang pula. Dalam keadaan yang
demikian spiral genetik sukar untuk ditentukan, dan letak daun pada batang
mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, keadaan ini
dinamai : Spirostik. Spirostik terjadi karena pertumbuhan batang tidak lurus
tetapi memutar.
Akibatnya ortostiknya ikut memutar dan berubah menjadi spirostik,
contohh. :
- Pacing (Costus speciosus Smith), mempunyai satu spirostik.
- Bupleurum falcatum, mempunyai dua spirostik.
- Pandan (Pandanus tectorius Sol.), memperlihatkan tiga spirostik.
Pada tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat ch. kelapa sawit (Elaeis
guinensis), duduk daun seakan-akan menurut garis-garis spiral ke kiri atau
kekanan. Tampaknya lalu ada dua spiral ke kiri dan kekanan. Garis-garis spiral
ini disebut : Parastik. Juga garis-garis spiral yang tampak pada buah nenas yang
menunjukkan aturan letak mata-mata pada buah nenas tadi adalah parastik-
parastik.