SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  57
AMALIA DWI PRASTIWI
Case Report
Acute Decompensated Heart Failure dengan Atrial
Fibrilasi Rapid Ventrikular Respon
Pembimbing :
dr. Mirza Failasufi, Sp.JP. FIHA
PROGRAM INTERNSIP DOKTER
RUMAH SAKIT UMUM DARMAYU
PONOROGO
2021
LATAR BELAKANG
Fibrilasi atrium (FA) merupakan aritmia yang paling sering ditemui
dalam praktik sehari-hari, dengan prevalensi yang mencapai 1-
2% dan akan terus meningkat
Pasien dengan FA memiliki risiko stroke 5 kali lebih tinggi dan
risiko gagal jantung 3 kali lebih tinggi dibanding pasien tanpa FA
(PERKI, 2019)
Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari
struktur jantung atau fungsi yang menyebabkan kegagalan dari
jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh
Laporan kasus ini menyajikan kasus pasien IGD RSU Darmayu
dengan kecurigaan mengalami ADHF danAF
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. S
2. Umur : 52 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Ponorogo
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Agama : Islam
7. Suku : Jawa
8. Tanggal Masuk
RG
: 21 Juni 2021
Tanggal
Pemeriksaan
: 21-26 Juni 2021
ANAMNESIS
Keluha
Utama Sesak Napas
Riwayat
Penyakit
Sekarang
Pasien datang ke IGD RSU
Darmayu.dengan keluhan sesak nafas
sejak ± 2 minggu SMRS dan semakin
memberat sejak ± 2 hari SMRS. Sesak
semakin memberat saat beraktivitas.
Pasien mengatakan bahwa pasien tidur
dengan 2 bantal dan sering terbangun
dikarenakan sesak pada malam hari.
Pasien juga mengeluhkan kedua kaki
pasien bengkak. Keluhan kaki bengkak
lebih dulu muncul sebelum pasien sesak.
Nyeri pada kaki disangkal. Keluhan nyeri
Riwayat
Penyaki
t
Dahulu
Riwayat Keluhan Serupa : diakui ( sesak dan
bengkak pernah
dikeluhkan beberapa kali sebelum ini)
Riwayat Berdebar-debar : Diakui
Riwayat penyakit Tiroid : Disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangka
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat
Pribadi
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat konsumsi jamu : disangkal
Riwayat konsumsi obat-obatan : disangkal
Riwaya
t
Penyak
it
Keluar
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pasien tampak sesak
Kesadaran
Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 125 x/menit
RR : 25 x/menit
Suhu : 36,6 0C
SPO2 : 96 % bebas
Kepala
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-)
• Pupil isokor
• Otorrhagia/Otorrhea (-/-)
Leher
• Pembesaran kelenjar limfe
regional tidak ditemukan.
• JVP dalam batas normal
• Deviasi trachea tidak ditemukan
• Pembesaran Tiroid tidak
ditemukan
Pemeriksaan Fisik Dada :
JANTUNG
Inspeksi
• Ictus Cordis tidak tampak, tidak terlihat massa dan tanda jejas.
Palpasi
• Ictus Cordis teraba dan kuat angkat di SIC V linea axillaris
anterior
Perkusi
• Batas jantung kanan pada ICS IV linea para sternalis dextra,
batas jantung kiri pada ICS VI linea Axillaris Anterior, kesan
melebar ke lateral
Auskultasi
• Bunyi jantung I dan II dalam batas normal, reguler, S3 Gallop
(+), S4 (-)
Pemeriksaan Fisik Dada : PARU
Inspeksi
• Pengembangan dada kiri dan kanan simetris, ketinggalan gerak dada tidak
ditemukan. Tidak terlihat massa dan tanda jejas
Palpasi
• Ketinggalan gerak (-/-), Fremitus simetris (+/+) menurun
Perkusi
• Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi
Lapang Paru Kanan Lapang Paru Kanan
- -
+ Rhonki -
+ Rhonki + Rhonki
+ Rhonki + Rhonki
Pemeriksaan Fisik : Extremitas
Edema :
Sianosis : (-/-), (-/-)
Akral Dingin : (-/-), (-/-)
Capillary refill : (<2/<2), (<2/<2)
Sensorik : (+/+), (+/+)
Motorik : (+/+), (+/+)
- -
+ +
Pemeriksaan Penunjang : Kimia Darah
Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Kadar Gula Darah 124 90-139 N
Kolesterol Total 188 <200 N
HDL Kolesterol 28 35-45 L
LDL Kolesterol 143 < 155 N
Trigliserida 85 70-140 N
Faal Ginjal
BUN 25.8 4.7-23.0 H
Creatinin 2.0 0.7-1.2 H
Asam Urat 3 3.4-7 L
Ureum 55.4 10-50 H
Natrium 137.8 135-148 N
Kalium 5.13 3.5-5.3 N
Kalsium 1.3 1.1-1.3 N
Clorida 97.1 98-107 N
Kesan : Didapatkan hasil HDL rendah, Peningkatan
BUN Kreatinin tidak signifikan, elektrolit dalam batas
normal
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium
Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Leukosit 8.07 4.00-10.0 N
Neutrofil 74.9 50.0-70.0 H
Lymposit 13.0 20.0-40.0 L
Monosit 11.8 3.0-12.0 N
Eusinofil 0.2 0.5-5 L
Basofil 0.1 0.0-1.0 N
Eritrosit 5.77 4.00-5.5 H
Hemoglobin 16.8 12.0-16.0 H
Hematokrit 48 40-54 N
Indeks eritrosit
MCV 83.2 80-100 N
MCH 29.1 26-35 N
MCHC 33.8 32-37 N
Trombosit 1 73 100-300 N
RDW-CV 12.5 11.5-14.5
N
PDW 15.0 9-17 N
MPV 9.7 6.5-12 N
P-LCR 24.4 11.0-45 N
Kesan : Pemeriksaan Darah Lengkap dalam batas
Pemeriksaan Penunjang : Elektrokardiografi
Irama : Bukan Sinus ( P tidak diikuti
QRS )
Axis : (+) di Lead 1 (-) di AvF : LAD
Gel. P : Sulit di Evaluasi
HR : 148x/menit
Kesan : Atrial Fibrilasi dengan RVR
Pemeriksaan Penunjang : Rontgent
Thorax
Kesan : Kardiomegali
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis
: Acute
Decompensated
Heart Failure
Diagnosis etiologi
: Atrial
Fibrilasi Rapid
Ventricular Respon
Diagnosis anatomi
:
Kardiomegali
TINDAKAN/PENATALAKSANA
AN
Terapi IGD/
02 4lpm
Inj. Furosemide 1 amp
Inj. Fargoxin 1 amp
Konsul Spesialis Jantung, advice :
Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24 jam
Inj. Furosemide 3x40mg
Inj. Topazol 1x40mg
Oral : Concor 1x1.25mg, Notisil 0-0-
4mg, Candesartan 1x4mg,
Spironolacton 1x25mg
FOLLOW UP
Tanggal 21 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan 4.6
S :
Pasien masih mengeluh sesak dan dada berdebar. Posisi
masien masih belum dapat berbaring terlentang karena
sesak
A :
Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
Respon
Acute Decompensated Heart
Failure
O :
KU : Sesak, GCS : E4V5M6
TD : 140/90 mmHg
HR : 124 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 360C
SPO2 : 97% canul 2 lpm
Px Fisik :
K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (--++/--
-+), Whezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2
reguler, Gallop (+)
Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali
(-)
Ext : Udem kaki (+/+)
P :
Canul O2 2 lpm
Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24
jam
Inj. Furosemide 3x40mg
Inj. Topazol 1x40mg
Oral :
Concor 1x1.25mg
Notisil 0-0-4mg
Candesartan 1x4mg
Spironolacton 1x25mg
Extra Inj. Fargoxin ½ amp
Lampiran EKG jam 17.00 post Inj. Fargoxin 1 amp
Irama : Bukan Sinus ( P tidak diikuti
QRS )
Axis : (+) di Lead 1 (-) di AvF : LAD
Gel. P : Sulit di Evaluasi
R-R : Irreguler
HR : 105 x/menit
Kesan : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
Tanggal 22 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan 4.6
S :
Pasien masih mengeluh sesak. Rasa berdebar sudah
berkurang.
A :
Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
Respon
Acute Decompensated Heart
Failure
O :
KU : Sesak, GCS : E4V5M6
TD : 140/90 mmHg
HR : 105 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 360C
SPO2 : 97% canul 2 lpm
Px Fisik :
K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (--++/--
-+), Whezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2
reguler, Gallop (+)
Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali
(-)
Ext : Udem kaki (+/+)
P :
Canul O2 2 lpm
Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24
jam
Inj. Furosemide 3x40mg
Inj. Topazol 1x40mg
Oral :
Concor 1x1.25mg
Notisil 0-0-4mg
Candesartan 1x4mg
Spironolacton 1x25mg
Check PTT/INR
Rencana Echocardiografi
hari ini
Lampiran EKG jam 23.00 post Inj. Fargoxin 1/2
amp
Irama : Bukan Sinus ( P tidak diikuti
QRS )
Axis : (+) di Lead 1 (-) di AvF : LAD
Gel. P : Sulit di Evaluasi
R-R : Irreguler
HR : 98 x/menit
Kesan : Atrial Fibrilasi Normo Ventricular
Tanggal 23 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan 4.6
S
Pasien masih mengeluh sesak. Rasa berdebar sudah
berkurang. Keringat dingin (+), lemas
A :
Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
Respon
Acute Decompensated Heart
Failure
O :
KU : Sesak, GCS : E4V5M6
TD : 90/70 mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 360C
SPO2 : 96% canul 2 lpm
Px Fisik :
K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (--++/--
-+), Whezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2
reguler, Gallop (+)
Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali
(-)
Ext : Udem kaki (+/+), akral dingin (+/+)
P :
Canul O2 2 lpm
Protab ICU
Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24
jam
Drip Furosemide 5mg/jam
Inj. Topazol 1x40mg
Oral :
Concor 1x1.25mg ( Tunda
)
Notisil 0-0-4mg
Candesartan 1x4mg
Spironolacton 1x25mg
Digoxin 1x0.25mg
Sukralfat syrup 3xC1
Lampiran Hasil Check
PTT/INR
PTT (Pasien) : 15.2 (N)
INR (Pasien) : 1.12 (N)
PTT (Kontrol) : 13.9
INR (Kontrol) : 0.98
Kesan : PTT/INR Dalam batas
Normal
Lampiran Hasil Echocardiografi
Dilatasi RA-RV-LV; LVH Eksentrik
Gambaran Dilated Cardiomyopaty
Disfungsi Diastolik LV Karena Irama AF
Fungsi Sistolik LV Menurun ( EF 44%)
Fungsi Sistolik RV Menurun
S
Pasien masih mengeluh sesak. Lemas (+), badan
panas dan menggigil
A :
Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
Respon
Acute Decompensated Heart
Failure
O :
KU : Sesak, GCS : E4V5M6
TD : 90/70 mmHg
HR : 83 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 380C
SPO2 : 96% canul 2 lpm
Px Fisik :
K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (--++/--
-+), Whezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2
reguler, Gallop (+)
Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali
(-)
Ext : Udem kaki (+/+), akral dingin (+/+)
P :
Canul O2 2 lpm
Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24
jam
Drip Furosemide 5mg/jam
Inj. Topazol 1x40mg
Oral :
Notisil 0-0-4mg
Candesartan 1x4mg
Spironolacton 1x25mg
Digoxin 1x0.25mg
Sukralfat syrup 3xC1
Drip Paracetamol 3x1gr
kp demam
Tanggal 23 Juni 2021 di ICU Bed 1
S
Pasien mengeluh dada ampeg (+) seperti tertekan,
nafas tidak plong. Nyeri dada (-), keringat dingin (-)
Demam (-)
A :
Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
Respon
Acute Decompensated Heart
Failure
O :
KU : Sesak, GCS : E4V5M6
TD : 110/70 mmHg
HR : 98 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,5 C
SPO2 : 97% canul 2 lpm
Px Fisik :
K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (---+/---
+), Whezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2
reguler, Gallop (+)
Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali
(-)
Ext : Udem kaki (+/+)↓, akral dingin (-/-)
P :
Pindah Ruang Biasa
02 2lpm
Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24
jam
Drip Furosemide 5mg/jam
 STOP  Inj.
Furosemide 3x40mg
Inj. Topazol 1x40mg
Oral :
Notisil 0-0-4mg
Candesartan 1x4mg
Spironolacton 1x25mg
Digoxin 1x0.25mg
Sukralfat syrup 3xC1
Tanggal 24 Juni 2021 di ICU Bed 1
S
Pasien mengeluh sesak sudah berkurang. Berdebar (-
)
A :
Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
Respon
Acute Decompensated Heart
Failure
O :
KU : Sedang, GCS : E4V5M6
TD : 110/70 mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,6 C
SPO2 : 97% canul 2 lpm
Px Fisik :
K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+), Fremitus (+/+) , Rhonki (---+/---+)
minimal, Whezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2
reguler, Gallop (+)
Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali
(-)
Ext : Udem kaki (+/+)↓, akral dingin (-/-)
P :
Canul O2 2 lpm
Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24
jam
Inj. Furosemide 3x40mg
Inj. Topazol 1x40mg
Oral :
Notisil 0-0-4mg
Candesartan 1x4mg
Spironolacton 1x25mg
Digoxin 1x0.25mg
Sukralfat syrup 3xC1
Tanggal 25 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan
S
Pasien mengeluh sesak sudah berkurang. Berdebar (-
)
A :
Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
Respon
Acute Decompensated Heart
Failure
O :
KU : Sedang, GCS : E4V5M6
TD : 130/80 mmHg
HR : 91 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,6 C
SPO2 : 98% canul 2 lpm
Px Fisik :
K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-)
Thorax :
Pulmo : SDV (+/+), Fremitus (+/+) , Rhonki (---+/---+)
minimal, Whezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2
reguler, Gallop (+)
Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali
(-)
Ext : Udem kaki (+/+)↓, akral dingin (-/-)
P :
BLPL ( KOntrol Rawat
Jalan)
Furosemide 40mg-0-0
Spironolacton 25mg-0-0
Digoxin 1.25mg-0-0
Notisil 0-0-4mg
Candesartan 4mg-0-0
Lanzoprazole 30mg-0-0
Tanggal 26 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan
TINJAUN PUSTAKA
ATRIAL
FIBRILASI takiaritmia supraventrikular yang ditandai
dengan tidak terkontrolnya aktivasi atrium
sehingga menyebabkan kontraksi yang
sangat cepat dan tidak teratur (fibrilasi),
akibatnya darah terkumpul di atrium dan tidak
benar-benar dipompa ke ventrikel. Hal ini
ditandai dengan heart rate yang sangat cepat
sehingga gelombang P pada EKG dapat
menghilang dan digantikan oleh gelombang
fibrilasi yang bervariasi ukuran, bentuk, dan
waktu munculnya serta berhubungan dengan
respon ventrikel interval R-R ireguler
Klasifikasi Atrium Fibrilasi
Epidemiologi dan Etiologi Atrium Fibrilasi
Epidemiologi Atrial Fibrilasi
• Framingham Heart Study, menunjukkan bahwa dalam periode 20 tahun,
angka kejadian AF adalah 2,1% pada laki-laki dan 1,7% pada perempuan
• Pada studi yang sama, angka kejadian AF meningkat seiring dengan
pertambahan usia, yaitu sekitar 70% pada usia 65-85 tahun dan 84% pada
usia di atas 85 tahun
Etiologi
• peningkatan tekanan atau resistensi atrium (peningkatan katub jantung,
kelainan pengisian dan pengosongan ruang atrium, hipertrofi jantung,
kardiomiopati, hipertensi pulmo serta tumor intracardiac)
• iskemik atrium (infark myocardial
• proses infiltratif dan inflamasi (pericarditis atau myocarditis, miloidosis dan
sarcoidosis, serta faktor peningkatan usia
• kelainan endokrin (hipertiroid, feokromotisoma)
• neurogenik (stroke, perdarahan subarachnoid),
• obat-obatan (alkohol, kafein) dan genetik
Tanda dan Gejala
peningkatan denyut jantung
ketidakteraturan irama jantung
ketidakstabilan
hemodinamik/penurunan oksigenasi
Penegakan Diagnosis
Penatalaksanaan
Tatalaksana Kendali Irama
Tatalaksana
Kendali
Irama
Tatalaksanan antitrombolitik
Antitrombotik terdiri atas antiplatelet, antikoagulan, dan
trombolitik. Target dari pemberian antikoagulan
mempertimbangkan keseimbangan dari pencegahan
stroke iskemia dan menghindari komplikasi perdarahan.
TINJAUN PUSTAKA
Gagal
Jantung
Akut
Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai
abnormalitas dari struktur jantung atau
fungsi yang menyebabkan kegagalan dari
jantung untuk mendistribusikan oksigen
ke seluruh tubuh
Ada 2 jenis persentasi gagal jantung akut,
yaitu gagal jantung akut yang baru terjadi
pertama kali (de novo) dan gagal jantung
dekompensasi akut pada gagal jantung
kronis yang sebelumnya stabil.
Etiologi
Alur Diagnosis Gagal Jantung
Penatalaksanaan Gagal Jantung
PEMBAHASAN
Atrial fibrilasi adalah takiaritmia supraventrikular yang ditandai dengan
tidak
terkontrolnya aktivasi atrium sehingga menyebabkan kontraksi yang
cepat dan tidak teratur. Atrial fibriasi sering ditemukan pada 30-40%
pasien dengan gagal jantung. (PERKI, 2019) Salah satu faktor pencetus
dan penyebab keadaan gagal jantung dekompensasi akut yaitu
gangguan takiaritmia atau bradikardi yang berat
Pasien datang ke IGD RSU Darmayu.dengan keluhan sesak nafas
sejak ± 2 minggu SMRS dan semakin memberat sejak ± 2 hari SMRS.
Sesak semakin memberat saat beraktivitaas. Dada berdebar-debar.
Pasien mengatakan bahwa pasien nyaman tidur dengan 2 bantal dan
sering terbangun dikarenakan sesak pada malam hari. Pasien
mengakui sering mengeluhkan keluhan serupa. Riwayat dada berdebar
diakui.
Pada kasus ini, pasien datang dengan keadaan atrial fibrilasi dan gagal
jantung
dekompensasi akut, Hal ini sesuai dengan sumber bahwa, gangguan
takiaritmia seperti atrial fibrilasi dapat menjadi faktor pencetus keadaan
gagal jantung dekompensasi akut
Berdasarkan data dari Indonesian Atrial Fibrilation
Registry/ OneAF yang
dilakukan di 10 Rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
pasien 615 orang, didapatkan gejala yang paling sering
dikeluhkan yaitu sesak napas (42%) dan berdebar (41%),
serta keringat dingin. (PERKI, 2019) Gejala-gejala khas
pada gagal jantung berupa sesaknafas saat istrahat atau
aktifitas, kelelahan, dan edema tungkai.
Pada kasus ini, pasien juga mengeluhkan gejala sesak
napas saat melakukan
aktifitas, disertai dada berdebar dan keringat dingin.
Riwayat gejala yang serupa juga dikeluhkan pasien satu
tahun lalu disertai edema pada tungkai. Hal ini sesuai
dengan gejala-gejala yang sering dikeluhkan pasien
takiaritmia dan pasien gagal jantung.
Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk menyingkirkan anemia
sebagai
penyebab susah bernafas dan untuk mengetahui adanya penyakit
dasar serta komplikasi. Selanjutnya, pemeriksaan foto thorax
merupakan komponen penting dalam diagnosis gagal jantung.
Rontgen thorax dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi
pleura dan dapat mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang
menyebabkan atau memperberat sesak nafas. Selain itu, kesan
kardiomegali dapat ditemukan pada gagal jantung akut dan kronik
(PERKI, 2019)
Hasil pemeriksaan laboratorium pada kasus ini tidak didapatkan
anemia maupun
tanda infeksi, hemoglobin sebesar 16.8 g/dl dan leukosit sebesar
8.070 mm3.
Pemeriksaan natriuretik peptida tidak tersedia sehingga tidak
dilakukan. Pada
pemeriksaan foto thorax pasien ini, ditemukan kesan kardiomegali,
hal ini sesuai
dengan salah satu tanda abnormalitas pada pasien gagal jantung.
ekg pada pasien gagal jantung dapat ditemukan gambaran
abnormalias antara lain sinus takikardi, sinus bradikardi,
atrial fibrilasi, aritmia ventrikel, iskemia/ infark, gelombang
Q, abnormalitas gelombang ST- T, hipertrofi ventrikel kiri,
blok atrioventricular, dan bundle brunch block. Pemeriksaan
lebih lanjut dengan Ekokardiografi untuk evaluasi penyakit
jantung katup, evaluasi ukuran atrium, pengukuran fungsi
ventrikel untuk membedakan pasien disfungi ejeksi sistolik
atau normal
Pada pasien ini, pemeriksaan EKG menunjukan gambaran
irama atrial fibrilasi, dengan heart rate 149x/ dan
Pergeseran axis ke Kiri. Berdasarkan hasil Echocardiografi
ditemukan hasil Disfungsi Ejection Friction Sistolik 44% (
Penurunan), Dilatasi RA-RV-LV, Dilated Cardiomyopaty, dan
Disfungsi Diastolik LV karena irama AF.
Tatalaksana umum pada pasien AF dengan gagal
jantung tidak jauh berbeda dengan pasien tanpa
gagal jantung, dengan mempertimbangkan pemilihan
obat dan penggunaan antikoagulan yang sesuai.
Fokus tatalaksana pada AF yaitu mengontrol irama
jantung, mengendalikan laju jantung, dan mencegah
adanya komplikasi tromboemboli. (PERKI,2019).
Pada pasien ini, diberikan tatalaksana awal yaitu
pemberian oksigen 3 lpm via nasal canul, infus cairan
Nacl 0.9% 500cc/24 jam, tatalaksana irama jantung
dan kendali laju dengan pemberian Injeksi Fargoxin 1
ampul. Setelah pemberian Fargoxin, dilakukan
pemeriksaan EKG ulang, hasil pemeriksaan
menunjukan irama atrial fibrilasi, laju jantung menjadi
105x/m ireguler
Pendekatan awal untuk manajemen kongesti
melibatkan injeksi diuretik dengan penambahan
vasodilator untuk menghilangkan dispnea jika
tekanan darah memungkinkan. Furosemide
adalah diuretik lini pertama yang paling umum
digunakan dengan dosis 20-40 mg IV.
Pada pasien ini, diberikan diuretik furosemide
40mg IV, sesuai dengan pedoman tatalaksana
gagal jantung dari PERKI
Rekomendasi antihipertensi untuk semua pasien gagal
jantung sistolik simptomatik (NYHA fc II-IV) yaitu ACEI
dan penyekat β. ACEI merupakan kelas rekomendasi I,
dengan tingkatan bukti A. Pemberian penyekat β,
setelah pemberian ACEI atau ARB pada semua pasien
dengan EF≤40% untuk menurunkan resiko hospitalisasi
akibat gagal jantung. Dosis pemberian golongan
penyekat β, bisoprolol 1.25mg (1x/hari). (PERKI, 2015)
Terapi antihipertensi yang diberikan pada pasien ini
yaitu candesartanl 1x4mg PO, Spironolacton 1x25mg
dan golongan penyekat β concor 1x2.5mg PO. Selain
itu, diberikan juga anti-trombitik notisil 1x4mg PO dan
obat antiemetik injeksi topazole 1x40 mg IV.
Digoksin atau amiodaron direkomendasikan
untuk mengontrol laju ventrikel pada pasien
dengan AF dan gagal jantung atau
hipotensi. Pemberian Beta blocker harus
dipertimbangkan untuk ditunda pada
kondisi simtomatik.
Pada masa perawatan hari ke 2 pasien
mengalami hipoperfusi dengan tanda
penurunan tekanan darah dan akral dingin.
Direncanakan terapi intensif di ruang ICU,
pemberian digoxin oral, drip fusosemde dan
penundaan pemberian concor.
Penilaian faktor risiko terjadinya stroke pada AF (Skor
CHA2DS2-VASc)
HURUF KONDISI SCORE
C
Gagal Jantung
Kongestif (1)
0
H Hipertensi (1) 1
A Usia 65-74(1) 0
A Usia ≥75 (2) 0
D
Diabetes
mellitus (1)
0
S
Adanya Stroke
atau TIA (2)
0
VA
Penyakit
vaskular(1)
0
Sc
Jenis Kelamin
:Perempuan
(1)
0
TOTAL 1
AF juga dapat menyebabkan gangguan hemodinamik,
kardiomiopati yang diinduksi oleh takikardia,
tromboembolisme sistemik dan resiko stroke.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis berupa sesak dan rasa
berdebar (palpitasi), disertai dengan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis Acute
Decompensate Heart Failure dengan Atrial Fibrilasi dengan
diagnosis etiologi berupa Kardiomiopati Dilatasi /
Kardiomegali
DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia (PERKI)., 2020.
Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2nd
ed. Jakarta.
Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia (PERKI), 2019.
Pedoman Tatalaksana Fibrilasi Atrium. 2nd
ed. Jakarta: PT. Trans Medical
International.
Ponikowski, P..e.a., 2016. 2016 ESC
Guidelines for the diagnosis and treatment
of acute and chronic heart failure: The Task
Force for the diagnosis and treatment of
acute and chronic heart failure of the
European Society of Cardiology (ESC). Eur
Hearth J, 37(27), pp.129-2200.

Contenu connexe

Tendances

Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroid
fikri asyura
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
Suzika Dewi
 

Tendances (20)

Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroid
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Latihan ekg strip
Latihan ekg stripLatihan ekg strip
Latihan ekg strip
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Penyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematikPenyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematik
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.pptPemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
 
Algoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSAlgoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLS
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom
 
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikumLaporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
 

Similaire à CASE REPORT ADHF DAN AF DENGAN DR. MIRZA.pptx

ukbukbubuununnjnkubjswjkdwjkdnjkwendjknjkndkwnkdenkden
ukbukbubuununnjnkubjswjkdwjkdnjkwendjknjkndkwnkdenkdenukbukbubuununnjnkubjswjkdwjkdnjkwendjknjkndkwnkdenkden
ukbukbubuununnjnkubjswjkdwjkdnjkwendjknjkndkwnkdenkden
CyntiaAndrina1
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemia
hendytea
 
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
fauzfauzi
 

Similaire à CASE REPORT ADHF DAN AF DENGAN DR. MIRZA.pptx (20)

Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardi
 
Stemi pada usia muda dan hiperkoagulable state
Stemi pada usia muda dan hiperkoagulable stateStemi pada usia muda dan hiperkoagulable state
Stemi pada usia muda dan hiperkoagulable state
 
ASD-3.pptx
ASD-3.pptxASD-3.pptx
ASD-3.pptx
 
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptxNeuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
 
sh
shsh
sh
 
RONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptx
RONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptxRONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptx
RONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptx
 
ukbukbubuununnjnkubjswjkdwjkdnjkwendjknjkndkwnkdenkden
ukbukbubuununnjnkubjswjkdwjkdnjkwendjknjkndkwnkdenkdenukbukbubuununnjnkubjswjkdwjkdnjkwendjknjkndkwnkdenkden
ukbukbubuununnjnkubjswjkdwjkdnjkwendjknjkndkwnkdenkden
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
 
LAPKAS CVD-SINDROM FOVILLE.pptx
LAPKAS CVD-SINDROM FOVILLE.pptxLAPKAS CVD-SINDROM FOVILLE.pptx
LAPKAS CVD-SINDROM FOVILLE.pptx
 
LAPSUS SH RISDA.pptx
LAPSUS SH RISDA.pptxLAPSUS SH RISDA.pptx
LAPSUS SH RISDA.pptx
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Laporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptxLaporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptx
 
Kasus 1_PETA_17032022.ppt
Kasus 1_PETA_17032022.pptKasus 1_PETA_17032022.ppt
Kasus 1_PETA_17032022.ppt
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemia
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdfDiskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
 
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
 
170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt
170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt
170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptx
 
ssd
ssdssd
ssd
 

Dernier

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 

Dernier (20)

Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 

CASE REPORT ADHF DAN AF DENGAN DR. MIRZA.pptx

  • 1. AMALIA DWI PRASTIWI Case Report Acute Decompensated Heart Failure dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventrikular Respon Pembimbing : dr. Mirza Failasufi, Sp.JP. FIHA PROGRAM INTERNSIP DOKTER RUMAH SAKIT UMUM DARMAYU PONOROGO 2021
  • 2. LATAR BELAKANG Fibrilasi atrium (FA) merupakan aritmia yang paling sering ditemui dalam praktik sehari-hari, dengan prevalensi yang mencapai 1- 2% dan akan terus meningkat Pasien dengan FA memiliki risiko stroke 5 kali lebih tinggi dan risiko gagal jantung 3 kali lebih tinggi dibanding pasien tanpa FA (PERKI, 2019) Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari struktur jantung atau fungsi yang menyebabkan kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh Laporan kasus ini menyajikan kasus pasien IGD RSU Darmayu dengan kecurigaan mengalami ADHF danAF
  • 3. LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN 1. Nama : Tn. S 2. Umur : 52 tahun 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Alamat : Ponorogo 5. Pekerjaan : Wiraswasta 6. Agama : Islam 7. Suku : Jawa 8. Tanggal Masuk RG : 21 Juni 2021 Tanggal Pemeriksaan : 21-26 Juni 2021
  • 4. ANAMNESIS Keluha Utama Sesak Napas Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke IGD RSU Darmayu.dengan keluhan sesak nafas sejak ± 2 minggu SMRS dan semakin memberat sejak ± 2 hari SMRS. Sesak semakin memberat saat beraktivitas. Pasien mengatakan bahwa pasien tidur dengan 2 bantal dan sering terbangun dikarenakan sesak pada malam hari. Pasien juga mengeluhkan kedua kaki pasien bengkak. Keluhan kaki bengkak lebih dulu muncul sebelum pasien sesak. Nyeri pada kaki disangkal. Keluhan nyeri
  • 5. Riwayat Penyaki t Dahulu Riwayat Keluhan Serupa : diakui ( sesak dan bengkak pernah dikeluhkan beberapa kali sebelum ini) Riwayat Berdebar-debar : Diakui Riwayat penyakit Tiroid : Disangkal Riwayat DM : disangkal Riwayat Hipertensi : disangka Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat alergi : disangkal Riwayat Pribadi Riwayat merokok : disangkal Riwayat minum alkohol : disangkal Riwayat konsumsi jamu : disangkal Riwayat konsumsi obat-obatan : disangkal Riwaya t Penyak it Keluar Riwayat penyakit serupa : disangkal Riwayat DM : disangkal Riwayat Hipertensi : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat alergi : disangkal
  • 6. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Pasien tampak sesak Kesadaran Compos Mentis Tanda-Tanda Vital TD : 140/90 mmHg Nadi : 125 x/menit RR : 25 x/menit Suhu : 36,6 0C SPO2 : 96 % bebas
  • 7. Kepala • Konjungtiva anemis (-/-) • Sklera ikterik (-/-) • Pupil isokor • Otorrhagia/Otorrhea (-/-) Leher • Pembesaran kelenjar limfe regional tidak ditemukan. • JVP dalam batas normal • Deviasi trachea tidak ditemukan • Pembesaran Tiroid tidak ditemukan
  • 8.
  • 9. Pemeriksaan Fisik Dada : JANTUNG Inspeksi • Ictus Cordis tidak tampak, tidak terlihat massa dan tanda jejas. Palpasi • Ictus Cordis teraba dan kuat angkat di SIC V linea axillaris anterior Perkusi • Batas jantung kanan pada ICS IV linea para sternalis dextra, batas jantung kiri pada ICS VI linea Axillaris Anterior, kesan melebar ke lateral Auskultasi • Bunyi jantung I dan II dalam batas normal, reguler, S3 Gallop (+), S4 (-)
  • 10. Pemeriksaan Fisik Dada : PARU Inspeksi • Pengembangan dada kiri dan kanan simetris, ketinggalan gerak dada tidak ditemukan. Tidak terlihat massa dan tanda jejas Palpasi • Ketinggalan gerak (-/-), Fremitus simetris (+/+) menurun Perkusi • Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi Lapang Paru Kanan Lapang Paru Kanan - - + Rhonki - + Rhonki + Rhonki + Rhonki + Rhonki
  • 11. Pemeriksaan Fisik : Extremitas Edema : Sianosis : (-/-), (-/-) Akral Dingin : (-/-), (-/-) Capillary refill : (<2/<2), (<2/<2) Sensorik : (+/+), (+/+) Motorik : (+/+), (+/+) - - + +
  • 12. Pemeriksaan Penunjang : Kimia Darah Hasil Nilai Rujukan Keterangan Kadar Gula Darah 124 90-139 N Kolesterol Total 188 <200 N HDL Kolesterol 28 35-45 L LDL Kolesterol 143 < 155 N Trigliserida 85 70-140 N Faal Ginjal BUN 25.8 4.7-23.0 H Creatinin 2.0 0.7-1.2 H Asam Urat 3 3.4-7 L Ureum 55.4 10-50 H Natrium 137.8 135-148 N Kalium 5.13 3.5-5.3 N Kalsium 1.3 1.1-1.3 N Clorida 97.1 98-107 N Kesan : Didapatkan hasil HDL rendah, Peningkatan BUN Kreatinin tidak signifikan, elektrolit dalam batas normal
  • 13. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium Hasil Nilai Rujukan Keterangan Leukosit 8.07 4.00-10.0 N Neutrofil 74.9 50.0-70.0 H Lymposit 13.0 20.0-40.0 L Monosit 11.8 3.0-12.0 N Eusinofil 0.2 0.5-5 L Basofil 0.1 0.0-1.0 N Eritrosit 5.77 4.00-5.5 H Hemoglobin 16.8 12.0-16.0 H Hematokrit 48 40-54 N Indeks eritrosit MCV 83.2 80-100 N MCH 29.1 26-35 N MCHC 33.8 32-37 N Trombosit 1 73 100-300 N RDW-CV 12.5 11.5-14.5 N PDW 15.0 9-17 N MPV 9.7 6.5-12 N P-LCR 24.4 11.0-45 N Kesan : Pemeriksaan Darah Lengkap dalam batas
  • 14. Pemeriksaan Penunjang : Elektrokardiografi Irama : Bukan Sinus ( P tidak diikuti QRS ) Axis : (+) di Lead 1 (-) di AvF : LAD Gel. P : Sulit di Evaluasi HR : 148x/menit Kesan : Atrial Fibrilasi dengan RVR
  • 15. Pemeriksaan Penunjang : Rontgent Thorax Kesan : Kardiomegali
  • 16. DIAGNOSIS Diagnosis klinis : Acute Decompensated Heart Failure Diagnosis etiologi : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Respon Diagnosis anatomi : Kardiomegali
  • 17. TINDAKAN/PENATALAKSANA AN Terapi IGD/ 02 4lpm Inj. Furosemide 1 amp Inj. Fargoxin 1 amp Konsul Spesialis Jantung, advice : Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24 jam Inj. Furosemide 3x40mg Inj. Topazol 1x40mg Oral : Concor 1x1.25mg, Notisil 0-0- 4mg, Candesartan 1x4mg, Spironolacton 1x25mg
  • 19. Tanggal 21 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan 4.6 S : Pasien masih mengeluh sesak dan dada berdebar. Posisi masien masih belum dapat berbaring terlentang karena sesak A : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Respon Acute Decompensated Heart Failure O : KU : Sesak, GCS : E4V5M6 TD : 140/90 mmHg HR : 124 x/menit RR : 24 x/menit S : 360C SPO2 : 97% canul 2 lpm Px Fisik : K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-) Thorax : Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (--++/-- -+), Whezing (-/-) Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2 reguler, Gallop (+) Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali (-) Ext : Udem kaki (+/+) P : Canul O2 2 lpm Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24 jam Inj. Furosemide 3x40mg Inj. Topazol 1x40mg Oral : Concor 1x1.25mg Notisil 0-0-4mg Candesartan 1x4mg Spironolacton 1x25mg Extra Inj. Fargoxin ½ amp
  • 20. Lampiran EKG jam 17.00 post Inj. Fargoxin 1 amp Irama : Bukan Sinus ( P tidak diikuti QRS ) Axis : (+) di Lead 1 (-) di AvF : LAD Gel. P : Sulit di Evaluasi R-R : Irreguler HR : 105 x/menit Kesan : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
  • 21. Tanggal 22 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan 4.6 S : Pasien masih mengeluh sesak. Rasa berdebar sudah berkurang. A : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Respon Acute Decompensated Heart Failure O : KU : Sesak, GCS : E4V5M6 TD : 140/90 mmHg HR : 105 x/menit RR : 24 x/menit S : 360C SPO2 : 97% canul 2 lpm Px Fisik : K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-) Thorax : Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (--++/-- -+), Whezing (-/-) Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2 reguler, Gallop (+) Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali (-) Ext : Udem kaki (+/+) P : Canul O2 2 lpm Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24 jam Inj. Furosemide 3x40mg Inj. Topazol 1x40mg Oral : Concor 1x1.25mg Notisil 0-0-4mg Candesartan 1x4mg Spironolacton 1x25mg Check PTT/INR Rencana Echocardiografi hari ini
  • 22. Lampiran EKG jam 23.00 post Inj. Fargoxin 1/2 amp Irama : Bukan Sinus ( P tidak diikuti QRS ) Axis : (+) di Lead 1 (-) di AvF : LAD Gel. P : Sulit di Evaluasi R-R : Irreguler HR : 98 x/menit Kesan : Atrial Fibrilasi Normo Ventricular
  • 23. Tanggal 23 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan 4.6 S Pasien masih mengeluh sesak. Rasa berdebar sudah berkurang. Keringat dingin (+), lemas A : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Respon Acute Decompensated Heart Failure O : KU : Sesak, GCS : E4V5M6 TD : 90/70 mmHg HR : 88 x/menit RR : 24 x/menit S : 360C SPO2 : 96% canul 2 lpm Px Fisik : K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-) Thorax : Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (--++/-- -+), Whezing (-/-) Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2 reguler, Gallop (+) Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali (-) Ext : Udem kaki (+/+), akral dingin (+/+) P : Canul O2 2 lpm Protab ICU Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24 jam Drip Furosemide 5mg/jam Inj. Topazol 1x40mg Oral : Concor 1x1.25mg ( Tunda ) Notisil 0-0-4mg Candesartan 1x4mg Spironolacton 1x25mg Digoxin 1x0.25mg Sukralfat syrup 3xC1
  • 24. Lampiran Hasil Check PTT/INR PTT (Pasien) : 15.2 (N) INR (Pasien) : 1.12 (N) PTT (Kontrol) : 13.9 INR (Kontrol) : 0.98 Kesan : PTT/INR Dalam batas Normal
  • 25. Lampiran Hasil Echocardiografi Dilatasi RA-RV-LV; LVH Eksentrik Gambaran Dilated Cardiomyopaty Disfungsi Diastolik LV Karena Irama AF Fungsi Sistolik LV Menurun ( EF 44%) Fungsi Sistolik RV Menurun
  • 26. S Pasien masih mengeluh sesak. Lemas (+), badan panas dan menggigil A : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Respon Acute Decompensated Heart Failure O : KU : Sesak, GCS : E4V5M6 TD : 90/70 mmHg HR : 83 x/menit RR : 24 x/menit S : 380C SPO2 : 96% canul 2 lpm Px Fisik : K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-) Thorax : Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (--++/-- -+), Whezing (-/-) Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2 reguler, Gallop (+) Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali (-) Ext : Udem kaki (+/+), akral dingin (+/+) P : Canul O2 2 lpm Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24 jam Drip Furosemide 5mg/jam Inj. Topazol 1x40mg Oral : Notisil 0-0-4mg Candesartan 1x4mg Spironolacton 1x25mg Digoxin 1x0.25mg Sukralfat syrup 3xC1 Drip Paracetamol 3x1gr kp demam Tanggal 23 Juni 2021 di ICU Bed 1
  • 27. S Pasien mengeluh dada ampeg (+) seperti tertekan, nafas tidak plong. Nyeri dada (-), keringat dingin (-) Demam (-) A : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Respon Acute Decompensated Heart Failure O : KU : Sesak, GCS : E4V5M6 TD : 110/70 mmHg HR : 98 x/menit RR : 22 x/menit S : 36,5 C SPO2 : 97% canul 2 lpm Px Fisik : K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-) Thorax : Pulmo : SDV (+/+)↓, Fremitus (+/+) ↓, Rhonki (---+/--- +), Whezing (-/-) Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2 reguler, Gallop (+) Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali (-) Ext : Udem kaki (+/+)↓, akral dingin (-/-) P : Pindah Ruang Biasa 02 2lpm Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24 jam Drip Furosemide 5mg/jam  STOP  Inj. Furosemide 3x40mg Inj. Topazol 1x40mg Oral : Notisil 0-0-4mg Candesartan 1x4mg Spironolacton 1x25mg Digoxin 1x0.25mg Sukralfat syrup 3xC1 Tanggal 24 Juni 2021 di ICU Bed 1
  • 28. S Pasien mengeluh sesak sudah berkurang. Berdebar (- ) A : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Respon Acute Decompensated Heart Failure O : KU : Sedang, GCS : E4V5M6 TD : 110/70 mmHg HR : 88 x/menit RR : 20 x/menit S : 36,6 C SPO2 : 97% canul 2 lpm Px Fisik : K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-) Thorax : Pulmo : SDV (+/+), Fremitus (+/+) , Rhonki (---+/---+) minimal, Whezing (-/-) Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2 reguler, Gallop (+) Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali (-) Ext : Udem kaki (+/+)↓, akral dingin (-/-) P : Canul O2 2 lpm Inf. NaCl 0.9 % 500cc/24 jam Inj. Furosemide 3x40mg Inj. Topazol 1x40mg Oral : Notisil 0-0-4mg Candesartan 1x4mg Spironolacton 1x25mg Digoxin 1x0.25mg Sukralfat syrup 3xC1 Tanggal 25 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan
  • 29. S Pasien mengeluh sesak sudah berkurang. Berdebar (- ) A : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Respon Acute Decompensated Heart Failure O : KU : Sedang, GCS : E4V5M6 TD : 130/80 mmHg HR : 91 x/menit RR : 20 x/menit S : 36,6 C SPO2 : 98% canul 2 lpm Px Fisik : K/L : CA (-/-), SI (-/-), Udem Palpebra (-/-), ↑JVP (-/-) Thorax : Pulmo : SDV (+/+), Fremitus (+/+) , Rhonki (---+/---+) minimal, Whezing (-/-) Cor : Ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), BJ 1 2 reguler, Gallop (+) Abd : Peristaltik (+), timpani (+), NT (-), organomegali (-) Ext : Udem kaki (+/+)↓, akral dingin (-/-) P : BLPL ( KOntrol Rawat Jalan) Furosemide 40mg-0-0 Spironolacton 25mg-0-0 Digoxin 1.25mg-0-0 Notisil 0-0-4mg Candesartan 4mg-0-0 Lanzoprazole 30mg-0-0 Tanggal 26 Juni 2021 di Bangsal Flamboyan
  • 30. TINJAUN PUSTAKA ATRIAL FIBRILASI takiaritmia supraventrikular yang ditandai dengan tidak terkontrolnya aktivasi atrium sehingga menyebabkan kontraksi yang sangat cepat dan tidak teratur (fibrilasi), akibatnya darah terkumpul di atrium dan tidak benar-benar dipompa ke ventrikel. Hal ini ditandai dengan heart rate yang sangat cepat sehingga gelombang P pada EKG dapat menghilang dan digantikan oleh gelombang fibrilasi yang bervariasi ukuran, bentuk, dan waktu munculnya serta berhubungan dengan respon ventrikel interval R-R ireguler
  • 32. Epidemiologi dan Etiologi Atrium Fibrilasi Epidemiologi Atrial Fibrilasi • Framingham Heart Study, menunjukkan bahwa dalam periode 20 tahun, angka kejadian AF adalah 2,1% pada laki-laki dan 1,7% pada perempuan • Pada studi yang sama, angka kejadian AF meningkat seiring dengan pertambahan usia, yaitu sekitar 70% pada usia 65-85 tahun dan 84% pada usia di atas 85 tahun Etiologi • peningkatan tekanan atau resistensi atrium (peningkatan katub jantung, kelainan pengisian dan pengosongan ruang atrium, hipertrofi jantung, kardiomiopati, hipertensi pulmo serta tumor intracardiac) • iskemik atrium (infark myocardial • proses infiltratif dan inflamasi (pericarditis atau myocarditis, miloidosis dan sarcoidosis, serta faktor peningkatan usia • kelainan endokrin (hipertiroid, feokromotisoma) • neurogenik (stroke, perdarahan subarachnoid), • obat-obatan (alkohol, kafein) dan genetik
  • 33. Tanda dan Gejala peningkatan denyut jantung ketidakteraturan irama jantung ketidakstabilan hemodinamik/penurunan oksigenasi
  • 36.
  • 37.
  • 40. Tatalaksanan antitrombolitik Antitrombotik terdiri atas antiplatelet, antikoagulan, dan trombolitik. Target dari pemberian antikoagulan mempertimbangkan keseimbangan dari pencegahan stroke iskemia dan menghindari komplikasi perdarahan.
  • 41. TINJAUN PUSTAKA Gagal Jantung Akut Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari struktur jantung atau fungsi yang menyebabkan kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh Ada 2 jenis persentasi gagal jantung akut, yaitu gagal jantung akut yang baru terjadi pertama kali (de novo) dan gagal jantung dekompensasi akut pada gagal jantung kronis yang sebelumnya stabil.
  • 45.
  • 47. Atrial fibrilasi adalah takiaritmia supraventrikular yang ditandai dengan tidak terkontrolnya aktivasi atrium sehingga menyebabkan kontraksi yang cepat dan tidak teratur. Atrial fibriasi sering ditemukan pada 30-40% pasien dengan gagal jantung. (PERKI, 2019) Salah satu faktor pencetus dan penyebab keadaan gagal jantung dekompensasi akut yaitu gangguan takiaritmia atau bradikardi yang berat Pasien datang ke IGD RSU Darmayu.dengan keluhan sesak nafas sejak ± 2 minggu SMRS dan semakin memberat sejak ± 2 hari SMRS. Sesak semakin memberat saat beraktivitaas. Dada berdebar-debar. Pasien mengatakan bahwa pasien nyaman tidur dengan 2 bantal dan sering terbangun dikarenakan sesak pada malam hari. Pasien mengakui sering mengeluhkan keluhan serupa. Riwayat dada berdebar diakui. Pada kasus ini, pasien datang dengan keadaan atrial fibrilasi dan gagal jantung dekompensasi akut, Hal ini sesuai dengan sumber bahwa, gangguan takiaritmia seperti atrial fibrilasi dapat menjadi faktor pencetus keadaan gagal jantung dekompensasi akut
  • 48. Berdasarkan data dari Indonesian Atrial Fibrilation Registry/ OneAF yang dilakukan di 10 Rumah sakit di Indonesia dengan jumlah pasien 615 orang, didapatkan gejala yang paling sering dikeluhkan yaitu sesak napas (42%) dan berdebar (41%), serta keringat dingin. (PERKI, 2019) Gejala-gejala khas pada gagal jantung berupa sesaknafas saat istrahat atau aktifitas, kelelahan, dan edema tungkai. Pada kasus ini, pasien juga mengeluhkan gejala sesak napas saat melakukan aktifitas, disertai dada berdebar dan keringat dingin. Riwayat gejala yang serupa juga dikeluhkan pasien satu tahun lalu disertai edema pada tungkai. Hal ini sesuai dengan gejala-gejala yang sering dikeluhkan pasien takiaritmia dan pasien gagal jantung.
  • 49. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk menyingkirkan anemia sebagai penyebab susah bernafas dan untuk mengetahui adanya penyakit dasar serta komplikasi. Selanjutnya, pemeriksaan foto thorax merupakan komponen penting dalam diagnosis gagal jantung. Rontgen thorax dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi pleura dan dapat mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan atau memperberat sesak nafas. Selain itu, kesan kardiomegali dapat ditemukan pada gagal jantung akut dan kronik (PERKI, 2019) Hasil pemeriksaan laboratorium pada kasus ini tidak didapatkan anemia maupun tanda infeksi, hemoglobin sebesar 16.8 g/dl dan leukosit sebesar 8.070 mm3. Pemeriksaan natriuretik peptida tidak tersedia sehingga tidak dilakukan. Pada pemeriksaan foto thorax pasien ini, ditemukan kesan kardiomegali, hal ini sesuai dengan salah satu tanda abnormalitas pada pasien gagal jantung.
  • 50. ekg pada pasien gagal jantung dapat ditemukan gambaran abnormalias antara lain sinus takikardi, sinus bradikardi, atrial fibrilasi, aritmia ventrikel, iskemia/ infark, gelombang Q, abnormalitas gelombang ST- T, hipertrofi ventrikel kiri, blok atrioventricular, dan bundle brunch block. Pemeriksaan lebih lanjut dengan Ekokardiografi untuk evaluasi penyakit jantung katup, evaluasi ukuran atrium, pengukuran fungsi ventrikel untuk membedakan pasien disfungi ejeksi sistolik atau normal Pada pasien ini, pemeriksaan EKG menunjukan gambaran irama atrial fibrilasi, dengan heart rate 149x/ dan Pergeseran axis ke Kiri. Berdasarkan hasil Echocardiografi ditemukan hasil Disfungsi Ejection Friction Sistolik 44% ( Penurunan), Dilatasi RA-RV-LV, Dilated Cardiomyopaty, dan Disfungsi Diastolik LV karena irama AF.
  • 51. Tatalaksana umum pada pasien AF dengan gagal jantung tidak jauh berbeda dengan pasien tanpa gagal jantung, dengan mempertimbangkan pemilihan obat dan penggunaan antikoagulan yang sesuai. Fokus tatalaksana pada AF yaitu mengontrol irama jantung, mengendalikan laju jantung, dan mencegah adanya komplikasi tromboemboli. (PERKI,2019). Pada pasien ini, diberikan tatalaksana awal yaitu pemberian oksigen 3 lpm via nasal canul, infus cairan Nacl 0.9% 500cc/24 jam, tatalaksana irama jantung dan kendali laju dengan pemberian Injeksi Fargoxin 1 ampul. Setelah pemberian Fargoxin, dilakukan pemeriksaan EKG ulang, hasil pemeriksaan menunjukan irama atrial fibrilasi, laju jantung menjadi 105x/m ireguler
  • 52. Pendekatan awal untuk manajemen kongesti melibatkan injeksi diuretik dengan penambahan vasodilator untuk menghilangkan dispnea jika tekanan darah memungkinkan. Furosemide adalah diuretik lini pertama yang paling umum digunakan dengan dosis 20-40 mg IV. Pada pasien ini, diberikan diuretik furosemide 40mg IV, sesuai dengan pedoman tatalaksana gagal jantung dari PERKI
  • 53. Rekomendasi antihipertensi untuk semua pasien gagal jantung sistolik simptomatik (NYHA fc II-IV) yaitu ACEI dan penyekat β. ACEI merupakan kelas rekomendasi I, dengan tingkatan bukti A. Pemberian penyekat β, setelah pemberian ACEI atau ARB pada semua pasien dengan EF≤40% untuk menurunkan resiko hospitalisasi akibat gagal jantung. Dosis pemberian golongan penyekat β, bisoprolol 1.25mg (1x/hari). (PERKI, 2015) Terapi antihipertensi yang diberikan pada pasien ini yaitu candesartanl 1x4mg PO, Spironolacton 1x25mg dan golongan penyekat β concor 1x2.5mg PO. Selain itu, diberikan juga anti-trombitik notisil 1x4mg PO dan obat antiemetik injeksi topazole 1x40 mg IV.
  • 54. Digoksin atau amiodaron direkomendasikan untuk mengontrol laju ventrikel pada pasien dengan AF dan gagal jantung atau hipotensi. Pemberian Beta blocker harus dipertimbangkan untuk ditunda pada kondisi simtomatik. Pada masa perawatan hari ke 2 pasien mengalami hipoperfusi dengan tanda penurunan tekanan darah dan akral dingin. Direncanakan terapi intensif di ruang ICU, pemberian digoxin oral, drip fusosemde dan penundaan pemberian concor.
  • 55. Penilaian faktor risiko terjadinya stroke pada AF (Skor CHA2DS2-VASc) HURUF KONDISI SCORE C Gagal Jantung Kongestif (1) 0 H Hipertensi (1) 1 A Usia 65-74(1) 0 A Usia ≥75 (2) 0 D Diabetes mellitus (1) 0 S Adanya Stroke atau TIA (2) 0 VA Penyakit vaskular(1) 0 Sc Jenis Kelamin :Perempuan (1) 0 TOTAL 1 AF juga dapat menyebabkan gangguan hemodinamik, kardiomiopati yang diinduksi oleh takikardia, tromboembolisme sistemik dan resiko stroke.
  • 56. KESIMPULAN Berdasarkan hasil anamnesis berupa sesak dan rasa berdebar (palpitasi), disertai dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis Acute Decompensate Heart Failure dengan Atrial Fibrilasi dengan diagnosis etiologi berupa Kardiomiopati Dilatasi / Kardiomegali
  • 57. DAFTAR PUSTAKA Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI)., 2020. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2nd ed. Jakarta. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), 2019. Pedoman Tatalaksana Fibrilasi Atrium. 2nd ed. Jakarta: PT. Trans Medical International. Ponikowski, P..e.a., 2016. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: The Task Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the European Society of Cardiology (ESC). Eur Hearth J, 37(27), pp.129-2200.