2. SISTEM PERNAFASAN
Pada amphibi contohnya katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru – paru.
Kecuali pada fase berudu bernafas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat
berfungsi sebagai alat pernafasan karena tipis dan banyak kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada
saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga
udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
3. Selain bernafas dengan selaput rongga mulut, katak bernafas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam
keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernafasan mudah berifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan
melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbondioksida
dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung di pompa ke kulit dan paru – paru lewat arteri kulit paru – paru (arteri
pulmokutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbondioksida dapat terjadi di kulit. Setelah itu koane menutup dan
otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen masuk ke paru – paru lewat celah – celah. Dalam paru – paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh
darah yang berada dalam kapiler dinding paru – paru dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
SISTEM PERNAFASAN
4. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya
oksigen namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari
ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke
kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam
badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru. Darah vena dari
seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari
atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → paru
– paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru –
paru. Selain peredaran darah paru – paru, pada katak → sinus venosus → atrium kanan.
5. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus
digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang
ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah.
Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan
mendorong makanan masuk dalam fentriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan.
SISTEM PENCERNAAN
6. Bagain muka frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedag bagian posterior mengecil dan
berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan
dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan
katalisator. Tiap – tiap enzim merubah sekelompok zat makanan manjadi ikatan – ikatan yang
lebih sederhana. Enzim yanbg dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin,
tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak.
7. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasam kan bahan makanan.
Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristalis.
Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum.
Makanan masuk ke dalam intertinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
8. Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada
intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus
dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian
akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang
merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat
lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum mjor menjadi faeces dan selanjutnya
dikeluarjkan melalui anus.
9. Organ reproduksi pada katak berbeda antara katak jantan dan katak betina. Pada katak jantan terdapat
sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih – putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh
alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Dari testis terdapat saluran yang disebut fasadefferensia
yang bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesicusa
seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa. Organ reproduksi betina terdiri atas
sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang
disebut mesovarium.
Sistem Reproduksi
10. Pada saat “musim kawin” pada ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut
oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka
keluar dari tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada “musim kawin”
terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan
menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel – sel gametnya ke luar tubuh.
11. Sistem syaraf katak terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat terususun atas otak dan tali
spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2
membran yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan
jaringan saraf.
Sistem Syaraf
12. Apabila dipanadang dari sebelah dorsal, pada otak akan teradapat :
2 lobus olfactorius yang bertanggung jawab untuk organisasi rang sang yang berupa ban.
2 erfhaemisphariumcerebri yang berfungsi menyiompan ingatan, intelegensia dan mengontrol kebebasan.
Diencephalonmedialis yang berhubungan dengan mata dan keseimbangan.
2 bulatan lobus opticus untuk koordinasi pengelihatan.
Otak kecil untuk koordiansi pergerakan.
Medula obongata untuk koordinasi sebagian besar aktifitas tubuh.
Apabila medula oblongata diambil maka katak segera mati. Saraf spinal berpusat di otak dan terdapat sepuluh pasang
yang akan mengontrol aktifitas alat – alat sensori, otot daging dan lain – lain.
13. Organ sensorik berfungsi sebagai receptor atau penerima rangsang dari sekitar. Organ sensorik
berhubungan dengan saraf sensorik dan menuju otak. Organ fisus menerima rangsang sinar (untuk
pengelihatan). Kulit menerima rangsang berupa sentuhan.
Organ – Organ Sensorik
14. Sistem lifmatik berhubungan dengan pengembalian plasma yang hilang dari sistem sirkulasi menuju darah
kembali. Sistem ini juga bertangggung jawanb untuk produksi cairan limfa yang mengandung sel darh putih
dan sedikit sel darah merah. Pada beberapa tempat, sistem ini berhubungan dengan vena tubuh. Pada katak
terdapat kantung limfa tikus antara kulit dan tubuh. Kantung limfa tikus tersebut meliputi kantung limfa
tikus submaksilaris, pektoralia, abdominalis, lateralis, brankialis, vemorolaris, intervemorlaris dan kraniali.
Sistem Limfatik
15. Tubuh katak dan juga (vertebrate lainnya) tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya diluar
kemauan kita. Otot lurik yang kerjanya dalam kesadaran kita dan otot jantung yang secara morfologi seperti
otot lurik, namun bekerja diluar kendali kita.
Sistem Otot
16. Otot lurik disebut juga otot skelet terbagi atas :
Otot daging lebar dan pipih, misalnya adalah oblicus externus dan trans versus yang membentuk dinding
perut.
Otot daging gilig misalnya otot bisep (pada lengan).
Otot daging sfingter dengan carat melintang, misalnya sfingter pada anus atau kloaka.
Otot lurik mengikat atau melekat pada tulang dan pada saat kontraksi atau relaksasi akan menggerakkan
tulang tersebut. Koordinasi kontraksi otot dilaksanakan oleh sistem saraf.
17. Sistem kerangka pada katak dibangun oleh kerangka dalam (endoskeleton) yang tersusun atas tulang –
tulang. Terdapat 2 skeleton yang menusun sistem kerangka yaitu skeleton aksial dan skeleton apendikular.
Skeleton aksial tersusun atas tempurung kepala, vertebrae (ruas – ruas belakang dan tulang dada). Skeleton
apendikular tersusun ekstremitas anterior dan extrimitas posterior.
Sistem Kerangka
18. Tempurung kepala terususn atas beberapa tulang yaitu ccranium, bebrapa kapsul sensoris (kapsul hidung,
kapsul pendengar, kapsul besar untuk mata, dan tulang – tualng rahang). Pada katak terdapat 9 ruas tulang
belakang. Pada katak terdapat 1 tulang dada. Ekstrenitas anterior (lengan) dan ekstrenitas posterior
(tungkai) tersusun atas tulang – tulang yang hampir sama.
Sistem Kerangka
19. Tempurung kepala terususn atas beberapa tulang yaitu ccranium, bebrapa kapsul sensoris (kapsul hidung,
kapsul pendengar, kapsul besar untuk mata, dan tulang – tualng rahang). Pada katak terdapat 9 ruas tulang
belakang. Pada katak terdapat 1 tulang dada. Ekstrenitas anterior (lengan) dan ekstrenitas posterior
(tungkai) tersusun atas tulang – tulang yang hampir sama.
Sistem Kerangka
20. Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebih.
Karea kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak air masuk ke tubuh katak
secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak
menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju
filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus,
Sistem Ekskresi
21. sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama
masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunkan kantung kemih untuk konserfadsi
air. Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin yang encer. Pada saat berada di darat air diserap
kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan
adalah hormon yang sama dengan ADH.
Sistem Ekskresi
22. Pada amphibi contohnya Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang
disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas – tugas tubuh, merangsang, baik yang bersifat
mengaktifakan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifakan bermacam – macam jaringan dan
berpengaruh terhadap tingkah laku mahluk.
Sistem Endokrin
23. Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atcuglandulaehypophysa bagian anterior kelenjar ini pada
larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panajang
tulang, dan kecuali itu mempengaruhi glandulae thyroidea. Bila seekor berudu diambil dan bagian anterior
glndulae hypophysannya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak tapi bila potongan itu
ditransplatasikan kemabali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagai mana mestinya. Pemberian hormon
yang dihasilkan oleh bagian anterior hypophysa ini baik secara oral atau suntikan menyebabkan
pertumbuhan raksasa.
Sistem Endokrin
24. Pada katak dewasa bagian anterior glandulae pitutaria ini menghasilkan homon yang merangsang gonad
untuk menghasilkan sel kelamin. Jika kita mengadakan implantasi, kelenjar ini dengan suskses pada seekor
katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu terjadi perubahan. Implantasi
pada hewan betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum yang telah masak. Implantasi pada hewan
jantan mengakibatkan hewan itu mengahasilkan sperma. Bagian tengah pituitaria akan menghasilkan
hormon intermidine yang mempunyai peranan dalam pengaturan kromotofora dalam kulit.
Sistem Endokrin
25. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu hormon yang mengatur pengambilan air. Glandulae
phyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormon thryoid yang mengatur
metabolisme secara umum. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorfose menjadi katak.
Jika kelenjar itu diambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon
nsulin yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen. Pada permukaan luar
ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang kerjanya berlawanan dengan insulin
(mengubah glikogen menjadi glukosa).