1) Saulus yang dahulu menganiaya umat Kristen, bertobat setelah bertemu Yesus di jalan ke Damsyik dan menjadi misionaris utama penyebar injil ke bangsa-bangsa lain. 2) Injil mulai diberitakan kepada bangsa non-Yahudi di Antiokhia dengan hasil yang luar biasa. 3) Konflik timbul mengenai apakah orang non-Yahudi perlu disunat, namun akhirnya diakui bahwa iman kepada Yesus saja
1. Pelajaran 1 untuk 01 Juli 2017
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
(Kisah Para Rasul 11:18)
“Ketika mereka mendengar hal itu,
mereka menjadi tenang, lalu
memuliakan Allah, katanya: "Jadi
kepada bangsa-bangsa lain juga Allah
mengaruniakan pertobatan yang
memimpin kepada hidup."”
2. 1) Penganiaya Orang Kristen
2) Pertobatan Saulus
3) Saulus di Damsyik
4) Injil Diberitakan Kepada Bangsa Lain
5) Dari Penganiaya menjadi Misionaris
6) Konflik dalam Gereja.
Paulus tak dapat memahami mengapa YESUS Sang Mesias itu
tersalib; baginya, hal tersebut adalah suatu penghinaan.
Namun, ia mengizinkan ROH KUDUS bekerja dalam hidupnya
dan ia bertemu YESUS dengan berhadapan muka.
Sejak saat itu, ia tidak dapat berhenti membicarakan YESUS
Yang tersalib tersebut Yang menyelamatkan dirinya dan
semua orang lain.
Rasul Paulus adalah penulis surat kepada jemaat di Galatia.
Ia memperkenalkan dirinya demikian: “Semua orang Yahudi
mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari
semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem.
Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka
mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah
hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling
keras dalam agama kita.” (Kisah Para Rasul 26:4-5).
3. PENGANIAYA ORANG KRISTEN
“Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang
Libertini -- anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari
Aleksandria -- bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-
orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan
hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.” (Kisah Para Rasul 6:9-10)
Orang Yahudi tidak dapat menyangkal pekabaran Stefanus tentang Mesias,
sehingga mereka – khususnya Saulus, menjadi sangat geram dan marah.
Mereka tidak dapat menentang
kebenaran yang disampaikan oleh
Stefanus, jadi mereka mencari saksi
palsu untuk menuduh Stefanus
bahwa ia telah berbicara
memburuk-burukkan Bait Suci dan
Hukum ALLAH (Kisah 6:11-14).
Saulus yang masih muda itu
mendukung hukuman dari
Sanhedrin. Ia menyaksikan sendiri
Stefanus dirajam dengan batu
sampai mati. (Kisah 7:58; 8:1)
4. PERTOBATAN
SAULUS
Saulus menganiaya Gereja dengan kemarahan yang
luar biasa - yang menurutnya, hal tersebut
merupakan suatu tindakan keagamaan yang benar.
Kata untuk “membinasakan” dalam ayat ini
digunakan untuk menggambarkan tindakan
menghancurkan dari seekor binatang buas (seperti
seekor babi hutan yang liar).
Pikirannya senantiasa ingin menghancurkan ajaran
sesat, namun hati nuraninya mengatakan kepadanya
bahwa Stefanus memang tidak bersalah.
Segalanya berubah saat perjalanannya ke Damsyik.
YESUS muncul di hadapan-Nya dan menunjukkan
kasih karunia-Nya. Segala alasan dalam pikirannya
untuk menolak Mesias Yang tersalib itu kini sirna.
Seperti yang ia katakan, “kepada penglihatan yang
dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.” (Kisah
26:19)
“Tetapi Saulus berusaha membinasakan
jemaat itu dan ia memasuki rumah demi
rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan
ke luar dan menyerahkan mereka untuk
dimasukkan ke dalam penjara.” (Kisah 8:3)
5. SAULUS DI
DAMSYIK
Saulus tetap buta dan tinggal di rumah
Ananias selama 3 hari. Sebagaimana
yang Ananias katakan, orang Kristen
berpikir bahwa ia berpura-pura buta.
“Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu.
Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya:
"Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah
menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui,
telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat
melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.’” (Kisah 9:17)
YESUS menunjukkan kepada Ananias
bahwa Saulus tidak sedang berpura-
pura. Setelah penglihatan Saulus pulih,
Ananias mengundangnya untuk
menyerahkan hidupnya kepada YESUS
dan membuktikannya melalui baptisan.
(Kisah para Rasul 22:16)
Tadinya ia hendak menghentikan iman
orang Kristen di Damsyik, namun ia
malah dipertobatkan menjadi seorang
ksatria pembela nama Kristus untuk
menyebarkan injil ke seantero dunia.
6. INJIL DIBERITAKAN KEPADA BANGSA LAIN
“Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene
yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan
memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.” (Kisah Para Rasul 11:20)
Antiokhia adalah kota terpenting ke-3
pada abad pertama. Kota ini memiliki
kira-kira 500,000 penduduknya yang
datang dari seantero dunia.
Perjalanan Misionaris pertamanya di
antara bangsa lain terjadi di daerah ini;
dan hasilnya sangat luar biasa.
Ketika umat Kristen di Yerusalem
mendengar tentang keberhasilan
tersebut, mereka mengirim Barnabas ke
sana. Mereka melihat kesempatan di kota
itu dan memanggil Saulus untuk datang
dan menolong barnabas.
Ketika Gereja didirikan dan telah cukup
banyak pemimpin untuk menopangnya,
ROH KUDUS memanggil Saulus untuk
memberitakan injil kepada bangsa lain.
7. Pertobatan di
Damsyik
(Kisah 9:1-18)
Berkhotbah di
Damsyik
(Kisah 9:19-22)
Ia tinggal di Arab
(Galatia 1:17)
Ia kembali ke
Damsyik dan harus
meloloskan diri
(Kisah 9:23-25)
3 tahun setelah
pertobatannya, ia
pergi ke Yerusalem
(Galatia 1:18)
Ia berkhotbah di
Siria dan Kilikia
(Galatia 1:21)
Barnabas
memanggilnya
untuk berkhotbah
di Antiokhia
(Kisah 11:25-26)
Barnabas dan
Paulus dikirim
sebagai Misionaris
(Kisah 13:1-3)
SAULUS : DARI PENGANIAYA MENJADI MISIONARIS
8. KONFLIK DALAM GEREJA
Lalu muncul suatu pertanyaan: Apa yang harus kita
lakukan kepada bangsa lain? Haruskah mereka juga
disunat dan mematuhi hukum Musa? Apakah memiliki
iman kepada YESUS saja sudah cukup?
Sidang di Yerusalem (Kisah 15) mencoba untuk
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Namun, orang Farisi yang keras kepala tetap
mengajarkan ajaran-ajaran mereka.
“Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia
dan mengajarkan kepada saudara-saudara di
situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat
istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak
dapat diselamatkan.” (Kisah 15:1)
“Sesungguhnya, aku, Paulus,
berkata kepadamu: jikalau kamu
menyunatkan dirimu, Kristus sama
sekali tidak akan berguna bagimu.”
(Galatia 5:2)
Seperti yang YESUS katakan, orang Kristen non-Yahudi
pertama adalah orang Samaria yang dikhotbahi oleh
Filipus. Kornelius adalah yang berikutnya, lalu orang
banyak di Antiokhia.
Akhirnya Saulus menyebarkan injil hingga ke Turki.
Perlahan tetapi pasti, injil dikhotbahkan ke seluruh
daerah dunia yang diketahui.
Itulah latar belakang surat kepada Jemaat Galatia
9. “Selama jam-jam yang panjang bila Saulus terkurung dengan Allah
sendirian, ia teringat akan banyak kutipan dari Kitab Suci yang
menunjuk kepada kedatangan Kristus yang pertama kalinya. Dengan
teliti ia mengikuti nubuatan, dengan suatu ingatan yang dipertajam
dengan keyakinan yang telah menguasai pikirannya. Sementara ia
membiaskan maksud nubuatan-nubuatan ini ia heran melihat
kebutaan pengertiannya …
Ia yang menjadi orang Farisi yang sombong, yakin akan pembenaran
oleh perbuatannya yang baik, sekarang tunduk di hadapan Allah
dengan kerendahan dan kesederhanaan seorang anak kecil, mengaku
ketidaklayakannya sendiri dan memohon jasa Juruselamat yang telah
tersalib dan bangkit itu. Saulus rindu untuk datang, ke dalam
keselarasan sepenuhnya dan persatuan dengan Bapa dan Anak; dan
di dalam kehebatan kerinduannya untuk keampunan dan penerimaan
ia mempersembahkan permohonan yang sungguh-sungguh kepada
takhta anugerah.
Doa-doa orang Farisi yang hendak bertobat itu tidaklah sia-sia. …
Kristus dan kebenaran-Nya menjadi kepada Saulus lebih daripada
segenap dunia.”
E.G.W. (The Acts of the Apostles, cp. 12, p. 119-120)