asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
Psikosafix.pptx
1. Definisi penyakit
• Psikosis merupakan gangguan jiwa
yang berat, atau tepatnya penyakit
jiwa, yang terjadi pada semua aspek
kepribadian.
• Bahwa penderita psikosis tidak
dapat lagi berhubungan dengan
realitas, penderita hidup dalam
dunianya sendiri.
• Psikosis tidak dirasakan
keberadaannya oleh penderita.
Penderita tidak menyadari bahwa
dirinya sakit.
PSIKOSA
Singgih D. Gunarsa W.F. Maramis Zakiah Daradjat
2. Psikosis Berhubungan dengan Sindroma Otak Organik
Dementia Paralytica
Psikosis yang terjadi
akibat infeksi syphilis
yang kemudian
menyebabkan kerusakan
sel-sel otak.
Psikosis alkoholik
Terjadi karena fungsi
jaringan otak terganggu
atau rusak akibat terlalu
banyak minum minuman
keras.
KLASIFIK
ASI
Psikosis b.d trauma
Psikosis yang terjadi
akibat luka atau trauma
pada kepala karena
terkena pukulan,
tertembak, kecelakaan,
dst.
Psikosis obat-obatan
Psikosis akibat obat-obat
terlarang (kokain, sabu-
sabu)
3. Psikosis fungsional atau psikosis non organik
Psikosis mania-
depresif (Bipolar
Disease)
Psikosis mania-depresif
merupakan kekalutan
mental yang berat, yang
berbentuk gangguan emosi
yang ekstrim, yaitu
berubah-ubahnya
kegembiraan yang
berlebihan (mania) menjadi
kesedihan yang sangat
mendalam (depresi) dan
sebaliknya dan seterusnya.
Faktor penyebab:
Aspek mania terjadi
akibat dari usaha untuk
melupakan kesedihan dan
kekecewaan hidup dalam
bentuk aktivitas-aktivitas
yang sangat berlebihan.
Sedangkan aspek
depresinya terjadi karena
adanya penyesalan yang
berlebihan.
KLASIFIK
ASI
4. BIPOLAR DISEASE
PSIKOSIS FUNGSIONAL
Gejala-gejala psikosis
mania:
•Euphoria,
•waham kebesaran,
hiperaktivitas,
•pikiran melayang,
•mudah beralih perhatian,
perilaku bertentangan
dengan nilai,
•tidur kurang,
•nafsu makan dan libido
meningkat,
• flight of idea,
•pemikiran atau ide tidak,
terbatas,
Gejala-gejala
depresif:
•Waham,
•kadang halusinasi
penglihatan dan
pendengaran,
•kecemasan,
•pesimis,
•hipoaktivitas,
•insomnia,
•anorexia.
Gambaran gangguan bipolar
Serangan biasanya terjadi secara mendadak
hanya dalam beberapa kasus reaksi ini
berkembang secara berangsur-angsur;
•biasanya reaksi ini berhenti dengan sendirinya
atau karena dirawat sesudah jangka waktu 6
bulan;
•reaksi ini akan terjadi berulang kali dengan
jarak diantaranya mungkin selama beberapa
tahun;
•tidak ada bukti deteriorsi intelektual atau
emosional pada pasien
•suasana hati yang berubah-ubah merupakan
satu gejala yang sangat menonjol;
•ilusi,delusi, halusinasi mungkin ada tetatpi
bukan merupakan gejala yang khas.
5. PSIKOSIS PARANOID
Gejala-gejala
psikosis paranoid
•Sistem waham yang
kaku, kukuh dan
sistematis,
•Pikirannya dikuasai
oleh ide-ide yang salah,
kaku, dan paksaan..
•Mudah timbul rasa
curiga
PSIKOSIS FUNGSIONAL
Faktor penyebab :
•Kebiasaan berpikir yang
salah;
•Terlalu sensitif dan
seringkali dihinggapi rasa
curiga;
•Adanya rasa percaya diri
yang berlebihan (over
confidence);
•Adanya kompensasi
terhadap kegagalan dan
kompleks inferioritas
Psikosis paranoid merupakan penyakit jiwa yang serius yang
ditandai dengan banyak delusi atau waham yang disistematisasikan
dan ide-ide yang salah yang bersifat menetap
6. SKIZOFRENIA
Definisi :
Skizofrenia adalah
sekelompok reaksi psikotik
yang memengaruhi
berbagai area fungsi
individu, termasuk berpikir
dan berkomunikasi,
menerima dan
menginterpretasikan
realitas, merasakan dan
menunjukkan emosi, dan
berperilaku dengan sikap
yang dapat diterima secara
sosial.
Kriteria DSM-IV:
Gangguan berlangsung
selama sedikitnya 6 bulan
dan termasuk minimal 1
bulan gejala fase aktif
yang melibatkan dua atau
lebih hal-hal berikut :
waham, halusinasi, bicara
tidak teratur, perilaku yang
sangat kacau, dan
katatonik, gejala-gejala
negatif (mis., afek datar,
alogia, atau avolusi).
PSIKOSIS FUNGSIONAL WORLD EXCLUSIVES
Skizofrenia
7. • Gangguan isi pikiran
(waham)
• Gangguan persepsi :
Halusinasi.
• Ilusi : Salah
menginterpretasikan stimulus
lingkungan
• Gangguan emosi
• Alogia
• Avolisi
• Asosiasi Longgar (asosiasi
derailment atau tangensial)
• Neologisme
• Bloking
• Klanging
• Ekolalia
• Konkritisasi
PSIKOSIS FUNGSIONAL WORLD EXCLUSIVES
Skizofrenia
Klasifikasi
a)Gejala positif meliputi
halusinasi, waham,
asosiasi longgar, dan
perilaku yang tidak
teratur atau aneh.
b)Gejala negatif meliputi
emosi tertahan (afek
datar), anhedonia,
avolisi, alogia, dan
menarik diri.
Tipe Skizofrenia
(Lihat Tabel)
Fase Skizofrenia
1. Fase Prodromal
•Kemunduran dalam waktu lama (6 sampai 12
tahun) Timbul gejala positif dan negatif
•Periode kebingungan pada klien dan keluarga
2. Fase aktif
•Permulaan intervensi asuhan kesehatan, khususnya
hospitalisasi
•Pengenalan pemberian obat dan modalitas
terapeutik lainnya
•Perawatan difokuskan pada rehabilitasi psikiatrik
saat klien belajar untuk hidup dengan penyakit
yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku.
3. Fase residual
•Pengalaman sehari-hari dengan penanganan gejala
•Pengurangan dan penguatan gejala
•Adaptasi
Gejala umum skizofrenia
8. PSIKOSIS FUNGSIONAL WORLD EXCLUSIVES
Skizofrenia
Faktor predisposisi :
1. Biologis
•Genetika
•Abnormalitas perkembangan
saraf
•Abnormalitas struktur otak
•Ketidakseimbangan
neurokimia (neurotransmiter)
2. Umur dan jenis kelamin
3. Pola asuh keluarga
Faktor presipitasi
Stresor psikososial
Stresor psikososial adalah setiap
keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam
hidup seseorang, sehingga orang
itu terpaksa mengadakan
penyesuaian diri (adaptasi) untuk
menanggulangi stesor (tekanan
mental) yang timbul. Namun tidak
semua orang mampu
menanggulangi sehingga timbul
keluhan-keluhan kejiwaan seperti
skizofrenia.
ETIOLOGI
Jenis stresor psikososial:
•Perkawinan; pertengkaran, perpisahan,
perceraian, kematian salah satu pasangan,
ketidaksetiaan
•Problem orangtua; tidak punya anak,
kebanyakan anak, kenakalan anak, anak
sakit dan hubungan yang tidak baik antara
mertua, ipar, besan, dsb.
•Hubungan interpersonal (antar pribadi);
konflik dengan kekasih, rekan kerja, antara
atasan dan bawahan.
•Pekerjaan; di PHK, perusaan bangkrut, dll.
•Lingkungan hidup; masalah perumahan,
pindah tempat tinggal, penggusuran, rawan
kriminalitas
•Keuangan; pendapatan jauh lebih rendah
dari pengeluaran, terbelit hutang, soal
warisan, dsb.
9. NEWS
PSIKOSA (UMUM)
• CT-Scan : menunjukkan struktur
abnormalitas otak
• PET (Positron Emission Tomography) :
mengukur aktivitas metabolik dari area
spesifik otak dan dapat menyatakan
aktivitas metabolik yang rendah dari
lobus frontal
• MRI : Memberi gambaran otak 3 dimensi
• RCBF (Regional Cerebral Blood Flow) :
memetakan aliran darah dan menyatakan
aktivitas pada daerah otak yang bervariasi
• BEAM (Brain Electrical Activity
Mapping) : menunjukkan respon
gelombang otak terhadap rangsangan
yang bervariasi disertai dengan adanya
respon yang terhambat dan menurun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• ASI (Addiction Severity Index) :
menentukan masalah-masalah
ketergantungan (ketergantungan zat), yang
mungkin dikaitkan dengan penyakit
mental, dan mengindikasikan area
pengobatan yang diperlukan
• Skrining obat (termasuk alcohol):
mengidentifikasi jenis obat yang digunakan
• Uji psikologis (misalnya MMPI):
menyatakan kerusakan pada satu area atau
lebih.
Catatan : tipe paranoid biasanya menunjukkan
sedikit atau tidak adanya kerusakan
10. PSIKOTIK AKUT
1. Informasi yang perlu untuk pasien dan
keluarga
2. Menjaga keamanan pasien dan individu
yang merawatnya:
• Keluarga atau teman harus mendampingi pasien
• Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya,
makan, minum, eliminasi dan kebersihan)
• Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera
3. Konseling pasien dan keluarga
• Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang
berkaitan dengan pengobatan psikiatrik antara
lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab
keluarga dalam pengobatan pasien
• Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi
stress dan kontak dengan stresor
• Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-
hari setelah gejala memba
4. Pengobatan
A. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala
psikotik.
•Haloperidol 1-5 mg PO, 1 sampai 3 kali sehari
•Chlorpromazine 25 mg, 1 sampai 3 kali sehari,
tingkatkan secara bertahap.
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk
mengurangi efek samping
B. Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama
dengan neuroleptika untuk mengendalikan agitasi
akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali
sehari).
C. Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-
kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.
D. Monitoring penggunaan antipsikosis pada klien.
E. Pemberian obat dilakukan dengan kolaborasi
dokter
5. Rujukan
• Kasus baru gangguan psikotik
• Kasus dengan efek samping motorik yang berat
atau timbulnya demam, kekakuan, hipertensi,
hentikan obat antipsikotik lalu rujuk
PENATALAKSANAAN
11. PSIKOTIK KRONIK
1. Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga
2. Konseling pasien dan keluarga
• Pengobatan dan dukungan keluarga terhadap pasien
• Membantu pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal
dalam pekerjaan dan kegiatan sehari-hari
• Kurangi stress dan kontak dengan stres
4. Rujukan
• Semua kasus baru dengan gangguan
psikotik
• Depresi atau mania dengan gejala
psikotik.
• Perlu kepastian diagnosis dan terapi
yang paling sesuai pada kasus kronis
• Keluarga merasakan terbebani dengan
kondisi pasien dan memerlukan
konsultasi dengan pelayanan
masyarakat yang sesuai
• Pertimbangkan konsultasi untuk kasus
dengan efek samping motorik yang
berat
3. Pengobatan
A. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik.
• Haloperidol 2-5 mg; 1 – 3 kali sehari
• Chlorpromazine 100-200 mg ; 1 – 3 kali sehari
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek
samping
B. Obat anti psikotik diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan
sesudah episode pertama penyakitnya dan lebih lama sesudah
episode berikutnya
C. Obat antipsikotik mempunyai efek jangka panjang yang
disuntikkan jika pasien gagal untuk minum obat oral
D. Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang mungkin
timbul
PENATALAKSANAAN
12. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan proses pikir
2. Gangguan persepsi dan sensori : penglihatan,
pendengaran
3. Hambatan komunikasi verbal
4. Ketidakefektifan koping individu
5. Ansietas
6. Harga diri rendah kronis
7. Isolasi sosial
8. Disfungsi seksual
9. Resiko membahayakan diri/orang lain
10. Defisit perawatan diri
KLIEN PENDERITA PSIKOSAKLIEN PENDERITA GANGGUAN JIWA PSIKOSA