2. A. Pemeriksaan Diagnostik dan Penatalaksanaanya
a. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
b. Bronkhografi
2. Laboratorium
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe)
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
d. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3. Histopatologi
a. Bronkoskopi
b. Biopsi Trans Torakal (TTB)
c. Torakoskopi
d. Mediastinosopi
e. Torakotomi
3. 4. Pencitraan
a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
b. Penatalaksanaan
1. Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin
fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.
a. Toraktomi eksplorasi.
b. Pneumonektomi pengangkatan paru
c. Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
d. Resesi segmental.
e. Resesi baji.
4. 2. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa
juga sebagai terapi adjuvant/paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti
mengurangi efek obstruksi/penekanan terhadap pembuluh darah/bronkus.
3. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
B. Tindakan – tindakan
a. Kolaborasi pemeriksaan radiologi foto toraks dan bronkoghrafi
b. Kolaborasi laboratorium
c. Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh aminofilin, albuterol dan lain-
lain.
d. Kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai indikasi
e. Kolaborasi pemberian fisiotherapy dada
f. Kolaborasi pemberian analgetik
g. Kolaborasi mengkaji konsultasi nutrisi tentang rencana makan dengan ahli gizi
5. C. Peran Perawat Post-Operasi Ca Paru
Tujuan perawatan Post-Operasi Ca Paru antara lain :
1. Menunjukkan kembalinya fungsi fisiologis normal
2. Tidak memperlihatkan adanya infeksi luka bedah
3. Dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman
4. Mempertahankan konsep diri
5. Kembali kepada status kesehatan fungsional dengan keterbatasan yang ada akibat
pembedahan
1. Mendapatkan Kembali Fungsi Fisiologis Normal
a. Luka bedah
Pengaruh immobilisasi yang lama selama pembedahan berlangsung dan
selama penyembuhan, serta pengaruh anestesi dan analgesik merupakan penyebab
utama timbulnya komplikasi pascaoperatif. Intervensi keperawatan diarahkan
untuk mencegah timbulnya komplikasi sehingga klien dapat kembali pada tingkat
fungsi yang setinggi mungkin.
6. Perawat harus memperhatikan hubungan antara seluruh sistem dengan
terapi yang diberikan, seperti :
1. Mempertahankan fungsi pernapasan
2. Mencegah stasis sirkulasi
3. Meningkatkan eliminasi normal dan nutrisi yang adekuat
4. Meningkatkan eliminasi urine
5. Memperoleh istirahat dan kenyamanan
6. Mempertahankan konsep diri
7. Mempercepat kembalinya status kesehatan fungsional