Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Pantun Bab Merajut Kebersamaan dan Kebhinekaan- PPKN
1.
2. MEMUPUK KOMITMEN
PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAAN
Indonesia Merupakan negara
yang memiliki keistimewaan
keaneragaman. Salah satunya
adalah agama. Di Indonesia
terdapat beberapa agama yang
berbeda. Meskipun demikian,
persatuan dan kesatuan
bangsa harus tetap terjaga.
Karena Bangsa Indonesia
sendiri memilki semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika” yang
berarti meskipun berbeda
teapi tetap satu
3. MEMUPUK KOMITMEN
PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAAN
“Bhinneka Tunggal Ika”
berbeda-beda tetapi tetap
satu.
Keberagaman suku, etnik,
budaya, dan agama
menyebabkan Indonesia
rentan terhadap konflik. Oleh
karena itu, sangat diperlukan
rasa persatuan dan kesatuan
yang tertanam di setiap warga
negara Indonesia.
4. MEMUPUK KOMITMEN
PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAAN
Indonesia Merupakan negara
yang memiliki keistimewaan
keaneragaman suku, etnik,
budaya serta karakteristik dan
keunikan disetiap wilayah. Jika
terjadi konflik, jadikanlah konflik
tersebut sebagai pelajaran agar
tidak terjadi di masa mendatang.
Konflik berkelanjutan dapat
menyebabkan permusuhan
bahkan perpecahan dan akhirnya
akan merugikan seluruh rakyat
Indonesia
5. MEMUPUK KOMITMEN
PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAAN
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika. Secara harfiah pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah Berbeda-beda
tetapi Satu. Bagi bangsa Indonesia semboyan tersebut merupakan dasar untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling
menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang
suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan lain-lain. Jika tidak, pastinya
negara kita ini akan terpecah belah. Oleh sebab itu marilah kita jaga Indonesia dengan
sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga untuk
meraih :
1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang,
2. Pergaulan antar sesama yang lebih akrab,
3. Perbedaan yang tidak menjadi sumber masalah, dan
4. Pembangunan yang lancar
6. PENTINGNYA INTEGRASI NASIONAL DALAM
BHINNEKA TUNGGAL IKA
Hal ini menggambarkan dari
sampirannya “comberan”
merupakan air yang kotor. Yaitu
melambangkan hati yang kotor
dari rakyat Indonesia yang
menyebabkan banyaknya
tawuran hanya untuk
memperbutkan hal yang sepele.
“Sudah matang malah jadi bau”
artinnya, orang yang tawuran
tuanya pasti menyesal karena
telah menyiakan masa mudanya.
Maka dari itu, daripada tawuran
ayo kita bersatu menjadi NKRI!
7. PENTINGNYAINTEGRASINASIONALDALAM
BHINNEKATUNGGALIKA
Pantun ii menggambarkan
tetang banyaknya suku di
Indonesia. Ada sunda, batak,
betawi, asmat dan lain-lain.
Banyaknya perbedaan ini
terkadang membuat adanya
konflik internal, sehingga
membuat perpecahan bangsa.
Daripada pecah dari NKRI lebih
baik bersatu demi negeri
Indonesia tercinta ini.
8. Integrasi nasional adalah penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk
suatu identitas nasional sehingga mencapai suatu keserasian fungsi
dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam menjalankan hak dan kewajiban diperlukan keseimbangan
agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa mengakibatkan
kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain.
Integrasi nasional sangat penting bagi pembangunan bangsa dalam
masyarakat yang berbeda. Setiap warga masyarakat harus
memahami hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari dan
juga menyadari adanya perbedaan etnik, suku, agama, budaya,
bahasa, dan sebagainya. Jangan sampai dengan adanya perbedaan
tersebut dapat menjadi pemicu terjadinya disintegrasi nasional.
PENTINGNYA INTEGRASI NASIONAL DALAM BHINNEKA
TUNGGAL IKA
9.
10. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka
berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan satu dengan lainnya
Terciptanya kesepakatan bersama mengenai
norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman
Norma-norma dan nilai-nilai sosial
dijadikan aturan baku dalam melangsungkan
proses intgrai nasional
11. Faktor Pendorong
• Adanya rasa senasib dan seperjuangan
yang diakibatkan oleh faktor sejarah
• Adanya ideologi nasional yang
tercermin dalam simbol negara yaitu
Garuda Pancasila dan Semboyan
Bhinneka Tunggal Ika
• Adanya tekad serat keinginan untuk
bersatu di kalangan bangsa Indonesia
seperti uang dinyatakan dalam sumpah
pemuda
• Adanya ancaman dari luar yang
menyebabkan munculnya semangat
nasionalisme di kalangan bangsa
Indonesia
FAKTOR
PENDORONG
12. FAKTOR
PENDUKUNG
Faktor Pendukung
• Penggunaan bahasa Indonesia
• Adanya semangat persatuan dan
kesatuan dalam bangsa, bahasa dan
tanah air Indonesia
• Adanya kepribadian dan pandangan
hidup kebangsaan yang sama yaitu
pancasila
• Adanya jiwa dan semangat gotong
royong, solidaritas, dan toleransi
keagamaan yang kuat
• Adanya rasa senasib sepenanggungan
akibat penderitaan penjajahan
13. FAKTOR
PENGHAMBAT
Faktor Penghambat
• Kurangnya penghargaan terhadap
kemajemukan yang bersifat
heterogen
• Kurangnya toleransi antar
golongan
• Kurangnya kesadaran daari
masyarakat terhadap ancaman
dan gangguan dari luar
• Adanya ketidakpuasan terhadap
ketimpangan dan
ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan
14. MEMBANGKITKAN KESADARANWARGA NEGARAUNTUK
BELA NEGARA
Upaya bela negara adalah sikap
dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya
terhadap NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Bela negara yang dilakukan oleh
warga megara merupakan hak
dan kewajiban membela serta
mempertahankan kemerdekaan
dari segala ancaman. Oleh
karena itu, warga negara
mempunyai kewajiban untuk
ikut serta dalam pembelaan
negara.
15. Bela negara yang dilakukan oleh warga negara bukan
hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga
merupakan kehormatan warga negara sebagai wujud
pengabdian dan kerelaan berkorban kepda bangsa dan
negara. Sebagai warga negara sudah sepantasnya bila kita
turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan
mengatasi berbagai ancaman. Ancaman, hambatan dan
gangguan tersebut dapat datang dari luar negeri bahkan
dari dalam negeri sekalipun.
MEMBANGKITKAN KESADARAN WARGA NEGARA
UNTUK BELA NEGARA
16. ANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN,
DAN GANGGUAN
• Ancaman adalah usaha yang
bersifat mengubah merombak
kebijaksanaan yang dilakukan
secara konsepsional melalui
tindak kriminal dan politis
• Ancaman militer adalah ancaman
yang menggunakan kekuatan
bersenjata yang terorganisasi yang
dinilai mempunyai kekuatan yang
membahayakan
• Ancaman non militer adalah ancaman
yang tidak menggunakan kekuatan
bersenjata tetapi apabila dibiarkan akan
berbahaya
17. ANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN,
DAN GANGGUAN
Ancaman Luar Negeri
• Agresi
• Pelanggaran Wilayah oleh negara lain
• Spionase (mata-mata)
• Sabotase
• Aksi teror dari jaringan internasional
Ancaman Dalam Negeri
• Pemberontakan bersenjata
• Konflik horisontal
• Aksi teror
• Sabotase
• Aksi kekerasan yang berbau SARA
• Gerakan separatis
18. ANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN,
DAN GANGGUAN
Hambatan adalah usaha yang
berasal dari diri sendiri yang bersifat
atau bertujuan untuk melemahkan
atau menghalangi secara tidak
konsepsional
Tantangan adalah hal atau
usaha yang bertujuan untuk
mengunggah kemampuan
Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal
dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional (tidak terarah)
19. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep
wawasan Nusantara dan Kemanan Nasional
UU RI No. 29 Tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
perlawanan Rakyat
UU RI No. 20 Tahun 1982 tentang ketentuan
pokok Hankam Negara RI
Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang
pemisahan TNI dan POLRI
Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang peranan
TNI dan POLRI
Amandemen UUD Negara Republik Indonesia
1945 pasal 30 ayat (1)
20. MEMBANGUN KETERSEDIAAN WARGA UNTUK
BELA NEGARA
Segala usaha yang dilakukan
untuk membela negara,
mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan
bangsa merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara.
Dan hal itu harus dilakukan
jika kita sebagai warga negara,
menginginkan negara yang
aman dan bahagia
21. MEMBANGUN KETERSEDIAAN WARGA UNTUK
BELA NEGARA
Dalam membela negara tidak
hanya dapat dilakukan dengan
berperang di medan perang.
Upaya bela negara dapat
dilakukan dengan
menyesuaikan kemampuan
kita. Dalam UU RI No. 3
Tahun 2002 tentang
pertahanan negara pasal 9 ayat
2 menyatakan bentuk-bentuk
usaha bela negara, salah
satunya adalah mengabdi pada
profesi
22. MEMBANGUN KETERSEDIAAN WARGA UNTUK
BELA NEGARA
Membela negara bukan hanya
sekedar kewajiban dasar tetapi
juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang
mana hal tersebut harus
dilaksanakan dengan
kesadaran, tanggung jawab,
dan kerelaan berkorban demi
bangsa dan negara.
23. Usaha pembelaan negara sangat penting untuk menjamin
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan berbagai
ancaman terhadap bangsa. Oleh karena itu setiap warga
negara perlu memahami berbagai bentuk usaha pembelaan
negara dalam rangka melaksanakan peran serta dalam usaha
pembelaan negara antara lain :
1. Pendidikan kewarganegaraan
2. Pelatihan dasar kemiliteran
3. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau
wajib
4. Pengabdian sesuai dengan profesi
MEMBANGUN KETERSEDIAAN WARGA UNTUK
BELA NEGARA