Konflik dan peran kepemimpinan dalam mengelolanya. Ada beberapa cara mengelola konflik secara efektif seperti komunikasi yang baik, negosiasi, kolaborasi, serta mencari kepentingan bersama. Pengelolaan konflik yang buruk dapat merusak kelompok, sementara pengelolaan yang tepat dapat menjadikan konflik sebagai kekuatan positif.
2. Konflik
Menurut Webster (1966) istilah ”conflict” dalam bahasa
aslinya berarti suatu perkelahian, peperangan atau
perjuangan, yaitu berupa konfrontasi fisik antara
beberapa pihak.
Pruitt & Rubin (1986) menyatakan perkembangan arti
konflik menjadi ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi
atas berbagai kepentingan, ide, dan lain-lain.
Fisher et. al. (2000) mengartikannya sebagai hubungan
antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang
memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang
tidak sejalan.
3. Bentuk konflik
Luasnya arti konflik tersebut menyebabkan
banyak pertentangan berikut dikategorikan
sebagai bentuk konflik, antara lain permusuhan
terbuka, oposisi, penundaan suatu pekerjaan
atau lainnya, sabotase, agresi atau aktivitas
yang berlebihan, penarikan diri, ketidak puasan
terbuka atau tertutup, perebuatan kekuasaan,
keletihan dan kebosanan.
4. Kondisi yang menimbulkan
konflik
Adanya kelompok-kelompok yang terorganisasi, misalnya
kelompok sukarela, keagamaan, keluarga, suku atau
lainya.
Adanya interaksi diantara anggota-anggota kelompok
tersebut. Tanpa kontak/komunikasi maka tidak akan ada
konflik. Kontak dapat berupa propaganda tentang orang,
kebudayaan atau kelompok lain.
Adanya perbedaan posisi yang menunjukkan hirarkhi,
yang ditempati oleh anggota-anggota kelompok.
Adanya kelangkaan sumberdaya yang
dibutuhkan/diinginkan dan ketidak puasan yang merata
tentang distribusi sumberdaya ini.
5. Veithzal Rivai (2004); lima sumber
konflik yaitu:
Biososial
Kepribadian dan interaksi
Struktural
Budaya dan ideologi
Konvergensi
7. Dampak konflik; Pruitt & Rubin
Dampak positif
persemaian subur bagi perubahan sosial;
memfasilitasi tercapainya rekonsiliasi atas berbagai
kepentingan;
mempererat persatuan kelompok.
Dampak negatifnya adalah merusak, terutama
apabila di dalam konflik terjadi kepanikan aibat
penghinaan, ancaman, dan tekanan fisik.
8. Dampak negatif konflik;
Robinson
orang cenderung menganggap konflik sebagai kekuatan
negatif yang menghambat kelompok-kelompok sosial
mencapai tujuan-tujuan mereka.
berubah menjadi tindak kekerasan, bahkan dapat
menimbulkan kehancuran dan pertumpahan darah, jika
prosesnya menimbulkan permusuhan yang dalam, dan
membangkitkan perilaku destruktif.
meningkatkan permusuhan, alienasi, dan perpecahan
dalam dan antar kelompok dan dapat berdampak lama
pada peluang kerjasama diantara kelompok-kelompok
yang bertikai pada masa depan, dalam hal ini, konflik
merusak saluran komunikasi yang telah terbentuk.
9. Dampak positif
Mendefinisikan dan mempertajam isu.
Membantu kelompok-kelompok yang bertikai utk
mendapat pengakuan.
Mempererat persatuan dan kesatuan dalam kelompok-
kelompok yang bertikai.
Memungkinkan anggota-anggotanya menyuarakan
tuntutan mereka, dan memungkinkan restrukturisasi utk
meredakan ketegangan tersebut.
Menumbuhkan aliansi antara suatu kelompok dgn
kelompok-kelompok lain untuk melawan ancaman
bersama.
Menimbulkan perubahan sosial.
11. Mengelola Konflik
Salah satu peran terpenting dalam
kepemimpinan
Konflik yang tidak dapat diatasi dgn baik
akan merusak.
Karena itu, konflik yang timbul harus dikelola
dgn baik agar jadi kekuatan positif untuk
memperbaiki suatu kelompok atau
masyarakat.
12. Cara Mengelola Konflik
Akui adanya konflik.
Analisis situasi yang ada utk mengetahui konflik itu
tentang apa:
Apakah menyangkut tata-nilai, tujuan, cara
mencapai tujuan, teritorial atau kombinasi hal-hal
tsb.
Analisalah perilaku pihak-pihak atau anggota-
angota kelomok-kelompok yang terlibat.
Adakah pihak-pihak yang dgn sengaja
menggunakan konflik sbg strategi.
Pelajari bagaimana konflik yang serupa diatasi.
13. Perlancar komunikasi. Buka jalur & perlancar
komunikasi agar seluruh anggota dpt
berpartisipasi dan berdiskusi dgn bebas.
Galakkan komunikasi dan umpan-balik yang
akurat untuk memfasilitasi negosiasi antar
kelompok yang bertikai.
Dengar, ajukan pertanyaan dan perkenankan
expresi yang bebas.
Berikan informasi dan fakta yang akurat.
Pertahankan sikap yang obyektif.
Bertahanlah pada isu dan bukan pada orang.
Gunakan taktik utk menyelamatkan muka pihak-
pihak yang bertikai.
14. Negosiasi
Proses pertukaran ide, dgn niat utk mengubah hubungan,
dan untuk mencapai kesepakatan diantara pihak-pihak yang
bertikai.
Tujuannya ialah untuk memuaskan kebutuhan pihak-pihak
yang bertikai.
Carilah minat bersama dari pihak-pihak yang bertikai itu,
dan
usahakan agar keduanya merasa menang.
Buat penyesuaian yang diperlukan, laksanakan dan
kukuhkan.
Hiduplah dengan konflik itu, jika pihak-pihak yang
bertikai tidak ingin menyelesaikannya.
17. Cara mengelola konflik;
Hadari Nawawi
Konflik dapat dikelola secara efisien dengan
melaksanakan perdamaian, naik banding,
menggunakan penengah, persaingan
konstruktif, perumusan tujuan bersama yang
besar, mengintegrasikan masukan, mengatur
pasangan kerja.
Tidak efektif melalui paksaan, penundaan,
membujuk, koalisi, dan kompromi.