Modul ini membahas tentang perbaikan sistem pengapian pada kendaraan bermotor. Modul ini memberikan panduan tentang cara memperbaiki sistem pengapian dengan benar tanpa merusak komponen lainnya, mengakses informasi spesifikasi yang tepat, serta melaksanakan perbaikan menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai.
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Perbaikan sistem pengapian
1. KODE MODUL
OPKR 50-011 B
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF
PERBAIKAN
SYSTEM
PENGAPIAN
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2005
Modul OPKR 50-011 B
1
2. KODE MODUL
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
OPKR 50-011 B
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF
PERBAIKAN
SYSTEM
PENGAPIAN
Tim Penulis:
1. Abdurahman Hidayat, S.Pd
2. Drs. Bambang Sujatmiko
3. Kosim, S.Pd
Fasilitator:
Drs. Abdullah
Modul OPKR 50-011 B
2
3. KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan
modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan programprogram keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun
perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual
terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian
yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi),
Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya
Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu,
Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik
Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik
Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio
Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik,
Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin
(Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar
Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik
Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa
Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa
Indonesia.
Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency
Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber
belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK
dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.
Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri
atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan
Penataran Guru
(PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan
Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan
Modul OPKR 50-011 B
3
4. unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang
digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap
pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di
beberapa SMK.
Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan
konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan
industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya
Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami
sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator,
serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran
untuk dihasilkannya modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK
atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.
Jakarta, Desember 2005
a.n. Direktur Jenderal Manajemen
Pendidikan
Dasar dan Menengah
Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
Dr. Joko Sutrisno, MM
NIP 131415680
Modul OPKR 50-011 B
4
5. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
...............................................................
i
DAFTAR ISI
..........................................................................
iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ....................................................
vi
KETERANGAN DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI ........... vii
MEKANISME PEMELAJARAN .................................................
x
GLOSSARIUM ....................................................................... .
xi
BAB. I PENDAHULUAN
A.
Deskripsi .......................................................................
1
B.
Prasyarat .......... ............................................................
2
C.
Petunjuk Penggunaan Modul ........................................
2
D.
Tujuan Akhir ...... ...........................................................
3
E.
Kompetensi .................................................................
5
F.
Cek Kemampuan
8
.........................................................
BAB. II PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
..............................
B. Kegiatan Belajar .........................................................
9
11
Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki
Tanpa Menyebabkan Kerusakan
Terhadap Komponen Atau Sistem
Lainnya.....................................
11
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran .....................................
11
b. Uraian Materi ............................................................
11
c. Rangkuman................................................................ 27
d. Tugas .......................................................................
29
e. Tes Formatif …………………………………………………………..
30
Modul OPKR 50-011 B
5
6. f. Kunci Jawaban ………………………………………………………
30
g. Lembar Kerja …………………………………………………………
33
Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar
Dari Spesifikasi Pabrik Dan Dapat
Dipahami....................................... 35
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ...................................... 35
b. Uraian Materi ............................................................ 35
c. Rangkuman ............................................................... 51
d. Tugas ........................................................................ 52
e. Tes Formatif ………………………………………………………….. 53
f. Kunci Jawaban ……………………………………………………….. 53
g. Lembar Kerja ……………………………………………………….. .. 54
Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan,
Penyetelan Dan Penggantian
Komponen Dilaksanakan Dengan
Menggunakan Peralatan, Teknik
Dan Material Yang Sesuai .......
56
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ...................................... 56
b. Uraian Materi .............................................................. 56
c. Rangkuman ............................................................... 74
d. Tugas ........................................................................ 75
e. Tes Formatif …………………………………………………………… 76
f. Kunci Jawaban ……………………………………………………….. 76
g. Lembar Kerja …………………………………………………………… 78
Modul OPKR 50-011 B
6
7. BAB. III EVALUASI
A.
Kriteria Dan Instrumen Penilaian .................................
80
B.
Pertanyaan ................................................................
80
C.
Kriteria Kelulusan..........................................................
87
BAB. IV PENUTUP .......................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... .
95
Modul OPKR 50-011 B
7
9. Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi
Kode
OPKR 10-001B
OPKR 10-002B
OPKR 10-003B
OPKR 10-005B
OPKR 10-006B
OPKR 10-009B
OPKR 10-010B
OPKR 10-016B
OPKR 10-017B
OPKR 10-018B
OPKR 10-019B
OPKR 20-001B
OPKR 20-010B
OPKR 20-011B
OPKR 20-012B
Modul OPKR 50-011 B
Kompetensi
Pelaksanaan
pemeliharaan/servis
komponen
Pemasangan sistem
hidrolik
Pemeliharaan/servis
sistem hidrolik
Pemeliharaan/servis dan
per-baikan kompresor
udara dan komponenkomponennya
Melaksanakan prosedur
penge-lasan, pematrian,
dan pemo-tongan dengan
panas dan pemansan
Pembacaan dan
pemahaman gambar
teknik
Penggunaan dan
pemeliharaan alat ukur
Mengikuti prosedur
kesehatan dan
keselamatan kerja
Penggunaan dan
pemeliharaan peralatan
dan perlengkapan tempat
kerja
Konstribusi komunikasi di
tempat kerja
Pelaksanaan operasi
penangan an secara
manual
Pemeliharaan/servis
engine dan komponenkomponennya
Pemeliharaan/servis
sistem pendingin dan
komponen-komponennya
Perbaikan sistem
pendingin dan komponenkomponennya
Overhaul komponen
sistem pendingin
Judul Modul
Pelaksanaan
pemeliharaan/servis komponen
Pemasangan sistem hidrolik
Pemeliharaan/servis sistem
hidrolik
Pemeliharaan/servis dan perbaikan kompresor udara dan
komponen-komponennya
Melaksanakan prosedur
pengelas-an, pematrian, dan
pemotongan dengan panas dan
pemansan
Pembacaan dan pemahaman
gambar teknik
Penggunaan dan pemeliharaan
alat ukur
Mengikuti prosedur kesehatan
dan keselamatan kerja
Penggunaan dan pemeliharaan
peralatan dan perlengkapan
tempat kerja
Konstribusi komunikasi di
tempat kerja
Pelaksanaan operasi
penanganan secara manual
Pemeliharaan/servis engine dan
komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis sistem
pendingin dan komponenkomponennya
Perbaikan sistem pendingin dan
komponen-komponennya
Overhaul komponen sistem
pendingin
9
10. Kode
OPKR 20-014B
OPKR 20-017B
OPKR 30-001B
OPKR 30-002B
OPKR 30-003B
OPKR 30-004B
OPKR 30-007B
OPKR 30-010B
OPKR 30-013B
OPKR 30-014B
OPKR 40-001B
OPKR 40-002B
OPKR 40-003B
OPKR 40-004B
OPKR 40-008B
OPKR 40-009B
OPKR 40-012B
OPKR 40-014B
OPKR 40-016B
OPKR 40-017B
OPKR 40-019B
Modul OPKR 50-011 B
Kompetensi
Pemeliharaan/servis
sistem bahan bakar bensin
Pemeliharaan/servis
sistem injeksi bahan bakar
diesel
Pemeliharaan/servis
kopling dan komponenkomponennya sistem
pengoperasian
Perbaikan kopling dan
komponen-komponennya
Overhaul kopling dan
komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis
transmisi manual
Pemeliharaan/servis
transmisi otomatis
Pemeliharaan/servis unit
final drive/gardan
Pemeliharaan/servis poros
roda penggerak
Perbaikan poros
penggerak roda
Perakitan dan
pemasangan sistem rem
dan komponenkomponennya
Pemeliharaan/servis
sistem rem
Perbaikan sistem rem
Overhaul komponen
sistem rem
Pemeriksaan sistem
kemudi
Perbaikan sistem kemudi
Pemeriksaan sistem
suspensi
Pemeliharaan/servis
sistem suspensi
Balans roda/ban
Melepas, memasang dan
me-nyetel roda
Pembongkaran, perbaikan,
dan pemasangan ban luar
dan ban dalam
Judul Modul
Pemeliharaan/servis sistem
bahan bakar bensin
Pemeliharaan/servis sistem
injeksi bahan bakar diesel
Pemeliharaan/servis kopling
dan komponen-komponennya
sistem pengoperasian
Perbaikan kopling dan
komponen-komponennya
Overhaul kopling dan
komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis transmisi
manual
Pemeliharaan/servis transmisi
otomatis
Pemeliharaan/servis unit final
drive/gardan
Pemeliharaan/servis poros roda
penggerak
Perbaikan poros penggerak
roda
Perakitan dan pemasangan
sistem rem dan komponenkomponennya
Pemeliharaan/servis sistem rem
Perbaikan sistem rem
Overhaul komponen sistem rem
Pemeriksaan sistem kemudi
Perbaikan sistem kemudi
Pemeriksaan sistem suspensi
Pemeliharaan/servis sistem
suspensi
Balans roda/ban
Melepas, memasang dan
menyetel roda
Pembongkaran, perbaikan, dan
pemasangan ban luar dan ban
dalam
10
11. Kode
OPKR 50-001B
OPKR 50-002B
OPKR 50-007B
OPKR 50-008B
OPKR 50-009B
OPKR 50-011B
OPKR 50-019B
Modul OPKR 50-011 B
Kompetensi
Pengujian,
pemeliharaan/servis dan
penggantian baterai
Perbaikan ringan pada
rangkai-an/sistem
kelistrikan
Pemasangan, pengujian,
dan perbaikan sistem
penerangan dan wiring
Pemasangan, pengujian,
dan perbaikan sistem
pengaman ke listrikan dan
komponennya
Pemasangan kelengkapan
kelistrikan tambahan
(assesoris)
Perbaikan sistem
Pengapian
Memelihara/servis sistem
AC (Air Conditioner)
Judul Modul
Pengujian, pemeliharaan/servis
dan penggantian baterai
Perbaikan ringan pada
rangkaian/ sistem kelistrikan
Pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem penerangan
dan wiring
Pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem pengaman ke
listrikan dan komponennya
Pemasangan kelengkapan
kelistrikan tambahan
(assesoris)
Perbaikan sistem Pengapian
Memelihara/servis sistem AC
(Air Conditioner)
11
12. MEKANISME PEMELAJARAN
Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme
pemelajaran sebagai berikut:
START
Lihat Kedudukan
Modul
Lihat Petunjuk
Penggunaan Modul
Kerjakan
Cek Kemampuan
Y
Nilai ≥ 7
T
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
Kerjakan
Evaluasi
T
Y
Nilai ≥ 7
Modul OPKR 50-011 B
Modul
berikutnya/Uji
Kompetensi
12
13. GLOSSARIUM
No.
ISTILAH
KETERANGAN
1.
Coil Ignition
alat yang
tegangan
tinggi
2.
Distributor
komponen yang mendistribusikan arus tegangan
tinggi ke busi-busi
3.
Kontak Point
berfungsi memutuskan dan menghubungkan arus
primer
4.
Capasitor
merubah
tegangan
rendah
menjadi
menyerap lompatan bunga api pada platina saat
platina membuka
Centrifugal
advancer
Vacum
advancer
Sudut dweel
afat untuk memajukan pengapian sesuai putaran
mesin
untuk memajukan pengapian sesuai dengan beban
mesin
sudut an men ambarkan laman a latina menutu
8.
Magnetic pick
up coil
yang menghasilkan sinyal pulsa pada distributor
sehingga terjadinya induksi
9.
10.
Ecu
Led
electrical control unit
Light emitin dioda
5.
6.
7.
Modul OPKR 50-011 B
13
14. BAB. I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk
mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian
yang
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan
melakukan
rutinitas
pemeriksaan sistem pengapian.
Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas
tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian konvensional.
Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian elektronik dan macammacamnya. Kegiatan
belajar
3
membahas
tentang: Perbaikan
dan
penyetelan komponen sistem pengapian.
Setelah
mempelajari
modul
diharapkan
peserta
diklat
memperoleh
pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:
-
Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang
pekerjaan pemeriksaan sistem pengapian.
-
Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan
proses pemeriksaan sistem pengapian yang ada di industri maupun
dibengkelbengkel kerja meliputi:
a) Menyiapkan peralatan
b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat Bantu
c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian
-
Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal Araktik tentang
melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
-
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
Modul OPKR 50-011 B
14
15. -
Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
-
Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar
-
Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara
yang memadai.
B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik
Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti
terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan
modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-011B antara lain adalah
OPKR-50-008B.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Rambu-rambu belajar bagi Peserta Diklat
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang
jelas, peserta diklat dapat bertanya pada Guru atau Instruktur yang
mengampu kegiatan beiajar.
b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk
kegiatan
belajar
yang
terdiri
dari
teori
clan
praktik,
perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik
3) Sebelum
melaksanakan
praktikum,
identifikasi
(tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
Modul OPKR 50-011 B
15
16. 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta izin Guru atau Instruktur terlebih dahulu
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi
pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru
atau Instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang
bersangkutan.
2. Peran bagi Guru/Instruktur pengampu:
1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar
3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru,
dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar
peserta diklat
4. Membantu peserta diklat untuk menentukan clan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar
5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok
6. Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan
7. Mencatat kemajuan belajar Siswa
8. Melakukan penilaian
9. Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/
diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah:
1. Memberikan
dasar-dasar
pengetahuan
clan
keterampilan
tentang
melakukan pemeriksaan sistem pengapian.
Modul OPKR 50-011 B
16
17. 2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan
melakukan pemeriksaan sistem pengapian, yang terdiri dari:
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/Analiyzer engine
c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan
d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian
3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan
kegiatan pemeriksaan sistem pengapian sesuai buku manual kendaraan.
4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya.
6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang
memadai.
Modul OPKR 50-011 B
17
18. E. Kompetensi
Bidang Keahlian
: Teknik Mesin
Program Keahlian
: Teknik Mekanik Otomotif
Kompetensi
: Perbaikan Sistem Pengapian
Kode
: OPKR-50-011B
Alokasi Waktu
: 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit
SUB
KRITERIA UNJUK
LINGKUP
KOMPETENSI
KERJA
BELAJAR
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SIKAP
Konstruksi dan
Sistem Pengapian
diperbaiki tanpa
prinsip sistem
tugas rutin
cara kerja sistem
menganalisa
dan Komponennya
menyebabkan
kerja pengapian
dengan prosedur
pengapian sesuai
dan
yang ditetapkan
penggunaanya
mengorganisasi-
kerusakan
Analisa
Konstruksi dan
KETERAMPILAN
Sistem Pengapian
Memperbaiki
Melaksanakan
PENGETAHUAN
Prosedur
terhadap
kerusakan
dimana
komponen atau
komponen
kemajuan,
pengukuran dan
sistem lainnya
sistem
keterampilan
pengujian
pengapian
seseorang
Mengakses
informasi yang
Prosedur
Persyaratan
diawasi secara
keamanan
benar tentang
berkala oleh
kendaraan,
spesifikasi pabrik
Modul OPKR 50-011 B
perbaikan
sistem
pengawas
perlengkapan dan
Mengumpulkan,
kan informasi
Merencanakan
dan
mengorganisasikan kegiatan
Penggunaan
gagasan teknis
18
19. SUB
KRITERIA UNJUK
LINGKUP
KOMPETENSI
KERJA
BELAJAR
yang dapat
dipahami
Perbaikan,
pengapian
Standar
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SIKAP
Melaksanakan
tugas yang lebih
prosedur
luas dan sulit
penyetelan dan
keselamatan
dengan
penggantian
kerja
peningkatan
komponen
masalah
Penggunaan
teknologi
pengawas
sesuai
Sistem pengapian
diuji dan hasilnya
dicatat menurut
Melaksanakan
tugas kompleks
dan non rutin
Menjadi mandiri
prosedur dan
dan tanggung
kebijakan
jawab pada
perusahaan
Modul OPKR 50-011 B
Pemecahan
diperiksa oleh
dan material yang
Pola pengapian
pekerjaan
peralatan, teknik
dan matematis
individu. Hasil
menggunakan
keselamatan diri
tanggung jawab
dengan
KETERAMPILAN
kemandirian dan
dilaksanakan
PENGETAHUAN
pekerjaan lain
19
21. F. Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari modul OPKR-50-011B, isilah dengan cek list (√)
kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan:
KOMPETENSI/
JAWABAN
PERNYATAAN
SUB
YA
TIDAK
KOMPETENSI
Memperbaiki
Saya
menjelaskan
KERJAKAN
dapat
sistem
BILA JAWABAN “YA”
fungsi
pengapian
dan dan
komponennya
cara
komponen
kerja
Soal Tes Formatif 1.
sistem
pengapian elektronik.
Saya
dapat
menjelaskan macammacam
kerja
dan
cara
Soal Tes Formatif 2.
sistem
pengapian elektronik.
Saya
dapat
melakukan perbaikan
dan
penyetelan
sistem pengapian.
Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini.
Modul OPKR 50-011 B
Soal Tes Formatif 3.
22. BAB. II
PEMELAJARAN
A.
RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT
Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik
bidiknya hingga dapat membuahkan hasil kompetensi clan sub kompetensi yang
baik bagi para peserta Diklat, maka peserta Diklat terlebih dahuiu harus
menentukan sasaran dengan menjabarkan sebuah rencana kegiatan belajar.
Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada
table
di
bawah
ini.
lakukanlah
konsultasi
secara
kontinyu
kepada
Guru/Pembimbing.
Kompetensi
: Perbaikan Sistem Pengapian
Sub Kompetensi
: Memperbaiki Sistem Pengapian dan
Komponennya
Kode Modul
: OPKR 50.011B
Alokasi Waktu
: 60 Jam Pembelajaran
Tahun Pelajaran
: ............/.................
Jenis Kegiatan
Memperbaiki Sistem
Pengapian dan
Komponennya
1.1. Sistem Pengapian
Diperbaiki tanpa
menyebabkan
kerusakan
terhadap
komponen atau
sistem lainnya.
1.2. Mengakses
Informasi yang
Modul OPKR 50-011 B
Tanggal Waktu
Tempat
Alasan
Paraf
Belajar
Perubahan
Guru
23. Jenis Kegiatan
Tanggal Waktu
Tempat
Alasan
Paraf
Belajar
Perubahan
Guru
benar dari
spesifikasi pabrik
dan dapat
dipahami.
1.3. Pelaksanaan
perbaikan,
penyetelan dan
penggantian
komponen
dilaksanakan
dengan
menggunakan
peralatan, teknik
dan material yang
sesuai.
Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada
Guru/pembimbing tentang "Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan alasan
perubahaan" untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi yang sesuai
dengan standard kompetensi prosedur pelaksanaan/SOP.
Modul OPKR 50-011 B
24. B.
KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan
Kerusakan
Terhadap
Komponen
Atau Ssistem
Lainnya
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para
peserta diklat diharapkan dapat:
1.
Menjelaskan fungsi sistem pengapian
2.
Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian
3.
Menjelaskan cara kerja koil pengapian
4.
Menjelaskan cara kerja kondensor
5.
Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian
6.
Menjelaskan pengertian sudut dwell
7.
Membedakan nilai panas busi
b. Uraian Materi
1.
Tujuan Sistem Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah
menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk
membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional
Modul OPKR 50-011 B
25. 2.
Fungsi bagian-bagian komponen Baterai
a. Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.
b. Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi
tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
c. Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan
tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder
pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai
dengan urutan pengapian.
Bagian-bagian ini terdiri dari:
-
Cam (nok)
Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt
yang tepat untuk masing-masing selinder.
-
Kontak point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan
primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik
tegangan tinggi.
-
Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker
point
pada
Saat
membuka
dengan
tujuan
menaikan
tegangan coil skunder.
-
Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
-
Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
(vacuum Intake manifold)
Modul OPKR 50-011 B
26. -
Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh
ignation coil ke tiap-tiap busi.
-
Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel
tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.
d. Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke
busi.
e. Busi
Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan
bunga api melalui elektroda.
3.
Prosedur
Cara
Kerja
dan
Karakteristik
Pengapian
a. Coil Pengapian
Konstruksi
Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum
Modul OPKR 50-011 B
Komponen
27. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar
pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan
sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat
tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi
dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada
bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi,
inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di
bagian dasar.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif
tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan
sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi
lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.
Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil
menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busibusi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung
engine.
Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet.
Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer
berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil
sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan
sekunder menyalakan busi.
Modul OPKR 50-011 B
28. Cara Kerja Sistem Pengapian
Rangkaian Primer
Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah
dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen
berikut:
-
Saklar Pengapian Lilitan
-
Lilitan Primer Coil
-
Kontak Poin Distributor
-
Kondensor
Modul OPKR 50-011 B
29.
Rangkaian Sekunder
Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan
tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponenkomponen berikut:
-
Lengan Rotor Distributor
-
Tutup Distributor
Lilitan Sekunder Coil
Busi-Busi
Cara Kerja Pengapian induktif
a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil,
membentuk medan magnit, metalui kontak poin ke massa.
Modul OPKR 50-011 B
30. Distributor
Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup
b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang
berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di
sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan
tinggi (4000-30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder.
Sentakan tegangan tinggi ini 'mendorong' arus melalui
kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke
busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali
per detik tergantung pada kecepatan engine.
Modul OPKR 50-011 B
31. Distributor
Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka
b. Kondensor
Kondensor
Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor
Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada
saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan
mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah.
Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah
masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar
tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder,
masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat
Modul OPKR 50-011 B
32. sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang
didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.
Kondensor itu diperlukan karena:
-
Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan
tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan
aliran arus
-
Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit
-
Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi
Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:
-
Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat
tinggi
mendorong
arus
meloncati
celah
membakar
permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat
berhenti,
Karenanya
dan
medan
tegangan
magnit
sekunder
kolap
terlalu
sangat
rendah
lambat.
untuk
menyalakan busi.
Cara Kerja Kondensor
Tahap 1. Poin Tertutup
Kondens
or
Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan
Osiloskop MenunjukkanTegangan Kondensor
Modul OPKR 50-011 B
33. Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin
yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil
pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan
polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat
tegangan adalah 12 V pada satu arah.
Tahap 2. Poin Terbuka
Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan
Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik
Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan
sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan
primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi
kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus
mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan
naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.
Modul OPKR 50-011 B
34. Tahap 3.
Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop
Tegangan Kondensor turun
Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor
sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan
primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap
mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan
percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan
magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan
arah yang berlawanan.
Tahap 4
Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop
Pengosongan Kondensor
Modul OPKR 50-011 B
35. Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan
arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan
pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk
dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi
listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.
c. Pengendali Pengapian Sentrifugal
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat
putaran
engine
sentrifugal
yang
naik,
terdiri
distributor
dari
dua
mempunyai
buah
mekanisme
pemberat
yang
mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. Kedua
pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar
dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat
terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal)
melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan
kontak point.
Titik Putar
Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian
Jenis Sentrifugal
Modul OPKR 50-011 B
36. Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat
pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal,
bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran
poros.
Hal
ini
membuat
bubungan
kontak
poin
bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan
demikian terjadilah pemajuan pengapian.
d. Pengendali Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat
diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap,
tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.
-
Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia
akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut
-
Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah,
campuran akan terbakar dengan lambat
Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada
suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam
silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai
posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi
perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja
engine.
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri
dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat
dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan
dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum.
Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan
dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan
dengan kevacuuman saluran masuk engine.
Modul OPKR 50-011 B
37.
Cara Kerja
Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan
tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang
mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat
pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka
semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun
mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh
katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak
ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan
tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
Catatan:
Kerjasama
antara
pemaju
pengapian
sentrifugal
dan
kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang
pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja
engine.
Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor
saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting
pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan
baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan
primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet
yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk
memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang
diperlukan untuk menyalakan busi.
a.
Modul OPKR 50-011 B
38. b.
c.
Gambar 13. Sudut Dwell
Keterangan:
a)
Kontak Poin Tertutup
b)
Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil
c)
Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar
Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin
yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin
tertutup
lebih
cepat
dan
menutupnya
terlambat
dan
ini
meningkatkan sudut dwell.
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder.
Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak
poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian
dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak
poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar
atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup
lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk
Modul OPKR 50-011 B
39. memperoleh
kejenuhan
medan
magnet
dengan
demikian
menimbulkan pembakaran yang jelek.
e. Busi
Busi
berguna
untuk
menghasilkan
bunga
api
dengan
menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil.
Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan
untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan
udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.
Konstruksi busi
Ceramic Insulator
Center Electrode
Glass Seal
Resistor
Gasket
Nose Insulator
Copper
Core
Ground
Electrode
Gambar 14. Konstruksi Busi
Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda
tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan arus
listrik dari distributor yang kemudian akan melompat
menuju elektroda samping.
Modul OPKR 50-011 B
40. Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya
arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir
melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke
masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda
tengah ke elektroda samping.
Nilai panas busi
Yang
dimaksud
dengan
nilai
panas
busi
adalah
kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi
yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi
dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan
busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi
panas.
Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek
karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil
dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan
panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak
akan naik terlalu tinggi.
Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang
panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas
sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan
radiasi
panas
menjadi
kecil.
Akibatnya
temperatur
elektroda tengah menjadi naik.
Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor
yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor
suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.
c. Rangkuman
Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan
tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada
ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan
Modul OPKR 50-011 B
41. pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi
lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet.
Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan
kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang
dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat
pada bagian tutup coil.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif
tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder.
Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer
berubah tergantung pada penggunaannya.
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari
baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-
Saklar Pengapian
-
Lilitan Primer Coil
-
Kontak Point Distributor
-
Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-
Lilitan Sekunder Coil
-
Lengan Rotor Distributor
-
Tutup Distributor
-
Busi-busi
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat
kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke
dalam kondensor pada saat kontak point terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat
kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan
rumus:
Sudut Dwell = 60 % x 360
n
n = jumlah selinder
Modul OPKR 50-011 B
42. Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan
dapat
mempengaruhi
kerja
coil
pengapian.
Yang
menyebabkan
pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang
berlebihan.
Celah
kontak
point
yang
besar
atau
sudut
dwell
yang
kecil,
menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat,
coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet
dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat
pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme
Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat
beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan
bunga api melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh
busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada
busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin
tinggi nilai panas busi.
d. Tugas
1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama!
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional!
3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian!
4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual
book)!
5. Diskusikan
dapatkan!
Modul OPKR 50-011 B
dengan teman
tentang hal-hal yang baru
Anda
43. e. Tes Formatif
1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional?
3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut:
a. Baterai
b. Coil
c. Distributor
d. Busi
4. Sebutkan
komponen-komponen
dari
rangkaian
sekunder
merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan
oleh coil?
5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka?
6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian?
7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer?
8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer?
9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar?
10.Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin?
f. Kunci Jawaban
1. Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api
bertegangan
tinggi
pada
busi
untuk
membakar
udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
2. Gambar rangkaian sistem pengapian konvensioal.
Modul OPKR 50-011 B
campuran
44. 3. Fungsi komponen pengapian:
-
Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil
-
Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai menjadi
tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian
-
Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi
yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada
ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan
pangapian
-
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan
bunga api melalui elektroda
4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-
Lilitan Sekunder Coil
-
Rotor
-
Tutup Distributor
-
Busi-busi
5. Cara kerja coil pengapian pada saat:
a. Cara kerja-Poin tertutup
Arus
dari
baterai
mengalir
melalui
lilitan-lilitan
primer
coil,
membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa.
b. Cara kerja Pengapian Poin-poin terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar,
aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil
kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-lilitan sekunder.
Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil
tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi.
6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada
kontak
poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka,
dengan cara menyerap arus induksi dini dari kumparan primer coil.
Modul OPKR 50-011 B
45. 7. Cara kerja vacuum adalah:
Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat
kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat
dudukan berputar mempercepat saat pengapian.
Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh
kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian.
Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara
luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan
tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang
diperlukan saat putaran engine naik.
9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah:
Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja
coil
pengapian.
sempurna
dan
Yang
kontak
menyebabkan
poin
terbakar
pembakaran
karena
yang
tidak
percikan
yang
berlebihan.
10.Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah:
-
Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung isolator yang
panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas
sehingga jalur perambatan panas sangat lambat sehingga
meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder.
-
Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih
pendek sehingga permukaan persinggungan dengan api lebih
kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan
panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan
naik terlalu tinggi.
Modul OPKR 50-011 B
46. g. Lembar Kerja
1. Alat dan bahan
a) 1 Unit engine stand
b) Peralatan tangan
c) Tool box
d) Avo meter
e) Lap/majun
f) Dwell tester
g) Tacho meter
h) Timming light
2. Keselamatan kerja
a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya
b) Ikuti instruksi dari Instruktur
c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja
e) Bila perlu mintalah buku manual
3. Langkah kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan
b) Perhatikan
instruksi
praktik
yang
disampaikan
oleh
Guru/Instruktur
c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian
d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian
e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan
yang dipraktikkan
f) Diskusikan dan buatlah catatan penting kegiatan praktik
g) Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan
yang telah digunakan.
Modul OPKR 50-011 B
47. 4. Tugas
a)
Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!
b)
Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh
setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran
c)
Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari
kembali materi
Modul OPKR 50-011 B
48. Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar Dari Spesifikasi
Pabrik Dan Dapat Dipahami
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:
1. Membedakan rangkaian
pengapian elektronik
dengan
pengapian
konvensional
2. Memjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik
3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik
4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik
b. Uraian materi
1. Perbandingan Rangkaian Pengapian
Perbedaan
utama
antara
pengapian
elektronik
dengan
yang
menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak
poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan sebuah unit
pengendaii pengapian elektronik.
Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk
memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian
elektronik.
Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal
oleh pembangkit sinyal.
Modul OPKR 50-011 B
49. Reluktor
Gambar 15. Perbandingan Rangkaian
Keuntungan sistem pengapian elektronik:
Tidak menggunakan kontak poin
Tidak memerlukan perawatan kontak poin
Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
Saat pengapian lebih tepat
Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk
mengendalikan emisi gas buang.
Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik
Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:
1. Pembangkit pulsa
2. Pembangkit efek Hall
3. Sensor optik
Modul OPKR 50-011 B
50. 1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa)
a. Konstruksi
Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor)
terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet
permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan
kawat.
b. Cara kerja
Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan
magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat.
Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal
tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.
Pick_Up Magnetik
Cincin Pulsa
Berputar
Cuping (Lobe) pada
Cincin pulsa memotong
medan magnet
Lilitan kawat membangkitkan
tegangan listrik
Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol
Sensor posisi poros engkol ( CP, Crankshaft position )
adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor
CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP
biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa
poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan
logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa.
Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung
sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam tersebut
Modul OPKR 50-011 B
51. memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan
magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada
lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.
Penghimpun
magnet
yang
digunakan
pada
system
pengendali elektronik mencakup:
-
Sensor posisi poros engkol
-
Sensor kecepatan kendaraan
-
Penghimpun saat pengapian
Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus
bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan
frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi
sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya.
Tegangan Keluaran
+V
0
-V
Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa
Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi
semuanya menggunakan dasar kerja yang sama.
Modul OPKR 50-011 B
52. Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa
2. Pembangkit Efek Hall
a. Dasar Kerja efek Hall
Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall
yang menemukan efek ini pada tahun 1879.
Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit
hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika
medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga
medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor
(pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi
konduktor
yang
berbentuk
garis.
Tegangan
ini
disebut
"Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan
turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang
konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap
bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan
tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka
tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan.
Modul OPKR 50-011 B
53. Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall
Gambar 20. Kemagnetan 900 tegangan hall muncul
Bentuk gelombang output sensor hall disebut gelombang
digital sebab perubahan magnet terhadap bahan semi
konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan mematikan
tegangan hall. Tegangan keluaran adalah "Ada atau tidak
Ada".
Modul OPKR 50-011 B
54. Magnet
Medan magnet
Chip Hall
Signal Output
Signal Output:
V1 = Kecepatan Rendah
V2 = Kecepatan Tinggi
Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal
Keluarannya
Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk
menentukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros
distributor
berputar,
sensor
memberikan
sinyal
kepada
mikrokomputer informasi tentang posisi poros distributor.
Tutup Sudu
Rotary
Unit Poros
Unit Sakelar
Efek Hall
Gambar 22. Konstruksi/Tempat Sensor
PenghimpunPengapian
Modul OPKR 50-011 B
Unit Dudukan
55. Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar
efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian
atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar
distributor.
Tutup Sudu Rotary
Penghimpun Medan
Magnet
Sudu
Magnet
Sakelar Efek Hall
Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall
Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall ditempatkan
sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah
sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang
berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya
tegangan hall.
Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang
dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang
muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan
tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu.
Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
Modul OPKR 50-011 B
56. 3. Sensor Posisi Poros Engkol Optik
Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi
optik
menggunakan
piringan
yang
secara
langsung
dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu,
piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya
berhubungan dengan derajat perputaran.
Contoh:
-
90° untuk engine 4 silinder
-
60° untuk engine 6 silinder
-
45° untuk engine V 8 silinder
Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros
360°.
LED
Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik
Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light
Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada
piringan
memungkinkan
phototransistor,
cahaya
digunakan
dari
sebagai
LED
sensor.
mencapai
Output
phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan
ke ECU.
Modul OPKR 50-011 B
57. TMA *1
TMA * 2
TMA * 3
+2.4 V
Va
+0.2 V
Waktu
Gambar 25. Output Pulsa
2. Sistem Pewaktu Pengapian Elektronik (EST)
Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system pemaju saat
pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini
memberikan saat pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine
yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine,
posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor system
penyejuk udara.
Sistem ini terdiri dari:
1) Distributor dengan pembangkit sinyal
2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP)
3) Sensor Temperatur pendingin engine
4) Sakelar posisi throttle
5) Modul Pengendali Elektronik
6) Coil Pengapian
7) Kabel Tegangan Tinggi
8) Busi
9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter
Modul OPKR 50-011 B
58. 10)
Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC
Saklar Start
Pengapian
Gambar 26. Sistem EST
Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang
akan menghitung saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal
keluaran kepada coil pengapian untuk memberikan pengendaiian saat
pengapian.
Alternatif Sistem Pengapian
a) Capacitor Discharge Ignition (CDI)
CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan system
pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini dikembangkan
untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi.
Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik adalah
pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik.
Modul OPKR 50-011 B
59. Cara Kerja
Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke
400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor penyimpan yang
besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat energi yang
diperlukan untuk mengoperasikan system.
1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian 3b.Bagian
Pengendali
3c.Pembentuk
Pulsa
4.Transfarmator
Pengapian
5.
Pembangkit
Pulsa jenis Induksi 6.Distributor D.Dioda C.Kaparitor
Penyimpan The.Theristar dengan gerbang G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan
Sekunder
Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak
poin dengan Pulsa Induktif System Generator dalam
Distributor
Modul OPKR 50-011 B
60. Pada
titik
pengapian
theristor
dipicu,
muatan
kapasitor
dikosongkan melalui lilitan utama coil pengapian. Kecepatan
pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat daripada system
pengapian tradisional dengan efek tegangan yang cepat terjadi
pada lilitan sekunder untuk menghasilkan bunga api untuk busi.
Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk
kemudian memulai kembali siklus pengapian.
Keuntungan-keuntungan:
a) System
CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk
memastikan
magnetic
coil
pengapian
terpenuhi
sepenuhnya.
b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi
dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak
tradisional.
b) Sistem Pengapian Magnet
Tujuan
Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung pada
sumber
baterai
dan
memberikan
tegangan
tinggi
yang
diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di
dalam ruang pembakaran.
Penerapan
Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan
sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang dirancang
untuk menggerakkan:
(a) Kendaraan kecil
(b) Perangkat daya
(c)
Sepeda motor
(d) Kendaraan salju
Modul OPKR 50-011 B
61. (e) Pemotong rumput
(f)
Mesin gergaji
(g) Engine untuk perahu motor
(h) Mesin pertanian
(i)
Engine stasioner
Konstruksi
Magnet
Fly-wheel
Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel Magnet
Sistem magnet ini terdiri dari:
(a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan
magnet permanen, dipasangkan pada poros engkol engine.
Kapasit
or
Unit
Pelumas
Gambar 29. Pelat dudukan Magnet
Modul OPKR 50-011 B
62. (b)
Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap) menyangga
armatur pengapian (coil), kontak poin clan kapasitor.
(Sistem
yang
dikendalikan
elektronik
mempunyai
pembangkit pulsa yang dipasangkan pada pelat dudukan.
Cara Kerja
Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar
dengan inti armatur pengapian. Pada saat fly-wheel
berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer.
Armature
Pengapian
Lilitan
Sekunde
Lilitan
Primer
Kontak
Poin
Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup
Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan
primer armatur pengapian menghasilkan medan magnet.
Modul OPKR 50-011 B
63. Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin terbuka
Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran
arus
induksi
berhenti,
medan
magnet
kolap
dan
menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder
coil, menghasilkan percikan bunga api pada busi.
Catatan:
Untuk mendapatkan output yang maksimal, system
magnet dirancang untuk membuka kontak poin saat arus
induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil.
Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan
bentuk rancangan engine dan penggunaan perangkat
pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan
pada engine bersilinder banyak, menggantikan distributor
tradisional atau digerakkan oleh poros bubungan engine.
Modul OPKR 50-011 B
64. Gambar 32. Unit Magnet untuk engine bersilinder
banyak
c. Rangkuman
Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan
kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan
oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian
elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik
untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian
elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian
sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.
Keuntungan system pengapian elektronik:
1. Tidak menggunakan kontak poin
2. Tidak memerlukan perawatan kontak poin
3. Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
4. Saat pengapian lebih tepat
5. Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk
mengendalikan emisi gas buang
cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:
1. Pembangkit pulsa
2. Pembangkit efek hall
Modul OPKR 50-011 B
65. 3. Sensor optik
Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan
kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan
magnet di sekeliling lilitan kawat.
Ketika
benda
logam
mengganggu
keseimbangan
medan
magnet,
tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan
pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.
Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall)
mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet
didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus
terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan
rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini
disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun
pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan
magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan
untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak
ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasiikan.
Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan
system pengapian elektronik yang lain. Sistem ini dikembangkan untuk
engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama
dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan
cara kerja modul elektronik.
d. Tugas
1. Pelajari sistem pengapian elektronik secara seksama!
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian elektronik!
3. Buatlah analisa gangguan pada sistem pengapian elektronik!
4. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan
mengenai sistem pengapian dan kendala-kendalanya!
Modul OPKR 50-011 B
66. e. Test Formatif
1. Sebutkan keuntungan pengapian elektronik?
2. Sebutkan komponen sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up
Sensor)?
3. Sebutkan macam-macam sensor pengendali elektronik ECU menghimpun
magnet?
4. Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek!
5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem pengapian CDI!
f. Kunci Jawaban
1. Keuntungan system pengapian elektronik:
-
Tidak menggunakan kontak poin
-
Tidak memerlukan perawatan kontak poin
-
Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
-
Saat pengapian tebih tepat
-
Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk
mengendalikan emisi gas buang
2. Komponen Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) adalah:
lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk
medan magnet di sekeliling lilitan kawat.
3. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet yang
digunakan pada system pengendali elektronik mencakup:
-
Sensor posisi poros engkol
-
Sensor kecepatan kendaraan
-
Penghimpun saat pengapian
4. Cara kerja pembangkit pulsa Hall efek adalah tutup sudu berputar dan
sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat
melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang
berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall.
Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian
sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan)
Modul OPKR 50-011 B
67. tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudusudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
5. Keungulan dan kelemahan sistem pengapian CD:
Keunggulan-keunggulan:
a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan
magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya.
b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
system pengapian elektronik dan kontak tradisional.
Kelemahan-Kelemahan:
Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh
pengaian yang dapat diandalkan.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan bahan
-
1 Unit engine stand
-
Peralatan tangan
-
Avo meter
-
Lap/majun
-
Tool box
-
Tacho meter
-
Dwell tester
-
Timming light
2. Keselamatan kerja
-
Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya
-
Ikuti instruksi dari Instruktur
-
Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
-
Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan
yang tidak tertera pada lembar kerja
-
Bila perlu mintalah buku manual
Modul OPKR 50-011 B
68. 3. Langkah kerja
-
Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di butuhkan
-
Perhatikan
instruksi
Praktik
yang
disampaikan
oleh
oleh
Guru/Instruktur
-
Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian
-
Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian
-
Gambarkan wiring sistem pengapian sesuai dengan bahan yang
dipraktikkan
-
Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik
-
Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang
telah digunakan
4. Tugas
1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!
2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah
mempelajari materi kegiatan pelajaran
3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali
materi
Modul OPKR 50-011 B
69. Kegiatan
Belajar
3.
Pelaksanaan
Perbaikan,
Penggantian
Penyetelan
Komponen
Dan
Dilaksanakan
Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan
Material Yang Sesuai
a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing
para peserta diklat diharapkan dapat:
1.
2.
Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP
3.
Melakukan service/perbaikan sistem pengapian
4.
Melepas dan memasang distributor
5.
Memeriksa urutan pengapian (FO)
6.
b.
Melakukan pemeriksaan sitem pengapian
Menggunakan alat uji sistem pengapian
Uraian materi
Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi
sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya harus
dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk memeriksa system
pengapian lakukan hal berikut:
1. Secara visual periksalah
-
Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek, terbakar atau
aus
-
Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau retak dan
rusak
atau
bagian-bagian
tengah
pada
terminal-terminalnya
berjuntai
-
Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan kontainer
bagian luarnya rusak
-
Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau klip
(jepitan) pengkelemnya patah
-
Selang-selang vacuumnya retak, terbakar atau ada tanda-tanda aus
Modul OPKR 50-011 B
70. 2. Secara phisik periksalah sambungan-sambungan
-
Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik (baik yang
bertegangan
tinggi
maupun
yang
bertegangan
rendah)
untuk
memastikan bahwa kabel-kabel tersebut terpasang dengan kuat pada
sambungannya
-
Dengan
cara yang sama periksalah sambungan-sambungan selang
vacuum
-
Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem kuat pada
engine atau pada panel di bawah bonet
-
Periksalah saklar pengapian
-
Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument
-
Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan untuk semua
tahap pengoperasian harus positif
3. Menservis bagian system pengapian yang berbegangan tinggi
-
Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi
-
Lepaskan tombol rotor
Gambar 33. Servis Rotor Button (tombol rotor)
Modul OPKR 50-011 B
71. Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor button
bila:
a. Bilahnya aus atau longgar
b. Karbon tracking atau isolasinya retak
c. Lug atau locating clip atau atau rusak
-
Bersihkan rotor button
-
Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan melepaskan
logamnya
-
Laplah buttonnya dengan kain yang bersih
Distributor
Cap
Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam
-
Periksalah bagian dalam dari distributor cap
a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar
b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar
c. Karbon tracking
-
Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi.
Modul OPKR 50-011 B
72. Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Tegangan tinggi
-
Periksalah kontak diantara kabel tegangan tinggi dan terminal
distributor cap
-
Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap tower
-
Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang pelindungnya
-
Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel tegangan
tinggi bila terjadi korosi
-
Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points
-
Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan bahwa
kabel terpasang dengan kuat di dalam capnya
-
Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain
Catatan;
Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan
pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke
kabel-kabel dan konektor-konektomya.
-
Periksalah resistasi kabel-kabel tegangan tinggi
-
Ganti kabel-kabel bila resistansinya telah melampaui batas yang
ditentukan
-
Pasanglah rottor button
Modul OPKR 50-011 B
73. -
Luruskan locating lug atau klip di bagian dalam rotor dengan alur
pada poros distributornya
-
Tekanlah rotor pada porosnya dan pastikan bahwa rotor tersebut
terpasang dengan kuat pada cam lobes
-
Periksalah apakah rotor berada tepat pada porosnya dan harus
kencang
Catatan;
Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian
sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang
sebelum rotor dipasang.
-
Pasangfah tutup distributor tetapi jangan menghubungkan kabelkabel tegangan tinggi ke busi
-
Lepaskan busi
-
Periksalah busi terhadap:
1. Isolasinya rusak atau retak
2. Kerusakan elektroda-elektrodanya
3. Jumlahnya, wamanya, penampilan endapan karbon
4. Kerusakan seal atau thread (ulir)nya
Gambiar 36. Kerusakan Busi Yang Dapat Dilihat
Modul OPKR 50-011 B
74. Catatan;
Kondisi engine dapat ditentukan dengan cara membedakan busi
dengan tabel kondisi busi.
Warna dan Kondisi Elektroda
Kondisi Engine yang dapat
diindikasi
Bersih,
kekuning-kuningan,
coklat Kondisi baik, tingkat panas stekernya
atau putih kusam
pas
Campuran bahan baker terlalu encer;
Lapisan permukaan melepuh
steker tidak terpasang dengan tepat;
katup-katup engine bocor
Elektroda-elektroda dan permukaan Stekernya macet; silinder-silindernya,
steker kotor oleh oli
kendali katup dan piston-pistonnya aus
Elektroda-elektroda dan permukaan Campuran bahan baker terlalu pekat,
steker tercemar/kotor oleh jelaga
celah terlalu lebar diantara elektrodaelektroda busi, tingkat panas stekernya
tidak tepat
-
Bersihkan busi
Tip Of centre electrode rounded
and small recess at end of side
Electrode
Before Filing
After Filing
Gambar 37. Mengikir Elektroda Busi
Modul OPKR 50-011 B
75. -
Kikirlah elektroda-elektroda busi
-
Gunakan kikir dengan ujung-ujungnya yang kecil untuk menipiskan
kedua elektroda
-
Buanglah busi bila pengikiran ringan (kedalaman 0.10 mm) gagal
menghilangkan erosinya
Gambar 38. Pengaturan Celah Busi
-
Aturlah celah-celah busi
a)
Pilihlah
ukuran
kawat
yang
telah
direkomendasi
pabrik
pembuatnya
b)
Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi
yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda
tersebut melewati celah.
Peringatan:
Jangan mengetok elektroda pusat atau mengaturnya.
-
Cuci dan keringkan busi
a) Cucilah busi-busi dengan solvent dan keringkanlah busi-busi
tersebut dengan udara tekan
b) Lindungi mata anda dengan kacamata las bila menggunakan
penyemprot udara
-
Pasanglah busi-busi tersebut ke dalam kepala silinder. Hubungkan
kabel-kabel tegangan tinggi.
Modul OPKR 50-011 B
76. -
Tekan
kabel-kabel
tegangan
tinggi
ke
penjepit-penjepitnya.
Masukkan pelindung-pelindung pada busi dan tekanlah pelindung
tersebut kuat pada tempatnya.
-
Ceklah
firing
order
(susunan
pembakaran)
pada
kabel-kabel
tegangan tinggi untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut telah
dipasang pada busi yang sesuai/tepat.
-
Pasanglah koil kabel tegangan tinggi.
4. Memeriksa susunan pembakaran
-
Pastikan firing order dari engine.
-
Seringkali firing order tersebut timbul pada inlet manifold tetapi bila
tidak dapat ditemukan, baca lagi manual bengkelnya.
-
Pastikan posisi silinder nomor satu dalam balok silinder.
-
Untuk kebanyakan deretan engine-engine, silinder nomor satu
berada di depan balok dan silinder-silinder lainnya ada di bagian
belakang. Pada beberapa engine nomor silinder menyembul pada
kepala silinder, atau pada manifold dekat dengan businya masingmasing. Bila meragukan, bacalah kembali manual bengkel dari
pabriknya.
-
Ikuti alur kabel tegangan tinggi yang dihubungkan pada busi nomor
satu kembali menuju tutup distributor.
-
Dalam mengarahkan rotasi rotor, ikuti alur kabel tegangan tinggi
berikutnya ke busi.
Modul OPKR 50-011 B
77. Gambar 39. Pemeriksaan Firing Order
-
Nomor silinder harus cocok dengan nomor berikutnya pada firing
order.
-
Periksalah arah rotasi dari rotor.
-
Lepaskan kabel tegangan tinngi dan sambunglah kabel terebut ke
busi dari silindernya.
-
Ulangi sampai semua silinder tetah diperiksa.
5. Menservis bagian system pengapian yang bertegangan rendah
Catatan:
Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi
sedang diservis. Servis tersebut dilakukan sebelum rotor dan tutup
distributornya diganti.
-
Lepaskan tutup distributur dengan kabel-kabel tegangan tingginya
-
Lepaskan rotor
-
Lepaskan penutup debu bila dilengkapi
-
Lepaskan contact breaker points
-
Lepaskan skrup-skrup yang mengencangkan point-point pada plat
breaker
Modul OPKR 50-011 B
78. -
Lepaskan sambungan kabel tegangan rendah dari point-pointnya.
Kunci pas pengapian atau obeng mungkin diperlukan.
Gambar 40. Memeriksa kontak poin
Catatan:
Pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan
agar kabelnya dapat dilepaskan.
-
Tariklah kontak point dari distributor.
LT. Lead
Screws
Earth
Lead
Gambar 41. Memeriksa Kontak Poin
Modul OPKR 50-011 B
79. Catatan:
Gantilah kontak point sesuai jadwal waktu servisnya.
-
Periksalah kontak point.
-
Kontak point bila lebih dari 1/3 daerah permukaan kontak terbakar
atau pitted.
-
Pastikan bahwa pegasnya dengan kuat terpasang pada lever moving
kontak point. Jangan mencoba untuk mengkeling ulang pegas ke
lever, pasang point baru.
-
Bila kabel tegangan rendah disambungkan ke kontak point, pastikan
bahwa kabel tersebut tidak telanjang, terjuntai atau putus dan
karenanya harus dengan tepat diisolasi dari point yang tepat.
-
Pastikan bahwa moving points bebas bergerak pada pivotnya.
-
Periksalah kabel-kabel tegangan rendah dalam distributor.
-
Kabel plat breaker tidak boleh terjuntai atau putus dab secara kuat
harus disambungkan pada badan dan plat breakernya.
-
Periksalah bila cam aus atau kasar.
-
Pastikan bahwa kapasitornya kencang, kondisi kabelnya baik dan
kontak listrik mounting clampnya baik.
6. Mengetes alat advance mekanik
Jepit cam dengan jari-jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut
hanya boleh berputar pada satu arah saja.
Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan
meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi.
Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan
harus diperbaiki.
Modul OPKR 50-011 B
80. Gambar 42. Mengetes Alat Advance
Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara
berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. Oli yang berlebihan di
seputar alat advance menunjukkkan bushes pada poros distributornya
aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine clan bukan
karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat
hati-hati.
Gambar 43. Pelumasan
Modul OPKR 50-011 B
81. -
Bersihkan clan lumasilah distributornya.
-
Laplah plat breaker clan cam dengan kain yang sudah dibasahi
solvent.
-
Keringkanlah dengan lap lainnya.
-
Teteskan satu atau dua kali oli cair untuk melumasi bagianbagiannya
(parts).
Less than 1/3
of surface
Fix
Point
Worn
Points
Filed
Points
Gambar 44. Membersihkan Point-point
-
Membersihkan kontak point
-
Kikirlah merata masing-masing permukaan kontak dengan kikir
pengapian clan kemudian gosoklah dengan kain ampelas atau batu
carborundum
-
Cucilah point-point dengan solvent dan keringkanlah dengan kain
bersih
-
Pastikan bahwa permukaan-permukaan kontak seluruhnya bersih
7. Pemasangan point-point ke dalam distributor
-
Berikan sedikit gemuk yang titik cairnya tinggi pada rubbing block
dari moving point.
-
Tempatkan kontak poin pada posisinya yang tepat, masukkan
skrupskrup penahan dan kencangkan perlahan-lahan.
Modul OPKR 50-011 B
82. -
Hubungkan
kabel
tegangan
rendah
ke
kontak
poin
untuk
memastikan bahwa semua terminalnya kencang.
-
Tempatkan kabel-kabel tegangan rendah sehingga kabel-kabel
tersebut tidak menggesek komponen/part lainnya.
Gambar 45. Pemeriksaan Point Alignment (kesejajaran point)
a) Periksalah
penjajaran
pennukaan-permukaan
kontak.
Bengkokkan point-point yang telah pas terpasang dengan alat
khusus
atau
sepasang
tang
berhidung
mensejajarkannya dengan moving point.
Gambar 46. Mengatur Celah Point
Modul OPKR 50-011 B
panjang
untuk
83. b) Atur celah point
- Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada
pada point tertinggi dari cam lobe
- tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing
block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan
skrup-skrup penguat
- Aturlah kontak-kontaknya
- Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler
gauge.
- Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak
pointnya
- Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian
(hanya dengan jari) dan gerakkan point yang telah ditentukan
tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai
- Kencangkan skrup-skrupnya.
c) Pasanglah rotor button.
Paskan penutup debu (bila terpasang) sebelum memasang
button.
d) Pasanglah tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi.
Pastikan tutupnya ditempatkan dengan benar pada badan
distributor.
Catatan:
Servis system pengapian belumlah selesai sampai sudut dwell dan timing
(waktu) pengapian telah diperiksa dan disetel.
8. Memeriksa dan mengatur sudut dwelt
Lakukan hal berikut:
a)
Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar
engine
Modul OPKR 50-011 B
84. b)
Hidupkan
engine
dan
biarkan
sampai
mencapai
temperatur
pengoperasiannya
c)
Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian
sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya
d)
Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya
e)
Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesiflkasi
dari pabriknya
Catatan:
Untuk memperbesar sudut dwell kecilkan celah point. Untuk memperkecil
dwell besarkan celah point.
9. Pengaturan Saat Pengapian (Ignition Timing)
Gambar 47. Menentukan tanda timing (Timing Marks)
Ignition timing dapat dicek dan diatur dengan cara:
-
Metoda Statis
-
Metoda Stroboscope (timing Light)
1)
Untuk mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan
metoda statis
Modul OPKR 50-011 B
85. -
Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda
yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan
spesifikasi pabrik pembuatnya.
-
Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal
distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa
(earth) yang sesuai.
-
Kunci kontak di "ON".
-
Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal
distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke pembumian
yang sesuai.
-
Pindahkan distributor ke arah rotasi sampai lampu hidup dan
kencangkan klem.
2)
Matikan pengapian dan lepaskan lampu test.
Untuk
mengecek
dan
mengatur
saat
pengapian
dengan
menggunakan metoda stroboscope (timing light)
-
Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur
pengoperasian.
-
Matikan engine dan hubungkan timing light dan tachometer
ke
system
pengapian
sesuai
dengan
instruksi
pabrik
pembuatnya.
-
Lepaskan sambungan dan sambungkan selang vacuum yang
ada di distributor.
-
Bersihkan tanda-tanda timing dengan sehelai kain.Bila perlu
perbaiki graduation lines (alur-alur graduasi) dengan cat.
-
Hidupkan engine dan aturfah kecepatan idle ke jarak yang
telah ditentukan.
Modul OPKR 50-011 B
86. Gambar 48. Pengecekan Saat Pengapian
-
Arahkan timing light ke tanda-tanda timing
Penanganannya harus sangat berhati-hati agar jangan
sampai tanganmu, atau timing light bersinggungan dengan
bagian-bagian yang berputar.
-
Periksalah dan aturlah saat pengapian
Longgarkan klem distributor dan putarlah badan distributor
sesuai dengan arah rotasinya sampai saat pengapian yang
ditetapkan tercapai. Kencangkan klem dan cek kembali saat
pengapiannya.
Gambar 50. Mengatur Saat
Gambar 49. Mengatur saat pengapian
Modul OPKR 50-011 B
87. Catatan:
Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan
tanda trining yang terdapat pada badan engine sesuai
spesifikasi pabriknya.
-
Matikan engine
-
Lepaskan selang vacuum dan hubungkan selang tersebut ke
distributor
-
Hidupkan engine dan aturlah putaran idle (langsam) sesuai
putaran yang ditetapkan
-
Matikan engine dan lepaskan tachometer dan timing light.
Lakukan road test terhadap kendaraan
Catatan:
Dengarkan bila ada suara yang tidak normal, seperti
'ketukan'('pinking’).
c.
Rangkuman
Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan
pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabelkabel dan konektor-konektornya. Beberapa distributor mempunyai penutup
debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini
harus dipasang sebelum rotor dipasang. Kondisi engine dapat ditentukan
degan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi.
Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi
distributornya diganti pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan
harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan. Selalulah mengganti
point-point sesuai jadwal waktu servisnya. Pada hampir semua kasus
perangkat point yang sangat berkarat atau pitted harus diperbaharui.
Jangan memutar engine pada kipas angin bila businya terpasang karena
kipas anginnya dapat rusak. Saat pengapiannya tepat bila tanda timing
Modul OPKR 50-011 B
88. segaris dengan tanda timing yang terdapat pada badan engine sesuai
spesifikasi pabriknya. Bila kompresi engine menyebabkan pengengkolan
engine sulit dilakukan, lepaskan semua busi. Metoda pelepasan dan
pemasangan
distributor
juga
diterapkan
pada
system
pengapian
elektronik. Pada beberapa kasus poros penggerak distributor harus
dilepaskan sebelum cam assembly dibongkar. Cara melepaskan shaft
akan dijelaskan kemudian.
Jangan melepaskan pad sebelum melepaskan cam assembly karena pad
tsb,
berfungsi
untuk
mencegah
circlip
terlepas
keluar.
Beberapa
distributor tidak mempunyai bushing dan badannya bertindak sebagai
permukaan bantalan. Bila celahnya terlalu besar badan distributornya
harus diganti. Lumasi semua titik tumpu dengan pelumas yang sesuai.
Pastikan
bandul-bandul,
pegas-pegas
dan
pena
tumpu
dipasang
mengikuti tanda yang telah dibuat, feeler gauge yang digunakan harus
jenis non-magnetik.
d.
Tugas
Pada penilaian unjuk kerja yang akan dilakukan Siswa dipersyaratkan
menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun
dalam analiisis pokok bahasan, untuk itu disarankan kepada Siswa selalu
berkonsultasi dengan Guru/Pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas
dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar
yang harus di capai oleh Siswa yang dianggap kompeten adalah
Persyaratan Memperbaiki System Pengapian dan komponennya dimana
sistem perbaikan ditentukan berdasarkan spesifikasi pabrik. Memperbaiki
Sistem Pengapian dan Komponennya sesuai dengan Prosedur Operasi
Standar dimana dalam pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3
(keselamatan dan kesehatan kerja).
Modul OPKR 50-011 B
89. e.
Tes Formatif
1. Bagaimana cara mengatur celah dari Busi?
2. Sebutkan langkah-langkah menyetel kontak poin?
3. Jelaskan cara mengetes advance mekanik?
4. Jelaskan langkah menyetel sudut dwell?
5. Jelaskan mengatur waktu pengapian dengan metode statis?
f.
Kunci Jawaban
1. Cara mengatur celah busi:
(a) Pilihlah
ukuran
kawat
yang
telah
direkomendasi
pabrik
pembuatnya.
(b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi
yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut
melewati celah.
2. Cara mengatur celah point adalah:
(a) Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada
pada point tertinggi dari cam lobe.
(b) Tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block
sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrupskrup penguat.
(c)
Aturlah kontak-kontaknya.
(d) Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler
gauge.
(e) Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya.
(f)
Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya
dengan jari) dan gerakkan kontak point yang telah ditentukan
tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai.
(g) Kencangkan skrup-skrup.
Modul OPKR 50-011 B
90. 3. Cara mengetes advancer mekanik
Jepit cam dengan jari jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut
hanya boleh berputar pada satu arah saja.
Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan
meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi.
Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan
harus diperbaiki.
Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara
berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. 0li yang berlebihan di
seputar alat advance menunjukkan bushing pada poros distributomya
aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine dan bukan
karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat
hati-hati.
4. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell adalah:
(a)
Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di
sekitar engine.
(b)
Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur
pengoperasiannya.
(c)
Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system
pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya.
(d)
Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya.
(e)
Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan
spesifikasi dari pabriknya.
5. Langkah mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan
metoda statis:
(a)
Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda
yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan
spesifikasi pabrik pembuatnya.
(b)
Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal
distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa
(earth) yang sesuai.
Modul OPKR 50-011 B
91. (c)
Kunci kontak di "ON".
(d)
Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal
distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke massa yang
sesuai.
(e)
Pindahkan distributor
hidup
(f)
g.
ke
arah rotasi sampai
lampu
dan kencangkan klem.
Matikan pengapian dan lepaskan lampu test.
Lembar Kerja
1. Alat dan Bahan
-
Volt meter
-
Obeng + (Kembang ) dan - (Min)
-
Kunci Pas
-
Kunci Ring
-
Dial gauge
-
Dwell tester
-
Timing Light
-
Feeler gauge
-
Ware gauge (pengukur celah busi)
-
Satu unit died Engine
2. Keselamatan kerja
-
Persiapkan tempat kerja yang bersih
-
Gunakan pakaian kerja
-
Simpan alat pada tempat yang aman
-
Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
3. Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan praktik
b. Lakukan pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian
Modul OPKR 50-011 B
92. c.
Perhatikan
instruksi
praktikum
yang
disampaikan
oleh
Guru/Instruktur
d.
Lakukan sesuai dengan buku manual
e.
Lakukan diskusi tentang pemeriksaan dan penyetelan komponen
sistem pengapian
f.
Buatlah catatan penting tentang kegiatan praktik secara ringkas
dan jelas
g.
Setelah selesai bereskan kembali alat-alat dan bahan yang telah di
gunakan
4. Tugas
a.
Buatlah laporan praktik secara ringkas clan jelas!
b.
Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh
c.
Jika belum mengerti pelajari kembali dan tanyakan pada Instruktur
Modul OPKR 50-011 B
93. BAB. III
EVALUASI
A. KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN
1. Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes formatif):
a.
Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal
antara 70 % s/d 80 %.
b.
Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal
antara 81 % s/d 90 %.
c.
Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal
antara 91 % s/d 100 %.
d.
Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh).
e.
Bila belum mencapai nilai tujuh Siswa wajib belajar kembali dan mengulang
pada item tersebut.
B. PERTANYAAN
1. Jelaskan tujuan system pengapian pada kendaraan?
2. Gambarkan rangkaian system pengapian konvensional?
3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut!
a. Coil Pengapian
b. Distributor
c. Kondensor
d. Busi
4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan saat kontak poin
terbuka!
5. Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan
pengapian yang baik!
6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik!
7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi
sensor posisi poros engkol dudukan distributor.
Modul OPKR 50-011 B
94. 8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk
menghasilkan sinyal out-put!
9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan!
10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI!
11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto!
12. Jelaskan mengapa system pengapian harus distel sesuai dengan jadwal dan
spesifikasi yang ditetapkan pabrik!
13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk
semua komponen yang ada dalam daftar
- Tutup didistributor
- Rotor
- Busi
14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan menggunakan timing
light!
15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor!
Kunci Jawaban
1. Tujuan system pengapian pada kendaraan.
Jawaban:
-
Untuk menyediakan percikan bunga api untuk membakar bahan bakar
di dalam ruang pembakaran.
Modul OPKR 50-011 B
95. -
Untuk menyediakan percikan bunga api pada saat yang paling tepat
untuk mendapatkan unjuk kerja engine terbaik pada seluruh kondisi
engine.
2. Gambar
di
bawah
ini
menunjukan
komponen
sistem
pengapian
konvensional.
Keterangan:
1. Batere
2. Kunci Kontak
3. Coil Pengapian
4. Distributor
5. Kapasitor
6. Kontak poin
7. Busi
8. Kabel Busi
Jawaban:
Agar secara otomatis merubah saat pengapian sesuai perubahan
putaran engine.
3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut!
Jawaban:
a.
Coil
Pengapian:
Untuk
merubah
tegangan
rendah
menjadi
tegangan tinggi untuk dapat menghasiljan percikan bunga api.
b.
Distributor: Dudukan Cam dan kontak poin. Dudukan untuk
perangkat pemaju pengapian. Mendistribusikan listrik tegangan
tinggi pada busi yang tepat (sesuai urut-urutan pengapian).
c.
Kondensor: Menbantu kolapnya medan magnet dan mencegah
terjadinya percikan bunga api pada kontak poin.
Modul OPKR 50-011 B
96. d.
Busi:
Menghasilkan
percikan
bunga
api
untuk
menyulut/membakar campuran udara/bahan bakar.
4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan terbuka!
Jawaban:
Arus (istrik mengalir melalui rangkaian primer dan tiiitan primer coil
menghasilkan induksi medan magnet di sekeliling lilitan coil (inti coil)
Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan magnet
kolap. kolapnya medan magnet menghasilkan induksi tegangan tinggi
pada lilitan sekunder.
5. Jelaskan mengapa sudut Dwelt yang tepat penting untuk mendapatkan
pengapian yang baik!
Jawaban:
Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan kejenuhan medan
magnet coil pengapian dan mengurangi kerusakan kontak poin.
6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik!
Jawaban:
a.
Tidak menggunakan kontak poin
b.
Tidak memerlukan perawatan kontak poin
c.
Sudut Dwell ditentukan oleh unit pengapian
d.
Saat penyalaan lebih tepat
e.
Percikan bunga api lebih lama dan lebih besar
7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada
kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor.
Jawaban:
Tutup Sudu
Rotary
Penghimpun
Medan
Sudu
Sakelar Efek
Hall
Modul OPKR 50-011 B
97. 8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk
menghasilakan sinyal out-put!
Jawaban:
Jika tidak ada sudu yang berada di cefah medan magnet menyebabkan
munculnya tegangan Hall. Jika sudu berada pada celah elemen Hall
terlindung dari medan magnet, tidak muncul tegangan Hall.
9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan!
Jawaban:
Sistem EST menggunakan beberapa sensor untuk memantau kondisi
kerja engine. Modul menghitung saat pengapian yang dibutuhkan dan
memberikan sinyal ke coil pengapian untuk memberikan pengendalian
pengapian.
10.Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI!
Jawaban:
Transformator meningkatkatkan tegangan sumber 12 volt menjadi 400
volt untuk mengisi kapasitor penyimpan. Pada saat penyalaan therystor
dipicu, kapasitor mengosongkan muatannya melalui lilitan
primer
menghasilkan pembentukan medan magnet yang sangat cepat, yang
menyebabkan
kenaikan
tegangan
pada
lilitan
sekunder
yang
menghasilkan tegangan tinggi yang diaiirkan ke busi.
11.Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto!
Jawaban:
Saat flywheel berputar magnet menginduksi tegangan pada liiitan primer,
arus mengalir membentuk medan magnet di sekeliling coil pengapian. Saat
kontak poin terbuka arus terhenti, medan magnet kolap menginduksi
tegangan tinggi pada iilitan sekunder dan menghasilkan tegangan tinggi
yang dialirkan ke busi.
12. Jelaskan mengapa system pengapian harus disetel sesuai dengan FO dan
spesifikasi yang ditetapkan pabrik!
Jawaban:
Untuk menjamin kemampuan kerja sistem
Modul OPKR 50-011 B
98. 13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis
untuk semua komponen yang ada dalam daftar
Jawaban:
-
Kabel tegangan tinggi
Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak
-
Kabel tegangan rendah
a) Terbakar, insulasi retak atau rusak
b) inti kawat terurai atau rusak pada terminalnya
c) Kekuatan sambungan terminal terhadap dudukannya
-
Coil Pengapian
a) Kebocoran oli
b) Insulasi atau retak pecah
c) Kerusakan eksternal
-
Tutup distributor
a) Retak, insulasi pecah, clip rusak atau lemah
b) Terminal terbakar atau rusak
c) Sambungan karbon kendor atau rusak
d) Memeriksa korosi pada puncak tutup bagian dalam
-
Rotor
a) Blade kendor atau rusak
b) Insulasi retak atau karbon retak
c) Klip pengikat patah atau rusak
-
Busi
a) Kerusakan Insulator
b) Ekektroda eroded
c) Sil rusak
d) Ulir rusak
e) Insulasi retak
14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat timing light!
Jawaban:
1. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja
Modul OPKR 50-011 B
99. 2. Matikan engine dan pasang timing light
3. Lepas sambungan selang vacuum
4. Bersihkan tanda timing pada poros pulley
5. Hidupkan engine
6. Arahkan timing light pada tanda timing, Periksa dan stel saat pengapian
7. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat pengapian
15.Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor!
Jawaban:
1. Posisikan rotor sehingga balde-nya berada tepat segaris dengan
bagian puncak badan disributor
2. Bila rotor bergerak saat busi dikeluarkan, tentukan posisi baru
penunjukan rotor
3. Sejajarkan tanda yang terdapat di badan didtributor dan blok engine
dan masukkan distributor
4. Mungkin perlu menggerakkan sedikit badan rotor maju atau mundur
untuk memungkinkan penggerak distributor terkait
5. Tepatkan posisi klem dan masukkan baut pengikat
6. Kencangkan baut pengikat dengan tangan
7. Sambungkan kabel tegangan rendah ke distributor
8. Pasang kembali tutup distributor dan kabel tegangan tinggi
9. Sambungkan kembali kabel negatip ke batere
10.Stel saat pembakaran sesuai spesifikasi pabrik
11.Kencangkan
baut
pengikat
distributor
sesuai
spesifikasi
pengencangan
12.Pastikan pipa
vacuum dihubungkan ke unit advanver setelah saat
pengapian di setel.
Modul OPKR 50-011 B
100. C. KRITERIA KELULUSAN
ASPEK
SKOR (0-10)
BOBOT
NILAI
KETERANGAN
Sikap
2
Syarat kelulusan,
Pengetahuan
4
nilai minimal 70
Keterampilan
4
dengan nilai setiap
aspek, minimal 7
Nilai Akhir
Kriteria kelulusan:
70 s/d 79
: Memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s/d 89
: Memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s/d 100
: Diatas minimal tanpa bimbingan
Kriteria
Unjuk Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
1.1. Melepas
rangkaian
kelistrikan
pada ignition
coil
1.2. Memeriksa
tahanan
Memeriksa
external
ignition coil
resistor
1.3. Memeriksa
tahanan
primary
1.4. Memeriksa
nilai tahan
secondary coil
1.5. Memeriksa
Modul OPKR 50-011 B
Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran
Kesimpulan
101. Kriteria
Unjuk Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
tahanan body
Melepas dan
Membongkar
distributor
2.1.Melepas
selang-selang
vacuum
2.2.Melepas
distributor
dari mesin
2.3.Melepas
kabel
tegangan
tinggi
- Memeriksa
nilai tahanan
kabel coil
- Memeriksa
Nilai
tahanan
kabel busi
No.1
- Memeriksa
Nilai
tahanan busi
No.2
- Memeriksa
Nilai
tahanan busi
No.3
- Memeriksa
Modul OPKR 50-011 B
Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran
Kesimpulan
102. Kriteria
Unjuk Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
Nilai
tahanan busi
No.4
2.4.Melepas
tutup
distributor
- Memeriksa
tutup
distributor
dari
keretakan
2.5.Melepas
Rotor
- Memeriksa
Rotor
terhadap
keretakan
2.6.Melepas
Condensor
- Memeriksa
Condensor
2.7.Melepas
Platina
- Memeriksa
Permukaan
platina
2.8.Melepas
Vacum
Modul OPKR 50-011 B
Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran
Kesimpulan
103. Kriteria
Unjuk Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
advancer
- Memeriksa
Vacum
advancer
(utama &
tambahan)
2.9.Memeriksa
plat dudukan
platina
- Memeriksa
Kerja gerak
dari plat
dudukan
platina
2.10. Memeriksa
Kerja
sentrifugal
advance
3.1.Memeriksa
Kondisi busi
- Memeriksa
keausan
Melepas
semua busi
elektrode
busi
- Memeriksa
keretakan
isolator busi
Modul OPKR 50-011 B
Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran
Kesimpulan
104. Kriteria
Unjuk Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
3.2.Membersihkan
Endapan
karbon pada
busi
3.3.Mengukur
celah busi
4.1.Memasang
busi dengan
Memasang
busi
benar (torsi
kekencangan
sesuai, tidak
miring)
Merakit
distributor
sesuai SOP
5.1.Memasang
Plat dudukan
platina
dengan benar
5.2.Memasang
vacum
5.3.Memasang,
memeriksa
kontak platina
dan menyetel
celah platina
sesuai SOP
5.4.Memasang
condensor
Modul OPKR 50-011 B
Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran
Kesimpulan
105. Kriteria
Unjuk Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
5.5.Memasang
Distributor ke
mesin (sesuai
SOP & repair
manual)
5.6.Memasang
Selang-selang
vacum
5.7.Memasang
tutup
distributor
5.8.Memasang
Kabel busi
sesuai FO
dengan benar
6.1.Memasang
Kabel-kabel
dengan benar
- Positif coil
- Negatif coil
Memasang
rangkaian
coil
- Kabel
external
resistor coil
6.2.Memasang
Kabel
tegangan
tinggi dari coil
ke distributor
Modul OPKR 50-011 B
Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran
Kesimpulan
106. Kriteria
Unjuk Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
7.1. Membaca,
Menyetel dan
mengukur
sudut dwell
& timing
Mengukur &
menyetel
sudut dwell
sesuai
spesifikasi
7.2.Menyetel
Timming
pengapian
sesuai SOP &
repair manual =
dwell OK RPM
OK timming
Modul OPKR 50-011 B
Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran
Kesimpulan
107. BAB. IV
PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke
modul berikutnya, sebaliknya apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus maka,
peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini clan tidak di perkenankan
untuk melanjutkan ke modul yang selanjutnya.
Modul OPKR 50-011 B
108. DAFTAR PUSTAKA
-
Automotive Mechanics-Fifth Edition-Volume 2-May and Crouse. ISBN: O-07452920-X
-
Automotive Electricity and Electronics-Gregory's Scientific Publication. ISBN:
0-85566669-2
-
Electronics for Motor Mechanics-Stackpoole, Morrison and Gregory. ISBN: 0582-86821-1
-
Anonim. 1995 new step 1 iraning manual . Jakarta, PT. Toyota astra
motor
-
Wardan Suyanto (1989) Teori Motor Bensin . Jakarta depdikbud: dirjen
Dikti, proyek pengembangan LPTK.
Modul OPKR 50-011 B