1. Nama : Irfan Himawan
NPM :1013022039
Prodi : P. Fisika 2010/ A
1. Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain,
mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan
suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-
sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.
Proses juga dapat diartikan sebagai perubahan koordinat dari suatu sistem
2. Proses Kuasistatik dan Proses Non Kuasistatik
a. Proses Kuasistatik
Jika proses berlangsung sangat lambat, maka setiap saat kita dapat menganggap seolah-olah
gas berada dalam keadaan statik. Proses yang demikian disebut proses kuasistatik. Selama
proses kuasistatik persaman gas dapat digunakan. Dengan demikian, selama proses
berlangsung kita dapat menghitung volume gas jika tekanan dan suhunya diketahui
Keadaan gas maupun proses mudah digambarkan dalam diagram P-V:
Sumbu datar: volum gas
Sumbu vertikal: tekanan gas.
Satu keadaan yang dimiliki gas diwakili oleh satu titik pada diagram P-V. Titik yang berbeda
mengandung informasi tekanan, suhu, atau volum yang berbeda sehingga mewakili keadaan
yang berbeda.
Sebuah kurva dari titik awal (keadaan awal) ke titik akhir (keadaan akhir) pada diagram P-V.
P(Pa) (P1,V1,T1)
proses (P2,V2,T2)
V(m3)
Keadaan gas selama proses ditentukan oleh nilai P,V, dan T pada titik-titik sepanjang kurva.
2. Proses Non Kuasistatik adalah Kebalikan dari proses kuasistatik, sistem termodinamik yang
tidak dalam keadaan kesetimbangan termodinamik dan jika selama proses simpangan dari
kesetimbangan cukup besar.
3. Proses isokhorik/isovolumik, isobarik, isotermal, adiabatik
a. Proses Isokhorik
Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut :
Pemanasan Pendinginan
Isokhorik adalah proses perubahan keadaan yang terjadi pada volume tetap. Jika gas
melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan
proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan
usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di
sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.
QV = ∆U
Penerapan proses isokhorik terjadi pada sebuah kipas dan baterai dalam sebuah wadah
tertutup. Kipas bisa berputar menggunakan energi yang disumbangkan baterai. Untuk kasus
ini, kipas, baterai dan udara yang berada di dalam wadah dianggap sebagai sistem. Ketika
kipas berputar, kipas melakukan kerja terhadap udara yang ada dalam wadah. Pada saat yang
sama, energi kinetik kipas berubah menjadi energi dalam udara. Energi listrik pada baterai
tentu saja berkurang karena sudah berubah bentuk menjadi energi dalam udara. Contoh ini
hanya mau menunjukkan bahwa pada proses isokorik (volume selalu konstan), kerja masih
bisa dilakukan terhadap sistem (kerja yang tidak melibatkan perubahan volume).
b. Proses Isobarik
sebelum dipanaskan sesudah dipanaskan
3. Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai berikut :
Pemanasan Pendinginan
Isobarik adalah proses perubahan keadaan yang terjadi pada tekanan konstan. Jika gas
melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan
melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha
(W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Proses
sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap
gas pada volume konstan
QV =∆U
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).
Proses isobarik ini dapat dijumpai pada kasus pemanasan air di dalam ketel mesin uap sampai
ke titik didihnya dan diuapkan sampai air menjadi uap, kemudian uap tersebut
disuperpanaskan (superheated), dengan semua proses berlangsung pada suatu tekanan
konstan.. Sistem tersebut adalah H2O di dalam sebuah wadah yang berbentuk selinder.
Sebuah pengisap kedap udara yang tak mempunyai gesekan dibebani dengan pasir untuk
menghasilkan tekanan yang didinginkan pada H2O dan untuk mempertahankan tekanan
tersebut secara otomatis. Kalor dapat dipindahkan dari lingkungan ke sistem dengan
menggunakan sebuah pembakar bunsen. Jika proses tersebut terus berlangsung cukup lama,
maka air mendidih dan sebagian air tersebut diubah menjadi uap. Sistem tersebut bereskpansi
secara kuasi statik tetapi tekanan yang dikerahkan sistem pada pengisap otomatis akan
konstan.
c. Proses Isotermal
Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.
Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka grafiknya berupa :
4. Pemanasan Pendinginan
Isotermal adalah perubahan sistem dimana suatu suhu tetap, konstan: ΔT = 0. Ini terjadi
ketika suatu sistem berada dalam kontak dengan reservoir panas luar (mandi panas), dan
perubahan terjadi perlahan cukup untuk memungkinkan sistem untuk terus-menerus
menyesuaikan diri dengan suhu resrvoir melalui pertukaran panas. Dalam proses isotermal,
nilai : ΔT = 0 = Q ≠ 0.
Penerapan Proses Isotermal terjadi pada AC alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara
merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan ruangan yang kita inginkan,
terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan
sekitarnya. Seperangkat alat tersebut diantaranya kompresor, kondensor, orifice tube,
evaporator, katup ekspansi, dan evaporator dengan penjelasan sebagai berikut :
Kompresor :
Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor
mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang
bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
Kondensor :
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang
bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke
orifice tube.
Orifice Tube :
di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin
bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang
juga katup ekspansi.
Katup ekspansi :
Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk
mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi
uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
Evaporator/pendingin :
refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator
meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah
kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran
refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti
5. mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni,
sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi.
Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari
refrigent.
d. Proses Adiabatik
Sebelum proses Selama/akhir proses
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka berupa :
Pengembangan Pemampatan
Adiabatik adalah tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem atau meninggalkan sistem (Q
= 0). Proses adiabatik bisa terjadi pada sistem tertutup yang terisolasi dengan baik. Untuk
sistem tertutup yang terisolasi dengan baik, biasanya tidak ada kalor yang dengan seenaknya
mengalir ke dalam sistem atau meninggalkan sistem. Proses adiabatik juga bisa terjadi pada
sistem tertutup yang tidak terisolasi. Untuk kasus ini, proses harus dilakukan dengan sangat
cepat sehingga kalor tidak sempat mengalir menuju sistem atau meninggalkan sistem
Penerapan Proses Adiabatik terjadi pada motor diesel. Motor diesel dikategorikan dalam
motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) (biasanya
disebut “mobor bakar”). Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi
energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia (pembakaran) dari
bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar).
4. Proses Reversible dan Irreversible
Jika suatu sistem bergeser dari status keseimbangannya, sistem ini menjalani suatu proses dan
selama proses berlangsung sifat-sifat sistem berubah sampai tercapai keseimbangan status
yang baru. Proses reversible merupakan suatu proses perubahan yang bebas dari desipasi
(rugi) energi dan dapat ditelusur balik dengan tepat. Sulit ditemui suatu proses yang
reversible namun jika proses berlangsung sedemikian rupa sehingga pergeseran
keseimbangan sangat kecil maka proses ini dapat dianggap sebagai proses yang reversible;
proses yang demikian ini dianggap dapat berlangsung dalam arah yang berlawanan mengikuti
alur proses yang semula diikuti. Suatu proses dikatakan reversibel terhadap sistem maupun
lingkungan apabila sistem dan lingkungan dikembalikan ke tingkat keadaannya yang mula-
6. mula dengan cara membalikkan arah proses yaitu arah transfer kalor dan arah transfer kerja.
Dalam kenyataannnya tidak ada proses yang reversibel 100%, karena selalu ada kerugian
energi selama proses berlangsung. Proses yang reversibel semata-mata hanyalah suatu
idealisasi. Meskipun demikian, proses yang reversibel memegang peranan yang sangat
penting yaitu sebagai rujukan bagi semua proses yang ireversibel.Terkait dengan Hukum II
Termodinamika, proses yang reversibel adalah arah dari semua proses yang ireversibel .
Contoh : :
a.Pergerakan piston di dalam silinder selalu menimbulkan gesekan sehingga
ada energi yang terbuang dalam bentuk kalor.
b.Transfer kalor dari temperatur rendah ke temperatur yang tinggi tidak dapat
berlangsung tanpa ada inputan energi dalam bentuk kerja
Sedangkan proses yang irreversible (tidak reversible) merupakan proses yang dalam
perjalanannya mengalami rugi (desipasi) energi sehingga tidak mungkin ditelusur balik
secara tepat. Secara alami kalor mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah, tidak
sebaliknya. Balok meluncur pada bidang, tenaga mekanik balok dikonversikan ke tenaga
internal balok & bidang (kalor) saat gesekan. Proses tersebut termasuk proses tak terbalikkan
(irreversible). Kita tidak dapat melakukan proses sebaliknya. Proses terbalikkan terjadi bila
sistem melakukan proses dari keadaan awal ke keadaan akhir melalui keadaan setimbang
yang berturutan. Hal ini terjadi secara quasi-statik. Sehingga setiap keadaan dapat
didefinisikan dengan jelas P, V dan T-nya. Sebaliknya pada proses irreversible,
kesetimbangan pada keadaan perantara tidak pernah tercapai, sehingga P,V dan T tak
terdefinisikan.