Dokumen tersebut membahas tentang definisi akhlak, sumber akhlak yaitu agama, dan dalil-dalil tentang akhlak dari Al-Quran, hadits, dan para ahli. Akhlak didefinisikan sebagai tingkah laku yang dilakukan berulang-ulang dan bersumber dari dalam diri, bukan karena terpaksa. Al-Quran dan hadits menyebutkan pentingnya memiliki akhlak yang mulia.
3. Definisi
• Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus
dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan
baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika
timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan
tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-
ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.Apabila perbuatan
tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
• Akhlak bersumber pada agama. Perangai sendiri mengandung pengertian sebagai
suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan peragai
ke arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari
luar, yaitu kondisi lingkungannya. Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga,
melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk. Secara terminologi
akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara
sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Para ahli seperti Al Gazali
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang
dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih
dahulu. Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak
yang merupakan bawaan seseorang.
4. Dalil-dalil tentang akhlak
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
ٍيمِظَع ٍقُلُخ لىَعَل َكَّنِإ َو
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak yang agung. ( QS. Al-
Qalam : 4 )
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
َِّاردال ى َرْكِذ ٍةَصِلَاخِب مُهَانْصَلْخَأ اَّنِإ
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.(QS.Shaad : 46 )
5. Hadits dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam :
الترمذي سنن١٩٤١:َلِه ُْنب َُّانبَح َانَثَّدَح ُّيِداَدْغَبْال ٍاش َر ِخ ِْنب ِنَسَحْال ُْنب ُدَمْحَأ َانَثَّدَحاَضَف ُْنب ُك َارَبُم َانَثَّدَح ٍلِب َر ُدْبَع يِنَثَّدَح َةَلٍديِعَس ُْنب ِه
ٍرِباَج ْنَع ِِردَكْنُمْال ِْنب ِدَّمَحُم ْنَع
ْمُكِب َرْقَأ َو َّيَلِإ ْمُكِبَحَأ ْنِم َّنِإ َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِ َّاَّلل َلوُسَر َّنَأْوَي اًسِلْجَم يِنِمَضَغْبَأ َّنِإ َو اًق َلْخَأ ْمُكَنِساَحَأ ِةَماَيِقْال َميِنِم ْمُكَدَعْبَأ َو َّيَلِإ ْمُك
ا َلوُسَر اَي واُلاَق َونُقِهْيَفَتُمْال َو َونُقِدَشَتُمْال َو َونُارَث ْرَّالث ِةَماَيِقْال َم ْوَي اًسِلْجَمَنْمِلَع ْدَق ِ ََّّللْيَفَتُمْال اَمَف َونُقِدَشَتُمْال َو َونُارَث ْرَّالث اَونُرِبَكَتُمْال َلاَق َونُقِه
َو ِهْج َوْال اَذَه ْنِم ٌيب َِرغ ٌنَسَح ٌِيثدَح اَذَه َو َةَْري َرُه يِبَأ ْنَع ابَبْال يِف َو ىَسيِع ُوبَأ َلاَقَه ْمُهُضْعَب ى َو َرَلاَضَف ِْنب ِك َارَبُمْال ْنَع َِيثدَحْال اَذْنَع َة
ُكْذَي ْمَل َو َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِيِبَّنال ْنَع ٍرِباَج ْنَع ِِردَكْنُمْال ِْنب ِدَّمَحُمَر ِدْبَع ْنَع ِهيِف ْرَوُه ُارَث ْرَّالث َو ُّحَصَأ اَذَه َو ٍديِعَس ِْنب ِهِبِم َلَكْال ُيرِثَكْال
ْمِهْيَلَع وُذْبَي َو ِم َلَكْال يِف ِاسَّنال ىَلَع ُل َاوَطَتَي ِيذَّال ُقِدَشَتُمْال َو
Sunan Tirmidzi 1941: dari Jabir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya
di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari
kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan
paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak bicara (kata-kata
tidak bermanfaat dan memperolok manusia)." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah
orang yang paling banyak bicara itu?" Nabi menjawab: "Yaitu orang-orang yang sombong."
Hadits dari Ibnu Abu Mulaikah :
الترمذي سنن١٨٩٦:َع َُّوبيَأ ْنَع ٍرَمْعَم ْنَع ِقاَّزَّالر ُدْبَع َانَثَّدَح ىَسوُم ُْنب ىَيْحَي َانَثَّدَحَشِئاَع ْنَع َةَكْيَلُم يِبَأ ِْنبا ْنَْْلاَق َة
َك ْدَقَل َو ِبِذَكْال ْنِم َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِ َّاَّلل ِلوُسَر ىَلِإ ََضغْبَأ ٌقُلُخ َانَك اَمِدَحُي ُلُجَّالر َانَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِيِبَّنال َدْنِع ُثاَمَف ِةَبْذِكْالِب َمَّل
ًةَب َْوت اَهْنِم َثَدْحَأ ْدَق ُهَّنَأ َمَلْعَي ىَّتَح ِهِسْفَن يِف ُلا َزَي
ٌنَسَح ٌِيثدَح اَذَه ىَسيِع ُوبَأ َلاَق
Sunan Tirmidzi 1896: dari Ibnu Abu Mulaikah dari Aisyah ia berkata; Tidak ada akhlak yang paling
dibenci Allah melebihi sifat dusta.
6. AKHLAK KEPADA ALLAH
a) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah
membuktikanketundukkan terhadap perintah Allah.
b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada
Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c) Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a
merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan
dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan
Allah terhadap segala sesuatu
d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui
bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh
karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau
memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada
Allah.
7. Akhlak kepada sesama manusia
a) Akhlak terpuji (Mahmudah)
1) Husnuzan
Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka,
perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk
terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan
kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain:
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah
untuk kebaikan manusia.
-Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
2) Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan
diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.
3) Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama
manusia.
4) Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama
manusia.
8. b) Akhlak tercela (Mazmumah)
1) Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu
melihat orang lain beruntung..
2) Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas
kejahatan.
3) Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama
baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan
orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu
tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah.
4) Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan
seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi
perselisihan antara keduanya.
9. Akhlak Terhadap Lingkungan
• Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti
binatang, tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak
yang dianjurkan Alquran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara
manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
• Akhlak kepada lingkungan adalah perilaku atau perbuatan kita terhadap
lingkungan, Akhlaq terhadap lingkungan yaitu manusia tidak dibolehkan
memanfaatkan sumber daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara
besar-besaran,sehingga timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan
bumi.
• lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan selalu
menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini
merupakan hak dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai
yang mutlak adanya. Dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik
terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari etika itu
sendiri.
10. 1. Keharusan Menjaga Lingkungan Hidup.
2. Anjuran Menanam Pohon.
3. Tidak Boleh Buang Air di Jalan, Tempat Bernaung dan dekat sumber air.
4. Tidak Boleh Buang Air di Air Yang Tergenang.
5. Memelihara Tanaman.
6. Boleh Memakan Buah.
7. Tidak Menggunakan Air Secara Boros.
8. Meminta Hujan Saat Kemarau.
11. TUJUAN MANUSIA BERAHLAK
1. akhlak bertujuan membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak
mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama
manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan.
2. Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari
makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-
mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal
pikiran perlu dibimbing oleh akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
3. Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan
buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
4. Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas
kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang maju disertai akhlak yang mulia,
niscaya ilmu pengetahuan yang Ia miliki itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup
manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat,
harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan disalah
gunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.
5. Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya,
menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjauhinya. Orang yang demikian pada
akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat membahyakan dirinya.
6. Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya.
Setiap orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, soal halal dan haram. Karena yang berperan dan
berfungsi pada diri masing-masing manusia adalah elemen syahwat (nafsu) nya yang telah dapat
mengalahkan elemen akal pikiran mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat