1. Membangun RT/RW Net memungkinkan warga sebuah lingkungan untuk saling berbagi data dan informasi melalui jaringan komputer. Konsep ini memberikan akses internet murah dan tersedia 24 jam melalui biaya berlangganan bersama.
2. RT RW NET
Membangun RT/RW Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam
suatu perumahan atau blok dapat saling berhubungan dan dapat berbagi data serta
informasi. Konsep lain dari RT/RW Net adalah memberdayakan pemakain internet
dimana fasilitas internet tersedia selama 24 jam sehari selama sebulan dimana
biaya yang akan dikeluarkan akan murah karena semua biaya pembangunan
infrastruktur, operasional dan biaya langganan akan ditanggung bersama.
Konsep RT-RW-Net sebetulnya sama dengan konsep Warnet, pemilik warnet akan
membeli atau menyewa pulsa atau bandwith dari penyedia internet / ISP (Internet
Service Provider) misalkan Telkom, Indosat atau Indonet, lalu dijual kembali ke
pelanggan yang datang menyewa komputer untuk bermain internet baik untuk
membuka Email, Chating, Browsing, Main Game dll. Apakah RT/RW Net ini Murah ?
Jawabanya adalah iya. Mari kita ambil contoh dengan menyewa komputer di Warnet
dengan Rp.3.500 /jam. Asumsikan kita menyewa selama 4 jam perhari maka biaya
yang akan dikeluarkan selama sebulan adalah Rp. 420.000. Bandingkan dengan
RT/RW net ini dengan asumsi kita berlangganan Speedy untuk besaran bandwith
384Kb yang harganya Rp. 750.000 perbulan. Maka jika jumlah warga yang
bergabung misalkan 10 orang maka sebulan warga hanya akan membayar kurang
lebih 75.000. Biaya tersebut termasuk sangat murah karena pelanggan akan bebas
menggunakan internet selama 24 jam sehari selama sebulan penuh.
Pengertian RT/RW-Net
3. RT/RW-Net adalah jaringan komputer swadaya masyarakat dalam ruang lingkup
RT/RW melalui media kabel atau Wireless 2.4 Ghz dan Hotspot sebagai sarana
komunikasi rakyat yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah.
Pemanfaatan RT/RW Net ini dapat dikembangkan sebagai forum komunikasi online
yang efektif bagi warga untuk saling bertukar informasi, mengemukakan pendapat,
melakukan polling ataupun pemilihan ketua RT/RW dan lain-lain yang bebas tanpa
dibatasi waktu dan jarak melalui media e-Mail/Chatting/Web portal, disamping fungsi
koneksi internet yang menjadi fasilitas utama. Bahkan fasilitas tersebut dapat
dikembangkan hingga menjadi media telepon gratis dengan teknologi VoIP
Tujuan membangun RT/RW-Net
- Turut serta dalam pengembangan internet murah di masyarakat.
- Membangun komunitas yang sadar akan kehadiran teknologi informasi dan
internet.
- Sharing informasi dilingkungan RT/RW sehingga masyarakat lebih peduli terhadap
lingkungan disekitarnya.
- Mempromosikan setiap kegiatan masyarakat RT/RW ke Internet sehingga
komunitas tersebut dapat lebih di kenal dan bisa dijadikan sarana untuk melakukan
bisnis internet.
Tujuan lain dari RT/RW Net ini adalah membuat semacam Intranet yang berisi
berbagai macam informasi tentang kegiatan yang ada di lingkungan sekitar. Dengan
tersambungnya rumah-rumah ke jaringan Internet secara terus-menerus dan tidak
terputus, maka bisnis internet diharapkan akan semakin marak termasuk
pemanfaatan internet untuk pembayaran tagihan telpon, listrik, pengecekan Saldo
Bank , pemesanan tiket Pesawat dll.
4. Berapa investasi yang dibutuhkan ?
Untuk pendirian RT/RW Net ini, ada 2 biaya yang akan dikeluarkan yakni biaya
investasi awal dan biaya iuran perbulan. Biaya investasi awal adalah biaya yang
hanya dikeluarkan sekali yakni biaya untuk pembangunan infrastrukur. Sedangkan
biaya iuran bulanan dan biaya operator adalah biaya yang akan dikeluarkan setiap
bulan untuk membayar ke penyedia internet dimana besaranya akan tergantung dari
besar bandwith atau kapasitas saluran yang akan disewa. Besaran biaya untuk iuran
bulanan ini juga tergantung dari banyaknya pelanggan yang tergabung. Untuk
koneksi Internet direncakan akan menggunakan jasa layanan Telkom yakni Speedy
walau terkadang agak lambat untuk jam – jam tertentu.
Yang termasuk biaya investasi awal adalah biaya untuk pembuatan Netwotk
(jaraingan) antar RT/RW dan biaya penyediaan perlengkapan untuk pemakai/warga
yang ingin bergabung. Yang termasuk biaya yang akan dikeluarkan oleh calon
pelanggan untuk pemenuhan perlengkapan adalah pembelian Komputer/Notebook,
Wireless Card dan Antena Penerima
Untuk memulai proyek RT/RW Net harus ada tempat yang akan dijadikan sebagai
Central (server) RT/RW-Net yakni tempat untuk mengelola system jaringan atau
tempat akan diletakanya server perangkat modem, Billing Server, Access Point dan
5. Switch dan juga sebagai tempat untuk mendistribusikan koneksi internet keseluruh
pelanggan /rumah setiap anggota.
Untuk mendistribusikan koneksi internet keseluruh pelanggan maka ada dua cara
yang umunya ditempuh yakni dengan menggunakan sistem kabel (UTP) dan sistem
Wireless (Gelombang Radio). Dengan berbagai pertimbangan termasuk letak rumah
para pelanggan yang tersebar maka sistem kabel tidak akan efisien jika harus
menarik satu kabel kesetiap pelanggan/rumah karena jarak serta kontur tanah yang
tidak rata. Dengan pertimbangan efesiensi dan efektifitas termasuk kemudahan
maintenance maka kami usulkan untuk menggunakan system Wireless ketika akan
mendistribusikan koneksi internet kesetiap rumah termasuk pembentukan sistem
jaringan komputer atau Local Area Network (LAN).
Peralatan yang dibutuhkan (Calon Pelanggan)
Setiap warga yang ingin bergabung dalam komunitas RT/RW net ini maka peralatan
yang dibutuhkan adalah :
- PC Desktop/Notebook
- Kartu Wireless ( untuk komputer/Notebook yang belum memilki Card
Wireless/WiFi)
- Antena Yagi atau Wajan Bolik
Semua biaya untuk perlengkapan adalah biaya yang dibutuhkan oleh warga jika
ingin bergabung dengan RT/RW. Jenis PC yang cocok buat warga, tipe wirless card
yang bagus dan berkualitas serta jenis antena penerima yang akan dipasang
disetiap rumah.
PERANGKAT UNTUK MEMBANGUN RT/RW NET
Untuk membengun Rt/Rw Net secara sederhana yang harus di persiapkan pertama-
tama adalah koneksi internet Unlimited yang akan di jadikan sebagai Backbone
pemancar Wireless LAN atau Rt/Rw Net kalian. Peralatan pendukungnya antara lain
:
1. Access Point
6. Fungsi accsess point adalah sebagai hub/switchyang akan menghubungkan jaringan
lokal dengan jaringan wireless/nirkabel para client/tetangga. di access point inilah
koneksi internet dari tempat server di pancarkan atau di kirim melalui gelombang
radio. ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan di
jangkau. semakin tinggi kekuatan sinyal (ukuran dalam satuan dBmatau mW)
semakin luas jangkauannya.
2. Antena (Omni atau Sektoral)
Untuk memperluas coverage area hingga beberapa kilometer, di perluakan antena
omni eksternal. meskipun ketika membeli access point sudah di lengkapi antena
omni, namun belum cukup karena hanya berkekuatan sekitar 3-5dB.
untuk memperluas area jangkauannya, diperlukan antena omni eksternal, yang rata-
7. rata berkekuatan 15dB. antena omni ini memiliki pancaran radiasi 360 derajat, jadi
cocok untuk menjangkau clien dari arah mana saja.
3. Box Access Point
Untuk melindungi access point dari hujan, maka di perlukan pelindung berbentuk
kotak. Kotak pelindung ini bisa terbuat dari plastik atau plat besi. Rata-rata kotak ini
sudah di lengkapi dengan kunci pengaman dan Box ini harus di letakan persis di
bawah antena.
4. Kabel Pigtail/Kabel Jumper
Kabel Pigtail atau kabel jumper di perlukan untuk menghubungkan antena omni
dengan access point. Perhatikan panjang maksimal yang di perlukan hanya 1 meter,
leih dari itu kalian akan mengalami degradasi sinyal (Loss dB). Pada kedua ujung
8. kabel terdapat konektor dimana tipe konektor di sesuaikan dengan konektor yang
melekat pada access point
5. POE (Power Over Ethernet)
Agar kabel listrik tidak di naikan ke atas untuk "menghidupkan" Access Point maka
di perlukan alat "POE" ini yang fungsinya mengalirkan listrik melalui kabel ethernet
atau kabel UTP/STP. Daengan alat ini maka kalian tidak perlu repot-repot lagi
mengulur kabel listrik ke atas tower, lebih praktis dan hemat.
6. Kabel UTP/STP
Meski namanya perangkat Wireless, namun perana kabel juga di perlukan. Kabel
UTP/STP ini di perlukan untuk menghubungkan Access Point dengan jaringan kabel
pada LAN local. Jadi, di bawah dia bisa di pasang ke komputer gatewa/router atau
ke Hub/switch. Pilihan kabel UTP/STP yang berkualitas baik guna meningkatkan
kualitas arus listrik yang di lewatkan oleh POE.
7. Penangkal Petir (Lightning Arrester)
Alat ini berfungsi menyalurkan kelebihan beban listrik pada saat petir menyambar ke
kabel pembumian (grounding). KOmponen ini di pasang pada kable jumper antara
9. perangkat access point dengan antena eksternal. Grounding untuk penangkat petir
umumnya di tanam dengan batang tembaga hingga kedalaman beberapa meter
sampai mencapai sumber air. grounding yang kurang baik menyebabkan perangkat
wireless tetap rentan terhadap serangan petir.
8. Tower
Guna mendapat jangkauan area coverage yang maksimal, kalian perlu menaikan
antena omni eksternal ke tampat yang tinggi agar client WLAN bisa men
INSTALASI JARINGAN RT/RW NET
Pembangunan Rt/Rw Net di mulai dengan mencari ISP terdekat, dan contoh yang
akan di ambil adalah sambungan ISP dengan Menggunakan teknologi WLAN,
karena sampai saat ini WLAN merupakan solusi yang paling memungkinkan.
1. Memasang WLAN
Untuk mempersiapakna site survey atau melihat medan pemasangan WLAN, kita
butuh perangkat-perangkat seperti :
Binokular (kekeran) atau teleskop untuk melihat dalam jarak jauh.
GPS untuk mengetahui koordinat dan ketinggian, di sertai fungsi kompas
Inklinometer untuk mengetahui tinggi pohon atau gedung.
Setelah mempersiapkan semua perangkat untuk survey, kita lakukan langkah survey
sebagai berikut :
1. Pada gedung yang akan kita pakai, naik ke tempat yang paling tinggi, lalu
lihat ke arah gedung ISP yang akan kita sambung internetnya.
2. Nyalakan GPS dan tunggu sampaui tersambung ke satelit, untuk kemudian
di beri mark pada posisi penempatan antena nantinya.
3. Catat ketinggian dari pembacaan GPS.
10. 4. Pergilah ke gedung ISP, juga naik ke temoat yang paling tinggi untuk melihat
gedung kita.
5. Jika tidak terlihat gunakan kaca atau lampu untuk petunjuknya. Persyaratan
perangkat WLAN adalah saling terlihat atau di sebut Line Of Sight (LOS).
6. Mark GPS, sekaligus kita bisa langsung mengetahui jarak udara gedung kita
ke ISP. Jarak di awah 10 km, jika lebih, kita harus menggunakan perangkat
yang berbeda, bukan standar 802.11b yang murah.
7. Jika ada halangan di tengah-tengah, kita harus ke tempat dimana ada
halangan tersebut, misalnya gedung atau pohon, dan menghitung tingginya
dengan menggunakan inklometer. Proses tracking ini membutuhkan
kesabaran, kerana memang tidak mudah, apalagi di medan yang banyak
gedung atau pohon tingginya.
8. Setalah semua di catat kita bisa menghitung Fresnel Zone yang akhirnya
menghasilkan keputusan tentang tingginya tower yang harus di buat.
9. Langkah terakhir dari site survey adalah memastikan letak tower dan
ketinggian yang harus di buat, serta arah dari antena ke-2 sisi. Jika
ketinggiannya hanya beberapa meter, kita bisa menggunakan pipa ledeng
biasa, yang di pasang kawat sling agar antena tidak bergerak dan
menyebabkan gangguan. Kita baru harus membuat tower jika ketinggiannya
sudah lebih dari 8 M. Ketinggian ini sangat penting, supaya tidak ada objek
dalam daerah Frensel Zone-Nya, karena kalau ada halangan di daerah
tersebut maka pada cuaca cerah misalnya, sambungan akan bagus
sementara jika hujan sering terjadi Request Time Out atau delay yang besar.
Oleh karena antena ini di letakan di ketinggian yang lumayan, maka kita
harus memastikan membuat grounding yang baik, jika tidak akan
bermasalah, turutama di tempat yang banyak terjadi petir. Perangkat WLAN
yang di pilih biasanya ada dua jenis, yang hanya merupakan perangkat
WLAN, atau ada dua yang di sertai fungsi router NAT (Network Address
Translition). Kedua jenis ini tergantung dari harga dan merknya, tetapi semua
harus di setiing melalui web browser. rangkaian pemasangan perangkat
WLAN terdiri dari access pointyang di dalam kotaknya ada konektor ke
tengah DC melalui adaptor, konektor RJ-45 untuk di sambung ke switch atau
perangkat lain, dan konektor antena yang di sebut MMCX-konektor
microminiature yang akan di sambung ke kabel pigtail, yang menghubungkan
11. konektor MMCX yang ada di PCMCIA card dengan konektor N-Male (atau N-
Famale). Konektor N inilah yang akan di sambung ke kabel coaxial menuju
antena tower, kabel coaxial ini harus menggunakan jenis yang terbaik untk
frekuensi 2,4 GH, kabel coaxial ini terdiri dari banyak jenis, biasanya dalam
ukuran yang berbeda, untuk pemakaian yang juga berbeda. Ukuran kabel ini
ada hubunganya dengan Loss, redaman atau kehilangan daya yang akan
terjadi dari radio ke antena, makanya untuk jarak antena yang tinggi, kita
harus menggunakan kabel coxial diameter besar agar redamannya rendah.
Setiap panjang kabel 100 feet (sekitar 30 meter) pada kabel RG-8, maka
akan kehilangan daya sebesar 10 d, sementara PCMCIA kita hanya
menghasilkan sekitar 13 dB daya.
MENDISTRIBUSIKAN AKSES INTERNET
Sambungan internet yang sudah masuk ke satu rumah harus di tindak lanjuti
dengan membangun infrastruktur ke tetangga. Untuk sementara ini, jaringan yang
menggunakan kabel UTP merupakan yang paling murah. Selain harga kabelnya
murah, card ethernetnya juga sudah murah sekali. Untuk menghindari panas, hujan,
atau tikur sebaiknya kabel ini di masukan ke pipa paralon yang di pasang dari rumah
ke rumah, sehingga bisa lebih tahan lama.
Sinyal yang datang dari ISP, biasanya dalam bentuk koneltor RJ-45 UTP (Keluar
dari modem ADSL atau perangkat wireless LAN). Dari konektor ini kita harus
membeli satu perangkat switch, yang gunanya mendistribusikan sinyal internet ke
semua tempat. Swicth yang di pakai terdiri dari 8 port, artinya kita bisa menyambung
8 perangkat ke dalam switch tersebut, maksimal bisa menyambung 6 rumah ke
dalam switch, sementara dua port lainnya kita sambung ke perangkat akses internet
seperti modem ADSL atau wireless LAN, dan yang satunya untuk kita sambung ke
switch lain (cascade) jika ada tambahan tetangga yang mau ikut ke dalam jaringan
RT/RW-NET yang kita buat.
Dalam merancang jaringan ini, sebaiknya ita membentang kabel dulu dalam sel
setiap enam rumah (atau bisa juga menggunakan switch dengan 16 port yang dalam
hal ini bisa menghubungkan 14 rumah sekaligus- 7 rumah di depan dan 7 rumah di
belakang) sehingga nantinya kana lebih mudah untuk mendistribusinya, terutama
soal jumlah kabel yang harus selalu di perhintungkan untuk di masukan ke pipa
paralon. Untuk sambungan dari rumah ke rumah, sebaiknya di pasang di luar rumah
12. dekat jalan tetapi jangan di gantung di atas, karena menganggu pemandangan, di
samping di larang oleh PLN dan telkom, tempat yang paling sesuai adalah di pinggir
got yang ada di depan rumah supaya tidak mudah terinjak atau di gigit tikus, pipa
paraloni ini di letakan di bibir got.
Disrbusi dari rumah ke rumah yang menggunakan switch sebaiknya di simpan di
dalam kotak kaleng yang bisa di gunakan untuk menyimpan koneksi telpon, otak
kaleng tersebut di letakan di tempat yang mudah di jangkau oleh teknisi yang
merawat jaringan.
Dengan kecepatn 64 Kbps dari ISP, secara teoritis bisa melayani 15 komputer,
dengan asumsi per-komputer mendapat kecepatan sekitar 4,3 Kbps, lebih cepat
ktimbang menggunakan dial-up telpon bias, angka 4,3 Kbps bisa bervariasi
tergantung beban pemakaian, karena jika 15 komputer semuanya mengakses
internet pada saat yang bersamaan, pasti kecepatan menjadi lambat, sementara
kalau rata-rata per-satu saat hanya lima komputer yang mengakses internet, maka
kecepatan rata-rata adalah 13 Kbps. Slain ecepatan proses, jumlah memory RAM
juga berpengaruh terhadap kecepatan akese internet
13. Permasalahan yang sering muncul pada pemasangan maupun setelah pemasangan
jaringan berbasis luas adalah jarak dan gangguan cuaca yang akan menganggu
frekuansi 2,4 MHz menjadi lemah yang harusnya mendapatkan sinyal 80-95%.
mendiagnosis permaslahan yang terjadi pada jaringan berbasi luas atau wireless di
lakukan untuk mengetahui bagian-bagian perangakat hadware/ software yang
kemungkinan mengalami kerusakan atau gangguan. mendiagnosis kerusakan dapat
di lakukan secara hadware maupun software dengan indikasi-indikasi yang di
amati.Untuk medapatkan jaringan yang berbasis luas/ wireless yang baik dan
bekerja secara normal harus di lakukan perawatan secra berkala, perawatan ini di
lakukan untuk mengetahui kondisi perangkat pendukung dan kondisi jaringan
berbasis luas dalam berkomunikasi data
Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan mohon maaf jika ada salah dalam
pengetikan atau kata-kata :D sampai berjumpa di postingan-postingan selanjutnya,
terimakasih karena telah berkunjung :)
Salam IT
· Konfigurasi RT/RW Net (By. Onno W. Purbo)
Salah satu keindahan dalam teknik jaringan komputer adalah kemampuannya untuk
men-share akses Internet dengan tetangga maupun sekitar-nya. Konsekuensi dari
menshare akses Internet ke tetangga ini adalah biaya akses menjadi murah.
Bayangkan akses Unlimited (tanpa batas) TelkomNet ADSL Speedy yang harganya
sekitar Rp. 3.8 juta / bulan, jika kita bagi ke 20 tetangga, maka sebetulnya per rumah
hanya membutuhkan biaya sekitar Rp. 200.000 / bulan untuk mengakses Internet 24
jam tentunya pada kecepatan 64K/512K yang di share oleh 20 tetangga.
Selama tetangga kita bukan sebuah WARNET, maka sebetulnya aktifitas
penggunaan Internet yang di share tersebut tidak terlalu membebani jaringan.
Pengalaman saya mengoperasi Internet 24 jam di rumah yang di share dengan
tetangga tidaklah terlalu membebani jaringan Internet karena akses Internet paling
hanya di gunakan untuk membaca e-mail terutama pada sore hari hingga malam
pada saat orang pulang dari kerja.
WARNET akan merupakan momok di sebuah RT/RW-net karena trafic Internet
sebuah WARNET sangat padat karena orang yang datang ke WARNET akan betul-
betul memanfaatkan akses Internet yang dia beli di WARNET. Jadi tidak terlalu di
14. sarankan untuk menshare akses Internet di sebuah RT/RW-net dengan sebuah
WARNET karena traffic-nya akan habis di makan oleh WARNET.
Tulisan ini akan membahas secara singkat beberapa alternatif konfigurasi jaringan
RT/RW-net yang sering digunakan.
1. Teknik share akses untuk RT/RW-net sebetulnya sama dengan teknik share
akses yang digunakan di WARNET-WARNET. Bahkan jika kita perhatikan
beberapa router ADSL, sebetulnya internal router ADSL tersebut telah di
siapkan untuk melakukan share akses Internet untuk Small Office Home
Office.
2. Kebanyakan dari kami di lapangan menggunakan Linux sebagai sistem
operasi router untuk share akses Internet di sebuah RT/RW-net karena
banyak fasilitas tambahan yang dapat kita kembangkan dari sebuah mesin
linux, seperti, memberikan servis e-mail atau Web bagi sebuah RT maupun
untuk meningkatkan pertahanan jaringan. Jika kita ingin bertindak agat
ekstrim sebetulnya kita dapat dengan mudah menginstall sentral telepon
Internet di mesin Linux, seperti, www.gnugk.org atau www.asterisk.org, dan
memfungsikannya sebagai proxy internet telepon.
3. Alternatif paling sederhana dan paling murah untuk menyambungkan rumah-
rumah tetangga kita adalah menggunakan sambungan UTP LAN. Paling
menguntungkan jika kita dapat bekerja sama dengan sebuah kompleks
perumahan / real estate. Agar kabel UTP aman dari gangguan cuaca, teknik
yang paling mudah adalah dengan memasukan kabel UTP tersebut kedalam
pipa pralon dan menyalurkannya di badan got / gorong-gorong di sebuah
kompleks perumahan. Jarak tempuh kabel UTP terbatas sekitar 100 meter
saja, oleh karena-nya setiap 100 meter harus di pasang hub yang juga
berfungsi sebagai repeater kabel jaringan.
4. Alternatif lain yang dapat digunakan di sebuah RT/RW-net adalah dengan
membangun sebuah Access Point 2.4GHz dan men-share akses Internet
unlimited tersebut dengan tetangga dalam jarak 1-3 km dari rumah kita.
Ketinggian tower sekitar 5 meter di atas atap lebih dari cukup keperluan
mencakup 1-3 km. Teknik memberikan akses Internet menggunakan
15. peralatan 2.4GHz dapat di ambil di http://sandbox.bellanet.org/~onno/ atau
http://www.apjii.or.id/onno/ secara gratis.
Pertanyaan yang akan menjadi momok bagi para penyelenggara RT/RW-net adalah
masalah ijin dari RT/RW-net. Jawaban singkat-nya – peraturan di Indonesia belum
tahu apa itu RT/RW-net, bahkan WARNET-pun belum ada perangkat hukumnya.
Kalau kita mengacu pada UU 36/1999 akan lebih parah lagi. Di UU 36/1999 tidak
ada sama sekali di bahas tentang Internet. Tapi mengacu pada KEPMEN 21/2001
tentang jasa telekomunikasi pasal 46 (1), dan pasal 47 (2), akan terbaca jelas bahwa
Small Office Home Office (SOHO) tidak memerlukan ijin dari regulator / POSTEL.
Hanya saja di situ tidak di bahas sama sekali kalau jaringan tersebut merupakan
jaringan dari Small Office Home Office (SOHO-Net) atau RT/RW-net.