Kurikulum ideal adalah pedoman yang menggambarkan tujuan, isi, dan cara pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan. Kurikulum aktual adalah implementasi kurikulum ideal dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dapat berbeda dari rencana karena berbagai faktor. Membentuk kurikulum ideal dan aktual memerlukan dasar sosiologis agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tujuan pendidikan.
1. KURIKULUM IDEAL DAN KURIKULUM AKTUAL
Dipresentasikan pada Seminar Kelas
Mata Kuliah Desain Kurikulum dan Pembelajaran Agama
Pada Program Magister (S2)
Oleh :
Harits Azmi Zanki
Dosen Pengampu :
Dr. H. Askar, M.Pd.
H. Nurdin, S.Sos, S.Pd., M.Com., Ph.D.
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU
2018
2. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah Desain Kurikulum dan Pembelajaran Agama
dengan judul materi Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada Baginda
Rasulullah saw, beserta keluarga-keluargan-Nya, para sahabat-sahabat-Nya dan
pengikut-Nya yang setia sampai akhir zaman.
Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing penulis selama ini. Tentunya
makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Palu, 20 November 2018
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................ i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual................................. 4
B. Membentuk Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual .............................. 8
C. Implementasi Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual ............................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................16
B. Saran ........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang pendidik, tidak asing lagi dengan istilah kurikulum.
Kurikulum disusun untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan pendidikan.
Penyusunannya dilaksanakan berdasarkan atas dasar kebutuhan belajar peserta
didik yang diharapkan menjadi penerus pembangunan bangsa di masa yang akan
datang. Karena itu, kurikulum berubah sesuai dengan kebutuhan. Jadi dapat
dikatakan bahwa kurikulum merupakan pedoman utama bagi guru dan bagi pihak
yang berkaitan dengan pendidikan.
Hal ini, sejalan dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional tahun 2003 yang berbunyi “kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”.
Atau dengan kata lain, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.1
Tujuan tertentu itu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
1
Zaenal Arifin, Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam, (Jogjakarta
: DIVA Press, 2012), 36.
5. 2
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah. Dengan demikian, maka jelas bahwa pendidik mengemban
tugas sebagai pelaksana operasional dari kurikulum yang berlaku.
Isi kurikulum hakikatnya terdiri atas bahan-bahan pengajaran dan berbagai
pengalaman yang diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan. Dengan
adanya tuntutan untuk memenuhi hal tersebut, para perencana kurikulum sering
kali mengalamai berbagai kesulitan dalam menyusun dan merencanakan isi
kurikulum yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Kesulitan tersebut
adalah terjadinya perubahan-perubahan dalam segala bidang, yang semakin
berkembang setiap waktunya, yaitu perubahan dalam bidang sosial, ekonomi,
budaya, politik, dan yang lainnya yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan
tidak dapat diimbangi dengan arif dan bijaksana. Oleh karena itu lembaga Sekolah
dituntut untuk selalu mengembangkan segala bidang yang ada, tidak lain
kurikulum itu sendiri. Pembentukan kurikulum yang ideal dan aktual sangat
dibutuhkan para peserta didik dalam menghadapi tantangan yang telah disebutkan
di atas, tidak lain agar mereka semua bisa mengimbangi kemajuan zaman dengan
kemajuan intelektual.
Bertolak dari hal tersebut di atas, maka penulis mencoba menjelaskan
tentang kurikulum ideal dan aktual tentang hakikatnya, membentuk kurikulum
dan implementasinya, melalui makalah ini.
6. 3
B. Rumusam Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian kurikulum ideal dan kurikulum aktual?
2. Bagaimana membentuk kurikulum ideal dan aktual?
3. Bagaimana implementasi kurikulum ideal dan aktual di dalam pendidikan?
7. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Ideal Dan Kurikulum Aktual
Istilah kurikulum banyak dijumpai dan digunakan hampir dalam setiap
aktivitas pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum memiliki
peranan yang sangat strategis dan menentukan dalam upaya pencapaian
tujuan pendidikan. Dengan demikian keberadaan kurikulum menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari proses pendidikan itu sendiri.
Kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman
Yunani kuno yang berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu).
Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat
berlari mulai start sampai finish.2
Dalam arti sempit kurikulum diartikan sebagai “sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah”. Sedangkan pengertian lain yaitu
“kurikulum merupakan sekumpulan mata pelajaran yang bersifat sistematis dan
diperlukan untuk mendapatkan ijazah dalam bidang studi tertentu”.3
Batasan menurut Undang-Undang itu tampak jelas, bahwa kurikulum
memiliki dua aspek. Aspek pertama sebagai rencana yang harus dijadikan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan kedua pengaturan
2
Nana S. Syaodih, Prinsip dan Pegembangan kurikulum, (Jakarta: P2PLTK, 2008), 267.
3
Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Bandung: Rajawali Pers, 2012), 9.
8. 5
adalah isi yaitu cara pelaksanaan rencana yang digunakan sebagai upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang
berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar yang
harus dilakukan peserta didik, strategi dan cara yang dapat dikembangkan,
evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian
tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
Sementara itu, dalam pandangan yang luas, kurikulum tidak hanya dibatasi
pada sejumlah mata pelajaran yang lebih banyak menekankan pada isi, akan tetapi
meliputi semua pengalaman belajar yang dilakukan pihak Sekolah untuk
mempengaruhi perkembangan pribadi peserta didik ke arah yang lebih positif
sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Kurikulum disisi lain diartikan
sebagai program pendidikan yang mengatur dan mengelola segala hal yang
berkaitan dengan kepentingan pendidikan.
Dalam perkembangan terakhir dengan orientasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), kurikulum diartikan seperangkat rencana dan pengaturan
tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik, penilaian,
kegiatan pembelajaran, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum Sekolah atas beberapa pengertian tersebut, kurikulum
bisa diklasifikasi ke dalam dua segi: pertama, Ideal Curriculum atau kurikulum
ideal adalah kurikulum yang berisi sesuatu yang baik, yang diharapkan atau
dicita-citakan sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum. Kedua, Actual
Curriculum atau kurikulum aktual adalah apa yang terlaksana dalam proses
9. 6
belajar mengajar atau yang menjadi kenyataan dalam kurikulum yang
direncanakan atau terprogram dalam pendidikan. Kurikulum aktual sebaiknya
sama dengan kurikulum ideal, atau setidak-tidaknya mendekati kurikulum ideal
walaupun tidak mungkin atau tidak pernah sama dalam kenyataannya. Kurikulum
memiliki peran yang sangat penting mengingat fungsinya sebagai alat untuk
menjabarkan program pendidikan agar dapat dilakukan secara terencana,
sistematis dan sistemik.4
Sebagai sebuah pedoman, kurikulum ideal memegang peranan yang
sangata pentig dalam merancang pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru
dan peserta didik, sebab, melalui pedoman tersebut guru minimal dapat
menentukan hal-hal sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta
didik. Dapat kita bayangkan tanpa tujuan yang jelas sebagai rambu-rambu,
maka guru akan kesulitan menentukan dan merencanakan program
pembelajaran.
2. Menentukan isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai untuk pencapai
tujuan atau penguasaan kompetensi.
3. Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan peserta didik sebagai
upaya pencapaian tujuan.
4. Menentukan keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi.5
4
M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 10.
5
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ), (Cet. VI; Jakarta: Kencana, 2015), 22.
10. 7
Memperhatikan begitu pentingnya kurikulum ideal, maka setiap guru
dituntut untuk memahami dengan benar kurikulum ideal, bukan hanya tentang
tujuan yang harus dicapai, akan tetapi berbagai hal yang berhubungan dengan
upaya pencapaian tujuan itu sendiri. Kurikulum ideal tidak bisa dilaksanakan
sepenuhnya oleh guru, Setiap Sekolah tidak mungkin dapat melaksanakannya
dengan sempurna, karena berbagai alasan sebagai berikut:
1. Bisa tidaknya kurikulum ideal diterapkan oleh guru, dapat ditentukan oleh
kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia di Sekolah;
2. Bisa tidaknya kurikulum ideal dilaksanakan, akan ditentukan oleh
kemampuan guru. Misalnya, kurikulum ideal menuntut agar peserta didik
dapat menggunakan komputer untuk belajar, dan Sekolah memiliki
peralatan komputer dengan lengkap, dan tujuan kurikulum ideal itu tidak
akan tercapai manakala guru tidak atau kurang berkompeten tentang
computer;
3. Bisa tidaknya kurikulum ideal dilaksanakan oleh setiap guru, juga
tergantung pada kebijakan setiap Sekolah yang bersangkutan. Misalnya, di
Sekolah tersedia sarana belajar dengan lengkap sesuai dengan tuntutan
kurikulum, demikian halnya dengan kemampuan guru, tetapi dengan
alasan bahwa sarana atau alat tersebut merupkan alat yang mahal dan
langka. Misalnya, kepala Sekolah memberi kebijakan bahwa alat tersebut
tidak boleh digunakan dengan sembarangan, maka otomatis ketentuan
11. 8
kurikulum tidak bisa dilaksanakan dengan baik oleh lembaga pendidikan
tersebut.6
Oleh karena itu, kurikulum ideal merupakan pedoman bagi setiap guru
khususnya tentang tujuan dan kompetensi yang harus dicapai, sedangkan
kurikulum aktual adalah kurikulum nyata yang dapat dilaksanakan oleh guru
sesuai dengan kondisi yang ada, dengan demikian dapat dipastikan bahwa,
semakin jauh jarak antara kurikulum ideal dengan kurikulum aktual, artinya apa
yang dikerjakan guru tidak sesuai atau jauh dari rambu-rambu kurikulum ideal
maka akan semakin rendah kualitas suatu Sekolah. Aktual artinya apa yang
dilakukan guru dan peserta didik sesuai dengan rambu-rambu bahkan melebihi
kurikulum ideal sebagai pedoman, maka akan semakin bagus kualitas suatu
Sekolah atau kualitas proses belajar mengajar.
B. Membentuk Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual
Dalam membentuk kurikulum ideal dan aktual, kita harus mengetahui
terlebih dahulu aspek- aspek apa saja yang dapat membentuk kurikulum ideal dan
aktual ini dapat terlaksana. Karena pendidikan merupakan suatu proses sosial,
karena berfungsi memasyarakatkan peserta didik melalui proses sosialisasi di
dalam masyarakat tertentu. Sekolah, sebagai salah satu institusi pendidikan
berperan juga sebagai institusi sosial, karena melalui lembaga tersebut peserta
didik dipersiapkan untuk mampu terjun dan aktif dalam kehidupan bermasyarakat
yang sekarang maupun yang akan datang.
6
Ibid., 23-24.
12. 9
Peserta didik berasal dari masyarakat, dan mereka belajar tentang cara
hidup dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, Sekolah harus bekerjsama dengan
masyarakat, dan program Sekolah harus disusun dan diarahkan oleh masyarakat
yang menunjang Sekolah tersebut. Program pendidikan disusun dan dipengaruhi
oleh nilai, masalah, kebutuhan, dan tantangan masyarakat sekitarnya. Oleh karena
itu, kurikulum yang ideal dan dan aktual harus disusun berlandaskan dasar
sosiologis agar tercipta keseimbangan diantara keduanya dan terciptalah tujuan
pendidikan yang sebenarnya.
1. Kebutuhan Masyarakat dan Kekuatan Sosial
Pada dasarnya, pendidikan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum harus berdasarkan pada kebutuhan
masyarakat dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kurikulum yang
demikianlah disebut sebagai kurikulum yang relevan (ideal dan aktual) dengan
masyarakat. Dibalik itu, masyarakat merupakan lingkungan pendidikan, dalam
artian suatu lingkungan yang mempengaruhi Sekolah dan sebaliknya, Sekolah
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip ekosistem.
Apabila kebutuhan masyarakat dianalisis, hal ini akan sangat membantu para
penyusun kurikulum dalam merumuskan masalah masyarakat yang terkait dalam
pemilihan dan penyusunan bahan-bahan dan pengalaman-pengalaman kurikuler.
2. Mengorientasikan Kurikulum pada Pusat-Pusat Kehidupan.
Adapun kekuatan sosial yang mempengaruhi kurikulum ada beraneka
ragam. James W. Thornthon dan John R. Wright, dalam bukunya “Secondary
13. 10
School Curriculum”, mengklasifikasikan berbagai kekuatan sosial yang
mempengaruhi kurikulum, diantaranya:
a. Kekuatan sosial yang resmi, terdiri atas 1) Pemerintah suatu Negara,
melalui UUD, dasar Negara, falsafah dan ideologi Negara;
b. Pemerintah daerah, melalui berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan;
c. Pewakilan Departemen Pendidikan setempat.
Kekuatan sosial setempat, yang terdiri atas: Yayasan pendidikan,
Perguruan Tinggi, persatuan orang tua perserta didik dan guru, penerbit buku-
buku pelajaran, media masa (televisi, radio, koran), dan adat kebiasaan
masyarakat setempat.
Organisasi profesional, seperti persatuan guru, persatuan dokter, dan ahli
hukum. Tentu saja masih banyak kekuatan sosial lainnya yang ikut mempengaruhi
pengembangan dan pembinaan kurikulum. Setiap kekuatan sosial tersebut
berusaha sekuat tenaga untuk memberikan pengaruh secara maksimal.
3. Perubahan Sosio-Kultural
Peradaban dengan masyarakat itu selalu bersifat konsisten. Peradaban
merupakan jelmaan tingkah laku masyarakat, jadi peradaban menunjukkan
karakteristik masyarakat. Demikian pula sebaliknya, peradaban menentukan pola
kehidupan, struktur, fungsi, dan irama gerak masyarakat. Dapat dikatakan
peradaban itu berkembang secara kontinu. Arnold Toynbe mengatakan bahwa
“Kebudayaan sebagai suatu keseluruhan mengalami proses lahir, berkembang,
tumbang dan akhirnya hancur”. Dalam tahap lahir dan berkembangnya,
14. 11
kebudayaan memiliki cukup akal dan kekuatan untuk menanggulangi berbagai
tantangan alam dan kemasyarakatan yang dijumpainya. Sebaliknya kebudayaan
berada dalam tahap tumbang dan kehancuran jika tidak lagi mempunyai cukup
akal dan kekuatan untuk mengatasi berbagai kesukaran yang dihadapkan
kepadanya.7
Perubahan yang kedua adalah perubahan dalam masyarakat. Masyarakat
merupakan suatu proses yang senantiasa berada dalam perubahan. Tidak pernah
ada masyarakat yang seratus persen statis, meskipun itu masyarakat primitif.
Perbedaannya hanya terletak pada cepat atau lambatnya perubahan berlangsung,
bergantung pula pada perbedaan waktu saat perubahan itu terjadi. Pada
hakikatnya, yang dimaksud dengan perubahan sosial merupakan kesinambungan
yang terjadi pada hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang telah ada.
Perubahan kesinambungan ini terjadi baik secara menyeluruh maupun pada unsur
atau bagian masyarakat tersebut. Dari adanya dua hal perubahan di atas maka
dirasa perlu bagi kurikulum untuk selalu mengimbanginya. Faktor sosial budaya
sangat penting dalam penyusunan kurikulum yang ideal dan aktual, karena
kurikulum merupakan alat untuk merealisasikan sistem pendidikan, sebagai salah
satu dimensi dari kebudayaan.
7
Omar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Rosda Karya,
2008), 54.
15. 12
C. Implementasi Kurikulum Ideal Dan Kurikulum Aktual
Implementasi kurikulum adalah proses penerapan atau pelaksanaan yang
memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya
manusia dan sarana serta prasarana yang diperlukan sehingga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.8
Kemudian implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai
aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) kedalam bentuk pembelajaraan.
Implementasi kurikulum dapat juga diartika sebagai pelaksanaan dan penerapan
kurikulum dan perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan atau suatu proses
penerapan ide dan konsep atas kurikum itu sendiri.9
Dikemukakan juga bahwa
implementasi kurikulum merupakan proses interaksi antara fasilitator sebagai
pengembangan kurikulum, dan peserta didik sebagai subjek belajar.10
Adapun implementasi kurikulum dalam bentuk pembelajaran berdasar
Standar Nasional Pendidikan terutama Standar Proses, sebagaimana dalam
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mencakup
perencanaan proses pembelajaraan, pelaksanaan proses pembelajraan, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.11
8
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Alfabeta,
2010), 197.
9
Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), 98.
10
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009), 179.
11
Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, 99-100
16. 13
Dengan demikian dapat dipahami bahwa implementasi kurikulum adalah
penerapan, ide, konsep kurikulum potensial (dalam bentuk dokumen kurikulum)
kedalam kurikulum aktual dalam bentuk proses pembelajaraan.
Adapun tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok,
yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
1. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan,
mingguan, dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan
konseling atau program remedial.
2. Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas
guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut.
3. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan
kurikulum semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup
penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaaan
kurikulum.12
Dengan tahap-tahap tersebut merupakan suatu acuan yang akan membantu
tercapai tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu
secara otomatis akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum baik
yang ideal maupun aktual.
12
Omar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, 238.
17. 14
Hal ini sesuai dengan Q.S [38] Shad ayat 29:
Terjemahnya:
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran.13
Pada ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah swt. memerintahkan kepada
umatnya agar menjadikan Al-Qur’an sebagai patokan atau pedoman dalam
menjalani sebuah kehidupan agar umatnya bisa berfikir jernih dalam memutuskan
masalah kehidupan. Jadi ketika ayat ini kita kaitkan di dalam sebuah pendidikan,
bahwa kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran yang kita jadikan
sebagai acuan dan pedoman kita dalam suatu pendidikan agar tujuan pendidikan
yang cita-citakan di dalam kurikulum bisa tercapai dengan maksimal.
Untuk mengimplentasikan kurikulum sesuai dengan rancangan,
dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Sebagus apapun
desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, tetapi keberhasilannya sangat
tergantung pada guru. Kurikulum yang sederhana apabila grunya memiliki
kemampuan, semangat, dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik
daripada desain kurikulum yang hebat, tetapi kemampuan, semangat, dan dedikasi
gurunya rendah. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum.
Sumber daya pendidikan yang lainpun seperti sarana prasarana biaya, organisasi
13
Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Per Kata: Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul &
Terjemahannya, (Cet. IV: Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2009), 455.
18. 15
lingkungan, juga merupakan kunci organisasi pendidikan, tetapi kunci utama
adalah guru dengan sarana prasarana dan biaya terbatas, guru yang kreatif dan
berdedikasi tinggi, dapat mengembangkan program kegiatan, dan alat bantu
pembelajaran yang inovatif.14
14
Omar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, 77.
19. 16
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.
Disinilah peran dari kurikulum ideal yang dimana kurikulum ini dapat
dijadikan sebagai pedoman bagi lembaga pendidikan terutama seorang guru yang
memiliki peran yang sangat penting untuk mengaktualkan kurikulum tersebut
sesuai dari tujuan yang ingin dicita-citakan dari sebuah kurikulum yang dianggap
ideal tersebut,
Dalam membentuk kurikulum ideal ini, harus melihat beberapa faktor
yang mempengaruhi pembentukan kurikulum ideal dan aktual, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Perubahan Sosio-Kultural
2) Mengorientasikan Kurikulum pada Pusat-Pusat Kehidupan.
3) Kebutuhan Masyarakat dan Kekuatan Sosial
Ketiga faktor inilah yang harus diperhatikan dalam membentuk kurikulum
yang ideal. Kemudian lembaga pendidikan dapat melaksanakan kurikulum yang
telah diterapkan tersebut sesuai kedaan lembaga pendidikan tersebut. Walaupun
terkadang hasil dari sebuah kurikulum aktual kerap kali tidak sesuai dengan
20. 17
kurikulum ideal, setidaknya kurikulum aktual ini dapat mendekati dari pada
kurikulum ideal.
B. Saran-Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi sebuah referensi bagi pembaca untuk
dapat mengetahui tentang sebuah kurikulum ideal dan aktual, serta dapat
melaksanakan kurikulum tersebut dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan
dari kurikulum tersebut.
21. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. Pengembangan Kurikulum. Bandung; Pustaka Setia, 1998.
Arifin, Zaenal A. Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam.
Jogjakarta : DIVA Press, 2012
Hamalik, Omar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung PT. Rosda
Karya, 2008
Hatta, Ahmad. Tafsir Qur’an Per Kata: Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul &
Terjemahannya. Cet. IV: Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2009.
Hidayati, Wiji. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta:Pedagogia, 2012
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.
S.Syaodih, Nana. Prinsip dan Pegembangan Kurikulum. Jakarta: P2PLTK,2008
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Cet. VI; Jakarta: Kencana, 2015
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Alfabeta,
2010.
Tim Pengembangan MKDP. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2012