SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  76
Télécharger pour lire hors ligne
KALEIDOSKOP
       TAHUN 2012
       DIREKTORAT JENDERAL
       PENGENDALIAN PENYAKIT
       DAN
       PENYEHATAN LINGKUNGAN


                       KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DANPENYEHATA LINGKUNGAN
                                                   ATAN
                                 2013
                                                                    i
Kata Pengantar
Puji Syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan PetunjukNya sehingga kami dapat
menyusun Buku Kaleidoskop Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun
2012.

Buku ini berisikan informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2012 di lingkungan Ditjen PP
dan PL disertai dengan capaian indikator program yang terkait bidang PP dan PL dan buku ini disusun atas
kerjasama antar seluruh Satuan Kerja Eselon II di lingkungan Ditjen PP dan PL.

Kami berharap buku ini dapat menjadi bahan informasi bagi Lintas Program di Lingkungan Kementerian
Kesehatan dan Lintas Sektor terkait dalam Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Kami sampaikan juga ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini
dan kami sangat berharap adanya masukan untuk penyempurnaan penyusunan buku ini dimasa mendatang.


                                                   Plh.     Sekretaris Ditjen PP dan PL

                                                              ttd

                                                            dr. H. M. Subuh, MPPM



                                                                                                           i
Sambutan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Indonesia berhadapan dengan berbagai masalah penyakit (triple burden) dimana penyakit menular
belum teratasi dan penyakit tidak menular cenderung naik serta adanya ancaman dari munculnya
penyakit infeksi new emerging dan re-emerging.

Situasi tersebut dipengaruhi oleh kondisi perkembangan penyakit yang amat pesat dan dinamis
termasuk ketersediaan obat-obatan , vaksin dan masalah resistensi.

Pengendalian penyakit menular dan tidak menular termasuk penyehatan lingkungan merupakan
salah satu Fokus Prioritas Pembangunan Kesehatan 2010-2014 oleh karena itu peran Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam mendukung tercapainya Prioritas
Pembangunan Kesehatan menjadi sangat penting.

Untuk itu dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh Satuan Kerja di Lingkungan Ditjen
PP dan PL diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan terukur serta dampak memberikan
dampak bagi pembangunan kesehatan di Indonesia.

Dalam rangka memberikan informasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun
2012 Ditjen PP dan PL menyusun Buku Kaleidoskop Kegiatan yang bertujuan sebagai bahan
informasi bagi Lintas Program di Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Lintas Sektor terkait bidang
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
                                                                                                 ii
Melalui penyusunan buku Kaleidoskop Kegiatan Ditjen PP dan PL tahun 2012 ini diharapkan
pelaksanaan kegiatan pada tahun 2013 dapat terlaksana lebih baik dari pelaksanaan kegiatan tahun
2012.



                                   Jakarta, 2 Januari 2013
                                   Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

                                                       ttd

                                   Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama




                                                                                              iii
Daftar Isi :


KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i

SAMBUTAN DIRJEN PP DAN PL ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI           .................................................................................................................................. iv

BAB I : Hasil Capaian Indikator Program....................................................................................... 1

BAB II : Cuplikan Kegiatan .............................................................................................................. 4

 A.   Periode Januari - Maret 2012.................................................................................................... 4
 B.   Periode April - Juni 2012 ........................................................................................................... 20
 C.   Periode Juli- September 2012 ...................................................................................................34
 D.   Periode Oktober - Desember 2012 ..........................................................................................50

BAB III: Dukungan Pembiayaan Anggaran Ditjen PP dan PL Tahun 2012 ...................................... 68




                                                                                                                                                         iv
BAB I

          CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM LINGKUP DITJEN PP DAN PL TAHUN 2012

                                                 CAPAIAN                             Keterangan
                                                    Data Pembanding                Data 2012 tw III
 No              Indikator              2012
                                                          2011                      dibandingkan
                                   s/d Triwulan III   s/d Triwulan III             Data 2011 tw III
I.    PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
A.      Pengendalian TB
1       Persentase kasus baru TB        61.5               62.4          Menurun, karena kelengkapan
        Paru (BTA positif) yang                                          laporan di twIII tahun 2012 lebih
        ditemukan (CDR)                                                  rendah dibandingkan tw 3 tahun
                                                                         2011.
                                                                         Persentase kabupaten yang
                                                                         mengirimkan laporan lengkap di tw
                                                                         III tahun 2011 seebsar 99%
                                                                         sedangkan di tw III tahun 2012
                                                                         sebesar 95%




                                                                                                      1
CAPAIAN                              Keterangan
                                                      Data Pembanding                 Data 2012 tw III
 No            Indikator                2012
                                                            2011                       dibandingkan
                                   s/d Triwulan III    s/d Triwulan III               Data 2011 tw III
2     Persentase kasus baru TB          87.9                90.2          Menurun, karena kelengkapan
      Paru (BTA positif) yang                                             laporan di tw III tahun 2012 lebih
      disembuhkan (SR)                                                    rendah di bandingkan tw III tahun
                                                                          2011. Persentase kabupaten yang
                                                                          mengirimkan laporan lengkap di tw III
                                                                          tahun 2011 sebesar 95% sedangkan
                                                                          di tw III tahun 2012 sebesar 91%


B.    Pengendalian HIV/AIDS

1.    Persentase ODHA yang
                                        79.8                76.8          Meningkat
      mendapatkan ART
2     Jumlah orang yang berumur       216.561
      15 tahun atau lebih yang                              69.389
                                       jumlah
      menerima konseling dan                           jumlah kumulatif   Meningkat
                                     kumulatif =
      testing HIV                                         = 369.966
                                      795.846
3     % Kab/Kota yg melaksanakan
      pencegahan penularan HIV          77.8                63.09         Meningkat
      sesuai pedoman
                                                                                                         2
CAPAIAN                             Keterangan
                                                   Data Pembanding                Data 2012 tw III
 No            Indikator               2012
                                                         2011                      dibandingkan
                                  s/d Triwulan III   s/d Triwulan III             Data 2011 tw III
II. PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG
C.     Pengendalian DBD
1      Angka kesakitan penderita     26.37                20.38         Meningkat karena :
       DBD per 100.000 penduduk                                         1. Masing kurangnyapengetahuan
                                                                           dan peran serta masyarakat
                                                                        2. Upaya penatalaksanaan penemuan
                                                                           kasus secara dini, tata laksana
                                                                           penderita DBD sampai upaya
                                                                           pemutusan rantai penularan yang
                                                                           belum optimal
                                                                        3. Cuaca/iklim yg mendukung
                                                                           peningkatan kepadatan vector
                                                                           penular DBD (nyamuk Aedes
                                                                           aegypti)
                                                                        4. Terjadinya peningkatan kasus di
                                                                           beberapa provinsi
D.    Pengendalian Malaria
1     Angka penemuan kasus
      malaria per 1000 penduduk         1.2               1.33          Menurun


                                                                                                     3
CAPAIAN                               Keterangan
                                                   Data Pembanding                  Data 2012 tw III
 No                Indikator           2012
                                                         2011                        dibandingkan
                                  s/d Triwulan III   s/d Triwulan III               Data 2011 tw III
E.    Pengendalian Zoonosis
1.    Persentase kasus zoonosa
      yang ditemukan ditangani         86.96              83.8          Meningkat
      sesuai standar

III. SURVEILANS, IMUNISASI, KARANTINA DAN KESEHATAN MATRA
F.    Imunisasi
1.    Persentase bayi usia 0-11
      bulan yang mendapat              68.5               57.9          Meningkat
      imunisasi dasar lengkap
2.    Persentase anak usia 0-11
      bulan yang mendapatkan           68.5               58.7          Meningkat
      imunisasi campak
G.    Surveilans
1.    Persentase penanggulangan
      KLB < 24 jam                      75                 70           Meningkat

F.    Karantina kesehatan


                                                                                                       4
CAPAIAN                               Keterangan
                                                      Data Pembanding                  Data 2012 tw III
 No             Indikator                 2012
                                                            2011                        dibandingkan
                                     s/d Triwulan III   s/d Triwulan III               Data 2011 tw III
1     Persentase faktor risiko
      potensial PHEIC yang                99.9               91.5          Meningkat
      terdeteksi di pintu negara
G.    Kesehatan matra
1     Persentase terlaksananya
      penanggulangan faktor risiko
      dan pelayanan kesehatan             62.2                59           Meningkat
      pada wilayah kondisi matra
IV. PENYEHATAN LINGKUNGAN
1     Jumlah desa yang
                                    7.325                    4.893         Meningkat
      melaksanakan STBM
V. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
1     Persentase Propinsi yang
      melakukan pembinaan
      pencegahan dan                90.9                     75.8          Meningkat
      penanggulangan penyakit
      tidak menular (SE, deteksi)


                                                                                                          5
CAPAIAN                               Keterangan
                                                         Data Pembanding                  Data 2012 tw III
 No               Indikator                  2012
                                                               2011                        dibandingkan
                                        s/d Triwulan III   s/d Triwulan III               Data 2011 tw III
2      Persentase propinsi yang
       memiliki Perda tentang                72.7               54.5          Meningkat
       Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
 VI. SEKRETARIAT
1      Jumlah UPT Vertikal yang
       ditingkatkan sarana dan                53                 45           Meningkat
       prasarananya
2       Jumlah rancangan regulasi                                             Menurun karena beberapa
       dan standar yang disusun               10                 15           rancanganyang telah diproses masih
                                                                              perlu penyempurnaan substansi
Catatan :
1. Data-data program lain belum dapat ditampilkan karena membutuhkan data tahunan, atau karena perlu survei
    khusus untuk mendapatkannya
2. Keterangan yang tertulis dalam huruf italicmerupakan data lebih rendah di tahun 2012 triwulan III dibandingkan
    data tahun 2011 triwulan III dengan penjelasan sebagaimana tersebut diatas.




                                                                                                             6
BAB II
                                 CUPLIKAN KEGIATAN
A. PERIODE JANUARI-MARET 2012

  18 Januari 2012 dilaksanakan Pertemuan Penyusunan Laporan Keuangan Unit Akuntansi
  Pembantu Pengguna Anggaran/Barang - Eselon 1 (UAPPA/B-E1) Ditjen PP dan PL di Bandung.

  Pertemuan bertujuan untuk menyusun laporan keuangan tingkat Eselon 1 dan dihadiri oleh
  pengelola Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Pengelola Sistem Informasi Manajemen dan
  Akuntasi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) dari satuan kerja di lingkungan Ditjen PP dan PL.

  Narasumber pertemuan terdiri dari Inspektur III Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan,
  Kepala Biro Keuangan dan BMN, Kepala Bagian Penyusunan Laporan Keuangan Biro Keuangan
  dan BMN, Tim Review Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, Tim Help
  Desk Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian Keuangan, dan Tim Help Desk
  Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

  Dalam arahannya, Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan hal - hal
  pokok yang harus dimiliki petugas keuangan di Kementerian, yaitu (a) penguasaan terhadap
  berbagai aturan yang ada di jajaran pemerintahan, (b) profesionalisme ilmu keuangan dan ilmu

                                                                                            7
akuntansi, baik dasar, lanjutan, maupun penerapannya dalam pekerjaan sehari-hari, (c) selalu
bekerja dengan amat cermat, tekun dan berhati-hati, terutama ketika berhadapan dengan angka
yang banyak dan rumit, (d) kejujuran harus selalu diutamakan dan di junjung tinggi dalam
pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.

Selain itu, Prof. Tjandra menyampaikan bahwa dalam suatu Kementerian, perlu dijamin adanya
laporan keuangan satuan kerja secara berjenjang dengan akurat, relevan, berkala, teratur dan
akuntabel, serta agar selalu melakukan kelaikan manajemen keuangan yang merupakan bagian
penting dalam jalannya organisasi, apalagi dalam upaya mencapai predikat laporan keuangan
WTP di tahun 2012.

20 Januari 2012, sebagai salah satu anggota dewan juri Indonesia Millennium Development
Goals Awards 2011 (IMA 2011), Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama
menilai dan melihat langsung kinerja salah satu kelurahan di Bekasi sebagai nominasi IMA 2011.

Peninjauan lapangan ini dilakukan terhadap upaya penyehatan sanitasi dan perbaikan perilaku
masyarakat melalui diskusi dengan pelaksana kegiatan, pemerintah daerah, masyarakat
penerima manfaat kegiatan, serta peninjauan langsung sarana sanitasi yang dibangun.

Malam penganugerahan IMA 2011 diselenggarakan pada Rabu, 1 Februari 2012 bertempat di
Balai Kartini, Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia dengan bertemakan “Beraksi
Untuk Negeri".
                                                                                            8
Selain Dirjen PP dan PL anggota dewan juri "IMA 2011" lainnya terdiri dari Menteri Dalam Negeri
Gamawan Fauzi, Wakil Menteri Pertanian, Biro Pusat Statistik Dr. Rusman Heriawan, Ketua
Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah (YIPD) Dr. Erna Witoelar, Redaktur Senior Kompas Dr. Ninok
Leksono, ndonesia Country Director World Food Programme (WFP) Coco Ushiyama, Direktur
Pemberitaan Metro TV Suryopratomo, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN)
Dr. Nafsiah Mboi SpA, MPH, Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Dr. Sonny Harry B Harmadi, dan Prof. Dr. Fasli Jalal.

26 Januari 2012Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama bersama Walikota
Bontang Ir. H. Adi Darma, M.Si pada Kamis, menghadiri Pertemuan Evaluasi Pengembangan
Pelabuhan Sehat di Wilayah Bontang untuk mengetahui perkembangan Pelabuhan Sehat
wilayah Bontang dan Sangatta, Kalimantan Timur tahun 2012. Pertemuan diikuti 7 Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I, 13 KKP Kelas II, 8 KKP Kelas III, Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru, Dinkes Provinsi Kaltim,
Administrator Pelabuhan, Dinkes kota Bontang, Dinkes Kabupaten Kutai Timur, Forum Kota
Sehat Bontang, serta pemangku kepentingan lainnya di Pelabuhan Bontang dan Sangatta.




                                                                                               9
Dirjen PP dan PL menyampaikan beberapa hal penting tentang Pelabuhan Sehat, antara lain: (a)
pelabuhan mempunyai dimensi luas, bukan hanya tempat kapal berlabuh, tetapi juga ada aspek
sosial, ekonomi dan bersifat strategis, (b) mewujudkan Pelabuhan Sehat memerlukan komitmen
semua pemangku kepentingan di wilayah pelabuhan dan merupakan kerja sinergi bersama, (c)
Pelabuhan Sehat meliputi 5 aspek, yaitu kesehatan pelabuhan, kesehatan lingkungan, kesehatan
              hat
masyarakat di wilayah kerja sekitar pelabuhan, bagian dari pelaksanaan International Health
Regulation (IHR 2005), dan bagian dari Gerakan Nasional Bersih Negeriku (GNBN).

                                                                                  Dalam Kunjungan ke Bontang,
                                                                                  Prof. Tjandra menyempatkan
                                                                                  berkunjung ke Puskesmas di Kota
                                                                                  Bontang, Bank sampah, dan pasar
                                                                                  sehat (25/1). Hal positif yang
                                                                                  diperoleh    dari     kunjungan
                                                                                  tambahan      tersebut,     yaitu
                                                                                  masyarakat          memperoleh
                                                                                  pengobatan secara cuma
                                                                                                       cuma-cuma
                                                                                  mulai dari puskesmas sampai
Dirjen PP dan PL bersama Walikota Bontang, dalam acara evaluasi pelabuhan sehat   dengan rumah sakit provinsi yang


                                                                                                                10
sumber pembiayaannya berasal dari pemerintah daerah. Selain itu, penyelenggaraan Pasar
Sehat Rawa Indah yang merupakan 1 dari 10 Pasar Sehat pilot project Kementerian Kesehatan RI
di Indonesia dinilai cukup baik. Hal ini terlihat dari kebersihan pasar, keberadaan poliklinik dan
toilet yang memenuhi syarat kesehatan, serta berjalannya sistem "Radio Land", yaitu terdapat
siaran radio lokal pasar yang memberi pesan-pesan dan hiburan bagi komunitas pasar.
Direncanakan juga dibuat sistem streaming agar dapat juga dimanfaatkan pasar yang lainnya.
Sementara itu, penerapan bank sampah yang dikelola oleh masyarakat dapat mengurangi
volume sampah rumah tangga dan menghasilkan kerajinan masyarakat, seperti tas, topi, dan
dompet yang memberi manfaat ekonomis kepada masyarakat setempat.

31 Januari 2012 dikantor Organisasi Konferensi Islam (OKI) Jedah, Direktur Jenderal PP dan PL,
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama mendampingi Menteri Kesehatan RI pada "5th Meeting of the
Organization of Islamic Cooperation (OIC) Steering Committee on Health" yang dibuka oleh
Menteri Kesehatan Kazakhstan sebagai Chairperson of the Steering Committee on Health.

Beberapa topik penting yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain: 1) kemandirian negara
Islam dalam pengadaan obat dan vaksin, termasuk peran PT. Biofarma sebagai penyedia vaksin
penting bagi dunia, 2) proses mendapatkan Pra Kualifikasi WHO untuk obat dan vaksin yang
diproduksi negara Islam, 3) perkembangan hasil resolusi "4th Meeting of the OIC Steering
Committee on Health" di Astana tahun 2011 yang sudah dilakukan, 4) rencana penempatan ahli
kesehatan Indonesia dalam Health Implementing Unit (HIU) di Markas Besar OKI di Jeddah, 5)
                                                                                        11
penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan "6th Meeting of the OIC Steering
Committee on Health" yang serta merta Menteri Kesehatan RI menjadi Chairperson of the
Steering Committee on Health 2013-2015 dan tuan rumah penyelenggaraan “4th Islamic
Minister of Health 2013” serta kemungkinan Menteri Kesehatan RI menjadi semacam
koordinator kegiatan khusus OKI di bidang kesehatan.

Menteri Kesehatan RI mendapat kesempatan pertama menyampaikan Statement by Head of
Delegation, antara lain 1) apresiasi kepada OIC, 2) perlunya implementasi berbagai kesepakatan
yang ada, dan 3) Indonesia siap menjadi tuan rumah “4th Islamic Minister of Health 2013”.

Pada hari kedua pertemuan (1/2), Prof. Tjandra memimpin Delegasi RI (DELRI) dan
membicarakan beberapa hal penting yaitu 1) langkah-langkah persiapan pelaksanaan "6th
Meeting of the OIC Steering Committee on Health" di Indonesia pada Januari 2013, yang salah
satu materi utamanya adalah mempersiapkan agenda "4th Islamic Minister of Health Conference
2013" di Indonesia; dan 2) persiapan "4th Islamic Minister of Health Conference, 2013" di
Indonesia dengan topik yang akan dibahas antara lain Pandemic Preparedness Plan, Gizi, serta
Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular.

Disepakati akan ada pembicaraan secara intensif antara Kementerian Kesehatan RI dengan
Sekretariat OKI untuk mempersiapkan acara penting di atas serta membahas tentang
kemungkinan mengadakan pertemuan teknis/tenaga ahli, sehingga pada "4th Islamic Minister of
                                                                                           12
Health Conference 2013" di Indonesia sudah terdapat rancangan bahasan yang akan dilaporkan
untuk disetujui para Menteri Kesehatan OKI yang akan hadir.

2 Februari 2012, Tim Ditjen PP dan PL yang terdiri dari Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina,
dan Kesehatan Matra (Simkar dan Kesma), Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung
                                                                            (PPML),       dan       Direktur
                                                                            Penyehatan Lingkungan (PL),
                                                                            menerima kunjungan kerja
                                                                            Tim       Dinas       Kesehatan
                                                                            Kabupaten Indragiri Hulu,
                                                                            Riau. Tim Dinkes tersebut
                                                                            dipimpin oleh Kepala Dinas
                                                                            Kesehatan, Zainal Arifin, SKM,
                                                                            M.Kes dan berjumlah 23
                                                                            orang, terdiri dari      Kepala
Direktur Simkar dan Kesma, dr. Andi Muhadir, MPH (tengah) memberi
                                                                            Bidang dan Kepala Seksi Dinas
sambutan saat menerima kunjungan Tim Dinkes Kab. Indragiri Hulu didampingi Kesehatan,       serta    Kepala
Kadinkes Kab. Indragiri Hulu, Zainal Arifin, SKM, M.Kes (kiri) dan Kasubbag
                                                                            Puskesmas di Kabupaten
Humas, Sri Handini, SH, M.Kes (kanan)
                                                                            Indragiri Hulu.


                                                                                                         13
Kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui program dan kegiatan Ditjen PP dan PL, khususnya
upaya preventif dan promotif yang terkait dengan MDGs.

Direktur Simkar dan Kesma dr. Andi Muhadir, MPH, mewakili Sesditjen PP dan PL menyambut
baik kunjungan tim Dinkes dan mengharapkan dapat meningkatkan kerja sama antara Dinas
Kesehatan Kabupaten dengan Kementerian Kesehatan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan memaparkan program dan capaiannya di
Kabupaten Indragiri Hulu, terutama terkait dengan lingkup PP dan PL. Sejalan dengan program
kesehatan di kabupaten telah mencapai target, alokasi anggaran untuk kesehatan juga
meningkat secara signifikan. Selanjutnya para Direktur memaparkan program, target, dan
capaian indikator kinerja kegiatan di lingkungan Ditjen PP dan PL.

Diharapkan dengan kunjungan kerja Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu
dapatmeningkatkan hubungan kerja yang lebih baik, serta memperoleh masukan yang
bermanfaat untuk diterapkan di daerahnya.

13 Februari 2012, dilaksanakan Pertemuan Jejaring Kesehatan Matra Nasional sebagai upaya
meningkatkan koordinasi kesehatan matra tingkat nasional. Pertemuan dihadiri 90 peserta yang
merupakan para penentu kebijakan dari lintas program, lintas sektor, badan usaha, organisasi
profesi, serta organisasi kemasyarakatan terkait, yaitu Kementerian Dalam Negeri, Kementerian

                                                                                          14
Sosial, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pariwisata, TNI, POLRI, Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit, PT Garuda Indonesia, Lion Air, Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia,
Perhimpunan Kesehatan Wisata Indonesia, Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia,
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia, Persatuan Kedokteran
Kelautan, Kwartir Nasional Pramuka, Persatuan Olah Raga Selam Indonesia, serta Kerabat
Pecinta Alam.

Isu yang berkembang dalam pertemuan ini antara lain:
1. Jejaring ini hendaknya dapat dijadikan jenjang koordinasi untuk menyelesaikan
     permasalahan terkait kesehatan matra
2. Permasalahan kesehatan matra pada buruh migran, meliputi belum tersedianya data dasar
     kesehatan termasuk kesehatan jiwa, masih adanya pemeriksaan yang dilakukan di sarana
     kesehatan di luar ketentuan.
3. Permasalahan kesehatan penerbangan meliputi belum optimalnya pemeriksaan kesehatan
     terhadap awak pesawat, khususnya terkait isu penggunaan narkotika di kalangan pilot dan
     identifikasi human factor serta hazard yang ada.
4. Permasalahan kesehatan matra di lapangan antara lain pengendalian faktor risiko pada
     gangguan keamanan dan kesehatan bagi anggota TNI yang berada di wilayah perbatasan.
Dalam pertemuan ini, Dirjen PP dan PL menyampaikan arahan 1) upaya kesehatan matra agar
disosialisasikan secara lebih luas kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat, antara
lain melalui press briefing, buku panduan, leaflet, dan buku saku; 2) jejaring ini agar dibuat
                                                                                            15
menjadi bentuk formal, dari pusat sampai daerah; 3) perlu upaya antisipatif dalam bentuk SOP.

27 Februari 2012Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr.
                                                    Tjandra Yoga Aditama yang mewakili
                                                    Menteri Kesehatan bersama 11 organisasi
                                                    profesi (IDI, PERDOSKI, PERDOSRI, IPNI, IBI,
                                                    PREI, ARVI, ARSADA, IAKMI, AIPKI), 2
                                                    Fakultas Kedokteran (FKUI, dan FK
                                                    Atmajaya) & WHO Indonesia tanda tangani
                                                    Piagam Seruan Nasional (Global Appeal)
                                                    Mengatasi Kusta dalam rangka Hari Kusta
                                                    Sedunia ke-59, di Jakarta.

                                                     Penandatanganan Piagam Seruan Nasional
                                                     Mengatasi Kusta merupakan upaya untuk
   menghapuskan stigma dan diskriminasi terhadap Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK)
   di masyarakat, termasuk dalam layanan publik. Pada tahun ini Peringatan Hari Kusta Sedunia
   mengangkat tema “Berdayakan orang yang pernah mengalami kusta agar mandiri”, dan sub
   tema “Mari dukung orang yang pernah mengalami kusta agar menjadi sehat dan sejahtera”, dan
   “Hapus diskriminasi terhadap orang yang pernah mengalami kusta dalam layanan publik”.

                                                                                               16
Terdapatnya survey situasi stigma dan diskriminasi terhadap OYPMK di 5 kabupaten dan hasil
penelitian mengenai pemenuhan dan perlindungan hak OYMPK dan keluarga mereka yang
dilakukan Komisi Nasional HAM merupakan bukti adanya stigma dan diskriminasi terhadap
OYPMK. “Saya melarang perlakuan diskriminatif kepada orang yang pernah mengalami kusta di
tanah air dengan alasan apapun juga”, tegas Menkes.

Saat ini Indonesia masih menjadi penyumbang kasus baru kusta nomor 3 di dunia setelah India
dan Brasil. Pada tahun 2010, Indonesia melaporkan 17.012 kasus baru dan 1.822 atau 10,71% di
antaranya, ditemukan sudah dalam keadaan cacat tingkat 2 (cacat yang tampak). Selanjutnya,
1.904 kasus (11,2%) adalah anak-anak. Keadaan ini menunjukkan, penularan penyakit kusta
masih ada di masyarakat dan keterlambatan penemuan kasus masih terjadi.

26 Maret 2012, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan
PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama membuka Pertemuan Sosialisasi Reformasi Birokrasi Bidang
SDM Aparatur.

Reformasi Birokrasi (RB) merupakan proses menata ulang, mengubah, memperbaiki dan
menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional, bersih, efisien, efektif dan
produktif). Tujuan Reformasi Birokrasi adalah perubahan pola pikir (mind set), budaya kerja
(culture set) dan perilaku (behaviour).


                                                                                         17
Kementerian Kesehatan telah mengidentifikasi berapa kondisi birokrasi yang perlu diubah untuk
dapat mencapai tujuan Berbagai kondisi yang harus diubah tersebut dapat dikategorikan ke
dalam beberapa Area Perubahan yaitu: Pelayanan Publik, Tata Laksana, Peraturan Perundang-
undangan, Pengawasan, Organisasi, SDM Aparatur, Akuntabilitas Kenerja dan Pola Pikir dan
Budaya Kerja. Kegiatan ini harus dipahami dan diterima oleh semua pegawai sehingga Ditjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) perlu melakukan Sosialisasi
Reformasi Birokrasi SDM Aparatur di Lingkungan Pusat dan UPT agar terdapat kesamaan
pandangan terhadap Program Reformasi Birokrasi di Lingkungan Ditjen PP dan PL.

Dalam acara yang dihadiri pimpinan unit kerja di lingkungan Ditjen PP dan PL itu, dirjen
menyampaikan 5 hal penting : 1) Reformasi birokrasi merupakan komitmen nasional. Setiap
aparat negara dan pemerintahan harus menjalankan Reformasi Birokrasi, 2) Tujuan reformasi
birokrasi adalah perubahan aparat pemerintah untuk mencapai hal yang lebih baik, 3) Salah satu
aspek utama reformasi birokrasi bidang SDM aparatur adalah penentuan peta jabatan, analisa
beban kerja, dan analisa jabatan, 4) Perubahan yang tidak mudah oleh karena itu, perlu dikuasai
pengetahuan tentang manajemen perubahan, dan 5) Setiap pemimpin harus mensosialisasikan
konsep reformasi birokrasi ke seluruh jajarannya dan menjadi pemimpin untuk berubah ke arah
yang lebih baik

31 Maret 2012 , peringatan TB Day 2012 mengusung tema global CALL FOR A WORLD FREE OF
TB yang bertujuan untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mengendalikan TB
                                                                                      18
sehingga dunia terbebas dari penyakit ini. Slogan Let’s Unite to Stop TB pada Peringatan TB Day
   2012 merupakan upaya untuk mengingatkan bahwa keterlibatan semua pihak dalam
   pengendalian TB masih terus perlu dilakukan demi terciptanya Indonesia bebas TB.

                                                        Rangkaian kegiatan Acara puncak Peringatan Hari
                                                        TB Sedunia Tahun 2012 dimulai dengan acara
                                                        seminar sehari pada 31 Maret 2012 yang diikuti
                                                        lebih dari 2000 peserta diantaranya berasal
                                                        dariSektor     pemerintah,       NGO/CSOs/FBOs,
                                                        Organisasi Profesi (IDI, PAPDI,PDPI, IDI, IAKMI),
                                                        Lembaga Intersektoral(External &Internal Kemkes),
                                                        Mahasiswa,                           Masyarakat,
    Dirjen PP dan PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama saat   Partners/NGOinternationatioanl, dll.
    memberikan presentasi dalam rangka symposium
    Nasional Peringatan Hari TB Sedunia 2012


Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr, Tjandra
Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, membuka secara resmi seminar yang diselenggarakan di
gedung Menara 165 Jakarta. 10 aksi terobosan yang kini dilakukan DitJen PPPL dalam
penanggulangan TB, yaitu : (1) Lab rujukan, (2) External quality assurance system, (3) Rapid
diagnostic test, (4) TB dalam akreditasi RS, (5) Penanganan Multi Drug Resistance (MDR) TB, (6)
                                                                                                      19
Peran organisasi profesi, (7) Pemberdayaan masyarakat, (8) Media massa, (9) Kesinambungan &
penguatan program dan (10) Mengikuti perkembangan ilmiah terkini

B. PERIODE APRIL-JUNI 2012
   2-5 April 2012 Pertemuan Nasional Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
   dilaksanaka di hotel Grand Royal Panghegar Bandung, Jawa barat dibuka oleh Direktur Jenderal
   Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP dan PL) Prof. dr. Tjandra Yoga
   Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE di dampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
   dengan tema “Melalui Pertemuan Nasional PP dan PL tahun 2012, Kita Tingkatkan Sinkronisasi
   Pusat, Daerah dan UPT”, Dalam sambutannya, Dirjen PP dan PL menyampaikan tiga pesan
   penting dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian. Tahap Perencanaan merupakan
   komponen yang amat penting dan berbasis bukti, baik secara Ilmiah, data masa lalu, dan
   prediksi, dijalankan sesuai dengan aturan dan Proper Plan Prevent Poor Performance (P5). Tahap
   Pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan perencanaan, perlu mengakomodasi perubahan
   sesuai aturan, dilaksanakan dengan konsisten, kerja keras, dan dasar utama, pelaksanaan
   haruslah mewujudkan hasil. Tahap Pengendalian merupakan bagian tidak terpisahkan dari
   perencanaan dan pelaksanaan melalui evaluasi dan koreksi sedini mungkin meliputi aspek
   keuangan, administrasi, pelaksanaan program, dan pencapaian indikator.

   Dirjen PP dan PL juga menyampaikan perlunya sinkronisasi dan persiapan Exit Strategy dalam hal
                                                                                              20
bantuan luar negeri. Efisiensi anggaran PP dan PL di tahun 2012 sebesar Rp. 281 M, dengan 2
prinsip utama yaitu "sharing the pain" dan "self blocking", sesuai dengan petunjuk dan rambu
yang ada. Pemotongan anggaran ini juga harus tidak mengurangi kualitas pelaksanaan program
dan pencapaian target kinerja Ditjen PP dan PL.

Pertemuan dihadiri sekitar 200 peserta yang terdiri dari 33 Kepala Dinas Provinsi, para Kepala
Unit Pelaksana Teknis (UPT), Pejabat Eselon 3 dan 4 di lingkungan Ditjen PP dan PL. Hadir juga
Narasumber pertemuan yang berasal dari pejabat Esselon 1 di Lingkungan Kementerian
Kesehatan atau yang mewakili, Ditjen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan Kementerian
Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan, Ditjen Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum dan Bappenas.

12 April 2012, bertempat di hotel Aryaduta Jakarta dilaksanakan peringatan Hari Malaria
Sedunia (HMS) yang dimulai dengan pengukuhan Forum Nasional GEBRAK Malaria. Acara
dihadiri oleh Wakil Presiden RI, beberapa Menteri dan Princess Astrid putri Raja Belgia yang
merupakan Utusan Khusus Roll Back Malaria (RBM), suatu organisasi di bawah naungan PBB
yang mendukung peran serta berbagai sektor dalam penanggulangan malaria di dunia.




                                                                                           21
Princess Astrid didampingi Dirjen PP dan PL
                                                           bertemu dengan Ibu Ani Yudhoyono pada 13
                                                           April 2012 di Istana Negara. Pada
                                                           kesempatan tersebut, Princess Astrid
                                                           menyampaikan penghargaan atas kemajuan
                                                           penanggulangan malaria di Indonesia. Beliau
                                                           juga tertarik pada kegiatan koordinasi malaria
                                                           dengan kesehatan ibu dan anak serta
                                                           imunisasi, penyebaran ikan pemakan jentik
                                                           nyamuk dan peran dokter kecil. Terakhir
                                                           beliau berharap Ibu Negara berkenan untuk
                                                           membawa isu malaria pada pertemuan-
                                                           pertemuan internasional.
Direktur PPBB, dr.Rita Kusriastuti didampingi perwakilan
WHO untuk Indonesia, Staf Ahli Menteri dan Utusan Khusus
Roll Back Malaria, saat membuka pertemuan Forum
Nasional GEBRAK Malaria

Pada 14 –15 April 2012, Princess Astrid dan Dirjen PP dan PL, mengunjungi Provinsi Lampung
untuk meninjau pelaksanaan program penanggulangan malaria di Provinsi Lampung. Princess
Astrid dan Dirjen PP dan PL mengunjungi Poskesdes Kalianda untuk menyaksikan penyuluhan
dan pemeriksaan darah dengan Rapid Diagnostic Test (RDT), program integrasi malaria dengan

                                                                                                      22
pemeriksaan Ibu Hamil, dan imunisasi. Selain itu juga penyebaran benih ikan pemakan jentik
nyamuk (ikan kepala timah) ke kolam ikan di Merak Belantung Kecamatan Kalianda, serta
mengunjungi Puskesmas Way Urang, dan RS Abdul Moeloek Bandar Lampung untuk melihat
pelaksanaan pelayanan kesehatan dasar.

Puncak HMS diadakan di Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah pada 2 Mei 2012. Diadakan
pencangan deklarasi “Provinsi Kalteng siap untuk bebas malaria pada tahun 2018” yang dihadiri
oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah,
Direktur RSUD Palangka Raya, serta Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
mewakili Kementerian Kesehatan RI.

20 April 2012, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL),
Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE atas nama Menteri
Kesehatan RI telah membuka secara resmi Pelatihan Nasional Edukator Diabetes Indonesia Ke-
10 yang dilakukan oleh Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia (PEDI).

BrigJen DR. Dr. Aris Wibudi, Ketua Umum PEDI menyampaikan laporannya bahwa pelatihan
selama 3 hari ini diikuti lebih dari 200 orang yang terdiri dari dokter, perawat, diietesien dan
petugas lainnya. Selain itu pelatihan yang sudah berjalan 10 tahun ini mempunyai 3 tingkatan
yaitu dasar,lanjut dan berkelanjutan serta dengan Metode pelatihan dalam bentuk teori, loka
karya, dan simulasi.

                                                                                             23
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama Mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan RI menyambut baik
pelatihan ini, sedikitnya karena 4 hal :

1. Diabetes Mellitus (DM) yang merupakan masalah kesehatan paling penting di Indonesia,
   dengan data antara lainmerupakan Penyebab kematian ke 6, Prevalensi DM perkotaan 5,7%,
   dan Prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu 10,2%
2. Pengendalian DM haruslah merupakan continuum care, dimana edukasi merupakan salah
   satu faktor yang sangat penting
3. Mereka yang sudah dilatih akan langsung dapat menangani pasien DM dan keluarganya
   sehingga mereka dapat tetap sehat, bugar dan mandiri.
4. Ini merupakan bentuk nyata partisipasi aktif masyarakat kesehatan untuk bersama
   pemerintah menanggulangi masalah kesehatan di Indonesia, dalam hal ini Diabetes
   Mellitus Demikian disampaikan oleh Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.
7 Mei 2012,Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL),
Kemenkes, Prof. dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE di kota Yogyakarta
melakukan peresmian Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Yogyakarta, yang merupakan
pemekaran KKP Kelas II Semarang yang ditandai dengan Pembukaan selubung Papan Nama dan
Penandatanganan Prasasti. Pada kesempatan ini sekaligus dilakukan juga acara serah terima
jabatan dan serah terima pemanfaatan aset dari KKP Kelas II Semarang ke KKP Kelas IV
Yogyakarta.
                                                                                      24
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama dalam
                                                            sambutannya menyampaikan bahwa KKP
                                                            Kelas IV Yogyakarta merupakan KKP ke 49
                                                            di-Indonesia,masing-masing           KKP
                                                            mempunyai beberapa Kantor Wilayah Kerja
                                                            (WilKer) yang melayani ratusan pelabuhan
                                                            dan bandara diseluruh Indonesia.

Dirjen PP dan PL membuka selubung papan nama KKP Kelas IV
Yogyakarta



  Beliau menambahkan, bahwa KKP Kelas IV Yogyakarta diminta untuk melakukan; tugas pokok
  dan fungsinya baik sebagai cegah tangkal penyakit maupun aspek kesehatan masyarakat di
  lingkungan pelabuhan serta pelayanan kesehatan jamaah haji, koordinasi yang baik dengan
  seluruh pemangku kepentingan di lingkungan pelabuhan di wilayah kerjanya, koordinasi dengan
  Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah setempat, bila diperlukan maka turut membantu
  penanganan masalah kesehatan masyarakat, khususnya yang terkait dengan PP dan PL, di
  daerah tempat kerjanya, bekerja sesuai aturan per-undang-undangan yang ada, melaporkan
  secara berkala ke DitJen P2PL tentang perkembangan tugas dan pekerjaan.

  10 Mei 2012 , dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih intensif
                                                                                       25
melalui program percepatan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan melaksakanan
rangkaian acara pembinaan wilayah kesehatan di Provinsi Sumatera Barat yang bertepatan
dengan acara Rapat Kerja Kesehatan Daerah Sumatera Barat.

                                                        Kegiatan diawali dengan pertemuan
                                                        Akselerasi dan Sinkronisasi Pembangunan
                                                        Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Pada
                                                        acara yang dibuka oleh Walikota Bukit Tinggi
                                                        tersebut, Dirjen PP dan PL Prof. dr. Tjandra
                                                        Yoga Aditama membuka dan memberikan
                                                        paparan yang dilanjutkan dengan diskusi
                                                        tentang program kesehatan terpadu di
                                                        Sumatera Barat.


Dirjen PP dan PL didampingi Walikota Bukit Tinggi dan
Kadinkes Prov. Sumbar saat menjadi pembicara pada
pertemuan Akselerasi dan Sinkronisasi Pembangunan
Kesehatan Prov. Sumbar

Materi diskusi yang menarik diantaranya: Penjelasan tentang Poltekes, Aspek pelayanan RS ,obat
generik, tarif Askes, Kebutuhan tempat tidur menjelang BPJS, Permintaan anggaran untuk

                                                                                                 26
kegiatan PP dan PL di kabupaten/kota termasuk DAK,

Pentingnya pendidikan dan pelatihan SDM, kegiatan kesehatan di beberapa kabupaten
(penurunan AKI dan AKB, penanggulangan HIV/AIDS), peran Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi
(MTKP) dan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dalam pekerjaan bidan, Kejelasan
penempatan dokter Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PDSBK) setelah lulus,
serta puskesmas perkotaan dengan pelayanan persiapan jamaah haji. Kegiatan dilanjutkan
dengan kunjungan kerja Sesditjen PP dan PL dr. Yusharmen D.Comm.H., M.Sc ke Kota Sawah
Lunto pada 11 Mei 2012 untuk menyaksikan deklarasi Open Defecation Free (ODF) 9 kelurahan
dan peresmian kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).

dr. Yusharmen menyambut baik kegiatan tersebut karena terkait dengan masalah mendasar di
bidang kesehatan sebagai wujud nyata dari upaya promotif dan preventif yang menjadi prioritas
Pemerintah.

Dikatakan juga, kegiatan Deklarasi ODF dan Persemian Posbindu PTM merupakan media yang
sangat efektif untuk mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat.




                                                                                          27
16 Mei 2012, Dirjen PP dan PL Prof dr. Tjandra Yoga Aditama melakukan talkshow di Metro TV.

                                                         Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995
                                                               i
                                                         dan 2001, serta Riset Kesehatan Dasar
                                                         (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa Penyakit
                                                         Tidak Menular (PTM) menduduki peringkat
                                                         teratas dibanding penyakit menular. PTM
                                                         memerlukan biaya pengobatan yang jauh lebih
                                                         mahal, menjadi beban sosial dan ekonomi
                                                                        i
                                                         keluarga. Penyakit Kanker merupakan PTM
                                                         utama yang menjadi penyebab kematian
                                                         nomor 6 di Indonesia.
Dirjen PP dan PL saat menjadi pembicara dalam talkshow
PPTM


Di Indonesia, tantangan yang dihadapi adalah 70% pasien kanker terdeteksi pada stadium lanjut,
terbatasnya pengetahuan masyarakat termasuk keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan
dengan pengobatan tradisional, serta gaya hidup tidak sehat seperti meroko konsumsi alkohol,
                                                                    merokok,
konsumsi makanan yang diawetkan. Hal tersebut disampaikan oleh Hal tersebut disampaikan
oleh Dirjen PP dan PL Prof dr. Tjandra Yoga Aditama pada talkshow tersebut.


                                                                                                 28
Talkshow juga membahas perlunya pembatasan konsumsi gula, garam, dan lemak. Kegiatan
tersebut juga menghadirkan pakar di bidang kanker yaitu Dr. dr.Laila Nuranna, Sp.OG (K), dan
salah satu pakar bidang gizi.

Dr. Laila Nuranna menyampaikan penyakit kanker dipengaruhi oleh faktor risiko seperti
merokok, minum alkohol, kurang aktifitas fisik, kurang konsumsi sayur, konsumsi lemak tinggi,
obesitas. Dr . Laila juga menyampaikan pentingnya menghindari faktor risiko kanker, melakukan
pemeriksaan sejak dini, skrining/penapisan, vaksinasi HPV (pada kanker serviks), Periksa
Payudara Sendiri (SADARI) pada kanker payudara. Dirjen PP dan PL juga menyampaikan bahwa
kelayakan kecukupan konsumsi garam di Indonesia adalah 6 gram/hari (+_ 1 sdt/hari), konsumsi
lemak 20 - 25% dari total energi sesorang (1,5 – 3 sdm atau 15 gr-30 gr/hari), dan konsumsi gula
sebesar 10 % dari total energi seseorang. Strategi yang dapat digunakan antara lain
membiasakan makan beranekaragam, menggunakan bumbu alami, menambahkan garam pada
saat makanan sudah terhidang, memasak dengan mengukus/merebus, mengkonsumsi makanan
segar (tidak diawetkan), memakan daging tanpa gajih, menggunakan santan encer, membatasi
makanan digoreng, dan membaca label makanan.

Pada talkshow tersebut dibahas jugapentingnya membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak,
karena dapat meningkatkan risiko PTM. Dalam waktu 15 tahun, 87,5% yang sensitif natrium
(garam) dan 50% yang tidak sensitif akan menjadi hipertensi. Konsumsi gula dan lemak berlebih
berpotensi menjadi obesitas dan diabetes.
                                                                                          29
21 - 26 Mei 2012, Dirjen PP dan PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama, sebagai "Alternate Head of
Delegation Indonesia" bersama Wamenkes dan Delegasi RI (DELRI) menghadiri WHA - World
Health Assembly (pertemuan tertinggi World Health Organization - WHO) Ke-65, di Jenewa
Swiss.

                                                  Sidang WHA Ke-65 membahas 20 agenda yang
                                                  terdiri dari agenda pleno dan 2 Komite, yaitu A)
                                                  Technical Matters dan B Administrative Matters
                                                  dengan Tema Utama adalah "Towards Universal
                                                  Health Coverage" yang menghasilkan 13 resolusi
                                                  dan 4 keputusan. Topik yang dibahas dalam
                                                  pertemuan tersebut antara lain "Universal
                                                  Health Coverage" Millenium Development Goals
                                                  (MDGs), Penyakit Tidak Menular (PTM),
                                                  Gangguan Jiwa, serta Gizi dan Kehamilan.
Wamenkes didampingi Dirjen PP dan PL menghadiri
sidang WHA Ke-65, Genewa


Beberapa agenda Dirjen PP dan PL bersama Wamenkes antara lain melakukan rapat DELRI,
mengikuti pertemuan Gerakan Non Blok (non alignment movement) tentang kesehatan,
mengadakan pertemuan bilateral dengan Menkes Amerika Serikat, dan pertemuan dengan 6
                                                                                               30
negara lainnya dalam rapat Foreign Policy and Global Health (FPGH) serta mengadakan
pertemuan dengan Menkes Bangladesh. Selain itu Dirjen PP dan PL turut mendampingi
Wamenkes melakukan pertemuan resmi dengan Direktur Jenderal WHO untuk membahas
jumlah staf internasional WHO dari Indonesia yang masih sangat terbatas, masalah Universal
Coverage dan pengalaman Indonesia dalam menghadapi bencana.

Pada kesempatan ini Prof. Tjandra mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Department of
Control of Neglected Tropical Disease WHO, yang membahas langkah-langkah penanggulangan
beberapa penyakit di Indonesia, yaitu lepra, kecacingan pada anak, filariasis, schistosomiasis dan
frambusia.

15 Juni 2012, di Kota MedanDirektorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2),
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang didukung oleh Dinas Kesehatan Kota Medan
dan PT Johnson Home Hygiene Products (JHHP) beserta mitra terkaitmenyelenggarakan
konferensi pers dalam rangka peringatan ASEAN Dengue Day ke-2. Acara ini merupakan puncak
dari rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Hari ASEAN Dengue Day yang dicanangkan
pada 15 Juni 2011 lalu yang dinilai sangat penting sebagai inisiatif dalam Pengendalian Demam
Berdarah di wilayah Asia Tenggara.

Adapun rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak terkait dalam upaya
meningkatkan pengendalian Demam Berdarah, diantaranya :
                                                                                       31
1. Kampanye Awas Demam Berdarah 2012 yang dilakukan bersama pemerintah, PT Johnson
   Home Hygiene Products (JHHP), Institut Pertanian Bogor, Yayasan Obor Berkat Indonesia dan
   Indomaret yang dilakukan di 5 kota terpilih: Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan
   (bulan Januari-Juni 2012). Kegiatan yang dilakukan berupa:
  a. Penyuluhan di 250 sekolah dengan bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia.
  b. Pemilihan Jumantik Cilik yaitu kompetisi yang akan dilakukan oleh anak-anak SD dengan
     melakukan beragam aktivitas pemberantasan nyamuk.
  c. Pengadaan situs www.awasdb.comsebagai pusat informasi Kampanye Awas DB
2. Pelatihan Jumantik di Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Pusat Promosi Kesehatan.
3. Pembuatan billboard oleh Pusat Promosi Kesehatan yang akan dipasang ditempat yang
   strategis sebagai salah satu media KIE untukmasyarakat.
Mengirim surat edaran kepada Kepala Daerah untuk mengingatkan mengenai “Komitmen Kepala
Daerah Dalam Pengendalian Demam Berdarah” sesuai hasil kesepakatan dalam Dialog Nasional
pada saat peluncuran ASEAN Dengue Day

Project Manager Kampanye Awas DB, Rezka Ilhamsyahmenjelaskan bahwa Kampanye Awas DB
2012 telah dilaksanakan dari Desember 2011 hingga Juni 2012 dengan kegiatan antara lain
edukasi langsung mengenai pencegahan DBD dan kompetisi Jumantik Cilik ke-250 sekolah dasar
di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Khusus untuk Kota Medan sudah
                                                                                           32
ditetapkan 3 sekolah pemenang kompetisi Jumantik Cilik, yaitu SDN 060899, SDN 060912 dan
  SDN 065853.Dalam Acara tersebut diserahkan hadiah bagi pemenang lomba jumantik yang
  diserahkan oleh Direktur PPBB, perwakilan Dinkes Provinsi Sumatera Utara, Kadinkes Kota
  Medan, dan Mitra. Dalam kesempatan itu disampaikan dukungan program oleh mitra terkait
  dalam kampanye awas DBD yang ditandai dengan pemberian sumbangan oleh Indomaret kepada
  Yayasan OBI.

Konferensi Pers dalam peringatan ASEAN Dengue Day ke 2 di Medan




                    Kegiatan Pemeriksaan Jentik oleh Jumantik cilik
                                                                                       33
C. PERIODE JULI-SEPTEMBER 2012
   25 Juli 2012 , Direktorat Jenderal PP dan PL bersama Unit Utama Kemenkes lainnya
   melaksanakan pembinaan wilayah terpadu di Provinsi Aceh yang dilaksanakan di Kota Banda
   Aceh bersamaan dengan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda). Ibu Menteri Kesehatan
   Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah
   (Rakerkesda) Provinsi Aceh tahun 2012. Rakerkesda dengan tema “Melalui Rapat Kerja
   Kesehatan Daerah Mari Kita Perkuat Sinergitas Program Kesehatan Pemerintah Pusat dan
   Daerah untuk Percepatan Target MDG’s 2015”.

   Hadir pada pertemuan ini antara lain Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah, Bupati/Walikota,
   Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, para Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),
   pimpinan dan anggota DPRD, Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Dirjen Bina Gizi & KIA, Dirjen Bina
   Farmasi dan Alkes, Sesditjen PP dan PL, Direktur Utama PT ASKES, Pangdam Iskandar Muda,
   serta Kajati Aceh.Pada kesempatan ini, Gubernur Provinsi Aceh menetapkan Rencana
   Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2011 – 2027 yang memberikan prioritas pada
   delapan fokus utama pembangunan diantaranya bidang kesehatan. Selain itu disusun Rencana
   Strategis (Renstra) bidang kesehatan sebagai konsep rencana pembangunan jangka menengah
   Provinsi Aceh tahun 2012-2017 dengan harapan bahwa target pembangunan kesehatan yang
   ditetapkan dalam Millenium development Goals (MDG’s) 2015 dapat tercapai.

                                                                                           34
Pada kesempatan ini, Menkes memberikan apresiasi kepada Gubernur Aceh yang mengeluarkan
kebijakan larangan merokok bagi PNS didalam ruangan, kantor, dan lingkungan kerja, dan untuk
Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) dengan membebaskan biaya pengobatan seluruh
penduduk Provinsi Aceh. Hal tersebut dapat dijadikan model untuk penerapan jaminan
                                                     an
kesehatan nasional di Indonesia yang diamanatkan Undang-Undang Badan Pengelola Jaminan
                                                          Undang
Sosial (UU BPJS).

                                                    Ibu Menteri Kesehatan juga meresmikan Pusat
                                                    Unggulan Diagnostik AIDS, TB dan Malaria (ATM
                                                    DCoE) di Balai Laboratorium Kesehatan Aceh, yang
                                                    merupakan satu-satunya Pusat Diagnostik Malaria
                                                                     satunya
                                                    yang mengaplikasikan Metode Lot Quality
                                                    Assurance Sampling (LQAS) di Indonesia, dan Pos
                                                    Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak
                                                    Menular (PTM) di Desa Alue Deah Teungoh, Kota
                                                    Banda Aceh, sekaligus menyerahkan bantuan
                                                    peralatan Posbindu.
Menkes RI saat meresmikan Pusat Keunggulan Diagnostik
AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria di Kota Banda Aceh.
Pemerintah Aceh.



                                                                                                 35
28 Juli 2012 Masalah Hepatitis Sudah Di Depan Mata”, merupakan tema yang diangkat pada
seminar hepatitis yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kemenkes RI dalam rangka memperingati Hari Hepatitis
Sedunia ke-3 Tahun 2012 di Jakarta (28/7).

                                                   Acara ini dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, dr.
                                                   Nafsiah Mboi serta penyampaian testimoni Dahlan
                                                   Iskan sebagai mantan pasien hepatitis.

                                                   Dalam sambutannya, Menkes mengatakan Hepatitis
                                                   merupakan masalah kesehatan yang paling besar di
                                                   dunia. Dimana sekitar 2 milyar penduduk dunia
                                                   pernah terinfeksi oleh virus hepatitis B, 240 juta
                                                   orang yang mengidap kronis, dan diperkirakan
                                                   terdapat 170 juta penderita penyakit hepatitis C.
                                                   Oleh karena itu, di tahun 2010 dibuatlah Resolusi
                                                   WHO tentang Hepatitis atas usul Indonesia, Brazil
Pemukulan gong oleh Menkes RI, Dahlan Iskan, dan   dan negara lainnya.
pendamping pengidap HIV saat meresmikan
pembukaan seminar hepatitis sedunia didampingi     Lebih lanjut, Menkes menjelaskan bahwa salah satu
Dirjen PP dan PL dan Wamen RI
                                                   pencegahan penyakit hepatitis yaitu pemberian
                                                                                                  36
imunisasi saat bayi/balita. Untuk itu, Menkes menganjurkan kepada seluruh masyarakat agar terus
menerus menyuarakan imunisasi, selalu berperilaku hidup bersih & sehat, tidak mengkonsumsi
makanan sembarangan, serta menjauhi perilaku seks berisiko dan narkoba.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian keynote speech oleh Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr.
Tjandra Yoga Aditama. Dirjen mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara endemis tinggi dalam
Hepatitis, karena prevalensi HBsAG (+) adalah 9,4 %, dimana batas maksimumnya8%. Dirjen
menambahkan bahwa program pencegahan Hepatitis di Indonesia meliputi Pencegahan primer,
yaitu imunisasi pada semua bayidan pencegahan sekunder yaitu penanganan mereka yang sudah
terinfeksi dan Pencegahan tersier.

Setelah Seminar Hepatitis, peringatan HHS Ke-3 dilanjutkan dengan aksi simpatik di Bundaran HI
berupa pembagian merchandise peduli Hepatitis kepada masyarakat oleh Kemenkes bersama Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Senat Mahasiswa FKUI, LSM/Organisasi Kemasyarakatan dan mitra
sponsorship.

Juli 2012,Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) menyelenggarakan pelatihan
untuk pelatih (Training of Trainers/TOT) pengendalian PTM terintegrasi di beberapa daerah di
Indonesia. Terintegrasi karena dilakukan untuk pengendalian beberapa jenis PTM utama dengan
pendekatan pengendalian faktor risiko bersama (penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker,
diabetes mellitus, penyakit paru-paru kronis, dan termasuk cedera. Faktor risiko bersama PTM
                                                                                            37
antara lain merokok, obesitas, diet tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik).

                                                                     TOT ini dilaksanakan di Provinsi Aceh,
                                                                     Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan
                                                                     Riau, Lampung, D.I. Yogjakarta, Kalimantan
                                                                     Barat, Sulawesi Tenggara, Bali, Papua, Papua
                                                                     Barat, NTB, Kalimantan Selatan, Sulawesi
                                                                     Barat, Jawa Tengah, dan Maluku.

                                                                     TOT diselenggarakan dalam 2 jenis yaitu
                                                                     kelas manajemen dan kelas teknis. Kelas
                                                                     manajemen diikuti oleh pengelola program
                                                                     PTM dari dinas kesehatan provinsi dan
    Direktur PPTM, DR. Ekawati Rahajeng, SKM, M. Kes (Kiri) tengah
                                                                     beberapa dinas kesehatan kabupaten/kota
    membuka TOT PPTM terintegrasi di Provinsi Lampung

terpilih. Sedangkan kelas teknis diikuti oleh dokter obsgin (khusus kanker) dan dokter umum dari
Puskemas serta rumah sakit. Pelatihan teknis ini ditekankan pada pencegahan, deteksi dan
monitoring faktor risiko PTM melalui Pos Pembinaan terpadu PTM, diagnosis, dan rujukan.

Sebagai tindak lanjut dari TOT ini, setiap daerah akan menyelenggarakan pelatihan teknis di wilayah
                                                                           atihan
masing2 yg bertujuan untuk menyiapkan petugas pelaksana (provider) di Puskemas dan RS rujukan.
                                                                    )
                                                                                                 38
3 Agustus 2012, Dalam rangka mendukung pencapaian komitmen Kementerian Kesehatan untuk
memiliki nilai-nilai dasar dalam pelaksanaan program kesehatan untuk mencapai tujuan
Pembangunan Kesehatan, yaitu Pro Rakyat, Inklusif, Responsif, Efisien dan Efektif, serta Bersih
Direktur Jenderal PP dan PL memimpin Pencanangan Zona Integritas WBK dan WBBKM dengan
penandatanganan Pakta Integritas yang disaksikan oleh Inspektur Jenderal Kemenkes RI. dr.
Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa, MPH diikuti penandatangan pakta integritas oleh seluruh Pejabat
Eselon 2 di lingkungan Ditjen PP dan PL dan beberapa pejabat Kantor Kesehatan Pelabuhan
serta Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.

Perwujudan nilai-nilai tersebut divisualisasikan dalam bentuk Wilayah Bebas dari korupsi (WBK)
dan Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten Melayani (WBBKM) sebagai komitmen bersama yang
harus dilaksanakan di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Dalam sambutan Dirjen menyampaikan 5 hal, yaitu: 1) Pencanangan ini penting sebagai
pelaksanaan INPRES No 5 tahun 2011 dan kelanjutan pencanangan serupa di Kemenkes pada
bulan Juli serta merupakan kebutuhan untuk mendorong perbaikan di masa yang akan datang.
2) "Bersih" diartikan sebagai taat sepenuhnya pada aturan dan tidak ada kompromi terhadap
aturan 3) "Kompeten" dilakukan dengan terus meningkatkan kemampuan sesuai pekerjaan,
baik dalam hal kesehatan masyarakat maupun manajemen, dan terus mengikuti perkembangan
masyarakat, 4) "Melayani" dapat diartikan secara langsung melayani masyarakat. 5) Setelah
pencanangan maka yang perlu dilakukan adalah mengimplementasikannya dalam pekerjaan
                                                                                       39
sehari-hari.

   Bulan Agustus 2012, Dalam rangka mendukung kesiapsiagaan bidang kesehatan pada arus
   mudik lebaran, Direktorat Jenderal Pengendalian
   Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan
   PL), menyiapkan Posko Mudik Sehat yang
   beropersional dari H-7 sampai dengan H+7. Untuk
   kelancaran pengolahan data dan informasi Posko ini
   koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait
   (Korlantas Mabes POLRI dan Kementerian
   Perhubungan, PT. PELNI, Dinas Kesehatan Provinsi,
   Kabupaten/Kota, KKP, Rumah Sakit serta
   Puskesmas).

Untuk mendukung kegiatan tersebut, telah dilakukan pemantauan di Pelabuhan Merak – Bakauheni,
Pelabuhan Tanjung Priok dan beberapa terminal di Jakarta, dan di Yogyakarta (stasiun Lempuyangan
dan Giwangan).Sampai dengan tanggal 26 Agustus 2012, laporan yang disampaikan oleh Posko
berdasarkan data Korlantas POLRI jumlah Kejadian Kecelakaan terdapat 5.006 kecelakaan dengan
rincian 869 meninggal dunia,1.438 luka berat, dan 4.913 luka ringan.



                                                                                             40
Data kecelakaan lalu lintas tahun 2011 yaitu terdapat 4.435 kecelakaan dengan rincian 750
meninggal dunia, 1.294 luka berat, dan 3.315 luka ringan. Bila dibandingkan dengan hari yang
sama tahun lalu jumlah kecelakaan meningkat 12%, jumlah korban meninggal dunia meningkat
15%, luka berat meningkat 11,13% dan luka ringan meningkat 48%.

Untuk melengkapi data sanitasi lingkungan, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Jakarta
juga melakukan pemeriksaan sampel makanan, sanitasi kapal dan terminal, inspeksi rumah
makan dan pemeriksaan kesehatan penjamah makanan. Pemantauan di terminal bis antara lain
pemeriksaan supir bis seperti Tekanan darah, Gula darah, Alkohol, Amphetamin. Pemeriksaan
bakteriologi dan kimiawi warung/restoran, pengecekan toilet umum, dan pencemaran udara,
baik CO maupun debu, penyuluhan kesehatan melalui spanduk, poster-poster dan himbauan ke
masyarakat pengguna terminal. Untuk mendukung pemeriksaan kesehatan di poskes, Dirjen PP
dan PL, Prof. Tjandra juga menyerahkan bantuan obat-obatan dari Kementerian Kesehatan RI ke
beberapa KKP, Dinas Kesehatan dan terminal jalur arus mudik lebaran.

6 Agustus 2012, Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama mendampingi Ibu Menteri
Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi melakukan kunjungan kerja ke Tanah Papua dalam rangka
meluncurkan program akselerasi program HIV/AIDS.Menkes melakukan serangkaian kegiatan,
yaitu (1) melihat kegiatan REACH, bantuan dari CHAI (Clinton Health Access Inititiative, AusAID)
untuk memperluas dan mendorong akses KTS untuk orang yang tinggal di Kabupaten dengan
mengembangkan Centre of Excellent di 6 kab/kota di Propinsi Papua dan selanjutnya menjadi 11
                                                                                              41
kab/kota dan melatih 90 puskesmas. (2) Peresmian Layanan KTS di KKP Jayapura yang
merupakan tempat yang sangat strategis karena berbatasan dengan wilayah PNG (3) Peresmian
ATM (AIDS, TB, dan Malaria) Centre dalam rangka mencapai target MDGs (4) Dialog interaktif di
TVRI Papua terkait penyakit HIV-AIDS secara Nasional dan secara khusus di Propinsi Papua.

Selanjutnya Menteri Kesehatan melakukan kunjungan kerja ke Propinsi Papua Barat dengan
kegiatan (1) Peluncuran Kampanye Media KIE Program HIV-AIDS (2) peluncuran Program REACH
yang didukung CHAI di 4 kab/kota yang kemudian akan dikembangkan menjadi 10 kab/kota
serta akan melatih sebanyak 50 petugas puskesmas di Papua Barat; (3) Pelepasan Pawai Seni
Budaya dalam rangka Kampanye Program HIV-AIDS; (4) Kunjungan ke layanan VCT di Puskesmas
Sanggeng dan pameran program HIV-AIDS; (5) Talkshow di RRI Papua Barat antara Menkes
dengan peserta Rakerkesda.

10 September 2012, The Third East Asia Ministerial Conference on Sanitation and
Hygiene (EASAN 3) resmi dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 10-12 September 2012 dan dihadiri oleh 14 Perwakilan
Negara yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, Jepang, Laos, Malaysia, Mongolia,
Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam.




                                                                                          42
Menkes menyampaikan bahwa EASAN 3
                                              merupakan hal penting sebagai kelanjutan dari
                                              EASAN 1 di Beppu, Jepang dan EASAN 2 Manila,
                                              Filipina dalam merumuskan kemitraan sanitasi
                                              regional antara para pemangku kepentingan,
                                              pemerintah, sektor swasta, donor agency,
                                              perguruan tinggi dan masyarakat untuk mencapai
                                              target sanitasi MDG’s. Percepatan cakupan
                                              sanitasi bagi masyarakatdi wilayah Asia Timur
                                              dapat dilakukan melalui peningkatan kerjasama
                                              antar negara terutama kerjasama dengan negara
                                              yang memiliki cakupan sanitasi universal dan
                                              negara yang telah mencapai target MDG’s.
Ibu Menkes, dr.Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH saat
    membuka pertemuan EASAN 3 di Bali
Selain itu, menurut Menkes, ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam EASAN 3 antara lain
deklarasi Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan pengembangan Strategi Sanitasi Kota
di berbagai kabupaten/kota dalam rangka percepatan perbaikan sanitasi dan perilaku higienis.

Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan "Bali Declaration on Sanitation & Hygiene in East
Asia” yang disepakati 14 negara Delegasi. Penandatanganan deklarasi dilaksanakan pada Senin
(10/9) oleh para Ketua Delegasi termasuk Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama sebagai perwakilan
                                                                                        43
delegasi Indonesia.

   EASAN 3 resmi ditutup pada Selasa (11/9). Selanjutnya para peserta melakukan kunjungan
                                                                    rta
   lapangan ke 3 lokasi program Sanitasi dan Air Bersih yaitu Kab. Bangli , Kab. Tabanan dan
   Denpasar (12/9) .

   10 September 2012, Sejalan dengan komitmen
   Kemenkes untuk mengembangkan kualitas
   sumber daya manusia sebagai sarana
   peningkatan pelayanan kepada masyarakat
   dan upaya profesionalisme pegawai, Ditjen PP
   dan PL berupaya mendorong penyelenggaran
   pendidikan dan pelatihan (diklat) di berbagai
   bidang guna mendukung akselerasi pencapaian
   Program PP-PL.                                  Direktur Simkar Kesma, dr.Andi Muhadir, MPH saat
                                                   melakukan pemeriksaanbarisan siswa Diklat Karantina

Bentuk dukungan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan upaya profesionalisme pegawai
dalam akselerasi program PP dan PL diwujudkan dengan penyelenggaraan Diklat Karantina
Kesehatan Angkatan Ke-3 Pola 416 Jam serta diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pola 400
                      3
Jam.


                                                                                                         44
Penyelenggaraan Diklat Karantina Kesehatan bertujuan agar peserta mampu melakukan cegah
tangkal penyakit yang berpotensi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) di pintu
masuk negara. Diklat ini diselenggarakan bekerjasama dengan Lembaga Lakespra Saryanto TNI AU
dan dilaksanakan selama 45 hari di Pacet, Jawa Barat, dan Jakarta. Diklat diikuti 90 orang peserta
dari 49 KKP se-Indonesia yang dibuka oleh Direktur Simkar Kesma. Metode diklat dibagi menjadi dua,
yaitu Diklat Kepemimpinan yang dilaksanakan oleh TNI AU dan Diklat Teknis Program dengan
narasumber dari Kementerian Kesehatan serta praktisi di bidangnya.

Sementara itu, penyelenggaraan Diklat PPNS bertujuan untuk menjawab kekurangan jumlah PPNS
yang menangani kasus bidang PP dan PL di lapangan. Diklat ini diselenggarakan bekerjasama dengan
Bareskrim Polri yang diikuti 59 orang peserta dari KKP, BTKLPP, dan Ditjen PP dan PL, serta
dilaksanakan selama 2 bulan di Mega Mendung, Jawa Barat yang dimulai pada 11 September 2012.
Narasumber pada diklat PPNS berasal dari Polri dan Kementerian Kesehatan.

14 September 2012Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan
PL), Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, pada
14 September 2012, setelah memimpin Sertijab Kepala KKP Kelas I Medan, sore harinya melakukan
kunjungan kerja meninjau Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan yang merupakan Unit
Pelaksana Teknis DitJen PP dan PL yang tugas utamanya melakukan surveilans berbasis
laboratorium, khususnya laboboratorium untuk keadaan lingkungan dan dampaknya bagi kesehatan
masyarakat.Dalam pengarahan kepada pimpinan dan seluruh karyawan, Prof. Tjandra
                                                                                           45
menyampaikan beberapa hal yaitu mengenai jaminan mutu pelayanan yang merupakan hal mutlak
dalam pekerjaan di laboratorium BTKL, yang antara lain ditandai dengan status akreditasi, internal
dan external quality control serta terus belajar meningkatkan ilmu.

Lanjut Prof. Tjandra, sedangkan untuk pekerjaan rutin penilaian kesehatan lingkungan di BTKL harus
diikuti dengan analisa dampak kesehatan masyarakatnya, memberikan analisa dan usulan
pemecahan masalah kepada pihak terkait dan memonitor agar pemecahan masalah memang
dilakukan.

Prof. Tjandra juga menganjurkan agar pemeriksaan kesehatan lingkungan pada keadaan khusus
(bencana alam, event nasional, situasi tertentu dan lain-lain) harus terus digalakkan sesuai situasi
yang terjadi.Selain itu, Lakukan inovasi-inovasi untuk membuat teknologi kesehatan lingkungan baru
yang dapatdimanfaatkan masyarakat, Kata Prof. Tjandra.Terakhir Prof. Tjandramengharapkan agar
semua kegiatan BTKL harus mampu disosialisasikan ke masyarakat luas, antara lain melalui media
massa dan lain-lain.

   28 September 2012Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof.
   dr. Tjandra Yoga Aditama, menjadi pembicara pada ASEAN Seminar on Neglected Tropical
   Diseases Update 2012 yang bertempat di Jakarta menyampaikan beberapa hal antara lain terkait
   penyakit infeksi tropik terabaikan (Neglected Tropical Diseases-NTD) yang bukan hanya
   terabaikan oleh pemerintah, tapi juga terabaikan oleh kalangan peneliti, petugas kesehatan
                                                                                                 46
masyarakat, donor, kalangan bisnis, perusahaan farmasi, dan lain-lain.

                                                           Pada pertemuan tersebut, dihadiri oleh lintas
                                                           program dan lintas sektor terkait, baik dalam
                                                           maupun luar negeri.

Di                                                         kesempatan yang sama, dalam presentasinya
                                                           beliau juga menyampaikan data dan program
                                                           dari beberapa NTD di Indonesia, seperti kusta,
                                                           frambusia, kecacingan, skistosomiasis dan
                                                           filariasis yang antara lain dimana data kusta
                                                           dalam pengobatan di akhir Desember 2010
                                                           sebanyak 19.741 orang dan tahun 2011
                                                           sebanyak 23.169.
     Menkes RI didampingi para peserta ASEAN Seminar on NTDs
     Update 2012
     Sedangkan yang sudah diobati, penyakit kusta sampai saat ini sejak tahun 1982 sekitar 400.000
     orang sesuai dengan target internasional, seperti target eliminasi Filariasis di seluruh dunia di
     tahun 2020, global target Kusta di tahun 2015, yang dimana angka Cacat Tingkat 2 turun
     sebanyak 35% dibandingkan 2010 dan frambusia tereradikasi dari dunia pada tahun 2020.
     Penyakit infeksi tropik terabaikan dapat melibatkan banyak issue seperti Kemiskinan (MDG 1),
                                                                                                      47
Geografi, Stigma, Kurang pendidikan (MDG 2), Lingkungan (MDG 7) dan tentunya aspek
kesehatan masyarakat.

Selain itu dalam diskusinya, Prof. Tjandra menyampaikan antara lain pentingnya advokasi pada
pimpinan daerah, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta perlunya kerjasama ASEAN dalam
bentuk komitmen bersama untuk penanggulangan NTD.

26-29 September 2012, diselenggarakan Pertemuan Penguatan Kapasitas Inti di Pintu Masuk
Negara Melalui Rencana Aksi Implementasi International Health Regulations (IHR) 2005 Tahun
2012-2014 pada di Bidakara hal ini sejalan Pemberlakuan IHR 2005 di Indonesia telah
berlangsung selama lima tahun.

Untuk dapat menilai apakah IHR 2005 telah berlaku secara penuh diadakan evaluasi dengan
menggunakan instrumen dari WHO yang telah dilakukan oleh KKP se Indonesia. Untuk itu
Jakarta ini sangat pentng karena melibatkan Kepala KKP se Indonesia.

Pertemuan tersebut dibuka oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan RI Prof. Tjandra Yoga Aditama. Dalam sambutannya Dirjen menekankan pentingnya
memiliki kesiapsiagaan, kemampuan mendeteksi dan melakukan respon terhadap Public Health
Emergency of International Concerne (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan yang Meresahkan
Dunia (KKMD)”.

                                                                                         48
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan
                                                                  pada KKP seluruhIndonesia, adabeberapa
                                                                  kapasitas inti yang masih kurang dan perlu
                                                                  upaya-upaya penguatan, yaitu : surveilans,
                                                                  kesiapsiagaan, respon, komunikasi risiko,
                                                                  kemampuan utama di pintu masuk
                                                                  negara,      dan     kemampuan       yang
                                                                  berhubungan dengan bahan berbahaya
                                                                  (zoonosis, keamanan pangan, radionuklir
                                                                  dan kimia), Selain itu pertemuan juga
                                                                  membahas rencana selanjutnya dalam
                                                                  rangka peningkatan kapasitas inti di pintu
Peserta pertemuan Kepala KKP dan B/BTKL pada pertemuan Evaluasi   masuk negara, sesuai Annex Ib IHR 2005.
Pelaksanaan IHR 2005


Dalam arahannya, Dirjen mengatakan bahwa untuk mencapai kapasitas inti yang diharapkan
sesuai dengan amanat IHR 2005, Komnas Implementasi IHR 2005 telah menyusun Rencana Aksi
Implementasi IHR 2005 tahun 2012 – 2014. Rencana aksi ini merupakan rencana kegiatan untuk
memperkuat kapasitas inti. Mengingat beratnya tanggung jawab dan waktu yang singkat, maka
diperlukan suatu strategi, komitmen, integrasi dengan stakeholder di pintu masuk negara, baik di

                                                                                                         49
pelabuhan, bandara, maupun lintas batas negara dalam mencapai kemampuan inti.

D. PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2012
  31 Oktober s/d 2 November 2012 Di Hotel Sahira Butik-Bogordiselenggarakan pertemuan riview
                                                    pengendalian DBD Regional Jawa- Bali yang
                                                    bertujuan Melakukan evaluasi terhadap
                                                    pelaksanaan program pengendalian DBD
                                                    dan meningkatkan kerjasama antar daerah
                                                    serta komitmen seluruh pengelola
                                                    program     Arbovirosis  dalam     upaya
                                                    pengendalianDemam Berdarah Dengue
                                                    (DBD).



  Dalam pertemuan tersebut dihasilkan Kesepakatan dan Rencana Tindak Lanjut yang dihasilkan
  antara lain:

   1. Definisi Operasional Kasus



                                                                                          50
a. Definisi operasional kasus yang dilaporkan ke pusat tetap masih mengacu rujukan yang
      selama ini yaitu Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue dan Dengue Syok Syndrom
      (DSS).
   b. Segera menentukan Definisi Operasional yang dipakai sebagai acuan nasional dengan
      rujukan guideline DBD dari WHO tahun 1997, 2009, atau 2011 melalui Dirjen BUK
      bersama-sama dengan IDAI dan PAPDI.
2. Sistem Pelaporan
   a. Dinkes Provinsi menyampaikan laporan kasus ke pusat setiap bulan padatanggal 15
      bulan berikutnya melalui email : arbo_depkes@yahoo.com dan fax. (021) 4202856
   b. Dinkes Provinsi segera mengirimkan laporan umpan balik distribusi logistik yang sudah
      dikirim pusat (perangko provinsi) termasuk jika ada permasalahan / kendala ke pusat.
   c. Untuk menentukan KLB mengacu kepada kriteria KLB yang tercantum dalam Permenkes
      RI No.1501 Th.2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan
      Wabah dan Upaya Penanggulangannya
   d. Jika terjadi KLB / peningkatan kasus segera melaporkan ke pusat dengan melampirkan
      W1 dan penanggulangan yang sudah dilakukan. (Laporan lengkap menyusul)
   e. Kemenkes melalui Ditjen PP dan PL memberikan umpan balik laporan yang dibuat setiap
      3 bulanan / triwulan sesuai dengan laporan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

                                                                                        51
3. Kemitraan / CSR
   a. Sudah adanya MOU antara KEMENKES dengan beberapa perusahaan (Phapros, Pfizer,
      GSK, Sanofi, Deltomed, Novartis, Otsuka, Indah Kiat) sebaiknya dapat ditindaklanjuti di
      daerah yaitu peran CSR dalam mendukung Pengendalian DBD.
   b. Bentuk kemitraan yang sudah ada didaerah agar dipertahankan seperti Pokjanal DBD,
      Desa Siaga.
4. Pendanaan
   Menggalang pendanaan dalam pengendalian DBD menggunakan :

   a. Dana APBD
   b. Dana ADD (Alokasi Dana Desa)
   c. Dana BOK yang dapat digunakan untuk : transport petugas PE dan petugas PJB,
      pembelian solar sebagai bahan campuran insektisida keperluan fogging focus,
      pembuatan media KIE
   d. Dana DEKON


15 Oktober 2012, Pada peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) yang dilaksanakan di
SDN 04, 05, 06 Karet di Jakarta Selatan (15/10), Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH
mengatakan diare menjadi penyebab kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah
                                                                                            52
pneumonia. Laporan UNICEF 2012 menunjukkan bahwa
                                            pneumonia dan diare masih menjadi penyakit utama
                                            penyebab kematian anak di dunia. Kejadian ini sangat
                                            mengkhawatirkan, sehingga sejak dini anak-anak harus
                                            dibiasakan mencuci tangan pakai sabun.

                                             Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)dapat menurunkan
                                             kasus diare sampai dengan 47 persen. Penyakit akibat
                                             infeksi oleh bakteri, virus atau parasit ini mendominasi
                                             kematian balita di Indonesia. Berdasarkan data WHO,
                                             infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak
                                             balita setiap tahun di seluruh dunia sedangkan di
Roadshow Sosialisasi Lima Waktu Penting CTPS
                                             Indonesia, WHO memperkirakan sekitar 31.200 anak
balita meninggal setiap tahun karena diare. Selain itu, CTPS juga dapat menekan pneumonia hingga
50% dan flu burung hingga 50%.



Oktober 2012, di Kab.Bintan Kep.Riau, Kab.50 Koto Sumatera Barat, dan Kab.Bulungan Kalimantan
Utara, telah dilaksanakan Pencanangan dan Deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop
BABS). Pada acara tersebut, seperti dalam setiap sambutannya, Prof. Tjandra menyampaikan
                                                                                                  53
semboyan “Health is not everything, but without health everything is nothing” dan aspek promotif
dan preventif merupakan hal yang amat penting dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Salah
satu upaya preventif adalah melalui Stop BABS yang merupakan satu dari lima pilar Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM).

                                                        Pada kunjungan kerja di 3 lokasi tersebut,
                                                        rangkaian     kegiatan    diawali     dengan
                                                        pencanangan dan Deklarasi Stop BABS di desa
                                                        Bumi Rahayu-Tanjung Selor, Kabupaten
                                                        Bulungan Kalimantan Timur pada 17 Oktober
                                                        2012, yang didampingi oleh Bupati Bulungan.
                                                        Selain itu, Dirjen memberikan penghargaan
                                                        kepada      Kabupaten    Bulungan     karena
                                                        merupakan      kabupaten     pertama    yang
                                                        mendeklarasikan Stop BABS di Provinsi
   KalimantanPL mengunjungisampai sanitasi di Kabupaten
    Dirjen PP dan Timur dan pameran saat ini telah mencapai 10 desa. Diharapkan agar pada tahun 2014
    Bulungan diantaranya pembuatan toilet oleh warga
   atau 2015, seluruh 81 desa di Kabupaten Bulungan sudah dapat mendeklarasikan Stop BABS.

   Pada 25 Oktober 2012, Dirjen bersama Bupati Bintan, Anshar Ahmad, menyaksikan Deklarasi
   Stop BABS di 11 desa di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Prof. Tjandra menyampaikan bahwa
   perlu memberikan apresiasi yang cukup besar atas apa yang sudah mulai dikembangkan di
                                                                                          54
Kabupaten Bintan. Selanjutnya, pada 29 Oktober 2012, di Desa jorong Korek Iliar Nagari Tanjung
Bungo, Kabupaten 50 Koto Sumatera Barat.

Kunjungan ke desa yang berjarak 40 km dari ibukota kabupaten ini adalah untuk menyaksikan
Deklarasi Stop BABS dari 26 jorong dan nagari di Kabupaten 50 Koto. Dirjen juga berkesempatan
untuk meresmikan langsung sumber air umum dan mengunjungi fasilitas jamban di rumah
penduduk. Kabupaten Koto merupakan wilayah yang mengembangkan Program 1.000 jamban
dan berhasil membuat kloset sederhana yang bagus dan sehat dengan biaya sekitar Rp 30.000,-.
Kegiatan pencanangan dan deklarasi Stop BABS serupa telah dilaksanakan juga di beberapa
daerah antara lain Kab,Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Dumai.

 23 November 2012, diselenggarakan pertemuanthe First Policy Roundtable on Future Access to
Cancer Care in ASEAN Countries di Hotel JW Marriot.Kanker merupakan masalah kesehatan
serius di dunia yang menjadi penyebab kematian utama. Menurut WHO(2010), terdapat 7,8 juta
penduduk meninggal akibat kanker, sementara di Indonesia 12,9% kematian disebabkan oleh
kanker. Pada tahun 2011, kanker menyumbang 21% penyakit tidak kenular. Mengingat kondisi
tersebut, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target dalam World Cancer
Declaration tahun 2020. Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi saat
membuka egiatan tersebut. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 delegasi dari 7 negara, yaitu Thailand,
Filipina, Malaysia, Laos, Kamboja, Vietnam dan Indonesia.

                                                                                            55
Pada tahun 2015 diperkirakan akan ada 1 juta
                                                             kasus kanker per tahun. Sementara itu, sistem
                                                             kesehatan di sebagian besar negara-negara
                                                             ASEAN tidak dapat sepenuhnya siap dalam
                                                             pelayanan kanker akibat masih adanya gap
                                                             antara negara maju dan berkembang. Diperlukan
                                                             strategi untuk memperkecil gap tersebut serta
                                                             meningkatkan     upaya     pencegahan     dan
                                                             pengobatan kanker di kawasan ASEAN.
Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH membuka the First
Policy Roundtable on Future Access to Cancer Care in ASEAN
Countries di Jakarta

Strategi dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan di pelayanan primer dan sekunder,
penggunaan obat-obatan yang terjangkau dan berkualitas, dan penerapan mekanisme regional
dan global dalam pembiayaan dan pengadaan peralatan kesehatan.

Menkes mengajak delegasi dari negara-negara ASEAN untuk meningkatkan pendidikan
kesehatan, promosi, dan peningkatan kesadaran masyarakat. Selain pelayanan kesehatan, upaya
pencegahan juga harus ditingkatkan, seperti untuk menghindari rokok, obesitas, dan kurang
aktivitas fisik.


                                                                                                       56
Delegasi dari negara-negara ASEAN menyepakati The Jakarta Call for Action on Cancer Control,
yang merupakan seruan dalam pengendalian kanker di kawasan ASEAN diantaranya komitmen
untuk memasukkan pengendailan kanker dalam agenda pembangunan kesehatan sebagai
prioritas, kerja sama antara pemerintah dan pihak terkait, penguatan upaya pencegahan dan
deteksi dini, upaya diagnosis dan pengobatan, dan peningkatan surveilans dan penelitian kanker.

28 November 2012, Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, melantik pejabat Eselon I
dan II di lingkungan Kementerian Kesehatan di Jakarta.Pejabat yang dilantik adalah dr.
Yusharmen, D.Comm.H, M.Sc yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Ditjen PP dan PL
sebagai Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat
menggantikan dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes yang dipromosikan menjadi Kepala Badan
Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK). Selanjutnya,
Dra. Budi Dhewajani, MA dilantik sebagai Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan menggantikan Dra. Niniek Kun Naryatie dipromosikan menjadi
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Ukraina, Georgia,
dan Armenia.

Pelantikan pejabat struktural eselon I dan II hari ini dilakukan untuk mengisi kekosongan
jabatan setelah pejabat sebelumnya dipromosikan. Pelantikan dan mutasi pejabat pemerintah
adalah bagian dari dinamika organisasi, untuk pemantapan dan peningkatan kapasitas
kelembagaan, pembinaan karier pegawai, penyegaran, dan peningkatan kinerja.
                                                                                       57
“Setiap pelantikan pejabat hendaknya dimaknai untuk kepentingan organisasi bukan sekedar
penempatan pejabat pada jabatan tertentu melainkan merupakan langkah pembenahan
organisasi untuk meningkatkan kinerja”, ujar Menkes.

                                              Parameter yang digunakan dalam menentukan
                                              jabatan bagi setiap pegawai dilakukan dengan
                                              pertimbangan kapasitas, kompetensi, integritas,
                                              loyalitas, moralitas, pendidikan,pelatihan, nilai
                                              pengabdian dan komitmen kepada tugas dan
                                              tanggung jawab.Menkes meminta kepada dr.
                                              Yusharmen agar menyukseskan pelaksanaan
                                              program Kementerian Kesehatan dan dapat dengan
Ibu      Menteri  Kesehatan       menyaksikan
                                              cepat mempelajari tugas dan tanggung jawab yang
penandatanganan Pakta Integritas Pejabat yang baru utamanya di bidang pembiayaan dan
dilantik                                      pemberdayaanmasyarakat       terkait   penyiapan
implementasi jaminan kesehatan semesta bersama Pokja yang telah dibentuk.Dengan
diberlakukannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
dan Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka
tantangan yang berat, menuju jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage harus
dihadapi.

                                                                                            58
Dalam kesempatan yang sama, Menkes menyampaikan bahwa Pusat Kerjasama Luar Negeri
merupakan ujung tombak kerjasama Internasional bidang kesehatan. Peran Pusat Kerjasama
Luar Negeri harus lebih kuat sebagai point of entry Kementerian Kesehatan untuk urusan
kerjasama luar negeri. Upaya meningkatkan peran Indonesia menjawab tantangan kesehatan
global dilakukan dengan pendekatan Multi Track: Multilateral, Regional, Bilateral melalui
kebijakan satu pintu, yaitu melalui Pusat Kerjasama Luar Negeri.

29 November 2012, Untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan
Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP)
Filariasis telah dilakukan Pencanangan
Pemberian Obat Massal Pencegahan Filariasis
bersama Bupati Kabupaten Indragiri Hilir dan
Direktur Jenderal PP dan PL, pada peringatan
Hari Kesehatan Nasional di Kabupaten
Indragiri Hilir.




Kegiatan tersebut bertujuan untuk memutuskan rantai penularan filariasis maka dilaksanakan
Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis di daerah endemis. Sampai tahun 2012

                                                                                       59
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Contenu connexe

Tendances

Laporan wawancara
Laporan wawancaraLaporan wawancara
Laporan wawancaraNadyaYonisa
 
Akhlak sosial
Akhlak sosialAkhlak sosial
Akhlak sosialYuliana
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMeisin Rahman
 
Pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahas...
Pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahas...Pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahas...
Pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahas...Abd Rahman
 
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif IslamPerlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif IslamEsti Rahayu Suwondo
 
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanPeranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanGusti Hartanti
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalKuroko Tetsuya
 
Proposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsiProposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsispilody111
 
Narkoba-dan-Mahasiswa.pptx
Narkoba-dan-Mahasiswa.pptxNarkoba-dan-Mahasiswa.pptx
Narkoba-dan-Mahasiswa.pptxYekoJanuar
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialDini Nur Hanifah
 
Makalah dampak kewirausahan terhadap perekonomian
Makalah dampak kewirausahan terhadap perekonomianMakalah dampak kewirausahan terhadap perekonomian
Makalah dampak kewirausahan terhadap perekonomianSeptian Muna Barakati
 
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero wastePeran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero wasteazizah affandy
 
Sebutkan ciri ciri teknologi tepat guna
Sebutkan ciri ciri teknologi tepat gunaSebutkan ciri ciri teknologi tepat guna
Sebutkan ciri ciri teknologi tepat gunaFitri Yanti
 
PERMENKES RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PERMENKES RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPERMENKES RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PERMENKES RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumMuhamad Imam Khairy
 

Tendances (20)

Laporan wawancara
Laporan wawancaraLaporan wawancara
Laporan wawancara
 
Akhlak sosial
Akhlak sosialAkhlak sosial
Akhlak sosial
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatan
 
Pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahas...
Pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahas...Pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahas...
Pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat minat baca mahas...
 
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif IslamPerlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
 
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatanPeranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
Peranan ekonomi kesehatan dalam perencanaan kesehatan
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Proposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsiProposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsi
 
Narkoba-dan-Mahasiswa.pptx
Narkoba-dan-Mahasiswa.pptxNarkoba-dan-Mahasiswa.pptx
Narkoba-dan-Mahasiswa.pptx
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
Makalah dampak kewirausahan terhadap perekonomian
Makalah dampak kewirausahan terhadap perekonomianMakalah dampak kewirausahan terhadap perekonomian
Makalah dampak kewirausahan terhadap perekonomian
 
Kebutuhan ppt
Kebutuhan pptKebutuhan ppt
Kebutuhan ppt
 
Hukum kesehatan
Hukum kesehatanHukum kesehatan
Hukum kesehatan
 
Kolaborasi
KolaborasiKolaborasi
Kolaborasi
 
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero wastePeran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah komprehensif menuju zero waste
 
Sebutkan ciri ciri teknologi tepat guna
Sebutkan ciri ciri teknologi tepat gunaSebutkan ciri ciri teknologi tepat guna
Sebutkan ciri ciri teknologi tepat guna
 
7 Spirit Ramadhan.pdf
7 Spirit Ramadhan.pdf7 Spirit Ramadhan.pdf
7 Spirit Ramadhan.pdf
 
PERMENKES RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PERMENKES RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPERMENKES RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PERMENKES RI No. 493/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Integrasi nasional
Integrasi nasionalIntegrasi nasional
Integrasi nasional
 

En vedette

Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013Ditjen P2P
 
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015
Laporan  Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015Laporan  Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015Ditjen P2P Kemenkes
 
Jurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionoJurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionosapakademik
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012humasditjenppdanpl
 
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015Ditjen P2P
 
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015Ditjen P2P Kemenkes
 
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015Ditjen P2P Kemenkes
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013humasditjenppdanpl
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Ditjen P2P Kemenkes
 
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015Ditjen P2P Kemenkes
 

En vedette (16)

Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013
 
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015
Laporan  Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015Laporan  Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan TA. 2015
 
Profil PP dan PL Tahun 2014
Profil PP dan PL Tahun 2014Profil PP dan PL Tahun 2014
Profil PP dan PL Tahun 2014
 
Jurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionoJurnal ari prastiono
Jurnal ari prastiono
 
Lakip 2014
Lakip 2014Lakip 2014
Lakip 2014
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
 
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
 
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI III TAHUN 2015
 
Newsletter Edisi 4 Tahun 2016
Newsletter Edisi 4 Tahun 2016Newsletter Edisi 4 Tahun 2016
Newsletter Edisi 4 Tahun 2016
 
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015
WARTA DITJEN PP DAN PL EDISI IV TAHUN 2015
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
 
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
 
Renstra 2015-2019
Renstra 2015-2019Renstra 2015-2019
Renstra 2015-2019
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Contoh kata pengantar
Contoh kata pengantarContoh kata pengantar
Contoh kata pengantar
 

Plus de Ditjen P2P

Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanDitjen P2P
 
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022Ditjen P2P
 
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdfProfil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdfDitjen P2P
 
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016Ditjen P2P
 
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji PresidenPencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji PresidenDitjen P2P
 
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Ditjen P2P
 
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014Ditjen P2P
 
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015Ditjen P2P
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Ditjen P2P
 
Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014Ditjen P2P
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014 Ditjen P2P
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014 Ditjen P2P
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014 Ditjen P2P
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014Ditjen P2P
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Ditjen P2P
 
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2Ditjen P2P
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012Ditjen P2P
 
Buku evaluasi indikator 2010 2012
Buku evaluasi indikator 2010   2012Buku evaluasi indikator 2010   2012
Buku evaluasi indikator 2010 2012Ditjen P2P
 
Leaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir finalLeaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir finalDitjen P2P
 

Plus de Ditjen P2P (20)

Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
 
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
 
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdfProfil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
 
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
 
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji PresidenPencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
 
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
 
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
Buku Data Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Semester I Tahun 2014
 
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
 
Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014 Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi II Tahun 2014
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
 
Komik Rabies
Komik RabiesKomik Rabies
Komik Rabies
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
 
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012
 
Buku evaluasi indikator 2010 2012
Buku evaluasi indikator 2010   2012Buku evaluasi indikator 2010   2012
Buku evaluasi indikator 2010 2012
 
Leaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir finalLeaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir final
 

Dernier

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Dernier (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

  • 1. KALEIDOSKOP TAHUN 2012 DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DANPENYEHATA LINGKUNGAN ATAN 2013 i
  • 2. Kata Pengantar Puji Syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan PetunjukNya sehingga kami dapat menyusun Buku Kaleidoskop Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2012. Buku ini berisikan informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2012 di lingkungan Ditjen PP dan PL disertai dengan capaian indikator program yang terkait bidang PP dan PL dan buku ini disusun atas kerjasama antar seluruh Satuan Kerja Eselon II di lingkungan Ditjen PP dan PL. Kami berharap buku ini dapat menjadi bahan informasi bagi Lintas Program di Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Lintas Sektor terkait dalam Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Kami sampaikan juga ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini dan kami sangat berharap adanya masukan untuk penyempurnaan penyusunan buku ini dimasa mendatang. Plh. Sekretaris Ditjen PP dan PL ttd dr. H. M. Subuh, MPPM i
  • 3. Sambutan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Indonesia berhadapan dengan berbagai masalah penyakit (triple burden) dimana penyakit menular belum teratasi dan penyakit tidak menular cenderung naik serta adanya ancaman dari munculnya penyakit infeksi new emerging dan re-emerging. Situasi tersebut dipengaruhi oleh kondisi perkembangan penyakit yang amat pesat dan dinamis termasuk ketersediaan obat-obatan , vaksin dan masalah resistensi. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular termasuk penyehatan lingkungan merupakan salah satu Fokus Prioritas Pembangunan Kesehatan 2010-2014 oleh karena itu peran Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam mendukung tercapainya Prioritas Pembangunan Kesehatan menjadi sangat penting. Untuk itu dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh Satuan Kerja di Lingkungan Ditjen PP dan PL diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan terukur serta dampak memberikan dampak bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Dalam rangka memberikan informasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2012 Ditjen PP dan PL menyusun Buku Kaleidoskop Kegiatan yang bertujuan sebagai bahan informasi bagi Lintas Program di Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Lintas Sektor terkait bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. ii
  • 4. Melalui penyusunan buku Kaleidoskop Kegiatan Ditjen PP dan PL tahun 2012 ini diharapkan pelaksanaan kegiatan pada tahun 2013 dapat terlaksana lebih baik dari pelaksanaan kegiatan tahun 2012. Jakarta, 2 Januari 2013 Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ttd Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama iii
  • 5. Daftar Isi : KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i SAMBUTAN DIRJEN PP DAN PL ........................................................................................................ ii DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iv BAB I : Hasil Capaian Indikator Program....................................................................................... 1 BAB II : Cuplikan Kegiatan .............................................................................................................. 4 A. Periode Januari - Maret 2012.................................................................................................... 4 B. Periode April - Juni 2012 ........................................................................................................... 20 C. Periode Juli- September 2012 ...................................................................................................34 D. Periode Oktober - Desember 2012 ..........................................................................................50 BAB III: Dukungan Pembiayaan Anggaran Ditjen PP dan PL Tahun 2012 ...................................... 68 iv
  • 6. BAB I CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM LINGKUP DITJEN PP DAN PL TAHUN 2012 CAPAIAN Keterangan Data Pembanding Data 2012 tw III No Indikator 2012 2011 dibandingkan s/d Triwulan III s/d Triwulan III Data 2011 tw III I. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG A. Pengendalian TB 1 Persentase kasus baru TB 61.5 62.4 Menurun, karena kelengkapan Paru (BTA positif) yang laporan di twIII tahun 2012 lebih ditemukan (CDR) rendah dibandingkan tw 3 tahun 2011. Persentase kabupaten yang mengirimkan laporan lengkap di tw III tahun 2011 seebsar 99% sedangkan di tw III tahun 2012 sebesar 95% 1
  • 7. CAPAIAN Keterangan Data Pembanding Data 2012 tw III No Indikator 2012 2011 dibandingkan s/d Triwulan III s/d Triwulan III Data 2011 tw III 2 Persentase kasus baru TB 87.9 90.2 Menurun, karena kelengkapan Paru (BTA positif) yang laporan di tw III tahun 2012 lebih disembuhkan (SR) rendah di bandingkan tw III tahun 2011. Persentase kabupaten yang mengirimkan laporan lengkap di tw III tahun 2011 sebesar 95% sedangkan di tw III tahun 2012 sebesar 91% B. Pengendalian HIV/AIDS 1. Persentase ODHA yang 79.8 76.8 Meningkat mendapatkan ART 2 Jumlah orang yang berumur 216.561 15 tahun atau lebih yang 69.389 jumlah menerima konseling dan jumlah kumulatif Meningkat kumulatif = testing HIV = 369.966 795.846 3 % Kab/Kota yg melaksanakan pencegahan penularan HIV 77.8 63.09 Meningkat sesuai pedoman 2
  • 8. CAPAIAN Keterangan Data Pembanding Data 2012 tw III No Indikator 2012 2011 dibandingkan s/d Triwulan III s/d Triwulan III Data 2011 tw III II. PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG C. Pengendalian DBD 1 Angka kesakitan penderita 26.37 20.38 Meningkat karena : DBD per 100.000 penduduk 1. Masing kurangnyapengetahuan dan peran serta masyarakat 2. Upaya penatalaksanaan penemuan kasus secara dini, tata laksana penderita DBD sampai upaya pemutusan rantai penularan yang belum optimal 3. Cuaca/iklim yg mendukung peningkatan kepadatan vector penular DBD (nyamuk Aedes aegypti) 4. Terjadinya peningkatan kasus di beberapa provinsi D. Pengendalian Malaria 1 Angka penemuan kasus malaria per 1000 penduduk 1.2 1.33 Menurun 3
  • 9. CAPAIAN Keterangan Data Pembanding Data 2012 tw III No Indikator 2012 2011 dibandingkan s/d Triwulan III s/d Triwulan III Data 2011 tw III E. Pengendalian Zoonosis 1. Persentase kasus zoonosa yang ditemukan ditangani 86.96 83.8 Meningkat sesuai standar III. SURVEILANS, IMUNISASI, KARANTINA DAN KESEHATAN MATRA F. Imunisasi 1. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat 68.5 57.9 Meningkat imunisasi dasar lengkap 2. Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapatkan 68.5 58.7 Meningkat imunisasi campak G. Surveilans 1. Persentase penanggulangan KLB < 24 jam 75 70 Meningkat F. Karantina kesehatan 4
  • 10. CAPAIAN Keterangan Data Pembanding Data 2012 tw III No Indikator 2012 2011 dibandingkan s/d Triwulan III s/d Triwulan III Data 2011 tw III 1 Persentase faktor risiko potensial PHEIC yang 99.9 91.5 Meningkat terdeteksi di pintu negara G. Kesehatan matra 1 Persentase terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan 62.2 59 Meningkat pada wilayah kondisi matra IV. PENYEHATAN LINGKUNGAN 1 Jumlah desa yang 7.325 4.893 Meningkat melaksanakan STBM V. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR 1 Persentase Propinsi yang melakukan pembinaan pencegahan dan 90.9 75.8 Meningkat penanggulangan penyakit tidak menular (SE, deteksi) 5
  • 11. CAPAIAN Keterangan Data Pembanding Data 2012 tw III No Indikator 2012 2011 dibandingkan s/d Triwulan III s/d Triwulan III Data 2011 tw III 2 Persentase propinsi yang memiliki Perda tentang 72.7 54.5 Meningkat Kawasan Tanpa Rokok (KTR) VI. SEKRETARIAT 1 Jumlah UPT Vertikal yang ditingkatkan sarana dan 53 45 Meningkat prasarananya 2 Jumlah rancangan regulasi Menurun karena beberapa dan standar yang disusun 10 15 rancanganyang telah diproses masih perlu penyempurnaan substansi Catatan : 1. Data-data program lain belum dapat ditampilkan karena membutuhkan data tahunan, atau karena perlu survei khusus untuk mendapatkannya 2. Keterangan yang tertulis dalam huruf italicmerupakan data lebih rendah di tahun 2012 triwulan III dibandingkan data tahun 2011 triwulan III dengan penjelasan sebagaimana tersebut diatas. 6
  • 12. BAB II CUPLIKAN KEGIATAN A. PERIODE JANUARI-MARET 2012 18 Januari 2012 dilaksanakan Pertemuan Penyusunan Laporan Keuangan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang - Eselon 1 (UAPPA/B-E1) Ditjen PP dan PL di Bandung. Pertemuan bertujuan untuk menyusun laporan keuangan tingkat Eselon 1 dan dihadiri oleh pengelola Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Pengelola Sistem Informasi Manajemen dan Akuntasi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) dari satuan kerja di lingkungan Ditjen PP dan PL. Narasumber pertemuan terdiri dari Inspektur III Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, Kepala Biro Keuangan dan BMN, Kepala Bagian Penyusunan Laporan Keuangan Biro Keuangan dan BMN, Tim Review Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, Tim Help Desk Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian Keuangan, dan Tim Help Desk Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan. Dalam arahannya, Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan hal - hal pokok yang harus dimiliki petugas keuangan di Kementerian, yaitu (a) penguasaan terhadap berbagai aturan yang ada di jajaran pemerintahan, (b) profesionalisme ilmu keuangan dan ilmu 7
  • 13. akuntansi, baik dasar, lanjutan, maupun penerapannya dalam pekerjaan sehari-hari, (c) selalu bekerja dengan amat cermat, tekun dan berhati-hati, terutama ketika berhadapan dengan angka yang banyak dan rumit, (d) kejujuran harus selalu diutamakan dan di junjung tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Selain itu, Prof. Tjandra menyampaikan bahwa dalam suatu Kementerian, perlu dijamin adanya laporan keuangan satuan kerja secara berjenjang dengan akurat, relevan, berkala, teratur dan akuntabel, serta agar selalu melakukan kelaikan manajemen keuangan yang merupakan bagian penting dalam jalannya organisasi, apalagi dalam upaya mencapai predikat laporan keuangan WTP di tahun 2012. 20 Januari 2012, sebagai salah satu anggota dewan juri Indonesia Millennium Development Goals Awards 2011 (IMA 2011), Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menilai dan melihat langsung kinerja salah satu kelurahan di Bekasi sebagai nominasi IMA 2011. Peninjauan lapangan ini dilakukan terhadap upaya penyehatan sanitasi dan perbaikan perilaku masyarakat melalui diskusi dengan pelaksana kegiatan, pemerintah daerah, masyarakat penerima manfaat kegiatan, serta peninjauan langsung sarana sanitasi yang dibangun. Malam penganugerahan IMA 2011 diselenggarakan pada Rabu, 1 Februari 2012 bertempat di Balai Kartini, Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia dengan bertemakan “Beraksi Untuk Negeri". 8
  • 14. Selain Dirjen PP dan PL anggota dewan juri "IMA 2011" lainnya terdiri dari Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Wakil Menteri Pertanian, Biro Pusat Statistik Dr. Rusman Heriawan, Ketua Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah (YIPD) Dr. Erna Witoelar, Redaktur Senior Kompas Dr. Ninok Leksono, ndonesia Country Director World Food Programme (WFP) Coco Ushiyama, Direktur Pemberitaan Metro TV Suryopratomo, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Dr. Nafsiah Mboi SpA, MPH, Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Dr. Sonny Harry B Harmadi, dan Prof. Dr. Fasli Jalal. 26 Januari 2012Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama bersama Walikota Bontang Ir. H. Adi Darma, M.Si pada Kamis, menghadiri Pertemuan Evaluasi Pengembangan Pelabuhan Sehat di Wilayah Bontang untuk mengetahui perkembangan Pelabuhan Sehat wilayah Bontang dan Sangatta, Kalimantan Timur tahun 2012. Pertemuan diikuti 7 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I, 13 KKP Kelas II, 8 KKP Kelas III, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru, Dinkes Provinsi Kaltim, Administrator Pelabuhan, Dinkes kota Bontang, Dinkes Kabupaten Kutai Timur, Forum Kota Sehat Bontang, serta pemangku kepentingan lainnya di Pelabuhan Bontang dan Sangatta. 9
  • 15. Dirjen PP dan PL menyampaikan beberapa hal penting tentang Pelabuhan Sehat, antara lain: (a) pelabuhan mempunyai dimensi luas, bukan hanya tempat kapal berlabuh, tetapi juga ada aspek sosial, ekonomi dan bersifat strategis, (b) mewujudkan Pelabuhan Sehat memerlukan komitmen semua pemangku kepentingan di wilayah pelabuhan dan merupakan kerja sinergi bersama, (c) Pelabuhan Sehat meliputi 5 aspek, yaitu kesehatan pelabuhan, kesehatan lingkungan, kesehatan hat masyarakat di wilayah kerja sekitar pelabuhan, bagian dari pelaksanaan International Health Regulation (IHR 2005), dan bagian dari Gerakan Nasional Bersih Negeriku (GNBN). Dalam Kunjungan ke Bontang, Prof. Tjandra menyempatkan berkunjung ke Puskesmas di Kota Bontang, Bank sampah, dan pasar sehat (25/1). Hal positif yang diperoleh dari kunjungan tambahan tersebut, yaitu masyarakat memperoleh pengobatan secara cuma cuma-cuma mulai dari puskesmas sampai Dirjen PP dan PL bersama Walikota Bontang, dalam acara evaluasi pelabuhan sehat dengan rumah sakit provinsi yang 10
  • 16. sumber pembiayaannya berasal dari pemerintah daerah. Selain itu, penyelenggaraan Pasar Sehat Rawa Indah yang merupakan 1 dari 10 Pasar Sehat pilot project Kementerian Kesehatan RI di Indonesia dinilai cukup baik. Hal ini terlihat dari kebersihan pasar, keberadaan poliklinik dan toilet yang memenuhi syarat kesehatan, serta berjalannya sistem "Radio Land", yaitu terdapat siaran radio lokal pasar yang memberi pesan-pesan dan hiburan bagi komunitas pasar. Direncanakan juga dibuat sistem streaming agar dapat juga dimanfaatkan pasar yang lainnya. Sementara itu, penerapan bank sampah yang dikelola oleh masyarakat dapat mengurangi volume sampah rumah tangga dan menghasilkan kerajinan masyarakat, seperti tas, topi, dan dompet yang memberi manfaat ekonomis kepada masyarakat setempat. 31 Januari 2012 dikantor Organisasi Konferensi Islam (OKI) Jedah, Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama mendampingi Menteri Kesehatan RI pada "5th Meeting of the Organization of Islamic Cooperation (OIC) Steering Committee on Health" yang dibuka oleh Menteri Kesehatan Kazakhstan sebagai Chairperson of the Steering Committee on Health. Beberapa topik penting yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain: 1) kemandirian negara Islam dalam pengadaan obat dan vaksin, termasuk peran PT. Biofarma sebagai penyedia vaksin penting bagi dunia, 2) proses mendapatkan Pra Kualifikasi WHO untuk obat dan vaksin yang diproduksi negara Islam, 3) perkembangan hasil resolusi "4th Meeting of the OIC Steering Committee on Health" di Astana tahun 2011 yang sudah dilakukan, 4) rencana penempatan ahli kesehatan Indonesia dalam Health Implementing Unit (HIU) di Markas Besar OKI di Jeddah, 5) 11
  • 17. penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan "6th Meeting of the OIC Steering Committee on Health" yang serta merta Menteri Kesehatan RI menjadi Chairperson of the Steering Committee on Health 2013-2015 dan tuan rumah penyelenggaraan “4th Islamic Minister of Health 2013” serta kemungkinan Menteri Kesehatan RI menjadi semacam koordinator kegiatan khusus OKI di bidang kesehatan. Menteri Kesehatan RI mendapat kesempatan pertama menyampaikan Statement by Head of Delegation, antara lain 1) apresiasi kepada OIC, 2) perlunya implementasi berbagai kesepakatan yang ada, dan 3) Indonesia siap menjadi tuan rumah “4th Islamic Minister of Health 2013”. Pada hari kedua pertemuan (1/2), Prof. Tjandra memimpin Delegasi RI (DELRI) dan membicarakan beberapa hal penting yaitu 1) langkah-langkah persiapan pelaksanaan "6th Meeting of the OIC Steering Committee on Health" di Indonesia pada Januari 2013, yang salah satu materi utamanya adalah mempersiapkan agenda "4th Islamic Minister of Health Conference 2013" di Indonesia; dan 2) persiapan "4th Islamic Minister of Health Conference, 2013" di Indonesia dengan topik yang akan dibahas antara lain Pandemic Preparedness Plan, Gizi, serta Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Disepakati akan ada pembicaraan secara intensif antara Kementerian Kesehatan RI dengan Sekretariat OKI untuk mempersiapkan acara penting di atas serta membahas tentang kemungkinan mengadakan pertemuan teknis/tenaga ahli, sehingga pada "4th Islamic Minister of 12
  • 18. Health Conference 2013" di Indonesia sudah terdapat rancangan bahasan yang akan dilaporkan untuk disetujui para Menteri Kesehatan OKI yang akan hadir. 2 Februari 2012, Tim Ditjen PP dan PL yang terdiri dari Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra (Simkar dan Kesma), Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung (PPML), dan Direktur Penyehatan Lingkungan (PL), menerima kunjungan kerja Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Tim Dinkes tersebut dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan, Zainal Arifin, SKM, M.Kes dan berjumlah 23 orang, terdiri dari Kepala Direktur Simkar dan Kesma, dr. Andi Muhadir, MPH (tengah) memberi Bidang dan Kepala Seksi Dinas sambutan saat menerima kunjungan Tim Dinkes Kab. Indragiri Hulu didampingi Kesehatan, serta Kepala Kadinkes Kab. Indragiri Hulu, Zainal Arifin, SKM, M.Kes (kiri) dan Kasubbag Puskesmas di Kabupaten Humas, Sri Handini, SH, M.Kes (kanan) Indragiri Hulu. 13
  • 19. Kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui program dan kegiatan Ditjen PP dan PL, khususnya upaya preventif dan promotif yang terkait dengan MDGs. Direktur Simkar dan Kesma dr. Andi Muhadir, MPH, mewakili Sesditjen PP dan PL menyambut baik kunjungan tim Dinkes dan mengharapkan dapat meningkatkan kerja sama antara Dinas Kesehatan Kabupaten dengan Kementerian Kesehatan. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan memaparkan program dan capaiannya di Kabupaten Indragiri Hulu, terutama terkait dengan lingkup PP dan PL. Sejalan dengan program kesehatan di kabupaten telah mencapai target, alokasi anggaran untuk kesehatan juga meningkat secara signifikan. Selanjutnya para Direktur memaparkan program, target, dan capaian indikator kinerja kegiatan di lingkungan Ditjen PP dan PL. Diharapkan dengan kunjungan kerja Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu dapatmeningkatkan hubungan kerja yang lebih baik, serta memperoleh masukan yang bermanfaat untuk diterapkan di daerahnya. 13 Februari 2012, dilaksanakan Pertemuan Jejaring Kesehatan Matra Nasional sebagai upaya meningkatkan koordinasi kesehatan matra tingkat nasional. Pertemuan dihadiri 90 peserta yang merupakan para penentu kebijakan dari lintas program, lintas sektor, badan usaha, organisasi profesi, serta organisasi kemasyarakatan terkait, yaitu Kementerian Dalam Negeri, Kementerian 14
  • 20. Sosial, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, TNI, POLRI, Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, PT Garuda Indonesia, Lion Air, Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Perhimpunan Kesehatan Wisata Indonesia, Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia, Persatuan Kedokteran Kelautan, Kwartir Nasional Pramuka, Persatuan Olah Raga Selam Indonesia, serta Kerabat Pecinta Alam. Isu yang berkembang dalam pertemuan ini antara lain: 1. Jejaring ini hendaknya dapat dijadikan jenjang koordinasi untuk menyelesaikan permasalahan terkait kesehatan matra 2. Permasalahan kesehatan matra pada buruh migran, meliputi belum tersedianya data dasar kesehatan termasuk kesehatan jiwa, masih adanya pemeriksaan yang dilakukan di sarana kesehatan di luar ketentuan. 3. Permasalahan kesehatan penerbangan meliputi belum optimalnya pemeriksaan kesehatan terhadap awak pesawat, khususnya terkait isu penggunaan narkotika di kalangan pilot dan identifikasi human factor serta hazard yang ada. 4. Permasalahan kesehatan matra di lapangan antara lain pengendalian faktor risiko pada gangguan keamanan dan kesehatan bagi anggota TNI yang berada di wilayah perbatasan. Dalam pertemuan ini, Dirjen PP dan PL menyampaikan arahan 1) upaya kesehatan matra agar disosialisasikan secara lebih luas kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat, antara lain melalui press briefing, buku panduan, leaflet, dan buku saku; 2) jejaring ini agar dibuat 15
  • 21. menjadi bentuk formal, dari pusat sampai daerah; 3) perlu upaya antisipatif dalam bentuk SOP. 27 Februari 2012Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama yang mewakili Menteri Kesehatan bersama 11 organisasi profesi (IDI, PERDOSKI, PERDOSRI, IPNI, IBI, PREI, ARVI, ARSADA, IAKMI, AIPKI), 2 Fakultas Kedokteran (FKUI, dan FK Atmajaya) & WHO Indonesia tanda tangani Piagam Seruan Nasional (Global Appeal) Mengatasi Kusta dalam rangka Hari Kusta Sedunia ke-59, di Jakarta. Penandatanganan Piagam Seruan Nasional Mengatasi Kusta merupakan upaya untuk menghapuskan stigma dan diskriminasi terhadap Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) di masyarakat, termasuk dalam layanan publik. Pada tahun ini Peringatan Hari Kusta Sedunia mengangkat tema “Berdayakan orang yang pernah mengalami kusta agar mandiri”, dan sub tema “Mari dukung orang yang pernah mengalami kusta agar menjadi sehat dan sejahtera”, dan “Hapus diskriminasi terhadap orang yang pernah mengalami kusta dalam layanan publik”. 16
  • 22. Terdapatnya survey situasi stigma dan diskriminasi terhadap OYPMK di 5 kabupaten dan hasil penelitian mengenai pemenuhan dan perlindungan hak OYMPK dan keluarga mereka yang dilakukan Komisi Nasional HAM merupakan bukti adanya stigma dan diskriminasi terhadap OYPMK. “Saya melarang perlakuan diskriminatif kepada orang yang pernah mengalami kusta di tanah air dengan alasan apapun juga”, tegas Menkes. Saat ini Indonesia masih menjadi penyumbang kasus baru kusta nomor 3 di dunia setelah India dan Brasil. Pada tahun 2010, Indonesia melaporkan 17.012 kasus baru dan 1.822 atau 10,71% di antaranya, ditemukan sudah dalam keadaan cacat tingkat 2 (cacat yang tampak). Selanjutnya, 1.904 kasus (11,2%) adalah anak-anak. Keadaan ini menunjukkan, penularan penyakit kusta masih ada di masyarakat dan keterlambatan penemuan kasus masih terjadi. 26 Maret 2012, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama membuka Pertemuan Sosialisasi Reformasi Birokrasi Bidang SDM Aparatur. Reformasi Birokrasi (RB) merupakan proses menata ulang, mengubah, memperbaiki dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional, bersih, efisien, efektif dan produktif). Tujuan Reformasi Birokrasi adalah perubahan pola pikir (mind set), budaya kerja (culture set) dan perilaku (behaviour). 17
  • 23. Kementerian Kesehatan telah mengidentifikasi berapa kondisi birokrasi yang perlu diubah untuk dapat mencapai tujuan Berbagai kondisi yang harus diubah tersebut dapat dikategorikan ke dalam beberapa Area Perubahan yaitu: Pelayanan Publik, Tata Laksana, Peraturan Perundang- undangan, Pengawasan, Organisasi, SDM Aparatur, Akuntabilitas Kenerja dan Pola Pikir dan Budaya Kerja. Kegiatan ini harus dipahami dan diterima oleh semua pegawai sehingga Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) perlu melakukan Sosialisasi Reformasi Birokrasi SDM Aparatur di Lingkungan Pusat dan UPT agar terdapat kesamaan pandangan terhadap Program Reformasi Birokrasi di Lingkungan Ditjen PP dan PL. Dalam acara yang dihadiri pimpinan unit kerja di lingkungan Ditjen PP dan PL itu, dirjen menyampaikan 5 hal penting : 1) Reformasi birokrasi merupakan komitmen nasional. Setiap aparat negara dan pemerintahan harus menjalankan Reformasi Birokrasi, 2) Tujuan reformasi birokrasi adalah perubahan aparat pemerintah untuk mencapai hal yang lebih baik, 3) Salah satu aspek utama reformasi birokrasi bidang SDM aparatur adalah penentuan peta jabatan, analisa beban kerja, dan analisa jabatan, 4) Perubahan yang tidak mudah oleh karena itu, perlu dikuasai pengetahuan tentang manajemen perubahan, dan 5) Setiap pemimpin harus mensosialisasikan konsep reformasi birokrasi ke seluruh jajarannya dan menjadi pemimpin untuk berubah ke arah yang lebih baik 31 Maret 2012 , peringatan TB Day 2012 mengusung tema global CALL FOR A WORLD FREE OF TB yang bertujuan untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mengendalikan TB 18
  • 24. sehingga dunia terbebas dari penyakit ini. Slogan Let’s Unite to Stop TB pada Peringatan TB Day 2012 merupakan upaya untuk mengingatkan bahwa keterlibatan semua pihak dalam pengendalian TB masih terus perlu dilakukan demi terciptanya Indonesia bebas TB. Rangkaian kegiatan Acara puncak Peringatan Hari TB Sedunia Tahun 2012 dimulai dengan acara seminar sehari pada 31 Maret 2012 yang diikuti lebih dari 2000 peserta diantaranya berasal dariSektor pemerintah, NGO/CSOs/FBOs, Organisasi Profesi (IDI, PAPDI,PDPI, IDI, IAKMI), Lembaga Intersektoral(External &Internal Kemkes), Mahasiswa, Masyarakat, Dirjen PP dan PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama saat Partners/NGOinternationatioanl, dll. memberikan presentasi dalam rangka symposium Nasional Peringatan Hari TB Sedunia 2012 Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr, Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, membuka secara resmi seminar yang diselenggarakan di gedung Menara 165 Jakarta. 10 aksi terobosan yang kini dilakukan DitJen PPPL dalam penanggulangan TB, yaitu : (1) Lab rujukan, (2) External quality assurance system, (3) Rapid diagnostic test, (4) TB dalam akreditasi RS, (5) Penanganan Multi Drug Resistance (MDR) TB, (6) 19
  • 25. Peran organisasi profesi, (7) Pemberdayaan masyarakat, (8) Media massa, (9) Kesinambungan & penguatan program dan (10) Mengikuti perkembangan ilmiah terkini B. PERIODE APRIL-JUNI 2012 2-5 April 2012 Pertemuan Nasional Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dilaksanaka di hotel Grand Royal Panghegar Bandung, Jawa barat dibuka oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP dan PL) Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE di dampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan tema “Melalui Pertemuan Nasional PP dan PL tahun 2012, Kita Tingkatkan Sinkronisasi Pusat, Daerah dan UPT”, Dalam sambutannya, Dirjen PP dan PL menyampaikan tiga pesan penting dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian. Tahap Perencanaan merupakan komponen yang amat penting dan berbasis bukti, baik secara Ilmiah, data masa lalu, dan prediksi, dijalankan sesuai dengan aturan dan Proper Plan Prevent Poor Performance (P5). Tahap Pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan perencanaan, perlu mengakomodasi perubahan sesuai aturan, dilaksanakan dengan konsisten, kerja keras, dan dasar utama, pelaksanaan haruslah mewujudkan hasil. Tahap Pengendalian merupakan bagian tidak terpisahkan dari perencanaan dan pelaksanaan melalui evaluasi dan koreksi sedini mungkin meliputi aspek keuangan, administrasi, pelaksanaan program, dan pencapaian indikator. Dirjen PP dan PL juga menyampaikan perlunya sinkronisasi dan persiapan Exit Strategy dalam hal 20
  • 26. bantuan luar negeri. Efisiensi anggaran PP dan PL di tahun 2012 sebesar Rp. 281 M, dengan 2 prinsip utama yaitu "sharing the pain" dan "self blocking", sesuai dengan petunjuk dan rambu yang ada. Pemotongan anggaran ini juga harus tidak mengurangi kualitas pelaksanaan program dan pencapaian target kinerja Ditjen PP dan PL. Pertemuan dihadiri sekitar 200 peserta yang terdiri dari 33 Kepala Dinas Provinsi, para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT), Pejabat Eselon 3 dan 4 di lingkungan Ditjen PP dan PL. Hadir juga Narasumber pertemuan yang berasal dari pejabat Esselon 1 di Lingkungan Kementerian Kesehatan atau yang mewakili, Ditjen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Bappenas. 12 April 2012, bertempat di hotel Aryaduta Jakarta dilaksanakan peringatan Hari Malaria Sedunia (HMS) yang dimulai dengan pengukuhan Forum Nasional GEBRAK Malaria. Acara dihadiri oleh Wakil Presiden RI, beberapa Menteri dan Princess Astrid putri Raja Belgia yang merupakan Utusan Khusus Roll Back Malaria (RBM), suatu organisasi di bawah naungan PBB yang mendukung peran serta berbagai sektor dalam penanggulangan malaria di dunia. 21
  • 27. Princess Astrid didampingi Dirjen PP dan PL bertemu dengan Ibu Ani Yudhoyono pada 13 April 2012 di Istana Negara. Pada kesempatan tersebut, Princess Astrid menyampaikan penghargaan atas kemajuan penanggulangan malaria di Indonesia. Beliau juga tertarik pada kegiatan koordinasi malaria dengan kesehatan ibu dan anak serta imunisasi, penyebaran ikan pemakan jentik nyamuk dan peran dokter kecil. Terakhir beliau berharap Ibu Negara berkenan untuk membawa isu malaria pada pertemuan- pertemuan internasional. Direktur PPBB, dr.Rita Kusriastuti didampingi perwakilan WHO untuk Indonesia, Staf Ahli Menteri dan Utusan Khusus Roll Back Malaria, saat membuka pertemuan Forum Nasional GEBRAK Malaria Pada 14 –15 April 2012, Princess Astrid dan Dirjen PP dan PL, mengunjungi Provinsi Lampung untuk meninjau pelaksanaan program penanggulangan malaria di Provinsi Lampung. Princess Astrid dan Dirjen PP dan PL mengunjungi Poskesdes Kalianda untuk menyaksikan penyuluhan dan pemeriksaan darah dengan Rapid Diagnostic Test (RDT), program integrasi malaria dengan 22
  • 28. pemeriksaan Ibu Hamil, dan imunisasi. Selain itu juga penyebaran benih ikan pemakan jentik nyamuk (ikan kepala timah) ke kolam ikan di Merak Belantung Kecamatan Kalianda, serta mengunjungi Puskesmas Way Urang, dan RS Abdul Moeloek Bandar Lampung untuk melihat pelaksanaan pelayanan kesehatan dasar. Puncak HMS diadakan di Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah pada 2 Mei 2012. Diadakan pencangan deklarasi “Provinsi Kalteng siap untuk bebas malaria pada tahun 2018” yang dihadiri oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Direktur RSUD Palangka Raya, serta Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang mewakili Kementerian Kesehatan RI. 20 April 2012, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE atas nama Menteri Kesehatan RI telah membuka secara resmi Pelatihan Nasional Edukator Diabetes Indonesia Ke- 10 yang dilakukan oleh Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia (PEDI). BrigJen DR. Dr. Aris Wibudi, Ketua Umum PEDI menyampaikan laporannya bahwa pelatihan selama 3 hari ini diikuti lebih dari 200 orang yang terdiri dari dokter, perawat, diietesien dan petugas lainnya. Selain itu pelatihan yang sudah berjalan 10 tahun ini mempunyai 3 tingkatan yaitu dasar,lanjut dan berkelanjutan serta dengan Metode pelatihan dalam bentuk teori, loka karya, dan simulasi. 23
  • 29. Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama Mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan RI menyambut baik pelatihan ini, sedikitnya karena 4 hal : 1. Diabetes Mellitus (DM) yang merupakan masalah kesehatan paling penting di Indonesia, dengan data antara lainmerupakan Penyebab kematian ke 6, Prevalensi DM perkotaan 5,7%, dan Prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu 10,2% 2. Pengendalian DM haruslah merupakan continuum care, dimana edukasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting 3. Mereka yang sudah dilatih akan langsung dapat menangani pasien DM dan keluarganya sehingga mereka dapat tetap sehat, bugar dan mandiri. 4. Ini merupakan bentuk nyata partisipasi aktif masyarakat kesehatan untuk bersama pemerintah menanggulangi masalah kesehatan di Indonesia, dalam hal ini Diabetes Mellitus Demikian disampaikan oleh Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama. 7 Mei 2012,Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kemenkes, Prof. dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE di kota Yogyakarta melakukan peresmian Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Yogyakarta, yang merupakan pemekaran KKP Kelas II Semarang yang ditandai dengan Pembukaan selubung Papan Nama dan Penandatanganan Prasasti. Pada kesempatan ini sekaligus dilakukan juga acara serah terima jabatan dan serah terima pemanfaatan aset dari KKP Kelas II Semarang ke KKP Kelas IV Yogyakarta. 24
  • 30. Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama dalam sambutannya menyampaikan bahwa KKP Kelas IV Yogyakarta merupakan KKP ke 49 di-Indonesia,masing-masing KKP mempunyai beberapa Kantor Wilayah Kerja (WilKer) yang melayani ratusan pelabuhan dan bandara diseluruh Indonesia. Dirjen PP dan PL membuka selubung papan nama KKP Kelas IV Yogyakarta Beliau menambahkan, bahwa KKP Kelas IV Yogyakarta diminta untuk melakukan; tugas pokok dan fungsinya baik sebagai cegah tangkal penyakit maupun aspek kesehatan masyarakat di lingkungan pelabuhan serta pelayanan kesehatan jamaah haji, koordinasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan di lingkungan pelabuhan di wilayah kerjanya, koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah setempat, bila diperlukan maka turut membantu penanganan masalah kesehatan masyarakat, khususnya yang terkait dengan PP dan PL, di daerah tempat kerjanya, bekerja sesuai aturan per-undang-undangan yang ada, melaporkan secara berkala ke DitJen P2PL tentang perkembangan tugas dan pekerjaan. 10 Mei 2012 , dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih intensif 25
  • 31. melalui program percepatan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan melaksakanan rangkaian acara pembinaan wilayah kesehatan di Provinsi Sumatera Barat yang bertepatan dengan acara Rapat Kerja Kesehatan Daerah Sumatera Barat. Kegiatan diawali dengan pertemuan Akselerasi dan Sinkronisasi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Pada acara yang dibuka oleh Walikota Bukit Tinggi tersebut, Dirjen PP dan PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama membuka dan memberikan paparan yang dilanjutkan dengan diskusi tentang program kesehatan terpadu di Sumatera Barat. Dirjen PP dan PL didampingi Walikota Bukit Tinggi dan Kadinkes Prov. Sumbar saat menjadi pembicara pada pertemuan Akselerasi dan Sinkronisasi Pembangunan Kesehatan Prov. Sumbar Materi diskusi yang menarik diantaranya: Penjelasan tentang Poltekes, Aspek pelayanan RS ,obat generik, tarif Askes, Kebutuhan tempat tidur menjelang BPJS, Permintaan anggaran untuk 26
  • 32. kegiatan PP dan PL di kabupaten/kota termasuk DAK, Pentingnya pendidikan dan pelatihan SDM, kegiatan kesehatan di beberapa kabupaten (penurunan AKI dan AKB, penanggulangan HIV/AIDS), peran Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) dan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dalam pekerjaan bidan, Kejelasan penempatan dokter Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PDSBK) setelah lulus, serta puskesmas perkotaan dengan pelayanan persiapan jamaah haji. Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan kerja Sesditjen PP dan PL dr. Yusharmen D.Comm.H., M.Sc ke Kota Sawah Lunto pada 11 Mei 2012 untuk menyaksikan deklarasi Open Defecation Free (ODF) 9 kelurahan dan peresmian kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). dr. Yusharmen menyambut baik kegiatan tersebut karena terkait dengan masalah mendasar di bidang kesehatan sebagai wujud nyata dari upaya promotif dan preventif yang menjadi prioritas Pemerintah. Dikatakan juga, kegiatan Deklarasi ODF dan Persemian Posbindu PTM merupakan media yang sangat efektif untuk mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat. 27
  • 33. 16 Mei 2012, Dirjen PP dan PL Prof dr. Tjandra Yoga Aditama melakukan talkshow di Metro TV. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 i dan 2001, serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM) menduduki peringkat teratas dibanding penyakit menular. PTM memerlukan biaya pengobatan yang jauh lebih mahal, menjadi beban sosial dan ekonomi i keluarga. Penyakit Kanker merupakan PTM utama yang menjadi penyebab kematian nomor 6 di Indonesia. Dirjen PP dan PL saat menjadi pembicara dalam talkshow PPTM Di Indonesia, tantangan yang dihadapi adalah 70% pasien kanker terdeteksi pada stadium lanjut, terbatasnya pengetahuan masyarakat termasuk keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan pengobatan tradisional, serta gaya hidup tidak sehat seperti meroko konsumsi alkohol, merokok, konsumsi makanan yang diawetkan. Hal tersebut disampaikan oleh Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen PP dan PL Prof dr. Tjandra Yoga Aditama pada talkshow tersebut. 28
  • 34. Talkshow juga membahas perlunya pembatasan konsumsi gula, garam, dan lemak. Kegiatan tersebut juga menghadirkan pakar di bidang kanker yaitu Dr. dr.Laila Nuranna, Sp.OG (K), dan salah satu pakar bidang gizi. Dr. Laila Nuranna menyampaikan penyakit kanker dipengaruhi oleh faktor risiko seperti merokok, minum alkohol, kurang aktifitas fisik, kurang konsumsi sayur, konsumsi lemak tinggi, obesitas. Dr . Laila juga menyampaikan pentingnya menghindari faktor risiko kanker, melakukan pemeriksaan sejak dini, skrining/penapisan, vaksinasi HPV (pada kanker serviks), Periksa Payudara Sendiri (SADARI) pada kanker payudara. Dirjen PP dan PL juga menyampaikan bahwa kelayakan kecukupan konsumsi garam di Indonesia adalah 6 gram/hari (+_ 1 sdt/hari), konsumsi lemak 20 - 25% dari total energi sesorang (1,5 – 3 sdm atau 15 gr-30 gr/hari), dan konsumsi gula sebesar 10 % dari total energi seseorang. Strategi yang dapat digunakan antara lain membiasakan makan beranekaragam, menggunakan bumbu alami, menambahkan garam pada saat makanan sudah terhidang, memasak dengan mengukus/merebus, mengkonsumsi makanan segar (tidak diawetkan), memakan daging tanpa gajih, menggunakan santan encer, membatasi makanan digoreng, dan membaca label makanan. Pada talkshow tersebut dibahas jugapentingnya membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak, karena dapat meningkatkan risiko PTM. Dalam waktu 15 tahun, 87,5% yang sensitif natrium (garam) dan 50% yang tidak sensitif akan menjadi hipertensi. Konsumsi gula dan lemak berlebih berpotensi menjadi obesitas dan diabetes. 29
  • 35. 21 - 26 Mei 2012, Dirjen PP dan PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama, sebagai "Alternate Head of Delegation Indonesia" bersama Wamenkes dan Delegasi RI (DELRI) menghadiri WHA - World Health Assembly (pertemuan tertinggi World Health Organization - WHO) Ke-65, di Jenewa Swiss. Sidang WHA Ke-65 membahas 20 agenda yang terdiri dari agenda pleno dan 2 Komite, yaitu A) Technical Matters dan B Administrative Matters dengan Tema Utama adalah "Towards Universal Health Coverage" yang menghasilkan 13 resolusi dan 4 keputusan. Topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain "Universal Health Coverage" Millenium Development Goals (MDGs), Penyakit Tidak Menular (PTM), Gangguan Jiwa, serta Gizi dan Kehamilan. Wamenkes didampingi Dirjen PP dan PL menghadiri sidang WHA Ke-65, Genewa Beberapa agenda Dirjen PP dan PL bersama Wamenkes antara lain melakukan rapat DELRI, mengikuti pertemuan Gerakan Non Blok (non alignment movement) tentang kesehatan, mengadakan pertemuan bilateral dengan Menkes Amerika Serikat, dan pertemuan dengan 6 30
  • 36. negara lainnya dalam rapat Foreign Policy and Global Health (FPGH) serta mengadakan pertemuan dengan Menkes Bangladesh. Selain itu Dirjen PP dan PL turut mendampingi Wamenkes melakukan pertemuan resmi dengan Direktur Jenderal WHO untuk membahas jumlah staf internasional WHO dari Indonesia yang masih sangat terbatas, masalah Universal Coverage dan pengalaman Indonesia dalam menghadapi bencana. Pada kesempatan ini Prof. Tjandra mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Department of Control of Neglected Tropical Disease WHO, yang membahas langkah-langkah penanggulangan beberapa penyakit di Indonesia, yaitu lepra, kecacingan pada anak, filariasis, schistosomiasis dan frambusia. 15 Juni 2012, di Kota MedanDirektorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang didukung oleh Dinas Kesehatan Kota Medan dan PT Johnson Home Hygiene Products (JHHP) beserta mitra terkaitmenyelenggarakan konferensi pers dalam rangka peringatan ASEAN Dengue Day ke-2. Acara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Hari ASEAN Dengue Day yang dicanangkan pada 15 Juni 2011 lalu yang dinilai sangat penting sebagai inisiatif dalam Pengendalian Demam Berdarah di wilayah Asia Tenggara. Adapun rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak terkait dalam upaya meningkatkan pengendalian Demam Berdarah, diantaranya : 31
  • 37. 1. Kampanye Awas Demam Berdarah 2012 yang dilakukan bersama pemerintah, PT Johnson Home Hygiene Products (JHHP), Institut Pertanian Bogor, Yayasan Obor Berkat Indonesia dan Indomaret yang dilakukan di 5 kota terpilih: Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan (bulan Januari-Juni 2012). Kegiatan yang dilakukan berupa: a. Penyuluhan di 250 sekolah dengan bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia. b. Pemilihan Jumantik Cilik yaitu kompetisi yang akan dilakukan oleh anak-anak SD dengan melakukan beragam aktivitas pemberantasan nyamuk. c. Pengadaan situs www.awasdb.comsebagai pusat informasi Kampanye Awas DB 2. Pelatihan Jumantik di Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Pusat Promosi Kesehatan. 3. Pembuatan billboard oleh Pusat Promosi Kesehatan yang akan dipasang ditempat yang strategis sebagai salah satu media KIE untukmasyarakat. Mengirim surat edaran kepada Kepala Daerah untuk mengingatkan mengenai “Komitmen Kepala Daerah Dalam Pengendalian Demam Berdarah” sesuai hasil kesepakatan dalam Dialog Nasional pada saat peluncuran ASEAN Dengue Day Project Manager Kampanye Awas DB, Rezka Ilhamsyahmenjelaskan bahwa Kampanye Awas DB 2012 telah dilaksanakan dari Desember 2011 hingga Juni 2012 dengan kegiatan antara lain edukasi langsung mengenai pencegahan DBD dan kompetisi Jumantik Cilik ke-250 sekolah dasar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Khusus untuk Kota Medan sudah 32
  • 38. ditetapkan 3 sekolah pemenang kompetisi Jumantik Cilik, yaitu SDN 060899, SDN 060912 dan SDN 065853.Dalam Acara tersebut diserahkan hadiah bagi pemenang lomba jumantik yang diserahkan oleh Direktur PPBB, perwakilan Dinkes Provinsi Sumatera Utara, Kadinkes Kota Medan, dan Mitra. Dalam kesempatan itu disampaikan dukungan program oleh mitra terkait dalam kampanye awas DBD yang ditandai dengan pemberian sumbangan oleh Indomaret kepada Yayasan OBI. Konferensi Pers dalam peringatan ASEAN Dengue Day ke 2 di Medan Kegiatan Pemeriksaan Jentik oleh Jumantik cilik 33
  • 39. C. PERIODE JULI-SEPTEMBER 2012 25 Juli 2012 , Direktorat Jenderal PP dan PL bersama Unit Utama Kemenkes lainnya melaksanakan pembinaan wilayah terpadu di Provinsi Aceh yang dilaksanakan di Kota Banda Aceh bersamaan dengan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda). Ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Aceh tahun 2012. Rakerkesda dengan tema “Melalui Rapat Kerja Kesehatan Daerah Mari Kita Perkuat Sinergitas Program Kesehatan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk Percepatan Target MDG’s 2015”. Hadir pada pertemuan ini antara lain Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah, Bupati/Walikota, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, para Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), pimpinan dan anggota DPRD, Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Dirjen Bina Gizi & KIA, Dirjen Bina Farmasi dan Alkes, Sesditjen PP dan PL, Direktur Utama PT ASKES, Pangdam Iskandar Muda, serta Kajati Aceh.Pada kesempatan ini, Gubernur Provinsi Aceh menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2011 – 2027 yang memberikan prioritas pada delapan fokus utama pembangunan diantaranya bidang kesehatan. Selain itu disusun Rencana Strategis (Renstra) bidang kesehatan sebagai konsep rencana pembangunan jangka menengah Provinsi Aceh tahun 2012-2017 dengan harapan bahwa target pembangunan kesehatan yang ditetapkan dalam Millenium development Goals (MDG’s) 2015 dapat tercapai. 34
  • 40. Pada kesempatan ini, Menkes memberikan apresiasi kepada Gubernur Aceh yang mengeluarkan kebijakan larangan merokok bagi PNS didalam ruangan, kantor, dan lingkungan kerja, dan untuk Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) dengan membebaskan biaya pengobatan seluruh penduduk Provinsi Aceh. Hal tersebut dapat dijadikan model untuk penerapan jaminan an kesehatan nasional di Indonesia yang diamanatkan Undang-Undang Badan Pengelola Jaminan Undang Sosial (UU BPJS). Ibu Menteri Kesehatan juga meresmikan Pusat Unggulan Diagnostik AIDS, TB dan Malaria (ATM DCoE) di Balai Laboratorium Kesehatan Aceh, yang merupakan satu-satunya Pusat Diagnostik Malaria satunya yang mengaplikasikan Metode Lot Quality Assurance Sampling (LQAS) di Indonesia, dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM) di Desa Alue Deah Teungoh, Kota Banda Aceh, sekaligus menyerahkan bantuan peralatan Posbindu. Menkes RI saat meresmikan Pusat Keunggulan Diagnostik AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria di Kota Banda Aceh. Pemerintah Aceh. 35
  • 41. 28 Juli 2012 Masalah Hepatitis Sudah Di Depan Mata”, merupakan tema yang diangkat pada seminar hepatitis yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kemenkes RI dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia ke-3 Tahun 2012 di Jakarta (28/7). Acara ini dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi serta penyampaian testimoni Dahlan Iskan sebagai mantan pasien hepatitis. Dalam sambutannya, Menkes mengatakan Hepatitis merupakan masalah kesehatan yang paling besar di dunia. Dimana sekitar 2 milyar penduduk dunia pernah terinfeksi oleh virus hepatitis B, 240 juta orang yang mengidap kronis, dan diperkirakan terdapat 170 juta penderita penyakit hepatitis C. Oleh karena itu, di tahun 2010 dibuatlah Resolusi WHO tentang Hepatitis atas usul Indonesia, Brazil Pemukulan gong oleh Menkes RI, Dahlan Iskan, dan dan negara lainnya. pendamping pengidap HIV saat meresmikan pembukaan seminar hepatitis sedunia didampingi Lebih lanjut, Menkes menjelaskan bahwa salah satu Dirjen PP dan PL dan Wamen RI pencegahan penyakit hepatitis yaitu pemberian 36
  • 42. imunisasi saat bayi/balita. Untuk itu, Menkes menganjurkan kepada seluruh masyarakat agar terus menerus menyuarakan imunisasi, selalu berperilaku hidup bersih & sehat, tidak mengkonsumsi makanan sembarangan, serta menjauhi perilaku seks berisiko dan narkoba. Acara dilanjutkan dengan penyampaian keynote speech oleh Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama. Dirjen mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara endemis tinggi dalam Hepatitis, karena prevalensi HBsAG (+) adalah 9,4 %, dimana batas maksimumnya8%. Dirjen menambahkan bahwa program pencegahan Hepatitis di Indonesia meliputi Pencegahan primer, yaitu imunisasi pada semua bayidan pencegahan sekunder yaitu penanganan mereka yang sudah terinfeksi dan Pencegahan tersier. Setelah Seminar Hepatitis, peringatan HHS Ke-3 dilanjutkan dengan aksi simpatik di Bundaran HI berupa pembagian merchandise peduli Hepatitis kepada masyarakat oleh Kemenkes bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Senat Mahasiswa FKUI, LSM/Organisasi Kemasyarakatan dan mitra sponsorship. Juli 2012,Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) menyelenggarakan pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers/TOT) pengendalian PTM terintegrasi di beberapa daerah di Indonesia. Terintegrasi karena dilakukan untuk pengendalian beberapa jenis PTM utama dengan pendekatan pengendalian faktor risiko bersama (penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus, penyakit paru-paru kronis, dan termasuk cedera. Faktor risiko bersama PTM 37
  • 43. antara lain merokok, obesitas, diet tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik). TOT ini dilaksanakan di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Lampung, D.I. Yogjakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Bali, Papua, Papua Barat, NTB, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Jawa Tengah, dan Maluku. TOT diselenggarakan dalam 2 jenis yaitu kelas manajemen dan kelas teknis. Kelas manajemen diikuti oleh pengelola program PTM dari dinas kesehatan provinsi dan Direktur PPTM, DR. Ekawati Rahajeng, SKM, M. Kes (Kiri) tengah beberapa dinas kesehatan kabupaten/kota membuka TOT PPTM terintegrasi di Provinsi Lampung terpilih. Sedangkan kelas teknis diikuti oleh dokter obsgin (khusus kanker) dan dokter umum dari Puskemas serta rumah sakit. Pelatihan teknis ini ditekankan pada pencegahan, deteksi dan monitoring faktor risiko PTM melalui Pos Pembinaan terpadu PTM, diagnosis, dan rujukan. Sebagai tindak lanjut dari TOT ini, setiap daerah akan menyelenggarakan pelatihan teknis di wilayah atihan masing2 yg bertujuan untuk menyiapkan petugas pelaksana (provider) di Puskemas dan RS rujukan. ) 38
  • 44. 3 Agustus 2012, Dalam rangka mendukung pencapaian komitmen Kementerian Kesehatan untuk memiliki nilai-nilai dasar dalam pelaksanaan program kesehatan untuk mencapai tujuan Pembangunan Kesehatan, yaitu Pro Rakyat, Inklusif, Responsif, Efisien dan Efektif, serta Bersih Direktur Jenderal PP dan PL memimpin Pencanangan Zona Integritas WBK dan WBBKM dengan penandatanganan Pakta Integritas yang disaksikan oleh Inspektur Jenderal Kemenkes RI. dr. Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa, MPH diikuti penandatangan pakta integritas oleh seluruh Pejabat Eselon 2 di lingkungan Ditjen PP dan PL dan beberapa pejabat Kantor Kesehatan Pelabuhan serta Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit. Perwujudan nilai-nilai tersebut divisualisasikan dalam bentuk Wilayah Bebas dari korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten Melayani (WBBKM) sebagai komitmen bersama yang harus dilaksanakan di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam sambutan Dirjen menyampaikan 5 hal, yaitu: 1) Pencanangan ini penting sebagai pelaksanaan INPRES No 5 tahun 2011 dan kelanjutan pencanangan serupa di Kemenkes pada bulan Juli serta merupakan kebutuhan untuk mendorong perbaikan di masa yang akan datang. 2) "Bersih" diartikan sebagai taat sepenuhnya pada aturan dan tidak ada kompromi terhadap aturan 3) "Kompeten" dilakukan dengan terus meningkatkan kemampuan sesuai pekerjaan, baik dalam hal kesehatan masyarakat maupun manajemen, dan terus mengikuti perkembangan masyarakat, 4) "Melayani" dapat diartikan secara langsung melayani masyarakat. 5) Setelah pencanangan maka yang perlu dilakukan adalah mengimplementasikannya dalam pekerjaan 39
  • 45. sehari-hari. Bulan Agustus 2012, Dalam rangka mendukung kesiapsiagaan bidang kesehatan pada arus mudik lebaran, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL), menyiapkan Posko Mudik Sehat yang beropersional dari H-7 sampai dengan H+7. Untuk kelancaran pengolahan data dan informasi Posko ini koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait (Korlantas Mabes POLRI dan Kementerian Perhubungan, PT. PELNI, Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, KKP, Rumah Sakit serta Puskesmas). Untuk mendukung kegiatan tersebut, telah dilakukan pemantauan di Pelabuhan Merak – Bakauheni, Pelabuhan Tanjung Priok dan beberapa terminal di Jakarta, dan di Yogyakarta (stasiun Lempuyangan dan Giwangan).Sampai dengan tanggal 26 Agustus 2012, laporan yang disampaikan oleh Posko berdasarkan data Korlantas POLRI jumlah Kejadian Kecelakaan terdapat 5.006 kecelakaan dengan rincian 869 meninggal dunia,1.438 luka berat, dan 4.913 luka ringan. 40
  • 46. Data kecelakaan lalu lintas tahun 2011 yaitu terdapat 4.435 kecelakaan dengan rincian 750 meninggal dunia, 1.294 luka berat, dan 3.315 luka ringan. Bila dibandingkan dengan hari yang sama tahun lalu jumlah kecelakaan meningkat 12%, jumlah korban meninggal dunia meningkat 15%, luka berat meningkat 11,13% dan luka ringan meningkat 48%. Untuk melengkapi data sanitasi lingkungan, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Jakarta juga melakukan pemeriksaan sampel makanan, sanitasi kapal dan terminal, inspeksi rumah makan dan pemeriksaan kesehatan penjamah makanan. Pemantauan di terminal bis antara lain pemeriksaan supir bis seperti Tekanan darah, Gula darah, Alkohol, Amphetamin. Pemeriksaan bakteriologi dan kimiawi warung/restoran, pengecekan toilet umum, dan pencemaran udara, baik CO maupun debu, penyuluhan kesehatan melalui spanduk, poster-poster dan himbauan ke masyarakat pengguna terminal. Untuk mendukung pemeriksaan kesehatan di poskes, Dirjen PP dan PL, Prof. Tjandra juga menyerahkan bantuan obat-obatan dari Kementerian Kesehatan RI ke beberapa KKP, Dinas Kesehatan dan terminal jalur arus mudik lebaran. 6 Agustus 2012, Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama mendampingi Ibu Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi melakukan kunjungan kerja ke Tanah Papua dalam rangka meluncurkan program akselerasi program HIV/AIDS.Menkes melakukan serangkaian kegiatan, yaitu (1) melihat kegiatan REACH, bantuan dari CHAI (Clinton Health Access Inititiative, AusAID) untuk memperluas dan mendorong akses KTS untuk orang yang tinggal di Kabupaten dengan mengembangkan Centre of Excellent di 6 kab/kota di Propinsi Papua dan selanjutnya menjadi 11 41
  • 47. kab/kota dan melatih 90 puskesmas. (2) Peresmian Layanan KTS di KKP Jayapura yang merupakan tempat yang sangat strategis karena berbatasan dengan wilayah PNG (3) Peresmian ATM (AIDS, TB, dan Malaria) Centre dalam rangka mencapai target MDGs (4) Dialog interaktif di TVRI Papua terkait penyakit HIV-AIDS secara Nasional dan secara khusus di Propinsi Papua. Selanjutnya Menteri Kesehatan melakukan kunjungan kerja ke Propinsi Papua Barat dengan kegiatan (1) Peluncuran Kampanye Media KIE Program HIV-AIDS (2) peluncuran Program REACH yang didukung CHAI di 4 kab/kota yang kemudian akan dikembangkan menjadi 10 kab/kota serta akan melatih sebanyak 50 petugas puskesmas di Papua Barat; (3) Pelepasan Pawai Seni Budaya dalam rangka Kampanye Program HIV-AIDS; (4) Kunjungan ke layanan VCT di Puskesmas Sanggeng dan pameran program HIV-AIDS; (5) Talkshow di RRI Papua Barat antara Menkes dengan peserta Rakerkesda. 10 September 2012, The Third East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene (EASAN 3) resmi dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH. Kegiatan ini dilaksanakan pada 10-12 September 2012 dan dihadiri oleh 14 Perwakilan Negara yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, Jepang, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. 42
  • 48. Menkes menyampaikan bahwa EASAN 3 merupakan hal penting sebagai kelanjutan dari EASAN 1 di Beppu, Jepang dan EASAN 2 Manila, Filipina dalam merumuskan kemitraan sanitasi regional antara para pemangku kepentingan, pemerintah, sektor swasta, donor agency, perguruan tinggi dan masyarakat untuk mencapai target sanitasi MDG’s. Percepatan cakupan sanitasi bagi masyarakatdi wilayah Asia Timur dapat dilakukan melalui peningkatan kerjasama antar negara terutama kerjasama dengan negara yang memiliki cakupan sanitasi universal dan negara yang telah mencapai target MDG’s. Ibu Menkes, dr.Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH saat membuka pertemuan EASAN 3 di Bali Selain itu, menurut Menkes, ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam EASAN 3 antara lain deklarasi Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan pengembangan Strategi Sanitasi Kota di berbagai kabupaten/kota dalam rangka percepatan perbaikan sanitasi dan perilaku higienis. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan "Bali Declaration on Sanitation & Hygiene in East Asia” yang disepakati 14 negara Delegasi. Penandatanganan deklarasi dilaksanakan pada Senin (10/9) oleh para Ketua Delegasi termasuk Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama sebagai perwakilan 43
  • 49. delegasi Indonesia. EASAN 3 resmi ditutup pada Selasa (11/9). Selanjutnya para peserta melakukan kunjungan rta lapangan ke 3 lokasi program Sanitasi dan Air Bersih yaitu Kab. Bangli , Kab. Tabanan dan Denpasar (12/9) . 10 September 2012, Sejalan dengan komitmen Kemenkes untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia sebagai sarana peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan upaya profesionalisme pegawai, Ditjen PP dan PL berupaya mendorong penyelenggaran pendidikan dan pelatihan (diklat) di berbagai bidang guna mendukung akselerasi pencapaian Program PP-PL. Direktur Simkar Kesma, dr.Andi Muhadir, MPH saat melakukan pemeriksaanbarisan siswa Diklat Karantina Bentuk dukungan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan upaya profesionalisme pegawai dalam akselerasi program PP dan PL diwujudkan dengan penyelenggaraan Diklat Karantina Kesehatan Angkatan Ke-3 Pola 416 Jam serta diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pola 400 3 Jam. 44
  • 50. Penyelenggaraan Diklat Karantina Kesehatan bertujuan agar peserta mampu melakukan cegah tangkal penyakit yang berpotensi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) di pintu masuk negara. Diklat ini diselenggarakan bekerjasama dengan Lembaga Lakespra Saryanto TNI AU dan dilaksanakan selama 45 hari di Pacet, Jawa Barat, dan Jakarta. Diklat diikuti 90 orang peserta dari 49 KKP se-Indonesia yang dibuka oleh Direktur Simkar Kesma. Metode diklat dibagi menjadi dua, yaitu Diklat Kepemimpinan yang dilaksanakan oleh TNI AU dan Diklat Teknis Program dengan narasumber dari Kementerian Kesehatan serta praktisi di bidangnya. Sementara itu, penyelenggaraan Diklat PPNS bertujuan untuk menjawab kekurangan jumlah PPNS yang menangani kasus bidang PP dan PL di lapangan. Diklat ini diselenggarakan bekerjasama dengan Bareskrim Polri yang diikuti 59 orang peserta dari KKP, BTKLPP, dan Ditjen PP dan PL, serta dilaksanakan selama 2 bulan di Mega Mendung, Jawa Barat yang dimulai pada 11 September 2012. Narasumber pada diklat PPNS berasal dari Polri dan Kementerian Kesehatan. 14 September 2012Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, pada 14 September 2012, setelah memimpin Sertijab Kepala KKP Kelas I Medan, sore harinya melakukan kunjungan kerja meninjau Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis DitJen PP dan PL yang tugas utamanya melakukan surveilans berbasis laboratorium, khususnya laboboratorium untuk keadaan lingkungan dan dampaknya bagi kesehatan masyarakat.Dalam pengarahan kepada pimpinan dan seluruh karyawan, Prof. Tjandra 45
  • 51. menyampaikan beberapa hal yaitu mengenai jaminan mutu pelayanan yang merupakan hal mutlak dalam pekerjaan di laboratorium BTKL, yang antara lain ditandai dengan status akreditasi, internal dan external quality control serta terus belajar meningkatkan ilmu. Lanjut Prof. Tjandra, sedangkan untuk pekerjaan rutin penilaian kesehatan lingkungan di BTKL harus diikuti dengan analisa dampak kesehatan masyarakatnya, memberikan analisa dan usulan pemecahan masalah kepada pihak terkait dan memonitor agar pemecahan masalah memang dilakukan. Prof. Tjandra juga menganjurkan agar pemeriksaan kesehatan lingkungan pada keadaan khusus (bencana alam, event nasional, situasi tertentu dan lain-lain) harus terus digalakkan sesuai situasi yang terjadi.Selain itu, Lakukan inovasi-inovasi untuk membuat teknologi kesehatan lingkungan baru yang dapatdimanfaatkan masyarakat, Kata Prof. Tjandra.Terakhir Prof. Tjandramengharapkan agar semua kegiatan BTKL harus mampu disosialisasikan ke masyarakat luas, antara lain melalui media massa dan lain-lain. 28 September 2012Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, menjadi pembicara pada ASEAN Seminar on Neglected Tropical Diseases Update 2012 yang bertempat di Jakarta menyampaikan beberapa hal antara lain terkait penyakit infeksi tropik terabaikan (Neglected Tropical Diseases-NTD) yang bukan hanya terabaikan oleh pemerintah, tapi juga terabaikan oleh kalangan peneliti, petugas kesehatan 46
  • 52. masyarakat, donor, kalangan bisnis, perusahaan farmasi, dan lain-lain. Pada pertemuan tersebut, dihadiri oleh lintas program dan lintas sektor terkait, baik dalam maupun luar negeri. Di kesempatan yang sama, dalam presentasinya beliau juga menyampaikan data dan program dari beberapa NTD di Indonesia, seperti kusta, frambusia, kecacingan, skistosomiasis dan filariasis yang antara lain dimana data kusta dalam pengobatan di akhir Desember 2010 sebanyak 19.741 orang dan tahun 2011 sebanyak 23.169. Menkes RI didampingi para peserta ASEAN Seminar on NTDs Update 2012 Sedangkan yang sudah diobati, penyakit kusta sampai saat ini sejak tahun 1982 sekitar 400.000 orang sesuai dengan target internasional, seperti target eliminasi Filariasis di seluruh dunia di tahun 2020, global target Kusta di tahun 2015, yang dimana angka Cacat Tingkat 2 turun sebanyak 35% dibandingkan 2010 dan frambusia tereradikasi dari dunia pada tahun 2020. Penyakit infeksi tropik terabaikan dapat melibatkan banyak issue seperti Kemiskinan (MDG 1), 47
  • 53. Geografi, Stigma, Kurang pendidikan (MDG 2), Lingkungan (MDG 7) dan tentunya aspek kesehatan masyarakat. Selain itu dalam diskusinya, Prof. Tjandra menyampaikan antara lain pentingnya advokasi pada pimpinan daerah, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta perlunya kerjasama ASEAN dalam bentuk komitmen bersama untuk penanggulangan NTD. 26-29 September 2012, diselenggarakan Pertemuan Penguatan Kapasitas Inti di Pintu Masuk Negara Melalui Rencana Aksi Implementasi International Health Regulations (IHR) 2005 Tahun 2012-2014 pada di Bidakara hal ini sejalan Pemberlakuan IHR 2005 di Indonesia telah berlangsung selama lima tahun. Untuk dapat menilai apakah IHR 2005 telah berlaku secara penuh diadakan evaluasi dengan menggunakan instrumen dari WHO yang telah dilakukan oleh KKP se Indonesia. Untuk itu Jakarta ini sangat pentng karena melibatkan Kepala KKP se Indonesia. Pertemuan tersebut dibuka oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan RI Prof. Tjandra Yoga Aditama. Dalam sambutannya Dirjen menekankan pentingnya memiliki kesiapsiagaan, kemampuan mendeteksi dan melakukan respon terhadap Public Health Emergency of International Concerne (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan yang Meresahkan Dunia (KKMD)”. 48
  • 54. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan pada KKP seluruhIndonesia, adabeberapa kapasitas inti yang masih kurang dan perlu upaya-upaya penguatan, yaitu : surveilans, kesiapsiagaan, respon, komunikasi risiko, kemampuan utama di pintu masuk negara, dan kemampuan yang berhubungan dengan bahan berbahaya (zoonosis, keamanan pangan, radionuklir dan kimia), Selain itu pertemuan juga membahas rencana selanjutnya dalam rangka peningkatan kapasitas inti di pintu Peserta pertemuan Kepala KKP dan B/BTKL pada pertemuan Evaluasi masuk negara, sesuai Annex Ib IHR 2005. Pelaksanaan IHR 2005 Dalam arahannya, Dirjen mengatakan bahwa untuk mencapai kapasitas inti yang diharapkan sesuai dengan amanat IHR 2005, Komnas Implementasi IHR 2005 telah menyusun Rencana Aksi Implementasi IHR 2005 tahun 2012 – 2014. Rencana aksi ini merupakan rencana kegiatan untuk memperkuat kapasitas inti. Mengingat beratnya tanggung jawab dan waktu yang singkat, maka diperlukan suatu strategi, komitmen, integrasi dengan stakeholder di pintu masuk negara, baik di 49
  • 55. pelabuhan, bandara, maupun lintas batas negara dalam mencapai kemampuan inti. D. PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2012 31 Oktober s/d 2 November 2012 Di Hotel Sahira Butik-Bogordiselenggarakan pertemuan riview pengendalian DBD Regional Jawa- Bali yang bertujuan Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pengendalian DBD dan meningkatkan kerjasama antar daerah serta komitmen seluruh pengelola program Arbovirosis dalam upaya pengendalianDemam Berdarah Dengue (DBD). Dalam pertemuan tersebut dihasilkan Kesepakatan dan Rencana Tindak Lanjut yang dihasilkan antara lain: 1. Definisi Operasional Kasus 50
  • 56. a. Definisi operasional kasus yang dilaporkan ke pusat tetap masih mengacu rujukan yang selama ini yaitu Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue dan Dengue Syok Syndrom (DSS). b. Segera menentukan Definisi Operasional yang dipakai sebagai acuan nasional dengan rujukan guideline DBD dari WHO tahun 1997, 2009, atau 2011 melalui Dirjen BUK bersama-sama dengan IDAI dan PAPDI. 2. Sistem Pelaporan a. Dinkes Provinsi menyampaikan laporan kasus ke pusat setiap bulan padatanggal 15 bulan berikutnya melalui email : arbo_depkes@yahoo.com dan fax. (021) 4202856 b. Dinkes Provinsi segera mengirimkan laporan umpan balik distribusi logistik yang sudah dikirim pusat (perangko provinsi) termasuk jika ada permasalahan / kendala ke pusat. c. Untuk menentukan KLB mengacu kepada kriteria KLB yang tercantum dalam Permenkes RI No.1501 Th.2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya d. Jika terjadi KLB / peningkatan kasus segera melaporkan ke pusat dengan melampirkan W1 dan penanggulangan yang sudah dilakukan. (Laporan lengkap menyusul) e. Kemenkes melalui Ditjen PP dan PL memberikan umpan balik laporan yang dibuat setiap 3 bulanan / triwulan sesuai dengan laporan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). 51
  • 57. 3. Kemitraan / CSR a. Sudah adanya MOU antara KEMENKES dengan beberapa perusahaan (Phapros, Pfizer, GSK, Sanofi, Deltomed, Novartis, Otsuka, Indah Kiat) sebaiknya dapat ditindaklanjuti di daerah yaitu peran CSR dalam mendukung Pengendalian DBD. b. Bentuk kemitraan yang sudah ada didaerah agar dipertahankan seperti Pokjanal DBD, Desa Siaga. 4. Pendanaan Menggalang pendanaan dalam pengendalian DBD menggunakan : a. Dana APBD b. Dana ADD (Alokasi Dana Desa) c. Dana BOK yang dapat digunakan untuk : transport petugas PE dan petugas PJB, pembelian solar sebagai bahan campuran insektisida keperluan fogging focus, pembuatan media KIE d. Dana DEKON 15 Oktober 2012, Pada peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) yang dilaksanakan di SDN 04, 05, 06 Karet di Jakarta Selatan (15/10), Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH mengatakan diare menjadi penyebab kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah 52
  • 58. pneumonia. Laporan UNICEF 2012 menunjukkan bahwa pneumonia dan diare masih menjadi penyakit utama penyebab kematian anak di dunia. Kejadian ini sangat mengkhawatirkan, sehingga sejak dini anak-anak harus dibiasakan mencuci tangan pakai sabun. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)dapat menurunkan kasus diare sampai dengan 47 persen. Penyakit akibat infeksi oleh bakteri, virus atau parasit ini mendominasi kematian balita di Indonesia. Berdasarkan data WHO, infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak balita setiap tahun di seluruh dunia sedangkan di Roadshow Sosialisasi Lima Waktu Penting CTPS Indonesia, WHO memperkirakan sekitar 31.200 anak balita meninggal setiap tahun karena diare. Selain itu, CTPS juga dapat menekan pneumonia hingga 50% dan flu burung hingga 50%. Oktober 2012, di Kab.Bintan Kep.Riau, Kab.50 Koto Sumatera Barat, dan Kab.Bulungan Kalimantan Utara, telah dilaksanakan Pencanangan dan Deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS). Pada acara tersebut, seperti dalam setiap sambutannya, Prof. Tjandra menyampaikan 53
  • 59. semboyan “Health is not everything, but without health everything is nothing” dan aspek promotif dan preventif merupakan hal yang amat penting dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya preventif adalah melalui Stop BABS yang merupakan satu dari lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pada kunjungan kerja di 3 lokasi tersebut, rangkaian kegiatan diawali dengan pencanangan dan Deklarasi Stop BABS di desa Bumi Rahayu-Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur pada 17 Oktober 2012, yang didampingi oleh Bupati Bulungan. Selain itu, Dirjen memberikan penghargaan kepada Kabupaten Bulungan karena merupakan kabupaten pertama yang mendeklarasikan Stop BABS di Provinsi KalimantanPL mengunjungisampai sanitasi di Kabupaten Dirjen PP dan Timur dan pameran saat ini telah mencapai 10 desa. Diharapkan agar pada tahun 2014 Bulungan diantaranya pembuatan toilet oleh warga atau 2015, seluruh 81 desa di Kabupaten Bulungan sudah dapat mendeklarasikan Stop BABS. Pada 25 Oktober 2012, Dirjen bersama Bupati Bintan, Anshar Ahmad, menyaksikan Deklarasi Stop BABS di 11 desa di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Prof. Tjandra menyampaikan bahwa perlu memberikan apresiasi yang cukup besar atas apa yang sudah mulai dikembangkan di 54
  • 60. Kabupaten Bintan. Selanjutnya, pada 29 Oktober 2012, di Desa jorong Korek Iliar Nagari Tanjung Bungo, Kabupaten 50 Koto Sumatera Barat. Kunjungan ke desa yang berjarak 40 km dari ibukota kabupaten ini adalah untuk menyaksikan Deklarasi Stop BABS dari 26 jorong dan nagari di Kabupaten 50 Koto. Dirjen juga berkesempatan untuk meresmikan langsung sumber air umum dan mengunjungi fasilitas jamban di rumah penduduk. Kabupaten Koto merupakan wilayah yang mengembangkan Program 1.000 jamban dan berhasil membuat kloset sederhana yang bagus dan sehat dengan biaya sekitar Rp 30.000,-. Kegiatan pencanangan dan deklarasi Stop BABS serupa telah dilaksanakan juga di beberapa daerah antara lain Kab,Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Dumai. 23 November 2012, diselenggarakan pertemuanthe First Policy Roundtable on Future Access to Cancer Care in ASEAN Countries di Hotel JW Marriot.Kanker merupakan masalah kesehatan serius di dunia yang menjadi penyebab kematian utama. Menurut WHO(2010), terdapat 7,8 juta penduduk meninggal akibat kanker, sementara di Indonesia 12,9% kematian disebabkan oleh kanker. Pada tahun 2011, kanker menyumbang 21% penyakit tidak kenular. Mengingat kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target dalam World Cancer Declaration tahun 2020. Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi saat membuka egiatan tersebut. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 delegasi dari 7 negara, yaitu Thailand, Filipina, Malaysia, Laos, Kamboja, Vietnam dan Indonesia. 55
  • 61. Pada tahun 2015 diperkirakan akan ada 1 juta kasus kanker per tahun. Sementara itu, sistem kesehatan di sebagian besar negara-negara ASEAN tidak dapat sepenuhnya siap dalam pelayanan kanker akibat masih adanya gap antara negara maju dan berkembang. Diperlukan strategi untuk memperkecil gap tersebut serta meningkatkan upaya pencegahan dan pengobatan kanker di kawasan ASEAN. Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH membuka the First Policy Roundtable on Future Access to Cancer Care in ASEAN Countries di Jakarta Strategi dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan di pelayanan primer dan sekunder, penggunaan obat-obatan yang terjangkau dan berkualitas, dan penerapan mekanisme regional dan global dalam pembiayaan dan pengadaan peralatan kesehatan. Menkes mengajak delegasi dari negara-negara ASEAN untuk meningkatkan pendidikan kesehatan, promosi, dan peningkatan kesadaran masyarakat. Selain pelayanan kesehatan, upaya pencegahan juga harus ditingkatkan, seperti untuk menghindari rokok, obesitas, dan kurang aktivitas fisik. 56
  • 62. Delegasi dari negara-negara ASEAN menyepakati The Jakarta Call for Action on Cancer Control, yang merupakan seruan dalam pengendalian kanker di kawasan ASEAN diantaranya komitmen untuk memasukkan pengendailan kanker dalam agenda pembangunan kesehatan sebagai prioritas, kerja sama antara pemerintah dan pihak terkait, penguatan upaya pencegahan dan deteksi dini, upaya diagnosis dan pengobatan, dan peningkatan surveilans dan penelitian kanker. 28 November 2012, Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, melantik pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kementerian Kesehatan di Jakarta.Pejabat yang dilantik adalah dr. Yusharmen, D.Comm.H, M.Sc yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Ditjen PP dan PL sebagai Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat menggantikan dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes yang dipromosikan menjadi Kepala Badan Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK). Selanjutnya, Dra. Budi Dhewajani, MA dilantik sebagai Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan menggantikan Dra. Niniek Kun Naryatie dipromosikan menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Ukraina, Georgia, dan Armenia. Pelantikan pejabat struktural eselon I dan II hari ini dilakukan untuk mengisi kekosongan jabatan setelah pejabat sebelumnya dipromosikan. Pelantikan dan mutasi pejabat pemerintah adalah bagian dari dinamika organisasi, untuk pemantapan dan peningkatan kapasitas kelembagaan, pembinaan karier pegawai, penyegaran, dan peningkatan kinerja. 57
  • 63. “Setiap pelantikan pejabat hendaknya dimaknai untuk kepentingan organisasi bukan sekedar penempatan pejabat pada jabatan tertentu melainkan merupakan langkah pembenahan organisasi untuk meningkatkan kinerja”, ujar Menkes. Parameter yang digunakan dalam menentukan jabatan bagi setiap pegawai dilakukan dengan pertimbangan kapasitas, kompetensi, integritas, loyalitas, moralitas, pendidikan,pelatihan, nilai pengabdian dan komitmen kepada tugas dan tanggung jawab.Menkes meminta kepada dr. Yusharmen agar menyukseskan pelaksanaan program Kementerian Kesehatan dan dapat dengan Ibu Menteri Kesehatan menyaksikan cepat mempelajari tugas dan tanggung jawab yang penandatanganan Pakta Integritas Pejabat yang baru utamanya di bidang pembiayaan dan dilantik pemberdayaanmasyarakat terkait penyiapan implementasi jaminan kesehatan semesta bersama Pokja yang telah dibentuk.Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka tantangan yang berat, menuju jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage harus dihadapi. 58
  • 64. Dalam kesempatan yang sama, Menkes menyampaikan bahwa Pusat Kerjasama Luar Negeri merupakan ujung tombak kerjasama Internasional bidang kesehatan. Peran Pusat Kerjasama Luar Negeri harus lebih kuat sebagai point of entry Kementerian Kesehatan untuk urusan kerjasama luar negeri. Upaya meningkatkan peran Indonesia menjawab tantangan kesehatan global dilakukan dengan pendekatan Multi Track: Multilateral, Regional, Bilateral melalui kebijakan satu pintu, yaitu melalui Pusat Kerjasama Luar Negeri. 29 November 2012, Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis telah dilakukan Pencanangan Pemberian Obat Massal Pencegahan Filariasis bersama Bupati Kabupaten Indragiri Hilir dan Direktur Jenderal PP dan PL, pada peringatan Hari Kesehatan Nasional di Kabupaten Indragiri Hilir. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memutuskan rantai penularan filariasis maka dilaksanakan Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis di daerah endemis. Sampai tahun 2012 59