Teks tersebut membahas tentang rukun-rukun ibadah haji dalam agama Islam. Terdapat enam rukun haji yaitu ihram, wukuf di Arafah, thawaf, sa'i, tahalul, dan tertib. Rukun-rukun tersebut harus dilakukan secara berurutan dan lengkap agar ibadah haji dianggap sah.
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
Makalah rukun rukun_haji
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam bertugas mendidik dhahir manusia, mensucikan jiwa manusia,
dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas
dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi
orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah
salah satunya, yang merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah
ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan
tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Ibadah haji sendiri sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental
dan akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam
seluruh dunia menjadi umat yang satu karena memiliki persamaan atau satu
akidah. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah
merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar
dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan
rintangan. Ibadah haji Menumbuhkan semangat berkorban, baik harta, benda, jiwa
besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
Dengan melaksanakan ibadah haji kita bisa mendapatkan manfaatnya yaitu
untuk membangun persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia. Dalam
mengerjakan haji, kita juga harus memenuhi rukun-rukun haji yang merupakan
ketentuan-ketentuan atau perbuatan-perbuatan yang wajib dikerjakan dalam
ibadah haji apabila ditinggalkan, meskipun hanya salah satunya, ibadah haji tidak
sah.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas penulis membuat beberapa rumusan
masalah ,yaitu sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Rukun Haji ?
2. Apa Saja Rukun-Rukun Haji ?
3. Apa Akibat Jika Tidak Melakukan Rukun-Rukun Haji ?
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Rukun Haji
Rukun haji adalah sesuatu yang harus dilakukan saat menunaikan ibadah
haji.1 Rukun haji ada 6 yaitu niat ihram, wukuf, thawaf , sa’i, tahalul, dan tertib.
Rukun haji harus dilaksanakan apabila ada salah satu yang tidak dilaksanakan
maka ibadah hajinya tidak sah. Tertib yang dimaksud dalam rukun haji yang
terakhir, artinya rukun haji harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh
melompati atau tidak berurutan.2
Misalnya, setelah melakukan thawaf seharusnya seorang jamaah haji harus
melakukan sa’i, tidak diperbolehkan jika melakukan tahalul dulu baru sa’i. Jika
hal ini dilakukan maka hajinya tidak sah dan harus mengulang proses haji tahun
depan dan tidak bisa diganti dengan membayar dam.
2. Rukun-rukun Haji
Dalam ibadah haji terdapat 6 rukun haji yang harus dilaksanakan sesuai
urutannya. Urutan rukun haji yaitu ihram, wukuf, tawaf, sa’i, tahalul dan tertib.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a) Ihram
Ihram (Bahasa Arab: halet gnay gnaroeses naadaek halada )mārhI إحرام
beniat untuk melaksanakan ibadah haji dan atau umrah. Asal kata ihram adalah
larangan, seakan-akan seorang yang sedang ihram dilarang dari beberapa hal, atau
dalam ibadah lainnya disebut dengan niat. Jadi, arti ihram secara mudah dipahami
adalah niat masuk ke dalam ibadah haji. 3 Melakukan ihram harus disertai dengan
niat ibadah haji dengan memakai pakaian ihram. Pakaian ihram untuk pria terdiri
dari dua helai kain putih yang tak terjahit dan tidak bersambung semacam sarung.
Dipakai satu helai untuk selendang panjang serta satu helai lainnya untuk kain
panjang yang dililitkan sebagai penutup aurat. Sedangkan pakaian ihram untuk
1 Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki pada tanggal 13 Maret pukul 21.13
2 Diakses dari http://tugasgalau.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tentang-haji.html pada
tanggal 09 Maret 2020 pukul 21.24
3 Abdullah, Fikih Ibadah, (Jawa Tengah: Media Zikir,2010), hlm.440.
3. 3
kaum wanita adalah berpakaian yang menutup aurat seperti halnya pakaian biasa
(pakaian berjahit) dengan muka dan telapak tangan tetap terbuka.
Dasar dari kewajiban niat untuk melakukan haji ini adalah umumnya
hadits Nabi yang mutawatir atau berurutan dari Umar ibn Khattab yang disepakati
, sabda Nabi :
“Dari Umar radhiyallahu‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan
sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena
dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke
mana ia hijrah.” (HR. Bukhari no.1 dan Muslim no.1907)
Ketika sudah ihram diharamkan melakukan perbuatan tertentu seperti
memakai pakaian berjahit, menutup kepala (bagi lelaki) dan muka (bagi
perempuan), bersetubuh, menikah, melontarkan ucapan kotor, membunuh
binatang dan tumbuhan, dan memotong rambut atau kuku.4 Hal ini bertujuan
untuk menyamaratakan semua manusia. Karena pakaian dan perhiasan adalah
pertanda perbedaan tingkat derajat manusia, dan dengan pakaian seseorang dapat
dibedakan dari yang lainnya.
Dan inilah niat ihram :
لَبَّح كَاللا ََّّكحجَّل
Artinya : Ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu untuk berhaji.
Hal ini juga sesuai dengan hadis shahih:
َ َََّّا لَّب ي لَ حمََّْ لَّْمامح كًَّّ َّا َّ مك َّعمر َّة س مَّْر َر َّرْب ََّّكحجَّل لَبَّح َِّ. َر َّرْب ََّّكحجَّل لَبَّح ََِّّعلََّ
Artinya: Dari Anas, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
berihram dengan niat, umrah dan haji. “Labbaika umratan wa hajjan” )Aku penuhi
panggilan-Mu untuk umrah dan haji)”. (HR. Muslim Juz 2, Hal. 915).
Setelah pakain ihram digunakan dan sudah niat haji , jamaah haji harus
membaca Talbiyyah , talbiyah sendiri adalah bacaan seseorang yang telah niat haji
dan umrah. Bunyi bacaan talbiyah adalah sebagai berikut :
4 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010),
hlm.70
4. 4
Artinyaي “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang
memuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku dating memenuhi
panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah
milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”
b) Wukuf di Padang Arafah
Wuquf berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk mashdar ghairu
mim dalam wazan tsulasi mujarrad. Kata wukuf berasal dari kata waqofa yaqifu
waqfan. Dalam bahasa Indonesia kata wuquf diterjemahkan berhenti. Sementara
dalam istilah ibadah haji, kata wukuf bermakna berhenti di areal padang Arafah
untuk berzikir, beristigfar, berdoa, dan memperbanyak pujian atas Allah SWT.5
Wukuf di padang Arafah merupakan rukun haji yang terpenting.6 Orang
yang tidak melaksanakan wukuf, berarti hajinya tidak sah. Arafah sendiri menurut
riwayat adalah tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa di bumi setelah
keduanya disuruh keluar dari surga. Waktu wukuf dimulai dari matahari
tergelincir atau waktu zawal pada hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah sampai waktu
terbit fajar Subuh pada hari nahr tanggal 10 Dzulhijjah. Jika wukuf dilaksanakan
selain pada waktu tersebut, maka wukufnya tidak sah berdasarkan kesepakatan
para ulama.7 Artinya orang yang sedang melaksanakan haji wajib berada di Arafah
pada waktu tersebut.
Ibnu Rusyd berkata, “Para ulama telah sepakat bahwa wukuf di padang
Arafah merupakan bagian dari rukun haji dan barang siapa yang luput atau
meninggalkannya, maka harus ada haji pengganti atau hajinya diulang tahun
berikutnya.” . Dalam rangkaian rukun ibadah haji, melaksanakan wukuf di padang
Arafah merupakan ritual terpenting yang wajib dilakukan oleh setiap jamaah haji
sebagai puncak dari ritual ibadah haji. Sebab tidak sah ibadah haji apabila rukun
haji ini tidak dilakukan. Dalam kondisi apapun harus tetap dilakukan. Sehingga,
jamaah sakit pun harus tetap dibawa ke padang Arafah untuk wukuf meskipun
5 Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki pada tanggal 08 Maret 2020 Pukul 22.14
6 M. Noor Matdawam, Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh, (Yogyakarta: Yayasan Bina
Karier, 1986), hlm.7.
7 Diakses dari gushay.blogdetik.com/2010/12/13/wukuf-di-arafah-kunci-ibadah-haji/ pada
tanggal 08 Maret 2020 pukul 22.52
5. 5
hanya berbaring saja. Pada saat wukuf, jamaah haji melaksanakan shalat, dzikir
dan membaca doa serta memperbanyak membaca Al-Quran. Amalan yang
disunahkan di Arafah adalah hendaklah setiap muslim bersungguh-sungguh
berdzikir dan bertaubat, menyatakan ketundukan dan kepatuhan pada Allah
Swt. Wukuf di Arafah merupakan rukun terpenting dari haji, sesuai dengan hadits
nabi:
* َّجَحْلا َكَْردَا ْدَقَف ِرْجَفْلا ِع ْوُلُط َلْبَق ٍعْمَج َةَلْيَل َءاَج ْنَم ُةَفَرَع ُّجَحْلَا
Artinya:“Haji itu di Arafah barang siapa yang datang pada malamnya
jam’in (tanggal 8) sebelum terbitnya pajar maka ia menjumpai hajinya (hajinya
sah)”. )HR.Tirmidzi)
c) Thawaf
Tawaf ))ﻑامﻃ adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh
kali.8 Tawaf adalah salah satu amal ibadah yang dilakukan oleh Muslim pada saat
melaksanakan haji dan umrah. Thawaf dimulai dan berakhir di Hajar Aswad
(tempat batu hitam) dengan menjadikan Baitullah disebelah kiri. Setiap orang
yang melakukan thawaf harus dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun
besar.9 Jamaah haji yang batal wudhunya hendaknya menghentikan thawafnyua
kemudian berwudhu, lalu melanjutkan kembali thawafnya dari arah yang sejajar
dengan hajar aswad tanpa harus mengulangi dari awal.
d) Syarat Thawaf
Sebagaimana saat melakukan ibadah yang lain, pada saat melakukan
thawaf harus suci dari hadats dan kotoran, disyaratkan pula menutup aurat seperti
saat melaksanakan shalat. Bagi orang yang junub, haid, dan nifas tidak sah
thawafnya. lebih detailnya syarat tersebut yaitu :
8 Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki Pada Tanggal 09 Maret 2020, Pukul 22.31
9 Sulaiman Rasjid, fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensido,2013), hlm.252.
6. 6
1. Suci daripada Hadas.
2. Suci badan/pakaian/tempat tawaf daripada najis.
3. Menutup aurat.
4. Bermula pada sudut Al-Hajarul Aswad dan berniat Tawaf
5. Menjadikan Baitullah di sebelah kiri dan berjalan ke hadapan. (berlawanan
dengan arah jarum jam jika dilihat dari atas)
6. Berjalan bertujuan Tawaf, bukan bertujuan lain.
7. Berjalan menuju ke depan tidak mundur ke belakang atau jalan menyamping.
8. Tujuh kali keliling dengan yakin.
9. Mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran
3. Tata Cara Thawaf
1. Memulai thawafnya dengan menyisir dekat Hajar Aswad, sambil mencium,
menyapu atau memberi isyarat bagaimana dapatnya, lalu diucapkan:
مك مَهللمح لسَّجللاَِّ
Artinya: "Dengan nama Allah, Allah yang maha besar” (HR. Ath Thabarani)
2. Disunnatkan berjalan cepat pada tiga putaran pertama; langkah hendklah
diperpendek dan dipercepat, dan sedapat mungkin mendekatkan diri ke ka'bah.
Kemudian pada empat kali putaran selanjutnya hendaklah ia berjalan seperti biasa.
Bagi yang tidak dapat berjalan cepat atau mendekati ka'bah, bolehlah thawaf
sebagaimana dapatnya.
3. Memperbanyak do'a dan dzikir.
a. Saat menghadap Hajar Aswad membaca:
Bismilllaahi Wallaahu akbar, allaahumma iimaanan bika watashdiiqan
bikitaabika, wawafaa'an bi'ahdika wattiibaa'an li sunnatin nabiyyi shallallaahu
'alaihi wa sallam.
Artinya: "Dengan nama Allah, Allah yang maha besar, Ya Allah, demi
keimanan kepda-Mu, dan membenarkan kitab suci-Mu, memenuhi janji dengan-
Mu serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad SAW."
7. 7
b. Jika telah mulai thawaf, diucapkan:
م لْبمح ك
اهللا م ر كمَ َّهللا َِّ َّعمَّح هللا َِّ رَّجللاَّا اْب َِّ َ اْب ب
مهللاا ََّملا َ َِّ م ب م
ْ ََّْقال َِّ مك لَّقجر
Artinya: "Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan
melainkan Allah, Allah Mahabesar dan tiada daya maupun tegaga kecuali dengan
Allah." (H.R. Ibnu Majah)
Atau membaca doa-doa lain untuk kebaikan dan kebarokahan dunia akhirat.
4. Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan
membaca
َّلبكحَّة ملةكبال َّايَّلَّب َّلبمَ َِّ َنَّبَّهللَّح مر َّر مآََّا ةم َِّ َنَّبَّهللَّح لَّحَعَال ةم َّلبمرَِّ
Artinya”ي Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka". (QS. Al Baqarah:
201)
5. Jika telah selesai 7 putaran, shalatlah dua rakat'at dekat maqam Ibrahim, sambil
membaca:
وَلََِّّ ََّحم اَّرحمإ ملمَّإَِّ لمِ ِال مُكرا َِّ
Artinya”ي Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat" (QS.
Al Baqarah: 125)
Dengan demikian berakhirlah thawaf.
d) Sa’i
Sa’i adalah berlari-lari kecil diantara bukit Safa dan Marwah sebanyak 7
kali. ang berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah
dihitung satu kali dan juga dari bukit Marwah ke bukit Safa dihitung satu
kali. Kedua bukit yang satu sama lainnya berjarak sekitar 405 meter. Ketika
melintasi Bathnul Waadi yaitu kawasan yang terletak di antara bukit Shafa dan
bukit Marwah (saat ini ditandai dengan lampu neon berwarna hijau) para jama'ah
pria disunatkan untuk berlari-lari kecil sedangkan untuk jama'ah wanita berjalan
cepat. Dalil yang menyebutkan dan menjelaskan tentang sa’i ي
“Sesungguhnya Shofa dan Marwah merupakan sebagian dari syi’ar (agama)
Alloh. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitulloh atau berumroh, tidak
ada dosa baginya mengerjakan Sa’I antara keduanya. Dan barang siapa dengan
8. 8
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Alloh Maha Mensyukuri, Maha
Mengetahui”. (QS. Al Baqarah : 158)
e) Syarat-syarat Sa’i
1. Hendaklah dimulai dari bukit Safa dan disudahi di bukit Marwah
2. Hendaklah sa’I itu 7 kali karena Rasulullah Saw,telah sa’I 7 kali dari Safa ke
Marwah dihitung satu kali dan kembalinya dari Marwah ke Safa dihitung 2 kali
dan seterusnya
3. Waktu sa’I hendaklah sesudah tawaf
Dalam ibadah Sa’i antara Shafa dan Marwah mengandung pengertian
memohon pertolongan kepada Allah dalam menghadapi kesulitan, dan memohon
ampunan dari seluruh perbuatan dosa. Karena, pada tempat itu Allah telah
menghilangkan kesusahan yang menimpa Hajar dan anaknya yang bernama
Ismail.
e) Tahallul
Menurut bahasa Tahallul berarti ‘menjadi boleh’ atau ‘diperbolehkan’.
Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari
larangan atau pantangan Ihram.10 Tahallul bukan sekedar mencukur rambut
seperti yang banyak dipahami banyak orang. Prakteknya adalah dengan mencukur
sebagian atau seluruh rambut di kepala atau menggunting sekurang-kurangnya
tiga helai rambut, khususnya bagi wanita. Hampir semua Mashab berpendapat
bahwa tahallul merupakan wajib haji, hanya Syafi’iyah menganggapnya sebagai
rukun haji.11 Dalil yang menjelaskan tentang tahallul adalah :
Artinya ي “Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada RasulNya
bahwa mimpi RasulNya itu akan menjadi kenyataan. Yaitu engkau beserta
penduduk Mekah lainnya akan memasuki kota Mekah Insya Allah dengan aman,
bebas dari rasa takut terhadap kaum musyrik dengan mencukur rata kepalamu,
sedang yang lain mengguntingnya saja. Tuhan mengetahui apa yang tidak kamu
10 A.Munir, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: Rineka Cipta,2001), hlm.205.
11 M. Taufiq Ali Yahya, Manasik Lengkap Haji & Umroh Serta Do’a-do’anya, (Jakarta:
Lentera, 2008), hlm. 447.
9. 9
ketahui itu. Dibalik ‘Yang tidak kamu ketahui itu’ Tuhan memberi kemenangan
lebih dahulu kepadamu pada waktu dekat”.) QS. AL FATH :27)
Tahallul atau bercukur adalah salah satu ritual haji yang sangat penting
dan tidak boleh ditinggalkan, terutama dalam Madzhab Syafi’i. Meski bercukur
atau memotong sebagian rambut ini terkesan remeh, namun jika ditinggalkan akan
membuat ibadah haji tidak sah. Jika demikian, itu artinya diwajibkan untuk
mengulang kembali ibadah tersebut pada waktu yang lain atau tahun
berikutnya. Melakukan tahallul yaitu mencukur rambut adalah simbol dari
meletakkan mahkota seseorang. Artinya, orang tersebut menanggalkan
kesombongan yang menjadi seseorang tinggi hati dari orang lain.
f) Syarat-syarat Tahallul
1. Sekurang-kurangnya memotong / mencukur tiga helai rambut.
2. Saat pencukuran dilakukan, seluruh rukun ‘haji berupa
Ihram,wukuf, Thawaf dan Sa’I telah dilaksanakan dengan tertib.
3. Bagi yang tidak memiliki rambut maka cukup menjalankan pisau cukur
di kepalanya.
4. Tidak memadai jika yang dicukur kumis atau jenggot.
5. Ihtiyathan (menjaga kehati-hatian), sebaiknya yang mencukur rambut Si
Muhrim adalah Si Halal.
g) Tertib
Tertib ialah mengerjakan semua rukun-rukun haji sesuai urutannya dan
tidak boleh ada yang terlewat. Tidak hanya haji, banyak ibadah dalam syariah
Islam yang memasukan tertib sebagai rukun dan biasanya menjadi rukun
terakhir. Sedangkan rukun sendiri bermakna apa-apa yang harus dijalankan.
Sehingga dengan adanya rukun tertib, kita tidak boleh meloncati rukun-rukun
yang telah ditetapkan dan membuat umat Islam sedunia seragam dalam
menjalankan ibadah. Artinya disini adalah kegiatan-kegiatan rukun haji diatas
dilakukan sesuai dengan urutannya. Seperti contoh misalnya tidak boleh wukuf di
Arofah dilakukan sebelum ihram sebab ibadahnya menjadi tidak sah.
10. 10
3. Akibat Jika Tidak Melakukan Rukun-rukun Haji
Akibat jika meninggalkan baik disengaja atau tidak disengaja atau tidak
dikerjakan salah satu rukun haji maka hajinya tidak sah dan hajinya harus di
ulangi di tahun depan atau jika sudah mempunyai harta yang cukup untuk
melakukan ibadah haji kembali. Perbedaan antara rukun dan wajib haji adalah
rukun jika ditinggalkan meneyebabkan hajinya tidak sah dan harus diulang pada
tahun berikutnya. Sedangkan wajib haji, apabila ditinggalkan, tidak menyebabkan
hajinya batal, hajinya tetap sah tetapi harus membayar dam (kafarah).
11. 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
A. Rukun haji adalah sesuatu yang harus dilakukan saat menunaikan
ibadah haji.
B. Dalam ibadah haji terdapat 6 rukun haji yang harus dilaksanakan
sesuai urutannya. Urutan rukun haji yaitu :
1) Ihram
2) Wukuf
3) Thawaf
4) Sa’i,
5) Tahalul dan
6) Tertib
C. Akibat jika meninggalkan baik disengaja atau tidak disengaja atau
tidak dikerjakan salah satu rukun haji maka hajinya tidak sah dan
hajinya harus di ulangi.
B. Kritik dan Saran
Semoga makalah yang kelompok kami buat dapat memberikan
manfaat pengetahuan tantang rukun haji kepada pembaca. Semoga
makalah ini dapat membantu para pembaca untuk pembuatan makalah
tentang kalimat. Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam
makalah ini ,maka kami meminta saran dan kritik dari para pembaca untuk
penyempurnaan makalah kami.