Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Fi'il Arab
1. فِعْلل
FI’IL (Kata Kerja)
(KAJIAN MORFOLOGI BAHASA ARAB)
DISUSUN OLEH
Citra Gandhini Putri
147009021
PROGRAM MAGISTER LINGUISTIK
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
2. MORFOLOGI BAHASA ARAB
BAB I
PENDAHULUAN
Tata bahasa merupakan istilah lain dari gramatika (grammar)
atau dalam bahasa Arab disebut nahwu-sharaf. Tata bahasa
merupakan deskripsi dari aturan-aturan yang berlaku pada
setiap bahasa. Brown (1987: 341) berpendapat bahwa tata
bahasa adalah suatu sistem aturan yang mempengaruhi susunan
dan hubungan konvensional kata-kata dalam suatu kalimat.
Berdasarkan pengertian tersebut, tata bahasa dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu (1) tata kata dan (2) tata kalimat.
Dalam bahasa Arab ilmu yang membahas tata kata disebut
dengan ‘ilm sharf (morphopogy). Sedangkan tata kalimat dalam
bahasa Arab dikaji dalam ‘ilm nahwu (sintax).
3. Ilmu Shorof yaitu ilmu tentang perubahan kata dari asal
katanya kepada bentuk-bentuk lainnya sesuai dengan makna
yang dikehendaki.
Contoh :
نصر (telah menolong), bisa diubah kepada makna-makna yang
lainnya, seperti :
ينصر (sedang menolong)
انصر (tolonglah)
ناصر (sang penolong)
منصور (pihak yang ditolong)
4. BAB II
PEMBAHASAN
فِعْلل
FI’IL (Kata Kerja)
Fi’il ( فِعْلٌلٌ) ) adalah kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana
kata tersebut terikat dengan waktu. Fi'il (kata kerja) dalam bahasa
arab terbagi lagi menjadi 3, yaitu: fi'il madhi, fi'il mudhori, fi'il amr.
5. 1. Fi'il madhi ( (مَاضضِي فِعْلل
Fi’il madhi adalah kata kerja untuk masa lampau, artinya untuk
perbuatan yang telah dilakukan masa lalu atau kalau kita pernah
belajar bahasa inggris, fi'il madhi adalah past tense, contohnya عَلِمَ
'alima artinya telah mengetahui.
2. Fi'il mudhori' ( (مُضَاضرِع فِعْلل
Fi’il mudhari’ adalah kata kerja untuk perbuatan yang sedang
terjadi atau akan terjadi, contohnya يَعْللَمُ ya'lamu artinya sedang
mengetahui atau akan mengetahui.
3. Fi'il 'amr ( (اْللأمْلر فِعْلل
Fi’il amr adalah kata kerja perintah, contohnya إِعْللَمْل (i'lam) artinya
ketahuilah.
6. Sebelum kita masuk pada contoh kalimat fi’il madhi dan fi’il
mudhari’, kita harus mengetahui terlebih dahulu wazan dan
mauzun dalam bahasa Arab. Dalam mempelajari ilmu shorof
istilah wazan menurut bahasa adalah sesuatu yang dijadikan
patokan atau yang harus diikuti oleh kalimat-kalimat yang lain.
Sedangkan mauzun menurut bahasa adalah sesuatu yang harus
mengikuti wazan.
Contoh wazan dan mauzun fi’il madhi :
Wazan ← فَ ←عَ ←لَ ←
Mauzun ← مَ ←نَ ←ع
contoh wazan dan mauzun fi’il mudhari’ :
Wazan ← يَ ←فْعَعَ ←لُ
Mauzun ← يَ ←جْعَلَ ←سُ
9. 1. Fi’il Madhi dan Fi’il Mudhari ( (الفعل الماضى و الفعل المضارع
Jika disebutkan kata kerja, kataba – yaktubu ( كَ -تَ -بَ - - يِككْتُتُ )بُ ) ) maka :
kataba ( كَ -تَ -بَ - ) adalah fi’il maadhi dan
yaktubu ( يِككْتُتُ )بُ ) ) adalah fi’il mudhoori’
berikut adalah contoh beberapa fiil madhi – mudhori’ yang mudah:
قَ -رَ -ءَ - يَ -قْتُرَ -ءُ ) (Qoro’a – Yaqro u) → membaca
يَ -فْتُعَ -لُ ) فَ -عَ -لَ - (Fa’ala – Yaf’alu) → Melakukan
أَ -كَ -لَ - يَ -اْتُكُ )لُ ) (Akala – Ya’kulu) → Makan
10. Dalam sebuah kalimat fi’il atau jumlah fi’liyah( جُمْلَ ة
فِعْلِيّة ) atau kalimat verbal (kalimat sempurna yang
mengandung kata kerja), letak Fa’il (Pelaku) bisa di
depan dan bisa pula di belakang Fi’il (kata kerja).
1) Untuk Dhamir Ghaib atau “orang ketiga” ( هُنّ - هُ مْ
.( - هُمَا - هِيَ - هُوَ
a. Bila Fa’il mendahului Fi’il maka perubahan bentuk dari
Fi’il tersebut harus mengikuti ketentuan
Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
11. Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il Madhi yang terletak
setelah Fa’il:
اَلْمُسْلِمُ د خَلالْمَسْجِدَ /almuslimu dakhalal masjid/ ` muslim itu telah
memasuki masjid`
اَ /لْجِمُ دسْجِلِدَمَ /ةُ د دَ /خَ /لَ /تِدَ الْجِمَ /سْجِجِدَدَ / /almuslimatu dakhalatil masjid/`muslimah itu telah
memasuki masjid`
اَ /لْجِمُ دسْجِلِدَمَ /اننِدَ دَ /خَ /لاَ / الْجِمَ /سْجِجِدَدَ / /almuslimāni dakhalal masjid/ `dua muslim itu telah
memasuki masjid`
اَ /لْجِمُ دسْجِلِدَمَ /تَ /اننِدَ دَ /خَ /لَ /تَ /ان الْجِمَ /سْجِجِدَدَ / /almuslimatāni dakhalatal masjid/`dua muslimah itu
telah memasuki masjid`
اَ /لْجِمُ دسْجِلِدَمُ دواْجِنَ / دَ /خَ /لُ دواا الْجِمَ /سْجِجِدَدَ / /almuslimūna dakhalul masjid/`kaum muslimin telah
memasuki masjid`
اَ /لْجِمُ دسْجِلِدَمَ /انتُ د دَ /خَ /لْجِنَ / الْجِمَ /سْجِجِدَدَ / /almuslimātu dakhalnal masjid/`kaum muslimat telah
memasuki masjid`
12. Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il Mudhari’ yang terletak setelah Fa’il:
اَلْمُسْلِمُ يَدْخُلُ الْمَسْجِدَ /almuslimu yadkhulul masjid/`muslim
itu memasuki masjid`
اَلْمُسْلِمَةُ تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ /almuslimatu tadkhulul
masjid/``muslimah itu memasuki masjid`
اَلْمُسْلِمَانِ يَدْخُلنَِ الْمَسْجِدَ /almuslimāni yadkhulānil
masjid/``dua muslim itu memasuki masjid`
تَدْخُلنَِ الْمَسْجِدَ اَلْمُسْلِمَتَانِ /almuslimatāni tadkhulānil
masjid/``dua muslimah itu memasuki masjid`
اَلْمُسْلِمُوْنَ يَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ /almuslimūna yadkhulūnal
masjid/` kaum muslimin memasuki masjid`
اَلْمُسْلِمَاتُ يَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ /almuslimātu yadkhulnal
masjid/`kaum muslimat memasuki masjid`
13. b. Sedangkan bila Fi’il mendahului Fa’il, maka bentuk Fi’il
tersebut selalu Mufrad, (meskipun Fa’il-nya Mutsanna atau
Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan Muannats tetap
dibedakan dengan adanya huruf Ta Ta’nits ( ت ت أْنِيْث ) atau “Ta
Penanda Muannats” pada Fi’il yang Fa’il-nya adalah Muannats.
14. Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il Madhi yang terletak
sebelum Fa’il:
دَخَلَ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ /dakhala almuslimul masjid/`muslim itu
telah memasuki masjid`
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ /dakhalatil muslimatul
masjid/`muslimah itu telah memasuki masjid`
دَخَلَ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ /dakhalal muslimānil masjid/`dua
muslim itu telah memasuki masjid`
دَ /خَ /لَ /تِدَ الْجِمُ دسْجِلِدَمَ /تَ /اننِدَ الْجِمَ /سْجِجِدَدَ / /dakhalatil muslimatānil masjid/`dua
muslimah itu telah memasuki masjid`
دَخَلَ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ /dakhalal muslimūnal masjid/`kaum
muslimin telah memasuki masjid`
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ /dakhaltil muslimātul masjid/`kaum
muslimat telah memasuki masjid`
15. Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il Mudhari’ yang terletak
sebelum Fa’il:
الْجِمَ /سجِدَدَ / اَلْمُسْلِمُ يَدْخُلُ /yadkhulu almuslimul masjid/ `muslim itu
memasuki masjid`
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ /tadkhulul muslimatul masjid/
`muslimah itu memasuki masjid`
يَدْخُلُ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ /yadkhulul muslimānil masjid/ `dua
muslim itu memasuki masjid`
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ /tadkhulul muslimatānil
masjid/`dua muslimah itu memasuki masjid`
يَ /دْجِخُ دل ُ د الْجِمُ دسْجِلِدَمُ دواْجِنَ /ل الْجِمَ /سْجِجِدَدَ / /yadkhulul muslimūnal masjid/`kaum
muslimin memasuki masjid`
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ /tadkhulul muslimātul masjid/`kaum
muslimat memasuki masjid`
16. Fi’il Amr ( (فِعْر)ل لمْر)ر)
Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang
berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintah agar
dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai
orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il
Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab
(lawan bicara) atau orang kedua sebagai orang
yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Dhamir Mukhathab terdiri dari: