SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  34
Komplikasi dalam
Kehamilan
Komplikasi Kehamilan Trimester I
dan II
1. Hiperemesis Gravidarum
mual muntah yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang
menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan
berat badan.
Penyebab
1. Faktor predisposisi
• Primigravida
• Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda, estrogen
dan HCG tinggi, mola hidatidosa.
2. Faktor organik
• Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
• Perubahan metabolik akibat hamil
• Resistensi yang menurun dari pihak ibu
• Alergi
3. Faktor psikologis
• Rumah tangga yang retak
• Hamil yang tidak diinginkan
• Takut terhadap kehamilan dan persalinan
• Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
• Kehilangan pekerjaan
Dampak terhadap Kehamilan
gangguan tumbuh kembang janin
dalam rahim dengan manifestasi
klinisnya. Oleh karena itu,
hiperemesis gravidarum
berkelanjutan harus dicegah dan
harus mendapat pengobatan
yang adekuat.
Tanda dan Gejala
Batas jelas antara mual yang masih fisiologis
dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan
umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Pelaksanaan
• Rawat inap
• Stop makan dan minum dalam 24 jam pertama
• Obat-obatan diberikan secara parenteral
• Infus D10% (2000 ml) dan RL 5%(2000 ml) per hari.
• Diazepam 10 mg IM (jika perlu)
• Lakukan evaluasi dalam 24 jam pertama
• Bila keadaan membaik, boleh diberikan makan dan minum secara
bertahap
• Bila keadaan tidak berubah: stop makan/ minum, ulangi
penatalaksanaan seperti sebelumnya untuk 24 jam kedua.
• Bila dalam 24 jam tidak membaik pertimbangankan untuk
rujukan
• Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan muntah
• Jika dehidrasi diatasi, anjurkan makan makanan lunak porsi kecil
tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berlemak,
kurangi karbohidrat, banyak makan makanan yang mengandung
gula.
2. Anemia Kehamilan
keadaan dimana jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein
pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada di bawah normal.
Tingkatan anemia:
• Kadar Hb 10,00 gr% - 13,00 gr% disebut anemia
ringan sekali.
• Kadar Hb 8,00 gr% - 9,90 gr% disebut anemia
ringan.
• Kadar Hb 6,00 gr% - 7,90 gr% disebut anemia
sedang.
• Kadar Hb <6,00 gr% disebut anemia berat.
Penyebab
• Perdarahan hebat
• Berkurangnya pembentukan sel darah merah
• Meningkatnya penghancuran sel darah merah
Klasifikasi Anemia
a. Anemia defisiensi besi : penurunan jumlah
sel darah merah akibat dari kekurangan zat
besi.
Penatalaksanaan
• Oral: pemberian fero sulfat/ fero gluconat/
Na-fero bisitrat 60 mg/ hari, 800 mg
selama kehamilan, 150 – 100 mg/hari.
• Parenteral: pemberian ferum dextran 1000
mg (20ml) IV atau 2x10 ml/IM
b. Anemia megaloblastik : anemia yang
terjadi karena kekurangan asam folat
Penatalaksanaan
• Asam folat 15-30 mg/ hari
• Vitamin B12 3x1 tablet per hari
• Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari
• Pada kasus berat dan pengobatan oral
hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi diberikan transfusi
darah.
c. Anemia hipoplastik : anemia yang terjadi akibat
sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel
darah baru. Bisa juga terjadi akibat transplantasi
sumsum tulang atau transfusi darah berulang kali.
Penatalaksanaan :
Karena obat-obatan penambah darah tidak memberi
hasil, maka satu-satunya cara untuk memperbaiki
keadaan penderita ialah transfusi darah yang sering
dan perlu diulang beberapa kali.
d. Anemia hemolitik : anemia yang terjadi
akibat sel darah merah lebih cepat hancur dari
pembentukannya.
Penatalaksanaan :
Transfusi darah untuk meringankan penderitaan
ibu dan mengurangi bahaya hipoksia pada janin.
3. Abortus
ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Sebagai
batasan ialah kehamilan
kurang dari 20
minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
Macam-Macam Abortus
a. Abortus imminens : perdarahan pervaginam pada kehamilan
kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks
yang meningkat. Penanganan :
• Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan
rangsang mekanik berkurang.
• Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila
pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas.
• Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg.
Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-
1000 mg.
• Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
• Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan
antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih
mengeluarkan cairan coklat.
b. Abortus insipiens : peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi
serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada
di dalam uterus.
Penanganan :
• Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus
spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan berikan
morfin
• Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya
disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus
memakai kuret vakum atau cunam abortus, diusul dengan
kerokan memakai kuret tajam. Suntikan ergometrin 0,5 mg IM.
• Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin
10 IU dalam D5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan
naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus
komplit.
• Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,
lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
c. Abortus inkompletus : peristiwa pengeluaran sebagian
hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Penanganan :
• Bila disertai shock karena perdarahan, berikan infus
cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas
mungkin ditransfusi darah.
• Setelah shock diatasi, lakukan kerokan dengan kuret
tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskular.
• Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih
tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara
manual.
• Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
d. Abortus kompletus : terjadinya pengeluaran
lengkap seluruh jaringan konsepsi sebelum usia
kehamilan 20 minggu.
Penanganan :
• Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin
3x1 tablet selama 3-5 hari.
• Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti
sulfas ferosus atau transfusi darah
• Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
• Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin,
dan mineral.
e. Missed abortion : kematian janin sebelum 20 minggu, tetapi tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih, karena ada sebab-sebab
tertentu.
Penanganan :
• Bila kadar fibrinogen normal, segera lakukan pengeluaran
jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
• Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar
sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
• Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan
serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan
dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil konsepsi
diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
• Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol
3x5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam D5% sebanyak 500 ml
mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi
uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam.
Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat
satu hari.
3. Kehamilan Ektopik Terganggu
kehamilan dengan implantasi terjadi di
luar rongga uterus. Tuba falopi
merupakan tempat tersering untuk
terjadinya implantasi kehamilan
ektopik. Sebagian besar kehamilan
ektopik berlokasi di tuba, jarang
terjadi implantasi pada ovarium,
rongga perut, dan kanalis servikalis,
Penanganan :
Apabila keadaan penderita buruk, misalnya
dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan
salpingektomi. Pada kasus kehamilan
ektopik di pars ampularis tuba yang belum
pecah ditangani dengan menggunakan
kemoterapi untuk menghindari tindakan
pembedahan.
4. Mola Hidatidosa
kehamilan yang berkembang tidak wajar
dimana tidak ditemukan janin dan hampir
seluruh vili khorialis mengalami perubahan
berupa degenerasi hodropik. Secara
makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal
yaitu berupa gelembung-gelembung putih,
tembus pandang, berisi cairan jernih
dengan ukuran bervariasi dari beberapa
milimeter sampai 1 atau 2 cm.
Penanganan :
• Perhatikan sindroma yang mengancam
fungsi vital (depresi nafas, hipertiroid/
tirotoksikosis, dan sebagainya). Resusitasi
bila KU buruk.
• Evakuasi jaringan mola: dengan kuret tajam.
Suction dapat mengeluarkan sebagian besar
massa mola, sisanya bersihkan dengan
kuret. Dapat juga dilakukan induksi, pada
waktu evakuasi berikan oksitosin untuk
merangsang kontraksi uterus dan mencegah
refluks cairan mola ke arah tuba.
Komplikasi Kehamilan Trimester III
1. Kehamilan Dengan Hipertensi Esensial
kondisi permanen meningkatnya
tekanan darah dimana biasanya tidak
ada penyebab yang nyata. Kadang-
kadang keadaan ini dihubungkan
dengan penyakit ginjal,
phaeochromocytoma atau
penyempitan aorta, dan keadaan ini lebih sering
muncul pada saat kehamilan.
Penanganan
Wanita dengan hipertensi esensial harus mendapat
pengawasan yang ketat dan harus dikonsultasikan
pada dokter untuk proses persalinannya. Selama
tekanan darah ibu tidak meningkat sampai 150/90
mmHg berarti pertanda baik. Dia dapat hamil dan
bersalin normal tetapi saat hamil dianjurkan untuk
lebih banyak istirahat dan menghindari
peningkatan berat badan terlalu
banyak. Kehamilan tidak dibolehkan
melewati aterm karena kehamilan postterm
meningkatkan risiko terjadinya insufisiensi
plasenta janin.
2. Pre Eklamsia
suatu keadaan dengan tanda-tanda
hipertensi, oedema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini biasanya timbul pada
triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat
timbul sebelumnya, misalnya pada
mola hidatosa.
Klasifikasi Pre
Eklamsia
a. Preeklamsia ringan, ciri-cirinya :
• Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan
diastolik 15 mmHg atau lebih (diukur pada
posisi berbaring terlentang) atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih.
• Proteinuria 0,3 gr/lt atau 1+ sampai 2+
• Edema pada kaki, jari, muka dan berat badan
naik >1 kg/mg
Penanganan :
• Rawat jalan
• Banyak istirahat ( berbaring tidur miring)
• Diet: cukup protein, rendah kaebohidrat,
lemak, dan garam
• Sedative ringan (jika tidak bisa istirahat )
tablet Febobarbital 3x30 mg peroral
selama 2 hari
• Kunjungan ulang tiap 1 mg
b. Preeklamsia berat, ciri-cirinya :
• Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
• Proteinuria, 5 gr/lt atau lebih
• Oliguria (jumlah urine < 500 cc per 2 jam
• Terdapat edema paru dan sianosis
• Adanya gangguan serebral, gangguan visus,
dan rasa nyeri di epigastrium
Penanganan : penanganan aktif di rumah sakit
3. Solusio Plasenta
terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada corpus uteri sebelum janin lahir.
Biasanya terjadi pada trimester III,
walaupun dapat pula terjadi pada setiap
saat dalam kehamilan.
Etiologi.
• Trauma
• Tali pusat yang pendek
• Dekompresi yang uterus mendadak
• Anomaly uterus atau tumor uterus
• Hipertensi kronis atau hipeertensi yang
ditimbulkan karena kehamilan
• Tekanan pada vena cava inferior akibat uterus
yang membesar dan defisiensi gizi.
Penanganan :
• Pada ibu tergantung dari luasnya plasenta yang lepas
dari dinding uterus, banyaknya perdarahan, derajat
kelainan pembekuan darah, ada tidaknya hipertensi
menahun atau preeklamsia, tersembunyi tidaknya
perdarahannya, dan jarak waktu antara terjadinya
solusio plasenta sampai pengosongan uterus.
• Pada janin pada solusio berat hampir 100 % mengalami
kematian. Pada solusio plasenta ringan dan sedang
kematian janin tergantung dari luasnya plasenta yang
terlepas dari dinding uterus dan tuanya kehamilan. Pada
kasus solusio plasenta tertentu, SC dapat mengurangi
angka kematian janin. Sebagaimana pada setiap kasus
perdarahan, persediaan darah secukupnya akan sangat
membantu memperbaiki prognosis ibu dan janinnya.
4. Plasenta Previa
plasenta yang letaknya abnormal,
yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Pada
keadaan normal plasenta terletak
dibagian atas uterus.
Klasifikasi
• Plasenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan
tertutup oleh jaringan plasenta
• Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan
tertutup oleh jaringan plasenta
• Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta
berada tepat pada pinggir pembukaan
• Plasenta letak rendah, plasenta yang letaknya abnormal
pada segmen bawah uterus akan tetapi belum sampai
menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir plasenta
berada kira-kira 3 atau 4 cm di atas pinggir pembukaan
sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir
Penanganan :
• Penatalaksanaan di rumah : Pasien dianjurkan
harus istirahat ditempat tidur. Jika perdarahan
banyak pasien dianjurkan untuk tidur miring atau
menggunakan bantal dibawah pinggul kanannya
untuk mencapai agar panggul miring dan
menghindari supine hypotensive syndrome.
• Penatalaksanaan di RS : di RS, ibu harus berbaring.
Pada pemeriksaan abdomen akan taraba lunak,
dengan ukuran sesuai umur kehamilan. Mungkin
dibutuhkan pengkateteran. Darah diperika kadar
haemoglobinnya
Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances (19)

Hamil anggur oleh Triana Novitasari
Hamil anggur oleh Triana NovitasariHamil anggur oleh Triana Novitasari
Hamil anggur oleh Triana Novitasari
 
Pp mola
Pp molaPp mola
Pp mola
 
Asuhan kebidanan pada mola hidatidosa
Asuhan kebidanan pada mola hidatidosaAsuhan kebidanan pada mola hidatidosa
Asuhan kebidanan pada mola hidatidosa
 
Mola hidatidosa
Mola hidatidosaMola hidatidosa
Mola hidatidosa
 
Mola hidatidosa
Mola hidatidosaMola hidatidosa
Mola hidatidosa
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
2. gangguan haid
2. gangguan haid2. gangguan haid
2. gangguan haid
 
Pendarahan pada kehamilan muda
Pendarahan pada kehamilan mudaPendarahan pada kehamilan muda
Pendarahan pada kehamilan muda
 
Tata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haidTata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haid
 
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
Kelainan dalam lamanya kehamilan smt 4
 
Menopause new
Menopause newMenopause new
Menopause new
 
Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)
Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)
Kehamilan ektopik terganggu power point mahdiah(1)
 
Gangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyaGangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnya
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
gangguan haid
gangguan haidgangguan haid
gangguan haid
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
5.siklus haid dan gangguan haid
5.siklus haid dan gangguan haid5.siklus haid dan gangguan haid
5.siklus haid dan gangguan haid
 
Gangguan haid
Gangguan  haidGangguan  haid
Gangguan haid
 

En vedette

fisiologi Genetalia Maskulina
fisiologi Genetalia Maskulinafisiologi Genetalia Maskulina
fisiologi Genetalia MaskulinaYohana Jennifer
 
Vaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
Vaginitis, Vulvitis dan VulvovaginitisVaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
Vaginitis, Vulvitis dan VulvovaginitisMuhammad Nasrullah
 
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)stikesby kebidanan
 
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILANPRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILANMuhammad Nasrullah
 
Penyakit sistem reproduksi
Penyakit sistem reproduksiPenyakit sistem reproduksi
Penyakit sistem reproduksiAlfiana Zakiah
 
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER IIIASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER IIISiti Afni Zulfah
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiHetty Astri
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanHetty Astri
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPAMutiara Dwi Faiska
 
14. tanda tanda bahaya kehamilan--
14. tanda tanda bahaya kehamilan--14. tanda tanda bahaya kehamilan--
14. tanda tanda bahaya kehamilan--Devi Narti
 

En vedette (16)

fisiologi Genetalia Maskulina
fisiologi Genetalia Maskulinafisiologi Genetalia Maskulina
fisiologi Genetalia Maskulina
 
diagnosa kehamilan
diagnosa kehamilandiagnosa kehamilan
diagnosa kehamilan
 
Fkbr i
Fkbr iFkbr i
Fkbr i
 
Vaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
Vaginitis, Vulvitis dan VulvovaginitisVaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
Vaginitis, Vulvitis dan Vulvovaginitis
 
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
Sistem reproduksi pria (wurita, rischa)
 
SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
 
Ppt kanker prostat
Ppt kanker prostatPpt kanker prostat
Ppt kanker prostat
 
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPATMENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
 
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILANPRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
 
Penyakit sistem reproduksi
Penyakit sistem reproduksiPenyakit sistem reproduksi
Penyakit sistem reproduksi
 
Tugas individu tanda bahaya kehamilan
Tugas individu tanda bahaya kehamilanTugas individu tanda bahaya kehamilan
Tugas individu tanda bahaya kehamilan
 
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER IIIASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
 
14. tanda tanda bahaya kehamilan--
14. tanda tanda bahaya kehamilan--14. tanda tanda bahaya kehamilan--
14. tanda tanda bahaya kehamilan--
 

Similaire à komplikasi dlm kehamilan

Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaWarnet Raha
 
Kemajuan Terkini alam penanganan obstertri
Kemajuan Terkini alam penanganan obstertriKemajuan Terkini alam penanganan obstertri
Kemajuan Terkini alam penanganan obstertriFauzanah Fauzanah
 
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptPenanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptrosalindipan
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.pptRisaRisa22
 
fdokumen.com_hiperemesis-gravidarum-new.pptx
fdokumen.com_hiperemesis-gravidarum-new.pptxfdokumen.com_hiperemesis-gravidarum-new.pptx
fdokumen.com_hiperemesis-gravidarum-new.pptxMidarMan
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanAsih Astuti
 
Penyakit yang menyertai kehamilan2
Penyakit yang menyertai kehamilan2Penyakit yang menyertai kehamilan2
Penyakit yang menyertai kehamilan2wiwik yuniarti
 
Gangguan Kehamilan dan Menyusui
Gangguan Kehamilan dan MenyusuiGangguan Kehamilan dan Menyusui
Gangguan Kehamilan dan MenyusuiFakhriyah Elita
 
infeksi_saluran_kemih.ppt
infeksi_saluran_kemih.pptinfeksi_saluran_kemih.ppt
infeksi_saluran_kemih.pptmarwatiiechuby
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxRiandiAkbar1
 

Similaire à komplikasi dlm kehamilan (20)

Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Kemajuan Terkini alam penanganan obstertri
Kemajuan Terkini alam penanganan obstertriKemajuan Terkini alam penanganan obstertri
Kemajuan Terkini alam penanganan obstertri
 
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptPenanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.ppt
 
fdokumen.com_hiperemesis-gravidarum-new.pptx
fdokumen.com_hiperemesis-gravidarum-new.pptxfdokumen.com_hiperemesis-gravidarum-new.pptx
fdokumen.com_hiperemesis-gravidarum-new.pptx
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
 
preeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsiapreeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsia
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
Hiperemesis
HiperemesisHiperemesis
Hiperemesis
 
Penyakit yang menyertai kehamilan2
Penyakit yang menyertai kehamilan2Penyakit yang menyertai kehamilan2
Penyakit yang menyertai kehamilan2
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Gangguan Kehamilan dan Menyusui
Gangguan Kehamilan dan MenyusuiGangguan Kehamilan dan Menyusui
Gangguan Kehamilan dan Menyusui
 
Aborstus
AborstusAborstus
Aborstus
 
infeksi_saluran_kemih.ppt
infeksi_saluran_kemih.pptinfeksi_saluran_kemih.ppt
infeksi_saluran_kemih.ppt
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 

Dernier

PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Dernier (20)

PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

komplikasi dlm kehamilan

  • 2. Komplikasi Kehamilan Trimester I dan II 1. Hiperemesis Gravidarum mual muntah yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.
  • 3. Penyebab 1. Faktor predisposisi • Primigravida • Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa. 2. Faktor organik • Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal • Perubahan metabolik akibat hamil • Resistensi yang menurun dari pihak ibu • Alergi 3. Faktor psikologis • Rumah tangga yang retak • Hamil yang tidak diinginkan • Takut terhadap kehamilan dan persalinan • Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu • Kehilangan pekerjaan
  • 4. Dampak terhadap Kehamilan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya. Oleh karena itu, hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat.
  • 5. Tanda dan Gejala Batas jelas antara mual yang masih fisiologis dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
  • 6. Pelaksanaan • Rawat inap • Stop makan dan minum dalam 24 jam pertama • Obat-obatan diberikan secara parenteral • Infus D10% (2000 ml) dan RL 5%(2000 ml) per hari. • Diazepam 10 mg IM (jika perlu) • Lakukan evaluasi dalam 24 jam pertama • Bila keadaan membaik, boleh diberikan makan dan minum secara bertahap • Bila keadaan tidak berubah: stop makan/ minum, ulangi penatalaksanaan seperti sebelumnya untuk 24 jam kedua. • Bila dalam 24 jam tidak membaik pertimbangankan untuk rujukan • Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan muntah • Jika dehidrasi diatasi, anjurkan makan makanan lunak porsi kecil tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berlemak, kurangi karbohidrat, banyak makan makanan yang mengandung gula.
  • 7. 2. Anemia Kehamilan keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Tingkatan anemia: • Kadar Hb 10,00 gr% - 13,00 gr% disebut anemia ringan sekali. • Kadar Hb 8,00 gr% - 9,90 gr% disebut anemia ringan. • Kadar Hb 6,00 gr% - 7,90 gr% disebut anemia sedang. • Kadar Hb <6,00 gr% disebut anemia berat.
  • 8. Penyebab • Perdarahan hebat • Berkurangnya pembentukan sel darah merah • Meningkatnya penghancuran sel darah merah
  • 9. Klasifikasi Anemia a. Anemia defisiensi besi : penurunan jumlah sel darah merah akibat dari kekurangan zat besi. Penatalaksanaan • Oral: pemberian fero sulfat/ fero gluconat/ Na-fero bisitrat 60 mg/ hari, 800 mg selama kehamilan, 150 – 100 mg/hari. • Parenteral: pemberian ferum dextran 1000 mg (20ml) IV atau 2x10 ml/IM
  • 10. b. Anemia megaloblastik : anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat Penatalaksanaan • Asam folat 15-30 mg/ hari • Vitamin B12 3x1 tablet per hari • Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari • Pada kasus berat dan pengobatan oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi diberikan transfusi darah.
  • 11. c. Anemia hipoplastik : anemia yang terjadi akibat sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Bisa juga terjadi akibat transplantasi sumsum tulang atau transfusi darah berulang kali. Penatalaksanaan : Karena obat-obatan penambah darah tidak memberi hasil, maka satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah transfusi darah yang sering dan perlu diulang beberapa kali.
  • 12. d. Anemia hemolitik : anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih cepat hancur dari pembentukannya. Penatalaksanaan : Transfusi darah untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi bahaya hipoksia pada janin.
  • 13. 3. Abortus ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
  • 14. Macam-Macam Abortus a. Abortus imminens : perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat. Penanganan : • Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang. • Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas. • Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg. Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600- 1000 mg. • Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C. • Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
  • 15. b. Abortus insipiens : peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Penanganan : • Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan berikan morfin • Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, diusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikan ergometrin 0,5 mg IM. • Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam D5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit. • Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
  • 16. c. Abortus inkompletus : peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Penanganan : • Bila disertai shock karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah. • Setelah shock diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskular. • Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual. • Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
  • 17. d. Abortus kompletus : terjadinya pengeluaran lengkap seluruh jaringan konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Penanganan : • Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3x1 tablet selama 3-5 hari. • Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah • Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi. • Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin, dan mineral.
  • 18. e. Missed abortion : kematian janin sebelum 20 minggu, tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih, karena ada sebab-sebab tertentu. Penanganan : • Bila kadar fibrinogen normal, segera lakukan pengeluaran jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam. • Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi. • Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam. • Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam D5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
  • 19. 3. Kehamilan Ektopik Terganggu kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus. Tuba falopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik. Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba, jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, dan kanalis servikalis,
  • 20. Penanganan : Apabila keadaan penderita buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
  • 21. 4. Mola Hidatidosa kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili khorialis mengalami perubahan berupa degenerasi hodropik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1 atau 2 cm.
  • 22. Penanganan : • Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi nafas, hipertiroid/ tirotoksikosis, dan sebagainya). Resusitasi bila KU buruk. • Evakuasi jaringan mola: dengan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan induksi, pada waktu evakuasi berikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan mencegah refluks cairan mola ke arah tuba.
  • 23. Komplikasi Kehamilan Trimester III 1. Kehamilan Dengan Hipertensi Esensial kondisi permanen meningkatnya tekanan darah dimana biasanya tidak ada penyebab yang nyata. Kadang- kadang keadaan ini dihubungkan dengan penyakit ginjal, phaeochromocytoma atau penyempitan aorta, dan keadaan ini lebih sering muncul pada saat kehamilan.
  • 24. Penanganan Wanita dengan hipertensi esensial harus mendapat pengawasan yang ketat dan harus dikonsultasikan pada dokter untuk proses persalinannya. Selama tekanan darah ibu tidak meningkat sampai 150/90 mmHg berarti pertanda baik. Dia dapat hamil dan bersalin normal tetapi saat hamil dianjurkan untuk lebih banyak istirahat dan menghindari peningkatan berat badan terlalu banyak. Kehamilan tidak dibolehkan melewati aterm karena kehamilan postterm meningkatkan risiko terjadinya insufisiensi plasenta janin.
  • 25. 2. Pre Eklamsia suatu keadaan dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini biasanya timbul pada triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada mola hidatosa.
  • 26. Klasifikasi Pre Eklamsia a. Preeklamsia ringan, ciri-cirinya : • Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih (diukur pada posisi berbaring terlentang) atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. • Proteinuria 0,3 gr/lt atau 1+ sampai 2+ • Edema pada kaki, jari, muka dan berat badan naik >1 kg/mg
  • 27. Penanganan : • Rawat jalan • Banyak istirahat ( berbaring tidur miring) • Diet: cukup protein, rendah kaebohidrat, lemak, dan garam • Sedative ringan (jika tidak bisa istirahat ) tablet Febobarbital 3x30 mg peroral selama 2 hari • Kunjungan ulang tiap 1 mg
  • 28. b. Preeklamsia berat, ciri-cirinya : • Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih • Proteinuria, 5 gr/lt atau lebih • Oliguria (jumlah urine < 500 cc per 2 jam • Terdapat edema paru dan sianosis • Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium Penanganan : penanganan aktif di rumah sakit
  • 29. 3. Solusio Plasenta terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada corpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester III, walaupun dapat pula terjadi pada setiap saat dalam kehamilan. Etiologi. • Trauma • Tali pusat yang pendek • Dekompresi yang uterus mendadak • Anomaly uterus atau tumor uterus • Hipertensi kronis atau hipeertensi yang ditimbulkan karena kehamilan • Tekanan pada vena cava inferior akibat uterus yang membesar dan defisiensi gizi.
  • 30. Penanganan : • Pada ibu tergantung dari luasnya plasenta yang lepas dari dinding uterus, banyaknya perdarahan, derajat kelainan pembekuan darah, ada tidaknya hipertensi menahun atau preeklamsia, tersembunyi tidaknya perdarahannya, dan jarak waktu antara terjadinya solusio plasenta sampai pengosongan uterus. • Pada janin pada solusio berat hampir 100 % mengalami kematian. Pada solusio plasenta ringan dan sedang kematian janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus dan tuanya kehamilan. Pada kasus solusio plasenta tertentu, SC dapat mengurangi angka kematian janin. Sebagaimana pada setiap kasus perdarahan, persediaan darah secukupnya akan sangat membantu memperbaiki prognosis ibu dan janinnya.
  • 31. 4. Plasenta Previa plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
  • 32. Klasifikasi • Plasenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta • Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta • Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan • Plasenta letak rendah, plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm di atas pinggir pembukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir
  • 33. Penanganan : • Penatalaksanaan di rumah : Pasien dianjurkan harus istirahat ditempat tidur. Jika perdarahan banyak pasien dianjurkan untuk tidur miring atau menggunakan bantal dibawah pinggul kanannya untuk mencapai agar panggul miring dan menghindari supine hypotensive syndrome. • Penatalaksanaan di RS : di RS, ibu harus berbaring. Pada pemeriksaan abdomen akan taraba lunak, dengan ukuran sesuai umur kehamilan. Mungkin dibutuhkan pengkateteran. Darah diperika kadar haemoglobinnya