SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  108
Télécharger pour lire hors ligne
KODE MODUL
OPKR 50-011 B

Milik Negara
Tidak Diperdagangkan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF

PERBAIKAN
SYSTEM
PENGAPIAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2005
Modul OPKR 50-011 B

1
KODE MODUL

Milik Negara
Tidak Diperdagangkan

OPKR 50-011 B

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF

PERBAIKAN
SYSTEM
PENGAPIAN
Tim Penulis:
1. Abdurahman Hidayat, S.Pd
2. Drs. Bambang Sujatmiko
3. Kosim, S.Pd

Fasilitator:
Drs. Abdullah

Modul OPKR 50-011 B

2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan
modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan programprogram keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun
perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual
terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian
yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi),
Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya
Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu,
Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik
Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik
Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio
Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik,
Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin
(Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar
Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik
Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa
Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa
Indonesia.
Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency
Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber
belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK
dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.
Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri
atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan

Penataran Guru

(PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan
Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan

Modul OPKR 50-011 B

3
unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang
digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap
pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di
beberapa SMK.
Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan
konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan
industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya
Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami
sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator,
serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran
untuk dihasilkannya modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK
atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.
Jakarta, Desember 2005
a.n. Direktur Jenderal Manajemen
Pendidikan
Dasar dan Menengah
Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan

Dr. Joko Sutrisno, MM
NIP 131415680

Modul OPKR 50-011 B

4
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR

...............................................................

i



DAFTAR ISI

..........................................................................

iii



PETA KEDUDUKAN MODUL ....................................................

vi



KETERANGAN DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI ........... vii



MEKANISME PEMELAJARAN .................................................

x



GLOSSARIUM ....................................................................... .

xi

BAB. I PENDAHULUAN
A.

Deskripsi .......................................................................

1

B.

Prasyarat .......... ............................................................

2

C.

Petunjuk Penggunaan Modul ........................................

2

D.

Tujuan Akhir ...... ...........................................................

3

E.

Kompetensi .................................................................

5

F.

Cek Kemampuan

8

.........................................................

BAB. II PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat

..............................

B. Kegiatan Belajar .........................................................

9
11

Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki
Tanpa Menyebabkan Kerusakan
Terhadap Komponen Atau Sistem
Lainnya.....................................

11

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran .....................................

11

b. Uraian Materi ............................................................

11

c. Rangkuman................................................................ 27
d. Tugas .......................................................................

29

e. Tes Formatif …………………………………………………………..

30

Modul OPKR 50-011 B

5
f. Kunci Jawaban ………………………………………………………

30

g. Lembar Kerja …………………………………………………………

33

Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar
Dari Spesifikasi Pabrik Dan Dapat
Dipahami....................................... 35
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ...................................... 35
b. Uraian Materi ............................................................ 35
c. Rangkuman ............................................................... 51
d. Tugas ........................................................................ 52
e. Tes Formatif ………………………………………………………….. 53
f. Kunci Jawaban ……………………………………………………….. 53
g. Lembar Kerja ……………………………………………………….. .. 54
Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan,
Penyetelan Dan Penggantian
Komponen Dilaksanakan Dengan
Menggunakan Peralatan, Teknik
Dan Material Yang Sesuai .......

56

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ...................................... 56
b. Uraian Materi .............................................................. 56
c. Rangkuman ............................................................... 74
d. Tugas ........................................................................ 75
e. Tes Formatif …………………………………………………………… 76
f. Kunci Jawaban ……………………………………………………….. 76
g. Lembar Kerja …………………………………………………………… 78

Modul OPKR 50-011 B

6
BAB. III EVALUASI
A.

Kriteria Dan Instrumen Penilaian .................................

80

B.

Pertanyaan ................................................................

80

C.

Kriteria Kelulusan..........................................................

87

BAB. IV PENUTUP .......................................................................

94

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... .

95

Modul OPKR 50-011 B

7
PETA KEDUDUKAN MODUL

Modul OPKR 50-011 B

8
Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi
Kode
OPKR 10-001B
OPKR 10-002B
OPKR 10-003B
OPKR 10-005B

OPKR 10-006B

OPKR 10-009B
OPKR 10-010B
OPKR 10-016B
OPKR 10-017B

OPKR 10-018B
OPKR 10-019B
OPKR 20-001B
OPKR 20-010B
OPKR 20-011B
OPKR 20-012B

Modul OPKR 50-011 B

Kompetensi
Pelaksanaan
pemeliharaan/servis
komponen
Pemasangan sistem
hidrolik
Pemeliharaan/servis
sistem hidrolik
Pemeliharaan/servis dan
per-baikan kompresor
udara dan komponenkomponennya
Melaksanakan prosedur
penge-lasan, pematrian,
dan pemo-tongan dengan
panas dan pemansan
Pembacaan dan
pemahaman gambar
teknik
Penggunaan dan
pemeliharaan alat ukur
Mengikuti prosedur
kesehatan dan
keselamatan kerja
Penggunaan dan
pemeliharaan peralatan
dan perlengkapan tempat
kerja
Konstribusi komunikasi di
tempat kerja
Pelaksanaan operasi
penangan an secara
manual
Pemeliharaan/servis
engine dan komponenkomponennya
Pemeliharaan/servis
sistem pendingin dan
komponen-komponennya
Perbaikan sistem
pendingin dan komponenkomponennya
Overhaul komponen
sistem pendingin

Judul Modul
Pelaksanaan
pemeliharaan/servis komponen
Pemasangan sistem hidrolik
Pemeliharaan/servis sistem
hidrolik
Pemeliharaan/servis dan perbaikan kompresor udara dan
komponen-komponennya
Melaksanakan prosedur
pengelas-an, pematrian, dan
pemotongan dengan panas dan
pemansan
Pembacaan dan pemahaman
gambar teknik
Penggunaan dan pemeliharaan
alat ukur
Mengikuti prosedur kesehatan
dan keselamatan kerja
Penggunaan dan pemeliharaan
peralatan dan perlengkapan
tempat kerja
Konstribusi komunikasi di
tempat kerja
Pelaksanaan operasi
penanganan secara manual
Pemeliharaan/servis engine dan
komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis sistem
pendingin dan komponenkomponennya
Perbaikan sistem pendingin dan
komponen-komponennya
Overhaul komponen sistem
pendingin

9
Kode
OPKR 20-014B
OPKR 20-017B
OPKR 30-001B

OPKR 30-002B
OPKR 30-003B
OPKR 30-004B
OPKR 30-007B
OPKR 30-010B
OPKR 30-013B
OPKR 30-014B
OPKR 40-001B

OPKR 40-002B
OPKR 40-003B
OPKR 40-004B
OPKR 40-008B
OPKR 40-009B
OPKR 40-012B
OPKR 40-014B
OPKR 40-016B
OPKR 40-017B
OPKR 40-019B

Modul OPKR 50-011 B

Kompetensi
Pemeliharaan/servis
sistem bahan bakar bensin
Pemeliharaan/servis
sistem injeksi bahan bakar
diesel
Pemeliharaan/servis
kopling dan komponenkomponennya sistem
pengoperasian
Perbaikan kopling dan
komponen-komponennya
Overhaul kopling dan
komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis
transmisi manual
Pemeliharaan/servis
transmisi otomatis
Pemeliharaan/servis unit
final drive/gardan
Pemeliharaan/servis poros
roda penggerak
Perbaikan poros
penggerak roda
Perakitan dan
pemasangan sistem rem
dan komponenkomponennya
Pemeliharaan/servis
sistem rem
Perbaikan sistem rem
Overhaul komponen
sistem rem
Pemeriksaan sistem
kemudi
Perbaikan sistem kemudi
Pemeriksaan sistem
suspensi
Pemeliharaan/servis
sistem suspensi
Balans roda/ban
Melepas, memasang dan
me-nyetel roda
Pembongkaran, perbaikan,
dan pemasangan ban luar
dan ban dalam

Judul Modul
Pemeliharaan/servis sistem
bahan bakar bensin
Pemeliharaan/servis sistem
injeksi bahan bakar diesel
Pemeliharaan/servis kopling
dan komponen-komponennya
sistem pengoperasian
Perbaikan kopling dan
komponen-komponennya
Overhaul kopling dan
komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis transmisi
manual
Pemeliharaan/servis transmisi
otomatis
Pemeliharaan/servis unit final
drive/gardan
Pemeliharaan/servis poros roda
penggerak
Perbaikan poros penggerak
roda
Perakitan dan pemasangan
sistem rem dan komponenkomponennya
Pemeliharaan/servis sistem rem
Perbaikan sistem rem
Overhaul komponen sistem rem
Pemeriksaan sistem kemudi
Perbaikan sistem kemudi
Pemeriksaan sistem suspensi
Pemeliharaan/servis sistem
suspensi
Balans roda/ban
Melepas, memasang dan
menyetel roda
Pembongkaran, perbaikan, dan
pemasangan ban luar dan ban
dalam

10
Kode
OPKR 50-001B
OPKR 50-002B
OPKR 50-007B
OPKR 50-008B

OPKR 50-009B
OPKR 50-011B
OPKR 50-019B

Modul OPKR 50-011 B

Kompetensi
Pengujian,
pemeliharaan/servis dan
penggantian baterai
Perbaikan ringan pada
rangkai-an/sistem
kelistrikan
Pemasangan, pengujian,
dan perbaikan sistem
penerangan dan wiring
Pemasangan, pengujian,
dan perbaikan sistem
pengaman ke listrikan dan
komponennya
Pemasangan kelengkapan
kelistrikan tambahan
(assesoris)
Perbaikan sistem
Pengapian
Memelihara/servis sistem
AC (Air Conditioner)

Judul Modul
Pengujian, pemeliharaan/servis
dan penggantian baterai
Perbaikan ringan pada
rangkaian/ sistem kelistrikan
Pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem penerangan
dan wiring
Pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem pengaman ke
listrikan dan komponennya
Pemasangan kelengkapan
kelistrikan tambahan
(assesoris)
Perbaikan sistem Pengapian
Memelihara/servis sistem AC
(Air Conditioner)

11
MEKANISME PEMELAJARAN
Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme
pemelajaran sebagai berikut:
START

Lihat Kedudukan
Modul

Lihat Petunjuk
Penggunaan Modul

Kerjakan
Cek Kemampuan

Y

Nilai ≥ 7

T
Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

Kerjakan
Evaluasi
T

Y
Nilai ≥ 7

Modul OPKR 50-011 B

Modul
berikutnya/Uji
Kompetensi

12
GLOSSARIUM
No.

ISTILAH

KETERANGAN

1.

Coil Ignition

alat yang
tegangan
tinggi

2.

Distributor

komponen yang mendistribusikan arus tegangan
tinggi ke busi-busi

3.

Kontak Point

berfungsi memutuskan dan menghubungkan arus
primer

4.

Capasitor

merubah

tegangan

rendah

menjadi

menyerap lompatan bunga api pada platina saat
platina membuka

Centrifugal
advancer
Vacum
advancer
Sudut dweel

afat untuk memajukan pengapian sesuai putaran
mesin
untuk memajukan pengapian sesuai dengan beban
mesin
sudut an men ambarkan laman a latina menutu

8.

Magnetic pick
up coil

yang menghasilkan sinyal pulsa pada distributor
sehingga terjadinya induksi

9.
10.

Ecu
Led

electrical control unit
Light emitin dioda

5.
6.
7.

Modul OPKR 50-011 B

13
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk
mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian
yang

memiliki

pengetahuan

dan

keterampilan

melakukan

rutinitas

pemeriksaan sistem pengapian.
Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas
tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian konvensional.
Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian elektronik dan macammacamnya. Kegiatan

belajar

3

membahas

tentang: Perbaikan

dan

penyetelan komponen sistem pengapian.
Setelah

mempelajari

modul

diharapkan

peserta

diklat

memperoleh

pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:
-

Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang
pekerjaan pemeriksaan sistem pengapian.

-

Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan
proses pemeriksaan sistem pengapian yang ada di industri maupun
dibengkelbengkel kerja meliputi:
a) Menyiapkan peralatan
b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat Bantu
c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian

-

Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal Araktik tentang
melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian sesuai dengan
spesifikasi pabrik.

-

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.

Modul OPKR 50-011 B

14
-

Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

-

Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar

-

Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara
yang memadai.

B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik
Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti
terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan
modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-011B antara lain adalah
OPKR-50-008B.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Rambu-rambu belajar bagi Peserta Diklat
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang
jelas, peserta diklat dapat bertanya pada Guru atau Instruktur yang
mengampu kegiatan beiajar.
b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk

kegiatan

belajar

yang

terdiri

dari

teori

clan

praktik,

perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik
3) Sebelum

melaksanakan

praktikum,

identifikasi

(tentukan)

peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar

Modul OPKR 50-011 B

15
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta izin Guru atau Instruktur terlebih dahulu
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi
pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru
atau Instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang
bersangkutan.
2. Peran bagi Guru/Instruktur pengampu:
1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar
3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru,
dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar
peserta diklat
4. Membantu peserta diklat untuk menentukan clan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar
5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok
6. Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan
7. Mencatat kemajuan belajar Siswa
8. Melakukan penilaian
9. Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/
diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah:
1. Memberikan

dasar-dasar

pengetahuan

clan

keterampilan

tentang

melakukan pemeriksaan sistem pengapian.

Modul OPKR 50-011 B

16
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan
melakukan pemeriksaan sistem pengapian, yang terdiri dari:
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/Analiyzer engine
c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan
d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian
3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan
kegiatan pemeriksaan sistem pengapian sesuai buku manual kendaraan.
4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya.
6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang
memadai.

Modul OPKR 50-011 B

17
E. Kompetensi
Bidang Keahlian

: Teknik Mesin

Program Keahlian

: Teknik Mekanik Otomotif

Kompetensi

: Perbaikan Sistem Pengapian

Kode

: OPKR-50-011B

Alokasi Waktu

: 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit

SUB

KRITERIA UNJUK

LINGKUP

KOMPETENSI

KERJA

BELAJAR

MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SIKAP

 Konstruksi dan

Sistem Pengapian

diperbaiki tanpa

prinsip sistem

tugas rutin

cara kerja sistem

menganalisa

dan Komponennya

menyebabkan

kerja pengapian

dengan prosedur

pengapian sesuai

dan

yang ditetapkan

penggunaanya

mengorganisasi-

kerusakan

 Analisa

 Konstruksi dan

KETERAMPILAN

 Sistem Pengapian

Memperbaiki

 Melaksanakan

PENGETAHUAN

 Prosedur

terhadap

kerusakan

dimana

komponen atau

komponen

kemajuan,

pengukuran dan

sistem lainnya

sistem

keterampilan

pengujian

pengapian

seseorang

 Mengakses
informasi yang

 Prosedur

 Persyaratan

diawasi secara

keamanan

benar tentang

berkala oleh

kendaraan,

spesifikasi pabrik

Modul OPKR 50-011 B

perbaikan
sistem

pengawas

perlengkapan dan

 Mengumpulkan,

kan informasi
 Merencanakan
dan
mengorganisasikan kegiatan
 Penggunaan
gagasan teknis

18
SUB

KRITERIA UNJUK

LINGKUP

KOMPETENSI

KERJA

BELAJAR

yang dapat
dipahami
 Perbaikan,

pengapian
 Standar

MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SIKAP
 Melaksanakan
tugas yang lebih

prosedur

luas dan sulit

penyetelan dan

keselamatan

dengan

penggantian

kerja

peningkatan

komponen

masalah
 Penggunaan
teknologi

pengawas

sesuai
 Sistem pengapian
diuji dan hasilnya
dicatat menurut

 Melaksanakan
tugas kompleks
dan non rutin
 Menjadi mandiri

prosedur dan

dan tanggung

kebijakan

jawab pada

perusahaan

Modul OPKR 50-011 B

 Pemecahan

diperiksa oleh

dan material yang

 Pola pengapian

pekerjaan

peralatan, teknik

dan matematis

individu. Hasil

menggunakan

keselamatan diri

tanggung jawab

dengan

KETERAMPILAN

kemandirian dan

dilaksanakan

PENGETAHUAN

pekerjaan lain

19
SUB

KRITERIA UNJUK

LINGKUP

KOMPETENSI

KERJA

BELAJAR

MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

 Perbaikan
seluruhnya
dilaksanakan
sesuai dengan
SOP, Undangundang K3 dan
Prosedur/kebijakan
Pemerintah

Modul OPKR 50-011 B

20
F. Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari modul OPKR-50-011B, isilah dengan cek list (√)
kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan:
KOMPETENSI/

JAWABAN
PERNYATAAN

SUB

YA

TIDAK

KOMPETENSI
Memperbaiki

Saya
menjelaskan

KERJAKAN

dapat

sistem

BILA JAWABAN “YA”

fungsi

pengapian

dan dan

komponennya

cara

komponen

kerja

Soal Tes Formatif 1.

sistem

pengapian elektronik.
Saya

dapat

menjelaskan macammacam
kerja

dan

cara

Soal Tes Formatif 2.

sistem

pengapian elektronik.
Saya

dapat

melakukan perbaikan
dan

penyetelan

sistem pengapian.

Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini.

Modul OPKR 50-011 B

Soal Tes Formatif 3.
BAB. II
PEMELAJARAN
A.

RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT
Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik
bidiknya hingga dapat membuahkan hasil kompetensi clan sub kompetensi yang
baik bagi para peserta Diklat, maka peserta Diklat terlebih dahuiu harus
menentukan sasaran dengan menjabarkan sebuah rencana kegiatan belajar.
Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada
table

di

bawah

ini.

lakukanlah

konsultasi

secara

kontinyu

kepada

Guru/Pembimbing.
Kompetensi

: Perbaikan Sistem Pengapian

Sub Kompetensi

: Memperbaiki Sistem Pengapian dan
Komponennya

Kode Modul

: OPKR 50.011B

Alokasi Waktu

: 60 Jam Pembelajaran

Tahun Pelajaran

: ............/.................

Jenis Kegiatan
Memperbaiki Sistem
Pengapian dan
Komponennya
1.1. Sistem Pengapian
Diperbaiki tanpa
menyebabkan
kerusakan
terhadap
komponen atau
sistem lainnya.
1.2. Mengakses
Informasi yang

Modul OPKR 50-011 B

Tanggal Waktu

Tempat

Alasan

Paraf

Belajar

Perubahan

Guru
Jenis Kegiatan

Tanggal Waktu

Tempat

Alasan

Paraf

Belajar

Perubahan

Guru

benar dari
spesifikasi pabrik
dan dapat
dipahami.
1.3. Pelaksanaan
perbaikan,
penyetelan dan
penggantian
komponen
dilaksanakan
dengan
menggunakan
peralatan, teknik
dan material yang
sesuai.

Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada
Guru/pembimbing tentang "Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan alasan
perubahaan" untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi yang sesuai
dengan standard kompetensi prosedur pelaksanaan/SOP.

Modul OPKR 50-011 B
B.

KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan
Kerusakan

Terhadap

Komponen

Atau Ssistem

Lainnya
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para
peserta diklat diharapkan dapat:
1.

Menjelaskan fungsi sistem pengapian

2.

Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian

3.

Menjelaskan cara kerja koil pengapian

4.

Menjelaskan cara kerja kondensor

5.

Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian

6.

Menjelaskan pengertian sudut dwell

7.

Membedakan nilai panas busi

b. Uraian Materi
1.

Tujuan Sistem Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah
menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk
membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.

Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional

Modul OPKR 50-011 B
2.

Fungsi bagian-bagian komponen Baterai
a. Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.
b. Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi
tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
c. Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan
tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder
pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai
dengan urutan pengapian.
Bagian-bagian ini terdiri dari:
-

Cam (nok)
Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt
yang tepat untuk masing-masing selinder.

-

Kontak point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan
primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik
tegangan tinggi.

-

Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker
point

pada

Saat

membuka

dengan

tujuan

menaikan

tegangan coil skunder.
-

Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.

-

Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
(vacuum Intake manifold)

Modul OPKR 50-011 B
-

Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh
ignation coil ke tiap-tiap busi.

-

Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel
tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.

d. Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke
busi.
e. Busi
Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan
bunga api melalui elektroda.

3.

Prosedur

Cara

Kerja

dan

Karakteristik

Pengapian
a. Coil Pengapian
Konstruksi

Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum

Modul OPKR 50-011 B

Komponen
Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar
pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan
sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat
tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi
dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada
bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi,
inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di
bagian dasar.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif
tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan
sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi
lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.
Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil
menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busibusi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung
engine.
Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet.
Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer
berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil
sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan
sekunder menyalakan busi.

Modul OPKR 50-011 B
Cara Kerja Sistem Pengapian



Rangkaian Primer

Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah
dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen
berikut:
-

Saklar Pengapian Lilitan

-

Lilitan Primer Coil

-

Kontak Poin Distributor

-

Kondensor

Modul OPKR 50-011 B


Rangkaian Sekunder

Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan
tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponenkomponen berikut:
-

Lengan Rotor Distributor

-

Tutup Distributor



Lilitan Sekunder Coil

Busi-Busi

Cara Kerja Pengapian induktif
a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil,
membentuk medan magnit, metalui kontak poin ke massa.

Modul OPKR 50-011 B
Distributor
Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup
b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang
berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di
sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan
tinggi (4000-30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder.
Sentakan tegangan tinggi ini 'mendorong' arus melalui
kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke
busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali
per detik tergantung pada kecepatan engine.

Modul OPKR 50-011 B
Distributor
Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka
b. Kondensor

Kondensor
Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor
Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada
saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan
mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah.
Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah
masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar
tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder,
masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat

Modul OPKR 50-011 B
sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang
didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.
Kondensor itu diperlukan karena:
-

Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan
tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan
aliran arus

-

Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit

-

Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi

Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:
-

Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat
tinggi

mendorong

arus

meloncati

celah

membakar

permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat
berhenti,
Karenanya

dan

medan

tegangan

magnit
sekunder

kolap
terlalu

sangat
rendah

lambat.
untuk

menyalakan busi.
Cara Kerja Kondensor
Tahap 1. Poin Tertutup

Kondens
or

Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan
Osiloskop MenunjukkanTegangan Kondensor

Modul OPKR 50-011 B
Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin
yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil
pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan
polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat
tegangan adalah 12 V pada satu arah.
Tahap 2. Poin Terbuka

Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan
Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik
Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan
sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan
primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi
kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus
mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan
naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.

Modul OPKR 50-011 B
Tahap 3.

Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop
Tegangan Kondensor turun

Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor
sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan
primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap
mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan
percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan
magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan
arah yang berlawanan.

Tahap 4

Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop
Pengosongan Kondensor

Modul OPKR 50-011 B
Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan
arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan
pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk
dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi
listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.
c. Pengendali Pengapian Sentrifugal
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat
putaran

engine

sentrifugal

yang

naik,
terdiri

distributor
dari

dua

mempunyai
buah

mekanisme

pemberat

yang

mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. Kedua
pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar
dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat
terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal)
melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan
kontak point.
Titik Putar

Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian
Jenis Sentrifugal

Modul OPKR 50-011 B
Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat
pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal,
bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran
poros.

Hal

ini

membuat

bubungan

kontak

poin

bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan
demikian terjadilah pemajuan pengapian.
d. Pengendali Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat
diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap,
tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.
-

Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia
akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut

-

Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah,
campuran akan terbakar dengan lambat

Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada
suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam
silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai
posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi
perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja
engine.
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri
dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat
dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan
dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum.
Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan
dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan
dengan kevacuuman saluran masuk engine.

Modul OPKR 50-011 B


Cara Kerja
Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan
tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang
mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat
pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka
semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun
mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh
katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak
ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan
tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
Catatan:

Kerjasama

antara

pemaju

pengapian

sentrifugal

dan

kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang
pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja
engine.
Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor
saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting
pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan
baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan
primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet
yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk
memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang
diperlukan untuk menyalakan busi.
a.

Modul OPKR 50-011 B
b.

c.

Gambar 13. Sudut Dwell
Keterangan:
a)

Kontak Poin Tertutup

b)

Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil

c)

Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar

Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin
yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin
tertutup

lebih

cepat

dan

menutupnya

terlambat

dan

ini

meningkatkan sudut dwell.
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder.
Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak
poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian
dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak
poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar
atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup
lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk

Modul OPKR 50-011 B
memperoleh

kejenuhan

medan

magnet

dengan

demikian

menimbulkan pembakaran yang jelek.
e. Busi
Busi

berguna

untuk

menghasilkan

bunga

api

dengan

menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil.
Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan
untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan
udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.


Konstruksi busi

Ceramic Insulator
Center Electrode

Glass Seal
Resistor
Gasket
Nose Insulator

Copper
Core

Ground
Electrode
Gambar 14. Konstruksi Busi
Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda
tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan arus
listrik dari distributor yang kemudian akan melompat
menuju elektroda samping.

Modul OPKR 50-011 B
Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya
arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir
melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke
masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda
tengah ke elektroda samping.



Nilai panas busi
Yang

dimaksud

dengan

nilai

panas

busi

adalah

kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi
yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi
dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan
busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi
panas.
Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek
karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil
dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan
panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak
akan naik terlalu tinggi.
Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang
panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas
sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan
radiasi

panas

menjadi

kecil.

Akibatnya

temperatur

elektroda tengah menjadi naik.
Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor
yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor
suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.
c. Rangkuman
Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan
tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada
ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan

Modul OPKR 50-011 B
pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi
lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet.
Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan
kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang
dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat
pada bagian tutup coil.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif
tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder.
Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer
berubah tergantung pada penggunaannya.
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari
baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-

Saklar Pengapian

-

Lilitan Primer Coil

-

Kontak Point Distributor

-

Kondensor

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-

Lilitan Sekunder Coil

-

Lengan Rotor Distributor

-

Tutup Distributor

-

Busi-busi

Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat
kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke
dalam kondensor pada saat kontak point terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat
kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan
rumus:
Sudut Dwell = 60 % x 360
n
n = jumlah selinder
Modul OPKR 50-011 B
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan
dapat

mempengaruhi

kerja

coil

pengapian.

Yang

menyebabkan

pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang
berlebihan.
Celah

kontak

point

yang

besar

atau

sudut

dwell

yang

kecil,

menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat,
coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet
dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat
pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme
Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat
beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan
bunga api melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh
busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada
busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin
tinggi nilai panas busi.
d. Tugas
1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama!
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional!
3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian!
4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual
book)!
5. Diskusikan
dapatkan!

Modul OPKR 50-011 B

dengan teman

tentang hal-hal yang baru

Anda
e. Tes Formatif
1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional?
3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut:
a. Baterai
b. Coil
c. Distributor
d. Busi
4. Sebutkan

komponen-komponen

dari

rangkaian

sekunder

merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan
oleh coil?
5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka?
6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian?
7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer?
8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer?
9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar?
10.Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin?
f. Kunci Jawaban
1. Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api
bertegangan

tinggi

pada

busi

untuk

membakar

udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
2. Gambar rangkaian sistem pengapian konvensioal.

Modul OPKR 50-011 B

campuran
3. Fungsi komponen pengapian:
-

Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil

-

Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai menjadi
tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian

-

Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi
yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada
ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan
pangapian

-

Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan
bunga api melalui elektroda

4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
-

Lilitan Sekunder Coil

-

Rotor

-

Tutup Distributor

-

Busi-busi

5. Cara kerja coil pengapian pada saat:
a. Cara kerja-Poin tertutup
Arus

dari

baterai

mengalir

melalui

lilitan-lilitan

primer

coil,

membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa.
b. Cara kerja Pengapian Poin-poin terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar,
aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil
kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-lilitan sekunder.
Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil
tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi.
6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada
kontak

poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka,

dengan cara menyerap arus induksi dini dari kumparan primer coil.

Modul OPKR 50-011 B
7. Cara kerja vacuum adalah:
Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat
kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat
dudukan berputar mempercepat saat pengapian.
Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh
kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian.
Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara
luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan
tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang
diperlukan saat putaran engine naik.
9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah:
Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja
coil

pengapian.

sempurna

dan

Yang
kontak

menyebabkan
poin

terbakar

pembakaran
karena

yang

tidak

percikan

yang

berlebihan.
10.Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah:
-

Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung isolator yang
panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas
sehingga jalur perambatan panas sangat lambat sehingga
meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder.

-

Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih
pendek sehingga permukaan persinggungan dengan api lebih
kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan
panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan
naik terlalu tinggi.

Modul OPKR 50-011 B
g. Lembar Kerja
1. Alat dan bahan
a) 1 Unit engine stand
b) Peralatan tangan
c) Tool box
d) Avo meter
e) Lap/majun
f) Dwell tester
g) Tacho meter
h) Timming light
2. Keselamatan kerja
a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya
b) Ikuti instruksi dari Instruktur
c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja
e) Bila perlu mintalah buku manual
3. Langkah kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan
b) Perhatikan

instruksi

praktik

yang

disampaikan

oleh

Guru/Instruktur
c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian
d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian
e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan
yang dipraktikkan
f) Diskusikan dan buatlah catatan penting kegiatan praktik
g) Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan
yang telah digunakan.

Modul OPKR 50-011 B
4. Tugas
a)

Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!

b)

Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh
setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran

c)

Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari
kembali materi

Modul OPKR 50-011 B
Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar Dari Spesifikasi
Pabrik Dan Dapat Dipahami
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:
1. Membedakan rangkaian

pengapian elektronik

dengan

pengapian

konvensional
2. Memjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik
3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik
4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik
b. Uraian materi
1. Perbandingan Rangkaian Pengapian
Perbedaan

utama

antara

pengapian

elektronik

dengan

yang

menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak
poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan sebuah unit
pengendaii pengapian elektronik.
Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk
memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian
elektronik.
Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal
oleh pembangkit sinyal.

Modul OPKR 50-011 B
Reluktor

Gambar 15. Perbandingan Rangkaian

Keuntungan sistem pengapian elektronik:


Tidak menggunakan kontak poin



Tidak memerlukan perawatan kontak poin



Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian



Saat pengapian lebih tepat



Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk
mengendalikan emisi gas buang.

 Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik
Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:
1. Pembangkit pulsa
2. Pembangkit efek Hall
3. Sensor optik

Modul OPKR 50-011 B
1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa)
a. Konstruksi
Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor)
terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet
permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan
kawat.
b. Cara kerja
Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan
magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat.
Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal
tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.
Pick_Up Magnetik

Cincin Pulsa
Berputar

Cuping (Lobe) pada
Cincin pulsa memotong
medan magnet

Lilitan kawat membangkitkan
tegangan listrik

Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol
Sensor posisi poros engkol ( CP, Crankshaft position )
adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor
CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP
biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa
poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan
logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa.
Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung
sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam tersebut

Modul OPKR 50-011 B
memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan
magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada
lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.
Penghimpun

magnet

yang

digunakan

pada

system

pengendali elektronik mencakup:
-

Sensor posisi poros engkol

-

Sensor kecepatan kendaraan

-

Penghimpun saat pengapian

Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus
bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan
frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi
sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya.

Tegangan Keluaran

+V

0

-V

Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa
Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi
semuanya menggunakan dasar kerja yang sama.

Modul OPKR 50-011 B
Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa

2. Pembangkit Efek Hall
a. Dasar Kerja efek Hall
Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall
yang menemukan efek ini pada tahun 1879.
Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit
hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika
medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga
medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor
(pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi
konduktor

yang

berbentuk

garis.

Tegangan

ini

disebut

"Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan
turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang
konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap
bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan
tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka
tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan.

Modul OPKR 50-011 B
Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall

Gambar 20. Kemagnetan 900 tegangan hall muncul
Bentuk gelombang output sensor hall disebut gelombang
digital sebab perubahan magnet terhadap bahan semi
konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan mematikan
tegangan hall. Tegangan keluaran adalah "Ada atau tidak
Ada".

Modul OPKR 50-011 B
Magnet

Medan magnet
Chip Hall
Signal Output

Signal Output:
V1 = Kecepatan Rendah
V2 = Kecepatan Tinggi
Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal
Keluarannya
Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk
menentukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros
distributor

berputar,

sensor

memberikan

sinyal

kepada

mikrokomputer informasi tentang posisi poros distributor.
Tutup Sudu
Rotary

Unit Poros

Unit Sakelar
Efek Hall

Gambar 22. Konstruksi/Tempat Sensor
PenghimpunPengapian

Modul OPKR 50-011 B

Unit Dudukan
Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar
efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian
atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar
distributor.
Tutup Sudu Rotary

Penghimpun Medan
Magnet
Sudu

Magnet

Sakelar Efek Hall

Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall
Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall ditempatkan
sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah
sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang
berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya
tegangan hall.
Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang
dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang
muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan
tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu.
Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.

Modul OPKR 50-011 B
3. Sensor Posisi Poros Engkol Optik
Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi
optik

menggunakan

piringan

yang

secara

langsung

dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu,
piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya
berhubungan dengan derajat perputaran.
Contoh:
-

90° untuk engine 4 silinder

-

60° untuk engine 6 silinder

-

45° untuk engine V 8 silinder

Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros
360°.

LED

Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik
Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light
Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada
piringan

memungkinkan

phototransistor,

cahaya

digunakan

dari

sebagai

LED
sensor.

mencapai
Output

phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan
ke ECU.

Modul OPKR 50-011 B
TMA *1

TMA * 2

TMA * 3

+2.4 V

Va

+0.2 V

Waktu
Gambar 25. Output Pulsa
2. Sistem Pewaktu Pengapian Elektronik (EST)
Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system pemaju saat
pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini
memberikan saat pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine
yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine,
posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor system
penyejuk udara.
Sistem ini terdiri dari:
1) Distributor dengan pembangkit sinyal
2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP)
3) Sensor Temperatur pendingin engine
4) Sakelar posisi throttle
5) Modul Pengendali Elektronik
6) Coil Pengapian
7) Kabel Tegangan Tinggi
8) Busi
9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter

Modul OPKR 50-011 B
10)

Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC

Saklar Start
Pengapian

Gambar 26. Sistem EST
Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang
akan menghitung saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal
keluaran kepada coil pengapian untuk memberikan pengendaiian saat
pengapian.


Alternatif Sistem Pengapian
a) Capacitor Discharge Ignition (CDI)
CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan system
pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini dikembangkan
untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi.
Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik adalah
pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik.

Modul OPKR 50-011 B
Cara Kerja
Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke
400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor penyimpan yang
besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat energi yang
diperlukan untuk mengoperasikan system.

1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian 3b.Bagian
Pengendali

3c.Pembentuk

Pulsa

4.Transfarmator

Pengapian

5.

Pembangkit

Pulsa jenis Induksi 6.Distributor D.Dioda C.Kaparitor

Penyimpan The.Theristar dengan gerbang G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan
Sekunder

Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak
poin dengan Pulsa Induktif System Generator dalam
Distributor

Modul OPKR 50-011 B
Pada

titik

pengapian

theristor

dipicu,

muatan

kapasitor

dikosongkan melalui lilitan utama coil pengapian. Kecepatan
pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat daripada system
pengapian tradisional dengan efek tegangan yang cepat terjadi
pada lilitan sekunder untuk menghasilkan bunga api untuk busi.
Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk
kemudian memulai kembali siklus pengapian.
 Keuntungan-keuntungan:
a) System

CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk

memastikan

magnetic

coil

pengapian

terpenuhi

sepenuhnya.
b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi
dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak
tradisional.
b) Sistem Pengapian Magnet


Tujuan
Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung pada
sumber

baterai

dan

memberikan

tegangan

tinggi

yang

diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di
dalam ruang pembakaran.


Penerapan
Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan
sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang dirancang
untuk menggerakkan:
(a) Kendaraan kecil
(b) Perangkat daya
(c)

Sepeda motor

(d) Kendaraan salju

Modul OPKR 50-011 B
(e) Pemotong rumput
(f)

Mesin gergaji

(g) Engine untuk perahu motor
(h) Mesin pertanian
(i)



Engine stasioner

Konstruksi

Magnet
Fly-wheel

Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel Magnet
Sistem magnet ini terdiri dari:
(a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan
magnet permanen, dipasangkan pada poros engkol engine.

Kapasit
or
Unit
Pelumas

Gambar 29. Pelat dudukan Magnet

Modul OPKR 50-011 B
(b)

Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap) menyangga
armatur pengapian (coil), kontak poin clan kapasitor.
(Sistem

yang

dikendalikan

elektronik

mempunyai

pembangkit pulsa yang dipasangkan pada pelat dudukan.
Cara Kerja
Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar
dengan inti armatur pengapian. Pada saat fly-wheel
berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer.
Armature
Pengapian

Lilitan
Sekunde

Lilitan
Primer
Kontak
Poin

Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup

Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan
primer armatur pengapian menghasilkan medan magnet.

Modul OPKR 50-011 B
Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin terbuka
Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran
arus

induksi

berhenti,

medan

magnet

kolap

dan

menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder
coil, menghasilkan percikan bunga api pada busi.
Catatan:

Untuk mendapatkan output yang maksimal, system
magnet dirancang untuk membuka kontak poin saat arus
induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil.
Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan
bentuk rancangan engine dan penggunaan perangkat
pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan
pada engine bersilinder banyak, menggantikan distributor
tradisional atau digerakkan oleh poros bubungan engine.

Modul OPKR 50-011 B
Gambar 32. Unit Magnet untuk engine bersilinder
banyak
c. Rangkuman
Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan
kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan
oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian
elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik
untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian
elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian
sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.
Keuntungan system pengapian elektronik:
1. Tidak menggunakan kontak poin
2. Tidak memerlukan perawatan kontak poin
3. Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
4. Saat pengapian lebih tepat
5. Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk
mengendalikan emisi gas buang
cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:
1. Pembangkit pulsa
2. Pembangkit efek hall

Modul OPKR 50-011 B
3. Sensor optik
Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan
kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan
magnet di sekeliling lilitan kawat.
Ketika

benda

logam

mengganggu

keseimbangan

medan

magnet,

tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan
pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.
Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall)
mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet
didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus
terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan
rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini
disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun
pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan
magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan
untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak
ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasiikan.
Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan
system pengapian elektronik yang lain. Sistem ini dikembangkan untuk
engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama
dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan
cara kerja modul elektronik.
d. Tugas
1. Pelajari sistem pengapian elektronik secara seksama!
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian elektronik!
3. Buatlah analisa gangguan pada sistem pengapian elektronik!
4. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan
mengenai sistem pengapian dan kendala-kendalanya!

Modul OPKR 50-011 B
e. Test Formatif
1. Sebutkan keuntungan pengapian elektronik?
2. Sebutkan komponen sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up
Sensor)?
3. Sebutkan macam-macam sensor pengendali elektronik ECU menghimpun
magnet?
4. Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek!
5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem pengapian CDI!
f. Kunci Jawaban
1. Keuntungan system pengapian elektronik:
-

Tidak menggunakan kontak poin

-

Tidak memerlukan perawatan kontak poin

-

Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian

-

Saat pengapian tebih tepat

-

Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk
mengendalikan emisi gas buang

2. Komponen Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) adalah:
lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk
medan magnet di sekeliling lilitan kawat.
3. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet yang
digunakan pada system pengendali elektronik mencakup:
-

Sensor posisi poros engkol

-

Sensor kecepatan kendaraan

-

Penghimpun saat pengapian

4. Cara kerja pembangkit pulsa Hall efek adalah tutup sudu berputar dan
sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat
melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang
berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall.
Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian
sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan)

Modul OPKR 50-011 B
tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudusudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
5. Keungulan dan kelemahan sistem pengapian CD:
Keunggulan-keunggulan:
a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan
magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya.
b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
system pengapian elektronik dan kontak tradisional.
Kelemahan-Kelemahan:
Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh
pengaian yang dapat diandalkan.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan bahan
-

1 Unit engine stand

-

Peralatan tangan

-

Avo meter

-

Lap/majun

-

Tool box

-

Tacho meter

-

Dwell tester

-

Timming light

2. Keselamatan kerja
-

Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya

-

Ikuti instruksi dari Instruktur

-

Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja

-

Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan
yang tidak tertera pada lembar kerja

-

Bila perlu mintalah buku manual

Modul OPKR 50-011 B
3. Langkah kerja
-

Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di butuhkan

-

Perhatikan

instruksi

Praktik

yang

disampaikan

oleh

oleh

Guru/Instruktur
-

Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian

-

Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian

-

Gambarkan wiring sistem pengapian sesuai dengan bahan yang
dipraktikkan

-

Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik

-

Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang
telah digunakan

4. Tugas
1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!
2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah
mempelajari materi kegiatan pelajaran
3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali
materi

Modul OPKR 50-011 B
Kegiatan

Belajar

3.

Pelaksanaan

Perbaikan,

Penggantian

Penyetelan

Komponen

Dan

Dilaksanakan

Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan
Material Yang Sesuai
a.

Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing
para peserta diklat diharapkan dapat:
1.
2.

Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP

3.

Melakukan service/perbaikan sistem pengapian

4.

Melepas dan memasang distributor

5.

Memeriksa urutan pengapian (FO)

6.
b.

Melakukan pemeriksaan sitem pengapian

Menggunakan alat uji sistem pengapian

Uraian materi
Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi
sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya harus
dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk memeriksa system
pengapian lakukan hal berikut:
1. Secara visual periksalah
-

Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek, terbakar atau
aus

-

Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau retak dan
rusak

atau

bagian-bagian

tengah

pada

terminal-terminalnya

berjuntai
-

Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan kontainer
bagian luarnya rusak

-

Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau klip
(jepitan) pengkelemnya patah

-

Selang-selang vacuumnya retak, terbakar atau ada tanda-tanda aus

Modul OPKR 50-011 B
2. Secara phisik periksalah sambungan-sambungan
-

Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik (baik yang
bertegangan

tinggi

maupun

yang

bertegangan

rendah)

untuk

memastikan bahwa kabel-kabel tersebut terpasang dengan kuat pada
sambungannya
-

Dengan

cara yang sama periksalah sambungan-sambungan selang

vacuum
-

Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem kuat pada
engine atau pada panel di bawah bonet

-

Periksalah saklar pengapian

-

Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument

-

Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan untuk semua
tahap pengoperasian harus positif

3. Menservis bagian system pengapian yang berbegangan tinggi
-

Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi

-

Lepaskan tombol rotor

Gambar 33. Servis Rotor Button (tombol rotor)

Modul OPKR 50-011 B
Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor button
bila:
a. Bilahnya aus atau longgar
b. Karbon tracking atau isolasinya retak
c. Lug atau locating clip atau atau rusak

-

Bersihkan rotor button

-

Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan melepaskan
logamnya

-

Laplah buttonnya dengan kain yang bersih
Distributor
Cap

Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam
-

Periksalah bagian dalam dari distributor cap
a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar
b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar
c. Karbon tracking

-

Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi.

Modul OPKR 50-011 B
Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Tegangan tinggi

-

Periksalah kontak diantara kabel tegangan tinggi dan terminal
distributor cap

-

Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap tower

-

Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang pelindungnya

-

Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel tegangan
tinggi bila terjadi korosi

-

Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points

-

Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan bahwa
kabel terpasang dengan kuat di dalam capnya

-

Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain

Catatan;

Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan
pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke
kabel-kabel dan konektor-konektomya.
-

Periksalah resistasi kabel-kabel tegangan tinggi

-

Ganti kabel-kabel bila resistansinya telah melampaui batas yang
ditentukan

-

Pasanglah rottor button

Modul OPKR 50-011 B
-

Luruskan locating lug atau klip di bagian dalam rotor dengan alur
pada poros distributornya

-

Tekanlah rotor pada porosnya dan pastikan bahwa rotor tersebut
terpasang dengan kuat pada cam lobes

-

Periksalah apakah rotor berada tepat pada porosnya dan harus
kencang

Catatan;

Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian
sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang
sebelum rotor dipasang.
-

Pasangfah tutup distributor tetapi jangan menghubungkan kabelkabel tegangan tinggi ke busi

-

Lepaskan busi

-

Periksalah busi terhadap:
1. Isolasinya rusak atau retak
2. Kerusakan elektroda-elektrodanya
3. Jumlahnya, wamanya, penampilan endapan karbon
4. Kerusakan seal atau thread (ulir)nya

Gambiar 36. Kerusakan Busi Yang Dapat Dilihat

Modul OPKR 50-011 B
Catatan;

Kondisi engine dapat ditentukan dengan cara membedakan busi
dengan tabel kondisi busi.
Warna dan Kondisi Elektroda

Kondisi Engine yang dapat
diindikasi

Bersih,

kekuning-kuningan,

coklat Kondisi baik, tingkat panas stekernya

atau putih kusam

pas
Campuran bahan baker terlalu encer;

Lapisan permukaan melepuh

steker tidak terpasang dengan tepat;
katup-katup engine bocor

Elektroda-elektroda dan permukaan Stekernya macet; silinder-silindernya,
steker kotor oleh oli

kendali katup dan piston-pistonnya aus

Elektroda-elektroda dan permukaan Campuran bahan baker terlalu pekat,
steker tercemar/kotor oleh jelaga

celah terlalu lebar diantara elektrodaelektroda busi, tingkat panas stekernya
tidak tepat

-

Bersihkan busi
Tip Of centre electrode rounded
and small recess at end of side
Electrode

Before Filing

After Filing

Gambar 37. Mengikir Elektroda Busi

Modul OPKR 50-011 B
-

Kikirlah elektroda-elektroda busi

-

Gunakan kikir dengan ujung-ujungnya yang kecil untuk menipiskan
kedua elektroda

-

Buanglah busi bila pengikiran ringan (kedalaman 0.10 mm) gagal
menghilangkan erosinya

Gambar 38. Pengaturan Celah Busi
-

Aturlah celah-celah busi
a)

Pilihlah

ukuran

kawat

yang

telah

direkomendasi

pabrik

pembuatnya
b)

Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi
yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda
tersebut melewati celah.

Peringatan:
Jangan mengetok elektroda pusat atau mengaturnya.

-

Cuci dan keringkan busi
a) Cucilah busi-busi dengan solvent dan keringkanlah busi-busi
tersebut dengan udara tekan
b) Lindungi mata anda dengan kacamata las bila menggunakan
penyemprot udara

-

Pasanglah busi-busi tersebut ke dalam kepala silinder. Hubungkan
kabel-kabel tegangan tinggi.

Modul OPKR 50-011 B
-

Tekan

kabel-kabel

tegangan

tinggi

ke

penjepit-penjepitnya.

Masukkan pelindung-pelindung pada busi dan tekanlah pelindung
tersebut kuat pada tempatnya.
-

Ceklah

firing

order

(susunan

pembakaran)

pada

kabel-kabel

tegangan tinggi untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut telah
dipasang pada busi yang sesuai/tepat.
-

Pasanglah koil kabel tegangan tinggi.

4. Memeriksa susunan pembakaran
-

Pastikan firing order dari engine.

-

Seringkali firing order tersebut timbul pada inlet manifold tetapi bila
tidak dapat ditemukan, baca lagi manual bengkelnya.

-

Pastikan posisi silinder nomor satu dalam balok silinder.

-

Untuk kebanyakan deretan engine-engine, silinder nomor satu
berada di depan balok dan silinder-silinder lainnya ada di bagian
belakang. Pada beberapa engine nomor silinder menyembul pada
kepala silinder, atau pada manifold dekat dengan businya masingmasing. Bila meragukan, bacalah kembali manual bengkel dari
pabriknya.

-

Ikuti alur kabel tegangan tinggi yang dihubungkan pada busi nomor
satu kembali menuju tutup distributor.

-

Dalam mengarahkan rotasi rotor, ikuti alur kabel tegangan tinggi
berikutnya ke busi.

Modul OPKR 50-011 B
Gambar 39. Pemeriksaan Firing Order

-

Nomor silinder harus cocok dengan nomor berikutnya pada firing
order.

-

Periksalah arah rotasi dari rotor.

-

Lepaskan kabel tegangan tinngi dan sambunglah kabel terebut ke
busi dari silindernya.

-

Ulangi sampai semua silinder tetah diperiksa.

5. Menservis bagian system pengapian yang bertegangan rendah
Catatan:

Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi
sedang diservis. Servis tersebut dilakukan sebelum rotor dan tutup
distributornya diganti.
-

Lepaskan tutup distributur dengan kabel-kabel tegangan tingginya

-

Lepaskan rotor

-

Lepaskan penutup debu bila dilengkapi

-

Lepaskan contact breaker points

-

Lepaskan skrup-skrup yang mengencangkan point-point pada plat
breaker

Modul OPKR 50-011 B
-

Lepaskan sambungan kabel tegangan rendah dari point-pointnya.
Kunci pas pengapian atau obeng mungkin diperlukan.

Gambar 40. Memeriksa kontak poin
Catatan:

Pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan
agar kabelnya dapat dilepaskan.
-

Tariklah kontak point dari distributor.
LT. Lead

Screws

Earth
Lead
Gambar 41. Memeriksa Kontak Poin

Modul OPKR 50-011 B
Catatan:
Gantilah kontak point sesuai jadwal waktu servisnya.

-

Periksalah kontak point.

-

Kontak point bila lebih dari 1/3 daerah permukaan kontak terbakar
atau pitted.

-

Pastikan bahwa pegasnya dengan kuat terpasang pada lever moving
kontak point. Jangan mencoba untuk mengkeling ulang pegas ke
lever, pasang point baru.

-

Bila kabel tegangan rendah disambungkan ke kontak point, pastikan
bahwa kabel tersebut tidak telanjang, terjuntai atau putus dan
karenanya harus dengan tepat diisolasi dari point yang tepat.

-

Pastikan bahwa moving points bebas bergerak pada pivotnya.

-

Periksalah kabel-kabel tegangan rendah dalam distributor.

-

Kabel plat breaker tidak boleh terjuntai atau putus dab secara kuat
harus disambungkan pada badan dan plat breakernya.

-

Periksalah bila cam aus atau kasar.

-

Pastikan bahwa kapasitornya kencang, kondisi kabelnya baik dan
kontak listrik mounting clampnya baik.

6. Mengetes alat advance mekanik
Jepit cam dengan jari-jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut
hanya boleh berputar pada satu arah saja.
Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan
meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi.
Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan
harus diperbaiki.

Modul OPKR 50-011 B
Gambar 42. Mengetes Alat Advance
Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara
berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. Oli yang berlebihan di
seputar alat advance menunjukkkan bushes pada poros distributornya
aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine clan bukan
karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat
hati-hati.

Gambar 43. Pelumasan

Modul OPKR 50-011 B
-

Bersihkan clan lumasilah distributornya.

-

Laplah plat breaker clan cam dengan kain yang sudah dibasahi
solvent.

-

Keringkanlah dengan lap lainnya.

-

Teteskan satu atau dua kali oli cair untuk melumasi bagianbagiannya
(parts).

Less than 1/3
of surface

Fix
Point

Worn
Points

Filed
Points

Gambar 44. Membersihkan Point-point

-

Membersihkan kontak point

-

Kikirlah merata masing-masing permukaan kontak dengan kikir
pengapian clan kemudian gosoklah dengan kain ampelas atau batu
carborundum

-

Cucilah point-point dengan solvent dan keringkanlah dengan kain
bersih

-

Pastikan bahwa permukaan-permukaan kontak seluruhnya bersih

7. Pemasangan point-point ke dalam distributor
-

Berikan sedikit gemuk yang titik cairnya tinggi pada rubbing block
dari moving point.

-

Tempatkan kontak poin pada posisinya yang tepat, masukkan
skrupskrup penahan dan kencangkan perlahan-lahan.

Modul OPKR 50-011 B
-

Hubungkan

kabel

tegangan

rendah

ke

kontak

poin

untuk

memastikan bahwa semua terminalnya kencang.
-

Tempatkan kabel-kabel tegangan rendah sehingga kabel-kabel
tersebut tidak menggesek komponen/part lainnya.

Gambar 45. Pemeriksaan Point Alignment (kesejajaran point)
a) Periksalah

penjajaran

pennukaan-permukaan

kontak.

Bengkokkan point-point yang telah pas terpasang dengan alat
khusus

atau

sepasang

tang

berhidung

mensejajarkannya dengan moving point.

Gambar 46. Mengatur Celah Point

Modul OPKR 50-011 B

panjang

untuk
b) Atur celah point
- Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada
pada point tertinggi dari cam lobe
- tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing
block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan
skrup-skrup penguat
- Aturlah kontak-kontaknya
- Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler
gauge.
- Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak
pointnya
- Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian
(hanya dengan jari) dan gerakkan point yang telah ditentukan
tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai
- Kencangkan skrup-skrupnya.
c) Pasanglah rotor button.
Paskan penutup debu (bila terpasang) sebelum memasang
button.
d) Pasanglah tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi.
Pastikan tutupnya ditempatkan dengan benar pada badan
distributor.
Catatan:

Servis system pengapian belumlah selesai sampai sudut dwell dan timing
(waktu) pengapian telah diperiksa dan disetel.
8. Memeriksa dan mengatur sudut dwelt
Lakukan hal berikut:
a)

Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar
engine

Modul OPKR 50-011 B
b)

Hidupkan

engine

dan

biarkan

sampai

mencapai

temperatur

pengoperasiannya
c)

Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian
sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya

d)

Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya

e)

Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesiflkasi
dari pabriknya

Catatan:

Untuk memperbesar sudut dwell kecilkan celah point. Untuk memperkecil
dwell besarkan celah point.
9. Pengaturan Saat Pengapian (Ignition Timing)

Gambar 47. Menentukan tanda timing (Timing Marks)
Ignition timing dapat dicek dan diatur dengan cara:
-

Metoda Statis

-

Metoda Stroboscope (timing Light)
1)

Untuk mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan
metoda statis

Modul OPKR 50-011 B
-

Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda
yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan
spesifikasi pabrik pembuatnya.

-

Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal
distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa
(earth) yang sesuai.

-

Kunci kontak di "ON".

-

Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal
distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke pembumian
yang sesuai.

-

Pindahkan distributor ke arah rotasi sampai lampu hidup dan
kencangkan klem.

2)

Matikan pengapian dan lepaskan lampu test.

Untuk

mengecek

dan

mengatur

saat

pengapian

dengan

menggunakan metoda stroboscope (timing light)
-

Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur
pengoperasian.

-

Matikan engine dan hubungkan timing light dan tachometer
ke

system

pengapian

sesuai

dengan

instruksi

pabrik

pembuatnya.
-

Lepaskan sambungan dan sambungkan selang vacuum yang
ada di distributor.

-

Bersihkan tanda-tanda timing dengan sehelai kain.Bila perlu
perbaiki graduation lines (alur-alur graduasi) dengan cat.

-

Hidupkan engine dan aturfah kecepatan idle ke jarak yang
telah ditentukan.

Modul OPKR 50-011 B
Gambar 48. Pengecekan Saat Pengapian

-

Arahkan timing light ke tanda-tanda timing
Penanganannya harus sangat berhati-hati agar jangan
sampai tanganmu, atau timing light bersinggungan dengan
bagian-bagian yang berputar.

-

Periksalah dan aturlah saat pengapian
Longgarkan klem distributor dan putarlah badan distributor
sesuai dengan arah rotasinya sampai saat pengapian yang
ditetapkan tercapai. Kencangkan klem dan cek kembali saat
pengapiannya.

Gambar 50. Mengatur Saat

Gambar 49. Mengatur saat pengapian

Modul OPKR 50-011 B
Catatan:

Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan
tanda trining yang terdapat pada badan engine sesuai
spesifikasi pabriknya.
-

Matikan engine

-

Lepaskan selang vacuum dan hubungkan selang tersebut ke
distributor

-

Hidupkan engine dan aturlah putaran idle (langsam) sesuai
putaran yang ditetapkan

-

Matikan engine dan lepaskan tachometer dan timing light.
Lakukan road test terhadap kendaraan

Catatan:

Dengarkan bila ada suara yang tidak normal, seperti
'ketukan'('pinking’).
c.

Rangkuman
Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan
pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabelkabel dan konektor-konektornya. Beberapa distributor mempunyai penutup
debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini
harus dipasang sebelum rotor dipasang. Kondisi engine dapat ditentukan
degan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi.
Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi
distributornya diganti pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan
harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan. Selalulah mengganti
point-point sesuai jadwal waktu servisnya. Pada hampir semua kasus
perangkat point yang sangat berkarat atau pitted harus diperbaharui.
Jangan memutar engine pada kipas angin bila businya terpasang karena
kipas anginnya dapat rusak. Saat pengapiannya tepat bila tanda timing

Modul OPKR 50-011 B
segaris dengan tanda timing yang terdapat pada badan engine sesuai
spesifikasi pabriknya. Bila kompresi engine menyebabkan pengengkolan
engine sulit dilakukan, lepaskan semua busi. Metoda pelepasan dan
pemasangan

distributor

juga

diterapkan

pada

system

pengapian

elektronik. Pada beberapa kasus poros penggerak distributor harus
dilepaskan sebelum cam assembly dibongkar. Cara melepaskan shaft
akan dijelaskan kemudian.
Jangan melepaskan pad sebelum melepaskan cam assembly karena pad
tsb,

berfungsi

untuk

mencegah

circlip

terlepas

keluar.

Beberapa

distributor tidak mempunyai bushing dan badannya bertindak sebagai
permukaan bantalan. Bila celahnya terlalu besar badan distributornya
harus diganti. Lumasi semua titik tumpu dengan pelumas yang sesuai.
Pastikan

bandul-bandul,

pegas-pegas

dan

pena

tumpu

dipasang

mengikuti tanda yang telah dibuat, feeler gauge yang digunakan harus
jenis non-magnetik.
d.

Tugas
Pada penilaian unjuk kerja yang akan dilakukan Siswa dipersyaratkan
menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun
dalam analiisis pokok bahasan, untuk itu disarankan kepada Siswa selalu
berkonsultasi dengan Guru/Pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas
dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar
yang harus di capai oleh Siswa yang dianggap kompeten adalah
Persyaratan Memperbaiki System Pengapian dan komponennya dimana
sistem perbaikan ditentukan berdasarkan spesifikasi pabrik. Memperbaiki
Sistem Pengapian dan Komponennya sesuai dengan Prosedur Operasi
Standar dimana dalam pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3
(keselamatan dan kesehatan kerja).

Modul OPKR 50-011 B
e.

Tes Formatif
1. Bagaimana cara mengatur celah dari Busi?
2. Sebutkan langkah-langkah menyetel kontak poin?
3. Jelaskan cara mengetes advance mekanik?
4. Jelaskan langkah menyetel sudut dwell?
5. Jelaskan mengatur waktu pengapian dengan metode statis?

f.

Kunci Jawaban
1. Cara mengatur celah busi:
(a) Pilihlah

ukuran

kawat

yang

telah

direkomendasi

pabrik

pembuatnya.
(b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi
yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut
melewati celah.
2. Cara mengatur celah point adalah:
(a) Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada
pada point tertinggi dari cam lobe.
(b) Tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block
sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrupskrup penguat.
(c)

Aturlah kontak-kontaknya.

(d) Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler
gauge.
(e) Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya.
(f)

Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya
dengan jari) dan gerakkan kontak point yang telah ditentukan
tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai.

(g) Kencangkan skrup-skrup.

Modul OPKR 50-011 B
3. Cara mengetes advancer mekanik
Jepit cam dengan jari jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut
hanya boleh berputar pada satu arah saja.
Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan
meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi.
Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan
harus diperbaiki.
Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara
berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. 0li yang berlebihan di
seputar alat advance menunjukkan bushing pada poros distributomya
aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine dan bukan
karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat
hati-hati.
4. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell adalah:
(a)

Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di
sekitar engine.

(b)

Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur
pengoperasiannya.

(c)

Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system
pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya.

(d)

Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya.

(e)

Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan
spesifikasi dari pabriknya.

5. Langkah mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan
metoda statis:
(a)

Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda
yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan
spesifikasi pabrik pembuatnya.

(b)

Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal
distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa
(earth) yang sesuai.

Modul OPKR 50-011 B
(c)

Kunci kontak di "ON".

(d)

Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal
distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke massa yang
sesuai.

(e)

Pindahkan distributor
hidup

(f)
g.

ke

arah rotasi sampai

lampu

dan kencangkan klem.

Matikan pengapian dan lepaskan lampu test.

Lembar Kerja
1. Alat dan Bahan
-

Volt meter

-

Obeng + (Kembang ) dan - (Min)

-

Kunci Pas

-

Kunci Ring

-

Dial gauge

-

Dwell tester

-

Timing Light

-

Feeler gauge

-

Ware gauge (pengukur celah busi)

-

Satu unit died Engine

2. Keselamatan kerja
-

Persiapkan tempat kerja yang bersih

-

Gunakan pakaian kerja

-

Simpan alat pada tempat yang aman

-

Gunakan alat sesuai dengan fungsinya

3. Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan praktik
b. Lakukan pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian

Modul OPKR 50-011 B
c.

Perhatikan

instruksi

praktikum

yang

disampaikan

oleh

Guru/Instruktur
d.

Lakukan sesuai dengan buku manual

e.

Lakukan diskusi tentang pemeriksaan dan penyetelan komponen
sistem pengapian

f.

Buatlah catatan penting tentang kegiatan praktik secara ringkas
dan jelas

g.

Setelah selesai bereskan kembali alat-alat dan bahan yang telah di
gunakan

4. Tugas
a.

Buatlah laporan praktik secara ringkas clan jelas!

b.

Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh

c.

Jika belum mengerti pelajari kembali dan tanyakan pada Instruktur

Modul OPKR 50-011 B
BAB. III
EVALUASI
A. KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN
1. Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes formatif):
a.

Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal
antara 70 % s/d 80 %.

b.

Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal
antara 81 % s/d 90 %.

c.

Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal
antara 91 % s/d 100 %.

d.

Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh).

e.

Bila belum mencapai nilai tujuh Siswa wajib belajar kembali dan mengulang
pada item tersebut.

B. PERTANYAAN
1. Jelaskan tujuan system pengapian pada kendaraan?
2. Gambarkan rangkaian system pengapian konvensional?
3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut!
a. Coil Pengapian
b. Distributor
c. Kondensor
d. Busi
4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan saat kontak poin
terbuka!
5. Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan
pengapian yang baik!
6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik!
7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi
sensor posisi poros engkol dudukan distributor.

Modul OPKR 50-011 B
8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk
menghasilkan sinyal out-put!
9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan!
10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI!
11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto!
12. Jelaskan mengapa system pengapian harus distel sesuai dengan jadwal dan
spesifikasi yang ditetapkan pabrik!
13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk
semua komponen yang ada dalam daftar
- Tutup didistributor
- Rotor
- Busi
14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan menggunakan timing
light!
15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor!
Kunci Jawaban
1. Tujuan system pengapian pada kendaraan.
Jawaban:
-

Untuk menyediakan percikan bunga api untuk membakar bahan bakar
di dalam ruang pembakaran.

Modul OPKR 50-011 B
-

Untuk menyediakan percikan bunga api pada saat yang paling tepat
untuk mendapatkan unjuk kerja engine terbaik pada seluruh kondisi
engine.

2. Gambar

di

bawah

ini

menunjukan

komponen

sistem

pengapian

konvensional.

Keterangan:
1. Batere

2. Kunci Kontak

3. Coil Pengapian

4. Distributor

5. Kapasitor

6. Kontak poin

7. Busi

8. Kabel Busi

Jawaban:
Agar secara otomatis merubah saat pengapian sesuai perubahan
putaran engine.
3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut!
Jawaban:
a.

Coil

Pengapian:

Untuk

merubah

tegangan

rendah

menjadi

tegangan tinggi untuk dapat menghasiljan percikan bunga api.
b.

Distributor: Dudukan Cam dan kontak poin. Dudukan untuk
perangkat pemaju pengapian. Mendistribusikan listrik tegangan
tinggi pada busi yang tepat (sesuai urut-urutan pengapian).

c.

Kondensor: Menbantu kolapnya medan magnet dan mencegah
terjadinya percikan bunga api pada kontak poin.

Modul OPKR 50-011 B
d.

Busi:

Menghasilkan

percikan

bunga

api

untuk

menyulut/membakar campuran udara/bahan bakar.
4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan terbuka!
Jawaban:
Arus (istrik mengalir melalui rangkaian primer dan tiiitan primer coil
menghasilkan induksi medan magnet di sekeliling lilitan coil (inti coil)
Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan magnet
kolap. kolapnya medan magnet menghasilkan induksi tegangan tinggi
pada lilitan sekunder.
5. Jelaskan mengapa sudut Dwelt yang tepat penting untuk mendapatkan
pengapian yang baik!
Jawaban:
Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan kejenuhan medan
magnet coil pengapian dan mengurangi kerusakan kontak poin.
6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik!
Jawaban:
a.

Tidak menggunakan kontak poin

b.

Tidak memerlukan perawatan kontak poin

c.

Sudut Dwell ditentukan oleh unit pengapian

d.

Saat penyalaan lebih tepat

e.

Percikan bunga api lebih lama dan lebih besar

7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada
kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor.
Jawaban:

Tutup Sudu
Rotary

Penghimpun
Medan

Sudu

Sakelar Efek
Hall
Modul OPKR 50-011 B
8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk
menghasilakan sinyal out-put!
Jawaban:
Jika tidak ada sudu yang berada di cefah medan magnet menyebabkan
munculnya tegangan Hall. Jika sudu berada pada celah elemen Hall
terlindung dari medan magnet, tidak muncul tegangan Hall.
9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan!
Jawaban:
Sistem EST menggunakan beberapa sensor untuk memantau kondisi
kerja engine. Modul menghitung saat pengapian yang dibutuhkan dan
memberikan sinyal ke coil pengapian untuk memberikan pengendalian
pengapian.
10.Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI!
Jawaban:
Transformator meningkatkatkan tegangan sumber 12 volt menjadi 400
volt untuk mengisi kapasitor penyimpan. Pada saat penyalaan therystor
dipicu, kapasitor mengosongkan muatannya melalui lilitan

primer

menghasilkan pembentukan medan magnet yang sangat cepat, yang
menyebabkan

kenaikan

tegangan

pada

lilitan

sekunder

yang

menghasilkan tegangan tinggi yang diaiirkan ke busi.
11.Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto!
Jawaban:
Saat flywheel berputar magnet menginduksi tegangan pada liiitan primer,
arus mengalir membentuk medan magnet di sekeliling coil pengapian. Saat
kontak poin terbuka arus terhenti, medan magnet kolap menginduksi
tegangan tinggi pada iilitan sekunder dan menghasilkan tegangan tinggi
yang dialirkan ke busi.
12. Jelaskan mengapa system pengapian harus disetel sesuai dengan FO dan
spesifikasi yang ditetapkan pabrik!
Jawaban:
Untuk menjamin kemampuan kerja sistem

Modul OPKR 50-011 B
13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis
untuk semua komponen yang ada dalam daftar
Jawaban:
-

Kabel tegangan tinggi
Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak

-

Kabel tegangan rendah
a) Terbakar, insulasi retak atau rusak
b) inti kawat terurai atau rusak pada terminalnya
c) Kekuatan sambungan terminal terhadap dudukannya

-

Coil Pengapian
a) Kebocoran oli
b) Insulasi atau retak pecah
c) Kerusakan eksternal

-

Tutup distributor
a) Retak, insulasi pecah, clip rusak atau lemah
b) Terminal terbakar atau rusak
c) Sambungan karbon kendor atau rusak
d) Memeriksa korosi pada puncak tutup bagian dalam

-

Rotor
a) Blade kendor atau rusak
b) Insulasi retak atau karbon retak
c) Klip pengikat patah atau rusak

-

Busi
a) Kerusakan Insulator
b) Ekektroda eroded
c) Sil rusak
d) Ulir rusak
e) Insulasi retak

14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat timing light!
Jawaban:
1. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja

Modul OPKR 50-011 B
2. Matikan engine dan pasang timing light
3. Lepas sambungan selang vacuum
4. Bersihkan tanda timing pada poros pulley
5. Hidupkan engine
6. Arahkan timing light pada tanda timing, Periksa dan stel saat pengapian
7. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat pengapian
15.Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor!
Jawaban:
1. Posisikan rotor sehingga balde-nya berada tepat segaris dengan
bagian puncak badan disributor
2. Bila rotor bergerak saat busi dikeluarkan, tentukan posisi baru
penunjukan rotor
3. Sejajarkan tanda yang terdapat di badan didtributor dan blok engine
dan masukkan distributor
4. Mungkin perlu menggerakkan sedikit badan rotor maju atau mundur
untuk memungkinkan penggerak distributor terkait
5. Tepatkan posisi klem dan masukkan baut pengikat
6. Kencangkan baut pengikat dengan tangan
7. Sambungkan kabel tegangan rendah ke distributor
8. Pasang kembali tutup distributor dan kabel tegangan tinggi
9. Sambungkan kembali kabel negatip ke batere
10.Stel saat pembakaran sesuai spesifikasi pabrik
11.Kencangkan

baut

pengikat

distributor

sesuai

spesifikasi

pengencangan
12.Pastikan pipa

vacuum dihubungkan ke unit advanver setelah saat

pengapian di setel.

Modul OPKR 50-011 B
C. KRITERIA KELULUSAN
ASPEK

SKOR (0-10)

BOBOT

NILAI

KETERANGAN

Sikap

2

Syarat kelulusan,

Pengetahuan

4

nilai minimal 70

Keterampilan

4

dengan nilai setiap
aspek, minimal 7

Nilai Akhir
Kriteria kelulusan:
70 s/d 79

: Memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan

80 s/d 89

: Memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan

90 s/d 100

: Diatas minimal tanpa bimbingan

Kriteria
Unjuk Kerja

Aspek yang harus
dilakukan
1.1. Melepas
rangkaian
kelistrikan
pada ignition
coil
1.2. Memeriksa
tahanan

Memeriksa

external

ignition coil

resistor
1.3. Memeriksa
tahanan
primary
1.4. Memeriksa
nilai tahan
secondary coil
1.5. Memeriksa

Modul OPKR 50-011 B

Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran

Kesimpulan
Kriteria
Unjuk Kerja

Aspek yang harus
dilakukan
tahanan body

Melepas dan
Membongkar
distributor

2.1.Melepas
selang-selang
vacuum
2.2.Melepas
distributor
dari mesin
2.3.Melepas
kabel
tegangan
tinggi
- Memeriksa
nilai tahanan
kabel coil
- Memeriksa
Nilai
tahanan
kabel busi
No.1
- Memeriksa
Nilai
tahanan busi
No.2
- Memeriksa
Nilai
tahanan busi
No.3
- Memeriksa

Modul OPKR 50-011 B

Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran

Kesimpulan
Kriteria
Unjuk Kerja

Aspek yang harus
dilakukan
Nilai
tahanan busi
No.4
2.4.Melepas
tutup
distributor
- Memeriksa
tutup
distributor
dari
keretakan
2.5.Melepas
Rotor
- Memeriksa
Rotor
terhadap
keretakan
2.6.Melepas
Condensor
- Memeriksa
Condensor
2.7.Melepas
Platina
- Memeriksa
Permukaan
platina
2.8.Melepas
Vacum

Modul OPKR 50-011 B

Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran

Kesimpulan
Kriteria
Unjuk Kerja

Aspek yang harus
dilakukan
advancer
- Memeriksa
Vacum
advancer
(utama &
tambahan)
2.9.Memeriksa
plat dudukan
platina
- Memeriksa
Kerja gerak
dari plat
dudukan
platina
2.10. Memeriksa
Kerja
sentrifugal
advance
3.1.Memeriksa
Kondisi busi
- Memeriksa
keausan

Melepas
semua busi

elektrode
busi
- Memeriksa
keretakan
isolator busi

Modul OPKR 50-011 B

Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran

Kesimpulan
Kriteria
Unjuk Kerja

Aspek yang harus
dilakukan
3.2.Membersihkan
Endapan
karbon pada
busi
3.3.Mengukur
celah busi
4.1.Memasang
busi dengan

Memasang
busi

benar (torsi
kekencangan
sesuai, tidak
miring)

Merakit
distributor
sesuai SOP

5.1.Memasang
Plat dudukan
platina
dengan benar
5.2.Memasang
vacum
5.3.Memasang,
memeriksa
kontak platina
dan menyetel
celah platina
sesuai SOP
5.4.Memasang
condensor

Modul OPKR 50-011 B

Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran

Kesimpulan
Kriteria
Unjuk Kerja

Aspek yang harus
dilakukan
5.5.Memasang
Distributor ke
mesin (sesuai
SOP & repair
manual)
5.6.Memasang
Selang-selang
vacum
5.7.Memasang
tutup
distributor
5.8.Memasang
Kabel busi
sesuai FO
dengan benar
6.1.Memasang
Kabel-kabel
dengan benar
- Positif coil
- Negatif coil

Memasang
rangkaian
coil

- Kabel
external
resistor coil
6.2.Memasang
Kabel
tegangan
tinggi dari coil
ke distributor

Modul OPKR 50-011 B

Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran

Kesimpulan
Kriteria
Unjuk Kerja

Aspek yang harus
dilakukan
7.1. Membaca,

Menyetel dan
mengukur
sudut dwell
& timing

Mengukur &
menyetel
sudut dwell
sesuai
spesifikasi
7.2.Menyetel
Timming
pengapian
sesuai SOP &
repair manual =
dwell OK RPM
OK timming

Modul OPKR 50-011 B

Hasil
pemeriksaan
dan
pengukuran

Kesimpulan
BAB. IV
PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke
modul berikutnya, sebaliknya apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus maka,
peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini clan tidak di perkenankan
untuk melanjutkan ke modul yang selanjutnya.

Modul OPKR 50-011 B
DAFTAR PUSTAKA
-

Automotive Mechanics-Fifth Edition-Volume 2-May and Crouse. ISBN: O-07452920-X

-

Automotive Electricity and Electronics-Gregory's Scientific Publication. ISBN:
0-85566669-2

-

Electronics for Motor Mechanics-Stackpoole, Morrison and Gregory. ISBN: 0582-86821-1

-

Anonim. 1995 new step 1 iraning manual . Jakarta, PT. Toyota astra
motor

-

Wardan Suyanto (1989) Teori Motor Bensin . Jakarta depdikbud: dirjen
Dikti, proyek pengembangan LPTK.

Modul OPKR 50-011 B

Contenu connexe

Tendances

Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,Spirit Walker #25
 
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarRobiyatul Adawiyah
 
PENGGUNAAN APLIKASI HABIBI GARDEN
PENGGUNAAN APLIKASI HABIBI GARDENPENGGUNAAN APLIKASI HABIBI GARDEN
PENGGUNAAN APLIKASI HABIBI GARDENtani57
 
Hasil laporan praktek kerja lapangan
Hasil laporan praktek kerja lapanganHasil laporan praktek kerja lapangan
Hasil laporan praktek kerja lapanganGielank Manaloe
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahRock Sandy
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Iqrimha Lairung
 
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratPeralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratsutjiharso suwargo
 
Laporan PKL Sistem Pengereman Sepeda Motor
Laporan PKL Sistem Pengereman Sepeda MotorLaporan PKL Sistem Pengereman Sepeda Motor
Laporan PKL Sistem Pengereman Sepeda MotorIvan net
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologiedhie noegroho
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Unzila Illa Ika
 
Sistem kontrol pada mesin cnc
Sistem kontrol pada mesin cncSistem kontrol pada mesin cnc
Sistem kontrol pada mesin cncYogi Hermawan
 
Sistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensionalSistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensionalEuisnalu14
 
Ppt review jurnal
Ppt review jurnalPpt review jurnal
Ppt review jurnalAsrilazis
 
PowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiPowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiFirdika Arini
 

Tendances (20)

Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
Pengertian dan cara kerja mesin 4 tak,
 
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
 
PENGGUNAAN APLIKASI HABIBI GARDEN
PENGGUNAAN APLIKASI HABIBI GARDENPENGGUNAAN APLIKASI HABIBI GARDEN
PENGGUNAAN APLIKASI HABIBI GARDEN
 
Hasil laporan praktek kerja lapangan
Hasil laporan praktek kerja lapanganHasil laporan praktek kerja lapangan
Hasil laporan praktek kerja lapangan
 
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
 
Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkah
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
 
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratPeralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
 
Laporan PKL Sistem Pengereman Sepeda Motor
Laporan PKL Sistem Pengereman Sepeda MotorLaporan PKL Sistem Pengereman Sepeda Motor
Laporan PKL Sistem Pengereman Sepeda Motor
 
Sistem katup
Sistem katupSistem katup
Sistem katup
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
 
Sistem kontrol pada mesin cnc
Sistem kontrol pada mesin cncSistem kontrol pada mesin cnc
Sistem kontrol pada mesin cnc
 
Eksentrik
EksentrikEksentrik
Eksentrik
 
431266484-3-Simbol-Hidrolik.ppt
431266484-3-Simbol-Hidrolik.ppt431266484-3-Simbol-Hidrolik.ppt
431266484-3-Simbol-Hidrolik.ppt
 
Sistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensionalSistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensional
 
Ppt review jurnal
Ppt review jurnalPpt review jurnal
Ppt review jurnal
 
PowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiPowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem Transmisi
 
POLA PEWARISAN SIFAT
POLA PEWARISAN SIFAT POLA PEWARISAN SIFAT
POLA PEWARISAN SIFAT
 

En vedette

Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada KendaraanJobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada KendaraanCharis Muhammad
 
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem PengapianPemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapianbaehaqi alanawa
 
Jobsheet Overhaul Alternator Dan Regulator
Jobsheet Overhaul Alternator Dan RegulatorJobsheet Overhaul Alternator Dan Regulator
Jobsheet Overhaul Alternator Dan RegulatorCharis Muhammad
 
Bab 10-pengapian-elektronik
Bab 10-pengapian-elektronikBab 10-pengapian-elektronik
Bab 10-pengapian-elektronikSlamet Setiyono
 
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)Winarto Winartoap
 
Sistem Pengukuran Kompresi Mesin
Sistem Pengukuran Kompresi MesinSistem Pengukuran Kompresi Mesin
Sistem Pengukuran Kompresi MesinJoel TambarMalem
 
Soal semester system pengisian dan stater
Soal semester system pengisian dan staterSoal semester system pengisian dan stater
Soal semester system pengisian dan staterthullus manyun
 
Soal dan jawaban No 6™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
Soal dan jawaban No 6™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik MesinSoal dan jawaban No 6™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
Soal dan jawaban No 6™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik MesinAlen Pepa
 
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katupCrankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katupAhmad Faozi
 
Tune-up Motor Bensin
Tune-up Motor BensinTune-up Motor Bensin
Tune-up Motor BensinAhmad Faozi
 
Hybrid System Overview
Hybrid System OverviewHybrid System Overview
Hybrid System OverviewAhmad Faozi
 
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1Ahmad Faozi
 
Bahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XIIBahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XIIYusuf AL-Rosyadi
 
Efi sistem bahan bakar
Efi sistem bahan bakarEfi sistem bahan bakar
Efi sistem bahan bakarjju_pe
 
Melepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_rodaMelepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_rodaAhmad Faozi
 

En vedette (20)

Toyota soluna
Toyota solunaToyota soluna
Toyota soluna
 
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada KendaraanJobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
 
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem PengapianPemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
 
Jobsheet Overhaul Alternator Dan Regulator
Jobsheet Overhaul Alternator Dan RegulatorJobsheet Overhaul Alternator Dan Regulator
Jobsheet Overhaul Alternator Dan Regulator
 
Bab 10-pengapian-elektronik
Bab 10-pengapian-elektronikBab 10-pengapian-elektronik
Bab 10-pengapian-elektronik
 
Bab 11-sistem-injeksi
Bab 11-sistem-injeksiBab 11-sistem-injeksi
Bab 11-sistem-injeksi
 
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
 
Sistem Pengukuran Kompresi Mesin
Sistem Pengukuran Kompresi MesinSistem Pengukuran Kompresi Mesin
Sistem Pengukuran Kompresi Mesin
 
Soal semester system pengisian dan stater
Soal semester system pengisian dan staterSoal semester system pengisian dan stater
Soal semester system pengisian dan stater
 
Soal dan jawaban No 6™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
Soal dan jawaban No 6™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik MesinSoal dan jawaban No 6™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
Soal dan jawaban No 6™ Tugas Pendahuluan Motor Bensin Teknik Mesin
 
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katupCrankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
 
Cooling system
Cooling systemCooling system
Cooling system
 
Las listrik
Las listrikLas listrik
Las listrik
 
Tune-up Motor Bensin
Tune-up Motor BensinTune-up Motor Bensin
Tune-up Motor Bensin
 
Hybrid System Overview
Hybrid System OverviewHybrid System Overview
Hybrid System Overview
 
Las asetilin
Las asetilinLas asetilin
Las asetilin
 
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
 
Bahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XIIBahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XII
 
Efi sistem bahan bakar
Efi sistem bahan bakarEfi sistem bahan bakar
Efi sistem bahan bakar
 
Melepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_rodaMelepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_roda
 

Similaire à Perbaikan sistem pengapian

apa sih komponen elektronika
apa sih komponen elektronika apa sih komponen elektronika
apa sih komponen elektronika memantau
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaEko Supriyadi
 
15. menginstalasi perangkat jaringan_berbasis_luas_(wan)
15. menginstalasi perangkat jaringan_berbasis_luas_(wan)15. menginstalasi perangkat jaringan_berbasis_luas_(wan)
15. menginstalasi perangkat jaringan_berbasis_luas_(wan)Eko Supriyadi
 
Balans roda dan_ban
Balans roda dan_banBalans roda dan_ban
Balans roda dan_banAgus Irawan
 
Perbaikan%20sistem%20rem
Perbaikan%20sistem%20remPerbaikan%20sistem%20rem
Perbaikan%20sistem%20remrahimbesol
 
08. mem backup dan-me-restore_software
08. mem backup dan-me-restore_software08. mem backup dan-me-restore_software
08. mem backup dan-me-restore_softwareEko Supriyadi
 
Rekayasa dan Pemodelan Furniture 2
Rekayasa dan Pemodelan Furniture 2Rekayasa dan Pemodelan Furniture 2
Rekayasa dan Pemodelan Furniture 2lombkTBK
 
1_Inslatasi_Perangkat_Jaringan_Berbasis.pdf
1_Inslatasi_Perangkat_Jaringan_Berbasis.pdf1_Inslatasi_Perangkat_Jaringan_Berbasis.pdf
1_Inslatasi_Perangkat_Jaringan_Berbasis.pdfrasyidnursalam2
 
1. inslatasi perangkat jaringan berbasis luas wan
1. inslatasi perangkat jaringan berbasis luas wan1. inslatasi perangkat jaringan berbasis luas wan
1. inslatasi perangkat jaringan berbasis luas wanSaipulAnwar18
 
15. menginstalasi perangkat jaringan berbasis luas (wan)
15. menginstalasi perangkat jaringan berbasis luas (wan)15. menginstalasi perangkat jaringan berbasis luas (wan)
15. menginstalasi perangkat jaringan berbasis luas (wan)alif mukti
 
Menginstalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas (WAN)
Menginstalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas (WAN)Menginstalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas (WAN)
Menginstalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas (WAN)PT.INDONESIA MERDEKA
 
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkunganPelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkunganEvy Wahyuningtyas
 

Similaire à Perbaikan sistem pengapian (20)

apa sih komponen elektronika
apa sih komponen elektronika apa sih komponen elektronika
apa sih komponen elektronika
 
Mppdtr
MppdtrMppdtr
Mppdtr
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronika
 
Mmpdk elektromek
Mmpdk elektromekMmpdk elektromek
Mmpdk elektromek
 
15. menginstalasi perangkat jaringan_berbasis_luas_(wan)
15. menginstalasi perangkat jaringan_berbasis_luas_(wan)15. menginstalasi perangkat jaringan_berbasis_luas_(wan)
15. menginstalasi perangkat jaringan_berbasis_luas_(wan)
 
Balans roda dan_ban
Balans roda dan_banBalans roda dan_ban
Balans roda dan_ban
 
Perbaikan%20sistem%20rem
Perbaikan%20sistem%20remPerbaikan%20sistem%20rem
Perbaikan%20sistem%20rem
 
08. mem backup dan-me-restore_software
08. mem backup dan-me-restore_software08. mem backup dan-me-restore_software
08. mem backup dan-me-restore_software
 
Rekayasa dan Pemodelan Furniture 2
Rekayasa dan Pemodelan Furniture 2Rekayasa dan Pemodelan Furniture 2
Rekayasa dan Pemodelan Furniture 2
 
1_Inslatasi_Perangkat_Jaringan_Berbasis.pdf
1_Inslatasi_Perangkat_Jaringan_Berbasis.pdf1_Inslatasi_Perangkat_Jaringan_Berbasis.pdf
1_Inslatasi_Perangkat_Jaringan_Berbasis.pdf
 
1. inslatasi perangkat jaringan berbasis luas wan
1. inslatasi perangkat jaringan berbasis luas wan1. inslatasi perangkat jaringan berbasis luas wan
1. inslatasi perangkat jaringan berbasis luas wan
 
15. menginstalasi perangkat jaringan berbasis luas (wan)
15. menginstalasi perangkat jaringan berbasis luas (wan)15. menginstalasi perangkat jaringan berbasis luas (wan)
15. menginstalasi perangkat jaringan berbasis luas (wan)
 
Menginstalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas (WAN)
Menginstalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas (WAN)Menginstalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas (WAN)
Menginstalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas (WAN)
 
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkunganPelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
10 laju reaksi
10 laju reaksi10 laju reaksi
10 laju reaksi
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 

Plus de Ahmad Faozi

Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianAhmad Faozi
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamAhmad Faozi
 
Modul Sistem Hydraulic
Modul Sistem HydraulicModul Sistem Hydraulic
Modul Sistem HydraulicAhmad Faozi
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nu...
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nu...Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nu...
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nu...Ahmad Faozi
 

Plus de Ahmad Faozi (9)

Rpp PDTO KD 3
Rpp PDTO KD 3Rpp PDTO KD 3
Rpp PDTO KD 3
 
Rpp PDTO KD 2
Rpp PDTO KD 2Rpp PDTO KD 2
Rpp PDTO KD 2
 
Rpp PDTO KD 1
Rpp PDTO KD 1Rpp PDTO KD 1
Rpp PDTO KD 1
 
Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapian
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan Logam
 
Modul las
Modul lasModul las
Modul las
 
Modul Sistem Hydraulic
Modul Sistem HydraulicModul Sistem Hydraulic
Modul Sistem Hydraulic
 
MODUL CVT
MODUL CVTMODUL CVT
MODUL CVT
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nu...
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nu...Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nu...
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nu...
 

Dernier

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 

Dernier (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

Perbaikan sistem pengapian

  • 1. KODE MODUL OPKR 50-011 B Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF PERBAIKAN SYSTEM PENGAPIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005 Modul OPKR 50-011 B 1
  • 2. KODE MODUL Milik Negara Tidak Diperdagangkan OPKR 50-011 B SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF PERBAIKAN SYSTEM PENGAPIAN Tim Penulis: 1. Abdurahman Hidayat, S.Pd 2. Drs. Bambang Sujatmiko 3. Kosim, S.Pd Fasilitator: Drs. Abdullah Modul OPKR 50-011 B 2
  • 3. KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan programprogram keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia. Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja. Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan Modul OPKR 50-011 B 3
  • 4. unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK. Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK. Jakarta, Desember 2005 a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dr. Joko Sutrisno, MM NIP 131415680 Modul OPKR 50-011 B 4
  • 5. DAFTAR ISI  KATA PENGANTAR ............................................................... i  DAFTAR ISI .......................................................................... iii  PETA KEDUDUKAN MODUL .................................................... vi  KETERANGAN DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI ........... vii  MEKANISME PEMELAJARAN ................................................. x  GLOSSARIUM ....................................................................... . xi BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi ....................................................................... 1 B. Prasyarat .......... ............................................................ 2 C. Petunjuk Penggunaan Modul ........................................ 2 D. Tujuan Akhir ...... ........................................................... 3 E. Kompetensi ................................................................. 5 F. Cek Kemampuan 8 ......................................................... BAB. II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat .............................. B. Kegiatan Belajar ......................................................... 9 11 Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan Kerusakan Terhadap Komponen Atau Sistem Lainnya..................................... 11 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ..................................... 11 b. Uraian Materi ............................................................ 11 c. Rangkuman................................................................ 27 d. Tugas ....................................................................... 29 e. Tes Formatif ………………………………………………………….. 30 Modul OPKR 50-011 B 5
  • 6. f. Kunci Jawaban ……………………………………………………… 30 g. Lembar Kerja ………………………………………………………… 33 Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar Dari Spesifikasi Pabrik Dan Dapat Dipahami....................................... 35 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ...................................... 35 b. Uraian Materi ............................................................ 35 c. Rangkuman ............................................................... 51 d. Tugas ........................................................................ 52 e. Tes Formatif ………………………………………………………….. 53 f. Kunci Jawaban ……………………………………………………….. 53 g. Lembar Kerja ……………………………………………………….. .. 54 Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan, Penyetelan Dan Penggantian Komponen Dilaksanakan Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan Material Yang Sesuai ....... 56 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ...................................... 56 b. Uraian Materi .............................................................. 56 c. Rangkuman ............................................................... 74 d. Tugas ........................................................................ 75 e. Tes Formatif …………………………………………………………… 76 f. Kunci Jawaban ……………………………………………………….. 76 g. Lembar Kerja …………………………………………………………… 78 Modul OPKR 50-011 B 6
  • 7. BAB. III EVALUASI A. Kriteria Dan Instrumen Penilaian ................................. 80 B. Pertanyaan ................................................................ 80 C. Kriteria Kelulusan.......................................................... 87 BAB. IV PENUTUP ....................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... . 95 Modul OPKR 50-011 B 7
  • 8. PETA KEDUDUKAN MODUL Modul OPKR 50-011 B 8
  • 9. Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi Kode OPKR 10-001B OPKR 10-002B OPKR 10-003B OPKR 10-005B OPKR 10-006B OPKR 10-009B OPKR 10-010B OPKR 10-016B OPKR 10-017B OPKR 10-018B OPKR 10-019B OPKR 20-001B OPKR 20-010B OPKR 20-011B OPKR 20-012B Modul OPKR 50-011 B Kompetensi Pelaksanaan pemeliharaan/servis komponen Pemasangan sistem hidrolik Pemeliharaan/servis sistem hidrolik Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponenkomponennya Melaksanakan prosedur penge-lasan, pematrian, dan pemo-tongan dengan panas dan pemansan Pembacaan dan pemahaman gambar teknik Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja Konstribusi komunikasi di tempat kerja Pelaksanaan operasi penangan an secara manual Pemeliharaan/servis engine dan komponenkomponennya Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya Perbaikan sistem pendingin dan komponenkomponennya Overhaul komponen sistem pendingin Judul Modul Pelaksanaan pemeliharaan/servis komponen Pemasangan sistem hidrolik Pemeliharaan/servis sistem hidrolik Pemeliharaan/servis dan perbaikan kompresor udara dan komponen-komponennya Melaksanakan prosedur pengelas-an, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan Pembacaan dan pemahaman gambar teknik Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja Konstribusi komunikasi di tempat kerja Pelaksanaan operasi penanganan secara manual Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponenkomponennya Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya Overhaul komponen sistem pendingin 9
  • 10. Kode OPKR 20-014B OPKR 20-017B OPKR 30-001B OPKR 30-002B OPKR 30-003B OPKR 30-004B OPKR 30-007B OPKR 30-010B OPKR 30-013B OPKR 30-014B OPKR 40-001B OPKR 40-002B OPKR 40-003B OPKR 40-004B OPKR 40-008B OPKR 40-009B OPKR 40-012B OPKR 40-014B OPKR 40-016B OPKR 40-017B OPKR 40-019B Modul OPKR 50-011 B Kompetensi Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel Pemeliharaan/servis kopling dan komponenkomponennya sistem pengoperasian Perbaikan kopling dan komponen-komponennya Overhaul kopling dan komponen-komponennya Pemeliharaan/servis transmisi manual Pemeliharaan/servis transmisi otomatis Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan Pemeliharaan/servis poros roda penggerak Perbaikan poros penggerak roda Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponenkomponennya Pemeliharaan/servis sistem rem Perbaikan sistem rem Overhaul komponen sistem rem Pemeriksaan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi Pemeriksaan sistem suspensi Pemeliharaan/servis sistem suspensi Balans roda/ban Melepas, memasang dan me-nyetel roda Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam Judul Modul Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel Pemeliharaan/servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian Perbaikan kopling dan komponen-komponennya Overhaul kopling dan komponen-komponennya Pemeliharaan/servis transmisi manual Pemeliharaan/servis transmisi otomatis Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan Pemeliharaan/servis poros roda penggerak Perbaikan poros penggerak roda Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponenkomponennya Pemeliharaan/servis sistem rem Perbaikan sistem rem Overhaul komponen sistem rem Pemeriksaan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi Pemeriksaan sistem suspensi Pemeliharaan/servis sistem suspensi Balans roda/ban Melepas, memasang dan menyetel roda Pembongkaran, perbaikan, dan pemasangan ban luar dan ban dalam 10
  • 11. Kode OPKR 50-001B OPKR 50-002B OPKR 50-007B OPKR 50-008B OPKR 50-009B OPKR 50-011B OPKR 50-019B Modul OPKR 50-011 B Kompetensi Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai Perbaikan ringan pada rangkai-an/sistem kelistrikan Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris) Perbaikan sistem Pengapian Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner) Judul Modul Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris) Perbaikan sistem Pengapian Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner) 11
  • 12. MEKANISME PEMELAJARAN Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut: START Lihat Kedudukan Modul Lihat Petunjuk Penggunaan Modul Kerjakan Cek Kemampuan Y Nilai ≥ 7 T Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar n Kerjakan Evaluasi T Y Nilai ≥ 7 Modul OPKR 50-011 B Modul berikutnya/Uji Kompetensi 12
  • 13. GLOSSARIUM No. ISTILAH KETERANGAN 1. Coil Ignition alat yang tegangan tinggi 2. Distributor komponen yang mendistribusikan arus tegangan tinggi ke busi-busi 3. Kontak Point berfungsi memutuskan dan menghubungkan arus primer 4. Capasitor merubah tegangan rendah menjadi menyerap lompatan bunga api pada platina saat platina membuka Centrifugal advancer Vacum advancer Sudut dweel afat untuk memajukan pengapian sesuai putaran mesin untuk memajukan pengapian sesuai dengan beban mesin sudut an men ambarkan laman a latina menutu 8. Magnetic pick up coil yang menghasilkan sinyal pulsa pada distributor sehingga terjadinya induksi 9. 10. Ecu Led electrical control unit Light emitin dioda 5. 6. 7. Modul OPKR 50-011 B 13
  • 14. BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian. Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian konvensional. Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian elektronik dan macammacamnya. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Perbaikan dan penyetelan komponen sistem pengapian. Setelah mempelajari modul diharapkan peserta diklat memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut: - Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang pekerjaan pemeriksaan sistem pengapian. - Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses pemeriksaan sistem pengapian yang ada di industri maupun dibengkelbengkel kerja meliputi: a) Menyiapkan peralatan b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat Bantu c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian - Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal Araktik tentang melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik. - Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan. Modul OPKR 50-011 B 14
  • 15. - Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. - Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar - Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai. B. Prasyarat Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-011B antara lain adalah OPKR-50-008B. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Rambu-rambu belajar bagi Peserta Diklat Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain: a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan beiajar. b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori clan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku 2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik 3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar Modul OPKR 50-011 B 15
  • 16. 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta izin Guru atau Instruktur terlebih dahulu 6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya. d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan. 2. Peran bagi Guru/Instruktur pengampu: 1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar 2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar 3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat 4. Membantu peserta diklat untuk menentukan clan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar 5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok 6. Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan 7. Mencatat kemajuan belajar Siswa 8. Melakukan penilaian 9. Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/ diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya. D. Tujuan Akhir Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah: 1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan clan keterampilan tentang melakukan pemeriksaan sistem pengapian. Modul OPKR 50-011 B 16
  • 17. 2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan melakukan pemeriksaan sistem pengapian, yang terdiri dari: a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/Analiyzer engine c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian 3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian sesuai buku manual kendaraan. 4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan. 5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya. 6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar. 7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai. Modul OPKR 50-011 B 17
  • 18. E. Kompetensi Bidang Keahlian : Teknik Mesin Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian Kode : OPKR-50-011B Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit SUB KRITERIA UNJUK LINGKUP KOMPETENSI KERJA BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKAP  Konstruksi dan Sistem Pengapian diperbaiki tanpa prinsip sistem tugas rutin cara kerja sistem menganalisa dan Komponennya menyebabkan kerja pengapian dengan prosedur pengapian sesuai dan yang ditetapkan penggunaanya mengorganisasi- kerusakan  Analisa  Konstruksi dan KETERAMPILAN  Sistem Pengapian Memperbaiki  Melaksanakan PENGETAHUAN  Prosedur terhadap kerusakan dimana komponen atau komponen kemajuan, pengukuran dan sistem lainnya sistem keterampilan pengujian pengapian seseorang  Mengakses informasi yang  Prosedur  Persyaratan diawasi secara keamanan benar tentang berkala oleh kendaraan, spesifikasi pabrik Modul OPKR 50-011 B perbaikan sistem pengawas perlengkapan dan  Mengumpulkan, kan informasi  Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan  Penggunaan gagasan teknis 18
  • 19. SUB KRITERIA UNJUK LINGKUP KOMPETENSI KERJA BELAJAR yang dapat dipahami  Perbaikan, pengapian  Standar MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKAP  Melaksanakan tugas yang lebih prosedur luas dan sulit penyetelan dan keselamatan dengan penggantian kerja peningkatan komponen masalah  Penggunaan teknologi pengawas sesuai  Sistem pengapian diuji dan hasilnya dicatat menurut  Melaksanakan tugas kompleks dan non rutin  Menjadi mandiri prosedur dan dan tanggung kebijakan jawab pada perusahaan Modul OPKR 50-011 B  Pemecahan diperiksa oleh dan material yang  Pola pengapian pekerjaan peralatan, teknik dan matematis individu. Hasil menggunakan keselamatan diri tanggung jawab dengan KETERAMPILAN kemandirian dan dilaksanakan PENGETAHUAN pekerjaan lain 19
  • 20. SUB KRITERIA UNJUK LINGKUP KOMPETENSI KERJA BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN  Perbaikan seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan SOP, Undangundang K3 dan Prosedur/kebijakan Pemerintah Modul OPKR 50-011 B 20
  • 21. F. Cek Kemampuan Sebelum mempelajari modul OPKR-50-011B, isilah dengan cek list (√) kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan: KOMPETENSI/ JAWABAN PERNYATAAN SUB YA TIDAK KOMPETENSI Memperbaiki Saya menjelaskan KERJAKAN dapat sistem BILA JAWABAN “YA” fungsi pengapian dan dan komponennya cara komponen kerja Soal Tes Formatif 1. sistem pengapian elektronik. Saya dapat menjelaskan macammacam kerja dan cara Soal Tes Formatif 2. sistem pengapian elektronik. Saya dapat melakukan perbaikan dan penyetelan sistem pengapian. Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini. Modul OPKR 50-011 B Soal Tes Formatif 3.
  • 22. BAB. II PEMELAJARAN A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik bidiknya hingga dapat membuahkan hasil kompetensi clan sub kompetensi yang baik bagi para peserta Diklat, maka peserta Diklat terlebih dahuiu harus menentukan sasaran dengan menjabarkan sebuah rencana kegiatan belajar. Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada table di bawah ini. lakukanlah konsultasi secara kontinyu kepada Guru/Pembimbing. Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian Sub Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya Kode Modul : OPKR 50.011B Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran Tahun Pelajaran : ............/................. Jenis Kegiatan Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya 1.1. Sistem Pengapian Diperbaiki tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 1.2. Mengakses Informasi yang Modul OPKR 50-011 B Tanggal Waktu Tempat Alasan Paraf Belajar Perubahan Guru
  • 23. Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Alasan Paraf Belajar Perubahan Guru benar dari spesifikasi pabrik dan dapat dipahami. 1.3. Pelaksanaan perbaikan, penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai. Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada Guru/pembimbing tentang "Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan alasan perubahaan" untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi yang sesuai dengan standard kompetensi prosedur pelaksanaan/SOP. Modul OPKR 50-011 B
  • 24. B. KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan Kerusakan Terhadap Komponen Atau Ssistem Lainnya a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat: 1. Menjelaskan fungsi sistem pengapian 2. Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian 3. Menjelaskan cara kerja koil pengapian 4. Menjelaskan cara kerja kondensor 5. Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian 6. Menjelaskan pengertian sudut dwell 7. Membedakan nilai panas busi b. Uraian Materi 1. Tujuan Sistem Pengapian Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine. Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional Modul OPKR 50-011 B
  • 25. 2. Fungsi bagian-bagian komponen Baterai a. Baterai Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil. b. Ignation Coil Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. c. Distributor Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian. Bagian-bagian ini terdiri dari: - Cam (nok) Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder. - Kontak point Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi. - Capasitor (condensor) Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder. - Centrifugal governor advancer Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin. - Vacuum Advancer Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold) Modul OPKR 50-011 B
  • 26. - Rotor Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi. - Distributor Cap Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder. d. Kabel tegangan tinggi Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi. e. Busi Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api melalui elektroda. 3. Prosedur Cara Kerja dan Karakteristik Pengapian a. Coil Pengapian Konstruksi Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum Modul OPKR 50-011 B Komponen
  • 27. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busibusi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine. Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi. Modul OPKR 50-011 B
  • 28. Cara Kerja Sistem Pengapian  Rangkaian Primer Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Saklar Pengapian Lilitan - Lilitan Primer Coil - Kontak Poin Distributor - Kondensor Modul OPKR 50-011 B
  • 29.  Rangkaian Sekunder Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponenkomponen berikut: - Lengan Rotor Distributor - Tutup Distributor  Lilitan Sekunder Coil Busi-Busi Cara Kerja Pengapian induktif a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, metalui kontak poin ke massa. Modul OPKR 50-011 B
  • 30. Distributor Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi (4000-30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini 'mendorong' arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine. Modul OPKR 50-011 B
  • 31. Distributor Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka b. Kondensor Kondensor Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah. Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat Modul OPKR 50-011 B
  • 32. sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor. Kondensor itu diperlukan karena: - Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus - Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit - Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi Tanpa kondensor, yang terjadi adalah: - Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, Karenanya dan medan tegangan magnit sekunder kolap terlalu sangat rendah lambat. untuk menyalakan busi. Cara Kerja Kondensor Tahap 1. Poin Tertutup Kondens or Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan Osiloskop MenunjukkanTegangan Kondensor Modul OPKR 50-011 B
  • 33. Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah. Tahap 2. Poin Terbuka Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil. Modul OPKR 50-011 B
  • 34. Tahap 3. Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop Tegangan Kondensor turun Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan. Tahap 4 Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop Pengosongan Kondensor Modul OPKR 50-011 B
  • 35. Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi. c. Pengendali Pengapian Sentrifugal Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine sentrifugal yang naik, terdiri distributor dari dua mempunyai buah mekanisme pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak point. Titik Putar Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian Jenis Sentrifugal Modul OPKR 50-011 B
  • 36. Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian. d. Pengendali Pengapian Vacuum Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran. - Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut - Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan lambat Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine. Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum. Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine. Modul OPKR 50-011 B
  • 37.  Cara Kerja Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian. Catatan: Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine. Sudut Dwell Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk menyalakan busi. a. Modul OPKR 50-011 B
  • 38. b. c. Gambar 13. Sudut Dwell Keterangan: a) Kontak Poin Tertutup b) Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil c) Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell. Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus: 60% x 360/n. n = jumlah selinder. Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk Modul OPKR 50-011 B
  • 39. memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek. e. Busi Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.  Konstruksi busi Ceramic Insulator Center Electrode Glass Seal Resistor Gasket Nose Insulator Copper Core Ground Electrode Gambar 14. Konstruksi Busi Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan melompat menuju elektroda samping. Modul OPKR 50-011 B
  • 40. Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke elektroda samping.  Nilai panas busi Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi panas. Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi. Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya temperatur elektroda tengah menjadi naik. Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi. c. Rangkuman Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan Modul OPKR 50-011 B
  • 41. pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Saklar Pengapian - Lilitan Primer Coil - Kontak Point Distributor - Kondensor Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Lilitan Sekunder Coil - Lengan Rotor Distributor - Tutup Distributor - Busi-busi Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak point terpisah. Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus: Sudut Dwell = 60 % x 360 n n = jumlah selinder Modul OPKR 50-011 B
  • 42. Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek. Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang. Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda. Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi. d. Tugas 1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama! 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional! 3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian! 4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual book)! 5. Diskusikan dapatkan! Modul OPKR 50-011 B dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda
  • 43. e. Tes Formatif 1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan? 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional? 3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut: a. Baterai b. Coil c. Distributor d. Busi 4. Sebutkan komponen-komponen dari rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil? 5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka? 6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian? 7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer? 8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer? 9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar? 10.Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin? f. Kunci Jawaban 1. Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine. 2. Gambar rangkaian sistem pengapian konvensioal. Modul OPKR 50-011 B campuran
  • 44. 3. Fungsi komponen pengapian: - Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil - Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian - Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pangapian - Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda 4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: - Lilitan Sekunder Coil - Rotor - Tutup Distributor - Busi-busi 5. Cara kerja coil pengapian pada saat: a. Cara kerja-Poin tertutup Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa. b. Cara kerja Pengapian Poin-poin terbuka Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. 6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka, dengan cara menyerap arus induksi dini dari kumparan primer coil. Modul OPKR 50-011 B
  • 45. 7. Cara kerja vacuum adalah: Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian. 8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang diperlukan saat putaran engine naik. 9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah: Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. sempurna dan Yang kontak menyebabkan poin terbakar pembakaran karena yang tidak percikan yang berlebihan. 10.Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah: - Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan panas sangat lambat sehingga meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder. - Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih pendek sehingga permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi. Modul OPKR 50-011 B
  • 46. g. Lembar Kerja 1. Alat dan bahan a) 1 Unit engine stand b) Peralatan tangan c) Tool box d) Avo meter e) Lap/majun f) Dwell tester g) Tacho meter h) Timming light 2. Keselamatan kerja a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya b) Ikuti instruksi dari Instruktur c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja e) Bila perlu mintalah buku manual 3. Langkah kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh Guru/Instruktur c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan f) Diskusikan dan buatlah catatan penting kegiatan praktik g) Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan. Modul OPKR 50-011 B
  • 47. 4. Tugas a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas! b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran c) Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi Modul OPKR 50-011 B
  • 48. Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar Dari Spesifikasi Pabrik Dan Dapat Dipahami a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat: 1. Membedakan rangkaian pengapian elektronik dengan pengapian konvensional 2. Memjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik 3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik 4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik b. Uraian materi 1. Perbandingan Rangkaian Pengapian Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan sebuah unit pengendaii pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal. Modul OPKR 50-011 B
  • 49. Reluktor Gambar 15. Perbandingan Rangkaian Keuntungan sistem pengapian elektronik:  Tidak menggunakan kontak poin  Tidak memerlukan perawatan kontak poin  Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian  Saat pengapian lebih tepat  Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang.  Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor: 1. Pembangkit pulsa 2. Pembangkit efek Hall 3. Sensor optik Modul OPKR 50-011 B
  • 50. 1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa) a. Konstruksi Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. b. Cara kerja Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer. Pick_Up Magnetik Cincin Pulsa Berputar Cuping (Lobe) pada Cincin pulsa memotong medan magnet Lilitan kawat membangkitkan tegangan listrik Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol Sensor posisi poros engkol ( CP, Crankshaft position ) adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa. Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam tersebut Modul OPKR 50-011 B
  • 51. memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU. Penghimpun magnet yang digunakan pada system pengendali elektronik mencakup: - Sensor posisi poros engkol - Sensor kecepatan kendaraan - Penghimpun saat pengapian Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya. Tegangan Keluaran +V 0 -V Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi semuanya menggunakan dasar kerja yang sama. Modul OPKR 50-011 B
  • 52. Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa 2. Pembangkit Efek Hall a. Dasar Kerja efek Hall Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall yang menemukan efek ini pada tahun 1879. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan. Modul OPKR 50-011 B
  • 53. Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall Gambar 20. Kemagnetan 900 tegangan hall muncul Bentuk gelombang output sensor hall disebut gelombang digital sebab perubahan magnet terhadap bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan mematikan tegangan hall. Tegangan keluaran adalah "Ada atau tidak Ada". Modul OPKR 50-011 B
  • 54. Magnet Medan magnet Chip Hall Signal Output Signal Output: V1 = Kecepatan Rendah V2 = Kecepatan Tinggi Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal Keluarannya Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk menentukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi tentang posisi poros distributor. Tutup Sudu Rotary Unit Poros Unit Sakelar Efek Hall Gambar 22. Konstruksi/Tempat Sensor PenghimpunPengapian Modul OPKR 50-011 B Unit Dudukan
  • 55. Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar distributor. Tutup Sudu Rotary Penghimpun Medan Magnet Sudu Magnet Sakelar Efek Hall Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall. Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu. Modul OPKR 50-011 B
  • 56. 3. Sensor Posisi Poros Engkol Optik Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi optik menggunakan piringan yang secara langsung dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu, piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya berhubungan dengan derajat perputaran. Contoh: - 90° untuk engine 4 silinder - 60° untuk engine 6 silinder - 45° untuk engine V 8 silinder Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros 360°. LED Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada piringan memungkinkan phototransistor, cahaya digunakan dari sebagai LED sensor. mencapai Output phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan ke ECU. Modul OPKR 50-011 B
  • 57. TMA *1 TMA * 2 TMA * 3 +2.4 V Va +0.2 V Waktu Gambar 25. Output Pulsa 2. Sistem Pewaktu Pengapian Elektronik (EST) Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system pemaju saat pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini memberikan saat pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine, posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor system penyejuk udara. Sistem ini terdiri dari: 1) Distributor dengan pembangkit sinyal 2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP) 3) Sensor Temperatur pendingin engine 4) Sakelar posisi throttle 5) Modul Pengendali Elektronik 6) Coil Pengapian 7) Kabel Tegangan Tinggi 8) Busi 9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter Modul OPKR 50-011 B
  • 58. 10) Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC Saklar Start Pengapian Gambar 26. Sistem EST Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang akan menghitung saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal keluaran kepada coil pengapian untuk memberikan pengendaiian saat pengapian.  Alternatif Sistem Pengapian a) Capacitor Discharge Ignition (CDI) CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan system pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik. Modul OPKR 50-011 B
  • 59. Cara Kerja Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke 400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor penyimpan yang besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat energi yang diperlukan untuk mengoperasikan system. 1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian 3b.Bagian Pengendali 3c.Pembentuk Pulsa 4.Transfarmator Pengapian 5. Pembangkit Pulsa jenis Induksi 6.Distributor D.Dioda C.Kaparitor Penyimpan The.Theristar dengan gerbang G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan Sekunder Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak poin dengan Pulsa Induktif System Generator dalam Distributor Modul OPKR 50-011 B
  • 60. Pada titik pengapian theristor dipicu, muatan kapasitor dikosongkan melalui lilitan utama coil pengapian. Kecepatan pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat daripada system pengapian tradisional dengan efek tegangan yang cepat terjadi pada lilitan sekunder untuk menghasilkan bunga api untuk busi. Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk kemudian memulai kembali siklus pengapian.  Keuntungan-keuntungan: a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya. b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak tradisional. b) Sistem Pengapian Magnet  Tujuan Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung pada sumber baterai dan memberikan tegangan tinggi yang diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang pembakaran.  Penerapan Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang dirancang untuk menggerakkan: (a) Kendaraan kecil (b) Perangkat daya (c) Sepeda motor (d) Kendaraan salju Modul OPKR 50-011 B
  • 61. (e) Pemotong rumput (f) Mesin gergaji (g) Engine untuk perahu motor (h) Mesin pertanian (i)  Engine stasioner Konstruksi Magnet Fly-wheel Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel Magnet Sistem magnet ini terdiri dari: (a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan magnet permanen, dipasangkan pada poros engkol engine. Kapasit or Unit Pelumas Gambar 29. Pelat dudukan Magnet Modul OPKR 50-011 B
  • 62. (b) Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap) menyangga armatur pengapian (coil), kontak poin clan kapasitor. (Sistem yang dikendalikan elektronik mempunyai pembangkit pulsa yang dipasangkan pada pelat dudukan. Cara Kerja Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar dengan inti armatur pengapian. Pada saat fly-wheel berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer. Armature Pengapian Lilitan Sekunde Lilitan Primer Kontak Poin Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan primer armatur pengapian menghasilkan medan magnet. Modul OPKR 50-011 B
  • 63. Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin terbuka Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran arus induksi berhenti, medan magnet kolap dan menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder coil, menghasilkan percikan bunga api pada busi. Catatan: Untuk mendapatkan output yang maksimal, system magnet dirancang untuk membuka kontak poin saat arus induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil. Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan bentuk rancangan engine dan penggunaan perangkat pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan pada engine bersilinder banyak, menggantikan distributor tradisional atau digerakkan oleh poros bubungan engine. Modul OPKR 50-011 B
  • 64. Gambar 32. Unit Magnet untuk engine bersilinder banyak c. Rangkuman Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal. Keuntungan system pengapian elektronik: 1. Tidak menggunakan kontak poin 2. Tidak memerlukan perawatan kontak poin 3. Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian 4. Saat pengapian lebih tepat 5. Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor: 1. Pembangkit pulsa 2. Pembangkit efek hall Modul OPKR 50-011 B
  • 65. 3. Sensor optik Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasiikan. Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan system pengapian elektronik yang lain. Sistem ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik. d. Tugas 1. Pelajari sistem pengapian elektronik secara seksama! 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian elektronik! 3. Buatlah analisa gangguan pada sistem pengapian elektronik! 4. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan mengenai sistem pengapian dan kendala-kendalanya! Modul OPKR 50-011 B
  • 66. e. Test Formatif 1. Sebutkan keuntungan pengapian elektronik? 2. Sebutkan komponen sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor)? 3. Sebutkan macam-macam sensor pengendali elektronik ECU menghimpun magnet? 4. Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek! 5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem pengapian CDI! f. Kunci Jawaban 1. Keuntungan system pengapian elektronik: - Tidak menggunakan kontak poin - Tidak memerlukan perawatan kontak poin - Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian - Saat pengapian tebih tepat - Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang 2. Komponen Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) adalah: lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. 3. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet yang digunakan pada system pengendali elektronik mencakup: - Sensor posisi poros engkol - Sensor kecepatan kendaraan - Penghimpun saat pengapian 4. Cara kerja pembangkit pulsa Hall efek adalah tutup sudu berputar dan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall. Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) Modul OPKR 50-011 B
  • 67. tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudusudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu. 5. Keungulan dan kelemahan sistem pengapian CD: Keunggulan-keunggulan: a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya. b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak tradisional. Kelemahan-Kelemahan: Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh pengaian yang dapat diandalkan. g. Lembar Kerja 1. Alat dan bahan - 1 Unit engine stand - Peralatan tangan - Avo meter - Lap/majun - Tool box - Tacho meter - Dwell tester - Timming light 2. Keselamatan kerja - Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya - Ikuti instruksi dari Instruktur - Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja - Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja - Bila perlu mintalah buku manual Modul OPKR 50-011 B
  • 68. 3. Langkah kerja - Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di butuhkan - Perhatikan instruksi Praktik yang disampaikan oleh oleh Guru/Instruktur - Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian - Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian - Gambarkan wiring sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan - Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik - Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan 4. Tugas 1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas! 2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran 3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi Modul OPKR 50-011 B
  • 69. Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan, Penggantian Penyetelan Komponen Dan Dilaksanakan Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan Material Yang Sesuai a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat: 1. 2. Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP 3. Melakukan service/perbaikan sistem pengapian 4. Melepas dan memasang distributor 5. Memeriksa urutan pengapian (FO) 6. b. Melakukan pemeriksaan sitem pengapian Menggunakan alat uji sistem pengapian Uraian materi Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk memeriksa system pengapian lakukan hal berikut: 1. Secara visual periksalah - Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek, terbakar atau aus - Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau retak dan rusak atau bagian-bagian tengah pada terminal-terminalnya berjuntai - Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan kontainer bagian luarnya rusak - Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau klip (jepitan) pengkelemnya patah - Selang-selang vacuumnya retak, terbakar atau ada tanda-tanda aus Modul OPKR 50-011 B
  • 70. 2. Secara phisik periksalah sambungan-sambungan - Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik (baik yang bertegangan tinggi maupun yang bertegangan rendah) untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut terpasang dengan kuat pada sambungannya - Dengan cara yang sama periksalah sambungan-sambungan selang vacuum - Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem kuat pada engine atau pada panel di bawah bonet - Periksalah saklar pengapian - Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument - Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan untuk semua tahap pengoperasian harus positif 3. Menservis bagian system pengapian yang berbegangan tinggi - Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi - Lepaskan tombol rotor Gambar 33. Servis Rotor Button (tombol rotor) Modul OPKR 50-011 B
  • 71. Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor button bila: a. Bilahnya aus atau longgar b. Karbon tracking atau isolasinya retak c. Lug atau locating clip atau atau rusak - Bersihkan rotor button - Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan melepaskan logamnya - Laplah buttonnya dengan kain yang bersih Distributor Cap Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam - Periksalah bagian dalam dari distributor cap a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar c. Karbon tracking - Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi. Modul OPKR 50-011 B
  • 72. Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Tegangan tinggi - Periksalah kontak diantara kabel tegangan tinggi dan terminal distributor cap - Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap tower - Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang pelindungnya - Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel tegangan tinggi bila terjadi korosi - Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points - Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan bahwa kabel terpasang dengan kuat di dalam capnya - Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain Catatan; Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektomya. - Periksalah resistasi kabel-kabel tegangan tinggi - Ganti kabel-kabel bila resistansinya telah melampaui batas yang ditentukan - Pasanglah rottor button Modul OPKR 50-011 B
  • 73. - Luruskan locating lug atau klip di bagian dalam rotor dengan alur pada poros distributornya - Tekanlah rotor pada porosnya dan pastikan bahwa rotor tersebut terpasang dengan kuat pada cam lobes - Periksalah apakah rotor berada tepat pada porosnya dan harus kencang Catatan; Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang sebelum rotor dipasang. - Pasangfah tutup distributor tetapi jangan menghubungkan kabelkabel tegangan tinggi ke busi - Lepaskan busi - Periksalah busi terhadap: 1. Isolasinya rusak atau retak 2. Kerusakan elektroda-elektrodanya 3. Jumlahnya, wamanya, penampilan endapan karbon 4. Kerusakan seal atau thread (ulir)nya Gambiar 36. Kerusakan Busi Yang Dapat Dilihat Modul OPKR 50-011 B
  • 74. Catatan; Kondisi engine dapat ditentukan dengan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi. Warna dan Kondisi Elektroda Kondisi Engine yang dapat diindikasi Bersih, kekuning-kuningan, coklat Kondisi baik, tingkat panas stekernya atau putih kusam pas Campuran bahan baker terlalu encer; Lapisan permukaan melepuh steker tidak terpasang dengan tepat; katup-katup engine bocor Elektroda-elektroda dan permukaan Stekernya macet; silinder-silindernya, steker kotor oleh oli kendali katup dan piston-pistonnya aus Elektroda-elektroda dan permukaan Campuran bahan baker terlalu pekat, steker tercemar/kotor oleh jelaga celah terlalu lebar diantara elektrodaelektroda busi, tingkat panas stekernya tidak tepat - Bersihkan busi Tip Of centre electrode rounded and small recess at end of side Electrode Before Filing After Filing Gambar 37. Mengikir Elektroda Busi Modul OPKR 50-011 B
  • 75. - Kikirlah elektroda-elektroda busi - Gunakan kikir dengan ujung-ujungnya yang kecil untuk menipiskan kedua elektroda - Buanglah busi bila pengikiran ringan (kedalaman 0.10 mm) gagal menghilangkan erosinya Gambar 38. Pengaturan Celah Busi - Aturlah celah-celah busi a) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi pabrik pembuatnya b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah. Peringatan: Jangan mengetok elektroda pusat atau mengaturnya. - Cuci dan keringkan busi a) Cucilah busi-busi dengan solvent dan keringkanlah busi-busi tersebut dengan udara tekan b) Lindungi mata anda dengan kacamata las bila menggunakan penyemprot udara - Pasanglah busi-busi tersebut ke dalam kepala silinder. Hubungkan kabel-kabel tegangan tinggi. Modul OPKR 50-011 B
  • 76. - Tekan kabel-kabel tegangan tinggi ke penjepit-penjepitnya. Masukkan pelindung-pelindung pada busi dan tekanlah pelindung tersebut kuat pada tempatnya. - Ceklah firing order (susunan pembakaran) pada kabel-kabel tegangan tinggi untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut telah dipasang pada busi yang sesuai/tepat. - Pasanglah koil kabel tegangan tinggi. 4. Memeriksa susunan pembakaran - Pastikan firing order dari engine. - Seringkali firing order tersebut timbul pada inlet manifold tetapi bila tidak dapat ditemukan, baca lagi manual bengkelnya. - Pastikan posisi silinder nomor satu dalam balok silinder. - Untuk kebanyakan deretan engine-engine, silinder nomor satu berada di depan balok dan silinder-silinder lainnya ada di bagian belakang. Pada beberapa engine nomor silinder menyembul pada kepala silinder, atau pada manifold dekat dengan businya masingmasing. Bila meragukan, bacalah kembali manual bengkel dari pabriknya. - Ikuti alur kabel tegangan tinggi yang dihubungkan pada busi nomor satu kembali menuju tutup distributor. - Dalam mengarahkan rotasi rotor, ikuti alur kabel tegangan tinggi berikutnya ke busi. Modul OPKR 50-011 B
  • 77. Gambar 39. Pemeriksaan Firing Order - Nomor silinder harus cocok dengan nomor berikutnya pada firing order. - Periksalah arah rotasi dari rotor. - Lepaskan kabel tegangan tinngi dan sambunglah kabel terebut ke busi dari silindernya. - Ulangi sampai semua silinder tetah diperiksa. 5. Menservis bagian system pengapian yang bertegangan rendah Catatan: Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi sedang diservis. Servis tersebut dilakukan sebelum rotor dan tutup distributornya diganti. - Lepaskan tutup distributur dengan kabel-kabel tegangan tingginya - Lepaskan rotor - Lepaskan penutup debu bila dilengkapi - Lepaskan contact breaker points - Lepaskan skrup-skrup yang mengencangkan point-point pada plat breaker Modul OPKR 50-011 B
  • 78. - Lepaskan sambungan kabel tegangan rendah dari point-pointnya. Kunci pas pengapian atau obeng mungkin diperlukan. Gambar 40. Memeriksa kontak poin Catatan: Pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan. - Tariklah kontak point dari distributor. LT. Lead Screws Earth Lead Gambar 41. Memeriksa Kontak Poin Modul OPKR 50-011 B
  • 79. Catatan: Gantilah kontak point sesuai jadwal waktu servisnya. - Periksalah kontak point. - Kontak point bila lebih dari 1/3 daerah permukaan kontak terbakar atau pitted. - Pastikan bahwa pegasnya dengan kuat terpasang pada lever moving kontak point. Jangan mencoba untuk mengkeling ulang pegas ke lever, pasang point baru. - Bila kabel tegangan rendah disambungkan ke kontak point, pastikan bahwa kabel tersebut tidak telanjang, terjuntai atau putus dan karenanya harus dengan tepat diisolasi dari point yang tepat. - Pastikan bahwa moving points bebas bergerak pada pivotnya. - Periksalah kabel-kabel tegangan rendah dalam distributor. - Kabel plat breaker tidak boleh terjuntai atau putus dab secara kuat harus disambungkan pada badan dan plat breakernya. - Periksalah bila cam aus atau kasar. - Pastikan bahwa kapasitornya kencang, kondisi kabelnya baik dan kontak listrik mounting clampnya baik. 6. Mengetes alat advance mekanik Jepit cam dengan jari-jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja. Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi. Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki. Modul OPKR 50-011 B
  • 80. Gambar 42. Mengetes Alat Advance Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. Oli yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkkan bushes pada poros distributornya aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine clan bukan karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati. Gambar 43. Pelumasan Modul OPKR 50-011 B
  • 81. - Bersihkan clan lumasilah distributornya. - Laplah plat breaker clan cam dengan kain yang sudah dibasahi solvent. - Keringkanlah dengan lap lainnya. - Teteskan satu atau dua kali oli cair untuk melumasi bagianbagiannya (parts). Less than 1/3 of surface Fix Point Worn Points Filed Points Gambar 44. Membersihkan Point-point - Membersihkan kontak point - Kikirlah merata masing-masing permukaan kontak dengan kikir pengapian clan kemudian gosoklah dengan kain ampelas atau batu carborundum - Cucilah point-point dengan solvent dan keringkanlah dengan kain bersih - Pastikan bahwa permukaan-permukaan kontak seluruhnya bersih 7. Pemasangan point-point ke dalam distributor - Berikan sedikit gemuk yang titik cairnya tinggi pada rubbing block dari moving point. - Tempatkan kontak poin pada posisinya yang tepat, masukkan skrupskrup penahan dan kencangkan perlahan-lahan. Modul OPKR 50-011 B
  • 82. - Hubungkan kabel tegangan rendah ke kontak poin untuk memastikan bahwa semua terminalnya kencang. - Tempatkan kabel-kabel tegangan rendah sehingga kabel-kabel tersebut tidak menggesek komponen/part lainnya. Gambar 45. Pemeriksaan Point Alignment (kesejajaran point) a) Periksalah penjajaran pennukaan-permukaan kontak. Bengkokkan point-point yang telah pas terpasang dengan alat khusus atau sepasang tang berhidung mensejajarkannya dengan moving point. Gambar 46. Mengatur Celah Point Modul OPKR 50-011 B panjang untuk
  • 83. b) Atur celah point - Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari cam lobe - tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrup-skrup penguat - Aturlah kontak-kontaknya - Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge. - Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya - Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan point yang telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai - Kencangkan skrup-skrupnya. c) Pasanglah rotor button. Paskan penutup debu (bila terpasang) sebelum memasang button. d) Pasanglah tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi. Pastikan tutupnya ditempatkan dengan benar pada badan distributor. Catatan: Servis system pengapian belumlah selesai sampai sudut dwell dan timing (waktu) pengapian telah diperiksa dan disetel. 8. Memeriksa dan mengatur sudut dwelt Lakukan hal berikut: a) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine Modul OPKR 50-011 B
  • 84. b) Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya c) Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya d) Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya e) Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesiflkasi dari pabriknya Catatan: Untuk memperbesar sudut dwell kecilkan celah point. Untuk memperkecil dwell besarkan celah point. 9. Pengaturan Saat Pengapian (Ignition Timing) Gambar 47. Menentukan tanda timing (Timing Marks) Ignition timing dapat dicek dan diatur dengan cara: - Metoda Statis - Metoda Stroboscope (timing Light) 1) Untuk mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis Modul OPKR 50-011 B
  • 85. - Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya. - Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai. - Kunci kontak di "ON". - Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke pembumian yang sesuai. - Pindahkan distributor ke arah rotasi sampai lampu hidup dan kencangkan klem. 2) Matikan pengapian dan lepaskan lampu test. Untuk mengecek dan mengatur saat pengapian dengan menggunakan metoda stroboscope (timing light) - Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasian. - Matikan engine dan hubungkan timing light dan tachometer ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya. - Lepaskan sambungan dan sambungkan selang vacuum yang ada di distributor. - Bersihkan tanda-tanda timing dengan sehelai kain.Bila perlu perbaiki graduation lines (alur-alur graduasi) dengan cat. - Hidupkan engine dan aturfah kecepatan idle ke jarak yang telah ditentukan. Modul OPKR 50-011 B
  • 86. Gambar 48. Pengecekan Saat Pengapian - Arahkan timing light ke tanda-tanda timing Penanganannya harus sangat berhati-hati agar jangan sampai tanganmu, atau timing light bersinggungan dengan bagian-bagian yang berputar. - Periksalah dan aturlah saat pengapian Longgarkan klem distributor dan putarlah badan distributor sesuai dengan arah rotasinya sampai saat pengapian yang ditetapkan tercapai. Kencangkan klem dan cek kembali saat pengapiannya. Gambar 50. Mengatur Saat Gambar 49. Mengatur saat pengapian Modul OPKR 50-011 B
  • 87. Catatan: Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan tanda trining yang terdapat pada badan engine sesuai spesifikasi pabriknya. - Matikan engine - Lepaskan selang vacuum dan hubungkan selang tersebut ke distributor - Hidupkan engine dan aturlah putaran idle (langsam) sesuai putaran yang ditetapkan - Matikan engine dan lepaskan tachometer dan timing light. Lakukan road test terhadap kendaraan Catatan: Dengarkan bila ada suara yang tidak normal, seperti 'ketukan'('pinking’). c. Rangkuman Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabelkabel dan konektor-konektornya. Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang sebelum rotor dipasang. Kondisi engine dapat ditentukan degan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi. Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi distributornya diganti pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan. Selalulah mengganti point-point sesuai jadwal waktu servisnya. Pada hampir semua kasus perangkat point yang sangat berkarat atau pitted harus diperbaharui. Jangan memutar engine pada kipas angin bila businya terpasang karena kipas anginnya dapat rusak. Saat pengapiannya tepat bila tanda timing Modul OPKR 50-011 B
  • 88. segaris dengan tanda timing yang terdapat pada badan engine sesuai spesifikasi pabriknya. Bila kompresi engine menyebabkan pengengkolan engine sulit dilakukan, lepaskan semua busi. Metoda pelepasan dan pemasangan distributor juga diterapkan pada system pengapian elektronik. Pada beberapa kasus poros penggerak distributor harus dilepaskan sebelum cam assembly dibongkar. Cara melepaskan shaft akan dijelaskan kemudian. Jangan melepaskan pad sebelum melepaskan cam assembly karena pad tsb, berfungsi untuk mencegah circlip terlepas keluar. Beberapa distributor tidak mempunyai bushing dan badannya bertindak sebagai permukaan bantalan. Bila celahnya terlalu besar badan distributornya harus diganti. Lumasi semua titik tumpu dengan pelumas yang sesuai. Pastikan bandul-bandul, pegas-pegas dan pena tumpu dipasang mengikuti tanda yang telah dibuat, feeler gauge yang digunakan harus jenis non-magnetik. d. Tugas Pada penilaian unjuk kerja yang akan dilakukan Siswa dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun dalam analiisis pokok bahasan, untuk itu disarankan kepada Siswa selalu berkonsultasi dengan Guru/Pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari. Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus di capai oleh Siswa yang dianggap kompeten adalah Persyaratan Memperbaiki System Pengapian dan komponennya dimana sistem perbaikan ditentukan berdasarkan spesifikasi pabrik. Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya sesuai dengan Prosedur Operasi Standar dimana dalam pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3 (keselamatan dan kesehatan kerja). Modul OPKR 50-011 B
  • 89. e. Tes Formatif 1. Bagaimana cara mengatur celah dari Busi? 2. Sebutkan langkah-langkah menyetel kontak poin? 3. Jelaskan cara mengetes advance mekanik? 4. Jelaskan langkah menyetel sudut dwell? 5. Jelaskan mengatur waktu pengapian dengan metode statis? f. Kunci Jawaban 1. Cara mengatur celah busi: (a) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi pabrik pembuatnya. (b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah. 2. Cara mengatur celah point adalah: (a) Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari cam lobe. (b) Tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrupskrup penguat. (c) Aturlah kontak-kontaknya. (d) Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge. (e) Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya. (f) Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan kontak point yang telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai. (g) Kencangkan skrup-skrup. Modul OPKR 50-011 B
  • 90. 3. Cara mengetes advancer mekanik Jepit cam dengan jari jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja. Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi. Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki. Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. 0li yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkan bushing pada poros distributomya aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine dan bukan karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati. 4. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell adalah: (a) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine. (b) Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya. (c) Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya. (d) Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya. (e) Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya. 5. Langkah mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis: (a) Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya. (b) Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai. Modul OPKR 50-011 B
  • 91. (c) Kunci kontak di "ON". (d) Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke massa yang sesuai. (e) Pindahkan distributor hidup (f) g. ke arah rotasi sampai lampu dan kencangkan klem. Matikan pengapian dan lepaskan lampu test. Lembar Kerja 1. Alat dan Bahan - Volt meter - Obeng + (Kembang ) dan - (Min) - Kunci Pas - Kunci Ring - Dial gauge - Dwell tester - Timing Light - Feeler gauge - Ware gauge (pengukur celah busi) - Satu unit died Engine 2. Keselamatan kerja - Persiapkan tempat kerja yang bersih - Gunakan pakaian kerja - Simpan alat pada tempat yang aman - Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 3. Langkah Kerja a. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan praktik b. Lakukan pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian Modul OPKR 50-011 B
  • 92. c. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh Guru/Instruktur d. Lakukan sesuai dengan buku manual e. Lakukan diskusi tentang pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian f. Buatlah catatan penting tentang kegiatan praktik secara ringkas dan jelas g. Setelah selesai bereskan kembali alat-alat dan bahan yang telah di gunakan 4. Tugas a. Buatlah laporan praktik secara ringkas clan jelas! b. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh c. Jika belum mengerti pelajari kembali dan tanyakan pada Instruktur Modul OPKR 50-011 B
  • 93. BAB. III EVALUASI A. KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN 1. Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes formatif): a. Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 % s/d 80 %. b. Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 % s/d 90 %. c. Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91 % s/d 100 %. d. Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh). e. Bila belum mencapai nilai tujuh Siswa wajib belajar kembali dan mengulang pada item tersebut. B. PERTANYAAN 1. Jelaskan tujuan system pengapian pada kendaraan? 2. Gambarkan rangkaian system pengapian konvensional? 3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut! a. Coil Pengapian b. Distributor c. Kondensor d. Busi 4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan saat kontak poin terbuka! 5. Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik! 6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik! 7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor. Modul OPKR 50-011 B
  • 94. 8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk menghasilkan sinyal out-put! 9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan! 10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI! 11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto! 12. Jelaskan mengapa system pengapian harus distel sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik! 13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar - Tutup didistributor - Rotor - Busi 14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan menggunakan timing light! 15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor! Kunci Jawaban 1. Tujuan system pengapian pada kendaraan. Jawaban: - Untuk menyediakan percikan bunga api untuk membakar bahan bakar di dalam ruang pembakaran. Modul OPKR 50-011 B
  • 95. - Untuk menyediakan percikan bunga api pada saat yang paling tepat untuk mendapatkan unjuk kerja engine terbaik pada seluruh kondisi engine. 2. Gambar di bawah ini menunjukan komponen sistem pengapian konvensional. Keterangan: 1. Batere 2. Kunci Kontak 3. Coil Pengapian 4. Distributor 5. Kapasitor 6. Kontak poin 7. Busi 8. Kabel Busi Jawaban: Agar secara otomatis merubah saat pengapian sesuai perubahan putaran engine. 3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut! Jawaban: a. Coil Pengapian: Untuk merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi untuk dapat menghasiljan percikan bunga api. b. Distributor: Dudukan Cam dan kontak poin. Dudukan untuk perangkat pemaju pengapian. Mendistribusikan listrik tegangan tinggi pada busi yang tepat (sesuai urut-urutan pengapian). c. Kondensor: Menbantu kolapnya medan magnet dan mencegah terjadinya percikan bunga api pada kontak poin. Modul OPKR 50-011 B
  • 96. d. Busi: Menghasilkan percikan bunga api untuk menyulut/membakar campuran udara/bahan bakar. 4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan terbuka! Jawaban: Arus (istrik mengalir melalui rangkaian primer dan tiiitan primer coil menghasilkan induksi medan magnet di sekeliling lilitan coil (inti coil) Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan magnet kolap. kolapnya medan magnet menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder. 5. Jelaskan mengapa sudut Dwelt yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik! Jawaban: Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan kejenuhan medan magnet coil pengapian dan mengurangi kerusakan kontak poin. 6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik! Jawaban: a. Tidak menggunakan kontak poin b. Tidak memerlukan perawatan kontak poin c. Sudut Dwell ditentukan oleh unit pengapian d. Saat penyalaan lebih tepat e. Percikan bunga api lebih lama dan lebih besar 7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor. Jawaban: Tutup Sudu Rotary Penghimpun Medan Sudu Sakelar Efek Hall Modul OPKR 50-011 B
  • 97. 8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk menghasilakan sinyal out-put! Jawaban: Jika tidak ada sudu yang berada di cefah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan Hall. Jika sudu berada pada celah elemen Hall terlindung dari medan magnet, tidak muncul tegangan Hall. 9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan! Jawaban: Sistem EST menggunakan beberapa sensor untuk memantau kondisi kerja engine. Modul menghitung saat pengapian yang dibutuhkan dan memberikan sinyal ke coil pengapian untuk memberikan pengendalian pengapian. 10.Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI! Jawaban: Transformator meningkatkatkan tegangan sumber 12 volt menjadi 400 volt untuk mengisi kapasitor penyimpan. Pada saat penyalaan therystor dipicu, kapasitor mengosongkan muatannya melalui lilitan primer menghasilkan pembentukan medan magnet yang sangat cepat, yang menyebabkan kenaikan tegangan pada lilitan sekunder yang menghasilkan tegangan tinggi yang diaiirkan ke busi. 11.Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto! Jawaban: Saat flywheel berputar magnet menginduksi tegangan pada liiitan primer, arus mengalir membentuk medan magnet di sekeliling coil pengapian. Saat kontak poin terbuka arus terhenti, medan magnet kolap menginduksi tegangan tinggi pada iilitan sekunder dan menghasilkan tegangan tinggi yang dialirkan ke busi. 12. Jelaskan mengapa system pengapian harus disetel sesuai dengan FO dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik! Jawaban: Untuk menjamin kemampuan kerja sistem Modul OPKR 50-011 B
  • 98. 13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar Jawaban: - Kabel tegangan tinggi Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak - Kabel tegangan rendah a) Terbakar, insulasi retak atau rusak b) inti kawat terurai atau rusak pada terminalnya c) Kekuatan sambungan terminal terhadap dudukannya - Coil Pengapian a) Kebocoran oli b) Insulasi atau retak pecah c) Kerusakan eksternal - Tutup distributor a) Retak, insulasi pecah, clip rusak atau lemah b) Terminal terbakar atau rusak c) Sambungan karbon kendor atau rusak d) Memeriksa korosi pada puncak tutup bagian dalam - Rotor a) Blade kendor atau rusak b) Insulasi retak atau karbon retak c) Klip pengikat patah atau rusak - Busi a) Kerusakan Insulator b) Ekektroda eroded c) Sil rusak d) Ulir rusak e) Insulasi retak 14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat timing light! Jawaban: 1. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja Modul OPKR 50-011 B
  • 99. 2. Matikan engine dan pasang timing light 3. Lepas sambungan selang vacuum 4. Bersihkan tanda timing pada poros pulley 5. Hidupkan engine 6. Arahkan timing light pada tanda timing, Periksa dan stel saat pengapian 7. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat pengapian 15.Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor! Jawaban: 1. Posisikan rotor sehingga balde-nya berada tepat segaris dengan bagian puncak badan disributor 2. Bila rotor bergerak saat busi dikeluarkan, tentukan posisi baru penunjukan rotor 3. Sejajarkan tanda yang terdapat di badan didtributor dan blok engine dan masukkan distributor 4. Mungkin perlu menggerakkan sedikit badan rotor maju atau mundur untuk memungkinkan penggerak distributor terkait 5. Tepatkan posisi klem dan masukkan baut pengikat 6. Kencangkan baut pengikat dengan tangan 7. Sambungkan kabel tegangan rendah ke distributor 8. Pasang kembali tutup distributor dan kabel tegangan tinggi 9. Sambungkan kembali kabel negatip ke batere 10.Stel saat pembakaran sesuai spesifikasi pabrik 11.Kencangkan baut pengikat distributor sesuai spesifikasi pengencangan 12.Pastikan pipa vacuum dihubungkan ke unit advanver setelah saat pengapian di setel. Modul OPKR 50-011 B
  • 100. C. KRITERIA KELULUSAN ASPEK SKOR (0-10) BOBOT NILAI KETERANGAN Sikap 2 Syarat kelulusan, Pengetahuan 4 nilai minimal 70 Keterampilan 4 dengan nilai setiap aspek, minimal 7 Nilai Akhir Kriteria kelulusan: 70 s/d 79 : Memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 80 s/d 89 : Memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s/d 100 : Diatas minimal tanpa bimbingan Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan 1.1. Melepas rangkaian kelistrikan pada ignition coil 1.2. Memeriksa tahanan Memeriksa external ignition coil resistor 1.3. Memeriksa tahanan primary 1.4. Memeriksa nilai tahan secondary coil 1.5. Memeriksa Modul OPKR 50-011 B Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan
  • 101. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan tahanan body Melepas dan Membongkar distributor 2.1.Melepas selang-selang vacuum 2.2.Melepas distributor dari mesin 2.3.Melepas kabel tegangan tinggi - Memeriksa nilai tahanan kabel coil - Memeriksa Nilai tahanan kabel busi No.1 - Memeriksa Nilai tahanan busi No.2 - Memeriksa Nilai tahanan busi No.3 - Memeriksa Modul OPKR 50-011 B Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan
  • 102. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan Nilai tahanan busi No.4 2.4.Melepas tutup distributor - Memeriksa tutup distributor dari keretakan 2.5.Melepas Rotor - Memeriksa Rotor terhadap keretakan 2.6.Melepas Condensor - Memeriksa Condensor 2.7.Melepas Platina - Memeriksa Permukaan platina 2.8.Melepas Vacum Modul OPKR 50-011 B Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan
  • 103. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan advancer - Memeriksa Vacum advancer (utama & tambahan) 2.9.Memeriksa plat dudukan platina - Memeriksa Kerja gerak dari plat dudukan platina 2.10. Memeriksa Kerja sentrifugal advance 3.1.Memeriksa Kondisi busi - Memeriksa keausan Melepas semua busi elektrode busi - Memeriksa keretakan isolator busi Modul OPKR 50-011 B Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan
  • 104. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan 3.2.Membersihkan Endapan karbon pada busi 3.3.Mengukur celah busi 4.1.Memasang busi dengan Memasang busi benar (torsi kekencangan sesuai, tidak miring) Merakit distributor sesuai SOP 5.1.Memasang Plat dudukan platina dengan benar 5.2.Memasang vacum 5.3.Memasang, memeriksa kontak platina dan menyetel celah platina sesuai SOP 5.4.Memasang condensor Modul OPKR 50-011 B Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan
  • 105. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan 5.5.Memasang Distributor ke mesin (sesuai SOP & repair manual) 5.6.Memasang Selang-selang vacum 5.7.Memasang tutup distributor 5.8.Memasang Kabel busi sesuai FO dengan benar 6.1.Memasang Kabel-kabel dengan benar - Positif coil - Negatif coil Memasang rangkaian coil - Kabel external resistor coil 6.2.Memasang Kabel tegangan tinggi dari coil ke distributor Modul OPKR 50-011 B Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan
  • 106. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan 7.1. Membaca, Menyetel dan mengukur sudut dwell & timing Mengukur & menyetel sudut dwell sesuai spesifikasi 7.2.Menyetel Timming pengapian sesuai SOP & repair manual = dwell OK RPM OK timming Modul OPKR 50-011 B Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan
  • 107. BAB. IV PENUTUP Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya, sebaliknya apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus maka, peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini clan tidak di perkenankan untuk melanjutkan ke modul yang selanjutnya. Modul OPKR 50-011 B
  • 108. DAFTAR PUSTAKA - Automotive Mechanics-Fifth Edition-Volume 2-May and Crouse. ISBN: O-07452920-X - Automotive Electricity and Electronics-Gregory's Scientific Publication. ISBN: 0-85566669-2 - Electronics for Motor Mechanics-Stackpoole, Morrison and Gregory. ISBN: 0582-86821-1 - Anonim. 1995 new step 1 iraning manual . Jakarta, PT. Toyota astra motor - Wardan Suyanto (1989) Teori Motor Bensin . Jakarta depdikbud: dirjen Dikti, proyek pengembangan LPTK. Modul OPKR 50-011 B