Dokumen tersebut membahas tentang penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer terhadap hasil belajar siswa pada materi bahan kimia dalam keseharian. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPA di SMP Negeri 4 Pontianak yang kurang menarik bagi siswa.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menghadapi era globalisasi yang semakin pesat yang disertai dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih,
maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi
untuk mengembangkan IPTEK. Untuk mewujudkan itu diperlukan suatu kegiatan
pembelajaran di sekolah yang dapat memberdayakan semua potensi peserta didik
dalam menguasai kompetensi yang diharapkan. Menurut Lambas (2004) kegiatan
pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi perserta didik untuk mampu
menguasai kompetensi yang diharapkan. Salah satu bidang ilmu yang dapat
menggunakan kegiatan pembelajaran untuk memberdayakan semua potensi
peserta didik dalam menguasai kompetensi yang diharapkan adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Melalui pembelajaran IPA, peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
mencari, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan
demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep
yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik, dan aktif
(Depdiknas, 2006).
Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat
berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik
(Hamzah, 2007). Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur
2. 2
konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang
dipelajari dengan sisi bidang kajian IPA yang relevan akan membentuk skema
kognitif, sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.
Perolehan keutuhan belajar IPA serta kebulatan pandangan tentang kehidupan,
dunia nyata dan fenomena alam hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran
terpadu (Depdiknas, 2006).
Dalam menyajikan mata pelajaran, seorang pengajar atau guru harus
memiliki strategi belajar mengajar yang tepat sehingga siswa termotivasi untuk
belajar lebih lanjut (Sutikno, 2007). Ketepatan guru dalam memvariasikan strategi
belajar mengajar pada penyampaian materi, akan dapat merangsang siswa untuk
terlibat dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga apa yang didapat siswa
bukanlah suatu kegiatan yang sia-sia atau tidak mempunyai arti bagi siswa.
Namun, merupakan suatu tantangan bagi guru untuk terus memahami materi,
sehingga bahan pelajaran dapat diserap siswa secara bermakna (meaningfull
learning) (BSNP, 2006)
Pendidikan kimia sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional menurut
Kurikululum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai diajarkan pada jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diintegerasikan kedalam mata pelajaran
IPA yang diajarkan secara terpadu (BSNP, 2006). Pembelajaran terpadu dalam
IPA, dapat dikemas dengan tema tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai
sudut pandang atau disiplin ilmu yang mudah dipahami dan dikenal oleh peserta
didik, misalnya tema bahan kimia dalam keseharian dapat dibahas dari materi zat
aditif pada makanan dan sistem pencernaan pada manusia. Dengan demikian,
3. 3
melalui pembelajaran terpadu menggunakan tema, beberapa konsep tidak perlu
dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan
waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran
juga diharapkan akan lebih efektif, selain itu nantinya dapat memperkuat konsep
yang satu dengan konsep yang lainnya (Depdiknas, 2006)
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SMP Negeri 4 Pontianak
pada tanggal 15 Oktober 2008, diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA dilaksanakan secara terpisah. Materi pelajaran kimia hanya
membahas konsep kimia saja tanpa mengaitkannya dengan konsep lain yang
berkaitan seperti dari kajian pelajaran biologi ataupun konsep pelajaran lainnya.
Untuk memperkuat hasil wawancara, pada tanggal 21 Oktober 2008 dilakukan
observasi terhadap guru saat kegiatan belajar mengajar di kelas pada materi sistem
pernafasan manusia dan peredaran darah manusia. Hasil observasi menunjukkan
bahwa saat proses pembelajaran, guru tidak menghubungkan antar konsep atau
antar materi, Materi sistem pernafasan dan peredaran darah manusia dapat
dikaitkan dengan konsep kimia seperti bahan kimia dalam rumah tangga. Selain
itu, guru juga mendominasi dalam pembelajaran, dan siswa kurang merespon
penjelasan guru. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap kegiatan
belajar yang sudah dilakukan guru, peneliti memberikan angket kepada 40 siswa
SMP Negeri 4 Pontianak (Lampiran D-6). Hasilnya menunjukkan bahwa
sebanyak 67,5 % siswa mengatakan belajar IPA kurang menarik dan 73,5 % siswa
mengatakan bahwa belajar IPA sulit
4. 4
Berdasarkan hasil observasi dan angket tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang dilakukan guru IPA tidak menghubungkan antar materi dan
kurang menarik bagi siswa, hal ini dapat menyebabkan siswa menjadi merasa
bosan belajar IPA dan akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar. Terbukti dari
hasil belajar siswa pada pelajaran tersebut setelah dilakukan evaluasi diperoleh
rata-rata skor 55,56 (kelas VIIIA) dan 53,87 (kelas VIII B) serta 54,75 (kelas VIII
C). Berarti secara umum siswa kelas VIIIA, kelas VIIIB dan kelas VIII C belum
mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) yaitu sebesar 60.
Pelajaran kimia yang tercakup dalam IPA terpadu cukup luas, salah satu
materi yang luas cakupannya yaitu materi bahan kimia dalam keseharian yang
mencakup bahan kimia dalam rumah tangga, bahan kimia dalam makanan, bahan
kimia dalam industri, pertanian, dan kesehatan, serta zat aditif (Rahardjo, dkk,
2008). Materi bahan kimia dalam keseharian merupakan materi yang sangat
penting disampaikan kepada siswa. Hal ini dikarenakan melalui materi pelajaran
bahan kimia dalam keseharian ini, siswa dapat mengetahui manfaat pelajaran
kimia dalam kehidupan keseharian mereka secara langsung, sehingga siswa akan
termotivasi untuk mempelajari kimia lebih lanjut
Berdasarkan wawancara terhadap guru IPA kelas VIII, yang dilakukan
tanggal 21 Oktober 2008 diketahui bahwa guru merasa kesulitan dalam
menyampaikan materi bahan kimia dalam keseharian, kesulitan ini dikarenakan
cakupan materinya yang luas, sehingga selama ini dalam pembelajaran guru hanya
menggunakan pendekatan ceramah agar pembelajaran dapat tuntas.
5. 5
Dari uraian di atas, maka perlu dicari solusi untuk mengatasi permasalahan
pada pembelajaran IPA. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu pembelajaran
menggunakan strategi peta konsep pada materi bahan kimia dalam keseharian
dikaitkan dengan materi sistem pencernaan manusia. Pengajaran dengan strategi
peta konsep merupakan salah satu cara untuk membantu siswa membangun
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang baru dan lebih kuat suatu materi
pelajaran. Sejalan dengan itu, Hairida (2006) mengungkapkan bahwa dengan
menggunakan strategi peta konsep dapat memberikan pengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar siswa. Peta konsep merupakan peta rute yang hebat bagi
ingatan, yang memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak di libatkan sejak awal (Busan, 2007). Pembelajaran
peta konsep merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi pada
pendekatan konstruktivisme yang dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan dan
kerjasama antara siswa dalam mengaitkan konsep yang satu dengan konsep yang
lain (Fajaroh, 2001).
Untuk mempermudah kegiatan pembelajaran, strategi peta konsep dapat
dibantu dengan memanfaatkan media belajar yang ada di sekolah yaitu komputer.
Berdasarkan wawancara, diperoleh informasi bahwa di SMP N 4 Pontianak
terdapat sarana komputer, namun pemanfaatannya hanya sebatas untuk belajar
mengoperasikan program komputer saja, tidak digunakan sebagai media belajar.
Arsyad (2002) mengemukakan bahwa penggunaan suatu media sangatlah
membantu didalam kegiatan belajar apalagi saat ini teknologi sudah berkembang
dengan pesat. Pembelajaran peta konsep dengan bantuan media komputer
6. 6
dimaksudkan untuk membantu menarik motivasi belajar siswa serta mempercepat
pemahaman siswa, sehingga pembelajaran dapat tuntas dengan hasil optimal. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan strategi peta konsep
dengan bantuan media komputer pada pembelajaran IPA terpadu khususnya
materi bahan kimia dalam keseharian di SMP N 4 Pontianak
B. MASALAH PENELITIAN
Masalah penelitian ini adalah ”Bagaimana pengaruh pengajaran terpadu
pada tema bahan kimia dalam keseharian menggunakan strategi peta konsep
dengan bantuan media komputer terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 4
Pontianak”
Untuk memudahkan memecahkan masalah tersebut maka dibagi menjadi
sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi bahan kimia
dalam keseharian yang diajarkan menggunakan strategi peta konsep dengan
bantuan media komputer, dengan yang diajarkan menggunakan pendekatan
konvensional (ceramah)?
2. Seberapa besar pengaruh pengajaran terpadu menggunakan strategi peta
konsep dengan bantuan media komputer, terhadap hasil belajar siswa pada
materi bahan kimia dalam keseharian?
3. Bagaimana respon siswa, terhadap pengajaran terpadu pada materi bahan
kimia dalam keseharian menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan
media komputer?
7. 7
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh pengajaran
terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan media komputer
terhadap hasil belajar siswa pada materi bahan kimia dalam keseharian di SMPN
4 Pontianak
Secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Menentukan perbedaan hasil belajar siswa pada materi bahan kimia dalam
keseharian yang diajarkan menggunakan strategi peta konsep dengan
bantuan media komputer, dengan yang diajarkan menggunakan
pendekatan konvensional
2. Menentukan besarnya pengaruh pengajaran terpadu menggunakan strategi
peta konsep dengan bantuan media komputer, terhadap hasil belajar siswa
pada materi bahan kimia dalam keseharian
3. Mengetahui respon siswa, terhadap pengajaran terpadu pada materi bahan
kimia dalam keseharian menggunakan strategi peta konsep dengan
bantuan media komputer
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan kemampuan penulis untuk berfikir obyektif dan ilmiah
serta sebagai penerapan dari disiplin ilmu yang diperoleh selama masa
perkuliahan.
8. 8
2. Bagi Siswa
a. Menjadikan siswa termotivasi dan aktif dalam proses belajar mengajar.
b. Meningkatkan kreatifitas siswa.
3. Bagi Guru
Memberikan informasi kepada guru tentang salah satu strategi mengajar IPA
terpadu di kelas terutama pada meteri bahan kimia dalam keseharian
E. HIPOTESIS PENELITIAN
Menurut Suryabrata (2004), hipotesis penelitian adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara emperis.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh pengajaran
terpadu pada tema bahan kimia dalam keseharian menggunakan strategi peta
konsep dengan bantuan media komputer terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
SMPN 4 Pontianak”
F. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Variabel Penelitian
Menurut Suryabrata (2004), variabel diartikan sebagai sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel adalah objek penelitian
yang bervariasi (Arikunto, 2002). Dengan demikian dalam penelitian ini
variabel yang akan dikemukakan ada empat macam, yaitu :
a. Variabel bebas
Menurut Nawawi (2005), variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor
atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya
9. 9
gejala atau faktor atau unsur lain, yang pada gilirannya gejala atau faktor
atau unsur yang kedua itu disebut variabel terikat. Hal ini berarti bahwa
variabel ini menentukan munculnya variabel terikat. Adapun yang menjadi
variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
1) Pengajaran terpadu menggunakan strategi peta konsep dengan bantuan
media komputer
2) Pengajaran menggunakan pendekatan konvensional (ceramah)
b. Variabel terikat
Menurut Nawawi (2005), variabel terikat adalah sejumlah gejala atau
faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh
adanya variabel bebas. Hal ini berarti munculnya variabel ini karena
adanya variabel bebas tertentu bukan karena variabel lain. Dengan
demikian variabel terikat dalam penelitian ini adalah rata-rata hasil belajar
siswa pada materi bahan kimia dalam keseharian
c. Variabel kontrol
Menurut Nawawi (2005), varibel kontrol adalah sejumlah gejala atau
faktor atau unsur yang dengan sengaja dikendalikan, agar tidak
mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini berarti variabel
ini tidak ikut menentukan ada tidaknya variabel terikat. Variabel kontrol
dalam penelitian ini adalah :
1) Guru yang mengajar, guru yang mengajar dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri.
2) Jumlah atau kegiatan jam pelajaran
10. 10
d. Variabel ekstrane
Menurut Nawawi (2005), variabel ekstrane adalah sejumlah gejala yang
tidak dapat dikontrol dan tidak dapat pula diperhitungkan atau dieliminir
(dihapuskan) pengaruhnya terhadap variabel bebas. Variabel ekstrane
dalam penelitian ini adalah :
1) Keadaan sosial ekonomi siswa
2) Tingkat kecerdasan siswa
3) Motivasi belajar siswa
2. Definisi Operasional
Agar terdapat kesatuan persepsi antara pembaca dengan apa yang
dimaksud peneliti sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan isi,
maka perlu diberikan penjelasan beberapa istilah atau difinisi operasional
yang digunakan dalam penelitian ini, dengan demikian masalah yang dibahas
menjadi jelas.
a. Pengajaran Terpadu
Menurut Poerwadarminta (2003), pengajaran adalah cara (perbuatan dan
sebagainya) mengajar atau mengajarkan. Sedangkan menurut J. Drost SJ.
(dalam Zain, 2006) pengajaran atau proses belajar mengajar atau lebih
tepat lagi proses pembelajaran ialah proses menjadikan yang diajar belajar.
Pengajaran terpadu adalah pengajaran yang menunjuk pada kegiatan
belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur, bertolak pada tema-
tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (Depdiknas,
2006).
11. 11
b. Strategi Peta Konsep
Menurut Ruseffendi (dalam Masrupah, 1999), strategi adalah suatu jalan,
cara atau kebijakan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian
tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana proses pengajaran atau materi di
sekolah. Menurut Novak (dalam Kadir, 2007), pemetaan konsep adalah
suatu proses yang melibatkan identifikasi konsep-konsep dari suatu materi
pelajaran dan pengaturan konsep-konsep tersebut dalam suatu hirarki,
mulai dari yang paling umum, kurang umum dan konsep-konsep yang
lebih spesifik.
c. Media Komputer
Menurut Arsyad (2003), media dalam proses belajar mengajar diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, alat untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sejalan dengan itu
Association Of Education and Communication Technology (AECT) dalam
Arsyad (2002), menyebutkan bahwa media segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media komputer
disini berarti penggunaan komputer dalam penyampain materi pelajaran
yaitu menggunakan program Microsoft power point dan Microsoft word.
Jadi strategi peta konsep dengan bantuan media komputer dalam
penelitian ini berarti cara atau kebijakan yang ditempuh oleh guru dalam
pembelajaran dengan cara memetakan konsep-konsep pelajaran yang
disampaikan ke siswa menggunakan suatu media komputer.
12. 12
d. Pendekatan Konvensional
Konvensional dapat diartikan sebagai tradisional atau yang biasa
digunakan (Peter Salim dan Yeni Salim, 1991). Menurut Sugiatno (1997)
pengajaran konvensional meliputi apersepsi, pemberian contoh soal,
pemberian pekerjaan rumah dan penutup. Pengajaran konvensional yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pengajaran yang biasa dilakukan
guru di dalam kelas pada saat mengajar materi bahan kimia dalam
keseharian yaitu pengajaran dengan cara ceramah.
e. Hasil Belajar Siswa
Menurut Nawawi (2005) hasil belajar siswa merupakan tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai materi pelajaran di sekolah dalam
bentuk skor yang diperoleh dari tes mengenai sejumlah materi tersebut.
Adapun yang dimaksud hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah
tingkat keberhasilan kognitif siswa dalam mempelajari materi Bahan
kimia dalam keseharian dalam bentuk skor. Tingkat keberhasilan siswa
diukur dengan menggunakan tes hasil belajar yang diberikan peneliti.
f. Materi Bahan Kimia Dalam Keseharian dan Sistem Pencernaan Pada
Manusia
Menurut Rahardjo,dkk (2008), materi bahan kimia dalam keseharian yang
dipelajari di kelas VIII meliputi bahan kimia di rumah tangga, bahan kimia
dalam bahan makanan, bahan kimia di bidang industri, pertanian dan
kesehatan, serta zat adiktif dan psikotropika, sedangkan pada materi sistem
pencernaan pada manusia mencakup macam-macam zat makanan serta
13. 13
susunan dan fungsi sistem pencernaan. Adapun materi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah materi bahan kimia dalam bahan makanan
yang mencakup :
1. Bahan pewarna
2. Bahan pemanis
3. Bahan pengawet
4. Bahan penyedap dan pemberi aroma
Pada proses kegiatan belajar, materi pelajaran dihubungkan dengan materi
pelajaran lain dari bidang biologi yaitu sistem pencernaan makanan pada
manusia sub bab susunan dan fungsi sistem pencernaan, dari kedua materi
maka akan diketahui efek samping dari zat aditif pada makanan bagi
kesehatan manusia
g. Pengaruh
Menurut Poerwadarminta (2003) pengaruh adalah daya yang ada atau yang
timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau
yang berkekuatan (gaib dan sebagainya). Pengaruh dalam penelitian ini
adalah daya yang ditimbulkan oleh strategi pengajaran. Untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
strategi peta konsep dengan bantuan media komputer terhadap siswa kelas
VIII SMP N 4 Pontianak materi Bahan kimia dalam keseharian, dapat
dihitung dengan menggunakan effect size