Praktikum taksonomi tumbuhan tingkat tinggi dilaksanakan di Kebun Raya Bogor untuk mengenali spesies tumbuhan. Beberapa spesies yang dikenali adalah Colocasia esculenta dari famili Araceae yang memiliki umbi yang dapat dimakan dan Amorphophallus titanum atau bunga bangkai yang mengeluarkan aroma tidak sedap untuk menarik lalat.
1. Laporan Kegiatan KKL Tadris Biologi’2010 tahun 2012 Kebun Raya Bogor
Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi
DISUSUN OLEH :
Adi Kurniawan (1011060158)
Alisa Damayanti (1011060145)
Ambar Rokhanah (1011060077)
Anita Sari (1011060158)
Asep Yusup Hamdani (1011060187)
Azhari Bayu Prastowo (1011060139)
Bunga Naria (1011060076)
Deny Yuniarsih (1011060137)
Desy Jumala Sari (1011060069)
Natalia Harianti (1011060042)
Jur/kelas/Smt : T.Biologi/C/V(Lima)
Dosen : Sulistiyani Faozah, SP
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2012
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirabil’alamin, puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat ALLAH
SWT karena hanya rahmatnya,maka LAPORAN KEGIATAN KKL MATA
KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI ini dapat kami
selesaikan tanpa halangan suatu apapun.
Sholawat serta semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam Rasullallah
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat serta pengikut beliau yang Insyah
Allah tetap istiqomah menjalankan sunah-sunah beliau.
Laporan ini kami ajukan untuk memenuhi kelengkapan tugas akhir kegiatan
KKL di Bogor, Yogyakarta, dan Jakarta pada tanggal 20-26 November 2012 yang
lalu. Kami menyadari laporan kami ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dan sangat kami harapkan guna
merevisi ulang kembali.
Dan semoga laporan ini bermanfaat kita semua. Amin Yarabal’alamin.
Bandar Lampung,22 Desember 2012
Kelompok 1
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebun raya bogor adalah salah satu tempat rekreasi yang populer di bogor
yang tepatnya berada di jalan ir. H Juanda memiliki lebih dari 6000 jenis
tumbuhan, yang berada pada lahan sekitar 87 ha, lumayan sekalian olah raga
muter muter atau mengelilingi salah satu obyek wisata yang populer yang
biasanya sering di jadikan salah satu tujuan wisata dalam rangka perpisahan anak
sekolah apalagi pada musim liburan kaya sekarang ini.Banyak pepohonan besar
yang ada disini seperti yang bisa anda lihat disamping,tidak terbayangkan
berapakah umur dari pohon sebesar itu, mungkin para ahli di bidang tumbuhan
bisa menebak berapa umur pohon itu kalo ane kaga ngerti sama sekali. Sedikit
sejarah kebun raya bogor menurut pemerintah bogor, pada awal didirikknya obyek
wisata ini adalah tempat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menjaga
benih-benih pepohonan yang akan diambil kayunya pada masa kerajaan pajajaran
atau prabu siliwangi pada apad ke 15 sampai abad ke 16. Sepanjang sejarahnya
kebun ini memiliki beberapa julukan diantaranya:
- s'Lands Plantentuin
- Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
- Botanical Garden of Buitenzorg
- Botanical Garden of Indonesia
- Kebun Gede
- Kebun Jodoh
Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari monumen Batu Tulis yang
didirikan oleh Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) dari Kerajaan Pajajaran
tahun 1474-15131 dan saat itu dinamakan Samida ( hutan buatan atau taman
buatan ). Tujuan pembuatannya untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan
menjaga dan tempat memelihara benih-benih kayu yang langka. Bila demikian
kenyataannya, maka Raffles dan Van den Bosh hanya merupakan tokoh pemugar
dan penambah koleksi tanaman bagi kebun raya yang telah didirikan sejak akhir
abad ke 14 oleh dinasti Kerajaan Pajajaran.
4. Kebun Botani yang didirikan tanggal 18 Mei 181 7 oleh, Prof. Dr. C. G. L.
Reindwardt yang kemudian dinamakan, s'Lands Plantentuinte Buitenzorg tersebut
lebih dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor, yang ditujukan sebagai tempat
pendidikan guru, koleksi tumbuhan juga dikembangkan menjadi kebun yang lain.
Pada tahun 1822 Reindwardt diganti oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang
melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga
menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis
(species) tanaman.
Saat ini, Kebun Raya Bogor tidak hanya terkenal sebagai kebun botani tropis,
tetapi juga berfungsi sebagai kebun riset tanaman tropis dab kebun rekreasi yang
cukup menyenangkan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum taksonomi tumbuhan tingkat tinggi adalah untuk
mengetahui nama-nama spesies tumbuhan yang terdapat di kebun raya bogor.
5. BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi dilaksanakan pada Hari Rabu
Tanggal 21 November 2012 Pukul 09.00 – 12.00 WIB di Kebun Raya Bogor .
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah alat tulis dan beberapa
spesies tanaman
2.3 Cara kerja
Cara kerja praktikum pengenalan alat ini adalah :
1. Mendengarkan arahan petugas.
2. Mendokumentasikan dan mencatat tanaman apa saja yang terdapat
diKebun Raya Bogor.
3. Menyandra tumbuhan sesuai familinya dengan tepat.
6. BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
1. FAMILI ARACEAE (suku talas-talasan)
a. Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum (Schott) Hubb. & Rehder
(1939)
Klasifikasi :
Regnu : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Alismatales
Family : Araceae
Genus : Colocasia
Species : C. Esculenta (L.) Schott
Nama
Inggris : Taro, old cocoyam, dasheen, eddoe
7. Indonesia : Talas
Jawa : Taleus (sunda), bentul (Jawa), keladi (Melayu)
Deskripsi :
Tumbuhan berupa terna, tegak. Sistem perakaran liar, berserabut, dan dangkal.
Batang yang tesimpan dalam tanah pejal, menyilinder atau membulat, biasanya
coklat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat di atas lampang daun
tempat munculnya umbi baru, tunas atau stolon. Daun memerisai dengan tangkai
panjang dan besar. Perbungaan tongkol dikelilingi oleh seludang dan didukung
oleh gagang yang lebih pendek dari tangkai daun, bunga jantan dan betina kecil,
tempatnya terpisah pada tongkol, bunga betina di bagian pangkal, hijau, bunga
jantan pada bagian atasnya warna putih steril, ujung tongkol dilengkapi dengan
organ steril. Perbuahan seperti kepala yang berisi buah buni yang rapat. Biji
membundar telur.
Distribusi/Penyebaran :
Talas diduga asli dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, dimana
jenis tersebut diduga telah dibudidayakan sebelum padi. Saat ini talas tumbuh di
seluruh India Barat, Afrika Barat dan Utara. Di Asia, jenis tersebut ditanam secara
luas di China Selatan dan Tengah, sedangkan di India tumbuh tidak begitu
meluas. Dibudidayakan di Bogor dan Malang (Jawa) dan di Bali. Talas sudah
dikenal oleh masyarakat pedalaman di Papua. Di Malaysia, talas telah
dimanfaatkan lebih dari 2000 tahun dan sekarang ditemukan diseluruh negara.
Talas tumbuh diseluruh Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan tengah
serta daerah Mindanao dan Bikol.
Habitat :
Talas bertoleransi terhadap sistem pengelolaan dan lingkungan yang berkisaran
luas. Bila tumbuh sebagai tanaman yang akan dipanen, pemanenan terbaik dicapai
bila curah hujan 2000 mm/tahun atau lebih dan curah hujan tersebar secara
merata. Talas juga tumbuh baik di tanah-tanah basah termasuk tanah-tanah sawah
dengan irigasi yang teratur, tanah-tanah beririgasi, dan tanah di paya-paya yang
8. miskin akan drainase.Suhu 25-30°C dan kelembaban yang tinggi akan mendukung
pertumbuhan talas.Talas dapat tumbuh mulai dari pantai sampai ketinggian 1800
m dpl. di Filipina; 1200 m dpl. di Malaysia dan 2700 m dpl. di Papua New
Guinea, walaupun sangat lambat proses pemasakannnya pada ketinggian yang
terakhir. Talas bertoleransi pada naungan dan seringkali tumbuh sebagai tanaman
sela dengan tumbuhan pohon. Beberapa kultivar bertoleransi terhadap salinitas
yang tinggi.Talas tumbuh pada berbagai macam jenis tanah, tetapi pertanian yang
bagus membutuhkan fertilitas yang tinggi. Di Malaysia, jenis tersebut bertoleransi
terhadap pH tanah 4.2-7.5.
Dalam perjalanan pendakian seringkali dijumpai pada lahan subur perlembahan
baik terbuka atau ternaungi tumbuhan hutan.
Perbanyakan :
Talas diperbanyak secara vegetatif; sedangkan untuk keperluan penangkaran, talas
dapat diperbanyak dari bijinya. Umbi utama, potongan umbi maupun anakan umbi
dapat ditanam, tetapi tunas dan ujung umbi biasanya lebih baik. Stolon lebih
disukai di beberapa tempat di Malaysia. Penanaman dengan umbi harus diambil
dari tanaman yang sehat, dihindari tanaman yang berakar atau umbi berakar dan
yang terjangkit gejala virus mosaik dasheen. Di Asia Tenggara, talas terutama
ditanam oleh petani kecil, dapat berupa pertanian tunggal atau pertanian sela yang
dicampur dengan pertanian lainnya. Di Malaysia, talas ditanam diantara tanaman
kelapa, kelapa sawit dan pohon buah-buahan; sedangkan di Filipina diantara kopi,
coklat, kelapa dan pohon buah-buahan. Talas dapat tumbuh pada kisaran
kerapatan 4000-49 000 tanaman/ha. Di Asia Tenggara, kisaran kerapatannya
6000-36 000 untuk daerah-daerah bercurah hujan dan 27 000-40 000 pada tanah-
tanah basah. Jarak penanaman berkisar pada 30-100 cm x (30-)60-150 cm. Jarak
yang lebar dibutuhkan jika fertilitas tanah rendah;sedangkan jarak yang dekat
membantu pengontrolan gulma dan erosi.
Manfaat Tumbuhan
9. Umbi talas, dan helaian daun dan tangkai daun bila dimasak lebih dulu dapat
dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi
untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Di beberapa daerah
Indonesia dimana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai
dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang,
dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Saat ini talas merupakan makanan
pokok di banyak pulau di Pacific termasuk Papua Niugini, yang berpengaruh
secara ekonomi pada permainan tradisional dan upacara-upacara. Pada umumnya,
talas di Asia Tenggara dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan
dalam festival-festival keagamaan, sebagai obat-obatan masyarakat dan sebagai
makanan ternak terutama babi. Di Jawa, permen dapat dibuat dari talas yang
beraroma semerbak dicampur dengan kelapa dan gula; sedangkan potongan talas
berukuran kecil yang digoreng sangat terkenal sebagai makanan ringan. Daun
digunakan untuk membungkus`buntil` (ikan teri yang digarami dicampur dengan
bumbu, kelapa parut dan sayuran, dibungkus dan dikukus dalam daun talas),
tangkai daun juga dapat dimasak. Di Malaysia, talas dimasak dengan cara yang
sama dan juga berperanan dalam festival-festival keagamaan. Daun dapat dimasak
dan dimakan sebagai selada dengan saus pedas; sedangkan tangkai daun dikukus
dengan santan, daging dan udang. Awalnya talas di Filipina digunakan pada
waktu pati dan sayuran hijau mengalami penurunan pasokan. Umbi dapat
dimakan dengan cara dikukus dan digoreng lebih dulu atau dibuat menjadi
permen. Di Hawaii dan beberapa bagian Polynesia, umbi dikukus dan ditumbuk
untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan
poding. Poding dapat dibuat dari talas yang diparut dan dicampur kelapa.
A.) BUNGA BANGKAI( Amorphophallus titanum )
10. Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Family : Araceae
Genus : Amporphophallus
Species : Amorphophallus titanum
Suweg adalah tanaman anggota marga Amorphophallus yang dekat
dengan Amorphophallus titanum atau bunga bangkai. Ini pengalaman pertama
kali saya bertemu dengan tanaman suweg ini, tanaman ini sangat unik menurut
saya pribadi soalnya banyak lalatnya. Bunga tanaman ini mengeluarkan aroma
tidak sedap dan dapat mengusik ketenangan orang, biasanya pada waktu malam
hari ini menurut pengalaman pribadi saya sewaktu di Kulon Progo, Jogjakarta.
Morfologi
Suweg merupakan tumbuhan herba dan menahun, batangnya berbentuk
tegak, lunak, halus berwarna hijau atau hitam belang-belang putih. Batang tunggal
memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi
tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil berwarna cokelat
kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan suweg. Tinggi tanaman dapat
mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah.
Penyebaran
11. Suweg awalnya ditemukan di daerah tropis dari Afrika sampai ke pulau-
pulau Pasifik, kemudian menyebar ke daerah beriklim sedang seperti Cina dan
Jepang. Jenis A. muelleri Blume, awalnya ditemukan di Kepulauan Andaman
India, menyebar ke arah timur melalui Myanmar masuk ke Thailand dan ke
Indonesia. Tanaman ini tumbuh dimana saja seperti di pinggir hutan jati, di bawah
rumpun bambu, di tepi-tepi sungai, di semak belukar dan di tempat-tempat di
bawah naungan yang beranekaragam. Untuk mencapai produksi umbi yang tinggi
diperlukan naungan 50-60% Tanaman ini tumbuh dari dataran rendah sampai
1000 m di atas permukaan laut, dengan suhu antara 25-35C, sedangkan curah
hujannya antara 300-500 mm per bulan selama periode pertumbuhan. Pada suhu
di atas 35o C daun tanaman akan terbakar, sedangkan pada suhu rendah
menyebabkan suweg mengalami dormansi. Tumbuhnya bersifat tersebar di hutan-
hutan atau di pekarangan-pekarangan, dan belum banyak dibudidayakan. Suweg
dapat tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan yaitu pada kondisi liat berpasir,
strukturnya gembur, dan kaya unsur hara, di samping itu juga memiliki pengairan
baik, kandungan humus yang tinggi, dan memiliki pH tanah 6 – 7,5. Tanaman
obat ini mudah ditemukan di pulau Jawa dengan habitat semak-semak yang
tumbuh dalam siklus tahunan dan dapat tumbuh hingga mencapai satu meter.
Manfaat
Manfaat suweg sangat banyak sekali terutama untuk industri dan
kesehatan, karena kandungan zat glucomanan yang ada di dalamnya. Suweg
merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk
dikembangkan di Indonesia. Selain mudah didapatkan, tanaman ini juga mampu
menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen tinggi. Umbinya besar mencapai 5
kg, cita rasanya netral sehingga mudah dipadu padankan dengan beragam bahan
sebagai bahan baku kue tradisional dan modern. Sayangnya umbi ini semakin
tidak diminati dan bahkan mulai langka. Padahal suweg sangat potensial sebagai
bahan pangan sumber karbohidrat. Suweg dapat digunakan sebagai bahan lem,
agar-agar, mi, tahu, kosmetik dan roti. Tepung suweg dapat dipakai sebagai
pangan fungsional yang bermanfaat untuk menekan peningkatkan kadar glukosa
darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah yaitu makanan yang
12. memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat
fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik. Suweg sebagai serat pangan
dalam jumlah tinggi akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya
berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular,
kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan kencing manis. Di Filipina umbi
suweg sering ditepungkan mengganti kedudukan terigu dan biasanya
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan roti. Di Jepang, umbi-umbian
sekerabat suweg telah banyak dimanfaatkan untuk bahan pangan, misalnya bahan
pembuatan mie instan.
Kandungan gizi
Adapun kandungan gizi dari 100 gram suweg adalah :
69 Kalori
Protein 1,0 gr
Lemak 0,1 gr
Karbohidrat 15,7 gr
Kalsium 62 mg
Fosfor 41 mg
Besi 4,2 mg
Vitamin B1 0,07 mg
Air 82 gr
Bagian yang dapat Dimakan 86 %
Budidaya suweg
Tunas yang terdapat di sekeliling buah suweg harus dipilih untuk ditanam.
Setelah tunas terpilih, tanam tunas tersebut dalam lubang ± 15 cm. Suweg bisa
tumbuh baik di tempat tempat yang lembab dan terlindung dari sinar matahari.
Tanaman ini membutuhkan suhu rata-rata harian 25 – 35 ° C. Curah hujan rata-
rata tahunan yang dibutuhkan antara 100 mm-1500 mm. Untuk hasil yang baik,
tanaman suweg menghendaki tanah yang subur serta tidak becek , selain itu
derajat keasaman tanah yang ideal adalah antara PH 6 – 7 serta pada kondisi jenis
13. tanah apa saja. Naungan yang ideal untuk tanaman suweg adalah jenis Jati,
Mahoni Sono, dan lain-lain yang dapat menaungi serta terhindar dari kebakaran.
Tingkat kerapatan naungan minimal 40% sehingga semakin rapat semakin baik,
sedangkan untuk masa panen dapat dilakukan setelah berumur 3 tahun (3 kali
pertumbuhan).
b. FAMILI FABACEAE (suku polong-polongan)
Angsana Kembang (Pterocarpus indicus Willd.)
14. Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Famili : Fabaceae/ Leguminosae/ Leguminoceae
Genus : Pterocarpus
Spesies : Pterocarpus indicus Willd.
Uraian :
Pohon, tinggi 10-40 m. Ujung ranting berambut. Daun penumpu bentuk lanset,
panjang 1-2 cm. Daun berseling. Anak daun 5-13, bulat telur memanjang,
meruncing, tumpul, mengkilat sekali, 4-10 kali 2,5-5 cm; anak tangkai lk 0,5-1,5
cm. Tandan bunga di ujung dan duduk di ketiak, sedikit atau tidak bercabang,
berambut coklat, berbunga banyak, panjang 7-11 cm; anak tangkai 0,5-1,5 cm;
bunga sangat harum. Kelopak bentuk lonceng sampai bentuk tabung, bergigi 5,
tinggi lk 7 mm. Mahkota kuning oranye. Daun mahkota berkuku; bidang bendera
bentuk Iingkaran atau bulat telur terbalik, berlipat kuat, melengkung kembali,
garis tengah lebih kurang 1 cm; lunas lebih pendek daripada sayap, pucat. Bakal
buah berambut lebat, bertangkai pendek, bakal biji 2-6. Polongan bertangkai di
atas sisa kelopak, hampir bulat lingkaran, dengan paruh di samping, pipih sekali,
sekitarnya bersayap, tidak membuka, garis tengah lk 5 cm, pada sisi yarig Iebar
dengan ibu tulang daun yang tebal. Biji kebanyakan 1. Kerapkali ditanam; 1-800
m. Catatan: Kayunya mempunyai warna dan kwalitas yang baik sekali;
dipergunakan sebagai bahan bangunan dan kayu meubel. Di Maluku pohon ini
menghasilkan „kayu akar" (wortelhout) yang bagus. Kulitnya dipakai sebagai
obat; dalam keadaan hidup pohon tersebut rnengandung cairan yang merah darah.
Bagian yang digunakan Kulit kayu, getah (resin) dan daun muda.
15. Nama Lokal :
Nama daerah Asan, Athan (Aceh); Sena (Gayo); Sena, Hasona, Sona
(Batak); Kayu merah (Timor); Asana, Sana kapur, Sana kembang (Minangkabau),
Sana kembang (Madura); Kenaha (Solor); Aha, Naga, Aga, Naakir (Sulawesi
Utara); Tonala (Gorontalo); Candana (Bugis); Na, Nar, (Roti); Lana (Buru). Nama
Asing:Nama Simplisia: Pterocarpi Cortex; Kulit kayu Angsana.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat Adstringen dan diuretik. Penelitian Hayati, 1990. Jurusan Farmasi,
FMIPA USU. Telah melakukan penelitian pengaruh infus daun Angsana terhadap
penurunan kadar gula darah kelinci dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil
penelitian tersebut, ternyata infus daun Angsana 5 ml, 10% dan 20°Io secara oral
menurunkan kadar gula darah kelinci. Pengaruh infus 10% tidak ada beda dengan
50 mg/kg bb tolbutamid, sedangkan penurunan oleh infus 20% lebih besar
daripada pengaruh oleh tolbutalmid.
c. FAMILI SAPINDACEAE (suku rambutan-rambutanan)
A.) Matoa (Pometia pinnata)
Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
16. Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famili :Sapindaceae
Genus : Pometia
pesies : Pometa pinnata
Deskripsi
Matoa (Pometia pinnata) merupakan tanaman hutan. Penyebaran asli
terdapat di Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Saat ini pohonnya sudah
banyak ditanam diseluruh wilayah Indonesia.Pohon matoa tumbuh besar setinggi
5 – 15 meter. Tajuk berdaun rindang. Bunganya tumbuh pada ujung ranting
dengan jumlah sekitar 10 – 30 butir per tandan.
Buah matoa berbentuk lonjong. Ketika masih muda berwarna hijau
mengkilap, yang sudah masak cokelat kemerahan. Daging buah putih bening,
rasanya seperti lengkeng. Biji berwarna kemerahan.
Tipe buah matoa dikenal ada dua macam, yaitu matoa pepeda dan matoa
kelapa. Tekstur daging buah matoa kelapa. Tekstur daging buah matoa kelapa
kenyal, sedikit kering , biji mudah lepas dari daging buah. Tekstur daging buah
matoa pepeda lembek, berair, dan agak sukar dilepas dari bijinya.
B.) Salak(Salacca zalacca)
17. Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famili :Sapindaceae
Genus : Salacca
pesies : Salacca zalacca
Deskripsi:
Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Ia dikenal
juga sebagai sala (Min., Mak., Bug., [1] dan Thai). Dalam bahasa
Inggrisdisebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya adalah Salacca
zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisikular.
Palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, berduri banyak,
melata dan beranak banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat. Batang
menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, sering bercabang,
diameter 10-15 cm.
Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak
daun berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman.
Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x 85
cm, sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin.
Kebanyakan berumah dua (dioesis), karangan bunga terletak dalam
tongkol majemuk yang muncul di ketiak daun, bertangkai, mula-mula tertutup
oleh seludang, yang belakangan mengering dan mengurai menjadi serupa serabut.
Tongkol bunga jantan 50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir silindris yang
masing-masing panjangnya antara 7-15 cm, dengan banyak bunga kemerahan
18. terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat. Tongkol bunga betina 20-30 cm,
bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm.
Buah tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik,
runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya, panjang 2,5-10 cm, terbungkus
oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang
tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung
masing-masing sisik. Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning
krem sampai keputihan; berasa manis, masam, atau sepat. Biji 1-3 butir, coklat
hingga kehitaman, keras, 2-3 cm panjangnya.
Manfaat tumbuhan
Salak terutama ditanam untuk dimanfaatkan buahnya, yang populer
sebagai buah meja. Selain dimakan segar, salak juga biasa dibuat manisan, asinan,
dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik salak. Salak yang muda digunakan
untuk bahan rujak. Umbut salak pun dapat dimakan.
Helai-helai anak daun dan kulit tangkai daunnya dapat digunakan sebagai
bahan anyaman, meski tentunya sesudah duri-durinya dihilangkan lebih
dahulu.Karena duri-durinya hampir tak tertembus, rumpun salak kerap ditanam
sebagai pagar. Demikian pula, potongan-potongan tangkai daunnya yang telah
mengering pun kerap digunakan untuk mempersenjatai pagar, atau untuk
melindungi pohon yang tengah berbuah dari pencuri.
Untuk pengobatan seperti untuk menghentikan diare, jadi bila kebanyakan makan
salak akan menyebabkan kesulitan membuang air besar dalam kadar menengah.
kadang kulit salak juga di gunakan dalam traditional china medicine/jamu sebagai
bahan obat.
Penyebaran
Salak ditemukan tumbuh liar di alam di Jawa bagian barat daya
dan Sumatra bagian selatan. Akan tetapi asal-usul salak yang pasti belum
diketahui. Salak dibudidayakan di Thailand, Malaysia dan Indonesia, ke timur
sampai Maluku. Salak juga telah diintroduksi ke Filipina, Papua
Nugini, Queensland dan juga Fiji.
19. Sebagian ahli menganggap salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara
berasal dari jenis yang berbeda, yakni S. sumatrana Becc.. S. zalacca sendiri
dibedakan lagi atas dua varietas botani, yakni var. zalacca dari Jawa dan var.
Amboinensis(Becc).Mogea dari bali dan Ambon.
Berdasarkan kultivarnya, di Indonesia orang mengenal antara 20 sampai
30 jenis di bawah spesies. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah
salak Sidimpuan dari Sumatera Utara, salak condet dari Jakarta, salak pondoh
dari Yogyakarta dan salak Bali. Salak condet merupakan flora propinsi DKI
Jakarta.
d. FAMILI PANDANACEAE (suku pandan-pandanan)
Pandan laut (Pandanus tectorius )
Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
20. pesies : Pandanus tectorius
Deskripsi:
Pandan Laut beradaptasi dengan baik di daerah pesisir dengan cahaya matahari
penuh. Pohonnya besar dan dapat mencapai 15 meter. Pada ketinggian empat
meter, batangnya tumbuh tunggal, setelah itu tumbuh cabang-cabang.
Panjang daun biasanya 4-8meter. Secara keseluruhan pohon ini
membentuk sebuah canopi. Keunikannya bunga pada jenis pandan ini bisa
dibedakan jenis jantan dan betinanya.
Bunga jantan bentuknya kecil, wangi dan hanya hidup satu hari sedangkan
bunga betinanya menyerupai nanas. Buah Pandan Laut berbentuk agak bulat dan
memiliki kulit berserat luar seperti duri. Buah ini dapat bertahan selama berbulan-
bulan.
disepanjang bibir pantai laut selatan diantaranya pantai nampu, pantai sembukan
dan lainya kita selalu melihat adanya pohon pohon yang dinamakan pandan laut.
Manfaat tumbuhan:
Di Srilanka, daun Padan Laut digunakan untuk membumbui masakan kari.
Di Polinesia daunnya dipakai untuk membuat kerajinan anyam seperti tikar atau
keranjang.
Sebagai tanaman obat, Pandan Laut dipergunakan untuk mengobati
penyakit kelenjar (infeksi TB). Bagian akar dapat dibuat jus untuk mengobati
peradangan kulit. Bunga jantan pada tanaman ini dapat dicampur dengan akarnya,
dan digunakan untuk obat pencahar/pencuci perut. Penduduk Fiji membuat teh
dari daun Pandan Laut antara lain sebagai obat diare.
Pandan yang mungkin dari jenis Pandanus tectorius ini, memiliki
penampilan yang menerik, tinggi, dengan tajuk yang cantik untuk penghias
pekarangan (biasanya sih hotel-hotel yang punya sea view, gitu!), dan kalau
berbuah, wah buahnya kelihatan menarik sekali. Kalau buah ini masak, yang
merah meranum... tapi sejauh ini belum pernah terdengar ada orang awak
penghuni pesisir yang makan buahnya. Daunnya, ya paling-paling untuk
keperluan atap-atapan rumah, dinding-dinding gubuk, atau dianyam jadi tikar dan
bakul. Tapi itu tempo doloe, sekarang kan semua kebutuhan itu tersedia bahan
21. sitentisnya. Kasihan, kan, si pandan ini. Tapi sebagai harta kekayaan bangsa ini,
jelas pandan ini harus dilestarikan. karena pasti ada saja manfaatnya, paling tidak
secara ekologi.
Memang masyarakat sekitar belum memanfaatkan potensi tanaman ini
sehingga bisa mendapatkan nilai jual yang tinggi. walaupun di daerah lain pandan
ini dsulap menjadi produk olahan tangan yang bernilai tinggi. pandan di kawasan
ini hanyalah sebagai hiasan atau pun peneduh wisatawan yang berkunjung.
e. FAMILI ARECACE
Palem Raja (Roystonea regia)
Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
22. Genus : Roystone
Spesies : Roystonea regia
Nama Daerah : Palem raja
Nama Ilmiah : Roystonea regia
Deskripsi Tumbuhan :
Palem raja termasuk suku Arecaceae (palem-paleman), merupakan
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) yaitu biji buahnya terbungkus danging.
A. Habitat
Palem raja (Roystonea regia) banyak di temukan di pulau Jawa. Palem raja
bisa ditemukan di berbagai tempat sampai dan bahkan mampu tumbuh pada
ketinggian 1.400 m di atas permukaan laut.
B. Habitus
Palem raja (Roystonea regia) merupakan tumbuhan pohon atau panjatan.
Palem raja adalah tumbuhan yang tak bercabang dan tumb.uh tegak ke
atas.Tumbuhan ini bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 20 m.
C. Morfologi Secara Umum
1. Daun (folium)
Daun palem raja termasuk daun yang sempurna karena telah memiliki
pelepah. tangkai dan helain daun. Daunnya juga termasuk majemuk karena
mempunyai anak-anak daun.
a. Bangun Daun (circumscriotion)
Palem raja (Roystone regia) mempunyai baungun daun yang memanjang.
Sedangkan anak daunnya memiliki bangun daun yang memanjang seprti pedang.
b. Ujung Daun (Apek folii)
Paelm raja (Roystone regia) mmiliki ujung daun yang runcing.
c. Pangkal Daun
Pangkal daun palem raja (Roystone regia) berbentuk bundar.
d. Susunan Tulang Daun (Nervetio atau venation)
23. Susunan tulang daun dari palem raja ini berbentuk menyirip Yaitu, satu ibu tulang
daun membujur pada tengah daun, dari pangkal sampai ke ujung daun, Sedangkan
anak daunnya bertulang daun sejajar karena mempunyai bangun daun pedang.
e. Tepi Daun (Margo folii)
Palem raja (Roystone regia) memiliki tepi daun yang rata.
f. Daging Daun (Intervinium)
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Warna
Palem raja (Roystone regia) memiliki daging daun berwarna hijau tua.
Permukaan Daun
Permukaan daun palem raja jika di pegang terasa licin baik permukaan atas bawah
dan daging daunnya keras seperti kertas. Serta bagian atas lebih memiliki hijau
yang lebih tua dari pada bagian bawahnya.
2. Akar
Akar palem raja berupa akar serabut. Radikula pada bibit terus tumbuh
memanjang kea rah bawah selama 6 bulan terus menerus dan panjang akar
mencapai 15 cm. Akar primer terus berkembang. Susunan akar terdiri dari
serabut primer yang tumbuh vertical ke dalam tanah dan horizontal ke samping.
Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah.
Akhirnya cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu
seterusnya. Kedalaman perakaran palem raja bisa mencapai 8 meter dan 16 meter
kea rah horizontal. Akar palem raja tidak berbuku ujungnya runcing dan berwarna
putih atau keabu-abuan.
3. Batang
Batang berbentuk bulat besar. Batang (biasanya tidak bercabang) dengan
daun di ujung batang seperti mahkota, batang bisa tinggi mencapai 30 m. Batang
ini juga mempunyai permukaan halus dan kadang terdapat bekas pelepah daun
yang gugur. Batangnya beruas-ruas dan tidak memiliki kambium sejati. Bila diiris
melintang, batangnya memperlihatkan saluran pembuluh yang menyebar di
bagian dalamnya. Luka batang ini cenderung tidak tertutup kembali, justru malah
membesar atau malah membusuk.
4. Bunga
24. Bunga dalam perbungaan panikula atau spadiks yang diliputi oleh spata
yang bisa mengayu. Setiap bunga uniseksual atau biseksual, (tumbuhan berumah
satu), aktinomorf atau sedikit zigomorf, trimer, sepal 3 lepas atau menyatu,
valvatus, pada bunga betina, jarang berupa tepal 2+2, atau perinthium tereduksi
atau tidak ada, stamen umumnya 6 dalam 2 lingkaran.
Bentuk bunga jantan jantan dan bunga betina dapat dibedakan ketika masih
seludang. Bentuk bunga jantan lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak
meruncing dengan garis tengah lebih kecil sedangkan bentuk bunga betina agak
bulat dengan ujung kelopak agak rata serta garis tengah bunga agak tebal.
5. Buah
Buah berbentuk bulat bulat. Buahnya biasanya memiliki kulit luar yang
relatif tebal, yang menutupi bagian dalam (mesokarpium) yang berair atau
berserat. Buah terbentuk setelah penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang
diperlukan dari penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 5-6 bulan. Secara
anatomi, buah palem raja terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian yang pertama
adalah perikaprium yang terdiri dari epikaprium dan mesokaprium, sedangkan
yang kedua adalah biji yang terdiri dari endokaprium, endosperm, dan lembaga
atau embrio. Epikaprium adalah kulit buah yang kerak dan licin, sedangkan
mesokarpium yaitu daging buah yang berserabut mengandung minyak dengan
rendemen paling tinggi, Sedangkan lembaga merupakan bakal tanaman.
6. Biji
Biji dilindungi oleh lapisan buah bagian dalam (endokarpium) yang keras
dan berkayu. Serat buah dikenal juga sebagai sabut. Di dalam batok terdapat biji
yang ketika buah masih muda relatif cair dan berangsur-angsur membentuk
endapan yang semakin lama mengeras. Endapan ini biasanya mengandung banyak
lemak dan protein. Beberapa jenis masih menyisakan cairan di dalamnya.
D. Manfaat Palem Raja
Palem raja mempunyai beberapa manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai tanam hias taman. Sering kita lihat di taman-taman kota.
2. Sebagai penghias pekarangan rumah
3. Sebagai kayu bakar (pelepah) di daerah pedesaan
4. Sebagai pohon penyejuk udara
25. 5. Sebagai pekakas bangun
Berbagai jenis palem termasuk jenis serbaguna. Dari kegunaan, jenis-jenis
palem dalat dikelompokkan sebagia berikut :
1. Sumber karbohidrat, baik dalam bentuk pati maupun gula contoh aren
2. Sumber minyak. Sudah sejak lama masyarakat Indonesia memanfaatkan
kelapa untuk minyak goring
3. Sumber bahan anyaman. rotan merupakan bahan anyaman yang berkulit tinggi.
Beberapa jenis palem juga menghasilkan daun yang dapat dianyam.
4. Sumber bahan bangunan. Ada jenis-jenis palem yang mempunyai batang yang
kuat untuk pengganti kayu.
5. Sumber bahan penyegar. Ada tempat-tempat di Indonesia yang
masyarakatnya masih menyirih
6. Sebagai tanaman hias. Banyakjenis palem yang sudah dimanfaatkan untuk
tanaman hias jalan.
26. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan tentang Herbarium Tumbuhan di LIPI
, Bogor adalah :
Pengertian herbarium basah dan kering
Fungsi herbarium
Manfaat herbarium
Cara membuat herbarium
Kelemahan dan kelebihan herbarium
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari laporan herbarium tumbuhan ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana proses dan hasil akhir pembuatan hebarium
dan mengetahui manfaatnya.
27. BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Herbarium
Herbarium berasal dari kata “ hortus dan botanicus”, artinya kebun botani
yang di keringkan,biasanya disusun berdasarkan system klasifikasi. Istilah
herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material
tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga spesimen herbarium). Herbarium
juga bisa berarti tempat dimana material-material tumbuhan yang telah diawetkan
disimpan. Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah
dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi
dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi,
morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat
waktu dan nama pengkoleksi.
Herbarium juga merupakan salah satu sumber pembelajaran yang penting
dalam ilmu biologi tumbuhan. Herbarium merupakan koleksi kering yang dibuat
berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dan memiliki criteria criteria tersendiri.
Secara umum ada dua jenis herbarium,yaitu herbarium basah dan herbarium
kering. Herbarium yang baik slalu di sertai identitas pengumpul ( nama
pengumpul atau kolektor dan nomor koleksi).
a. herbarium kering b. herbarium basah
28. Gb. Herbarium basah Musa paradisiaca
Kingdom :Plantae
Divisi :Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas : Monocotyledonea)
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae (suku pisang-pisangan)
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
Deskripsi :
Pisang merupakan tumbuhan terna raksasa, batang merupakan batang semu,
permukaan batang terihat bekas pelepah daun. tumbuhan ini tidak bercabang,
batangnya basah dan tidak mengandung lignin. pelepah daun pada tumbuhan ini
menyelubungi batang.
29. Gambar: Bagian-bagian pada Musa paradisiaca
Daun pisang memiliki bentuk daun yang memanjang, yaitu bentuk memanjang
namun juga agak lebar dibanding dengan bentuk lanset yaitu dengan
perbandingan panjang dan lebarnya adalah 21/2-3 : 1. Pada pohon pisang untuk
ujung daunnya biasanya berbentuk rompang. Daging daunnya tipis seperti kertas
dengan pertulangan daun menyirip serta permukaan atas dan bawah daun yang
licin berlapis lilin. daun pada tumbuhan ini merupakan daun lengkap, karena
memiliki pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Tangkai daun bila
dipotong melintang bentuknya seperti bulan sabit.
Manfaat Musa paradisiaca :
Buah merupakan hasil utama pisang, yang dapat dimakan langsung atau dimasak
terlebih dahulu sebelum dimakan. Seringkali pisang juga diproses untuk tepung,
keripik, bir, cuka. Bunga jantan beberapa kultivar sering digunakan sebagai
sayuran. Daunnya sering dipakai sebagai pembungkus makanan. Serat yang
diperoleh dari pelepah daun digunakan untuk membuat baju, sandal, tas. Bagian
tanaman seperti daun dan buahnya seringkali dipakai dalam upacara tradisional
misalnya dalam perkawinan, membuat bangunan baru. Daunnya yang muda dan
30. masih menggulung dipergunakan untuk obat dalam mengobati sakit dada. Cairan
yang dihasilkan dari potongan batangnya digunakan untuk mengobati infeksi
saluran kencing, disentri dan diare, selain itu juga digunakan untuk mengobati
kebotakan karena gugurnya rambut. Bila dalam bentuk bubuk, digunakan juga
untuk mengobati anemia dan kekurangan gizi. Buahnya yang belum masak
digunakan untuk makanan orang yang menderita haemoptisi dan diabetes. Tepung
yand dibuat dari pisang digunakan untuk mengobati dispepsia.
Gb. Herbarium basah suku nanas-nanasan (Bromeliaceae)
Klasifikasi dan Morfologi
Dalam klasifikasi atau sistematika tumbuhan (taksonomi), nanas termasuk dalam
famili bromiliaceae. Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas
liar yang biasa dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl)
Schultes,A. Fritzmuelleri, A. Adapun secara lengkap, klasifikasi tanaman Nanas
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L) Merr.
31. Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan (perennial).
Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, batang, bunga, buah dan tunas-
tunas. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping, dengan
sistem perakaran yang terbatas Akar-akar melekat pada pangkal batang dan
termasuk berakar serabut (monocotyledonae). Kedalaman perakaran pada media
tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di tanah biasa jarang
mencapai kedalaman 30 cm .
Batang tanaman nanas berukuran cukup panjang 20-25 cm atau lebih, tebal
dengan diameter 2,0 -3,5 cm, beruas-ruas (buku-buku) pendek. Batang sebagai
tempat melekat akar, daun bunga, tunas dan buah, sehingga secara visual batang
tersebut tidak nampak karena disekelilingnya tertutup oleh daun. Tangkai bunga
atau buah merupakan perpanjangan batang .
Daun nanas panjang, liat dan tidak mempunyai tulang daun utama. Pada daunnya
ada yang tumbuh dari duri tajam dan ada yang tidak berduri. Tetapi ada pula yang
durinya hanya ada di ujung daun. Duri nanas tersusun rapi menuju ke satu arah
menghadap ujung daun .
Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau
lebih, permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua atau
merah tua bergaris atau coklat kemerah-merahan. Sedangkan permukaan daun
bagian bawah berwarna keputih-putihan atau keperak-perakan. Jumlah daun tiap
batang tanaman sangat bervariasi antara 70-80 helai yang tata letaknya seperti
spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai ke atas arah kanan dan
kiri .
Nanas mempunyai rangkaian bunga majemuk pada ujung batangnya. Bunga
bersifat hermaprodit dan berjumlah antara 100-200, masing-masing berkedudukan
di ketiak daun pelindung. Jumlah bunga membuka setiap hari, berjumlah sekitar
5-10 kuntum. Pertumbuhan bunga dimulai dari bagian dasar menuju bagian atas
memakan waktu 10-20 hari. Waktu dari menanam sampai terbentuk bunga sekitar
6-16 bulan.
Pada umumnya pada sebuah tanaman atau sebuah tangkai buah hanya tumbuh
satu buah saja. Akan tetapi, karena pengaruh lingkungan dapat pula membentuk
lebih dari satu buah pada satu tangkai yang disebut multiple fruit ( buah ganda).
32. Pada ujung buah biasanya tumbuh tunas mahkota tunggal, tetapi ada pula tunas
yang tumbuh lebih dari satu yang biasa disebut multiple crown (mahkota ganda).
Eksplorasi terhadap tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu kegiatan
yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya
tentang SDH. Hasil eksplorasi sering dilengkapi dengan pengambilan spesimen
dan pencandraan terhadap ciri-ciri yang ada pada-nya dan kemudian dilakukan
pengawetan maupun pengkoleksian. Spesimen dan data yang telah diperoleh
kemudian dikumpul-kan dan diolah sebagai herbarium untuk dijadikan sumber
informasi dalam pengelolaan SDH.
Koleksi herbarium merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya bagi
para ahli taksonomi. Seringkali koleksi-koleksi herbarium disimpan dalam
gedung-gedung yang megah dilengkapi dengan peralatan kompleks dan dikelola
para pakar taksonomi beserta tenaga administrasi dan teknisi. Indonesia memiliki
gedung herbarium Bogoriense yang berada di kompleks Cibinong Science Center
LIPI. Gedung herbarium ini merupakan herbarium terlengkap dan tertua di Asia
Tenggara, serta nomor tiga terbesar di seluruh dunia.
Awetan specimen baik dalam herbarium kering maupun basah disimpan
dan ditata dalam ruang-ruang yang tersedia menurut masing-masing takson yang
diklasifikasikan oleh para ahli didalamnya. Semakin banyak jumlah koleksi
herbarium menuntut semakin banyak pula ruang-ruang dan tem-pat penyimpanan.
Data-data dan informasi yang ada pada herbarium sering dirujuk
sebagai refference untuk penelitian-penelitian. Mulai dari pengidentifikasian
tumbuhan hasil studi lapangan maupun pengambilan sampel dari spesimen untuk
penelitian lanjutan. Kegiatan ini sering memakan waktu dan tenaga yang cukup
banyak ketika harus mencari spesimen yang dimaksud diantara “tumpukan”
ribuan bahkan jutaan koleksi herbarium yang ada. Tidak jarang pula terjadi
kerusakan pada koleksi jika akses secara manual ini dilakukan tidak dengan hati-
hati. Ketidak-puasan sering juga dialami para peneliti yang mencari informasi jika
ternyata data dan informasi pada herbarium tidak sesuai dengan harapannya.
33. Beberapa negara maju telah mengembangkan teknologi informasi bio-
diversitas berupa herbarium virtual untuk mengatasi berbagai kelemahan dan
kerugian dari pengaksesan data herbarium. Program ini tidak terlepas dari
komputer dan akses internet untuk pengaplikasiannya. Data-data yang ada pada
koleksi herbarium fisik dipindah kedalam suatu data-base dalam bentuk
digital. Kemudian dilakukan pengolahan data untuk di-gambarkan dalam
herbarium virtual. Penggambaran data ini meliputi nama tumbuhan atau spesimen,
gambar tumbuhan, peralatan untuk identifikasi, ciri dan diskripsi tumbuhan,
informasi taksonomis dan ekologis dari tumbuhan, serta distribusi tumbuhan di-
mana spesimen tersebut dapat ditemu-kan.
Herbarium virtual memungkin-kan pengerjaan dalam herbarium lebih
efisien, pengaksesan data dapat dilakukan dari tempat manapun melalui akses
internet tanpa harus datang ke tempat koleksi herbarium fisik se-hingga akses
menjadi lebih luas dan le-bih cepat, menghemat waktu dan ener-gi, dan herbarium
fisik lebih terjaga serta terhindar dari kerusakan.
B. Fungsi Herbarium
Material herbarium sangat penting artinya sebagai koleksi untuk
kepentingan penelitian dan identifikasi,hal ini dimungkinkan karena
pendokumentasian tanaman dengan cara di awetkan dapat bertahan lebih
lama,fungsi herbarium yaitu :
· bahan peraga pelajaran botani
. bahan penelitian
· alat pembantu identifikasi tanaman
· bukti keanekaragaman
· specimen acuan untuk publikasi spesies baru
· sebagai pusat referensi
· sebagai lembaga dokumentasi
· sebagai pusat penyimpanan data
34. C. Manfaat Herbarium
Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk
mentakrifkan takson tumbuhan, ia mempunyai holotypeuntuk tumbuhan tersebut.
Herbarium juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga
atau ahli taksonomi, untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey
ekologi, studi fitokimia, peng-hitungan kromosom, melakukan analisa
perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian evolusi.
Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini menuntut perawatan dan pe-
ngelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar
D. Cara Membuat Herbarium
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam
praktek pembuatan herbarium. Specimen herbarium yang baik harus memberikan
informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata
lain,suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan
harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak Nampak
pada specimen herbarium.
Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan
specimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama
untuk specimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam. Awetan specimen dapat
berupa awetan kering dan awetan basah. Untuk awetan kering tanaman di awetkan
dalam bentuk herbarium,sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan
sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya. Awetan basah baik untuk
hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh specimen
dalam larutan formalin 4%.
Cara pembuatan herbarium sangat mudah, apabila berikut ini adalah
petunjuk untuk membuat herbarium :
Alat dan bahan :
karton,kardus
35. kertas Koran
sasak dari bamboo/tripleks
sample tanaman
alat tulis
formalin
gelas ukur
gunting
akuades
kertas label
selotip transparan
cara kerja membuat herbarium :
1. ambil salah satu tanaman atau bagian dari tanaman.
2. cara pertama,masukkan tanaman itu pada sasak bamboo yang telah di buat
dan keringkan tanaman dengan penjemuran terhadap cahaya matahari.Cara
kedua, atur posisi tanaman pada lembaran Koran hingga rata. Lapisi lagi
dengan beberapa lembar Koran,tangkup dengan tripleks pada kedua
sisinya lalu ikat dengan kencang sehingga tanaman terpress dengan kuat.
Ganti Koran dengan yang kering setiap kali Koran pembungkus tanaman
basah. Lakukan berulang ulang hingga tanaman benar benar kering.
36. 3. tanaman dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin
4. tanaman yang akan di buat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian
yang lengkap. Jika bunganya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut
dalam amplop dan selipkan pada herbarium
5. tempelkan tanaman yang telah di keringkan pada karton dengan
menggunakan jahitan tali/selotip.
6. lengkapi keterangan yang terdapat pada collector book.
7. pasang etiketnya.
cara membuat herbarium atau awetan basah :
1. Siapkan specimen yang akan di awetkan
2. Sediakan formalin yang telah di encerkan sesuai dengan keinginan
3. Masukkan specimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam
dan telah di encerkan.
4. Tutup rapat botol dan kemudian di beri label yang berisi nama spsimen
tersebut dan familinya.
Contoh Hasil herbarium kering divisi Pterydophyta
E. Kelemahan dan Kelebihan Herbarium
37. Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah
mengalami kerusakan akibat perawatan yang. Kurang memadai maupun karena
frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data
secara manual, tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang,
biaya besar; tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak
jauh.
Sedangkan kelebihan dari herbarium adalah sebagai pelengkap bahan
praktikum yang bisa langsung dibawa di dalam kelas atau ruangan. Cara
pembutan yang tidak terlalu sulit,dan memudahkan praktikan meneliti
tumbuhannya tanpa harus mengambil sample yang baru.
38. BAB III
KESIMPULAN
1. Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang
telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu.
2. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai
tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi,
ekologi, maupun geografinya. Selain itu dalam herbarium juga
memuat waktu dan nama pengkoleksi.
3. Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan
specimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang
baru. Terutama untuk specimen-spesimen yang sulit ditemukan di
alam. Awetan specimen dapat berupa awetan kering dan awetan
basah.
4. Untuk awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk
herbarium,sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan
sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya.
5. Awetan basah baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya
dibuat dengan merendam seluruh specimen dalam larutan formalin
4%.
39. PEMBAHASAN FOSIL TUMBUHAN
Pengertian Fosil adalah sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu
silam, yang diawetkan oleh alam. Karena terawetkan sejak 3,5 miliar tahun yang
lalu fosil menjadi petunjuk penting mengenai sejarah bumi. Pertanyaan tentang
asal kehidupan selalu memusingkan para ilmuwan dan agamawan. Hampir setiap
kebudayaan mempunyai cerita tentang penciptaan kehidupan di muka bumi.
Dalam cerita-cerita tersebut, umumnya manusia menjadi puncak dari proses
penciptaan. Beberapa teolog bahkan menduga bahwa waktu penciptaan tidak lebih
dari beberapa ribu tahun silam.
Contohnya, pada tahun 1650 seorang uskup dari Irlandia mengumumkan
bahwa dunia diciptakan pada tahun 4004 SM. Ia menganggap bahwa temuan
cangkang dan tulang-belulang di dalam batuan, yang disebut fosil, tidak lain dari
sisa-sisa makhluk hidup yang binasa saat banjir besar pada zaman Nabi Nuh.
Selama abad ke-19, para ahli geologi menyadari bahwa bumi masih mengalami
proses perubahan secara berangsur, yang menjadi penyebab timbul dan runtuhnya
pegunungan dan tampak dalam penemuan fosil. Para ahli geologi pada waktu itu
menghitung usia bumi tidak kurang dari 20 juta tahun. Sekarang para ahli dapat
menghitung umur batuan secara lebih teliti dengan mengukur kandungan unsur
radioaktifnya. Contohnya, salah satu jenis karbon radioaktif diketahui meluruh
dengan laju tetap. Ini dapat dipakai untuk menentukan umur batu bara sampai
50.000 tahun. Unsur-unsur lain dapat menentukan umur bebatuan yang lebih tua.
Perhitungan para ahli itu menunjukkan bahwa sejarah bumi diawali sejak 4,5
miliar tahun silam.
40. Perhatikan gambar di atas, Jejak fosil daun paku-pakuan ini diduga berumur 300
juta tahun. Setama periode Karbon, banyak tumbuhan paku-pakuan yang berbiak
di rawa-rawa. Ketika mati, lambat laun tumbuhan purba tersebut terpendam di
bawah tanah. Tumbuhan itu tidak membusuk percuma, melainkan berubah
menjadi batu bara.
Proses pembentukan Fosil
Perhatikan gambar di atas, Ketika suatu organisme mati, bangkainya terkubur
dan lambat laun berubah menjadi fosil. Biasanya hanya bagian-bagian terkeras,
seperti cangkang atau tulang, yang masih terawetkan. Kadang-kadang bangkai
tersebut perlahan-tahan membatu. Molekul-molekul aslinya digantikan oleh
berbagai jenis mineral seperti katsit atau besi pirit. Namun, ada puta beberapa
fosil yang masih mengandung sebagian besar molekuI astinya. Sebuah cabang
41. ilmu baru yang disebut pateontotogi molekuter berupaya untuk membandingkan
kesamaan komposisi kimia atau bahkan gen dari spesies purba yang tetah punah
dengan spesies yang masih hidup hingga kini.
Memetakan bukti Geologis
Penelitian fosil secara saksama menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kehidupan
serupa dijumpai pada waktu bersamaan di segala penjuru muka bumi. Maka fosil
dapat dimanfaatkan untuk menentukan umur bebatuan. Jenis-jenis fosil di dalam
bebatuan berubah seiring dengan perjalanan waktu. Perubahan itu menunjukkan
urutan evolusi kehidupan di planet bumi. Biasanya perubahan berjalan berangsur-
angsur dalam waktu lama. Namun, ada pula perubahan yang berlangsung cepat
sehingga seluruh kelompok spesies tumbuhan atau hewan dari satu periode lenyap
seluruhnya, menghapus jejak dari suatu masa.
Hanya segelintir spesies yang melanjutkan keturunan tanpa mengalami perubahan
mencolok selama jangka waktu jutaan tahun. Kadang-kadang terjadi
penganekaragaman makhluk hidup secara tiba-tiba, yang menyebar ke seluruh
muka bumi. Tercipta spesies-spesies baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Perubahan semacam ini menjadi penanda batas antara masa-masa geologis. Jeda
antarmasa dianggap merupakan dampak dari bencana- bencana besar yang pernah
melanda bumi. Salah satunya adalah tumbukan asteroid atau komet raksasa
dengan permukaan planet kita, yang mengacaukan keseimbangan iklim. Pada
akhir periode Kretaseus (65 juta tahun silam), ribuan spesies, termasuk
dinosaurus, mendadak punah. Batas waktu ini bertepatan dengan umur sebuah
lekuk kawah raksasa di Teluk Meksiko. Kawah tersebut diduga merupakan bekas
benturan bumi dengan sebuah asteroid yang bergaris tengah satu kilometer. Awan
debu tersebar ke seluruh planet, yang menghalangi hantaran energi matahari dan
sekaligus memicu kebakaran hutan di mana-mana. Lebih banyak lagi spesies yang
punah pada akhir periode Permian (225 jula tahun silam). Kepunahan massal
dalam berbagai tingkatan umumnya menjadi penanda batas antarperiode-periode
geologis.
Kehidupan di Muka Bumi
42. Sejarah kehidupan di planet bumi selama 65 juta tahun terakhir ditandai oleh
munculnya aneka jenis mamalia dan berbagai rupa pepohonan berdaun lebar dan
tumbuhan berbunga. Sekitar 200 juta tahun sebelum periode ini, dinosaurus dan
hewan sejenis merajai daratan. Sebaliknya, berbagai jenis organisme laut hidup di
laut hangat. Selama periode Karbon, sekitar 300 juta tahun silam, hamparan rawa
mahaluas mendukung penyebaran tetumbuhan primitif seperti paku-pakuan
raksasa dan pakis. Sisa-sisa tumbuhan purba semacam ini berubah menjadi
deposit batu bara. Tidak dijumpai banyak bukti akan adanya bentuk kehidupan di
atas daratan sebelum periode Karbon. Namun, samudra pada waktu itu telah
dipenuhi oleh kehidupan. Fosil dari periode Prekambrian (600 juta tahun silam)
jarang ditemukan. Selama masa tersebut hanya ada sedikit spesies tumbuhan dan
hewan besar yang hidup dan berbiak di bumi.
43.
44. Perhatikan gambar di atas : Waktu geologis dibagi menjadi deretan periode,
masing-masing ditandai oleh kelompok fosil tertentu. Periode Prekambrian
memakan waktu 85 persen dari seluruh perjalanan sejarah bumi. Namun, bebatuan
yang berasal dari periode ini umumnya gagal terawetkan, dan hanya ada sedikit
spesies hewan bertubuh besar yang meninggatkan fosil
Dalam keadaan tertentu, bangkai makhluk-makhluk purba yang bertubuh lunak
juga dapat terawetkan sebagai fosil. Selama jangka waktu 40 juta tahun, getah
damar memerangkap dan sekaligus mengawetkan lalat ini. Damar itu sendiri telah
berubah menjadi amber, sedangkan tubuh lalat beserta beberapa materi genetiknya
tetap terawetkan seperti dalam keadaan semula.
45. Gugus bakteri siano tampak menumpang di atas stromatolit yang terhampar di
perairan pasang Shark Bay (Australia Barat) yang hangat. Stromatolit
sesungguhnya adalah sisa-sisa dari beberapa jenis organisme paling purba di
planet bumi yang telah memfosil. Stromatolit Australia berusia lebih dari 3,5
miliar tahun.
Hasil dokumentasi FOSIL TUMBUHAN di LIPI
Gb. Fosil Mangga
47. REFERENSI
www. biologi.botani.go.id/bio_bidang/Taksonomi Tumbuhan Tingkat
Tinggi _indonesia/home.php
http://id.shvoong.com/humanities/history/1804845-kebun-raya-bogor/
di akses tanggal 22 desember 2012 19:50 WIB
http://www.bogorbotanicgardens.org/
diakses tanggal 22 desember 2012 22:34 WIB
Dokumentasi foto KKL 2012